ABSTRAK
Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.
ABSTRACT
Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.
The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.
The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI
PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI
PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru
bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka
menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu
inspirasi
(Ernest Newman)
Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan
berkat dan kasih karunia kepadaku
Kedua orang tuaku tercinta, Heri Bertus Tukino dan Maria
Margarietha Budiyanti
Kakak-kakaku Agustina Dewi, Veronika Dian Kumalasari,
dan Tri Apriyani
Sahabat-sahabatku terkasih
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 September 2016
Penulis,
vi ABSTRAK
Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.
vii ABSTRACT
Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.
The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.
The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fransisca Putri Wulandari
Nomor Mahasiswa : 121414003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI
PEMENFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN
TAHUN 2015/2016
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 September 2016
Yang mengatakan
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan,
karunia, dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, doa, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma;
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika;
4. Ibu Maria Suci Apriani S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam
memberikan bimbingan kepada penulis;
5. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma;
6. Bapak Drs. Yohanes Junianto selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur
Moyudan yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis dalam
x
7. Ibu Ag.Y. Dwi Ambarwati, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika SMP
Pangudi Luhur Moyudan yang dengan sabar dan tulus dalam membantu dan
membimbing penulis dalam melakukan penelitian;
8. Siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015/2016
yang telah membantu sebagai subjek penelitian;
9. Orang tuaku tercinta yaitu Heri Bertus Tukino dan Maria Margarietha
Budiyanti, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, dan kasih sayang
untuk membantu penulis dalam bentuk apapun demi terselesaikannya skripsi
ini;
10.Kakak-kakakku yang memberikan dukungan, doa, semangat dan arahan,
sehingga penulis dapat selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi ini;
11.Teman-teman dan sahabat, Stepani Elsa, Yoanna Nungki Rianda, Benadikta
Norma Enda K.H, Agnes Dwi Purnama Sary, Cindy, Andita Prastiti, Kristiyani
Irawati dan Patricia Nathania Widyastuti, yang selalu memberikan dukungan
dan motivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih pula karena telah berkenan selalu mendengarkan keluh kesah penulis serta
memberikan saran-saran bermanfaat;
12.Teman-teman pendidikan matematika 2012 yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal perkuliahan
hingga terselesaikannya skripsi ini;
13.Fransisca Wardani, yang telah membantu penulis dalam penulisan abstrak
xi
14.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik demi
perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan.
Yogyakarta, 22 September 2016
Penulis,
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Batasan Istilah ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
G. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Model Pembelajaran ... 10
B. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12
1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12
2. Struktur Pengajaran ... 14
C. Macromedia Flash ... 16
D. Kemampuan Komnuikasi Matematika ... 17
E. Hasil Belajar ... 19
F. Prisma dan Limas ... 20
1. Prisma ... 20
2. Limas ... 25
G. Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
D. Bentuk Data ... 32
E. Perangkat Pembelajaran ... 33
F. Metode Pengumpulan Data ... 35
G. Instrumen Penelitian ... 38
H. Validitas Instrumen ... 45
xiii
J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 57
BAB IV PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA ... 62
A. Profil Sekolah ... 62
B. Tahap Penelitian ... 63
C. Analisis Hasil Penelitian ... 66
1. Analisis Proses Pembelajaran ... 66
2. Analisis Hasil Belajar ... 106
3. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 109
4. Analisis Hasil Wawancara Siswa ... 134
D. Pembahasan ... 136
1. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 136
2. Hasil Belajar ... 152
3. Kemampuan Penelitian ... 153
E. Keterbatasan Penelitian ... 161
BAB V PENUTUP ... 162
A. Kesimpulan ... 162
B. Saran ... 163
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer ... 14
Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas ... 31
Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan Limas ... 32
Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan Limas ... 33
Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas ... 33
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes ... 37
Tabel 3.6 Lembar Observasi ... 40
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Tingkat Validasi ... 45
Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas ... 46
Tabel 3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 48
Tabel 3.10 Indikator Pada Setiap Aspek ... 49
Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Soal Tes ... 50
Tabel 3.12 Pedoman Penskoran Tes ... 52
Tabel 3.13 Kategori Hasil Belajar Siswa ... 53
