• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP SOLIDARITAS SISWA DI SMP NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP SOLIDARITAS SISWA DI SMP NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TERHADAP SIKAP SOLIDARITAS SISWA DI SMP

NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelajar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NUR FATWA PRIHARTINI

NIM : 108121004

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur peneliti kita ucapkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, karena berkat cinta kasih dan karunia_Nya yang berkelimpahan

atas diri peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Adapun judul skripsi ini adalah ”Pengaruh Bimbingan Kelompok

Terhadap Sikap Solidaritas Siswa Di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun

Ajaran 2012/2013 “.

Peneliti menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang

dialami oleh peneliti dalam meyiapkan skripsi ini. Keberhasilan dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moral, spritual maupun materi.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengungkapkan ucapan

(4)

iii

4. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan

skripsi.

5. Ibu Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd, Kons. Selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

Serta Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan pengarahan,

saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Nur A’ini, M.S, Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd dan Ibu Dra, Zuraida

Lubis, M.Pd Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan

pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan Dan

Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan,

saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar

perkuliahan.

8. Secara khusus buat ibu Rosana dan Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, terimakasih atas kerjasama

dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.

9. Ibu Hj. Arwidah Parinduri S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1

Percut Sei Tuan; Seluruh PKS, Seluruh Guru BK, kepada Guru Mata

Pelajaran Dan Staff Pegawai SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, terimakasih

atas izin, bantuan dan kerjasama kepada peneliti selama penelitian di

(5)

iv

10.Secara khusus buat keluarga tercinta kedua orang tua saya: Aini Suriani,

S.Pd (Ibunda) dan Supriadi (Bapak), Serta Dendi Prabowo, Wendi

Setiawan juga Wardah Nur Fadhillah (Adik). Beserta seluruh keluarga

besar peneliti, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan

bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti

pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

11.Buat yang spesial dan terkasih, Kakanda Andri Windo yang selama ini

telah banyak membantu dan memberikan motivasi buat penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12.Buat Sahabat-sahabatku yaitu Putri Sahara S.Pd, Fitri Sulastri, Nurlelawati

S.Pd, Hotnida Hutabarat S.Pd, Ira bariyah, Ade Tri Marwita dan

rekan-rekan seperjuangan yang ada dikelas reguler BK ‘O8 UNIMED yang telah

membantu dan mendukung serta memberi semangat kekompakan selama

perkuliahan. Juga tidak lupa buat adik-adik junior prodi bimbingan dan

konseling atas bantuan, dukungan dan saran selama perkuliahan sampai

dengan selesai skripsi ini.

13.Seluruh Siswa dan siswi di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan teerima kasih

atas kerjasama dan membantu dalam pengerjaan skripsi.

Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada

umumnya dan khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Medan, 12 Agustus 2013 Penulis,

(6)
(7)

2. Layanan Bimbingan Kelompok ... 13

a. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 13

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 14

c. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Kelompok ... 15

d. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 16

e. Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok ... 18

f. Tahap Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok... 19

B. Kerangka Konseptual ... 22

C. Hipotesis ... 23

BAB III : METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel... 24

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 27

F. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 30

C. Analisis Data Penelitian... 31

D. Pengujian Hipotesis ... 33

(8)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan... 36

B. Saran-Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.2. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 25

3.3. Kisi-Kisi Angket Sikap Solidaritas Siswa ... 26

4.1. Frekuensi Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok ... 33

4.2. Frekuensi Setelah Diberi Layanan Bimbingan Kelompok ... 34

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Uji Coba Angket Sikap Solidaritas Siswa

2. Uji Validitas Sikap Solidaritas Siswa

3. Uji Reliabelitas Sikap Solidaritas Siswa

4. Daftar Angket Uji Coba

5. Sebaran Data Pre-test Angket Sikap Solidaritas Siswa

6. Perhitungan Kategori Sikap Solidaritas Siswa Sebelum Diberikan Layanan

Bimbingan Kelompok

7. Sebaran Data Post-test Angket Sikap Solidaritas Siswa

8. Perhitungan Kategori Sikap Solidaritas Siswa Setelah Diberikan Layanan

Bimbingan Kelompok

9. Pengujian Hipotesis

10. Tabel r

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja kerapkali mengidentifikasikan diri pada komunitas atau kelompok

yang dimilikinya. Baik itu organisasi, klub, teman main atau sahabat. Mereka

lebih mudah memperkenalkan diri sebagai anak organisasi yang mereka berada

didalamnya. Dalam komunitas, semesta potensi diri yang dimiliki seorang remaja

biasanya lebih mudah tersalurkan. Baik dalam bentuk diskusi (brainstorming),

berbagi (sharing), ataupun aktualisasi diri lewat berbagai ajang kompetisi. Secara

tidak langsung hal tersebut berdampak terhadap kepedulian sesama dan rasa

saling memiliki yang semakin kuat antara teman satu komunitas. Bahkan di

antaranya ada yang rela berkorban apapun demi temannya. Solidaritas yang

terbentuk ini kemudian mempererat tali silaturahmi, pertemanan, dan tolong

menolong dalam menghadapi suatu keadaan. Semakin kuat solidaritas yang

terbentuk, makin besar pula ketergantungan yang tercipta dalam satu komunitas

pertemanan.

Sayangnya diantara solidaritas yang terbentuk itu terdapat kelemahan

pengawasan nilai-nilai asing yang dapat mencemari kualitas hubungan diantara

remaja saat ini. Solidaritas pun disalahartikan. Pergeseran makna dari solidaritas

dimana “satu untuk semua” dan jargon “rambate rata hayo” dijunjung tinggi, kini

menjadi solidaritas pragmatis yang justru menciptakan istilahnya sendiri “semua

untuk satu” yang apatis terhadap kondisi teman lainnya. Remaja menjadi

cenderung bersikap solider (kompak) untuk melindungi kepentingannya sendiri

(12)

2

berbagi media dan gaya hidup agaknya menyumbang sedikit banyak pengaruh

individualisme pada remaja zaman ini. Gaya hidup yang mulai beralih dari

prinsip-prinsip gotong royong menjadi gaya hidup individualistis telah

merekombinasi pemahaman remaja terhadap arti solidaritas dalam pergaulan dan

lingkungan.

Berdasarkan observasi awal, peneliti sempat bertanya dengan beberapa

orang remaja, seputar pendapat mereka, yang pertama kali terlintas di benak

ketika mendengar kata-kata solidaritas di kalangan remaja. Kepekaan antar remaja

untuk saling memberi contekan kepada teman yang tidak mampu menyelesaikan

tugas yang diberikan guru, membantu teman yang sedang berkelahi, membantu

teman yang sedang menghadapi musibah, menghormati teman yang merokok

dengan ikut ambil bagian di dalamnya, mengikuti ajakan teman yang membolos

baik positif maupun negatif”. Itulah tanggapan mereka. Terlebih tanggapan ini

akan membuat peneliti heran karena remaja yang menjadi responden ini adalah

para aktifis organisasi dan pandai dibidang akademis. Sederet kata-kata tadi

kiranya cukup mewakili pergeseran makna yang telah disinggung sebelumnya.

Masih hangat isu Ujian Nasional 23 - 26 April 2012 lalu mengingatkan

bukti nyata penyalahgunaan hubungan pertemanan. Banyak siswa yang secara

terang-terangan membeli atau menawarkan kunci jawaban kepada teman lain

karena takut tidak lulus dalam ujian. Mengatasnamakan solidaritas agar siswa

lulus 100% dan menolong anak yang kurang pandai, anak-anak malas yang takut

tidak lulus ujian mengorbankan teman lainnya yang sebenarnya tidak butuh

kecurangan dengan menjerumuskan mereka pada resiko yang justru dapat

(13)

3

lulus ujian secara mandiri dijungkirbalikan menjadi etika lulus ujian bersama

dengan bekerjasama, atas nama solidaritas.

Contoh lainnya adalah perkelahian antara pelajar atau geng pelajar yang

makin marak terjadi seperti di Kota Jakarta, Surabaya, Palembang dan sebagainya.

Bagi mereka mengorbankan diri untuk kelompok adalah lazim. Parahnya, hal ini

menjadi pembenaran mereka utuk bertindak tanpa norma seperti menjarah,

melukai, dan merusak fasilitas publik. Pertemanan disini menjadi identik dengan

partner in crime yang mengarah pada kenakalan remaja (juvenile deliquency).

Solidaritas yang maknanya persatuan dan rasa saling memiliki biarpun

seringkali tidak terlalu dipersoalkan rupanya memiliki pengaruh besar terhadap

masa depan bangsa. Maka kewajiban remaja harus mengembalikan makna

solidaritas ketempatnya, yaitu pertemanan yang saling menguatkan berlandaskan

ketulusan terhadap sesama sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan bukan

sebaliknya.

Dampak dari solidaritas seperti rasa empati terhadap sesama teman, saling

menolong dan bekerjasama dalam kebaikan, dan menjaga persaudaraan sesama

teman seharusnya lebih dioptimalkan semua pihak dalam rangka membangun

masa depan bangsa lewat layanan bimbingan konseling seperti layanan orientasi,

layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan

belajar, layanan konseling perorangan, layanan mediasi dan layanan bimbingan

kelompok.

