• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 212008008 Full Text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 212008008 Full Text"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

STRES KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PRA PURNA KARYA DI DAMATEX SALATIGA

Michael Arviano Tejasurya

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRACT

Normally, every proffesion that people posses will end with the retirement. In the period of pre-retirement, it is sure that several problems may rise up one of them is jobs stress. jobs stress during pre-retirement period is occurred because of several factors, like organization factor, social enviroment factor, and individual factor.

The purpose of this research is to discover jobs stress factors on pre-retirement employees and its effect on employees' work performances. This research is objected to pre-retirement employees at Damatex Salatiga with saturation sampling method with 41 employees as research sample.

The Result of the research from retirement program and reirement preparation program

don’t affect the stress in employees at Damatex Salatiga. The social support don’t affect the stress. However individual factor also affect stress, where there is a type A personality. And the finding of stress impact into performance has positive effect or eustress in employee performance at Damatex Salatiga.

Key Words : Jobs Stress, Performance, Pre-Retirement

1. Pendahuluan

Manusia pada masa bekerja tidak semua berjalan dengan lancar, terkadang

muncul stres dalam bekerja. Stres merupakan suatu kondisi dinamik (selalu

berubah) pada individu yang diharapkan pada suatu peluang, kendala dengan

tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan serta hasilnya di persepsikan

sebagai tidak pasti dan penting (Robbins, 2008). Menurut Handoko (2000) stres

merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir

(2)

2

Stres kerja tidak datang dengan sendiriya, stres kerja muncul karena

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Robbins (2008) mengatakan bahwa timbulnya

stres di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor organisasi, faktor lingkungan,

dan faktor individu. Dalam faktor organisasi terdapat faktor-faktor yang

berpengaruh pada tingkat stress karyawan, yaitu: tuntutan tugas, tuntutan peran,

tuntutan antarpribadi, dan struktur organisasi (Robbins, 2008). Dan ada faktor lain

dalam faktor organisasi menurut Palmore (2000) yaitu adanya program purna karya.

Dimana ada tidaknya program purna karya yang diberikan pada karyawan dapat

mempengaruhi tingkat stres kerja.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari faktor lingkungan, salah

satunya adalah lingkungan sosial, dimana manusia membutuhkan orang lain untuk

dapat memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu setiap manusia perlu adanya

dukungan sosial. Pada hasil penelitian yang dilakukan Afina Murtiningrum (2006)

mengemukakan dua alasan keberadaan dukugan sosial. Pertama, individu

membutuhkan bantuan orang lain bilamana tujuan atau aktivitas pekerjaan

demikian luas dan kompleks sehingga tidak dapat menyelesaikan sendiri. Kedua,

hubungan antara karyawan itu mempunyai nilai sebagai tujuan yaitu pekerjaan yang

menuntut hubungan saling membantu. Dukungan sosial menurut Robbins (2008)

yaitu hubungan dengan kolega, rekan kerja atau atasan dapat menyangga dampak

stress. Dimana dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap stres pada karyawan,

semakin banyak dukungan sosial maka tingkat stres akan rendah begitu pula

(3)

3

Dalam faktor individu terdapat berbagai macam jenis kepribadian, salah

satunya kepribadian yang mempunyai tingkat yang berbeda dalam menghadapi

stres (Handoko, 2001). Dan dalam menghadapi stres tersebut Handoko

membaginya menjadi 2 kepribadian yaitu : kepribadian tipe A dan kepribadian tipe

B. Dimana kepribadian Tipe A merupakan kepribadian yang lebih rentan

mengalami stres dibanding kepribadian tipe B (Kreitner dan Kinicki, 2005).

Dikarenakan pada kepribadian tipe A merupakan kepribadian yang pola

perilakunya sangat ambisius dan agresif, selalu bekerja untuk mencapai sesuatu,

berlomba dengan waktu, dan terlibat penuh pada tugas-tugas pekerjaannya.

Akibatnya, individu dengan pola perilaku tipe A selalu berada dalam keadaan

tegang dan stres (Robbins, 2008).

Stres kerja juga dapat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.

Menurut Rosidah (2003) kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Akibat pengaruh stres

tersebut akan membuat kinerja mengalami perubahan. Menurut Kirkcaldy dalam

Gita Pratiwi (2010) stres kerja dapat mempengaruhi penurunan kinerja karyawan.

