• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kelompok Paduan Suara di Kota Medan: Studi Kasus Consolatio Choir dan Methodist-2 Chamber Choir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Kelompok Paduan Suara di Kota Medan: Studi Kasus Consolatio Choir dan Methodist-2 Chamber Choir"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEBERADAAN PADUAN SUARA DI KOTA MEDAN

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan,

kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal

(2007:16) eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau

mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang

artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku

dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau

sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

potensi-potensinya.

Pada Bab II ini penulis mendeskripsikan secara umum tentang keberadaan

paduan suara/ koor yang ada di Kota Medan. Keberadaan tersebut mulai dari

masuknya Agama Kristen ke Tanah Batak serta penyebarannya, pentingnya koor di

gereja dan dimasukkannya koor dalam kurikulum pendidikan, keberadaan koor

sebelum dan sesudah tahun 1990, keberadaan Ansembel HKBP Nommensen dan

pengaruhnya sebagai latar belakang berdirinya paduan suara Consolatio Choir,

Consolatio Choir Berakar Era 1990-sekarang. Kemudian perkembangan paduan

suara baik di Sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA, dan di Perguruan Tinggi,

paduan suara Instansi Pemerintahan & Swasta, dan paduan suara independen.

(2)

paduan suara serta bagaimana mempertahankan eksistensi paduan suara juga ditulis

pada bab ini.

2.1 Masuknya Agama Kristen

Penyebaran agama Kristen ke Indonesia khususnya di Sumatera Utara, baik

Kristen Katolik maupun Kristen Protestan memiliki sejarah yang berbeda, namun

memiliki tujuan yang sama dalam pengenalan akan Juruselamat yang diyakini

Agama Kristen Katolik maupun Kristen Protestan. Penyebaran kekristenan di

Sumatera Utara pertama kali dilakukan oleh missionaris6 Kristen Protestan.

Salah satu Pekabaran injil (PI) yang membuahkan hasil adalah usaha yang

dilakukan Ludwiq Ingwer Nommensen, seorang pendeta yang diutus Rheinische

Mision Gesellschaft (RMG) sebuah organisasi gereja Jerman di kota Bremen. Pada

tanggal 7 Oktober 1861 RMG membuka suatu daerah penginjilan baru di Sumatera,

Bataklanden” atau Tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini diberi nama

Battamission” yang kemudian disebut “ Batak mission “ atau “Mission – Batak “.

Tanggal lahir Batak Mission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan

tanggal dari rapat pertama para penginjil RMG di Tanah Batak dan tanggal

tersebut sekaligus menjadi tanggal berdirinya gereja Huria Kristen Batak Protestan

(Pardede, 2011:36).

6 Missionaris atau penginji adalah para utusan-utusan sending/ Pekabaran Injil yang datang

(3)

Sejak awal pemberitaan Injil, salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh

para missionaris adalah nyanyian-nyanyian dan musik gerejani. Ada tiga cara yang

di terapkan oleh para missionaris pada saat melakukan tugasnya yaitu; berkhotbah,

mengajar, dan menyanyi. Sedangkan salah satu ciri khas pengajaran para

missionaris adalah lebih menekankan pendidikan melalui musik karena mereka

menganggap orang Batak terkenal suka nyanyian (Pardede, 2011:62).

Dalam ibadah-ibadah yang selenggarakan jemaat gerejani, khususnya di

HKBP, koor memegang perananan yang sangat penting. Koor di HKBP merupakan

cikal bakal bertambahnya nyayian-nyayian jemaat. Hal ini dibuktikan dengan fakta

sejarah bahwa nyayian gereja di HKBP pada awalnya merupakan koor-koor yang

dibawakan oleh kelompok paduan suara baik yang dibawa oleh para missionaris

maupun hasil karya dari jemaat lokal (Pardede, 2011:85).

2.2 Koor Dalam Kurikulum Pendidikan

Di kalangan HKBP, sejak kedatangan missionaris sampai institusi HKBP

ada, HKBP memikirkan pentingnya koor di gereja hingga pelajaran koor ini

dimasukkan dalam kurikulum di lembaga pendidikan di HKBP serperti: Sekolah

Karteket di Parausorat - Sipirok, Sekolah Pendeta Di Seminari Pansurnapitu,

Seminari Sipoholon, Sekolah Penginjilan Wanita (Bibelvrow) di Laguboti, Sekolah

Theologia Menengah HKBP, Fak. Theologia Univ. HKBP Nommensen, Sarjana

(4)

Selain di kalangan gereja, pada Perguruan Tinggi yang memiliki Jurusan

Seni di Sumatera Utara, koor juga dimasukkan sebagai mata kuliah seperti

Universitas HKBP Nommensen Medan dan Universitas Negeri Medan7. Selain itu

sekolah-sekolah menengah kejuruan musik seperti Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 11 Medan8 dan Sekolah Menengah Kejuruan Methodist Charles Wesley

memasukkan koor sebagai mata pelajaran.9

2.3 Keberadaan Koor Tahun 1950-1980

Menurut Sianipar, keberadaan paduan suara di Medan jauh sebelum 1950

sudah ada di kalangan gereja-gereja baik gereja Protestan maupun Katolik. Paduan

Suara di perguruan tinggi-perguruan tinggi dibentuk dalam mengisi kegiatan

seremonial universitas, seperti wisuda, diesnatalis, dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara (USU) misalnya, sejak berdiri tahun 1957 telah

membentuk paduan suara untuk mengisi kegiatan wisuda. Namun paduan suara

tersebut masih bersifat sementara, dibentuk hanya saat mempersiapkan kegiatan

wisuda saja.10

Demikian halnya paduan suara yang ada di IKIP Medan (saat ini menjadi

Universitas Negeri Medan – Unimed). Sejak IKIP Medan didirikan tahun 1963,

paduan suara dibentuk hanya untuk mengisi kegiatan wisuda saja. Setelah kegiatan

7 Wawancara dengan Emmi Simangunsong tanggal 17 Februari 2017 di Medan.

8 Wawancara dengan Agustina Samosir tanggal 12 Maret 2017 di Medan.

9 Wawancara dengan Ken Steven tanggal 12 Maret 2017 di Medan.

(5)

wisuda selesai, paduan suara tersebut tidak dibubarkan dan dibentuk kembali saat

menjelang wisuda berikutnya.

2.4 Keberadaan Koor Tahun 1980-1990

Menurut Dermawan Purba, Paduan Suara di Universitas Sumatera Utara

(USU) berdiri sejak dibukanya jurusan Etnomusikologi pada tahun 1979. Dalam

rangka mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Mahasiswa di Jakarta tahun

1980, Paduan Suara USU dibentuk dan dipimpin oleh Rizaldi Siagian.

Keanggotaannya berasal dari berbagai fakultas yang ada di USU seperti: Fakultas

Ilmu Budaya, Hukum, Ekonomi, Pertanian, dan Teknik. Paduan Suara USU berlatih

di Gelanggang Mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan selain mengisi acara wisuda

adalah memenuhi undangan mengisi acara pada kegiatan kegubernuran, kegiatan

kementerian, kegiatan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam acara

“Cintaku Negeriku” dan mengikuti kegiatan festival paduan suara11. Sejak

keberangkatan Rizaldi Siagian ke Amerika untuk menempuh studi S-2, Pada tahun

1982-1991 Paduan Suara USU dipimpin oleh Setia Dermawan Purba. Sejak tahun

1991 Paduan Suara USU dipimpin oleh Torang Naiborhu karena Setia Dermawan

Purba melanjutkan studi S-2 di Universitas Indonesia.12

Menurut Sianipar, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) IKIP Medan

diprakarsai dan dipimpin oleh Nurdin Hasiholan Nainggolan, salah seorang Dosen

11

Wawancara dengan Nina Martini Nainggolan tanggal 23 Feb 2017 di Medan.

(6)

Jurusan Seni yang juga merupakan pencipta lagu Mars IKIP Medan. Kegiatan yang

dilakukan selain mengisi kegiatan wisuda adalah mengikuti festival paduan suara.

Pada tahun 1980 PSM IKIP Medan mengikuti mengikuti Pekan Olahraga dan Seni

(Porseni) Mahasiswa di Jakarta. Pada tahun 1983, PSM IKIP Medan kembali

mengikuti Pesparani (Pesta Paduan Suara Gerejani) di Jakarta dengan dirigen Corry

Situmeang dan Theodora Sinaga sebagai pianist.13

Sejak Perubahan kelembagaan IKIP Medan menjadi Universitas Negeri

Medan yang peresmiannya dilaksanakan pada bulan Februari 2000 dengan SK

Presiden No. 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober 1999 PSM IKIP berubah nama

menjadi PSM Unimed. Saat ini PSM Unimed tersebut lebih dikenal dengan nama

Paduan Suara Solfeggio Unimed sebagai paduan suara yang telah mengharumkan

nama Unimed lewat prestasi yang diraihnya baik di tingkat lokal, nasional maupun

internasional.

2.5 Pengaruh Ansembel HKBP Nommensen Setelah 1990

Pada sub bab ini, penulis akan memaparkan latar belakang berdirinya

Ansambel HKBP Nommensen, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, tantangan

yang dihadapi, serta pengaruh ansambel tersebut terhadap munculnya paduan suara

baru, yakni Consolatio Choir yang menjadi salah satu awal terbangunnya paduan

suara di Kota Medan era tahun 1990-2017.

