PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO
PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
(Automotive And Components Dan Food And Beverage)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
VIVI NOERDIYANTI 0513010178/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO
PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
(Automotive And Components Dan Food And Beverage)
yang diajukan
VIVI NOERDIYANTI 0513010178/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Munari, MM Tanggal:………
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA
EFEK INDONESIA (Automotive And Components Dan Food And
Beverage)”. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat
penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudiarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Munari, MM. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas
5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Kepada Ayah, Bunda, dan kakak-kakakku atas kasih sayang dan perhatian
serta telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Teman-teman terbaikku (elok, dany, mia, gita, arief, iwan dan ari) yang telah
membantu selama masa studi di kampus.
8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Januari 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
ABSTRAKSI ...x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Pasar Modal ... 9
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 9
2.2.1.2. Para Pelaku Pasar Modal ... 10
2.2.1.3. Instrumen Pasar Modal ... 10
2.2.2. Investasi ... 13
2.2.3. Penilaian Harga Saham ... 14
2.2.4. Laporan Keuangan ... 15
2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 15
2.2.4.2. Susunan Laporan Keuangan ... 16
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 21
2.2.5.1. Return On Equity ... 21
2.2.5.2. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham ... 21
2.2.5.3. Current Ratio (CR) ... 24
2.2.5.4. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham... 24
2.2.5.5. Devidend Payout Ratio ... 25
2.2.5.6. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham... 26
2.3. Kerangka Pikir Penelitian ... 28
2.4. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Varibel ... 31
3.1.1. Return On Equity (X1) ... 31
3.1.2. Current Ratio (X2)... 32
3.1.3. Devidend Payout Ratio (X3)... 32
3.1.4. Harga Saham (Y) ... 33
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel ... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35
3.4.1. Teknik Analisis ... 35
3.4.2. Uji Normalitas ... 36
3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 37
3.4.4. Uji Hipotesis ... 39
3.4.4.1. Uji F ... 39
3.4.4.2. Uji t ... 40
BAB IV : HASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 42
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Otoparts,Tbk ...42
4.1.2. Sejarah Singkat PT. Astra Internasional,Tbk ... 43
4.1.3. Sejarah Singkat PT. Aqua Golden Misissipi,Tbk ... 44
4.1.4. Sejarah Singkat PT. Fast Food Indonesia,Tbk ... 45
4.1.5. Sejarah Singkat PT. Goodyear Indonesia,Tbk ... 46
4.1.6. Sejarah Singkat PT. Hexindo Adiperkasa,Tbk ... 47
4.1.7. Sejarah Singkat PT. Mayora Indah,Tbk ... 47
4.1.8. Sejarah Singkat PT. Multi Bintang Indonesia,Tbk ... 48
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 49
4.2.1.Return On Equity (X1) ...49
4.2.2.Curent Ratio (X2)...50
4.2.3.Deviden Payout Ratio (X3) ...52
4.2.4.Harga Saham (Y) ...53
4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
4.3.1.Uji Normalitas...54
4.3.2.Uji Asumsi Klasik...56
4.3.3.Persamaan Regresi Berganda ...59
4.4. Uji Hipotesis ... 60
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
4.5.1.Implikasi Penelitian ...63
4.5.2.Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ...66
4.5.3.Keterbatasan Penelitian...67
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...68
5.2 Saran ...69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perubahan ROE, DPR, dan Harga Saham ... 2
Tabel 2.1 Contoh Laporan Keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk ... 17
Tabel 4.1 Data Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17
Tabel 4.2 Data Current Ratio (CR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17
Tabel 4.3 Data Deviden Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17
Tabel 4.4 Data Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006 ... 17
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pada Residual ... 68
Tabel 4.7 Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 68
Tabel 4.8 Korelasi Rank Spearman ... 68
Tabel 4.9 Persamaan Regresi ... 68
Tabel 4.10 Uji Hipotesis ... 68
Tabel 4.11 Perbedaan Penelitian... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ... 30
Gambar 2.1. Kurva Uji Autokorelasi ……… 38
Gambar 4.1. Plot P-P ... 56
Gambar 4.1. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi ... 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data ROE, CR, Dan DPR
Lampiran 2 : Data Rata-Rata Harga Saham
Lampiran 3 : Output Uji Normalitas
Lampiran 4 : Input Regresi Dan Nilai Residual
Lampiran 5 : Output Uji Regresi Linier Berganda
Lampiran 6 : Output Uji Heteroskedastisitas
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
(Automotive And Components Dan Food And Beverage)
Oleh Vivi Noerdiyanti
ABSTRAK
Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal, dan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perusahaan yang telah go publik harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengarui harga saham misalnya Return On Equity, Current
Ratio dan Devidend Payout Ratio. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Return On
Equity (ROE), Current Ratio (CR), dan Devidend Payout Ratio (DPR)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dari penelitian ini adalah 8 perusahaan automotive and
components dan 12 perusahaan food and beverage yang go publik dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2003 sampai dengan 2006 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
INFLUENCE OF BASAL FACTOR TO PRICE SHARE AT
MANUFACTURIN BUSINESS WHICH IS GO PUBLIC IN
STOCK EXCHANGE OF INDONESIA
(Automotive And Components And Food And Beverage)By
Vivi Noerdiyanti
ABSTRACTION
Price share can be told as indicator efficacy of management of company, where strength of market shown with the happening of transaction commerce of company share in capital market, and will influence by various factor. Company which have public go have to pay attention some factor which is share price mempengaruhi for example Return On Equity, Current Ratio, and of Devidend Payout Ratio. Pursuant to phenomenon, this research aim to to test and prove empirically what is Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), and Devidend Payout Ratio (DPR) have influence which is signifikan to share price at manufacturing business ( components and automotive and of food and beverage and) which is go public in Stock Exchange Indonesia.
