• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. SEJARAH PRAMUKA

1.1 SEJARAH GERAKAN PRAMUKA

Berbicara tentang Gerakan Pramuka, maka tidak akan terlepas dari pada sejarah pendiri dari Gerakan Kepanduan itu sendiri. Adalah Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powell Of Gilwell yang pertama kali memperkenalkan Gerakan Kepanduan. Dia adalah seorang tentara Inggris, lahir di London tanggal 22 Februari tahun 1857. Sejak dibentuknya organisasi kepanduan oleh Baden Powell di Inggris, banyak sekali Negara-negara lain yang mendirikan organisasi kepanduan di negaranya masing-masing seperti di negara Netherland, Amerika Serikat pada tahun 1910, dll. Dan sampai saat ini organisasi kepanduan sudah berkembang dilebih dari 140 negara di seluruh Dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Kemudian gagasan yang dicetuskan oleh Boden Powell itu dibawa oleh orang Belanda dan diajarkan juga di negeri jajahannya, Indonesia.

Nama organisasinya adalah Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) yang artinya Persatuan Pandu-Pandu Hindia belanda (Sunardi, dalam Darmawan : 2011).

Setelah didirikan organisasi yang bernama Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), maka oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional Indonesia gagasan Boden Powell itu diambil alih dan disesuaikan dengan sistem pembinaan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik untuk menjadi kader-kader pergerakan nasional.

(2)

commit to user

35

Maka dibentuklah bermacam-macam organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Ketika itu organisasi kepanduan yang ada antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), dan masih banyak lagi organisasi lainnya. Kemudian dengan adanya sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, ternyata benar- benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju lagi. Pemerintah Hindia Belanda melarang adanya organisasi kepanduan di luar NIPV yang menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery, maka K.H. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing tersebut, yang pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan tindakan nasionalistik. Dengan meningkatnya kesadaran nasional bangsa Indonesia, maka timbulah niat untuk mempererat persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Maka pada tahun 1930 berdiri gerakan-gerakan kepanduan yang diberi nama INPO (Indonesische Padvinders Organizitie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun 1931, terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI), dan kemudian berubah lagi menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938 (Darmawan : 2011).

Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dilarang adanya. Tapi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan. Pada tanggal 28 Desember 1945 dibentuklah PRI (Pandu Rakyat Indonesia) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, maka terbukalah bagi siapa pun untuk membentuk kembali organisasi kepanduan. Dengan demikian, berdirilah kembali organisasi kepanduan seperti HW (Hisbul Wathon), SIAP (Sarekat Islam Angkatan Pandu), PII (Pandu Islam Indonesia), pandu Kristen, pandu Katholik, KBI dan lain-lain. Akan tetapi menjelang 1961 organisasi kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi

(3)

commit to user

36

lebih dari 100 organisasi kepanduan, keadaan ini terasa sangat lemah meskipun sebagian daripada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia), dan PKPI (Persrikatan Kepanduan Putri Indonesia).

Lemahnya gerakan kepanduan Indonesia itu disebabkan karena pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Akhirnya dalam situasi yang demikian dipergunakan oleh pihak komunis untuk menjadikan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan Pioner Muda Komunis. Akan tetapi usaha PKI tersebut tidak berhasil, karena adanya amanat dari Bung Karno, selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 1961 yang kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Presiden Republlik Indonesia tanggal 20 Mei 1961 Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggrakan pendidikan kepramukaaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, organisasi lain yang menyerupai yang sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang adanya (Darmawan : 2011)

Pada perkembangan selanjutnya, gerakan pramuka telah diterima dan memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, baik masyrakat kota maupun masyarakat desa. Selain itu gerakan pramuka juga berkembang di lembaga- lembaga pendidikan seperti di sekolah umum atau agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik negri maupun swasta.

1.2 LANDASAN DASAR PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Berdasarkan Resolusi Konferensi Kepramukaan sedunia yang diselenggarakan di Konpenhagen, Denmark pada bulan Agustus tahun 1924 dinyatakan bahwa kepramukaan itu bersifat Nasional (Sunardi, dalam Darmawan :

(4)

commit to user

37

2011). Hal ini menandakan bahwa Gerakan Pramuka dan kegiatannya di Indonesia harus ditujukan demi kepentingan Bangsa Indonesia, sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945 maupun yang dimaksud GBHN sebagai hasil ketetapan MPR. Untuk itu yang menjadi landasan dasar dari Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut:

a. Landasan Idiil

Landasan Idiil dari pendidikan kepramukaan adalah Pancasila. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pada Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.” Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan kepramukaan mendasarkan diri pada Pancasila sebagai Dasar Negara dan falsafah bangsa Indonesia.

b. Landasan Konstitusional

Landasan Konstitusional dari Gerakan Pramuka adalah :

1. Undang undang Dasar 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.”

Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwa semua warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal ataupun non formal.

Dan juga pendidikan yang lainnya termasuk salah satunya adalah pendidikan kepramukaan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.238 Tahun 1961 tentang Pramuka, yang memutuskan bahwa:

Pertama, penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka.

(5)

commit to user

38

Kedua, diseluruh wilayah Republik Indonesia, perkumpulan Gerakan Pramuka dengan Anggaran Dasar sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan meyelenggarakan pendidikan kepanduan itu.

Ketiga, badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang meyerupai perkumpulan Gerakan Pramuka dilarang adanya (AD/ART PRAMUKA 2013).

c. Landasan Operasional

Landasan operasional dari pendidikan kepramukaan adalah :

1. Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan

2. Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka

3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

1.3 HAKIKAT DAN SIFAT GERAKAN PRAMUKA

A. Hakikat Pendidikan Kepramukaan

Hakekat Pendidikan Kepramukaan adalah:

(1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa

(2) Suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan keluarga

(3) Dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Jadi, kepramukaan sebagai suatu proses pendidikan, harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan dan bernilai pendidikan. Sehingga kegiatannya harus terencana,

(6)

commit to user

39

dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat bernilai dai segi pendidikan dan kejiwaan.

B. Sifat Pendidikan Kepramukaan

Sifat pendidikan kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:

(1) Nasional

Memiliki arti, bahwa suatu organisasi yang meyelenggarakan pendidikan kepramukaan disuatu Negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Hal inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan Negara-negara lain.

(2) Internasional

Yang berarti, bahwa organisasi kepramukaan di Negara manapun di dunia ini harus mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama anggota pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

(3) Universal

Yang berarti, bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja,. Dimana dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Selain itu juga, dalam Anggaran Dasar Gerakan Pamuka Bab III Pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama (AD/ART PRAMUKA 2013).

(7)

commit to user

40

Atas dasar ini, kaum muda dan orang dewasa berhak dan bebas memilih untuk menjadi atau tidak sebagai anggota Gerakan Pramuka Bagi mereka tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain yang menuntut mereka harus masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Akan tetapi mereka menjadi anggota pramuka atas dasar kehendak dan kemauan mereka sendiri. Jadi, sifat kesukarelaan ini merupakan ketentuan konstitusional keanggotaan oganisasi Gerakan Pramuka yang ada diseluruh dunia. Gerakan Pramuka yang keanggotaannya tidak berdasarkan atas kesukarelaan, bukanlah termasuk organisasi kepramukaan dan tidak bisa menjadi anggota atau bagian dari World Organization Of Scout Movement (WOSM) (Sunardi, dalam Darmawan : 2011)

1.4 TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA

Dalam melaksanakan kegiatannya, Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat perserta didiknya. Untuk itu, tugas pokok Gerakan Pramuka yang termaktub dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 5 adalah: Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa, agar menjadi generasi yang lebih baik yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan.

Jadi, dengan demikian Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang meupakan ciri khas untuk memberdakan kepramukaan dengan pendidikan lainnya.

1.5 TUJUAN DAN FUNGSI GERAKAN PRAMUKA 1.5.1 TUJUAN GERAKAN PRAMUKA

Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 238 tahu 1961 yang menetapkan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan yang

(8)

commit to user

41

diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan ini dilaksankan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, yang tujuannya sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, bahwa:

“Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia”.

Pembinaan dan pendidikan yang diselenggarakan dalam kegiatan Pramuka yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi:

1. Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

2. Warga negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara.

Dengan demikian Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti, dan kuat keyakinan beraggamanya, sehat jasmani dan rohaninya serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

(9)

commit to user

42

1.5.2 FUNGSI GERAKAN PRAMUKA

Dari uraian di atas tentang hakekat dan sifat pendidikan kepramukaan tersebut di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai beikut:

1. Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda

Kegiatan menarik (game) yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan serta mempunyai tujuan dan aturan permainan yang jelas dan bukan sekedar permainan yang hanya bersifat hiburan saja. Kegiatan yang menarik ini harus ditujukan dari pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan. Dengan model pendidikan yang seperti ini, diharapkan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan. Karena anak didik diberikan keleluasaan bergerak dengan menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan masyarakat dengan tetap ada pengawasan dari pihak Pembina atau Orang Dewasa.

2. Pengabdian bagi Orang Dewasa

Pengabdian (job) bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa Pramuka bukan lagi bermain, melainkan suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh Pramuka usia Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka usia Pandega (21- 25 tahun) akan lebih cocok jika kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti: pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi sukarelawan di daerah bencana dan lain sebagainya.

(10)

commit to user

43

3. Alat bagi Masyarakat dan Organisasi

Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi. Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisainya. Dengan demikian, kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan.

Sedangkan menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 6, dinyatakan bahwa: “Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.”

Masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang di harapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja. Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan. Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 4 dijelaskan tujuan gerakan Pramuka yang salah satunya adalah membina dan mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya. (Sunardi, 2006: hal 4).

Sedangkan menurut Pasal 3 UU Nomor 12 Tahun 2010,

“Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan Pramuka melalui. a) pendidikan dan pelatihan Pramuka, b)

(11)

commit to user

44

pengembangan Pramuka, c) pengabdian masyarakat dan orang tua, dan d) yang berorientasi pada pendidikan.

1.5.3 PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN METODE KEPRAMUKAAN

Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Boden Powell telah meyusun prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang ada dalam PDMPK adalah:

1. PRINSIP KESUKARELAAN

Prinsip kesukarelaan merupakan sikap atau perbuatan yang bukan karena paksaan atau tekanan, melainkan karena kesenangan yang kemudian menumbuhkan kerelaan dalam hati mereka. Sikap laku itu dilandaskan pada sifat-sifat ketulusan hati, tanpa pamrih, mengutamakan kewajiban dari pada hak, pengabdian dan tanggung jawab.

2. PRINSIP KODE KEHORMATAN

Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan Gerakan Pramuka merupakan suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku kepramukaan Indonesia.

(12)

commit to user

45

Gerakan Pramuka sebagai oraganisasi pendidikan nonformal, menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang sasaran utamanya adalah pembinaan watak. Dalam melaksanakan pendidikan kepada peserta didik hanya digunakan suatu norma yang diperlukan dan praktis berguna untuk kehidupan dan penghidupannya.

Kode kehormatan sebagai cara untuk pendidikan dan pembinaan budi yang luhur. Setiap anggota Gerakan Pramuka adalah anggota masyarakat, oleh karena itu, sebagai anggota masyarakat maka seorang pramuka harus merupakan anggota masyarakat yang berharga dan dihargai masyarakat. Pandangan masyarakat itu negatif atau positif tergantung pada sikap. perbuatan dan tingkah laku pramuka itu.

Dengan adanya kode kehormatan, maka diharapkan seorang pramuka memiliki pegangan yang baik dalam kehidupannya di tengah masyarakat, sehingga memperoleh pandangan yang positif dari masyarakat. Bagi masyarakat kode kehormatan pramuka merupakan standar ukuran tingkah laku seorang pramuka. Maka dengan kode kehormatan itu masyarakat melakukan kontrol sosial terhadap pramuka dan Gerakan Pramuka.

Kode kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan atau tingkatannya serta perkembangan jasmani dan rohaninya, yaitu:

1. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga (usia 7 s/d 10 Tahun) yaitu:

a. DWI SATYA :

1. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Menurut aturan keluarga

(13)

commit to user

46

2. Setiap hari berbuat kebaikan.

b. DWI DARMA

1. Siaga itu menurut ayah ibundanya.

2. Siaga itu berani dan tidak putus asa.

2. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang (usia 11 s/d 15 tahun) yaitu Tri Satya dan Dasa Darma.

a. TRI SATYA

1. Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila;

2. Menolong sesama hidup dan mempesiapkan diri membangun masyarakat;

3. Menepati Dasa Darma.

b. DASA DARMA

Pramuka itu:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;

3. Patriot yang sopan dan ksatria;

4. Patuh dan suka bermusyawarah;

5. Rela Menolong dan Tabah;

6. Rajin, Trampil dan Gembira;

7. Hemat, cermat dan bersahaja;

8. Didplin, berani dan setia;

(14)

commit to user

47

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;

10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.

3. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak (usia 16 s/d 20 tahun) dan Pramuka Pandega (usia 21 s/d 25 tahun) yaitu sama dengan kode kehormatan pada pramuka penggalang, namun ada sedikit perbedaan dalam Tri Satya butir ke-1, yakni jika kode kehormatan pramuka penggalang masih dalam tahap mengamalkan Pancasila dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Maka pada kode kehormatan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega sudah dalam tahap menjalankan Pancasila dan sudah dalam tahap ikut serta membangun masyarakat.

4. Kode Kehormatan bagi anggota Pramuka Dewasa (usia diatas 25 tahun) itu juga sama yaitu terdiri atas Tri Satya dan Dasa Darma (AD/ART PRAMUKA 2013).

Penerapan dari prinsip Kode kehormatan ini haruslah dirasakan oleh setiap anggota pramuka. Bahwa ia menerima Kode Kehormatan bukan sebagai tanggung jawab yang berat akan tetapi terhormat. Karena itu, proses kegiatan penerimaan kode kehormatan ini haruslah dinyatakan dihadapan para saksi dalam suasana yang penuh kehormatan sebagai landasan gerak dan tingkah lakunya di tengah-tengah masyarakat.

3. SISTEM BEREGU

Gerakan Pramuka adalah gerakan anak-anak dan pemuda-pemuda, dipimpin oleh anak dan pemuda itu sendiri, dengan bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa. Salah satu sifat anak atau pemuda adalah kesenangan untuk mencari teman dan kelompok, kemudian bersama melakukan kegiatan sesuai dengan aspirasi dan keinginan mereka.

Kegiatan-kegiatan itu dapat berbentuk kegiatan yang negatif atau positif.

(15)

commit to user

48

Penerapan sistem beregu ini merupakan usaha untuk mengarahkan sifat anak atau pemuda tersebut kearah kegiatan positif dan sebagai alat proses pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka.

Sistem beregu harus dilaksanakan dalam gerakan pramuka dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan belajar dipimpin, belajar berorganisasi, belajar memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, belajar menyesuaikan dan menempatkan diri, belajar bekerja dan bekerjasama serta belajar kerukunan (Sunardi, 2006).

4. SISTEM SATUAN TERPISAH

Prinsip-prinsip satuan terpisah adalah memisahkan satuan-satuan untuk anggota putra dan anggota putri. Pelaksanaan sistem satuan ini disesuaikan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka, yakni: satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, tidak dibenarkan jika satuan pramuka putri dibina oleh pembina putra, dan begitu pula sebaliknya, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.

Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan bagi anak remaja, pemuda baik putra maupun putri, oleh karena itu semua kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan jenis peserta didik. Dengan satuan terpisah antara satuan putra dan satuan putri, maka proses pendidikan bagi masing-masing jenis peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan maka harus dijaga agar tempat perkemahan putra dan perkemahan putri terpisah dan berjauhan letaknya.

5. SISTEM TANDA KECAKAPAN

(16)

commit to user

49

Tanda kecakapan merupakan tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang peserta didik anggota Gerakan Pramuka. Dalam Gerakan Pramuka keinginan atau kesukaan yang wajar itu dimanfaatkan untuk mendorong peserta didik, supaya ia berinisiatif mengembangkan dirinya dalam berbagai macam kecakapan dan kepandaian baik dibidang teknis maupun mental spiritual.

Setiap pramuka harus berusaha untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan bagi kebaktiannya kepada masyarakat.

Tanda kecakapan adalah alat untuk mendorong dan merangsang para pramuka supaya berusaha memperoleh kecakapan itu.

Tanda-tanda kecakapan diberikan kepada peserta didik setelah yang bersangkutan melakukan suatu usaha untuk memperoleh tanda kecakapan itu. Usaha tersebut harus timbul dari swakarsa peserta didik itu sendiri, tidak diatur oleh pembina pramuka. Tanda kecakapan yang dimiliki peserta didik karena suatu kecakapan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik yang bersangkutan haruslah terjamin bahwa kecakapan itu cukup dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu adanya proses penilaian dalam bentuk ujian, namun demikian harus diperhatikan bahwa ujian itu sangat informal dan dirasakan menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.

6. KEGIATAN MENARIK YANG MENGANDUNG PENDIDIKAN

Setiap orang, baik muda ataupun tua suka dan tertarik akan kegiatan yang menggembirakan dan mengasyikkan. Kegiatan itu dapat dalam bentuk permainan, pekerjaan atau perlombaan.

Kegiatan yang menarik itu mempunyai tujuan yang bermacam- macam. Ada yang dapat digunakan untuk mengisi waktu, untuk rekreasi, untuk menyalurkan tekanan-tekanan jiwa, dan dapat juga digunakan

(17)

commit to user

50

untuk melatih persiapan hidup seperti berkemah (Boenakin, dalam Darmawan 1981:89)

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa pelajaran atau pendidikan akan lebih berhasil dan cepat dimasukkan dalam diri anak didik jika diselenggrakan dalam bentuk permainan. Oleh karena itu permainan- permainan yang diberikan harus mengandung pendidikan yang mudah dipahami dan mudah meresap dalam jiwa anak didik.

7. PENYESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN ROHANI DAN JASMANI

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan perkembangan jasmani peserta didik, karena tiap orang tentu berbeda-beda dengan yang lain. Perbedaan itu dapat dalam hal berpikir, tingkah laku, bentuk tubuh dan sebagainya.

Dalam usaha pendidikannya, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip penyesuaian dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh peserta didik.

Penyesuaian ini dilakukan dengan menyesuaikan umur peserta didik. Dalam Gerakan Pramuka peserta didik digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu: golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak dan golongan pandega.

8. KEPRASAHAJAAN HIDUP

Dengan adanya prinsip keprasahajaan hidup, maka para pemuda harus dididik untuk sederhana baik dalam hal kesederhanaan sikap maupun kesederhanaan hidup. Hal ini dimaksudkan agar mereka sanggup dan mampu menghadapi segala macam keadaan hidup.

(18)

commit to user

51

Kesederhanaan hidup atau hidup sederhana ini dilaksanakan berdasar metodik pendidikan kepramukaan, yaitu cara-cara hidup yang berunsurkan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak boros, tidak berlebih-lebihan serta tinggi rasa kesetiaan. Keprasahajaan hidup atau kesederhanaan hidup ini harus dititik beratkan kepada moral, akhlak atau sikap mental seseorang.

9. SWADAYA

Gerakan Pramuka menyelenggrakan pendidikan kepramukaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan rasa percaya diri sendiri, rasa berkewajiban, rasa tanggung jawab dan rasa disiplin. Rasa percaya pada diri sendiri itu berkembang kalau praamuka itu bisa dan berhasil melaksanakan berbagai kegiatan dengan berdiri di atas kaki sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Prinsip swadaya yang diterapkan dalam berbagai kegiatan baik perorangan maupun kelompok merupakan cara membina dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri.

Pendidikan kepramukaan anak atau pemuda adalah untuk menyiapkan mereka hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan memerlukan keuletan serta ketabahan mental dan fisik. Dengan adanya prinsip swadaya ini diharapkan setiap anggota pramuka agar tidak hidup menggantungkan diri pada orang lain yang dengan sendirinya akan tumbuh rasa kepercayaan pada diri sendiri (Sunardi, 2006).

2. PRAMUKA DALAM KURIKULUM 2013

Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Pramuka dalam dunia pendidikan. Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga pramuka mendapat perhatian yang serius dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak.

(19)

commit to user

52

Walaupun pramuka diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan “wajib” bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang.

Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional. Sehingga setiap sekolah berbondong-bondong mendirikan Gugus Depan dan mewajibkan kegiatan kepramukaan pada peserta didiknya. Dan pemerintah tidak tanggung-tanggung dalam mendanai kegiatan tersebut, mulai kegiatan pada tingkat daerah bahkan nasional. Lebih dari itu, bersedia mencetak pembina-pembina pramuka yang berasal dari guru-guru yang bukan berlatar belakang pramuka yang diikut sertakan dalam Kursus Mahir Dasar dan Lanjutan (KMD/KML) untuk mengantisipasi kekurangan pembina pramuka pada lembaga pendidikan.

Gerakan Pramuka mendapatkan pengakuan yang sah sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kepanduan di Indonesia melalui Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. terbitnya UU tersebut sebagai pengganti daripada Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kurikulum 2013 terutama dengan menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib banyak menuai kontroversial dilihat dari sisi regulasi. UU Gerakan Pramuka dan AD/ART Gerakan Pramuka dengan terpaksa dihadapkan berlawanan dengan aturan Kurikulum 2013. Dan kurikulum 2013 saling berkontradiksi dengan UU Sistem Pendidikan Nasional. Berikut akan dijelaskan lebih rinci adanya kontradiksi regulasi tersebut, yakni:

a. UU Gerakan Pramuka versus Kurikulum 2013 (sukarela vs wajib) Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Pasal 20 disebutkan bahwa “Gerakan Pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan non politis, sukarela dijelaskan dalam UU tersebut organisasi yang keanggotaannya atas kemauan sendiri, tidak karena diwajibkan”. Lebih lanjut Anggaran

(20)

commit to user

53

Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2009 pasal 9 lebih lanjut disebutkan “Gerakan Pramuka bersifat sukarela, artinya tidak ada unsur paksaan, kewajiban dan keharusan untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka”. Namun, kebijakan pemerintah dalam kurikulum 2013 justru malah mewajibkan kepramukaan kepada setiap jenjang pendidikan.

b. UU Sistem Pendidikan Nasional versus Kurikulum 2013 (tidak dipaksa vs wajib) UU No. 12 Tahun 2010 Gerakan Pramuka pasal 11 menggolongkan

“Pramuka sebagai pendidikan non formal dalam sistem pendidikan nasional”. Sedangkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 menjelaskan bahwa “pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam…”. UU sisdiknas tersebut menjelaskan pendidikan non formal diperuntukan bagi masyarakat yang memerlukan, sementara kebijakan kurikulum 2013 dengan sangat arogansinya mewajibkan pramuka di tiap jenjang pendidikan.

Dimasukannya pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 pada tiap jenjang pendidikan mempunyai efek positif maupun negatif, terlepas daripada kontroversial kebijakan tersebut. Berikut merupakan efek yang muncul yakni:

1. Efek Positif

Adanya nilai positif yang ditimbulkan dari digandengnya pramuka dalam kurikulum baru tersebut yakni:

a) Mengokohkan posisi pramuka di Indonesia sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kepanduan dan diakui oleh pemerintah melalui regulasi dan kebijakan.

b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Gerakan pramuka sebagai bagian dari pada sistem pendidikan nasional dan pelaksana pola pembinaan Gerakan Pramuka di satuan pendidikan.

(21)

commit to user

54

c) Mempermudah dalam pembiayaan setiap kegiatan kepramukaan baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah baik di level daerah dan nasional maupun internasional.

d) Mengembangkan metode-metode pendidikan dan pelatihan bagi kepramukaan.

2. Efek Negatif

a) Terjadinya kekakuan dalam sistem pendidikan dan pelatihan kepramukaan, membuat kegiatan menjadi terkekang oleh ruangan kelas, dan mengurangi kegiatan-kegiatan di luar ruangan yang merupakan kegiatan sesungguhnya dari kepramukaan.

b) Perubahan arah orientasi menjadi hanya sekedar menuntaskan kewajiban belaka, bukan lagi membimbing karakter siswa melalui pola hubungan kakak-adik.

c) Penurunan kualitas kepramukaan, hal ini dalam praktek dilapangan sudah terjadi yakni dengan munculnya kebijakan mengikutsertakan guru-guru kelas yang notabene bukan berlatar belakang pramuka ikut serta dalam Kursus Mahir Dasar. Sehingga dapat mencetak pembina pramuka yang bukan dari pramuka dan belum memahami pramuka.

d) Rawan terjadinya penyalahgunaan nama pramuka, baik dalam pengajuan anggaran maupun dalam kampanye politik yang saat ini terjadi.

(22)

commit to user

55

3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN PRAMUKA

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya.

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas (materi OPP 34,UM), yaitu :

a. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

b. Internasional, yang berarti bahwa organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/ agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa.

c. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.

Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah pelatihan dan

(23)

commit to user

56

pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.

Ada 23 karakter peserta didik yang tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu:

1. Religius, 2. Cinta alam,

3. Kasih sayang sesama manusia,

4. Patriot yang sopar, 5. Ksatria,

6. Patuh,

7. Suka bermusyawarah, 8. Rela menolong, 9. Tabah,

10. Rajin, 11. Terampil,

12. Gembira, 13. Hemat, 14. Cermat, 15. Bersahaja, 16. Disiplin, 17. Berani, 18. Setia,

19. Bertanggung jawab, 20. Dapat dipercaya, 21. Suci dalam pikiran, 22. suci dalam perkataan, 23. Suci dalam perbuatan

(24)

commit to user 57

Dari paparan di atas, secara tersirat maupun tersurat pendidikan karakter sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan adanya pramuka di satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan, maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman pendidikan karakter dengan indikator 23 karakter di atas sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan tersebut.

Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategik (Renstra) Gerakan Pramuka.

Kepanduan atau pramuka merupakan wadah gerak bagi peserta didik dibawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka melakukan kegiatan – kegiatan yang positif, inovatif dan produktif yang akan membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan daya tarik dalam lingkungan.

Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah larut menghambakan dirinya kepada tata nilai asing.

Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial di masyarakat.

Di samping itu secara internal, terdapat pula ketidaksiapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negatif yang menyesatkan.

(25)

commit to user 58

Dari sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART. Sehingga, dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami, dan disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik.

Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan generasi muda.

Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan untuk mendidik pelajar dan generasi muda dalam upaya mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV. Dengan demikian pendidikan kepramukaan yang merupakan lembaga pendidikan luar sekolah bersifat non formal yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang tidak terpisahkan.

Pendidikan kepramukaan sebagai lembaga pendidikan luar sekolah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan bagi anak – anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka agar menjadi generasi yang lebih baik. Generasi muda diharapkan sanggup bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya juga mampu membina dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya cita – cita perjuangan para pahlawan bangsa.

4. EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA

4.1 PROFIL INFORMAN

Informan merupakan komponen penting dalam penelitian. Dengan adanya informan maka penelitian dapat menghasilkan suatu temuan yang dapat menjawab

(26)

commit to user 59

suatu rumusan masalah. informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, 6 orang merupakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta, dan 1 orang guru pembina ekstrakurikuler pramuka , yaitu:

1. T.W. merupakan siswa kelas XI yang juga merupaka anggota Dewan Ambalan Ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Surakarta.

2. D.D. merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

3. Q.A.K merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, tetapi mengikuti ekstrakurikuler lain.

4. A.I merupakan siswa kelas X yang menyukai kegiatan kepramukaan.

5. I.O.D.H merupakan siswa kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

6. D.P.W merupakan siswi kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

7. Bapak R yang juga merupakan guru mata pelajaran matimatika sekaligus guru pembina pramuka.

MATRIKS 4.1 Profil Informan

no Nama Pekerjaan/Jabatan Ikut dalam ekskul pramuka

1. T.W. Siswa kelas XI ya 2. D.D. Siswa kelas XII ya 3. Q.A.K. Siswa kelas XII tidak 4. A.I. Siswa kelas X

5. I.O.D.H. Siswa kelas XII tidak 6. D.P.W. Siswa kelas XII tidak 7. R Guru matematika dan

pembina pramuka Sumber Data Primer, diolah Maret 2015

(27)

commit to user 60

4.2 MODEL KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA

Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta tidak diketahui secara pasti mulai ada sejak kapan. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku pembina pramuka di SMA Negeri 1. Berikut penuturannya:

“...wah. Pasnya tahun berapa saya kurang tau, mas. Saya ngajar disini baru sekitar 6 tahun. Dulu sebelum ekstrakurikuler belum diwajibkan kaya sekarang, yang ikut itu Cuma sedikit, mas. Hanya sekitar 20-an anak yang ikut. Tapi sekarang setelah kurikulumnya berubah sudah beda, mas...”

Mulai tahun ajaran 2013 ekskul kepramukaan di SMA Negeri 1 Surakarta merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti setiap peserta didik kelas X, kecuali kelas XII tidak diwajibkan karena dipersiapkan untuk fokus menghadapi Ujian Nasional. Hal tersebut sehubungan dengan ditetapkannya kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Organisasi Pramuka dalam dunia pendidikan. Organisasi Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga kepramukaan mendapat perhatian yang serius dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak. Walaupun kepramukaan diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan “wajib” bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional.

(28)

commit to user 61

Matriks 4.2

Model pelaksanaan kegiatan ekskul pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014

Sumber: data primer, diolah maret 2015

Hal tersebut dikuatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Dalam Permen ini salah satunya mengatur tentang pengorganisasian model pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan pada kurikulum 2013, yang salah satu isinya membahas model-model dalam pendidikan kepramukaan, adalah sebagai berikut :

Model pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka

PESERTA KEGIATAN TUJUAN

Model Blok Seluruh siswa-siswi kelas X pada awal masuk sekolah

Training Orientasi Kepramukaan

a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan.

b. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan, Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.

Model Aktualisasi Wajib bagi Seluruh siswa-siswi kelas X

a. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali b. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120

menit.

c. Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.

d. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)

a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik.

b. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan.

c. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak.

Model Reguler Hanya kelas XI dan tidak diwajibkan

1. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik

2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.

3. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.

4. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan.

5. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).

meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui:

aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.

(29)

commit to user 62 1. MODEL BLOK

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem blok adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan pendidikan. Sistem blok ini dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam pelajaran karena sifatnya baru pengenalan. Sistem blok ini merupakan “Training Orientasi Kepramukaan bagi peserta didik” sesuai tingkatan dan usianya. Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem blok dilakukan dengan menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan.

Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem blok adalah:

a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan.

b. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.

1.1 KEMAH SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL BLOK DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA

Penerapan kegiatan model blok dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta dilakukan pada awal tahun ajaran baru saat setelah

(30)

commit to user 63

siswa kelas X melakukan kegiatan masa orientasi dengan kegiatan kemah yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X, guru, anggota ekstrakurikuler pramuka. Selain untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan kepada siswa-siswi baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengakrabkan diri antar siswa. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku guru dan pembina pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta, berikut penuturannya:

“..kemarin saat awal tahun ajaran baru sekolah kita mengadakan camping yang tujuannya mengenalkan ke siswai-siswi baru tentang kegiatan dan pendidikan kepramukaan, mas. Kemarin kegiatannya kita adakan di Sekipan selama 3 hari 2 malam, seluruh siswa kelas X wajib ikut, mas....”

Kegiatan perkemahan tersebut merupakan implementasi kegiatan ekstrakurikuler model blok yang diselenggarakan SMA Negeri 1 Surakarta kepada seluruh siswa-siswi kelas X tahun ajaran baru yang bertujuan untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan melalui kegiatan yang mendidik dan menantang. Kegiatan kemah juga dimaksudkan sebagai ajang siswa kelas X untuk beradaptasi dengan siswa-siswi lain. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R, berikut kutipannya:

“...kemah itu juga dimaksudkan untuk ajang mengakrabkan diri siswa- siswi baru dengan teman-teman baru, selain itu kegiatan kemah juga mengandung nilai-nilai pendidikan contohnya belajar mandiri, hidup sederhana, dan masih banyak lagi, mas....”

Kegiatan di alam terbuka, sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan cara yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karena itu kegiatan di alam terbuka dalam kepramukaan merupakan suatu kegiatan yang penting.

(31)

commit to user 64

Berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan penerapan metode kepramukaan yang mendorong peserta didik untuk introspeksi sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang berkaitan dengan Pinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.

Hidup dalam perkemahan di Alam Terbuka yang jauh dati tempat tinggal dan kota yang penuh kemudahan, kemewahan, ketergantungan, mendorong peserta didik/ kaum muda untuk menyadari tentang apa yang perlu dan nyata dalam hidup ini.

Dewasa ini kaum muda dihadapkan pada dunia yang sukar untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang berkelebihan, apa yang perlu dan apa yang dapat ditunda, apa yang asli dan apa yang palsu, apa yang riil dan apa yang ilusi. Dengan berkemah atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai kesederhanaan hidup dialam.

Dengan cara ini mereka mampu menghindari hidup yang konsumtif, dapat memahami pentingnya hidup harmonis dengan alam dan memeliharanya.

Dengan demikian berkemah adalah alat pendidikan.

Berkemah, sebagai proses pendidikan di Alam Terbuka, perlu dilakukan secara reguler / periodik, karena dengan berkemah proses pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial terbina dan terkembang secara efisien dan efektif. Acara berkemah sedikitnya diadakan 2 ( dua ) bulan sekali.

Berkemah itu efektif sebagai alat pendidikan kalau :

1. Mudah, manfaat, murah ( 3M )

2. Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

3. Dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.

4. Dilaksanakan dengan memperhatikan Keselamatan dan kemananan 5. Disiplin dan menjaga serta memelihara lingkungan

(32)

commit to user 65

Berkemah dalam kepramukaan adalah suatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif, untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.

Berkemah, sebagai bagian yang sangat esensial / sangat perlu dalam proses pendidikan seorang Pramuka, merupakan titik kulminasi / puncak semua yang dipelajari peserta didik dalam pertemuan pelantikan yang diikutinya. Kepramukaan adalah kegiatan di alam terbuka, Pramuka bukanlah sekedar nama, tidaklah patut menamakan dirinya Pramuka kalau dia tidak pernah berkemah. Satuan Pramuka yang baik dan efektif bukanlah Satuan Pramuka yang bergerak dilokasi pelatihan rutin yang kegiatanya agar anggotanya memperoleh Tanda Kecakapan, tetapi Satuan Pramuka yang dinamis dan bergerak dialam terbuka ( hutan, pegunungan, laut ) dan membina, mengembangkan serta menerapkan keterampilan kepramukaan di lingkungan yang tepat. Indikator Satuan pramuka yang efisien dan efektif dinilai antar dasar pengalaman dan keberhasilan satuan tersebut mengadakan kegiatan berkemah.

Tujuan dan Sasaran Berkemah dalam Kepramukaan

a. Tujuan berkemah adalah membina dan mengembangkan, melalui kepramukaan, ketahanan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat.

b. Sasaran berkemah dan kepramukaan adalah peserta didik mampu :

1. meningkatkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri

(33)

commit to user 66

3. meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh

4. meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan keterampilan 5. membina kerjasama, gotong royong dan kerukunan 6. melatih hidup prasahaja dan berswadaya (mandiri) 7. menambah pengetahuan dan pengalaman

8. meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air

9. menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan baktinya pada tanah air dan bangsa

Berkemahan adalah kegiatan untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega bahkan dapat juga dilakukan oleh anggota dewasa (Pembina, Pelatih, Pamong dan Instruktur Saka).

Pramuka Siaga Perindukan dapat melakukan kegiatan berkemah, dengan ketentuan , sebagai berikut :

1. Berkemah dilaksanakan pada siang hari saja (tidak bermalam), biasanya disebut PERSARI (perkemahan satu hari).

2. Tenda sudah didirikan oleh Pembina dan Pembantu Pembina Siaga dapat menerima bantuan Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega sebaiknya melibatkan dan mengikut sertakan para orang tua Pramuka Siaga yang bersangkutan.

3. Tidak memasak, makanan mereka bawa dari rumah.

4. Acara kegiatan disusun sedemikian rupa oleh Pembina Pramuka Siaga sehingga menjadi kegiatan bermain yang menggembirakan dan mengesankan.

5. Setelah Persari selesai tenda dan peralatan perkemahan lainnya dibongkar dan disimpan oleh Regu Kerja / Sangga Kerja.

Pemilihan tempat berkemah :

(34)

commit to user 67

1. tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput 2. terdapat pohon pelindung

3. terdapat saluran pembuangan air 4. dekat dengan sumber air

5. pemandangan alam yang menarik 6. terdapat arena untuk bertualang 7. keamanan terjamin

8. tidak terlalu dekat dengan perkampungan dan jalan raya 9. tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan

Pelaksanaan perkemahan

a. Persiapan kegiatan berkemah harus merupakan putusan dewan satuan (perindukan, pasukan, ambalan, racana).

1. penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya 2. pengadaan peralatan dan perbekalan 3. peninjauan tempat berkemah

4. izin orang tua peserta didik dan izin pada penguasa setempat 5. pembentukan panitia pelaksana

6. penyusunan acara perkemahan

b. Pelaksanaan

1. kegiatan hendaknya diusahakan menurut rencana yang telah disiapkan sesuai dengan tujuan perkemahan

2. pelaksanaan acara harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik 3. acara dimungkinkan untuk diubah sesuai dengan perkembangan

keadaan.

4. tersedianya acara pengganti dan tambahan untuk memberi kesibukan pada waktu luang

5. setiap kegiatan yang dilakukan hendaknya selalu memperhatikan faktor pengamanan dan keselamatan peserta

(35)

commit to user 68

6. setelah perkemahan usai, lokasi perkemahan harus bersih dan tidak terkesan baru saja digunakan perkemahan.

7. Perlengkapan Pribadi regu, sangga, reka supaya sesuai dengan situasi dan kondisi perkemahan khususnya, waktu, lokasi, musim, tujuan dan sasaran, lingkungan acara dll.

c. Kegiatan berkemah untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat dilakukan oleh seorang atau oleh sangga atau reka, namun harus tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

d. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan perkemahan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan perkemahan di masa mendatang. Yang perlu dievaluasi :

1. prestasi peserta didik selama berkemah

2. apakah terjadi adanya perubahan sikap pada peserta perkemahan 3. tentang kesehatan peserta

4. tentang kemungkinan kekurangan yang dapat ditemukan selama berkemah

1.2 PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA DALAM KEGIATAN KEMAH

Berkemah dalam kepramukaan adalah sesuatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif untuk mencapai sasaran dan tujuan pendidikan.

Tujuan berkemah adalah “Membina dan mengembangkan ketahanan mental/ moral/ spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sebagai individu dan anggota masyarakat”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89)

(36)

commit to user 69

Selanjutnya menurut Tim (2005: 31) menyebutkan bahwa tujuan berkemah adalah :

1. Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan, dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.

2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerja sama dan rasa memiliki.

Jadi, tujuan berkemah adalah agar peserta didik dapat belajar hidup bersosialisasi dengan alam dan masyarakat. Manfaat berkemah adalah sebagai berikut :

a. Mengagumi alam ciptaan Tuhan.

b. Mempercakap diri dalam melaksanakan ajaran-ajaran pramuka.

c. Mempraktekkan sistem kerukunan.

d. Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat.

e. Kita akan menemukan hal-hal yang baru yang akan mempertebal percaya pada diri pribadi. (Lemdikacab, 2001: 89)

Sasaran berkemah dalam kepramukaan adalah peserta didik mampu :

a. Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri.

c. Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.

d. Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan, dan keterampilan.

e. Membina kerja sama, gotong royong, dan kerukunan.

f. Melatih hidup prasahaja dan berswadaya.

g. Manambah pengetahuan dan pengalaman.

(37)

commit to user 70

h. Meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air.

i. Menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan bakti pada tanah air dan bangsa. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89)

Jadi, berkemah merupakan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar peserta didik dapat mandiri dengan tetap menyadari sebagai makhluk sosial.

Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata hati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedangkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongkret dalam tingkah laku ataupun sikapnya, atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekanan. Berdasarkan model kegiatan pramuka yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tujuan kegiatan ekstrakurikuler pramuka penegak model blok adalah aplikasi dasadarma pramuka khususnya darma ke-1 dan darma ke-2.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Surakarta, penerapan nilai Dasadharma dalam Kegiatan kemah adalah sebagai berikut.

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa a. Pengertian

(38)

commit to user 71

Sebagai pribadi yang lemah, kita harus beribadah kepada Tuhan YME. Dia adalah pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan shalat lima kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut penuturannya:

“...dasadarma yang pertama adalah takwa kepada Tuhan, yang artinya pramuka itu harus taat beribadah kepada tuhan, dan tidak melakukan larangan dalam agamanya..”

Hal senanda juga seperti apa yang diungkapkan Bapak R selaku guru dan pembina ekstrakurikuler pramuka, berikut penuturannya:

“...dasadarma yang pertama itu takwa kepada tuhan, artinya seorang pramuka harus selalu taat beribadah dan menjahi larangan-Nya...”

b. Penerapan dalam Kegiatan Kemah

Pada saat kegiatan kemah seluruh peserta siswa-siswi yang beragama islam diwajibkan melakukan ibadah solat 5 waktu tepat waktu dan dilakukan secara berjamaah. Selain itu para peserta yang beragama non-muslim juga harus menghormati saat sedang melakukan solat berjamaah dengan tidak berisik dan mengganggu kekhusyukan ibadah solat. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W.

siswa kelas XI, berikut penuturannya:

“...pada saat kegiatan kemah dulu setiap memasuki waktu solat wajib seluruh siswa peserta diberikan waktu untuk istirahat, mas. Kemudian seorang siswa muslim bertugas azan, setelah itu baru solat berjamaan, mas. Itu dilakukan setiap udah waktu solat, mas...”

(39)

commit to user 72

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia a. Pengertian

Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-Nya. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.

Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Hal ini sesuai dengan penuturan D.D.

siswa kelas XII, berikut penuturannya:

“...dasadarma yang kedua adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia artinya adalah pramuka harus mencintai alam, maksudnya adalah tidak boleh merusak alam, contoh membuang sampah tidak sembarangan dan pada tempatnya.

Kasih sayang sesama manusia adalah seorang pramuka harus mengahargai, dan menghormati sesama manusia. Contohnya tidak membeda-bedakan suku bangsa manusia...”

b. Penerapan dalam kegiatan kemah

Pada saat kegiatan kemah seluruh siswa-siswi peserta diwajibkan selalu membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan untuk menjaga kebersihan area perkemahan dan tidak diperbolehkan mencabut tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar area perkemahan. Selain itu juga seluruh peserta melakukan kegiatan bersih-bersih dan memungut sampah di sekitar areal perkemahan. Hal

(40)

commit to user 73

ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh D.D, berikut kutipannya:

“...dulu waktu saya mengikuti kegiatan kemah, seluruh siswa diwajibkan membuang sampah di tempat yang udah disediakan, mas. Selain itu juga ada kegiatan bersih pada saat hari pertama dan hari terkahir kemah, mas. Kegiatan ini bagus buat memupuk rasa cinta alam menurut saya, mas....”

1.3 NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN KEMAH

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam kegiatan kemah yang dilakukan pada saat awal masuk keleas X menurut Bapak R adalah siswa dapat belajr mandiri, hidup sederhana, bakti sosial, mencintai alam, kerja sama, taat beribadah. Hal ini sesuai dengan penuturan bapak R, berikut penuturannya:

“...dalam kegiatan perkemahan selain diajarkan untuk mandiri, gotong royong, gotong royong contohnya siswa bersama-sama dan bergotong royong dalam mendirikan tenda, kemah juga mengajarkan siswa hidup sederhan, mas. Saat kemah siswa disediakan makanan yang sederhana, kemah juga mendidik siswa untuk belajar mencintai alam, contohnya kemarin siswa bersama-sama memberishkan sampah yang ada di tempat persaminya, mas. Hidup mandiri, contohnya siswa harus belajar mencuci pakaiannya sendiri. Hidup sederhana, kemarin juga kita mengadakan bakti sosial kepada warga sekitar tempat kemah, mas. Seluruh siswa harus membawa beras, makanan, pakaian layak pakai, alat tulis yang kemudian disumbangkan ke warga sekitar.

Kegiatan ini untuk bertujuan untuk mendidik jiwa sosial siswa, mas.

Selain itu dalam kegiatan sosial seluruh siswa turun langsung untuk memberikan bantuannya, mas. Ini dimaksudkan agar siswa dapat terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan sosial. Bagi yang muslim kegiatan persami juga mengajarkan agar menjalankan ibadah solat tepat waktu, dan mengajarkan toleransi antar pemeluk agama juga, mas. Dalam kemah juga Mengajarkan kepemimpinan dan musyawarah juga, mas. Contohnya setiap siswa dibagi menjadi beberpa kelompok dan setiap kelompoknya dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang pilih oleh anggota kelompoknya. Dalam kegiatan kemah selalu ada kegiatan api unggun yang dijadikan waktu

Referensi

Dokumen terkait

Maka semu itu memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang harus dididik dan dilatih sehingga mampu melahirkan manusia-manusia yang bermutu dan tangguh. 69 Dengan

v Sejahtera adalah semakin meningkatnya kualitas kehidupan beragama serta semakin dijunjungnya nilai-nilai religius dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat dan meningkatnya

Jumlah anak, rataan bobot lahir, bobot sapih, total bobot lahir, dan jumlah anak sekelahiran pada kelompok domba kontrol dan perlakuan dengan pemberian

Berkaitan dengan unsur feminisme yang terkandung di dalam novel Tarian Bumi, informan menganggap tokoh Luh Sekar sebagai cerminan dari perempuan tangguh. Menurut

Salah satu dasar terbentuknya pecinan adalah karena faktor sosial, dimana merupakan keinginan masyarakat Tionghoa sendiri untuk hidup berkelompok karena adanya perasaan

Dalam laporan keuangan atas aset yaitu akun-akun yang dinilai material berdasarkan neraca bagian aset yang disajikan PT Tangguh Andalan Makmur adalah kas &

Dalam transaksi perdagangan komoditi berjangka, apabila nasabah menginginkan cash, maka pialang akan menyampaikan ke BBJ untuk menjual barang komoditi tersebut bila

Penelitian ini dilakukan pada iklan AQUA bahwa pihak pembuat iklan membuat iklan tersebut dengan mengedepankan unsur kehidupan sosial masyarakat disana yang terlihat masih