• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK DAN MAKNA LAGU PADA TARI MAENA DALAM PESTA ADAT FALOWA (PERKAWINAN) MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK DAN MAKNA LAGU PADA TARI MAENA DALAM PESTA ADAT FALOWA (PERKAWINAN) MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK DAN MAKNA LAGU PADA TARI MAENA

DALAM PESTA ADAT FALOWA (PERKAWINAN)

MASYARAKAT NIAS DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

YOSE YULIANA

NIM.2101142027

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: maena fangowai zowatö

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Yose Yuliana, Nim 2101142027, Bentuk dan Makna Lagu Pada Tari Maena Dalam Pesta Adat Falowa (Perkawinan) Masyarakat Nias Di Kota Medan.Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan Bentuk Lagu Tari Maena pada Masyarakat Nias, mendeskripsikan Makna Lagu yang terdapat dalam

Lagu Tari Maena pada masyarakat Nias.

Landasan teoretis dan kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori-teori yang mendukung dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu Adat Falöwa (Perkawinan), Teori Bentuk, Bentuk Lagu, Teori Makna Lagu, dan Tari Maena

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, ditafsirkan dan dirumuskan antara data yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat dan cermat, sehingga menghasilkan bentuk laporan ilmiah atau skripsi, dengan pengumpulan data di lapangan meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka yang menjadi bentuk dari pada lagu tari maena fangowai terdiri dari kalimat lagu yang didalamnya terdapat delapan buah syair atau pantun maena serta memliki motif, jumlah frase yang ada pada lagu maena fangowai ada dua frase yakni frase jawaban dan frase pertanyaan serta hubungan frase yaitu frase sebagian (Repetisi) dan pengulangan bervariasi (sekuens). Makna lagu pada tari maena fangowai terdiri atas pengertian dari lagu maena fangowai merupakan tarian yang bermakna kegembiraan, sukacita dan hiburan. nada yang digunakan pada lagu tari maena fangowai adalah nada dasar C dan tujuan dari pada lagu maena fangowai yaitu untuk menghibur para tamu-tamu terhormat atau pembesar yang datang pada pesta adat perkawinan serta untuk ungkapan perasaan bahagia serta gembira

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Bentuk dan Makna Lagu pada Tari Maena dalam Pesta Adat Falowa (Perkawinan) Masyarakat Nias di kota Medan”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan

5. Panji Suroso, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Musik 6. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Pembimbing Skripsi I. 7. Herna Hirza, M.Sn selaku Pembimbing Skripsi II.

8. Lamhot B Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. 9. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan, 10.Michael Cheney Hura S.Sos, selaku pemberi informasi tentang tari

maena dan penari di Sanggar Tari Fanayama serta teman-teman penari lain di sanggar tari fanayama tersebut.

(8)

iii

12.Adik penulis Michael Putra Sinambela, Bou Dewi Sartika Naibaho, Bapakuda dan Inanguda semua yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat penulis Gredi Banjarnahor yang telah memberikan doa serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

14.Teman-teman terbaik penulis Devi Hutapea, Putri Ginting, Octa Sihombing, Narita Zendrato, Suci Hasibuan yang telah memberikan doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

15.Teman-teman yang ada di Prodi Pendidikan Musik angkatan 2010 terimakasih atas kerjasamanya selama perkuliahan.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, 2015 Penulis,

Yose Yuliana

(9)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian... . 8

F. Manfaat Penelitian ... . 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A.Landasan Teoritis ... 10

1.Pengertian Adat Falowa (Perkawinan)... 11

2.Teori Bentuk ... 12

3.Bentuk Lagu ... 13

a. Frase ... 14

b. Kalimat (Periode)... 15

4.Teori Makna Lagu ... 16

5.Pengertian Tari Maena ... 17

B.Kerangka Konseptual... 18

(10)

v BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

1. Tempat Penelitian... 21

2. Waktu Penelitian ... 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

1.Populasi Penelitian ... 22

2.Sampel ... 22

D.Teknik Pengumpulan Data ... 23

1.Studi Kepustakaan ... 23

2.Observasi ... 26

3.Wawancara ... 26

4.Dokumentasi ... 27

5.Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Asal Usul Kedatangan Suku Nias ke Kota Medan... 29

B. Sejarah Tari Maena pada Masyarakat Nias... 30

C. Bentuk Lagu pada Tari Maena... 33

D. Kalimat Lagu... 34

E. Frase Lagu... 39

F. Hubungan Frase... 43

1. Pengulangan Sebagian (Repetisi)... 43

(11)

vi

G. Pengertian Lagu pada Tari Maena... 44

H. Makna Lagu Tari Maena... 48

I. Nada Pada Tari Maena Fangowai... 48

J. Tujuan dari Lagu Tari Maena Fangowai... 48

K. Bentuk Gerakan Tari Maena Fangowai... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A, Kesimpulan... 52

B. Saran ... 53

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Konseptual... 19

Gambar 4.1 : Wawancara dengan Michael Cheney Hura S.Sos………... 30

Gambar 4.2 : Gerak Tari Maena Menghadap ke arah Timur……… 48

Gambar 4.3 : Gerak Tari Maena Menghadap ke arah Utara………. 49

Gambar 4.4 : Gerak Tari Maena Menghadap ke arah Barat………. 49

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis dengan ciri khas masing-masing. Setiap suku ataupun etnis memiliki perbedaan baik dari segi bahasa, musik, nyanyian, dan adat-istiadat dalam bermasyarakat.

Disamping itu, budaya juga merupakan salah satu unsur yang didalamnya terdapat kesenian. Kesenian merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu seni rupa, seni musik dan seni tari. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.

Kehadiran seni dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Tingkat pengembangan dan kemajuan bukan hanya dilihat dari segi politik dan

(14)

2

ekonominya saja, tetapi juga dapat dilihat dari tingkat perkembangan nilai seninya, diantaranya musik menjadi satu bagian penting di dalamnya.

Seni musik adalah seni menata bunyi menjadi suatu harmoni yang indah didengar. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa musik merupakan bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu. Musik merupakan suatu yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas musik seperti membuat komposisi, membuat aransemen, dan memainkan atau menampilkan karya-karya musik. Musik tidak dapat dilepas dari kehidupan manusia, bahkan musik bisa untuk melengkapi kehidupan manusia baik dari segi sosial, segi religius maupun kebudayaannya.

Kebudayaan adalah hasil karya dan pikiran manusia. Manusia yang menciptakan suatu kebudayaan tidak terlepas dari manusia lainnya yang artinya ada terjalin ikatan sosial dalam kehidupan itu sendiri. Manusia yang satu dengan yang lainnya berinteraksi dan saling berhubungan.

Menurut pendapat Saifudin di buku Ilmu Sosial Budaya Dasar (2005 : 12)

mendefinisikan : “kebudayaan sebagai pola- pola perilaku dan keyakinan

(dimediasi oleh simbol) yang dipelajari, rasional, terintegrasi, dimiliki bersama, dan secara dinamik adaptif dan yang tergantung pada interaksi sosial manusia demi eksistensi mereka”.

(15)

3

terdiri dari banyak suku seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias, Pak-pak, Melayu, dan sebagian lagi penduduknya adalah masyarakat pendatang yang didominasi oleh suku Jawa.

Dari sekian banyaknya suku yang terdapat pada masyarakat penduduk Sumatera Utara, saya tertarik meneliti adat suku Nias khususnya tentang Adat Perkawinan Suku Nias karena didalam Adat Perkawinan tersebut, suku Nias menggunakan Tarian yang dinamakan Tarian Maena.

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Pulau Nias terletak disebelah Barat Pulau Sumatera. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak atau keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Suku Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrako. Fondrako adalah yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.

Kebudayaan yang terdapat pada suku Nias berupa : Lompat Batu, Tari Perang, Maena, Tari Moyo, Tari Mogaele, Sapaan Yaahowu, Fame Ono Niahalo (Pernikahan), dan Omohada (Rumah Adat).

Suku Nias juga memiliki sistem adat Perkawinan yang disebut Bowo. Bowo adalah sebutan mahar dalam Sistem Adat Perkawinan di Masyarakat Nias.

(16)

4

Seorang anak yang membentuk rumah tangga biasanya akan menjalani sebuah rangkaian upacara, yang disebut perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu jalan atau suratan hidup yang dialami oleh semua manusia di bumi ini, walaupun ada beberapa diantaranya yang tidak terikat dengan perkawinan. Perkawinan dilaksanakan berdasarkan Adat atau Tradisi masing-masing oleh setiap suku yang melaksanakannya, seperti halnya pada suku Nias. Masyarakat Suku Nias melaksanakan pesta perkawinan dengan sebuah tarian yang disebut Tarian Maena. Maena merupakan salah satu tarian tradisional Nias yang didalam tarian tersebut terdapat gerak tari dan nyanyian bermakna kegembiraan dan kemeriahan. Tarian ini menjadi simbol untuk memuji mempelai lelaki beserta keluarganya.

Tarian Maena ini sesekali bisa menjadi tarian penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke Pulau Nias. Tarian Maena biasanya ditarikan oleh beberapa pasang penari lelaki dan wanita dari awal hingga acara tersebut selesai. Gerakan tari Maena didominasi dengan perpaduan gerak tangan dan kaki. Gerakannya terlihat sederhana namun tetap penuh semangat dan dinamis.

(17)

5

penulis dalam memilih tempat penelitian di Medan adalah untuk mengetahui perkembangan budaya atau tradisi pesta perkawinan suku Nias di Medan. Maka pada kesempatan ini penulis memilih judul, yakni : “Bentuk dan Makna Lagu Pada Tari Maena dalam Pesta Adat Falowa (Perkawinan) Masyarakat Nias di kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi para peneliti untuk mencari jawaban. identifikasi masalah diperlukan untuk melihat apa saja yang ada pada latar belakang masalah. Menurut pendapat Moleong (2010 : 98) mengatakan bahwa : “penelitian pada dasarnya adalah

memecahkan masalah yang telah dirumuskan implikasinya terlebih dahulu”.

Dengan adanya identifikasi masalah berarti ada upaya untuk mendekatkan serta mengenal permasalahan, sehingga masalah yang akan dibahas tidak meluas dan melebar, serta mencapai sasaran peneliti untuk mencari jawabannya. Adapun beberapa yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Sejarah Tari Maena pada masyarakat Nias ? 2. Bagaimana Musik dari Tari Mena pada masyarakat Nias? 3. Bagaimana Bentuk Lagu Tari Maena pada masyarakat Nias? 4. Apa Makna Lagu yang terdapat dalam Lagu Tari Maena pada

(18)

6

C. Pembatasan Masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah banyak faktor-faktor yang harus dibatasi dalam penelitian karena mengingat ruang lingkup permasalahan yang bisa menjadi meluas dan melebar. Untuk membatasi cakupan masalah tersebut, maka diperlukan adanya pembatasan masalah.

Sesuai dengan pendapat Moleong (2010 : 97) mengatakan bahwa : “Pembatasan Masalah merupakan tahapan yang sangat menentukan dalam

penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif”.

Luasnya permasalahan yang diambil, perlu dilakukan pembatasan masalah untuk mempermudah masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Bentuk Lagu Tari Maena pada Masyarakat Nias ? 2. Apa Makna Lagu yang terdapat dalam Lagu Tari Maena pada

(19)

7

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertayaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertayaan. Menurut pendapat Sugiyono (2010:35) mengatakan bahwa : “Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data”.

(20)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan. Salah satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian selalau dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian..

Menurut pendapat Sugiyono (2010 : 2) mengatakan bahwa : “penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Bentuk Lagu Tari Maena pada Masyarakat Nias. 2. Mendeskripsikan Makna Lagu yang terdapat dalam Lagu Tari

(21)

9

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pasti akan memperoleh hasil yang berguna dan bermanfaat bagi peneliti dan orang lain. Menurut Sugiyono (2010 : 283) yang mengatakan bahwa : “Manfaat penelitian adalah untuk mengembangkan ilmu atau

kegunaan teoritis serta membantu memecahkan dan mengantisipasi maslah yang ada pada obyek yang diteliti”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu sebagai berikut :

1. Sebagai bahan refrensi bagi pihak yang bersangkutan dalam pelestarian dan perkembangan Bentuk dan Makna Lagu Tari Maena pada masyarakat Nias.

2. Sebagai sumber informasi bagi setiap pembaca khususnya masyarakat Nias agar tetap melestarikan kebudayaan Nias.

3. Sebagai motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda sebagai satu-satunya pewaris budaya bangsa untuk terus melestarikan kesenian.

4. Menambah Kajian pustaka bagi Universitas Negeri Medan khususnya kepustakaan sendratasik.

(22)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Tari maena merupakan sebuah tari daerah nias yang telah terkenal hampir di seluruh Sumatera Utara, tari yang diiringi sebuah lagu berupa pantun sahut-sahutan (recitativo) antara sonutuno atau penyair yang kemudian dijawab oleh peserta penari.

b. Pada awal terbentuknya tari maena alat musik yang dipakai berupa instrumen vokal. tetapi seiring berkembangannya zaman alat musik tradisional khas nias pun dipakai sebagai alat musik yang digunakan dalam upacara adat perkawinan yang kini telah berubah atau tergantikan posisinya oleh sebuah alat musik yang modern berupa alat musik elektronik yang sekarang disebut sebagai keyboard.

c. Tari maena adalah jenis lagu rakyat yang disertai tarian. Pada mulanya tari maena hanya ditarikan oleh kaum wanita saja. Tetapi karena perkembangan zaman, tari maena sekarang bisa ditarikan oleh kaum pria, hingga pada saat ini tari maena sering dijadikan sebagai media hiburan pada masyarakat luas.

(23)

53

d. Gerakan tari maena didominasi dengan perpaduan gerak tangan dan kaki. Gerakannya terlihat sederhana namun tetap penuh semangat dan dinamis.

e. Untuk menjaga dan melestarikan tari maena ini, masyarakat Nias membuat sanggar tari di Perumnas Simalingkar tepatnya di Jalan Pinus Raya Medan

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang peneliti ajukan yaitu :

a. Menggali kembali tradisi yang telah tertinggal khususnya pada alat musik yang mengiringi tarian maena yang pada zaman sekarang ini tergantikan oleh alat musik modern

b. Kepada para seniman nias agar tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan nias agar kebudayaan nias tidak tertutupi oleh zaman. c. Kepada generasi muda masyarakat nias untuk tetap mempertahankan

(24)

54

Daftar Pustaka

Budilinggono. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesi. Surabaya : Karya Agung Bachtiar, A. (2004). Menikahlah, Maka Engkau Akan Bahagia. Yogyakarta :

Saujana.

Djadjasudarma, Fatimah. (2013). Semantik 2-Relasi Makna Parakdikmatik, Sintamatikdan Derivasional. Bandung : Refika Aditama.

Harefa, Man. Dkk. (2014). Musik Daerah Nias. Nias : Karya Seni Budaya Nias. Havilland. A. William. (1999). Function and Form of Presentation of Monical

Traditions.

Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta : Pengembangan Lembaga Pendidikan

Kodijat, Latifah. (1983). Istilah-istilah Musik. Jakarta : Djambatan

Manan, Abdul. (2006). Hukum Perdata di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moleong, Lexy. J. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Ndruru, Mudilia. (2010).” Peranan Musik dalam Tari Maena pada Upacara Adat Adat Perkawinan Masyarakat Nias Didesa Tundrumbaho Kecamatan Lolomatua Kabupaten Nias Selatan”. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

N.R, Nur Utari Septiana Sari. (2013). “Makna Gerak Tari Faluya (Tari Perang) Pada Masyarakat Nias Selatan di Kota Medan”. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Prier, SJ. (1996). Bentuk Analisis Musik. Jakarta : Kencana

Poerwadarminta, W J S. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Saifuddin, A.F. (2005). Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta : Prenada Media

Soeharto, M. (1992). Kamus Musik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

(25)

55

Soedarsono. (1978). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta : ASTI

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1990). Penghantar Pendidikan Ilmiah. Bandung : Tarsito. Telambanua, Chris Mart Selina Y.S. (2013). “Maena Fangowai “ Peranan dan

Bentuk Penyajian dalam Acara Perkawinan Masyarakat Nias di Pematang Siantar”. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Telambanua, Eben H.(1999).”Keberadaan Musik Tradisional Maena terhadap Perkembangan Musik Modern”. Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Wingjopuro, surodjo. (1994). Pengertian Upacara Pernikahan. Jakarta : Balai Pustaka

Gambar

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Konseptual.........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tari merak ini dulunya merupakan sebuah tarian penyambutan selamat datang kepada seorang raja atau tamu yang dianggap penting lainnya yang dilakukan oleh minimal

Rumusan masalah penelitian ini adalah Analisis penggunaan jenis tindak tutur berdasarkan situasi tuturannya dan bentuk tindak tutur dinilai dari segi komunikatifnya

Ciri dan gaya menjadi sebuah fokus kajian yang menarik, namun untuk membatasi dan lebih memfokuskan penelitian ini penulis hanya melihat karakteristik yang mengarah

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolik tari Andun dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu

Secara praktis, adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah menambah pengetahuan penulis, serta masyarakat Indonesia, tentang bagaimana struktur, fungsi, dan

SANWACANA ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... Perkawinan Menurut Undang-Undang ... Pengertian Perkawinan

- Uwa adalah sebutan untuk laki-laki atau perempuan yang menjadi kakak dari orangtua.. - Alo (keponakan) adalah sebutan untuk anak dari

Berdasarkan pada inti masalah di atas, dapat dilihat dalam persepktif hukum Islam, bahwa hal demikian adalah bentuk al-„urf,atau dalam kajiannya adalah kebiasaan