NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Koreksi atas indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, terindikasi secara teknikal IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut terindikasi dari leading indikator baik dari Indikator MACD maupun Stochastic. Dari lagging indikator, setelah IHSG breakout dibawah garis MA5, IHSG akan menguji MA20 di posisi
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4708.62 +11.060 10,749.09 6,108.29
LQ-45 822.563 +2.171 1,226.14 3,725.39
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Perdagangan IHSG hari ini (22/02) mencatat kenaikan tipis sebanyak
11.06 poin (0.23%) di level 4,708.62. Dari domestik, proyeksi
pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari perkiraan awal. Bank Indonesia meyakini, hal itu dampak dari kebijakan moneter yang lebih longgar. Terutama, setelah BI menurunkan tingkat suku bunga acuannya alias BI rate sebesar 25 basis points (bps) berturut-turut, dan diikuti penurunan batas giro wajib minimum (GWM) primer dari 7,5% menjadi 6,5%. Konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi adalah melebarnya defisit neraca transaksi berjalan alias Current Account Deficits (CAD). BI memperkirakan tren CAD akan kembali menuju level 3%.Padahal, pada tahun 2015 lalu, secarafull
year,CAD berada di level 2,06% terhadap produk dimestik bruto
(PDB). Sebelumnya, BI memproyeksikan CAD sepanjang tahun 2016 akan berada di level 2,65%. Bank Indonesia mengatakan pelebaran CAD ini tidak sepenuhnya menjadi kabar buruk dengan catatan, bukan karena disebabkan oleh meningkatnya impor barang konsumsi.
Dari global, bursa AS ditutup mixed hari Jumat lalu dimana
saham-saham berbasis petroleum mengalami penurunan karena harga minyak jatuh, sedangkan saham-saham teknologi terkemuka naik. Dari regional, indeks Nikkei 225 ditutup naik 143,88 poin (0,9%) ke level 16.111,05. Sedangkan indeks Hang Seng ditutup di zona hijau, mencatat kenaikan sebanyak 178,59 poin (0.93%) ke level 19,464.09. Sementara itu, indeks Shanghai ditutup naik sebanyak 67.16 poin (2,35%) di level 2.927,18. Bursa China mencatatkan kenaikan ke level tertinggi dalam sebulan terakhir pada transaksi hari Senin. Kenaikan dipimpin oleh sektor komoditas dan energi. Sepanjang pekan lalu, indeks Shanghai mencatatkan kenaikan sebesar 3,5%, kenaikan mingguan terbesar dalam dua bulan terakhir. Adapun faktor utama
pendorong bursa China antara lain dilakukannyareshuffle pimpinan
regulator pasar saham. Terkait hal tersebut, pasar berspekulasi, pimpinan bursa yang baru akan mengambil langkah strategis untuk mendongkrak pasar saham. Sekadar informasi, Liu Shiyu mengambil alih posisi pimpinan China Securities Regulatory Commission.
Konsensus secara umum menilaireshuffleyang dilakukan merupakan
perkembangan yang positif. Market akan mengantisipasi kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan yang baru. Dari Eropa, bursa saham Eropa dibuka menguat pada awal perdagangan.
Setelah Yunani terancam keluar dari anggota Uni Eropa (EU), kini wacana Inggris untuk keluar dari EU (British Exit) kembali menguat. Pro-kontra atas Brexit mendorong Inggris untuk melakukan referendum pada 23 Juni 2016, setelah melakukan renegosiasi tentang keanggotaan Inggris dalam pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel, Belgia pada 18-19 Februari. Renegosiasi menghasilkan perjanjian yang akan langsung berlaku jika hasil referendum adalah Inggris tetap bergabung dengan EU. Hasil jajak pendapat oleh Taylor Nelson Sofrens (TNS) menunjukkan sebanyak 39% responden mendukung Inggris keluar dari EU, 36% memilih tetap dalam EU dan sisanya belum menentukan pilihan. Hal itu dikhawatirkan menimbulkan guncangan lagi di Eropa. Bursa saham Indonesia hari ini diperkirakan kembali bergerak volatil. Kecurigaan DPR atas pinjaman USD 3 miliar dari China Development Bank (CDB) kepada bank BUMN untuk membiayai proyek infrastruktur dikhawatirkan membebani saham sektor perbankan dan konstruksi. Selain itu S&P melaporkan bahwa kondisi sulit perbankan Indonesia di tahun 2015 akan berlanjut di 2016 yang ditengarai dari pertumbuhan yang melambat dan tekanan pada kredit. Tekanan kredit yang tinggi itu akibat perlambatan aktivitas korporasi dan pertumbuhan tinggi di segmen lebih berisiko. S&P memperkirakan NPL naik 3%-4% dari total pinjaman di tahun 2016, dari 2,7% di November 2015. Namun S&P memberikan outlook Stabil pada sektor perbankan Indonesia, karena kapitalisasi dan likuiditas perbankan masih solid. S&P juga memprediksi GDP Indonesia tahun 2016 tumbuh 4,9%, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara Gubernur BI mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai 3 hal, yaitu kebijakan moneter negara utama yang bergerak tidak searah, kejatuhan harga minyak dunia dan perlambatan ekonomi dan dinamika di seluruh negara berkembang. Hal itu agar target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3% dalam APBN 2016 tercapai. Sedang Pemerintah memutuskan untuk mendorong penurunan policy rate BI hingga mendekati tingkat inflasi sebesar 4%. Dengan keputusan itu BI dapat melakukan kajian lebih mendalam agar policy rate bisa diturunkan mendekati angka inflasi. BI memproyeksikan penurunan BI rate menjadi 7% dan GWM ke 6,5% akan meningkatkan konsumsi masyarakat di atas 5%. Dari pasar modal, BEI tengah mengkaji penambahan saham yang bisa ditransaksikan melalui fasilitas margin guna meningkatkan nilai transaksi saham serta menambah produk yang diperdagangkan.
