DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Antonius Kerung
NIM: 121124035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
keluargaku, pemerintah Kabupaten Kutai Barat
dan seluruh warga kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.
v
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
viii
Judul skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK
PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Judul ini dipilih karena keprihatinan penulis atas situasi
pelaksanaan renungan yang dilaksanakan di kampus prodi PAK. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, renungan harian yang dilaksanakan di kampus PAK terkesan kurang serius dan hanya sebagai rutinitas saja. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa belum mendapat penjelasan yang lengkap tentang maksud dan tujuan dari pelaksanaan renungan harian tersebut dan belum ada pedoman yang jelas mengenai renungan harian tersebut. Padahal renungan harian tersebut dapat menjadi salah satu bentuk pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian, peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis dan menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan mutu renungan harian di kampus PAK.
Bertolak dari alasan dan tujuan penulisan skripsi ini, penulis mendapat data melalui wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Dari hasil wawancara dan kuesioner menyatakan bahwa seharusnya renungan harian dipersiapkan beberapa hari sebelum pelaksanaannya. Namun pada pelaksanaannya masih banyak mahasiswa yang tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian karena kurang memperhatikan giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian. Renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari bentuk pembinaan spirtualitas bagi mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK yaitu spiritualitas Ignatian.
Renungan atau doa renung adalah doa yang dilaksanakan dengan meditasi atau refleksi atas ayat Kitab Suci tertentu atau bacaan-bacaan rohani lain yang sesuai dengan tema yang ingin direnungkan. Spiritualitas katekis adalah panggilan menjadi murid dan tugas perutusan sebagai murid serta keterlibatan membangun kerajaan Allah di dunia ini. Pembinaan spiritualitas katekis dimaksudkan agar katekis mempunyai semangat atau keutamaan dalam dirinya sehingga selalu menyadari jati dirinya sebagai katekis.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis mengusulkan panduan tema untuk mempersiapkan renungan harian yang disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas agar renungan harian menjadi bagian dari pembinaan spirutalitas katekis bagi mahasiswa PAK. Tema umum yang diusulkan adalah „pengalaman perjumpaan dengan Yesus membawa iman dan harapan membuat katekis mampu menjadi
gembala yang baik dalam tugas pewartaan dengan bimbingan Roh Kudus‟. Tema ini
ix
The title of this thesis is "IMPROVING THE QUALITY OF DAILY REFLECTION TO PROMOTIE CATECHISTS SPIRITUALITY FOR CATHOLIC RELIGION EDUCATION FOR STUDENTS, Sanata Dharma University YOGYAKARTA". Titles is chose been because of the authors concern over of the implementation of the daily reflection held in catholic religius education programe. Based on the authors experience, a daily reflection held in the class in a less serious manner and just as a matter of routine. That is because the students does not receive a complete explanation regarding the aim and purpose of the daily reflection and there is no clear guidelines for the reflection. The daily reflection could be one of the methods spiritual formation for students catholic religion education according in compliance with the spirituality of the institution. This thesis aims to come to know the implementation of the daily reflection, the role of daily reflection for the spirituality formation for catechist and fin out the ways to improve the quality of daily reflection.
Based on aforementioned reason and purpose of the thesis essay, the author gathers the through interview, questionnaire and literature. From the interviews and the questionnaire, the author find that prepared several days before the event. But in practice there are still many students who do not prepare well because of lack of attention to daily musings turn to prepare and carry out daily reflection. The daily reflection is the part of spirituality formation for the catholic religion education programe students and the spirituality if the institution is ignatian.
Reflection on devotional prayer in the form of meditation or reflection on certain Scriptures or other spiritual readings that fit the theme that wants to contemplate. Catechist spirituality is a call to be disciples a mission as well as an involvement of the students to build the kingdom of God in this world. The formation of catechist spirituality purports to help the catechists to acquire spirit and virtues so that they are aware of their call as catechist.
x
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis karena keprihatinan penulis
terhadap renungan harian yang dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan pengalaman pribadi
penulis, pelaksanaan renungan harian yang dilaksanakan terkesan hanya sebagai
rutinitas saja dan tidak dengan sungguh-sungguh dipersiapkan dengan baik oleh
mahasiswa. Selain itu, tidak adanya panduan serta penjelasan yang lengkap tentang
pelaksanaan renungan harian mejadi faktor lain yang membuat mahasiswa tidak
menyiapkan renungan ini dengan baik.
Skiripsi ini dapat tersusun tidak terlapas dari dukungan serta kerja sama dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan
tulus hati serta rasa syukur dan hormat, penulis ingin memberikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan
sabar dan penuh perhatian memberikan waktu serta sumbangan pemikiran kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji kedua serta dosen
pembimbing akademik, yang telah menguji dan memberi masukan serta motivasi
xi
menguji dan memberi masukan demi penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. Dr. B.A. Rukiyanto, S.J., selaku kaprodi PAK, yang selalu memberi semangat
kepada penulis.
5. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku wali mahasiswa beasiswa
kerja sama prodi PAK, yang telah membimbing serta selalu memberikan
motivasi kepada penulis selama kuliah di PAK.
6. Segenap Staf Dosen Prodi PAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, yang telah dengan setia dan sabar membimbing,
mendidik serta mendukung penulis selama menempuh kuliah hingga selesai
penulisan skripsi ini.
7. Segenap Staf dan karyawan Prodi PAK, yang telah mendukung penulis baik
selama kuliah maupun selama penulisan skripsi ini.
8. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat khususnya Dinas Pendidikan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Prodi
PAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
9. Wakil Rektor IV bagian Kerja Sama Universitas Sanata Dharma, yang telah
membimbing serta memberikan berbagai pelatihan kepada penulis selama
menempuh kuliah.
10.Keluargaku, Bapak Florensius Kueng (alm), ibu Marselina Sangnyang, kakak
(Agustinus Silem, Sergius Duang) dan adik (Brigita Deu, Natalia Anyaq,
Katarina Manin) yang selalu mendoakan serta menjadi penyemangat dan
xiii
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
MOTTO ………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ………... vii
ABSTRAK ………. viii
ABSTRACT ………... ix
KATA PENGANTAR ………... x
DAFTAR ISI ……….. xiii
DAFTAR SINGKATAN ………... xvii
DAFTAR TABEL ……….. xix
BAB I. PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penulisan ……… D. Manfaat Penulisan ………... E. Metode Penulisan ………... F. Sistematika Penulisan ………... 1 3 3 3 4 4 BAB II. SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA ……… 7
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma …………... 7
1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik ………... 8 2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik ………
a. Visi Pendidikan Agama Katolik ……….... b. Misi Pendidikan Agama Katolik ………...
10
10
xiv
3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK ……… a. Spiritualitas Ignatian ……….. b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ………... c. Materi Pembinaan Spiritualitas ………... 4. Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus PAK ………. a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian ………. b. Model Renungan Harian ……… c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian ………... 5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi
Mahasiswa PAK ………... B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK
Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012 ………
1. Tujuan Penelitian ………... 2. Metode Penelitian ……….. 3. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 4. Jenis Penelitian ………...
5. Populasi ………..…
6. Responden Penelitian ………... 7. Instrumen Penelitian ……….. 8. Variabel Penelitian ………... 9. Hasil dan Pembahasan Penelitian ………..
a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ……….... d.Faktor Pendukung ……….. e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 10.Kesimpulan Hasil Penelitian ……….. a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ………....
xv
e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 42 BAB III. RENUNGAN HARIAN UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS
KATEKIS ……….. 44 A. Renungan Harian ………
1. Pengertian Doa ………... a. Doa Lisan atau Doa dengan Kata-kata ………... b. Doa Renung atau Meditasi ………... c. Doa Batin atau Kontemplatif ………. 2. Pengertian Renungan ………... 3. Tahapan Renungan ………...
a. Persiapan Renungan ………... b. Pada Waktu Renungan ………... c. Sesudah Selesai Renungan ………... 4. Metode-metode Renungan ………... a. Renungan dengan Kontemplasi ……….. b. Renungan Tertulis tentang Kitab Suci ………... c. Renungan dengan Menggunakan Tiga Daya Jiwa ………. d. Renungan dengan Fantasi ……….. e. Renungan Tertulis tentang Pengalaman Pribadi ……… B. Pembinaan bagi Katekis ………...
1. Dasar Pembinaan bagi Katekis ……… 2. Tujuan Pembinaan bagi Katekis ……….. 3. Proses Pembinaan dan Pendidikan Katekis ………... C. Spiritualitas Katekis ………... 1. Pengertian Spiritualitas ………... 2. Pengertian Katekis ……….. 3. Spiritualitas Katekis ……… 4. Pembinaan Spiritualitas bagi Katekis ……….. 5. Syarat dan Tugas Katekis ………
44 44 45 45 46 46 47 47 48 49 49 50 50 50 51 51 51 52 53 55 60 60 62 63 65 69
BAB IV. USULAN PANDUAN UNTUK MEMPERSIAPKAN DAN MELAKSANAKAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PAK
xvi
B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ……….. C. Remusan Tema dan Tujuan ……… D. Penjabaran Program ………... E. Petunjuk Pelaksanaan Program ………..
75
76
79
85
F. Panduan untuk Persiapan, Cara Membuat dan Pelaksanaan Renungan
Harian ………. 86
G. Contoh Renungan Harian ………... 88
BAB V. PENUTUP ……… 96 A. Kesimpulan ……….... B. Saran ………...
96
98
DAFTAR PUSTAKA ……… 100 LAMPIRAN ………... 101 Lampiran 1: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas I dan II ………... (1) Lampiran 2: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas III dan IV …………... (5) Lampiran 3: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas V dan VI ……… (11) Lampiran 4: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas VII dan VIII ……….. (13) Lampiran 5: Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa angkatan 2012 …….. (15) Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara untuk Mahasiswa
angkatan 2012 ……….. (16)
xvii
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan
Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas
Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende:
Arnoldus, 1984/1985, hal. 7-8.
B. Singkatan Dokumen Gereja
AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965.
CEP : Congregation for Evangelization of People (Kongregasi
Evangelisasi Bangsa-bangsa), diterbitkan pada 3 Desember 1993.
KGK : Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus Yohanes Paulus
II pada 25 Juni 1992.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.
KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus
xviii Dll : Dan Lain-lain
Hal : Halaman
IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Kan : Kanon
KAS : Keusukupan Agung Semarang
KS : Kitab Suci
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
PAK : Pendidikan Agama Katolik
Prodi : Porgram Studi
SKS : Sistem Kredit Semester
xix
Tabel 1: Variabel Penelitian ………. 19
Tabel 2: Mempersiapkan Renungan Harian ……… 20
Tabel 3: Pelaksanaan Renungan Harian ……….. 24
Tabel 4: Faktor Penghambat ………. 28
Tabel 5: Faktor Pendukung ……….. 32
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para katekis atau pewarta yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
mewartakan Injil perlu memiliki suatu semangat hidup atau spiritualitas untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Agar
dapat menumbuhkan semangat tersebut maka perlu adanya pembinaan bagi para
ketekis sejak menempuh pendidikan seperti yang dilaksanakan di kampus prodi
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. Pembinaan spiritualitas
diprogram studi Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi
angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama, retret, perayaan ekaristi kampus,
bimbingan pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di
kelas setiap semester.
Semangat atau spiritualitas yang ingin dikembangakan program studi
Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian sama seperti yang dihidupi
Universitas Sanata Dharma pada umumnya. Pola pembinaan spiritualitas prodi
Pendidikan Agama Katolik mengacu pada dinamika latihan rohani Ignatian yang
menekankan berdoa dengan menggunakan imajinasi, ingatan, pemahaman dan
kehendak. Cara doa tersebut adalah dengan meditasi atau biasa juga disebut dengan
doa renung dan di kampus Pendidikan Agama Katolik biasanya disebut dengan
istilah renungan harian.
Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap
giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan serta yang menjadi bahan
untuk renungan harian adalah bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi.
Mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan renungan harian seharusnya
beberapa hari sebelumnya sudah dipersiapkan dengan membaca dan merenungkan
teks Kitab Suci yang telah ditentukan untuk menemukan pesan dari teks tersebut
serta dapat juga pesan dari bacaan Kitab Suci dihubungkan dengan pengalaman
pribadi mahasiswa yang mendapat tugas. Hasil dari permenungan tersebut kemudian
ditulis atau diingat untuk disampaikan di kelas sesuai dengan hari yang telah
ditentukan.
Namun berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, masih banyak
mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Katolik angkatan 2012 yang
tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian dan tidak melaksanakan renungan
sesuai dengan waktu dan giliran mahasiswa yang bersangkutan. Para mahasiswa juga
masih kesulitan dalam membuat persiapan dan pelaksanaan renungan harian, hal ini
dikarenakan tidak ada petunjuk atau panduan yang jelas mengenai model, tema dan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan
harian. Selain itu, mahasiswa belum mengetahui maksud dan tujuan dari renungan
harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik karena belum ada
penjelasan yang lengkap mengenai hal tersebut dari pihak kampus kepada para
mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta di atas, maka dalam
MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana situasi pelaksanaan renungan harian di kampus program studi PAK?
2. Bagaimana peranan renungan harian di kampus PAK untuk pembinaan
spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?
3. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di
kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan
spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian di kampus PAK.
2. Mengetahui peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi
mahasiswa PAK.
3. Menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan
harian agar dapat membantu pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa
PAK.
D. Manfaat Penulisan
1. Membantu mahasiswa PAK dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan
harian.
2. Mengetahui bahwa renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari
3. Memberi sumbangan pemikiran bagi koordinator pembinaan spiritualitas PAK
dalam mengembangkan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis. Penulis
mengumpulkan data dengan cara wawancara dan penelitian untuk mengetahui situasi
persiapan dan pelaksanaan renungan harian di kampus prodi PAK dengan
memberikan quesioner tertutup serta hasil studi pustaka sebagai acuan yang dapat
menunjang penulisan skripsi ini. Pada skripsi ini penulis mencoba memaparkan
mengenai situasi pelaksanaan renungan harian dan usaha yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan mutu renungan harian untuk pembinaan bagi mahasiswa PAK.
F. Sistematika Penulisan
Judul dari skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU
RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Sistematika penulisan akan diuraikan menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan,
yang meliputi alasan penulis memilih judul skripsi ini. Dalam rumusan permasalahan
penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang dianggap merupakan
keprihatinan yang ingin dicari solusinya. Pada tujuan penulisan, penulis
dipaparkan beberapa manfaat dari penulisan skripsi ini, serta metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang gambaran umum pelaksanaan renungan harian di
kampus Pendidikan Agama Katolik, sejarah singkat berdirinya kampus Pendidikan
Agama Katolik, visi, misi serta motto Pendidikan Agama Katolik, pembinaan
spiritualitas di kampus Pendidikan Agama Katolik, pelaksanaan renungan harian di
kampus Pendidikan Agama Katolik, renungan harian untuk pembinaan spiritualitas
bagi mahasiswa PAK serta metodelogi penelitian yang mencakup; tujuan penelitian,
metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, responden
penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian serta hasil dan pembahasan
penelitian. Selanjutnya penulis mengkaji hasil penelitian yang meliputi deskripsi,
analisis dan reduksi data hasil penelitian. Tahap selanjutnya penulis menarik
kesimpulan atas hasil penelitian.
Bab III menguraikan renungan harian, pengertian doa, pengertian renungan
harian, tahapan renungan, metode-metode renungan, pembinaan bagi katekis, dasar
pembinaan bagi katekis, tujuan pembinaan bagi katekis, proses pembinaan dan
pendidikan katekis, spiritualitas katekis, pengertian spiritualitas, pengertian katekis,
spiritualitas katekis, pembinaan spiritualitas bagi katekis serta syarat dan tugas
katekis.
Bab IV memaparkan usulan panduan tema untuk mempersiapkan dan
melaksanakan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas
Sanata Dharma yang meliputi latar belakang pemilihan panduan tema untuk
renungan harian, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan,
Bab V berisi tentang penutup, meliputi kesimpulan umum dari keseluruhan
isi skripsi ini dan saran bagi dosen pembinaan spiritualitas Pendidikan Agama
Katolik, dosen Pendidikan Agama Katolik dan mahasiswa Pendidikan Agama
BAB II
SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) merupakan bagian dari
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Prodi PAK mulai menjadi bagian dari Universitas
Sanata Dharma sejak tahun 1995 karena sebelumnya lembaga ini berdiri sendiri dan
pada tahun 2015 baru prodi PAK bergabung secara penuh dengan Universitas Sanata
Dharma. Kampus Program Studi PAK beralamat di Jl. Ahmad Jazuli No. 2,
Yogyakarta. Kampus PAK merupakan kampus V (lima) Universitas Sanata Dharma.
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma
Sesuai dengan nama program studinya, lembaga ini secara khusus
menyiapkan pendidikan bagi para calon katekis, baik katekis paroki maupun katekis
sekolah atau guru agama di sekolah dan pengembang katekese. Sebagai calon katekis
atau guru agama tentu para mahasiswa harus mempunyai bekal yang cukup tentang
ilmu pendidikan pada umumnya dan secara khusus pendidikan agama katolik. Oleh
karena itu, para pendidik di Pendidikan Agama Katolik tidak hanya memberikan
materi tentang ilmu pendidikan saja melainkan juga memberikan juga pembinaan
khusus mengenai keahlian yang mestinya dimiliki oleh para katekis. Salah satu
bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan renungan harian yang biasanya
Agama Katolik. Bentuk pembinaan seperti ini membiasakan para mahasiswa dengan
kegiatan-kegiatan rohani yang menjadi bagian dari tanggung jawab mereka sebagai
calon katekis.
1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik
Berdasarkan Staf Dosen (2010: 1-3) pada tahun 1959 Majelis Agung Wali
Gereja Indonesia (MAWI/sekarang KWI) merencanakan usaha untuk meningkatkan
pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbaharui
pelaksanaan katekese di Indonesia. Rencana tersebut diserahkan kepada P.F.
Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ, maka pada tahun
1960 P. Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik. Pada saat itu telah disadari bahwa
kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha
memperbaharui katekese. Maka pada 1 Agustus 1962 didirikan YAYASAN
AKADEMIK KATEKETIK KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang
menyelenggarakan pendidikkan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris
R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pada
11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No.
108/B.Swt/p/65.
Pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar
menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK No. 0170 Tahun 1969. Pada tahun
1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga.
Maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH,
AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH TINGGI KATEKETIK
KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari Direktorat
Pendidikkan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/71 (Staf Dosen,
2010: 2).
Berdasarkan proses penataan kembali nama unit jurusan/program studi
dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V
DIY, Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu
sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program
sarjana 1 (S1) dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK
PRADNYAWIDYA. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan
dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta
mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan
perubahan jalur dari non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut
mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada Universitas Sanata
Dharma. Pada 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu
Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan
(Staf Dosen, 2010: 2-3).
Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama
program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA
USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) menjadi bagian FKIP USD. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI nomor
014/BAN-PT/Ak-VII/S1/IV/2014 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali
Pada tahun 2016, berdasarkan keputusan BAN-PT No.
0126/SK/BAN-PT/Akred/III/2016, IPPAK mendapat akreditasi A dan mengganti nama menjadi
Pendidikan Agama Katolik (PAK).
2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik
Staf Dosen (2010: 4) menguraikan visi, misi dan motto program studi
Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma.
a. Visi Pendidikan Agama Katolik
Visi program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) adalah Terwujudnya
Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Staf
Dosen, 2010: 4).
b. Misi Pendidikan Agama Katolik
Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang
memasyarakat dan mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat
Indonesia yang semakin bermartabat. Uraian misi tersebut (Staf Dosen, 2010: 4):
1) Menghasilkan katekis yang mempunyai integritas, kritis, dewasa, bisa diandalkan Gereja, mampu mendampingi dalam pencarian makna, dan mempu memberikan jawaban yang tegas dalam soal-soal iman.
2) Menyelenggarakan pendidikan kaum muda untuk menjadi pendidik iman yang akrab, informal, dalam kebebasan, dengan pendekatan cura personalis, dialogal, reflektif dan berpusat pada mahasiswa.
3) Membina katekis yang mampu mendampingi dalam pencarian makna. 4) Mengembangkan ilmu kateketik yang dapat membangun Gereja dan
masyarakat.
5) Membangun jejaring sosial yang sinergis dalam mengembangkan masyarakat.
7) Membuat buku pegangan pengajaran. 8) Menerbitkan karangan-karangan kateketis. 9) Ikut serta dalam pencaturan kateketik nasional.
10) Menyediakan narasumber bagi keperluan kateketis nasional.
11) Memikirkan dan mengembangkan katekese yang berbasis ICT, kontekstual, dan kontemporer.
c. Motto Pendidikan Agama Katolik
Motto program studi Pendidikan Agama Katolik adalah Mewujudkan
kateketis yang “Pradnya-Widya” (Bijaksana dan berilmu). Lulusan prodi PAK tidak hanya memilik ilmu pengetahuan saja tetapi juga bijaksana (Staf Dosen, 2010: 5).
3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK
Spiritualitas yang hendak ditumbuhkembangkan di PAK adalah spiritualitas
Ignatian seperti semangat yang ditumbuhkan oleh Universitas Sanata Dharma dan
Universitas Yesuit lainnya. Pola pembinaan spiritualitas yang diterapkan di kampus
Pendidikan Agama Katolik mengacu pada pola latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29).
a. Spiritualitas Ignatian
Spiritualitas Ignatian adalah semangat hidup dan perjuangan yang diwariskan
oleh Santo Ignatius Loyola. Spiritualitas Ignatian dapat diartikan juga sebagai latihan
rohani St. Ignatius Loyola. Santo Ignatius Loyola memperjuangkan kepekaan atas
kehadiran Yesus dalam hidupnya lewat kebiasaan hidup doa yang rutin serta
memandang hidup dengan kacamata iman atau kesadaran bahwa Tuhan selalu
menyertai dan mengajak manusia untuk senantiasa mencari kehendak-Nya (Staf
b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas
Pembinaan spiritualitas yang diprogramkan di Pendidikan Agama Katolik
dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama
(mahasiswa, dosen dan karyawan), retret, perayaan ekaristi kampus, bimbingan
pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas.
Perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas ini dilaksanakan mulai dari semester I
(satu) sampai dengan semester VIII delapan. Pertemuan ini dijadwalkan dalam
bentuk perkuliahan setara dengan 2 JP/semester namun tanpa sistem kredit semester
atau nol SKS (Staf Dosen, 2010: 30-31). Kuliah pembinaan spiritualitas ini dihitung
sebagai kurikulum plus prodi PAK (Staf Dosen, 2010: 73).
Maksud pembinaan spiritualitas ini adalah membantu mahasiswa agar dapat
memperkembangkan baik kedewasaan manusiawi, kedewasaan iman kristiani,
kedewasaan religius dan kedewasaan spiritualitas katekis. Selain hal tersebut
pembinaan ini juga diharapkan mambantu para mahasiswa sebagai calon katekis
mampu profesional dalam menjalankan tugasnya, memiliki sikap yang jelas dan
tekun menghayati spiritualitasnya sebagai para pewarta kabar gembira (Staf Dosen,
2010: 73-74).
c. Materi Pembinaan Spiritualitas
Materi pembinaan spiritualitas dalam pertemuan di kelas diberikan selama
empat tahun atau selama delapan semester kepada para mahasiswa dan diuraikan
dengan tema-tema yang telah disiapkan oleh para dosen pengampu masing-masing
setiap semesternya. Pada tahun pertama atau semester I dan semester II, materi
generatif themes, pemutaran film 3 Idiots, pemutaran dan refleksi film Dead Poet
Society, kisah angsa liar, apa yang kau cari?, dan jati diri. Tujuan dari materi-materi
tersebut agar mahasiswa lebih mengenal teman-teman angkatannya, merasa krasan
dengan lingkungannya, semakin mantap dengan pilihan program studinya, semakin
mampu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta religiositasnya, dan semakin
menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya yang terarah pada
Tuhan dan sesamanya juga semakin berkembang [Lampiran 1: (1) - (4)].
Pada tahun kedua yaitu semester III dan IV, materi yang diberikan mengenai
kedewasaan kristiani, yaitu pengenalan budaya dan tradisi rekan se-angkatan,
pengalaman akan Allah sebagai Bapa, panggilan rasuli, hidup secara Kristiani,
konsekuensi hidup Kristiani, pengabdian Kristiani yang sejati, Kerajaan Allah dan
konsekuensinya bagi rasul Yesus Kristus, misteri salib sebagai jalan kebangkitan,
kebangkitan, menemukan Allah dalam segala, askesis hidup Kristiani, Roh Kudus
Roh Kristus dan pengabdian murid Kristus. Tujuan dari materi-materi tersebut agar
mahasiswa semakin mengenal Allah secara pribadi (secara existensial), mendalami
pribadi Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, serta mengenal fase-fase panggilan
kristiani seperti halnya yang dialami para murid Yesus termasuk di dalamnya krisis
yang terjadi dalam “fase Yerusalem” untuk bisa sampai ke “fase kebangkitan”
sehingga mahasiswa semakin tertarik pula untuk mengikuti Yesus Kristus [Lampiran
2: (5) - (10)].
Pada tahun ketiga atau pada semester V dan VI materi yang diberikan adalah
materi tentang doa pribadi dan ibadat bersama yakni latihan doa dengan kesadaran
tubuh, latihan kesadaran pernafasan, latihan kesadaran suara, fantasi, ibadat harian,
taize. Tujuan dari materi-materi ini ialah agar mahasiswa memiliki tertib doa, baik
dalam eajegan (rutin dilakukan setiap hari), frekuensi maupun kualitasnya, memiliki
kebiasaan dan kebutuhan untuk berdoa pribadi, mampu menemukan Tuhan dalam
hidup dan kegiatan sehari-hari, mengetahui sejarah ibadat-ibadat bersama, dan
mampu memimpin ibadat-ibadat bersama [Lampiran 3: (11) - (12)].
Pada semester VII dan VIII atau pada tahun yang keempat materi yang
diberikan adalah tentang arti kedewasaan rohani, kebebasan anak-anak Allah,
pembedaan roh, arti mengabdi dalam KS, askese hidup melayani, macam-macam
bentuk pengabdian, dasar panggilan kristiani, awah hirarki dalam Gereja,
bentuk-bentuk panggilan hidup dalam Gereja, spiritualitas kemuridan, spiritualitas umat
kristiani perdana, dasar-dasar spiritualitas kristiani, figure rasul awam dalam KS, arti
spiritualitas rasul awam, macam-macam bentuk rasul awam, Yesus sebagai pewarta
Injil, dasar-dasar spiritualitas katekis, ciri khas spiritualitas katekis, pengabdian
katekis masa kini. Dengan materi tersebut mahasiswa diharapkan semakin mengenal
sosok seorang katekis dan mencintai panggilanya sebagai katekis sehingga semakin
siap untuk terjun ke dalam dunia kerja baik sebagai katekis paroki maupun sebagai
guru agama di sekolah [Lampiran 4: (13) - (14)].
4. Pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik
Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap
hari kuliah sebelum perkuliahan dimulai. Biasanya renungan harian dilaksanakan
sesuai dengan giliran mahasiswa yang mendapat tugas berdasarkan jadwal yang telah
harian yang bertepatan dengan hari yang bersangkutan yang diambil dari kalender
liturgi.
a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian
Sebaiknya proses persiapan renungan harian dilakukan beberapa hari sebelum
melaksanakan renungan di kelas. Teks Kitab Suci yang akan direnungkan dibaca
untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci tersebut. Selain membaca secara
berulang-ulang, biasanya juga mahasiswa menafsirkan terlebih dahulu teks Kitab
Suci untuk menemukan pesan dari teks tersebut. Setelah menemukan pesan dari teks
Kitab Suci, selanjutnya pesan teks Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup
sehari-hari dan kemudian membuat pertanyaan refleksi untuk membantu mahasiswa
untuk mendalami pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan [Lampiran 6:(16-17)].
Pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa melakukan proses persiapan
renungan harian dengan baik. Terkadang karena mahasiswa yang mendapat giliran
untuk mempersiapkan renungan tidak mempersiapkan, maka digantikan secara
mendadak oleh mahasiswa yang lain untuk membawakan renungan atau terkadang
hanya melaksanakan doa pagi tanpa renungan harian [Lampiran 6: (16)-(17)].
b. Model Renungan Harian
Renungan harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik
biasanya diawali dengan doa pembukaan dan isi dari doa pembukaan ini juga harus
dikaitkan dengan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Setelah doa kemudian
dilanjutkan dengan membacakan salah satu teks Kitab Suci sesuai dengan yang telah
mahasiswa tersebut akan menyampaikan renungan sesuai dengan teks Kitab Suci
yang telah dibaca dan dihubungkan dengan pengalaman hidup pribadi mahasiswa
yang bersangkutan. Kemudian renungan harian ditutup lagi dengan doa penutup
[Lampiran 6: (16)-(17)].
Berdasarkan pengalaman pribadi, selain merenungkan teks Kitab Suci dan
pengalaman hidup pribadi, terkadang juga pada saat renungan harian, mahasiswa
merenungkan kisah hidup Santo/a atau orang Kudus yang pestanya dirayakan pada
hari tersebut. Biasanya kisah atau teladan dari para orang Kudus yang dirayakan pada
hari tersebut dihubungkan dengan bacaan dari teks Kitab Suci serta pengalaman
pribadi dari para mahasiswa. Maksud dari merenungkan kisah orang-orang Kudus
ini ialah agar para mahasiswa yang para calon katekis mampu meneladani kisah
hidup para orang Kudus sehingga iman mahasiswa semakin bertumbuh.
c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian
Renungan harian dilaksankan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan pertama
berlangsung. Waktu untuk pelaksanaan renungan biasanya sekitar sepuluh (10) menit
setelah bel tanda perkuliahan dibunyikan. Sebelum renungan dibacakan, terlebih
dahulu dibuka dengan doa oleh salah satu mahasiswa yang mendapat tugas untuk
memimpin doa pada hari tersebut dan setelah membacakan atau menyampaikan
renungan maka akan ditutup dengan doa [Lampiran 6: (16)-(17)].
5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa PAK
Spiritualitas yang dihidupkan atau dihayati di program studi Pendidikan
Ignatian, sehingga spiritualitas yang ingin ditumbuhkembangkan bagi para
mahasiswa Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian. Pola pembinaan
spiritualitas yang dilaksanakan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik
mengacu dinamika latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29- 33).
Latihan rohani Ignatian menekankan cara berdoa dengan menggunakan
imajinasi, ingatan, pemahaman dan kehendak. Cara doa tersebut dengan meditasi
atau biasa disebut juga dengan doa renung. Meditasi atau doa renung dilaksanakan
dengan menghadirkan suatu misteri yang ingin direnungkan, misalnya teks Kitab
Suci atau bacaan-bacaan rohani yang sesuai (Staf Dosen, 2010: 29- 33).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa renungan harian
atau doa renung menjadi salah satu bagian dari spiritualitas Ignatian. Sehingga
renungan harian atau doa renung yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama
Katolik merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pihak kampus
Pendidikan Agama Katolik untuk pembinaan spiritualitas bagi
mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.
B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitan ini adalah
menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian
di kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Penulis akan mendeskripsikan pelaksanaan renungan yang telah
dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik dan usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan mutu renungan harian tersebut.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan Agama
Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang beralamat di Jl.
Ahmad Jazuli 2, Kotabaru Yogyakarta 55002. Penelitian ini dilaksanakan selama
satu minggu yaitu pada 26-30 Oktober 2016.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil
penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014:9).
5. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi program studi
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma khususnya
mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012. Jumlah keseluruhan mahasiswa PAK angkatan 2012
6. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAK angkatan 2012.
Penulis mengambil 36 orang untuk menjadi responden penelitian dari jumlah
keseluruhan yaitu 63 orang. Jumlah ini diambil dari kuesioner yang disebarkan
sebanyak 45 dan yang kembali berjumlah 36 kuesioner.
7. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
dijawab (Sugioyo, 2014: 142). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup.
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti
dan responden hanya memilih dari jawaban tersebut.
8. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 38). Variabel yang ingin diungkapkan dalam
[image:38.610.113.531.234.548.2]penelitian ini adalah:
Tabel 1 Variabel Penelitian
No Variabel Nomer Item Jumlah
(1) (2) (3) (4)
(1) (2) (3) (4) 4. Faktor pendukung 24,25,26,27,28 5 5. Usaha untuk meningkatkan mutu
renungan harian
29,30,31,32,33,34, 35,36,37,38,39,40
12
JUMLAH 40
9. Hasil dan Pembahasan Penelitian
a. Mempersiapkan Renungan Harian
[image:39.610.117.537.125.761.2]1) Hasil Penelitian
Tabel 2
Mempersiapkan Renungan Harian (N= 36)
No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)
(1) (2) (3) (4)
1. Saya mempersiapkan renungan dengan baik sebelum pelaksanaannya.
a. Selalu a. Sering
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10 17 9 0 27,78 47,22 25,00 0,00 2. Saya mempersiapkan renungan harian sesuai
dengan giliran saya. a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
13 20 1 2 36,11 55,56 2,77 5,56 3. Saya selalu meluangkan waktu untuk
mempersiapkan renungan harian. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11 6 18 1 30,56 16,67 50,00 2,77 4. Bacaan KS yang saya siapkan selalu sesuai
dengan kalender liturgi. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
(1) (2) (3) (4)
5. Saya membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19 9 8 0 52,78 25,00 22,22 0,00 6. Saya menafsirkan teks Kitab Suci yang akan
direnungkan. a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13 16 7 0 36,11 44,45 19,44 0,00 7. Saya mendalami dengan baik teks Kitab Suci
yang akan direnungkan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10 10 16 0 27,78 27,78 44,44 0,00 8. Saya menemukan pesan dari teks Kitab Suci
yang akan direnungkan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10 14 12 0 27,78 38.89 33,33 0,00 9. Saya menghubungkan pesan teks Kitab Suci
dengan pengalaman pribadi dan keadaan sekitar.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14 11 11 0 38,88 30,56 30,56 0,00
2) Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 1, mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan
dengan baik sebelum pelaksanaan renungan sebanyak 10 orang (27,77%). Sedangkan
yang sering mempersiapkan renungan dengan baik sebanyak 17 orang (47,22%).
(25,00%). Berarti hampir semua mahasiswa sudah mempersiapkan renungan dengan
baik sebelum pelaksanaannya.
Mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya
sebanyak 13 orang (36,11%). Yang sering mempersiapkan renungan sesuai
gilirannya sebanyak 20 orang (55,55%). Sedangkan yang kadang-kadang
mempersiapkan renungan harian sesuai dengan gilirannya sebanyak 1 orang (2,77%).
Dan yang tidak pernah mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya sebanyak
2 orang (5,55%). Berdasarkan data tersebut maka mahasiswa pada umumnya
mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya.
Dalam meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan ada sebanyak 11
orang (30,55%) selalu meluangkan waktunya. 6 orang (16,66%) sering meluangkan
waktu untuk mempersiapkan renungan, 18 orang (50,00%) kadang-kadang
meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan dan 1 orang (2,77%) tidak
pernah meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan. Hal ini berarti masih
banyak mahasiswa yang hanya kadang-kadang meluangkan waktunya untuk
mempersiapkan renungan dari pada yang sering dan selalu meluangkan waktu.
Sebanyak 29 orang (80,55%) selalu mempersiapkan bacaan Kitab Suci sesuai
dengan kalender liturgi untuk renungan, 5 orang (13,88%) sering mempersiapan
bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi. Sedangkan 2 orang (5,55%)
kadang-kadang mempersiapkan bacaan Kitab Suci untuk renungan sesuai dengan
kalender liturgi. Berdasarkan data tersebut maka hampir semua mahasiswa
menggunakan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi untuk persiapan
Mahasiswa yang selalu membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan
direnungkan sebanyak 19 orang (52,77%). Yang sering mambaca dengan baik
sebanyak 9 orang (25,00%) dan yang kadang-kadang membaca teks Kitab Suci
dengan baik sebelum merenungkan teks tersebut sebanyak 8 orang (22,22%). Berarti
sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah membaca dengan
baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.
Dalam mempersiapkan renungan, sebanyak 13 orang (36,44%) selalu
menafsirkan teks Kitab Suci, 16 orang (44,44%) sering menafsirkan teks Kitab Suci
yang akan direnungkan dan 7 orang (19,44%) kadang-kadang menafsirkan teks yang
akan direnungkan. Maka sudah hampir semua mahasiswa yang menjadi responden
menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.
Sebanyak 10 orang (27,77%) mahasiswa yang menjadi responden selalu
mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 10 orang
(27,77%) sering mendalami dengan baik teks yang akan direnungkan. Sedangkan 16
orang (44,44%) responden kadang-kadang mendalami dengan baik teks Kitab Suci
yang akan direnungkan. Dengan demikian maka lebih dari separuh mahasiswa yang
menjadi responden sudah mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan
direnungkan.
Mahasiswa yang menjadi responden sebanyak 10 orang (27,77%) selalu
menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 14 orang
(38,88%) sering menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan dan sebanyak
12 orang (33,33%) kadang-kadang menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan
teks Kitab Suci yang akan direnungkan, namun masih ada juga yang hanya
kadang-kadang bisa menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan.
Sebanyak 14 orang (38,88%) responden selalu menghubungkan pesan Kitab
Suci dengan pengalaman hidupnya. 11 orang (30,55%) sering menghubungkan pesan
teks Kitab Suci dengan pengalaman hidup dan sebanyak 11 orang (30,55%)
kadang-kadang menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya. Bararti
sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah menghubungkan
pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya dalam mempersiapkan renungan
di kampus program studi Pendidikan Agama Katolik.
b. Pelaksanaan Renungan Harian
[image:43.610.118.532.300.766.2]1) Hasil Penelitian
Tabel 3
Pelaksanaan Renungan Harian (N= 36)
No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)
(1) (2) (3) (4)
10. Saya melaksanakan renungan harian sesuai dengan giliran saya.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22 12 2 0 61,11 33,33 5,56 0,00 11. Saya mempersiapkan dan melaksanakan
renungan harian dengan penuh penghayatan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6 17 13 0 16,67 47,22 36,11 0,00 12. Saya memperhatikan dengan baik pada saat
renungan harian. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
(1) (2) (3) (4) 13. Saya memahami pesan renungan yang saya
sampaikan. a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9 19 7 1 25,00 52,78 19,44 2,78 14. Saya memahami pesan renungan yang
disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2 15 19 0 5,55 41,67 52,78 0,00 15. Saya merefleksikan renungan harian yang
telah saya sampaikan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6 12 17 1 16,67 33,33 47,22 2,78 16. Saya merefleksikan renungan harian yang
disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 16 16 3 2,77 44,45 44,45 8,33 17. Saya dapat menghubungkan pesan renungan
yang disampaikan dengan pengalaman pribadi saya.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8 16 12 0 22,22 44,45 33,33 0,00
2) Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam tabel 2 di atas dapat dilihat bagaimana pelaksanaan renungan yang
dilaksanakan di kampus PAK. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 22 orang
(61,11%) responden selalu melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya.
