i
OPTIMALISASI PENERAPAN PERATURAN GUBERNUR NUSA
TENGGARA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2020 TENTANG
TAX AMNESTY PEMBERIAN KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN SANKSI ADMINISTRASI
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
UNTUK RAKYAT NUSA
TENGGARA TIMUR
(Studi Kasus Kantor Samsat Ruteng, Manggarai) KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi DIII-Perpajakan
Oleh Nur Afni 105751102118
PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ِرْسُعْلٱ َعَم َّنِإا ًر ْسُي
ْب َصنٱَف َت ْغ َرَف ا َذِإَف
ىَلِإ َو
بَغ ْرٱَف َكِّبَر ٰSesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S Al-Insyirah 6-8)
- Jika kemarin pulang magang.
Hari ini pulang penelitian,
Besok pulang dengan gelar A.Md Pajak-
"Never give up before struggle"
(penulis)
KUPERSEMBAHKAN UNTUK
Kedua Orang Tua Bapak Mustamin dan Ibu Sakinah
Keluarga Tercinta
Orang Spesial
iii
Sahabat
v
KATA PENGANTAR
Sebuah perjalanan hidup selalu memiliki awal dan akhir. Ibarat dunia ini yang memiliki permulaan dan titik akhir. Perjalanan hidup selama 3 tahun begitu terasa dalam sanubari, setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan, menyita waktu, tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat merampung karya tulis ilmiah ini.
Maka sepantasnyalah persembahan puji Syukur hanya diperuntukan kepada Sang Maha Sutradara, Allah SWT yang telah melimpahkan eahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor Untuk Rakyat Nusa Tenggara Timur.” Kemudian senantiasa mengirimkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW serta para sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan islam sebagai agama samawi sekaligus sebagai aturan hidup yang telah mengantarkan umatnya dari dunia perhimpunan ke dunia perikatan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh piak yang telah membantu hingga selesai penulisan karya tulis ilmiah ini, dan kepada:
1. Bapak Prof Dr.H Ambo Asse M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf dan jajarannya.
vi
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Dr.Agus Salim HR.SE.,MM. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Faidul Adzim, S.E.,M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Samsul Rizal, S.E.,MM selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr.H Andi Rustam SE.,MM.,Akt.,CA.,CPAI.,CPA.,ASEAN CPA selaku Ketua Prodi Program D-III Perpajakan dan segenap dosen Beserta Staf Prodi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr.H Andi Rustam SE.,MM.,Akt.,CA.,CPAI.,CPA.,ASEAN CPA Pembimbing I dan Bapak Andi Arifwangsa Adiningrat, S.E.,S.Pd.,M.Ak. selaku Pembimbing II yang menyempatkan waktu ditengah kesibukan dan aktivitas telah bersedia membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Andi Arifwangsa Adinigrat,S.E.,S.Pd.,M.Ak selaku penasehat akademik yang bersedia meluangkan waktunya membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
6. Seluruh Dosen dan segenap Civitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis serta bantuan lainnya.
vii
7. Terimakasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada UPTD Pendapatan Wilayah Kabupaten Manggarai yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
8. Terimakasih kepada kedua orang tua terkasih dan tersayang, Bapak Mustamin dan Ibu Sakinah semoga Allah SWT melimpahkan Ridho-Nya kepada keduanya. Sebagaimana mereka mendidik penulis semenjak kecil yang atas asuhan, limpahan kasih sayang mereka penulis selalu memperoleh kekuatan material dan moril dalam merintis kerasnya hidup. 9. Terimakasih kepada kakak Yai, Ian, Ika dan Bila yang senantiasa
memberikan dukungan, do’a beserta semangat selama penulis melakukan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
10. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku Nanda, Sukma, Fhat, Dila, Alma, Melan, Nona dan lain sebagainya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang senantiasa memberikan dukungan do’a kepada penulis. 11. Terimakasih kepada Darma Widi Astuti yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat, saran, dan do’a selama penulis melakukan penyusunan karya tulis ilmiah.
12. Terimakasih kepada Arif Rahmat yang senantiasa membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah.
13. Terimakasih kepada Elma dan teman-teman perpajakan angkatan 2018 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.
14. Terimakasih kepada orang special yang selalu menemani dan mendukung penulis dalam proses pengerjaan karya tulis ilmiah, walaupun belum ada.
viii
ABSTRAK
Nur Afni, 2021. Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor Untuk Rakyat Nusa Tenggara Timur (Studi kasus Kantor Samsat Ruteng, Manggarai). Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Perpajakan Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Pembimbing I Andi Rustam dan Pembimbing II Andi Arifwangsa Adiningrat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan cendrung menggunakan analisis dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor dengan menggunakan tabel dan diagram sebelum dan sesudah pengampunan pajak yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya program keringanan Tax Amnesty ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Manggarai. Program Tax Amnesty ini juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada sektor pajak kendaraan bermotor hingga tercapai target yang dtetapkan.
Kata kunci: Pajak Kendaraan Bermotor, Tax Amnesty dan Peraturan Gubenur NTT No.57 Tahun 2020
ix ABSTRACT
Nur Afni, 2021. Optimalizing the Implementation of the Regulation of the Governor
of East Nusa Tenggara Number of 2020 cocerning Tax Amnesty Granting Relief and Exemption of Motor Vehicle Tax Administration Sanctions for the People of East Nusa Tenggara (Case Study at The Ruteng Samsat Office). By Scienctific Writing of the Faculty of Economics and Bussines Muhammadiyah University of Makassar Taxation Studi Program. Supervised by Advisor I Andi Rustam and Advisor II Andi Arifwangsa Adiningrat.
This study aims to find out how to optimize the application of the East Nusa Tenggara Governo‟s Relugation Number 57 of 2020 concerning Tax Amnesty, Granting Relief, and Exemption of Administrative Sanctions for Motor Vehicle Taxes. The research method used is descriptive and tends to use analysis with a qualitative apporoach to describe the realization of motor vehicle tax receipts using tables and diagrams before and after tax amnesty which is then drawn coclusions.
The results of this study indicate that the tax amnesty program also increases public awareness in paying motor vehicle taxes in Manggarai Regency. This Tax Amnesty program also increases Regional Original Income in the motor vehicle tax sector until the set target is achieved.
Keywords: Motor Vehicle Tax, Tax Amnesty and Governor Regulation NTT No. 57 of 2020.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ...