Tabel 3.14 Hubungan antara Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 55
Tabel 4.1 Jadwal Pra Observasi ... 61
Tabel 4.2 Validasi Soal Tes Berdasarkan Hasil Uji Coba di Kelas 8A ... 63
Tabel 4.3 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 71
Tabel 4.4 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 1 .... 72
Tabel 4.5 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 80
Tabel 4.6 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 2 .... 82
Tabel 4.7 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 87
Tabel 4.8 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 3 ... 89
Tabel 4.9 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 93
Tabel 4.10 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 4 .. 95
Tabel 4.11 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 99
Tabel 4.12 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 5 .. 101
Tabel 4.13 Nilai Tes Hasil Belajar ... 104
xv
Tabel 4.15 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek A ... 109
Tabel 4.16 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek B ... 121
Tabel 4.17 Perolehan Skor Pada Soal ... 128
Tabel 4.18 Hasil Wawancara Siswa ... 132
Tabel 4.19 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 1 ... 134
Tabel 4.20 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 2 ... 137
Tabel 4.21 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 3 ... 140
Tabel 4.22 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 4 ... 143
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 22
Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong Segiempat ... 22
Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 23
Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga BCD.FGH. ..24
Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27
Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27
Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat ... . 28
Gambar 4.1 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 111
Gambar 4.2 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 112
Gambar 4.3 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 3 ... 113
Gambar 4.4 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 3 ... 114
Gambar 4.5 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 115
Gambar 4.6 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 116
Gambar 4.7 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 118
Gambar 4.8 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 5 ... 116
Gambar 4.9 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 6 ... 119
Gambar 4.10 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 6 ... 121
Gambar 4.11 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 122
Gambar 4.12 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 123
Gambar 4.13 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 124
Gambar 4.14 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 126
Gambar 4.15 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 127
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A ... 169
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 170
2. Lembar Kerja Siswa ... 195
3. Soal Tes Hasil Belajar ... 210
4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar ... 211
LAMPIRAN B ... 215
1. Uji Validasi Isi Oleh Pakar ... 216
2. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 226
LAMPIRAN C ... 229
1. Lembar Observasi ... 230
2. Rekap Hasil Tes ... 260
3. Hasil Pekerjaan Siswa ... 263
4. Catatan Lapangan ... 270
5. Transkip Wawancara Siswa ... 280
LAMPIRAN D ... 286
1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 287
2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 288
3. Daftar Nama Kelompok ... 289
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di Indonesia matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh
semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi
(Mulyono, 2009:253). Namun hingga saat ini, banyak siswa di setiap jenjang
pendidikan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit sehingga
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan belajar matematika
terutama disebabkan oleh sifat khusus dari matematika yang memiliki objek
abstrak. Apalagi sekarang ini pembelajaran matematika di sekolah cenderung
mentransfer pengetahuan saja tidak memberi kesempatan kepada siswanya
untuk menemukan pengetahuan yang bermakna, akibatnya kemampuan
komunikasi matematika siswa menjadi terabaikan. Siswa menjadi kurang
kreatif dan cenderung pasif.
Keadaan pembelajaran seperti ini menjadikan siswa kurang komunikatif
dan kurang terampil dalam mengembangkan potensi diri. Menurut Leung dan
Puji dalam http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html mengatakan bahwa penekanan pembela-jaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru mata
pelajaran saat dikelas, peneliti menemukan permasalahan yaitu siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran, tidak semua siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru, dan kurangnya penyediaan alat peraga pada proses
pembelajaran. Rendahnya keaktifan siswa nampak saat siswa tidak inisiatif
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru tetapi guru harus menunjuk
terlebih dahulu. Ketika siswa diberikan tugas oleh guru, sebagian siswa
mengerjakan dengan tenang dan ada juga siswa yang tidak mengerjakan
tugasnya tetapi cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu,
penggunaan alat peraga oleh guru hanya berukuran kecil menjelaskan materi,
sehingga siswa kurang maksimal dalam memperhatikan, terutama bagi siswa
yang duduk di belakang.
Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru,
guru memaparkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide mereka dan kesulitan dalam menulis jawaban secara
sistematis. Terutama dalam proses pembelajaran, siswa mengalami kesulitan
dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Banyak siswa
yang langsung menulis jawabannya saja tanpa menuliskan apa yang diketahui,
apa yang ditanyakan dan juga rumus yang digunakan. Banyak siswa yang
mengerjakan soal dengan menerapkan rumus saja tanpa menggunakan
pemahaman mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang. Siswa
banyak melakukan kesalahan dalam menghitung luas permukaan dan volume
Menurut National Council of Teacher of Mathematics (2006), salah satu
kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam matematika adalah
kemampuan komunikasi matematika. Komunikasi matematika adalah proses
dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide atau gagasan dengan bahasa
melalui model matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika,
grafik, diagram, serta tabel. Komunikasi dalam matematika merupakan
kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dan guru selama proses belajar
mengajar. Selain itu National Council of Teacher of Mathematics (2006),
menekankan pentingnya program pembelajaran yang bertujuan untuk
menyiapkan siswa agar dapat menyusun dan mengkomunikasikan pemikiran
matematika secara jelas dan benar kepada teman, guru dengan menggunakan
bahasa matematika.
Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika merupakan
masalah yang kerap dialami oleh para siswa di sekolah. Siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah matematika karena siswa tersebut kesulitan dalam
mengkomunikasikan ide atau gagasannya. Penyebabnya adalah kurang
optimalnya proses kegiatan belajar mengajar, salah pemilihan metode, model
dan strategi dalam pembelajaran yang kurang tepat, dan juga media
pembelajaran yang kurang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika
siswa adalah dengan melaksanakan model pembelajaran yang relevan untuk
Model pembelajaran Advance Organizer dirasa efektif untuk menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Model pembelajaran ini
bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat
(retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model pembelajaran
ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan kembali dengan
menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan masalah matematika.
Diharapkan melalui advance organizer, siswa berani untuk mempresentasikan
dan juga mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam menyelesaikan masalah
matematika. Model pembelajaran advance organizer ini sekaligus
memanfaatkan Macromedia Flash sebagai alat peraga untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa saat menghitung luas permukaan dan volume.
Media komputer berbasis Macromedia Flash dipilih karena program ini
dapat dimanfaatkan baik dari segi visualnya. Siswa dapat melihat secara
maksimal presentasi materi. Macromedia Flash merupakan salah satu program
software yang mampu menyajikan pesan audio visual secara jelas kepada siswa. Di samping itu, pengadaan media menggunakan software ini tidak
membutuhkan banyak biaya apabila dibandingkan dengan pengadaan alat
peraga. Penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer
dapat memberikan visualisasi lebih baik bagi siswa. Oleh karena itu, diharapkan
penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer dapat
digunakan secara maksimal, sehingga mampu meningkatkan kemampuan
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian berjudul “Kemampuan
Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran
dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi
Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas
VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun 2015/2016”.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitiaan ini adalah :
1. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari tingkat
kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.
2. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun
ruang sisi datar.
3. Materi yang yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi
datar limas dan prisma dikhususkan pada unsur-unsur prisma dan limas
serta bagian-bagiannya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan
pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia
Flash ?
3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar
prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance
organizer dengan Macromedia Flash ?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas
dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan
Macromedia Flash.
3. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII
prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance
organizer dengan Macromedia Flash.
E. Batasan Istilah
1. Model pembelajaran advance organizer adalah suatu cara belajar untuk
memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai
struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem
pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.
Model pembelajaran advance organizer membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal
yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari.
2. Komunikasi matematika dapat diartikan sebagai proses dalam mencari,
memilah-milah, merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan
menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata (simbol
matematika) yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami.
3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat :
1. Untuk peneliti sebagai calon guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru dapat
menggunakan model ini untuk pembelajaran matematika yang dapat
meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran
matematika.
2. Untuk guru
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran matematika
mampu menerapkan model pembelajaran matematika salah satunya
dengan model Advance Organizer.
3. Untuk siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika terutama pada materi bangun ruang sisi datar.
G. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan landasan teori yang memaparkan teori-teori yang menjadi
model pembelajaran, model pembelajaran advance organizer, Macromedia
Flash, kemampuan komunikasi matematika, hasil belajar, prisma dan limas. Bab III merupakan metodologi penelitian yang memaparkan jenis
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, tempat dan waktu penelitian,
bentuk data, metode pengumpulan data, instrument penelitian, uji validitas dan
realibilitas penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan yang memaparkan
pelaksanaan penelitian, tabulasi data, hasil analisis data dan pembehasan.
