• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha meningkatkan mutu renungan harian di program studi Pendidikan Agama katolik untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usaha meningkatkan mutu renungan harian di program studi Pendidikan Agama katolik untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakart"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Antonius Kerung

NIM: 121124035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

keluargaku, pemerintah Kabupaten Kutai Barat

dan seluruh warga kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

(5)

v

“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa

(6)
(7)
(8)

viii

Judul skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK

PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Judul ini dipilih karena keprihatinan penulis atas situasi

pelaksanaan renungan yang dilaksanakan di kampus prodi PAK. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, renungan harian yang dilaksanakan di kampus PAK terkesan kurang serius dan hanya sebagai rutinitas saja. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa belum mendapat penjelasan yang lengkap tentang maksud dan tujuan dari pelaksanaan renungan harian tersebut dan belum ada pedoman yang jelas mengenai renungan harian tersebut. Padahal renungan harian tersebut dapat menjadi salah satu bentuk pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian, peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis dan menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan mutu renungan harian di kampus PAK.

Bertolak dari alasan dan tujuan penulisan skripsi ini, penulis mendapat data melalui wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Dari hasil wawancara dan kuesioner menyatakan bahwa seharusnya renungan harian dipersiapkan beberapa hari sebelum pelaksanaannya. Namun pada pelaksanaannya masih banyak mahasiswa yang tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian karena kurang memperhatikan giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian. Renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari bentuk pembinaan spirtualitas bagi mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK yaitu spiritualitas Ignatian.

Renungan atau doa renung adalah doa yang dilaksanakan dengan meditasi atau refleksi atas ayat Kitab Suci tertentu atau bacaan-bacaan rohani lain yang sesuai dengan tema yang ingin direnungkan. Spiritualitas katekis adalah panggilan menjadi murid dan tugas perutusan sebagai murid serta keterlibatan membangun kerajaan Allah di dunia ini. Pembinaan spiritualitas katekis dimaksudkan agar katekis mempunyai semangat atau keutamaan dalam dirinya sehingga selalu menyadari jati dirinya sebagai katekis.

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis mengusulkan panduan tema untuk mempersiapkan renungan harian yang disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas agar renungan harian menjadi bagian dari pembinaan spirutalitas katekis bagi mahasiswa PAK. Tema umum yang diusulkan adalah „pengalaman perjumpaan dengan Yesus membawa iman dan harapan membuat katekis mampu menjadi

gembala yang baik dalam tugas pewartaan dengan bimbingan Roh Kudus‟. Tema ini

(9)

ix

The title of this thesis is "IMPROVING THE QUALITY OF DAILY REFLECTION TO PROMOTIE CATECHISTS SPIRITUALITY FOR CATHOLIC RELIGION EDUCATION FOR STUDENTS, Sanata Dharma University YOGYAKARTA". Titles is chose been because of the authors concern over of the implementation of the daily reflection held in catholic religius education programe. Based on the authors experience, a daily reflection held in the class in a less serious manner and just as a matter of routine. That is because the students does not receive a complete explanation regarding the aim and purpose of the daily reflection and there is no clear guidelines for the reflection. The daily reflection could be one of the methods spiritual formation for students catholic religion education according in compliance with the spirituality of the institution. This thesis aims to come to know the implementation of the daily reflection, the role of daily reflection for the spirituality formation for catechist and fin out the ways to improve the quality of daily reflection.

Based on aforementioned reason and purpose of the thesis essay, the author gathers the through interview, questionnaire and literature. From the interviews and the questionnaire, the author find that prepared several days before the event. But in practice there are still many students who do not prepare well because of lack of attention to daily musings turn to prepare and carry out daily reflection. The daily reflection is the part of spirituality formation for the catholic religion education programe students and the spirituality if the institution is ignatian.

Reflection on devotional prayer in the form of meditation or reflection on certain Scriptures or other spiritual readings that fit the theme that wants to contemplate. Catechist spirituality is a call to be disciples a mission as well as an involvement of the students to build the kingdom of God in this world. The formation of catechist spirituality purports to help the catechists to acquire spirit and virtues so that they are aware of their call as catechist.

(10)

x

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis karena keprihatinan penulis

terhadap renungan harian yang dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan

Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan pengalaman pribadi

penulis, pelaksanaan renungan harian yang dilaksanakan terkesan hanya sebagai

rutinitas saja dan tidak dengan sungguh-sungguh dipersiapkan dengan baik oleh

mahasiswa. Selain itu, tidak adanya panduan serta penjelasan yang lengkap tentang

pelaksanaan renungan harian mejadi faktor lain yang membuat mahasiswa tidak

menyiapkan renungan ini dengan baik.

Skiripsi ini dapat tersusun tidak terlapas dari dukungan serta kerja sama dari

semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan

tulus hati serta rasa syukur dan hormat, penulis ingin memberikan ucapan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan

sabar dan penuh perhatian memberikan waktu serta sumbangan pemikiran kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji kedua serta dosen

pembimbing akademik, yang telah menguji dan memberi masukan serta motivasi

(11)

xi

menguji dan memberi masukan demi penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Dr. B.A. Rukiyanto, S.J., selaku kaprodi PAK, yang selalu memberi semangat

kepada penulis.

5. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku wali mahasiswa beasiswa

kerja sama prodi PAK, yang telah membimbing serta selalu memberikan

motivasi kepada penulis selama kuliah di PAK.

6. Segenap Staf Dosen Prodi PAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, yang telah dengan setia dan sabar membimbing,

mendidik serta mendukung penulis selama menempuh kuliah hingga selesai

penulisan skripsi ini.

7. Segenap Staf dan karyawan Prodi PAK, yang telah mendukung penulis baik

selama kuliah maupun selama penulisan skripsi ini.

8. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat khususnya Dinas Pendidikan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Prodi

PAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

9. Wakil Rektor IV bagian Kerja Sama Universitas Sanata Dharma, yang telah

membimbing serta memberikan berbagai pelatihan kepada penulis selama

menempuh kuliah.

10.Keluargaku, Bapak Florensius Kueng (alm), ibu Marselina Sangnyang, kakak

(Agustinus Silem, Sergius Duang) dan adik (Brigita Deu, Natalia Anyaq,

Katarina Manin) yang selalu mendoakan serta menjadi penyemangat dan

(12)
(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

MOTTO ………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ………... vii

ABSTRAK ………. viii

ABSTRACT ………... ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….. xiii

DAFTAR SINGKATAN ………... xvii

DAFTAR TABEL ……….. xix

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penulisan ……… D. Manfaat Penulisan ………... E. Metode Penulisan ………... F. Sistematika Penulisan ………... 1 3 3 3 4 4 BAB II. SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA ……… 7

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma …………... 7

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik ………... 8 2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik ………

a. Visi Pendidikan Agama Katolik ……….... b. Misi Pendidikan Agama Katolik ………...