1
B. Rumusan Masalah...
4
C. Tujuan Penelitian ...
4
D. Manfaat Penelitian ...
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
6
A. Landasan Teori ...
6
1. Pajak Kendaraan Bermotor ...
6
2. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ...
8
3. Tata Cara Perhitungan Penetapan Pajak Kendaran
Bermotor ...
9
4. Tax Amnesty ...
10
5. Jenis-Jenis Amnesty ...
11
xi
B. Kerangka Konseptual ...
15
C. Metode Pelaksanaan Penelitian ...
15
1.
Lokasi dan Waktu Penelitian ...
15
2.
Alur Penelitian ...
16
3.
Jenis Data dan Sumber Data ...
16
4.
Teknik Pengumpulan Data ...
17
5.
Teknik Analisis Data ...
18
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20
A. Sejarah Singkat Samsat ...
20
B. Struktur Organisasi ...
23
C. Job Descriptions ...
24
D. Hasil Penelitian ...
28
E. Pembahasan ... 35
BAB IV PENUTUP...
37
A. Kesimpulan ...
37
B. Saran ...
38
DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN ... 42 RIWAYAT HIDUP ... 66xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 3.1 Realisasi penerimaan program keringanan Tax amnesty Tahun 2020
di UPTD Samsat Ruteng, Manggarai ……… 29
Tabel 3.2 Realisasi penerimaan Tax Amnesty Tahun 2020 ………. 29
Tabel 3.3 Realisasi penerimaan PKB Tahun 2019 ……… 32
Tabel 3.4 Realisasi penerimaan PKB Tahun 2020 ……… 33
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ……… 15
Gambar 2.2 Alur Penelitian ……… 16
Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Samsat Ruteng, Manggarai ……… 23
Gambar 3.2 Realisasi Penerimaan PKB Tahun 2020 ……… 30
Gambar 3.3 Realisasi penerimaan PKB Tahun 2019 dan 2020 ... 33 Gambar 3.3 Perbandingan PKB Tahun 2020 Selama 2 Bulan ... 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN ……… 42 LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA………. 44 LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI ………..……… 47 LAMPIRAN 4 DATA-DATA HASIL PENELITIAN ………. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 menyatakan bahwa pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam sebagaian besar dikelola oleh Diktorat Jendral Pajak dan Mentri Keuangan. Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Pajak daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang digunakan untuk membangun fasilitas umum dan kebutuhan lainnya demi memajukan dan mensejahterahkan daerah tersebut. Hampir seluruh daerah wilayah Indonesia menggali pendapatannya melalui pajak, oleh sebab itu pemerintah harus mampu mengelola pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah adalah Pajak Kendaraan Bermotor.
Pajak kendaraan bermotor menjadi salah satu pajak yang dapat meningkatkan potensi penerimaan daerah, sehingga mengaharuskan Wajib Pajak membayarnya. Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap di Ruteng, Manggarai merupakan tempat bagi Wajib Pajak kendaraan bermotor.
Besarnya penerimaan pajak kendaraan di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dikarenakan jumlah kendaraan bermotor yang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor seharusnya semakin meningkat kepatuhan wajib pajak membayar pajak kendaraan bermotor. Namun kenyataannya masih ada wajib pajak yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor adalah kurangnya kesadaraan wajib pajak akan kewajibannya, adanya Covid-19 mengakibatkan perekonomian masyarakat menurun sehingga wajib pajak enggan membayar pajak kendaraan bermotor.
Salah satu upaya dalam meningkatkan potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor Gubernur Nusa Tenggara Timur mengeluarkan peraturan mengenai Tax Amnesty pemberian keringanan dan pembebasan pajak kendaraan bermotor berupa bunga dan denda. Sesuai dengan pasal 70 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 tahun 2010 tentang pajak daerah dan perubahannya, Gubernur dapat memberikan keringanan dan pembebasan pajak yang ditetapkan dengan peraturan Gubernur.
Adanya peraturan Tax Amnesty untuk memberikan kesempatan pada para Wajib Pajak yang mempunyai permasalahan menunggak hutang terhadap pajak kendaraan bermotor. Karena itu, Pemerintah Nusa Tenggara Timur terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak melalui kebijakan perpajakan seperti kebijakan Tax amnesty. Bagi pemerintah daerah, pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor merupakan sumber utama dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebagai biaya pembangunan daerah.
Menurut Mutaqqin, (2013), Tax Amnesty (Pengampunan Pajak) merupakan kesempatan yang diberikan dalam waktu terbatas kepada kelompok pembayar pajak tertentu untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagai pembebasan tanggung jawab (termasuk bunga dan denda) dalam kaitannya dengan tahun pajak sebelumya tanpa ada kekhawatiran untuk dituntut pidana. Dapat disimpulkan bahwa Tax Amnesty ini merupakan kebijakan pemerintah dibidang perpajakan yang memberikan pengahapusan pajak yang sebenarnya harus terutang dan tidak akan dikenai sanksi administrasi maupun sanksi pidana dibidang perpajakan dan kebijakan ini diberikan dalam waktu yang terbatas guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa peraturan Tax amnesty ini memiliki peranan penting dalam mengoptimalisasi pajak kendaraan bermotor serta dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Penulis memutuskan untuk meniliti hal tersebut dalam rangka untuk mengetahui bagaimana Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Administrasi pajak Kendaraan Bermotor bagi keuangan daerah.
Sesuai dengan peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur diharapkan mampu menaikan relasi penerimaan pajak Kendaraan Bermotor pada masa pandemi covid-19 dan menaikan tingkat kesadaran bagi Wajib Pajak akan pentingnya membayar pajak Kendaraan Bermotor bagi kemandirian dan kesejehteraan negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana Optimalisasi Penerapan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor Untuk Rakyat Nusa Tenggara Timur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut :
1. Wajib Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor.
2. Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan sumber informasi dalam mengoptimalisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor.
3. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan bahan referensi bagi peneliti lain.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi sebagai media untuk menambah wawasan dalam bidang perpajakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor (kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak). Adapun jenis kendaraan motor yang dikenakan pajak di antaranya adalah sebagai berikut: seperti, sepeda motor, scooter, mobil, sedan, pemadam kebakaran, dan kendaraan lainnya, kendaraan di atas termasuk kendaraan yang mempunyai wajib pajak yang harus dibayar tiap tahunnya untuk kelancaraan berjalannya kendaraan tersebut.