Bab V merupakan penutup yang memaparkan kesimpulan yang disesuaikan
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model pembelajaran
Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu, “model” dan
“pembelajaran”. Menurut Suprijono (2010: 45), model merupakan interprestasi
terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari berbagai sistem.
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas.
Arends (dalam Suprijono, 2010: 46) mengemukakan model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk
didalamnya tujuan pembelajaran, tahap yang akan digunakan termasuk di dalam
tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolahan kelas. Model pembelajaran mencakup penerapan dari suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang dirancang dan melukis prosedur secara
sistematis dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap
model pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri dan prosedural
yang dipilih, guru harus benar-benar telah memahami secara teoritis dan teknis
model pembelajaran yang dipilih. Hal ini bertujuan agar guru dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Ada 23 model pembelajaran yang diklasifikasi ke dalam empat
kelompok yang didasarkan pada sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya,
dan pengaruh-pengaruhnya. Empat kelompok tersebut sebagai berikut.
1. Model-Model Memproses Informasi
Model-model ini berfokus pada kapasitas intelektual. Dimana pada
model ini didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi,
mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep,
menerapkan simbol-simbol verbal dan non verbal, dan memecahkan
masalah.
Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model
berpikir induktif; (b) model pencapaian konsep; (c) model induktif kata
bergambar; (d) model penelitian ilmiah; (e) model latihan penelitian; (f)
model menghafal; (g) model sinektik; dan (h) model advance organizer.
2. Model-Model Personal
Model-model dalam kategori ini umumnya berkaitan dengan individu
dan pengembangan diri sendiri. Model ini menekankan pada pengembangan
individu untuk menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan kompeten.
Model-model ini juga berusaha membantu siswa dalam memahami diri
sendiri dan tujuan-tujuannya, mengembangkan cara-cara mengajar diri
Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model
pengajaran tak terarah dan (b) model classroom meeting.
3. Model-Model Interaksi Sosial
Model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu dengan
masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya untuk membantu siswa
belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik
yang sifatnya akademik maupun sosial.
Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model
kooperatif; (b) model bermain peran; dan (c) model penelitian yuridis.
4. Model-Model Perubahan Prilaku
Model-model dalam kategori ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu
body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini menekankan pada upaya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para
siswa. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain : (a)
model instruksi langsung dan (b) model simulasi.
B. Model Pembelajaran Advance Organizer
1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer
Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar
untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai
struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem
Model advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif dan
meningkatkan penyimpanan informasi. Metode ini dikembangkan
oleh David Ausubel. Ausubel mendeskripsikan metode advance organizer
sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas
pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi
pada tugas pembelajaran itu sendiri (Joyce, et al, 2009: 286). Menurut
Ausebel tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan
menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang
telah dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan
materi baru dari materi yang telah dipelajari sebelumnya) (dalam Joyce, et
al, 2009: 286).
Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal
yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari. Jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah,
dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat
memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk
suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata (Trianto : 38).
Advance organizer dibedakan menjadi dua jenis yaitu organizer ekspositori (expository organizer) dan organizer komparatif (comporative
a. Expository organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Expository organizer yaitu mempresentasikan kerangka
intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi
baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna
karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang
asing atau tidak biasa.
b. Comparative organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Comparative organizer yaitu untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh
kesamaan antar keduanya.
2. Struktur Pengajaran
Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan. Tahap pertama
adalah presentasi advance organizer, tahap kedua kedua adalah presentasi
tugas pembelajaran atau materi pembelajaran, dan tahap ketiga adalah
penguatan pengelolaan kognitif. Tahap terakhir ini menguji hubungan
materi pembelajaran dengan gagasan-gagasan yang ada untuk
[image:34.595.85.529.204.750.2]menghasilkan proses pembelajaran yang aktif.
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Tahap Tingkah laku guru
Tahap-1
Presentasi Advance
Organizer
1. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pengajaran.