Population of this research in 8 company of components and automotive and 12 company of beverage and food which is go public and noted by Stock Exchange Indonesia start year 2003 up to 2006 by using technique of purposive sampling. Analysis the used analysis of regresi double linier.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Untuk melaksanakan kesinambungan pembangunan nasional,
bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah penyediaan dana yang cukup
besar bagi pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber dan pembangunan
nasional berasal dari tiga sumber utama yaitu tabungan pemerintah,
tabungan masyarakat dan dana dari luar negeri. Salah satu alternatif
sumber dana yang prospektif bagi perusahaan adalah melalui emisi saham,
karena saham merupakan kekayaan yang mempunyai tingkat likuiditas
tinggi dapat dengan mudah diperjualbelikan di pasar bursa. Investasi pada
saham mempunyai keuntungan tersendiri bagi investor, apabila perusahaan
mempunyai prospek cerah, maka tingkat pengembalian dan nilai saham
akan meningkat.
Pergerakan saham emiten otomotif di Bursa Efek kembali
berpeluang membukukan kenaikan harga. Terbukti pada 9 Maret 2007,
seiring dengan penurunan suku bunga perbankan yang terus berlanjut,
investor kembali melakukan spekulasi beli pada saham otomotif, rata-rata
saham otomotif mencatat kenaikan 6,78 persen.
Memasuki awal April 2007, menumbuhkan harapan baru buat
analisis maupun investor akan membaiknya saham otomotif di bursa
setelah tertekan cukup lama, ketika harga bahan bakar minyak naik sampai
tingkat suku bunga, sehingga membuat daya beli menurun drastis.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia optimistis tahun 2007
penjualan akan meningkat 10-20 persen dibanding tahun lalu.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, Thomas
Darmawan mengatakan kenaikan BBM menyebabkan kenaikan biaya
produksi makanan dan minuman, sehingga harga makanan dan minuman
akan naik 10-50 persen (Media Indonesia, 2007).
Dalam data keuangan yang diperoleh dari BEI, diketaui bahwa
terjadi perubahan untuk ROE, CR, DPR pada periode tahun 2003-2005
dan periode tahun 2004-2005 untuk harga saham.
Tabel 1.1. Perubahan ROE, CR, DPR dan Harga Saham
No. Perusahaan Tahun ROE CR DPR Tahun Harga Saham Sumber : data laporan keuangan di BEI
Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan
pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan
terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal, dan
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran masyarakat atas saham yang
tiga kategori yaitu faktor yang bersifat fundamental, faktor yang bersifat
teknis serta sosial, ekonomi, dan politik. Faktor fundamental merupakan
faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut.
Faktor-faktor lain antara lain meliputi kemampuan manajemen perusahaan,
prospek perusahaan, perkembangan teknologi, kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional,
kebijaksanaan pemerintah dan juga hak-hak investor. Faktor teknis
merupakan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara
individu maupun kelompok. Para investor banyak yang menyukai
penggunaan teknikal analisis di dalam menilai harga suatu saham. Di
dalam faktor ini menyajikan informasi mengenai perkembangan kurs,
keadaan pasar modal, volume dan frekuensi transaksi serta kekuatan pasar
dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. Faktor sosial, ekonomi,
dan politik menjelaskan mengenai tingkat inflasi, kebijaksanaan moneter,
yang dilakukan oleh pemerintah, neraca pembayaran dan APBN, kondisi
ekonomi serta keadaan yang terjadi (Sisharini, 2003).
Dengan memperhatikan uraian diatas maka perusahaan yang telah
go publik harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengarui harga
saham misalnya Return On Equity, Current Ratio dan Devidend Payout
Ratio. Dipilih objek penelitian perusahaan automontive and components
dikarenakan perusahaan otomotif dunia terus menebar sayap bisnis di
otomotif dalam strategi pasar global (Kompas, 06 Oktober 2003),
sedangkan dipilihnya perusahaan food and beverage dikarenakan terus
membaiknya makroekonomi yang mulai dipercaya akan berdampak pada
daya beli konsumen, indikasi ini tercermin dari kinerja perusahaan yang
tercatat di Bursa (Kompas, 12 November 2003). Maka penelitian ini diberi
judul : “PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO
PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
(Automotive And
Components Dan Food And Beverage)
”.1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah:
Apakah faktor-faktor fundamental perusahaan seperti Return On Equity
(ROE), Current Ratio (CR) dan Divident Payout Ratio (DPR) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur (automotive and components dan food and beverage) yang
go publik di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan latar
Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Return On Equity
(ROE), Current Ratio (CR), dan Devidend Payout Ratio (DPR)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur (automotive and components dan food and
beverage) yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
a. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran dan tambahan informasi kepada pihak
manajemen perusahaan tentang kinerja perusahaan, beberapa
faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dan nama
baik perusahaan.
b. Bagi Praktisi
Memberikan gambaran dan alternatif yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan serta kebijakan investor dalam
pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya di pasar
modal.
c. Bagi Peneliti
Untuk memberikan kesempatan dalam menerapkan dan
mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa
terjadi pada perusahaan yang telah go publik di Bursa Efek
Indonesia.
d. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan
mengenai faktor-faktor ini antara lain :
1. Erina Kharisma dan Ghozali Maski (2003)
Judul : Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham (studi di Bursa Efek Jakarta).
Permasalahan
1. Apakah variabel fundamental (EPS, ROE, dan tingkat bunga
deposito) dan variabel teknikal (harga saham masa lalu)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
consumer goods yang go publik di BEJ ?
2. Dari keempat variabel tersebut, variable manakah mempunyai
pengaruh dominan terhadap harga saam perusahaan consumer
goods industry yang go publik di BEJ ?
Hipotesis
1. Diduga terdapat pengaruh signifikan pada EPS, ROE, tingkat
bunga deposito dan harga saham masa lalu terhadap harga saham
perusahaan consumer goods industry yang go publik di BEJ.
2. Diduga tingkat bunga deposito mempunyai pengaruh dominan
terhadap harga saham perusahaan consumer goods industry yang
Kesimpulan
Hasil pengujian F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
secara simultan pada EPS, ROE, tingkat bunga deposito dan harga
saham masa lalu terhadap harga saham. Dan uji t variabel EPS, tingkat
bunga deposito dan harga saham masa lalu mempunyai pengaruh
signifikan, sedangkan ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
2. Nanik Sisharini (2003)
Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga Saham Perusahaan Asuransi Yang Go Publik di Bursa Efak Jakarta.
Permasalahan
1. Apakah tingkat bunga, Earning PerShare, Devidend Payout Ratio,
dan Return On Assets secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham Perusahaan Asuransi Yang
Go Publik Di BEJ ?
2. Dari faktor-faktor tersebut di atas, faktor manakah yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham Perusahaan
Asuransi Yang Go Publik Di BEJ ?
Hipotesis
1. Diduga variabel tingkat pertumbuhan Earning PerShare (X1),
Dividend Payout Ratio (X2), Return On Assets (X3) dan tingkat
bunga (X4) secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan
2. Diduga tingkat pertumbuan Earning PerShare mempunyai
pengaruh dominan terhadap besarnya harga saham rata-rata.
Kesimpulan
Besarnya harga saham perusahaan asuransi yang Go Publik di BEJ
dipengaruhi secara serentak dan bermakna oleh variabel tingkat
pertumbuhan Earning PerShare, Dividend Payout Ratio, Return On
Assets dan tingkat bunga. Sedangkan tingkat pertumbuhan Earning
PerShare mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal bisa didefinisikan sebagai tempat atau sarana
bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka
panjang, umumnya lebih dari satu tahun. (Samsul, 2006: 43).
Menurut Marzuki Usman (Anoraga dan Widiyanti, 1992: 7).
Pasar modal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga
lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan
jasanya yaitu menjembatani antara pemilik dana dalam hal ini disebut
dengan sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini
disebut sebagai emiten (perusahaan yang go publik).
Menurut Riyanto (1997: 219) memberikan pengertian tentang
mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang
kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di satu
pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka
panjang di lain pihak.
Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pasar modal
sebagai tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
menengah atau jangka panjang sedangkan fungsi pasar modal adalah
mengalokasikan arus dana secara efisien dariunit ekomoni yang
mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi
yang mempunyai defisittabungan (saving deficit unit).
2.2.1.2. Para Pelaku Dalam Pasar Modal
Lembaga yang dikelompokkan sebagai pelaku pasar modal,
sebenarnya adalah juga lembaga terkait dalam pasar modal. Tanpa para
pelaku pasar modaltidak dapat berkembang dengan baik.
Lembaga-lembaga yang menjadi para pelaku pasar modal antara lain (Usman, dkk,
1990: 27) :
a. Emiten, adalah perusahaanyang memperoleh dana melalui pasar
modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya
secara umum kepada masyarakat (perorangan atau lembaga).
b. Pemodal (investor), adalah orang atau badan yang melakukan
c. Lembaga penunjang, berfungsi sebagai penunjang atau pendukung
beroperasinya pasar modal.
2.2.1.3. Instrumen Pasar Modal
Menurut Anoraga dan Widiyanti (1992: 51) yang dimaksud
dengan instrumen pasar modal adalah sama surat-surat berharga
(securities) yang diperdagangkan di bursa.
Instrumen pasar modal ini umumnya jangka panjang.
Instrumen pasar modal yang paling umum diperjual belikan melalui
bursa efek di Indonesia saat inia dalah (Anoraga dan Widiyanti, 1992:
51) :
a. Saham
Merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan
terbatas. Dengan demikian saham suatu perusahaan mempunyai manfaat
yang diperoleh diantaranya :
1. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan dibagikan kepada
pemilik saham.
2. Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dri selisih jual
dengan harga belinya.
3. Manfaat non finansial, yaitu timbulnya kebanggan dan kekuasaan
memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Dari berbagai jenis saham yang dikenal, di bursa yang diperdagangkan
a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang tidak memperoleh
hak istimewa.
b. Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang
memberikan hak untuk mendapatkan deviden dan atau bagian
kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham
biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul
pencalonan direksi atau komisaris.
b. Obligasi
Merupakan surat tanda meminjam uang yang mempunyai
jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun.
Pada obligasi dilampirkan kupon atau talon, yaitu :
1. Kupon merupakan bukti untuk menerima pembayaran
bunga pada tanggal jatuh tempo yangtelah ditentukan.
2. Talon merupakan bukti untuk memperoleh lembaran
kupon-kupon yang baru apabila kupon-kupon yang lama
telah habis terpakai.
Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis yaitu antara lain :
1. Income bond
Pada obligasi ini bunganya tidak perlu dibayar apabila laba
2. Convertible bond
Obligasi jenis ini mempunyai hak kepada pemegangnya untuk
menkonversikan atau menukar obligasinya dengan saham setelah
membayar suatu jumlah tertentu.
3. Collable bond
Obligasi jenis ini mempunyai hak kepada pemegangnya untuk
menuntut perusahaan melunasi obligasi dengan suatu harga
tertentu lebih cepat dari tanggal jatuh temponya.
2.2.2. Investasi
Menurut Tandelin (2001: 3) yang dimaksud dengan investasi
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengantujuan untuk memperolehsejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang.
Menurut Sunariyah (2004: 4) berpendapat bahwa investasi pada
dasarnya adalah penanaman modal untukasatu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Pengertian
investasi dalam artian luas yang terdiri dari dua bagian utama yaitu
investasi dalam bentuk riil (real assets) adalah aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni,dan real estate. Dan investasi
atau financial assets) adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya
merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.
2.2.3. Penilaian Harga Saham
Menurut Halim (2003: 16) memberikan pengertian tentang harga
pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan yang akan
dipengaruhi oleh variabel fundamental dan teknikal, variabel-variabel
tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang
berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan
mengalami berbagai kemungkinan kenaikan harga atau penurunan harga.
Tujuan utama sebagian besar perusahaan di pasar modal bersifat
normatif yaitu memaksimumkan kesejahteraan dan kemakmuran
ekonomi para pemegang saham dengan cara memaksimumkan nilai
perusahaan yang mencerminkan kesehatan perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan adalah dengan peningkatan harga saham, peningkatan ini
akan meningkatkan pembayaran deviden bagi para pemegang saham.
Tujuan normatif tidak mudah dicapai karena hampir setiap saat terjadi
fluktuasi harga saham yang menggambarkan perubahan harga saham
yang ada di pasar bursa.
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (intrinsic
value) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga
menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham
tersebut. Pedoman yang dipergunakan untuk menilai harga saham
(Husnan, 1998: 288) :
1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah) dan karenanya
seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi) dan karenanya
seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham
tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi
keseimbangan.
2.2.4. Laporan Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan
ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik
perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan
untuk tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar
2.2.4.2. Susunan Laporan Keuangan
Menurut Sulistiawan dan Feliana (2006: 34) susunan laporan
keuangan dapat dibedakan menjadi (IAI, 2004):
1. Neraca, yaitu laporan keuangan yang menyajikan informasi
tentang posisi keuangan badan usaha yang terdiri atas aktiva (assets),
kewajiban (liabilities), dan ekuitas (equities) pada suatu tanggal
tertentu.
2. Laporan Laba Rugi, merupakan laporan yang menyajikan
informasi mengenai kinerja badan usaha dalam satu periode.
Elemen-elemen yang ada di laporan laba rugi yaitu pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dalam perusahaan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan
perubahan aktiva bersih yang terjadi dalam suatu badan usaha selama
satu periode akuntansi.
4. Laporan Aliran Kas, yaitu laporan yang menyajikan informasi
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan
selama satu periode. Aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok
yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari
kegiatan operasional, investasi dan pendanaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan, merupakan catatan yang
keuangan lainnya, termasuk definisi akun, perincian nilai akun,
kebijakan akuntansi, dan kewajiban estimasi.
Table 2.1. Contoh Laporan Keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk PT. Sepatu Bata, Tbk.
NERACA 31 Desember 2004
(Dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
AKTIVA PASIVA
Pajak pertambahan nilai dibayar
dimuka 19.096.731
Biaya dibayar dimuka 10.665.581
Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
PT. Sepatu Bata, Tbk LAPORAN LABA RUGI
31 Desember 2004 (Dalam ribuan Rupiah)
Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
Penjualan bersih 439.028.353
Beban (manfaat) pajak penghasilan badan :
PT. Sepatu Bata, Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 31 Desember 2004
(Dalam ribuan Rupiah)
Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
Modal saham selisih penilaian saldo laba
saham biasa penilaian kembali aktiva tetap
Saldo 31 Desember 2003 13.000.000 2.259.935 174.826.959
Laba bersih 34.577.678
Dividen (16.965.000)
Saldo 31 Desember 2004 13.000.000 2.259.935 192.439.637
PT. Sepatu Bata, Tbk LAPORAN ARUS KAS
31 Desember 2004 (Dalam ribuan Rupiah)
Sumber : laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
Arus kas dari aktivitas operasi :
Penerimaan kas dari pelanggan 534.936.165
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (367.857.592)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 167.348.573
Pembayaran imbalan jasa teknik dan konsultasi (7.067.380)
Pembayaran pajak (85.768.647)
Pendapatan bunga 238.110
Beban bunga (616.141)
Penerimaan dari klaim asuransi 1.299.945
Jumlah kas bersih yang dihasilkan dari 75.428.460
aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi :
Pembelian aktiva tetap (7.643.877)
Penjualan aktiva tetap 1.323.960
Kenaikan biaya yang dibayar dimuka (38.329.294)
Jumlah kas bersih yang digunakan untuk 44.649.211
aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas pendanaan :
Pembayaran pinjaman jangka pendek (50.500.000)
Penerimaan pinjaman jangka pendek 78.960.379
Pembayaran deviden kas (13.618.951)
Jumlah kas bersih yang digunakan untuk 14.841.428
aktivitas pendanaan
(penurunan) kenaikan bersih kas dan 45.620.677
setara kas
Kas dan setara kas pada awal tahun 4.619.183
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham 2.2.5.1. Return On Equity
Menurut Darsono dan Ashari (2005: 57) Return On Equity (ROE)
merupakan rasio yang berguna untuk mengetahui besarnya kembalian
yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
Untuk menghitung Return On Equity bisa menggunakan rumus sebagai
berikut :
Laba Bersih
Return On Equity = X 100 %
Modal Saham
Berdasarkan contoh dari data laporan keuangan PT. Sepatu Bata,
Tbk dapat dihitung analisis ROEnya yaitu:
34.577.678
Return On Equity = X 100 % = 16,64 %
207.699.572
Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan
tingkat kembalian pada pemegang saham. Dari hasil perhitungan data
laporan PT. Sepatu Bata, Tbk, diperoleh nilai ROE sebesar 0,1664 yang
berarti perusahaan memberikan kembalian sebesar 16,64 persen kepada
pemegang saham.
Return On Equity (ROE) mengukur efektivitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
investasi.
Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan modal saham (Halim, 2003: 85).
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan
tingkan return yang lebih besar pada pemegang saham (Darsono dan
Ashari, 2005: 57).
Dalam hal ini investor melihat seberapa jauh kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba
bersih. Semakin besar ROE maka semakin efisien dan efektif
manajemen perusahaan sehingga minat para investor terhadap saham
perusahaan semakin besar yang akan mendorong kenaikkan pada harga
saham. Demikian pula sebaliknya apabila ROE rendah berarti
perusahaan tidak menggunakan modalnya dengan efisien dan efektif
sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai
perusahaan dan kemudian berdampak pada penurunan harga saham.
Menurut Hanafi dan Halim (2003: 85), Return On Equity (ROE)
dapat dirumuskan :
Laba Bersih
Return On Equity = X 100 %
Modal Saham
Teori “Arbritage Pricing Theory”
Teori “Arbritage Pricing Theory” oleh Chea, Roll dan Ross (1986)
menggambarkan hubungan antara risiko dan return. Estimasi return yang
diharapkan dari sekuritas tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar
karena adanya asumsi bahwa return yang diharapkan dari suatu sekuritas
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Dengan demikian,
Arbritage Pricing Theory (APT) mengasumsikan bawa sekuritas yang
berbeda akan mempunyai sensitivitas terhadap faktor-faktor risiko
sistematis yang beda pula. Masing-masing investor dapat membentuk
portofolio tergantung dari preferensinya teradap risiko, pada
masing-masing risiko. Dengan mengetahui harga pasar dari faktor-faktor risiko
yang dianggap relevan dan sensitivitas return sekuritas terhadap
perubahan pada faktor tersebut, maka investor dapat menentukan
estimasi return yang diharapkan untuk berbagi sekuritas (Tandelin, 2001:
105).
2.2.5.3. Current Ratio (CR)
Menurut Darsono dan Ashari (2005: 52) Current Ratio yaitu
kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus Current Ratio
yang dipergunakan adalah :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Berdasarkan contoh dari data laporan keuangan PT. Sepatu Bata,
Tbk dapat dihitung analisis CR nya yaitu :
251.649.304
Current Ratio = = 2,29 X
109.667.229
Dari hasil perhitungan data laporan PT. Sepatu Bata, Tbk diperoleh rasio
lancar sebesar 2,29. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap
satu Rupiah kewajiban dijamin dengan 2,29 Rupiah aktiva lancar.
2.2.5.4. Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham
Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari
kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi
uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek, tetapi rasio
lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas
sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan
untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang atau untuk
investasi yang bisa menghasilkan tingkat return (Darsono dan Ashari,
Dengan demikian current ratio digunakan untuk menganalisa
posisi modal kerja suatu perusahaan. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya, apabila current ratio
mengalami kenaikan, maka harga saham akan mengalami kenaikan atau
pengaruh positif. Demikian sebaliknya apabila current ratio turun, maka
akan berpengaruh secara negatif dan ini berarti ada yang tidak benar
dalam perusahaan tersebut. Jadi current ratio dapat dijadikan sebagai
indikator bahan pertimbangan bagi investor dalam menilai kinerja suatu
perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan yang
tercermin melalui harga saham.
Menurut Riyanto(1997: 332) Current Ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Aktiva Lancar
CR =
Hutang Lancar
2.2.5.5. Devidend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR), rasio ini menggambarkan
presentase dividen yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba
bersih yang diperoleh perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran yang
lebih baik terhadap keuntungan yang diperoleh pemegang saham
tinggi rasio akan semakin menguntungkan bagi pemegang saham karena
semakin besar tingkat return atas saham yang dimiliki. Untuk
menghitung Devidend Payout Ratio bisa menggunakan rumus sebagai
berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 52) :
Dividend perLembar
Dividend Payout Ratio = X 100 %
Earning perLembar
Berdasarkan conto dari data laporan kuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
dapat dihitung analisis DPR nya yaitu :
1.305
Dividend Payout Ratio = = 49,06 %
2.660
Rasio ini menggambarkan persentase dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham terhadap laba bersih yang diterima oleh perusahaan.
Dari hasil perhitungan data laporan keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk
diperoleh nilai DPR sebesar 49,06 persen dari laba bersih perusahaan
dibagikan sebagai deviden kas, sedangkan 50,94 persen digunakan
sebagai tambahan ekuitas. Jumlah deviden yang dibayarkan pada
pemegang saham ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk
menghitung berapa sebenarnya arga saham perusahaan.
2.2.5.6. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham
Dividend Payout Ratio (DPR) mengukur kemampuan perusahaan
melihaht bagian earning (pendapatan ) yang dibayarkan sebagai dividen
Tujuan investor membeli saham perusahaan pada hakikatnya
bertujuan menerima dividen dan capital gain, keduanya haruslah lebih
besar atau paling tidak sama dengan return yang dikehendaki.
Kebijaksanaan dividen yang dilakukan perusahaan dapat diukur dengan
DPR, rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan berapa besar
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan
jumlah laba bersih yang didapat perusahaan atau menunjukkan
persentase laba yang dibayarkan sebagai dividen, dengan demikian
investor dapat mengetahui berapa besar dividen yang menjadi haknya.
Jadi harga saham dipengaruhi oleh seberapa jauh tujuan investor
dalam menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan. Jika capital
gain menjadi tujuan utama investor dalam jangka panjang maka investor
akan tertarik pada perusahaan yang memberikan capital gain yang lebih
besar dari dividen, sehingga walaupun DPRnya rendah kenaikan saham
masih dimungkinkan. Tetapi apabila investor mempunyai jangka
pendek, maka dividen merupakan bahan pertimbangan penting dalam
membeli saham mengingat capital gain yang belum pasti. Jika suatu
perusahaan berani membayar tinggi dividen, maka kemingkinan saham
ikut naik pula. Dan sebaliknya jika perusahaan dalam pembayaran
dividennya rendah, maka penurunan harga saham bisa saja terjadi.
Menurut Hanafi dan Halim (2003: 86) Devidend Payout Ratio
(DPR) dapat dirumuskan :
Dividend perLembar
Earning perLembar
Teori yang melandasi : Teori “Bird in Te Hand”
Teori “Bird in Te Hand” oleh Lintner (1962), Gordon (1963) dan
Batthacharya (1979). Teori ini menjelaskan bawa investor menyukai
dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung
ditangan yang resikonya lebih kecil dibandingkan dengan dividen yang
tidak dibagikan.akan tetapi kenyataannya investor adalah berbeda-beda
dapat berupa investor individual ataupun investor institusi. Investor
individual pun berbeda-beda dalam hal umur dan golongan kelas
mereka. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan preferensi mereka
terhadap tingginya dividen. Investor yang lanjut usia dan penghasilannya
hanya tergantung dari dividen mungkin akan lebih menyukai dividend
payout yang tinggi. Akan tetapi investor yang penghasilannya sudah
tinggi mungkin akan menyukai dividend payout yang rendah, karena jika
mereka menerima dividen dan akan menginvestasikan kembali dividen
ini, mereka harus mengeluarkan lagi biaya transaksi (Jogiyanto, 2000:
253).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat di ambil premis-premis yang kemudian
dari premis tersebut disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasardalam
mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :
Premis 1 :
Variabel EPS, ROE, tingkat bunga deposito dan harga saham masa lalu
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan dari
uji secara parsial variabel EPS, tingkat bunga deposito dan harga saham
masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham (Kharisma
dan Maski, 2003).
