UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PEMECAHAN MASALAH
TENTANG PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KALASAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : Fransiska Galuh Pangesti
081134160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PEMECAHAN MASALAH
TENTANG PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KALASAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : Fransiska Galuh Pangesti
081134160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan rendah hati karya ini kupersembahkan untuk :
Orang tuaku tercinta
Dominicus Supandri dan Chatarina Lilis Suslaeli
Adikku tersayang
Marieta Sinta Dewi
Teman Special
Chandra Paska
Teman-temanku terkasih
Sr. Agnes Dinihari, FCJ, Rm. Bambang A Sipayung, SJ, Fr. Sugiarno,
SCJ, Walter Obon, Alfonso Doni Irawan,
serta semua teman-teman PGSD
Teman-teman seperjuangan “Kelompok Kolaboratif Matematika”
Isabela Resita Yulianti, Dewi Damayanti, Joko Santoso, Birgitha
Resty Yulianaji, Olivia Dewi Maharani, dan
Slamet Nugroho.
v
MOTTO
SUATU PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN
NIAT, KESUNGGUHAN, SERTA DOA
AKAN MANIS PADA AKHIRNYA
“Karena setiap orang meminta, menerima dan setiap orang
yang mencari mendapat,dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan” Mat 7:8
“Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia bergembira; Kamu akan berduka cita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” Yoh 16:20
viii
ABSTRAK
Fransiska Galuh Pangesti. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Melakukan Pemecahan Masalah Tentang Pecahan Dengan Menggunakan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.
Masalah-masalah penelitian ini adalah: (1) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan konsep pemjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan biasa, campuran, desimal, dan persen. (2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan biasa dan campuran. (3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan desimal dan persen. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran apakah pemakaian pendekatan CTL dapat meningkatkan kemempuan siswa dalam melakukan pemecahan masalah tentang pecahan di kelas IV SD Kanisius Kalasan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan alat peraga blok pecahan dan rak bilangan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skor hasil evaluasi, lembar observasi untuk guru dan siswa. Soal evaluasi dan lembar observasi ini disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Teknik analis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes evaluasi dan kinerja siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.
ix
ABSTRACT
Fransiska Galuh Pangesti. 2010. Efforts to Increase Ability About Fractions
Approach To Solving Problems Using CTL In Elementary School Fourth Grade Students Kanisius Kalasan Semester Academic Year 2009/2010.
Thesis. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.
The problems of this study are: (1) The ability of students in completing the concept and reduction pemjumlahan common fractions, mixed, decimal, and percent. (2) The ability of students in solving the problem-solving addition and subtraction of common fractions and mixed. (3) The ability of students in solving the problem-solving addition and subtraction of decimal fractions and percent. This study aims to find a figure whether the use of the CTL approach to improve kemempuan students in conducting problem-solving about fractions in fourth grade elementary Kalasan Canisius.
This was an action research Classes (PTK) using props floating blocks and rack numbers. The subjects in this study were elementary school students keles IVB Kanisius Kalasan Yogyakarta 2009/2010 academic year. Data collection tool used in this study is a result of the evaluation score, observation sheets for teachers and students. Problem evaluation and observation sheet was developed by researchers with the guidance of faculty mentors. Technical analysts study the data used for data that is by collecting the results of evaluation tests and student performance, convert raw scores into value so, find the average and compares the situation in the initial conditions.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Melakukan Pemecahan Masalah Tentang Pecahan Dengan Menggunakan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2009-2010”. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mahasiswa SI PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis cukup mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Puji Purnomo M, Si, selaku ketua program studi PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Th. Sugiarto Pudjohartono, M.T, selaku dosen pembimbing
pertama yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi
ini.
3. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd, selaku dosen pembimbing dua yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Ibu Patricia Agustin Ria Dewi, S. Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius
Kalasan yang telah memberikan peneliti ijin untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Maria Indarti Rustamti, S. Pd selaku wali kelas IV SD Kanisius Kalasan
yang telah bersedia menjadi kolabolator dan senantiasa meluangkan waktunya
untuk mendampingi dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
7. Siswa-siswi SD Kanisius Kalasan terkhusus kelas IVb SD.
8. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakata yang dengan sabar telah
membimbing dan mendidik penulis.
9. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Batasan Pengertian ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
xiii
G. Sistematika Penulisan Makalah ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Kemampuan ... 10
B. Pecahan ... 10
1. Pengertian ... 10
2. Penjumlahan dan Pengurangan ... 12
C. Penyelesaian Masalah Matematika ... 16
1. Pengertian Penyelesaian Masalah ... 16
2. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita ... 17
D. Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 18
1. Pengertian CTL ... 18
2. Komponen-komponen CTL ... 19
E. Blok Pecahan ... 21
1. Contoh penyelesaian soal cerita berupa penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut yang sama menggunakan blok pecahan ... 22
2. Contoh penyelesaian soal cerita berupa pengurangan pecahan biasa dengan penyebut tak sama menggunakan blok pecahan ... 24
xiv
4. Contoh penyelesaian soal cerita berupa penjumlahan pecahan
biasa dengan penyebut yang sama menggunakan
blok pecahan ... 29
F. Rak Bilangan ... 31
1. Contoh Soal Cerita Penjumlahan Pecahan Desimal Dalam Pemecahan Masalah Menggunakan Rak Bilangan ... 32
2. Contoh Soal Cerita Penjumlahan Pecahan Persen Dalam Pemecahan Masalah Menggunakan Rak Bilangan ... 34
G. Kerangka Berfikir ... 36
H. Hipotesa Tindakan ... 36
BAB III METODOLOGI ... 37
A. Setting Penelitian ... 37
B. Desain Penelitian ... 37
1. Rancangan Penelitian ... 37
2. Model Penelitian ... 38
C. Rencana Tindakan ... 41
1. Perencanaan ... 41
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 41
a. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Operasi Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan ... 41
xv
c. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal
dan Persen ... 44
D. Kriteria Keberhasilan ... 45
E. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 46
1. Pengumpulan Data ... 46
2. Penyusunan Instrumen ... 46
F. Analisis Data ... 49
BAB IV TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 52
A. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Pertama ... 52
1. Perencanaan ... 52
2. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Analisis Data ... 54
a. Pelaksanaan Tindakan ... 54
b. Hasil Tes dan Analisis Data ... 55
3. Refleksi ... 59
4. Kesimpulan ... 60
B. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus Kedua ... 60
1. Perencanaan ... 60
2. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil analisis Data ... 62
a. Pelaksanaan Tindakan ... 62
xvi
3. Refleksi ... 66
4. Kesimpulan ... 67
C. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran Siklus Pertama ... 67
1. Perencanaan ... 67
2. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil analisis Data ... 69
a. Pelaksanaan Tindakan ... 69
b. Hasil Tes dan Analisis Data ... 70
3. Refleksi ... 74
4. Kesimpulan ... 75
D. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Tentang Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran Siklus Kedua ... 75
1. Perencanaan ... 75
2. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil analisis Data ... 76
a. Pelaksanaan Tindakan ... 76
b. Hasil Tes dan Analisis Data ... 77
3. Refleksi ... 81
4. Kesimpulan ... 82
xvii
1. Perencanaan ... 82
2. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil analisis Data ... 83
a. Pelaksanaan Tindakan ... 83
b. Hasil Tes dan Analisis Data ... 84
3. Refleksi ... 88
4. Kesimpulan ... 89
F. Pembahasan ... 89
G. Beberapa Kelemahan Penelitian ... 91
BAB V PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN ... 95
KUNCI JAWABAN ... 156
HASIL SISWA ... 165
SURAT IZIN PENELITIAN
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Blok pecahan 8 1
dan 8 3
... 23
Gambar 2.2 Blok pecahan 8 4 ... 24
Gambar 2.3 Blok pecahan 4 3 dan 8 1 ... 25
Gambar 2.4 Blok pecahan 8 5 ... 26
Gambar 2.5 Blok pecahan 1 4 1 dan 1 4 2 ... 27
Gambar 2.6 Blok pecahan 2 4 3 ... 28
Gambar 2.7 Blok pecahan 2 2 1 dan 1 4 1 ... 30
Gambar 2.8 Blok pecahan 1 4 1 ... 31
Gambar 2.9 Rak bilangan menyatakan 0,5... 33
Gambar 2.10 Rak bilangan menyatakan 0,3 ... 33
Gambar 2.11 Rak bilangan menyatakan 0,8 ... 33
Gambar 2.12 Rak bilangan menyatakan 0,85 = 100 85 = 85% ... 35
Gambar 2.13 Rak bilangan menyatakan 0,50 = 100 50 = 50% ... 35
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan ... 46
Tabel 3.2 Format lembar pengamatan bagi siswa ... 47
Tabel 3.3 Format lembar observasi untuk guru ... 49
Tabel 3.4 Lembar kriteria penilaian soal cerita... 51
Tabel 4.1 Hasil tes tertulis peningkatan kemampuan pertama siklus pertama... 56
Tabel 4.2 Hasil pengamatan bagi siswa pada peningkatan kemampuan pertama siklus pertama ... 56
Tabel 4.3 Hasil pengamatan bagi guru pada peningkatan kemampuan pertama siklus pertama ... 57
Tabel 4.4 Hasil tes tertulis peningkatan kemampuan pertama siklus kedua ... 62
Tabel 4.5 Hasil pengamatan bagi siswa pada peningkatan kemampuan pertama siklus kedua ... 64
Tabel 4.6 Hasil pengamatan bagi guru pada peningkatan kemampuan pertama siklus kedua ... 65
Tabel 4.7 Hasil tes tertulis peningkatan kemampuan kedua siklus pertama ... 70
Tabel 4.8 Hasil pengamatan bagi siswa pada peningkatan kemampuan kedua siklus pertama ... 71
xx
siklus pertama ... 72
Tabel 4.10 Hasil tes tertulis peningkatan kemampuan kedua
siklus kedua ... 77
Tabel 4.11 Hasil pengamatan bagi siswa pada peningkatan kemampuan kedua
siklus kedua ... 78
Tabel 4.12 Hasil pengamatan bagi guru pada peningkatan kemampuan kedua
siklus kedua ... 80
Tabel 4.13 Hasil tes tertulis peningkatan kemampuan ketiga ... 84
Tabel 4.14 Hasil pengamatan bagi siswa pada peningkatan
kemampuan ketiga ... 86
Tabel 4.15 Hasil pengamatan bagi guru pada peningkatan
kemampuan ketiga ... 87
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peningkatan
Kemampuan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Siklus Pertama ... 96
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Peningkatan Kemampuan Konsep
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus Pertama ... 99
Lampiran 3 Soal Evaluasi Peningkatan Kemampuan Konsep Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Siklus Pertama ... 105
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peningkatan
Kemampuan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Siklus Kedua ... 109
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Peningkatan Kemampuan Konsep
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus Kedua ... 112
Lampiran 6 Soal Evaluasi Peningkatan Kemampuan Konsep Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Siklus Kedua ... 119
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peningkatan
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran
Siklus Pertama ... 123
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) Peningkatan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
xxii
Lampiran 9 Soal Evaluasi Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran
Siklus Pertama ... 130
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peningkatan
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran Siklus Kedua ... 134
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) Peningkatan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Biasa dan Campuran Siklus Kedua ... 137
Lampiran 12 Soal Evaluasi Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran
Siklus Kedua ... 141
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan Desimal dan Persen ... 145
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan Desimal dan Persen ... 148
Lampiran 15 Soal Evaluasi Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang sangat penting dan berguna bagi
kehidupan kita. Namun, bukan hal yang asing lagi bahwa pelajaran
Matematika juga menjadi pelajaran yang dianggap paling sulit bagi sebagian
besar siswa. Hal ini karena pelajaran Matematika harus melibatkan
banyaknya perhitungan dengan rumus-rumus yang melibatkan angka dan
logika. Karena itulah setiap mengikuti pelajaran Matematika, siswa sudah
merasa takut, bosan, dan kesulitan terlebih dahulu.
Salah satu materi yang selama ini dianggap sebagai kesulitan siswa
adalah mengenai bilangan pecahan. Sebenarnya, materi pecahan sudah
dikenalkan pada siswa sejak mereka duduk di Kelas III Semester 2, yaitu
mengenai pecahan sederhana yang menekankan pada pengenalan konsep
bilangan pecahan; membandingkan nilai pecahan; dan memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Kemudian, materi pecahan ini
dilanjutkan diajarkan di Kelas IV Semester 2, yang mulai berkembang yaitu,
menjelaskan arti pecahan dan urutannya; menyederhanakan berbagai bentuk
pecahan; menjumlahkan pecahan; mengurangkan pecahan; dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan. Dengan demikian
pecahan. Namun, pada kenyataannya masih saja ada siswa yang belum
mampu melakuan operasi hitung tersebut.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal
Matematika pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan terlihat dalam materi
pecahan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, 31 siswa dari 38 siswa
atau sekitar 82% siswa belum memperoleh nilai di atas KKM. Nilai KKM
yang ditentekan oleh sekolah yaitu 60.
Penyebab rendahnya siswa yang mencapai KKM karena, siswa
masih mengalami kesulitan mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan
yang berbeda penyebut. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan pada
soal pemecahan masalah. Hal ini karena, selain siswa dituntut untuk mampu
berhitung konsep penjumlahan dan pengurangan juga dituntut untuk
menyelesaikan soal dengan menggunakan beberapa tahap. Tahap-tahap ini
sebagai berikut:
1. Siswa dituntut untuk menyusun kalimat Matematika dengan bahasanya
sendiri agar soal mudah dipahami,
2. Setelah mengerti jalan cerita dari soal tersebut, siswa dituntut untuk
menyelesaikan soal cerita tersebut secara matematis dengan caranya
sendiri, dan
3. Terakhir, siswa dituntut menyimpulkan kembali hasil operasi matematis
tersebut dengan kalimat Matematika yang jelas sesuai dengan
Oleh karena itu, agar pada materi pecahan siswa mendapatkan hasil
yang baik, tentunya dibutuhkan alat peraga konkrit untuk memperjelas
pembahasan materi ini. Siswa SD lebih menyukai dan mudah memahami
materi dengan menggunakan benda-benda konkrit yang ada di sekitar siswa,
yang dapat mereka lihat dan raba saat belajar, dibandingkan benda yang
abstrak. Oleh karena itu, pada materi bilangan pecahan ini peneliti
membatasi penelitian dengan menggunakan pendekatan CTL.
