• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tataniaga Tebu (Studi kasus: Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tataniaga Tebu (Studi kasus: Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1  Jumlah penduduk dan permintaan pangan tahun 2008-2012
Tabel 2  Perkembangan produksi pangan strategis tahun 2008-2012 (juta ton)
Tabel 4   Data harga gula di tingkat pabrik dan di tingkat retail serta marjin
Tabel 8  Varietas dan karakteristik tebu yang terdapat di Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis rasio keuntungan dan biaya digunakan untuk mengukur penyebaran keuntungan pada setiap lembaga tataniaga yang terlibat dalam setiap saluran tataniaga yang

Tabel 21 menginformasikan pangsa marjin terbesar terdapat pada saluran tataniaga satu dan saluran tataniaga dua dengan tujuan pengrajin tahu/tempe di Kabupaten Cianjur yang

Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah lembaga tataniaga yang menjadi wadah milik pemerintah yang dijadikan sarana tempat pemasaran komoditi pangan dan sayur-sayuran. Margin

Bagaimana marjin tataniaga, price spread dan share margin yang diterima oleh masing-masing saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading, Kecamatan

(2) Lembaga- lembaga yang terlibat dalam tataniaga sawi putih adalah pedagang pengecer desa, pedagang pengumpul, pedagang pengecer siantar, agen, pedagang luar

Penelitian analisis sistem tataniaga menggunakan pendekatan analisis volume distribusi, biaya tataniaga, marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan

Saluran tataniaga satu merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani, pedagang pengecer dan konsumen. Jenis saluran tataniaga ini dilakukan oleh 13 orang

perantara (lembaga tataniaga) yang terlibat dalam pemasaran, maka biaya pemasaran. semakin tinggi, dan margin tataniaga (selisih antara harga produsen