10

10

(14)

xiv

3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK ……… a. Spiritualitas Ignatian ……….. b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ………... c. Materi Pembinaan Spiritualitas ………... 4. Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus PAK ………. a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian ………. b. Model Renungan Harian ……… c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian ………... 5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi

Mahasiswa PAK ………... B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK

Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012 ………

1. Tujuan Penelitian ………... 2. Metode Penelitian ……….. 3. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 4. Jenis Penelitian ………...

5. Populasi ………..…

6. Responden Penelitian ………... 7. Instrumen Penelitian ……….. 8. Variabel Penelitian ………... 9. Hasil dan Pembahasan Penelitian ………..

a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ……….... d.Faktor Pendukung ……….. e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 10.Kesimpulan Hasil Penelitian ……….. a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ………....

(15)

xv

e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 42 BAB III. RENUNGAN HARIAN UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS

KATEKIS ……….. 44 A. Renungan Harian ………

1. Pengertian Doa ………... a. Doa Lisan atau Doa dengan Kata-kata ………... b. Doa Renung atau Meditasi ………... c. Doa Batin atau Kontemplatif ………. 2. Pengertian Renungan ………... 3. Tahapan Renungan ………...

a. Persiapan Renungan ………... b. Pada Waktu Renungan ………... c. Sesudah Selesai Renungan ………... 4. Metode-metode Renungan ………... a. Renungan dengan Kontemplasi ……….. b. Renungan Tertulis tentang Kitab Suci ………... c. Renungan dengan Menggunakan Tiga Daya Jiwa ………. d. Renungan dengan Fantasi ……….. e. Renungan Tertulis tentang Pengalaman Pribadi ……… B. Pembinaan bagi Katekis ………...

1. Dasar Pembinaan bagi Katekis ……… 2. Tujuan Pembinaan bagi Katekis ……….. 3. Proses Pembinaan dan Pendidikan Katekis ………... C. Spiritualitas Katekis ………... 1. Pengertian Spiritualitas ………... 2. Pengertian Katekis ……….. 3. Spiritualitas Katekis ……… 4. Pembinaan Spiritualitas bagi Katekis ……….. 5. Syarat dan Tugas Katekis ………

44 44 45 45 46 46 47 47 48 49 49 50 50 50 51 51 51 52 53 55 60 60 62 63 65 69

BAB IV. USULAN PANDUAN UNTUK MEMPERSIAPKAN DAN MELAKSANAKAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PAK

(16)

xvi

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ……….. C. Remusan Tema dan Tujuan ……… D. Penjabaran Program ………... E. Petunjuk Pelaksanaan Program ………..

75

76

79

85

F. Panduan untuk Persiapan, Cara Membuat dan Pelaksanaan Renungan

Harian ………. 86

G. Contoh Renungan Harian ………... 88

BAB V. PENUTUP ……… 96 A. Kesimpulan ……….... B. Saran ………...

96

98

DAFTAR PUSTAKA ……… 100 LAMPIRAN ………... 101 Lampiran 1: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas I dan II ………... (1) Lampiran 2: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas III dan IV …………... (5) Lampiran 3: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas V dan VI ……… (11) Lampiran 4: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas VII dan VIII ……….. (13) Lampiran 5: Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa angkatan 2012 …….. (15) Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara untuk Mahasiswa

angkatan 2012 ……….. (16)

(17)

xvii

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan

Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas

Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende:

Arnoldus, 1984/1985, hal. 7-8.

B. Singkatan Dokumen Gereja

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner

Gereja, 7 Desember 1965.

CEP : Congregation for Evangelization of People (Kongregasi

Evangelisasi Bangsa-bangsa), diterbitkan pada 3 Desember 1993.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus Yohanes Paulus

II pada 25 Juni 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh

Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.

KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus

(18)

xviii Dll : Dan Lain-lain

Hal : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Kan : Kanon

KAS : Keusukupan Agung Semarang

KS : Kitab Suci

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

PAK : Pendidikan Agama Katolik

Prodi : Porgram Studi

SKS : Sistem Kredit Semester

(19)

xix

Tabel 1: Variabel Penelitian ………. 19

Tabel 2: Mempersiapkan Renungan Harian ……… 20

Tabel 3: Pelaksanaan Renungan Harian ……….. 24

Tabel 4: Faktor Penghambat ………. 28

Tabel 5: Faktor Pendukung ……….. 32

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para katekis atau pewarta yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

mewartakan Injil perlu memiliki suatu semangat hidup atau spiritualitas untuk

dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Agar

dapat menumbuhkan semangat tersebut maka perlu adanya pembinaan bagi para

ketekis sejak menempuh pendidikan seperti yang dilaksanakan di kampus prodi

Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. Pembinaan spiritualitas

diprogram studi Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi

angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama, retret, perayaan ekaristi kampus,

bimbingan pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di

kelas setiap semester.

Semangat atau spiritualitas yang ingin dikembangakan program studi

Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian sama seperti yang dihidupi

Universitas Sanata Dharma pada umumnya. Pola pembinaan spiritualitas prodi

Pendidikan Agama Katolik mengacu pada dinamika latihan rohani Ignatian yang

menekankan berdoa dengan menggunakan imajinasi, ingatan, pemahaman dan

kehendak. Cara doa tersebut adalah dengan meditasi atau biasa juga disebut dengan

doa renung dan di kampus Pendidikan Agama Katolik biasanya disebut dengan

istilah renungan harian.

Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap

(21)

giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan serta yang menjadi bahan

untuk renungan harian adalah bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi.

Mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan renungan harian seharusnya

beberapa hari sebelumnya sudah dipersiapkan dengan membaca dan merenungkan

teks Kitab Suci yang telah ditentukan untuk menemukan pesan dari teks tersebut

serta dapat juga pesan dari bacaan Kitab Suci dihubungkan dengan pengalaman

pribadi mahasiswa yang mendapat tugas. Hasil dari permenungan tersebut kemudian

ditulis atau diingat untuk disampaikan di kelas sesuai dengan hari yang telah

ditentukan.

Namun berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, masih banyak

mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Katolik angkatan 2012 yang

tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian dan tidak melaksanakan renungan

sesuai dengan waktu dan giliran mahasiswa yang bersangkutan. Para mahasiswa juga

masih kesulitan dalam membuat persiapan dan pelaksanaan renungan harian, hal ini

dikarenakan tidak ada petunjuk atau panduan yang jelas mengenai model, tema dan

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan

harian. Selain itu, mahasiswa belum mengetahui maksud dan tujuan dari renungan

harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik karena belum ada

penjelasan yang lengkap mengenai hal tersebut dari pihak kampus kepada para

mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta di atas, maka dalam

(22)

MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA

DHARMA YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana situasi pelaksanaan renungan harian di kampus program studi PAK?