Mengingat peranan Matematika yang sangat penting serta rendahnya
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Matematika pada siswa
kelas IV SD Kanisius Kalasan, maka penulis mengambil judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Melakukan Pemecahan Masalah Tentang Pecahan Dengan Menggunakan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membatasi penelitian
mengenai materi bilangan pecahan Kelas IV Semester genap tahun ajaran
2009/2010. Materi tersebut dipilih untuk mencapai standar kompetensi,
yaitu: 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, dan kompetensi dasar, yaitu: 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.
Peneliti membatasi penelitian pada peningkatan kemampuan siswa
hitung ini dibatasi hanya pada operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan, baik pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal,
dan pecahan persen. Besar pecahan hanya dibatasi sampai bilangan puluhan.
Untuk menyelesaikan masalah ini digunakan pendekatan CTL dengan
model alat peraga blok pecahan lingkaran untuk penjumlahan dan
pegurangan bilangan pecahan biasa dan pecahan campuran, dan rak
bilangan untuk menjelaskan pecahan desimal.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah yaitu: Apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan masalah pada siswa kelas
IV SD Kanisius Kalasan semester genap tahun ajaran 2009/2010?
D. Batasan Pengertian
Adapun batasan pengertian dari PTK yang akan dibahas dalam
makalah ini diantaranya, yaitu:
1. Pengertian kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita
berusaha dengan diri sendiri.
2. Pengertian Pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.
3. Pengertian penyelesaian masalah adalah sebuah kegiatan penyelesaian
masalah yang melibatkan usaha individu untuk mencapai tujuan dengan
4. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah model pembelajaran
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
5. Blok pecahan adalah sebuah alat yang berbentuk lingkaran maupun
persegi yang terbuat dari kertas mika maupun HVS, yang bagiannya
diarsir berdasarkan nilai pecahannya, yang dapat dilihat jelas dari setiap
sudut kelas.
6. Rak bilangan adalah tempat (wadah) yang terbuat dari susunan beberapa
rak (botol pelastik) sebagai tempat untuk menyimpan sedotan
(menyatakan jumlah bilangan) untuk mempelajari nilai tempat suatu
bilangan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah penelitian di atas, maka tujuan yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pendekatan CTL dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
pemecahan masalah tentang pecahan siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan
semester genap tahun ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut menambah wawasan tentang
salah satu penggunaan pendekatan pembelajaran, yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika
tentang bilangan pecahan.
2. Secara praktis:
a. Bagi peneliti
Memberikan banyak pengalaman berharga dalam menerapkan
pembelajaran Matematika dengan materi bilangan pecahan berupa
penyelesaian masalah dengan menggunakan pendekatan CTL model
alat peraga blok pecahan, dan rak bilangan.
b. Bagi siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan
Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Serta membuat siswa lebih mudah mengingat materi dan lebih
terampil dalam mengerjakan soal pemecahan masalah tentang
pecahan.
c. Bagi rekan-rekan guru
Sebagai salah satu contoh model pembelajaran yang dapat disajikan
sebagai alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dan
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan CTL modela alat
d. Bagi sekolah
Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan
bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi
inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian yang sama maupun
penelitian lain.
G. Sistematika Penulisan Makalah
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Pada bagian BAB I PENDAHULUAN
terdiri dari atas latar belakang berupa gambaran singkat mengenai judul
yang dibuat penulis; batasan masalah berupa hal yang dibatasi dari
penelitian yang akan penulis lakukan; rumusan masalah berupa pertanyaan
singkat dari masalah dalam penelitian yang akan dilakukan penulis; batasan
pengertian berisi pengertian-pengertian penting dari isi pembahasan yang
dibuat penulis; tujuan penelitian berupa jawaban dari rumusan masalah yang
dibuat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian; manfaat penelitian
berisi harapan bagi semua pihak yang telah membaca skripsi ini dari
penelitian yang dilaksanakan penulis; dan sistematika penulisan makalah
berupa gambaran singkat dari tiap-tiap bab atau pembahasan penelitian,
BAB II KAJIAN TEORI terdiri dari penegertian dari kemampuan;
pengertian dari penyelesaian masalah Matematika serta langkah-langkah
dari penyelesaian soal pemecahan masalah; pengertian dari Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan komponen-komponen yang ada di
kerangka berfikir berupa gambaran singkat dari apa yang diharapkan penulis
dengan menggunakan pendekatan CTL model alat peraga balok pecahan
dan rak bilangan; hipotesis tindakan berupa hipotesa penulis dalam
penelitian yang akan dilaksanakan. BAB III METODELOGI terdiri dari
setting penelitian berupa waktu, tempat, subyek, dan obyek penelitian;
desain penelitian berupa gambaran singkat mengenai peran penulis dan
kolaborator dalam penelitian; rencana penelitian berupa gambaran singkat
mengenai kegiatan-kegiatan yang akan penulis dalam tiap-tiap siklus;
pengumpulan data dan instrumennya berupa cerita dalam pengumpulan data
serta jenis instrumen dalam penelitian; dan analisis data berupa cara yang
digunakan penulis dalam mengolah dan memnganalisis. BAB IV
TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN terdiri dari hasil peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
biasa, campuran, desimal, dan persen siklus pertama; hasil peningkatan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan biasa, campuran, desimal, dan persen siklus
kedua; hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan biasa dan
campuran siklus pertama; hasil peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan biasa dan campuran siklus kedua; hasil peningkatan kemampuan
pengurangan bilangan desimal dan persen. BAB V PENUTUP terdiri dari
kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan saran dari
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan
Pada dasarnya setiap manusia diberi kemampuan yang sama,
namun sering kali hasil yang diperoleh berbeda. Hal ini sesuai dengan
bagaimana cara orang tersebut dalam mengelola kemampuan yang
dimilikinya. Banyak orang yang tidak sadar bahwa kemampuannya itu dapat
dikembangkan semaksimal mungkin dengan cara belajar. Untuk mengtahui
lebih lanjut mengenai pengertian kemampuan, peneliti memiliki beberapa
definisi, yaitu:
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:707), kemampuan dapat
diartikan dengan kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha
dengan diri sendiri.
• Menurut Kamisa (1997:357), kemempuan berarti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, kekayaan.
• Menurut Monks dalam Damayanti (2006:98), secara ringkas dapat
dikatakan bahwa kemampuan adalah sesuatu yang akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
B. Pecahan
1. Pengertian
Menurut Heruman, (2007:43) pecahan dapat diartikan sebagai
pecahan adalah bagian dari keseluruhan yang berukuran sama, yang berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil. Bilangan pecahan dilambangkan dengan b a
, di mana a disebut
dengan pembilang dan b disebut sebagai penyebut, dan garis yang
memisahkan di baca per. Misalnya: 5 3
,dapat dibaca tiga per lima.
