BAB II
KEBERADAAN PADUAN SUARA DI KOTA MEDAN
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal
(2007:16) eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau
mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang
artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku
dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau
sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan
potensi-potensinya.
Pada Bab II ini penulis mendeskripsikan secara umum tentang keberadaan
paduan suara/ koor yang ada di Kota Medan. Keberadaan tersebut mulai dari
masuknya Agama Kristen ke Tanah Batak serta penyebarannya, pentingnya koor di
gereja dan dimasukkannya koor dalam kurikulum pendidikan, keberadaan koor
sebelum dan sesudah tahun 1990, keberadaan Ansembel HKBP Nommensen dan
pengaruhnya sebagai latar belakang berdirinya paduan suara Consolatio Choir,
Consolatio Choir Berakar Era 1990-sekarang. Kemudian perkembangan paduan
suara baik di Sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA, dan di Perguruan Tinggi,
paduan suara Instansi Pemerintahan & Swasta, dan paduan suara independen.
paduan suara serta bagaimana mempertahankan eksistensi paduan suara juga ditulis
pada bab ini.
2.1 Masuknya Agama Kristen
Penyebaran agama Kristen ke Indonesia khususnya di Sumatera Utara, baik
Kristen Katolik maupun Kristen Protestan memiliki sejarah yang berbeda, namun
memiliki tujuan yang sama dalam pengenalan akan Juruselamat yang diyakini
Agama Kristen Katolik maupun Kristen Protestan. Penyebaran kekristenan di
Sumatera Utara pertama kali dilakukan oleh missionaris6 Kristen Protestan.
Salah satu Pekabaran injil (PI) yang membuahkan hasil adalah usaha yang
dilakukan Ludwiq Ingwer Nommensen, seorang pendeta yang diutus Rheinische
Mision Gesellschaft (RMG) sebuah organisasi gereja Jerman di kota Bremen. Pada
tanggal 7 Oktober 1861 RMG membuka suatu daerah penginjilan baru di Sumatera,
“Bataklanden” atau Tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini diberi nama
“Battamission” yang kemudian disebut “ Batak mission “ atau “Mission – Batak “.
Tanggal lahir Batak Mission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan
tanggal dari rapat pertama para penginjil RMG di Tanah Batak dan tanggal
tersebut sekaligus menjadi tanggal berdirinya gereja Huria Kristen Batak Protestan
(Pardede, 2011:36).
6 Missionaris atau penginji adalah para utusan-utusan sending/ Pekabaran Injil yang datang
Sejak awal pemberitaan Injil, salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh
para missionaris adalah nyanyian-nyanyian dan musik gerejani. Ada tiga cara yang
di terapkan oleh para missionaris pada saat melakukan tugasnya yaitu; berkhotbah,
mengajar, dan menyanyi. Sedangkan salah satu ciri khas pengajaran para
missionaris adalah lebih menekankan pendidikan melalui musik karena mereka
menganggap orang Batak terkenal suka nyanyian (Pardede, 2011:62).
Dalam ibadah-ibadah yang selenggarakan jemaat gerejani, khususnya di
HKBP, koor memegang perananan yang sangat penting. Koor di HKBP merupakan
cikal bakal bertambahnya nyayian-nyayian jemaat. Hal ini dibuktikan dengan fakta
sejarah bahwa nyayian gereja di HKBP pada awalnya merupakan koor-koor yang
dibawakan oleh kelompok paduan suara baik yang dibawa oleh para missionaris
maupun hasil karya dari jemaat lokal (Pardede, 2011:85).
2.2 Koor Dalam Kurikulum Pendidikan
Di kalangan HKBP, sejak kedatangan missionaris sampai institusi HKBP
ada, HKBP memikirkan pentingnya koor di gereja hingga pelajaran koor ini
dimasukkan dalam kurikulum di lembaga pendidikan di HKBP serperti: Sekolah
Karteket di Parausorat - Sipirok, Sekolah Pendeta Di Seminari Pansurnapitu,
Seminari Sipoholon, Sekolah Penginjilan Wanita (Bibelvrow) di Laguboti, Sekolah
Theologia Menengah HKBP, Fak. Theologia Univ. HKBP Nommensen, Sarjana
Selain di kalangan gereja, pada Perguruan Tinggi yang memiliki Jurusan
Seni di Sumatera Utara, koor juga dimasukkan sebagai mata kuliah seperti
Universitas HKBP Nommensen Medan dan Universitas Negeri Medan7. Selain itu
sekolah-sekolah menengah kejuruan musik seperti Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 11 Medan8 dan Sekolah Menengah Kejuruan Methodist Charles Wesley
memasukkan koor sebagai mata pelajaran.9
2.3 Keberadaan Koor Tahun 1950-1980
Menurut Sianipar, keberadaan paduan suara di Medan jauh sebelum 1950
sudah ada di kalangan gereja-gereja baik gereja Protestan maupun Katolik. Paduan
Suara di perguruan tinggi-perguruan tinggi dibentuk dalam mengisi kegiatan
seremonial universitas, seperti wisuda, diesnatalis, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara (USU) misalnya, sejak berdiri tahun 1957 telah
membentuk paduan suara untuk mengisi kegiatan wisuda. Namun paduan suara
tersebut masih bersifat sementara, dibentuk hanya saat mempersiapkan kegiatan
wisuda saja.10
Demikian halnya paduan suara yang ada di IKIP Medan (saat ini menjadi
Universitas Negeri Medan – Unimed). Sejak IKIP Medan didirikan tahun 1963,
paduan suara dibentuk hanya untuk mengisi kegiatan wisuda saja. Setelah kegiatan
7 Wawancara dengan Emmi Simangunsong tanggal 17 Februari 2017 di Medan.
8 Wawancara dengan Agustina Samosir tanggal 12 Maret 2017 di Medan.
9 Wawancara dengan Ken Steven tanggal 12 Maret 2017 di Medan.
wisuda selesai, paduan suara tersebut tidak dibubarkan dan dibentuk kembali saat
menjelang wisuda berikutnya.
2.4 Keberadaan Koor Tahun 1980-1990
Menurut Dermawan Purba, Paduan Suara di Universitas Sumatera Utara
(USU) berdiri sejak dibukanya jurusan Etnomusikologi pada tahun 1979. Dalam
rangka mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Mahasiswa di Jakarta tahun
1980, Paduan Suara USU dibentuk dan dipimpin oleh Rizaldi Siagian.
Keanggotaannya berasal dari berbagai fakultas yang ada di USU seperti: Fakultas
Ilmu Budaya, Hukum, Ekonomi, Pertanian, dan Teknik. Paduan Suara USU berlatih
di Gelanggang Mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan selain mengisi acara wisuda
adalah memenuhi undangan mengisi acara pada kegiatan kegubernuran, kegiatan
kementerian, kegiatan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam acara
“Cintaku Negeriku” dan mengikuti kegiatan festival paduan suara11. Sejak
keberangkatan Rizaldi Siagian ke Amerika untuk menempuh studi S-2, Pada tahun
1982-1991 Paduan Suara USU dipimpin oleh Setia Dermawan Purba. Sejak tahun
1991 Paduan Suara USU dipimpin oleh Torang Naiborhu karena Setia Dermawan
Purba melanjutkan studi S-2 di Universitas Indonesia.12
Menurut Sianipar, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) IKIP Medan
diprakarsai dan dipimpin oleh Nurdin Hasiholan Nainggolan, salah seorang Dosen
11
Wawancara dengan Nina Martini Nainggolan tanggal 23 Feb 2017 di Medan.
Jurusan Seni yang juga merupakan pencipta lagu Mars IKIP Medan. Kegiatan yang
dilakukan selain mengisi kegiatan wisuda adalah mengikuti festival paduan suara.
Pada tahun 1980 PSM IKIP Medan mengikuti mengikuti Pekan Olahraga dan Seni
(Porseni) Mahasiswa di Jakarta. Pada tahun 1983, PSM IKIP Medan kembali
mengikuti Pesparani (Pesta Paduan Suara Gerejani) di Jakarta dengan dirigen Corry
Situmeang dan Theodora Sinaga sebagai pianist.13
Sejak Perubahan kelembagaan IKIP Medan menjadi Universitas Negeri
Medan yang peresmiannya dilaksanakan pada bulan Februari 2000 dengan SK
Presiden No. 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober 1999 PSM IKIP berubah nama
menjadi PSM Unimed. Saat ini PSM Unimed tersebut lebih dikenal dengan nama
Paduan Suara Solfeggio Unimed sebagai paduan suara yang telah mengharumkan
nama Unimed lewat prestasi yang diraihnya baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasional.
2.5 Pengaruh Ansembel HKBP Nommensen Setelah 1990
Pada sub bab ini, penulis akan memaparkan latar belakang berdirinya
Ansambel HKBP Nommensen, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, tantangan
yang dihadapi, serta pengaruh ansambel tersebut terhadap munculnya paduan suara
baru, yakni Consolatio Choir yang menjadi salah satu awal terbangunnya paduan
suara di Kota Medan era tahun 1990-2017.
2.5.1 Latar belakang berdiri dan kegiatannya
Pada tahun 1985, Prof. Dr. Amudi Pasaribu (Rektor Universitas HKBP
Nommensen 1980-1989) meminta Edward Van Ness14 untuk membuka Fakultas
Kesenian di Universitas HKBP Nommensen. Setelah melalui beberapa proses,
akhirnya pada tahun 1985, Fakultas Kesenian Universitas HKBP Nommensen
dibuka. Pada fakultas yang baru dibuka tersebut Edward Van Ness menduduki
jabatan sebagai ketua jurusan. Pada masa pembukaan tersebut, Rektor juga
meminta Dr. Rhoderick Mc Neill,15 berkebangsaan Australia untuk mengajar pada
fakultas tersebut.
Kehadiran Rhoderick Mc Neill sebagai kolega yang merupakah ahli sejarah
musik, arranger, dan pelatih vokal paduan suara, menjadi latar belakang lahirnya
ide Edwad Van Ness untuk mendirikan Ansambel HKBP Nommensen dengan
tujuan memperkenalkan musik barat kepada masyarakat luas, sekaligus menjadi
14 Edward Van Ness, M.A., adalah seorang pemain biola, konduktor, penulis dan guru berkebangsaan Amerika yang telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama lebih dari tiga puluh tahun. Studi sarjana dan pascasarjananya diselesaikan di Universitas Wesleyan, dengan studi biola di bawah bimbingan Anthony Sant Ambrogio. Di Madras, India Selatan pada hibah Fulbright, ia melakukan penelitian Musik Klasik, dan sekaligus menyelenggarakan konser dan ia menjadi salah seorang pemain konser.
Karya pertamanya di Ansemble HKBP Nommensen dan Promusika di 1987 adalah membawakan karya Handel “Mesias” (dengan karya asli gaya Baroque dan full). Dua tahun kemudian, bersama dengan National University of Singapore Orkestra ia menyelenggarakan konser. Dia aktif sebagai guru biola, pelatih, konduktor dan adjudicator baik di Indonesia maupun di luar negeri.
15
Dr. Rhoderick J. McNeill, lahir di Melbourne, Australia pada tahun 1957. la lulusan
Fakultas Musik, University of Melbourne, yang bidang-bidang studi utamanya termasuk musikologi,
bernyanyi, dan komposisi musik. la memperoleh gelar Doktor dalam bidang Sejarah Musik pada tahun 1984. Mulai dari tahun 1985 ia bertugas sebagai dosen musik di Fakultas Kesenian, Universitas HKBP Nommensen sampai dengan Juni 1995. Sejak 1996, Dr. Rhoderick McNeill
bertugas sebagai dosen musik di Fakultas Sastra, University of Southern Queensland di Toowoomba,
moment positif untuk mempromosikan Universitas HKBP Nommensen yang baru
membuka Fakultas Kesenian saat itu. Pada tahun 1987, dia bekerja sama dengan
Rhoderick Mc Neill sebagai pelatih vokal, Edward Van Ness sebagai dirigen pada
Ansambel HKBP Nommensen yang didirikannya.
Menurut Edward Van Ness,16 HKBP yang merupakan komunitas yang
berasal dari suku Batak Toba, sebelumnya sudah mengenal paduan suara dan
paduan suaranya cukup dikenal di masyarakat. Namun paduan suara tersebut masih
pada “satu level tertentu”.
Keanggotaan Ansambel tersebut adalah mahasiwa dari Universitas HKBP
Nommensen. Edward Van Ness memberdayakan mahasiswa yang ada. Disamping
mahasiswa Nommensen, keanggotaan ansambel tersebut juga berasal dari luar
Universitas HKBP Nommensen, yakni mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara
(USU) dan beberapa orang dari Universitas Negeri Medan (Unimed), karena saat
itu dia juga merupakan salah satu dosen di USU. Keanggotaan ansambel tersebut
didominasi oleh mahasiswa Nommensen dan USU. Salah satu anggota yang berasal
dari USU adalah Tony Siagian, yang datang memohon ijin untuk bergabung
kepadanya. Tony Siagian dalam perkembangan berikutnya merupakan pendiri
Consolatio Choir. Seluruh mahawasiswa yang berasal dari USU dan Unimed turut
mengikuti proses audisi yang dilaksanakan dalam perekrutan ansambel tersebut.
16
Melalui Ford Foundation17, Keberadaan Edward Van Ness sendiri, di
Indonesia sudah relatif lama. Beliau sangat jelas mengetahui bahwa Koor
“Haleluya” itu sangat dikenal dan diminati oleh anggota gereja di Indonesia dan di
Medan khususnya. Namun menurut Edward Van Ness, karya terebut belum pernah
dipentaskan di Indonesia secara full (lengkap). Hal tersebut menjadi latar belakang
untuk memilih karya G. F. Handel, “Messiah”, sebuah karya dari jaman Barok.
Karya yang dipentaskan tersebut dibawakan secara full. Untuk solo pada karya
“Messiah” tersebut diambil dari luar Sumatera, karena menurut Edward Van Ness
belum ada penyanyi yang siap untuk mengambil peranan solo tersebut. Solist
Sopran yang didatangkan adalah Pranawengrum Katamsi.18 Solist Alto, 2nd
Soprano, dan Tenor di datangkan dari Yogyakarta, sementara untuk solist Bass
yang didatangkan adalah Marsius Tinambunan, salah seorang Dosen tetap di
Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. Dia merupakan referensi dari
Lyberti Manik19 saat diminta Edward Van Ness.
17
Ford Foundation adalah organisasi swasta yang terbentuk di Michigan dan berpusat di Kota New York didirikan untuk mendanai program-program yang diprakarsai oleh Edsel Ford dan
Henry Ford pada tanggal 15 Januari 1936. Ford Foundation dibentuk "untuk menerima dan
menyalurkan dana demi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan dan tujuan amal, seluruhnya untuk kesejahteraan publik". Pada awal tahun pendirian, organisasi beroperasi di Michigan di bawah kepemimpinan anggota keluarga Ford dan kerabatnya serta mendukung organisasi seperti Rumah Sakit Henry Ford, Musium Greenfield Village dan Henry Ford, dan lainnya.
18 Pranawengrum Katamsi (lahir di Yogyakarta, 28 Maret 1943 – meninggal di Jakarta, 4
September 2006 pada umur 63 tahun) adalah seorang penyanyi sopran dalam musik seriosa Indonesia. Ia sering disebut sebagai "Ibu Seriosa Indonesia".
19Liberty Manik (lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 21 November 1924 – meninggal 16
Karena minimnya pemain orchestra saat itu, Edward Van Ness
mendatangkan pemain dan orchestra dari Pulau Jawa. Hal tersebut tentu
membutuhkan dana yang relatif besar, karena para solit dan seluruh pemain
orchestra dan alatnya didatangkan menggunakan pesawat. Dalam menanggulangi
dana tersebut, team Ansambel HKBP Nommensen menjalin kerja sama dengan
beberapa pihak, baik di Medan maupun di Jakarta. Salah satu maskapai yang
dimintakan untuk menjadi sponsor saat itu adalah maskapai Garuda Indonesia.
Upaya penggalangan dana terus diupayakan agar dapat menanggulangi biaya
konser yang digelar, seperti meminta bantuan kepada pihak hotel-hotel dan
instansi-instansi lainnya. Menurut Edward Van Ness, pada saat itu (jaman orde baru)
mencari dana tidaklah begitu sulit seperti saat ini.
Untuk pertama kali “Messiah” dipentaskan di Wisma Benteng kota Medan.
Pada saat itu, Wisma Benteng baru buka, dan masih wisma tersebut yang
representative untuk dijadikan sebagai tempat konser. Edward Van Ness
mengundang sekolah-sekolah dan kampus-kampus untuk hadir pada kegiatan gladi
resik sore hari. Anak-anak sekolah sangat antusias dalam merespon rencana
pementasan tersebut. Mereka datang dengan menggunakan bis, dan jumlah mereka
mencapai sampai 800-an (delapan ratusan) orang, mereka sangat antusias karena
memang hal demikian belum pernah ada yang menyelenggarakan. Pementasan
“Messiah” di Medan ada sebanyak 3 (tiga) kali, pementasan di Taman Ismail
menampilkan konser orchestra saja (tanpa paduan suara). Selain itu Ansambel
Nommensen konser di Yogyakarta dan Solo.
Perjalanan Ansambel HKBP Nommensen, yang beranggotakan 80 (delapan
puluh) orang menuju Jakarta, ditempul melalui jalur laut (kapal). Selama
perjalanan, di kapal Ansembel tersebut juga mengadakan konser dan konser
tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari pihak Kapten kapal dan
penumpang lainnya, mungkin dikarenakan suasana kapal yang membosankan yang
hanya melihat laut dan langit, selain kapal itu sendiri.
Selain konser-konser yang digelar Ansambel HKBP Nommensen, ansambel
ini juga sering mengadakan kunjungan ke gereja-gereja untuk konser, namun tanpa
orchestra (choral concert). Menurut Edward Van Ness, Tony Siagian banyak
belajar dari kegiatan-kegiatan yang pernah digelar. Dan beberapa waktu kemudian,
Tony datang kepada Van Ness untuk meminta ijin sekaligus berdiskusi tentang
rencana Tony untuk mendirikan paduan suara di USU.
Menjelang akhir tahun 1989, perjalanan Ansambel HKBP Nommensen
mengalami perubahan arah seiring berakhirnya masa tugas Rektor (Prof. Dr. Amudi
Pasaribu). Di samping itu, kondisi gereja HKBP tidak kondusif karena adanya
konflik internal di tubuh HKBP saat dipimpin oleh Ephorus Pdt. S.A.E Nababan,
membuat Ansambel HKBP Nommensen mengalami kekacauan yang sangat parah
yang mengakibatkan tidak dapat lagi melanjutkan kegiatan-kegiatannya. Kondisi
di kampus Universitas HKBP Nommensen sendiri juga tidak kondusif dengan
pihak keamanan kepolisian kepada pihak demonstran. Dampak tembakan gas air
mata ternyata tidak hanya dialami oleh demonstran, namun juga dialami Ansambel
HKBP Nommensen saat itu yang sedang mengadakan latihan sebagai upaya
mempertahankan ansambel. Karena pihak rektorat yang baru tidak memberikan ijin
untuk kegiatan ansambel berlangsung, akhirnya koor di kampus Nommensen
kembali menjadi koor seperti biasa lagi.
Di sisi yang berbeda, Van Ness menyampaikan bahwa dia sudah
mendapatkan sponsor untuk kegiatan ansambel berikutnya. Bahkan sudah ada 4
(empat) universitas yang bersedia bekerjasama dalam membantu, termasuk utuk
hal-hal yang berhubungan dengan penginapan, makanan, dan lain sebagainya. Pada
kesempatan tersebut, diapun meminta kembali ijin kepada pihak yayasan, namun
langsung ditolak dan menyatakan bahwa “uang tidak ada”. Politik lokal saat itu
sangat kacau, dan sangat disayangkan. Akhirnya Ansambel HKBP Nommensen
benar-benar tidak mungkin untuk dilanjutkan lagi. Kondisi tersebut menjadi akhir
dari Ansambel Nommensen namun menjadi akar, awal dari berdirinya banyak
paduan suara, termasuk Consolatio Choir.
2.5.2 Lahirnya paduan suara Consolatio Choir
Pengalaman musik yang didapat selama mengikuti Ansambel HKBP
Nommensen ternyata berdampak positif bagi bertumbuhnya paduan suara yang
tertentu”. Menurut Edward Van Ness20, pada awal tahun 1990-an Consolatio Choir
merupakan koor yang terbaik yang lahir di kota Medan sebagai pengaruh dari
Ansabel HKBP Nommensen, sangat terasa sekali perbedaannya dengan paduan
suara lain. Berbeda dengan saat ini, paduan suara mengalami perkembangan yang
sangat pesat dilihat dari kualitas maupun kuantitas.
2.5.3 Consolatio Choir berakar; era 1990-sekarang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 25) menyebutkan arti dari
kata akar; (1) bagian tumbuh-tumbuhan yang masuk ke tanah sebagai alat penguat
dan pengisap air dan zat makanan: pohon ini –nya dibuat obat; (2) asal mula; pokok
pangkal; yg menjadi sebab (sebabnya): -- segala kejahatan. Akar yang dimaksud
penulis dalam tulisan ini adalah pangkal atau asal mula dari paduan suara yang ada
di kota Medan yang berawal dari keberadaan paduan suara Consolatio Choir.
Pada bagian ini penulis mendeskripsikan munculnya paduan suara-paduan
suara yang merupakan pengaruh dari keberadaan Consolatio Choir dan
menggambarkannya dalam bentuk akar maupun silsilah pada (Bagan 2. Akar
Consolatio Choir) halaman berikutnya. Beberapa paduan suara yang telah berdiri
sebagai bagian dari akar Consolatio Choir, kembali berakar. Paduan Suara El
Shaddai USU misalnya, memiliki akar seperti Paduan Suara Crescendo Studio
Choir, kemudian paduan suara Crescendo Studio Choir memiliki akar kembali.
20
Pengaruh dari keberadaan Consolatio ini menurut penulis dibagi dua; ada
pengaruh langsung dimana pendirian paduan suara tersebut langsung didirikan
ataupun dipimpin oleh anggota maupun alumni Consolatio Choir. Pengaruh lainnya
adalah pengaruh tidak langsung, misalnya pendirian Paduan Suara Kabupaten Nias
dalam mengikuti kompetisi paduan suara Consolatio 2007 lalu, yang memang
didirikan karena informasi kompetisi yang mereka terima dan ingin ikuti. Penulis
meyakini disamping nama-nama paduan suara yang penulis tuliskan masih ada
paduan suara lain yang didirikan sebagai pengaruh tidak langsung dari keberadaan
Consolatio Choir. Dalam tulisan ini, penulis mendeskripsikan pengaruh langsung
dari keberadaan Consolatio Choir.
2.5.3.1 Akar Consolatio Choir
Paduan suara yang pertama sekali lahir sebagai pengaruh keberadaan
Consolatio Choir adalah Paduan Suara St. Chronicles SMA Swasta St. Thomas 1
Medan. Paduan suara ini dibentuk dan di latih oleh anggota Consolatio Choir yakni
John Rohtuahsong Saragih (Achong) sejak tahun 1993. Salah satu tujuan
pembinaan paduan suara di kalangan sekolah adalah memperkenalkan Consolatio
Choir sejak dini kepada anak-anak sekolah yang ada di kota Medan sehingga
nantinya jika sudah lulus dan melanjutkan studi di Perguruan Tinggi di Medan,
anak-anak tersebut tidak sungkan lagi untuk mendaftarkan diri ke Consolatio Choir.
Pada tahun 1995, salah satu anggota Consolatio Choir; Hippu Roni
(FMIPA) jurusan Fisika ditugaskan oleh pihak fakultas untuk membentuk vocal
grup dalam memeriahkan kegiatan Lustrum V FMIPA USU tahun 1995. Kegiatan
tersebut berhasil dan mendapatkan respon yang positif dari kalangan mahasiswa
dan dosen-dosen yang berniat untuk membuat kelompok vocal grup tersebut
menjadi paduan suara yang permanent. Nama yang disepakati saat itu ialah Paduan
Suara El – Shaddai FMIPA USU. El-Shaddai yang berarti Allah Maha Besar
beranggotaan mahasiswa jurusan yang ada di fakultas FMIPA USU. Seiring
perjalanan waktu, PS El-Shaddai menerima mahasiswa di luar FMIPA USU,
termasuk dari mahasiswa Perguruan Tinggi lainnya. Penulis pernah menjadi pelatih
dan konduktor di paduan suara ini dari tahun 1997-2005.
Pada tahun yang sama (1995), Evita Simanungkalit yang merupakan
anggota Consolatio Choir yang berasal dari Fakultas Pertanian USU, mendirikan
Paduan Suara Transeamus Fakultas Pertanian USU. Saat itu, Evita baru
menyelesaikan studi dari fakultas tersebut. Paduan suara ini sampai saat ini hanya
untuk mahasiswa yang ada di fakultas tersebut. Mahasiswa di USU pada umumnya
adalah mahasiswa perantau yang berasal dari desa/ kampung yang ada di Sumatera
Utara dan di luar Sumatera. Kegiatan tahunan paduan suara ini adalah melakukan
evangelisasi koor ke luar kota dan mengutamakan ke tempat daerah asal (kampung)
anggota paduan suara. Penulis pernah diminta untuk menjadi pelatih di paduan
suara tersebut tahun 2007 dalam rangka persiapan menuju Kompetisi Paduan Suara
Evita Simanungkalit merupakan alumni SMA Negeri 1 Medan. Pada tahun
1997, Evita mendirikan paduan suara di SMA tersebut dengan nama Paduan Suara
Sola Gratia. Paduan Suara Sola Gratia aktif mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat
lokal, nasional dan internasional. Paduan suara ini telah banyak mengukir prestasi.
Adalah Huger Saragih (Anggota Consolatio Choir) yang pernah melatih paduah
suara ini, disusul oleh Hiras Andrew Lumbantoruan (alumni SMA Negeri 1
Medan), dan saat ini dilatih oleh Ken Steven (Salah satu komponis muda Indonesia
berbakat).
Pada tahun yang sama (1997) Evita Simanungkalit juga mendirikan Paduan
Suara Koinonia SMA Negeri 4 Medan. Paduan suara ini aktif mengikuti
kompetisi-kompetisi, baik di tingkat lokal seperti Kompetisi Paduan Suara SMAN 1 Medan
dan Pesparawi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemko Medan, tingkat nasional
maupun internasional. Awal berdirinya, paduan suara ini dilatih oleh Evita dan
selanjutnya dipimpin oleh Silas B. P. Tampubolon (salah satu pelatih vocal grup
ternama di kota Medan) sampai dengan sekarang.
Pada tahun 1999, Tony Siagian (Pendiri Consolatio Choir) yang telah
bekerja di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mendirikan Paduan Suara
Agave Persekutuan Oikumene Umat Kristen (POUK) PT. RAPP. Tony
meluangkan waktunya dalam membangun paduan suara selepas padatnya atifitas
kesehariannya di RAPP. Paduan suara ini aktif dalam pelayanan kerohanian di
Pada tahun 2003, Tony Siagian memperluas wilayah pelayanannya sampai
kepada tingkat anak-anak dengan mendirikan Schola Cantorum Children Choir.
Schola Cantorum didirikan untuk memperkenalkan paduan suara sejak dini kepada
anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Dalam membidani paduan
suara anak ini, Tony Siagian dibantu oleh istrinya Delima Sianturi yang juga
merupakan anggota luar biasa Consolatio Choir.
Pada tahun 2005, Tony Siagian kembali mendirikan paduan suara dengan
nama Riau Mixed Choir (Paduan Suara Campuran Riau). Pendirian paduan suara
ini salah satunya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
Kristen umum di Riau untuk berbagi pengalaman musik paduan suara lewat Riau
Mixed Choir.
Pada tahun 2007, Tony Siagian kembali mendirikan paduan suara
Seraphims Choir Pekan Baru. Paduan Suara ini dirikan adalah untuk
menumbuhkembangkan perpaduansuaraan yang ada di kota Pekan Baru – Riau.
Pemilihan nama Seraphims sebagai seorang malaikat, berharap suara-suara pujian
yang dikumandangkan kelak akan menjadi pujian yang menyenangkan hati Tuhan
dari malaikat-malaikatNya.
Pada tahun 2009, Tony Siagian memperhatikan bahwa paduan suara wanita
(yang besifat independen) belum ada di Riau. Tony ingin memperluas keberadaan
jenis paduan suara yang ada di Riau dengan membentuk Riau Female Choir (paduan
suara sejenis khusus wanita) dalam menambah kelompok paduan suara di luar
mengikuti Asian Choir Games yang diadaan di Gyeongnam, Korea Selatan (Korsel)
pada bulan July 2009.
Pada tahun yang sama (2009), Ferry Simanjuntak dan Renovan Nache
(anggota Consolatio Choir) bersama dengan rekan-rekan lainnya dari paduan suara
lain seperti Horas Simangunsong, Isa Dirgantara Sembiring, Abner Sumbayak,
Patar Silalahi, Richo Pasaribu mendirikan paduan suara pria dengan nama Medan
Male Chamber Singers. Paduan suara ini didirikan untuk menyemarakkan paduan
suara di kota Medan sekaligus menjalin persahabatan antar paduan suara yang ada
di kota Medan. Paduan Suara Medan Male Chamber Singers sering mengadakan
konser bersama dengan paduan suara-paduan suara lain. Konser Bersama yang baru
di gelar pada tanggal 29 April 2017 lalu bertemakan “Choir Friendship Concert”
bersama dengan Paduan Suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan, Paduan Suara
Bethlehem GBKP KM 7 Padang Bulan, Medan Community Male Choir, dan
Paduan Suara Sola Gratia SMA Negeri 1 Medan di GKPI Sriwijaya.
Pada tahun 2011, Rafflesia Chamber Singers didirikan pada tanggal 15
Januari di Kota Bengkulu oleh Makarios Karo Sekali (Mantan Pelatih &
Konduktor Consolatio Choir). Rafflesia Chamber Singers ini aktif melakukan
pelayanan musik paduan suara ke gereja-gereja yang ada di Provinsi Bengkulu.
Hampir seluruh anggota Rafflesia Chamber Singers aktif mengikuti Pesparawi
Nasional, seperti Pesparawi yang diikuti tahun 2012 di Kendari, dan berhasil meraih
2 Gold Medal untuk Katagori Paduan Suara Pemuda Remaja, dan Katagori Etnik.
mengikuti The 1st Xinghai Prize International Choir Competition yang diadakan di
Kota Guangzhou, China tahun 2012 dan mendapat penghargaan SUCCESSFULLY
PARTICIPATED. Banyak prestasi lainnya yang telah diraih paduan suara ini.
Pada tahun 2010 teapatnya tanggal 28 Agustus, Tony Siagian kembali
mendirikan paduan suara Cantabile Choir. Paduan Suara Cantabile Choir
merupakan paduan suara independent dalam bentuk organisasi yang memiliki misi
untuk melayani dan mengembangkan paduan suara gerejawi di bumi lancang
kuning (Riau). Paduan suara ini aktif melakukan konser tahunan dan sering
mengundang artis seperti Putri Ayu Silaen, Novita Dewi, Christine Theodora Lubis,
dll. Selain itu aktif juga untuk mengikuti kompetisi nasional dan internasional dan
mengukir prestasi. Salah satunya adalah meraih medali emas kategori Mixed Choir
dan medali perak kategori Musica Sacra dalam Bali Internasional Choir Festival
2013.
Pada tahun 2011, Tony Siagian kembali mendirikan Cantabile Children
Choir. Paduan suara ini pertama sekali menyelenggarakan konser "Abide with Me"
bersama Cantabile Children Choir. Sejak itu, paduan suara ini selalu dilibatkan
dalam konser-konser yang diselenggarakan Cantabile Choir.
Pada tahun 2011, Erika Sigalingging (pianis Consolatio Choir) memiliki
kerinduan untuk mendirikan sebuah paduan suara Anak. Nama paduan suara yang
didirikannya adalah Vox Angeli Children Choir. Dalam usianya yang masih relatif
muda, paduan suara ini telah banyak diundang dalam mengisi acara seperti natal,
suara ini berada dibawah naungan salah satu denominasi gereja, namun oleh karena
banyaknya prosedur yang harus dijalani dalam menjalankan roda organisasi paduan
suara ini maka Erika memilih paduan suara ini menjadi paduan suara yang
independent.21
Pada tahun 2013, Svara Sacra Choir berdiri dan dilatih oleh Binahar
Hutapea & Huger Saragih (Mantan anggota Consolatio Choir). Fredrick Edi Giri,
salah seorang unsur manajemen Svara Sacra Choir mengatakan paduan suara ini
telah 4 (empat) kali menyelenggarakan konser The Story of Buku Ende, sebuah
konser dengan konsep drama musical yang menggambarkan perjalanan masuknya
kekristenan di tanah Batak dan peran serta Buku Ende dalam ritus kehidupan
masyarakat Batak.
Pada tahun 2014, Jan Rohtuahson Sinaga (Achong) yang merupakan
mantan pelatih dan konduktor Consolatio Choir mendirikan paduan suara e Deum
Voice, yang berarti suara Tuhan. Achong mengaku ingin mendirikan paduan suara
independent sebagai wadah pelayanannya setelah tidak aktif lagi di Consolatio
Choir. Prestasi gemilang yang pernah diraih adalah juara II pada 2nd ITB
International Choir Festival 2015 di Bandung.
Pada tahun 2016, Nov Belson Sitompul (anggota Consolatio Choir)
mendirikan sebuah paduan suara di kawasan Martubung Medan dengan nama
Glorify Martubung Choir. Pendirian paduan suara ini bertujuan turut berpartisipasi
dalam pengembangan paduan suara di kawasan Martubung sekirtarnya. Kegiatan
21
yang pernah dilakukan adalah melaksanakan pagelaran natal pada bulan Desember
2016. Saat ini Nov Belson Sitompul sebagai pimpinan paduan suara ini tetap
melakukan pembenahan-pembenahan dalam meningkatkan pelayanannya.
Immanuel Ariesto Sirait (Pelatih & Konduktor Consolatio Choir) yang juga
pelatih Paduan Suara Solennel Carol SMA Negeri 5 Medan ini mendirikan paduan
suara Lux Caesti Choir Pada tahun 2017. Tujuan mendirikan paduan suara ini
adalah untuk menampung anggota Solennel Carol pasca tamat sekolah yang
memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dengan sekretariat Consolatio Choir. Pada
bulan Maret 2017 lalu, paduan suara ini telah berpartisipasi dalam mengikuti
kompetisi paduan suara yang diselenggarakan oleh Paduan Suara Talitacum GKPI
Medan Kota.
2.5.3.2 Akar Paduan Suara El-Shaddai
Paduan Suara El-Shaddai yang merupakan salah satu akar dari Consolatio
Choir, memiliki akar kembali. Hal ini merupakan bukti bahwa paduan suara di kota
Medan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Paduan suara yang merupakan
akar dari sebuah paduan suara dimungkinkan untuk kembali berakar. Berikut ini
adalah akar-akar dari Paduan Suara El-Shaddai.
Akar yang pertama adalah didirikannya Paduan Suara SMA Negeri 12
Medan pada tahun 2000 oleh Christina Sitorus (Pemusik El Shaddai), Mangaratua
Simanjuntak, dan Halomoan Tampubolon (Pelatih dan Konduktor Paduan Suara El
bersinar. Paduan Suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan telah mengukir banyak
prestasi dan menyelenggarakan konser sekali dalam dua tahun. Diantaranya adalah
meraih dua medali emas pada Voyage of Songs- International Choral Festival yang
diselanggarakan di Penang, Malaysia, pada akhir November 2015. Kedua medali
tersebut adalah Gold C In Chamber Choir dan Gold C In Mixed Voice Choir Senior
Youth.
Berikutnya adalah paduan suara Crescendo Studio Choir pada tahun 2005
tepatnya tanggal 5 Mei oleh Halomoan Tampubolon (Pelatih & Konduktor Paduan
Suara El-Shaddai). Paduan suara ini berdiri atas kerinduan untuk berbagi
pengalaman dalam musik khususnya musik paduan suara dimana pengalaman yang
didapat tersebut diharapkan dibawa kembali ke gereja masing-masing oleh
anggotanya dalam rangka turut berpartisipasi dalam membantu pengembangan
musik paduan suara gereja. Crescendo Studio Choir beranggotakan
pemuda/pemudi gereja dari berbagai denominasi di kota Medan dan sekitarnya.
Paduan suara ini mengukir prestasi dengan menyelenggarakan konser tahunan,
menyelenggarakan seminar/ workhop paduan suara, dan mengikuti banyak
kompetisi paduan suara. Di antaranya adalah mengikuti Festival Grand Prix
Pattaya 2014, Thailand 7th International Choir Festival, 23-27 Juli 2014, di
Pattaya Thailand, untuk 2 (dua) Kategori dan Meraih masing-masing Silver Medal
dengan Nilai 80 untuk Kategori Chamber Choir & 84.75 untuk Kategori Folklore.
Pada tahun 2010, paduan suara Gloria Patri Choir didirikan oleh
Mangaratua mendirikan paduan suara tersebut dalam turut serta berpartisipasi untuk
mengembangkan paduan suara di kota Medan. Paduan suara tersebut telah
mengukir prestasi dengan menyelenggarakan konser dan mengikuti kompetisi
paduan suara seperti Bali International Choir Competition 2012 tanggal 6 ‐ 9
Agustus. Bali ‐ Indonesia dan meraih Gold Medal untuk kategori Musica Sacra.
Tahun 2014, Mangaratua Simanjuntak kembali mendirikan paduan suara
dengan nama Todah Male Choir. Paduan suara ini didirikan berdekatan dengan
persiapan dalam menuju kompetisi paduan suara yang ada di Malaysia dan berhasil
meraih medali emas pada Voyage of Songs- International Choral Festival yang
diselanggarakan di Penang, Malaysia, pada akhir November 2015. Saat ini oleh
karena kesibukan masing-masing anggotanya, paduan suara ini libur untuk masa
yang tidak ditetakan lamanya.
Pada tahun 2015, Paduan Suara Mahasiswa Universitas Prima Indonesia
berdiri dan dilatih oleh Hothita Banuarea (anggota Paduan Suara El-Shaddai).
Program perdana paduan suara tersebut adalah mengikuti kompetisi paduan suara
bertaraf internasional dan meraih 3 Silver Medal untuk 3 Kategory: Folklore Song,
Music Of Religion, dan Gospel & Spiritual pada 1st North Sumatera Choir
Competition di Parapat dan Laguboti. Program lainnya adalah menyelenggarakan
konser perdana di Medan Adventis Hall, Jl. R.A. Kartini No. 174A, tanggal
12 Desember 2016 dengan tema Song of the Rainbow dengan mengundang Paduan
Pada tahun 2016, Mangaratua Simanjuntuk kembali mendirikan paduan
suara Vox Seraphim. Paduan suara ini melaksanakan kegiatan perdananya dengan
menyelenggarakan konser perdana bertemakan Caritas et Amor, Charity and Love
pada tangal 8 Oktober 2016 di Medan International Convention Centre (MICC).
Pada konser tersebut, paduan suara Vox Seraphim mengundang Christine T. Lubis,
Joseph P. SIbarani, Hardoni Sitohang, dan Vox Angeli Children Choir sebagai
bintang tamu. Repertoire yang dipilih adalah lagu dari Buku Ende HKBP yang telah
diarransemen.
2.5.3.3 Akar paduan suara Crescendo Studio Choir
Paduan suara Crescendo Studio Choir sebagai paduan suara yang
merupakan akar dari Paduan Suara El-Shaddai, juga memiliki akar. Berikut adalah
akar-akar Crescendo Studio Choir:
Akar yang pertama adalah berdirinya Paduan Suara Excelsis Choir pada tahun 2010
yang dilatih dan dipimpin oleh Rolando Marpaung (anggota Crescendo Studio
Choir). Kegiatan paduan suara ini adalah aktif menyelenggarakan konser paduan
suara dan mengikuti kompetisi-kompetisi di kota Medan. Paduan suara ini telah
banyak mengukir prestasi, diantaranya adalah meraih medali emas pada Pesparawi
Crescendo Studio Choir 2015 pada kategoti paduan suara dewasa campuran. Pada
tahun ini sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi bertaraf
internasional yakni 2nd North Sumatera International Choir Competition pada bulan
Akar berikutnya adalah pada tahun 2015, Fajar Napitupulu (anggota
Crescendo Studio Choir) mendirikan paduan suara Gita Sonora Choir di daerah
Tembung. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah mengadakan konser-konser dan
mengikuti kompetisi paduan suara seperti Indonesia Choir Festival yang diadakan
di Medan tahun 2016. Selain itu, paduan suara ini aktif melaksanakan program
kunjungan gereja di gereja-gereja interdenominasi di Tembung.
Pada tahun 2015, di saat Crescendo Studio Choir berumur satu dekade,
Halomoan Tampubolon kembali mendirikan paduan suara anak Crescendo
Children Choir. Kegiatan rutin yang dilaksanakan adalah tampil di gereja-geraja 1
(satu) kali sebulan. Kegiatan lainnya yang sudah pernah diikuti adalah mengikuti
Medan Choir Competition pada tahun 2015 di gedung Pekan Raya Sumatera Utara
dan meraih Silver Medal. Pada tahun yang sama mengikuti Pesparawi Crescendo
Studio Choir yang diselenggarakan di Taman Budaya Sumatera Utara dan
memperoleh medali perak.
Pada tahun 2015, Princes Valentine Loving Sinaga (anggota Crescendo
Studio Choir) mendirikan paduan suara di kampusnya yakni di jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan, Fakultas Ilmu Komputer USU. Nama paduan suara yang
dibentuknya adalah Paduan Suara Syalom, nama yang diusulkan Halomoan
Tampubolon (penulis). Kegiatan yang pernah dilakukan adalah mengadakan konser
ke luar kota, yakni di Parapat. Selain itu, paduan suara ini pernah mengikuti Medan
Pada tahun 2016, Halomoan Tampubolon mendirikan Paduan Suara
Naposobulung HKBP Bethania Resort Medan Sunggal. Kegiatan yang
dilaksanakan selain aktif bernyanyi dalam ibadah mingguan adalah pada bulan
Desember 2016 menyelenggarakan konser perdana. Pada bulan Maret 2017 Paduan
Suara Naposobulung HKBP mengadakan kunjungan wisata rohani ke Ambarita –
Samosir. Saat ini, Paduan Suara Naposobulung HKBP Bethania tengah
mempersiapkan diri dalam menyelenggarakan Konser Kedua.
Pada tahun 2017, dalam mempersiapkan Wisuda tahunan pada Sekolah
Tinggi Theologia (STT) Gereja Methodist Indonesia (GMI) Bandar Baru,
Halomoan Tampubolon mendirikan paduan suara Mahasiswa STT GMI dengan
nama Misio Dei Voice. Program sementara yang sedang dipersiapkan adalah
mempersiapkan diri untuk mengisi acara Wisuda pada bulan Mei 2017. Di samping
itu, paduan suara ini tengah mempersiapkan Konser Drama Musikal yang akan
ditampilkan pada kegiatan Dies Natalis STT GMI pada bulan Agustus 2017.
Bagan akar Consolatio Choir dapat di lihat pada bagan berikut. Pada bagan
tersebut, penulis menambahkan asal dari paduan suara Consolatio Choir, yakni
pengaruh dari keberadaan Ansambel HKBP Nommensen. Pada saat Ansambel
tidak eksis lagi, Mc Neill mendirikan dan memimpin langsung Paduan Suara
2.6 Perkembangan Paduan Suara
Keberadaan paduan suara yang akan dibahas pada bagian ini adalah paduan
suara yang ada di sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi dan paduan suara-paduan suara yang ada di instans-instansi, baik
yang ada di instant pemerintahan maupun instansi swasta. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan tersebut juga akan dibahas.
2.6.1 Paduan suara di sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA
Paduan suara tingkat Sekolah Dasar (SD), tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di
sekolah-sekolah umumnya memiliki peran untuk menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu
kebangsaa Indonesia Raya pada saat pelaksanaan upacara di sekolah-sekolah.
Namun tidak semua sekolah memiliki paduan suara. Umumnya paduan suaranya
bersifat sementara, yang dibentuk jika ada kebutuhan akan paduan suara. Paduan
suara untuk mengisi kegiatan Natal misalnya, umumnya akan dibentuk dan dilatih
oleh pihak sekolah atau meminta pelatih dari luar sekolah untuk melatihnya.
Demikian juga untuk memenuhi undangan mengikuti Kompetisi Paduan
Suara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan, yang
dilaksanakan setiap tahun. Seperti tahun 2015 lalu pada Festival Paduan Suara
tingkat SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Medan di Gedung Swara Nafiri Jalan KH
Wahid Hasyim, paduan suara sekolah mempersiapkan diri untuk mengikuti
Kadisdik Kota Medan Drs. H. Marasutan Siregar, MPd 22 bertujuan untuk
pengembangan diri yang perlu dilahirkan sehingga daya bakat yang dimiliki para
peserta didik yang merupakan hal paling mendasar harus diperhatikan dan
bagaimana pengembangan diri siswa/i tersebut benar-benar bisa menyentuh secara
langsung antara budi pekertinya sekaligus dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Menurutnya, festival paduan suara tersebut diselenggarakan sebagai bagian
dari strategi Dinas Pendidikan Kota Medan untuk mengarahkan para anak didik
memiliki kepribadian sehat strategi meliputi strategi dalam pengembangan diri
peserta didik yang efektif dan berdaya guna. Selain itu, katanya, kegiatan ini
dimaksudkan dalam upaya pembentukan keyakinan sikap, perasaan dan cita-cita
peserta didik ke arah lebih realistis, terbinanya bakat bernyanyi peserta didik dan
dalam upaya mendekatkan peserta didik kepada TuhanNya.
Festival Paduan Suara tingkat SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Medan
tahun anggaran 2015 tersebut diikuti 91 peserta terdiri dari 31 SD, 30 SMP dan 30
SMA/SMK se-Kota Medan. Sebagian besar paduan suara SMA di kota Medan
sudah memiliki paduan suara permanent, bahkan ada yang sudah sampai
menyelenggarakan konser. Berikut ini adalah nama-nama paduan suara sekolah
yang aktif dan diantaranya ada yang pernah menyelenggarkan konser, mengikuti
kompetisi tingkat nasional dan tingkat internasional;
22 Sumber: Koran Harian Sinar Indonesia Baru, Rabu, 23 Desember 2015, bertajuk Festival
a. Paduan Suara Beata Voice Choir SD St Antonius I dan II Medan, pada tahun
2014 meraih gold medal untuk kategori musica sacra pada Bali
Internasional Choir Festival 2014 tanggal 25-31 Agustus 2014.
Tahun 2015 mengikuti World Youth Children Choir Festival Hong Kong
2015, tanggal 13-18 Juli 2015 di Singapura dan meraih gold medal.
b. Paduan Suara Solagratia SMAN 1 Medan, pada tahun 2003, mengikuti
kompetisi paduan suara bertaraf nasional yakni Kompetisi Paduan Suara
Unpar, dan mendapatkan Juara III.
Pada tahun 2007 mengikuti festival tingkat international, yakni Asian Choir
Games, mendapatkan silver medal pada kategori mixed youth choir.
c. Paduan Suara Choir of Nazareth SMAN 2 Medan, pada tahun 2010
mengikuti festival paduan suara tingkat nasional, yakni FPS ITB XXII 2010
dan mendapatkan medali perak.
d. Paduan Suara Koinonia SMAN4 Medan, mengikuti festival internasional di
Bali tahun 2014 - 3rd Bali International Choir Festival, dan mendapatkan
medali silver.
e. Paduan Suara Sollennell Carol SMAN 5 Medan, pada tahun 2012 mengikuti
festival internasional, mendapat 2 medali perak pada Bali International
Choir Competition pada kategori Musica Sacra dan Folklore
f. Paduan Suara Hallelujah SMAN7 Medan, mengikuti kompetisi paduan
suara internasional, mendapatkan Gold dan Silver Medal pada Bali
g. Paduan Suara Clementine Choir SMAN 8 Medan, Juara 3 Kompetisi
Paduan Suara Tingkat SMA yang dilaksanakan SMA Negeri 1 Medan
Tahun 2011, Juara 1 Festival Paduan Suara Tingkat SMA HUT GOLKAR
Ke - 47 Tahun 2011
h. Paduan Suara Igreya SMAN 10 Medan, pada tanggal 2 Desember 2016
menyelenggarakan konser perdana bertajuk A Cristmas Concert, My Best
for Christmas di Gereja GPP Jl. Pelajar Medan.
i. Paduan Suara Clarabel SMAN12 Medan, pada tahun 2012 mengikuti
Festival Tingkat Nasional, yakni Festival Paduan Suara ITB Bandung, dan
berhasil mendapatkan Juara I se-Indonesia.
Pada tahun 2015 mengikuti Festival Paduan Suara tingkan international “A
Voyage Of Songs” di Penang Malaysia dan berhasil medapatkan medali
Gold.
j. Paduan Suara St. Chronicles St. Thomas 1, Pada tahun 2007 mengikuti
festival tingkat international, yakni Asian Choir Games, mendapatkan silver
medal pada kategori mixed youth choir.
k. Paduan Suara Altiora Quaerite Choir SMA Budi Murni-1, Mengikuti
kompetisi paduan suara bertaraf Internasional (NSICC - North Sumatra
International Choir Competition) tahun 2016 dan mendapatkan Medali
Emas dan Medali perak untuk kategori Mixed Youth.
l. Paduan Suara SMA Methodist-1 dengan nama Methodist-1 Youth Choir,
dengan mendapatkan SILVER level IX pada kategori G3 (Mixed Youth
Choir) pada 1st Vietnam Choir Festival & Competition 2011 pada tanggal
16-20 Maret 2011 yang lalu di Hoi An, Vietnam.
m. Paduan suara SMA St. Thomas 3 dengan nama Santa Sisilia Choir,
mengikuti Kompetisi Paduan Suara SMA Negeri 1 Medan tahun 2016 dan
mendapatkan Juara III.
2.6.2 Paduan suara di perguruan tinggi
Sebagaian besar paduan suara yang ada di perguruan tinggi awalnya
bertujuan untuk mengisi acara-acara seremonial kampus, misalnya wisuda,
diesnatalis23, lustrum, capping day24 yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan, pengukuhan guru besar, perayaan keagamaan kristiani, seperti paskah
dan natal. Pembentukan paduan suara tersebut, ada yang bersifat sementara (selesai
kegiatan yang dimaksud, paduan suara tersebut dibubarkan) dan ada yang bersifat
tetap/ permanent (paduan suara tersebut tidak dibubarkan tetapi tetap ada untuk
23 Dies Natalis adalah suatu peringatan atas hari lahir yang di dalam sejumlah besar budaya
dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan. Oleh karena itu, secara turun-temurun peringatan itu dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Peristiwa itu selalu disambut dengan pengharapan akan makin bertambahnya kedewasaan. Peristiwa ini biasanya lebih dikenal dikalangan organisasi atau Perguruan Tinggi. Berdasarkan itu juga, tidak hanya bagi manusia, pertambahan usia bagi organisasi pun selalu dikaitkan dengan tingkat kedewasaan. Apalagi bagi sebuah perguruan tinggi yang punya fungsi utama melahirkan para ilmuwan akademisi yang berkualitas.
24Capping Day adalah Hari Pemasangan Cap/ Topi Perawat kepada seluruh mahasiswa
tingkat I yang menyelesaikan studi semester I dan akan menempuh studi di semester II sebagai simbol bahwa para mahasiswa – mahasiswi Akademi Keperawatan telah siap praktek lapangan ke Rumah Sakit dan Puskesmas, setelah mendapatkan materi dan teori serta praktek di laboratorium
keperawatan di semester I. Capping Day merupakan langkah awal bagi para calon perawat untuk
melanjutkan program berikutnya). Paduan suara yang dibentuk bersifat sementara
umumnya adalah paduan suara yang dibentuk untuk kegiatan capping day, wisuda
yang diselenggarakan di sekolah-sekolah kesehatan, dan paduan suara untuk
perayaan paskah/ natal. Pada perayaan natal misalnya, banyak paduan suara yang
dibentuk, baik perjurusan maupun perfakultas dan selesai acara pelaksanaan natal,
kegiatan paduan suarapun berhenti.
Seiring berjalannya waktu, tidak sedikit paduan suara di Perguruan Tinggi
yang menjadikan paduan suara menjadi paduan suara yang bersifat permanent.
Berikut ini adalah paduan suara permanent yang ada di Perguruan Tinggi di kota
Medan beserta kegiatannya.
2.6.2.1 Paduan suara di Universitas Sumatera Utara (USU)
Paduan suara-paduan suara di USU yang permanen dan masih beraktifitas
secara konsisten adalah:
1. Paduan suara Consolatio USU, beberapa prestasi terakhirnya adalah (a)
memperoleh medali emas untuk kategori musica sacra dan mixed youth choir
dalam 5th World Choir Games di Graz, Austria, Juli 2008, (b) memperoleh
medali emas untuk kategori musica sacara dan medali silver untuk kategori
mixed choir dalam Bali International Choir Festival, 2013.
2. Paduan El Shaddai USU, beberapa prestasi terakhirnya adalah (a) Juli 2010,
meraih gold (level VI) diploma utk kategori mixed choir dan gold diploma dan
2010. (b) Agustus 2012, Meraih 2 buah gold medal pada kompetisi
internasional "Bali International Choir Competiton 2012" dalam Kategori
mixed choir & musica sacra, Bali, (c) memperoleh medali emas dalam
Singapore International Choral Festival 2014 (SICF), kategori Mixed Choir
dan Folklore.
3. Paduan Suara Mahasiswa USU, merupakan paduan suara yang berada dibawah
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) USU. Prestasi terakhirnya adalah
memperoleh medali emas kategori musica sacra pada Pesta Paduan Suara
Gerejawi Antar Mahasiswa (Pesparawi Mahasiswa) XII di Ambon pada tahun
2012.
4. Paduan Suara Transeamus Pertanian USU, beberapa prestasi terakhirnya
adalah (a) Memperoleh medali emas untuk kategori Musica Sacra pada Pesta
Paduan Suara Grejawi (Pesparawi) Mahasiswa Tingkat Nasional XIII yang
digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 26 September-4 Oktober 2014.
(b) Memperoleh medali silver pada Blessing Talitacum Choir Competition
pada bulan Maret 2017 di GKPI Sriwijaya Medan.
5. Paduan Suara Syalom Fakultas Ilmu Komputer USU, beberapa prestasi
terakhirnya adalah memperoleh medali perunggu pada Medan Choir
Competition tahun 2015 di gedung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU)
2.6.2.2 Paduan suara di Universitas HKBP Nommensen
Paduan suara yang permanent sampai saat ini di Universitas HKBP
Nommensen adalah Paduan Suara Concordia. Paduan Suara Concordia merupakan
salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang bernaung didalam Universitas HKBP
Nommensen. Paduan Suara Concordia dibentuk tanggal 28 Juli 1992 atas prakarsa
dari Bapak Dr. Rhoderick McNeil. Concordia memiliki arti “dipersatukan”, dimana
unit kegiatan mahasiswa ini beranggotakan mahasiswa dari berbagai latar belakang
fakultas yang ada di Universitas HKBP Nommensen.
Beberapa prestasi yang diperolehnya adalah: (a) meraih medali silver dan
gold kategori musica sacra dan musica youth choir pada Penabur International
Choir Festival 2015di Jakarta, (b) pada tahun 2010, meraih 3 silver medal untuk
kategori musica sacra, folklore, dan Negro Spiritual pada PESPARAMA Nasional
XI di UNPAR, Palangka Raya, Kalimatan Tengah, (c) pada tahun 2012, meraih 2
gold medal untuk kategori musica sacra & mixed choir pada Bali International
Choir Competition, Denpasar.
2.6.2.3 Paduan suara di Universitas Negeri Medan (Unimed)
Unimed memiliki keunikan tersendiri dalam mendukung paduan
suara-paduan suara yang ada, dimana hampir setiap tahun diselengarakan Pesparawi antar
paduan suara jurusan/ fakultas yang ada di Unimed. Pesparawi tahun lalu digelar
pada tanggal 24 November 2016 di Gedung Auditorium Unimed. Pembukaan
ahli dilingkungan kantor WR III dan dewan juri dari dosen internal dan profesional
dari luar kampus. Kegiatan Pesparawi yang digelar selalu memiliki tema, seperti
tahun lalu bertema “Pergilan keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala
bangsa”. Ada belasan tim Pesparawi yang berasal dari tujuh fakultas dilingkungan
Unimed.
Lomba Pesparawi merupakan kegiatan tahunan yang rutin digelar di
kampus hijau Unimed. Kegiatan ini dilakukan sebagai pemicu kreativitas dan
inovasi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya dibidang lagu-lagu
rohani gerejawi. Dengan adanya lomba paduan suara pada kegiatan Pesparawi
tingkat nasional setiap tahunnya, Unimed mengambil langkah persiapan di internal
dengan menyelenggarakan Pesparawi internal kampus, dengan harapan kesiapan
tim paduan suara Unimed dalam menghadapi Pesparawi tingkat nasional lebih siap.
Salah satu dampak positin penyelenggaraan pesparawi di internal Unimed ini
adalah tumbuh suburnya paduan suara, dimana hampir seluruh jurusan yang ada di
Unimed memiliki paduan suara. Banyak diantaranya memiliki program dalam
mengikuti kompetisi paduan suara lokal, nasional dan internasional. Prestasi yang
diraih cukup membanggakan pihak jurusan, fakultas dan Universitas.
Nama-nama paduan suara di Unimed yang permanen dan masih beraktifitas
secara konsisten adalah:
1. Solfeggio Choir Unimed. beberapa prestasi terakhirnya adalah: (a) pada tahun
2012 mengikuti 1st Bandung International Choir Competition di Grha Mekar
mendapatkan gold medal pada kategori foklore dan kategori musica sacra. (b).
Mengikuti kompetisi The 1st Bali International Choir Competition di Taman
Budaya Denpasar – Bali 2012, dan berhasil meraih: champion untuk kategori
female, mendapatkan gold medal pada kategori foklore, mendapatkan gold
medal pada kategori gospel dan negro spiritual. Di tahun yang sama, (c)
mengkuti PESPARAWI Mahasiswa Tingkat Nasional ke XII di Universitas
Pattimura – Ambon 2012, berhasil meraih gold medal untuk kategori gospel,
musica sacra, folklore, (d) meraih medali emas kategori female choir (paduan
suara wanita) dan kategori music of religion pada kompetisi 1st North
Sumatera Internation Choir Competition (NSICC) Tahun 2016 di Open Stage
Pemprovsu Parapat dan IT Del Laguboti, Balige.
2. Paduan Suara Vivace (Jurusan Seni Musik – FBS), Paduan Suara ini terbentuk
dikarenakan kekompakan dan kebersamaan untuk memuji Tuhan serta
memiliki visi dan misi yang sama dalam mengikuti Pesparawi Unimed 2012.
Adapun prestasi yang pernah diraih paduan suara ini antara lain: Juara III
Pesparawi (Pesta Paduan Suara Lagu Gerejawi) Universitas Negeri Medan
Tahun 2010 dan Juara I Pesparawi (Pesta Paduan Suara Lagu Gerejawi)
Universitas Negeri Medan Tahun 2011
3. Paduan Suara Messa de Voce (Jurusan Seni Musik – FBS), aktif melakukan
kegiatan kunjungan gereja.
4. Paduan Suara Consonanza (Jurusan Seni Musik – FBS), aktif melakukan
5. Paduan Suara El-Senyor (Jurusan Biologi-FMIPA), beberapa prestasi yang
pernah diperoleh: Pada tahun 2014 memperoleh Harapan I pada Festival
Paduan Suara Gerejawi Kasih Bangsa IV di HKBP Bethesda Medan.
Pada tahun 2015 meraih gold medal pada Medan Choir Competition di Pekan
Raya Sumatera Utara dan sekaligus menjadi peserta dengan perolehan nilai
tertinggi pada kompetisi tersebut.
6. Paduan Suara Philadelpia (Jurusan Sastra-FBS), aktif melakukan kegiatan
kunjungan gereja.
7. Paduan Suara Gelora (Mahasiswa Katolik), aktif melakukan kegiatan
kunjungan gereja.
8. Paduan Suara Santo Martinus (UK-KMK), aktif melakukan kegiatan
kunjungan gereja.
9. Paduan Suara IKBKK (Jurusan Kimia-FMIPA), aktif melakukan kegiatan
kunjungan gereja.
10.Paduan Suara IKBKF (Jurusan Fisika-FMIPA), aktif melakukan kegiatan
kunjungan gereja.
11.Paduan Suara IKBKM (Jurusan Matematika-FMIPA), aktif melakukan
kegiatan kunjungan gereja.
12.Paduan Suara UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan), aktif
melakukan kegiatan kunjungan gereja.
13.Paduan Suara Gema Sangkakala (FIP-Unimed), aktif melakukan kegiatan
14.Paduan Suara Magnificum Et Bonum (Jurusan Ekonomi – FE), beberapa
prestasi yang pernah diperoleh: (a) pada tahun 2014 memperoleh juara II pada
Festival Paduan Suara Gerejawi Kasih Bangsa IV di HKBP Bethesda Medan,
(b) Juara 1 Lomba Mars Sumatera Utara Bangkit Tahun 2014 Jenjang
Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara.
15.Paduan Suara Eklesia (gabungan beberapa Fakultas), beberapa prestasi yang
pernah diraih: (a) meraih juara II pada Pesparawi Unimed tahun 2005, (b)
meraih medali perak pada Festival Paduan Suara Consolatio 2007, (c) meraih
juara 1 di Pesparawi Unimed 2008, (d) juara 2 di Pesparawi Unimed 2010, (e)
juara 2 di Pesparawi GKPI Pemuda/i se-kota Medan 2011, (f) medali perak
pada Festival Paduan Suara ITB tahun 2012
16.Paduan Suara Ostentus didirikan tanggal 9 September 2012. Selain aktif
melakukan kegiatan kunjungan gereja, Ostentus yang mengandung arti
keajaiban ini juga sering mengadakan kegiatan Evangelisasi Koor seperti yang
diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 2016 lalu di Dolok Sanggul.
2.6.2.4 Paduan suara di Universitas Prima
Universitas Prima mendirikan paduan suara untuk mempersiapkan paduan
suara dalam mengisi acara wisuda. Namun belum permanent, sampai akhirnya
paduan suara tersebut diparmanenkan setelah berkesempatan untuk mengikuti
Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Paduan Suara Unpri meraih 3 (tiga) medali
perak untuk tiga kategori (folklore song, music of religion & spiritual, gospel).
2.6.2.5 Paduan suara di Politeknik Negeri Medan (Polmed)
Paduan Suara Kantate merupakan paduan suara yang awalnya dikhususkan
untuk mengisi acara wisuda di Polmed. Di samping itu, paduan ini aktif berkegiatan
terutama tampil dalam ibadah Kebaktian Mahasiswa Kristen (KMK) di kampus.
Hampir setiap menjelang paskah dan natal, paduan suara ini mempersiapkan diri
untuk turut merayakannya dengan menyelenggarakan konser paduan suara. Sampai
dengan saat ini, paduan suara ini belum pernah mengikuti kompesiti paduan
suara,namun aktif berkegiatan dalam pelayanan kerohanian.
Selain Paduan Suara Kantate, ada satu lagi paduan suara di Polmed yang
baru berdiri yakni Paduan Suara Dominic. Paduan suara ini aktif melaksanakan
kunjungan ke gereja-gereja, seperti pada tanggal 26 Maret 2017 lalu ke gereja
ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan) Medan. Program terdekat paduan suara ini
adalah mengadakan Festival Paduan Suara pada bulan Juli mendatang. Selain
melaksanakan kebaktian bersama dengan jemaat gereja yang dikunjungi, paduan
suara ini juga melakukan penggalangan dana dalam mendukung program yang telah
ditetapkan dan sekaligus melakukan sosialisasi akan program festival yang sedang
2.6.2.6 Paduan suara di Universitas Katolik Santo Thomas Medan
Paduan Suara Unika St.Thomas Sumatera Utara adalah salah satu organisasi
internal kampus yang memberikan wahana dan sarana strategis pembinaan dan
pengembangan minat dan bakat mahasiswa yang bersifat ekstrakurikuler. Paduan
Suara ini terbentuk pada tahun 2000 yang pada masa itu masih disebut dengan Unit
Kegiatan Mahasiswa Tarik Suara (UKM-TS). Kemudian pada tanggal 22 Desember
2010 seluruh anggota paduan suara meresmikan "Exaudi Youth Choir" sebagai
nama untuk UKM-TS. Adapun arti dari "Exaudi Youth Choir" adalah "Kumpulan
Nyanyian Kaum Pemuda". Anton Sitepu, S.Sn, M.Sn hadir sebagai pembina dari
tahun 2015 hingga saat ini. Kegiatan yang dilakukan selain mengisi acara wisuda
adalah menyelenggarakan konser dan mengikuti kegiatan festival paduan suara.
2.6.3 Paduan suara instansi di pemerintahan & swasta
Instansi pemerintahan dan swasta, umumnya membentuk paduan suara
dalam perayaan-perayaan kegiatan keagamaan, seperti dalam menyambut paskah
maupun natal. Paduan suara yang dibentuk umumnya bersifat sementara, hanya
dibentuk saat menyambut kegiatan perayaan tersebut. PT Perkebunan Socfindo
misalnya, yang berpusat di kantor Jl. K.L Yos Sudarso Medan, setiap bulan
September setiap tahunnya sudah berkumpul untuk membentuk kepanitiaan
Perayaan Natal PT Socfindo,25 sekaligus membentuk susunan paduan suara. Pada
25PT SOCFIN INDONESIA telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan
bulan yang bersamaan, seluruh anak perusahaan yang ada di wilayah cabang,
masing-masing juga berkumpul untuk mempersiapkan Perayaan Natal dengan
membentuk paduan suara juga.
Wilayah cabang PT Socfindo terdiri dari: Kebun Mata Pao, Kebun Bangun
Bandar, Kebun Tanjung Maria, Kebun Tanah Bersih, Kebun Lima Puluh, Kebun
Tanah Gambus, Kebun Aek Loba, Kebun Aek Paminke, Kebun Halimbe, Kebun
Negeri Lima, Kebun PSBB (Pusat Seleksi Bangun Bandar). Pada Puncak Perayaan
Natal, selalu di gelar Festival Paduan Suara antar wilayah. Dalam memantapkan
persiapan lagu yang akan diperlombakan, Panitia Kantor Medan membekali paduan
suara yang ada wilayah cabang dengan kegiatan Pelatihan Vokal dan Teknik
Dirigen. Panitia Kantor Medan berkeliling ke seluruh wilayah cabang. Pembicara
pada kegiatan pelatihan tersebut adalah Pelatih yang sebelumnya telah dipilih
untuk melatih Paduan Suara kantor Medan.
Panitia Perayaan Natal yang berkantor pusat Medan, sebelumnya telah
menentukan 1 (satu) lagu yang akan diperlombakan pada bulan Desembernya.
Kegiatan perlombaan dilaksanakan di pagi hari pada hari Perayaan Natal dan
malamnya (pada Puncak Acara Perayaan Natal) lagu yang telah diperlombakan
akan dinyanyikan secara bersama-sama yang dipimpin oleh dirigen (yang
memenangkan perlombaan di pagi harinya). Kegiatan ini dilaksanakan setiap
perusahaan perkebunan di daerah Sumatera Utara,Aceh Selatan dan aceh Timur. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan Presiden No. 6 Tahun 1965, keputusan Presiden Kabinet Dwikora No. A/d/50/1965, Instruksi Mentri Perkebunan No.20/MPR/M.Perk/65 dan No. 29/MPR/M.Perk/65. No SK100/M.Perk/1965 maka perkebunan yang di kelola perusahaan PT Socfindo Medan SA berada
tahunnya oleh PT Socfindo. Penulis sendiri pernah terlibat sebagai pelatih sekaligus
menjadi juri dalam kegiatan tersebut selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Perayaan
Natal tersebut sangat tampak meriah dengan keberadaan paduan suara.
Perayaan keagamaan seperti di atas juga digelar di PT Perkebunan
Nusantara-IV26. Dalam memeriahkan perayaan Paskah misalnya,
karyawan-karyawati nasrani perusahaan ini berkumpul untuk membentuk kepanitiaan dalam
persiapan kegiatan Perayaan Paskah serta membentuk susunan paduan suara. Hal
yang sama juga dilaksanakan oleh karyawan-karyawati yang ada di wilayah unit
usaha (cabang). Kegiatan perayaan paskah ini diselenggarakan setiap tahunnya,
yakni Festival Paduan Suara Antar Unit Usaha PTPN-IV, seperti yang
diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2017 di Bah Jambi. Pada bulan Januari,
Panitia Perayaan Paskah Kantor Medan sudah menentukan lagu yang akan
diperlombakan. Kegiatan ini akan diikuti oleh seluruh unit usaha yang ada di unit
dan kantor PTPN-IV.
2.6.4 Paduan suara independen
Pengertian independen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)
yang berdiri sendiri; yg berjiwa bebas; (2) tidak terikat pada pihak lain: organisasi
26
kemasyarakatan itu tetap bersikap --, tidak larut dalam kekuasaan. Independent
menurut penulis pada bagian tulisan ini adalah paduan suara berdiri sendiri, tidak
terikat kepada pihak lain serta tidak berada di bawah salah satu naungan seperti
naungan gereja, sekolah, instansi, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa paduan suara di kota Medan yang merupakan
paduan suara independen: (1) Paduan Suara Crescendo Studio Choir, (2) Paduan
Suara Anak Crescendo Studio Choir, (3) Paduan Suara Ozora, (4) Paduan Suara
Medan Chamber Singers, (5) Paduan Suara Medan Community Male Choir, (6)
Paduan Suara Vox Angelicus, (7) Paduan Suara e Deum Voice, (8) Paduan Suara e
Deum Children Voice, (9) Paduan Svara Sacra Choir, (10) Paduan Suara My
Sparkling Female Choir, (11) Paduan Suara Gloria Patri Choir, (12) Paduan Suara
Todah Male Choir, (13) Paduan Suara Vox Seraphim, (14) Paduan Suara Gita
Sonora Choir, (15) Paduan Suara Excelsis, (16) Paduan Suara Nommensen Male
Choir, (17) Paduan Suara Lux Caesti Choir, (18) Paduan Suara Glorify Martubung
(19) Paduan Suara Medan Male Chamber Singer, (20) Paduan Suara Wijaya, (21)
Paduan Suara Osentus, (22) Paduan Suara Regina Caeli, (23) Paduan Suara
Invictus, (24) Paduan Suara Karya Murni, (25) Lux Sacrum Choir.
2.7 Faktor Penunjang Pesat/ Tidaknya Perkembangan
Dalam kegiatan penyelenggaraan sebuat festival paduan suara, di samping
kegiatan kompetisi paduan suara, kegiatan yang umumnya dilaksanakan adalah