2. Bagaimana peranan renungan harian di kampus PAK untuk pembinaan

spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?

3. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di

kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan

spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian di kampus PAK.

2. Mengetahui peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi

mahasiswa PAK.

3. Menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan

harian agar dapat membantu pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa

PAK.

D. Manfaat Penulisan

1. Membantu mahasiswa PAK dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan

harian.

2. Mengetahui bahwa renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari

(23)

3. Memberi sumbangan pemikiran bagi koordinator pembinaan spiritualitas PAK

dalam mengembangkan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis. Penulis

mengumpulkan data dengan cara wawancara dan penelitian untuk mengetahui situasi

persiapan dan pelaksanaan renungan harian di kampus prodi PAK dengan

memberikan quesioner tertutup serta hasil studi pustaka sebagai acuan yang dapat

menunjang penulisan skripsi ini. Pada skripsi ini penulis mencoba memaparkan

mengenai situasi pelaksanaan renungan harian dan usaha yang dapat dilakukan

dalam meningkatkan mutu renungan harian untuk pembinaan bagi mahasiswa PAK.

F. Sistematika Penulisan

Judul dari skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU

RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Sistematika penulisan akan diuraikan menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan,

yang meliputi alasan penulis memilih judul skripsi ini. Dalam rumusan permasalahan

penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang dianggap merupakan

keprihatinan yang ingin dicari solusinya. Pada tujuan penulisan, penulis

(24)

dipaparkan beberapa manfaat dari penulisan skripsi ini, serta metode penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang gambaran umum pelaksanaan renungan harian di

kampus Pendidikan Agama Katolik, sejarah singkat berdirinya kampus Pendidikan

Agama Katolik, visi, misi serta motto Pendidikan Agama Katolik, pembinaan

spiritualitas di kampus Pendidikan Agama Katolik, pelaksanaan renungan harian di

kampus Pendidikan Agama Katolik, renungan harian untuk pembinaan spiritualitas

bagi mahasiswa PAK serta metodelogi penelitian yang mencakup; tujuan penelitian,

metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, responden

penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian serta hasil dan pembahasan

penelitian. Selanjutnya penulis mengkaji hasil penelitian yang meliputi deskripsi,

analisis dan reduksi data hasil penelitian. Tahap selanjutnya penulis menarik

kesimpulan atas hasil penelitian.

Bab III menguraikan renungan harian, pengertian doa, pengertian renungan

harian, tahapan renungan, metode-metode renungan, pembinaan bagi katekis, dasar

pembinaan bagi katekis, tujuan pembinaan bagi katekis, proses pembinaan dan

pendidikan katekis, spiritualitas katekis, pengertian spiritualitas, pengertian katekis,

spiritualitas katekis, pembinaan spiritualitas bagi katekis serta syarat dan tugas

katekis.

Bab IV memaparkan usulan panduan tema untuk mempersiapkan dan

melaksanakan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas

Sanata Dharma yang meliputi latar belakang pemilihan panduan tema untuk

renungan harian, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan,

(25)

Bab V berisi tentang penutup, meliputi kesimpulan umum dari keseluruhan

isi skripsi ini dan saran bagi dosen pembinaan spiritualitas Pendidikan Agama

Katolik, dosen Pendidikan Agama Katolik dan mahasiswa Pendidikan Agama

(26)

BAB II

SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) merupakan bagian dari

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta. Prodi PAK mulai menjadi bagian dari Universitas

Sanata Dharma sejak tahun 1995 karena sebelumnya lembaga ini berdiri sendiri dan

pada tahun 2015 baru prodi PAK bergabung secara penuh dengan Universitas Sanata

Dharma. Kampus Program Studi PAK beralamat di Jl. Ahmad Jazuli No. 2,

Yogyakarta. Kampus PAK merupakan kampus V (lima) Universitas Sanata Dharma.

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma

Sesuai dengan nama program studinya, lembaga ini secara khusus

menyiapkan pendidikan bagi para calon katekis, baik katekis paroki maupun katekis

sekolah atau guru agama di sekolah dan pengembang katekese. Sebagai calon katekis

atau guru agama tentu para mahasiswa harus mempunyai bekal yang cukup tentang

ilmu pendidikan pada umumnya dan secara khusus pendidikan agama katolik. Oleh

karena itu, para pendidik di Pendidikan Agama Katolik tidak hanya memberikan

materi tentang ilmu pendidikan saja melainkan juga memberikan juga pembinaan

khusus mengenai keahlian yang mestinya dimiliki oleh para katekis. Salah satu

bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan renungan harian yang biasanya

(27)

Agama Katolik. Bentuk pembinaan seperti ini membiasakan para mahasiswa dengan

kegiatan-kegiatan rohani yang menjadi bagian dari tanggung jawab mereka sebagai

calon katekis.

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik

Berdasarkan Staf Dosen (2010: 1-3) pada tahun 1959 Majelis Agung Wali

Gereja Indonesia (MAWI/sekarang KWI) merencanakan usaha untuk meningkatkan

pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbaharui

pelaksanaan katekese di Indonesia. Rencana tersebut diserahkan kepada P.F.

Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ, maka pada tahun

1960 P. Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik. Pada saat itu telah disadari bahwa

kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha

memperbaharui katekese. Maka pada 1 Agustus 1962 didirikan YAYASAN

AKADEMIK KATEKETIK KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang

menyelenggarakan pendidikkan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris

R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pada

11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No.

108/B.Swt/p/65.

Pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar

menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK No. 0170 Tahun 1969. Pada tahun

1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga.

Maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH,

AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH TINGGI KATEKETIK

(28)

KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari Direktorat

Pendidikkan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/71 (Staf Dosen,

2010: 2).

Berdasarkan proses penataan kembali nama unit jurusan/program studi

dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V

DIY, Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu

sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program

sarjana 1 (S1) dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK

PRADNYAWIDYA. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan

dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta

mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan

perubahan jalur dari non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut

mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada Universitas Sanata

Dharma. Pada 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu

Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi

Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan

(Staf Dosen, 2010: 2-3).

Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama

program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA

USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) menjadi bagian FKIP USD. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI nomor

014/BAN-PT/Ak-VII/S1/IV/2014 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali

(29)

Pada tahun 2016, berdasarkan keputusan BAN-PT No.

0126/SK/BAN-PT/Akred/III/2016, IPPAK mendapat akreditasi A dan mengganti nama menjadi

Pendidikan Agama Katolik (PAK).

2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik

Staf Dosen (2010: 4) menguraikan visi, misi dan motto program studi

Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma.

a. Visi Pendidikan Agama Katolik

Visi program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) adalah Terwujudnya

Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Staf

Dosen, 2010: 4).

b. Misi Pendidikan Agama Katolik

Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang

memasyarakat dan mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat

Indonesia yang semakin bermartabat. Uraian misi tersebut (Staf Dosen, 2010: 4):

1) Menghasilkan katekis yang mempunyai integritas, kritis, dewasa, bisa diandalkan Gereja, mampu mendampingi dalam pencarian makna, dan mempu memberikan jawaban yang tegas dalam soal-soal iman.

2) Menyelenggarakan pendidikan kaum muda untuk menjadi pendidik iman yang akrab, informal, dalam kebebasan, dengan pendekatan cura personalis, dialogal, reflektif dan berpusat pada mahasiswa.

3) Membina katekis yang mampu mendampingi dalam pencarian makna. 4) Mengembangkan ilmu kateketik yang dapat membangun Gereja dan

masyarakat.

5) Membangun jejaring sosial yang sinergis dalam mengembangkan masyarakat.

(30)

7) Membuat buku pegangan pengajaran. 8) Menerbitkan karangan-karangan kateketis. 9) Ikut serta dalam pencaturan kateketik nasional.

10) Menyediakan narasumber bagi keperluan kateketis nasional.

11) Memikirkan dan mengembangkan katekese yang berbasis ICT, kontekstual, dan kontemporer.

c. Motto Pendidikan Agama Katolik

Motto program studi Pendidikan Agama Katolik adalah Mewujudkan

kateketis yang “Pradnya-Widya” (Bijaksana dan berilmu). Lulusan prodi PAK tidak hanya memilik ilmu pengetahuan saja tetapi juga bijaksana (Staf Dosen, 2010: 5).

3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK

Spiritualitas yang hendak ditumbuhkembangkan di PAK adalah spiritualitas

Ignatian seperti semangat yang ditumbuhkan oleh Universitas Sanata Dharma dan

Universitas Yesuit lainnya. Pola pembinaan spiritualitas yang diterapkan di kampus

Pendidikan Agama Katolik mengacu pada pola latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29).

a. Spiritualitas Ignatian

Spiritualitas Ignatian adalah semangat hidup dan perjuangan yang diwariskan

oleh Santo Ignatius Loyola. Spiritualitas Ignatian dapat diartikan juga sebagai latihan

rohani St. Ignatius Loyola. Santo Ignatius Loyola memperjuangkan kepekaan atas

kehadiran Yesus dalam hidupnya lewat kebiasaan hidup doa yang rutin serta

memandang hidup dengan kacamata iman atau kesadaran bahwa Tuhan selalu

menyertai dan mengajak manusia untuk senantiasa mencari kehendak-Nya (Staf

(31)

b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas

Pembinaan spiritualitas yang diprogramkan di Pendidikan Agama Katolik

dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama

(mahasiswa, dosen dan karyawan), retret, perayaan ekaristi kampus, bimbingan

pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas.

Perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas ini dilaksanakan mulai dari semester I

(satu) sampai dengan semester VIII delapan. Pertemuan ini dijadwalkan dalam

bentuk perkuliahan setara dengan 2 JP/semester namun tanpa sistem kredit semester

atau nol SKS (Staf Dosen, 2010: 30-31). Kuliah pembinaan spiritualitas ini dihitung

sebagai kurikulum plus prodi PAK (Staf Dosen, 2010: 73).

Maksud pembinaan spiritualitas ini adalah membantu mahasiswa agar dapat

memperkembangkan baik kedewasaan manusiawi, kedewasaan iman kristiani,

kedewasaan religius dan kedewasaan spiritualitas katekis. Selain hal tersebut

pembinaan ini juga diharapkan mambantu para mahasiswa sebagai calon katekis

mampu profesional dalam menjalankan tugasnya, memiliki sikap yang jelas dan

tekun menghayati spiritualitasnya sebagai para pewarta kabar gembira (Staf Dosen,

2010: 73-74).

c. Materi Pembinaan Spiritualitas

Materi pembinaan spiritualitas dalam pertemuan di kelas diberikan selama

empat tahun atau selama delapan semester kepada para mahasiswa dan diuraikan

dengan tema-tema yang telah disiapkan oleh para dosen pengampu masing-masing

setiap semesternya. Pada tahun pertama atau semester I dan semester II, materi

(32)

generatif themes, pemutaran film 3 Idiots, pemutaran dan refleksi film Dead Poet

Society, kisah angsa liar, apa yang kau cari?, dan jati diri. Tujuan dari materi-materi

tersebut agar mahasiswa lebih mengenal teman-teman angkatannya, merasa krasan

dengan lingkungannya, semakin mantap dengan pilihan program studinya, semakin

mampu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta religiositasnya, dan semakin

menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya yang terarah pada

Tuhan dan sesamanya juga semakin berkembang [Lampiran 1: (1) - (4)].

Pada tahun kedua yaitu semester III dan IV, materi yang diberikan mengenai

kedewasaan kristiani, yaitu pengenalan budaya dan tradisi rekan se-angkatan,

pengalaman akan Allah sebagai Bapa, panggilan rasuli, hidup secara Kristiani,

konsekuensi hidup Kristiani, pengabdian Kristiani yang sejati, Kerajaan Allah dan

konsekuensinya bagi rasul Yesus Kristus, misteri salib sebagai jalan kebangkitan,

kebangkitan, menemukan Allah dalam segala, askesis hidup Kristiani, Roh Kudus

Roh Kristus dan pengabdian murid Kristus. Tujuan dari materi-materi tersebut agar

mahasiswa semakin mengenal Allah secara pribadi (secara existensial), mendalami

pribadi Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, serta mengenal fase-fase panggilan

kristiani seperti halnya yang dialami para murid Yesus termasuk di dalamnya krisis

yang terjadi dalam “fase Yerusalem” untuk bisa sampai ke “fase kebangkitan”

sehingga mahasiswa semakin tertarik pula untuk mengikuti Yesus Kristus [Lampiran

2: (5) - (10)].