Semula sesuai dengan UU No. 18 tahun 1997 ditetapkan Pajak Kendaraan Bermotor, dimana pajak atas PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) & PKAA (Pajak Kendaraan Diatas Air) dicakupkan. Seiring dengan perubahan UU No. 18 tahun 1997 menjadi UU No. 34 tahun 2000, terminologi kendaraan bermotor diperluas dan dilakukan pemisa han secara tegas menjadi Kendaraan Bermotor dan di Kendaraan Atas Air. Hal ini membuat Pajak Kendaraan Bermotor diperluas menjadi PKB & PKAA. Dalam praktiknya jenis pajak ini sering di bagi atas 2, yaitu PKB dan PKAA. Hal ini wajar saja
mengingat kendaraan bermotor pada dasarnya berbeda dengan kendaraan di atas air. Pengenaan PKB & PKAA tidak mutlak ada pada seluruh daerah provinsi di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah provinsi untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak provinsi. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah provinsi pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan Peraturan Daerah tentang PKB, yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan PKB & PKAA didaerah provinsi yang bersangkutan. Pemerintah provinsi diberi kebebasan untuk menetapkan apakah PKB ditetapkan dalam satu peraturan daerah atau ditetapkan dalam dua peraturan daerah terpisah.
Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam :
a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah c. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang PKB. Peraturan
Daerah ini dapat menyatu yaitu satu peraturan daerah untuk PKB. Tetapi dapat juga dibuat secara terpisah misalnya Peraturan Daerah tentang PKB.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2006.
e. Peraturan Gubernur yang mengatur tentang PKB sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang PKB pada provinsi yang dimaksud.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor, jika wajib pajak merupakan badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan tersebut.
Objek pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor mencakup pengertian dari kendaraan bermotor, yaitu semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besarn yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah Orang Pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Wajib pajak Kendaraan bermotor adalah Orang Pribadi atau Badan yang memiliki Kendaraan Bermotor. Yang bertanggung jawab terhadap pembayaran PKB untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya dan/ atau ahli warisnya; Untuk badan adalah pengurus atau kuasa badan tersebut.
2. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Adapun dasar pengenaan Pajak Kendaraan bermotor antara lain sebagai berikut :
1) Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai perkalian 2 (dua) unsur pokok, yaitu :
a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB); dan
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/ atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
2) Khusus untuk Kendaraan Bermotor yang digunakan diluar jalan umum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar, dasar pengenaan PKB adalah NJKB.
3) Tarif PKB
a. 1,5% (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor pribadi; b. 1,0% (satu koma nol persen) untuk kendaraan bermotor angkutan
umum;
c. 0,5% (nol koma 5 persen) untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadaman kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah;
d. 0,2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
3. Tata Cara Perhitungan Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor
Tata cara perhitungan penetapan pajak kendaraan bermotor antara lain sebagai berikut :
1) 1,5% x (NJKB x Bobot) Untuk Kendaraan bermotor pribadi; 2) 1% x (NJKB x Bobot) untuk kendaraan bermotor angkutan umum;
3) 0,5% x (NJKB x Bobot) untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah TNI/POLRI, pemerintah Daerah;
4) 0,2% x (NJKB x Bobot) Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
4. Tax Amnesty
Tax Amnesty adalah sebuah kesepakatan berbatas waktu bagi kelompok Wajib Pajak tertentu untuk membayar pajak dengan jumlah tertentu sebagai pengampunan atas kewajiban membayar pajak (termasuk dihapuskannya bunga dan denda) yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya tanpa takut penuntutan pidana. Peraturan ini berakhir ketika otoritas pajak memulai investigasi pajak dari periode sebelumnya.
Pemerintah Indonesia menerapkan Amnesty Pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak. Amnesty Pajak adalah program pengampunan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak meliputi pengahapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh. Pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan.
Menurut PMK Nomor. 118/PMK.03/2006 Tax Amnesty adalah pengahapusan pajak yang harusnya terutang tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar utang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang pengampunan pajak.
5. Jenis-Jenis Amnesty
Terdapat empat jenis Amnesty menurut (Erwin Silitonga dan Zainal Mutaqqin, 2013), yaitu:
1) Amnesty yang tetap diwajibkan pembayaran pokok pajak, termasuk bnga dan dendanya, dan hanya mengampuni sanksi pidana perpajakan. Tujuannya adalah untuk memungut tahun-tahun sebelumya sekaligus menambah wajib pajak yang terdaftar.
2) Amnesty yang mewajibkan pembayaran pokok pajak masa lalu yang terutang berikut bunganya, namun mengampuni sanksi denda dan sanksi pidana pajaknya;
3) Amnesty yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak yang lama, namun mengampuni sanksi bunga, sanksi denda dan sanksi pidana pajaknya;
4) Amnesty yang mengampuni pokok pajak dimasa lalu termasuk sanksi bunga, sanksi denda dan sanksi pidananya. Tujuannya adalah untuk menambah jumlah wajib pajak yang terdaftar agar seharusnya membayar pajak.
6. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 Dalam Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur pada Bab I Pasal 1, Bab II Pasal 2-3 dan Bab III Pasal 4 Nomor 57 Tahun 2020 menyatakan bahwa:
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1) Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur
2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
3) Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur
4) Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya, yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen. 5) Pajak kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah
Pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
6) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya di sebut BBNKB adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha.
7) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
8) Sanksi Administrasi adalah tanggungan atau pembebanan berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang timbul sebagai akibat dari pajak terutang tidak atau kurang dibayar dalam masa pajak atau tahun pajak atau dari akibat ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
BAB II
PEMBEBASAN SANKSI ADMINISTRASI PKB DAN BBNKB PENYERAHAN KEDUA DAN SETERUSNYA
Pasal 2
1) Memberikan pembebasan Sanksi Administrasi PKB
2) Pembebasan Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayau (1), berupa pembebasan teerhadap bunga dan denda PKB sebesar 100%
3) Pembebasan Sanksi Administrasi PKB sebagai mana dimaksud pda ayat (1), diberikan kepada Wajib Pajak yang memiliki Kendaraan Bermotor, yang telah melewati tahun Pajak atau menunggak pajak.
Pasal 3
1) Memberikan pembebasan BBNKB penyerahan kedua dan seterusnya.
2) Pembebasan BBNKB penyerahan kedua dan seterusnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 100%
3) Pembebasan BBNKB penyerahan kedua dan seterusnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan kepada Kendaraan Bermotor dengan kategori:
a) Mutasi masuk dari luar Daerah ke dalam Daerah;
b) Alih fungsi kendaraan bermotor bukan angkutan umum menjadi kendaraan bermotor angkutan umum; dan
c) Alih fungsi dari kendaraan bermotor angkutan umum menjadi kendaraan bermotor bukan angkutan umum.
4) Pembebasan BBNKB penyerahan kedua dan seterusnya sebagaiman dimaksud pada ayat (2) disertai dengan pengahpusan Sanksi Administrasi BBNKB sebesar 100%
BAB III
KETENTUAN PENUTUP Pasal 4
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 15 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 15 Desember 2020.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Nusa Tenggara Timur.
B. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Beberapa faktor yang menyebabkan Wajb Pajak enggan membayar pajak kendaraan bermotor salah satunya adalah menurunnya perekonomian wajib pajak dikarenakan Covid-19. Sehingga Gubernur Nusa Tenggara Timur mengeluarkan Undang-Undang Nomor 57 tahun 2020 berupa Tax Amnesty pemberian keringanan dan pembebasan sanksi administrasi pajak berupa bunga dan denda agar dapat membantu masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor agar dapat mengoptimalkan pendapatan pajak kendaraan bermotor dan dapat menaikan relasi penerimaan pajak kendaraan bermotor khususnya di kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
C. Metode Pelaksanaan Penelitian 1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Samsat Ruteng, Manggarai, NTT yang berlokasi di Jl. Ranaka No.29A Kumba-Ruteng. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, dimulai 03 Mei – 02 Juli.
Penerapan Peraturan Gubernur NTT Nomor 57
Tahun 2020 tentang Tax Amnesty
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
2. Alur Penelitian
Gambar 2.2 Alur Penelitian
3. Jenis data dan Sumber Data
Peneliti menggunakan jenis data Kualitatif dari sumber primer dan sumber sekunder :
1) Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kualitatif berupa gambaran mengenai obyek penelitian.
2) Sumber Data
Sumber data menggunakan sumber data primer. Sumber data primer merupakan sumber secara langsung memberikan data kepada
Alur Penelitian Tahap Seleksi Tahap Reduksi Tahap Deskripsi Pengumpulan Data Menetapkan Fokus Permasalahan Pembatasan Masalah Identifikasi Masalah Pelaporan Penelitian Alur permunculan Teori/Hipotesis Pengolahan dan Pemaknaan Data KTI (Karya Tulis Ilmiah)
pengumpul data. Sumber primer ini berupa hasil catatan, hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujun utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Teknik Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksi makna dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
b) Teknik Pengamatan/Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam proses ini pengamatan dan ingatan terkait dengan objek dari penelitian.
c) Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk lisan maupun tulisan, gambar atau karya-karya yang sudah berlalu.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penerapan secara sistematis teknik analisis statistik dan logis untuk menggambarkan dan mengilustrasikan, menyingkat dan merekap, serta mengevaluasi data. Menurut sugiyono (2010) teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari , dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dakam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal yang tidak perlu (sugiyono 2010).
b) Penyajian Data
Penyajian data adalah penjelasan atau narasi yang tersusun secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh orang-orang.
c) Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh sugiyono (2010) ialah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Samsat Ruteng, Manggarai.
Dengan terbentuknya daerah provinsi tingkat I Nusa Tenggara Timur pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No.64 Tahun 1958 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT, maka pengelolaan pajak daerah diserahkan kepada bagian inspeksi keuangan/pajak daerah yang dipecah menjadi 2 (dua) yaitu Biro Pendapatan Daerah dan Biro Inspeksi Pengawasan (Dispenda prop. NTT, 1999;1).
Dalam perkembangan sesuai dengan struktur organisasi sekertaris daerah tingkat I Nusa Tenggara Timur, maka Biro pendapatan daerah pada direktorat keuangan daerah tingkat I NTT.
Menyadari akan pentingnya satuan unit kerja khusus untuk mengelola sumber pendapatan daerah sesuai dengan penekanan dari menteri dalam negeri tentang pentingnya dinas pendapatan daerah pada rapat kerja Gubernur kepala daerah tingkat I Se-Indonesia tanggal 17 s/d 19 Mei Di Jakarta 1973 , maka dengan surat keputusan Gubernur kepala daerah tingkat 7 tahun 1974, sub direktorat pendapatan dipisahka didirektorat keuangan daerah tingkat I NTT menjadi dispenda tingkat I NTT dan pada tanggal 15 maret 1974 dinas ini secara resmi berdiri sebagai salah satu dinas daerah.
Berdasarkan keputusan mentri dalam negeri nomor 363 tahun 1977 tentang pedoman struktur organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah dan keputusan mentri dalam negri nomor KPUD. 717/39-26 tanggal 31 maret 1978 yang secara khusus mengatur pedoman pembentukan struktur organisasi
dispenda tingkat I NTT dan ditindak lanjuti dengan Peraturan Paerah (Perda) provinsi daerah tingkat I NTT Nomor 6 NTT 1978 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja dispenda provinsi daerah tingkat I NTT menjadi dispenda tingkat I nusa tenggara timur.
Dalam perkembangan selanjutnya, dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kepeda masyarakat sebagai akibat geografis dan konsentrasi wajib pajak serta objek pajak terbesar dipedesaan untuk mencapai daya guna serta hasil guna dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah, telah dibentuk 12 (dua belas) kabupaten daerah tingkat I Se-Nusa Tenggara Timur berdasarkan peraturan daerah provinsi daerah tingkat I nusa tenggara timur nomor 2 tahun 1987 tentang perubahan ke II peraturan daerah provinsi tingkat 1 Nusa Tenggara Timur nomor 6 tahun 1978 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pendapatan propinsi Nusa Tenggara Timur .
Sejalan dengan berlakunya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang ditindak lanjuti dengan peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat daerah, telah ditetapkan peraturan daerah propinsi NTT Nomor 5 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata keja unit pelaksana teknis dinas (UPTD) provinsi NTT, sehingga dengan demikian terjadi perubahan nomenklatur cabang dinas menjadi unit pelaksana teknis dinas (UPTD).
Selanjutnya Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah kemudian digantikan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun tahun 2004 tentang pemerintah daerah, ditindak lanjuti dengan digantikannya peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah.
Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Ruteng, Manggarai, Nusa merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Provinsi Nusa Tenggara Timur . UPTD SAMSAT bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Aset Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam meningkatkan pendapatan daerah khususnya mengenai pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor. Adanya UPTD SAMSAT berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tugas pokok, fungsi, tata laksana serta susunan organisasi UPTD diatur dalam peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dan Badan. Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 22 UPT yang tersebar di Kabupaten/Kota.
1. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi perusahaan ; a) Visi :
1. Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang berkualitas, sejahtera, adil dan demokratis dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia.
2. Terwujudnya pendapatan dan pengelolaan aset daerah yang berkualitas, transparan, partisipatif dan akuntabel.
b) Misi :
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia aparat dan pelaksana pemungut pajak dan retribusi pada badan pendapatan dan aset daerah.
2. Memantapkan sistem pemungutan pajak, retribusi dan pengelolaan aset daerah.
3. Meningkatkan kapasitis kelembagaan badan pedapatan dan aset daerah
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pajak, retribusi dan pemantapan aset daerah secara cepat, tepat, mudah, adil dan tuntas.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang menjadi gambaran untuk masing-masing tugas dan kedudukan dalam suatu organisasi. Uraian struktur organisasi kantor SAMSAT sebagai berikut:
Kepala UPTD
Kabupaten Manggarai
Kasubag Tata Usaha
Kasubag Penetapan
dan Penagihan
Kasubag Verifikasi
Gambar 3.1
C. Job Description
1) Kepala UPTD Kabupaten Manggarai
Mempunyai tugas merencanakan operasional, mengkeordinir, mengendalikan, mengevaluasi dan membagi fungsi petunjuk kepada pegawai dengan memberi bimbingan sesuai dengan permasalahan dan tugas masing-masing supaya tercapai efesiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas, mengontrol hasil kerja karyawan berdasarkan agenda kerja untuk menemukan kesalahan-kesalahan guna penyempurna lebih lanjut. Merealisasikan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik dengan lisan maupun tulisan sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran aktualisasi penerapan tugas pelaksanaan ketatausahaan dan pungutan meliputi pungutan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar tercapainya penerimaan dan pendapatan daerah guna meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.
2) Kasubag Tata Usaha
Mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan ketatausahaan meliputi urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, tata usaha umum, serta memberi fungsi dan memberti arahan kepada pegawai sesuai dengan persoalan dan bidang tugas masing-masing agar pelaksanaan efesiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas, Mengawasi hasil kerja pegawai untuk menemukan kesalahan-kesalahan guna menyempurnakan lebih lanjut. Melakukan penyusunan agenda program kegiatan UPTD berdasarkan
masukan dari masing-masing devisi, agar tersedia program pekerjaan yang partisipatif, memeriksa dan merekapitulasi kehadiran pegawai sesuai daftar absen agar tersedia data bagi pembinaan kedisiplin pegawai, melaksanakan layanan administrasi umum dan teknis meliputi urusan kepegawaian,keuangan, tata usaha, perlengkapan, rumah tangga, dan perjalanan dinas untuk kefasihan pelaksanaan tugas. Memberi pelayanan humas kepada pegawailainnya secara transparan dan aturan sesuai petunjuk kapala atasan. Mengelolah salinan aktif sesuai pola kearsipan agar mudah dan cepat ditemukan, menata dan mengoreksi konsep naskah dinas lainnya sesuai ketentuan prosedur yang berlaku untuk kecepatan pelaksanaan tugas serta memberikan layanan administrative kepada semua unsur dilingkungan UPTD.
3) Kasubag Verifikasi
Mempunyai tugas merencaranakan dan melaksanakan verifikasi meliputi pengumpulan data, mengendalikan, mengevaluasi kegiatan pemeriksaan kebenaran penetapan pajak retribusi dan pendapatan lain-lain serta membagi tugas menyampaikan petunjuk kepada karyawan dalam memberi arahan sesuai dengan persoalan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Mengawasi hasil kerja tim untuk menemukan kesalah bagi penyempurnaan lebih lanjut. Melaksanakan registrasi seluruh objek pajak dan retribusi daerah untuk memberikan surat keterangan terdaftar bagai wajib pajak wajib retribusi pada register jatuh tempoh menurut jenis,model/tipe, merek dan tahunan penciptaan untuk tertib administrasi, menggarap data potensi ril, sebagai daftar perhitungan pajak demi peningkatan pendapatan daerah. Melangsungkan
pengecekan/pemeriksaan beserta menguji kembali kebenaran penetapan pajak, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain yang ditetapkan biar mudah terhindari dari kekeliruan. Mendata dan menginventaris pengaktualan penjangkauan pajak dengan melakukan arsip SKPD, potensi yang ada dan kenaikan obejek baru setiap bulan untuk penigkatan pendapatan daerah. Melaksanakan pengecekan/pemeriksaan kebenaran antara pembukuan dengan keadaan fisik uang bersamaan dengan jumalah obejk pajak untuk peningkatan pendapatan daerah, menyusun dan membetulkan konsep naskah dinas lainnya selaras dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku demi kelancaran pelaksanaan tugas, melaksanakan konsultan mengenai pelaksanaan kegiatan dengan pihak terkait guna mendapatkan anjuran dalam rangka kelancaran pengaktualan tugas, menyusun laporan bulanan, triwulan, tahunan kemudian hasil pelaksanaan tugas kedinasan, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dan sumber data yang ada akan dipergunakan sebagai bahan masukan atasan. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala baik secara lisan atau tulisan selaras dengan tugas dan fungsi dalam kelancaran pelaksanaan tugas serta pemberian surat keterangan terdaftar kendaraan bermotor berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar tercipta tertib administrasi.
4) Kasubag Penetapan dan Penagihan
Mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan penetapan dan penagihan pajak retribusi dan pendapatan lain-lain serta pemberian surat keterangan terdaftar untuk kendaraan bermotor berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar tercapai pencapaian target penerimaan.
