ABSTRAK
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL di SD Negeri
Denggung
Casula Ambar Winanti (121134138) Universitas Sanata Dharma
2016
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui dan memaparkan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar, dan (3) mengetahui dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan dua siklus Subjek penelitian adalah siswa kelas III A SD Negeri Denggung 28 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif.
Langkah-langkah pembelajaran PBL yang meliputi: 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membantu penelitian mandiri dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Rata-rata kondisi awal 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus II sebesar 90,82. Pencapaian KKM juga mengalami peningkatan kondisi awal 64,28% dengan KKM 70, meningkat siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75, dan siklus II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Peningkatan kemampuan berpikir kritis, kondisi awal dengan nilai 50,35 kriteria sangat tidak kritis dan meningkat pada kondisi akhir sebesar 71,62 dengan kriteria cukup kritis dengan rentang nilai 1-100.
ABSTRACT
The Improving of Learning Outcome and Critical Thinking in Mathematics for III A Grade Students in Multiplication and Division Material through Problem Based Learning
in Denggung State Elementary School.
Casula Ambar Winanti (121134138) PGSD Sanata Dharma University
2016
The background of the study was concern about the low learning outcome and critical thinking in multiplication and division of III A grade students in Denggung State Elementary School bach 2015/2016. The purpose of this study are: (1) to implement Problem Based Learning (PBL) for improving the learning outcome and critical thinking; (2) to improve students’ learning outcome, (3) to improve students’ critical thinking.
This study was Implement Action Research that was conducted in two cycles in which each cycle consisted of two meetings. The participants of this study were III A grade students in Denggung State Elementary School. The data collection techniques were observation, tests and questionaires. The instrument utilized in this study were observation sheet, tests, and questionaire sheet. The data analysis technique was descriptive statistics.
The steps of this study were: 1) students’ orientation in the problem, 2) to organize students to study, 3) to help independent and group observation, 4) to develop and to serve the students’ work, 5) to analyze and to evaluate the process of problem solving, 6) can increase learning outcome and critical thinking skills. The result of the study showed that PBL could improve the learning outcome and critical thinking. The average score of students’ learning outcome was improving started from initiate condition as 71.92 became 77.89 in cycle I and increased more in cycle II as 90.82. The students’ achievement of class average score was also increasing started from 64.28% in the initiate condition with 70 as the class average score to 85.18% in cycle I with 75 as the average score. In addition, in cycle II, it was also improved by reaching 82.14% with 80 as class average score. The students’ critical thinking skills also improved as seen in the value as 50,35 categorized as very uncritical became 71,62 categorized as critical enoughat the final conditionwith range value1-100.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI
PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Casula Ambar Winanti NIM: 121134138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI
PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Casula Ambar Winanti NIM: 121134138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala cinta dan syukur skripsi ini dipersembahkan kepada :
Tuhan Yesus Sumber Pengharapan
Bapak Sumulyo dan Ibu Th. Sunarti yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan
Keluarga besar Selowisastro
Kakak-kakakku M.M. Atik Widiasih, Anastasia Wahyu Dwi Mulyani, Carolina Wahyu Tri Astuti dan Fransiska Setyowati
Keponakanku Veronica Eggy Larasati, Abiel Wahyu Sayudha, Samuel Danu Ega Saputra, Lucia Ari Natania, Albin Dharma Yoga dan Gavriele Arnan Rajendra
Sahabatku Dewi Utari, Lusia Desti Riyanatalia, Yashinta Piji Lestari, Elisabeth Astin Vega R, Margareta Asti Utami, Veronica Kristiani Larasati, Eryka Novrianta, Parmaditya Surya Hadikusuma, Solihin, dan Yosafat Dwi Widi Hutomo
Seluruh teman-teman kelas D 2012
v MOTTO
Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat,
ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu
Lukas 11: 9
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan,
kamu akan menerimanya
Matius 21: 22
Tak ada kesedihan yang sia-sia, waktu akan mengumpulkan
pecahan-pecahannya untuk menyusun kebahagiaanmu suatu
ketika
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Casula Ambar Winanti
Nomor Mahasiswa : 121134138
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 11 Februari 2016 Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL di SD
Negeri Denggung
Casula Ambar Winanti (121134138) Universitas Sanata Dharma
2016
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui dan memaparkan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar, dan (3) mengetahui dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan dua siklus Subjek penelitian adalah siswa kelas III A SD Negeri Denggung 28 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif. Langkah-langkah pembelajaran PBL yang meliputi: 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membantu penelitian mandiri dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Rata-rata kondisi awal 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus II sebesar 90,82. Pencapaian KKM juga mengalami peningkatan kondisi awal 64,28% dengan KKM 70, meningkat siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75, dan siklus II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Peningkatan kemampuan berpikir kritis, kondisi awal dengan nilai 50,35 kriteria sangat tidak kritis dan meningkat pada kondisi akhir sebesar 71,62 dengan kriteria cukup kritis dengan rentang nilai 1-100.
ix ABSTRACT
The Improving of Learning Outcome and Critical Thinking in Mathematics for III A Grade Students in Multiplication and Division Material through Problem Based
Learning in Denggung State Elementary School.
Casula Ambar Winanti (121134138) PGSD Sanata Dharma University
2016
The background of the study was concern about the low learning outcome and critical thinking in multiplication and division of III A grade students in Denggung State Elementary School bach 2015/2016. The purpose of this study are: (1) to implement Problem Based Learning (PBL) for improving the learning outcome and
critical thinking; (2) to improve students’ learning outcome, (3) to improve students’
critical thinking.
This study was Implement Action Research that was conducted in two cycles in which each cycle consisted of two meetings. The participants of this study were III A grade students in Denggung State Elementary School. The data collection techniques were observation, tests and questionaires. The instrument utilized in this study were observation sheet, tests, and questionaire sheet. The data analysis technique was descriptive statistics.
The steps of this study were: 1) students’ orientation in the problem, 2) to organize students to study, 3) to help independent and group observation, 4) to
develop and to serve the students’ work, 5) to analyze and to evaluate the process of
problem solving, 6) can increase learning outcome and critical thinking skills. The result of the study showed that PBL could improve the learning outcome and critical
thinking. The average score of students’ learning outcome was improving started
from initiate condition as 71.92 became 77.89 in cycle I and increased more in cycle
II as 90.82. The students’ achievement of class average score was also increasing
started from 64.28% in the initiate condition with 70 as the class average score to 85.18% in cycle I with 75 as the average score. In addition, in cycle II, it was also
improved by reaching 82.14% with 80 as class average score. The students’ critical
thinking skills also improved as seen in the value as 50,35 categorized as very uncritical became 71,62 categorized as critical enoughat the final conditionwith range value1-100.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasihNya sehingga penulis telah menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A
Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL Di SD Negeri
Denggung”.Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dengan caranya sendiri, penulis mampu termotivasi untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan perhatian, membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd., dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, membantu dan mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir bimbingan.
xi
7. Seluruh staf dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing selama penulis belajar di kampus PGSD, USD.
8. Bapak Sumulyo, Ibu Th.Sunarti dan seluruh kakak-kakakku yang selalu memberikan motivasi dan doa untuk peneliti.
9. Teman-teman satu kelompok payung Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa, Wulan, Adit, Ardian, Ulil, Frengky, Ibnu, Husein, Janu dan Faisal yang berjuang bersama membantu dalam pelaksanaan ujian pendadaran, dari awal bimbingan hingga akhirnya perjuangan kita telah selesai.
10.Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu memberikan keceriaan dan tawa setiap harinya terlebih kelas D terima kasih atas kerja samanya selama kuliah di sini.
11.Kampus PGSD, tempatku berkembang dalam segala hal, tempat menimba ilmu, banyak cerita suka-duka, tawa dan tangis yang mampu mendewasakan penulis. Tidak ada kampus yang lebih baik selain kampus PGSD yang memberikan banyak kisah di tiap sudut dan lorong yang ada.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun penulis di masa depan. Dan akhirnya semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan.
Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis,
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional ... 8
BAB. II LANDASAN TEORI ... 10
xiii
1. Hasil Belajar ... 10
2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 12
3. PBL (Problem Based Learning) ... 14
4. Pembelajaran Matematika ... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 26
D. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB. III METODE PENELITIAN... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Setting Penelitian ... 32
C. Persiapan ... 32
D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus ... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 50
I. Indikator Keberhasilan ... 60
J. Jadwal Penelitian ... 61
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Hasil Penelitian ... 62
1. Pelaksanaan... 62
2. Hasil Belajar ... 69
3. Kemampuan Berpikir Kritis ... 74
B. Pembahasan ... 95
BAB. V PENUTUP ... 97
xiv
B. Keterbatasan Penelitian ... 98
C. Saran ... 99
DAFTAR REFERENSI ... 100
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 43
Tabel 3.2 Indikator Berpikir Kritis... 45
Tabel 3.3 Kisi – kisi soal Evaluasi Siklus I ... 45
Tabel 3.4 Kisi – kisi soal Evaluasi Akhir ... 46
Tabel 3.5 Kisi – kisi Lembar Kuesioner ... 46
Tabel 3.6 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 48
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Instrumen ... 49
Tabel 3.8 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis ... 49
Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen Berpikir Kritis ... 50
Tabel 3.10 Kriteria PAP Tipe I ... 51
Tabel 3.11Rentang Skor Indikator 1 ... 52
Tabel 3.12 Rentang Skor Indikator 2 ... 53
Tabel 3.13 Rentang Skor Indikator 3 ... 54
Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 4 ... 55
Tabel 3.15 Rentang Skor Indikator 5 ... 56
Tabel 3.16 Rentang Skor Indikator 6 ... 57
Tabel 3.17 Rentang Skor Seluruh Indiktor ... 57
Tabel 3.18 Tabel Rentang Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis ... 58
Tabel3.19 Kriteria Observasi ... 58
Tabel 3.20Tabel Kriteria Rata-rata Observasi Keseluruhan ... 59
Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan ... 60
Tabel 2.22 Jadwal Penelitian ... 61
Tabel 4.1Data KondisiAwal Nilai Ulangan Matematika ... 69
xvi
Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 2 ... 70
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar ... 71
Tabel 4.5 Skor Indikator 1 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ... 74
Tabel 4.6 Skor Indikator 2 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ... 75
Tabel 4.7 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 76
Tabel 4.8 Skor Indikator 4 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ... 77
Tabel 4.9 Skor Indikator 5 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ... 78
Tabel 4.10 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 79
Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ... 80
Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ... 81
Tabel 4.13 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 82
Tabel 4.14 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 83
Tabel 4.15 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 84
Tabel 4.16 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 85
Tabel 4.17 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 86
Tabel 4.18Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ... 87
Tabel 4.19 Skor Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis ... 88
Tabel 4.20 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ... 89
Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 90
Tabel 4.22 Hasil Observasi Siklus I ... 91
Tabel 4.23 Hasil Observasi Siklus II... 92
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Bagan Literature Map Penelitian ... 25
3.1 Model PTK Kemmis dengan MC. Taggart ... 30
4.1 Nilai Rata-rata Hasil Blajar ... 71
4.2 Persentase Pencapaian KKM ... 72
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian ... 102
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 103
Lampiran 3 Silabus ... 104
Lampiran 4 RPP ... 111
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus 1 ... 159
Lampiran 6 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 164
Lampiran 7 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ... 168
Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir ... 169
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 175
Lampiran 10 Hasil Nilai Evaluasi Akhir ... 181
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Matematika TA 2014/2015 ... 182
Lampiran 12 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 183
Lampiran 13 Kisi – kisi Kuesioner ... 192
Lampiran 14 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 193
Lampiran 15 Validasi Kuesioner Berpikir Kritis ... 197
Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ... 201
Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ... 202
Lampiran 18 Pedoman Observasi ... 203
Lampiran 19 Hasil Observasi ... 204
Lampiran 20 Hasil Wawancara ... 205
Lampiran 21 Foto Kegiatan ... 210
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belajar
matematika merupakan syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara
kritis, kreatif dan aktif. Pembelajaran di dalam kelas seharusnya guru mampu memfasilitasi dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, dalam
proses pembelajaran ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk berpikir
menghadapi masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
menghadapkan anak pada masalah matematis sehari-hari dengan demikian belajar matematika anak merasa terbantu untuk menyelesaikan masalah matematis sehingga anak tertarik untuk belajar. Apalagi matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang penting dan berguna bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas III, pada tanggal
dan pembagian, guru belum maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak untuk menyelesaikan soal cerita maupun soal matematika yang lainnya. Ennis (dalam Fisher 2008), bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk
akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dalam konsep Ennis pengambilan keputusan adalah bagian dari
berpikir kritis, diharapkan dengan menghadapkan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari kemampuan berpikir kritis siswa meningkat.
SD Negeri Denggung memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk
pelajaran matematikan adalah 70. Berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal maka dapat dilihat siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 18 siswa dan 10
siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 35% siswa yang belum mencapai KKM untuk materi perkalian dan pembagian. Berdasarkan hasil wawancara dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika kelas III SD Negeri Denggung rendah pada materi perkalian dan pembagian. Data kondisi awal hasil belajar tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat di lampiran 11.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2009 : 44),
siswa seringkali mengeluh ketidakpuasannya terhadap perolehan hasil belajar. Proses pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadikan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar, seharuanya pembelajaran di dalam kelas
menyelesaikan soal cerita mengubahnya ke dalam bentuk matematika.Kuncinya adalah penanaman konsep matematika yang mantang, guru harus menghadirkan model pembelajarn yang membantu siswa untuk memahami materi.
Pada kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi masalah matematis dalam kehidupan nyata.Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah
satu bekal utama untuk menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal
bertujuan untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika.untuk dipikir dan
diselesaikan.
Salah satu pembelajaran inovatif yang membantu siswa untuk memahami materi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah pembelajaran
model Problem Based Learning (PBL), yaitu pembelajaran yang menekankan pada masalah kehidupan sehari-hari. PBL ini bertujuan untuk membantu siswa menghadapi dan menyelesaikan permasalahan matematika, serta membantu siswa
berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan matematika, dengan demikian diharapakn dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran inovatif matematika, untuk meningkatkan hasil belajar matematika serta untuk
matang dan orang yang tidak pernah berhenti belajar. Peneliti mencoba menerapkan pembelajaran Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Arends (dalam Trianto 2007), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang
sesuai dengan yang diharapkan maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematikan Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas III SD Negeri Denggung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pemahaman siswa tentang konsep perkalian dan pembagian masih rendah 2. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal masih kurang
3. Pembelajaran siswa berpusat pada guru
4. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penulis hanya meneliti siswa kelas III A SD Negeri Denggung, semester
ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
2. Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah.
4. Mata pelajaran yang diteliti adalah matematika dengan materi perkalian dan pembagian.
D. Rumusan Masalah
Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Denggung harus ditingkatkan. Berdasarkan uraian latar belakangmasalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan PBL dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran
2015/2016?
2. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD
3. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian
kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memaparkan bagaimana penerapan PBL untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung
tahun ajaran 2015/ 2016.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi
operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Denggung
tahun ajaran 2015/ 2016 lewat penggunaan pendekatanProblem Based Learning.
3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD
Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016 melalui model pendekatanProblem
Based Learning.
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung,
maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teorits
a. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar dan
siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016 melalui
pendekatan Problem Based Learning.
b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya, mengenai hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian dan pembagian, serta
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD
Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016.
b. Bagi peneliti
1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan model Problem Based
Learning (PBL).
2) Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar, berlatih, menerapkan dan
mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses selama
penelitian.
3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang kemampuan berpikir
kritis.
c. Bagi Guru
Penggunaan metode pembelajaran inovatif PBL sebagai salah satu metode
mengajar yang dapat digunakan pada pembelajaran matematika khususnya
untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir
d. Bagi sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif
dalam penggunaan pembelajaran inovatif PBL.
G. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh
siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek kognitif.
2. Berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan
reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan
masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
3. Problem Based Learning
PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan dengan
langkah-langkah tertentu.
4. Matematika
Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka
5. Perkalian dan Pembagian
Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang, sedangkan konsep pembagian
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Majid,2014: 27).Hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Andersond dan
Krathwohl (dalam Rusmono, 2012:8) menyebut ranah kognitif dari taksonomi Bloom merevisi menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri atas enam tingkatan: (1)
ingatan, (2) pemahaman, (3) pengetahuan terdiri atas empat tingkatan, yaitu (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan
prosedural, dan (4) pengetahuan meta-kognitif.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek kognitif.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013 : 12), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto 2012:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal,
maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar, yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan
2. Kemampuan Berpikir Kritis
a.Model Berpikir Kritis Richard Paul
Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang
mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu atau ranah berpikir (Richard Paul dalam Kuswana 2012: 205). Standar
berpikir kritis bagi pendidikan dasar dalam model Paul adalah upaya untuk mengidentifikasi komponen berpikir kritis, berikut adalah daftar standar berpikir kritis: kejelasan (clarity), presisi (precision), spesial
(specificity), akurasi (accuracy), relevan (relevance), konsisten (consistency), logis (logic), mendalam (dept), kelengkapan
(completeness), signifikan (significance), kecukupan (adequacy), dan
keadilan (fairness).
Kuswana (2011 : 19) berpendapat berpikir kritis merupakan
analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
Sedangkan menurut Norris dan Ennis (dalam Alec Fisher, 2008 :
4) berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu
b. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Glaser (dalam Fisher, 2008 :7), ciri-ciri berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara untuk
menyelesaikan masalah, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal ide dan nilai yang tidak dinyatakan, (e)
memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan menilai pernyataan-pernyataan, (h) mengenal sebab akibat suatu masalah, (i) menarik kesimpulan, (j) menguji
kebenaran pendapat orang lain, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan (l)
membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan 12 indikator tersebut, peneliti memilih enam indikator yang digunakan dalam
penelitian ini, sebagai berikut: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d)
menganalisis data, (e) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil, dan (f) membuat penilaian yang tepat
c. Keterampilan Penting dalam Pemikiran Kritis
Beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat penting menurut Fisher (2008 : 8), khususnya bagaimana: 1) mengidentifikasi
elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan; 2) mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi-asumsi; 3) mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan; 4) menilai akseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim-klaim; 5) mengevaluasi argumen-argumen yang
beragam jenisnya; 6) menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan-penjelasan; 7) menganalisis, mengevaluasi dan membuat
keputusan-keputusan; 8) menarik inferensi-inferensi; 9) menghasilkan argumen-argumen.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Triyanto (2009 : 90) mengemukakan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara nyata.
Ratumanan (dalam Triyanto, 2009 : 92), menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran cara berproses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran
dan sekitarnya. Peterson (dalam Amir, 2009 : 13) mengatakan bahwa yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis masalah bukan hanya pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni
kecakapan yang diperoleh akibat proses tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan,
bahwa pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan dengan langkah-langkah tertentu.
b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
Karakteristik Problem Based Learning menurut Arends (dalam
Trianto,2009 : 93) adalah sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran
berdasarkan masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk dipecahkan dan bermakna bagi seseorang. 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat
ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4) Membuat produk dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya.Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5) Kolaborasi
Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya
siswa yang bekerjasama dalam menyelesaikan
masalahnya.Bekerjasama memberikan motivasi, mengembangkan keterampilan sosial, dan keterampilan berpikir.
d. Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas, menurut Trianto (2009 : 94), tujuan PBL adalah untuk: 1) membantu
pemecahan masalah, 2) belajar peranan orang dewasa yang autentik, 3) menjadi pembelajar yang mandiri.
e. Kelebihan dan Kekurangan PBL
Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu model pembelajaran menurut Trianto (2009 : 96) adalah : 1) realistik
dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, 3) memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk kemampuan Problem
Solving atau pemecahan masalah. Selain kelebihan tersebut
pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu : 1) persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, 2)
sulitnya mencari problem yang relevan, 3) memerlukan waktu yang panjang, dan 4) sering terjadi miss-konsepsi.
f. Langkah–langkah Problem Based Learning (PBL)
Proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Menurut Amir (2009 : 24) ada 7 langkah PBL setelah membentuk kelompok kecil:
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep
2) Merumuskan masalah
Fenomena atau kejadian yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena
itu.
3) Menganalisis masalah
anggota menggeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimuliki anggota tentang masalah. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau
hipotesis yang terkait dengan masalah.
4) Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan
dalam
bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang
bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran
kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan
mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran kan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. Tujuan pembelajaran ini juga yang dibuat menjadi dasar penugasan–penugasan individu disetiap
6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok)
saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki,
dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan dan menentukan di mana hendak
dicarinya atau menentukan sumber informasi.Keaktifan setiap anggota harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan oleh setiap individu/kelompok yang bertanggung jawab atas setiap tujuan
pembelajaran.
7) Mensintesa (menggabungkan dan menguji informasi baru, dan
membuat laporan untuk kelas
dari laporan-laporan individu/kelompok, yang dipresentasikan di hadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan
informasi-informasi baru. Kelompok sudah dapat membuat sistesis; menggabungkan dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan.
Arends (2013 : 115) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam
sintaksis untuk pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
Tahap 1: Mengarahkan siswa kepada masalah
Guru meninjau ulang tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah
Tahap 2: Mempersiapkan siswa untuk belajar
Tahap 3: Membantu penelitian mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
mengadakan eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusinya
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mepersiapkan hasil karya
Tahap 5:Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk merefleksikan penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan
Sedangkan Pannen (dalam Ngalimun, 2012 : 94) langkah-langkah dalam pembelajaran PBL ada delapan tahapan, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) menganalisis
data, (4) memecahkan masalah berdasarkan data pada data yang ada dan analisisnya, (5) memilih cara untuk menyelesaikan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) melakukan ujicoba
terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima fase dalam PBL sesuai dengan pendapat Arends (2013 : 115) yang meliputi: (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar,
(4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2003 : 252)
mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi
peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Sedangkan menurut Schoenfeld (dalam Hendriana &
Soemarmo,2014 : 6) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu yang hidup dan tumbuh di mana kebenaran dicapai secara individu dan melalui masyarakat matematis. Selanjutnya ia menyarankan
agar: a) Pakar matematika mengembangkan pemahaman matematik yang dalam melalui latihan magang dalam masyarakat terutama untuk mahasiswa pascasarjana dan professional muda, b) Dalam standar
pembelajaran untuk siswa menengah ke bawah siswa tidak didorong untuk magang seperti itu, oleh karena itu hendaknya siswa didorong untuk doing
dan knowing mathematics.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka
b. Tujuan Pembelajaran Matematika
Hendriana dan Soemarmo (2014:7) menyatakan bahwakurikulum KTSP yang disempurnakan pada kurikulum 2013 mencantumkan tujuan
pembelajaran matematika sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, 3) memecahkan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. c. Materi Pembelajaran
1) Perkalian
Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang. Contoh:
Banyak seluruh apel Bu Santi ada 9 buah.
Kita dapat memperolehnya dengan cara menjumlahkan 3 + 3 + 3 = 9 Penjumlahan itu disebut penjumlahan berulang. Penjumlahan bilangan 3
2) Pembagian
Konsep pembagian adalah pengurangan berulang. Contoh:
Bu Sita memindahkan 12 butir telur itu ke keranjang kecil. Setiap kali ia memindahkan 4 butir telur ke masing-masing keranjang kecil.
Ternyata, semua telur dapat menempati 3 keranjang kecil dan tidak ada telur yang tersisa.
12 - 4 - 4 - 4 = 0
Bentuk pengurangan di atas disebut pengurangan berulang.
Pengurangan dengan 4 dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi, 12 : 4 = 3.
Pembagian dapat dinyatakan sebagai pengurangan berulang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang hasil belajar pernah dilakukan oleh Pratiwi, Ni Wyn
Wida Gian, dkk.(2013)dengan judul “Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan”. Data mengenai hasil
belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya
dianalisis dengan tehnik t-test dengan t-hitung= 2,8, t-tabel= 0,02 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 34 n1 – 1atau n2 – 1 sehingga diperoleh t-hitung >t-tabel. Rerata hasil belajar matematika siswa di kelompok eksperimen adalah
berpengaruh terhadap hasil belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Saraswati Tabanan.
Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning, juga pernah dilakukan oleh Gunantar, Gd, dkk.(2014) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yakni
dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Susila, Putu Budi, dkk.(2014)
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV
Gugus III Kecamatan Busungbiu”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata 16,56, sedangkan hasil belajar siswa kelompok kontrol tergolong sedang dengan rata-rata 11,43. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan
berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV
gugus III kecamatan Busungbiu ( thitung>ttabel, thitung = 4,77 dan ttabel
=2,43).Dengan demikian, model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
dan kemampuan berpikir kritis matematika melalui pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Literatur Map penelitian yang relevan dapat dilihat
pada gambar 2 berikut:
Gambar 2.1Bagan Literature MapPenelitian
Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013). Model Pembelajaran Problem Based Learning
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan
Penelitian ini memperkuat penelitian yang relevan, bahwa model pembelajaran PBL memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti meneliti tentang peningkatan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran PBL SD Negeri
Denggung. Unsur kesamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL pada pembelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir
Bidang studi matematika merupakan bidang studi yang berguna dan membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan hitung menghitung. Oleh sebab itu, siswa harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir mandiri untuk memecahkan masalah, karena pemecahan masalah selain menuntut siswa untuk berpikir
juga merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika. Melalui pembelajaran matematika juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi
masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi siswa di masa depan (Susanto, 2012 : 195). Oleh sebab itu, siswa harus dilatih dan dibiasakan berpikir kritis untuk
memecahkan masalah. Guru harus menghadirkan pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Pada umumnya anak kelas III memiliki karakteristik masa peralihan dari kelas II, untuk
Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk berpikir menghadapi realitas kehidupan nyata, karena pada
kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi realitas kehidupan nyata. Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah satu bekal utama untuk
menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal bertujuan
untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika. untuk dipikir
dan diselesaikan.
Pembelajaran Problem Based Learningjuga terkait dengan peran siswa dalam keikutsertaannya saat proses pembelajaran. Peran serta siswa saat
proses pembelajaran dianggap penting karena didalam pembelajaran dibutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan
kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk
menentukan keputusan, ketika anak dihadapkan pada masalah anak akan terlatih untuk berpikir kritis. Model pembelajaran Problem Based Learningini menekankan penyelesaian masalah pada kehidupan sehari-hari, sehingga
Pernyataan diatas, membuat peneliti tertarik dengan model atau strategi pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran Problem Based
Learning merupakan konsep belajar yang menekankan masalah pada
kehidupan sehari-hari. Di harapkan proses pembelajaran akan menjadi aktif, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa. Penerapan pembelajaran
Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori-teori yang mendukung dan kerangka berpikir yang
peneliti tulis di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III
A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016, dilaksanakan dengan lima fase yaitu : (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis matematika materi perkalian dan pembagian siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan, praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16).
Penelitian Tindakan Kelas memiliki berbagai model yang dapat digunakan
dalam sebuah penelitian. Model penelitian yang diadaptasi peneliti dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart.Model Kemmis dan Mc
Taggart dapat digambarkan dalam bagan berikut.
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010 : 17)
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Berdasarkan gambar 3.1 model PTK Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat langkah untuk setiap siklus yang meliputi:
1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh peneliti ketika akan
memulai tindakannya.
2. Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan.
4. Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh
peneliti.
Peneliti melakukan perencanaan mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika akan memulai tindakannya, seperti menyusun perangkat
pembelajaran dan berkonsultasi dengan guru kelas. Sehingga dalam proses pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan.
Pengamatan dilakukan setiap kali pertemuan di kelas, peneliti membuat pedoman pengamatan (observasi) untuk mempermudah melihat jalannya pelaksanaan tindakan. Sedangkan dalam refleksi peneliti melihat kembali apakah
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Denggung yang terletak di
jalan Candi Gebang, Bangunrejo, Tridadi, Sleman ,Yogyakarta. 2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016 kelas III A yang berjumlah 28 siswa.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III A SD Negeri Denggung, melalui
pembelajaran inovatif Problem Based Learning.
C. Persiapan
Persiapan dalam penelitian ini meliputi:
1. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Denggung
2. Melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mengetahui permasalahan yang dialami siswa
3. Melakukan observasi pembelajaran siswa di kelas III guna memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswa.
4. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa kelas III.
5. Meminta dokumen nilai siswa dari guru kelas III tahun sebelumnya
7. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis 8. Menyusun rencana penelitian
9. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok dan
menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II, kunci jawaban dan instrumen
penelitian.
10. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Validasi perangkat pembelajaran dua dosen ahli dan guru kelas
11. Mendata nama-nama siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada mata pelajaran matematika melalui wawancara dengan
guru kelas.
D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus
Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga hahap sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan
pada siswa yaitu membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. Selanjutnya peneliti
juga mempersiapkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I.
b. Pelaksanaan Kegiatan
pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a) Kegiatan Awal
Guru membagikan kuesioner mengenai kemampuan berpikir kritis
siswa, setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan perkalian untuk menggali pemahaman siswa(orientasi siswa pada masalah).
b) Kegiatan Inti
Guru membacakan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari tentang
perkalian lalu melakukan demonstrasi menggunakan media papan manik-manik untuk menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang berdasarkan soal cerita yang sudah dibacakan
tadi(mengorganisasi siswa untuk belajar). Beberapa siswa ke depan untuk membantu guru dalam menggunakan media, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan LKS yang dibantu dengan
media sedotan(membimbing penyelidikan individu maupun kelompok). Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup diakhiri dengan tanya jawab seputar materi yang
2) Pertemuan II
a) Kegiatan Awal
Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dengan cara
bertanya kepada siswa bagaimana melalukan perkalian dengan dua angka?.Lalu guru menuliskan contoh soal supaya siswa mencoba
mengerjakan(orientasi siswa pada masalah).
b) Kegiatan Inti
Guru membacakan soal cerita tentang kehidupan sehari-hari tetapi
memuat materi perkalian dua angka(mengorganisasi siswa untuk belajar). Untuk menjelaskan materi perkalian dengan dua angka, guru menggunakan
media papan angka.Media ini terbuat dari kertas karton yang diberi kantong-kantong untuk memasukkan angka-angka.Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dengan bantuan guru (membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok) c) Kegiatan Penutup
Sebelum melakukan kegiatan penutup guru mengadakan sedikit
permainan menggunakan papan angka yang diletakkan di papan tulis, setiap siswa mendapatkan angka-angka selanjutnya guru akan membacakan
soal seperti mencongak, lalu siswa akan memasukkan angka-angka dengan cepat (mengembangkan dan menyajikan hasil karya) Setelah itu siswa melalukan evaluasi akhir siklus I(menganalisis dan mengevaluasi proses
c. Observasi
Observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I. Peneliti mengobservasi tentang kemampuan berpikir kritis sesuai
dengan pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang peneliti buat. d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi setelah melakukan tindakan pada siklus I. Refleksi bertujuan untuk memberikan penilaian dan mengetahui kekurangan maupun kelebihan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I ini akan digunakan peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I . Pada siklus II peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti juga mempersiapkan RPP yang akan digunakan pada siklus II. Peneliti juga mempersiapkan
LKS dan media yang akan digunakan pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
a) Kegiatan Awal
Guru bertanya mengenai kegiatan sehari-hari siswa yang mungkin
berhubungan dengan pembagian(orientasi siswa pada masalah).
b) Kegiatan Inti
Gurumembacakan soal cerita pembagian lalu meminta bantuan siswa untuk membantu menyelesaikan soal tersebutdengan menggunakan papan manik-manik untuk menjelaskan konsep
pembagian(mengorganisasi siswa untuk belajar). Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS dan guru membimbing untuk menyelesaikan
soal-soal tersebut(membimbing penyelidikan individu maupun kelompok), lalu salah satu perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusi kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil
karya).
c) Kegiatan Penutup
Secara bersama-sama guru dan murid melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang sudah dilaksanakan lalu menutupnya dengan memberikan kesimpulan tentang materi (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).
2) Pertemuan II
a) Kegiatan Awal
akan dipelajari, yaitu tentang pembagian dua angka(orientasi siswa
pada masalah). b) Kegiatan Inti
Guru membacakan soal cerita yang harus diselesaikan dengan pembagian dua angka, kemudian menjelaskan tentang
materi(mengorganisasi siswa untuk belajar)lalu siswa mengerjakan LKS secara berkelompok (membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok). Setelah selesai mengerjakan LKS perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka (membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok), selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II sekaligus juga mengerjakan soal evaluasi akhir yaitu gabungan dari siklus I dan siklus II.
c) Kegiatan Penutup
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru memberikan kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis.Selanjutnya bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang sudah
dilaksanakan lalu membuat kesimpulan(menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).Guru meminta perwakilan
beberapa siswa untuk memberikan kesan dan pesan selama peneliti masuk ke kelas mereka.
c. Observasi
Peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan observasi ini peneliti mampu mengamati secara langsung perkembangan siswa.
d. Refleksi
Ketika tindakan pada siklus II terlaksana, peneliti kemudian
mengevaluasi kegiatan pada siklus II yang telah dilakukan. Kemudian peneliti menganalisis proses pembelajaran, hasil evaluasi dan
kuesioner berpikir kritis yang telah dibagikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan
non tes yang meliputi: 1. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara
pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee (Masidjo, 1995:72). Peneliti melakukan kegiatan wawancara pada hari sabtu,8 Agustus, wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, karakteristik
siswa kelas III, bagaimana proses pembelajaran dan masukan-masukan dari guru yang berguna untuk membantu proses penelitian. Dari kegiatan