Pada tahun ketiga atau pada semester V dan VI materi yang diberikan adalah

materi tentang doa pribadi dan ibadat bersama yakni latihan doa dengan kesadaran

tubuh, latihan kesadaran pernafasan, latihan kesadaran suara, fantasi, ibadat harian,

(33)

taize. Tujuan dari materi-materi ini ialah agar mahasiswa memiliki tertib doa, baik

dalam eajegan (rutin dilakukan setiap hari), frekuensi maupun kualitasnya, memiliki

kebiasaan dan kebutuhan untuk berdoa pribadi, mampu menemukan Tuhan dalam

hidup dan kegiatan sehari-hari, mengetahui sejarah ibadat-ibadat bersama, dan

mampu memimpin ibadat-ibadat bersama [Lampiran 3: (11) - (12)].

Pada semester VII dan VIII atau pada tahun yang keempat materi yang

diberikan adalah tentang arti kedewasaan rohani, kebebasan anak-anak Allah,

pembedaan roh, arti mengabdi dalam KS, askese hidup melayani, macam-macam

bentuk pengabdian, dasar panggilan kristiani, awah hirarki dalam Gereja,

bentuk-bentuk panggilan hidup dalam Gereja, spiritualitas kemuridan, spiritualitas umat

kristiani perdana, dasar-dasar spiritualitas kristiani, figure rasul awam dalam KS, arti

spiritualitas rasul awam, macam-macam bentuk rasul awam, Yesus sebagai pewarta

Injil, dasar-dasar spiritualitas katekis, ciri khas spiritualitas katekis, pengabdian

katekis masa kini. Dengan materi tersebut mahasiswa diharapkan semakin mengenal

sosok seorang katekis dan mencintai panggilanya sebagai katekis sehingga semakin

siap untuk terjun ke dalam dunia kerja baik sebagai katekis paroki maupun sebagai

guru agama di sekolah [Lampiran 4: (13) - (14)].

4. Pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik

Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap

hari kuliah sebelum perkuliahan dimulai. Biasanya renungan harian dilaksanakan

sesuai dengan giliran mahasiswa yang mendapat tugas berdasarkan jadwal yang telah

(34)

harian yang bertepatan dengan hari yang bersangkutan yang diambil dari kalender

liturgi.

a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian

Sebaiknya proses persiapan renungan harian dilakukan beberapa hari sebelum

melaksanakan renungan di kelas. Teks Kitab Suci yang akan direnungkan dibaca

untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci tersebut. Selain membaca secara

berulang-ulang, biasanya juga mahasiswa menafsirkan terlebih dahulu teks Kitab

Suci untuk menemukan pesan dari teks tersebut. Setelah menemukan pesan dari teks

Kitab Suci, selanjutnya pesan teks Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup

sehari-hari dan kemudian membuat pertanyaan refleksi untuk membantu mahasiswa

untuk mendalami pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan [Lampiran 6:(16-17)].

Pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa melakukan proses persiapan

renungan harian dengan baik. Terkadang karena mahasiswa yang mendapat giliran

untuk mempersiapkan renungan tidak mempersiapkan, maka digantikan secara

mendadak oleh mahasiswa yang lain untuk membawakan renungan atau terkadang

hanya melaksanakan doa pagi tanpa renungan harian [Lampiran 6: (16)-(17)].

b. Model Renungan Harian

Renungan harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik

biasanya diawali dengan doa pembukaan dan isi dari doa pembukaan ini juga harus

dikaitkan dengan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Setelah doa kemudian

dilanjutkan dengan membacakan salah satu teks Kitab Suci sesuai dengan yang telah

(35)

mahasiswa tersebut akan menyampaikan renungan sesuai dengan teks Kitab Suci

yang telah dibaca dan dihubungkan dengan pengalaman hidup pribadi mahasiswa

yang bersangkutan. Kemudian renungan harian ditutup lagi dengan doa penutup

[Lampiran 6: (16)-(17)].

Berdasarkan pengalaman pribadi, selain merenungkan teks Kitab Suci dan

pengalaman hidup pribadi, terkadang juga pada saat renungan harian, mahasiswa

merenungkan kisah hidup Santo/a atau orang Kudus yang pestanya dirayakan pada

hari tersebut. Biasanya kisah atau teladan dari para orang Kudus yang dirayakan pada

hari tersebut dihubungkan dengan bacaan dari teks Kitab Suci serta pengalaman

pribadi dari para mahasiswa. Maksud dari merenungkan kisah orang-orang Kudus

ini ialah agar para mahasiswa yang para calon katekis mampu meneladani kisah

hidup para orang Kudus sehingga iman mahasiswa semakin bertumbuh.

c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian

Renungan harian dilaksankan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan pertama

berlangsung. Waktu untuk pelaksanaan renungan biasanya sekitar sepuluh (10) menit

setelah bel tanda perkuliahan dibunyikan. Sebelum renungan dibacakan, terlebih

dahulu dibuka dengan doa oleh salah satu mahasiswa yang mendapat tugas untuk

memimpin doa pada hari tersebut dan setelah membacakan atau menyampaikan

renungan maka akan ditutup dengan doa [Lampiran 6: (16)-(17)].

5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa PAK

Spiritualitas yang dihidupkan atau dihayati di program studi Pendidikan

(36)

Ignatian, sehingga spiritualitas yang ingin ditumbuhkembangkan bagi para

mahasiswa Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian. Pola pembinaan

spiritualitas yang dilaksanakan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik

mengacu dinamika latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29- 33).

Latihan rohani Ignatian menekankan cara berdoa dengan menggunakan

imajinasi, ingatan, pemahaman dan kehendak. Cara doa tersebut dengan meditasi

atau biasa disebut juga dengan doa renung. Meditasi atau doa renung dilaksanakan

dengan menghadirkan suatu misteri yang ingin direnungkan, misalnya teks Kitab

Suci atau bacaan-bacaan rohani yang sesuai (Staf Dosen, 2010: 29- 33).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa renungan harian

atau doa renung menjadi salah satu bagian dari spiritualitas Ignatian. Sehingga

renungan harian atau doa renung yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama

Katolik merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pihak kampus

Pendidikan Agama Katolik untuk pembinaan spiritualitas bagi

mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.

B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitan ini adalah

menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian

di kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan

(37)

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Penulis akan mendeskripsikan pelaksanaan renungan yang telah

dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik dan usaha yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan mutu renungan harian tersebut.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan Agama

Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang beralamat di Jl.

Ahmad Jazuli 2, Kotabaru Yogyakarta 55002. Penelitian ini dilaksanakan selama

satu minggu yaitu pada 26-30 Oktober 2016.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil

penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014:9).

5. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi program studi

Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma khususnya

mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012. Jumlah keseluruhan mahasiswa PAK angkatan 2012

(38)

6. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAK angkatan 2012.

Penulis mengambil 36 orang untuk menjadi responden penelitian dari jumlah

keseluruhan yaitu 63 orang. Jumlah ini diambil dari kuesioner yang disebarkan

sebanyak 45 dan yang kembali berjumlah 36 kuesioner.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk

dijawab (Sugioyo, 2014: 142). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup.

Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti

dan responden hanya memilih dari jawaban tersebut.

8. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 38). Variabel yang ingin diungkapkan dalam

[image:38.610.113.531.234.548.2]

penelitian ini adalah:

Tabel 1 Variabel Penelitian

No Variabel Nomer Item Jumlah

(1) (2) (3) (4)

(39)

(1) (2) (3) (4) 4. Faktor pendukung 24,25,26,27,28 5 5. Usaha untuk meningkatkan mutu

renungan harian

29,30,31,32,33,34, 35,36,37,38,39,40

12

JUMLAH 40

9. Hasil dan Pembahasan Penelitian

a. Mempersiapkan Renungan Harian

[image:39.610.117.537.125.761.2]

1) Hasil Penelitian

Tabel 2

Mempersiapkan Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

1. Saya mempersiapkan renungan dengan baik sebelum pelaksanaannya.

a. Selalu a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

10 17 9 0 27,78 47,22 25,00 0,00 2. Saya mempersiapkan renungan harian sesuai

dengan giliran saya. a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

13 20 1 2 36,11 55,56 2,77 5,56 3. Saya selalu meluangkan waktu untuk

mempersiapkan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11 6 18 1 30,56 16,67 50,00 2,77 4. Bacaan KS yang saya siapkan selalu sesuai

dengan kalender liturgi. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

(40)

(1) (2) (3) (4)

5. Saya membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19 9 8 0 52,78 25,00 22,22 0,00 6. Saya menafsirkan teks Kitab Suci yang akan

direnungkan. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13 16 7 0 36,11 44,45 19,44 0,00 7. Saya mendalami dengan baik teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 10 16 0 27,78 27,78 44,44 0,00 8. Saya menemukan pesan dari teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 14 12 0 27,78 38.89 33,33 0,00 9. Saya menghubungkan pesan teks Kitab Suci

dengan pengalaman pribadi dan keadaan sekitar.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14 11 11 0 38,88 30,56 30,56 0,00

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 1, mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan

dengan baik sebelum pelaksanaan renungan sebanyak 10 orang (27,77%). Sedangkan

yang sering mempersiapkan renungan dengan baik sebanyak 17 orang (47,22%).

(41)

(25,00%). Berarti hampir semua mahasiswa sudah mempersiapkan renungan dengan

baik sebelum pelaksanaannya.

Mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya

sebanyak 13 orang (36,11%). Yang sering mempersiapkan renungan sesuai

gilirannya sebanyak 20 orang (55,55%). Sedangkan yang kadang-kadang

mempersiapkan renungan harian sesuai dengan gilirannya sebanyak 1 orang (2,77%).

Dan yang tidak pernah mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya sebanyak

2 orang (5,55%). Berdasarkan data tersebut maka mahasiswa pada umumnya

mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya.

Dalam meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan ada sebanyak 11

orang (30,55%) selalu meluangkan waktunya. 6 orang (16,66%) sering meluangkan

waktu untuk mempersiapkan renungan, 18 orang (50,00%) kadang-kadang

meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan dan 1 orang (2,77%) tidak

pernah meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan. Hal ini berarti masih

banyak mahasiswa yang hanya kadang-kadang meluangkan waktunya untuk

mempersiapkan renungan dari pada yang sering dan selalu meluangkan waktu.

Sebanyak 29 orang (80,55%) selalu mempersiapkan bacaan Kitab Suci sesuai

dengan kalender liturgi untuk renungan, 5 orang (13,88%) sering mempersiapan

bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi. Sedangkan 2 orang (5,55%)

kadang-kadang mempersiapkan bacaan Kitab Suci untuk renungan sesuai dengan

kalender liturgi. Berdasarkan data tersebut maka hampir semua mahasiswa

menggunakan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi untuk persiapan

(42)

Mahasiswa yang selalu membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan

direnungkan sebanyak 19 orang (52,77%). Yang sering mambaca dengan baik

sebanyak 9 orang (25,00%) dan yang kadang-kadang membaca teks Kitab Suci

dengan baik sebelum merenungkan teks tersebut sebanyak 8 orang (22,22%). Berarti

sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah membaca dengan

baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Dalam mempersiapkan renungan, sebanyak 13 orang (36,44%) selalu

menafsirkan teks Kitab Suci, 16 orang (44,44%) sering menafsirkan teks Kitab Suci

yang akan direnungkan dan 7 orang (19,44%) kadang-kadang menafsirkan teks yang

akan direnungkan. Maka sudah hampir semua mahasiswa yang menjadi responden

menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Sebanyak 10 orang (27,77%) mahasiswa yang menjadi responden selalu

mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 10 orang

(27,77%) sering mendalami dengan baik teks yang akan direnungkan. Sedangkan 16

orang (44,44%) responden kadang-kadang mendalami dengan baik teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. Dengan demikian maka lebih dari separuh mahasiswa yang

menjadi responden sudah mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan

direnungkan.

Mahasiswa yang menjadi responden sebanyak 10 orang (27,77%) selalu

menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 14 orang

(38,88%) sering menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan dan sebanyak

12 orang (33,33%) kadang-kadang menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan

(43)

teks Kitab Suci yang akan direnungkan, namun masih ada juga yang hanya

kadang-kadang bisa menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan.

Sebanyak 14 orang (38,88%) responden selalu menghubungkan pesan Kitab

Suci dengan pengalaman hidupnya. 11 orang (30,55%) sering menghubungkan pesan

teks Kitab Suci dengan pengalaman hidup dan sebanyak 11 orang (30,55%)

kadang-kadang menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya. Bararti

sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah menghubungkan

pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya dalam mempersiapkan renungan

di kampus program studi Pendidikan Agama Katolik.

b. Pelaksanaan Renungan Harian

[image:43.610.118.532.300.766.2]

1) Hasil Penelitian

Tabel 3

Pelaksanaan Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

10. Saya melaksanakan renungan harian sesuai dengan giliran saya.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

22 12 2 0 61,11 33,33 5,56 0,00 11. Saya mempersiapkan dan melaksanakan

renungan harian dengan penuh penghayatan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6 17 13 0 16,67 47,22 36,11 0,00 12. Saya memperhatikan dengan baik pada saat

renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

(44)

(1) (2) (3) (4) 13. Saya memahami pesan renungan yang saya

sampaikan. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9 19 7 1 25,00 52,78 19,44 2,78 14. Saya memahami pesan renungan yang

disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2 15 19 0 5,55 41,67 52,78 0,00 15. Saya merefleksikan renungan harian yang

telah saya sampaikan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6 12 17 1 16,67 33,33 47,22 2,78 16. Saya merefleksikan renungan harian yang

disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 16 16 3 2,77 44,45 44,45 8,33 17. Saya dapat menghubungkan pesan renungan

yang disampaikan dengan pengalaman pribadi saya.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8 16 12 0 22,22 44,45 33,33 0,00

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam tabel 2 di atas dapat dilihat bagaimana pelaksanaan renungan yang

dilaksanakan di kampus PAK. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 22 orang

(61,11%) responden selalu melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya.

Sebanyak 12 orang (33,33%) responden sering melaksanakan renungan sesuai

(45)

melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya. Dengan demikian maka sudah

hampir semua mahasiswa yang menjadi responden sudah melaksanakan renungan

sesuai dengan gilirannya masing-masing.

Dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan perlu juga penghayatan.

Sebanyak 6 orang (16,66%) responden selalu mempersiapkan dan melaksanakan

renungan dengan penuh penghayatan. Ada sebanyak 17 orang (47,22%) sering

mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Dan

sebanyak 13 orang (36,11%) responden kadang-kadang mempersiapkan dan

melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Berdasarkan data tersebut maka

sudah lebih dari separuh responden sudah mempersiapkan dan melaksanakan

renungan dengan penuh penghayatan. Namun masih cukup banyak (36,11%) yang

hanya kadang-kadang mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh

penghayatan.

Pada saat pelaksanaan renungan harian sebanyak 3 orang (8,33%) selalu

memperhatikan dengan baik pada saat pelaksanaan renungan. Ada 14 orang

(38,88%) responden sering memperhatikan dengan baik pada saat renungan harian.

Sebanyak 18 orang (50,00%) responden kadang-kadang memperhatikan dengan baik

pada renungan. Sedangkan 1 orang (2,77%) tidak pernah memperhatikan dengan

baik pada saat renungan harian. Berdasarkan data tersebut maka masih banyak

responden yang belum memperhatikan dengan baik pada saat dilaksanakannya

renungan harian.

Dalam pelaksanaan renungan harian, 9 orang (25,00%) responden selalu

memahami pesan renungan yang ia sampaikan. Sebanyak 19 orang (52,77%)

(46)

(19,44%) kadang-kadang memahami pesan renungan yang ia sampaikan dan 1 orang

(2,77%) responden tidak pernah memahami pesan renungan yang ia sampaikan.

Maka dari data tersebut sudah mayoritas responden memahami pesan renungan yang

ia sampaikan.

Ada sebanyak 2 orang (5,55%) responden selalu memahami pesan renungan

yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat renungan. 15 orang (41,66%)

responden sering memahami pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang

lain. Sedangkan sebanyak 19 orang (52,77%) responden kadang-kadang memahami

pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan

renungan. Maka masih banyak (52,77) responden yang hanya kadang-kadang

memahami pesan dari renungan yang disampaikan oleh orang lain.

Pada saat pelaksanaan renungan, sebanyak 6 orang (16,66) responden selalu

merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Ada 12 orang (33,33%) yang

sering merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Sedangkan sebanyak 17

orang (47,22%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia

sampaikan dan 1 orang (2,77%) responden tidak pernah merefleksikan renungan

yang telah ia sampaikan. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak responden

yang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan, namun cukup banyak juga

yang masih hanya kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan.

Sebanyak 1 orang (2,77%) responden selalu merefleksikan renungan yang

disampaikan oleh teman yang lain. Ada sebanyak 16 orang (44,44%) responden

sering merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Sedangkan

16 orang (44,44%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang

(47)

tidak pernah merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain.

Berdasarkan data tersebut maka sudah cukup banyak responden yang merefleksikan

renungan yang telah disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan

renungan harian.

Dalam pelaksanaan renungan juga diharapkan mahasiswa dapat

menghubungkan pesan renungan dengan pengalaman pribadi. Ada sebanyak 8 orang

(22,22%) responden selalu dapat menghubungkan pesan renungan yang disampaikan

dengan pengalaman pribadi. Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sering dapat

menghubungkan pesan renungan yang disampaikan dengan pengalaman pribadi. Dan

sebanyak 12 orang (33,33%) responden kadang-kadang dapat menghubungkan pesan

renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadinya. Berdasarkan data

tersebut maka sebagian besar responden sudah dapat menghubungkan pesan

renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadi mereka.

c. Faktor Penghambat

[image:47.610.113.540.244.757.2]

1) Hasil Penelitian

Tabel 4

Faktor Penghambat (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

18. Kesibukkan kuliah membuat saya tidak mempersiapkan renungan harian.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 11 18 6 2,77 30,56 50,00 16,67 19. Saya tidak percaya diri pada saat

(48)

(1) (2) c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

(3) 22 8 (4) 61,11 22,22 20. Saya tidak memperhatikan giliran saya untuk

melaksanakan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 4 17 14 2,78 11,11 47,22 38,89 21. Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk

mempersiapkan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 7 21 7 2,77 19,45 58,33 19,45 22. Saya kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab

Suci yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 15 18 2 2,77 41,67 50,00 5,56 23. Waktu yang disiapkan untuk melaksanakan

renungan harian terlalu singkat. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

0 15 13 8 0,00 41,67 36,11 22,22

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menghambat persiapan

dan pelaksanaan renungan. Ada 1 orang (2,77%) responden selalu tidak

mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Sebanyak 11 orang (30,55%)

sering tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Ada sebanyak 18

orang (50,00%) kadang-kadang tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan

(49)

karena kesibukan kuliah. Maka kesibukan kuliah cukup menghambat responden

dalam mempersiapkan renungan. Namun masih banyak juga responden yang hanya

kadang-kadang terhambat atau tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan

kuliah.

Selain itu kepercayaan diri juga menjadi penghambat dari pelaksanaan

renungan. Sebanyak 6 orang (16,66%) responden sering tidak percaya diri dalam

melaksanakan renungan. Sebanyak 22 orang (61,11%) responden kadang-kadang

merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan. Sedangkan 8 orang

(22,22%) tidak pernah merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan.

Maka faktor kepercayaan diri juga cukup banyak mempengaruhi pelaksanaan

renungan. Karena masih ada yang sering tidak percaya diri (16,66%) dan

kadang-kadang tidak percaya diri (61,11%) dalam melaksanakan renungan harian, sehingga

faktor kepercayaan diri juga perlu menjadi perhatian yang penting.

Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memperhatikan gilirannya untuk

melaksanakan renungan. Ada 4 orang (11,11%) sering tidak memperhatikan giliran

untuk melaksanakan renungan dan 17 orang (47,22%) responden kadang-kadang

tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan renungan. Sedangkan sebanyak 14

orang (38,88%) tidak pernah tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan

renungan. Berdasarkan data tersebut maka masih cukup banyak responden yang

belum memperhatikan gilirannya untuk melaksanakan renungan harian.

Faktor lain yang menjadi penghambat persiapan renungan adalah waktu. Ada

sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk

mempersiapkan renungan. 7 orang (19,44%) responden sering tidak memiliki waktu

(50)

kadang-kadang tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan renungan.

Sementara orang 7 (19,44%) responden tidak pernah tidak memiliki waktu untuk

mempersiapkan renungan. Maka faktor waktu untuk mempersiapkan renungan ini

juga banyak menjadi penghambat bagi para mahasiswa yang menjadi respoden

dalam mempersiapkan renungan.

Menafsirkan teks Kitab Suci juga menjadi salah satu faktor menghambat

dalam mempersiapkan renungan. Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu kesulitan dalam

menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 15 orang (41,66%)

responden sering kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan

direnungkan. Sementara 18 orang (50,00%) kadang-kadang kesulitan dalam

menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sedangkan 2 orang (5,55%)

responden tidak pernah kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan

direnungkan. Maka cukup banyak juga responden yang terhambat dalam

mempersiapkan renungan karena kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang

akan direnungkan.

Faktor penghambat berikutnya adalah waktu yang disiapkan untuk

melaksanakan renungan. Ada 15 orang (41,66%) responden setuju kalau kalau waktu

yang disiapkan untuk melaksanakan renungan terlalu singkat. Sebanyak 13 orang

(36,11%) responden kurang setuju kalau waktu untuk renungan terlalu singkat

sedangkan 8 orang (22,22%) responden tidak setuju kalau waktu yang disiapkan

untuk renungan terlalu singkat. Berdasarkan data tersebut maka lebih dari seperuh

responden kurang setuju dan tidak setuju kalau waktu yang dipersiapkan untuk

(51)

d. Faktor Pendukung

[image:51.610.118.533.216.764.2]

1) Hasil Penelitian

Tabel 5

Faktor Pendukung (N=36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

24. Jadwal yang telah disusun membantu saya dalam mempersiapkan renungan harian. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

17 18 1 0 47,22 50,00 2,78 0,00 25. Saya melaksanakan renungan harian karena

saya senang merenungkan teks Kitab Suci. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

3 15 16 2 8,33 41,67 44,44 5,56 26. Saya melaksanakan renungan harian karena

saya senang tampil di depan dan dilihat oleh teman-teman yang lain.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

0 7 11 18 0,00 19,44 30,56 50,00

27. Mata kuliah tentang Kitab Suci membantu saya dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

16 18 2 0 44.44 50,00 5,56 0,00 28. Perlombaan renungan harian membuat saya

bersemangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

(52)

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Pada tabel 4 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi pendukung

dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian di kampus. Ada sebanyak

17 orang (47,22%) sangat setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam

mempersiapkan renungan. Sebanyak 18 orang (50,00%) setuju kalau jadwal yang

telah disusun membantu dalam mempersiapkan renungan. Dan 1 orang (2,77%)

kurang setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam mempersiapkan

renungan. Maka jadwal yang telah disusun sangat mendukung responden dalam

mempersiapkan renungan.

Faktor berikutnya adalah sebanyak 4 orang (11,11%) responden sangat setuju

kalau ia melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci.

Sebanyak 15 orang (41,66%) responen setuju kalau melaksanakan renungan karena

senang merenungkan teks Kitab Suci. Sedangkan 16 orang (44,44%) kurang setuju

kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci dan 2

orang (5,55%) tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang

merenungkan teks Kitab Suci. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak

responden yang sangat setuju dan setuju kalau melaksanakan renungan karena

senang merenungkan teks Kitab Suci. Namun cukup banyak juga yang kurang setuju

dan tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks

Kitab Suci.

Sebanyak 7 orang (19,44%) responden setuju kalau mereka melaksanakan

renungan karena senang di depan dan dilihat oleh teman yang lain. Sebanyak 11

orang (30,55%) kurang setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka

(53)

setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka senang tampil di depan

dan dilihat oleh teman yang lain. Berdasarkan data tersebut maka hal ini bukan

menjadi faktor pendukung bagi mahasiswa dalam melaksanakan renungan karena

mayoritas tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Yang menjadi pendukung berikutnya adalah mata kuliah tentang Kitab Suci.

Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sangat setuju kalau mata kuliah tentang

Kitab Suci membantu mereka dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan

direnungkan. Sedangkan 18 orang (50,00%) setuju kalau mata kuliah tentang Kitab

Suci membantu mereka menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Dan 2

orang kurang setuju dengan hal tersebut. Maka dari data tersebut dapat dilihat kalau

mata kuliah tentang Kitab Suci menjadi pendukung bagi responden dalam

menafsirkan teks Kitab Suci atau mempersiapkan renungan karena lebih dari separuh

responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Selanjutnya sebanyak 7 orang (19,44%) responden sangat setuju kalau

perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan

melaksanakan renungan. 14 orang (38,88%) setuju kalau perlombaan renungan

membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan.

Sedangkan 11 orang (30,55%) kurang setuju kalau perlombaan renungan membuat

semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Dan sebanyak 4 orang

(11,11%) tidak setuju kalau perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk

mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Berdasarkan data tersebut maka

perlombaan renungan juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung

(54)

e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian

[image:54.610.120.530.209.757.2]

1) Hasil Penelitian

Tabel 6

Usaha Untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

29. Sebaiknya dibuat pedoman yang jelas untuk bacaan KS yang dipilih dalam membuat persiapan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

11 22 2 1 30,56 61,11 5,56 2,77 30. Renungan harian tidak harus merenungkan

teks Kitab Suci. a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

5 18 7 6 13,89 50,00 19,44 16,67 31. Bacaan Kitab Suci dipilih sesuai dengan

keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

1 4 20 11 2,77 11,11 55,56 30,56 32. Sebaiknya dibuatkan pedoman yang jelas

untuk tema renungan harian. a. Sangat setuju

b. Setuju

Gambar

Tabel 1: Variabel Penelitian …………………………………………………….
Tabel 1 Variabel Penelitian
Tabel 2 Mempersiapkan Renungan Harian (N= 36)
Tabel 3 Pelaksanaan Renungan Harian (N= 36)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya perencanaan pengajaran maka mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah, memiliki kerangka pola mengajar yang

Dengan adanya perencanaan pengajaran maka mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah, memiliki kerangka pola mengajar yang

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “ PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 KALIBAGOR KELAS VIII C