Ada 7 macam pecahan, antara lain : pecahan biasa (pecahan
murni), pecahan campuran, pecahan senilai, pecahan desimal, persen,
permil, dan pecahan semu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1991:739), pecahan biasa (pecahan murni) adalah bilangan yang
penyebutnya lebih besar daripada pembilang. Contohnya pecahan 2 1
.
Pecahan campuran yaitu bilangan yang lambang terdiri dari bilangan
pecahan asli dan pecahan biasa (murni). Contohnya pecahan 1 2 1
. Menurut
Sukajati (2008: 14) Pecahan senilai adalah bilangan di mana pembilang dan
penyebut dapat dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.
Contohnya pecahan 3 1 = 6 2 = 12 4
. Pecahan desimal adalah bilangan yang
penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10. Contohnya
lambang desimal dari 10
3
adalah 0,3, dibaca nol koma tiga. Persen (%)
merupakan pecahan yang penyebutnya 100. Contohnya 100
3
, biasa ditulis
1000. Contohnya pecahan 1000
150
biasa ditulis 150 ‰. Pecahan semu/
pecahan palsu yaitu bilangan yang pembilang dan penyebutnya bernilai
sama. Contohnya 2 2
, 4 4
.
Operasi pada pecahan dibedakan menjadi 4, yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Penjumlahan dapat dilakukan
dengan cara menambahkan dua bilangan atau lebih. Pengurangan dapat
dilakukan dengan cara mengurangkan dua bilangan atau lebih. Perkalian
dapat diartikan sebagai penjumlahan yang berulang. Pembagian dapat
diartikan sebagai pengurangan yang berulang.
2. Penjumlahan dan Pengurangan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984:425),
menjumlah berarti hitungan bertambah. Penjumlahan bias
dilambangkan dengan +. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1984:541), dikurangi berarti disusuti atau diambil. Pengurangan biasa
dilambangkan dengan - .
Dalam skripsi ini penulis membatasi pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa, campuran, desimal, dan persen. Beberapa
a. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa • Penjumlahan
Penjumlahan ini dilakukan dengan menjumlahkan
pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tidak ikut
dijumlahkan. Misalnya: = + 7 3 7 2 Cara penyelesaian: 7 5 7 3 2 7 3 7
2+ = + =
• Pengurangan
Operasi hitung pengurangan sama halnya dengan
penjumlahan. Pertama, samakan penyebut dengan KPK kedua
bilangan terlebih dahulu (mencari bentuk pecahan yang
senilai). Kedua, jumlahkan pecahan baru seperti pada
penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Misalnya:
= − 3 2 9 8 Cara penyelesaian:
Penyebut kedua pecahan adalah 9 dan 3 dengan KPK adalah 9
9 2 9 6 9 8 3 3 3 2 9 8 3 2 9
8 = − =
b. Operasi Hitung Pengurangan dan Penjumlahan Pecahan Campuran
• Penjumlahan
Pada pecahan campuran yang memiliki penyebut sama,
pertama-tama jumlahkan terlebih dahulu kedua bilangan asli
yang berbeda di depan bilangan pecahan biasa. Kedua,
jumlahkan kedua pecahan biasa. Ketiga, jumlahkan hasil dari
penjumlahan bilangan asli dan bilangan pecahan biasa untuk
mendapatkan hasil akhir.
= + 4 2 1 4 1 2 Cara penyelesaian: 4 3 3 4 3 3 ) 4 2 4 1 ( ) 1 2 ( 4 2 1 4 1
2 + = + + + = + =
• Pengurangan
Dalam operasi hitung pengurangan bilangan pecahan
campuran, sama halnya dengan langkah pada penjumlahan
bilangan campuran. Pertama-tama kurangkan terlebih dahulu
kedua bilangan asli yang berbeda di depan bilangan pecahan
biasa. Kedua, kurangkan kedua pecahan biasa. Ketiga,
kurangkan hasil dari pengurangan bilangan asli dan bilangan
pecahan biasa untuk mendapatkan hasil akhir.
Cara penyelesaian:
Penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 6 dengan KPK adalah 6
6 5 3 6 5 3 ) 6 5 6 10 ( 3 ) 6 5 2 3 2 5 ( ) 1 4 ( 6 5 1 3 5
4 − = + − = + =
× × + − = − Jadi, 6 5 6 5 1 3 5
4 − =
c. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal
Dalam mempelajari operasi hitung pecahan desimal
sebaiknya siswa diajarkan cara membedakan kedudukan bilangan
pada pecahan desimal. Misalnya:
• Penjumlahan
0,4 + 0,3 =
+ 7 , 0 3 , 0 4 , 0
Persepuluhan 4 + 3 = 7
Satuan 0 + 0 = 0
Jadi, 0,4 + 0,3 = 0,7
• Pengurangan
+
3 , 0
2 , 0
5 , 0
Persepuluhan 5 – 2 = 3
Satuan 0 – 0 = 0
Jadi, 0,5 – 0,2 = 0,3.
b. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Persen
Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
persen, misalnya:
• 23% + 12% =
Cara penyelesaian:
23% + 12% = 35 %
• 35% - 24% =
Cara penyelesaian:
35% - 24% = 11%
C. Penyelesaian Masalah Matematika 1. Pengertian Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah pada skripsi yang ingin penulis bahas yaitu
berupa soal cerita. Menurut Akbar Sutawidjaja, dkk (1991:45),
masalah yang melibatkan usaha individu untuk mencapai tujuan dengan
cara yang belum pernah dialami sebelumnya.
Dengan cerita yang kontekstual atau sesuai pengalaman yang
dekat dengan lingkungan siswa diharapkan siswa memiliki gambaran
yang lebih jelas terhadap materi pecahan, walaupun siswa belum pernah
mengalami sebelumnya. Dalam penyelesaian masalah pada soal cerita
siswa tidak hanya mengerjakan operasi hitung berupa angka-angka saja,
tetapi siswa juga harus tahu terlebih dahulu cerita yang sedang
ditanyakan. Dengan ini siswa diharapkan menjadi lebih terbiasa
menyelesaikan masalah-masalah nyata di lingkungannya.
2. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita
Langkah-langkah dalam penyelesaian soal cerita, diantaranya
adalah:
a. Siswa menyusun kalimat Matematika dengan bahasanya sendiri
agar soal mudah dipahami. Contoh :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini :
Diketahui : ………
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
b. Siswa menyelesaikan soal cerita tersebut secara matematis dengan
caranya sendiri. Contoh:
• Kerjakan dengan caramu sendiri :
Jawab : ……….
c. Siswa menyimpulkan kembali hasil operasi matematis tersebut
dengan kalimat Matematika yang jelas sesuai dengan bahasanya
sendiri. Contoh:
• Tulislah dengan bahasamu sendiri kesimpulan dari jawabanmu :
Jadi, ………..
D. Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL
Anak SD di Indonesia umumnya berada pada tahap
perkembangan oprasional kongkret. Hal ini karena pada umumnya umur
mereka berkisar dari 7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini menurut Peaget
anak belajar menggunakan benda-benda kongkret. Oleh karena itu untuk
mempermudah siswa paham dalam pelajaran dibutuhkan juga
benda-benda konkret untuk memperjelas gambaran mereka akan pelajaran
yang mereka terima. Benda konkret ini pun sebaiknya benda-benda
yang tidak asing dan berada di sekitar lingkungan mereka (contextual).
Salah satu pendekatan yang menekankan pada pembelajaran
kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa adalah dengan
Pendekatan Kontekstual atau yang biasa di kenal dengan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Adapun beberapa pengertian mengenai
CTL, antara lain:
• Menurut US Departement of Education dalam Doantara Yasa
(ipotes.wordpress.com), Pendekatan Kontekstual atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
• Menurut Yatim Riyanto (2008:165), Pendekatan Kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL)merupakan model
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
2. Komponen-komponen CTL
Terdapat tujuh komponen yang terlibat dalam Pembelajaran
Kontekstual, yaitu:
a. Konstruktivisme (Contructivism), dalam konstruktivisme proses
hanya sekedar menghafal melainkan berproses. Di mana siswa
sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang
dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya.
b. Bertanya (Questioning), maksudnya semua pengetahuan berasal
dari bertanya. Dengan bertanya dapat mencairkan ketegangan,
menggali informasi, meningkatkan motivasi, dan memfokuskan
perhatian siswa.
c. Menemukan (Inquiri), maksudnya menemukan merupakan bagaian
inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, hal itu karena
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community), maksudnya pada
konsep masyarakat belajar ini menyarankan hasil pembelajaran
diperoleh dari hasil kerjasama yang diperolah dari ‘sharing’ antar
teman, maupun antar kelompok. Dengan membentuk masyarakat
belajar melatih siswa untuk saling berbagi, membantu, mendorong,
dan menghargai sesama.
e. Pemodelan (Modeling), maksudnya dengan adanya model untuk
dicoba konsep akan lebih mudah dipahami atau bahkan dapat
menambahkan ide baru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan
siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan
agar siswanya melakukan.
f. Refleksi (Reflection), maksudnya berfikir, merenungkan, dan
mengevaluasi apa yang telah dilakukan, sebagai koreksi,
perbaikan, dan peningkatan diri. Realisasinya dalam pembelajaran,
guru dapat menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan
refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang
diperoleh hari itu.
g. Asesmen Otentik (Authentic Assesment), maksudnya proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran
perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL,
gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar
bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang
benar.
E. Blok Pecahan
Salah satu model alat peraga yang mempunyai fungsi penting dalam
mengenalkan konsep, membandingkan dan mengurutkan, serta menjumlah
dan mengurangkan pecahan yaitu dengan blok pecahan. Adapun pengertian
dari blok pecahan itu sendiri adalah sebuah alat yang berbentuk lingkaran
maupun persegi, yang terbuat dari kertas mika maupun HVS, yang
setiap sudut kelas. Baik siswa yang duduk di samping kiri/ kanan, depan
maupun belakang.
Peneliti membatasi penggunaan blok pecahan lingkaran dalam
penelitian ini sebagai alat bantu menyelesaikan soal cerita dan penyelesaian
operasi konsep pengurangan dan penjumlahan. Penggunaan blok pecahan
ini digunakan pada penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dan
pecahan campuran.
Cara penggunaan blok pecahan yaitu dengan cara menggabungkan
antara kertas mika dengan kertas mika untuk menghitung operasi
penjumlahan. Dengan cara menggabungkan kertas mika dan kertas HVS
untuk menghitung operasi pengurangan. Misalnya:
1. Contoh penyelesaian soal cerita berupa penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut sama menggunakan blok pecahan:
Misalnya : Pada hari minggu paman datang membelikan Andi 8 1
kg
rambutan. Kemudian ia diberi lagi 8 3
kg oleh ibunya.
Berapa jumlah rambutan milik Andi sekarang?
Jawab :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini :
Diketahui : Paman membelikan 8 1
kg rambutan. Diberi oleh ibu 8 3
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
Ditanyakan : jumlah rambutan milik Andi sekarang.
• Kerjakan dengan caramu sendiri:
Jawab : 8 4 8 3 8 1+ =
• Tulislah dengan bahasamu sendiri kesimpulan dari jawabanmu:
Jadi, jumlah rambutan milik Andi sekarang adalah 8 4
kg.
Peragaan blok pecahannya :
Gambar 2.1 Blok pecahan
8 1 dan 8 3
Peragakan blok pecahan mika yang bernilai 8 1
dan blok pecahan
mika yang bernilai 8 3
seperti gambar di atas.
Kemudian, tumpuklah arsiran pada blok pecahan 8 1
bersebelahan
dengan arsiran pada blok pecahan 8 3
, sehingga membentuk gambar
di bawah ini:
Gambar 2.2 Blok pecahan
8 4
Terakhir jumlahkanlah semua arsiran pada lingkaran. Jumlah
arsiran pada gambar di samping ada 4. Jadi, + =
8 3 8 1
8 4
.
2. Contoh penyelesaian soal cerita berupa pengurangan pecahan biasa dengan penyebut berbeda menggunakan blok pecahan:
Misalnya : Pak Joko mempunyai kue sebesar 4 3
bagian. Sesampainya di
sekolah kue itu ia berikan kepada Ano 8 3
bagiannya.
Sekarang berapa sisa kue yang dimiliki Pak Joko?
Jawab :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini:
Diketahui : Pak Joko punya kue 4 3
bagian. Diberikan pada Ano 8 1
bagian.
Ditanyakan: Sisa kue yang dimiliki Pak Joko sekarang.
• Kerjakan dengan caramu sendiri:
Jawab: 8 5 8 1 6 8 1 4
3− = − =
• Tulislah dengan bahasamu sendiri kesimpulan dari jawabanmu:
Jadi, sisa coklat kakak sekarang adalah 6 4
bagian.
Peragaan blok pecahannya
Gambar 2.3 Blok pecahan
4 3
dan
8 1
Peragakan blok pecahan mika yang bernilai 4 3
dengan arsiran
hitamdan blok pecahan kertas HVS yang bernilai 8 1
dengan arsiran
merah seperti gambar di atas. Kemudian, tumpuklah arsiran pada
blok pecahan 4 3
dengan arsiran pada blok pecahan 8 1
, sehingga
membentuk gambar pada halaman selanjutnya:
Gambar 2.4 Blok pecahan
8 5
Terakhir, hitung sisa arsiran yang tidak tertumpuk arsiran merah
pada lingkaran. Sisa arsiran yang tidak tertumpuk ada 5. Jadi,
8 5 8
1 6 8 1 4
3− = − =
.
3. Contoh penyelesaian soal cerita berupa penjumlahan pecahan campuran dengan penyebut sama menggunakan blok pecahan:
Misalnya : Rudi akan membuat 2 buah jenis kue untuk merayakan
Natal. Untuk kue pertama dibutuhkan 1 4 1
kg tepung terigu.
Untuk kue kedua dibutuhkan 1 4 2
kg tepung terigu. Berapa
kg tepung terigu yang dibutuhkan untuk membuat kedua
jenis kue?
