ffAt{F.
AAT
TERAPT
PROP'H}{OLO{.
TEH}iADAP
PE[fr*HJAilGAra, HTERVAL,QTc PADA $IROSIS HATI
.a
HEfiORA
BAGtAt{,llfluPElff'AKtT'DAtd!tr
.FAI{T'LTATX
EMUUHftfERSITAS
AHDAI3S
MANFAAT TERAPI
PROPRANCILOL
TERHADAP
PEMANJANGAN INTERVAL QTc PADA SIROSIS
HATI
Oleh
:HEtTIDRA
Tesis ini unhrk memenuhi salah sahr syarat guna
memperoleh qrelar Spesialis llmu Fenyakit Oalam
pada Program Pendidikan Dohter Spesialis I
n
Disetuiui oleh :
ti
\l
i
/\r
I \V."
Prof-Cr.
KJ+rtius.
SpPD+<een
Pernbimbing
Prof. Dr.dr.
H.Prof,Or"dr.Fl. Asman
fifianaf.
SpPD{ElilD
KPS FP0S llmu PenyakitDalam FK UNANB
dr. Hi.
'Qrins
lffidve
PembinrbingMurni. $pPD-K Psi
\
qW
Kehra tlmu Penyalrit Oalam
KATA
PENGANTARpuji
syukur kehadiratAilah
swT
penuris ucapkan karena berkatrahmat
Nya penulis telah dapat menyelesaikan
makalah akhir ini
dengan
judul,.manfaatterapi
propranolol terhadap pemanjangan interval
eTc
pada
sirosishafi,.
Makalahini
merupakantugas
dan
persyaratan daram menyeresaikan program
Pendidikan Dokter spesiaris
r
tmu
penyakit Daram
Fakurtas
KedokteranUniversitas Andalas padang.
Mudah-mudahan hasir peneritian
ini dapat memberikan sumbangan data
bagi Bagian ltmu
Penyakit
Dalam
Fakultas Kedokteran
UniversitasAndalas, khususnya di bidang Gastroenterohepatotogi.
Penulis menyadari
bahwa
tesisinijauh
dari
sempurna.oteh
karena
itupenulis sangat
mengharapkan
kritik
dan
saran
dari
pembaca
demi
kesempurnaan makalah ini.
Pada
kesempatanini
penutiskepada berbagai pihak yang
telahjalannya penelitian
iniyaitu
antaralain :
1'
Prof.dr.H.Jurius,
sppD-KGEH,
prof.Dr.dr.H.Nasrur
zubir,
sppD_KGEH,FTNASTM, dr.Hj.Arina
widya
MurnisppD-Kpsi
sebagai pembimbing yang
telah
meluangkan waktunya
untuk
memberikan bimbingan
selamapersiapan, pelaksanaan hingga penulisan tugas akhir ini.
2.
Prof.Dr.dr.H.AsmanManaf, sppD-KEMD seraku Ketua progrdm
studi Pendidikan Dokter spesiaris(Kps-ppDS)
ilmu penyakitDatam FK_UNAND
yang terah memberikan kesempatan, bimbingan dan dukungan morir daram
menyelesaikan pendidikan ini.
ingin
mengucapkanterima kasih
banyak3. dr.H.Eva Decroli, spPD-KEMD, FINASIM selaku sekretaris program studi
Pendidikan Dokter spesialis (PPDS) llmu penyakit Dalam FK-UNAND yang
telah
memberikan kesempatan, bimbingan
dan
dukungan
moril
dalammenyelesaikan pendidikan ini.
Prof.Dr.dr.H.Nasrul
zubir,
SpPD-KGEH, FTNASTM,setaku Kepala
Bagianllmu
Penyakit Dalam FK-UNAND/RSUPdr. M.
Djamilpadang
yang telahmemberikan kesempatan, bimbingan
dan
dukungan
moril
dalam menyelesaikan pendidikan ini.Prof.Dr.H.Hanif,
spPD-KHoM
yang telah banyak memberikan nasehat dandorongan moril selama
penulis
mengikuti pendidikan,baik
selama dalaminstitusi maupun diluar institusi.
Prof.Dr.dr.Rizanda
Machmud,
Mkes
yang
terah
membantu
dalammelakukan analisis statistik data penelitian ini.
Dekan
FK-UNANDdan
Direktur RSUP.Dr. M.
Djamil padangyang
telahmemberikan kesempatan
penrrlis mengikuti
pendidikan
keahlian
llmuPenyakit Dalam.
seluruh
staf
pengajar
llmu
Penyakit Dalam
yaitu
:
prof.Dr.H.saharmanLeman, DTM&H, SpPD-KKV, FINASIM,
prof.Dr.H.Syafril
Syahbuddin,SpPD-KEMD, FINASIM,
Prof.Dr.H.Nuzirwan
Acang,
DTM&H,
SppD-KHOM, FINASIM,
Prof .Dr.H.ZulkarnainArsyad,
SppD-Kp,
dr.H.DjusmanDjaafar (alm), SpPD-KGH, dr.H.Asri, SpPD, dr.H.Syaiful Azmi, SppD-KGH,
FINASIM, dr.H.Yerizal
Karani, SpPD,
SpJp,
FIHA,
dr.Syafruddin Tamar,SpPD-KKV,
dr.H.
A.M.
Hanif, SpPD, MARS,
dr.Najirman,
SppD-KR,dr.H.Armen Ahmad, SpPD-KPT|, dr.H. lrza Wahid, SppD-KHOM, dr.Arnelis,
SpPD-KGEH,
dr.Hj.Rose
Dinda, SpPD,
dr.Saptino
Miro,
SppD,4.
5.
6.
7.
dr.H.Raveinal,
SpPD,
dr.HarnaviHarun, SppD, dr.Drajat priyono, sppD,
'
dr.Fauzar,
spPD,
dr.lskandar,
sppD,
dr.Eifel Faheri, SppD,
dr.Rony
Yuliwansyah,
spPD
yang telah
mendidik
/
mengajar penulis
dalammemahami llmu Penyakit Dalam.
9.
Teman-teman sejawatresiden
atas bantuan dan kerjasama yang telah kitabina selama ini.
10.
Para
medis
dan
karyawan
di
Bagian llmu penyakit
Dalam
yang
telah banyak membantu penulis selama ini.Rasa hormat
dari
lubuk
hati yang
paringdalam
dan
penghargaan yangtertinggi
serta
ribuan
terima kasih
penulis ucapkan kepada Ayahanda
danlbunda tercinta
atas
segala jasa-jasanya
dan doa
beliau
yang tak
terhitungsehingga penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Rasa hormat
dan
terima kasih yang
sedalam-dalamnyajuga
penulisucapkan kepada
kakak-kakakdan adik
penulis
yaitu
:
lr.Andyosmarta, RisfaSusanti,
sH,
Hendri,sE
dan
Rio Pratama,sE
yang selalu membantu, memberisemangat dan doanya dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Kepada isteriku tercinta ReniWidiastuti, SE dan anak-anak tersayang Syifa
sasqia
Nabillah,
Rafid
Aqil
caesarian
dan
Rifqi Aqit caesarian yang
telahmemberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani pendidikan ini.
Akhirnya penulis
memohon,perlindirngan
kepada Allah
swr
semogapenulis dapat menjadi
hamba-Nya
yang selalu
bersyukur
atas
nikmat
dankartinia-Nya s€r'f1+',rnemanfaatkan
ilmu yang didapat untuk
d$gunakandi
jalanyang diridhoi-Nya. Amiin
Padang, Maret
2011Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
: PENDAHULUAN1.1.
Latar Belakang Penelitian1.2.
ldentifikasi Masalah1.3.
Tujuan Penelitian1.4.
Hipotesis1.5.
ManfaatPenelitian1.6.
KerangkaKonseptual
r
BAB
ll
:TINJAUAN PUSTAKA2.1.
Pemanjangan interval QTc2.2.
Etiologi2.3.
Mekanisme pemanjangan interval QTc2.4.
Ujidiagnostik2:5.
Prognosis2.6.
Tatalaksana2.7.
Abnormalitas EKG2.8.
Cara pengukuran2.9.
Interpretasi pengukuranBAB
lll
: METODOLOGI PENELITTAN3.1.
Disain Penelitian3.2.
Waktu dan Tempat Penelitian3.3.
Subjek Penelitian3.4.
Kriterialnklusidan
eksklusi3.5.
Variabel yang dicatat3.6.
DefinisiOperasional3.7.
Protokol Penelitian3.8.
Analisis Data3.9.
KerangkaOperasionalBAB
IV:HASIL PENELITIAN26 26 26 27 28 28 29 30 31
4.1.
Karakteristiksubjek
SZ4.2.
Hubungan pemanjangan intervaleTc
dengan derajatdisfungsi hati pada sirosis
hati
354.3.
Pengaruh pemberian propranolol terhadap pemanjanganintervalQTcpada sirosis
hati
364.4.
Efek samping terapipropranolol
ggBAB
V:
PEMBAHASAN5.1.
Karakteristik subjek5.2.
5.1.1. Umur
5.1.2. Jenis kelamin
Hubungan pemanjangan interval QTc dengan derajat
disfungsi hati pada sirosis hati
Pengaruh pemberian propranolol terhadap pemanjangan
interval QTc pada sirosis hati
40
40
41
5.4.
Efek samping terapi proprenolol5.5.
KeterbatasanpenelitianBAB
Vl
:
KESlMPl,rLAN DAN SARANDAFT'AR
PUSTAIil
48
48
50
51
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
DAFTAR TABEL
Prevalensi pemanjangan
intervalQT
pada pasien sirosishati
10Kriteria diagnostik dan suportif Cirrhotic
cardiomyopathy
20Bioavailabilitas
oral
(Mean
r
sD)
beberapa
obat
kardio
22vaskuler pada subjek sehat dan pasien penyakit hati berat
Jadwal kegiatan
penelitian
26Klasifikasi skor
Child-Pugh
26Hubungan jumlah skor dengan klasifikasi derajat idisfungsi
hati
zgmenurut modifikasi Child-Pugh
Karakteristik dasar pada kedua Kelompok
penelitian
g4Hubungan interval
QTc
dengan derajat disfungsi
hati
awal,
35minggu Pertama dan minggu kedua terapi
[image:10.481.31.450.45.750.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Efek B adrenergik terhadap kontraksi jantungGambar
2.
Kelainan pada kardiomiopati sirosisGambar
3.
Pengaruh stimuli dan inhibisi terhadap kontraksi kardiomios1pada sirosis hati
12'
13
16
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Skema representasisfea/phenomenon
splanchnic
1gMekanisme kerja p - bloker
adrenergik
2gGambaran EKG syndroma
intervalQT
memanjang
24Distribusi
interval QTc pada
kelompokChild-pugh
B
dan
C
36pada awal, minggu pertama dan minggu Kedua terapi
Perubahan interval
QTc
kelompok Child-Pugh B dan Cawal,
37minggu pertama dan minggu kedua tera
DAFTAR.STII€KAT.AI
coP
QTo
ET
NO
co
HR
NE
,
EKGUSG
PT
Cardiac output
QT coreoted
Endoflrelin,
Nitfie .oxide,'
Carbon
motoxide
Heart rate
Norepinefrin
Elektrokardiografi
Ultrasonografi
LampirBn 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
DAFTAR LAMPIRAN
Lembaran penjelasan sebelum persetujuan
Lembaran persetujuan
Status penelitian
Struktur organisasi penelitian
Surat pernyataan
Curiculum vitae
59
64
66
67
68
69
BAB
IPENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang PenelitianPerubahan
fungsi
kardiovaskularpada
pasien dengansirosis
hati telahbanyak dipelajari selama dekade terakhir ini. Pada sirosis hatiterjadi peningkatan
cardiac output (COP) dan penurunan tekanan pembuluh darah perifer. Meskipun
terjadi
peningkatan COP, responjantung
terhadap rangsangan secara fisiologiatau farmakologi berlangsung subnormal, fenomena ini dikenal dengan "cirrhotic
cardiomyopatf'.
Ketika pertama kali dideskripsikan lebih dari 3 dekade yang lalu,disfungsi hati awalnya dipikirkan terjadi akibat cardiotoxicity dari alkohol. Namun
dalam
2
dekade terakhir ini semuanya semakinmenjadijelas,
bahwa gangguankontraktilitas
ventrikel
ini juga
dapat terjadi pada pasien non alkoholik.
Padatahun
1990,
sejumlah
penelitian
pada
pasien sirosis
non
alkoholikmemperlihatkan
terjadi
depresi
kontraktilitas
ventrikel terhadap
respon rangsangan yang hampirterjadi pada semua bentuk sirosis hati.1,2,3Oleh karena adanya kekurangan tersebut, dibuatlah suatu definisi tentang
"cirrhotic cardiomyopathf'yaitu
:
1) terjadi
peningkatancoP
disertai
adanyagangguan respon ventrikuler terhadap rangsangan, 2) disfungsi sistolik/ diastolik,
3)
ketidak
jelasan
kegagalan
ventrikel
waktu
istirahat,4)
abnormalitaselektrofisiologi
termasuk
pemanjangan intervalQT
pada EKG
dan
kronotropikinkompeten. Namun tidak semua gambaran tersebut harus ada untuk diagnosis,
karena hanya 30
-
60 o/o dari pasien yang memperlihatkan pemanjangan intervalTanpa
kriteria diagnostiktadi,
prevalensipasti
cirrhotic cardiomyopathymasih belum diketahui. Perhitungan tentang penyakit
ini
secaraumum
sangatsukar oleh
karena pasienbaru
memperlihatkan gejala apabilaada faktor
stresyang
mempengaruhiseperti
perubahanposisi badan, latihan, obat
-
obatan,perdarahan dan pembedahan. Prevalensi sirosis hati
juga
sukar untuk dihitung,karena banyak pasien dengan sirosis kompensata
tidak
memperlihatkan tandadan gejala
penyakit danjuga
karena penelitianyang
kurang untuk mendeteksisirosis stadium awal. Selain
itu
terdapat variasi secara geografi tentang sirosishati
di
dunia ini, tergantung prevalensi faktorpenyebab
seperti virus hepatitis Bdan
c,
alkohol kronik, kelebihan besi, penyakit hati autoimun dan lain-
lain.2 Bagaimanapun,kita
mempercayai bahwa sedikitnya satu gambaran daricirrhotic
cardiomyopathy,
seperti
pemanjangan
interval
eTc
atau
disfungsidiastolik
sering
munculpada
pasiensirosis hati dengan Child-pugh
B
atau
C.Pada penelitian
lain
didapatkan prevalensi intervalQTc
memanjangini sebesar25 o/o pada child-Pugh A, 51 o/o pada Child-pugh
B dan 60 % pada
child-pugh
c.
Sementara itu ada juga yang mendapatkan kejadian interval QTc memanjang ini
dengan rerata interval
QTc
pada child-Pugh
A
sebesar
442,2+
34,4 mdetik,child-Pugh B 520,9 + 63,9 mdetik dan
child-pugh
c
s41,s + 63,4 mdetik.2,s Pemanjanganinterval
QTc
merupakan kelainan
yang
diturunkan
dandidapat
yang
ditandai dengan interval
QTc
memanjang
pada
EKG
yangcenderung
mengakibatkan t'akiaritmia,sehingga
dapat
mencetuskan
sinkop,henti
jantung
atau
bahkan mati
mendadak. Kematian mendadakdapat
dipicuoleh latihan yang berlebihan, stres emosional dan bahkan kematian dapat terjadi
individu dengan riwayat sinkop berulang selama latihan
dan
adanya
riwayatkeluarga dengan kematian mendadak.6
Mimidis dkk (2003) pada penelitiannya mendapatkan tidak ada perbedaan
bermakna kejadian pemanjangan interval QT pada pasien sirosis karena alkohol
dengan infeksi
virus
(p
=
0,3142),tetapi terdapat
hubunganyang
bermaknasesuai dengan derajat disfungsi hati.7
Henriksen
dkk
(2007)
dari
peneritiannya mendapatkan
kejadianpemanjangan interval
QTc
pada sirosishati
berhubungan dengan disfungsi hatidan
hipertensi portal, tetapi tidak dengan peningkatan ET-1dan
ET-3. Masalahkoreksi
QT
terhadap peningkatan frekuensijantung
(HR) pada
sirosis sangatkompleks,
dan
penurunan frekuensi
jantung akan
menentukan
dari
er
itusendiri.s Sedangkan Zuberi dkk (2007) mendapatkan rata
-
rata frekuensi jantungdan QTc signifikan lebih tinggi pada sirosis dibanding non sirosis.e
Penelitian
terbaru dengan
menggunakanmetode
radioenzimatik yangsensitif
memperlihatkanadanya
perfingkatankadar
norepinefrinplasma
padapasien sirosis
hati
stadium
dekompensata.
Hasil
dari
penelitian
lainnyamemperlihatkan adanya gangguan ekskresi
air
yang dapat
dipercaya sebagaigambaran bahwa terjadi
peningkatankadar
norepinefrinplasma pada
pasiensirosis hati. Selain itu pasien sirosis
hatijuga
memperlihatkan peningkatan kadarrenin plasma, aldosteron dan vasopresin. Peningkatan kadar norepinefrin plasma
disebabkan
oleh
karena adanya
penurunan metabotic clearance
rate
ataupeningkatan secrefion
rate.
Penelitian
yang dilakukan Nicholls
dkk
(1985)mendapatkan
bahwa
secretionrafe
norepinefrin signifikan
lebih tinggi
padapasien sirosis dibanding pasien normal, sedangkan clearance rate
tidakBernadi (1998) menemukan pemanjangan interval
erc
bermakna padapasien sirosis hati karena berbagai penyebab yang dihubungkan dengan
hiper-reaktivitas simpato-adrenergik, prevalensinya berbanding
lurus dengan
derajatdisfungsi
hati dan
kadar norepinefrin. Pada pemantauanantara
2
-
3g
bulan,Bernadi
mendapatkan kematian21
orang diantara
44
orang
(47,To/o) pasiensirosis hati dengan interval QTc memanjang (rerata interval QTc 463,g + 7 mdet;
p
< 0,001).11Propranolol merupakan
obat terpilih untuk aritmia ventrikel berat
padasindrom
QT
memanjang. Bila aritmia ventrikel terpacuoleh gerak
badan atauemosi, dosis yang relatif kecil (8
-
160 mg/hari) sudah cukup untuk pencegahan.Pada
pemberianoral,
propranolol diabsorpsisangat baik,
tetapi
metabolismelintas
pertama menurunkan
bioavailabilitasnyamenjadi
2s
o/o.waktu
paruh eliminasiadalah sekitar
4
jam.
Ekstraksi propranolololeh hati
adalah
sangattinggi
dan
eliminasinyabanyak
berkurangbila aliran darah
ke hati
menurun.Propranolol
dapat
mengurangi elinfinasinyasendiri dengan
cara
menurunkancurah jantung dan aliran darah hati, terutama pada pasien gagaljantung.l2
Hampir semua
efek
antiaritmia B-blokerdapat
diterangkan berdasarkanhambatan selektif terhadap adrenoreseptor-B. Propranolol memperlihatkan dua
efek
langsung lainyang
berkaitan dengan efek antiaritmia,yaitu
meningkatkanarus
masukion K* dan
pada kadaryang tinggi
menekanarus masuk ion
Na*yang dikenal sebagai efek stabilisasi membran. p-bloker sedikit memperpanjang
interval P-R
dan tak ada
efek terhadap kompleksQRS.
Efek terhadap intervalQTc berbeda untuk tiap jenis B-bloker.12
.
Penelitian
yang
dilakukan
Boas dkk (2008)
tentang
efek
propranololhati,
mendapatkan
adanya penurunan mediator sistem
renin
angiotensintersebut.l3
caujolle
dkk (1988)
melakukan penelitian terhadap
20
orang
pasiensirosis hati dan didapatkan bahwa perbedaan respon terhadap propranolol tidak
berhubungan
dengan
perbedaanderajat disfungsi
hati atau
perbedaan kadarpropranolol.la
Berbeda
dengan
penelitian sebelumnya
yang
dilakukan Braillon
dkk(1986)
menyimpulkanbahwa pada pasien sirosis hati, derajat disfungsi
hatimenentukan
respon
hemodinamik
terhadap
aksi
obat
propranolol
denganhipertensi portal.15 De (2002) meneliti tentang respon carvedilol dan propranolol
pada sirosis hati
terhadap tekanan
porta pada
pemberian
akut dan
T
harl
Didapatkan
hasil bahwa
carvedilol
relatif aman
dan
efektif sebagai
agenhipotensi porta tetapi tidak superior dibanding propranolol.l6
Perbaikan
interval
QTc
dengan resolusi disfungsi
hati
mendukungpenjelasan bahwa interval QTc memSnjang berkorelasi dengan derajat disfungsi
hati. Dan dikatakan pula bahwa etiologi penyakit
hatitidak
berpengaruh terhadapprevalensi pemanjangan interval QTc. Namun begitu terapi farmakologi dengan
propranolol
tetap
memegang peranan
yang
penting
untuk
pengobatan pemanjangan interval QTc pada sirosis hati. 17'18Berdasarkan itulah peneliti tertarik untuk meneliti tentang manfaat terapi
propranolol terhadap
pemanjangan
interval
QTc pada sirosis hati.
Denganadanya manfaat dari propranolol tersebut diharapkan penanganan pemanjangan
interval QTc dapat dilakukan secara cepat dan tepat sehingga kejadian kematian
mendadak (sudent cardiac death) dapat dihindari.
1.2.
ldentifikasiMasalah
Apakah terdapat perbaikan
pemanjanganinterval
QTc
dengan
terapipropranolol pada sirosis hati ?.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1.
UmumUntuk
mengetahui perbaikan pemanjangan intervalQTc
dengan terapipropranolol pada penderita sirosis hati.
1.3.2.
Khusus
1.
Untuk mengetahui perbaikan pemanjanganinterval
QTc
dengan terapipropranolol pada penderita sirosis hatiChild-Pugh B.
2.
Untuk mengetahui perbaikan pemanjanganinterval
QTc
dengan terapipropranolol pada penderita sirosis hatiChild-Pugh C.
1.4.
Hipotesis
Terdapat perbaikan pemanjangan interval QTc dengan terapi propranolol
pada sirosis hati.
1.5.
ManfaatPenelitian
1.
Memberikan sumbangan
data
ilmiah
tentang manfaat
pemberianpropranolol dalam memperbaiki pemanjangan interval QTc.
2.
Memperluas keilmuan
kita tentang
pemanjangan
interval'QTc
padaKerangka Konseptual
miokard &
desensitisasi
reseptor p
adrenergik
Kerusakan miokard
& desensitisasi
reseptor B & post reseptor adrenergik
Menganggu
kontraksi jantung
Jdensitas dan
sensitivitas
rg5eptor
p-adrenergik
Endotoksin, sitokin
(lL 1, lL6 & TNF-c )
,NO, CO,ET 1-3,
endocanabinoid
Perub fungsi protein G &
adenilsiklase, 1 C GMP
Jdensitas dan
fungsi kanal Ca
Keterangan kerangka
konseptual
Pada
sirosishati terjadi disfungsi hati
dan
hipertensiportal.
Hipertensiportal terjadi oleh
karena
adanya
resistensi sirkulasi
di
hati akibat
adanyakerusakan hati. Selanjutnya hipertensi portal akan menyebabkan toksin, sitokin
dan
mediator-mediatorlainnya
(No,
co,
endocanabinoid)akan masuk
kesirkulasi sistemik melalui aliran darah portosistemik. Zat-zat ini mempunyai sifat
kardiodepresan
sehingga
akan
menganggu kontraktilitas
dari
jantung
danselanjutnya akan mengakibatkan pemanjangan interval
eTc.
Disamping
itu
pada'sirosisterjadi
peningkatan kadar norepinefrin dalamdarah yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan miokard dan desensitisasi
reseptor
p
dan post
reseptor
adrenergik.
Akibat
dari
keadaan
ini
akanmenganggu
kontraksi
jantung
dan
selanjutnya
akan
mengakibatkan pemanjangan interval QTc.Pada sirosis
hati
terjadi gangguan
metabolismekolesterol
yang
akanmenyebabkan perubahan
membrin
miokard.
Akibat
adanya
perubahanmembran miokard
ini akan
menyebabkandepresi miokard
dan
desensitisasireseptor
B-adrenergik.Selanjutnya
akan
menyebabkan
gangguan
kontraksiBAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.
PemanjanganlntervalQTc
Pemanjangan
interval
QTcadalahgangguan
repolarisasimiokard
yangditandai
adanya
pemanjangan interval
QTc pada EKG
permukaan
dengangelombang
T
abnormal, bradikardi relatif
dan
takiaritmia ventrikel,
termasuktakikardi ventrikel, ventrikel
polimorfikserta lorsade
de
Pointes (TdP1.ts'to't7Pemanjangan interval
QTc
(> 440 mdetik) sering terlihat pada pasien sirosis hatidengan peningkatan tekanan portal.6'1e'20
Terjadinya pemanjangan
interval
QTc
disebabkan
oleh
peningkatandurasi salah satu
atau
lebih
komponen kompleks
QRS, segmen
ST
dangelombang
T.
Pemanjangan interval QTcjuga
merupakan petanda non-invasifsubstrat
aritmogenik elektrofisiologis
yang
berkorelasi
dengan
risiko
tinggiterhadap kejadian
aritmia ventrilel, sinkop
dan
kematian
mendadak.Pemanjangan interval QTc terjadi karena sel-sel miokard lebih bermuatan positif
selama masa repolarisasi.6'21
Pemanjangan interval QTc telah dilaporkan dengan kejadian antara
37-84o/o pada pasien sirosis baik karena alkohol maupun non alkohol. Pada tabel 1
terlihat frekuensi
pemanjanganinterval
QTc pada
pasien penyakit
hati
lanjutTabel 1 : Prevalensi pemanjangan interval QTc pada pasien sirosis hati. 20
40
45
37
47
83
lnterval
QT
adalah
periodewaktu yang
dihitungdari
defleksi
pertamakompleks
QRS hingga akhir
gelombang
T.
lnterval
QT
ini
meliputi
waktudepolarisasi dan repolarisasi otot jantung. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
mengukur
waktu
repolarisasisaja
interval
J-T,
namun secara
eksperimentalbelum dibuktikan bahwa interval
J-T
ini lebih akurat. Jadi hingga saat ini intervalQT
(
istilah yang pertama kali
digunakanoleh
Einhorn)secara praktis
masihmerupakan
pendekatan
yang
terbaik. Batasan secara
konvensional
yangdigunakan bagi interval
QT
memanjq,Srg adalah QTc>
0,44 detik. Bazett adalahorang yang
pertama
kali
mengamati
adanya
hubungan
antara
interval
QTdengan
laju
nadi. lnterval
QT
bervariasi,dan
berbandingterbalik dengan
lajunadi sehingga Bazeet menemukan QTc = QT/{RR.22'23
2.2.
Etiologi
Ada
beberapa penyebab
yang
bisa
menyebabkan
terjadinyapemanjangan interval QTcyaitu :20'21
o
Kongenital(primer).
Penyakitjantung
(terutama iskemia miokard).
Gangguan elektrolitObat-obatan (cisapride,
phenothiazines, erythromycin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, vasopressin,
pentamidine,
tricyclicantidepressanfgquinidine)
Alkohol
Gangguan sistim saraf otonom
Gangguan metabolik
Gangguan metabolisme hormon gonad
Sirosis hati
2.3.
Mekanismepemanjangan
intervalQTc
padasirosis
hatiBanyak aspek tentang kontraksijantung abnormal yang telah didapatkan
pada sirosis hati, termasuk histologi dan stuktur, kronotropik, fungsi sistolik dan
diastolik
dan
perubahan elektrofisiologijantung.
Perubahanfungsi dan
strukturdari
ruang jantung dijumpai lebih
sering
pada
jantung kiri
dibanding jantungkanan. Kebanyakkan penelitian telah menemukan adanya dilatasi atrium kiri dan
hipertrofi
atau
dilatasi ventrikel
kiri.
Atrium
dan
ventrikel
kanan
biasanyamemperlihatkan
dimensi
yang
normal. Secara histologi
didapatkan
fibrosism iokard, edema.2'3'1''24
Tidak
ada
predisposisi
genetik
langsung
terhadap
terjadinyakardiomiopati
sirosis. Mekanisme patogenik
kardiomiopati
sirosis
meliputiterganggunya
stimulasi
jalur
sinyaling reseptor
p-adrenergik
,
perubahanfisikokimia membran
plasma
kardiomiosit
dan
overaktivitas
faktor
inotropiknegatif seperti
nitric
oxide,
karbon
monoksida
dan
sistem endocannabinoid.2'1 7'25'26Kontraktilitas
sel
jantung terutama
ditentukan
oleh
stimulus
sistemreseptor
B-adrenergik.Ketika
distimulasi
oleh
norepinefrin
atau
katekolaminlainnya, kompleks ligan reseptor B-adrenergik bergabung dengan protein G untuk
menstimulasi membrane-bound adenytate cyclase, menggerakkan
cAMP
yangmemfosforilasi beberapa protein yang menyebabkan influks kalsium intraseluser.
Kalsium
kemudian menyebabkan
cross-linkingaktin-miosin
dan
selanjutnya kontraksi seluler.2TF-A E Ft EN E
F|.'IC grsrvgc"l$
S'
e.Srirrrcr'AgTta,N
Opie 2008
,6fu.-%
*'-@
ltJlstabclisrn TJT i.-_"ri!_al\DP + F1
ffi.
BM*^*€
nlyein\^l;ffi IArFase .K I
Ai]F+ F. r forcp ?
f+l
dA lrrtP
vi€ PL
fl€lai{a,t;cn
[image:25.450.32.425.184.659.2]Ccntfa*tirrr} t
Gambar 1 : Efek B - adrenergik terhadap kontraksijantung.
27
Pada
pasiensirosis hati terjadi
peningkatankadar
norepinefrin plasmasebagai marker peningkatan aktivitas
sistem
saraf
simpatis
yang
akanmenyebabkan kerusakan pada miokard jantung dan desensitisasi reseptor B dan
post
reseptor adrenergik
jantung yang akan
mengganggu kontraksi
jantungselanjutnya
akan
menyebabkan pemanjangan intervalQTc.
Peningkatan kadarnorepinefrin dalam
plasma
vena portal
pasien
sirosis hati
ini
pertama
kalidilaporkan oleh Shaldon pada tahun 1961.10'28
F -za[,EnFr€firEiFlgljC Alt€lfiarllF:ns
aor, @ rrcJosin c
L-,''LLo
Membran
plasma
kardiomiosit
diisolasi
dari
model
tikus
sirosis menunjukkan defek multipel pada jalur sinyaling B-adrenergik dan komposisi lipidmembran bitayer. Beberapa defek reseptor dan
post
reseptor ini dijumpai padapenderita
sirosis
hati
antara
lain
menurunnya densitas
dan
sensitivitasadrenoreseptor B, perubahan fungsi protein
G
dan adenilsiklase dan perubahansifat
fisik dari
membran plasma
miosit
yang
mungkin berperan
dalamabnormalitas reseptor
dan
aliran
ion, serta
menurunnya densitas
dan menurunnya fungsi kanal Ca 2* tipe-L. Pada akhirnya semua defek ini dilaporkandapat
mempengaruhi
respon kronotropik
dan
rangkaian
elektromekanikal jantung.l'2eCardisddpr€csd EUbsr*nc#
--"n """v
(NG" TNF rr, CO" bi!€ adds" ef,rdot+rica|
"1
' tr, raesptorl
FS-r#.rrd€. d€laffi
' r*.*'*.n o1.**
Gambar 2 : Kelainan pada kardiomiopati sirosis2e
Disamping
itu
pada sirosis
hati
terjadi
peningkatan
kolesterol
padamembran,
rasio
kolesterol
:
fosfolipid
meningkat, menyebabkan
perubahan'biofisik
berupa
penurunan
fluiditas
membran. Penurunan
fluiditas
membran [image:26.446.26.424.49.611.2]menghambat kemampuan
gerakan
konformasi
dan
fungsi
reseptor
pada membran, seperti kanal kalsium, kanal K dan reseptor p-adrenergik.l'mMekanisme lainnya meliputi peningkatan aktivitas inducible
nitr\
oxidesynthase
(iNos)
dengan
overprodukst
nitric oxide
(No),
dan
meningkatnyaaktivitas heme-oxygenase-l yang memproduksi karbon monoksida
(co).
Keduagas
tersebut
menghambat kontraktilitas kardiomiosit
(depresi
miokardium)dengan
menstimulasi
guanilat siklase
untuk
memproduksi
cGMP.
cGMpmenghambat kontraktilitas
melalui
beberapa mekanisme,
terutama
denganmenghambat
pelepasan kalsium
dari
retikulum
sarkoplasma
kardiomiosit.Disamping itu juga terjadi desensitisasi reseptor B-adrenergik. Karbon monoksida
mempunyai
sifat
biokimia
yang
hampir
mirip
dengan
No.
Hipotesis
tentangpeningkatan produksi CO
yang
berperan pada kardiomiopati sirosis didasarkandengan ditemukannya peningkatan aktifita
s
heme-oxygenase dalam miokardiumpasien sirosis hati.1'4'30'31'32
Peningkatan produksi NO ini fetan Oibut<tikan pada pasien sirosis hati dan
binatang percobaan. Zat-zal yang dapat mencetuskan peningkatan produksi NO
diantaranya adalah
sitokin
proinflamasidan
endotoksin.Asal
endotoksin padapasien sirosis hati diantaranya :30'33'34
1.
Alkoholadalah
penyebab tersering sirosisdi
negaramaju, dan
alkoholdapat merusak mukosa saluran cerna,
dan
ini
berpotensi
sebagai fasilisator transfer bakteri kedalam sirkulasi.2.
Sirkulasi portosistemik akan menyebabkan endotoksin bakteri memasukisirkulasi sistemik
3.
Pasien
sirosis dengan
hipertensi
portal akan
menyebabkan kelainanstruktur usus ditandai dengan kongesti
dan
edema vaskular, dimana iniakan meningkatkan permeabilitas usus terhadap toksin bakteri.
4.
Pertumbuhanyang
berlebihandari
bakteriusus dan
translokasi bakteriyang meningkat.
Disamping endotoksin, ada lagi zat-zat yang dapat merangsang produksi NO,
seperti
sitokin (TNF-o, lL-1,1L-6dan
IFN-y. Namun diantarasemua itu,
TNF-amerupakan yang paling banyak diteliti.20's's
Kadar
garam
empedu meningkatdalam plasma
pasiendengan
ikterusdan
berkorelasi dengan gangguan fungsi
jantung.
Garam empedu
ini
akanmenghambat
aksi
kanalCa.
Laporan terakhir mengatakan bahwa peningkatankadar garam
empeduakan
mempengaruhisistem
transmisisinyal
reseptorB-adrenergik
dengan
menghambat adenilsiklase
dan
akan
menyebabkanpenurunan produksi cAMP.1
{l}trAR
*r.o
@
},*
IJ
+ Hil{fi$
tEpfit"rmant*
I
[image:29.456.68.422.66.320.2]--:----^:::.;g*fm;:*
Gambar 3 : Pengaruh stimulus dan inhibisi terhadap kontraksi kardiomiosit pada
sirosis hati.26
Endocannabinoid
merupakan
zal
yang
menyerupai
lipid
dan
bekerjamelalui ikatan protein
G
inhibitor,
dengan reseptor
CB1
dan CBz.
Efekvasodilatasi cannabinoid
endogen pada
sirosis
pertama
kali
dilaporkan
padatahun
2001.
Anandamide merupakan cannabinoid
endogen
atauendocannabinoid,
biasanya meningkat
pada
monosit
tikus yang
sirosis.Penyuntikan monosit yang diisolasi dari tikus yang sirosis ke tubuh tikus normal
menyebabkan penurunan tekanan arteri rata-ra1".36'37
Disamping sebagai vasodilator, anandamid
dengan cepat
dan
dose-dependent merangsang terjadinya
apoptosis.
Efek
ini
dapat
menyebabkangangguan mikrosirkulasi sinusoidal hati dan menyebabkan hipertensi portal yang
menimbulkan sirkulasi hiperdinamik.34'37'38'3s
Bagaimana
sirosis
hati
menimbulkan peningkatan endocannabinoid ?.varga
dkk
(1998) menemukan bahwa endotoksin bakteri merangsang produksiendocannabinod pada sirosis.
Produksi
endocannabinoid
miokard
bisa
meningkat sebagai
responterhadap
stress
seperti
meningkatnya frekuensi
jantung
dan
overloadhemodinamik.3e Substansi
ini
diketahui mempunyaiefek
inotropik negatif padatikus
dan
manusia.
Pada isolasi
otot
papilaris
ventrikel
kiri
tikus
sirosis,peningkatan sinyaling endocannabinoid melalui reseptor CB1 berkontribusi untuk
menum pu lkan respo n kontrakti I terhada p sti m ulasi p-ad renerg iV .32'N'4'42
Tidak
berbeda dengan
penelitianyang
dilakukan Andreas
dkk
(2003)yang
mendapatkan
bahwa aktifitas
cannabinoid
pada
reseptor
CB1
akanmenyebabkan penurunan kontraktilitas pada otot atrium jantung manusia.
Selain
zat-zal
tadi,.banyak
penelititerfokus untuk
mengevaluasi perandari
zat-zat
lain yang
bersifat vasodilator diantaranya glukagon,
vasoactiveintestinal
peptide
(VlP),
prostacyclin€,endothelin
1
dan
3
(ET-1
dan
ET
-
3) dalam pengaruhnya terhadap patofisiologi sirkulasi hiperdinamik.l'30'43Semua kejadian tersebut tidak terlepas dari pengaruh fungsi
dari
hati itusendiri
diantaranya;
metabolisme,sintesis,
ekskresi,endokrin,
imunologi danlain-lain.
\€::j,:i:."-'=::la:::'=
.!::::::i=:,:I-t:::::::::::::t=
j.d :,, : j: a:
ll- d: ,ii; il rr : r ;1,
:.:* .t
{."ffiiF,,r l' "ri
f :.' ,
\.i*J
I rh@ ]ilnel:; ffisq. r;{.:-
-".tlti,:,t!
to,
hs
S*dsF*Sr8sfl!*
l-ftFE$t
*tRffiFlffiffi
frJrtu
f*t#!trf st*L Ft'lf l!,'HtFt[.*m*l]L!fi
,
Gambar 4. Skema representasisfea/ phenomenon splanchnic.4
2.4.
Ujidiagnostik
Sampai sekarang
belum
ada
uji
diagnostik
tunggal
yang
bisamengidentifikasi
pasien dengan kondisi
ini.
Jantung
memproduksi
danmelepaskan
hormon peptide
seperti
natriureticp,eptide
dan
meningkatnyapelepasan hormon ini menunjukkan stress atau distress jantung. Sebagai contoh,
kadar brain natriuretic
peptide
yangjuga
disebut dengan natriuretic peptide tipeB (BNP), meningkat pada disfungsi sistolik dan diastolik, hipertrofi ventrikel dan
iskemia miokard. Pada pasien
sirosis,
kadarANP dan BNP
meningkat karenameningkatnya pelepasan
jantung dan bukan
karena terganggunya
ekstraksi: -d:r
a+'"Wlg
.'N
lW
ll8ttwtsf,fiE*
[image:31.447.39.416.67.425.2]hepatik.KarenaBNPdanprohormonnyaproBNPberasaldariventrikel,ia
merupakan marker disfungsi ventrikel yang lebih sensitif, terutama pada
pasien
asimtomatik, daripada
ANP yang
dilepaskandari atrium'
Meningkatnyakadar
BNP
sirkulasipada
pasien sirosis asimtomatik berkorelasi dengan intervalQT
memanjang, ketebalan septum interventrikel, diamete
r
end'diasto/icventrikel kiri
danterganggunyafungsidiastolik.Miripdenganini,troponinljantung,suatu
isoformtroponinyangmeningkatpadainjurymiokard,dilaporkanmeningkatpada
pasiendengansirosisalkoholiksecarapredominan.Saatiniperananpasti
marker
ini
termasuk
natriuretic peptidedan
troponin isoform
pada
diagnosisnoninvasif kardiomiopati sirosis masih harus diklarifikasi'2'20'45
Paterondkk(1999)daripenelitianyangdilakukannyaterhadappasien
sirosis hati,
mendapatkanadanya
peningkatantroponin
I
yang
dihubungkandengan kerusakan miokard jantung subklinis'
a6
Table 2. Kriteria diagnostik dan suportif Cirrhotic Cardiomyopathy ( World
Congress
of
Gastroenterology in Montreal 2OOS)!7A
wo*ing
definttbn
ofcirrhotlc
cardlonqropthy
A
c*rdhr
dysfumctioni*
p*riesrswith
cirrfuisb characrerised b:ri r*pai red r*rl rffictr$ $c a'e rpan s irre*ess to Strrrs
nnscr alre*d
Jh;al
lc::ehxai6*n r*"it& electrcpfqrsiclagical *bnornralitier in the
rbsace
oJot9rer krlslir.n c*sdlae disease
tliagrrmic
ffittri;
Sysroiic dysfr-*cricn
r
Sir.tnted increase in cardiacoutFuf wigh scercise.,r'olurne cna$ergeorp n*rnmcoi ogicai stirnul i
r
R:sring Ef <55h fiiasral ic Qr:sfu *:riome fi,A ratio <I.S {age-crrected}
*
Prolongedfuehnatim
timp{rltCI
rnssc)r
hofonged iscvdurnes'ic relaxled+n dme {>S{! rnser-}Srrpportive
criteria
r
flecrrop fq's iologic*& ab n.:rmat r fiesr
AanorrnaE dfuonctsopic resporuer
&?ectrcrn e: ha n k ai r.r n:ou pl in grdSm str n ch rony
r
Prolonged QTc interva$r
fl:rE*:ged $efr atsiusn.
lncre*sedrnlacrrdia!
nnass.
lncreasld Str{Fard
pru-SNFr
tncrcased tropcnin I&li{*3. bs*ia:
$*tr:$r*tic
pepEide;[J&
e*r$ydi*si*Sicfarrtd
t5lingr*tlo:
&F. $eft-, vel!riicu!ar eject!cgl f'nlction.2.5.
Prognosis
Prognosis kardiomiopati
sirosis
belumjelas.
Bukti
menunjukkan gejalaklinis sindrom ini menjadi lebih menonjol atau memburuk paralel dengan progresi
kegagalan
hati.
Dengan
kata lain
beratnya kardiomiopati
sirosis
berkorelasidengan derajat insufisiensi hati.2
[image:33.440.31.409.58.440.2]2.6. Tatalaksana
Belum
ada
manajemenyang
optimal
dan
spesifik.
Jika terjadi
gagaljantung, terapi sesuai gagal jantung seperti istirahat, oksigen, diuretik dan obah
obat
penurun preload. Karena reseptor
p-adrenergik didesensitisasi
padakardiomiopati
sirosis, agonis
B
inotropik seperti
isoproterenoldan
dobutamin tidak bermanfaat pada pasien dengan kardiomiopati sirosis.2Terapi spesifik seperti B-bloker belum begitu banyak
diteliti
pada pasiensirosis.
Henriksendkk
(2004) melaporkan pemberianakut
p-bloker propranololdosis tunggal
memperbaiki pemanjangan
interval
erc,
tetapi
apakah
juga memperbaikidisfungsi kontraksi dengan dosis kronik masih belum diketahui.€p-bloker
menghambat
secara kompetitif
efek obat
adrenergik,
baiknorepinefrin
dan
epi
endogen maupun
obat
adrenergik eksogen
padaadrenoreseptor B. Efek terhadap sistem kardiovaskuler merupakan efek B-bloker
terpenting, terutama akibat kerjanya pada
jantung.
B-bloker mengurangi denyutjantung dan
kontraktilitas miokard.
it"*
,n,
kecir
pada orang
normal
dalamkeadaan istirahat,
tetapi
menjadinyata jika
sistem simpatis terpacu, misalnyasewaktu exercise atau stres. ae
Sistem
hepatik sebagai
tempat
metabolisme
lintas
pertama
biasanyadipengaruhi oleh umur, dimana terjadi perubahan morfologi,
fisiologidan
biokimiadimana
akan
mengakibatkan penurunan alirandarah
hatidan
gangguan fungsienzimatik.
Telah
dilaporkan bahwa
obat
dengan clearance
yang
tergantungdengan aliran darah hati seperti nifedipin dan propranolol secara signifikan akan
meningkat bioavailabilitasnya pada penyakit hati.50
Tabel 3
:
Bioavailabilitas oral (Meant
SD) beberapa obat kardiovaskuler padasubjek sehat dan pasien penyakit hati berat. 50
Drug
Oral bioavailability (mean
t
SD )Propranolol
38r3
54r6
',w![
:
Verapamil
22t8
52113Metoprolol
50r11
84r10
Ki dkk (2007) mendapatkan efek yang signifikan dari propranolol terhadap
penurunan tekanan portal
dan
hemodinamik sistemikpada
pasien sirosis hati.Didapatkan
penurunan gradienttekanan vena
hepatika(-21
t
260/o rata-ratasD),
aliranv.
Porta(-25t21o/o),
HR(-20
t13%o)dan tekanan darah (-3r
13%)dengan P<0.01.51
Zambruni
dkk (2008) menilai'efek pemakaian kronik B-bloker non-selektifterhadap
interval
QT
pada
pasien sirosis
hati
dengan berbagai
derajatdekompensasi.
Ternyata
B-bloker non-selektifefektif
menurunkaninterval
QThanya pada sirosis hati dengan data dasar QT memanjang, tidak dengan pasien
sirosis dengan data dasar interval
QT
normal. 52Pada
pasienjantung dengan
pemanjanganinterval
er
kongenitar dandidapat,
B-bloker
adrenergik
dapat
mencegah terjadinya aritmia.
B-blokeradrenergik non-selektif
seperti
propranolol digunakan
untuk
pengobatanhipertensi
portal.
Disamping menurunkantekanan portal,
pengobatan p-blokerjuga
memperbaikisirkulasi
hiperdinamikpada pasien sirosis hati.
Atas
dasaradanya hipertensi portal
dan
overaktivitas norepinefrin yang terjadi pada sirosis [image:35.438.25.429.99.255.2]hati,
makanya
pemakaian propranolol
menjadi
perhatian
atau
salah
satualternatif yang dapat diberikan sebagai terapi pada sirosis
hati
dengan intervalQTc
memanjang sekaligusobat
ini dapat menurunkan mortalitasatau
kejadianmati mendadak.as
&€sftrr&#s
*p**tms
Mr**-g{c
trt#
Fa
E afrh
I
J ,l
f
ldin@Mr$
'
r*IdF
rus+frw?trffiflrysf
M*qe#s
[image:36.445.40.397.84.422.2]*'s$wd$tu
Gambar
5
: Mekanisme kerja B-blok& adrenergik. 27Transplantasi
hati
ortotopikmasih
menjadi"gold
standard"terapi
padakebanyakan penyakit
hati.
Walaupun
stres
perioperatif
segera
terutamapeningkatan
tekanan
arteri
(karenanya meningkatkanafterload)
berhubungandengan operasi
ini
bisa mencetuskan disfungsi miokard laten ataujelas
(overt),namun terjadi adaptasi terhadap
peningkatanafterload seiring
waktu.
Fungsijantung akan berangsur-angsur membaik. Seperti telah disebutkan sebelumnya,
pemanjangan interval
QT
umumnya menjadinormal
setelah transplantasi hatipada sebagian besar pasien. Torregrosa
dkk
padastudi
prospektif melaporkanbahwa
OLT menyebabkan perbaikan parameter fungsi jantung yang signifikan.Semua
perubahan
yang
terdeteksi
sebelum
transplantasi
kembali
menjadi{i
rf
flqrq*'t' ;
normal; kondisi
hiperdinamik menghilang, ketebalandinding ventrikel
kiri
dandiameter atrium
kirijuga
berkurang. Fungsi sistolik dan diastolik kembali normal.Hasil
ini
perlu
dikonfirmasi
lagi dengan
penelitian
selanjutnya,tetapi
untuksekarang
kuat
dugaan transplantasihati
mengembalikan kardiomiopati sirosis.Disamping
itu
penggunaan
albumin mungkin
dapat
digunakan
untuk membersihkan endotoksin.2'1 7'472.7.
Abnormalitas
EKGAdanya kelainan EKG pada pasien dengan kegagalan fungsi hati pertama
kali
dilaporkan
pada
pasien dengan penyakit
hati
alkohol. lnterval
QTcmemanjang berkorelasi
dengan tingginya
insiden
kematian
mendadakdibandingkan
dengan
kontroldan
telah
diperlihatkanpada pasien sirosis
hatikarena alkohol. Awalnya dipikirkan kelainan
EKG ini
diakibatkan
oleh
efekalkohol terhadap miokard dan bukan karena kegagalan hatinya sendiri, meskipun
kelainan tersebut dideteksi lebih
blnyak pada
pasien alkohol dengan
sirosisdaripada pasien alkoholdengan fungsi hati normal.53
24
L0xg l}T
[image:37.437.63.383.411.614.2]s$]dr{rre
*s
2.8.
Gara PengukuranRekaman EKG
dibuat pada
posisi berbaring tertelentang menggunakanelektroda
lekat dengan mesin EKG
12
hantaran, berkecepatan standar
25mm/detik, tegangan
10 mV dan frekuensi
50 Hz.
lntervalQT
ialahjarak
yangdiukur pada
rekamanEKG
permukaan,mulai
dari
defleksi
pertama kompleksQRS
sampai dengan bagian terminal
gelombangT
(mm),
yakni titik
potonggelombang
T
dengangaris
isoelektrik. Bila akhir gelombangT
sulit
ditentukan,pengukuran
dilakukan
pada
titik
potong antara
garis
tangensial
denganisoelektrik yang membentuk sudut paling besar. Adanya gelombang
U
semakinmempersulit pengukuran. Dalam hal ini letak akhir gelombang
T
ditentukan padatitik
nadir antara
gelombangT
dan
gelombangU
(mm). Untuk
itu
disarankanpengukuran interval QT sebaiknya dilakukan pada sadapan
ll,
karena gelombangU pada sadapan
ll
tidak dominan. Dapat juga dilakukan pada sadapan aVL atauV2
-
V3, karena pada sadapan aVL gelombang U cenderung isoelektrik, sedang pada sadapanY2-
V3 interval QTt!*prny"i
ukuran terpanjang.5a'552.9.
lnterpretasi Pengukuran
lnterpretasi pengukuran interval QT mempunyai keterbatasan disebabkan
nilainya
yang tidak
konstan. Karena variasinya berbanding
terbalik
denganfrekuensi denyut jantung maka untuk keperluan klinik dipakai ukuran interval QT
yang dikoreksi terhadap frekuensi rata-rata denyut
jantung (aTc).
Yang populerialah dengan menggunakan formula Bazett sebagai berikut :
lnterval QTc memanjang jika nilai interval QTc lebih dari 440mdetik.56'57
BAB
IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Disain
PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan
metodelime
series experimental design.s3.2.
Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian
dilakukan mulai
bulanDjamil Padang
Tabel 4 : Jadwal kegiatan penelitian
Agustus
-
Desember 2010
di
RS
M3.3.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian
adalah
penderita
sirosis hati dengan interval
QTcmemanjang
yang
rawat
inap
dan
rawat
jalan
di
Poliklinik
khususGastroenterohepatologi
Penyakit
Dalam RSUP
Dr
M
Djamil
Padang.
Besarsampel penelitian ditentukan dengan rumus :5e
Dimana Za
=
derivat baku alpha ditetapkan oleh penelitiZB = power (ditetapkan
oleh
peneliti)ru
Persiapan
x
Pengumpulan data
x
x xx
Analisa data
x
Penulisan data
x
Pelaporan
x
[image:39.452.39.437.320.451.2]S = simpang baku variabel yang diteliti berasaldari kepustakaan
sebelumnya
Xlr-X2 = perbedaan klinis yang diinginkan (ctinicatjudgment)
Sehingga didapatkan :
n1 = n2 =
z ftt
90 + 0.842t oe.g')'
'-l
tzB)
n1 =
n2=
10,2 dibulatkanjadi
15dengan menggunakan rumus diatas didapatkan jumlah sampel 15 orang
untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah keseluruhan adalah 30 orang.
Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel.
3.4.
Kriteria
lnklusidan
Eksklusi
3.4.1.
Kriteria
lnklusi
.
Bersedia ikut dalam penelitian,
o
Pasien sirosis hati Child Pugh B dan C (pemanjangan interval QTc)o
Usia 18 tahun keatas3.4.2.
Kriteria Eksklusi
Riwayat sakit jantung sebelumnya (gagal jantung kongestif)
o
Diabetes melitus.
Penyakit ginjal kronis.
Kelainan neurologiso
.
Asma bronkial.
Hipotensidanhipertensi.
Bradikardio
Gangguan elektrolit (hipokalemia' hipokalsemia' hiponatremia)'o
Mengkonsumsi alkohol atau obat yang dapat mempengaruhi intervalQT'.
oTerdapatblokcabangberkas,fibrilasiatrium,blokAV,ekstrasistol
ventrikel/ supraventrikel pada rekaman EKG
3.5.
Variabel
Yangdicatat
r
lndependen : derajat disfungsi hati pada sirosis hati.
DePenden : interval QTc'3.6.
Definisi
OPerasional1.
Sirosis
hati
:
ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan
fisik'pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan USG abdomen'
2'lntervalQTcadalahintervalQTyangdikoreksiterhadapfrekuensidenyut
jantung,menggunakanformulaBazettyangdilakukanpadapasienyang
menjalanirekamanEKG,minimal2sadapandapatdiukurintervalQT.
nya,salahsatudiantaranyaadalahsadapanll,aVL,V2,V3'Normalnya<
440 mdetik
3.Derajatdisfungsihatimenggambarkankerusakanhatipasiensirosishati
dinilai berdasarkan modifikasi skor Child-Pugh
4.
Asites
:( -
)
: sedikit dan hanya bisa diketahuidengan USG(+)
:sedang(++):banyakdanmenimbulkandistensidindingabdomen
Tabel 5
:
Klasifikasi skor Child-Pugh.60Albumin (g%) >
3,5
2,8-
3,5
<2,8Bilirubin (mg%)
<2,0
2,0-3,0
>3
Ensefalopati
1-2
3-4
#Masa protrombin
(dtk)
< 44-6
>6
Tabel
6
: Hubungan jumlah skor dengan klasifikasi derajat disfungsi hati menurutChild-Pugh.60
Derajat A
Derajat B
Derajat C
3.7.
Protokol Penelitian
Sebelum penelitian dimulai, diminta persetujuan dan kesediaan penderita
untuk mengikuti penelitian.
Dicatat nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan alamat.
Penderita dilakukan pemeriksaan laboratorium darah,
fungsi
hati, ginjal,gula darah, elektrolit.
Pasien dilakukan pemeriksaan USG abdomen.
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Pada awal
penelitian dilakukan pemeriksaan
EKG (merek Fukuda
:Cardiosuny C110 ), dimana pasien dengan QTc memanjang'diberi terapi
propranolol (Dexa Medica)
2x
10 mg selama 1 minggu.1.
2.
3.
4.
5.
6.
[image:42.451.36.423.62.188.2] [image:42.451.39.420.257.370.2]7.
Sebelum EKG berikutnya dilakukan cek elektrolit ulangan.8.
Setelah itu di EKG ulang untuk melihat perubahan pada QTc interval.9.
Terapi propranololdilanjutkan 1 minggu berikutnya.10. Sebelum EKG berikutnya dilakukan cek elektrolit ulangan.
11. Setelah itu di EKG ulang lagi.
12.
Data yang
diperoleh kemudian dianalisa
secara statistik
dan
dilihat hubungan antar variabel.3.8.
Analisi
DataData
dari
kuesionerdan
simpulanhasil
perhitungan rerata interval QTcdimasukkan
kedalam
tabel
induk dengan
menggunakan
bantuan
programkomputer. Kemudian data diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS
16.
Data
deskriptif disajikan
dalam bentuk teks, tabel
dan
gambar
untukdianalisis. Hasil penelitian dituangkan berupa rerata, simpang baku. Significancy
dari perbaikan pemanjangan
intervalbt.
O"ng"n
terapi propranolol diuji denganuji
t
berpasangan. Dengan ujit
berpasangan akan dilihat perbedaan rerata QTcpada minggu pertama dan kedua dari perbaikan pemanjangan interval QTc pada
sirosis
hati
Child-PughB
dan C.
Sedangkan untuk melihat
hubungan antarapemanjangan
interval QTc dengan derajat disfungsi
hatidipakai
uji
t
tidakberpasangan.
Kerangka Operasional
Kriteria eksklusi kriteria inklusi
lnterval QTc normal
1 minggu Analisa
Analisa
EKG ulang
Pasien
sirosis
hati
lnterval
QTc Memanjang
Child Puqh B
Propranolol2xl0 mg Propranolol2xl0 Child Puoh C
mg
EKG ulano
Propranolol2xl0 mg
EKG ulanq
Propranolol2xl0 mg
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian terhadap pasien sirosis hati dengan gambaran
EKG
pemanjangan intervalQTc yang
dirawatdi
bagian llmu
Penyakit DalamRSUP Dr.M Djamil
atau
kontrol
ke Poliklinik
khusus
GastroenterohepatologiPenyakit Dalam RSUP
Dr M
Djamil Padangdari
bulanAgustus 2010
sampaiDesember 2010. Tercatat
73
orang
penderita
sirosis
hati
berdasarkananamnesis, pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan laboratoriumdan
USG
abdomen,namun hanya
42
orang dengan
pemanjanganinterval
QTc.
Beberapa orangsubjek dieksklusi
oleh
karena diabetes2
orang, hipertensi1
orang, gangguanirama jantung 1 orang dan gangguan elektrolit 5 orang. Dengan demikian subjek
penelitian yang memenuhi kriteria berjumlah 30 orang.
Subjek penelitian dibagi
atas
2
kelompok berdasarkanskor
Child-Pughyaitu
15orang
kelompok Child-Pugh,Bdan
15orang
kelompok Child-Pugh C.Setiap
kelompok mendapatterapi yang sama berupa
propranolol2
x
10
mg.Pada akhir minggu
pertama
dan
minggu kedua setelah terapi
propranololdilakukan kembali pemeriksaan
EKG untuk
melihat perubahan
yang
terjaditerhadap pemanjangan interval QTc.
4.1.
KarakteristikSubjek
Umur pasien
yang
memenuhi kriteria inklusipada
penelitianini
berkisarantara 32 tahun sampai 82 tahun. Pada kelompok Child-Pugh B didapatkan
rata-rata
umur pasien.53.5
t
9.6 tahun.
Sedangkanpada
kelompok Child-Pugh Crata-rata umur pasien 57.4
t
13.5 tahun.Perbandingan proporsi
jenis
kelamin pada
kelompok
chird-pugh
B didapatkanjumlah pasien
laki-lakilebih
banyak daripada perempuanyaitu
12orang (80%). Berbeda dengan kelompok Child-Pugh
c
dimana perempuan lebih banyak yaitu 8 orang (53.3%).Sementara
itu
kejadian ensefalopati hepatikum lebih banyak didapatkanpada kelompok
chid-Pugh
c
dibandingkanchild-Pugh B
yaitu T orang (46.T0/o),sedangkan pada Child-Pugh B didapatkan Kejadian ensefalopati hepatikum pada
6 orang pasien (40o/o).
Mengenai
asites pada
penelitianini
didapatkanpada kelompok
Child-Pugh
B
asites derajat
sedanglebih
banyakyaitu 10 orang
(00.7%) dibandingderajat yang lain. Sedangkan pada kelompok Child-Pugh
C
asites derajat beratlebih banyak daripada derajat yang lain yaitu sebanyak 9 orang (00%).
Pada tabel 7 terlihat waktu protrombin pada kelompok Child-Pugh C lebih
memanjang dibandingkan kelompok Child-Pugh
B.
sedangkan untuk
kadaralbumin lebih
tinggi
pada kelompok'child-Pugh
B
dibanding kelompokchild-Pugh C.
TabelT. Karakteristik dasar pada kedua Kelompok penelitian
Variable Kelompok Child-Pugh
Child-Pugh B
(n=1S)
Child-Pugh C
(n=15)
Umur (tahun)
Jenis Kelamin (%)
Pria
Wanita
Ensefalopati (%)
Negatif
Stage 1-2
Stage 3-4
Asites (%)
sedikit
sedang
banyak
Bilirubin total(mg/dl)
Waktu protrombin (detik)
Albumin (g/dl)
Skor
Child-Pughlnterval QTc (mdetik)
53.5
r
9.612 (80) 3 (20) e (60) 6 (40) 0 (0) 0 (0)
1,0 (66.7)
5 (33.3)
2.09
t
1.2014.09
t
2.412.91
r
0,518.47
r
0.83467.47
!
16.2757.4
!
13.57 (46.7)
8 (53.3)
I
(53.3) 7 (46.7)0 (0)
0 (0)
6 (40)
e (60)
3.36
r
2.78 19.67 + 5.022.06
r
0.45 11.8!1.32
479.87
!20.74
4.2.
Hubungan pemanjangan
lnterval
QTc dengan derajat
disfungsi
hatipada
sirosis
hatiPada
penelitian
ini
didapatkan
hasil
pemanjanganintervel
erc
padakedua kelompok. lnterval
QTc
kelompok child-Pugh
c
lebih
memanjangdibanding kelompok
child-Pugh
B.
Namun
tidak terdapat
perbedaan
yangbermakna secara statistik
tentang
pengukuranlnterval QTc antara
kelompokchild-Pugh
B
dan
child-Pugh
c
pada
pengukuran
awal, minggu
pertamamaupun minggu kedua setelah
terapi
(p
>
0.05). Artinya interval
eTc
lidakberbeda
antara
kelompok Child-Pugh
B
dan
C.
Hasil yang
didapatkan
inimenunjukkan
bahwa interval
QTc
tidak
dipengaruhi
oleh
beratnya
derajatdisfungsi hati yang terjadi. Akan lebih jelas terlihat pada tabel 8.
Tabel
8.
Hubungan interval QTc dengan derajat disfungsi hati pada kelompokChild-Pugh B dan C
awal,
minggu pertama dan minggu kedua terapi.Kelompqk Child-Pugh
lnterval
QTc(mdet)
Child-Pugh B
( n= 15)
Child-Pugh C
( n= 15)
p
Awal
Minggu I
Minggu ll
467.47
!
16.27419.60
r
19.86403.47
!
21.58479.87
!20.74
434.53
!23.14
411.73
r
23.630.079
0.068
0.326
[image:48.426.22.408.335.605.2]Kelomook Child-Puqh
I
Child-Puoh BE
cniu-euin c#
s00o
t,
E
ll
g
E aqn{,
4.3.
Pengukuran fiwd PenEukuran mingqu
1
pengukuran minggu:Fengukuran
Gambar 7. Distribusi lnterval QT,c pada kerompok
child-pugh
B danc
pada awal, minggu pertama dan minggu kedua terapi.Pengaruh
pemberian Propanolol terhadap pemanjangan tnterval
erc
padasirosis
hati.a
penelitianini
didapatkanadanya
perbaikan pemanjangan intervalQTc
dimana terlihat adanya
penurunaninterval
erc
pada
kedua
kelompokchild-Pugh
B
dan child-Pugh
c
pada
minggu pertama
dan minggu
keduasetelah terapi. Pada kelompok Child-Pugh
B
rerata interval QTc sebelum terapi467.47
t
16.274mdetik, minggu
pertamaterapi 419.60
r
19.956mdetik
dansetelah minggu kedua terapi 403.47
t
21.s83 mdetik. Sementara pada kelompok36
69
*
67
o
Ir
ilffi
l,o
l8
63
83 [image:49.447.41.369.14.339.2]child-Pugh
c
didapatkanrerata interval
erc
awat
4tg.gz
*
2o.Tgg mdetik,minggu pertama terapi 434.53
t
23.14s mdetik dan minggu keduaterapi
411.T9!23.629
mdetik.Hasil
penelitian
ini
menunjukkanadanya
perbedaan
yang
bermaknasecara statistik terhadap penurunan interval QTc pada pengukuran awal, minggu
pertama
dan
minggu kedua setelah
terapi. Hal ini
menunjukkantelah
terjadiperbaikan dengan
adanya
penurunanlnterval
eTc
pada
pengukuran minggupertama
dan
minggu kedua setelah terapi
dibandingkan pengukuran
awalpenelitian. Dengan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat perbaikan
pemanjangan interval QTc dengan terapi propranolol pada penderita sirosis hati.
Secara grafik bisa dilihat pengaruh terapi propranololterhadap penurunan
interval
QTc pada
minggu pertama
dan
minggu kedua setelah
terapi
pada [image:50.450.30.404.342.667.2]penelitian ini.
Gambar 8. Perubahan lnterval QTc kelompok Child-Pugh B dan C awal,
Minggu pertama dan minggu kedua terapi.
4.4.
Efeksamping terapi Propranolol
Pada
penelitianini dari
seluruh sampel
penelitianhanya ditemukan
1kasus yang mengeluhkan efek samping yaitu berupa insomnia, sedangkan efek
samping lain baik berupa keluhan mual, muntah ataupun alergi tidak ditemukan
pada penelitian ini'
BAB V
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian terhadap
30
orang pasien sirosis hati dengangambaran
EKG
pemanjangan interval QTc yang dirawat di bagian llmu PenyakitDalam
RSUP.DT.M
Djamil
atau
kontrol
ke
Poliklinik
khususGastroenterohepatologi Penyakit Dalam RSUP.DT. M Djamil Padang dari bulan
Agustus 2010 sampai Desember 2010. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini
adalah untuk melihat perbaikan pemanjangan interval QTc pada penderita sirosis
hati dengan terapi propranolol dosis 2
x
10 mg.Pada
penelitian
ini
subjek
penelitian
dibagi dalam
2
kelompok
yaitukelompok Child-Pugh
B dan
kelompok Child-PughC.
Kedua
kelompoksama-sama diberi terapi
propranololdengan
dosis
2
x
10 mg.
Pada
akhir
minggupertama dan minggu kedua setelah terapi propranolol subjek penelitian kembali
dilakukan pemeriksaan