2. Menyajikan organizer.
3. Mengidentifikasi karakteristi-karakteristik
konklusif.
Menyajikan konteks.
Mereview penjelasan
4. Mendorong kesadaran dan pengetahuan
siswa.
Tahap-2
Presentasi Tugas atau
Materi Pembelajaran
1. Menyajikan materi
2. Berusaha menjaga perhatian siswa
3. Menjelaskan aturan materi pelajaran
Tahap-3
Pengelolahan Kognitif
1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi
integratif.
2. Menganjurkan pembelajaran resepsi aktif.
3. Membangkitkan pendekatan kritis pada
materi pembelajaran.
(Sumber: Huda, 2013: 107-108)
Pada tahap pertama terdiri dari aktivitas mengklarifikasi tujuan-tujuan
pengajaran, menyajikan organizer, mengidentifikasi karakteristi-karakteristik konklusif, memberi contoh-contoh, menyajikan konteks,
mereview penjelasan, dan mendorong kesadaran dan pengetahuan siswa. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran adalah salah satu cara untuk
memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan
pembelajaran. Setelah presentasi organizer dalam tahap pertama, materi
pembelajaran dipresentasikan pada tahap kedua dalam bentuk ceramah,
diskusi, film, eksperimentasi, atau membaca.
Pada tahap ketiga adalah rekonsiliasi itegratif. Rekonsiliasi itegratif
yaitu melabuhkan materi pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif
untuk memfasilitasi rekonsiliasi integratif yaitu (1) mengingatkan siswa
tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar); (2) meminta
ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; (3)
mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan
di antara aspek-aspek materi.
Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa untuk
memasok tambahan contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; (2)
meminta siswa untuk menggambarkan bagaimana cara pembelajaran baru
dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau pengalaman pribadi
mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan
menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan
sendiri.
Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilatih dengan meminta
siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang
mungkin dibuat dalam materi pembelajaran.
C. Macromedia Flash
Macromedia Flash merupakan program grafis multimedia dan animasi yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi web interatif yang menarik
(Wibawanto, 2006: 1). Kita dapat menggunakan Macromedia Flash, untuk
membuat gambar animasi, game ataupun media pembelajaran sesuai keinginan
Pada proses pembelajaran luas permukaan dan volume prisma dan limas,
siswa perlu mendapatkan pemahaman langsung mengenai luas permukaan dan
volume prisma dan limas bukan hanya menggunakan rumus saja. Adanya
animasi pada media komputer berbasis Macromedia Flash materi luas
permukaan dan volume prisma dan limas dapat ditampilkan lebih nyata
menggunakan visualisasi sehingga siswa tidak lagi kesulitan dalam
berimajinasikan materi luas permukaan dan volume prisma dan limas.
D. Kemampuan Komunikasi Matematika
Komunikasi merupakan proses dalam mencari, memilah-milah,
merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan menjadikan campuran antara
gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat
dipahami (DePorter Bobby, 1992:150). Berkomunikasi diperlukan alat berupa
bahasa. Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi. Matematika merupakan bahasa yang universal dimana untuk
satu simbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang di dunia.
Dalam Principle and Standards for School Matematics (NCTM, 2006: 60),
dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu bagian esensial dari matematika dan
pendidikan matematika. Standar NCTM (Van de Walle, 2008:4) sebagai standar
utama pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah
(problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan
dan kemampuan representasi (representation). Kelima standar tersebut
mempunyai peran penting dalam kurikulum matematika.
Standar kemampuan komunikasi matematika menurut NCTM (Van de
Walle, 2008:5) program pengajaran dari Pra-TK sampai kelas 12 harus
memungkinkan semua siswa untuk :
1. Mengatur dan menggabungkan pemikiran matematis mereka melalui
komunikasi;
2. Mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara koheren dan
jelas kepada teman, guru dan orang lain;
3. Menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain;
4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika
dengan tepat.
Menurut Sumarmo (dalam Bambang), komunikasi matematis merupakan
kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk
berkomunikasi dalam bentuk :
1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika;
2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis,
konkrit, grafik, dan aljabar;
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika;
4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
6. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan
generalisasi; dan
7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari.
Dalam penelitian ini, komunikasi matematika yang peneliti gunakan adalah
teori menurut Sumarmo.
E. Hasil Belajar
Menurut Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatifmenetap (dalam Jihad, 2012: 14). Hasil belajar siswa
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkat laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti hal ini disebut hasil belajar.
Hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Aspek kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, penalaran, atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan,
pemahaman penerapan, analysis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif yaitu
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang
berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,
psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.
Ketiga aspek ini merupakan objek penelitian terhadap hasil belajar. Diantara
ketiga aspek tersebut, aspek kognitif merupakan ranah yang paling banyak
dipakai oleh guru sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menguasai isi bahan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pada
aspek kognitif berdasarkan hasil belajar siswa.
F. Prisma dan Limas 1. Prisma
a. Pengertian Prisma
Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh dua
buah bidang segi-n yang sejajar dan kongruen, serta dibatasi oleh
sisi-sisi tegak yang berbentuk segiempat (Irawan, 2013: 195).
Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua,
yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang
rusuk-rusuk tegaknya lurus pada bidang atas dan bidang alas. Prisma
miring atau prisma condong adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya
tidak tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Pada prisma diberi
nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk
segitiga maka prisma tersebut diberinama prisma segitiga. Jika alasnya
Menurut Dewi Nuharini (2008), prisma memiliki unsur-unsur
sebagai berikut :
(1) Titik sudut pada prisma adalah titik pertemuan tiga atau lebih
rusuk pada suatu prisma.
(2) Rusuk pada prisma adalah ruas garis yang dibentuk oleh
perpotongan dua bidang sisi prisma.
(3) Bidang sisi pada prisma adalah bidang-bidang yang membentuk
suatu prisma.
(4) Diagonal bidang prisma adalah garis yang menghubungkan dua
titik sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu
ruas garis.
(5) Bidang diagonal prisma adalah bidang yang memuat diagonal
bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar.
(6) Diagonal ruang prisma adalah garis yang menghubungkan titik
sudut pada alas dengan titik sudut pada bidang atas yang tidak
terletak pada sisi tegak yang sama.
b. Jaring-jaring prisma
Jaring-jaring prisma adalah suatu gambar bangun datar yang
memuat semua sisi atau bidang prisma dan hubungan antara sisinya
masih ada. Jaring-jaring prisma diperoleh dengan cara mengiris
beberapa rusuk prisma sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma
terlihat. Berikut contoh jaring-jaring prisma segitiga dan prisma
Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak
Segitiga
Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong
Segiempat O P
N
O
N P
O
M K
L K
L
M
L L
O
E F
H
A B
G
D C
H
F E
C G
D H
E A B F E
H
G
(a) (b)
[image:42.595.85.527.97.651.2]c. Luas permukaan prisma
Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak
Segitiga
Dari Gambar 2.3 terlihat suatu prisma beserta jaring-jaringnya.
Untuk mencari luas permukaan prisma, dapat menghitung luas dari
seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.
Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:
Luas permukaan prisma = LNOP + LKLM + LLKNO + LKMPN + LMLOP
= ∆ + ∆ + LLKNO + LKMPN + LMLOP
= (2 × ∆ ) + (LK × KN) + ( KM × MP) +
(ML × LO)
= (2 × ∆ ) + [(LK + KM + ML) × LO]
= (2 × Lalas) + ( ∆ × t )
= (2 × Lalas) + (Kalas × t)
O P
N
O
N P
O
M K
L K
L
M
L L
O
(a)
[image:43.595.84.517.127.657.2]= (2 × La ) + (Ka × t)
Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:
dengan : La = luas alas
t = tinggi prisma
Ka = keliling alas
[image:44.595.87.526.201.646.2]d. Volume prisma
Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga
BCD.FGH
Perhatikan Gambar 2.4, gambar (a) menunjukan balok
ABCD.EFGH. Kita dapat menentukan rumus volume prisma dengan
cara membagi balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang
ukurannya sama. Jika balok ABCD.EFGH dipotong menurut bidang Lpermukaan prisma = (2 × La ) + (Ka × t)
F E
H
C
B A
D
G
D
A B
E F
H
F G
D H
B C
(c) (b)
DBFH maka akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti
gambar (b) dan (c)
Volume prisma = × VABCD.EFGH
= × (AB × BC × CG)
= × LABCD × CG
= ∆ × t
= Lalas × t
= La × t
Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:
dengan : La = luas alas
t = tinggi prisma
2. Limas
a. Pengertian limas
Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang dibentuk oleh
suatu segi-n sebagai alas dan sisi-sisi lain yang berbentuk segitiga yang
mempunyai suatu titik persekutuan (Dewi Nuharini, 2008). Titik
persekutuan itu disebut titik puncak limas. Pada limas diberi nama
berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga
maka limas tersebut diberi nama limas segitiga. Berdasarkan bentuk
alas dan sisi-sisi tegaknya limas dapat dibedakan menjadi limas segi-n
beraturan dan limas segi-n sebarang.
[image:45.595.85.513.156.650.2]Menurut Dewi Nuharini (2008), limas memiliki unsur-unsur
sebagai berikut :
(1) Titik sudut pada limas adalah titik pertemuan tiga atau lebih rusuk
pada suatu limas.
(2) Rusuk pada limas adalah ruas garis yang dibentuk oleh
perpotongan dua bidang sisi limas.
(3) Bidang sisi pada limas adalah bidang-bidang yang membentuk
suatu limas.
(4) Diagonal bidang limas adalah garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu ruas
garis. Diagonal bidang limas hanya dimiliki pada alasnya saja
sedangkan pada bidang tegak tidak ada diagonal bidang. Limas
segitiga tidak memiliki diagonal bidang karena tidak ada dua titik
sudut yang berhadapan yang dapat dihubungkan menjadi sebuah
garis lurus. Dengan demikian limas segitiga tidak mempunyai
bidang diagonal.
(5) Bidang diagonal limas adalah bidang yang memuat diagonal
bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar.
b. Jaring-jaring limas
Jaring-jaring limas adalah suatu gambar bangun datar yang
memuat semua sisi atau bidang limas dan hubungan antara sisinya masih
limas sedemikian sehingga seluruh permukaan limas terlihat. Berikut
contoh jaring-jaring limas segiempat:
Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat
c. Luas permukaan limas
Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat C
D
B A
T
T T
T
D C
A B
T (b) (a)
C D
B A
T
T T
T
D C
A B
T
Dari Gambar 2.6 terlihat suatu limas beserta jaring-jaringnya.
Untuk mencari luas permukaan limas, berarti sama saja dengan
menghitung luas dari seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.
Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:
Luas permukaan limas = LABCD + LTAB + LTBC + LTCD + LTAD
= LABCD + ∆ + ∆ + ∆ + ∆
= Lalas + Jumlah Lseluruh sisi tegak
= La + Jumlah Lseluruh sisi tegak
Maka untuk setiap limas berlaku rumus:
dengan : La = luas alas
d. Volume limas
Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat Lpermukaan limas = La + Jumlah Lseluruh sisi tegak
2a
2a
2a
a T
a
2a
2a T
Perhatikan Gambar 2.7, gambar (a) menunjukan kubus yang
panjang masing-masing rusuknya 2a. Terdapat empat diagonal ruang
yang berpotongan tepat di satu titik, yaitu titik T, sehingga terbentuk
enam buah limas segiempat yang kongruen seperi gambar (b). Jika V
adalah volume limas masing-masing maka diperoleh hubungan
berikut.
Volume limas = ×Vkubus
= × 2a × 2a × 2a
= × � × 2a
= × � × a
= × Lalas × t
= × La × t
Maka untuk setiap limas berlaku rumus:
dengan : La = luas alas
t = tinggi limas.
G. Kerangka Berpikir
Salah satu kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam
matematika adalah proses dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide
atau gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang berupa kalimat
dan persamaan matematika, grafik, diagram, serta tabel. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan
komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model
pembelajaran yang relevan.
Melalui model pembelajaran advance organizer diharapkan dapat
menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Karena model pembelajaran
ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya
ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model
pembelajaran ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan
kembali dengan menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian deskripsi yaitu menyajikan gambaran atau lukisan secara sistematis
dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu
(Margono,2010:8). Penelitian kualitatif dideskripsikan sebagai metode
penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa
kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti
tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah
diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka
(Afrizal,2015:13). Penelitian kuantitatif yaitu bentuk data penelitiannya berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono. 2012: 7).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif
karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka dan uraian. Peneliti
mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data dalam bentuk
uraian kualitatif, dan data yang menunjukkan angka-angka akan dianalisis
secara kuantitatif. Pada penelitian ini, data bentuk uraian kualitatif mengenai
keterlaksanaan proses pembelajaran advance organizer dengan menggunakan
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan
Yogyakarta kelas VIII B tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa pada kelas ini
sebanyak 38 orang dengan jumlah siswa perempuan 18 orang dan laki-laki 20
orang. Penelitian ini melihat kemampuan komunikasi matematika dan hasil
belajar siswa pada pokok bahasan geometri bangun limas dan prisma dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia
Flash..
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Mergan,
Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, di kelas VIII B.
2. Waktu Pengambilan Data
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 antara
bulan April-Mei 2016.
D. Bentuk Data
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan catatan
lapangan selama pembelajaran di kelas, hasil wawancara dengan siswa serta
didukung dengan data tambahan rekaman video dan foto. Data kuantitatif dalam
E. Perangkat Pembelajaran
Pada penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran yang
bertujuan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang digunakan yaitu Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan pelaksanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti dan
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. RPP
dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
serta disesuaikan dengan proses pembelajaran model pembelajaran advance
organizer.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Penyusunan lembar kerja siswa ini sesuai dengan pedoman penyusunan
masalah LKS (kisi-kisi). Berikut ini merupakan pedoman penyusunan
masalah dalam LKS:
a. LKS 1 : Unsur-unsur Prisma dan Limas
Materi : Mengenal unsur-unsur prisma dan limas
Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas
No soal Kisi-kisi
1.
Menyebutkan bidang sisi, rusuk-rusuk, dan titik sudut
2.
Menyebutkan bidang sisi tegak, rusuk-rusuk, dan titik
sudut suatu limas.
3.
Menggambar sebuah prisma dan menentukan rusuk,
bidang alas dan titik sudut prisma.
4.
Menghitung panjang kawat dengan ukuran yang telah
ditentukan.
b. LKS 2 : Jaring-jaring Prisma dan Limas
Materi : Menggambar dan membuat jaring-jaring prisma dan limas
Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan
Limas
No soal Kisi-kisi
1.
Membuat model jaring-jaring dari prisma yang
ditentukan.
2.
Membuat model jaring-jaring dari limas yang
ditentukan.
c. LKS 3 : Luas Permukaan Prisma dan Limas
Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan
Limas
No soal Kisi-kisi
1. Menghitung tinggi prisma.
2. Menghitung luas permukaan prisma.
3. Menghitung tinggi dan luas permukaan limas.
4.
Menghitung luas permukaan dari limas yang
bertumpuk dengan kubus.
d. LKS 4 : Volume Prisma dan Limas
Materi : Menghitung volume prisma dan limas
Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas
No soal Kisi-kisi
1. Menghitung volume prisma
2. Menghitung volume limas
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa dokumentasi, observasi, tes hasil belajar, dan
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013: 137). Menurut
Arikunto (1998) wawancara adalah sebuah dialog yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas,
peneliti bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa
saja yang akan dikumpulkan. Wawancara ini dilakukan kepada guru
sebelum penelitian untuk mengetahui apa saja kesulitan yang siswa
alami dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran advance organizer yang telah diterapkan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Tujuan observasi yaitu untuk melihat situasi dan kondisi kelas
serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi yang dilakukan yaitu observasi untuk peneliti
yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan proses
pembelajaran sudah sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran advance
Data observasi adalah data yang didapatkan ketika peneliti
melakukan observasi selama pembelajaran dengan menggunakan
lembar pengamatan. Data observasi ini digunakan sebagai data
pendukung.
c. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 1989:123). Pada metode tes ini, peneliti menggunakan
instrumen berupa soal tes.
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada materi limas dan prisma dengan menggunakan model
pembelajaran advance organizer. Tujuan tes hasil belajar ini, untuk
mengetahi kemampuan siswa menguasai materi bangun limas dan
prisma dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
advance organizer. Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan akhir pembelajaran.