Memeriksa hasil kerja bawahan untuk menemukan kekurangan-kekurangan guna melengkapi lebih lanjut, melaksanakan agenda penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, serta tambahan objek pajak baru, pendapatan lain-lain setiap bulan dan pembayaran pokok pajak untuk peningkatan penghasilan daerah. Mendata penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain untuk peningkatan pendapatan daerah. Melaksanakan pemunggutan pajak daerah dan penghasilan lain-lain untuk meningkatkan pendapatan daerah. Melaksanakan operasional bersama-sama dengan instansi terkait dalam pemunggutan pajak daerah untuk tercapai kerjasama yang tertib dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, membuat dan memperbaiki. Konsep naskah dinas lainnya sesuai ketentuan kebijakan yang berlaku demi kelancaran penerapan tugas. Membagikan layanan penjelasan kepada wajib pajak mengenai proses pemungutan pajak demi menigkatkan pemahaman wajib pajak. Menyelenggarakan konsultan pelaksana kegiatan dengan pihak terkait guna mendapatkan, masukan dalam kefasihan pelaksanaan tugas. Membuat laporan bulanan, triwulan, tahunan sehingga hasil pelaksanaan tugas dinas, lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dan sumber masukan yang ada hendak dipergunakan sebagai materi masukan atasan. Melangsungkan tugas kedinasan yang diberikan oleh Kepala baik secara lisan atau tulisan sesuai tugas dan fungsi demi kelancaran pelaksanaan tugas.
D. Hasil Penelitian
1. Realisasi penerimaan program keringanan Tax amnesty Tahun 2020 di UPTD Samsat Ruteng, Manggarai.
Pajak kendaraan bermotor dipungut dengan sistem official assasment system yang merupakan salah satu sistem pungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Besarnya PKB yang terutang. Besarnya PKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak yaitu 1,5% dengan dasar pengenaan pajak dan dasar pengenaan pajak yang diperoleh dari NJKB yang dikalikan dengan bobot. Di Nusa Tenggara Timur pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor merupakan pajak daerah yang memberikan kontribusi terbesar mencapai 70% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka dari itu pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini yang salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor. Program keringanan ini berlaku dari tanggal 15 Oktober-15 Desember 2020. Adanya peraturan Tax Amnesty untuk memberikan kesempatan kepada para wajib pajak yang mempunyai masalah menunggak hutang terhadap pajak kendaran bermotor. Oleh karena itu Pemerintah Nusa Tenggara Timur terus berupaya meningkatkan kesadaran wajib pajak melalui kebijakan perpajakan seperti kebijakan tax amnesty.
Disamping ini adalah realisasi penerimaan program keringanan Tax Amnesty Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2020 di UPTD Samsat Ruteng, Manggarai.
Tabel 3.1
Realisasi Penerimaan Keringanan Tax Amnesty Tahun 2020 di UPTD Samsat Ruteng, Manggarai.
Berdasarkan
JENIS KENDARAAN BERMOTOR
JUMLAH
RODA 2 RODA 4
UNIT Rp UNIT Rp UNIT Rp
WP yang mengikuti
Tax Amnesty 402 189.043.714 367 1.104.936.695 769 1.293.980.409
Realisasi penerimaan Tax Amnesty
339 132.346.511 262 907.269.142 601 1.039.615.653 Yang Tidak Membayar
63 56.697.203 105 197.667.553 168 254.364.864
Sumber data: UPTD Samsat Ruteng, Manggarai. (2021)
Tabel 3.2
Realisasi Keringanan Tax Amnesty Tahun 2020
WP yang mengikuti Tax Amnesty Realisasi Penerimaan Yang tidak membayar Rp Rp 1.293.980.409 Rp 1.039.615.653 Rp 254.364.864 Unit 769 601 168 Persentase 84,08% 15,92%
Sumber: data diolah 2021
Gambar 3.2
Realisasi Keringanan Tax Amnesty Tahun 2020
Pada tabel dan grafik diatas diketahui bahwa total WP yang mengikuti program keringanan tax amnesty sebanyak 769 unit kendaraan bermotor roda 2 maupun roda 4 yang terdaftar pada kantor Samsat Ruteng, Manggarai. Realisasi penerimaan program keringanan tax amnesty pada tahun 2020 sebesar Rp 1.039.615.653 yang dimana sebanyak 601 unit dengan presentase 84,08% WP kendaraan bermotor yang membayar pajak sedangkan sebanyak 168 unit dengan presentase 15,92% yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor
Beberapa faktor yang menyebabkan wajib pajak yang tidak datang membayar keringanannya adalah karena dari kondisi keuangan yang tidak
0 200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 WP yang mengikuti Tax Amnesty Realisasi
Penerimaan Yang tidak membayar 1,293,980,409
1,039,615,653
mencukupi ditambah dengan adanya covid-19 yang menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian masyarakat dalam hal ini Wajib Pajak. Bapak Kasinus Paduk (Selaku Kepala Sub Bagian Pendaftaran Evaluasi dan Verivikasi) dalam kutipan wawancara mengatakan:
“Pemberian keringanan tax amnesty ini sudah kami beritakan melalui sosial media baik itu facebook, whatsapp, instagram maupun spanduk ke setiap daerahnya, tapi masih ada wajib pajak yang tidak membayar pajak, kendala mereka tidak membayar dikarenakan mereka belum memiliki uang. Ketika masyarakat tidak punya uang dan kami memaksakan walaupun sudah diberikan keringanan tax amnesty tapi kalau mereka tidak punya uang kami juga bingung dan tidak bisa memaksa. Banyak masyarakat yang seperti ini yang sudah kami datangi rumahnya tapi mereka enggan membayar karena pendapatan mereka menurun dikarenakan adanya covid-19 ini yang menyebabkan keuangan mereka menurun dan mereka susah mencari kerja”.
Sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Sebastianus Jama’ (Selaku Sub Bidang Tata Usaha) ketika ditanya apakah dengan adanya program keringanan tax amnesty ini dapat mengoptimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor di Samsat Ruteng, Manggarai menyatakan:
„‟Mengoptimalkan iyah, meningkatkan juga iyah, tapi tidak begitu maksimal dikarenakan kondisi keuangan dari masyarakat sangat tidak memungkinkan untuk membayar pajak kendaraan ditambah lagi dengan adanya covid-19 yang menyebabkan perekonomian masyarakat menurun. tapi ada juga peningkatan walaupun tidak begitu besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya‟‟.
Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya covid-19 menyebabkan perekonomian masyarakat menurun, namun dengan adanya program keringanan tax amnesty ini sangat membantu masyrakat dalam hal pembayaran pajak kendaraan bermotor.
2. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019 dan 2020 di UPTD Samsat Ruteng, Manggarai.
Tabel 3.3
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019
Bulan 2019 Persentase (%) Januari Rp 15.348.621.247 8,54% Februari Rp 15.172.588.330 8,43% Maret Rp 15.198.756.789 8,45% April Rp 15.101.098.551 8,39% Mei Rp 14.125.189.667 7,85% Juni Rp 13.208.547.870 7,34% Juli Rp 13.096.433.771 7,28% Agustus Rp 15.389.681.557 8,56% September Rp 15.785.470.258 8,78% Oktober Rp 15.932.767.512 8,86% November Rp 15.720.356.221 8,74% Desember Rp 15.697.336.943 8,73% Jumlah Rp 179.776.848.716 100,00%
Sumber data: UPTD Samsat Ruteng, Manggarai. (2021) Tabel 3.4
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2020
Bulan 2020 Persentase (%) Januari Rp 16.989.912.072 9,37% Februari Rp 16.337.645.891 9,01% Maret Rp 14.067.883.002 7,76% April Rp 13.940.566.400 7,69% Mei Rp 13.784.786.260 7,60% Juni Rp 13.921.785.273 7,68% Juli Rp 13.075.445.088 7,21% Agustus Rp 13.036.037.099 7,19% September Rp 15.960.485.330 8,80% Oktober Rp 16.376.993.563 9,03% November Rp 16.996.996.274 9,37% Desember Rp 16.829.050.318 8,28% Jumlah Rp 181.317.586.570 100,00%
Sumber: data diolah 2021
Gambar 3.3
Pada gambar 3.3 menunjukan bahwa realisasi pendapatan pajak kendaraan bermotor selama bulan Oktober-Desember 2020 atau bulan dimana sedang berlangsungnya program keringanan tax amnesty mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2019. Dan peningkatan tertinggi terjadi pada bulan November yang terjadi peningkatan sebesar Rp 1.276.640.053 dari Rp 15.720.356.221 ditahun 2019 menjadi Rp 16.996.996.274 ditahun 2020.
3. Perbandingan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019 dan 2020 selama 2 bulan
Tabel 3.5
Perbandingan PKB Tahun 2019 dan 2020 Selama 2 Bulan
Bulan 2019 2020 Selisih Persentase
(%) November Rp 15.720.356.221 Rp 16.996.996.274 Rp 1.276.640.053 53,0% Desember Rp 15.697.336.943 Rp 16.829.050.318 Rp 1.131.713.375 47,0% Jumlah Rp 31.417.693.155 Rp 33.826.046.592 Rp 2.408.353.437 100% Rata-rata Rp 15.708.846.577 Rp 16.913.023.296 Rp 1.204.176.719 0 2,000,000,000 4,000,000,000 6,000,000,000 8,000,000,000 10,000,000,000 12,000,000,000 14,000,000,000 16,000,000,000 18,000,000,000 2019 2020
Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2019 dan 2020
Sumber: data diolah 2021
Gambar 3.4
Perbandingan PKB Tahun 2019 dan 2020 Selama 2 Bulan
Pada tabel dan grafik diatas membandingkan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor selama 2 bulan yang berlangsung program keringanan tax amnesty ditahun 2020 dan bulan yang sama ditahun 2019 yang tidak ada program tax amnesty. Ditahun 2019 realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor sebesar Rp 31.417.693.155 dan meningkat sebesar Rp 2.408.353.437 di tahun 2020 menjadi Rp 33.826.046.592, dengan selisih sebesar Rp 1.276.640.053 pada bulan November dan sebesar Rp 1.131.713.375 pada bulan Desember, serta persentase sebesar 53,0% pada bulan November dan 47,0% pada bulan Desember. Perbedan nilai rata-rata penerimaan pajak kendaraan bermotor saat program keringanan tax amnesty yaitu terdapat selisih Rp 1.204.176.719, maka dapat disimpulkan bahwa program keringanan tax amnesty tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat Ruteng, Manggarai. 15,720,356,221 15,697,336,943 16,996,996,274 16,829,050,318 15,000,000,000 15,500,000,000 16,000,000,000 16,500,000,000 17,000,000,000 17,500,000,000 November Desember 2019 2020
E.
Pembahasan
Dengan adanya Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 mengenai program keringanan Tax Amnesty sangat membantu wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi penerimaan pajak kendaraan bermotor dari program keringanan tax amnesty pada tahun 2020 sebesar Rp 1.039.615.653 yang dimana sebanyak 601 unit dengan presentase 84,08% wajib pajak kendaraan bermotor yang membayar pajak sedangkan sebanyak 168 unit dengan presentase 15,92% yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor. Pendapatan ini termasuk wajib pajak yang mengikuti program keringanan tax amnesty yang dimana diperoleh dari data yang telah ditetapkan berdasarkan pendapat dari sub bagian verivikasi Samsat Ruteng, Manggarai.
Adanya program keringanan tax amnesty dapat menghidupkan kembali objek pajak yang telah lama menunggak pajak. Objek pajak yang menunggak biasanya datang membayar pajak adalah yang menunggak sekitar 1-2 tahun tapi dengan diberikannya keringanan pokok pajak dan penghapusan denda bagi objek pajak yang menunggak banyak pemilik kendaraan tersebut yang datang untuk memanfaatkan program keringanan tax amnesty ini karena beban pajak mereka berkurang.
Perbedaan penerimaan pendapatan yang sedikit saat dilakukannya Tax Amnesty dan tidak dilakukannya program tersebut disinyalir karena masuknya Covid-19 pada bulan maret 2020, karena pada saat memasuki periode pandemi tersebut, banyak pekerja-pekerja yang di PHK dari tempat ia bekerja sehingga berpengaruh pada pendapatan masyarakat. Selain itu untuk masyarakat yang bekerja bukan pada kantor (bukan karyawan) juga tidak dapat melakukan
aktivitas pekerjaannya dengan adanya PSBB yang di programkan pemerintah guna menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Untuk pedagang sendiri pada periode pandemi tersebut mengalami penurunan pendapatan karena daya beli yang menurun dari masyarakat.
Pada gambaran situasi diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya pendapatan dari program Tax Amnesty yang dijalankan pendapatannya masih belum maksimal karena adanya Covid-19, sehingga masyarakat yang seharusnya menjadi target sasaran tidak semuanya memanfaatkan adanya program Tax Amnesty tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dilihat dari kontribusi penerimaan pajak kendaraan bermotor dari program keringanan tax amnesty sebesar Rp 1.039.615.653 dari total penerimaan pajak kendaraan bermotor tahun 2020 sebesar Rp 181.317.586.570. Tidak terlalu besar penerimaan dari adanya program keringanan tax amnesty terhadap pendapatan pajak kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan karena kondisi keuangan yang menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian masyarakat dalam hal ini wajib pajak. 2. Adanya program keringanan tax amnesty ini dapat menghidupkan
kembali objek pajak yang telah lama menunggak pajak. Objek pajak yang menunggak biasanya datang membayar pajak adalah yang menunggak sekitar 1-2 tahun tapi dengan diberikannya keringanan pokok pajak dan penghapusan denda bagi objek pajak yang menunggak banyak pemilik kendaraan tersebut yang datang untuk memanfaatkan program keringanan tax amnesty ini karena beban pajak mereka berkurang.
3. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 tentang Tax Amnesty Pemberian Keringanan dan Pembebasan Sanksi Admistrasi Pajak Kendaraan Bermotor dapat mengoptimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor walaupun penerimaannya tidak terlalu besar.
B. SARAN
1. Bagi Pemeritah Daerah
Ketika mengambil ataupun mengeluarkan kebijakan seperti mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang keringanan ini kiranya dapat menyusun perencanaan atau mempersiapkan dengan baik terlebih dahulu sehingga kebijakan yang dilakukan dapat terlaksana secara efektif.
2. Bagi Kantor Samsat Ruteng, Manggarai
Kantor Samsat diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi dalam mengoptimalisasi program keringanan tax amnesty guna meningkatkan pendapatan pajak kendaraan bermotor serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
3. Bagi Wajib Pajak
Penerapan program keringanan tax amnesty pada sanksi administrasipajak kendaraan bermotor diadakan agar masyarakat dibebaskan dari denda keterlambatan atas pelunasan pajak kendaraan bermotor. Tentu dengan kebijakan ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan program keringanan tax amnesty maupun program keringanan lainnya dengan sebaik mungkin, guna membantu wajib pajak dalam menunggak hutang pajak kendaraan bermotor, khususnya masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Artikel.
Burton, I. (2013). Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta Darussalam . (2014). Tax Amnesty. Jakarta
Erwin Silitonga dan Zainal Mutaqqin. (2013). Jenis-jenis Amnesty Hery. (2014). Akuntansi Pajak. Grasindo. Jakarta
Mardiasmo. (2016). Perpajakan. Edisi Terbaru. Andi. Yogyakarta
Meilani wondal, dkk.(2018). Impikasi Penerapan Peraturan Gubernur No.42 Tahun 2017 Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Manado. Jurnal riset Goong corcern. Volume 1 No 3-5
Meilani wondal, dkk.(2018). Impikasi Penerapan Peraturan Gubernur No.42 Tahun 2017 Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Manado. Jurnal riset Goong corcern. Volume 1 No 10-17 Mulyono, Djoko. (2014). Akuntansi Pajak. Salemba Empat. Jakarta
Mutaqqin. (2013). Pengertian Tax Amnesty
Pohan, Chairil Anwar. (2013) Pengantar Perpajakan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Purwono, Herry. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Erlangga: Jakarta
Trisni Suryarini, Tarsis Tarmudji, (2012). Pajak Di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta
Siahaan, Marihot P. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah-Ed. Revisi-cet.4.-Jakarta: Rajawali Pers, (2016).
Soemahamidjaja Soeparman. (2008). Pajak Berdasarkan Azaz Gotong-royong. Jakarta. Erlangga.
Soemitro Rochmat. (1998). Dasar-dasar Hukum pajak dan pajak pendapatan. Rafika Aditama
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta Sugiyono. (2012). Populasi dan Sampel. Bandung:Alfabeta
Supriyanto, E. (2015). Akuntansi Perpajakan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Waluyo, (2011). Perpajakan Indonesia. Edisi Sepuluh. Buku Satu. Salemba Empat:Jakarta
Sumber Undang-Undang.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang kententuan umum dan tata cara perpajakan.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Perpajakan membahas tentang Pengertian pajak.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 57 Tahun 2020 Tentang Tax Amnesty.
Peraturan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2020, Tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sumber Internet.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengampunan_pajak/diakeses pada/11 april 2021/09.01
https://www.advernesia.com/blog/data-science/pengertian-data-kuantitaif-dan-kualitatif-serta-contohnya/diakses pada/17 april 2021/15.23
http://repository.unpas.ac.id/33518/5/7.20%BAB%20III.pdf/diakses pada/18 april 2021/15.48
https://penelitianilmiah.com/teknik-analisis-data/diakses pada/18 april 2021/15;58 https://eprints.uny.ac.id/23960/5/5.%20BAB%20III.pdf/diakses pada/18 april 2021/16.01
http://www.kemenkeu.go.id/sites/defalut/files/analisis%20Implementasi%20Tax% 20Amnesty%20di%20Indonesia.pdf/diakses pada/21 April 2021/23.33
https;//www.neliti.com/id/publications/193642/implementasi-penagihan-pajak-sesuai-undang-undang-nomor-19-tahun-1997-jo-undang/diakses pada/25 juni 2021/21.24
https;//kupang.tribunnews.com/2020/10/22/pemprov-ntt-beri-pengampunan-pajak-bagi-masyarakat-di-tengah-pandemi/diakses pada/25 juni 22.03
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA
Wawancara Pihak Pegawai Samsat Ruteng, Manggarai :
1. Bagaimana pendapat bapak mengenai adanya Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur mengenai Tax Amnesty?
„‟Adanya peraturan gubernur mengenai tax amnesty ini sangat bagus menurut saya, mengapa, karena melihat kondisi yang dialami oleh masyarakat manggarai dengan adanya covid-19 dapat sedikit membantu keringanan atas pajak kendaraan motornya„‟
2. Apakah dengan adanya Peraturan Gubernur ini dapat mengoptimalkan serta menaikan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat Ruteng, Manggarai?
„‟Mengoptimalkan iyah, meningkatkan juga iyah, tapi tidak begitu maksimal dikarenakan kondisi keuangan dari masyarakat sangat tidak memungkinkan untuk membayar pajak kendaraan ditambah lagi dengan adanya covid-19 yang menyebabkan perekonomian masyarakat menurun. tapi ada juga peningkatan walaupun tidak begitu besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya‟‟
3. Bagaimana mekanisme pada program keringanan tax amnesty?
“Mekanisme pada program keringanan tax amnesty ini dimana diwajibkan kepada wajib pajak kendaraan roda 2 dan 4 untuk membayar pokok pajak