Premis 2 :
Variabel tingkat pertumbuhan Earning PerShare, Devidend Payout,
Return On Assets dan tingkat bunga secara serentak dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tingkat pertumbuhan
Earning PerShare mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga
Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir
Analisis Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Return On Equity
(ROE), Current Ratio (CR), dan Divident Payout Ratio (DPR) terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur (automotive and components
dan food and beverage) yang go public di Bursa Efek Indonesia. Current Ratio (CR)
(X2)
Devident Payout Ratio (DPR) (X3)
Return On Equity (ROE) (X1)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
satu variabel terikat dan tiga variabel bebas. Variabel bebasnya adalah
Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR), Devidend Payout Ratio
(DPR), sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham.
Definisi operasional menurut Nazir (1999: 152) adalah suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti
atau menspesifikasi kegiatan ataupun memberikan suatu pernyataan
opersional.
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep penelitian menjadi
variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan
pengukuran variabelnya.
3.1.1. Return On Equity (X1)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan
modal saham. Variabel ini diukur dalam satuan persentase dan skala
Rumus yang digunakan adalah :
Laba Bersih
Return On Equity = X 100 %
Modal Saham
(Hanafi dan Halim, 2003: 85)
3.1.2. Current Ratio (X2)
Current Ratio (CR) adalah kemampuan untuk membayar hutang
yang segara harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Variabel ini diukur
dalam satuan kali (X) dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
Rumus yang digunakan adalah :
Aktiva Lancar
CR =
Hutang Lancar
(Riyanto, 1997: 332)
3.1.3. Devidend Payout Ratio (X3)
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada
investor. Variabel ini diukur dalam satuan persentase dan skala
pengukurannya menggunakan skala rasio.
Rumus yang digunakan adalah :
Dividend perLembar
DPR = X 100 %
Earning perLembar
3.1.4. Harga Saham (Y)
Harga Saham (Y) adalah harga yang terbentuk dari mekanisme
permintaan dan penjualan antara pembeli dan penjual atau harga yang
berlaku dalam pasar bursa pada saat terjadi transaksi saham. Dalam
penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga saham rata-rata
bulanan dalam satu tahun yang dihitung dari harga penutupan selama
periode 3 tahun yaitu tahun 2004 sampai dengan 2006 yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek
Indonesia. Variabel ini diukur dalam satuan rupiah dan skala pengukuran
data yang digunakan adalah skala rasio.
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah 8 perusahaan automotive
and components dan 12 perusahaan food and beverage yang go
publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2003
sampai dengan 2006.
b. Sampel
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik penentuan sampel ini menurut
Sumarsono (2004: 52) adalah teknik penarikan sampel non
sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut
merupakan representative dari populasi. Kriteria yang diambil
adalah berdasarkan :
1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur (automotive and components dan food
and beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2003-2006.
2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya
secara kontinyu selama tahun 2003-2006.
3. Perusahaan yang diteliti tidak mengalami kerugian secara
berturut-turut selama tahun 2003-2006.
4. Perusahaan yang tidak membagikan devidennya secara
berturut-turut selama tahun 2003-2006 tidak diikutsertakan
dalam penelitian ini.
Sehingga berdasarkan kriteria diatas dihasilkan jumlah sampel sebanyak 4
perusahaan automotive and components dan 4 perusahaan food and
beverage yang memenui syarat untuk mewakili data industri yaitu :
1. PT. Astra Otoparts, Tbk.
2. PT. Astra International, Tbk.
3. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk.
4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
6. PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk
7. PT. Mayora Indah, Tbk
8. PT. Goodyear Indonesia, Tbk
3.3. TeknikPengumpulan Data a. Jenis data dan sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu berupa ROE, CR, DPR tahun 2003 sampai dengan 2006
karena merupakan tahun yang paling dekat dengan penelitian.
Informasi yang diambil berupa prospektus perusahaan dan Indonesia
Capital Market Directory (ICMD), sehingga sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
b. Pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi yaitu mempelajari dan menganalisis dokumen penting
yang diperlukan di perpustakaan Bursa Efek Indonesia. Sumber data
secara keseluruhan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
ketergantungan antara variabel bebas yaitu Return On Equity (ROE),
Current Ratio (CR), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap variabel
terikat yaitu Harga Saham. Metode ini digunakan dalam penelitian
karena untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen
dengan variabel independen.
Adapun model regresi linier berganda adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e...(1)
(Anonim,2003: L- 21)
Keterangan :
Y = Harga Saham
a = Konstanta
X1 = Return On Equity
X2 = Current Ratio
X3 = Devidend Payout Ratio
b1…b2 = Koefisien Regresi
e = Variabel Pengganggu
3.4.2. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
sebenarnya normal atau tidak untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dalam penelitian kali ini menggunakan metode
Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal (Sumarsono, 2004: 42) adalah :
1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 % maka
didistribusikan adalah tidak normal.
2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 % maka
didistribusikan adalah normal.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan model regresi, dalam arti statistik
adalah BLUE (Best Linier Unbrased Estimator). Kondisi ini akan terjadi
jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik sebagai
berikut :
1. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan
berdasarkan waktu urut (time series) atau data yang diambil pada
waktu tertentu (data cross sectional). Dalam konteks regresi, model
regresi linier mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak
terdapat dalam disturbansi atau nilai pengganggu (Gujarati, 1995:
201). Jadi suatu model regresi dikatakan tidak terjadi autokolerasi jika
nilai residual dari observasi pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada
Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson (uji
DW) dengan ketentuan :
Gambar 3.1 : Kurva Uji Autokorelasi
Ada Daerah Daerah Ada Autokorelasi Keragu-raguan Keragu-raguan Autokorelasi
Negatif
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif
0 dL du 4-du 4-dL 4
Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan
Sumarno Zain, Penerbit Airlangga, Jakarta.
2. Multikolinieritas
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance)
dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang
10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih
ditolerir. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran
VIF yaitu :
a. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
b. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.