DAILY REPORT
23 Februari 2016
•PGAS akan bangun pipa gas 1685 km di tahun 2016-2019; 60 SPBG
•WSKT akuisisi Pemalang-Batang
•ADRO rancang power plant Rp 115,2 triliun
•SGRO lakukan buyback tahap II
•Laba SMGR 2015FY turun 18,9% YoY, pendapatan turun 0,14% YoY
•SMSM menargetkan pertumbuhan double digit, anggarkan Rp100 miliar
•ROTI & Monde Nissin Corp. bentuk JV Sarimonde Foods Corp di Filipina
•SRIL bangun pabrik baru di Kamboja hasil JV Kemendag Kamboja
•CSAP akan lakukan rights issue untuk modal kerja & capex toko baru
•PPRO mendapatkan kredit Rp400 miliar
•SMRA tunggu aturan baru DIRE dan menimbang IPO anak usaha
•NIRO bidik okupansi 80%
•TMAS terima kapal baru KM Kisik Mas
•BMRI danai BIRD Rp 1,6 triliun
•BMRI targetkan kredit otomotif mencapai Rp 150 triliun
•GWM diturunkan, BMRI, BBRI & BBNI peroleh tambahan dana
•BBTN raih kredit Rp3 triliun
•BBNI akan turunkan suku bunga kredit 0,25%
•BNLI rencana rights issue di harga Rp 125/saham
•BNLI turunkan bunga kartu kredit
•BBRI bukukan penyaluran KUR Rp 7,17 triliun
•NISP pacu pembiayaaan rumah, luncurkan produk KPR Kendali
•BFIN bukukan laba Rp 650 miliar
•Lotte dan Salim masuk pasar e-commerce di Indonesia
Support Level 4689/4669/4656
Resistance Level 472/4735 /4755
Major Trend Down
23 February 2016
23 February 2016
Perusahaan Gas Negara (PGAS) akan membangun pipa gas bumi sepanjang 1685 km sepanjang tahun 2016-2019. Pipa tersebut diantaranya adalah proyek pipa transmisi open acces Duri-Dumai-Medan. Pada tahun 2019 total panjang pipa gas bumi PGAS yang sudah terbangun mencapai 8656 km dari saat ini lebih dari 6971 km. Pipa sepanjang 8656 km itu akan dapat meningkatkan kemampuan pemanfaatan gas bumi sebanyak 1902 kaki kubik per hari (mmscfd) dan menciptakan penghematan sebesar Rp 110,9 triliun. Selain itu PGAS akan menambah 60 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Batam, Lampung, Riau dan Sumatera Utara. PGAS juga berencana membangun mini LNG System untuk Indonesia bagian tengah dan timur.
Waskita Karya (WSKT) menambah portofolio bisnis jalan tol melalui anak usahanya PT Waskita Tollroad setelah mengambil alih 60% saham PT Pemalang-Batang Toll Road. PT Pemalang-Batang Toll Road merupakan pengelola ruas jalan tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km yang masih dalam pembangunan. Adapun, ruas tersebut akan menjadi proyek jalan tol ke-12 yang diakuisisi perusahaan sejak tahun lalu. Menurut data BPJT, tol Pemalang-Batang memiliki nilai investasi Rp4,08 triliun dan biaya konstruksi Rp2,27 triliun. Namun, lahan yang telah dibebaskan baru sekitar 4,25%.
Adaro Energy (ADRO) mengincar pembangunan proyek pembangkit listrik 5.000 MW dengan nilai investasi USD 8 miliar, setara Rp 115,2 triliun. Pembangkit listrik tersebut dibangun oleh anak usaha perseroan yang khusus menangani sektor kelistrikan, Adaro Power. Semester I-2016, perseroan akan menyelesaikan pendanaan dua proyek power plant yakni PLTU Batang 2X1.000 MW dan PLTU Tanjung Power Indonesia di Kalimantan Selatan 2X100 MW. Kedua proyek itu menyerap investasi USD 4,5 miliar. Pembangunan dua proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2019. Saat selesai, lini bisnis kelistrikan ditargetkan memberikan kontribusi 33% terhadap total pendapatan ADRO.
Sampoerna Agro (SGRO) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham tahap kedua dengan perkiraan harga buyback Rp2.000 per saham. Rencana buyback saham dengan alokasi dana sebesar Rp190 miliar itu berlaku hingga 22 Mei 2016. Bubyack fase II dilakukan karena hasil buyback saham tahap pertama hanya mampu mendapatkan 2,9% dari total saham beredar. Padahal, perusahaan menargetkan 10% dari jumlah saham beredar 189 miliar.
Semen Indonesia (SMGR) membukukan penurunan laba bersih tahun 2015 sebesar 18,9% YoY menjadi Rp 4,52 triliun dari Rp 5,57 triliun di tahun 2014. Pendapatan turun 0,14% YoY menjadi Rp 26,95 triliun dari Rp 26,99 triliun di tahun 2014.
Sri Rejeki Isman (SRIL) berencana membangun pabrik di Kamboja yang merupakan kerja sama antara perseroan dengan Kementerian Dalam Negeri Kamboja. Kedua pihak sepakat untuk membentuk perusahaan baru, Sritex (Cambodia) Ltd. yang akan bertugas untuk melakukan penyediaan atau pembelian seragam bagi petugas Kepolisian Kamboja. Tahun 2016 diperkirakan perseroan akan menyediakan sekitar 150.000 potong pakaian untuk angkatan darat dan diperkirakan bisa meningkat setiap tahun, tergantung kebutuhan militer negara tersebut.
Selamat Sempurna (SMSM) menargetkan pertumbuhan pendapatan bersih di sekitar 10%-15% pada kuartal pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp596,9 miliar. Perusahaan optimis meraih pertumbuhan revenue karena pasar terbesar perusahaan adalah after market kendaraan bermotor dan ekspor. Pasar yang ditargetkan tersebut realtif stabil dan memungkinkan bertumbuh dibandingkan dengan original equipment manufacturer (OEM) yang membidik produk baru dan cenderung lesu
akibat perlambatan ekonomi.
Selamat Sempurna (SMSM) menganggarkan Rp100 miliar untuk belanja modal (capex) yang berasal dari kas internal perusahaan, Jumlah belanja modal tersebut sama dengan tahun lalu. Namun, perusahaan tidak menyatakan berapa jumlah capex yang terserap pada tahun 2015. Adapun, belanja modal 2016 akan digunakan untuk peremajaan mesin, pembelian cetakan dan line balancing.
Catur Sentosa Adipradana (CSAP) akan melakukan rights issue
dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.158.015.120 saham baru. Saham yang diterbitkan bernominal Rp 100 ini adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan yang mempunyai hak yang sama dan sederajat. Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dapat terdilusi sebesar maksimum 40%. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 31 Maret 2016 guna meminta persetujuan pemegang saham. Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja dan belanja modal guna menambah Toko Mitra 10. Toko Mitra10 yang akan dibuka antara lain di DKI, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Sisa dana right issue akan digunakan untuk modal kerja.
Nippon Indosari Corpindo (ROTI) melakukan ekspansi usaha di Filipina dengan mendirikan usaha patungan (joint venture) dengan Monde Nissin Corporation (MNC), perusahaan asal Filipina pada 18 Februari 2016 yang diberi nama Sarimonde Foods Corporation (SFC). Pendirian usaha patungan ini merupakan salah satu strategi dalam memperluas pangsa pasar perseroan. Perseroan mengambil bagian saham sebesar 55% dengan menyetor dana sebesar USD 6,87 juta, sedang MNC mengambil bagian 45% dengan dana yang disetor sebesar USD 5,62 juta. Dana yang digunakan oleh perseroan untuk mengambil bagian saham dalam usaha patungan ini berasal dari kas internal perseroan.
Summarecon Agung (SMRA) menyatakan akan mengkaji rencana penerbitan dana investasi real estat (DIRE) setelah pemerintah menerbitkan beleid baru terkait dengan instrument tersebut. Peraturan terkait DIRE yang diterbitkan November 2015 kurang menarik bagi pelaku usaha. Oleh karena itu, perusahaan bersama asosiasi Real Estat Indonesia (REI) tengah intensif membahas penyusunan aturan baru dengan Kementerian Perekonomian.
Summarecon Agung (SMRA) masih menimbang kelanjutan rencana IPO anak usahanya, Summarecon Investment Property. Tahun lalu, SMRA berniat melepas 20% saham anak usahanya ke pasar modal dengan target perolehan dana sebesar US$200 juta. Di segmen property investasi, aset Summarecon terbesar di tiga lokasi, yaitu Sentra Kelapa Gading, Sentra Gading Serpong dan Sentra Summarecon Bekasi. Masing-masing sentra diisi oleh pusat perbelanjaan perkantoran dan hotel.
Nirvana Development (NIRO) menargetkan kenaikan tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan milik perseroan menjadi 80% pada tahun ini, dari rata-rata tingkat okupansi tahun lalu sebesar 71%. Untuk mencapai target tersebut, NIRO akan menerapkan strategi mix tenancy dan bekerja sama dengan pemain lokal. Perseroan juga akan menaikkan tarif sewa pusat perbelanjaan hingga 20% tahun ini. Kenaikan tarif sewa hanya berlaku bagi penyewa yang memperbarui durasi. Tahun ini, NIRO akan menambah 7-10 pusat perbelanjaan dengan total investasi mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. PP Properti (PPRO) sedang memfinalisasi fasilitas pinjaman sebesar Rp400 miliar untuk pembangunan menara apartemen kedua di proyek superblok Grand Kemala Lagoon (GKL) Bekasi. Pinjaman tersebut berasal dari Bank ICBC Indonesia. PPRO saat ini juga tengah menyiapkan standby loan untuk proyek Grand Dharmahusada Lagoon
23 February 2016
23 February 2016
(GDL) dan Grand Sungkono Lagoon (GSL). Jumlah pinjaman untuk proyek GDL dan GSL masih digitung, menyesuaikan dengan kebutuhan investasi untuk pembangunan menara apartemen baru. Sebelumnya, PPRO juga mendapat komitmen kredit dengan plafon Rp190 miliar dari Bank CIMB Niaga untuk pembangunan menara apartemen pertama proyek GSL.
Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) menambah satu kapal baru yang dipesan dari galangan di China, bernama KM Kisik Mas dan telah tiba di Pelabuhan Makassar. Dengan demikian jumlah armada yang dimiliki perseroan menjadi 24 unit dengan total kapasitas 15.287 TEUs. TMAS itu juga telah menerima KM Teluk Mas. TMAS memesan KM Teluk Mas dan KM Kimis Mas pada galangan Lianyungang Wuzou Shipping Industry Co. Ltd.
Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) kembali menerima kapal container baru. Kapal KM Kisik Mas ini merupakan kapal kedua yaitu KM Teluk Mas yang diterima pada 14 Februari 2016 yang dibangun oleh Lianyungang Wuzou shipping Industry Co. Ltd. Kapal berkapasitas 15.287 TEUs ini diberi nama KM Kisik Mas. Dengan demikian jumlah armada yang dimiliki oleh perseroan bertambah menjadi sebanyak 24 unit. Kontrak pembangunan dua unit kapal senilai RMB 47,6 juta ini telah ditandatangani oleh perseroan pada tanggal 31 Maret 2015. Blue Bird (BIRD) memperoleh pinjaman senilai Rp 1,6 triliun dari Bank Mandiri (BMRI). Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai ekspansi terutama armada. Pinjaman ini dialokasikan untuk penambahan atau peremajaan armada taksi, bus, dan rental berikut perlengkapan armadanya. Selain itu, pinjaman akan digunakan untuk membiayai pembangunan/refinancing aset kantor/pool, serta sarana pendukungnya. Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5-1,7 triliun. Capex tersebut akan digunakan untuk menambah 1.600-1.700 unit armada baru tahun ini.
Bank Mandiri (BMRI) menargetkan penyaluran kredit otomotif mencapai Rp 100-150 triliun pada 2020. Untuk itu, perseroan mengoptimalkan penjualan atau new booking dari dua anak usaha yang bergerak di bidang perusahaan pembiayaan.
Bank Tabungan Negara (BBTN) berhasil melampaui target permintaan kredit baru. Perusahaan menargetkan perolehan kredit baru Rp2 triliun, sementara yang berhasil dicatatkan mencapai Rp3 triliun. Perolehan kredit baru tersebut berasal dari pergelaran pameran property yang dilaksanakan sejak 13 Februari 2016. Pencapaian tersebut dipercayai perusahaan merupakan indikasi minat masyarakat membeli hunian melalui skema KPR masih tinggi. Dari total transaksi tersebut, 55% adalah transaksi untuk rumah menengah atas. Sementara 45% sisanya adalah transaksi untuk rumah subsidi atau menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) membukukan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 7,17 triliun hingga minggu pertama Februari 2016. Secara porsi, KUR mikro menjadi penopang penyaluran KUR BRI. Secara nominal, total KUR mikro yang disalurkan mencapai Rp 5,36 triliun. Hingga 5 Februari, perseroan telah menyalurkan KUR kepada 359.317 debitor.
Bank OCBC NISP (NISP) meluncurkan produk kredit pemilikan rumah (KPR) Kendali. Produk ini merupakan fasilitas kredit properti yang di-bundling dengan rekening tabungan nasabah. Semakin besar saldo tabungan, maka semakin ringan bunga kredit yang akan dibayarkan oleh nasabah. Semakin besar saldo tabungan juga dapat mempengaruhi berkurangnya jangka waktu KPR.
Bank OCBC NISP (NISP) meluncurkan produk KPR Kendali yang diharapkan menjadi pilar untuk produk kredit pemilikan rumah ke depannya. Perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit pemilikan rumah sebesar 12% sampai 13% pada tahun ini. Untuk suku bunga KPR Kendali, dipasang sebesar 50 basis poin (bps) lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga kredit regular, sedangkan untuk
suku bunga floating nilainya sama dengan regular.
Perbankan memperoleh tambahan likuiditas dari penurunan Giro Wajib Minimum Primer (GWM Primer) sebesar 1% menjadi 6,5% dari 7,50% oleh Bank Indonesia (BI) yang berlaku efektif 16 Maret 2016. Bank Mandiri (BMRI) akan memperoleh tambahan dana Rp 4,1 triliun dari pelonggaran GWM Primer. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan memperoleh tambahan dana Rp 6 triliun atau 13,33% dari potensi penambahan likuiditas Rp 45 triliun dari kebijakan penurunan GWM Primer. BBRI memperoleh penambahan dana Rp 6 triliun atau 13,33% dari potensi penambahan likuiditas Rp 45 triliun dari kebijakan penurunan GWM Primer. Bank Negara Indonesia (BBNI) menyatakan tambahan likuiditas akan meningkatkan pertumbuhan kredit. BNI akan memperoleh tambahan likuiditas sebesar Rp 2,7 triliun. BNI sendiri belum memiliki rencana merevisi pertumbuhan kredit di tahun 2016 meskipun telah mendapatkan tambahan likuiditas. Sebelumnya Gubernur BI, Agus D.W Martowardojo, mengatakan kebijakan penurunan GWM Primer dalam rupiah tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.
Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menurunkan suku bunga kreditnya sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% mengikuti besaran penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate menjadi 7% dari sebelumnya sebesar 7,25%. Penurunan bunga kredit
tersebut akan disesuaikan dengan penurunan biaya dana ataucostof
fund. Namun BBNI belum bisa memutuskan penurunan suku bunga
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Saat ini besaran bunga KPR BTN antara 9-12,5%.
Bank Permata (BNLI) berencana untuk melaksanakan penambahan
modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights
issue guna memperkuat modal dalam mendanai ekspansi bisnis ke depan. Perseroan akan menerbitkan sebanyak 21,20 miliar saham baru kelas B dengan harga Rp 125 per saham, sehingga akan menghimpun dana sebesar Rp 2,65 triliun. Right issue ini dilaksanakan perseroan untuk menghadapi potensi meningkatnya risiko usaha serta memenuhi regulasi tentang modal minimum dan mendukung
pertumbuhan usaha. Seluruh danaright issueakan digunakan untuk
memperkuat struktur permodalan perseroan seperti untuk meningkatkan aset produktif dan pengembangan usaha lainnya. Peningkatan modal dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan daya saing usaha dan meningkatkan imbal hasil investasi bagi pemegang saham. Perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 Maret 2016 untuk meminta persetujuan aksi korporasi itu.
Bank Permata (BNLI) sedang mempertimbangkan untuk dapat menurunkan suku bunga untuk segmen kartu kredit sampai dengan 25 bps. Pasca pemangkasan suku bunga BI Rate, perusahaan tengah meninjau kemungkinan penurunan suku bunga produk-produk konsumsi, termasuk produk kartu kredit. Selain kartu kredit, perusahaan juga melakukan penyesuaian suku bunga kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR).
BFI Finance (BFIN) membukukan laba bersih 2015 sebesar Rp 650 miliar, meningkat 9% YoY. Perolehan laba tersebut berasal dari pertumbuhan pendapatan yang mencapai Rp 2,83 triliun, meningkat 23% YoY. Peningkatan laba ini dikontribusikan dari peningkatan aktivitas pembiayaan serta fokus di sektor yang memberikan margin keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Pembiayaan tercatat Rp 9,89 triliun pada 2015 atau naik 16% YoY.
Lotte Group menggandeng Grup Salim untuk ekspansi bisnis perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia. Lotte dan Grup Salim akan membentuk perusahaan patungan (JV) dan akan mulai mengembangkan perusahaan e-commerce di Indonesia pada semester I-2016. Strategi dalam menggarap pasar adalah memanfaatkan jaringan ritel offline kedua perusahaan di Indonesia.
23 February 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 33,28 -0,11 TLKM (US) 48 16.106 -608
Natural Gas (US$)/mmBtu 1,83 0,01 ANTM (GR) 0,01 222 15
Gold (US$)/Ounce 1208,88 0,24
Nickel (US$)/MT 8575,00 225,00
Tin (US$)/MT 15775,00 150,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50,30 -12,10
Coal (RB) (US$)/MT* 52,45 -10,91
CPO (ROTH) (US$)/MT 630,00 -5,00
CPO (MYR)/MT 2463,00 12,50
Rubber (MYR/Kg) 530,50 -2,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 765,40 -0,48
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16620,66 1,40 -4,62 15,07 13,56 2,83 2,70 4.997,4
USA NASDAQ COMPOSITE 4570,61 1,47 -8,72 19,20 16,21 3,13 2,85 7.089,9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6037,73 1,47 -3,28 15,52 13,34 1,65 1,59 1.528,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 3063,17 2,35 -17,31 12,01 10,65 1,34 1,22 3.754,4
CHINA SHENZHEN SE A SH 1974,53 2,04 -18,26 22,79 19,71 3,10 2,71 3.003,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 19464,09 0,93 -11,18 9,89 8,86 0,97 0,91 1.561,9
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4708,62 0,24 2,52 14,43 12,46 2,20 1,99 372,3
JAPAN NIKKEI 225 16111,05 0,90 -15,36 16,31 14,40 1,38 1,30 2.583,8
MALAYSIA KLCI 1674,59 -0,02 -1,06 15,74 14,54 1,72 1,62 236,9
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2660,65 0,14 -7,70 11,76 11,07 1,00 0,96 265,4
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.438,50 -70,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0004
EUR/IDR 14.818,37 -87,39 EUR / USD 1,10 -0,0003
JPY/IDR 118,96 -0,23 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.601,26 15,87 SGD / USD 0,71 0,0000
AUD/IDR 9.712,11 50,28 AUD / USD 0,72 0,0000
GBP/IDR 19.013,33 -32,36 GBP / USD 1,41 -0,0002
CNY/IDR 2.060,55 0,00 CNY / USD 0,15 0,0000
MYR/IDR 3.201,55 -9,03 MYR / USD 0,24 0,0006
KRW/IDR 10,89 -0,06 100 KRW / USD 0,08 0,0000
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.78
BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.08
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.80
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15
23 February 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
23 Feb US Consumer Confidence Index Turun menjadi 97.5 dari 98.1
23 Feb US Existing Home Sales Turun menjadi 5.40 juta dari 5.46 juta
23 Feb US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -1.1% dari 14.7%
24 Feb US New Home Sales Turun menjadi 525 ribu dari 544 ribu
24 Feb US New Home Sales MoM Turun menjadi -3.5% dari 10.8%
25 Feb US Initial Jobless Claims --
25 Feb US Continuing Claims --
25 Feb US Durable Goods Orders Naik menjadi 2.5% dari -5.0%
26 Feb US GDP Annualized QoQ Turun menjadi 0.5% dari 0.7%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 108375 2.73 12.64 BBRI IJ 10975 -4.15 -10.96 UNVR IJ 43375 1.46 4.51 ASII IJ 6750 -2.17 -5.74 BBCA IJ 13175 0.96 2.88 TOWR IJ 4005 -4.64 -1.88 EMTK IJ 9725 5.71 2.80 BBNI IJ 5000 -1.96 -1.74 GGRM IJ 65400 1.99 2.32 TLKM IJ 3180 -0.47 -1.43 BMRI IJ 9400 1.08 2.18 CPIN IJ 3365 -2.32 -1.24 ICBP IJ 15400 1.99 1.65 BDMN IJ 3910 -3.34 -1.21 PTBA IJ 5325 14.03 1.43 UNTR IJ 15725 -1.26 -0.71 LPPF IJ 16525 2.64 1.17 SCMA IJ 2805 -1.23 -0.48 MNCN IJ 1590 4.26 0.88 BBTN IJ 1465 -2.66 -0.40
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
23 February 2016
23 February 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
KONI Stock Split 1:2 -- -- 22 Feb’16 22 Feb’16
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 19 Feb’16
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 14 Mar’16 15 Mar’16 21 Mar – 15 Apr’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA TBA
TBA
24 May – 30 May’16
TRIL Tender Offer -- 50.00 --
--
22 Feb – 22 Mar’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
MCOR RUPSLB 24-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
MAYA RUPSLB 26-Feb-16
BSIM RUPSLB 29-Feb-16
BVIC RUPSLB 29-Feb-16
EXCL RUPSLB 10-Mar-16
BBNI RUPST 10-Mar-16
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
ESTI RUPSLB 17-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
23 February 2016
23 February 2016
INDF
TRADING BUY
S1 6725 R1 6900 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6600 R2 7025
Closing
Price 6825
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI mendekati area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 6725-Rp 6900
•Entry Rp 6825, take Profit Rp 6900
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 70.45 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 33.07 Positif
Bollinger Band (Mid) 6376 Positif
MA5 6690 Positif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200
August September October November December 2016 February INDF Upward Sloping Channel
6,690 6,646.88 6,475 6,376.25 5,999.23 5,999.23 5,524.17 6,825 6,825 6,825 6,900 7,400 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 59.60, Stochastic %K = 80.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
59.5984 59.5984 20 80 80.7843 80.7843 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -45.01, Signal() = -37.82
-45.0104 -37.8167 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 33.07, Volume() = 6,252,600.00
28.2738 0.00000 33.0746
6,252,600
INDF - William's % R(14) = -9.68, Volume() = 6,252,600.00 -9.67742 6,252,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ICBP
TRADING BUY
S1 15100 R1 15600 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 14600 R2 16100
Closing
Price 15400
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 15100-Rp 15600
•Entry Rp 15400, take Profit Rp 15600
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 45.21 Positif
MACD 22.65 Negatif
True Strength Index (TSI) 0.64 Positif
Bollinger Band (Mid) 15110 Positif
MA5 15330 Positif 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000
August September October November December 2016 February
ICBP Wedge 15,330 15,203.1 15,110 14,758.3 14,758.3 14,525 13,287.6 15,400 15,400 15,400 15,537.5 15,537.5 15,750 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ICBP - Stochastic %D(6,3,3) = 57.35, Stochastic %K = 54.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
54.982 54.982 20 57.3497 57.3497 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 ICBP - MACD (5,3) = -12.43, Signal() = -1.88
-12.4317 -1.87999 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ICBP - TSI(3,5,3) = 0.64, Volume() = 2,048,900.00
0.0595528 0.00000 0.63784 2,048,900
ICBP - William's % R(14) = -52.17, Volume() = 2,048,900.00 -52.1739
2,048,900
23 February 2016
23 February 2016
ADHI
TRADING BUY
S1 2580 R1 2650 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 2530 R2 2700
Closing
Price 2600
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 2580-Rp 2650
•Entry Rp 2600, take Profit Rp 2650
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 72.32 Negatif
MACD -0.27 Negatif
True Strength Index (TSI) -26.17 Negatif
Bollinger Band (Mid) 2603 Negatif
MA5 2655 Negatif 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800
August September October November December 2016 February ADHI Upward Sloping Channel
2,655 2,602.75 2,600 2,600 2,600 2,575 2,278.24 2,671.25 2,745 2,770.2 2,770.2 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 46.00, Stochastic %K = 23.60, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
23.6006 23.6006 20 46.0017 46.0017 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = 16.33, Signal() = 9.44
9.44118 16.3303 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = -26.17, Volume() = 11,594,600.00
-6.27231 -26.1652
0.00000
11,594,60
ADHI - William's % R(14) = -69.05, Volume() = 11,594,600.00 -69.0476 11,594,60
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ASII
TRADING BUY
S1 6700 R1 6850 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 6550 R2 7000
Closing
Price 6750
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 6700-Rp 6850
•Entry Rp 6750, take Profit Rp 6850
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 80.43 Negatif
MACD 38.54 Negatif
True Strength Index (TSI) 5.45 Negatif
Bollinger Band (Mid) 6583 Positif
MA5 6920 Negatif 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800
August September October November December 2016 February ASII Upward Sloping Channel
6,750 6,750 6,725 6,582.5 6,350 6,350 6,000.79 6,750 6,915.63 6,920 7,125 7,750 7,750 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 57.57, Stochastic %K = 42.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
42.1569 42.1569 20 57.5656 57.5656 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = 19.89, Signal() = -7.19
-7.18665 19.8904 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = 5.45, Volume() = 25,152,100.00
5.45193
0.00000
17.4721 25,152,10
ASII - William's % R(14) = -36.36, Volume() = 25,152,100.00 -36.3636 25,152,10
23 February 2016
23 February 2016
ELSA
TRADING BUY
S1 260 R1 285 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 245 R2 300
Closing
Price 273
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 260-Rp 285
•Entry Rp 273, take Profit Rp 285
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 77.04 Positif
MACD 7.73 Positif
True Strength Index (TSI) 78.19 Positif
Bollinger Band (Mid) 220 Positif
MA5 246.2 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0 600.0
August September October November December 2016 February ELSA Wedge 227 220.1 206 198 198 198 173 231 233.875 246.2 273 273 273 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 84.26, Stochastic %K = 91.74, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 84.2585
80 20 84.2585 91.7356 91.7356 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ELSA - MACD (5,3) = -9.25, Signal() = -7.41
-9.2534 -7.4081 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ELSA - TSI(3,5,3) = 78.19, Volume() = 211,430,400.00 65.3083
0.00000 78.1874
211,430,40
ELSA - William's % R(14) = -1.20, Volume() = 211,430,400.00 -1.20482 211,430,40
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SGRO
TRADING BUY
S1 1865 R1 1930 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1800 R2 1995
Closing
Price 1905
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 1865-Rp 1930
•Entry Rp 1905, take Profit Rp 1930
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 57.45 Positif
MACD 8.88 Positif
True Strength Index (TSI) 34.88 Positif
Bollinger Band (Mid) 1821 Positif
MA5 1830 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
August September October November December 2016 February
SGRO Broadening Wedge
1,830 1,823.75 1,821.25 1,715 1,703.75 1,703.75 1,530.54 1,870 1,905 1,905 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SGRO - Stochastic %D(6,3,3) = 65.82, Stochastic %K = 80.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
65.8166 65.8166 20 80 80.3567 80.3567 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 SGRO - MACD (5,3) = -17.44, Signal() = -9.24
-17.4394 -9.24014 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 SGRO - TSI(3,5,3) = 34.88, Volume() = 238,900.00
13.5655 0.00000 34.8848 238,900
SGRO - William's % R(14) = -7.32, Volume() = 238,900.00 -7.31707
238,900
23 February 2016
23 February 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
22-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 17825 17825 17700 17425 17700 17975 18250 Negatif Positif Negatif 19550 15875
LSIP Trading Sell 1450 1450 1440 1410 1440 1470 1500 Negatif Negatif Negatif 1535 1210
SGRO Trading Buy 1905 1905 1930 1800 1865 1930 1995 Positif Positif Positif 1870 1660
Mining
PTBA Trading Buy 5325 5325 5575 4175 4875 5575 6275 Positif Positif Positif 4785 4150
ADRO Trading Sell 595 595 585 565 585 605 625 Negatif Negatif Negatif 655 437
MEDC Trading Buy 830 830 845 785 815 845 875 Positif Negatif Positif 865 670
INCO Trading Buy 1595 1595 1620 1480 1550 1620 1690 Positif Positif Positif 1585 1370
ANTM Trading Buy 369 369 372 362 367 372 377 Negatif Positif Positif 373 292
TINS Trading Sell 575 575 570 560 570 580 590 Negatif Negatif Negatif 595 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 980 980 975 960 975 990 1005 Negatif Negatif Negatif 1045 905
SMGR Trading Sell 10125 10125 10050 9850 10050 10250 10450 Negatif Negatif Negatif 11175 10000
INTP Trading Sell 19525 19525 19375 19100 19375 19650 19925 Negatif Negatif Negatif 21200 18075
SMCB Trading Buy 970 970 980 930 955 980 1005 Positif Positif Positif 1005 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6750 6750 6850 6550 6700 6850 7000 Negatif Negatif Negatif 7150 5700
GJTL Trading Sell 488 488 484 474 484 494 505 Positif Negatif Negatif 535 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6825 6825 6900 6600 6725 6900 7025 Positif Positif Positif 6900 5500
GGRM Trading Buy 65400 65400 65900 63050 64475 65900 67325 Positif Positif Positif 64800 53025
UNVR Trading Buy 43375 43375 44025 40925 42475 44025 45575 Positif Negatif Positif 42775 35300
KLBF Trading Sell 1270 1270 1260 1240 1260 1280 1300 Negatif Positif Negatif 1505 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1730 1730 1710 1670 1710 1750 1790 Negatif Negatif Negatif 1850 1630
PTPP Trading Sell 3790 3790 3765 3705 3765 3825 3885 Negatif Negatif Negatif 4015 3770
WIKA Trading Sell 2650 2650 2635 2590 2635 2680 2725 Negatif Negatif Negatif 2910 2640
ADHI Trading Buy 2600 2600 2650 2530 2580 2650 2700 Negatif Negatif Negatif 2745 2180
WSKT Trading Sell 1930 1930 1915 1870 1915 1960 2005 Negatif Negatif Negatif 2000 1665
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2600 2600 2625 2545 2585 2625 2665 Positif Negatif Positif 2720 2350
JSMR Trading Sell 5425 5425 5350 5225 5350 5475 5600 Negatif Negatif Negatif 6250 5350
ISAT Trading Sell 5250 5250 5125 4900 5125 5350 5575 Negatif Positif Negatif 5625 5050
TLKM Trading Sell 3180 3180 3145 3075 3145 3215 3285 Negatif Negatif Negatif 3510 3045
Finance
BMRI Trading Sell 9400 9400 9250 9000 9250 9500 9750 Negatif Negatif Negatif 10400 9000
BBRI Trading Sell 10975 10975 10800 10300 10800 11300 11800 Negatif Negatif Negatif 12300 10750
BBNI Trading Sell 5000 5000 4940 4775 4940 5100 5275 Negatif Negatif Negatif 5675 4835
BBCA Trading Sell 13175 13175 13025 12775 13025 13275 13525 Negatif Negatif Negatif 13575 12750
BBTN Trading Sell 1465 1465 1425 1315 1425 1535 1645 Negatif Negatif Negatif 1655 1300
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 15725 15725 15650 15450 15650 15850 16050 Negatif Negatif Negatif 17475 15600