(7)

2.5.1 Latar belakang berdiri dan kegiatannya

Pada tahun 1985, Prof. Dr. Amudi Pasaribu (Rektor Universitas HKBP

Nommensen 1980-1989) meminta Edward Van Ness14 untuk membuka Fakultas

Kesenian di Universitas HKBP Nommensen. Setelah melalui beberapa proses,

akhirnya pada tahun 1985, Fakultas Kesenian Universitas HKBP Nommensen

dibuka. Pada fakultas yang baru dibuka tersebut Edward Van Ness menduduki

jabatan sebagai ketua jurusan. Pada masa pembukaan tersebut, Rektor juga

meminta Dr. Rhoderick Mc Neill,15 berkebangsaan Australia untuk mengajar pada

fakultas tersebut.

Kehadiran Rhoderick Mc Neill sebagai kolega yang merupakah ahli sejarah

musik, arranger, dan pelatih vokal paduan suara, menjadi latar belakang lahirnya

ide Edwad Van Ness untuk mendirikan Ansambel HKBP Nommensen dengan

tujuan memperkenalkan musik barat kepada masyarakat luas, sekaligus menjadi

14 Edward Van Ness, M.A., adalah seorang pemain biola, konduktor, penulis dan guru berkebangsaan Amerika yang telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama lebih dari tiga puluh tahun. Studi sarjana dan pascasarjananya diselesaikan di Universitas Wesleyan, dengan studi biola di bawah bimbingan Anthony Sant Ambrogio. Di Madras, India Selatan pada hibah Fulbright, ia melakukan penelitian Musik Klasik, dan sekaligus menyelenggarakan konser dan ia menjadi salah seorang pemain konser.

Karya pertamanya di Ansemble HKBP Nommensen dan Promusika di 1987 adalah membawakan karya Handel “Mesias” (dengan karya asli gaya Baroque dan full). Dua tahun kemudian, bersama dengan National University of Singapore Orkestra ia menyelenggarakan konser. Dia aktif sebagai guru biola, pelatih, konduktor dan adjudicator baik di Indonesia maupun di luar negeri.

15

Dr. Rhoderick J. McNeill, lahir di Melbourne, Australia pada tahun 1957. la lulusan

Fakultas Musik, University of Melbourne, yang bidang-bidang studi utamanya termasuk musikologi,

bernyanyi, dan komposisi musik. la memperoleh gelar Doktor dalam bidang Sejarah Musik pada tahun 1984. Mulai dari tahun 1985 ia bertugas sebagai dosen musik di Fakultas Kesenian, Universitas HKBP Nommensen sampai dengan Juni 1995. Sejak 1996, Dr. Rhoderick McNeill

bertugas sebagai dosen musik di Fakultas Sastra, University of Southern Queensland di Toowoomba,

(8)

moment positif untuk mempromosikan Universitas HKBP Nommensen yang baru

membuka Fakultas Kesenian saat itu. Pada tahun 1987, dia bekerja sama dengan

Rhoderick Mc Neill sebagai pelatih vokal, Edward Van Ness sebagai dirigen pada

Ansambel HKBP Nommensen yang didirikannya.

Menurut Edward Van Ness,16 HKBP yang merupakan komunitas yang

berasal dari suku Batak Toba, sebelumnya sudah mengenal paduan suara dan

paduan suaranya cukup dikenal di masyarakat. Namun paduan suara tersebut masih

pada “satu level tertentu”.

Keanggotaan Ansambel tersebut adalah mahasiwa dari Universitas HKBP

Nommensen. Edward Van Ness memberdayakan mahasiswa yang ada. Disamping

mahasiswa Nommensen, keanggotaan ansambel tersebut juga berasal dari luar

Universitas HKBP Nommensen, yakni mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara

(USU) dan beberapa orang dari Universitas Negeri Medan (Unimed), karena saat

itu dia juga merupakan salah satu dosen di USU. Keanggotaan ansambel tersebut

didominasi oleh mahasiswa Nommensen dan USU. Salah satu anggota yang berasal

dari USU adalah Tony Siagian, yang datang memohon ijin untuk bergabung

kepadanya. Tony Siagian dalam perkembangan berikutnya merupakan pendiri

Consolatio Choir. Seluruh mahawasiswa yang berasal dari USU dan Unimed turut

mengikuti proses audisi yang dilaksanakan dalam perekrutan ansambel tersebut.

16

(9)

Melalui Ford Foundation17, Keberadaan Edward Van Ness sendiri, di

Indonesia sudah relatif lama. Beliau sangat jelas mengetahui bahwa Koor

“Haleluya” itu sangat dikenal dan diminati oleh anggota gereja di Indonesia dan di

Medan khususnya. Namun menurut Edward Van Ness, karya terebut belum pernah

dipentaskan di Indonesia secara full (lengkap). Hal tersebut menjadi latar belakang

untuk memilih karya G. F. Handel, “Messiah”, sebuah karya dari jaman Barok.

Karya yang dipentaskan tersebut dibawakan secara full. Untuk solo pada karya

Messiah” tersebut diambil dari luar Sumatera, karena menurut Edward Van Ness

belum ada penyanyi yang siap untuk mengambil peranan solo tersebut. Solist

Sopran yang didatangkan adalah Pranawengrum Katamsi.18 Solist Alto, 2nd

Soprano, dan Tenor di datangkan dari Yogyakarta, sementara untuk solist Bass

yang didatangkan adalah Marsius Tinambunan, salah seorang Dosen tetap di

Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. Dia merupakan referensi dari

Lyberti Manik19 saat diminta Edward Van Ness.

17

Ford Foundation adalah organisasi swasta yang terbentuk di Michigan dan berpusat di Kota New York didirikan untuk mendanai program-program yang diprakarsai oleh Edsel Ford dan

Henry Ford pada tanggal 15 Januari 1936. Ford Foundation dibentuk "untuk menerima dan

menyalurkan dana demi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan dan tujuan amal, seluruhnya untuk kesejahteraan publik". Pada awal tahun pendirian, organisasi beroperasi di Michigan di bawah kepemimpinan anggota keluarga Ford dan kerabatnya serta mendukung organisasi seperti Rumah Sakit Henry Ford, Musium Greenfield Village dan Henry Ford, dan lainnya.

18 Pranawengrum Katamsi (lahir di Yogyakarta, 28 Maret 1943 – meninggal di Jakarta, 4

September 2006 pada umur 63 tahun) adalah seorang penyanyi sopran dalam musik seriosa Indonesia. Ia sering disebut sebagai "Ibu Seriosa Indonesia".

19Liberty Manik (lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 21 November 1924 – meninggal 16

(10)

Karena minimnya pemain orchestra saat itu, Edward Van Ness

mendatangkan pemain dan orchestra dari Pulau Jawa. Hal tersebut tentu

membutuhkan dana yang relatif besar, karena para solit dan seluruh pemain

orchestra dan alatnya didatangkan menggunakan pesawat. Dalam menanggulangi

dana tersebut, team Ansambel HKBP Nommensen menjalin kerja sama dengan

beberapa pihak, baik di Medan maupun di Jakarta. Salah satu maskapai yang

dimintakan untuk menjadi sponsor saat itu adalah maskapai Garuda Indonesia.

Upaya penggalangan dana terus diupayakan agar dapat menanggulangi biaya

konser yang digelar, seperti meminta bantuan kepada pihak hotel-hotel dan

instansi-instansi lainnya. Menurut Edward Van Ness, pada saat itu (jaman orde baru)

mencari dana tidaklah begitu sulit seperti saat ini.

Untuk pertama kali “Messiah” dipentaskan di Wisma Benteng kota Medan.

Pada saat itu, Wisma Benteng baru buka, dan masih wisma tersebut yang

representative untuk dijadikan sebagai tempat konser. Edward Van Ness

mengundang sekolah-sekolah dan kampus-kampus untuk hadir pada kegiatan gladi

resik sore hari. Anak-anak sekolah sangat antusias dalam merespon rencana

pementasan tersebut. Mereka datang dengan menggunakan bis, dan jumlah mereka

mencapai sampai 800-an (delapan ratusan) orang, mereka sangat antusias karena

memang hal demikian belum pernah ada yang menyelenggarakan. Pementasan

Messiah” di Medan ada sebanyak 3 (tiga) kali, pementasan di Taman Ismail

(11)

menampilkan konser orchestra saja (tanpa paduan suara). Selain itu Ansambel

Nommensen konser di Yogyakarta dan Solo.

Perjalanan Ansambel HKBP Nommensen, yang beranggotakan 80 (delapan

puluh) orang menuju Jakarta, ditempul melalui jalur laut (kapal). Selama

perjalanan, di kapal Ansembel tersebut juga mengadakan konser dan konser

tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari pihak Kapten kapal dan

penumpang lainnya, mungkin dikarenakan suasana kapal yang membosankan yang

hanya melihat laut dan langit, selain kapal itu sendiri.

Selain konser-konser yang digelar Ansambel HKBP Nommensen, ansambel

ini juga sering mengadakan kunjungan ke gereja-gereja untuk konser, namun tanpa

orchestra (choral concert). Menurut Edward Van Ness, Tony Siagian banyak

belajar dari kegiatan-kegiatan yang pernah digelar. Dan beberapa waktu kemudian,

Tony datang kepada Van Ness untuk meminta ijin sekaligus berdiskusi tentang

rencana Tony untuk mendirikan paduan suara di USU.

Menjelang akhir tahun 1989, perjalanan Ansambel HKBP Nommensen

mengalami perubahan arah seiring berakhirnya masa tugas Rektor (Prof. Dr. Amudi

Pasaribu). Di samping itu, kondisi gereja HKBP tidak kondusif karena adanya

konflik internal di tubuh HKBP saat dipimpin oleh Ephorus Pdt. S.A.E Nababan,

membuat Ansambel HKBP Nommensen mengalami kekacauan yang sangat parah

yang mengakibatkan tidak dapat lagi melanjutkan kegiatan-kegiatannya. Kondisi

di kampus Universitas HKBP Nommensen sendiri juga tidak kondusif dengan

(12)

pihak keamanan kepolisian kepada pihak demonstran. Dampak tembakan gas air

mata ternyata tidak hanya dialami oleh demonstran, namun juga dialami Ansambel

HKBP Nommensen saat itu yang sedang mengadakan latihan sebagai upaya

mempertahankan ansambel. Karena pihak rektorat yang baru tidak memberikan ijin

untuk kegiatan ansambel berlangsung, akhirnya koor di kampus Nommensen

kembali menjadi koor seperti biasa lagi.

Di sisi yang berbeda, Van Ness menyampaikan bahwa dia sudah

mendapatkan sponsor untuk kegiatan ansambel berikutnya. Bahkan sudah ada 4

(empat) universitas yang bersedia bekerjasama dalam membantu, termasuk utuk

hal-hal yang berhubungan dengan penginapan, makanan, dan lain sebagainya. Pada

kesempatan tersebut, diapun meminta kembali ijin kepada pihak yayasan, namun

langsung ditolak dan menyatakan bahwa “uang tidak ada”. Politik lokal saat itu

sangat kacau, dan sangat disayangkan. Akhirnya Ansambel HKBP Nommensen

benar-benar tidak mungkin untuk dilanjutkan lagi. Kondisi tersebut menjadi akhir

dari Ansambel Nommensen namun menjadi akar, awal dari berdirinya banyak

paduan suara, termasuk Consolatio Choir.

2.5.2 Lahirnya paduan suara Consolatio Choir

Pengalaman musik yang didapat selama mengikuti Ansambel HKBP

Nommensen ternyata berdampak positif bagi bertumbuhnya paduan suara yang

(13)

tertentu”. Menurut Edward Van Ness20, pada awal tahun 1990-an Consolatio Choir

merupakan koor yang terbaik yang lahir di kota Medan sebagai pengaruh dari

Ansabel HKBP Nommensen, sangat terasa sekali perbedaannya dengan paduan

suara lain. Berbeda dengan saat ini, paduan suara mengalami perkembangan yang

sangat pesat dilihat dari kualitas maupun kuantitas.

2.5.3 Consolatio Choir berakar; era 1990-sekarang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 25) menyebutkan arti dari

kata akar; (1) bagian tumbuh-tumbuhan yang masuk ke tanah sebagai alat penguat

dan pengisap air dan zat makanan: pohon ini –nya dibuat obat; (2) asal mula; pokok

pangkal; yg menjadi sebab (sebabnya): -- segala kejahatan. Akar yang dimaksud

penulis dalam tulisan ini adalah pangkal atau asal mula dari paduan suara yang ada

di kota Medan yang berawal dari keberadaan paduan suara Consolatio Choir.

Pada bagian ini penulis mendeskripsikan munculnya paduan suara-paduan

suara yang merupakan pengaruh dari keberadaan Consolatio Choir dan

menggambarkannya dalam bentuk akar maupun silsilah pada (Bagan 2. Akar

Consolatio Choir) halaman berikutnya. Beberapa paduan suara yang telah berdiri

sebagai bagian dari akar Consolatio Choir, kembali berakar. Paduan Suara El

Shaddai USU misalnya, memiliki akar seperti Paduan Suara Crescendo Studio

Choir, kemudian paduan suara Crescendo Studio Choir memiliki akar kembali.

20

(14)

Pengaruh dari keberadaan Consolatio ini menurut penulis dibagi dua; ada

pengaruh langsung dimana pendirian paduan suara tersebut langsung didirikan

ataupun dipimpin oleh anggota maupun alumni Consolatio Choir. Pengaruh lainnya

adalah pengaruh tidak langsung, misalnya pendirian Paduan Suara Kabupaten Nias

dalam mengikuti kompetisi paduan suara Consolatio 2007 lalu, yang memang

didirikan karena informasi kompetisi yang mereka terima dan ingin ikuti. Penulis

meyakini disamping nama-nama paduan suara yang penulis tuliskan masih ada

paduan suara lain yang didirikan sebagai pengaruh tidak langsung dari keberadaan

Consolatio Choir. Dalam tulisan ini, penulis mendeskripsikan pengaruh langsung

dari keberadaan Consolatio Choir.

2.5.3.1 Akar Consolatio Choir

Paduan suara yang pertama sekali lahir sebagai pengaruh keberadaan

Consolatio Choir adalah Paduan Suara St. Chronicles SMA Swasta St. Thomas 1

Medan. Paduan suara ini dibentuk dan di latih oleh anggota Consolatio Choir yakni

John Rohtuahsong Saragih (Achong) sejak tahun 1993. Salah satu tujuan

pembinaan paduan suara di kalangan sekolah adalah memperkenalkan Consolatio

Choir sejak dini kepada anak-anak sekolah yang ada di kota Medan sehingga

nantinya jika sudah lulus dan melanjutkan studi di Perguruan Tinggi di Medan,

anak-anak tersebut tidak sungkan lagi untuk mendaftarkan diri ke Consolatio Choir.

Pada tahun 1995, salah satu anggota Consolatio Choir; Hippu Roni

(15)

(FMIPA) jurusan Fisika ditugaskan oleh pihak fakultas untuk membentuk vocal

grup dalam memeriahkan kegiatan Lustrum V FMIPA USU tahun 1995. Kegiatan

tersebut berhasil dan mendapatkan respon yang positif dari kalangan mahasiswa

dan dosen-dosen yang berniat untuk membuat kelompok vocal grup tersebut

menjadi paduan suara yang permanent. Nama yang disepakati saat itu ialah Paduan

Suara El – Shaddai FMIPA USU. El-Shaddai yang berarti Allah Maha Besar

beranggotaan mahasiswa jurusan yang ada di fakultas FMIPA USU. Seiring

perjalanan waktu, PS El-Shaddai menerima mahasiswa di luar FMIPA USU,

termasuk dari mahasiswa Perguruan Tinggi lainnya. Penulis pernah menjadi pelatih

dan konduktor di paduan suara ini dari tahun 1997-2005.

Pada tahun yang sama (1995), Evita Simanungkalit yang merupakan

anggota Consolatio Choir yang berasal dari Fakultas Pertanian USU, mendirikan

Paduan Suara Transeamus Fakultas Pertanian USU. Saat itu, Evita baru

menyelesaikan studi dari fakultas tersebut. Paduan suara ini sampai saat ini hanya

untuk mahasiswa yang ada di fakultas tersebut. Mahasiswa di USU pada umumnya

adalah mahasiswa perantau yang berasal dari desa/ kampung yang ada di Sumatera

Utara dan di luar Sumatera. Kegiatan tahunan paduan suara ini adalah melakukan

evangelisasi koor ke luar kota dan mengutamakan ke tempat daerah asal (kampung)

anggota paduan suara. Penulis pernah diminta untuk menjadi pelatih di paduan

suara tersebut tahun 2007 dalam rangka persiapan menuju Kompetisi Paduan Suara

(16)

Evita Simanungkalit merupakan alumni SMA Negeri 1 Medan. Pada tahun

1997, Evita mendirikan paduan suara di SMA tersebut dengan nama Paduan Suara

Sola Gratia. Paduan Suara Sola Gratia aktif mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat

lokal, nasional dan internasional. Paduan suara ini telah banyak mengukir prestasi.

Adalah Huger Saragih (Anggota Consolatio Choir) yang pernah melatih paduah

suara ini, disusul oleh Hiras Andrew Lumbantoruan (alumni SMA Negeri 1

Medan), dan saat ini dilatih oleh Ken Steven (Salah satu komponis muda Indonesia

berbakat).

Pada tahun yang sama (1997) Evita Simanungkalit juga mendirikan Paduan

Suara Koinonia SMA Negeri 4 Medan. Paduan suara ini aktif mengikuti

kompetisi-kompetisi, baik di tingkat lokal seperti Kompetisi Paduan Suara SMAN 1 Medan

dan Pesparawi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemko Medan, tingkat nasional

maupun internasional. Awal berdirinya, paduan suara ini dilatih oleh Evita dan

selanjutnya dipimpin oleh Silas B. P. Tampubolon (salah satu pelatih vocal grup

ternama di kota Medan) sampai dengan sekarang.

Pada tahun 1999, Tony Siagian (Pendiri Consolatio Choir) yang telah

bekerja di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mendirikan Paduan Suara

Agave Persekutuan Oikumene Umat Kristen (POUK) PT. RAPP. Tony

meluangkan waktunya dalam membangun paduan suara selepas padatnya atifitas

kesehariannya di RAPP. Paduan suara ini aktif dalam pelayanan kerohanian di

(17)

Pada tahun 2003, Tony Siagian memperluas wilayah pelayanannya sampai

kepada tingkat anak-anak dengan mendirikan Schola Cantorum Children Choir.

Schola Cantorum didirikan untuk memperkenalkan paduan suara sejak dini kepada

anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Dalam membidani paduan

suara anak ini, Tony Siagian dibantu oleh istrinya Delima Sianturi yang juga

merupakan anggota luar biasa Consolatio Choir.

Pada tahun 2005, Tony Siagian kembali mendirikan paduan suara dengan

nama Riau Mixed Choir (Paduan Suara Campuran Riau). Pendirian paduan suara

ini salah satunya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat

Kristen umum di Riau untuk berbagi pengalaman musik paduan suara lewat Riau

Mixed Choir.

Pada tahun 2007, Tony Siagian kembali mendirikan paduan suara

Seraphims Choir Pekan Baru. Paduan Suara ini dirikan adalah untuk

menumbuhkembangkan perpaduansuaraan yang ada di kota Pekan Baru – Riau.

Pemilihan nama Seraphims sebagai seorang malaikat, berharap suara-suara pujian

yang dikumandangkan kelak akan menjadi pujian yang menyenangkan hati Tuhan

dari malaikat-malaikatNya.

Pada tahun 2009, Tony Siagian memperhatikan bahwa paduan suara wanita

(yang besifat independen) belum ada di Riau. Tony ingin memperluas keberadaan

jenis paduan suara yang ada di Riau dengan membentuk Riau Female Choir (paduan

suara sejenis khusus wanita) dalam menambah kelompok paduan suara di luar

(18)

mengikuti Asian Choir Games yang diadaan di Gyeongnam, Korea Selatan (Korsel)

pada bulan July 2009.

Pada tahun yang sama (2009), Ferry Simanjuntak dan Renovan Nache

(anggota Consolatio Choir) bersama dengan rekan-rekan lainnya dari paduan suara

lain seperti Horas Simangunsong, Isa Dirgantara Sembiring, Abner Sumbayak,

Patar Silalahi, Richo Pasaribu mendirikan paduan suara pria dengan nama Medan

Male Chamber Singers. Paduan suara ini didirikan untuk menyemarakkan paduan

suara di kota Medan sekaligus menjalin persahabatan antar paduan suara yang ada

di kota Medan. Paduan Suara Medan Male Chamber Singers sering mengadakan

konser bersama dengan paduan suara-paduan suara lain. Konser Bersama yang baru

di gelar pada tanggal 29 April 2017 lalu bertemakan “Choir Friendship Concert”

bersama dengan Paduan Suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan, Paduan Suara

Bethlehem GBKP KM 7 Padang Bulan, Medan Community Male Choir, dan

Paduan Suara Sola Gratia SMA Negeri 1 Medan di GKPI Sriwijaya.

Pada tahun 2011, Rafflesia Chamber Singers didirikan pada tanggal 15

Januari di Kota Bengkulu oleh Makarios Karo Sekali (Mantan Pelatih &

Konduktor Consolatio Choir). Rafflesia Chamber Singers ini aktif melakukan

pelayanan musik paduan suara ke gereja-gereja yang ada di Provinsi Bengkulu.

Hampir seluruh anggota Rafflesia Chamber Singers aktif mengikuti Pesparawi

Nasional, seperti Pesparawi yang diikuti tahun 2012 di Kendari, dan berhasil meraih

2 Gold Medal untuk Katagori Paduan Suara Pemuda Remaja, dan Katagori Etnik.

(19)

mengikuti The 1st Xinghai Prize International Choir Competition yang diadakan di

Kota Guangzhou, China tahun 2012 dan mendapat penghargaan SUCCESSFULLY

PARTICIPATED. Banyak prestasi lainnya yang telah diraih paduan suara ini.

Pada tahun 2010 teapatnya tanggal 28 Agustus, Tony Siagian kembali

mendirikan paduan suara Cantabile Choir. Paduan Suara Cantabile Choir

merupakan paduan suara independent dalam bentuk organisasi yang memiliki misi

untuk melayani dan mengembangkan paduan suara gerejawi di bumi lancang

kuning (Riau). Paduan suara ini aktif melakukan konser tahunan dan sering

mengundang artis seperti Putri Ayu Silaen, Novita Dewi, Christine Theodora Lubis,

dll. Selain itu aktif juga untuk mengikuti kompetisi nasional dan internasional dan

mengukir prestasi. Salah satunya adalah meraih medali emas kategori Mixed Choir

dan medali perak kategori Musica Sacra dalam Bali Internasional Choir Festival

2013.

Pada tahun 2011, Tony Siagian kembali mendirikan Cantabile Children

Choir. Paduan suara ini pertama sekali menyelenggarakan konser "Abide with Me"

bersama Cantabile Children Choir. Sejak itu, paduan suara ini selalu dilibatkan

dalam konser-konser yang diselenggarakan Cantabile Choir.

Pada tahun 2011, Erika Sigalingging (pianis Consolatio Choir) memiliki

kerinduan untuk mendirikan sebuah paduan suara Anak. Nama paduan suara yang

didirikannya adalah Vox Angeli Children Choir. Dalam usianya yang masih relatif

muda, paduan suara ini telah banyak diundang dalam mengisi acara seperti natal,

(20)

suara ini berada dibawah naungan salah satu denominasi gereja, namun oleh karena

banyaknya prosedur yang harus dijalani dalam menjalankan roda organisasi paduan

suara ini maka Erika memilih paduan suara ini menjadi paduan suara yang

independent.21

Pada tahun 2013, Svara Sacra Choir berdiri dan dilatih oleh Binahar

Hutapea & Huger Saragih (Mantan anggota Consolatio Choir). Fredrick Edi Giri,

salah seorang unsur manajemen Svara Sacra Choir mengatakan paduan suara ini

telah 4 (empat) kali menyelenggarakan konser The Story of Buku Ende, sebuah

konser dengan konsep drama musical yang menggambarkan perjalanan masuknya

kekristenan di tanah Batak dan peran serta Buku Ende dalam ritus kehidupan

masyarakat Batak.

Pada tahun 2014, Jan Rohtuahson Sinaga (Achong) yang merupakan

mantan pelatih dan konduktor Consolatio Choir mendirikan paduan suara e Deum

Voice, yang berarti suara Tuhan. Achong mengaku ingin mendirikan paduan suara

independent sebagai wadah pelayanannya setelah tidak aktif lagi di Consolatio

Choir. Prestasi gemilang yang pernah diraih adalah juara II pada 2nd ITB

International Choir Festival 2015 di Bandung.

Pada tahun 2016, Nov Belson Sitompul (anggota Consolatio Choir)

mendirikan sebuah paduan suara di kawasan Martubung Medan dengan nama

Glorify Martubung Choir. Pendirian paduan suara ini bertujuan turut berpartisipasi

dalam pengembangan paduan suara di kawasan Martubung sekirtarnya. Kegiatan

21

(21)

yang pernah dilakukan adalah melaksanakan pagelaran natal pada bulan Desember

2016. Saat ini Nov Belson Sitompul sebagai pimpinan paduan suara ini tetap

melakukan pembenahan-pembenahan dalam meningkatkan pelayanannya.

Immanuel Ariesto Sirait (Pelatih & Konduktor Consolatio Choir) yang juga

pelatih Paduan Suara Solennel Carol SMA Negeri 5 Medan ini mendirikan paduan

suara Lux Caesti Choir Pada tahun 2017. Tujuan mendirikan paduan suara ini

adalah untuk menampung anggota Solennel Carol pasca tamat sekolah yang

memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dengan sekretariat Consolatio Choir. Pada

bulan Maret 2017 lalu, paduan suara ini telah berpartisipasi dalam mengikuti

kompetisi paduan suara yang diselenggarakan oleh Paduan Suara Talitacum GKPI

Medan Kota.

2.5.3.2 Akar Paduan Suara El-Shaddai

Paduan Suara El-Shaddai yang merupakan salah satu akar dari Consolatio

Choir, memiliki akar kembali. Hal ini merupakan bukti bahwa paduan suara di kota

Medan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Paduan suara yang merupakan

akar dari sebuah paduan suara dimungkinkan untuk kembali berakar. Berikut ini

adalah akar-akar dari Paduan Suara El-Shaddai.

Akar yang pertama adalah didirikannya Paduan Suara SMA Negeri 12

Medan pada tahun 2000 oleh Christina Sitorus (Pemusik El Shaddai), Mangaratua

Simanjuntak, dan Halomoan Tampubolon (Pelatih dan Konduktor Paduan Suara El

(22)

bersinar. Paduan Suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan telah mengukir banyak

prestasi dan menyelenggarakan konser sekali dalam dua tahun. Diantaranya adalah

meraih dua medali emas pada Voyage of Songs- International Choral Festival yang

diselanggarakan di Penang, Malaysia, pada akhir November 2015. Kedua medali

tersebut adalah Gold C In Chamber Choir dan Gold C In Mixed Voice Choir Senior

Youth.

Berikutnya adalah paduan suara Crescendo Studio Choir pada tahun 2005

tepatnya tanggal 5 Mei oleh Halomoan Tampubolon (Pelatih & Konduktor Paduan

Suara El-Shaddai). Paduan suara ini berdiri atas kerinduan untuk berbagi

pengalaman dalam musik khususnya musik paduan suara dimana pengalaman yang

didapat tersebut diharapkan dibawa kembali ke gereja masing-masing oleh

anggotanya dalam rangka turut berpartisipasi dalam membantu pengembangan

musik paduan suara gereja. Crescendo Studio Choir beranggotakan

pemuda/pemudi gereja dari berbagai denominasi di kota Medan dan sekitarnya.

Paduan suara ini mengukir prestasi dengan menyelenggarakan konser tahunan,

menyelenggarakan seminar/ workhop paduan suara, dan mengikuti banyak

kompetisi paduan suara. Di antaranya adalah mengikuti Festival Grand Prix

Pattaya 2014, Thailand 7th International Choir Festival, 23-27 Juli 2014, di

Pattaya Thailand, untuk 2 (dua) Kategori dan Meraih masing-masing Silver Medal

dengan Nilai 80 untuk Kategori Chamber Choir & 84.75 untuk Kategori Folklore.

Pada tahun 2010, paduan suara Gloria Patri Choir didirikan oleh

(23)

Mangaratua mendirikan paduan suara tersebut dalam turut serta berpartisipasi untuk

mengembangkan paduan suara di kota Medan. Paduan suara tersebut telah

mengukir prestasi dengan menyelenggarakan konser dan mengikuti kompetisi

paduan suara seperti Bali International Choir Competition 2012 tanggal 6 ‐ 9

Agustus. Bali ‐ Indonesia dan meraih Gold Medal untuk kategori Musica Sacra.

Tahun 2014, Mangaratua Simanjuntak kembali mendirikan paduan suara

dengan nama Todah Male Choir. Paduan suara ini didirikan berdekatan dengan

persiapan dalam menuju kompetisi paduan suara yang ada di Malaysia dan berhasil

meraih medali emas pada Voyage of Songs- International Choral Festival yang

diselanggarakan di Penang, Malaysia, pada akhir November 2015. Saat ini oleh

karena kesibukan masing-masing anggotanya, paduan suara ini libur untuk masa

yang tidak ditetakan lamanya.

Pada tahun 2015, Paduan Suara Mahasiswa Universitas Prima Indonesia

berdiri dan dilatih oleh Hothita Banuarea (anggota Paduan Suara El-Shaddai).

Program perdana paduan suara tersebut adalah mengikuti kompetisi paduan suara

bertaraf internasional dan meraih 3 Silver Medal untuk 3 Kategory: Folklore Song,

Music Of Religion, dan Gospel & Spiritual pada 1st North Sumatera Choir

Competition di Parapat dan Laguboti. Program lainnya adalah menyelenggarakan

konser perdana di Medan Adventis Hall, Jl. R.A. Kartini No. 174A, tanggal

12 Desember 2016 dengan tema Song of the Rainbow dengan mengundang Paduan

(24)

Pada tahun 2016, Mangaratua Simanjuntuk kembali mendirikan paduan

suara Vox Seraphim. Paduan suara ini melaksanakan kegiatan perdananya dengan

menyelenggarakan konser perdana bertemakan Caritas et Amor, Charity and Love

pada tangal 8 Oktober 2016 di Medan International Convention Centre (MICC).

Pada konser tersebut, paduan suara Vox Seraphim mengundang Christine T. Lubis,

Joseph P. SIbarani, Hardoni Sitohang, dan Vox Angeli Children Choir sebagai

bintang tamu. Repertoire yang dipilih adalah lagu dari Buku Ende HKBP yang telah

diarransemen.

2.5.3.3 Akar paduan suara Crescendo Studio Choir

Paduan suara Crescendo Studio Choir sebagai paduan suara yang

merupakan akar dari Paduan Suara El-Shaddai, juga memiliki akar. Berikut adalah

akar-akar Crescendo Studio Choir:

Akar yang pertama adalah berdirinya Paduan Suara Excelsis Choir pada tahun 2010

yang dilatih dan dipimpin oleh Rolando Marpaung (anggota Crescendo Studio

Choir). Kegiatan paduan suara ini adalah aktif menyelenggarakan konser paduan

suara dan mengikuti kompetisi-kompetisi di kota Medan. Paduan suara ini telah

banyak mengukir prestasi, diantaranya adalah meraih medali emas pada Pesparawi

Crescendo Studio Choir 2015 pada kategoti paduan suara dewasa campuran. Pada

tahun ini sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi bertaraf

internasional yakni 2nd North Sumatera International Choir Competition pada bulan

(25)

Akar berikutnya adalah pada tahun 2015, Fajar Napitupulu (anggota

Crescendo Studio Choir) mendirikan paduan suara Gita Sonora Choir di daerah

Tembung. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah mengadakan konser-konser dan

mengikuti kompetisi paduan suara seperti Indonesia Choir Festival yang diadakan

di Medan tahun 2016. Selain itu, paduan suara ini aktif melaksanakan program

kunjungan gereja di gereja-gereja interdenominasi di Tembung.

Pada tahun 2015, di saat Crescendo Studio Choir berumur satu dekade,

Halomoan Tampubolon kembali mendirikan paduan suara anak Crescendo

Children Choir. Kegiatan rutin yang dilaksanakan adalah tampil di gereja-geraja 1

(satu) kali sebulan. Kegiatan lainnya yang sudah pernah diikuti adalah mengikuti

Medan Choir Competition pada tahun 2015 di gedung Pekan Raya Sumatera Utara

dan meraih Silver Medal. Pada tahun yang sama mengikuti Pesparawi Crescendo

Studio Choir yang diselenggarakan di Taman Budaya Sumatera Utara dan

memperoleh medali perak.

Pada tahun 2015, Princes Valentine Loving Sinaga (anggota Crescendo

Studio Choir) mendirikan paduan suara di kampusnya yakni di jurusan Teknik

Komputer dan Jaringan, Fakultas Ilmu Komputer USU. Nama paduan suara yang

dibentuknya adalah Paduan Suara Syalom, nama yang diusulkan Halomoan

Tampubolon (penulis). Kegiatan yang pernah dilakukan adalah mengadakan konser

ke luar kota, yakni di Parapat. Selain itu, paduan suara ini pernah mengikuti Medan

(26)

Pada tahun 2016, Halomoan Tampubolon mendirikan Paduan Suara

Naposobulung HKBP Bethania Resort Medan Sunggal. Kegiatan yang

dilaksanakan selain aktif bernyanyi dalam ibadah mingguan adalah pada bulan

Desember 2016 menyelenggarakan konser perdana. Pada bulan Maret 2017 Paduan

Suara Naposobulung HKBP mengadakan kunjungan wisata rohani ke Ambarita –

Samosir. Saat ini, Paduan Suara Naposobulung HKBP Bethania tengah

mempersiapkan diri dalam menyelenggarakan Konser Kedua.

Pada tahun 2017, dalam mempersiapkan Wisuda tahunan pada Sekolah

Tinggi Theologia (STT) Gereja Methodist Indonesia (GMI) Bandar Baru,

Halomoan Tampubolon mendirikan paduan suara Mahasiswa STT GMI dengan

nama Misio Dei Voice. Program sementara yang sedang dipersiapkan adalah

mempersiapkan diri untuk mengisi acara Wisuda pada bulan Mei 2017. Di samping

itu, paduan suara ini tengah mempersiapkan Konser Drama Musikal yang akan

ditampilkan pada kegiatan Dies Natalis STT GMI pada bulan Agustus 2017.

Bagan akar Consolatio Choir dapat di lihat pada bagan berikut. Pada bagan

tersebut, penulis menambahkan asal dari paduan suara Consolatio Choir, yakni

pengaruh dari keberadaan Ansambel HKBP Nommensen. Pada saat Ansambel

tidak eksis lagi, Mc Neill mendirikan dan memimpin langsung Paduan Suara

(27)
(28)

2.6 Perkembangan Paduan Suara

Keberadaan paduan suara yang akan dibahas pada bagian ini adalah paduan

suara yang ada di sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi dan paduan suara-paduan suara yang ada di instans-instansi, baik

yang ada di instant pemerintahan maupun instansi swasta. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan tersebut juga akan dibahas.

2.6.1 Paduan suara di sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA

Paduan suara tingkat Sekolah Dasar (SD), tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP), dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di

sekolah-sekolah umumnya memiliki peran untuk menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu

kebangsaa Indonesia Raya pada saat pelaksanaan upacara di sekolah-sekolah.

Namun tidak semua sekolah memiliki paduan suara. Umumnya paduan suaranya

bersifat sementara, yang dibentuk jika ada kebutuhan akan paduan suara. Paduan

suara untuk mengisi kegiatan Natal misalnya, umumnya akan dibentuk dan dilatih

oleh pihak sekolah atau meminta pelatih dari luar sekolah untuk melatihnya.

Demikian juga untuk memenuhi undangan mengikuti Kompetisi Paduan

Suara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan, yang

dilaksanakan setiap tahun. Seperti tahun 2015 lalu pada Festival Paduan Suara

tingkat SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Medan di Gedung Swara Nafiri Jalan KH

Wahid Hasyim, paduan suara sekolah mempersiapkan diri untuk mengikuti

(29)

Kadisdik Kota Medan Drs. H. Marasutan Siregar, MPd 22 bertujuan untuk

pengembangan diri yang perlu dilahirkan sehingga daya bakat yang dimiliki para

peserta didik yang merupakan hal paling mendasar harus diperhatikan dan

bagaimana pengembangan diri siswa/i tersebut benar-benar bisa menyentuh secara

langsung antara budi pekertinya sekaligus dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya.

Menurutnya, festival paduan suara tersebut diselenggarakan sebagai bagian

dari strategi Dinas Pendidikan Kota Medan untuk mengarahkan para anak didik

memiliki kepribadian sehat strategi meliputi strategi dalam pengembangan diri

peserta didik yang efektif dan berdaya guna. Selain itu, katanya, kegiatan ini

dimaksudkan dalam upaya pembentukan keyakinan sikap, perasaan dan cita-cita

peserta didik ke arah lebih realistis, terbinanya bakat bernyanyi peserta didik dan

dalam upaya mendekatkan peserta didik kepada TuhanNya.

Festival Paduan Suara tingkat SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Medan

tahun anggaran 2015 tersebut diikuti 91 peserta terdiri dari 31 SD, 30 SMP dan 30

SMA/SMK se-Kota Medan. Sebagian besar paduan suara SMA di kota Medan

sudah memiliki paduan suara permanent, bahkan ada yang sudah sampai

menyelenggarakan konser. Berikut ini adalah nama-nama paduan suara sekolah

yang aktif dan diantaranya ada yang pernah menyelenggarkan konser, mengikuti

kompetisi tingkat nasional dan tingkat internasional;

22 Sumber: Koran Harian Sinar Indonesia Baru, Rabu, 23 Desember 2015, bertajuk Festival

(30)

a. Paduan Suara Beata Voice Choir SD St Antonius I dan II Medan, pada tahun

2014 meraih gold medal untuk kategori musica sacra pada Bali

Internasional Choir Festival 2014 tanggal 25-31 Agustus 2014.

Tahun 2015 mengikuti World Youth Children Choir Festival Hong Kong

2015, tanggal 13-18 Juli 2015 di Singapura dan meraih gold medal.

b. Paduan Suara Solagratia SMAN 1 Medan, pada tahun 2003, mengikuti

kompetisi paduan suara bertaraf nasional yakni Kompetisi Paduan Suara

Unpar, dan mendapatkan Juara III.

Pada tahun 2007 mengikuti festival tingkat international, yakni Asian Choir

Games, mendapatkan silver medal pada kategori mixed youth choir.

c. Paduan Suara Choir of Nazareth SMAN 2 Medan, pada tahun 2010

mengikuti festival paduan suara tingkat nasional, yakni FPS ITB XXII 2010

dan mendapatkan medali perak.

d. Paduan Suara Koinonia SMAN4 Medan, mengikuti festival internasional di

Bali tahun 2014 - 3rd Bali International Choir Festival, dan mendapatkan

medali silver.

e. Paduan Suara Sollennell Carol SMAN 5 Medan, pada tahun 2012 mengikuti

festival internasional, mendapat 2 medali perak pada Bali International

Choir Competition pada kategori Musica Sacra dan Folklore

f. Paduan Suara Hallelujah SMAN7 Medan, mengikuti kompetisi paduan

suara internasional, mendapatkan Gold dan Silver Medal pada Bali

(31)

g. Paduan Suara Clementine Choir SMAN 8 Medan, Juara 3 Kompetisi

Paduan Suara Tingkat SMA yang dilaksanakan SMA Negeri 1 Medan

Tahun 2011, Juara 1 Festival Paduan Suara Tingkat SMA HUT GOLKAR

Ke - 47 Tahun 2011

h. Paduan Suara Igreya SMAN 10 Medan, pada tanggal 2 Desember 2016

menyelenggarakan konser perdana bertajuk A Cristmas Concert, My Best

for Christmas di Gereja GPP Jl. Pelajar Medan.

i. Paduan Suara Clarabel SMAN12 Medan, pada tahun 2012 mengikuti

Festival Tingkat Nasional, yakni Festival Paduan Suara ITB Bandung, dan

berhasil mendapatkan Juara I se-Indonesia.

Pada tahun 2015 mengikuti Festival Paduan Suara tingkan international “A

Voyage Of Songs” di Penang Malaysia dan berhasil medapatkan medali

Gold.

j. Paduan Suara St. Chronicles St. Thomas 1, Pada tahun 2007 mengikuti

festival tingkat international, yakni Asian Choir Games, mendapatkan silver

medal pada kategori mixed youth choir.

k. Paduan Suara Altiora Quaerite Choir SMA Budi Murni-1, Mengikuti

kompetisi paduan suara bertaraf Internasional (NSICC - North Sumatra

International Choir Competition) tahun 2016 dan mendapatkan Medali

Emas dan Medali perak untuk kategori Mixed Youth.

l. Paduan Suara SMA Methodist-1 dengan nama Methodist-1 Youth Choir,

(32)

dengan mendapatkan SILVER level IX pada kategori G3 (Mixed Youth

Choir) pada 1st Vietnam Choir Festival & Competition 2011 pada tanggal

16-20 Maret 2011 yang lalu di Hoi An, Vietnam.

m. Paduan suara SMA St. Thomas 3 dengan nama Santa Sisilia Choir,

mengikuti Kompetisi Paduan Suara SMA Negeri 1 Medan tahun 2016 dan

mendapatkan Juara III.

2.6.2 Paduan suara di perguruan tinggi

Sebagaian besar paduan suara yang ada di perguruan tinggi awalnya

bertujuan untuk mengisi acara-acara seremonial kampus, misalnya wisuda,

diesnatalis23, lustrum, capping day24 yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan, pengukuhan guru besar, perayaan keagamaan kristiani, seperti paskah

dan natal. Pembentukan paduan suara tersebut, ada yang bersifat sementara (selesai

kegiatan yang dimaksud, paduan suara tersebut dibubarkan) dan ada yang bersifat

tetap/ permanent (paduan suara tersebut tidak dibubarkan tetapi tetap ada untuk

23 Dies Natalis adalah suatu peringatan atas hari lahir yang di dalam sejumlah besar budaya

dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan. Oleh karena itu, secara turun-temurun peringatan itu dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Peristiwa itu selalu disambut dengan pengharapan akan makin bertambahnya kedewasaan. Peristiwa ini biasanya lebih dikenal dikalangan organisasi atau Perguruan Tinggi. Berdasarkan itu juga, tidak hanya bagi manusia, pertambahan usia bagi organisasi pun selalu dikaitkan dengan tingkat kedewasaan. Apalagi bagi sebuah perguruan tinggi yang punya fungsi utama melahirkan para ilmuwan akademisi yang berkualitas.

24Capping Day adalah Hari Pemasangan Cap/ Topi Perawat kepada seluruh mahasiswa

tingkat I yang menyelesaikan studi semester I dan akan menempuh studi di semester II sebagai simbol bahwa para mahasiswa – mahasiswi Akademi Keperawatan telah siap praktek lapangan ke Rumah Sakit dan Puskesmas, setelah mendapatkan materi dan teori serta praktek di laboratorium

keperawatan di semester I. Capping Day merupakan langkah awal bagi para calon perawat untuk

(33)

melanjutkan program berikutnya). Paduan suara yang dibentuk bersifat sementara

umumnya adalah paduan suara yang dibentuk untuk kegiatan capping day, wisuda

yang diselenggarakan di sekolah-sekolah kesehatan, dan paduan suara untuk

perayaan paskah/ natal. Pada perayaan natal misalnya, banyak paduan suara yang

dibentuk, baik perjurusan maupun perfakultas dan selesai acara pelaksanaan natal,

kegiatan paduan suarapun berhenti.

Seiring berjalannya waktu, tidak sedikit paduan suara di Perguruan Tinggi

yang menjadikan paduan suara menjadi paduan suara yang bersifat permanent.

Berikut ini adalah paduan suara permanent yang ada di Perguruan Tinggi di kota

Medan beserta kegiatannya.

2.6.2.1 Paduan suara di Universitas Sumatera Utara (USU)

Paduan suara-paduan suara di USU yang permanen dan masih beraktifitas

secara konsisten adalah:

1. Paduan suara Consolatio USU, beberapa prestasi terakhirnya adalah (a)

memperoleh medali emas untuk kategori musica sacra dan mixed youth choir

dalam 5th World Choir Games di Graz, Austria, Juli 2008, (b) memperoleh

medali emas untuk kategori musica sacara dan medali silver untuk kategori

mixed choir dalam Bali International Choir Festival, 2013.

2. Paduan El Shaddai USU, beberapa prestasi terakhirnya adalah (a) Juli 2010,

meraih gold (level VI) diploma utk kategori mixed choir dan gold diploma dan

(34)

2010. (b) Agustus 2012, Meraih 2 buah gold medal pada kompetisi

internasional "Bali International Choir Competiton 2012" dalam Kategori

mixed choir & musica sacra, Bali, (c) memperoleh medali emas dalam

Singapore International Choral Festival 2014 (SICF), kategori Mixed Choir

dan Folklore.

3. Paduan Suara Mahasiswa USU, merupakan paduan suara yang berada dibawah

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) USU. Prestasi terakhirnya adalah

memperoleh medali emas kategori musica sacra pada Pesta Paduan Suara

Gerejawi Antar Mahasiswa (Pesparawi Mahasiswa) XII di Ambon pada tahun

2012.

4. Paduan Suara Transeamus Pertanian USU, beberapa prestasi terakhirnya

adalah (a) Memperoleh medali emas untuk kategori Musica Sacra pada Pesta

Paduan Suara Grejawi (Pesparawi) Mahasiswa Tingkat Nasional XIII yang

digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 26 September-4 Oktober 2014.

(b) Memperoleh medali silver pada Blessing Talitacum Choir Competition

pada bulan Maret 2017 di GKPI Sriwijaya Medan.

5. Paduan Suara Syalom Fakultas Ilmu Komputer USU, beberapa prestasi

terakhirnya adalah memperoleh medali perunggu pada Medan Choir

Competition tahun 2015 di gedung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU)

(35)

2.6.2.2 Paduan suara di Universitas HKBP Nommensen

Paduan suara yang permanent sampai saat ini di Universitas HKBP

Nommensen adalah Paduan Suara Concordia. Paduan Suara Concordia merupakan

salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang bernaung didalam Universitas HKBP

Nommensen. Paduan Suara Concordia dibentuk tanggal 28 Juli 1992 atas prakarsa

dari Bapak Dr. Rhoderick McNeil. Concordia memiliki arti “dipersatukan”, dimana

unit kegiatan mahasiswa ini beranggotakan mahasiswa dari berbagai latar belakang

fakultas yang ada di Universitas HKBP Nommensen.

Beberapa prestasi yang diperolehnya adalah: (a) meraih medali silver dan

gold kategori musica sacra dan musica youth choir pada Penabur International

Choir Festival 2015di Jakarta, (b) pada tahun 2010, meraih 3 silver medal untuk

kategori musica sacra, folklore, dan Negro Spiritual pada PESPARAMA Nasional

XI di UNPAR, Palangka Raya, Kalimatan Tengah, (c) pada tahun 2012, meraih 2

gold medal untuk kategori musica sacra & mixed choir pada Bali International

Choir Competition, Denpasar.

2.6.2.3 Paduan suara di Universitas Negeri Medan (Unimed)

Unimed memiliki keunikan tersendiri dalam mendukung paduan

suara-paduan suara yang ada, dimana hampir setiap tahun diselengarakan Pesparawi antar

paduan suara jurusan/ fakultas yang ada di Unimed. Pesparawi tahun lalu digelar

pada tanggal 24 November 2016 di Gedung Auditorium Unimed. Pembukaan

(36)

ahli dilingkungan kantor WR III dan dewan juri dari dosen internal dan profesional

dari luar kampus. Kegiatan Pesparawi yang digelar selalu memiliki tema, seperti

tahun lalu bertema “Pergilan keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala

bangsa”. Ada belasan tim Pesparawi yang berasal dari tujuh fakultas dilingkungan

Unimed.

Lomba Pesparawi merupakan kegiatan tahunan yang rutin digelar di

kampus hijau Unimed. Kegiatan ini dilakukan sebagai pemicu kreativitas dan

inovasi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya dibidang lagu-lagu

rohani gerejawi. Dengan adanya lomba paduan suara pada kegiatan Pesparawi

tingkat nasional setiap tahunnya, Unimed mengambil langkah persiapan di internal

dengan menyelenggarakan Pesparawi internal kampus, dengan harapan kesiapan

tim paduan suara Unimed dalam menghadapi Pesparawi tingkat nasional lebih siap.

Salah satu dampak positin penyelenggaraan pesparawi di internal Unimed ini

adalah tumbuh suburnya paduan suara, dimana hampir seluruh jurusan yang ada di

Unimed memiliki paduan suara. Banyak diantaranya memiliki program dalam

mengikuti kompetisi paduan suara lokal, nasional dan internasional. Prestasi yang

diraih cukup membanggakan pihak jurusan, fakultas dan Universitas.

Nama-nama paduan suara di Unimed yang permanen dan masih beraktifitas

secara konsisten adalah:

1. Solfeggio Choir Unimed. beberapa prestasi terakhirnya adalah: (a) pada tahun

2012 mengikuti 1st Bandung International Choir Competition di Grha Mekar

(37)

mendapatkan gold medal pada kategori foklore dan kategori musica sacra. (b).

Mengikuti kompetisi The 1st Bali International Choir Competition di Taman

Budaya Denpasar – Bali 2012, dan berhasil meraih: champion untuk kategori

female, mendapatkan gold medal pada kategori foklore, mendapatkan gold

medal pada kategori gospel dan negro spiritual. Di tahun yang sama, (c)

mengkuti PESPARAWI Mahasiswa Tingkat Nasional ke XII di Universitas

Pattimura – Ambon 2012, berhasil meraih gold medal untuk kategori gospel,

musica sacra, folklore, (d) meraih medali emas kategori female choir (paduan

suara wanita) dan kategori music of religion pada kompetisi 1st North

Sumatera Internation Choir Competition (NSICC) Tahun 2016 di Open Stage

Pemprovsu Parapat dan IT Del Laguboti, Balige.

2. Paduan Suara Vivace (Jurusan Seni Musik – FBS), Paduan Suara ini terbentuk

dikarenakan kekompakan dan kebersamaan untuk memuji Tuhan serta

memiliki visi dan misi yang sama dalam mengikuti Pesparawi Unimed 2012.

Adapun prestasi yang pernah diraih paduan suara ini antara lain: Juara III

Pesparawi (Pesta Paduan Suara Lagu Gerejawi) Universitas Negeri Medan

Tahun 2010 dan Juara I Pesparawi (Pesta Paduan Suara Lagu Gerejawi)

Universitas Negeri Medan Tahun 2011

3. Paduan Suara Messa de Voce (Jurusan Seni Musik – FBS), aktif melakukan

kegiatan kunjungan gereja.

4. Paduan Suara Consonanza (Jurusan Seni Musik – FBS), aktif melakukan

(38)

5. Paduan Suara El-Senyor (Jurusan Biologi-FMIPA), beberapa prestasi yang

pernah diperoleh: Pada tahun 2014 memperoleh Harapan I pada Festival

Paduan Suara Gerejawi Kasih Bangsa IV di HKBP Bethesda Medan.

Pada tahun 2015 meraih gold medal pada Medan Choir Competition di Pekan

Raya Sumatera Utara dan sekaligus menjadi peserta dengan perolehan nilai

tertinggi pada kompetisi tersebut.

6. Paduan Suara Philadelpia (Jurusan Sastra-FBS), aktif melakukan kegiatan

kunjungan gereja.

7. Paduan Suara Gelora (Mahasiswa Katolik), aktif melakukan kegiatan

kunjungan gereja.

8. Paduan Suara Santo Martinus (UK-KMK), aktif melakukan kegiatan

kunjungan gereja.

9. Paduan Suara IKBKK (Jurusan Kimia-FMIPA), aktif melakukan kegiatan

kunjungan gereja.

10.Paduan Suara IKBKF (Jurusan Fisika-FMIPA), aktif melakukan kegiatan

kunjungan gereja.

11.Paduan Suara IKBKM (Jurusan Matematika-FMIPA), aktif melakukan

kegiatan kunjungan gereja.

12.Paduan Suara UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan), aktif

melakukan kegiatan kunjungan gereja.

13.Paduan Suara Gema Sangkakala (FIP-Unimed), aktif melakukan kegiatan

(39)

14.Paduan Suara Magnificum Et Bonum (Jurusan Ekonomi – FE), beberapa

prestasi yang pernah diperoleh: (a) pada tahun 2014 memperoleh juara II pada

Festival Paduan Suara Gerejawi Kasih Bangsa IV di HKBP Bethesda Medan,

(b) Juara 1 Lomba Mars Sumatera Utara Bangkit Tahun 2014 Jenjang

Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Utara.

15.Paduan Suara Eklesia (gabungan beberapa Fakultas), beberapa prestasi yang

pernah diraih: (a) meraih juara II pada Pesparawi Unimed tahun 2005, (b)

meraih medali perak pada Festival Paduan Suara Consolatio 2007, (c) meraih

juara 1 di Pesparawi Unimed 2008, (d) juara 2 di Pesparawi Unimed 2010, (e)

juara 2 di Pesparawi GKPI Pemuda/i se-kota Medan 2011, (f) medali perak

pada Festival Paduan Suara ITB tahun 2012

16.Paduan Suara Ostentus didirikan tanggal 9 September 2012. Selain aktif

melakukan kegiatan kunjungan gereja, Ostentus yang mengandung arti

keajaiban ini juga sering mengadakan kegiatan Evangelisasi Koor seperti yang

diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 2016 lalu di Dolok Sanggul.

2.6.2.4 Paduan suara di Universitas Prima

Universitas Prima mendirikan paduan suara untuk mempersiapkan paduan

suara dalam mengisi acara wisuda. Namun belum permanent, sampai akhirnya

paduan suara tersebut diparmanenkan setelah berkesempatan untuk mengikuti

(40)

Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Paduan Suara Unpri meraih 3 (tiga) medali

perak untuk tiga kategori (folklore song, music of religion & spiritual, gospel).

2.6.2.5 Paduan suara di Politeknik Negeri Medan (Polmed)

Paduan Suara Kantate merupakan paduan suara yang awalnya dikhususkan

untuk mengisi acara wisuda di Polmed. Di samping itu, paduan ini aktif berkegiatan

terutama tampil dalam ibadah Kebaktian Mahasiswa Kristen (KMK) di kampus.

Hampir setiap menjelang paskah dan natal, paduan suara ini mempersiapkan diri

untuk turut merayakannya dengan menyelenggarakan konser paduan suara. Sampai

dengan saat ini, paduan suara ini belum pernah mengikuti kompesiti paduan

suara,namun aktif berkegiatan dalam pelayanan kerohanian.

Selain Paduan Suara Kantate, ada satu lagi paduan suara di Polmed yang

baru berdiri yakni Paduan Suara Dominic. Paduan suara ini aktif melaksanakan

kunjungan ke gereja-gereja, seperti pada tanggal 26 Maret 2017 lalu ke gereja

ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan) Medan. Program terdekat paduan suara ini

adalah mengadakan Festival Paduan Suara pada bulan Juli mendatang. Selain

melaksanakan kebaktian bersama dengan jemaat gereja yang dikunjungi, paduan

suara ini juga melakukan penggalangan dana dalam mendukung program yang telah

ditetapkan dan sekaligus melakukan sosialisasi akan program festival yang sedang

(41)

2.6.2.6 Paduan suara di Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Paduan Suara Unika St.Thomas Sumatera Utara adalah salah satu organisasi

internal kampus yang memberikan wahana dan sarana strategis pembinaan dan

pengembangan minat dan bakat mahasiswa yang bersifat ekstrakurikuler. Paduan

Suara ini terbentuk pada tahun 2000 yang pada masa itu masih disebut dengan Unit

Kegiatan Mahasiswa Tarik Suara (UKM-TS). Kemudian pada tanggal 22 Desember

2010 seluruh anggota paduan suara meresmikan "Exaudi Youth Choir" sebagai

nama untuk UKM-TS. Adapun arti dari "Exaudi Youth Choir" adalah "Kumpulan

Nyanyian Kaum Pemuda". Anton Sitepu, S.Sn, M.Sn hadir sebagai pembina dari

tahun 2015 hingga saat ini. Kegiatan yang dilakukan selain mengisi acara wisuda

adalah menyelenggarakan konser dan mengikuti kegiatan festival paduan suara.

2.6.3 Paduan suara instansi di pemerintahan & swasta

Instansi pemerintahan dan swasta, umumnya membentuk paduan suara

dalam perayaan-perayaan kegiatan keagamaan, seperti dalam menyambut paskah

maupun natal. Paduan suara yang dibentuk umumnya bersifat sementara, hanya

dibentuk saat menyambut kegiatan perayaan tersebut. PT Perkebunan Socfindo

misalnya, yang berpusat di kantor Jl. K.L Yos Sudarso Medan, setiap bulan

September setiap tahunnya sudah berkumpul untuk membentuk kepanitiaan

Perayaan Natal PT Socfindo,25 sekaligus membentuk susunan paduan suara. Pada

25PT SOCFIN INDONESIA telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan

(42)

bulan yang bersamaan, seluruh anak perusahaan yang ada di wilayah cabang,

masing-masing juga berkumpul untuk mempersiapkan Perayaan Natal dengan

membentuk paduan suara juga.

Wilayah cabang PT Socfindo terdiri dari: Kebun Mata Pao, Kebun Bangun

Bandar, Kebun Tanjung Maria, Kebun Tanah Bersih, Kebun Lima Puluh, Kebun

Tanah Gambus, Kebun Aek Loba, Kebun Aek Paminke, Kebun Halimbe, Kebun

Negeri Lima, Kebun PSBB (Pusat Seleksi Bangun Bandar). Pada Puncak Perayaan

Natal, selalu di gelar Festival Paduan Suara antar wilayah. Dalam memantapkan

persiapan lagu yang akan diperlombakan, Panitia Kantor Medan membekali paduan

suara yang ada wilayah cabang dengan kegiatan Pelatihan Vokal dan Teknik

Dirigen. Panitia Kantor Medan berkeliling ke seluruh wilayah cabang. Pembicara

pada kegiatan pelatihan tersebut adalah Pelatih yang sebelumnya telah dipilih

untuk melatih Paduan Suara kantor Medan.

Panitia Perayaan Natal yang berkantor pusat Medan, sebelumnya telah

menentukan 1 (satu) lagu yang akan diperlombakan pada bulan Desembernya.

Kegiatan perlombaan dilaksanakan di pagi hari pada hari Perayaan Natal dan

malamnya (pada Puncak Acara Perayaan Natal) lagu yang telah diperlombakan

akan dinyanyikan secara bersama-sama yang dipimpin oleh dirigen (yang

memenangkan perlombaan di pagi harinya). Kegiatan ini dilaksanakan setiap

perusahaan perkebunan di daerah Sumatera Utara,Aceh Selatan dan aceh Timur. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan Presiden No. 6 Tahun 1965, keputusan Presiden Kabinet Dwikora No. A/d/50/1965, Instruksi Mentri Perkebunan No.20/MPR/M.Perk/65 dan No. 29/MPR/M.Perk/65. No SK100/M.Perk/1965 maka perkebunan yang di kelola perusahaan PT Socfindo Medan SA berada

(43)

tahunnya oleh PT Socfindo. Penulis sendiri pernah terlibat sebagai pelatih sekaligus

menjadi juri dalam kegiatan tersebut selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Perayaan

Natal tersebut sangat tampak meriah dengan keberadaan paduan suara.

Perayaan keagamaan seperti di atas juga digelar di PT Perkebunan

Nusantara-IV26. Dalam memeriahkan perayaan Paskah misalnya,

karyawan-karyawati nasrani perusahaan ini berkumpul untuk membentuk kepanitiaan dalam

persiapan kegiatan Perayaan Paskah serta membentuk susunan paduan suara. Hal

yang sama juga dilaksanakan oleh karyawan-karyawati yang ada di wilayah unit

usaha (cabang). Kegiatan perayaan paskah ini diselenggarakan setiap tahunnya,

yakni Festival Paduan Suara Antar Unit Usaha PTPN-IV, seperti yang

diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2017 di Bah Jambi. Pada bulan Januari,

Panitia Perayaan Paskah Kantor Medan sudah menentukan lagu yang akan

diperlombakan. Kegiatan ini akan diikuti oleh seluruh unit usaha yang ada di unit

dan kantor PTPN-IV.

2.6.4 Paduan suara independen

Pengertian independen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)

yang berdiri sendiri; yg berjiwa bebas; (2) tidak terikat pada pihak lain: organisasi

26

(44)

kemasyarakatan itu tetap bersikap --, tidak larut dalam kekuasaan. Independent

menurut penulis pada bagian tulisan ini adalah paduan suara berdiri sendiri, tidak

terikat kepada pihak lain serta tidak berada di bawah salah satu naungan seperti

naungan gereja, sekolah, instansi, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa paduan suara di kota Medan yang merupakan

paduan suara independen: (1) Paduan Suara Crescendo Studio Choir, (2) Paduan

Suara Anak Crescendo Studio Choir, (3) Paduan Suara Ozora, (4) Paduan Suara

Medan Chamber Singers, (5) Paduan Suara Medan Community Male Choir, (6)

Paduan Suara Vox Angelicus, (7) Paduan Suara e Deum Voice, (8) Paduan Suara e

Deum Children Voice, (9) Paduan Svara Sacra Choir, (10) Paduan Suara My

Sparkling Female Choir, (11) Paduan Suara Gloria Patri Choir, (12) Paduan Suara

Todah Male Choir, (13) Paduan Suara Vox Seraphim, (14) Paduan Suara Gita

Sonora Choir, (15) Paduan Suara Excelsis, (16) Paduan Suara Nommensen Male

Choir, (17) Paduan Suara Lux Caesti Choir, (18) Paduan Suara Glorify Martubung

(19) Paduan Suara Medan Male Chamber Singer, (20) Paduan Suara Wijaya, (21)

Paduan Suara Osentus, (22) Paduan Suara Regina Caeli, (23) Paduan Suara

Invictus, (24) Paduan Suara Karya Murni, (25) Lux Sacrum Choir.

2.7 Faktor Penunjang Pesat/ Tidaknya Perkembangan

Dalam kegiatan penyelenggaraan sebuat festival paduan suara, di samping

kegiatan kompetisi paduan suara, kegiatan yang umumnya dilaksanakan adalah

Referensi

Dokumen terkait

Devi Afrianti 2015, judul skripsi: ORGANISASI PEREMPUAN (Studi Kasus Aisyiyah Di Kota Medan). Skripsi ini mendeskripsikan: “Organisasi Perempuan Aisyiyah di Kota Medan. Kajian

membangun kelompok paduan suara karya murni. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran bernyanyi dalam kelompok5. Paduan Suara tunanetra Karya Murni sejak latihan sampai

Adapun alasan 70% responden yang menanggapi dibutuhkannya keberadaan halte di Kota Medan, 19% dari responden tersebut menanggapi dengan adanya halte pada wilayah studi dapat

Penulis ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi mereka dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara karena dari studi pendahuluan yang dilakukan

Hasil penelitian dinamika keberadaan kelompok suporter sepakbola di Kota Medan Provinsi Sumatra Utara (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN) disimpulkan sebagai

Dengan adanya hasil nilai akurasi yang sama antara ketiga model pengujian persentase yaitu 83% maka dapat disimpulkan bahwa setiap penerimaan anggota divisi paduan suara

Devi Afrianti 2015, judul skripsi: ORGANISASI PEREMPUAN (Studi Kasus Aisyiyah Di Kota Medan). Skripsi ini mendeskripsikan: “Organisasi Perempuan Aisyiyah di Kota Medan. Kajian

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Kenakalan Remaja di Perkotaan (Studi Kasus Munculnya Fenomena Geng Motor di Kalangan Pelajar di Kota Medan)”,