Jawab :
Diketahui : Kue jenis pertama menghabiskan 1 4 1
kg tepung terigu.
Kue jenis kedua menghabiskan 1 4 2
kg tepung terigu.
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
Ditanyakan : jumlah tepung terigu yang digunakan untuk membuat kedua jenis kue.
• Kerjakan dengan caramu sendiri:
Jawab :
4 3 2 4 2 4 1 1 1 4 2 1 4 1
1 ⎟=
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + + = +
• Tulislah dengan bahasamu sendiri kesimpulan dari jawabanmu:
Jadi, jumlah tepung terigu yang digunakan untuk membuat kedua
jenis kue adalah 4 3 2 kg.
Peragaan blok pecahannya :
Gambar 2.5 Blok pecahan 1
4 1
dan 1
4 2
Pertama, peragakan blok pecahan 1 4 1
berupa 1 blok pecahan mika
utuh dan blok pecahan mika senilai 4 1
. Peragakan blok pecahan 1 4 2
berupa 1 blok pecahan mika utuh dan blok pecahan mika senilai 4 2
,
seperti pada gambar di atas.
Gambar 2.6 Blok Pecahan 2
4 3
Selanjutnya, jumlahkan blok pecahan utuh dengan blok pecahan utuh
dan gabungkan arsiran pada blok pecahan 4 1
bersebelahan dengan
blok pecahan yang bernilai 4 2
seperti pada gambar di atas.
Kemudian jumlahkan seluruhnya. Dari gambar, terlihat 2 buah blok
pecahan mika utuh dan 3 buah arsiran pada blok yang bernilai 4 3 . Jadi, 4 3 2 4 2 4 1 1 1 4 2 1 4 1
1 ⎟=
4. Contoh penyelesaian soal cerita berupa pengurangan pecahan campuran dengan penyebut berbeda menggunakan blok pecahan:
Misalnya : Ibu memiliki 2 2 1
kg telur di lemari. Peter mengambil 1 4 1
kg
telur untuk membuat martabak kesukaannya. Berapa kg sisa
telur ibu di dalam lemari sekarang?
Jawab :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini :
Diketahui : Ibu memiliki 2 2 1
kg telur. Peter mengambil 1 4 1
kg telur
ibu.
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
Ditanyakan : sisa telur ibu di dalam lemari sekarang.
• Kerjakan dengan caramu sendiri:
Jawab : 2 2 1 - 1 4 1 = 4 1 1 4 1 2 1 4 1 2 1 1
2 ⎟=
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + −
• Tulislah dengan bahasamu sendiri kesimpulan dari jawabanmu:
Jadi, sisa telur ibu di dalam lemari sekarang 4 1 1 kg.
Gambar 2.7 Blok pecahan 2
2 1
dan 1
4 1
Pertama, Peragakan blok pecahan mika bernilai 2 2 1
, yaitu berupa 2
buah blok pecahan utuh dan 1 blok pecahan yang bernilai 2 1
dengan
arsiran hitamserta peragakan blok pecahan kertas HVS bernilai 1 4 1 ,
yaitu berupa 1 buah blok pecahan utuh dan 1 buah blok pecahan
yang bernilai 4 1
dengan arsiran merahseperti gambar di atas.
Kedua, tumpuklah 1 blok pecahan utuh dengan arsiran hitam dengan
1 blok pecahan utuh dengan arsiran merah sebagai tanda
mengurangi. Serta tumpuk arsiran pada blok pecahan 2 1
dengan
arsiran pada blok pecahan 4 1
, sehingga membentuk gambar pada
halaman selanjutnya:
Gambar 2.8 Blok pecahan 1
4 1
Terakhir, hitung jumlah arsiran yang tidak tertumpuk arsiran merah
pada lingkaran. Sisa arsiran yang tidak tertumpuk ada 1 blok
pecahan utuh dan blok pecahan yang bernilai 4 1
. Jadi,
2 2 1 - 1 4 1 = 4 1 1 4 1 2 1 4 1 2 1 1
2 ⎟=
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − .
F. Rak Bilangan
Pada pembahasan mengenai bilangan desimal dan persen penulis
menggunakan alat peraga lain. Alat ini disebut rak bilangan. Rak bilangan
dalam penelitian ini adalah terdiri dari 5 buah botol plastik yang tersusun
berjajar. Botol yang tersusun dari kiri ke kanan, yaitu: botol per seratusan,
botol per sepuluhan, botol satuan, botol puluhan, dan botol ratusan. Rak
bilangan ini digunakan dengan cara memasukan sedotan ke dalam botol
sebagai jumlah suatu bilangan.
Rak bilangan sendiri berarti tempat (wadah) yang terbuat dari
susunan beberapa rak (botol plastik) sebagai tempat untuk menyimpan
sedotan (menyatakan jumlah bilangan) untuk mempelajari nilai tempat suatu
memperjelas siswa mengenai bilangan pecahan decimal maupun persen.
Contoh penggunaan rak bilangan:
1. Contoh Soal Cerita Penjumlahan Pecahan Desimal Dalam Pemecahan Masalah Menggunkan Rak Bilangan
Misalnya : Bu Dewi baru saja memanen mangga di kebunya. Hari
pertama ia memanen 0,5 kwintal mangga. Pada hari kedua
ia memanen 0, 3 kwintal mangga. Berapa kwintal jumlah
mangga yang dipanen Bu Dewi pada hari pertama dan
kedua?
Jawab :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini :
Diketahui : Hari pertama dipanen 0,5 kwt. Hari kedua dipanen 0,3
kwt.
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
Ditanyakan : jumlah mangga yang dipanen Bu Dewi pada hari
pertama dan kedua.
• Kerjakan dengan caramu sendiri:
Jawab : 0,5 + 0,3 = 0,8
Jadi, jumlah mangga yang dipanen Bu Dewi pada hari pertama dan kedua adalah 0,8 kwintal.
Peragaan blok pecahannya :
Gambar 2.9 Rak bilangan menyatakan 0,5
Pertama-tama masukkan 5 buah sedotan pada botol per sepuluhan
yang berarti 0,5 seperti pada gambar di atas.
Gambar 2.10 Rak bilangan menyatakan 0,3
Kemudian, masukkan 3 buah sedotan ke dalam botol per sepuluhan
yang berarti 0,3 seperti pada gambar di atas.
Gambar 2.11 Rak bilangan menyatakan 0,8
Per seratusan Per
sepuluhan Satuan
Puluhan Ratusan
Per seratusan Per
sepuluhan Satuan
Puluhan Ratusan
Per seratusan Per
sepuluhan Satuan
Selanjutnya, jumlahkanlah banyak sedotan yang ada di dalam botol
tersebut seperti pada gambar di atas.
Jadi, 0,5 + 0,3 = 0,8
2. Contoh Soal Cerita Pengurangan Pecahan Persen Dalam Pemecahan Masalah Menggunakan Rak Bilangan
Misalnya : Doni membawa botol minum yang berisi 85% air. Pada saat
istirahat ia meminum 35% air dalam botol minumnya.
Berapakah persen sisa air minum Doni dalam botol
minumnya sekarang?
Jawab :
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang kamu ketahui dari soal ini :
Diketahui : Membawa 85% air. Diminun 35% air.
• Tulislah dengan bahasamu sendiri apa yang ditanyakan dari soal ini :
Ditanyakan : sisa air minum dalam botol sekarang
• Kerjakan dengan caramu sendiri: Jawab : 85% – 35% = 50%
Jadi, sisa air minum pada botol minum Doni sekarang adalah 50%.
Peragaan rak bilangannya :
Gambar 2.12 Rak bilangan menyatakan 0,85 =
100 85
= 85%
Pertama-tama masukkan 8 buah sedotan pada botol per
sepuluhan dan 5 buah sedotan pada botol per seatusan, yang
artinya 0,85 seperti pada gambar di atas. Kemudian, ambillah 3
buah sedotan dari botol per sepuluhan dan 5 buah sedotan pada
botol per seratusan sebagai arti pengurangan senilai 0,35.
Gambar 2.13 Rak bilangan menyatakan 0,50 =
100 50
= 50%
Selanjutnya, hitunglah sisa sedotan yang ada di dalam botol
tersebut seperti pada gambar di atas.
Jadi, 85% - 35% = 50%
Per Sepuluhan Ratusan Puluhan Satuan
Per Seratusan
Satuan
Per Seratusan Per
Sepuluhan Puluhan
G.
Kerangka BerfikirDengan menggunakan pendekatan CTL, soal pada materi
pemecahan masalah adalah berupa soal cerita. Soal cerita dibuat
berdasarkan hal-hal atau fenomena yang nyata dan dekat di lingkungan
siswa. Untuk semakin memperjelas isi cerita, blok pecahan serta rak
bilangan dapat membantu siswa dalam memberikan gambaran nyata,
sebagai pengganti dari benda yang diceritakan tersebut.
Diharapkan dengan soal yang berisi cerita tentang kehidupan
sehari-hari anak menjadi cepat paham, karena siswa merasa mereka
mengalami kejadian dalam cerita itu. Dengan digunakannya blok pecah dan
rak bilangan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa agar lebih
terbantu dalam menghitung operasi pecahan.
H. Hipotesa Tindakan
Adapun hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran yang menekankan pada pendekatan CTL model alat peraga
blok pecahan dan rak bilangan akan dapat meningkatkan kemampuan siswa
37
BAB III
METODOLOGI
A. Seting Penelitian 1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada minggu ke dua bulan
Maret 2010.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Kanisius
Kalasan. SD Kanisius Kalasan bertempat di Jalan Jogja-Solo km 13,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, 55571.
3. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD
Kanisius Kalasan yang berjumlah 38 siswa.
4. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam melakukan
pemecahan masalah bilangan pecahan.
B. Desain Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini didasarkan atas dasar penelitian
payung yang diadakan oleh Program Studi PGSD. Adapun dosen yang
Pudjohartono, M.T. dan Drs. A. Sardjana. Di mana dalam penelitian ini,
dosen berperan sebagai pemberi masukan mengenai pendekatan yang
digunakan, serta merancang model alat peraga yang akan dipakai dalam
penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti berperan dalam mengembangkan
pembelajaran serta merealisasikan pemakaian alat peraga yang telah
dikembangkan dan berkolaborasi dengan guru kelas. Guru kelas dalam
penelitian ini disebut sebagai mitra guru, yaitu guru yang mengampu
mata pelajaran Matematika di kelas IVB SD Kanisius Kalasan
Yogykarta yang nantinya akan berperan sebagai pelaksana pengajar.
Selain mengembangkan dan merealisasikan pemakaian alat
peraga, tugas peneliti dalam penelitian ini juga adalah sebagai observer
terhadap mitra guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Hasil dari observasi ini nantinya akan digunakan peneliti
sebagai bahan refleksi dalam melaksanakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
2. Model Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih model penelitian dari
Kemmis dan Taggart dalam buku ”Metode Penelitian Tidakan Kelas”
karangan Wiraatmadja (2005:66) seperti yang terlihat dalam gambar di
Gambar 3.1 Alur model Penelitian Tindakan Kelas
Dalam gambar tersebut dijelaskan alur penelitian tindakan yang
akan dilakukan. Alur pertama berupa perencanaan. Penelitian ini
direncanakan sebelumnya untuk memperbaiki masalah yang terdapat di
dalam kelas. Dalam penelitian ini perencanaan yang ingin dilakukan yaitu
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita berupa penjumlahan
dan pengurangan pecahan siswa kelas IV. Masalah ini ditentukan dari hasil
pretes dan wawancara dengan guru kelas yang bersangkutan. Dari
pengamatan tersebut peneliti kemudian menyusun rencana tindakan untuk
meningkatkan kemampuan yang permasalahan yang terkait.
Pada penelitian ini terdapat 3 buah kemampuan yang ingin
ditingkatkan. Ketiga kemampuan tersebut adalah (1) peningkatan
kemampuan menyelesaikan operasi konsep penjumlahan dan pengurangan
pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal, dan persen). (2) peningkatan
kemampuan menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa dan campuran. (3) peningkatan kemampuan menyelesaikan
soal cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dan persen.
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS I
Tindakan yang akan dilakukan pada ketiga kemampuan tersebut adalah
pembelajaran menggunakan pendekalan CTL dengan bantuan alat peraga
blok pecahan dan rak bilangan. Penggunaan alat peraga blok pecahan untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan operasi konsep penjumlahan dan
pengurangan pecahan serta peningkatan kemampuan menyelesaikan soal
cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dan campuran. Alat
peraga blok pecahan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dan persen.
Alur ketiga adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pengamatan observer
mencatat kekurangan-kekurangan yang belum terlaksana pada tahap
tersebut. Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, kerjasama, ketepatan
dalam menggunakan alat peraga serta komunikasi antara guru dengan siswa,
siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan penerapan CTL dalam proses
pembelajaran.
Alur terakhir yaitu refleksi. Refleksi dilakukan untuk merenungkan
kembali proses pembelajaran dan untuk melihat hasil belajar siswa. Jika
ternyata hasil belajar siswa belum mencapai terget yang diingikan maka
harus dirancang siklus yang selanjutnya. Apabila hasil belajarnya sudah
memenuhi terget maka siklus dapat dihentikan.
C. Rencana Tindakan
1. Perencanaan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Kalasan
Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan wawancara pada guru kelas IV untuk mengetahui
sepintas mengenai pemahaman konsep pecahan siswa kelas IV.
c. Perumusan masalah.
d. Penyusunan rencana tindakan penelitian dalam tiap-tiap siklus.
e. Penyusunan RPP, LKS, soal evaluasi, lembar observasi kegiatan
guru dan siswa, dan membuat alat peraga.
2. Tindakan Setiap Siklus
a. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Operasi Konsep
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
1) Rencana Tindakan
• Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab serta
mengingatkan kembali tentang konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan biasa, campuran, desimal,
dan persen menggunakan blok pecahan.
• Siswa dibuat kelompok, dimana masing-masing kelompok
diberi seperangkat blok pecahan dan LKS.
• Siswa memperagakan soal dengan blok pecahan dalam
kelompok.
