• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Farmasi Alkalime

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Farmasi Alkalime"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

ALKALIMETRI

Nama

: Dina Widya Asmara Solin

Dosen : Adin Hakim, S. Farm., Apt

Semester III

Akademi Farmasi IKIFA

T.A. 2014/2015

(2)

1.1 LATAR BELAKANG

Reaksi asam-basa sering digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Dan dalam pembahasan praktikum ini akan banyak membahas mengenai alkalimetri. Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai. Larutan baku standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti dimana larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah gram equivalen tertentu. Larutan baku standar biasa digunakan sebagai titran, sedangkan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya digunakan sebagi titrat. Pada praktikum ini larutan basa yang bisa digunakan adalah KOH.

KOH bukan merupakan bahan baku primer karena bersifat higroskopis dan mudah menyerap CO2 dari udara. Oleh karena itu KOH harus disatandarisasi

terlebih dahulu menggunakan larutan baku primer didapat dari penimbangan langsung bahan murni, misalnya asam oksalat (COOH)2.2H2O.

Dalam praktikum kali ini kita akan menetukan kadar asam oksalat. Dalam penentuan kadar asam oksalat digunakan larutan baku standar KOH dari indikator phenolphtalien. Indikator dalam titrasi adalah indikator pH karena indikator ini berubah warnanya sesuai dengan perubahan pH. Suatu indikator pH memiliki perubahan warna yang khas pada daerah pH tertentu. Dalam titrasi standarisasi KOH dan penentuan kadar asam oksalat dipakai indikator pH sehingga jelas harus diketahui pH untuk setiap perubahan reaksi.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui Normalitas sesungguhnya dari senyawa KOH dengan baku primer Asam Oksalat (COOH)2

2. Menetapkan kadar zat dalam sampel Asetosal dalam sediaan tablet asetosal merek X

BAB II

(3)

Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Anonim1,

2010).

Titrasi asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur. Jadi asidimetri dapat diartikan penentuan kadar suatu asam dalam larutan dan alkalimetri dapat diartikan penentuan kadar suatu basa dalam suatu larutan. Asidimetri-alkalimetri menyangkut titrasi asam dan atau basa diantaranya :

1. Asam kuat-basa kuat

2. Asam kuat-basa lemah

3. Asam lemah-basa kuat

4. Asam kuat-garam dari asam lemah

5. Basa kuat-garam dari basa lemah

Mengingat kembali bahwa perhitungan kualitas zat dalam titrasi didasarkan pada jumlah perekasi yang tepat saling menghabiskan dengan zat tersebut, sehingga berlaku :

Jumlah ekivalen analat = jumlah ekivalen pereaksi atau ( V x N) analat = ( V x N) perekasi (Anonim2, 2010).

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Anonim3, 2010).

(4)

terbentuklah kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua ekivalen ion hidrogen :

Mn+ + MgY2- (MY)(n-4)+ + 2H+

Ion hidrogen yang dibebaskan demikian dapat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida standar dengan menggunakan indikator asam-basa, atau titik akhir secara potensiometri; pilihan lain, suatu campuran iodida-iodida ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat standar. Larutan logam yang akan ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum titrasi; ini sering merupakan hal yang sukar, yang disebabakan oleh

hidrolisis banyak garam, dan merupakan segi lemah dari titrasi alkalimetri (Anonim4,

2010).

Indikator dalam titrasi adalah indikator pH karena indikator ini berubah warnanya sesuai dengan perubahan pH. Suatu indikator pH memiliki perubahan warna yang khas pada daerah pH tertentu. Dalam titrasi standarisasi KOH dan penentuan kadar asam oksalat dipakai indikator pH sehingga jelas harus diketahui pH untuk setiap perubahan reaksi (Anonim5, 2010).

Seiring berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan, salah satunya adalah biogas. Biogas dapat dihasilkan dari limbah organik seperti sampah, sisa-sisa makanan, kotoran hewan dan limbah industri makanan. Hasil fermentasi dari bahan-bahan diatas menghasilkan biogas dengan kadar komponen terbesar yaitu CH4 (55% - 75%) dan

CO2 (25% - 45%). Pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar masih dalam skala

rumah tangga dan belum terpakai secara optimal. Hal ini disebabkan biogas masih mengandung CO2 dalam kadar yang tinggi sehingga effisiensi panas yang dihasilkan

rendah. Untuk mengurangi kadar CO2 yang terkandung dalam biogas adalah dengan

mengabsorbsi CO2 menggunakan larutan KOH secara kontinyu dalam suatu reactor

(absorber). Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah pengaruh laju alir KOH terhadap CO2 yang terserap dan CH4 yang dihasilkan. Absorbsi CO2 dilakukan

(5)

perhitungan didapatkan jumlah CO2 yang terserap dan CH4 yang dihasilkan semakin

besar seiring berkurangnya laju alir KOH serta %CO2 yang terserap maksimum

58,11% dan kadar CH4 yang dihasilkan sebesar 74,13% (Fuad, 2007).

Kapasitas menetralisasikan asam atau alkalin dengan aquades dengan takaran yang sesuai adalah sebagai survei kualitas air dan pembelajaran batas air intensif. Alkalin adalah produksi primer dari beberapa model sistem asam batas air. Syarat keduanya digunakan sebagai indeks yang luas dari sistem asam atau kelemahan dari aquades ke sistem asam. Alkali biasanya dilihat sebagai indeks yang lebih sesuai dari aquades status asam basa daripada pH karena dipertimbangkan bukan untuk mengubah sementara waktu (harian) mengubah isi karbon inorganik (CT).

Diambil bersama, CT dan alkali cukup untuk menetapkan dengan komplit pH yang

simple, aquades bebas asam organik (Harold, 1990).

Larutan yang dititrasi dalam asidimetri – alkalimetri mengalami perubahan pH. Misalnya bila larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan mula-mula rendah dan selama titrasi terus – menerus naik. Bila pH ini diukur dengan pengukur pH (pH meter) pada awal titrasi (yakni sebelum ditambah basa) dan pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka kalau pH larutan dialurkan lawan volume titrant, kita peroleh grafik yang disebut kurva titrasi (Harjadi, 1993).

Titrasi asam-basa terlibat dalam penentuan solusi asidimetri atau alkalimetri, kemurnian karbonat dan oksigen bumi alkalin. Sebelum 1800, titrasi asam basa ditingkahlakukan menggunakan H2SO4, HCl, dan HNO3 sebagai titran asam, dan K2CO3 dan Na2CO3 sebagai titran basa. Poin terakhir ditentukan menggunakan indicator visual seperti lakmus , yang mana merah pada solusi asam, dan biru pada solusi basa, atau dengan mengamati penghentian CO2 berbusa (berbuih) ketika menetralisirkan CO23-. Ketelitian titrasi asam-basa dibatasi dengan ketidakgunaan dari indikator tidak adanya basa titran yang kuat untuk analisis basa lemah (Harvey, 2000).

Kurva kemajuan (melawan volume titran [H+] untuk titrasi asam-basa dari

(6)

yang sederhana, pernyataan matematika yang jelas dibandingkan dengan persamaan yang susah bahwa memerlukan solusi angka yang iteratif (Robert, 1999).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN 3.1.1 Alat yang digunakan

a. Buret Makro 50 ml

b. Erlenmeyer 250 ml

c. Labu ukur 250 ml

d. Timbangan Analitik

e. Kertas Perkamen

f. Spatula logam

g. Gelas ukur

h. Beaker glass

i. Pipet tetes

j. Corong

k. Pipet filler

3.1.2 Bahan yang digunakan a. KOH 0,1 N 250 ml

b. Asam Oksalat 0,1 N 100 ml BE : 1/2, Bm : 126

c. Tablet Asetosal 13,176 g, 22 tablet

d. Indikator Fenoftalein 3 tetes

e. Aqua Dest

3.2 PROSEDUR KERJA

(7)

1. Tuang 12,50 ml KOH 2 N ke dalam gelas ukur sebanyak 12,50 ml

2. Kemudian masukkan larutan KOH 0,1 N ke dalam labu ukur 250 ml tambahkan aqua bebas CO2 sedikit demi sedikit ad tanda batas

V x N = V x N 250 x 0,1 = V x 2

25 = 2V V = 12,50 ml

Maka Volume KOH yang diambil dari sediaan 2 N sebanyak 12,50 ml

B. Cara Kerja Pembuatan LBP (COOH)2 2H2O 0,1 N

1. Timbang seksama 157,5 mg serbuk (COOH)2 2H2O sebanyak 3x

penimbangan

2. Masukkan masing-masing sampel ke dalam erlenmeyer,kemudian tambahkan aquadest sedikit demi sedikit (sambil dikocok) ad larut dan homogen

3. Lakukan pengerjaan secara triplo

Mg = V x N x BE x BM = 25 x 0,1 x ½ x 126

= 157,5 mg

C. Pembakuan

1. Sampel yang sudah dilarutkan kemudian tambahkan Indikator MM 3 tetes

2. Titrasi dengan LBS asam sulfat 0,1 N ad warna merah muda 3. Lakukan titrasi 3x

No Berat

penimb angan

Volume titran KOH volume

(8)

(COOH)

2

1. 157,4 mg 0,00 ml 26,50 ml 26,50 ml 2. 157,4 mg 0,00 ml 26,50 ml 26,50 ml 3. 157,4 mg 0,00 ml 26,50 ml 26,50 ml

Perhitungan Normalitas sebenarnya dari larutan KOH 0,1 N

1. N KOH = mg V x BE x BM = 157,4 mg 26,50 x ½ x126 = 157,4 mg 1669,5 = 0,0942 N

2. N KOH = mg

V x BE x BM = 157,4 mg 26,50 x ½ x126 = 157,4 mg 1669,5 = 0,0942 N

3. N KOH = mg V x BE x BM = 157,4 mg 26,50 x ½ x126 = 157,4 mg 1669,5 = 0,0942 N

N RATA-RATA = 0,0942 + 0,0942 +0,0942 3

(9)

Data Reaksi Pembakuan

2 KOH + (COOH)2 (COOK)2 + H2O

2 OH ∞ 1 Mgek (COOH)2

1 OH = ½ mol

D. Pembuatan sampel tablet asam asetil salisilat/asetosal

1. Timbang 598,9 mg asetosal sebanyak 3x penimbangan

2. Masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian tambahkan 3-5 ml ethanol 96% dan 20 ml aqua dest sedikit demi sedikit (sambil dikocok) larutan dikocok hingga homogen

(10)

Mg = 2,7789 x 180,16 (BM) = 500,6466 mg

% = 500,6466 mg x 100 % 500,33 mg

= 100,0632 % 2. Mgek sampel= mgek titran

= 29,80 x 0,0942 x 1 Mg = 2,80716 x 180,16 (BM)

= 505,7379 mg

% = 505,7379 mg x 100 % 500,41 mg

= 101,0647%

% Rata-rata = 100,0632 % + 101,0647 % 2

= 99,0090 %

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN

1. Nilai Normalitas sebenarnya KOH adalah 0,0942 N

2. Persentase kadar larutan asam asetat adalah 99,0090 %

4.2 SARAN

Referensi

Dokumen terkait

pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami

Menurut konsep hidrolisis, komponen garam ( kation Atau anion ) yang berasal dari asam lemah dan basa Lemah bereaksi dengan air ( terhidrolisis ). Hidrolisis kation menghasilkan ion H

 - Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total.  - Garam yang terbentuk dari asam

Titrasi asam asetat atau asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONa yang berasal dari

Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.Pada titrasi asam dengan basa maka indikator

Apabila suatu garam dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah (misalnya garam dari asam kuat dari basa lemah atau garam dari basa kuat dan asam lemah), serta garam

larutan basa bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam.  Titrasi Alkalimetri yaitu

• Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial menghasilkan OH– membirukan lakmus merah • Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah