• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDIILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDIILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN ENREKANG

Oleh:

ARI APRIYADI

Nomor Induk Mahasiswa : 1056 1053 4515

PROGRAM STUDIILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

RESPONSIVITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PELAYANAN e-KTP DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

KABUPATEN ENREKANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ARI APRIYADI

Nomor Stambuk: 105610534515

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)
(4)
(5)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Respontivitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan E-Ktp Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian femenologi yaitu menekankan pada subjektivitas penglaman hidup manusia. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan model analisa interaktif.

Hasil penelitian menujukkan bahwa Respontivitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan e-KTP Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang belum maksimal disebabkan ada beberapa aspek, seperti: aspek kemampuan merespon dan kecermatan pelayan masih belum maksimal karena masih terdapat keluhan dari masyarakat terkait aspek tersebut. Namun pada aspek di ketepatan waktu pelayanan yang sudah maksimal ini dilihat dari tidak adanya keluhan masyarakat mengenai ketepatan waktu pelayanan.

Kata Kunci: Responsivitas, Pelayanan e-KTP

(6)

hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Responsivitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Enrekang” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Riskasari,S.Sos.,M.AP selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan,

2. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim,S.E.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan penulis untuk bisa menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik,S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Dr. Burhanuddin,S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, 4. Bapak NasrulHaq,S.Sos.,M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara, dan segenap dosen serta seluruh jajaran Staf Fakutas Ilmu Sosial dan

(7)

5. Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang yang telah membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

6. Pihak Dinas penanaman modal Kabupaten Enrekang yang memberikan izin penelitian di Kabupaten Enrekang.

7. Kedua Orang tua tercinta saya, Ayahanda Pawa dan Ibunda tercinta Halina dan seluruh keluarga yang telah berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidk dan mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya memberi motivasi disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

8. Saudara dan Saudariku yang tercinta Kasman, Satriani, Parida, Saldiyanto, Supriyanto, Risa Rahmayani, Dita yang mengajarikan untuk sabar dalam menghadapi sesuatu dan selalu memberikan support kepadaku secara moril, 9. Yang terkasih Sahabat-sahabatku Andila Apriani, Epi, Mustafa, Imran, Eko,

Yusuf dan Faisal yang selalu mendampingi dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Terima kasih juga pada teman-teman Executive 015, Alqaf, Imam, Rezky,Usriel, Ijas, Firda, Jurman dan teman- teman Executive 015 lainnya, 11. Terima kasih juga kepada keluarga baru saya selama berada di Makassar,

Kelurga Besar Nusantara Institute, Kak Awa, Kak Aqmal, Kak Wahyu, Kak Mutia, Kak Rahmi, Asma, Marlin, Piang, dan teman-teman pengurus besar Nusantara Institute lainnya yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu.

(8)

13. Teman-teman komunitas Chind-Think yang selalu memberikan arahan serta masukan kepada penulis

14. Teman-teman SMK hingga sekarang memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis

15. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini 16. Almamaterku tercinta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.

Makassar, 20 Juli 2020

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR...ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK...iv

7

Yang menyatakan,

(9)

DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 7 C. Tujuan Penelitian7 D. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Konsep, Definisi, dan Teori 9 B. Kerangka Pikir 18

C. Fokus Penelitian 19

D. Deskripsi Fokus Penelitian 20 BAB III METODE PENELITIAN 21

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 21 B. Jenis dan Tipe Penelitian 21

C. Sumber Data 22

D. Informan Penelitian 22

E. Teknik Pengumpulan Data 24

F. Teknik Analisis Data 25 G. Keabsahan Data 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28

(10)

BAB V PENUTUP 71 A. Kesimpulan 71 B. Saran 72 DAFTAR PUSTAKA 73 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Table 3.1 Tabel Informan Penelitian 23

Tabel 4.1 Jumlah jenis kelamin pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang 35

Tabel 4.2 Tingkat gologan atau pangkat pegawai 36

Tabel 4.3 Data penduduk Kabupaten Enrekang menurut jenis kelamin 37

(11)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi 30

(12)

3. IZIN PENELITIAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TEPADU SATU PINTU

4. SURAT BALASAN

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam beberapa aspek kelembagaan. Dalam bernegara kegiatan pelayanan publik pada dasarnya untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Negara dalam hal ini pemerintah (Birokrasi) berkewajiban melayani masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya kebutuhan atas administrasi, pendidikan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain Sinambella, dkk (2010).

Penyediaan layanan dalam rangka terlaksananya pelayanan publik yang baik harus mampu mengedenfikasi kebutuhan dan keinginan masyarakat, kemudian memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tersebut. Permasalahan utama yang sering terjadi dalam pelyanan publik pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan publik itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas bergantung pada beberapa aspek, yaitu bagaimana tata laksananya, dukungan sumber daya manusia dan kelembagaan.

Salah satu bidang pelayan publik yang disediakan oleh pemerintah adalah pelayanan administrasi kependudukan. Salah satu bentuk administrasi kependudukan adalah kartu tanda penduduk. Dalam perkembangan zaman,

(15)

pemerintah dituntut untuk mampu menyediakan kartu tanda penduduk yang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu kartu tanda penduduk elektrik (e-KTP).

Menurut amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan pasal 1 nomor 14 mengatakan bahwa Kartu Tanda Kependudukan Elektronik (e-KTP), adalah kartu tanda penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana. Artinya, setiap warga negara memiliki hak untuk memiliki kartu tanda penduduk elektronik sebagai identitas diri dan negara dalam hal ini kantor kependudukan dan catatan sipil berkewajiban untuk melayani.

Menurut amanat Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik bahwa untuk membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik. Maksudnya adalah untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah diperlukan peningkatan kualitas pelayanan publik yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 bahwa Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik. Maka dapat diketahui bahwa negara memegang kewajiban penuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat misalnya pemenuhan kebutuhan atas administrasi. Bentuk

(16)

kebutuhan administrasi misalnya adalah Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan lain-lain.

Selain itu menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2013 dan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 4 tahun 2012 Tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan bahwa negara berkewajiban meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan sejalan dengan tuntunan pelayanan administrasi kependudukan yang profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan kependudukan. Dapat diartikan bahwa negara dalam hal ini pemerintahan daerah Kabupaten Enrekang berkewajiban untuk memberikan pelayanan publik yang optimal dan prima yang tentunya memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif.

Menurut Sinambella, dkk (2010) dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas maka pelayanan harus memenuhi beberapa kriteria, seperti transparan, akuntabel, kondusif, partisipatif, memenuhi kesamaan hak, memberikan keseimbangan hak dan kewajiban agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat mencapai kepuasan masyarakat.

Dalam pelayanan publik yang optimal responsivitas sangat menunjang pelaksanaan pelayanan publik yang berkualitas. Responsivitas adalah kemampuan birokrasi mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan proritas

(17)

pelayanan, serta mengembangkan pelayanan sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa respontivitas ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi, serta tuntutan penggunaan jasa. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan memproritaskan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang mendesak. Responsivitas merupakan bukti birokrasi mampu menjawab kebutuhan masyarakat serta aspirasi masyarakat Dwiyanto, (2012).

Responsivitas dimasukan sebagai salah satu indikator pelayanan publik yang berkualitas. Responsivitas merujuk kesalarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas juga dimasukan dalam salah satu indikator kinerja karena reponsivitas secara langsung mengambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuanya, terutama untuk memenui kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah dapat dilihat dari ketidakselarasn antara pelayanan dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Organisasi atau instansi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang buruk pula Dwiyanto, (2012).

Pemerintah telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan administrasi kependudukan kepada pemerintahan daerah dalam bentuk otonomi daerah dengan tujuan untuk mendekatkan masyarakat kepada pemerintah dan juga pelayanan diharapkan mampu terlaksana secara maksimal dan sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu kantor dinas kependudukan dan

(18)

catatan sipil yang berada di tingkat daerah dituntut mampu memberikan pelayanan yang baik dan memberi kepuasan kepada masyarakat.

Pada Kabupaten Enrekang Sulawesi selatan sendiri, tersedia Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang yang merupakan instansi yang melakukan pelayanan publik berupa layanan administrasi kependudukan. Beberapa layanan yang tersedia dalam Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang adalah Pelayanan Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Kartu Tanda Penduduk, Akta Pernikahan, Surat Dokumen Kependudukan, Surat keteranngan pindah hingga pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Namun pada penelitian ini memfokuskan kepada pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). (Idalamat.com 2015).

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang telah melayani administrasi kependudukan masyarakat Kabupaten Enrekang. Namun dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masih banyak kekurangan-kekurangan yang terjadi. Masih banyak masyarakat yang tidak puas dan mengeluh tentang pelayanan ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

Menurut data pada tahun 2017 sejumlah masyarakat mengeluhkan pelayanan KTP dikarenakan petugas tidak standby di loket antrian (TribunEnrekang.com). Masalah selanjutnya adalah Pencetakan KTP elektronik pada tahun 2018 mengalami keterlambatan dengan alasan buruknya koneksi jaringan (TribunEnrekang.com). Sedangkan menurut data SIAK disdukcapil Kabupaten Enrekang pada tahun 2018 diketahui bahwa terget masyarakat wajib

(19)

berKTP sebanyak 167.535 jiwa dan disebutkan pula bahwa masyarakat yang telah memiliki KTP sebanyak 167.535 yang yang menandakan targetnya tercapai.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti kepada 13 orang masyarakat yang ditanya terkait pelayanan pegawai Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang yang mana 9 orang merupakan masyarakat yang melakukan pelayanan e-KTP ditemukan 2 orang diantaranya mengeluhkan kurang ramahnya pegawai, lamanya loket antrian terbuka, lamanya proses pelayanan e-KTP dikarenakan kurang mendukungnya jaringan dan keterlambatan pegawai. Hal ini menandakan bahwa pelayanan yang diberikan pegawai Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kurang responsif karena semestinya pelayanan yang responsif adalah pelayanan yang didasari oleh respon pegawai yang ramah, cepat dan tanggap. Menanggapi berita tentang keterlambatan percetakan e-KTP, menurut RM pegawai Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang penerbitan atau percetakan e-KTP yang beberapa kali terlambat dikarenakan oleh koneksi jaringan yang tidak menentu. Hal ini menandakan bahwa salah satu faktor yang menjadi penghambat dari pelayanan publik yang responsif di Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang adalah koneksi jaringan.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang responsivitas pelayanan e-KTP di Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang guna mengetahui lebih dalam tentang perkembangan tingkat Respontivitas yang diberikan Pegawai negeri sipil dalam pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang dengan

(20)

judul penelitian: “Responsivitas Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang”. B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana responsivitas pegawai negeri sipil dalam pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang?.

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pada responsivitas pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan diatas, maka yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui responsivitas pegawai negeri sipil dalam pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada responsivitas pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

D.Manfaat Penelitian a. Akademik

(21)

Manfaat akademik yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah dapat menunjang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, memberikan informasi bagi civitas akademik, dan menjadi bahan refrensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang mengenai resposivitas pelayanan publik.

b. Praktis

Dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan masukan bagi berbagai pihak khususnya kepada penyelenggara pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Konsep, Definisi, dan Teori

1. Konsep pelayanan Publik

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan pelayanan sebagai perihal cara melayani, service/jasa, cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani menyuguhi (orang) dengan makanan dan minuman, menyediakan keperluan orang, menerima atau menggunakan. Pelayanan menurut Pasolong (2013) pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok, dan organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan.

Pelayanan menurut Monier (Pasolong, 2013) mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1993 Pasolong (2013) mengemukakan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan memberikan keperluan individual maupun kelompok baik berbentuk barang ataupun jasa.

Pelayanan berasal dari kata layanan, menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Hayat (2017) tentang pelayanan publik memberikan defenisi pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

(23)

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut pasal 5 Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 (Hayat, 2017) menyebutkan, bahwa ruang lingkup pelayanan publik adalah meliputi pelayanan barang publik dan jasa serta pelayanan administratif yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian pelayanan dalam ruang lingkup tersebut harus dipenuhi oleh pemerintah secara baik, akuntabel dan maksimal, sehingga kepuasaan masyarakat dalam penerimaan pelayanan dapat terpenuhi. Pelayanan publik tidak hanya memberikan pelayanan fisik, tetapi sikap, perilaku dan penerimaan dari aparatur pemeberi layanan menjadi titik penting dalam pelayanan publik. Dalam Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa standar pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelanggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, capat, mudah dijangakau, dan terukur.

Pelayanan menurut Lewis dan Gilman (Hayat, 2017) adalah kepercayaan publik. Pelayanan publik dilaksanakan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada. Nilai akuntabilitas pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat tentang layanan yang diberikan. Pertanggungjawaban terhadap aspek yang dilayani adalah bagian dari pemmenuhan terhadap pelyanan publik untuk menjunjung tinggi

(24)

kepercayaannya kepada masyarakat. Kepercyaan masyarakat adalah sebagai dasar untuk mewujudkan tercapainya pemerintahan yang baik.

Menurut Keputusan Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2010) pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah. Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satauan kerja atau satuan organisasi Kementrian Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Unit penyelenggara pelayan publik adalah unit kerja pada Instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

Pemberi pelayanan publik adalah pejabat atau pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelyanan publik dengan peraturan perundang-undangan. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah, dan badan hukum. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemeberian pelayanan publik yang besaran dan tata cara pemebeyaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Indeks kepuasaan masyarakat adalah tingkat kepuasaan masyarakat dalam memperoleh

(25)

pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemeberi layanan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. Intinya proses pelayanan publik adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan masyarakat berbentuk barang ataupun jasa, baik secara individual maupun berkelompok secara adil dan bertanggungjawab.

Kriteria pelayanan publik menerut Pasolong (2013) yang baik tidak terlepas dari prinsip-prinsip dasar pelayanan publik yang meliputi:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

(1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

(2) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

(3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. c. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. e. Keamanan

Proses dan produk pelyanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

f. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainya yang memadai termasuk peneyediaan sarana teknologi, telemunikasi dan informatika.

(26)

h. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi, telemunikasi, dan informatika.

i. Kedesiplinan, kesopanan, dan keramahan

Pemberi pelayanan terus bersikap disiplin, sopan, santun, dan ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan.

Selain memiliki prinsip-prinsip, dalam memberikan pelayanan publik instansi penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik. Asas-asas pelayanan publik menurut Keputusan Menpan Nomor 63 tahun 2003 (Hardiyansyah, 2018) sebagai berikut:

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diaskes oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan .

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

(27)

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

2.Konsep Responsivitas Pelayanan Publik

Responsivitas atau daya tanggap adalah kemampuan birokrasi untuk menegenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan proritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi, serta tuntutan pengguna jasa. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik karna hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi unutuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, Dilulio (Dwiyanto 2012).

Responsivitas berarti sejauh mana daya tanggap pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Zeithaml dkk (Hardiyansyah, 2018) Ada beberapa indikator atau tolak ukur yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sejauh mana pemerintah sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat atau pelanggan telah responsive, yaitu:

a. Merespon setiap pelanggan atau pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan.

b. Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan cepat. c. Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan tepat.

(28)

d. Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan cermat.

e. Petugas atau apratur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat. f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas.

3.Pola Penyelenggara Pelayanan Publik

Menurut Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2010) pola pelayanan publik yaitu:

a. Fungsional

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

b. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang.

4.Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)

Setiap warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat sebagai warga negara Indonesia yang tetap harus memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), adapun dasar hukum Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 63 Ayat (1) yang berbunyi:

“Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap telah berumur 17 tahun atau telah kawin wajib memiliki KTP Elektronik.”

Semua warga Indonesia dan orang asing yang sudah memenuhi syarat sebagai Warga Negara wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebagai indentitas selama menjadi Penduduk baik sebagai Warga Negara maupun sebagai Warga Negara Asing. Adapun Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977 tentang pendaftaran penduduk pasal 3 berbunyi:

(29)

“Setiap penduduk yang telah berusia 17 tahun, atau yang kawin, atau yang pernah kawin, wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk.”E-KTP berasal dari kata elektronik-KTP. KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengadilan baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis kependudukan nasional.

Proses pelayanan e-KTP sama halnya dengan penyelenggaraan pelayanan publik pada umumnya yang dilaksanakan oleh Badan Pemerintah dalam hal ini Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil diseluruh Indonesia.

Dalam proses pelayanan e-KTP mempunyai syarat dan proses pembuatan yaitu:

a. Syarat pengurusan

(1) Berusia 17 tahun atau lebih atau telah kawin (2) Menunjukan surat pengantar dari kepala desa (3) Mengisi formulir F.1

(4) Fotokopi KK

(5) KTP asli yang lama b. Proses pembuatan e-KTP

(1) Pemohon mendatangi tempat pelayanan dengan membawa persyratan dan surat panggilan.

(2) Pemohon mengambil nomor antrian.

(3) Pemohon menunggu panggilan nomor antrian. (4) Pemohon menuju keloket yang telah ditentukan. (5) Pegawai verifikasi data penduduk.

(6) Pegawai mengambil foto pemohon secara langsung.

(7) Pemohon memberikan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan. (8) Pegawai merekam sidik jari dan scan retina mata.

(9) Pegawai memberikan tanda tangan dan stempel pada surat panggilan pemohon yang sekaligus sebagai bukti bahwa pemohon sebagai penduduk telah melakukan perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.

(30)

B.Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang untuk mengetahui Responsivitas pegawai Negeri Sipil, dimana masih didapati beberapa permasalahan berupa tidak merespon masyarakat dengan baik, sering terjadi keterlambatan pelayanan, ketidaksiapan pegawai dalam melayani dan lain-lain.

Penelitian tentang Responsivitas Pegawai Negeri Sipil dalam Pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang akan dianalisis menurut indikator yang dikemukakan oleh Zeithaml DKK (Hardiansyah 2018): (1) Kemampuan merespon; (2) Kecepatan Pelayanan; (3) Ketepatan Pelayanan; (4) Kecermatan Pelayanan; (5) Ketepatan waktu Pelayanan; (6) Kemampuan menanggapi keluhan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar lebih responsif dalam melakukan pelayanan publik. Uraian yang telah dikemukakan, mendasari lahirnya kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:

Pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Enrekang Responsivitas Pelayanan Publikmenurut Zeithaml DKK (Hardiansyah 2018): a. Kemampuan merespon. b. Kecermatan Pelayan.

(31)

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah responsivitas pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Enrekang yaitu:

1. Kemampauan merespon setiap pelanggan atau pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan.

2. Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan cermat.

3. Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat. D. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian ini adalah:

1. Kemampuan Merespon

Pegawai merespon setiap pelanggan atau pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan, indikator ini mencakup sikap dan perilaku petugas pelayanan yang ramah dan sabar dalam melayani masyarakat

Faktor Penghambat a. Gangguan jaringan. b. Tidak adanya papan

informasi.

c. Kurang ramahnya pegawai.

d. Pegawai datang tidak tepat waktu.

e. Banyak masyarakat yang memiliki data ganda.

f. Masyarakat sering menitipkan berkasnya kepada orang lain. Faktor Pengdukung

a. Kedisiplinan pegawai

menyelesaikan e-KTP tepat waktu. b. Kerja sama antar

unit kerja yang baik.

Peningkatan Responsivitas Pelayanan Publik di Kantor Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

(32)

dalam pembuatan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

2. Kecermatan Pelayan

Petugas atau aparatur melakukan melakukan pelayanan dengan cermat, indikator ini mengukur tingkat kecermatan dan perhatian petugas dalam menyelesaikan pelayanan e-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

3. Ketetapan Waktu Pelayanan

Petugas atau aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat, indikator ini mengukur seberapa tepat waktunya pelayanan e-KTP yang dilakukan oleh petugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua (2) bulan setelah keluarnya surat izin penelitian dari LP3M, yaitu pada tanggal 13 maret sampai dengan 13 mei 2020.Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, Jl. Pasar Baru No 7, Kelurahan Juppandang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana responsivitas pegawai negeri sipil dalam melayani e-KTP.

B. Jenis dan Tipe Penelitian a) Jenis Penelitian

(33)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana data diperoleh dari proses observasi sebanyak satu kali, wawancara dengan seluruh informan yang telah ditentukan, dan hasil dari dokumentasi atau pengumpulan arsip dan gambar. Setelah seluruh data diperoleh tahap selanjutnya peneliti mendeskripsikan secara utuh dan mendalami data yang didapatkan berupa fakta atau keterangan-keterangan dan kelemahan atau kekurangan dari objek yang diteliti.

b) Tipe Penelitian

Tipe penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif yaitu peneliti memberikan gambaran, penejelasan yang tepat secara objektif mengenai masalah yang diteliti, mengenditifikasi dan menjelaskan data secara sistematis.

C. Sumber Data

Dalam peneltian ini sumber data yang digunakan berupa data primer dan data skunder.

1. Data primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data empiris yang diperoleh dari infroman berdasarkan hasil wawancara. Jenis data yang diperoleh adalah mengenai responsivitas pelayan e-KTP di Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang dikumpulkan

(34)

peneliti adalah data kependudukan, data kepegawaian, dan laporan-laporan terkait responsivitas pelayanan e-KTP di Kantor dinas Kependudukan Kabupaten Enrekang.

D. Informan Penelitian

Informan yang dimaksud dalam kegiatan penelitian ini adalah bagian pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang yang berkaitan langsung dalam penelitian ini. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri:

Table 3.1

Tabel Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan

1. Harwan Sawati, SE HS Kepala dinas Kantor Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

2. Sri wahyuni SW Staf bagian percetakan e-KTP

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

3. Rifqi Muhammad RM Staf bagian perekaman e-KTP

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Enrekang

4 Irfan IR Masyarakat

5. Muhammad najib MN Masyarakat

6. Dita swastika DS Masyarakat

(35)

1.) Kepala dinas Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang yaitu seseorang yang menjabat menjadi kepala pada struktur organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dianggap memiliki informasi lebih terkait penelitian ini.

2.) Staf kantor yang dianggap mengetahui mekanisme percetakan e-KTP yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Enrekang.

3.) Staf kantor yang dianggap mengetahui mekanisme perekaman e-KTP yang ada di Kantor Dinas kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Enrekang.

4.) Masyarakat yang di maksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah melakukan pembuatan e-KTP yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat responsivitas pegawai dalam melakukan pelayanan e-KTP, maka peneliti melakukan observasi. Dimana peneiti mengamati secara langsung lokasi penelitian yaitu Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang guna memperoleh informasi tentang responsiovitas pegawai

(36)

negeri sipil dalam pelayanan e-KTP di Kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mewawancarai secara langsung informan yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling

yaitu informan memiliki pemahaman terkait masalah yang diteliti di Kantor Dinas Kependudukan Dam Catatan Sipil Kabupaten Enrekang. Kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan yang menjadi objek penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengambil gambar, foto, arsip yang bersumber dari Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang maupun melalui Website dan data

online.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif serta langsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Adapun analisis data, sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data dalam penelitian ini yaitu melakukan pemilihan data-data yang perlu atau tidak perlu dimasukkan dalam penelitian ini dalam artian merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting saja.

(37)

Reduksi data

Penyajian data Display

Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu menguraikan data secara singkat dalam bentuk narasi yang manah memberikan penyajian data dalam bentuk tabel, gambar, dengan demikian peneliti dapat mengusai data. 3. Penarikan kesimpulan

Selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari verifikasi. Kesimpulan awal dipaparkan bersifat sementara serta bisa berubah apabila tidak adanya bukti yang kuat pada tahap pengumpuan data berikutnya. Tetapi pada kesimpulan yang dipaparkan ditahap awal didukung oleh bukti yang valid saat peneliti berada di lapangan pengumpulan data maka kesimpulan yang dipaparkan merupakan kesimpulan yang kreadibel.

G. Pengabsahan Data

Proses pengabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi yaitu sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian dengan cara membanding-bandingkan antar sumber, teori, maupun metode/teknik penelitian ada tiga, yaitu: 1) triangulasi sumber, (2) Triangulasi data, dan (3) Triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber yang dilakukan yaitu mengecek kembali data-data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber. Kegiatan yang dilakukan adalah membadingkan hasil wawancara isi dokumen.

Pengumpulan data Collection

(38)

2. Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti adalah mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda kegiatan yang dilakukan ketika teknik kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan karena sudut pandangnya yang berbeda-beda.

3. Triangulasi waktu yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti mengecek kembali data yang diperoleh diberbagai waktu. Misalnya data yang diperoleh dipagi hari pada wawancara akan berbeda hasilnya ketika dilakukan disiang hari atau disore hari.

BAB IV

(39)

A. Deskripsi atau Karakteristik Objek Penelitian 1. Gambaran umum geografis Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang adalah sebuah kabupaten yang berada di Sulawesi selatan dengan jarak 236 km sebelah utara dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar). Secara geografis Kabupaten Enrekang terletak diantara 3 ° 14’ 36” - 30 ° 50’00” LS dan antara 119 ° 40’ 53”-120 °06 ’ 33”BT. Daereh ini terletak pada ketinggian 47-3.239 meter di atas permukaan laut, denagan luas wilayah sekitar 1.786,01 km2.

Secara administratif wilayah Kabupaten Enrekang berbatasan dengan empat kabupaten yaitu:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja 2. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu 3. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap 4. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang

2. Profil Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang terletak di Jalan Pasar Baru No 7 juppandang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Kependudukan dan Catatan sipil (Disdukcapil) merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas dalam pembantuan di bidang kependudukan dan catatan sipil dan tugas lainya yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya diwilayah Kabupaten Enrekang. fungsi dan tugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan pelayanan dalam mengurus persuratan seperti membuat surat akta lahir atau akta

(40)

kelahiran, surat dokumen kependudukan, kartu keluarag (KK), akta perkawinan, surat keterangan pindah dan pembuatan KTP elektronik .

Jumlah pegawai yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang adalah 49 orang dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 wita setiap hari dan libur sabtu dan ahad. Dari 49 orang pekerja 22 orang diantaranya merupakan ASN dan 27 pegawai kontrak / honorer.

3. Visi dan Misi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

a. Visi

Terwujudnya sistem administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil yang tertib, akurat dan dinamis menuju Penduduk yang berkualitas. b. Misi

Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam bidang administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil.

Berdasarkan dari visi dan misi di atas dapat diketahui bahwa Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang berusaha mewujudkan sistem administrasi kependudukan yang tertib dan dinamis melalui pelayanan publik dalam bidang administrasi kependudukan yang prima kepada masyarakat.

4. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

SEKSI PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKERTARIS

SUBBAG.

PERENCANAAN KEUANGANSUBBAG.

SUBBAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK SEKSI INDENTITAS KEPENDUDUKAN

SEKSI PINDAH DATANG PENDUDUK SEKSI PENDATAAN PENDUDUK BIDANG PELAYANAN PENCATATAN SIPIL SEKSI KELAHIRAN SEKSI PERUBAHAN STATUS ANAK PERWARGANEGARAAN DAN KEMATIAN BIDANG PEMANFAATAN DATA DAN INOVASI

PELAYANAN SEKSI KERJASAMA SEKSI PEMANFAATAN DATA DOKUMEN KEPENDUDUKAN SEKSI INOVASI PELAYANAN BIDANG PENGELOLAAN INFORMASI ADM. KEPENDUDUKAN

SEKSI INFORMASI ADM. KEPENDUDUKAN

SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN

SEKSI TATA KELOLA SDM TEKNO. INFO DAN

(41)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Dari gambar tersebut dapat di lihat bahwa bagian-bagian dari Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, sebagai berikut:

a. Sekretariat

1) Sub bagian umum dan kepegawaian

2) Sub bagian keuangan

3) Sub bagian perencanaan dan pelaporan

b. Bidang Pendaftaran Penduduk

1) Seksi identitas penduduk

2) Seksi pindah datang penduduk

3) Seksi pendataan penduduk

(42)

1) Seksi kelahiraan

2) Seksi perkawinan dan perceraian

3) Seksi perubahan status anak perwarganegaraan dan kematian

d. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Administrasi Kependudukan

1) Seksi informasi administrasi kependudukan

2) Seksi pengolahan data dan penyajian data kependudukan

3)

Seksi tata kelola dan sumber daya manusia teknologi informasi dan komputer

e. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan 1) Seksi kerjasama

2) Seksi pemanfaatan dan dokumen kependudukan 3) Seksi inovasi pelayanan

5. Tugas dan Fungsi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang melaksanakan tugas pokok dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi kependudukan. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan.

(43)

b) Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan Pencatatan sipil.

c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan urusan umum bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan sipil

e) Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan pada bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

f) Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

g) Pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan

h) Pengkoordinasian integrasi dan sinkronisasi kegiatan di bidang administrasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan dilingkungan pemerintah daerah

i) Pembinaan kepada masyarakat tentang kependudukan dan pencatatan sipil

(44)

j) Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga lainnya

k) Pelaksanaan sistem informasi administrasi kependudukan.

l) Pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data kependudukan.

m) Perlindungan data pribadi penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran penduduk, pencatatan sipil pada data base kependudukan.

n) Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran penduduk, Pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan.

o) Pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil pengelolaan informasi administarasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan.

6. Sarana dan Prasarana Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

a) Sarana

Sarana dibutuhkan untuk menujang terlaksananya pengurusan atau pelayanan e-KTP yang efektif dan efisien. Yang dimiliki oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

(45)

Kabupaten Enrekang meliputi alat perekaman e-KTP, Komputer, Server, Printer, Lemari, Kursi, AC, Sofa dan lain-lain.

b) Prasarana

Prasarana yang memadai juga diperlukan dalam rangka meningkatkan respontivitas pelayanan publik khususnya dalam pembuatan e-KTP. Adapun prasarana yang dimiliki Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang adalah ruangan yang bersih dan nyaman, WC pria dan wanita yang terpisah dan terjaga kebersihanya, halaman parkir yang memadai. 7. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dibutuhkan dalam menunjang kinerja organisasi. Sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang memadai akan mendorong keberhasilan suatu program yang dilaksanakan sumber daya manusia yang dimiliki Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang sebanyak 49 yang berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Jumlah jenis kelamin pegawai

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 22

2 Perempuan 27

Total 49

Sumber: Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, 2020

(46)

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah sumber daya manusia atau aparatur pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang di tinjau dari jenis kelamin, laki-laki bejumlah 22(dua puluh dua) orang dan perempuan bejumlah 27 (dua puluh tujuh) orang. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai perempuan mendominasi dari jumlah pegawai laki-laki.

Hingga memasuki tahun 2020, jumlah pegawai negeri sipil tercatat sebanyak 22 (dua puluh dua) orang dan sebanyak 24 (dua puluh empat) orang adalah pegawai honorer. Berdasarkan keadaan golongan pegawai negeri sipil dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Tingkat gologan atau pangkat pegawai

No Golongan Jumlah Golongan IV 1 Golongan IV/a 1 2 Golongan IV/b -3 Golongan IV/c 1 4 Golongan IV/d Golongan III 1 Golongan III/a 5 2 Golongan III/b 2 3 Golongan III/c 1 4 Golongan III/d 12 Golongan II 1 Golongan II/a 2 Golongan II/b 3 Golongan II/c 4 Golongan II/d Honorer 27 Total 49

Sumber : Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

(47)

Dari data dapat dilihat bahwa untuk pegawai negeri sipil yang bergolongan IV yaitu 1 orang bergolongan IV/A dan 1 orang bergolongan IV/C. Sedangkan yang bergolongan III ada 20 orang yang mana 5 orang bergolongan III/A, terdapat 2 orang bergolongan III/B, terdapat 1 orang bergolongan III/C, dan 12 orang yang bergolongan III/D, tidak terdapat seorangpun pegawai yang bergolongan II. Dan terakhir terdapat honorer sebanyak 27 orang sehingga jumlah pegawai seluruhnya berjumlah 49 orang.

8. Data Penduduk Kabupaten Enrekang

Tabel 4.3

Data penduduk Kabupaten Enrekang menurut jenis kelamin

KODE KECAMATAN

JENIS KELAMIN

PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN

n(jiwa) (%) n(jiwa) (%) n(jiwa) (%)

731601 MAIWA 14.157 6,24 13.925 6,14 28.082 12,38 731602 ENREKANG 18.775 8,28 18.413 8,12 37.188 16,40 731603 BARAKA 12.057 5,32 11.602 5,12 23.659 10,43 731604 ANGGERAJA 14.414 6,36 14.098 6,22 28.512 12,57 731605 ALLA 12.589 5,55 11.824 5,21 24.413 10,77 731606 BUNGIN 2.895 1,28 2.657 1,17 5.552 2,45 731607 CENDANA 5.029 2,22 5.097 2,25 10.126 4,47 731608 CURIO 9.224 4,07 8.618 3,80 17.842 7,87 731609 MALUA 4.619 2,04 4.619 2,04 9.238 4,07 731610 BUNTU BATU 7.922 3,49 7.473 3,30 15.395 6,79 731611 MASALLE 7.616 3,36 7.218 3,18 14.834 6,54 731612 BAROKO 6.194 2,73 5.741 2,53 11.935 5,26 7316 KAB. ENREKANG 115.491 50,93 111.285 49,07 226.776 100,00

Sumber: Data BKB2 Kabupaten Enrekang

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Enrekang dari 12 kecamatan sebanyak 226.776 jiwa yang mana jumlah laki-laki sebanyak 115, 491 jiwa dan perempuan sebanyak 111.285 jiwa.

(48)

Dalam pelaksanaan pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang diperlukan responsivitas para pegawai yang optimal sehingga menghasilkan pelayanan publik yang optimal. Responsivitas ini dapat dirasakan melalui sikap, karakter, dan cara melayani pegawai. Dalam penelitian ini, untuk mengukur tingkat responsivitas pelayanan publik pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang menggunakan indikator, sebagai berikut:

1) Kemampuan Merespon 2) Kecermatan Pelayan

3) Ketepatan Waktu Pelayanan

Dalam proses pelayanan e-KTP di Kantor Dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Enrekang jumlah maksimal rata-rata masyarakat yang datang untuk melakukan pelayanan sebanyak 50 orang, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak RM, sebagai berikut:

kalau ditanya jumlah masyarakat yang datang untuk dilayani di kantor ini paling banyak itu 50 orang dalam sehari, itupun biasanya pada hari senin dan kamis yang paling banyak karena kebetulan pada hari senin dan kami situ hari pasar jadi banyak masyarakat dari desa yang jauh datang mengurus dokumen kependudukannya” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020).

1. Kemampuan Merespon

Kemampuan merespon diartikan sebagai kemampuan pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang dalam merespon/menjawab/menanggapi kebutuhan atau kepentingan administrasi khususnya e-KTP yang diajukan oleh masyarakat. Dalam melihat kemampuan merespon Pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang ada penilaian yang disusun oleh

(49)

peneliti yaitu sikap pelayan dalam mengahadapi masyarakat yang memiliki karakter, usia dan latar belakang yang berbeda, usaha yang dilakukan pegawai dalam memuaskan masyarakat.

Berikut adalah hasil wawancara bersama Bapak HS selaku kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang mengenai kemampuan merespon pegawai:

“kalau menurut saya kemampuan merespon itu diukur dari seberapa mampu penyedia layanan memberikan hak masyarakat dalam hal ini kebutuhan identitas kependudukan (KTP) dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya sehingga mencapai kepuasan masyarakat”(Hasil wawancara, Tanggal 23 Maret 2020). Menurut hasil wawancara di atas dapat diketahui menurut bapak HS yang menjadi kunci kemampuan merespon pegawai adalah ketika pegawai mampu memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat dalam membuat e-KTP sehingga masyarakat merasa senang dan menciptakan kepuasan masyarakat.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu SW selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang bagian perekaman, terkait kemampuan merespon, yaitu:

”Pelayanan (Kepada Masyarakat) sangat penting bagi kami karena kita disini petugas untuk melayani masyarakat apalagi dokumen yang diperlukan untuk pelayanan berbagai dokumen seperti KTP, Paspor, dll. Jadi sekarang kita membantu masyarakat dan senantiasa harus siap” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April, 2020).

Dari hasil wawancara tersebut dapat dimaknai bahwa bagi setiap pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang melayani seluruh kebutuhan masyarakat menjadi sangat penting. Dalam melayani masyarakat, menurut ibu SW selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang

(50)

bagian percetakan, mereka berusaha untuk memberikan respon dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh narasumber berikut:

Dalam masalah merespon, tergantung dari masalah masyarakat, kita dengarkan dulu apa permasalahan yang masyarakat alami, kemudian kami kasih solusi, kalau memang kita bisa selesaikan maka kami akan selesaikan, tapi kalau memang tidak bisa kita selesaikan, kita arahkan seperti misalnya jika data atau salah satu berkasnya berada ditempat lain maka kita harus melakukan (pengurusan) pindah penduduk dulu. Kami akan usahakan yang terbaik untuk masyarakat agar kebutuhan masyarakat bisa selesaikan” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020).

Dari hasil wawancara di atas dalam merespon kebutuhan masyarakat diperlukan untuk lebih banyak mendengarkan apa yang menjadi kendala masyarakat dalam pelayanan e-KTP setelah mengetahui permasalahannya maka langkah selanjutnya adalah memberikan solusi-solusi yang terbaik untuk menghadapi masalah tersebut sehingga masalah yang dihadapi oleh masyarakat akan lebih cepat terselesaikan.

Sejalan yang dikatakan oleh bapak RM selaku pegawai Kantor Dinas dan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang bagian perekaman yang mengatakan bahwa:

“Saya menghadapinya cara salah satunya agar biar tidak terjadi seperti itu kita ajak berbicara, mungkin saya lebih suka kalau saya di ajak berbicara, di ajak bertanaya apa yang mungkin kurang apa yang mungkin bisa saya perbaiki apa yang mungkin ada sesuatu yang menganjal, apa keluhanya karena biasanya kalau orang yang bkin e-KTP kalau memang dia bermasalah biasanya saya ajak bicara” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020)

Dari hasil wawancara dengan bapak RM dapat diketahui bahwa kunci dari kemampuan merespon adalah komunikasi yang baik dengan masyarakat, dengan melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat maka kekurangan-kekurangan yang ada bisa diperbaiki dan menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah masyarakat.

(51)

Selain melayani masyarakat biasa, pegawai juga berkewajiban untuk melayani masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus. Untuk melayani masyarakat berkebutuhan khusus maka diperlukan kesabaran tinggi. Seperti hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak RM selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang bagian perekaman, yaitu:

“Bagaimanapun dia juga warga Negara Indonesia, saya layani yang pertama dengan ketulusan hati, pelan-pelan apalagi dia orangnyakan sudah tua mungkin dia ada kurang pendengaran atau bagaimana jadinya saya lebih berhati-hati apalagi dengan yang sudah usia lanjut umur sudah tua. Kalau dia bermasalah di penglihatan kami tetap merekam tapi dia punya pendamping sedangkan kalau dia bermasalah di pendengaran saya biasa tulis baru saya kasih liat dan biasa juga dia juga punya pendamping” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020).

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa untuk melayani masyarakat berkebutuhan khusus maka perlulah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sebagai pegawai harus lebih bisa membaca situasi dan menyesuaikan sesuai kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak RM selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang bagian perekaman, yaitu:

“Kalau untuk masyarakat yang cacat misalnya cacat fisik seperti tangan dan kaki itu biasanya tidak di rekam cuman bagian matanya saja karena mungkin kategorinya tidak usah direkam cuman intinya dia punya indetitas asli warga Negara Indonesia dan tercatat sebagai warga Negara Indonesia(Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020).

Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa untuk melayani setiap masyarakat khususnya melayani masyarakat berkebutuhan khusus maka ada dari prosedur yang disederhanakan seperti tidak perlu melakukan perekaman sidik jari bila cacat tangan. Pegawai berkewajiban

(52)

mendampingi masyarakat hingga proses percetakan e-KTP sehingga masyarakat merasa nyaman.

Dalam merespon kebutuhan masyarakat, seringkali petugas menghadapi kendala dan masalah terkait dokumen masyarakat sehingga dapat menimbulkan perubahan sikap yang tunjukan oleh masyarakat seperti lebih emosional. Dalam menghadapi situasi tersebut, sebagai pegawai yang melayani masyarakat, haruslah tetap memberikan respon yang terbaik untuk masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh ibu SW selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, yaitu:

banyak masyarakat yang arogan seperti lempar berkas atau memukul meja”

“untuk menghadapinya kami kasih tau saja untuk tetap bersabar dalam menyelesaikan berkas terlebih dahulu karena tidak semua masalah yang masyarakat hadapi bisa diselesiakan disini kita memberitahu apa masalahnya dan cara penyelesainya” (Hasil wawancara, Tanggal 9 April 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai pegawai mereka tetap memberikan respon terbaik meskipun sikap yang ditunjukan masyarakat tidak kondusif dan cenderung emosional.

Sejalan dengan pernyataan dari pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, hal ini dibenarkan oleh DS selaku masyarakat penerima layanan pada kantor tersebut. Berikut hasil wawancara dengan ibu DS, yang menyatakan bahwa:

“Pelayanan sudah cukup baik, sebagai masyarakat yang baru membuat e-KTP saya cukup dibantu dalam mengumpulkan berkas, Pegawai menyebutkan apa saja berkas yang perlu saya

(53)

kumpulkan dan proses yang akan saya jalani selama pembuatan e-KTP saya” (Hasil wawancara, Tanggal 23 Mei 2020).

Menurut hasil wawancara di atas sebagai masyarakat yang dilayani oleh pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang sudah cukup puas karena seluruh prosedur dan proses pelayanan yang ada untuk membuat e-KTP dijelaskan dengan baik.

Namun menurut Informan bapak MN selaku masyarakat Kabupaten Enrekang yang dilayani oleh petugas, walaupun pelayanan yang diberikan sudah dapat dikatakan baik, masih ada kekurangan dari respon yang diberikan oleh beberapa oknum petugas. Menurut MN, biasanya pelayanan yang diberikan beberapa pegawai sudah cukup baik, namun dibeberapa kesempatan respon yang diberikan oleh beberapa oknum pegawai kurang responsif:

Yah pelayanannya biasanya baik, hanya saja biasanya ada beberapa oknum pegawai itu kalau melayani kadang sesuai suasana hatinya, paling rentan kalau siang hari biasanya beberapa oknum sudah tidak bagus responnya. Saat melayani juga beberapa oknum oknum tersebut jarang sekali yang menyambut dengan salam. Kemudian kadangkala oknum tersebut melayani sambil bermain ponsel sehingga KTP saya pernah salah Tahun. Namun daripada itu pelayanannya sudah cukup baik” (Hasil wawancara, Tanggal 28 Mei 2020).

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kekurangan pegawai dari memberikan respon adalah masih ada oknum pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang memberikan respon sesuai dengan suasana hatinya. Dimana dijelaskan pada wawancara tersebut cara melayani oknum pegawai terkadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada pagi hari biasanya respon yang diberikan oleh

(54)

oknum pegawai jauh lebih baik dibandingkan pada saat siang hari yang biasanya oknum pegawai menjadi lebih sensitif.

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa pegawai juga kurang responsif terhadap masyarakat dengan contoh tidak ramah kepada masyarakat sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak IR selaku masyarakat Kabupaten Enrekang, sebagai berikut:

“Menurut saya sih tidak (ramah) karena pegawai tidak pernah menyambut saya tentang apa yang saya perlukan. Pada saat saya datang pertama kali. Tidak memberikan sapa salam karena pada saat saya ingin memasukan berkas saya dia suruh saja simpan berkas dimeja tanpa memberikan perhatian kepada saya. Saya kumpul berkas dimeja dan dia tidak memeriksa apakah berkas saya itu sudah lengkap atau tidak dan hanya menyuruh menaruh saja ketempat yang dia tunjukkan. Tapi setelah pengumpulan berkas ke tempat perekaman sudah mulai baik terutama bagian perekaman” (Hasil wawancara, Tanggal 21 April 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di katakan bahwa respon pelayanan yang diberikan oleh oknum pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang tidak ramah dan terkadang sesuai dengan kondisi dan situasi padahal dalam melayani masyarakat terutama dalam memberikan respon, seharusnya pegawai memberikan respon baik dan ramah seperti memberikan senyum, sapa dan salam dan memberikan perhatian penuh terhadap masyarakat hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan Zeithaml dalam Hardiyansyah (2018) responsivitas pelayanan publik merupakan sebuah pertanggungjawaban atas mutu pelayanan yang diberikan, maka seharusnya dalam melayani masyarakat sebagai administrator (pemberi layanan) seharusnya memberikan layanan sebaik-baiknya tanpa mengenal kondisi dan situasi

(55)

karena kegiatan pelayanan publik merupakan sebuah tanggungjawabnya selaku administrator.

Dari hasil penelitian mengenai kemampuan merespon diketahui bahwa kemampuan merespon pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Sipil Kabupaten Enrekang belum maksimal hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya keluhan tentang respon pegawai yang tidak ramah dan tidak perhatian dalam memberikan pelayanan.

2. Kecermatan Pelayan

Kecermatan pelayan dinilai dari produk yang dihasilkan oleh petugas yaitu e-KTP apakah telah sesuai dengan standar atau tidak. Kecermatan diartikan sebagai daya ketelitian seorang petugas dalam melaksanakan tugasnya, melihat seberapa banyak perhatian yang diberikan oleh seorang petugas membuat sebuah produk e-KTP, serta melihat hasil produk e-KTP apakah mampu memuaskan masyarakat dan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

Contoh kasus yang pernah terjadi pada pengurusan e-KTP yang dialami oleh masyarakat adalah Seperti yang dirasakan oleh bapak MN selaku masyarakat Kabupaten Enrekang, yang mengatakan e-KTPnya sempat salah tahun lahir. Hal ini disampaikan MN pada saat kegiatan wawancara, sebagai berikut:

“Pernah salah pada saat itu tahun kelahiran salah tertulis di ktp 1992 dan asli tahun kelahiran saya 1996 untungnya pada saat itu saya memperhatikannya dan saya ganti tahunya die-ktp saya sesuai dengan tahun kelahiran saya. Kata petugas yang melayani saya berkas saya mirip dengan yang dilayani sebelumnya bulan lahirnya sama jadi beliau teringat terus dengan tahun sebelumnya dan tidak sengaja menuliskan tahun yang salah” (Hasil wawancara, Tanggal 28 Mei 2020).

(56)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pegawai kurang cermat dalam penulisan indetitas karena penulisan tahun kelahiran tidak sesuai dengan tahun kelahiran pemiliknya.

Sedangkan menurut ibu DS selaku masyarakat Kabupaten Enrekang, pelayanan yang diberikan oleh petugas Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang telah cermat. Seperti yang diungkapkannya pada saat Wawancara sebagai berikut:

“Cukup cermat, Karena KTP saya tidak ada salah data apapun dan kalau saya lihat berkas yang saya berikan cukup diperhatikan secara seksama” (Hasil Wawancara, Tanggal 23 Mei 2020).’ Berdasarkan hasil wawancara di atas kecermatan pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang sudah optimal karena data yang ada didalam e-KTP DS tidak ada yang salah.

Sejalan dengan pendapat DS, menurut IR dalam e-KTP yang dibuat oleh pegawai tidak ada satupun data yang salah meskipun seluruh dokumennya hanya diperiksa sekali, adapun hasil wawancara bersama IR, sebagai berikut:

“Untunglah tidak ada data (e-KTP) saya yang salah. Pemeriksaan data saya hanya sekali dan langsung diletakkan saja dimeja seperti yang saya katakana tadi” (Hasil wawancara 21 April 2020).

Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, Menurut bapak RM selaku pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang, dalam masalah kecermatan pelayanan memang diakui masih ada yang terjadi seperti hasil wawancara berikut ini:

“Kalau buat salahnya tidak banyak sih kalau saya sendiri kesalahan itu ada sekitar satu dua orang biasanya itu yang datanya tertukar karena biasanya namanya mirip dan tanggal lahir sama dan tahunnya sama. Buat kami itu semua manusia lakukan punya kesalahan masing-masing setidaknya kalau

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah jenis kelamin pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil      Kabupaten Enrekang 35
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian diatas artinya bahwa setiap karyawan mau bekerja untuk mencapai target dengan baik di perusahaan asalkan adanya pemberian motivasi positif yang sesuai dengan apa

Laporan Tahunan Nasional PUS ini disusun oleh Pengurus Forum Koordinasi Nasional Pendidikan Untuk Semua (PUS), yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menkokesra RI Nomor

Program waqaf sahabat-sahabat Qatar pada Ramadhan 1437 yang lalu telah pun disalurkan untuk pembinaan bangunan kelas di kompleks pelajar-pelajar perempuan Maahad Imam Syafi’e Kg

Data hasil dari kuesioner yang diperoleh dengan wawancara langsung pada customer, kemudian diolah dan dirangkum untuk dijadikan dasar dalam membuat Permintaan

74 Tahun 2001 yang menetapkan bahwa suatu zat/senyawa/bahan kimia dengan nilai LD 50 lebih besar dari 15.000 mg/kg bobot badan hewan uji, maka dikategorikan sebagai

Penyelesaian program nonlinier fuzzy adalah dengan menyelesaikan program nonlinier konvensional ekivalen yang selanjutnya diselesaikan dengan menggunakan algoritma

Dari segmentasi ditemukan tiga bunyi yang konvergen, yaitu bunyi lateral [l] pada posisi onset, vokal tinggi depan tidak bulat [i] pada posisi nukleus dan velar nasal [ŋ]

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam penelitian ini terbukti adanya hubungan positif antara work engagement dan psychological capital pada