Hal ini didukung dari hasil penelitian Hidayati (2007) yang mengukur ada

hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja. Semakin tinggi

stres kerja maka semakin rendah kinerja. Namun Stres dapat juga berakibat positif

dinamakan eustres, dimana stres ini dapat mendorong dan memotivasi kinerja

seseorang untuk bertindak lebih cepat dan meningkatkan kemampuannya (Walker.

(4)

4

Karyawan merupakan seseorang atau sekumpulan orang yang bekerja pada

suatu badan usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan

imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang

bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut

diberikan secara mingguan (Tanjil Alamin, 2010). Setiap karyawan akan

mengalami masa pra purna karya, dimana dialami setiap karyawan saat menginjak

umur 50-55 tahun (Sedarmayanti, 2008). Karyawan yang menginjak pada masa

tersebut adalah karyawan pra purna karya. Karyawan pra purna karya adalah

seorang pekerja di suatu organisasi yang telah memasuki masa pensiun. Dimana

masa pra pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang siap

dalam menghadapinya. Ketidaksiapan ini pada umumnya timbul karena adanya

kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu sehabis pensiun

(Agustina, 2007).

Damatex Salatiga adalah salah satu cabang perusahaan yang tergabung

dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan luas pabrik

mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m2, serta jumlah tenaga kerja

mencapai 2.800 karyawan (januari 2009). Dengan jumlah tenaga kerja yang besar

terdapat karyawan pra purna karya yang berumur 50 sampai 55 tahun sejumlah 41

karyawan.

Dengan melihat latar belakang penelitian diatas maka penulis mengangkat

(5)

5 Persoalan penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka penulis rumuskan persoalan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah program purna karya dan program persiapan karyawan pra

purna karya sebagai faktor organisasi berpengaruh terhadap stres kerja

pada karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ?

2. Apakah dukungan sosial sebagai faktor lingkungan berpengaruh

terhadap stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex

Salatiga?

3. Apakah kepribadian karyawan sebagai faktor individu berpengaruh

terhadap stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex

Salatiga?

4. Apakah stres kerja tersebut berdampak pada kinerja karyawan pra purna

karya di Damatex Salatiga ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : (i) Mengetahui program prurna karya dan

persiapan pra purna karya, dukungan sosial, dan kepribadian karyawan berpengaruh

terhadap stres kerja pada pra purna karya di Damatex Salatiga; (ii) Mengetahui

(6)

6

2. Landasan Teori, Hipotesis , dan Model Penelitian Stres Kerja

Definisi tentang stres kerja yang dikemukakan oleh antara para ahli satu

dengan lainnya berbeda-beda. Namun konsep penyertaannya tidaklah berbeda.

Menurut Handoko (2000) stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dalam bekerja. Jika

karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu

kemampuan seseorang karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan

pekerjaan yang akan dilakukannya.

Menurut Beehr dan Franz (2002) stres kerja sebagai suatu proses yang

menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan,

tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Definisi lain dikemukakan

Mangkunegara (2005) stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa

tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.

Persamaan stres kerja menurut ahli-ahli tersebut sama-sama menunjukan

stres kerja sebagai suatu kondisi yang dirasakan manusia dan mempengaruhi

kondisi seseorang dalam melakukan pekerjaan. Jadi stres kerja dapat di definisikan

menurut penulis sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap situasi yang

mempengaruhi seseorang dalam bekerja dimana kondisi tersebut akan membuat

seseorang karyawan tertekan.

Dampak Stres Kerja

Dampak dari stres kerja dapat di kelompokan menjadi 3 kategori menurut

(7)

7

a. Gejala Fisiologis, bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam

metabolisme, meningkatkan laju detak jantung, dan pernapasan,

menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.

b. Gejala Psikologis, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat

menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. Dan dalam bekerja muncul

ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, konsentrasi

berkurang dan menunda-nunda pekerjaan.

c. Gejala Perilaku, mencangkup perubahan dalam kebiasaan hidup, gelisah,

merokok, nafsu makan berlebihan, dan gangguan tidur.

Dampak stres menurut penulis akibat dari stres sendiri dapat

mempengaruhi fisik, psikologi, dan perilaku manusia. Kebanyakan akibat tersebut

mempengaruhi manusia secara negatif. Dimana stres tersebut akan berpengaruh

terhadap aktivitas seseorang atau pekerjaan seseorang, sehingga akan mengalami

tekanan yang di akibatkan dari stres tersebut.