(Ghozali, 2000: 57)
3. Heteroskedastisitas
Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel
independen adalah tidak konstan untuk setiap nilai tertentu variabel
independen. Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada
hubungan dengan variabel independen (Sumodiningrat, 2002: 261).
Pada regresi linier residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung
korelasi Rank Spearman antara residual dengan keseluruhan variabel
bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari
0,05.
3.4.4. Uji Hipotesis 3.4.4.1. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap
1) H0 : β1 = β2 = β3 = 0, artinya model regresi yang dihasilkan tidak
cocok untuk smengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap harga
saham.
H1 : β1 = β2 = β3≠ 0, artinya model regresi yang dihasilkan cocok
untuk mengetahui pengaruh ROE, CR, DPR terhadap harga saham.
2) Level of signifikan 5%
3) R2 / K
FHitung =
(1 - R2) / (n – k – 1)
(Sudjana, 1996: 385)
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
4) Kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5 %.
Ho ditolak jika nilai signifikansi < 5%.
3.4.4.2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh
ROE, CR,DPR secara parsial terhadap harga saham, dengan prosedur
1) H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari ROE,
CR, DPR terhadap harga saham.
H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari ROE, CR,
DPR terhadap harga saham.
2) Level of signifikan 5%
β1
3) thitung =
Se (β1)
(Sudjana, 1995: 388)
Keterangan :
β1 = koefisien regresi
Se = standart error
4) Kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5%
43
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Astra Otoparts, Tbk
Memulai usahanya sebagai perusahaan export-import, perusahaan
dikenal sebagai PT. Pacific Western tahun 1976, kemudian perusahaan
mengubah namanya menjadi PT. Astra Pradipta Internusa. Sejak saat itu,
perusahaan melakukan perubahan – perubahan dan melakukan merger
sebagai bagian dari konsolidasi bisnis untuk komponen – komponen
automotif di bawah PT. Astra International tahun 1996. Hasilnya adalah
sebuah perusahaan baru yakni PT. Astra Dian Lestari. Perusahaan kemudian
merubah namanya menjadi PT. Astra Otoparts, Tbk (AOP) tahun 1997 dan
mempengaruhi kompetensi bisnisnya dalam produksi dan distribusi
komponen – komponen otomotif dan suku cadang di Indonesia. Dalam
waktu yang relatif singkat, AOP telah sukses dalam pendiriannya.
Perusahaan secara umum mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
tahun 1998, mengembangkan produk substitute (pengganti) bagi komponen
– komponen aslinya yang kita kenal seperti “ASPIRA” dan memperluas
jaringan pemasaran melalui toko “SHOP and DRIVE”.
AOP juga menerima dua penghargaan dari “Indonesia’s Best
44
Company 2000 untuk kategori perusahaan kecil”, dihargai oleh koran Asia
Money.
4.1.2. Sejarah Singkat PT. Astra International, Tbk
Kegiatan utama dari group otomotif ini adalah industri peralatan berat,
industri kayu, agribisnis, peralatan elektronik, industri dasar dan jasa
keuangan. Perusahaan merupakan produsen otomotif terbesar, diantaranya
Toyota yang ada di Indonesia. Pada bulan November 1992, pemilik saham
mayoritas, William Soeryadjaya menjual 100 juta saham perusahaan pada
beberapa perusahaan dan perorangan seperti PT. Danareksa Fund
Management, Oykel Limited, PT. Delta Mustika, Prajogo Pangestu and
Henry Pribadi. Pada bulan Juni 1993, Oykel LTd menjual keseluruhan
kepemilikan perusahaan motor Toyota Jepang. Perusahaan memiliki 73
perusahaan penyalur ; 40 perusahaan adalah pemilik modal langsung dan 33
pemilik modal tidak langsung.
Setelah sukses dalam pemasaran otomotif luar negerinya, perusahaan
menjadi importir dan distributor penjualan “BMW” dan automobile “Land
Rover” di Myanmar. Secara bersama – sama sebesar 25% saham “Chinte
Motor” dari Myanmar, 5% saham “Marubeni Auto China” dari Jepang, 70%
saham perusahaan telah dibentuk sebuah perusahaan joint venture dengan
nama Myanmar Astra Chinte Motor.
Tahun 1996, perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah
45
akan dibeli oleh PLN dan akan menghasilkan kapasitas sebesar 130 MW.
Perusahaan akan dibangun oleh perusahaan afiliasi yaitu PT. Astrated
Nusantara dan akan beroperasi tahun 1999.
Tahun 1998, perusahaan akan meluncurkan mobil terbarunya yang
diisukan lebih murah harganya dari Kijang (mobil keluarga favorit) dan
mungkin akan menjadi pesaing yang potensial bagi mobil nasional yaitu
Timor.
4.1.3. Sejarah Singkat PT. Aqua Golden Misissippi, Tbk.
PT. Aqua Golden Missisippi didirikan pada tanggal 23 Februari 1973.
sejak tahun 1987 perseroan telah mengekspor produknya ke Negara-negara
ASEAN, Hongkong, Australia, Selandia Baru dan Amerikan Serikat.
Karena keunggulan kualitas pada tanggal 1 November 1987, produk
perseroan memperoleh standar Industri Indonesia (SII) yang pertama untuk
air minum dalam kemasan dengan no. 2040-87. Di area international
Bottled Water Association (IBWA) yang merupakan jaminan produk yang
berkualitas tinggi. Pada tahun 1994 dan tahun 1995 perseroan berhasil
mendapatkan sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi, Mekarsari dan
Citeurep. Saat ini terdapat 11 pabrik Aqua yang tersebar di seluruh
Indonesia dan merupakan 54% dari total kapasitas terpasang nasional
industri air minum dalam kemasan di Indonesia.
Bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam
46
Pulo Lentut No. 3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta sedangkan
pabriknya berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Makasar, Jawa Barat.
4.1.4. Sejarah Singkat PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
PT. Fast Food Indonesia (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No.
20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H. Akta
tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat
keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979, telah didaftarkan di
Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, dan
dimuat dalam Tambahan No. 682 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979.
Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan akta No. 17 tanggal 12 Juni 2000, dari Notaris
Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan nilai nominal per
saham Perusahaan dari Rp 1.000 (angka penuh) per saham menjadi Rp 100
(angka penuh) per saham, sehingga modal dasar Perusahaan menjadi Rp
60.000.000 terbagi menjadi 600.000.000 saham dan modal dasar yang telah
ditempatkan dan disetor penuh menjadi 446.250.000 saham. Perusahaan
bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha
47
4.1.5. Sejarah Singkat PT. Goodyear Indonesia Tbk
PT. Goodyear Indonesia Tbk. (Perusahaan) semula didirikan dengan
nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26
Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter Kuile No. 199, yang
kemudian berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia berdasrkan Akta
Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli 1978. Anggaran dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir adalah pada tanggal 16
Juni 1997 berdasarkan Akta Notaris No. 48 Mudofir Hadi, S.H., dalam
rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.
1/1995 (Perusahaan masih dalam proses untuk menyesuaikan Anggaran
Dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40/2007)
dan peraturan pasar modal. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C2-1511.HT.01.04.Th.98 tanggal 9 Maret 1998.
Perusahaan bergerak dalam bidang industri ban untuk kendaraan
bermotor dan pesawat terbang serta komponen lain yang terkait, penyaluran
dan ekspor ban. Perusahaan mulai beroperasi dalam bidang usaha
perdagangan ban pada tahun 1917. Pabrik Perusahaan dibangun pada tahun
1935 di Bogor sebagai pabrik ban pertama di Indonesia. Kantor pusat
48
4.1.6. Sejarah Singkat PT. Hexindo Adiperkasa Tbk
PT. Hexindo Adiperkasa adalah sebuah perusahaan peralatan berat.
Didirikan tahun 1988, perusahaan ini menghasilkan mesin penggalin
hidrolik, mesin penggeret, kereta dorong, buldoser, crawler carrier buatan
Hitachi Jepang, Backhoe Loader, motor grade, skidder buatan John Deere.
Amerika, mesin excavator hidrolik EX – 100, EX 100 dan EX 200 hammers
buatan Hitachi – Indonesia, palu hidrolik buatan Krupp – Jerman, mesin
Rock brilling buatan Howden – Hongkong, peralatan paving buatan Blaw
Knox – Amerika Serikat, mesin stone cruising buatan Neyrtec – Perancis,
Forklift buatan Daewo – Korea Selatan, vibratory roller buatan Amman –
Switzer Land, road profiler buatan CMI – Amerika Serikat, Tower Crane
buatan BPR Cadillion – Perancis.
4.1.7. Sejarah Singkat PT. Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah Tbk didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17
Februari 1977 dari Notaris Poppy Savitri Parmanto,S.H sebagai pengganti
dari Notaris Ridwan Suselo,S.H. akta pendirian ini telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No.Y.A 5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 dan telah didaftarkan pada
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang No.2/PNTG/1978
tanggal 10 Januari 1978. Anggaran perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, yang telah mendapatkan persetujuan dari menteri
No.C2-49
620.HT.01.04.TH.98 tanggal 6 Februari 1998. Perusahaan berdomisili di
Tangerang. Kantro Pusat Perusahaan berdomisili di Jakarta. Ruang lingkup
perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri makanan,
kembang gula dan biskuit. Perusaahaan mulai beroperasi secara komersial
pada bulan Mei 1978.
4.1.8. Sejarah Singkat PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk (perseroan) didirikan tanggal 3 Juni
1929 berdasarkan akta notaris Dijkstra, notaris di Medan, dengan nama
N.V. Nederlandsch. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat
berlokasi di Ra Plaza Building Lantai 24, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9,
Jakarta 10270, dan pabrik berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 19, Tangerang
15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa
Timur. Perseroan adalah bagian dari Kelompok Heineken, dimana
pemegang saham utama adalah Heineken International B.V. Transaksi dan
saldo signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
disajikan dalam Catatan 20 atas laporan keuangan konsolidasi. Pada tanggal
29 Januari 2001, seluruh saham perseroan yang beredar sejumlah
21.070.000 lembar terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 12 Januari
2001 dan di Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 15 Februari 2001.
Perseroan beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Untuk
mencapai tujuan usahanya, Perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas
50
a. Produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang relevan.
b. Pemasaran produk-produk tersebut diatas, pada pasar local dan
internasional.
c. Impor atas bahan-bahan promosi yang relevan dengan produk-produk
diatas.
Perseroan memulai operasi komersial pada tahun 1929.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Return On Equity (X1)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan
modal saham. Adapun deskripsi Return On Equity (ROE) pada perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2003 sampai
dengan tahun 2006:
Tabel 4.1 : Data Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2006
Tahun
No. Nama Perusahaan
2003 2004 2005 2006 1 PT. Astra Otoparts Tbk 24,77 23,53 26,21 20,75 2 PT. Astra International Tbk 60,11 48,57 40,18 26,24 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 33,85 37,65 22,54 17,84 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk 30,38 25,77 25,36 33,30 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk 8,54 13,67 -2,90 13,03 6 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 30,38 46,66 41,09 16,77 7 PT. Mayora Indah Tbk 15,10 14,46 7,55 14,62 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 49,14 48,74 56,42 55,96
51
Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa Return On Equity
(ROE) tertinggi tahun 2003 adalah PT. Astra International Tbk yaitu sebesar
60,11% sedangkan Return On Equity (ROE) terendah adalah PT. Goodyear
Indonesia Tbk yaitu sebesar 8,54%. Tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
Return On Equity (ROE) tertinggi adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
yaitu sebesar 56,42% di tahun 2004 sedangkan Return On Equity (ROE)
terendah adalah PT. Goodyear Indonesia Tbk yaitu sebesar -2,9% di tahun
2005.
Rata-rata Return On Equity (ROE) tertinggi terjadi pada tahun 2004
yaitu sebesar 32,38% sedangkan Return On Equity (ROE) terendah terjadi
pada tahun 2006 yaitu sebesar 24,81%.
4.2.2. Current Ratio (X2)
Current Ratio (CR) adalah kemampuan untuk membayar hutang yang
segara harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Adapun deskripsi Current Ratio
(CR) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia