• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

DONDA EKA V.S, S.Farm 063202100

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2008

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

Disusun Oleh:

Donda Eka V. Simbolon, S. Farm 063202100

Disetujui Oleh:

Pembimbing,

Muhardiman, S.Si., Apt Manajer Apotek Pelayanan Apotek Kimia Farma No.39 Medan

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Farmasi

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP. 131 283 716

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma 39 Medan. Laporan ini ditulis berdasarkan teori dan hasil pengamatan selama melakukan PKP di Apotik Kimia Farma 39 Medan.

Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan, arahan, dan masukan selama melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 39 Medan.

Penghargaan ini dipersembahkan kepada:

1. Bapak Hendra Farma Johar,M.Si, Apt. selaku Manajer Bisnis P.T. Kimia Farma Apotek Medan, Bapak Muhardiman S.Si., Apt., selaku Manajer Apotek Kimia Farma 39 Medan.

2. Bapak Prof. Dr.Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

3. Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt. selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan Latihan Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma 39.

Penulis berharap Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas budi baik Bapak dan Ibu. Serta laporan ini dapat menjadi konstribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang farmasi.

Medan, Februari 2008

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... v

BAB I KIMIA FARMA... 1

1.1 Sejarah Kimia Farma ... 1

1.2 Bisnis Kimia Farma ... 1

1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan... 3

1.3.1 Store Manager Kimia Farma... 3

1.3.2 Apotek Kimia Farma 39 Medan... 3

1.3.2 Tinjauan Apotek Kimia Farma 39 Medan………... 4

1.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi... 4

1.4.1 Prosedur Pembelian... 5

1.4.2 Pemantauan Hasil Pembelian... 5

1.5 Penjualan/Pelayanan ... 5

1.6 Pembuatan Buku Defekta Barang... 6

1.6.1 Prosedur Penerimaan Barang... 6

1.6.2 Sistem Penyimpanan…... 6

II MERCHANDISE ... 8

2.1 Pemasaran Ritel... 8

2.2 Pasar Eceran ... 8

2.3 Analisis Peluang Pasar Ritel ... 8

2.4 Perilaku konsumen ... 9

2.5 Peritel………... 10

2.6 Targeting dan Postioning…... 10

2.7 Lokasi... 11

(5)

2.8 Merchandise... 12

2.9 Princing... 15

III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI... 17

3.1 Kasus Resep ... 17

3.2 Kasus Swamedikasi... 31

IV PEMBAHASAN ... 41

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

(6)

BAB I KIMIA FARMA 1.1. Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia.

Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan.

Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.2 Bisnis Kimia Farma

Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No.

19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dengan dukungan kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota- kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri. (Llyod's, SGS, TUV).

(7)

Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia, Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.

Anak perusahaan PT. Kimia Farma adalah:

1. PT. Kimia Farma Trading and Distribution. Dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003. Jalur Usaha adalah Distribusi Obat dan Alat Kesehatan.

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, yang memiliki 40 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan perpegang pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan system informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

2. PT. Kimia Farma Apotek. Dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan jalur Usaha : Farmasi.

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.

(8)

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik (www.kimiafarma.co.id ).

1.3.1 Store Manager Apotek Kimia Farma

PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan dipimpin oleh Drs.Hendra Farma Johar MSi,Apt. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan mengepalai 21 Apotek Kimia Farma yang tersebar di kota kota besar di Sumatera Utara, yaitu: Kimia Farma pel 2 R.S Inalum, Kimia Farma pel 14 R.S.U Pirngadi Medan, Kimia Farma 27 Medan, Kimia Farma 28 Medan, Kimia Farma 29 P. Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Medan, Kimia Farma pel 41 R.S Tebing Tinggi, Kimia Farma pel 54 R.S Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 P. Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Medan, Kimia Farma 107 Medan, Kimia Farma 160 Medan, Kimia Farma 162 P. Siantar, Kimia Farma 255 Medan, Kimia Farma Basri, Kimia Farma 314 Binjai, Kimia Farma Namso P.Siantar, Kimia Farma 313 Padang Sidempuan.

1.3.2 Apotek Kimia Farma No. 39 Medan

Letak apotek Kimia Farma No. 39 Medan berada pada daerah yang strategis, karena terletak didaerah arus lalu lintas dua arah, mudah dijangkau kendaraan, terletak dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, runah sakit, serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma No. 39 Medan juga bekerja sama dengan dokter untuk praktek diruang tersendiri dibangunan apotek.

Apotek Kimia Farma No. 39 Medan merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin seorang apoteker dan sembilan orang karyawan

(9)

yang terdiri dari tiga orang asisten apoteker dan enam orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir.

1.3.3 Tinjauan Apotek Kimia Farma No.39 Medan

Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan mekanisme dan tata kerja suatu organisasi dimana wewenang dan tanggung jawab dari setiap personalia merupakan kesatuan dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan adanya struktur organisasi tersebut, dapat terjadi penyebaran otoritas dari setiap komponen yang ada dalam perusahaan sehingga wewenang dan tanggung jawab seorang pimpinan dapat didelegasikan kepada bawahannya sehingga dapat dicapai hasil kerja yang baik.

Berdasarkan PP No.25/1980, apotek Kimia Farma dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker yaitu Muhardiman SSi, Apt. Apoteker sebagai pimpinan apotek dibantu oleh beberapa bagian yang kedudukannya dibawah apoteker pengelola apotek.

1.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi 1.4.1 Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan oleh masing-masing penanggung jawab meja sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pemesanan barang dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien. Secara garis besar perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut:

1. Bagian perencanaan pembelian menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi berupa defekta dari masing-masing penanggung jawab lemari sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2. Bagian perencanaan pembelian menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dan daftar pareto penjualan, dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.

3. Menentukan pemasok untuk barang-barang yang akan dibeli dengan mempertimbangkan legalitas pemasok, kecepatan pelayanan atau pengiriman barang, harga/potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

(10)

1.4.2 Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma No.39 dilakukan sebagai berikut:

1. Masing-masing penanggung jawab meja atau rak membuat defekta untuk kebutuhan tiap rak dan memberikanya kepada bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma No. 39 Medan

2. Bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma No. 39 Medan merekapitulasi defekta dari masing-masing penanggung jawab rak dan membuatnya dalam bentuk Bon Pemesanan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim kepada Bagian pengadaan di BM Medan jl. Palang Merah.

3. Bagian pengadaaan di BM Medan jl. Palang Merah mengirim Surat Pemesanan atau SP kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF).

4. PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia Farma 5. Kemudiaan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.

1.4.3 Pemantauan Hasil Pembelian

Pemantauan hasil pembelian di apotek Kimia Farma No.39 Medan dilakukan sebagai berikut :

1. Membandingkan jumlah pembelian berdasarkan catatan jumlah pembelian harian terhadap omzet yang dicapai untuk periode waktu yang sama.

2. Apabila persentase pembelian cukup tinggi, maka diperiksa kembali persediaan barang di gudang.

3. Apabila ditemukan ada barang-barang yang kurang lancar mutasinya, maka segera diinformasikan kepada petugas penjualan agar dapat dibantu pencairannya.

4. Meminta penjelasan dari pemasok apabila ada barang yang tidak dikirim dan bila perlu membatalkannya agar dapat dipesan melalui pemasok lain.

5. Segera memberitahukan kepada pemasok apabila harga/potongan harga tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera dikoreksi.

(11)

1.5 Penjualan/Pelayanan

Penjualan/pelayanan di apotek Kimia Farma No.39 Medan meliputi

pelayanan resep tunai, resep kredit, obat bebas HIV.

Tugas bagian pembelian meliputi menjaga persediaan barang, melayani konsumen, meminta barang dan memberikan informasi kepada konsumen. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, maka apotek Kimia Farma No. 39 bersedia mengantarkan pesanan konsumen.

1.6 Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan buku defekta barang dilakukan dengan cara seperti berikut:

1. Setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis.

2. Pencatatan dalam buku defekta yang meliputi nama barang, dosis, satuan dan jumlah yang dibutuhkan.

3. Menyerahkan buku defekta kepada petugas pembelian.

1.6.1 Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang dilakukan oleh penanggung jawab menurut prosedur sebagai berikut:

1. Penanggung jawab menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar Barang/Faktur (SPB/F).

2. Penanggung jawab memeriksa kualitas dan kuntitas barang sesuai dengan SP dan SPB/F. Khusus untuk obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa perlu diperhatikan agar batas kadaluarsanya masih cukup lama dan bila barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera disesuaikan dengan pemasok yang bersangkutan.

3. Penanggung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek Kimia Farma No. 39 pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok sedangkan foto copy faktur sebagai pertinggal.

4. Penanggung jawab membubuhkan nomor urut barang dan menandatangani pada kolom yang tersedia.

5. Mencatat barang masuk pada kartu Administrasi Persediaan Gudang (APG).

(12)

1.6.2 Sistem Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase, maupun ruang peracikan. Cara penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma No.39 Medan dilakukan berdasarkan bentuk sediaannya yang disusun menurut abjad atau alfabetis, dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out), yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.

Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Sediaan biologis seperti serum,vaksin, suppositoria yang penyimpanannya

harus dibawah suhu kamar yaitu disimpan dalam lemari pendingin.

Untuk obat golongan generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad atau alfabetis. Sedangkan untuk obat generik produksi Kimia Farma dikelompokkan tersendiri dengan cara penyimpanan yang sama dengan obat yang lain

Penyimpanan bahan baku dipisahkan dengan obat-obat lain dalam wadah tertutup rapat dan diberi etiket atau label yang jelas. Bahan baku obat dalam dipisahkan dengan bahan baku obat luar. Sedangkan untuk obat-obat dalam jumlah yang lebih besar yang tidak muat dalam lemari penyimpanan, kelebihannya disimpan dalam lemari yang berada di ruang penyimpan.

Stok perbekalan farmasi dilakukan untuk melayani kebutuhan apotek selama 1 minggu. Obat-obat tertentu selalu di stok yaitu golongan obat yang sifatnya fast moving dan slow moving.

(13)

BAB II

PEMASARAN RITEL 2.1 Pemasaran Ritel

Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat dan khususnya kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga dikembangkan dengan cara-cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni.

Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah mewujudkan sasaran perusahaan dengan cara :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan calon pelanggan yang sekarang dan akan datang.

2. Menciptakan produk yang akan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan pas dan menguntungkan dan yang mampu membedakan perusahaan dari pesaingnya.

3. Mengkomunikasikan dan mengantar produk tersebut kepada pasar sasaran (target market).

Kebutuhan dan Pemenuhannya

Barang dan jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen dapat dilihat menurut tiga unsur berikut :

1. Core (inti)

Baik barang maupun jasa, masing-masing sebenarnya memilki suatu kebutuhan inti, barang atau produk yang berwujud hanyalah pengantar untuk memenuhi inti kebutuhan. Contonhya mie goreng memenuhi kebutuhan makan, jadi intinya adalah memecahkan masalah lapar.

2. Tangible (berwujud)

Tidak cuma barang yang memiliki wujud, jasa pun demikian. Jika mie goreng berwujud mie yang digoreng bersama bumbu-bumbu, maka jasa salon memerlukan wujud fisik tertentu yang merupakan kombinasi barang-barang yang terkait langsung pada kegiatan jasa salon itu, yakni kursi, peralatan, cermin dan staf salon yang menggunakan jasa-jasa salon.

(14)

3. Augmented (fasilitas)

Fasilitas pendukung yang diperlukan agar unsur inti dan unsur tangible dapat terlaksana dalam contoh bakmi goreng, fasilitasnya adalah restotan sedangkan jasa salon berupa salon.

2.2 Pasar Eceran

Potensi Omzet Bisnis Ritel

Jumlah penduduk yang besar membutuhkan barang dan jasauntuk kebutuhan pribadi dan untuk kebutuhan rumah tangga. Bukan saja berupa pangan, kebutuhan akan produk sandang terbilang besar. Selain itu, masih banyak barang lainnya yang dibutuhkan masyarakat sebagai individu dan sebagai rumah tangga , seperti perhiasaan, peralatan rumah tangga dan merchandise umum.

Pertumbuhan Pasar Ritel

Pasar ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang. Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan produsen barang ritel melainkan juga para peritel kecil yang melayani masyarakat setempat.

2.3 Analisis Peluang Pasar Ritel

Peluang pemasaran adalah peluang bagi peritel untuk meningkatkan penjualan sekaligus laba dengan cara-cara yang secara umum memuaskan konsumen. Biasanya, peritel sebagai perusahaan dalam upayanya meningkatkan penjualan melakukan promosi yang gencar, menambahkan produk baru, membuka gerai baru, menaikkan harga atau cara-cara lain merenovasi gerai.

Peluang pemasaran yang dilakukan dengan cara-cara yang strategismenghindarkan diri dari sekedar peniruan. Cara-cara yang strategis memberi hasil yang sifatnya stabil dan lebih memperkokoh kedudukan perusahaan dalam persaingan.

Peluang-peluang lain untuk pemasaran ritel dapat diperoleh melalui :

- Studi lingkungan, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan kebutuhan dan tren.

- Perilaku konsumen

- Identufikasi segmen pasar dan memilih kelompok sasaran.

(15)

Gerai / toko

Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Supermarket dan departement store baru berkembang beberapa tahun kemudian. Konsep yang muncul berikutnya adalah one-stop shopping, yaitu suatu tempat berbelanja yang memenuhi semua kebutuhan individu dan keluarga.

Mendirikan atau Membeli toko

Pendirian perusahaan baru tidak harus semata-mata dimulai dari nol, melainkan dapat dengan membeli perusahaan yang sudah ada baik yang dalam keadaan stabil dan sehat (secara keuangan) maupun yang sudah dalam keadaan merosot. Cara ini lebih menarik bagi para investor karena tinggal menambahi modal dan menyegarkan manajeman perusahaan itu

2.4 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, di mana, kapan dan bagaimana membelinya.

Kebutuhan dan Keinginan

Setiap pembeli konsumen tercipta karena adanya kebutuhan atau keinginan atau campuran keduanya. Seringkali untuk mudahnya, kebutuhan dan kinginan disebut sebagai kebutuhan. Selain kebutuhan dan keinginan, ada satu kata lagi yang berdekatan yaitu harapan.

Sifat Motivasi Pembelian

Setiap konsumen mempunyai dua sifat motivasi pembelian yang saling tumpang tindih dalam dirinya, emosional dan rasional.

- Emosional

- Motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu keindahan,gengsi, perasaan lainnya termasuk iba dan rasa marah.

- Rasional

- Sikap belanja rasional dipengaruhi oleh alasan rasional dalam pikiran seorang konsumen. Cara berpikir seorang konsumen bisa begitu kuat sehingga membuat perasaan seperti gengsi menjadi amat kecil.

(16)

Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan dapat dilihat pada frekuensi kunjungan dan persentase belanja mereka. Seseorang pelanggan yang rutin berbelanja di suatu gerai dengan total belanja sebulannya kurang lebih sama, itu berarti ia loyal pada gerai itu.

2.5 Gerai dan Peritel

Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen. Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa, yaitu dalam arti konsumen datang ke gerai untuk melakukan transaksibelanja dan membawa pulang barang dan menikmati jasa.

Gerai-gerai dari peritel kecil terdiri atas dua macam, yaitu gerai tradisional dan gerai modern.

Peritel besar adalah peritel perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti gerai besar saja ataupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus gerai kecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki format bervariasi dari yang terbesar hingga terkecil.

Gerai Tradisional

Gerai tradisional adalah gerai yang telah lama beroperasi dinegeri ini, yaitu berupa warung, toko dan pasar.

Toko adalah format gerai tradisional yang bentuk dan penataan interiornya lebih baik dari pada warung yang menjual produk-produk baik kebutuhan sehari- hari maupun produk tahan lama (misalnya alat elektronik).

Pasar adalah pusat belanja versi tradisional. Pasar terdiri atas kios-kios di bagian dalam dan toko-toko di bagian luarnya yang menghadap jalan. Untuk pasar didesa, jajaran toko biasanya disambung dengan jajaran warung. Karena itu, pasar didesa dan juga pasar di kecamatan akan terdiri atas kombinasi kios, warung dan toko.

Gerai Modern

Gerai modern mulai beroperasi awal 1960-an di Jakarta. Arti modern disini adalah penataan barang menurut keperluaan yang sama dikelompokkan

(17)

dibagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara dan adanya pramuniaga profesional. Salah satu contoh gerai modern adalah departement store, yang pertama di Jakarta adalah Sarinah.

Franchise (Waralaba)

Franchise (Waralaba) adalah hubungan bisnis pemilik merek, produk dan sistem operasional (pewaralaba) dengan pihak kedua (terwalaba) berupa pemberian izin memakai merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu tertentu. Franchise berhak menggunakan merek selain itu juga mendapat bantuan dari pewaralaba dalam hal persiapan gerai, pelatihan, promosi, pasokan barang dan lain-lain yang diperjanjikan.

2.6 Targerting dan Positioning

Perusahaan ritel perlu melakukan pengelompokkan masyarakat menurut karakteristik tertentu untuk tujuan program pemasaran yang disebut sebagai segmentasi. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah market targeting atau disingkat tageting yaitu menjadikan segmen masyarakat tertentu sebagai target pemasaran, memilih mana dari segmen-segmen pasar yang tersedia untuk dijadikan sasaran pemasaran perusahaan eceran

Targeting

Targeting atau target marketing adalah menetapkan segmen pasaran tertentu dari berbagai segmen pasar yang ada dimasyarakat sebagai sasaran program pemasaraan perusahaan.

Targeting bagi peritel seperti Hero berarti memilih segmen keluarga kelas menengah ke atas.Targeting bagi produk minuman seperti teh sosro praktis untuk semua segmen, karena minuman teh tidak mengenal usia, jenis kelamin, suku, pekerjan, pendidikan atau karakteristik lainnya.

Positioning

Positioning berkenaan dengan upaya menempatkan posisi perusahaan di benak masyarakat atau calon pembeli, dengan demikian positioning adalah membentuk citra perusahaan atau citra produk di mata masyarakat.

Positioning bukan sekedar program iklan dan program public relation, melainkan totalitas program pemasarn yang mencakup keseluruhan kegiatan masyarakat

(18)

mulai dari produk, harga, merchandising, staf pelayanan yang diperlukan dan lain- lainnya dalam upaya pembentukan citra yang dimaksud.

2.7 Lokasi

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.

Pada lokasi yang tepat sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil.

Beberapa jenis gerai yang berbeda seperti supermarket, departement store, toko aksesori rumah, toko fashion dapat berkumpul disuatu area perdagangan ritel seperti mall. Hal ini dimungkinkan setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik mal atau pusat perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya seperti luas dan kepadatan wilayah yang dilayaninya, kelas sosial ekonomi penduduk, luas pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas umum dan lain – lain.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Area Perdagangan Ritel - Besarnya populasi dan karakteristiknya.

- Kedekatan dengan sumber pemasok - Basis ekonomi

- Ketersediaan tenaga kerja - Situasi persaingan

- Fasilitas promosi

- Ketersediaan lokasi toko - Hukum dan peraturan 2.8 Merchandise

Produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya disebut merchandise, adalah salah satu dari unsur buran pemasaran ritel. Merchandise yang akan dijual penting dipilih dengan benar karena merchandise adalah ”mesin sukses” bagi pengecer.

Merchandise adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko untuk disediakan dalam jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasarn toko. Jumlah produk yang dijual dalam gerai

(19)

besar bisa dalam bilangan ribuan. Berbeda dari gerai yang menjual barang, gerai jasa yang tidak banyak dipusingkan oleh masalah merchandise.

Pada gerai yang besar dengan merchandise yang lebih bervariasi seperti supermarket, tugas mencari barang-barang yang dijual akan terlalu banyak untuk diserahkan pada satu orang saja Untuk mengurus pembelian dan penyimpanan merchandise, dibutuhkan sejumlah tenaga khusus pada toko-toka yang tergabung dalam satu ikatan kelompok besar, pembeli merchandise dipusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing-masing gerai atau toko tinggal menerima merchandise dan menjualnya.

Manajemen Merchandise

Hal-hal yang berkenaan dengan manajemen merchandise adalah : - Target market

Langkah pertama adalah menentukan siapa konsumen yang dituju agar pengelolaan merchandise optimal. Segmen yang dituju itu masih dapat dipersempit lagi pada kebutuhan mereka, mulai makanan, pakaian, alat rumah tangga, hingga masalah kenyamanan dan kebutuhan bergaya. Motivasi konsumen juga penting diketahui. Keinginan konsumen atas keragaman barang membuat peritel perlu menyiapkan merchandise yang banyak jenis dan banyak pilihan.

- Jenis gerai

Pengadaan dan persediaan merchandise disesuaikan dengan jenis gerai.

Misalnya hypermarket menawarkan ragam kategori yang lengkap hingga mencakup juga produk kesehatan dan kecantikan. Gerai yang berbentuk hukum waralaba mempunyai keuntungan dalam hal ragam dan jumlah item yang terjamin persediaannya sesuai dengan yang disediakan pewaralaba. Tetapi, sekaligus juga menghadapi kelemahan dalam memilih merchandise yang diinginkan jika itu tidak disediakan pewaralaba meskipun masyarakat sekitar amat berminat membelinya.

- Lokasi dimana gerai berada

Lokasi gerai turut mempengaruhi macam produk yang di jual. Perumahan kelas menengah mempunyai selera dan kebiasaan belanja yang berbeda dari perumahaan kelas atas atau kelas bawah.

(20)

- Kemampuan pemasok

Pemasok yang ideal adalah yang mampu mengirim barang sesuai jumlah, jenis, harga dan harga yang diminta peritel. Permintaan peritel di sini tentunya yang wajar yang sesuai norma pasar yang berlaku. Kemampuan yang terbatas dalam salah satu dari hal-hal tersebut akan mempengaruhi persediaan barang peritel.

- Biaya

Jika ada dua barang yang berkualitas sama dan sama-sama dapat disediakan tetapi yang satu lebih mahal dari yang lainnya tentu peritel akan memilih yang lebih murah.

- Kecenderungan mode produk (product trend)

Antisipasi atas perubahan fitur produk perlu dimiliki oleh peritel. Membaca kecenderungan pasar/pembeli adalah satu-satunya cara untuk mengantisipasi kecenderungan produk, karena itu ada produsen barang ritel tingkat dunia selalu mengeluarkan produk-produk baru setiap beberapa tahun.

Perencanaan Merchandise

Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan merchandise, yaitu:

- Peramalan

Jumlah barang yang hendak disediakan peritel dalam gerainya terkait dengan rencana penjualan dalam jangka setahun. Biasanya rencana disusun beberapa pekan sebelum akhir tahun untuk penjualan periode tahun berikut.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah faktor musiman, yaitu saat terjadinya penjualan rendah, misalnya saat liburan hari sekolan dan hari raya.

Strategi untuk menyiasati penurunan penjualan suatu produk biasanya adalah inovasi terhadap produk itu.

- Inovasi

Pengertian inovatif adalah hal-hal baru dalam cara pakai, fitur baru, model baru, penggunaan baru ataupun produk yang samasekali baru. Faktor pertama dan terutama yang diperhatikan dalam melakukan inovasi adalah target market. Berbagai konsumen mengandalkan alat riset untuk mengenali apa yang disuka target market, dengan informasi itulah inovasi dilakukan.

(21)

- Assortment (Keragaman) Produk Keragaman produk terdiri atas dua hal :

a. Wide/lebar, yaitu banyaknya variasi kategori produk yang dijual dan sempit diartikan

sebaliknya.

b. Deep/dalam, yaitu banyaknya item pilihan dalam masing-masing kategori produk dan

dangkal diartikan sebaliknya..

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam merchandise antara lain :

- Dapat melakukan pesana rat dan memuaskan. dan menerima kirimanpesanan sebisa mungkin secara mudah, aku

- Meminimalkan jurang waktu antara saat pesanan dan saat menerima barang.

- Mengkoordinasi pengiriman barang dari berbagai pemasok yang berbeda.

- Memiliki cukup persediaan untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa harus menyimpan persediaan yang berlebih.

- Memonitor penyelesaian tugas-tugas,

- Memiliki cadangan rencana jika sistem operasional terganggu.

Tugas merchandise pada eceran besar akan bersifat : - Formal, sesuai dengan sifat organisasi besar.

- Terpusat di kantor induk, untuk kemudahan terkoodinasi.

- Mempunyai staf yang terampil dalam keahlian tertentu.

Pelaksanaan Manajemen Merchandise

Manajemen merchandise dilaksanakan dengan cara-cara berikut :

1. Mengumpulkan informasi : mencatat dan meneliti keadaan demografi pelanggan dan perubahannya, gaya hidup dan potensi rencana belanja.

2. Memilih dan berhubungan dengan pemasok.

3. Mengevaluasi:

- Keandalan. Apakah pemasok bisa diandalkan untuk semua hal yang di janjikannya.

- Harga dan mutu yang baik. Apakah pemasok akan memberi harga lebih renfah untuk mutu yang sama baik atau memberi mutu lebih baik untuk harga yang sama.

(22)

- Waktu. Apakah proses dari pemesanan hingga diterimanya barang dapat diproses dengan cepat.

- Pelayanan ekstra. Apakah pemasok mengerjakan semua yang diperlukan hingga merchandise tiba di gudang pengecer.

- Informasi. Apakah pemasok mau berbagai informasi penting.

- Etika. Apakah pemasok menepati janji lisan dan tidak terlibat praktek bisnis yang tidak fair.

2.9 Princing

Penetapan harga adalah yang paling penting dan sulit di antara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel. Harga adalah satu-satunya unsur yang bakal mendatangkan laba bagi peritel, sedangkan unsur yang lain menghabiskan biaya.

Bagi peritel kecil, penetapan harga merchandise relatif mudah. Ada dua faktor penting bagi mereka, yaitu besarnya laba yang akan diambil dan faktor pesaing.

Harga jual mereka adalah menambahkan besarnya laba yang diinginkan pada biaya perolehan produk mereka. Faktor pesaing akan menjadi kendali atas berapa besaran laba yang diinginkan.

Harga Rendah, Harga Biasa dan Harga Tinggi

Merchandise yang tergolong kelas rata-rata dan dijual dilokasi biasa akan dijual dengan harga yang umum. Merchandise yang eksklusif, yang unik dan dijual dilokasi strategis dengan sedikit pesaing akan dijual dengan harga yang tinggi. Merchandise yang sangat populer dan banyak dibuat orang sehingga tersebar keseluruh pelosok akan dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar atau umum. Merchandise biasa tetapi dijual di lokasi yang eksklusif dapat dijual dengan lebih tinggi daripada harga pasar.

Penyajian Merchandise

Penyajian merchandise berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam gerai untuk menciptakan situasi dan suasana tertentu.Teknik dan metode penyajian merchandise berkenaan dengan keseragaman produk, pencahayaan, display contoh dan tata warna.

Penyajian merchandise sering kali dikaitkan dengan teknik visual merchandising. Teknik penyajian berupa cara-cara menyajikan barang-barang.

(23)

Sedangkan visual merchandising adalah gabungan unsur-unsur desain lingkungan toko, penyajian merchandise dan komunikasi dalam toko.

Salah satu contoh visual merchandising adalah display harga, khususnya harga yang menciptakan suasana dibenak pelanggan.Harga yang didiskon diletakkan pada tempat yang tepat dan dalam ukuran huruf yang cukup besar akan menarik perhatian. Penempatan konter kasir juga turut menentukan. Toko yang berbasis diskon menempatkan konter kasir ditempat yang mudah terlihat dari segala arah di dalam gerai.

Unsur-unsur Citra Toko - Merchandise

a. Harga b. Kualitas

c. Keragaman kategori

d. Ketersediaan item (warna, ukuran, jenis)

- Lokasi yang mudah dijangkau, aman dan berada dalam suatu pusat perbelanjaan atau dekat dengan gerai-gerai ritel lainnya.

- Mengutamakan pelayanan pada segmen tertentu yang sesuai dengan karakteristik calon pembeli.

(24)

BAB III

KASUS DAN SWAMEDIKASI 3.1 Kasus Resep

Resep I

(25)

Resep dari Dr Edy A Sp.Ob R/ Artovit tab No.XV

S2 dd tab 1 R/ Lapistan 500 No. X

S3 dd 1 tab

Pro : Ny. Lena (Dewasa) I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, dapat disimpulkan pasien menderita nyeri karena kista.

II. Spesialite Obat Pada Resep Tabel 3.1.1. Spesialite Obat Resep 1

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1 Artovit

(Pharos)

Vit B6 3 mg, Vit C 500 mg, Zn 20 mg, beta carotene 4,5 mg, Vit B12 3 mcg, Vit E200 iu, selenium 50 mcg, lecithin 175 mg.

- Vitamin

3 Lapistan (Lapi)

Asam mefenamat Ponstan (Pfizer)

G Analgesik antipiretik

III. Pelayanan Informasi Obat A. Artovit

Kegunaan: Vitamin. Bentuk Obat: tablet. Cara Pakai: 2 kali shari 1 tablet Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat diminum setelah makan, gunakan sesuai dosis, simpan ditempat yang kering dan terlindung cahaya.

B. Lapistan

Kegunaan: Analgesik antipiretik. Bentuk Obat: Tablet. Cara pakai: 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Simpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya, sebaiknya diminum sesudah makan, jangan digunakan melebihi dosis yang dianjurkan.

(26)

Resep II

(27)

Resep dari Drg. Sonny Moeljono R/ Prolic 150 mg No. X

S3 dd cap1 R/ Kaflam

S2 dd tab 1

Pro : Ade (dewasa) I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, dapat disimpulkan pasien menderita nyeri pada gigi.

II. Spesialite Obat Pada Resep Tabel 3.1.2 Spesialite Obat Resep II

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1 Prolic

(Sanbe Farma)

Clindamysin HCl

monohidrat yang setara dengan 150 mg/300mg Klindamisin

Clinium (Interbat) Albiotin (Sanbe)

G Antibiotik untuk infeksi oleh

bakteri gram negatif seperti Streptococcus dan

Staphylococcus 2 Kaflam

(Kalbe Farma)

Diklofenak K

Kadiflam(Mestika Farma)

Kaditic (Ifars) Laflanac (Lapi)

G Analgetik dan Antiinflamasi pada sakit gigi.

III. Pelayanan Informasi Obat A. Prolic

Kegunaan: Antibiotik, infeksi jaringan lunak. Bentuk Obat: Kapsul.

Cara pakai: 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Jangan dihentikan pemakaian obat sebelum habis, walaupun telah sembuh, jika terjadi hipersensitivitas, hentikan pemakaian, jauhkan dari jangkauan anak-anak.

(28)

B. Kaflam

Kegunaan: Analgetik dan Antiinflamasi pada sakit gigi. Bentuk Obat: Tablet.

Cara pakai: 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jangan digunakan pada wanita hamil dan menyusui, jangan makan obat dalam keadaan perut kosong tetapi makanlah obat dengan bantuan segelas air atau bersama makanan, jangan makan obat ini terus menerus selama lebih dari 10 hari tanpa seizin dokter, efek samping berupa sakit kepala, pusing dan hepatitis.

(29)

• Resep III

(30)

Resep dari Dr Khainir Akbar SPA R/ Panadol Syrup fls No. I

S4 dd cth 1 PC

R/ Alco plus DMP Syrup fls No.I S3 dd cth ½ PC

R/ Apialys Syrup fls No. I S1 dd Cth 1 PC

Pro : Rifa Gultom (3 tahun) I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, dapat disimpulkan pasien mengalami demam, batuk dan pilek.

II. Spesialite Obat Pada Resep Tabel 3.1.3 Spesialite Obat Resep III

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1 Panadol

(Sterling)

Paracetamol Paracetol (Prafa)

Otopan (Otto) Pamol (Imterbat)

B Analgesik dan antipiretik

2 Alco plus

DMP Syrup (Interbat)

PsdeudoefedrinHCl 30 mg,

brompheniramin maleat 2 mg, dekstromethorphan HBr 10 mg

Disudrin (Medifarma) Epsonal (Pyridam)

G Menghilangkan batuk dan

demam.

3 Apialys (Lapi)

Vit A 5000 iu, vit B1 3 mg, vit B2 2 mg, vit B6 6 mg, vit B12 5 mcg, vit C 50 mg, Vit D 400 iu, nicotinamide 20 mg, lysene HCl 250 mg, [d]- pantothenol 5 mg, lysene HCl 25 mg

- G Vitamin

(31)

III. Pelayanan Informasi Obat A. Panadol Sirup

Kegunaan: Analgetik dan antipiretik. Bentuk Obat: Sirup. Cara Pakai: 4 kali sehari 1 sendok the sesudah makan. Hal-hal yang diinformasikan: Diminum setelah makan, kocok dahulu sebelum diminum, simpan pada temperatur kamar, jika sakit telah sembuh hentikan pemakaian obat.

B. Alco plus DMP

Kegunaan: Sebagai obat batuk dan pilek. Bentuk Obat: Sirup. Cara pakai: 3 kali ½ tablet sesudah makan. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat ini diminum sesudah makan, jika gejala telah hilang obat bisa dihentikan, kocok dahulu sebelum diminum, simpan pada suhu kamar.

C. Apialys

Kegunaan: Vitamin. Bentuk Obat: Sirup. Cara pakai: 1 kali sehari 1 sendok teh sesudah makan. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat diminum sesudah makan, kocok dahulu sebelum diminum.

(32)

Resep IV

(33)

Resep dari Dr Djoko S. Lukito, Sp.PA R/ Cefadroxil 500 mg No. XVI

S3 dd kaps 1

R/ Dexamethason No. XV S2 dd tab 1

R/ Parasetamol No. XX S3 dd tab 1

Pro : Sudiati I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, dapat disimpulkan pasien menderita demam yang disertai alergi.

II. Spesialite Obat Pada Resep Tabel 3.1.4 Spesialite Obat Resep IV

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1 Cefadroxil

(Hexpharm)

Cefadroxil monohydrate

Kelfex (Combiphar)

G Sebagai antibiotik 2 Dexamethason

(Hexpharm)

Dexamethason 0,5

mg,dexchlorpheni ramin maleat 2 mg

Alegi (Lapi)

G Obat alergi

3 Paracetamol (Kimia Farma)

Paracetamol - Pamol (Interbat) - Praxion (Pharos) - Pyrexin (Meprofarm)

W Analgetik dan antipiretik

Pelayanan Informasi Obat A. Cefadroxil

Kegunaan: Sebagai antibiotik. Bentuk Obat: Kapsul. Cara pakai: 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jauhkan dari jangkauan anak- anak, pemberian tidak boleh melebihi dari dosis yang dianjurkan, obat harus dihabisi semua.

(34)

B. Dexamethasone

Kegunaan: untuk mengobati alergi. Bentuk Obat: Tablet. Cara Pakai: 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jauhkan dari jangklauan anak-anak, jangan mengendarai sepeda motor karena menyebabkan kantuk, jika demam sudah hilang obat ini sudah dapat dihentikan.

C. Paracetamol

Kegunaan: sebagai analgetik dan antipiretik. Bentuk Obat: Tablet. Cara pakai:

3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jika demam sudah hilang obat ini dapat dihentikan, jangan mengendarai kendaraan ketika minum obat ini, karena dapat menyebabkan kantuk.

(35)

Resep V

(36)

Resep dari Dr Khainir Akbar, SpA R/ Becombion sirup Fls No. I

S1 dd cth I Pro : Farhan I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas, dapat disimpulkan pasien memerlukan multivitamin..

II. Spesialite Obat Pada Resep Tabel 3.1.5 Speasilite Obat Resep

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1 Becombion

sirup (Merck)

Vit B1 5 mg, Vit B2 2 mg, Vit B6 2,5 mg, Vit B12 3 mcg, Nicotinamide 20 mg, d (+) pantothenol 3 mg.

- B Multivitamin

III. Pelayanan Informasi Obat Becombion Sirup

Kegunaan: Multovitamin. Bentuk Obat: Sirup. Cara pakai: 1 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat diminum segera detelah makan, hentikan jika terjadi reaksi alergi, kocok dahulu sebelum diminum.

(37)

3.2 Kasus Swamedikasi Kasus 1

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan bahwa anaknya yang berumur 3 tahun demam.Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Proris® sirup

I. Spesialite Obat

Tabel 1. Spesialite Obat Swamedikasi 1

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Proris®

(Pharos)

Fenris® (Interbat) Farsifen® (Ifars)

Ibuprofen B Analgetik

Antipiretik

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Analgetik dan antipiretik. Bentuk Obat: Sirup. Cara pakai: 3 kali sehari 1 sendok the. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan, kalau rasa sakit suda hilang hentikan pemakaian obat, bila rasa sakit tidak sembuh selama 3 hari segera hubungi dokter.

(38)

Kasus 2

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan flu dengan gejala batuk berdahak, sakit kepala dan pilek. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah OBH Combi® sirup.

I. Spesialite Obat

Tabel 2. Spesialite Obat Swamedikasi 2

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

OBH Combi® (Combiphar)

Nellco Special OBH® (Nellco) OBH Plus® (Indo farma) OBH FM® (Medifarma)

Tiap 5 ml sirup:

Succus liq 167 mg Paracetamol 150 mg Amonium Klorida 50 mg Efedrin HCl 2,5 mg CTM 1 mg

T Meredakan batuk yang disertai flu

II Pelayanan Informasi

Kegunaan: Meredakan batuk yang disertai gejala flu seperti demam, pilek bersin- bersin, hidung tersumbat dan sakit kepala. Bentuk Obat: Sirup. Cara pakai: 3 kali sehari 1 sendok makan. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Bila flu menjadi lebih berat setelah pengobatan sendiri segera konsultasi ke dokter, obat ini dapat menyebabkan kantuk, hentikan pemakaian obat jika terjadi susah tidur, pusing dan jantung berdebar.

(39)

Kasus 3

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan bercak-cak putih pada kulit bagain lehernya dan terasa gatal bila berkeringat maka obat yang dianjurkan adalah Fungiderm krim®

I. Spesialite Obat

Tabel 3. Spesialite Obat Swamedikasi 3

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Fungiderm®

(Konimex)

Canesten® (Bayer)

Klotrimazol B Fungisida, untuk pengobatan topikal

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Pengobatan infeksi jamur. Bentuk Obat: Krim.Cara pakai: 2

sampai 3 kali dioleskan pada bagian yang sakit sampai infeksi hilang.

Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jangan menggaruk pada tempat infeksi jamur, jangan digunakan pada mata dan selaput lendir, hentikan pemakaian bila terjadi reaksi alergi atau iritasi.

(40)

Kasus 4

Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal.

Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Insto® tetes mata.

I. Spesialite Obat

Tabel 4. Spesialite Obat Swamedikasi 4

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Insto®

(Sterling)

Visine® (Pfizer) Braito® (Konimex)

Tetrahidrozoline HCL,

Benzalkonium

T Mengurangi mata lelah, mata merah, mata perih dan gatal

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Mata Lelah, mata merah, mata perih, dan mata gatal karena iritasi debu, asap, angin serta iritasi ringan lainnya. Bentuk Obat: Tetes mata. Cara pakai: 3-4 kali sehari 2-3 tetes pada mata. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Cuci tangan dahulu sebelum menggunakan obat, obat jangan digunakan bila warnanya telah berubah atau menjadi keruh, jika iritasi tidak berkurang setelah 3 hari, segera hubungi dokter, simpan ditempat yang sejuk, efek samping yang mungkin terjadi; mata perih dan terasa panas.

(41)

Kasus 5

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan anaknya berumur 5 tahun mengalami gatal-gatal di sekitar dubur, terutama pada malam hari sehingga susah untuk tidur. Berdasarkan keluhan diambil kesimpulan bahwa anak tersebut mengalami cacingan. Maka obat yang diberikan adalah Combantrin® sirup rasa jeruk.

I. Spesialite Obat

Tabel 5. Spesialite Obat Swamedikasi 5 Nama obat Produk lain Komposisi

Gol

Khasiat

Combantrin® (Pfizer)

Konvermex® (Konimex)

Tiap 5 ml : Pirantel pamoat.

125 mg

T Membasmi cacing gelang, kremi dan tambang.

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Untuk membasmi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang jenis Ancylostoma duodenale , cacing tambang jenis Necator americanus dan cacing Trichostrongylus colubriformis. Bentuk obat : Tablet (pirantel pamoat 125 mg), sirop rasa karamel (pirantel pamoat 50 mg), sirup rasa jeruk (250 mg). Cara pakai: Dosis tunggal, diminum 1 tablet setiap 3-4 bulan, Hal-hal yang perlu diinformasikan: Obat sebaiknya diminum pada malam hari, obat dikocok dahulu sebelum diminum, sebaiknya anda sekeluarga minum Combantrin secara berkala setiap 6 bulan, menjaga lingkungan dan pakaian tetap bersih.

(42)

Kasus 6

Seorang wanita datang ke apotek dan mengeluh bahwa ia sering pusing, kurang bertenaga dan wajahnya juga pucat pada saat menstruasi. Dari keluhan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami anemia. Obat yang dianjurkan adalah Sangobion® kapsul.

I. Spesialite Obat

Tabel 6. Spesialite Obat Swamedikasi 6

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Sangobion®

(Merck)

Hemobion®(Merck) Besi glukonat, Mangan SO4,

Tembaga SO4,

Vitamin C, Asam Folat, Vitamin B12, Sorbitol

B Pengobatan anemia,

pelengkap pada wanita hamil dan menyusui.

II. Pelayanan informasi

Kegunaan: Anemia. Bentuk obat: Kapsul. Cara pakai: 1 kali sehari 1 kapsul, Hal-hal yang perlu diinformasikan: Banyak mengkonsumsi makanan bergizi tinggi.

(43)

Kasus 7

Seorang remaja putri datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan demam. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Panadol® tablet.

I. Spesialite Obat

Tabel 7. Spesialite Obat Swamedikasi 7

Nama obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat Panadol®

(Sterling)

Paramex ® (Konimex)

Parasetamol B Antipiretik

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Meredakan rasa sakitdan demam. Bentuk obat: Tablet. Cara pakai:

3-4 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Pengunaan obat ini harus hati-hati pada penderita penyakit ginjal, penggunaan obat ini jangan melebihi 8 tablet sehari, simpan dalam wadah tertutup rapat.

(44)

Kasus 8

Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke apotek dengan keluhan pegal linu dan rasa nyeri pada otot. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan adalah Lafalos®.

I. Spesialite Obat

Tabel 8. Spesialite Obat Swamedikasi 8

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Lafalos® Counterpain®

(Bristol- Myers Squibb)

Metil salisilat, Mentol, Eugenol

B Meringankan rasa nyeri, pegal linu pada otot, punggung leher dan kaki.

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan :Meringankan rasa nyeri, pegal linu pada otot, punggung, leher dan kaki, nyeri karena terkilir, sakit kepala. Bentuk obat: Salep. Cara pakai:

Oleskan pada bagian tubuh yang terasa pegal. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Jangan digunakan pada luka yang terbuka, hanya untuk pemakaian luar.

(45)

Kasus 9

Seorang pria dewasa mengeluh beberapa hari ini susah buang air besar. Dari keluhan ini , maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami sembelit.Obat yang diberikan Dulcolax®tablet.

I. Spesialite Obat

Tabel 9. Spesialite Obat Swamedikasi 9

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Dulcolax®

(Boehringer Ingelheim)

Bicolax® (Armoxindo) Laxacod® (Yupharin)

Bisakodil W Untuk

memperlancar buang air besar.

II. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Untuk memperlancar buang air besar. Bentuk Obat: Tablet 5 mg.

suppositoria dewasa 10 mg; suppositoria 5 mg. Cara Pakai: 1 kali sehari 2 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan: Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur,minum air putih yang banyak dan berolahragalah secara teratur,banyak makan makanan yang berserat.

(46)

Kasus 10

Seorang ibu datang keapotek ingin membeli obat penambah daya ingat. Obat yang diberikan Cerebrovit tablet.

A. Spesialite Obat

Tabel 10. Spesialite Obat Swamedikasi 10

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Cerebrovit

(Kalbe Farma)

- Gingkobiloba, Asam glutamat,

Vitamin dan Mineral

B Multivitamin

B. Palayanan Informasi

Kegunaan: Membantu asupan vitamin yang kurang seperti meningkatnya kebutuhan tubuh karena aktivitas yang meningkat, meningkatkan sirkulasi darah ke otak sehingga memperbaiki daya ingat. Bentuk Obat: Kapsul. Cara pakai: 1 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Gunakan sesuai aturan pakai, jangan digunakan secara rutin jika tidak dibutuhkan.jauhkan dari jangkauan anak-anak.

(47)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Apotek Kimia Farma No.39 Medan

Dalam menjalankan seluruh aktifitas di apotek, apotek Kimia Farma No.39 Medan, dipimpin oleh seorang apoteker penanggung jawab yaitu Muhardiman SSi, Apt. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 bahwa semua kegiatan apotek dikelola oleh apoteker. Dalam melaksanakan tugasnya apoteker penanggung jawab dibantu oleh staf-stafnya sesuai dengan kebutuhan.

Menurut hasil pengamatan saya selama melakukan praktek kerja profesi, apotek Kimia Farma No. 39 Medan telah memberikan pelayanan yang cukup baik dan memuaskan kepada konsumen. Selain memberikan pelayanan yang baik dalam hal kelengkapan perbekalan farmasi, apotek Kimia Farma No. 39 Medan menyediakan ruang tunggu yang cukup nyaman dan luas. Untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen apotek Kimia Farma yang telah menerapkan suatu bentuk pelayanan khusus yang sampai sekarang masih jarang dilakukan oleh apotek-apotek lain, yaitu berupa pengantaran pesanan langsung kepada konsumen bila diperlukan.

4.2 Pembahasan Merchandise

Berdasarkan teori, lokasi menentukan kesuksesan suatu gerai. Toko yang berada di tepi jalan dan padat penduduk menerima konsumen lebih banyak daripada toko yang terletak di dalam dan berpenduduk sedikit, meskipun kedua toko tersebut menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil dan sama-sama memiliki perancanaan yang bagus.

Melihat kondisi dilapangan, apotek Kimia Farma 39 termasuk apotek yang cukup ramai dikunjungi konsumen, baik yang datang menebus resep maupun membeli produk yang termasuk over the counter (OTC) serta alat-alat kesehatan.

Produk OTC dan alat kesehatan di apotek Kimia Farma 39 ditempatkan di dalam M 3(Medical Mini Market). Kenyataan ini meningkatkan omzet bagi apotek, dengan demikian hal ini sesuai dengan teori di atas.

Manajemen merchandise di apotek Kimia Farma 39 difokuskan di M3. Dilihat dari wilayah apotek, perilaku konsumen yang datang ke apotek, pelayanan apotek yang bagus, maka yang menjadi target market apotek ini adalah orang-orang yang

(48)

berpenghasilan menengah ke atas dan orang-orang yang berpenghasilan menengah ke bawah. Target market ini pula yang tentunya juga menjadi target market bagian merchandising di M3.

Perencanaan merchandise di apotek Kimia Farma39 khususnya di M3,aspek peramalan dilakukandengan memperkirakan besarnya penjualan setiap bulan, lalu melihat sisa produk yang masih ada, kemudian dilakukan pemesanan yang terpusat di bagian pengadaan apotek Kimia Farma 27. Medical Mini Market memesan barang melalui bon pemesanan barang apotek (BPBA), dimana pemesanan dilakukan dua kali seminggu dan BPBA tersebut diberikan ke bagian pengadaan apotek Kmia Farma untuk diproses lebih lanjut.

Merchandise yang ada di M3 merupakan produk yang juga sering dijual di apotek lain, kecuali alat-alat kesehatan. Jika menurut teori, maka keragaman merchandise di M3 termasuk lebar dan dangkal, yaitu banyak ragam kategori produk dan masing-masing sedikit pilihan.

Merchandise disusun sesuai dengan jenisnya, dimana OTC berdasarkan efek farmakologi dan bentuk sediaan, sedangkan alat-alat kesehatan berdasarkan besar kecilnya alat. Alat-alat kesehatan yang berukuran kecil ditempatkan dalam lemari stealing yang terbuat dari kaca dan ditempatkan di bagian depan M3, sehingga konsumen yang masuk melalui pintu utama dapat segera terlihat oleh konsumen.

Desain interior M3 juga tidak jauh berbeda dengan interior apotek Kimia Farma 39. Aspek visual seperti pencahayaan cukup terang sehingga merchandise yang ada di M3 terkesan lebih hidup. Menurut teori, warna kuning menimbulkan kesan dekat dan hangat terhadap konsumen. Tampaknya ini juga dilakukan oleh M3, dimana warna lemari dan rak-rak yang dibuat khusus, ruang tunggu yang nyaman, bersih menambah kesan eksklusif pada desain interiornya.

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Apotek Kimia Farma No.39 Medan memiliki lokasi yang cukup strategis, dekat dengan perumahan masyarakat dan telah menjalin hubungan dengan dokter-dokter yang praktek di bangunan apotek.

2. Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma 39 Medan, dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan menerapkan sistem FIFO (First In First Out).

3. Pilihan produk yang ada di swalayan farmasi di Apotek Kimia Farma No.39 belum lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan target pasar.

4. Pelaksanaan manajemen merchandise di apotik Kimia Farma 39 Medan , telah dilakukan dengan baik, dengan mengumpulkan beberapa informasi seperti:

memilih distributor yang tepat dan mengevaluasi seperti: keandalan, harga dan mutu yang baik.

5. Tata cahaya di Apotek Kimia Farma 39 sudah baik sehingga memberikan kenyamanan bagi pelanggan.

5.2 Saran

1. Perlu ditambah pengadaan barang di swalayan farmasi terutama produk untuk bayi.

2. Sebaiknya pada bagian atas rak utama dipasang papan penunjuk nama produk.

3. Untuk meningkatkan pelayanan sebaiknya Apotik Kimia Farma 39 perlu menambah karyawan khusus untuk melayani penjualan obat bebas dan pada saat apotek sedang ramai.

4. Kebersihan ruangan dan kaca-kaca di Apotek Kimia Farma harus terus dipertahankan.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Hendri Makruf (2005). Pemasaran Ritel. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tan, Hoan Chai. (2002). Obat-Obat Penting, Penerbit PT Gramedia Elek Komputindo, Jakarta .

www.kimiafarma.co.id. PT. Kimia Farma Apotek,(diakses tanggal 12 Januari 2008)

www.BUMN-online.com. PT. Kimia Farma, ,(diakses tanggal 12 Januari 2008)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan Kendala yang dihadapi oleh petugas kesehatan dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil adalah pengetahuan ibu hamil yang minim mengenai kesehatan bagi

Aplikasi ini meliputi input data anggota, input data buku, input data peminjaman buku dan pengembalian buku yang dapat dilakukan secara langsung kemudian semua data akan

Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan..., 2000 USU Repository © 2008.... Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “ Perbedaan motivasi berobat pada penderita TB paru pada wilayah

Berdasarkan hasil uji korelasi bivariat antara variabel bebas tingkat stres dan variabel terikat nilai SDLR dengan metode Spearman diperoleh nilai signifikansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan Pertolongan Pertama

aliran sungai (Metode F.J. Mock) dari tahun 1999 sampai dengan 2013 pada Pos AWLR Belencong diperoleh besarnya debit yang dihasilkan oleh Model Mock lebih kecil

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan membaca siswa kelas I di SDN 1 Taman Sari, disebabkan pembelajaran masih terpusat pada guru dan siswa kurang tertarik

Stakeholders Performance Planning Measurement and Analysis Performance Reporting & Reviews Management Team Assist the Executive Committee in  providing strategic