• Guru dan siswa membahas bersama soal pada LKS.
• Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
• Guru dan siswa melakukan refleksi.
2) Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Pengamatan
Pada penelitian ini peneliti mencatat kejadian-kejadian yang
muncul pada instrument lembar pengamatan. Hal-hal yang
dicatat antara lain tentang ketepatan siswa dan guru dalam
penggunaan alat peraga, keaktifan siswa, serta ketepatan
jawaban siswa.
4) Refleksi
Peneliti dan mitra guru merefleksikan secara menyeluruh dari
hasil perlakuan pada tindakan pertama, siklus pertama. Lalu
menganalisis data tersebut dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi pada akhir siklus pertama, dan
target ketuntasan siklus. Apabila hasil yang diinginkan tidak
b. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan Campuran
1) Rencana Tindakan
• Guru melakukan apersepsi dengan menceritakan suatu
kegiatan yang biasa dilakukan/ sesuatu hal yang berada di
sekitar siswa dengan menggunakan bilangan-bilangan
pecahan biasa dan campuran dengan diperagakan
menggunakan blok pecahan.
• Guru membimbing siswa membuat kalimat Matematika dari
soal dengan baik dan benar serta.
• Siswa dibuat berkelompok untuk mengerjakan LKS.
• Guru dan siswa membahas bersama soal.
• Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
• Guru dan siswa melakukan refleksi.
2) Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Pengamatan
Pada penelitian ini peneliti mencatat kejadian-kejadian yang
muncul dengan instrument lembar pengamatan. Hal-hal yang
perlu dicatatat antara lain tentang ketepatan siswa dan guru
dalam penggunaan alat peraga, keaktifan siswa, serta ketepatan
4) Refleksi
Peneliti dan mitra guru merefleksikan secara menyeluruh dari
hasil perlakuan pada tindakan ke kedua, siklus pertama. Lalu
menganalisis data tersebut dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi pada akhir siklus, dan target
ketuntasan siklus. Apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai
akan diperbaiki pada siklus ke kedua.
c. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal dan Persen
1) Rencana Tindakan
• Guru melakukan apersepsi dengan memberikan sebuah soal
bilangan pecahan (pecahan desimal atau persen) dalam
bentuk soal cerita dan mengajak siswa untuk membuat
kalimat Matematika serta cara penyelesaiannya dengan
benar dengan bantuan alat peraga rak bilangan.
• Siswa dibuat berkelompok untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKS.
• Guru dan siswa membahas bersama LKS
• Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
• Guru dan siswa melakukan refleksi.
1) Tindakan
2) Pengamatan
Pada penelitian ini yang peneliti mencatat kejadian-kejadian
yang muncul dengan instrument lembar pengamatan. Hal-hal
yang perlu dicatatat antara lain tentang ketepatan siswa dan
guru dalam penggunaan alat peraga, keaktifan siswa, serta
ketepatan jawaban siswa.
3) Refleksi
Peneliti dan mitra guru merefleksikan secara menyeluruh dari
hasil perlakuan pada tindakan ketiga, siklus pertama Lalu
menganalisis data tersebut dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi pada akhir siklus, dan target
ketuntasan siklus. Apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai
akan diperbaiki pada siklus ke kedua.
D. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan yang ditentukan peneliti dalam
penelitian ini adalah siswa yang mencapai nilai KKM 60. Dengan target
indikator keberhasilan pembelajaran sebagai berikut:
Kemampuan yang
akan ditingkatkan Kondisi Awal Kriteria Keberhasilan
Peningkatan kemampuan menyelesaikan operasi konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan
40% dari 38 siswa mampu menyelesaikan operasi konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)
70% dari 15 siswa mampu menyelesaikan operasi konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)
Peningkatan kemampuan
menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan
8,3% dari 38 siswa mampu menyelesaikan soal cerita
penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa,
pengurangan pecahan biasa, campuran, desimal, dan persen
campuran, desimal, dan persen (memperoleh nilai diatas KKM)
desimal, dan persen (memperoleh nilai diatas KKM)
Table 3.1 Kriteria keberhasilan
E. Pengumpulan Data dan Instrumennya
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berasal dari
hasil kerja siswa, kinerja, dan hasil observasi guru. Hasil kerja siswa
diperoleh dengan cara memberikan tes evaluasi kepada siswa. Nilai
kinerja diperoleh dari hasil observasi atas kerja siswa selama proses
pembelajaran yang diamati oleh observer. Nilai observasi guru
diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses
pembelajaran berlangsung.
2. Penyusunan Instrumen
Karena penelitian ini merupakan PTK kolaboratif yang
melibatkan guru Matematika kelas IV sebagai kolaboratornya, maka
instrumen yang disusun tidak hanya tes tertulis bagi siswa tetapi juga
menggunakan instrumen pengamatan. Lembar pengamatan ini berguna
untuk mengamati kegiatan guru saat berlangsung belajar mengajar,
terutama penerapan pendekatan CTL dan penggunaan alat peraga.
Selain itu lembar pengamatan ini juga berguna untuk menilai keaktifan
siswa di kelas dalam kegiatan berkelompok dan sejauh mana mereka
instrument pengamatan bagi siswa dan guru dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3:
• Lembar Pengamatan Bagi Siswa
Kriteria Jumlah Skor
Nama
Ketepatan memakai alat peraga
Keaktifan dalam kelompok
Sw 1 Sw 2
Dst.
Tabel 3.2 Lembar pengamtan bagi siswa
Kriteria Penilaian
1. Ketepatan menggunakan alat peraga
Skor yang diperoleh:
1 = Siswa keliru dalam menggunakan alat peraga. Maksudnya
apabila siswa salah dalam menunjukkan bilangan pecahan dan
salah menjawab hasil menggunakan alat peraga.
2 = Penggunaan alat peraga benar, tetapi kurang tepat. Maksudnya
apabila siswa tepat menunjukkan bilangan pecahan dan salah
menjawab hasil, atau siswa salah menunjukkan bilangan
pecahan dan tepat menjawab hasil menggunakan alat peraga.
3. = Menggunakan alat peraga secara benar dan tepat. Maksudnya
apabila siswa tepat dan benar dalam menunjukkan bilangan
pecahan dan menjawab hasil menggunakan alat peraga.
2. Keaktifan siswa
Skor yang diperoleh:
2 = Siswa berpartisipasi pasif (hanya mengamati/menonton dan tidak
membantu menyelesaikan masalah).
3. = Siswa berpartisipasi aktif (membantu menyelesaikan masalah).
Penilaian Terakhir = Skor Perolehan x 100% Skor Total
Skala Penilaian:
0% - 25% = tidak baik.
26% - 50% = kurang baik.
51% - 75% = baik.
76% - 100% = sangat baik.
• Lembar Pengamatan Bagi Guru
Berilah tanda (√) pada kolom, sesuai dengan kemampuan guru!
Skor
No. Aspek yang Diamati 1 2 3 4 Keterangan I 1 2 II 1 2 III 1 2 3 Pra pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan.
Memeriksa kesiapan siswa.
Membuka Pelajaran
Melakukan kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat kontekstual.
Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru, 2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa