• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan komunikasi Matematika dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer yang mengakomodasi pemanfaatan macromedia flash pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun aja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan komunikasi Matematika dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer yang mengakomodasi pemanfaatan macromedia flash pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun aja"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.

(2)

ABSTRACT

Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.

The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.

The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.

(3)

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru

bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka

menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu

inspirasi

(Ernest Newman)

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan

berkat dan kasih karunia kepadaku

Kedua orang tuaku tercinta, Heri Bertus Tukino dan Maria

Margarietha Budiyanti

Kakak-kakaku Agustina Dewi, Veronika Dian Kumalasari,

dan Tri Apriyani

Sahabat-sahabatku terkasih

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 September 2016

Penulis,

(9)

vi ABSTRAK

Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.

(10)

vii ABSTRACT

Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.

The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.

The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.

(11)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Fransisca Putri Wulandari

Nomor Mahasiswa : 121414003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMENFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN 2015/2016

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 September 2016

Yang mengatakan

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan,

karunia, dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Matematika.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, doa, dorongan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika;

4. Ibu Maria Suci Apriani S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam

memberikan bimbingan kepada penulis;

5. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma;

6. Bapak Drs. Yohanes Junianto selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur

Moyudan yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis dalam

(13)

x

7. Ibu Ag.Y. Dwi Ambarwati, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika SMP

Pangudi Luhur Moyudan yang dengan sabar dan tulus dalam membantu dan

membimbing penulis dalam melakukan penelitian;

8. Siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015/2016

yang telah membantu sebagai subjek penelitian;

9. Orang tuaku tercinta yaitu Heri Bertus Tukino dan Maria Margarietha

Budiyanti, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, dan kasih sayang

untuk membantu penulis dalam bentuk apapun demi terselesaikannya skripsi

ini;

10.Kakak-kakakku yang memberikan dukungan, doa, semangat dan arahan,

sehingga penulis dapat selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan

penyusunan skripsi ini;

11.Teman-teman dan sahabat, Stepani Elsa, Yoanna Nungki Rianda, Benadikta

Norma Enda K.H, Agnes Dwi Purnama Sary, Cindy, Andita Prastiti, Kristiyani

Irawati dan Patricia Nathania Widyastuti, yang selalu memberikan dukungan

dan motivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih pula karena telah berkenan selalu mendengarkan keluh kesah penulis serta

memberikan saran-saran bermanfaat;

12.Teman-teman pendidikan matematika 2012 yang tidak dapat disebutkan satu

per satu, yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal perkuliahan

hingga terselesaikannya skripsi ini;

13.Fransisca Wardani, yang telah membantu penulis dalam penulisan abstrak

(14)

xi

14.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik demi

perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan.

Yogyakarta, 22 September 2016

Penulis,

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Model Pembelajaran ... 10

B. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

2. Struktur Pengajaran ... 14

C. Macromedia Flash ... 16

D. Kemampuan Komnuikasi Matematika ... 17

E. Hasil Belajar ... 19

F. Prisma dan Limas ... 20

1. Prisma ... 20

2. Limas ... 25

G. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

D. Bentuk Data ... 32

E. Perangkat Pembelajaran ... 33

F. Metode Pengumpulan Data ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Validitas Instrumen ... 45

(16)

xiii

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 57

BAB IV PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA ... 62

A. Profil Sekolah ... 62

B. Tahap Penelitian ... 63

C. Analisis Hasil Penelitian ... 66

1. Analisis Proses Pembelajaran ... 66

2. Analisis Hasil Belajar ... 106

3. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 109

4. Analisis Hasil Wawancara Siswa ... 134

D. Pembahasan ... 136

1. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 136

2. Hasil Belajar ... 152

3. Kemampuan Penelitian ... 153

E. Keterbatasan Penelitian ... 161

BAB V PENUTUP ... 162

A. Kesimpulan ... 162

B. Saran ... 163

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer ... 14

Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas ... 31

Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan Limas ... 32

Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan Limas ... 33

Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas ... 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes ... 37

Tabel 3.6 Lembar Observasi ... 40

Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Tingkat Validasi ... 45

Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas ... 46

Tabel 3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 48

Tabel 3.10 Indikator Pada Setiap Aspek ... 49

Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Soal Tes ... 50

Tabel 3.12 Pedoman Penskoran Tes ... 52

Tabel 3.13 Kategori Hasil Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.14 Hubungan antara Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 55

Tabel 4.1 Jadwal Pra Observasi ... 61

Tabel 4.2 Validasi Soal Tes Berdasarkan Hasil Uji Coba di Kelas 8A ... 63

Tabel 4.3 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 71

Tabel 4.4 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 1 .... 72

Tabel 4.5 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 80

Tabel 4.6 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 2 .... 82

Tabel 4.7 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 87

Tabel 4.8 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 3 ... 89

Tabel 4.9 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 93

Tabel 4.10 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 4 .. 95

Tabel 4.11 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 99

Tabel 4.12 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 5 .. 101

Tabel 4.13 Nilai Tes Hasil Belajar ... 104

(18)

xv

Tabel 4.15 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek A ... 109

Tabel 4.16 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek B ... 121

Tabel 4.17 Perolehan Skor Pada Soal ... 128

Tabel 4.18 Hasil Wawancara Siswa ... 132

Tabel 4.19 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 1 ... 134

Tabel 4.20 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 2 ... 137

Tabel 4.21 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 3 ... 140

Tabel 4.22 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 4 ... 143

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 22

Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong Segiempat ... 22

Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 23

Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga BCD.FGH. ..24

Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27

Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27

Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat ... . 28

Gambar 4.1 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 111

Gambar 4.2 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 112

Gambar 4.3 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 3 ... 113

Gambar 4.4 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 3 ... 114

Gambar 4.5 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 115

Gambar 4.6 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 116

Gambar 4.7 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 118

Gambar 4.8 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 5 ... 116

Gambar 4.9 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 6 ... 119

Gambar 4.10 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 6 ... 121

Gambar 4.11 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 122

Gambar 4.12 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 123

Gambar 4.13 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 124

Gambar 4.14 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 126

Gambar 4.15 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 127

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 169

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 170

2. Lembar Kerja Siswa ... 195

3. Soal Tes Hasil Belajar ... 210

4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar ... 211

LAMPIRAN B ... 215

1. Uji Validasi Isi Oleh Pakar ... 216

2. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 226

LAMPIRAN C ... 229

1. Lembar Observasi ... 230

2. Rekap Hasil Tes ... 260

3. Hasil Pekerjaan Siswa ... 263

4. Catatan Lapangan ... 270

5. Transkip Wawancara Siswa ... 280

LAMPIRAN D ... 286

1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 287

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 288

3. Daftar Nama Kelompok ... 289

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di Indonesia matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh

semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi

(Mulyono, 2009:253). Namun hingga saat ini, banyak siswa di setiap jenjang

pendidikan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit sehingga

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan belajar matematika

terutama disebabkan oleh sifat khusus dari matematika yang memiliki objek

abstrak. Apalagi sekarang ini pembelajaran matematika di sekolah cenderung

mentransfer pengetahuan saja tidak memberi kesempatan kepada siswanya

untuk menemukan pengetahuan yang bermakna, akibatnya kemampuan

komunikasi matematika siswa menjadi terabaikan. Siswa menjadi kurang

kreatif dan cenderung pasif.

Keadaan pembelajaran seperti ini menjadikan siswa kurang komunikatif

dan kurang terampil dalam mengembangkan potensi diri. Menurut Leung dan

Puji dalam http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html mengatakan bahwa penekanan pembela-jaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic

(22)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru mata

pelajaran saat dikelas, peneliti menemukan permasalahan yaitu siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran, tidak semua siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru, dan kurangnya penyediaan alat peraga pada proses

pembelajaran. Rendahnya keaktifan siswa nampak saat siswa tidak inisiatif

untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru tetapi guru harus menunjuk

terlebih dahulu. Ketika siswa diberikan tugas oleh guru, sebagian siswa

mengerjakan dengan tenang dan ada juga siswa yang tidak mengerjakan

tugasnya tetapi cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu,

penggunaan alat peraga oleh guru hanya berukuran kecil menjelaskan materi,

sehingga siswa kurang maksimal dalam memperhatikan, terutama bagi siswa

yang duduk di belakang.

Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru,

guru memaparkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide mereka dan kesulitan dalam menulis jawaban secara

sistematis. Terutama dalam proses pembelajaran, siswa mengalami kesulitan

dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Banyak siswa

yang langsung menulis jawabannya saja tanpa menuliskan apa yang diketahui,

apa yang ditanyakan dan juga rumus yang digunakan. Banyak siswa yang

mengerjakan soal dengan menerapkan rumus saja tanpa menggunakan

pemahaman mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang. Siswa

banyak melakukan kesalahan dalam menghitung luas permukaan dan volume

(23)

Menurut National Council of Teacher of Mathematics (2006), salah satu

kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam matematika adalah

kemampuan komunikasi matematika. Komunikasi matematika adalah proses

dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide atau gagasan dengan bahasa

melalui model matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika,

grafik, diagram, serta tabel. Komunikasi dalam matematika merupakan

kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dan guru selama proses belajar

mengajar. Selain itu National Council of Teacher of Mathematics (2006),

menekankan pentingnya program pembelajaran yang bertujuan untuk

menyiapkan siswa agar dapat menyusun dan mengkomunikasikan pemikiran

matematika secara jelas dan benar kepada teman, guru dengan menggunakan

bahasa matematika.

Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika merupakan

masalah yang kerap dialami oleh para siswa di sekolah. Siswa tidak dapat

menyelesaikan masalah matematika karena siswa tersebut kesulitan dalam

mengkomunikasikan ide atau gagasannya. Penyebabnya adalah kurang

optimalnya proses kegiatan belajar mengajar, salah pemilihan metode, model

dan strategi dalam pembelajaran yang kurang tepat, dan juga media

pembelajaran yang kurang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika

siswa adalah dengan melaksanakan model pembelajaran yang relevan untuk

(24)

Model pembelajaran Advance Organizer dirasa efektif untuk menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Model pembelajaran ini

bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat

(retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model pembelajaran

ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan kembali dengan

menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan masalah matematika.

Diharapkan melalui advance organizer, siswa berani untuk mempresentasikan

dan juga mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam menyelesaikan masalah

matematika. Model pembelajaran advance organizer ini sekaligus

memanfaatkan Macromedia Flash sebagai alat peraga untuk mengatasi

kesulitan belajar siswa saat menghitung luas permukaan dan volume.

Media komputer berbasis Macromedia Flash dipilih karena program ini

dapat dimanfaatkan baik dari segi visualnya. Siswa dapat melihat secara

maksimal presentasi materi. Macromedia Flash merupakan salah satu program

software yang mampu menyajikan pesan audio visual secara jelas kepada siswa. Di samping itu, pengadaan media menggunakan software ini tidak

membutuhkan banyak biaya apabila dibandingkan dengan pengadaan alat

peraga. Penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer

dapat memberikan visualisasi lebih baik bagi siswa. Oleh karena itu, diharapkan

penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer dapat

digunakan secara maksimal, sehingga mampu meningkatkan kemampuan

(25)

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian berjudul “Kemampuan

Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran

dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi

Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas

VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun 2015/2016”.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitiaan ini adalah :

1. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari tingkat

kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur

Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

2. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun

ruang sisi datar.

3. Materi yang yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi

datar limas dan prisma dikhususkan pada unsur-unsur prisma dan limas

serta bagian-bagiannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan

(26)

Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan

pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan

menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia

Flash ?

3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP

Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar

prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance

organizer dengan Macromedia Flash ?

D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur

Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur

Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas

dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan

Macromedia Flash.

3. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII

(27)

prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance

organizer dengan Macromedia Flash.

E. Batasan Istilah

1. Model pembelajaran advance organizer adalah suatu cara belajar untuk

memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang

telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai

struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem

pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.

Model pembelajaran advance organizer membantu siswa menanamkan

pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal

yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan

dipelajari.

2. Komunikasi matematika dapat diartikan sebagai proses dalam mencari,

memilah-milah, merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan

menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata (simbol

matematika) yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami.

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

(28)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat :

1. Untuk peneliti sebagai calon guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru dapat

menggunakan model ini untuk pembelajaran matematika yang dapat

meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran

matematika.

2. Untuk guru

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran matematika

mampu menerapkan model pembelajaran matematika salah satunya

dengan model Advance Organizer.

3. Untuk siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika terutama pada materi bangun ruang sisi datar.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang memaparkan teori-teori yang menjadi

(29)

model pembelajaran, model pembelajaran advance organizer, Macromedia

Flash, kemampuan komunikasi matematika, hasil belajar, prisma dan limas. Bab III merupakan metodologi penelitian yang memaparkan jenis

penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, tempat dan waktu penelitian,

bentuk data, metode pengumpulan data, instrument penelitian, uji validitas dan

realibilitas penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan yang memaparkan

pelaksanaan penelitian, tabulasi data, hasil analisis data dan pembehasan.

Bab V merupakan penutup yang memaparkan kesimpulan yang disesuaikan

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model pembelajaran

Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu, “model” dan

“pembelajaran”. Menurut Suprijono (2010: 45), model merupakan interprestasi

terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari berbagai sistem.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas.

Arends (dalam Suprijono, 2010: 46) mengemukakan model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk

didalamnya tujuan pembelajaran, tahap yang akan digunakan termasuk di dalam

tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran

dan pengelolahan kelas. Model pembelajaran mencakup penerapan dari suatu

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan kerangka konseptual yang dirancang dan melukis prosedur secara

sistematis dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap

model pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri dan prosedural

(31)

yang dipilih, guru harus benar-benar telah memahami secara teoritis dan teknis

model pembelajaran yang dipilih. Hal ini bertujuan agar guru dapat

melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Ada 23 model pembelajaran yang diklasifikasi ke dalam empat

kelompok yang didasarkan pada sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya,

dan pengaruh-pengaruhnya. Empat kelompok tersebut sebagai berikut.

1. Model-Model Memproses Informasi

Model-model ini berfokus pada kapasitas intelektual. Dimana pada

model ini didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi,

mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep,

menerapkan simbol-simbol verbal dan non verbal, dan memecahkan

masalah.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model

berpikir induktif; (b) model pencapaian konsep; (c) model induktif kata

bergambar; (d) model penelitian ilmiah; (e) model latihan penelitian; (f)

model menghafal; (g) model sinektik; dan (h) model advance organizer.

2. Model-Model Personal

Model-model dalam kategori ini umumnya berkaitan dengan individu

dan pengembangan diri sendiri. Model ini menekankan pada pengembangan

individu untuk menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan kompeten.

Model-model ini juga berusaha membantu siswa dalam memahami diri

sendiri dan tujuan-tujuannya, mengembangkan cara-cara mengajar diri

(32)

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model

pengajaran tak terarah dan (b) model classroom meeting.

3. Model-Model Interaksi Sosial

Model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu dengan

masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya untuk membantu siswa

belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik

yang sifatnya akademik maupun sosial.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model

kooperatif; (b) model bermain peran; dan (c) model penelitian yuridis.

4. Model-Model Perubahan Prilaku

Model-model dalam kategori ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu

body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini menekankan pada upaya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para

siswa. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain : (a)

model instruksi langsung dan (b) model simulasi.

B. Model Pembelajaran Advance Organizer

1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar

untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan

yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai

struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem

(33)

Model advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif dan

meningkatkan penyimpanan informasi. Metode ini dikembangkan

oleh David Ausubel. Ausubel mendeskripsikan metode advance organizer

sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas

pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi

pada tugas pembelajaran itu sendiri (Joyce, et al, 2009: 286). Menurut

Ausebel tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan

menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang

telah dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan

materi baru dari materi yang telah dipelajari sebelumnya) (dalam Joyce, et

al, 2009: 286).

Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan

pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal

yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan

dipelajari. Jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah,

dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat

memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk

suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata (Trianto : 38).

Advance organizer dibedakan menjadi dua jenis yaitu organizer ekspositori (expository organizer) dan organizer komparatif (comporative

(34)

a. Expository organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Expository organizer yaitu mempresentasikan kerangka

intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi

baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna

karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang

asing atau tidak biasa.

b. Comparative organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Comparative organizer yaitu untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh

kesamaan antar keduanya.

2. Struktur Pengajaran

Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan. Tahap pertama

adalah presentasi advance organizer, tahap kedua kedua adalah presentasi

tugas pembelajaran atau materi pembelajaran, dan tahap ketiga adalah

penguatan pengelolaan kognitif. Tahap terakhir ini menguji hubungan

materi pembelajaran dengan gagasan-gagasan yang ada untuk

[image:34.595.85.529.204.750.2]

menghasilkan proses pembelajaran yang aktif.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer

Tahap Tingkah laku guru

Tahap-1

Presentasi Advance

Organizer

1. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pengajaran.

2. Menyajikan organizer.

3. Mengidentifikasi karakteristi-karakteristik

konklusif.

(35)

 Menyajikan konteks.

Mereview penjelasan

4. Mendorong kesadaran dan pengetahuan

siswa.

Tahap-2

Presentasi Tugas atau

Materi Pembelajaran

1. Menyajikan materi

2. Berusaha menjaga perhatian siswa

3. Menjelaskan aturan materi pelajaran

Tahap-3

Pengelolahan Kognitif

1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi

integratif.

2. Menganjurkan pembelajaran resepsi aktif.

3. Membangkitkan pendekatan kritis pada

materi pembelajaran.

(Sumber: Huda, 2013: 107-108)

Pada tahap pertama terdiri dari aktivitas mengklarifikasi tujuan-tujuan

pengajaran, menyajikan organizer, mengidentifikasi karakteristi-karakteristik konklusif, memberi contoh-contoh, menyajikan konteks,

mereview penjelasan, dan mendorong kesadaran dan pengetahuan siswa. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran adalah salah satu cara untuk

memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan

pembelajaran. Setelah presentasi organizer dalam tahap pertama, materi

pembelajaran dipresentasikan pada tahap kedua dalam bentuk ceramah,

diskusi, film, eksperimentasi, atau membaca.

Pada tahap ketiga adalah rekonsiliasi itegratif. Rekonsiliasi itegratif

yaitu melabuhkan materi pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif

(36)

untuk memfasilitasi rekonsiliasi integratif yaitu (1) mengingatkan siswa

tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar); (2) meminta

ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; (3)

mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan

di antara aspek-aspek materi.

Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa untuk

memasok tambahan contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; (2)

meminta siswa untuk menggambarkan bagaimana cara pembelajaran baru

dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau pengalaman pribadi

mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan

menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan

sendiri.

Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilatih dengan meminta

siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang

mungkin dibuat dalam materi pembelajaran.

C. Macromedia Flash

Macromedia Flash merupakan program grafis multimedia dan animasi yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi web interatif yang menarik

(Wibawanto, 2006: 1). Kita dapat menggunakan Macromedia Flash, untuk

membuat gambar animasi, game ataupun media pembelajaran sesuai keinginan

(37)

Pada proses pembelajaran luas permukaan dan volume prisma dan limas,

siswa perlu mendapatkan pemahaman langsung mengenai luas permukaan dan

volume prisma dan limas bukan hanya menggunakan rumus saja. Adanya

animasi pada media komputer berbasis Macromedia Flash materi luas

permukaan dan volume prisma dan limas dapat ditampilkan lebih nyata

menggunakan visualisasi sehingga siswa tidak lagi kesulitan dalam

berimajinasikan materi luas permukaan dan volume prisma dan limas.

D. Kemampuan Komunikasi Matematika

Komunikasi merupakan proses dalam mencari, memilah-milah,

merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan menjadikan campuran antara

gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat

dipahami (DePorter Bobby, 1992:150). Berkomunikasi diperlukan alat berupa

bahasa. Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi. Matematika merupakan bahasa yang universal dimana untuk

satu simbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang di dunia.

Dalam Principle and Standards for School Matematics (NCTM, 2006: 60),

dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu bagian esensial dari matematika dan

pendidikan matematika. Standar NCTM (Van de Walle, 2008:4) sebagai standar

utama pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah

(problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan

(38)

dan kemampuan representasi (representation). Kelima standar tersebut

mempunyai peran penting dalam kurikulum matematika.

Standar kemampuan komunikasi matematika menurut NCTM (Van de

Walle, 2008:5) program pengajaran dari Pra-TK sampai kelas 12 harus

memungkinkan semua siswa untuk :

1. Mengatur dan menggabungkan pemikiran matematis mereka melalui

komunikasi;

2. Mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara koheren dan

jelas kepada teman, guru dan orang lain;

3. Menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain;

4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika

dengan tepat.

Menurut Sumarmo (dalam Bambang), komunikasi matematis merupakan

kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk

berkomunikasi dalam bentuk :

1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematika;

2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis,

konkrit, grafik, dan aljabar;

3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika;

4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;

(39)

6. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan

generalisasi; dan

7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari.

Dalam penelitian ini, komunikasi matematika yang peneliti gunakan adalah

teori menurut Sumarmo.

E. Hasil Belajar

Menurut Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatifmenetap (dalam Jihad, 2012: 14). Hasil belajar siswa

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

pada saat sebelum belajar. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkat laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti hal ini disebut hasil belajar.

Hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Aspek kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran, atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan,

pemahaman penerapan, analysis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif yaitu

kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang

berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,

(40)

psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani

terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.

Ketiga aspek ini merupakan objek penelitian terhadap hasil belajar. Diantara

ketiga aspek tersebut, aspek kognitif merupakan ranah yang paling banyak

dipakai oleh guru sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai isi bahan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pada

aspek kognitif berdasarkan hasil belajar siswa.

F. Prisma dan Limas 1. Prisma

a. Pengertian Prisma

Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh dua

buah bidang segi-n yang sejajar dan kongruen, serta dibatasi oleh

sisi-sisi tegak yang berbentuk segiempat (Irawan, 2013: 195).

Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua,

yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang

rusuk-rusuk tegaknya lurus pada bidang atas dan bidang alas. Prisma

miring atau prisma condong adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya

tidak tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Pada prisma diberi

nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk

segitiga maka prisma tersebut diberinama prisma segitiga. Jika alasnya

(41)

Menurut Dewi Nuharini (2008), prisma memiliki unsur-unsur

sebagai berikut :

(1) Titik sudut pada prisma adalah titik pertemuan tiga atau lebih

rusuk pada suatu prisma.

(2) Rusuk pada prisma adalah ruas garis yang dibentuk oleh

perpotongan dua bidang sisi prisma.

(3) Bidang sisi pada prisma adalah bidang-bidang yang membentuk

suatu prisma.

(4) Diagonal bidang prisma adalah garis yang menghubungkan dua

titik sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu

ruas garis.

(5) Bidang diagonal prisma adalah bidang yang memuat diagonal

bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar.

(6) Diagonal ruang prisma adalah garis yang menghubungkan titik

sudut pada alas dengan titik sudut pada bidang atas yang tidak

terletak pada sisi tegak yang sama.

b. Jaring-jaring prisma

Jaring-jaring prisma adalah suatu gambar bangun datar yang

memuat semua sisi atau bidang prisma dan hubungan antara sisinya

masih ada. Jaring-jaring prisma diperoleh dengan cara mengiris

beberapa rusuk prisma sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma

terlihat. Berikut contoh jaring-jaring prisma segitiga dan prisma

(42)

Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak

Segitiga

Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong

Segiempat O P

N

O

N P

O

M K

L K

L

M

L L

O

E F

H

A B

G

D C

H

F E

C G

D H

E A B F E

H

G

(a) (b)

[image:42.595.85.527.97.651.2]
(43)

c. Luas permukaan prisma

Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak

Segitiga

Dari Gambar 2.3 terlihat suatu prisma beserta jaring-jaringnya.

Untuk mencari luas permukaan prisma, dapat menghitung luas dari

seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.

Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:

Luas permukaan prisma = LNOP + LKLM + LLKNO + LKMPN + LMLOP

= ∆ + ∆ + LLKNO + LKMPN + LMLOP

= (2 × ) + (LK × KN) + ( KM × MP) +

(ML × LO)

= (2 × ) + [(LK + KM + ML) × LO]

= (2 × Lalas) + ( × t )

= (2 × Lalas) + (Kalas × t)

O P

N

O

N P

O

M K

L K

L

M

L L

O

(a)

[image:43.595.84.517.127.657.2]
(44)

= (2 × La ) + (Ka × t)

Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:

dengan : La = luas alas

t = tinggi prisma

Ka = keliling alas

[image:44.595.87.526.201.646.2]

d. Volume prisma

Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga

BCD.FGH

Perhatikan Gambar 2.4, gambar (a) menunjukan balok

ABCD.EFGH. Kita dapat menentukan rumus volume prisma dengan

cara membagi balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang

ukurannya sama. Jika balok ABCD.EFGH dipotong menurut bidang Lpermukaan prisma = (2 × La ) + (Ka × t)

F E

H

C

B A

D

G

D

A B

E F

H

F G

D H

B C

(c) (b)

(45)

DBFH maka akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti

gambar (b) dan (c)

Volume prisma = × VABCD.EFGH

= × (AB × BC × CG)

= × LABCD × CG

= × t

= Lalas × t

= La × t

Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:

dengan : La = luas alas

t = tinggi prisma

2. Limas

a. Pengertian limas

Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang dibentuk oleh

suatu segi-n sebagai alas dan sisi-sisi lain yang berbentuk segitiga yang

mempunyai suatu titik persekutuan (Dewi Nuharini, 2008). Titik

persekutuan itu disebut titik puncak limas. Pada limas diberi nama

berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga

maka limas tersebut diberi nama limas segitiga. Berdasarkan bentuk

alas dan sisi-sisi tegaknya limas dapat dibedakan menjadi limas segi-n

beraturan dan limas segi-n sebarang.

[image:45.595.85.513.156.650.2]
(46)

Menurut Dewi Nuharini (2008), limas memiliki unsur-unsur

sebagai berikut :

(1) Titik sudut pada limas adalah titik pertemuan tiga atau lebih rusuk

pada suatu limas.

(2) Rusuk pada limas adalah ruas garis yang dibentuk oleh

perpotongan dua bidang sisi limas.

(3) Bidang sisi pada limas adalah bidang-bidang yang membentuk

suatu limas.

(4) Diagonal bidang limas adalah garis yang menghubungkan dua titik

sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu ruas

garis. Diagonal bidang limas hanya dimiliki pada alasnya saja

sedangkan pada bidang tegak tidak ada diagonal bidang. Limas

segitiga tidak memiliki diagonal bidang karena tidak ada dua titik

sudut yang berhadapan yang dapat dihubungkan menjadi sebuah

garis lurus. Dengan demikian limas segitiga tidak mempunyai

bidang diagonal.

(5) Bidang diagonal limas adalah bidang yang memuat diagonal

bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar.

b. Jaring-jaring limas

Jaring-jaring limas adalah suatu gambar bangun datar yang

memuat semua sisi atau bidang limas dan hubungan antara sisinya masih

(47)

limas sedemikian sehingga seluruh permukaan limas terlihat. Berikut

contoh jaring-jaring limas segiempat:

Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat

c. Luas permukaan limas

Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat C

D

B A

T

T T

T

D C

A B

T (b) (a)

C D

B A

T

T T

T

D C

A B

T

(48)

Dari Gambar 2.6 terlihat suatu limas beserta jaring-jaringnya.

Untuk mencari luas permukaan limas, berarti sama saja dengan

menghitung luas dari seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.

Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:

Luas permukaan limas = LABCD + LTAB + LTBC + LTCD + LTAD

= LABCD + ∆ + ∆ + ∆ + ∆

= Lalas + Jumlah Lseluruh sisi tegak

= La + Jumlah Lseluruh sisi tegak

Maka untuk setiap limas berlaku rumus:

dengan : La = luas alas

d. Volume limas

Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat Lpermukaan limas = La + Jumlah Lseluruh sisi tegak

2a

2a

2a

a T

a

2a

2a T

(49)

Perhatikan Gambar 2.7, gambar (a) menunjukan kubus yang

panjang masing-masing rusuknya 2a. Terdapat empat diagonal ruang

yang berpotongan tepat di satu titik, yaitu titik T, sehingga terbentuk

enam buah limas segiempat yang kongruen seperi gambar (b). Jika V

adalah volume limas masing-masing maka diperoleh hubungan

berikut.

Volume limas = ×Vkubus

= × 2a × 2a × 2a

= × � × 2a

= × � × a

= × Lalas × t

= × La × t

Maka untuk setiap limas berlaku rumus:

dengan : La = luas alas

t = tinggi limas.

G. Kerangka Berpikir

Salah satu kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam

(50)

matematika adalah proses dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide

atau gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang berupa kalimat

dan persamaan matematika, grafik, diagram, serta tabel. Salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan

komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model

pembelajaran yang relevan.

Melalui model pembelajaran advance organizer diharapkan dapat

menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Karena model pembelajaran

ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya

ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model

pembelajaran ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan

kembali dengan menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan

(51)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian deskripsi yaitu menyajikan gambaran atau lukisan secara sistematis

dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu

(Margono,2010:8). Penelitian kualitatif dideskripsikan sebagai metode

penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa

kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti

tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah

diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka

(Afrizal,2015:13). Penelitian kuantitatif yaitu bentuk data penelitiannya berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono. 2012: 7).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif

karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka dan uraian. Peneliti

mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data dalam bentuk

uraian kualitatif, dan data yang menunjukkan angka-angka akan dianalisis

secara kuantitatif. Pada penelitian ini, data bentuk uraian kualitatif mengenai

keterlaksanaan proses pembelajaran advance organizer dengan menggunakan

(52)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan

Yogyakarta kelas VIII B tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa pada kelas ini

sebanyak 38 orang dengan jumlah siswa perempuan 18 orang dan laki-laki 20

orang. Penelitian ini melihat kemampuan komunikasi matematika dan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan geometri bangun limas dan prisma dengan

menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia

Flash..

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Mergan,

Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, di kelas VIII B.

2. Waktu Pengambilan Data

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 antara

bulan April-Mei 2016.

D. Bentuk Data

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan catatan

lapangan selama pembelajaran di kelas, hasil wawancara dengan siswa serta

didukung dengan data tambahan rekaman video dan foto. Data kuantitatif dalam

(53)

E. Perangkat Pembelajaran

Pada penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran yang

bertujuan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Perangkat

pembelajaran yang digunakan yaitu Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rancangan pelaksanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti dan

digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. RPP

dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

serta disesuaikan dengan proses pembelajaran model pembelajaran advance

organizer.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penyusunan lembar kerja siswa ini sesuai dengan pedoman penyusunan

masalah LKS (kisi-kisi). Berikut ini merupakan pedoman penyusunan

masalah dalam LKS:

a. LKS 1 : Unsur-unsur Prisma dan Limas

Materi : Mengenal unsur-unsur prisma dan limas

Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas

No soal Kisi-kisi

1.

Menyebutkan bidang sisi, rusuk-rusuk, dan titik sudut

(54)

2.

Menyebutkan bidang sisi tegak, rusuk-rusuk, dan titik

sudut suatu limas.

3.

Menggambar sebuah prisma dan menentukan rusuk,

bidang alas dan titik sudut prisma.

4.

Menghitung panjang kawat dengan ukuran yang telah

ditentukan.

b. LKS 2 : Jaring-jaring Prisma dan Limas

Materi : Menggambar dan membuat jaring-jaring prisma dan limas

Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan

Limas

No soal Kisi-kisi

1.

Membuat model jaring-jaring dari prisma yang

ditentukan.

2.

Membuat model jaring-jaring dari limas yang

ditentukan.

c. LKS 3 : Luas Permukaan Prisma dan Limas

(55)

Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan

Limas

No soal Kisi-kisi

1. Menghitung tinggi prisma.

2. Menghitung luas permukaan prisma.

3. Menghitung tinggi dan luas permukaan limas.

4.

Menghitung luas permukaan dari limas yang

bertumpuk dengan kubus.

d. LKS 4 : Volume Prisma dan Limas

Materi : Menghitung volume prisma dan limas

Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas

No soal Kisi-kisi

1. Menghitung volume prisma

2. Menghitung volume limas

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Metode Pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa dokumentasi, observasi, tes hasil belajar, dan

(56)

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013: 137). Menurut

Arikunto (1998) wawancara adalah sebuah dialog yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh informasi dari narasumber.

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas,

peneliti bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa

saja yang akan dikumpulkan. Wawancara ini dilakukan kepada guru

sebelum penelitian untuk mengetahui apa saja kesulitan yang siswa

alami dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap model pembelajaran advance organizer yang telah diterapkan.

b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera. Tujuan observasi yaitu untuk melihat situasi dan kondisi kelas

serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi yang dilakukan yaitu observasi untuk peneliti

yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan proses

pembelajaran sudah sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran advance

(57)

Data observasi adalah data yang didapatkan ketika peneliti

melakukan observasi selama pembelajaran dengan menggunakan

lembar pengamatan. Data observasi ini digunakan sebagai data

pendukung.

c. Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,

kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 1989:123). Pada metode tes ini, peneliti menggunakan

instrumen berupa soal tes.

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa

pada materi limas dan prisma dengan menggunakan model

pembelajaran advance organizer. Tujuan tes hasil belajar ini, untuk

mengetahi kemampuan siswa menguasai materi bangun limas dan

prisma dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

advance organizer. Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan akhir pembelajaran.

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak
Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak
Gambar 2.4  (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c)  prisma segitiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran advance organizer menggunakan media PhET dan pembelajaran

Dalam penelitian ini, pembentukan adalah dengan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dengan berbasis ATONG dapat terbentuk

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak hubungan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Advance Organizer dengan hasil belajar

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER, PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN MEMBUAT PETA KONSEP, RETENSI, DAN KONSEP SISTEM SARAF ………... Model Pembelajaran Advance

pembelajaran yang akan dipelajari untuk pertemuan selanjutnya agar siswa mempersiapkan diri sebelumnya. Dapat menggunakan model yang lain selain model pembelajaran advance

Keunggulan model pembelajaran Advance Organizer diperoleh dengan menggunakan suatu organizer (kerangka umum). Peta konsep adalah bentuk spasial konsep- konsep

Model pembelajaran advance organizer menggunakan video pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta