• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PINDAD (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PINDAD (PERSERO)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. PINDAD (PERSERO)

Oleh:

IGNATIUS IVAN PRASETYO NPM : 14 06 07916

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

(2)
(3)

ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK (DARI PERUSAHAAN)

(4)

iii

(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Surat Keterangan Pelaksanaa Kerja Praktek (Dari Perusahaan) ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... ivi

Daftar Gambar ... ivii

bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 2

bab 2 Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 3

2.1.1. Sejarah Perusahaan ... 3

2.1.2. Profil Perusahaan ... 4

2.2. Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero)... 11

2.3. Manajemen perusahaan ... 15

2.3.1. Visi dan Misi PT. Pindad (Persero) ... 15

2.3.2. Ketenagakerjaan ... 15

2.3.3. Fasilitas Perusahaan ... 15

2.3.4. Pemasaran ... 18

bab 3 Tinjauan Sistem Perusahaan ... 20

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen ... 20

3.2. Produk yang Dihasilkan ... 21

3.3. Proses Produksi ... 26

3.4. Fasilitas Produksi ... 29

3.4.1. Gudang ... 29

(6)

v

3.4.3. Fasilitas Produksi dan Material Handling ... 31

bab 4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa ... 35

4.1. Lingkup Pekerjaan ... 35

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Dalam Pekerjaan ... 35

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ... 36

4.4. Hasil Pekerjaan ... 38

4.4.1. Penentuan Waktu Baku ... 38

4.4.2. Peta Pekerja & Mesin ... 54

bab 5 Penutup ... 59

daftar Pustaka ... 60 lampiran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Waktu Siklus ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2. Tabel Rata – Rata Subgroup ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3. Tabel Bantu Standar Deviasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5. Tabel Tingkat Kepercayaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6. Tabel Score Keterampilan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7. Tabel Score Ketrampilan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8. Tabel Score Usaha ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9. Tabel Score Usaha ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10. Tabel Score Kondisi Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11. Tabel Score Kondisi Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12. Tabel Score Konsistensi... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13. Tabel Score Konsistensi... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14. Tabel Score Total ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15. Tabel Faktor Kelonggaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16. Tabel Score Total Kelonggaran ... Error! Bookmark not defined.

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Pindad (Persero) ... 4

Gambar 2.2 Logo perusahaan Bergambar Bintang ... 4

Gambar 2.3 Logo Perusahaan bergambar Roda Gigi di luar Bintang... 4

Gambar 2.4 Logo Perusahaan bergambar anak panah ... 5

Gambar 2.5 Logo dari Budaya Perusahaan ... 5

Gambar 2.6 Penghargaan Proper Biru ... 6

Gambar 2.7 Penghargaan TOP IT ... 7

Gambar 2.9 Piagam Penghargaan LIPI ... 8

Gambar 2.10 Penghargaan Zero Accident Nihil ... 8

Gambar 2.11 Penghargaan Website BUMN Terbaik ... 9

Gambar 2.12 Penghargaan BUMN Peduli ... 9

Gambar 2.13 Penghargaan BUMN Marketing Award ... 10

Gambar 2.14 Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero) ... 13

Gambar 2.15. Struktur Organisasi Divisi Tempa – Cor & Alat Perkeretaapian PT. Pindad (Persero)... 14

Gambar 3.2. Produk E-Clip ... 22

Gambar 3.3. Produk Turnout ... 23

Gambar 3.4. Produk Swing Link ... 23

Gambar 3.5. Distributor Valve Tipe KE2cSL/A ... 24

Gambar 3.6. Distributor Valve Tipe KE1cSL/A ... 24

Gambar 3.5. Brake Cylinder ... 25

Gambar 3.8. Operating Valve ... 26

Gambar 3.9. Alur Proses Produksi Swing Link ... 28

Gambar 3.10. Tampak Luar Gudang Divisi Tempa Cor ... 29

Gambar 3.11. Tampak Luar Bengkel Produksi Tempa ... 30

(9)

viii

Gambar 3.13. Forklift ... 31

Gambar 3.14. Pallet ... 32

Gambar 3.15. Skids ... 32

Gambar 3.16. Box Container ... 33

Gambar 3.16. Bridge Crane ... 33

Gambar 3.17. Trolley ... 34

Gambar 4.1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek ... 38

Gambar 4.2. Grafik BKA & BKB ... 43

Gambar 4.3. Layout stasiun Forming sebelum usulan ... 58

(10)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis 6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja praktek ini adalah: 1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan.

(11)

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai

dengan 11 Agustus 2017di PT. Pindad (Persero), Jalan Gatot Subroto, No 517

Bandung – Indonesia.

Selama pelaksanaan kerja praktek, Penulis ditempatkan pada Divisi Tempa Cor & Alat Perkeretapaian di bawah pengawasan Bapak Erman selaku pembimbing lapangan.

(12)

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada subab ini akan menjelaskan bagaiamana sejarah dari berdirinya perusahaan PT. Pindad (Persero), struktur organisasi, manajemen perusahaan serta sarana dan fasilitas yang ada di PT. Pindad (Persero).

2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Pindad (Persero) adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak pada pembuatan produk militer dan produk komersial lainya atau produk non militer di Indonesia. PT. Pindad persero mempunyai pekerja kurang lebih sekitar 3000 karyawan serta luas pabrik sebesar yang terletak di Bandung 62 hektar. Pada periode tahun 1808-1850 berdiri bengkel peralatan militer yang bernama Artillere

Constructie Winkle (ACW) dan Pyrotekniesche Werkplaats (PW) yang di mana

bengkel ACW bertugas untuk mengadakan persediaan dan pemeliharaan alat-alat perkakas senjata dan memperbaiki senjata yang rusak. Sementara bengkel PW difungsikan untuk membuat dan memperbaiki munisi atau mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan peledak untuk memenuhi kebutuhan angkatan laut Belanda pada saat jaman penjajahan kolonial Belanda.

Pada periode tahun 1923-1932 bengkel-bengkel yang terpisah tersebut lalu di jadikan satu dan ditempatkan di Bandung dengan nama dari pabrik tersebut adalah Artilerie Inrichtingen (AI). Lalu pada tahun 1942, Belanda yang menjajah Indonesia menyerah kepada Jepang sehingga pabrik AI tersebut pun jatuh ke dalam penguasaan Jepang dan berganti nama menjadi Dai Ichi Kozo (DIK) dan pada pada tahun 1947 berganti nama kemballi menjadi Leger Productie Bedrijven (LPB).

Pada tanggal 29 April 1950 pemerintah Belanda menyerahkan LPB Republik Indonesia Serikat dan berganti nama kembali menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM). Tahun 1958 PSM berganti nama kembali menjadi PINDAD dan pada tahun 1983 staus PINDAD pun berubah menjadi BUMN. Pada tahun 1989 PT. PINDAD (Persero) berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Tahun 1998 BPIS di bubarkan dan PT. PINDAD menjadi anak perusahaan dari PT. Pakarya Industri (Persero), yang kemudian dibubarkan sehingga berdasarkan peraturan pemerintah republlik Indonesia Nomor: 52 tahun 2003, PT. PINDAD (Persero) berada di bawah kewenangan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

(13)

4

2.1.2. Profil Perusahaan

Di dalam subab Profil Perusahaan ini akan di jelaskan secara singkat mengenai Arti dari Logo perusahaan PT. Pindad (Persero), kekhasan atau budaya perusahaan, Tujuan dan Sasaran perusahaan, Pencapaian atau penghargaan yang di miliki oleh perusahaan dan produk yang di hasilkan oleh perusahaan.

a. Logo perusahaan PT. Pindad (Persero)

Berikut ini adalah bentuk serta arti dari logo atau lambang perusahaan di PT. Pindad (Persero) yang dapat di lihat pada gambar 2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Pindad (Persero)

Gambar 2.2 Logo perusahaan Bergambar Bintang

Lambang bintang melambangkan landasan Pancasila yang memiliki lima sila.

Gambar 2.3 Logo Perusahaan bergambar Roda Gigi di luar Bintang

Lambang roda gigi di luar bintang tersebut menunjukan kemampuan Pindad dalam teknologi serta produksinya.

(14)

5

Gambar 2.4 Logo Perusahaan bergambar anak panah

Lambang anak panah yang menuju ke bagian roda gigi dan bintang tersebut menunjukan gerak dan laju pengendalian yang serasi.

b. Tujuan dan sasaran perusahaan

Setiap perusahaan pasti mempunyai Tujuan dan Sasaran yang berbeda-beda yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini akan dijelaskan tujuan dan sasaran dari PT. Pindad (Persero) yaitu sebagai berikut:

Tujuan Perusahaan: Mampu menyediakan kebutuhan alat utama sistem

persenjataan secara mandiri, untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.

Sasaran Perusahaan: Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan

peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.

c. Budaya Perusahaan PT. Pindad (Persero)

PT. Pindad (Persero) mempunyai budaya perusahaan yang di mana setiap karyawanya harus memegang teguh serta memahami budaya perusahaan tersebut. Budaya perusahaan tersebut memili logo seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Logo dari Budaya Perusahaan

i. JUJUR

- Jujur dalam sikap, kata, dan tindakan - Bebas dari kepentingan

(15)

6 ii. BELAJAR

- Belajar tanpa henti, mengajari tanpa henti - Terus mengembangkan diri

- Melakukan perbaikan berkelanjutan iii. UNGGUL

- Menjaga keunggulan mutu, harga dan waktu - Berdaya saing tinggi

- Mampu menjadi pemain global iv. SELAMAT

- Menjunjung tinggi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan menjaga Lingkungan hidup

- Menaati hukum dan perundang-undangan

- Menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

d. Pencapaian dari PT. Pindad (Persero)

Terdapat banyak Pencapaian atau penghargaan yang di berikan kepada PT. Pindad (Persero) baik penghargaan dari pemerintah maupun dari lembaga lainnya penghargaan atau capaian tersebut di jelaskan pada Gambar 2.6, 2.7, 2.8, 2.9,

2.10, 2.11, 2.12 dan Gambar 2.13

Pengharagaan proper biru 2015 dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan untuk PT. Pindad (Persero)

(16)

7

Penghargaan TOP IT dan TELCO AWARD 2015 kategori TOP IT IMPLEMENTATION OF DEFENCE INDUSTRY SECTOR 2015

Gambar 2.7 Penghargaan TOP IT

Penghargaan Industri Hijau 2015 dari kementrian perindustrian

Gambar 2.8 Penghargaan Industri Hijau

(17)

8

Gambar 2.9 Piagam Penghargaan LIPI

Penghargaan kecelakaan kerja nihil dari kementerian tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia untuk kantor Bandung

(18)

9 Penghargaan website BUMN terbaik 2014

Gambar 2.11 Penghargaan Website BUMN Terbaik

Penghargaan BUMN peduli

(19)

10 Penghargaan BUMN Marketing AWARD 2014

Gambar 2.13 Penghargaan BUMN Marketing Award e. Produk yang di hasilkan PT. Pindad (Persero)

Produk utama yang di hasilkan PT. Pindad (Persero) adalah peralatan – peralatan miiliter, yang artinya untuk mendukung pertahanan negara sekaligus untuk dipasarkan di area global seperti senjata, amunisi, kendaraan khusus. Selain membuat peralatan – peralatan militer atau alutista negara PT. Pindad (Persero) juga membuat produk-produk non militer yang berkomersil seperti excavator, generator, peralatan pertanian, peralatan kapal laut, alat perkeretaapian serta jasa tempa cor dan perbaikan peralatan.

Manufaktur

Proses manufaktur sendiri adalah proses yang di mana melibatkan mesin di dalamnya yang pada umumnya merubah bentuk dari suatu produk tersebut dari raw material ke bentuk produk yang diinginkan melalui proses pemesinan. Untuk produk yang di hasilkan dalam proses manufaktur di PT. Pindad (Persero) seperti Produk Senjata dan Munisi, Produk Kendaraan Khusus, Bahan Peledak Militer dan

(20)

11

Komersil, Produk Konversi Energi, Produk sarana dan prasarana transportasi, produk mesin industri dan peralatan industri, produk optikal senjata.

Jasa

Selain menghasilkan produk dari proses manufaktur PT. Pindad (Persero) juga bergerak pada bidang jasa. Jasa sendiri dalam bidang perindustrian secara umum diartikan sebagai unit usaha yang menghasilkan produk yang intangibel atau produk yang tidak berwujud yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya dan mendapatkan profit atau keuntungan. Dalam bidang jasa PT. Pindad (Persero) melayani jasa seperti Perekayasaan Sistem Industrial, Pemeliharaan Produk atau peralatan Industri, Pengujian Mutu dan Kalibrasi, Konstruksi dan Peledakan.

f. Kantor Pusat PT. Pindad (Persero)

Jl. Gatot Subroto, No 517 Bandung, Indonesia, 40284 Phone : +62227312073

Fax : +62227301222 Email : info@pindad.com Website : www.pindad.com

2.2. Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero)

Struktur organisasi merupakan sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok. Dengan adanya struktur organisasi maka akan memudahkan pengaturan pelaksanaan kerja tiap individu karena berpatokan pada tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing anggota. Struktur organisasi merupakan suatu komponene atau elemen penting yang harus di miliki oleh perusahaan karena jika di dalam suatu industri tersebut tidak memiliki struktur organisasi industri tersebut pasti tidak akan dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Sesuai dengan surat keputusan direksi PT. Pindad (Persero) nomor SKEP/34b/P/BD/V/2016 tanggal 12 Januari 2017, struktur organisasi perusahaan PT. Pindad (Persero) dapat dilihat pada gambar 2.14. Pada struktur organisasi tersebut bahwa terdapat kotakan yang berisi dari direktur utama, direktur keuangan & kinerja, direktur bisnis produk hankam, direktur bisnis produk industrial dan direktur teknologi & supply. Hal tersebut menandakan bahwa merekalah orang-orang yang mengisi dewan direksi di PT. Pindad, yang

(21)

12

berwenang penuh atas pengurusan yang terkait dengan kepentingan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dan untuk jabatan selain di kotak tersebut bertugas di bawah pengawasan dan perintah dewan direksi. Sedangkan pada

project management officers pada struktur tersebut bersifat ad hoc dalam artian

bahwa bertugas untuk salah satu tujan tertentu saja yang bersifat fleksibel tidak terikat.

Kemudian struktur organisasi pada gambar 2.15 adalah struktur organisasi pada Divisi Tempa – Cor & Alat Perkeretaapian yang ada di PT. Pindad (Persero) sesuai dengan surat keputusan direksi PT. Pindad (Persero) nomor SKEP/24/P/BD/II/2017 tanggal 17 Februari 2017. Dari struktur tersebut terlihat bahwa general manager Tempa – Cor & Alat Perkeretaapian membawahi enam manager, yakni manager enjiniring, rendaprod & gudang, umum, sarana kereta api, tempa & prasarana kereta api dan cor serta satu ahli madya proyek.

(22)

13 DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR KEUANGAN & KINERJA

DIREKTUR BISNIS PRODUK HANKAM

DIREKTUR BISNIS PRODUK INDUSTRIAL

DIREKTUR TEKNOLOGI & SUPPLY SEKRETARIS PERUSAHAAN KEPALA SATUAN PENGAWASAN INTERNAL VICE PRESIDENT PENGAMANAN & PENGELOLAAN ASET VICE PRESIDENT PERENCANAAN & KINERJA PERUSAHAAN VICE PRESIDENT AKUNTANSI & KEUANGAN

VICE PRESIDENT HUMAN CAPITAL & PENGEMBANGAN

ORGANISASI

VICE PRESIDENT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

VICE PRESIDENT BISNIS HANKAM

VICE PRESIDENT BISNIS INDUSTRIAL

VICE PRESIDENT TEKNOLOGI & PENGEMBANGAN

VICE PRESIDENT QUALITY ASSURANCE &

K3LH

VICE PRESIDENT SUPPLY CHAIN GENERAL MANAGER SENJATA GENERAL MANAGER MUNISI GENERAL MANAGER KENDARAAN KHUSUS GENERAL MANAGER ALAT BERAT GENERAL MANAGER TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN GENERAL MANAGER BAHAN PELEDAK KOMERSIAL PROJECT MANAGEMENT OFFICERS AHLI UTAMA

STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD (Persero)

(23)

14

GENERAL MANAGER TEMPA – COR & ALAT PERKERETAAPIAN

MANAGER ENJINIRING

· ENJINIRING SARKA

· ENJINIRING TEMPA & PRASKA

· ENJINIRING COR

· PEMELIHARAAN MESIN

· DESAIN

· ADMINISTRASI TEKNIK

MANAGER RENDALPROD & GUDANG

JUNIOR MANAGER GUDANG MATERIAL PRODUKSI

· RENDALPROD SARKA

· RENDALPROD TEMPA & PRASKA

· RENDALPROD COR

· ANALISIS & EVALUASI BIAYA

· RENDAL PEMELIHARAAN

· RENDAL MATERIAL

MANAGER UMUM AHLI MADYA PROYEK

· ADMINISTRASI UMUM

· ADMINISTRASI PERSONIL

· K3LH

· URUSAN DALAM

MANAGER TEMPA & PRASARANA KERETA API

MANAGER SARANA KERETA API MANAGER COR

JUNIOR MANAGER PRODUKSI 1

JUNIOR MANAGER PRODUKSI 2

JUNIOR MANAGER MODEL

JUNIOR MANAGER LEBUR & POURING

JUNIOR MANAGER DISA & FURAN

JUNIOR MANAGER INTI & FINISHING

STRUKTUR ORGANISASI DIVISI TEMPA – COR & ALAT PERKERETAAPIAN PT. PINDAD (Persero)

JUNIOR MANAGER PRODUKSI TEMPA 1 JUNIOR MANAGER PRODUKSI

TEMPA 2 JUNIOR MANAGER PRODUKSI

PRASKA 1 JUNIOR MANAGER PRODUKSI

PRASKA 2

JUNIOR MANAGER JOLTSQUEEZE & SHELL MOULDING JUNIOR MANAGER NON FERRO,

STEEL & FINISHING

(24)

15

2.3. Manajemen perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi PT. Pindad (Persero) Visi Perusahaan :

Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Misi Perusahaan :

Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.

2.3.2. Ketenagakerjaan

PT. Pindad (Persero) mempekerjakan setidaknya 3000 karyawan baik di sector perkantoran maupun operator yang bekerja di lantai produksinya. PT. Pindad menerapkan sistem lima hari kerja dengan ketentuan hari Senin - Kamis masuk pukul 07.30 - 16.30 dengan jam istirahat pukul 11.30 - 12.30 dan khusus untuk hari Jumat istirahat pukul 11.00 - 13.00. Namun dimungkinkan juga untuk lembur pada hari Sabtu atau Minggu jika memang dibutuhkan untuk memenuhi target produksi.

2.3.3. Fasilitas Perusahaan

Disetiap perusahaan tentunya ingin memiliki karyawan yang bekerja dengan baik dan maksimal, oleh karena itu kesejahteraan karyawan juga mesti menjadi perhatian khusus perusahaan. Tak terkecuali PT. Pindad (Persero) yang senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Setelah seseorang di terima menjadi karyawan di PT. Pindad (Persero) maka karyawan tersebut berhak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah di berikan dari pihak perusahaan fasilitas tersebut meliputi :

1) Masjid dan Musholla

Terdapat dua masjid utama di PT. Pindad (Persero) yang digunakan untuk beribadah para karyawanya tidak hanya masjid saja tempat-tempat ibadah kecilpun di sediakan disetiap unitnya seperti mushola yang terdapat di dalam lini produksi excavator sehingga para karyawan dapat menjalankan ibadahnya sesuai jam-jam yang telah ditentukan. Masjid lebih digunakan untuk sholat jumat dan lain sebagainya para

(25)

16

karyawan atau pekerja dari berbagai divisi cukup hanya berjalan kaki saja untuk menuju ke masjid tersebut karena letaknya yang strategis dan tidak terlalu jauh. 2) Kantin

PT.Pindad (Persero) mempunyai satu kantin utama yang cukup besar merupakan fasilitas yang di berikan oleh perusahaan. Pada jam istirahat karyawan dari berbagai divisi berkumpul di kantin ini untuk makan prasmanan secara gratis. Selain itu karyawan juga akan mendapat susu segar setiap harinya sebagai dari kesejahteraan karyawan tersebut.

3) Koperasi

PT. Pindad (Persero) mempunyai satu koprasi yang menyediakan peralatan-peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan-karyawan PT. Pindad (Persero) tersebut mulai dari alat tulis, seragam pegawai, seragam wearpack untuk operator PT. Pindad (Persero) dan selain itu juga di dalam koperasi tersebut juga menjual berbagai macam pernak pernik aksesoris seperti gantungan kunci dengan logo PT. Pindad (Persero), stiker,topi dll yang biasanya di gunakan untuk oleh-oleh.

4) Smoking Area dan Smoking Time

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) khususnya di area lini produksi dan di dalam kantor di larang keras untuk merokok. Smoking area yang di sediakan terdapat di luar ruangan jika karyawan ingin merokok maka harus keluar ruangan terlebih dahulu. Dan juga terdapat area-area atau titik-titik tertentu yang dilarang untuk merokok walaupun tempat tersebut sudah berada di luar ruangan karena terdapat area-area seperti tempat penyimpanan bahan bakar yang berada di luar ruangan sehingga para karyawan tidak boleh merokok di dekat area tersebut. Dan di persahaan ini menerapkan bagi karyawannya smoking time yakni pada jam-jam tertentu.

5) Komputer yang Telah Terintegrasi dengan Sistem

Di PT. Pindad (Persero) khususnya karyawan yang bekerja di dalam kantor telah di sediakan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga para karyawan tidak perlu membawa peralatan seperti laptop dari rumah. Serta pada divisi-divisi tertentu seperti divisi-divisi PPC setiap komputernya telah didukung dengan sistem

ERP atau SAP yang telah terintegrasi. Untuk mengakses sistem tersebut hanya

pegawai-pegawai tertentu saja yang diberikan akses karena rahasia di dalam sistem

(26)

17 6) Fasilitas Komunikasi

Untuk beberapa divisi di dalam PT. Pindad (Persero) terdapat suatu pekerjaan atau

job desk yang mengharuskan karyawan-karyawan tersebut berhubunngan antara

divisi yang satu dengan divisi yang lainnya dan juga untuk berhubungan dengan pihak luar seperti costumer atau supplier. PT. Pindad (Persero) telah memberikan fasilitas yaitu berupa telepon dan juga komputer yang tersabung ke jaringan internet supaya memudahkan para pegawai untuk melakukan komunikasi baik komunikasi antar divisi atau komunikasi dengan pihak luar.

7) Area Parkir

PT. Pindad (Persero) menyediakan area parkir yang luas untuk semua karyawannya dan juga untuk tamu terdapat area parkir karyawan dan area parkir tamu yang luas dan area parkir tersebut juga dipisah untuk area parkir mobil dan area parkir motor. 8) Safety tools

Di dalam Lingkungan kerja PT. Pindad (Persero) sangat mengutamakan Keselamatan Kesehatan Kerja para karyawannya terutama di area lini produksi dan permesinan. Baik pengunjung dan karyawan diwajibkan memakai helm keselamatan pada saat memasuki area produksi dan juga diwajibkan untuk berjalan di area yang telah di sediakan supaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dan juga para operator yang bekerja di bagian lantai produksi juga diwajibkan untuk mengenakan peralatan safety seperti kaca mata pelindung, helm keselamatan dan sarung tangan. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pindad tersebut telah memperoleh penghargaan zero accident.

9) Fasilitas Sepeda

Setiap divisi di dalam PT. Pindad (Persero) terdapat sepeda yang berfungsi untuk alat transportasi pegawai yang akan menuju divisi satu ke divisi lainnya. Karena jarak antar divisi di PT. Pindad (Persero) letaknya cukup berjauhan.

10) Truk Pemadam

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) terdapat truck pemadam kebakaran yang siap siaga jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) tersebut.

11) Mobil Ambulance

Di dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) juga terdapat mobil ambulance yang jika hal- hal yang tidak diinginkan terjadi dalam lingkungan PT. Pindad (Persero) tersebut.

(27)

18 12) Bantuan Biaya Transportasi

Bantuan biaya Transportasi ini adalah termasuk biaya transportasi karyawan yang menuju ke PT. Pindad (Persero) yang sudah termasuk dalam gaji karyawan tersebut. 13) Rumah Sakit Pindad

Fasilitas rumah sakit ini adalah sebagai bentuk dari kepedulian perusahaan terhadap kesehatan semua karyawannya. Semua karyawan yang mengalami cedera atau keluhan fisik akibat pekerjaanya dapat berobat di rumah sakit ini. Biaya rumah sakit ditangung oleh asuransi yang dimiliki oleh perusahaan.

14) Jaminan Kesehatan Melalui (BPJS)

Perusahaan memberikan jaminan kesehatan dengan mendaftarkan setiap karyawan ke dalam program BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan yang meliputi kecelakaan kerja, jaminan di hari tua, biaya rumah sakit dan kematian.

15) Tunjangan Hari Raya

Menjelang hari raya Idul Fitri setiap setahun sekali perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan sesuai dengan PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari raya.

16) Tunjangan Lembur

Tunjangan lembur diberikan pada para karyawan yang hanya melakukan lembur yang nantinya akan digabung dengan peemberian gaji pada karyawan tersebut.

17) Tunjangan Keluarga

Tunjangan keluarga juga di berikan untuk para karyawan PT.Pindad (Persero) berdasarkan dengan jumlah keluarga dalam satu kepala keluarga. Tujangan ini di berikan bersama dengan gaji karyawan.

2.3.4. Pemasaran

Pemasaran berbagai macam produk PT. Pindad (Persero) tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah mencapai pasar internasional. Karena PT. Pindad ingin mewujudkan visinya yaitu menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategi. Produk-produk PT. Pindad yang sudah dikenal oleh dunia pada umumnya adalah Produk- produk-produk militernya seperti kendaraan tempur anoa yang telah dipercaya dan digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu senjata-senjata seperti Senapan Serbu Pindad sudah dipasarkan ke berbagai negara seperti Malysia, Brunei

(28)

19

Darussalam, Uganda dan Timor Leste. Dengan animo negara-negara yang membeli produk-produk PT. Pindad tentunya bukan tidak mungkin bagi PT. Pindad untuk mencapai visinya tersebut, karena dari tahun ke tahun produk PT. Pindad terus mengalami kenaikan penjualan produk-produk militernya ke berbagai negara.

(29)

20

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait dalam menjalankan suatu kegiatan tertentu yang menghasilkan produk atau layanan. Berikut adalah proses bisnis pesanan produk yang terdapat pada PT. Pindad.

CUSTOMER MARKETING RENDALPROD PRODUKSI DELIVERY

Permintaan pemesanan produk

Mulai

PROSES BISNIS PESANAN PRODUK

Menerima permintaan pesanan produk Konsultasi permintaan pesanan produk Menerima permintaan pesanan produk Pengecekan jadwal pemenuhan pesanan Konfirmasi pemenuhan pesanan Menerima konfirmansi pemenuhan pesanan Kesepakatan pemenuhan pesanan Menerima kesepakatan pemenuhan pesanan Kesepakatan pemenuhan pesanan

Membuat Sales Order dalam SAP

Mengolah Sales Order dalam SAP Perintah pengerjaan

pesanan

Proses produksi pesanan Proses quality control

pesanan Proses finishing

pesanan Proses packing

pesanan Pesanan siap dikirim

Proses delivery pesanan Menerima pesanan

Mulai

Gambar 3.1. Proses Bisnis Pesanan Produk PT. Pindad

Proses bisnis pesanan produk pada PT. Pindad dimulai pada saat customer melakukan permintaan pesanan produk kepada bagian marketing. Berdasarkan proses bisnis, bagian marketing akab berdiskusi terlebih dahulu dengan bagian rendalprod dalam menentukan kesanggupan memenuhi permintaan pesanan produk,

(30)

21

harga produk serta tanggal pengiriman. Setelah bagian rendalprod memberikan informasi yang didasarkan kepada kapasitas produksi, BOM dan routing sheet dan menyanggupi atas permintaan pesanan produk tersebut maka bagian marketing akan menyampaikan informasi tersebut kepada customer dan apabila dicapai kesepakatan maka marketing akan membuat Sales Order pada SAP.

Sales Order dalam SAP selanjutnya akan dilanjutkan oleh bagian rendalprod untuk memulai proses produksi pada bagian produksi. Setelah proses produksi selesai dilanjutkan dengan quality control, finishing dan packing. Dari bagian produksi, pesanan produk yang telah jadi diserahkan ke pada bagian delivery untuk dimulai proses pengiriman kepada customer.

3.2. Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan PT. Pindad (Persero) pada umumnya terdiri dari dua macam yaitu produk militer dan non militer. Pada kerja praktek ini Penulis ditempatkan pada divisi non militer, yaitu divisi tempa cor & Alat Perkeretapian yang berfokus pada pengerjaan produk yang berkaitan dengan penunjang kereta api. Berikut adalah daftar produk yang dihasilkan oleh divisi tempa cor & Alat Perkeretapian.

a. E-Clip

Produk ini merupakan alat penambat rel hasil pengembangan PT. Pindad dengan arahan dari Ditjen Perkeretaapian dan pada tahun 2010 pengesahan ijin penggunaan dan rekomendasi pemakaian dari Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementeriam Perhubungan No. KA.405/SK.10/DJKA/II/10 dan sampai saat ini telah terpasang di lintas Jalan KA Jawa dan Sumatera melalui proyek Ditjen KA maupun PT. KAI (Persero). Kelebihan yang dimiliki dari produk ini adalah:

· Komponen sedikit, sederhana, mudah pemasangannya serta bebas perawatan

· Gaya jepit tinggi/besar

· Dapat meredam getaran, mampu menahan beban longitudinal dan lateral serta beban gandar (axle load) serta memiliki anti vandal

· Dapat dipasang pada lengkung, perlintasan dan sambungan rail dan untuk berbagai type rail dan bantalan (beton, kayu & Baja)

(31)

22

Gambar 3.2. Produk E-Clip

b. Turnout / Wesel

Turnout atau wesel adalah suatu sistim mekanik yang memungkinkan kereta api untuk dibimbing dari satu track ke track yang lain pada sebuah persimpangan jalan kereta api.

Pada ujung turnout terdapat sepasang rel meruncing menempel lurus yang dikenal sebagai lidah (swith point) terletak di antara rel luar. Lidah ini dapat dipindahkan lateral ke salah satu dari dua posisi untuk mengarahkan kereta api yang datang dari ujung menuju jalan yang lurus atau menyimpang (belok Kiri atau Kanan).

(32)

23

Gambar 3.3. Produk Turnout c. Swing Link

Swing Link adalah komponen yang berada pada bagian bawah kereta. Swing Link memiliki prinsip kerja yang sama dengan link suspension yang ada motor. Tugasnya adalah menghubungkan bagian atas bogie dengan pegas yang terhubung dengan roda kereta.

Gambar 3.4. Produk Swing Link d. Distributor Valve

(33)

24

Berfungsi sebagai alat untuk mengatur distribusi udara ke Air Reservoir dan Brake Cylinder secara otomatis untuk proses pengereman (Braking) dan pelepasan (Release).

i. Distributor Valve Tipe KE2cSL/A di design untuk Brake System KE-G-12” (Gerbong barang). Mempunyai 2(dua) tekanan pengereman :

· Tekanan maksimum sebesar 3,8 bar (Gerbong kondisi isi) · Tekanan minimum sebesar 2,6 bar (Gerbong kondisi kosong)

Gambar 3.5. Distributor Valve Tipe KE2cSL/A

ii. Distributor Valve Tipe KE1cSL/A di design untuk Brake System KE-P-12” (Kereta Penumpang). Mempunyai 1 (satu) tekanan pengereman yaitu tekanan maksimum sebesar 3,8 bar

Gambar 3.6. Distributor Valve Tipe KE1cSL/A e. Bracket

(34)

25

Berfungsi sebagai mounting distributor valve. Leakage test atau tes kebocoran dilakukan dengan tekanan uji 10 bar. Braker dibuat dengan 2 (dua) tipe yaitu :

i. Bracket KE Nr. 1 -1 “ Digunakan pada brake sistem KE-P-12” brake pipe menggunakan Pipa Ø 1”

ii. Bracket KE Nr. 1 – 1 ¼” Digunakan pada brake system KE-G-12” brake pipe menggunakan Pipa Ø 1¼”

Gambar 3.7. Bracket f. Brake Cylinder

Berfungsi sebagai alat untuk mentranmisikan gaya melalui piston yang didorong karena adanya tekanan udara dari Distributor Valve, kemudian menekan Brake Rigging dan diteruskan ke Slack Adjuster.

Gambar 3.5. Brake Cylinder g. Operating Valve

(35)

26

Operating Valve didesign untuk Air Brake System KE - G - 12” (gerbong barang). Operating Valve berfungsi untuk memberikan signal ke Distributor Valve untuk merubah tekanan ( misal : 2,6 bar ke 3,8 bar ) pada saat terjadi perubahan beban dari kosong (Empty) ke isi (Load) atau sebaliknya.

Gambar 3.8. Operating Valve

Pada posisi normal saat gerbong kosong (empty), sedangkan pada saat gerbong isi (load) torak akan terdorong kedalam sehingga posisi Knorr K Ring berada diantara dua lubang Inlet dan outlet maka udara dari Tanki yang dihubungkan ke Inlet akan mengalir keluar melalui Outlet dan diteruskan ke Distributor valve.

3.3. Proses Produksi

pada saat pelaksanaan kerja praktek, divisi Tempa Cor & Alat Perkeretaapian sedang fokus memproduksi produk Swing Link yang merupakan pesanan dari PT. INKA. Maka dari itu proses produksi yang akan dijelaskan disini adalah proses produksi dari produk Swing Link. Pengerjaan produk Swing Link tidak semua proses dikerjakan di divisi Tempa Cor & Alat Perkeretaapian, seperempat dari prosesnya dikerjakan di divisi lain, yaitu divisi Alat Berat untuk proses seperti Machining dan proses yang berkaitan dengan mesin perkakas. Material yang digunakan untuk produk Swing Link adalah logam S 45 C. Berikut adalah alur proses produksi Swing Link:

a. Penyediaan Bahan

Penyediaan bahan merupakan proses pertama yang dilakukan untuk pembuatan produk Swing Link. Material S45C dikirim dari vendor dengan dimensi ø90 x 3000 mm. Pada proses ini sebelum masuk ke proses selanjutnya

(36)

27

dilakukan proses inspeksi dimensi dan komposisi tiap materialnya. Inspeksi dilakukan secara manual oleh departemen QC.

b. Cutting

Setelah diinspeksi, material kemudian dipindah menuju tempat Cutting dengan menggunakan material Handling Bridge Crane. Material secara otomatis akan dipotong dengan mesin Bandsaw HA 250 yang bekerja secara otomatis namun masih dibawah pengawasan seorang operator. Material dipotong menjadi ø90 x 365 mm.

c. Preforming

Pada tahap ini, material yang berbentuk tabung akan dibentuk sesuai dengan komposisi Dies untuk proses forming Swing Link. Pertama yang harus dilakukan adalah memanaskan material di Slot Furnace selama kurang lebih 30 menit. Setelah mencapai panas yang diinginkan, material akan dibawa ke mesin Hammer Massay untuk selanjutnya dilakukan pemukulan hingga material telah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk melakukan prses ini diperlukan operator sebanyak 4 orang.

d. Forming

Proses Forming atau tempa adalah proses pembentukan logam untuk menghasilkan produk akhir dengan memberikan gaya tekan dengan laju pembebanan tertentu. Benda kerja akan dipukul menggunakan mesin Lasco

KGK – 160. Sama seperti proses Preforming, sebelum dibentuk logam

dipanaskan terlebih dahulu di Slot Furnace selama kurang lebih 30 menit. Setelah “matang” logam akan dibawa ke mesin Forming dan ditaruh diatas Die yang telah dipersiapkan. Logam akan mulai dipukul dengan keras sehingga logam akan mengikuti bentuk dari Die. Proses pemukulan dilakukan sebanyak kurang lebih 30 kali. Proses ini uga membutuhkan 4 orang pekerja.

e. Trimming

Hasil dari proses Forming adalah logam yang sudah mendekati bentuk dari Swing Link. Namun pada logam tersebut terdapat Flash yang berasal dari celah di antara kedua Die. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan Flash tersebut. Sebelum memulai logam juga masih harus dipanaskan lagi di Slot Furnace selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu logam akan diproses pada mesin

Lasco HP 630 untuk selanjutnya di press menggunakan die yang terlah

(37)

28 f. Shootblasting

Proses ini merupakan proses pembersihan terhadap logam yang dihasilkan dari proses tempa. Cara kerja proses Blasting adalah membersihkan permukaan logam dengan sistem penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan berbagai media, dan disini memakai bola Steel Shot. Proses ini bertujuan untuk membersihkan permukaan logam dari kontaminasi seperti karat, tanah, minyak, cat, garam, dan lain – lain.

g. Machining

Proses Machining adalah proses dimana logam Swing Link yang sudah dibersihkan akan diperhalus dan dibor sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh pembeli. Proses ini tidak dilakukan di divisi Tempa Cor namun dilakukan di divisi Alat Berat dengan status pengerjaan Sub-kontrak.

h. Dimarking

Proses ini adalah proses pemberian kode pada produk Swing Link yang telah selesai dikerjakan dan siap untuk dikirim. Kode yang ditulis pada produk berupa 1 huruf dan 6 digit angka dan perusahaan pembuat yaitu “Pindad” dan perusahaan pembeli. Mesin yang dilakukan pada proses ini adalah mesin MP 60 T.

i. Packaging

Setelah proses pemberian kode selesai, maka produk siap untuk dipackaging. Produk dipack menggunakan sebuah Pallet yang bisa menampung 40 buah produk, dan diberi plastik pelindung untuk menghindari kotoran yang menempel pada produk. RAW MATERIAL (S 45 C) PROSES CUTTING PROSES PREFROMING PROSES FORMING PROSES TRIMMING PROSES SHOTBLASTING PROSES MACHINING PROSES DIMARKING PROSES PACKAGING DELIVERY

(38)

29

3.4. Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi dari PT. Pindad (Persero) dan juga tata letak dari produksi akan memepengaruhi semua aktivitas produksi dari penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, produksi, akses material handling dan manusia, hingga nanti pengiriman produk jadi yang akan dikirimkan ke konsumen. Yang dilakukan oleh PT. Pindad (Persero) yaitu menentukan area produksi dan pergudangan Divisi Tempa Cor yang ditempatkan pada lokasi yang berdekatan dengan pintu masuk/keluar. Keputusan yang diambil ini bertujuan untuk mengefisienkan proses penerimaan bahan baku dan pengiriman produk yang mempunyai ukuran besar baik dalam segi waktu maupun perhitungan ongkos material handling dan juga ruang area penyimpanan dan produksi. PT. Pindad juga menerapkan bahwa setiap divisi agar mandiri dalam proses produksinya dengan menerapkan setiap divisi mempunyai gudang, fasilitas pengujian dan material handling tersendiri. Fasilitas ini juga direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan baik pula dengan memperhatikan biaya produksi seminimal mungkin dan produksi yang optimal. Berikut ini adalah fasilitas produksi di Divisi Tempa Cor :

3.4.1. Gudang

Gambar 3.10. Tampak Luar Gudang Divisi Tempa Cor

(39)

30

Pada bagian departemen produksi divisi Tempa Cor, dibagi menjadi 2 tempat yaitu pengerjaan Tempa dan Cor. Untuk produksi Swing Link pengerjaan dilakukan pada bengkel Tempa. Bengkel tersebut mengerjakan semua proses pengerjaan Swing Link kecuali proses Machining karena proses tersebut dikerjakan pada divisi Alat Berat.

Gambar 3.11. Tampak Luar Bengkel Produksi Tempa

(40)

31

3.4.3. Fasilitas Produksi dan Material Handling

Pada produksi produk Swing Link, PT. Pindad menyediakan fasilitas dan material handling sebagai berikut:

a. Forklift

Forklift ini cenderung memiliki daya angkut lebih besar dan banyak digunakan untuk

pemindahan jarak lebih jauh seperti antar gudang dan antar lantai produksi selain itu,

forklift yang digunakan di divisi ini kapasitasnya berkisar antara 1 Ton-5 Ton

tergantung besar forklift dengan daya angkat masing-masing unitnya mampu menjangkau hingga ketinggian 3 Meter hingga 6 Meter. Bentuk dari Forklift dapat di lihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Forklift

b. Pallet

Pallet ini berfungsi sebagai landasan untuk meletakkan barang agar dapat

memudahkan proses pengangkatan dan pemindahan barang oleh material handling forklift dengan cara memasukan fork ke dalam sisi pallet. Didalam divisi Tempa Cor sekarang ini menggunakan hanya pallet kayu yang dapat didaur ulang dapat dilihat pada Gambar 3.14.

(41)

32

Gambar 3.14. Pallet

c. Skids

Skids ini digunakan sebagai alat untuk tumpuan mengangkat beban yang besar dan

tidak memungkinkan untuk menggunakan pallet yang prinsip kerjanya sama dengan

pallet. Bentuk dari Skids dapat di lihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Skids

d. Container

Container ini digunakan untuk menyimpan item diskret yang dapat dikumpulkan satu

persatu serta untuk menyatukan dan melindungi item yang ada di dalamnya. Box

container yang digunakan di bengkel adalah yang terbuat dari besi seperti yang di

(42)

33

Gambar 3.16. Box Container

e. Bridge Crane

Bridge crane ini berfungsi sebagai alat untuk mengangkat dan memindahkan

komponen yang sangat berat seperti material awal dari Swing Link, dan lain-lain. Dengan kemampuan angkat dari 3 ton sampai 5 ton, brige crane ini sangat cocok untuk mendukung mengangkutan produk – produk yang mememiliki bobot yang besar dan dilengkapi remote untuk pengendalinya. Bentuk secara umum bridge crane dapat di lihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Bridge Crane

f. Trolley

Trolley digunakan untuk memindahkan material yang telah selesai dipanaskan di slot

(43)

34

dan sangat panas, posisi slot furnace juga setinggi 1 meter maka diperlukan alat untuk bisa memindahkannya.

(44)

35

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT. Pindad (Persero) penulis di tempatkan di Divisi Tempa Cor. Pada Divisi ini terbagi menjadi beberapa bagian lagi, diantaranya adalah Bagian Rendalprod, Bagian Engineering, dan Bagian Umum. Bagian Engineering bertugas untuk membuat gambar desain produk dan juga mengatur proses produksi seperti mesin apa yang digunakan, urutan proses pengerjaan, berapa lama waktu pekerjaan, berapa operator yang dibutuhkan, dan lain – lain yang mennyangkut dengan proses produksi. Bagian Rendalprod memiliki wewenang untuk melakukan penyediaan bahan, melakukan penjadwalan produksi, dan melakukan pendistribusian ke konsumen. Sedangkan Bagian Umum bertugas untuk mengatur keuangan divisi, administrasi karyawan, dan urusan – urusan yang menyangkut inventoris kantor. Setelah dipertimbangkan, penulis di tempatkan di bagian Engineering. Penulis mendapat berbagai ilmu tentang bagian Engineering setelah dipandu dan dijelaskan oleh Bapak Nano dan Bapak Erman selaku karyawan departemen Engineering. Pada saat penulis berada disana, Divisi Tempa Cor sedang menerima pesanan untuk memproduksi produk Swing Link dalam jumah yang banyak. Maka penulis diberi tugas untuk mengamati waktu proses produksi dari pengerjaan

Swing Link apakah sudah efektif atau belum.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Dalam Pekerjaan

Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT. Pindad (Persero) penulis di tempatkan di Divisi Tempa Cor bagian Engineering. Bagian Engineering bertugas untuk membuat gambar desain produk dan juga mengatur proses produksi seperti mesin apa yang digunakan, urutan proses pengerjaan, berapa lama waktu pekerjaan, berapa operator yang dibutuhkan, dan lain – lain yang mennyangkut dengan proses produksi. Penulis mendapat berbagai ilmu tentang departemen Engineering setelah dipandu dan dijelaskan oleh Bapak Nano dan Bapak Erman selaku karyawan departemen Engineering. Objek yang menjadi fokus serta menjadi tugas penulis adalah proses

(45)

36

produksi Tempa yaitu Bapak Ridwan. Selama pelaksanaan kerja praktek berlangsung penulis di berikan beberapa wewenang yang harus di patuhi oleh Penulis antara lain yaitu :

a. Penulis diperbolehkan masuk ke perusahaan setengah jam lebih lambat dari jadwal masuk karyawan yaitu jam 07:30 WIB dan setengah jam lebih cepat dari jadwal pulang karyawan yaitu 16:30 WIB.

b. Penulis hanya diperbolehkan untuk mengambil data menyangkut dengan masalah yang diteliti yaitu data waktu siklus dari para pekerja yang terdapat pada proses Forming tersebut.

c. Penulis wajib mengenakan Almamater Universitas, tanda pengenal dari PT. Pindad (Persero) dan mengenakan helm keselamatan yang bertuliskan visitor di dalam wilayah PT. Pindad (Persero).

d. Penulis dapat mengambil gambar yang dibutuhkan apabila sudah mendapat izin dari pembimbing

e. Penulis dapat mewawancarai operator yang bekerja pada proses Forming. f. Semua laporan dan tugas yang ditulis oleh si penulis harus di periksa terlebih

dahulu oleh Lembaga Leadership Center (LLC) jika telah di setujui oleh LLC maka laporan si penulis sudah dapat di publikasikan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, penulis melakukan pengamatan pada bengkel Tempa secara langsung dan melihat dari jarak yang tidak terlalu jauh proses pengerjaan Forming untuk produk Swing Link. Namun sebelum melakukan pengamatan ke bengkel penulis melakukan wawancara terlebih dahulu pada departemen Engineering mengenai proses produksi yang memiliki tingkat utilitas yang paling tinggi. Setelah mengetahui bahwa proses Forming memiliki utilitas yang paling tinggi, penulis memutuskan untuk mengamati proses tersebut. Pengamatan dilakukan selama 1 minggu dan menghasilkan 30 data sampel waktu siklus pengerjaan Tempa untuk produk Swing Link. Dalam mendapatkan data, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

(46)

37

Metode ini dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung kepada narasumber yang telah ditentukan.

b. Observasi

Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung dilapangan, yang diteruskan dengan pengambilan data kegiatan yang diamati.

c. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan referensi ataupun literatur yang mendukung kejelasan data yang diamati. Penulis mengambil referensi dari dokumen asli serta buku pedoman yang ada.

Adapun berikut ini merupakan alur pelaksanaan dari awal kerja praktek hingga selesai pengerjaan laporan:

(47)

38 Mulai Pengenalan Perusahaan Mempelajari Proses Produksi Diskusi tentang Permasalahan Proses Penentuan Topik Laporan Pengambilan Data Membuat Laporan Kerja Praktek Selesai

Gambar 4.1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Penentuan Waktu Baku

a. Menentukan Metode Pengukuran

Untuk bisa menentukan apakah waktu proses sudah efektif atau belum pertama yang harus dilakukan adalah menentukan waktu baku dari proses yang akan diamati.

(48)

39

Langkah pertama dalam menghitung waktu baku adalah menentukan metode pengukuran. Yang penulis pakai untuk menyelesaikan tugas ini adalah metode pengukuran waktu dengan jam henti. Metode ini merupakan suatu cara pengukuran waktu kerja yang palling umum si pengukur langsung datang ke tempat yang sedang berlangsung aktivitas yang telah di tentukan sebelumnya Dengan menggunakan alat utama adalah stopwatch dengan mengamati saat mulainya aktivitas tersebut hingga sampai berakirnya aktifitas dari suatu pekerjaan. Aktivitas tersebut meliputi waktu operasi dan waktu untuk inspeksi. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam melakukan pengukuran waktu baku terdapat beberapa langkah – langkah yang perlu di perhatikan oleh si pengukur yaitu sebagai berikut :

i. Tujuan dari Pengukuran

Tujuan dari si penulis melakukan pengukuran waktu baku pada proses Forming adalah untuk mencari dan mengetahui waktu sebenarnya dalam menyelesaikan satu proses pekerjaan pada satu produk yang sekaligus menjadi tugas penulis yang di berikan oleh pembimbing Kuliah Praktek.

ii. Memilih operator yang akan di ukur

Pemilihan operator di lakukan si pengukur agar mendapatkan data yang wajar sehingga dalam melakukan pengukuran operator yang di pilih adalah operator yang konsistensi kerja dan perfomanya bagus dari operator – operator lainnya. Dari dua operator yang terdapat di stasiun kerja Forming si pengukur memilih operator yaitu mas Kiki.

iii. Memperhatikan elemen pekerjaan

Dalam pengukuran jam henti elemen pekerjaan sangat penting dan mempengaruhi hasil dari stopwatch atau dari hasil waktu siklus yang nantinya akan menjadi data utama pada perhitungan waktu baku tersebut.

iv. Menyiapkan alat – alat pengukuran

Sebelum melakukan pengukuran waktu si pengukur harus sudah meyiapkan alat – alat yang di butuhkan yang nantinya akan sangat diperlukan untuk melakukan pengukuran waktu alat - alat tersebut seperti stopwatch, alat tulis dan lembar data.

(49)

40

Data waktu siklus adalah data utama yang di gunakan untuk menghitung waktu baku. Data waktu siklus yang berhasil di kumpulkan oleh si penulis adalah sebanyak 30 data dari semua data yang terkumpul tidak semuanya valid si penulis hanya mengambil 15 data waktu siklus dari total 30 data. Data waktu siklus tersebut dapat di lihat pada

Tabel 4.1

Tabel 4.1. Tabel Waktu Siklus

stasiun kerja : Proses Forming nama pengamat : Ivan nama operator : Mas Kiki Tanggal : 01-Aug-17 Waktu Siklus : 171,47 detik

1 202 detik 2 161 detik 3 150 detik 4 155 detik 5 170 detik 6 196 detik 7 148 detik 8 192 detik 9 198 detik 10 149 detik 11 170 detik 12 190 detik 13 160 detik 14 174 detik 15 157 detik ∑ 𝑋 = 2572 detik 𝑋̅ = 171, 4667 detik

(50)

41

Dari tabel diatas di dapatkan total waktu siklusnya adalah 2572 detik sedangkan untuk rata –rata waktu siklus nya adalah 171,47 detik.

c. Menentukan Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah

Langkah – langkah untuk menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah yang perlu di perhatikan adalah :

i. Membuat subgrup dari 15 data yang telah di dapatkan ii. Menghitung Rata – rata dari subgrup tersebut

iii. Menghitung Standar Deviasi waktunya

iv. Menghitung Standard Deviasi dari rata –rata subgrupnya

v. Membuat grafik batas kontrol atas dan batas kontrol bawah Sebelum membuat subgrup dari data yang telah di dapatkan penulis menentukan terlebih dahulu banyaknya subgrup yang akan di buat berdasarkan rumus :

1 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 𝑛 1 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 15 = 4,8 dibulatkan menjadi 5 subgrup

Berdasarkan data yang telah di dapatkan maka di buatlah subgrup dengan 5 subgrup yang dapat di lihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2. Tabel Rata – Rata Subgroup

Subgroup Waktu (Xi) detik Rata - Rata Subgroup 1 202 161 150 171 2 155 170 196 173,666667 3 148 192 198 179,333333 4 149 170 190 169,666667 5 160 174 157 163,666667

Jumlah Rata - Rata Subgroup 857,333333

Setelah membuat tabel subgrup maka langkah kedua adalah menghitung harga rata – rata subgrupnya dengan rumus:

𝑋̿ = ∑ 𝑋̅ 𝑘 𝑋̿ = 857,33

(51)

42

Dari hasil di atas maka didapatkan harga rata – rata subgrupnya adalah 171,47 detik. Lalu langkah berikutnya adalah menghitung standar deviasi waktunya. Untuk menghitung standar deviasi waktu dibutuhkan tabel bantuan yang dapat di lihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Tabel Bantu Standar Deviasi

No 𝑋𝑖 𝑋𝑖2 (𝑋𝑖 − 𝑋̿) (𝑋𝑖 − 𝑋̿)2 1 202 40804 30,53 932,0809 2 161 25921 -10,47 109,6209 3 150 22500 -21,47 460,9609 4 190 36100 18,53 343,3609 5 170 28900 -1,47 2,1609 6 196 38416 24,53 601,7209 7 148 21904 -23,47 550,8409 8 192 36864 20,53 421,4809 9 198 39204 26,53 703,8409 10 149 22201 -22,47 504,9009 11 170 28900 -1,47 2,1609 12 155 24025 -16,47 271,2609 13 160 25600 -11,47 131,5609 14 174 30276 2,53 6,4009 15 157 24649 -14,47 209,3809 171,4667 446264 350,1156

Setelah membuat Tabel bantuan standar deviasi maka langkah selanjutnya dalah mencari standar deviasinya dengan rumus:

𝜎 = √∑ (𝑋𝑖 − 𝑋̿)

2

𝑁 − 1

σ = √ 350,11

(15 − 1)= 5,001

dari hasil perhitungan di atas di dapatkan standar deviasi dari waktu siklusnya adalah sebesar 5,2. Selanjutnya menghitung standar deviasi untuk rata – rata subgrupnya dari hasil rata – rata subgrup yang telah di ketahui maka kita dapat mencari standar deviasi untuk rata – rata sebgrupnya dengan rumus sebagai berikut:

(52)

43 𝜎𝑋̅ = 𝜎 √𝑛 𝜎𝑋̅ = 𝜎 √𝑛 = 5,001 √3 = 2,9

Setelah di temukan nilai standar deviasi dari rata – rata subgrupnya maka langkah selanjutnya dalah menentukan nilai Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah dengan rumus sebagai berikut :

BKA = 𝑥̿ + 𝐾𝜎𝑥̅ BKB = 𝑥̿ − 𝐾𝜎𝑥̅

=171,47 + (3 x 2,9) = 171,47 - (3 x 2,9)

=180,17 = 162,77

Gambar 4.2. Grafik BKA & BKB

Kesimpulan yang dapat ditarik dari gambar grafik BKA dan BKB yang telah di buat oleh penulis adalah dari grafik tersebut rata – rata subgrup dari ke 15 data waktu siklus tidak ada yang melewati Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah sehinnga data dinyatakan normal.

d. Uji Kecukupan Data

180,17 180,17 180,17 180,17 180,17 171 173,67 179,33 169,67 163,67 162,77 162,77 162,77 162,77 162,77 150 155 160 165 170 175 180 185

Subgroup 1 Subgroup 2 Subgroup 3 Subgroup 4 Subgroup 5

Grafik BKA & BKB

(53)

44

Uji kecukupan data di perlukan supaya penulis mengetahui apakah data yang di ambil dan nantinya akan disajikan di laporan oleh si penulis sudah cukup ataukah masih kurang. Idealnya lebih banyak pengukuran atau pengambilan sampel data maka hasil tersebut akan mendekati cukup. Namun pengukuran dengan jumlah yang tak terhingga sulit di lakukan oleh si penulis. Oleh karena itu dalam melakukan uji kecukupan data terdapat tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang merupakan permisalan atau pencerminan tingkat kepastian pada pengukuran setelah si pengukur tersebut memutuskan untuk tidak melakukan pengukuran dengan jumlah yang banyak. Tingkat ketelitian sendiri menunjukan besarnya eror atau penyimpangan dari waktu sebenarnya terhadap pengukuran tersebut sedangkan tingkat keyakinan adalah seberapa yakin pengukur terhadap data yang diperolehnya pengaruh antara keduanya adalah jika semakin tinggi tingkat ketelitian maka data atau sampel yang di ambil semakin banyak. Berikut ini adalah uji kecukupan dan keyakinan data yang telah di lakukan oleh si penulis :

Rumus Uji Kecukupan Data adalah sebagai berikut:

Dengan tabel Nilai Kepercayaan yang telah tercantum pada tabel 4.5

Tabel 4.5. Tabel Tingkat Kepercayaan

Maka dari rumus diatas hasil perhitunganya adalah sebagai berikut:

𝑁′ = [

𝑘

𝑠 √𝑁.∑ 𝑋𝑖2− (∑ 𝑋𝑖)2]

2

(54)

45 𝑁′= [ 2 0,1 √15.(446264) − (6615184)] 2 2572 𝑁′ = 2, 1825

N’ adalah hasil perhitungan dari kecukupan data tersebut didapatkan nilai sebesar 2,1825 sedangkan N adalah jumah data waktu siklus yang diambil sebesar 15. Maka dapat di simpulkan N’ < N maka data yang diambil dinyatakan sudah cukup.

e. Menghitung Faktor Penyesuaian

Faktor penyesuaian dibutuhkan apabila terjadi ketidakwajaran dalam pekerjaan yang dilakukan oleh operator atau pekerjaan tersebut tiba – tiba dapat diselesaikan sangat cepat oleh operator atau sangat lambat sehingga berdasarkan hal tersebut di perlukan faktor penyesuaian terhadap kinerja dari operator. Metode pengukuran faktor penyesuaian yang di gunakan adalah metode Westinghouse. Dalam metode Westinghouse mengarah pada penilaian 4 faktor yaitu meliputi Ketrampilan, Kondisi Kerja, Usaha dan Konsistensi. Berikut adalah penilaian yang di lakukan oleh penulis dengan metode Westinghouse yang mencangkup ketrampilan, Kondisi Kerja, Usaha dan Konsistensi.

Ketrampilan

Ketrampilan di sini diartikan sebagai kemampuan operator mengikuti cara kerja yang telah ditetapkan tabel penilaian ketrampilan dalam Westinghouse dapat di tabel 4.6.

(55)

46

Tabel 4.6. Tabel Score Keterampilan

Dari tabel penilaian di atas penilaian faktor ketrampilan operator mesin Forming sendiri dapat di lihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7. Tabel Score Ketrampilan

Ketrampilan

Kondisi Lambang Score

Excellent B2 0,08

Dengan alasan Mas Kiki yang bekerja di bagian proses Forming sudah mempunyai pengalaman kerja lebih dari 3 tahun di PT. Pindad (Persero) dan selalu di tempatkan di bagian mesin Forming karena pada bengkel Tempa khususnya bagian Forming para operatornya tidak ada rolling pekerjaan karena Mas Kiki sudah lama menggunakan mesin Forming tersebut maka mas Kiki sudah tidak asing lagi terhadap benda kerja yang akan ditempa dan cara pengoprasiannya tersebut sehingga dapat megoprasikan mesin Forming tersebut secara cepat dan diatas normal.

Usaha

Usaha yang di maksud di sini adalah kesungguhan yang di tunjukan operator tersebut dalam melakukan pekerjaanya. tabel penilaian usaha dalam Westinghouse dapat di llihat pada Tabel 4.8

(56)

47

Tabel 4.8. Tabel Score Usaha

Dari tabel penilaian di atas di dapatkan hasil penilaian faktor usaha operator yang tercantum pada Tabel 4.9

Tabel 4.9. Tabel Score Usaha

Usaha

Kondisi Lambang Score

Excellent B2 0,08

Dari hasil wawancara dan pengamatan oleh penulis mas Kiki memang menyukai pekerjaanya sebagai operator dan tak pernah sekalipun keliru dalam proses pengerjaan Swing Link tersebut.

Kondisi Kerja

Kondisi Keerja di sini adalah kondisi kerja fisik dari lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, suhu dan kebisingan ruangan tersebut. Kondisi kerja merupakan sesuatu yang berada di luar operator dan diterima apa adanya tanpa banyak kemampuan untuk mengubah situasi dari kondisi tersebut. Score westinghouse untuk Kondisi Kerja dapat dilihat pada Tabel 4.10

(57)

48

Tabel 4.10. Tabel Score Kondisi Kerja

Dari tabel penilaian di atas penilaian faktor kondisi kerja operator mesin Forming dapat di lihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11. Tabel Score Kondisi Kerja

Kondisi Kerja

Kondisi Lambang Score

Poor F -0,07

Dari hasil pengamatan yang di lakukan kondisi lingkungan kerja di bagian pemesinan cukup buruk dari segi temperaturpun sangat panas karena operator harus berhadapan secara langsung dengan benda kerja yang memiliki suhu yang tinggi, dan juga proses Forming menghasilkan bunyi yang sangat keras sehingga akan sangat mengganggu operator bekerja walau sudah memakai penyumbat telinga. Lantai tempat mas Kiki bekerja pun sangat licin disebabkan karena percikan – percikan api yang menyebar kemana – mana.

Konsistensi

Faktor yang menjadi perhatian adalah pada saat kita melakukan pengukuran waktu siklus jika angka - angka antar waktu siklus tersebut perbedaanya sedikit maka konsistensi dari operator tersebut bagus tetapi jika perbedaanya besar dan cukup

(58)

49

signifikan maka konsistensi dari pekerja tersebut buruk. kelas penilaian konsistensi pada metode Westinghouse dapat di lihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Tabel Score Konsistensi

Dari tabel penilaian di atas penilaian faktor konsistensi operator mesin Forming dapat di lihat pada Tabel 4.13 :

Tabel 4.13. Tabel Score Konsistensi

Konsistensi

Kondisi Lambang Score

Good C 0,01

Penulis memberikan penilaian good karena pada data waktu siklus yang di dapatkan penulis dari hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch terdapat penyimpangan waktu yang selisihnya tidak terlalu besar dan data ekstrim yang sedikit oleh karena itu konsistensi bekerja mas Kiki di asumsikan penulis dengan score good. Dari hasil – hasil di atas di dapatkan hasil total dari keempat faktor penyesuain tersebut yang dapat di lihat pada Tabel 4.14

(59)

50

Tabel 4.14. Tabel Score Total

Dari tabel diatas didapatkan hasil total dari faktor penyesuaian adalah +1,14 yang nantinya nilai tersebut digunakan untu menghitung Waktu Normal dari pekerja dengan rumus :

𝑊𝑛 = 𝑊𝑠 𝑥 𝑃

𝑊𝑛= 171,47 𝑥 1,1

𝑊𝑛= 188,617

Dari perhitungan di atas dapat di tarik kesimpulan Waktu Normalnya adalah sebesar 195,47 detik dengan memperhitungkan faktor penyesuaian dari pekerja tersebut. Besarnya nilai waktu normal akan mempengaruhi hasil akhir yaitu waktu baku.

f. Menghitung Faktor Kelonggaran (Allowance)

Dalam bekerja manusia pasti mempunyai rasa lelah dan hambatan – hambatan lainnya yang tidak dapat di hindari oleh operator tersebut yang nantinya akan lebih memperpanjang waktu pengerjaan dari suatu proses karena hambatan – hambatan tersebut oleh karena itu hambatan tersebut harus di hitung dan ditambahkan ke waktu normal yang telah di hitung oleeh si penulis sehingga nantinya di menghasilkan hasil akhir yaitu waktu baku. Faktor kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu antara lain : i. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Contoh adalah minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil ii. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah

.

Kondisi Lambang Score

Ketrampilan B2 0 , 08

Usaha B2 0 08 ,

Kondisi Kerja E - 0 , 07

Konsistensi C 0 , 01

(60)

51

Contoh adalah rasa lelah terlihat jika hasil produksi menurun akibat pekerja bekerja dengan performasi di atas normal maka makin cepat pekerja tersebut mengalami kelelahan.

iii. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan

Contoh adalah matinya aliran listrik, panggilan secara tiba – tiba dari atasan, alat potong atau mata bor yang tiba – tiba rusak.

Untuk menghitung kelonggaran pada operator dan operasi yang diamati hal pertama adalah menetukan besarnya kelonggaran kebutuhan pribadi dan kelonggaran akan menghilangkan rasa lelah hal tersebut dapat diasumsikan oleh si pengukur dengan melihat situasi dan lingkungan kerja yang terdapat di mesin tersebut dan memberikan nilai berdasarkan tabel faktor kelonggaran yang tercantum pada

(61)

52

(62)

53

Dari tabel faktor kelonggaran tersebut kita dapat menentukan nilainya sesuai dengan keadaan operator dan lingkungan kerjanya berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan oleh si penulis di hasilkan nilai dari faktor – faktor yang dapat di lihat pada

Tabel 4.16

Tabel 4.16. Tabel Score Total Kelonggaran Kelonggaran Tetap

Kelonggaran pribadi = 1,25

Kelonggaran Variabel

1 Tenaga yang dikeluarkan =

Bekerja di meja,

berdiri = 6

2 Sikap kerja =

Berdiri diatas dua

kaki = 0.5

3 Gerakan kerja = Agak terbatas = 3

4 Kelelahan mata =

Pekerjaan yang

hampir terus -

menerus = 3

5 Keadaan suhu = Tinggi = 12

6 Keadaan atmosfer = Kurang Baik = 5

7

Keadaan lingkungan

yang baik = Kebisingan rendah = 3

Gambar

Gambar 2.6 Penghargaan Proper Biru
Gambar 2.7 Penghargaan TOP IT
Gambar 2.9 Piagam Penghargaan LIPI
Gambar 2.11 Penghargaan Website BUMN Terbaik
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Hubungan Antara Penyampaian Informasi Kasus Pencurian Senjata PT PINDAD (Persero) Dengan Sikap Wartawan Terhadap Perusahaan

Pindad (Persero) dapat dikatakan efektif. Hal ini terlihat dari analisis deskriptif tentang penilaian kinerja pada jawaban responden variabel x ada pada kriteria

Modal kerja PT PINDAD (Persero) Divisi Mijas yang dibentuk dari jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan selama 11 tahun, mulai dari tahun

Kamis, 9 Juni 2011): Bertempat digedung Aula PT PINDAD (PERSERO) Turen, Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, mengadakan kunjungan dan praktikum dengan tema: “ Security in

Pindad (Persero) pada tanggal 09 September 2014 yang berjudul “CEO Pindad : Organisasi Harus Berpihak Kepada Karyawan yang Perform”, terdapat beberapa permasalahan

Pindad (Persero) dalam upaya anti-hoax dengan adanya masalah mikro yaitu tahap Share, Optimize, Manage maka pemanfataan media sosial dalam upaya anti- hoax bisa terlihat

Evaluasi yang dilakukan oleh PT Pindad (Persero) merupakan jenis evaluasi bagian program yang mana evaluasi ini dilakukan oleh PKBL untuk mengevaluasi bagian

Kondisi PT Pindad Persero dari segi organisasi dan SDM menunjukan bahwa perusahan masih memiliki kendala dengan komposisi SDM yang rata-rata di atas usia produktif dan kompetensi