Melalui layanan bimbingan konseling maka kesalahan translasi makna

solidaritas diantara remaja dapat direduksi sehingga anarki remaja yang

(14)

4

konseling ada beberapa jenis, maka dalam penelitian ini hanya difokuskan pada

layanan bimbingan kelompok. Alasan menggunakan layanan bimbingan

kelompok karena dalam layanan ini siswa akan dilibatkan dirinya secara aktif

dalam mengeluarkan pendapat, pikiran, perasaan, persepsi dan lebih luas dalam

membuka wawasan, serta berkembangnya daya pikir siswa tentang sikap

solidaritas secara berkelompok. Siswa akan lebih tersentuh, sehingga layanan

bimbingan kelompok dapat menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga

yang akhirnya siswa akan memperoleh pemahaman tentang makna solidaritas

yang sebenarnya. Hal senada sebagaimana dikemukakan Hamdani (2012:116),

tentang layanan bimbingan kelompok, yakni layanan yang membantu siswa

dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,

karier/jabatan dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu

melalui kegiatan kelompok”.

Dari pendapat di atas jelas diketahui bahwa pengembangan pribadi siswa

tentang rasa empati, saling menolong, bekerjasama, menjaga persaudaraan dan

kemampuan hubungan sosial siswa khususnya yang berkenaan sikap solidaritas

yang sering disalahartikan yang seharusnya solidaritas ini bersifat baik tapi malah

menjadi buruk dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.

Layanannya dapat lebih difokuskan lewat upaya-upaya pengembangan wawasan,

pembangunan karakter (caracter building), pelatihan kerja sama tim (team work),

(15)

5

Berangkat dari asumsi di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut tentang “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Sikap

Solidaritas Siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara

bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus dilakukan

identifikasi masalah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang

masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul:

1. Mengapa siswa rela berkorban demi temannya ?

2. Apakah sikap solidaritas dapat mempererat tali silaturahmi ?

3. Mengapa siswa sering menyalah artikan makna solidaritas ?

4. Apakah atas nama solidaritas maka kecurangan dalam ujian boleh

dilakukan ?

5. Apakah atas nama solidaritas maka boleh ikut teman yang merokok ?

6. Apakah atas nama solidaritas maka teman yang berkelahi harus

dibantu ?

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

layanan bimbingan kelompok terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1

(16)

6

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang pokok dalam suatu penelitian.

Dalam perumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat

masalah yang diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis uraikan ke

dalam pertanyaan berikut: “Adakah pengaruh layanan bimbingan kelompok

terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran

2012/2013 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok

terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran

2012/2013”.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis ajukan maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

pengembangan ilmu dalam layanan bimbingan kelompok.

b. Manfaat Praktis

(17)

7

1). Peneliti lain

Bagi peneliti lain akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai layanan bimbingan kelompok terhadap

peningkatan sikap solidaritas siswa.

2). Guru Pembimbing

Untuk memperbaiki layanan bimbingan kepada siswa melalui layanan

bimbingan kelompok.

3). Siswa

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap

peningkatan sikap solidaritas siswa SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran

2012/2013. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang diperoleh dari

perhitungan dengan hasil thitung = 2,208 > > ttabel = 1,812, sehingga hipotesis

yang diajukan yang berbunyi “terdapat pengaruh negatif yang signifikan layanan

bimbingan kelompok terhadap sikap solidaritas negatif siswa SMP Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013” dapat diterima.

B. Saran-Saran

1. Diharapkan kepada siswa untuk memahami sikap solidaritas dengan

mempererat tali silaturahmi, pertemanan dan tolong menolong dalam

menghadapi suatu keadaan.

2. Mengingat bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan sikap solidaritas

siswa maka selayaknya layanan bimbingan kelompok secara kontiniu tetap

dilaksanakan oleh guru BK di sekolah.

3. Diharapkan kepada gur BK di sekolah SMP Negeri 1 Percut sei tuan agar

penggunaan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan disekolah lebih

terprogram dan lebih menarik agar siswa lebih mudah memahami materi dan

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

4.13 Hubungan Faktor Pendukung Pria Pasangan Usia Subur dengan Keikutsertaan dalam Vasektomi di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2013

“ Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Sosiodrama Terhadap Etika Berbicara Di Kelas VIII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014

Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) melalui penerapan bimbingan teknik kerja kelompok terhadap guru-guru Fisika di Sub Rayon 05 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan,

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh positif pemberian layanan bimbingan kelompok bentuk organisasi siswa dalam meningkatkan sikap

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan layanan bimbingan kelompok bentuk organisasi siswa dalam meningkatkan sikap kepemimpinan

Meningkatkan Kreativitas Siswa Dengan Menggunakan Model Mind Mapping Pada Pelajaran SAINS Kelas IV SD.. Subsidi Budi Rahayu Percut Sei Tuan Tahun

Adapun yang menjadi analisis penulis meliputi, analisis terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 5 Percut Sei

Simpulan hasil penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat efektif untuk meningkatkan sikap solidaritas dalam kelompok belajar