Jenis-jenis stres

Selye dalam Jaza Anil Chusna (2010) mengatakan bahwa terdapat dua

jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres

yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Ini adalah semua

bentuk stres yang mendorong tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan

kemampuan untuk beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang

dialami untuk membantu melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa,

(8)

8

Di sisi lain, distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak

sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Distres adalah semua bentuk stres

yang melebihi kemampuan untuk mengatasinya, membebani tubuh, dan

menyebabkan masalah fisik atau psikologis. Ketika seseorang mengalami distres,

orang tersebut akan cenderung bereaksi secara berlebihan, bingung, dan tidak dapat

berperforma secara maksimal (Walker.J 2002).

Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stres Kerja

Menurut Robbins (2008) mengatakan timbulnya stres di pengaruhi oleh

beberapa faktor-faktor :

1. Faktor Organisasi

Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan

dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan

karyawan. Seperti Tuntutan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, Kerja

yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan

stres tinggi.

2. Faktor Lingkungan

Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada

karyawan. Dimana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong

seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan

sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi.

3. Faktor Individu

Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres

(9)

9

terhadap stres pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang akan

menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak.

Kinerja

Definisi kinerja yang dikemukakan para ahli pun berbeda-beda, menurut

Mangkunegara (2001) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawabnya. Namun Menurut Rosidah (2003) kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta

waktu.

Menurut Penulis kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan oleh atasan kepada karyawan di suatu perusahaan. Kinerja

juga digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil kerja karyawan dalam

melaksanakan tanggung jawabnya dalam bekerja di suatu perusahaan.

Pengaruh Antar Variabel

Dimana menjelaskan hubungan antar variabel pada faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pra

purna karya di Damatex Salatiga.

1. Program- program purna karya berpengaruh terhadap stres

Dimana program yang dijalankan perusahaan dalam menunjang

(10)

10

program purna karya seperti adanya pesangon dan jamsostek (Palmore,

2000). Adanya program-program purna karya tersebut dapat memberikan

kepuasan kepada karyawan pra pensiun, Sebaliknya semakin sedikit

program pesangon atau tidak mendapatkan dana pensiun akan membuat

karyawan tersebut stres (Martins Femi Dada & AI Idowu, 2004).

Selain program purna karya ada program persiapan pra purna karya

dimana dalam mempersiapakan pensiun, karyawan pra pensiun seharusnya

sudah mempersiapkan diri setelah pensiun nanti (Palmore.2000). Dengan

memikirkan kedepannya karyawan pra purna karya akan melakukan

kegiatan setelah pensiun, seperti berwirausaha. Upaya ini di dukung oleh

perusahaan dalam memberikan fasilitas berupa seminar dan latihan berusaha

guna meringankan beban karyawan dalam mempersiapkan pensiun. Dengan

diberikannya program tersebut maka karyawan akan mendapatkan berbagai

motivasi setelah pensiun, ketrampilan berwirausaha, cara menghadapi post

power sindrome, dan cara menghadapi stres kerja (Tavip Sunandar, 2002).

Tapi tidak semua karyawan siap dalam menjalankan perisapan sebelum

pensiun, masih banyak yang tidak mempersiapkan sehingga begitu mereka

pensiun akan banyak karyawan yang tertekan atau stres.

H1 = Program pensiun dan program persiapan pensiun berpengaruh

terhadap stres karyawan pra purna karya.

2. Dukungan Sosial Berpengaruh Terhadap Stres

Dukungan sangat dibutuhkan semua orang, terutama pada karyawan

(11)

11

emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang-

orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis

yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Dukungan-dukungan tersebut

dapat berasal dari keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja (Saranson,

2009), seperti karyawan yang akan pensiun mendapat dukungan dari

kelurga dan rekannya sehingga setelah pensiun karyawan tersebut tidak

mengalami tekanan setelah. Dimana karyawan yang tidak mendapatkan

dukungan akan tertekan atau stres ketika menghadapi masa pensiun. Jadi

dukungan untuk karyawan pra pensiun dapat mempengaruhi tingkat stres

karyawan. Pendapat ini didukung oleh Atkinson (2005) dan hasil penelitian

Ajeng Ryzkanevi (2009) menyatakan bahwa stres akan rendah apabila

individu memiliki dukungan sosial begitu pula sebaliknya stres akan tinggi

apabila rendahnya dukungan sosial yang diberikan.

Dukungan sosial sendiri menurut penulis merupakan bentuk

pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan

oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, teman, saudara, rekan

kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang

bersangkutan

H2 = Dukungan Sosial berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna

karya

3. Kepribadian karyawan Berpengaruh Terhadap Stres

Menurut Robbin (2001:142) dalam diri seseorang terbagi menjadi 2

(12)

12

kepribadian tersebut yang mempengaruhi pada stres kerja adalah tipe A.

Kepribadaian tipe A adalah kepribadian yang melibatkan secara agresif

dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak waktu yang

lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal

lain, Pada tipe ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres karena

tipe ini lebih condong agresif , mudah panik, selalu berhati-hati, dan suka

pada tantangan Robbin (2001). Hal ini didukung hasil penelitian

Sutarto(2008) dimana kepribadian tipe A adalah kepribadian yang mudah

mengalami stres, selalu berhati-hati, agresif, dan menjunjung tinggi

tanggung jawab.

H3 = Kepribadian karyawan berpengaruh terhadap stres karyawan pra

purna karya

4. Dampak Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pra Purna Karya

Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia dalam

bentuk tertentu. Tak seorangpun dapat terhindar dari stres. Stres kerja perlu

perhatian khusus dari Damatex Salatiga agar tidak mengganggu kinerja para

karyawan pra purna karya dan merugikan perusahaan. Meskipun dampak

stres terbagi menjadi 2 yaitu distres (stres negarif) dan uestres (stres positif).

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997) dampak stres yang rendah akan

berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan

dampak stres yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan, seperti

(13)

13

ada gairah dalam bekerja atau bekerja menjadi asal-asalan, Sering bolos

bekerja dan datang selalu terlambat. Hal ini didukung dari hasil penelitian

Arif (2011) dimana stres yang tinggi dapat berpengaruh pada kinerja

karyawan.

H4 = Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pra Purna

Karya

Model Penelitian

Bagan 2.1

3. Metode Penelitian

Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitaif, dimana penelitian ini akan di proses dengan data

staistika. Sedangkan sumber data pada data primer dan sekunder. Untuk

memperoleh data dan informasi yang valid, akurat serta meyakinkan yang berkaitan

Faktor Organisasi (Program Purna Karya &Persiapan Pra Purna

Karya)

Faktor Lingkungan (Dukungan Sosial)

Faktor Individu (Kepribadian

STRES KERJA

Kinerja Karyawan Pra

(14)

14

dengan penelitian ini. Dimana penelitian ini akan bersumber pada subyek-subyek

dari karyawan-karyawan pra purna karya yang berada di Damatex Salatiga.

Populasi dan Sampel

Dalam populasi penelitian ini adalah 41 karyawan pra purna karya yang

memasuki masa pensiun dalam kurun waktu 1-5 tahun di Damatex Salatiga dengan

obyek karyawan

berumur minimal 50 tahun sampai dengan 55 tahun. Semuanya dijadikan sampel

dalam penelitian ini Dengan menggunakan metode samplingnya Saturation

Sampling, dimana peneliti menggunakan keseluruhan populasi untuk

mempermudah penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengunpulkan data yang berkaitan dengan

penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah Teknik Kuisioner, yaitu

penulis melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan kuisioner kepada

para karyawan pra purna karya guna mendapatkan informasi-informasi tambahan

dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah model likert. Dengan

menggunakan skala likert dimana memiliki lima macam pilihan yaitu : (SS) Sangat

Setuju, (S) Setuju, (TS), Ragu Ragu (RR), Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak

Setuju..

Dimana penelitian ini akan di uji dengan uji asumsi klasik guna untuk

mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang diperlukan benar-benar bebas dari

(15)

15

(Ghozali,2005), selain uji asumsi klasik akan di uji pula menggunakan uji reabilitas

dan uji validitas.

Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antar variabel yang

dianalisis tersebut digunakan regresi linear berganda. Unuk mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh terhadapstres kerja dengan rumus sebagai berikut :

Y1 = A+B1x1+B2x2+B3x3 Dimana :

Y = Stres kerja

A = Konstanta

B1x1 = Program purna karya dan persiapan pra purna karya

B2x2 = Dukungan sosial

B3x3 = Kepribadian karyawan

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja

karyawan pra purna karya, dapat dilakukan dengan teknik regresi linear sederhana.

Dengan rumus sebagai berikut :

Y2 = A+ Bx4 Y2 = Kinerja

Bx4 = Stres Kerja

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Profil perusahaan

PT. Daya Manunggal didirikan pada hari jumat 17 Februari 1961 Dengan akte

(16)

16

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dengan di prakasai oleh Bapak Musa dan

Bapak The Nien King. Dimana merupakan salah satu cabang perusahaan yang

tergabung dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan

Adanya perkembangan dan perluasan pabrik sehingga mencapai luas pabrik

mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m2 dengan jumlah tenaga kerja

mencapai 2.800 karyawan (january 2009).

Tujuan didirikannya Damatex adalah:

a. Mendapatkan keuntungan

b. Membantu pemerintahan dalam menyediakan lapangan pekerjaan

c. Membantu pemerintah dalam menyediakan bahan sandang bagi

masyarakat

d. Membantu pemerintah dalam peningkatan eksport non migas.

Profil Responden

Gambaran umum responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 variabel

dengan 41 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden dimana jenis kelamin

pria sebesar 76% dan wanita 24%. Berdasarkan umur responden dimana umur

responden terdiri dari 50-54 tahun dan umur terbanyak 29% pada umur 54 tahun

dan di susul 24% pada umur 50 tahun.. Berdasarkan jumlah tanggungan responden

dimana jumlah tanggungan terbanyak 54% pada jumlah tanggungan 3 orang dan di

susul 24% pada jumlah tanggungan 1 orang. Dan berdasarkan status kerja pasangan

responden yang tertinggi 76% dimana pasangan kerja responden tidak

(17)

17

Dalam penelitian ini perlu di dilakukan uji asumsi klasik, dimana terdiri dari

uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja akan di uji dimana

dari uji multikolinearitas menunjukan hasil perhitungan VIF tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 yaitu Program pensiun dan

program persiapan pra pensiun sebesar 1.144, Dukungan sosial sebesar 1.126, dan

Kepribadian sebesar 1.085 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji heteroskedastisitas

(Glejser) menunjukan signifikan Program pensiun dan program persiapan pra

pensiun sebesar 0.447, Dukungan sosial sebesar 0.964, dan Kepribadian sebesar

0.929 hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat

disimpulkan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.

(18)

18

menunjukan durbin-watson test =1.960 dan data dl = 1.348 dan du= 1.6603 dengan

k=3 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai 4-du maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Dari uji

normalitas menunjukan Kolmogorov-Smirnov pada program pensiun dan program

persiapan pra pensiun sebesar 0.797, dukungan sosial sebesar 1.105, kepribadian

sebesar 0.932, dan stres karyawan sebesar 0.846.Sedangkan pada signifikan pada

program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 0.548, dukungan sosial

sebesar 0.174, kepribadian sebesar 0.350, dan stres karyawan sebesar 0.471 hal ini

berarti data pada uji normalitas tersebut normal karena diatas signifikan 5%.( untuk

lebih jelas dapat dilihat di lampiran).

Untuk mengetahui apakah stres kerja berdampak pada kinerja maka akan

dilakukan uji asumsi klasik. Pertama digunakan uji multikolinearitas menunjukan

hasil perhitungan VIF tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih

besar dari 10 yaitu Stres kerja sebesar 1.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji

heteroskedastisitas (Glejser) menunjukan signifikan Stres kerja sebesar 0.190 hal

ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat disimpulkan

tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi. Dari uji

autokorelasi menunjukan durbin-watson test =1.640 dan data dl = 1.594 dan du=

1.4493 dengan k=1 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai

4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

(19)

19

signifikan 5%, jadi ditemukan r tabel sebesar 0.20195. dan untuk menguji validnya

data dengan membandingkan dengan r hasil > r tabel. Apabila hasil < dari makan

data tersebut tdak valid.

 Program pensiun dan persiapan pensiun

Tabel 4.2 Uji Validitas

Total Correlation Valid /tidak valid

VAR00001 13.7805 5.726 .661 Valid

(20)

20

Total Correlation Valid /tidak valid

VAR00001 13.4390 5.102 -.143 Tidak valid

0,6.pada variabel dukungan sosial ditemukan sebesar 0.675, jadi dinyatakan

reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).

(21)

21

Terdapat item yang tidak valid dimana berada di bawah r tabel pada item

nomor 3,4,6,9, dan 10. Sehingga item tersebut akan dikeluarkan dan tidak

digunakan dalam analisis berikutnya.

Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari

0,6.pada variabel kepribadian karyawan ditemukan sebesar 0.764, jadi dinyatakan

reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).

(22)

22

Pada uji validitas tidak terdapat item yang tidak valid dengan kurang dari

0.20195. Sehingga semua item yang valid akan digunakan dalam analsis

selanjutnya

Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari

0,6.pada variabel stres kerja karyawan ditemukan sebesar 0.736, jadi dinyatakan

reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).

Kinerja

0,6.pada variabel Dampak stres terhadap kinerja karyawan ditemukan sebesar

0.793, jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap

(23)

23 3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini akan di akhiri uji hipotesis dimana uji ini akan

mengetahui hipotesis penelitian ini berpengaruh atau tidaknya dengan

menggunakan uji regresi.

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Regresi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja karyawan pra purna karya

Coefficientsa

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada program pensiun dan

persiapan pensiun ditemukan sebesar 0.821 dengan tingkat signifikan sebesar 5%,

maka dapat disimpulkan hipotesis pertama ditolak dikarenakan faktor program

pensiun dan persiapan pensiun tidak berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna

karya di Damatex Salatiga. Dimana program yang diberikan kepada karyawan pra

purna karya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan undang-undang no 13 tahun

2003 tentang ketenagakerjaan dengan tidak menunda-nunda pemberian program

tersebut dan dapat memberikan kepuasan pada karyawan. Dari hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan Martins Femi Dada & AI Idowu (2004) dimana faktor

organisasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan. Tapi penelitian ini didukung

(24)

24

mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan.

Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan

atas masa depan para karyawannya. Karena karyawan tetap memiliki penghasilan

pada saat mereka mencapai usia pensiun sehingga karyawan tidak akan mengalami

tekanan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada dukungan sosial

ditemukan sebesar 0.056 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan

hipotesis kedua ditolak dikarenakan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap

tingkat stres karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Apabila karyawan pra

purna karya mendapat dukungan sosial baik dari keluarga dan rekan kerja maka

tingkat stres akan lebih rendah dibandingkan karyawan yang tidak mendapat

dukungan sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan

bahwa stres akan rendah apabila adanya dukungan sosial

yang diberikan. Dimana dukungan sosial yang tinggi seperti adanya dorongan

dalam memasuki masa purna karya akan berdampak pada stres yang rendah pada

karyawan pra purna karya.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui pada kepribadian karyawan sebesar

0.025 dengan tingkat signifikan sebesar 5%, maka dapat di simpulkan bahwa

hipotesis ketiga diterima dikarenakan kepribadian karyawan pra purna karya di

Damatex ini berpengaruh terhadap stres kerja, dimana kepribadian yang

berpengaruh terhadap stres adalah kepribadian tipe A sedangkan kepribadian tipe B

adalah kepribadian yang tidak mudah mengalami stres. Dan dalam penelitian ini

(25)

25

kepribadian tipe A dengan ciri-ciri mudah panik, suka tantangan, selalu berhati-hati

dalam beraktivitas, selalu terburu-buru dalam bekerja, dll. Hasil penelitian ini

sejalan dengan Robbins (2001) dimana kepribadian karyawan terbagi menjadi 2

yaitu tipe A yang lebih mudah mengalami stres dan tipe B yang tidak mudah

mengalami stres, dan pada penelitian karyawan pra purna karya di Damatex

Salatiga ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres yaitu kepribadian

manusia tipe A.

Dimana pada faktor program purna karya dan program persiapan pra purna

karya, faktor dukungan sosial, dan faktor kepribadian terhadap stres dapat dilihat

pada r square nya sebesar 0.26, jadi faktor organisasi,faktor lingkungan , dan faktor

individu yang mempengaruhi stres pada karyawan pra purna karya berpengaruh

sejumlah 26% dan sisanya 74% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan

pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja.

Y = 2.084 + (-0.035) 0.821 + (-0.474) 0.056 + (0.534) 0.025

Hasil dari persamaan tersebut adalah Y= 2.041, jadi stres kerja dipengaruhi

oleh faktor-faktor tersebut, dari faktor organisasi, faktor lingkungan,dan faktor

indvidu.

(26)

26

Stres Karyawan

.456 .196 .349 2.329 .025 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada stres karyawan

sebesar 0.025 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis keempat diterima dikarenakan stres kerja karyawan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Dimana dampak stres kerja

terhadap kinerja karyawan bersifat positif atau disebut eustress, karyawan yang

mengalami stres kerja positif terhadap kinerja karyawan akan mengalami

peningkatan dalam kinerja. Hal ini stres menjadi pendorong kinerja karyawan

sehingga kinerja mengalami peningkatan (Walker.J, 2002).

Dimana pada stres kerja terhadap kinerja karyawan r square sebesar 0.122,

jadi stres kerja berpengaruh pada kinerja karyawan sejumlah 12% dan sisanya

sebesar 87.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan stres kerja

berpengaruh terhadap kinerja.

Y = 1.548 + ( 0.456)0.025

Hasil persamaan stres kerja berdampak pada kinerja adalah Y= 1.559,

dimana stres kerja tersebut berdampak positif bagi kinerja.

Kesimpulan dan saran

Dari hasil uji regresi yang telah dilakukan pada hipotesis pertama, dapat

disimpulkan bahwa faktor organisasi seperti program purna karya dan program

persiapan purna karya tidak mempengaruhi stres kerja pada karyawan pra purna

(27)

27

Setiawan, dkk (2002) dimana perusahan mempunyai kewajiban moral untuk

memberikan rasa aman kepada karyawan. Kewajiban moral tersebut diwujudkan

dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya.

Sehingga adanya program tersebut karyawan lebih siap terhadap pensiun dan tidak

mudah stres.

Dari hasil uji regresi pada hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa faktor

lingkungan sosial seperti dukungan sosial akan tidak berpengaruh pada tingkat stres

karyawan karyawan pra purna karya dalam studi kasus di PT Damatex Salatiga.

Dan hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan bahwa stres

akan rendah apabila adanya dukungan sosial yang diberikan. Dimana dukungan

sosial yang tinggi seperti adanya dorongan dalam memasuki masa purna karya akan

berdampak pada stres yang rendah pada karyawan pra purna karya.

Dari hasil uji regresi pada hipotesis ketiga, dapat disimpulkan bahwa

Kepribadian karyawan berpengaruh pada tingkat stres dimana kepribadian yang

didapati pada studi kasus di PT. Damatex Salatiga adalah kepribadian tipe A,

dimana kepribadian ini lebih rentan mengalami stres kerja sehingga kepribadian ini

akan berpengaruh pada tingkat stres karyawan pra purna karya.

Berdasarkan hasil uji regresi pada hipotesis keempat, dapat disimpulkan

bahwa stres kerja akan berpengaruh pada kinerja karyawan, hasil penelitian ini

sejalan dengan Gitosudarmo dan sudita (1997) dimana stres akan berpengaruh

positif pada kinerja

karyawan. Dimana stres yang bersifat positif akan memotivasi diri,

(28)

28

baik sehingga dapat meningkatakan kinerja karyawan. Dimana hal ini juga dapat

dipengaruhi oleh program purna karya yang sudah berjalan dengan baik, sehingga

dapat mendorong karyawan lebih meningkat kinerjanya. Menurut Price (2003) stres

kerja dapat berhubungan positif terhadap kinerja sehingga dapat mendorong kinerja

karyawan

Saran

Untuk penelitian mendatang disarankan untuk melakukan penelitian tentang

stres manakah yang terbesar dari faktor organisasi, faktor lingkungan, dan faktor

kepribadian. di PT.Damatex Salatiga.

Untuk PT.Damatex disarankan untuk meningkatkan dukungan sosial pada

karyawan, dimana dukungan sosial yang tinggi dapat mengurangi stres pada

karyawan seperti memberikan motivasi, dukungan moral, bantuan, dan nasihat. Dan

Perusahaan lebih mendorong karyawan dimana karyawan pra purna karya di

PT.Damatex ini lebih dominan kepribadian tipe A, dimana kepribadian tipe ini

lebih rentan mengalami stres. Jadi perusahaan perlu adanya rotasi jabatan agar

tingkat kejenuhan rendah, menghargai kinerja karyawan, dan dalam proses

rekrutmen perlunya tes psikologi untuk mengetahui kepribadian calon karyawan

(29)

1

Referensi

Adiniggar. 2005. Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Administrasi

PT Tunas Bahana Sparta Cirebon. Skripsi (Tidak Diterbitkan)

Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Anggota IKAPI

Atkinson, R. L., Atkinson, K. C., dan Benn, D. J. 1996 Pengantar Psikologi Jilid II. Edisi kesebelas. Terjemahan Kusuma, W. Jakarta :Erlangga

Boediono dan Drs Wayan Koster. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Chaidir, Abdillah Arief, 2011. Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Disiplin Kerja, dan

Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali. Skripsi

Chusna, Jaza Anil,2010, Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Stres Kerja Di Instalasi

Rawat Inap RSU IslamSurakarta. Skripsi

Eliana, Rika, 2003. Konsep Diri Pensiunan.Skripsi

Fabella, Armand..T. 1993.Anda Sanggup Mengatasi Stres.Jakarta: Publishing House

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi

Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Handoko, T.Hani, 1987, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua.

Yogyakarta: Penerbit BPFE

Hasibuan,Malayu S.P,1994,Manajemen Sumber Daya Manusia dasar dan Kunci

keberhasilan. Jakarta: Penerbit Haji Masagung

Indriyani, Azazah, 2009, Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stress Kerja Terhadap

(30)

2

Kreitner dan Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba empat

Mangkunegara, A . P. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama

Martins Femi dada dan AI Idowu,2004, Strategi Konseling untuk Mengelola Karyawan

Pra Pensiun.

Martoyo ,Susilo SE, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia dasar Edisi ke-4.

Jogjakarta: Anggota IKAPI

Murtiningrum, Afina, 2005, Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap

Stress Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi

Nasution, Indri Kemala, 2007, Stres Pada Remaja. Jurnal

Piping ,Agustina, 2008, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja karyawan Tenaga

Penjualan PT.Bayer Indonesia Cab.Pemalang. Skripsi

Pratiwi, Gita Kristiana, 2010. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian

Produksi Pada PT. MHE Demag Surabaya.Skripsi

Putri, Ajeng Ryzkanevi, 2009, Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial

Orangtua Dengan Penyesuaian Diri Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Skripsi

Robbins, Stephen.P dan Judge, Timothy. A, 2008, Perilaku Organisasi. Jakarta :Salemba

Empat

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi penelitian untuk bisnis edisi 4/buku 2. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat

Setyadharma, Andriyan. 2010.Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0.Fakultas Ekonomi

Universitas Negri Semarang.

(31)

3 Sriyati, Aat,2008,Tinjauan Tentang Stres.Jatinagor.

Sri, Wahyuni, tanpa tahun.,Analisa Faktor – faktor yang berhubungan dengan

terjadinya stress kerja pada Sopir Truk di asosiasi truk KBT di Kecamatan

Tenggarong. Jurnal

Wijono, Sutarto, 2008, Pengaruh Kepribadian Tipe A dan Peran Stres Kerja Manajer

Gambar

Tabel 4.1 frekuensi responden
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Regresi faktor-faktor yang berpengaruh
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Regresi Dampak stres kerja terhadap

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL ECHINACEA PURPUREA TERHADAP PERUBAHAN HISTOLOGI SEL OTOT MENCIT PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI SWIMMING TEST.. LAILI MUFIDAH

Era digital telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih seperti saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh

Dengan demikian nampak, bahwa sarana yang tidak berfungsi karena dalam keada- an rusak lebih banyak terdapat di Kabu- paten Gianyar dari pada di Kabupaten

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan

Menurut Kennedy, Nur Azlina Dan Anisa Ratna Suzana (2009) dalam Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Go Public Di Bursa

Tata kelola teknologi informasi pada proses pengelolaan data yang kurang baik akan menimbulkan beberapa permasalahan yang akan menjadi kelemahan (vulnerabilities)

Patar Raja, Wijanto Heroe, Wahyu Yuyu, ”Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Rectangular Bercelah Untuk Triple Band (900.. MHz, 1800 MHz, 2400

[r]