Sebanyak 12 orang (33,33%) responden sering melaksanakan renungan sesuai
melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya. Dengan demikian maka sudah
hampir semua mahasiswa yang menjadi responden sudah melaksanakan renungan
sesuai dengan gilirannya masing-masing.
Dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan perlu juga penghayatan.
Sebanyak 6 orang (16,66%) responden selalu mempersiapkan dan melaksanakan
renungan dengan penuh penghayatan. Ada sebanyak 17 orang (47,22%) sering
mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Dan
sebanyak 13 orang (36,11%) responden kadang-kadang mempersiapkan dan
melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Berdasarkan data tersebut maka
sudah lebih dari separuh responden sudah mempersiapkan dan melaksanakan
renungan dengan penuh penghayatan. Namun masih cukup banyak (36,11%) yang
hanya kadang-kadang mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh
penghayatan.
Pada saat pelaksanaan renungan harian sebanyak 3 orang (8,33%) selalu
memperhatikan dengan baik pada saat pelaksanaan renungan. Ada 14 orang
(38,88%) responden sering memperhatikan dengan baik pada saat renungan harian.
Sebanyak 18 orang (50,00%) responden kadang-kadang memperhatikan dengan baik
pada renungan. Sedangkan 1 orang (2,77%) tidak pernah memperhatikan dengan
baik pada saat renungan harian. Berdasarkan data tersebut maka masih banyak
responden yang belum memperhatikan dengan baik pada saat dilaksanakannya
renungan harian.
Dalam pelaksanaan renungan harian, 9 orang (25,00%) responden selalu
memahami pesan renungan yang ia sampaikan. Sebanyak 19 orang (52,77%)
(19,44%) kadang-kadang memahami pesan renungan yang ia sampaikan dan 1 orang
(2,77%) responden tidak pernah memahami pesan renungan yang ia sampaikan.
Maka dari data tersebut sudah mayoritas responden memahami pesan renungan yang
ia sampaikan.
Ada sebanyak 2 orang (5,55%) responden selalu memahami pesan renungan
yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat renungan. 15 orang (41,66%)
responden sering memahami pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang
lain. Sedangkan sebanyak 19 orang (52,77%) responden kadang-kadang memahami
pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan
renungan. Maka masih banyak (52,77) responden yang hanya kadang-kadang
memahami pesan dari renungan yang disampaikan oleh orang lain.
Pada saat pelaksanaan renungan, sebanyak 6 orang (16,66) responden selalu
merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Ada 12 orang (33,33%) yang
sering merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Sedangkan sebanyak 17
orang (47,22%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia
sampaikan dan 1 orang (2,77%) responden tidak pernah merefleksikan renungan
yang telah ia sampaikan. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak responden
yang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan, namun cukup banyak juga
yang masih hanya kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan.
Sebanyak 1 orang (2,77%) responden selalu merefleksikan renungan yang
disampaikan oleh teman yang lain. Ada sebanyak 16 orang (44,44%) responden
sering merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Sedangkan
16 orang (44,44%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang
tidak pernah merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain.
Berdasarkan data tersebut maka sudah cukup banyak responden yang merefleksikan
renungan yang telah disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan
renungan harian.
Dalam pelaksanaan renungan juga diharapkan mahasiswa dapat
menghubungkan pesan renungan dengan pengalaman pribadi. Ada sebanyak 8 orang
(22,22%) responden selalu dapat menghubungkan pesan renungan yang disampaikan
dengan pengalaman pribadi. Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sering dapat
menghubungkan pesan renungan yang disampaikan dengan pengalaman pribadi. Dan
sebanyak 12 orang (33,33%) responden kadang-kadang dapat menghubungkan pesan
renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadinya. Berdasarkan data
tersebut maka sebagian besar responden sudah dapat menghubungkan pesan
renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadi mereka.
c. Faktor Penghambat
[image:47.610.113.540.244.757.2]1) Hasil Penelitian
Tabel 4
Faktor Penghambat (N= 36)
No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)
(1) (2) (3) (4)
18. Kesibukkan kuliah membuat saya tidak mempersiapkan renungan harian.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 11 18 6 2,77 30,56 50,00 16,67 19. Saya tidak percaya diri pada saat
(1) (2) c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
(3) 22 8 (4) 61,11 22,22 20. Saya tidak memperhatikan giliran saya untuk
melaksanakan renungan harian. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 4 17 14 2,78 11,11 47,22 38,89 21. Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mempersiapkan renungan harian. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 7 21 7 2,77 19,45 58,33 19,45 22. Saya kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab
Suci yang akan direnungkan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
1 15 18 2 2,77 41,67 50,00 5,56 23. Waktu yang disiapkan untuk melaksanakan
renungan harian terlalu singkat. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
0 15 13 8 0,00 41,67 36,11 22,22
2) Pembahasan Hasil Penelitian
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menghambat persiapan
dan pelaksanaan renungan. Ada 1 orang (2,77%) responden selalu tidak
mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Sebanyak 11 orang (30,55%)
sering tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Ada sebanyak 18
orang (50,00%) kadang-kadang tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan
karena kesibukan kuliah. Maka kesibukan kuliah cukup menghambat responden
dalam mempersiapkan renungan. Namun masih banyak juga responden yang hanya
kadang-kadang terhambat atau tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan
kuliah.
Selain itu kepercayaan diri juga menjadi penghambat dari pelaksanaan
renungan. Sebanyak 6 orang (16,66%) responden sering tidak percaya diri dalam
melaksanakan renungan. Sebanyak 22 orang (61,11%) responden kadang-kadang
merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan. Sedangkan 8 orang
(22,22%) tidak pernah merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan.
Maka faktor kepercayaan diri juga cukup banyak mempengaruhi pelaksanaan
renungan. Karena masih ada yang sering tidak percaya diri (16,66%) dan
kadang-kadang tidak percaya diri (61,11%) dalam melaksanakan renungan harian, sehingga
faktor kepercayaan diri juga perlu menjadi perhatian yang penting.
Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memperhatikan gilirannya untuk
melaksanakan renungan. Ada 4 orang (11,11%) sering tidak memperhatikan giliran
untuk melaksanakan renungan dan 17 orang (47,22%) responden kadang-kadang
tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan renungan. Sedangkan sebanyak 14
orang (38,88%) tidak pernah tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan
renungan. Berdasarkan data tersebut maka masih cukup banyak responden yang
belum memperhatikan gilirannya untuk melaksanakan renungan harian.
Faktor lain yang menjadi penghambat persiapan renungan adalah waktu. Ada
sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mempersiapkan renungan. 7 orang (19,44%) responden sering tidak memiliki waktu
kadang-kadang tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan renungan.
Sementara orang 7 (19,44%) responden tidak pernah tidak memiliki waktu untuk
mempersiapkan renungan. Maka faktor waktu untuk mempersiapkan renungan ini
juga banyak menjadi penghambat bagi para mahasiswa yang menjadi respoden
dalam mempersiapkan renungan.
Menafsirkan teks Kitab Suci juga menjadi salah satu faktor menghambat
dalam mempersiapkan renungan. Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu kesulitan dalam
menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 15 orang (41,66%)
responden sering kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan
direnungkan. Sementara 18 orang (50,00%) kadang-kadang kesulitan dalam
menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sedangkan 2 orang (5,55%)
responden tidak pernah kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan
direnungkan. Maka cukup banyak juga responden yang terhambat dalam
mempersiapkan renungan karena kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang
akan direnungkan.
Faktor penghambat berikutnya adalah waktu yang disiapkan untuk
melaksanakan renungan. Ada 15 orang (41,66%) responden setuju kalau kalau waktu
yang disiapkan untuk melaksanakan renungan terlalu singkat. Sebanyak 13 orang
(36,11%) responden kurang setuju kalau waktu untuk renungan terlalu singkat
sedangkan 8 orang (22,22%) responden tidak setuju kalau waktu yang disiapkan
untuk renungan terlalu singkat. Berdasarkan data tersebut maka lebih dari seperuh
responden kurang setuju dan tidak setuju kalau waktu yang dipersiapkan untuk
d. Faktor Pendukung
[image:51.610.118.533.216.764.2]1) Hasil Penelitian
Tabel 5
Faktor Pendukung (N=36)
No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)
(1) (2) (3) (4)
24. Jadwal yang telah disusun membantu saya dalam mempersiapkan renungan harian. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
17 18 1 0 47,22 50,00 2,78 0,00 25. Saya melaksanakan renungan harian karena
saya senang merenungkan teks Kitab Suci. a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
3 15 16 2 8,33 41,67 44,44 5,56 26. Saya melaksanakan renungan harian karena
saya senang tampil di depan dan dilihat oleh teman-teman yang lain.
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
0 7 11 18 0,00 19,44 30,56 50,00
27. Mata kuliah tentang Kitab Suci membantu saya dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
16 18 2 0 44.44 50,00 5,56 0,00 28. Perlombaan renungan harian membuat saya
bersemangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
2) Pembahasan Hasil Penelitian
Pada tabel 4 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi pendukung
dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian di kampus. Ada sebanyak
17 orang (47,22%) sangat setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam
mempersiapkan renungan. Sebanyak 18 orang (50,00%) setuju kalau jadwal yang
telah disusun membantu dalam mempersiapkan renungan. Dan 1 orang (2,77%)
kurang setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam mempersiapkan
renungan. Maka jadwal yang telah disusun sangat mendukung responden dalam
mempersiapkan renungan.
Faktor berikutnya adalah sebanyak 4 orang (11,11%) responden sangat setuju
kalau ia melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci.
Sebanyak 15 orang (41,66%) responen setuju kalau melaksanakan renungan karena
senang merenungkan teks Kitab Suci. Sedangkan 16 orang (44,44%) kurang setuju
kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci dan 2
orang (5,55%) tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang
merenungkan teks Kitab Suci. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak
responden yang sangat setuju dan setuju kalau melaksanakan renungan karena
senang merenungkan teks Kitab Suci. Namun cukup banyak juga yang kurang setuju
dan tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks
Kitab Suci.
Sebanyak 7 orang (19,44%) responden setuju kalau mereka melaksanakan
renungan karena senang di depan dan dilihat oleh teman yang lain. Sebanyak 11
orang (30,55%) kurang setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka
setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka senang tampil di depan
dan dilihat oleh teman yang lain. Berdasarkan data tersebut maka hal ini bukan
menjadi faktor pendukung bagi mahasiswa dalam melaksanakan renungan karena
mayoritas tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Yang menjadi pendukung berikutnya adalah mata kuliah tentang Kitab Suci.
Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sangat setuju kalau mata kuliah tentang
Kitab Suci membantu mereka dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan
direnungkan. Sedangkan 18 orang (50,00%) setuju kalau mata kuliah tentang Kitab
Suci membantu mereka menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Dan 2
orang kurang setuju dengan hal tersebut. Maka dari data tersebut dapat dilihat kalau
mata kuliah tentang Kitab Suci menjadi pendukung bagi responden dalam
menafsirkan teks Kitab Suci atau mempersiapkan renungan karena lebih dari separuh
responden setuju dengan pernyataan tersebut.
Selanjutnya sebanyak 7 orang (19,44%) responden sangat setuju kalau
perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan
melaksanakan renungan. 14 orang (38,88%) setuju kalau perlombaan renungan
membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan.
Sedangkan 11 orang (30,55%) kurang setuju kalau perlombaan renungan membuat
semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Dan sebanyak 4 orang
(11,11%) tidak setuju kalau perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk
mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Berdasarkan data tersebut maka
perlombaan renungan juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung
e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian
[image:54.610.120.530.209.757.2]1) Hasil Penelitian
Tabel 6
Usaha Untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian (N= 36)
No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)
(1) (2) (3) (4)
29. Sebaiknya dibuat pedoman yang jelas untuk bacaan KS yang dipilih dalam membuat persiapan renungan harian.
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
11 22 2 1 30,56 61,11 5,56 2,77 30. Renungan harian tidak harus merenungkan
teks Kitab Suci. a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
5 18 7 6 13,89 50,00 19,44 16,67 31. Bacaan Kitab Suci dipilih sesuai dengan
keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Kurang setuju d. Tidak setuju
1 4 20 11 2,77 11,11 55,56 30,56 32. Sebaiknya dibuatkan pedoman yang jelas
untuk tema renungan harian. a. Sangat setuju
b. Setuju