• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH LAPORAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH LAPORAN MAGANG"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH

LAPORAN MAGANG

INDARNOTO KUNTO WIJOYO 0906643805

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK 2013

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

INDARNOTO KUNTO WIJOYO 0906643805

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK 2013

(3)
(4)

Nama Mahasiswa : Indarnoto Kunto Wijoyo Nomor Pokok Mahasiswa : 0906643805

Judul Laporan Akhir Magang : Prosedur audit atas pendapatan dan piutang PT SH

Tanggal : 11 Juli 2013

Pembimbing Magang : Edward Tanujaya S.E., M.Sc

TTD

(5)
(6)

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Prosedur Audit atas Akun Pendapatan dan Piutang PT SH”. Judul ini dipilih karena penulis melihat sebuah masalah mengenai mekanisme pengakuan pendapatan dan masalah terkait piutang. Akun pendapatan dan piutang menjadi sangat penting selama proses audit ini karena proses audit ini menjadi faktor yang menetukan atas pembelian kepemilikan yang dilakukan oleh perusahaan asal korea. Penulisan laporan magang ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa banyak pihak telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pak Edward Tanujaya selaku pembimbing, yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran selama untuk membimbing penulis dalam menyusun laporan magang ini.

2. Pak Handowo Dippo dan Ibu Dian Nastiti selaku penguji sidang yang telah memberi masukan untuk laporan magang ini.

3. Ibu Wasilah selaku selaku Pembimbing Akademis, yang telah memberikan perhatiannya selama saya berkuliah di FEUI.

4. KAP XYZ terutama kepada partner pak Razikun, pak Tarkosunaryo dan pak Adi yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti program magang selama 4 bulan.

5. Kedua orang tua penulis tersayang, Sardjani dan Nani Saniyah yang tiada lelah memberikan kasih sayang, do’a, dan dukungan baik moral maupun materi; serta kedua saudara penulis Nikholas Akbar Wijoyo dan Indartono Sosro Wijoyo.

6. Untuk senior-senior auditor di KAP XYZ, terutama bang Adhyn dan bang Gifar yang telah membantu saya dalam mengerjakan laporan magang.

(7)

7. Teman-teman yang memberikan semangatnya kepada saya dalam mengerjakan laporan magang ini.

Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang tak terhingga

Depok, 11 Juli 2013

(8)
(9)

ABSTRAK

Nama : Indarnoto Kunto Wijoyo Program Studi : Akuntansi

Judul : Prosedur audit atas akun pendapatan dan piutang PT SH

Laporan magang ini membahas mengenai prosedur audit atas akun pendapatan dan piutang untuk dua divisi PT SH. Pembahasan dimulai dari pemahaman siklus pendapatan PT SH, penilaian dan pengujian pengendalian internal, dan pengujian substantif atas akun pendapatan dan piutang. Kemudian, dibahas pula permasalahan yang terdapat pada siklus pendapatan dan solusi yang diberikan oleh auditor. Laporan magang ini menyimpulkan terdapat permasalahan terkait dengan kesalahan pengakuan pendapatan atas divisi perawatan PT SH, tetapi permasalahan dapat diselesaikan dengan dilakukannya penyesuaian atas nilai salah saji tersebut.

Kata Kunci :

Pengujian pengendalian internal, pengujian substantif, pengendalian internal, siklus pendapatan

(10)

Name : Indarnoto Kunto Wijoyo Study Program : Accounting

Tittle : Audit Procedure Revenue and Receivable of PT SH

This internship report discusses audit procedure for revenue and receivable from two divisions of PT SH. The discussions start with understanding the revenue cycles of PT SH, assessment and test of internal control, and test of substantive for revenue and receivables. This report also discusses the problem in revenue cycles and the solutions offered by the auditor. This report concludes that there are problem in revenue recognition in maintenance division PT SH, but this problem can be solved by adjustment.

Keywords:

(11)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIIR MAGANG ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

1. PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Program Magang dan Topik laporan magang... . 1

1.1.1 Latar Belakang Program Magang... 1

1.1.2 Latar Belakang Topik Laporan Magang... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang... 2

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang... 2

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang... ... 2

1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang... 2

1.6 Sistematika Penulisan... 3 2. LANDASAN TEORI... 4 2.1 Pendapatan... ... 4 2.1.1 Pengertian Pendapatan... 4 2.1.2 Pengakuan Pendapatan... 4 2.1.3 Pengukuran Pendapatan... 6 2.2 Piutang... ... 6 2.2.1 Pengertian Piutang... ... 6 2.2.2 Pengakuan Piutang... ... 7 2.2.3 Pengukuran Piutang... ... 7 2.3 Audit... ... 7 2.3.1 Pengertian Audit... 7 2.3.2 Tujuan Audit... ... 9 2.3.3 Proses Audit... ... 12 2.3.4 Bukti Audit... ... 16

2.3.5 Proses Audit Siklus Pendapatan... . 18

2.3.6 Proses Audit Siklus Piutang... ... 21

3. PROFIL PERUSAHAAN... 24

3.1 Profil KAP RTS... . 24

(12)

4.1.1 Memahami proses bisnis untuk akun pendapatan dan akun

piutang... 27

4.1.2 Penilaian dan pengujian pengendalian utama dari siklus pendapatan PT SH... 38

4.1.3 Pengujian substantif atas akun pendapatan PT SH... 40

4.1.4 Prosedur analisis atas akun pendapatan PT SH... 44

4.2 Proses Audit Akun Piutang pada PT SH... 46

4.2.1 Menenetukan materialitas dan penetapan sampel... 47

4.2.2 Tes substantif... 48

4.3 Analisis... 52

4.3.1 Analisis pengakuan pendapatan PT SH ... 52

4.3.2 Analisis siklus pendapatan PT SH... 53

4.3.3 Analisis perbandingan prosedur audit pendapatan yang dilakukan auditor dengan teori audit... 54

4.3.4 Analisis perbandingan prosedur audit atas piutang yang dilakukan dengan teori audit... 55

4.3.5 Analisis tahap penyelesaian... 57

5. KESIMPULAN DAN SARAN... 58

5.1 Kesimpulan……….…... 58

5.2 Saran……….. 58

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 – Flowchart penjualan sparepart (1)... 28

Gambar 4.2 – Flowchart penjualan sparepart (2)... 30

Gambar 4.3 – Flowchart jasa perawatan (1) ... 31

Gambar 4.4 – Flowchart jasa perawatan (2) ... 33

Gambar 4.5 – Flowchart jasa instalasi (1) ... 35

Gambar 4.6 – Flowchart jasa instalasi (2) ... 37

(14)

Tabel 4.1 Pengujian keakuratan detail pendapatan... 42

Tabel 4.2 Pengujian pisah batas sebelum tutup buku... 43

Tabel 4.3 Pengujian pisah batas sesudah tutup buku………. … 43

Tabel 4.4 Prosedur analisis movement antar tahun…….…..…... 45

Tabel 4.5 Jumlah dan nilai dari sampel piutang………... 48

Tabel 4.6 Prosedur analisis perbandingan tahun... 49

Tabel 4.7 Prosedur analisis perbandingan proporsi pendapatan... 49

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Konfirmasi Piutang... 61 Lampiran 2 Kontrol Konfirmasi Piutang... 62 Lampiran 3 Kontrol Subsequent Piutang... 63

(16)

1.1 Latar Belakang Program Magang dan Topik Laporan Magang 1.1.1 Latar Belakang Program Magang

Globalisasi telah membuat dunia seperti tanpa batas. Dunia tanpa batas ini meningkatkan kompetisi antar negara. Salah satu bidang yang mengalami peningkatan kompetisi, yaitu ekonomi dan bisnis. Untuk menjawab tantangan globalisasi tersebut, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sebagai instansi yang menghasilkan sumber daya manusia terbaik, membuat alternatif tugas akhir mahasiswa FEUI yaitu program magang.

Program Magang di FEUI ditujukan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan kredit minimal 120 SKS dan memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75. Program magang didesain untuk memberikan pemahaman dan pengalaman yang komprehensif bagi mahasiswa untuk siap menghadapi dunia kerja. Program magang ini juga memberikan mahasiswa kesempatan untuk mempraktikkan ilmu selama di bangku perkuliahan. Dengan mempraktikkan ilmu secara langsung, mahasiswa FEUI diharapkan dapat lebih memahami teori dan mengembangkan teori tersebut dengan kondisi saat ini. Selain itu, program magang juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan

soft skill selama magang, seperti kemampuan berkomunikasi, kedisiplinan, dan

soft skill lainnya.

1.1.2 Latar Belakang Topik Laporan Magang

Salah satu klien dari KAP XYZ adalah PT SH. Perusahaan ini merupakan perusahaan dagang yang menjual sparepart, jasa instalasi, dan perawatan elevator dan escalator. PT SH diaudit untuk menentukan harga saham yang akan digunakan dalam proses pembelian kepemilikan PT SH oleh perusahaan Korea AB Co. Ltd.

Dalam proses audit di PT SH, siklus pendapatan menjadi salah satu prioritas utama karena sangat menentukan harga saham. Ketika mengikuti proses audit untuk siklus pendapatan, auditor menemukan beberapa permasalahan terkait

(17)

mekanisme pengakuan pendapatan PT SH dan piutang. Kedua masalah tersebut berpotensi untuk merugikan perusahaan yang akan membeli saham PT SH. Oleh karena itu, dari laporan magang ini mengangkat topik prosedur audit atas akun pendapatan dan piutang pada PT SH.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan Magang Tujuan dan manfaat pembuatan laporan magang ini:

 Menjelaskan prosedur audit atas pendapatan dan piutang untuk PT SH.

 Menjelaskan kesesuaian siklus pendapatan terutama untuk akun pendapatan dan piutang dengan standar yang ada.

 Untuk mahasiswa, laporan magang ini bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana proses audit untuk pendapatan dan piutang.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Program magang dilakukan di KAP XYZ. Program magang dijalankan selama 4 bulan yang dimulai 7 Januari sampai dengan 7 Mei 2013.

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang

Selama program magang di KAP XYZ, auditor berkesempatan untuk mengaudit 5 klien, dimana PT SH merupakan klien ke-5 auditor. PT SH adalah perusahaan yang menjual sparepart, jasa instalasi, dan perawatan elevator dan

escalator. Di perusahaan ini, auditor mendapatkan tugas untuk mengaudit

beberapa akun, seperti prepaid expense dan accrued expense. Auditor juga mendapatkan tugas untuk membantu mengaudit akun piutang, dan melakukan

vouching.

1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang

Ruang lingkup dari laporan magang ini adalah menjelaskan prosedur audit atas akun pendapatan dan piutang PT SH, penilaian auditor mengenai masalah pengakuan pendapatan PT SH, dan permasalah pituang yang terjadi di PT SH.

(18)

1.6 Sistematika Penulisan

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini menceritakan mengenai latar belakang program magang dan topik magang, tujuan dan manfaat dari laporan magang, penjelasan singkat mengenai aktivitas magang, serta ruang lingkup dan rumusan masalah.

Bab 2: Landasan Teori

Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan untuk pembahasan. Terdapat beberapa referensi yang digunakan dalam landasan teori ini, yaitu prosedur audit, PSAK 23 (Revisi 2010), dan beberapa referensi yang relevan.

Bab 3: Profil Perusahaan Klien dan Tempat Magang

Bab ini berisi mengenai profil, aktivitas, dan informasi lain yang berhubungan dengan KAP XYZ dan PT SH.

Bab 4: Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai prosedur audit atas pendapatan dan piutang PT SH, permasalahan dari siklus pendapatan PT SH, dan analisis terkait pemasalahan dari PT SH.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir laporan magang ini berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan masalah dab saran untuk klien terkait permasalahan yang ditemukan dalam laporan magang ini.

(19)

4

Universitas Indonesia LANDASAN TEORI

2.1 Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Menurut PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan hanya meliputi atas arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang ditujukan kepada entitas. Arus masuk yang ditujukan untuk pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang ditujukan ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan. Termasuk juga hubungan keagenan yang berupa arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas nama prinsipal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas, bukan merupakan pendapatan. Komisi dari hubungan keagenan tersebut yang dapat diakui sebagai pendapatan.

2.1.2 Pengakuan Pendapatan

Menurut PSAK 23 (revisi 2010), pengakuan pendapatan atas penjualan barang yang baru dapat diakui apabila entitas memenuhi beberapa kondisi:

1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. Dalam praktiknya, perpindahan risiko dan manfaat kepemilikan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap perusahaan. Contohnya, perusahaan dapat mengakui pendapatan pada saat barang keluar dari gudang dan perusahaan dapat juga mengakui pendapatan pada saat barang telah sampai kepada konsumen.

2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

(20)

3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Maksudnya adalah pendapatan dapat diketahui berapa nilainya sehingga nilai tersebut dapat dijadikan sebagai nilai pendapatan.

4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut; dan

5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.

Kemudian, pengakuan pendapatan atas penjualan jasa diakui berdasarkan tingkat penyelesaian apabila hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas.

3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan

4. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010), tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode yang meliputi:

1. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan

2. Jasa yang telah dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus dilakuan; atau

3. Proporsi biaya yang timbul hingga tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut.

Kemudian, menurut Kieso, et al (2009:1067), pengakuan pendapatan terjadi ketika pendapatan itu sudah terealisasi (realized), cukup pasti akan segera terealisasi (realizable) atau pendapatan tersebut sudah dapat diperoleh (earned).

a. Pendapatan telah terealisasi (realized) ketika telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas.

(21)

Universitas Indonesia b. Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terealisasi (realizable) ketika barang penukar yang diterima dapat dengan mudah dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti. c. Pendapatan dapat dikatakan telah diperoleh ketika kegiatan

menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga entitas berhak untuk mengakui pendapatannya.

2.1.3 Pengukuran Pendapatan

Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan uang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi diskon dagang dan rabat yang diperbolehkan oleh entitas. Pada umumnya, bentuk dari imbalan adalah kas dan setara kas.

2.2 Piutang

2.2.1 Pengertian Piutang

Menurut Kieso, et al (2009:369) piutang adalah klaim kepada pelanggan atas uang, barang, atau jasa. Piutang atas uang biasanya terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa dalam bentuk kredit. Piutang dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu tertagihnya piutang. Piutang yang diharapkan dapat tertagih dalam kurun waktu setahun atau dalam kurun waktu satu tahun buku diklasifikasikan ke dalam piutang lancar dan selain piutang lancar diklasifikasikan ke dalam piutang tidak lancar. Piutang juga dapat diklasifikasikan menjadi piutang dagang (trade receivables) dan piutang lain-lain. Piutang dagang adalah piutang yang terjadi dari aktivitas utama penjualan barang dan jasa. Terdapat dua jenis piutang dagang (trade receivables), yaitu:

1. Account receivables adalah piutang dengan bentuk perjanjian lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang dijual.

2. Notes receivables adalah piutang dengan bentuk perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal yang telah ditentukan.

(22)

Piutang lain-lain terjadi dari berbagai aktivitas transaksi, seperti advances pegawai, piutang dividen dan bunga, dan sebagainya.

2.2.2 Pengakuan Piutang

Pengakuan jumlah piutang berdasarkan Kieso et al (2009:370), sesuai dengan harga pertukaran (exchange price) antara kedua belah pihak. Terdapat dua faktor yang memengaruhi harga pertukaran (exchange price), di antaranya:

a. Trade Discounts adalah potongan harga yang diberikan pada saat penjualan. Potongan harga tersebut tidak dibukukan dan dianggap sebagai piutang.

b. Cash Discounts adalah potongan harga yang diberikan kepada pembeli apabila pembeli dapat membayar sesuai periode diskon yang telah ditentukan.

2.2.3 Pengukuran Piutang

Menurut Kieso et al (2009:372), perusahaan menyajikan dan melaporkan jumlah piutang pada nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), yaitu nilai piutang yang telah dikurangi dengan piutang yang tak tertagih dan berbagai retur penjualan.

Terdapat dua metode dalam mencatat piutang yang tak tertagih. Metode yang pertama adalah metode direct write-off, yaitu metode dimana perusahaan tidak akan menjurnal penyisihan piutang tidak tertagih sampai ada jumlah yang dinyatakan tidak tertagih. Metode yang kedua adalah metode allowance, yaitu metode dimana perusahaan memperkirakan jumlah piutang yang tak dapat tertagih baik menggunakan persentase penjualan maupun menggunakan persentase jumlah piutang. Di dalam metode ini, estimasi tersebut sudah dibebankan di awal dan terdapat akun baru di neraca yang merupakan kontra akun dari piutang sehingga mengurangi jumlah piutang.

2.3 Audit

2.3.1 Pengertian Audit

Menurut Elder et al. (2009:4), definisi audit adalah akumulasi dan evaluasi dari bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat

(23)

Universitas Indonesia kesesuaian antara informasi tersebut dengan suatu kriteria yang telah dibuat. Pengauditan hanya dapat dilakukan oleh seorang yang profesional, kompeten dan independen. Berdasarkan definisi yang diterangkan di atas, terdapat beberapa kata kunci, yaitu:

1. Informasi and kriteria yang telah ditentukan

Dalam melakukan audit, diperlukan informasi serta membuat kriteria yang telah ditentukan untuk mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi informasi berbeda-beda tergantung pada jenis informasi yang diaudit. Contohnya terdapat perbedaan kriteria yang digunakan dalam mengaudit laporan keuangan dan mengaudit pengendalian internal. Dalam mengaudit laporan keuangan, kriteria yang digunakan adalah Generaly Accepted Accounting Principles (GAAP), sedangkan dalam audit pengendalian internal, kriteria yang digunakan adalah Committee of Sponsoring Organization of the Treadway

Commission (COSO).

2. Mengakumulasi dan mengevaluasi bukti audit

Bukti audit adalah segala informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang dibuat.

3. Kompetensi dan independensi

Auditor harus memiliki kompetensi yang baik di bidangnya sehingga auditor dapat memahami proses audit yang dijalankan, memahami kriteria audit yang digunakan dan mengumpulkan bukti-bukti audit. Independensi juga penting bagi seorang auditor. Auditor yang independen adalah seorang auditor dapat dipercaya oleh para pengguna laporan keuangan dan

stakeholder perusahaan.

4. Pelaporan

Di tahap pelaporan, auditor harus mengeluarkan sebuah laporan audit yang laporan keuangan beserta opini audit.

(24)

2.3.2 Tujuan Audit

Menurut PSA 02 (SA 110), tujuan dari audit laporan keuangan oleh auditor independen adalah mengeluarkan opini mengenai kewajaran atas posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas dalam semua hal yang bersifat material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (dalam Elder et al. 2009:80). Berdasarkan tujuan audit, tugas akhir bagi seorang auditor adalah mengeluarkan opini. Opini yang menyatakan keyakinan terhadap laporan keuangan mengenai laporan keuangan yang bebas dari salah saji material dan kecurangan. Menurut Elder et al (2009:93), tujuan audit terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya:

1. Tujuan audit terkait dengan transaksi a. Occurrence

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dicatat dalam suatu periode akuntansi benar-benar terjadi.

b. Completeness

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi selama periode akuntansi telah tercatat.

c. Accuracy

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama periode akuntansi telah dicatat dengan nilai yang akurat.

d. Posting and Summarization

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama periode akuntanasi yang dicatat pada jurnal telah di-posting ke

general ledger dan subsidiary ledger. e. Classification

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama periode akuntansi telah dicatat pada akun yang sesuai.

f. Timing

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama periode akuntansi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat, sehingga tidak terjadi transaksi-transaksi pada periode akuntansi sebelumnya dicatat ke dalam periode akuntansi sekarang, begitu juga

(25)

Universitas Indonesia transaksi-transaksi periode akuntansi sekarang dicatat ke dalam periode akuntansi berikutnya.

2. Tujuan audit terkait dengan saldo a. Existence

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir periode akuntansi benar-benar ada.

b. Completeness

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir periode akuntansi mencerminkan nilai saldo atas semua transaksi yang berkaitan dengan saldo tersebut.

c. Accuracy

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo pada akhir periode akuntansi telah dicatat dengan nilai yang akurat.

d. Classification

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi pada akhir periode akuntansi telah diklasifikasikan dalam akun yang benar.

e. Cutoff

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang terjadi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat.

f. Detail Tie-In

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo yang terdapat pada akhir periode akuntansi telah didukung oleh dokumen. g. Realizable Value

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saldo akun pada akhir periode akuntansi telah merepresentasikan nilai sebenarnya. h. Rights and Obligations

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan hak atas aset dan kewajiban atas hutang dalam laporan keuangan memang benar-benar dimiliki oleh perusahaan.

Selain auditor, manajemen perusahaan juga memiliki asersi terhadap laporan keuangan. Menurut Elder et al (2009:90), asersi manajemen adalah

(26)

mengekspresikan representasi oleh manajemen mengenai kelas dari transaksi, akun-akun dan pengungkapan di dalam laporan keuangan. Asersi manajemen merupakan bentuk penilaian dari manajemen mengenai laporan keuangan perusahaan. Asersi manajemen terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Asersi terkait dengan Transaksi a. Occurrence

Asersi ini menilai bahwa semua transaksi telah tercatat selama periode akuntansi benar terjadi.

b. Completeness

Asersi ini menilai bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat dalam laporan keuangan.

c. Accuracy

Asersi ini menilai bahwa transaksi-transaksi telah tercatat dengan jumlah yang benar.

d. Classification

Asersi ini menilai bahwa transaksi-transaksi yang tercatat telah diklasifikasi dengan benar.

e. Cutoff

Asersi ini menilai bahwa transaksi telah tercatat pada periode akuntansi yang benar.

2. Asersi terkait dengan Akun a. Existence

Asersi ini menilai bahwa aset, liabilitas, dan ekuitas di dalam laporan posisi keuangan benar keberadaannya pada pelaporan posisi keuangan. b. Completeness

Asersi menilai bahwa seluruh saldo akun yang tercatat dalam laporan keuangan sesuai fakta.

c. Valuation and allocation

Asersi menilai bahwa aset, liabilitas, dan ekuitas yang telah tercatat memiliki jumlah yang sesuai.

(27)

Universitas Indonesia Asersi ini menilai bahwa benar adanya mengenai hak atas aset dan kewajiban atas liabilitas perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan.

3. Asersi terkait dengan Presentasi dan Pengungkapan a. Occurrence, and rights and obligations

Asersi ini menilai bahwa pengungkapan kejadian memang terjadi dan menjadi hak dan kewajiban entitas tersebut.

b. Completeness

Asersi ini menilai bahwa semua pengungkapan telah disajikan di dalam laporan keuangan.

c. Accuracy and valuation.

Asersi menilai bahwa semua informasi keuangan telah diungkapkan dengan jumlah yang wajar dan sesuai.

d. Classification and understandability

Asersi ini menilai bahwa nilai dari laporan keuangan telah diklasifikasi dengan benar dan informasi dan pengungkapan relasi yang telah disajikan dapat dipahami.

Dari uraian di atas, terdapat beberapa kesamaan antara tujuan audit dengan asersi manajemen, seperti valuation dan allocation dan accuracy terkait dengan saldo akun. Oleh karena itu, dengan mengumpulkan bukti audit yang cukup dan menjalankan tujuan audit, auditor telah membantu manajemen dalam mengasersi laporan keuangan. Tujuan audit memiliki komponen penilaian yang lebih lengkap dibandingkan dengan asersi manajemen.

2.3.3 Proses Audit

Dalam mencapai tujuan audit, auditor harus mengikuti proses audit. Proses audit adalah suatu metodologi yang terdefinisikan secara jelas untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan adalah bukti yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan juga memastikan bahwa tujuan audit yang harus dipenuhi. Menurut Elder et al. (2009:99), proses audit terdiri dari 4 fase, yaitu:

(28)

Dalam audit, terdapat banyak cara dalam mengumpulkan bukti audit untuk mencapai tujuan audit. Auditor harus memperhatikan dua aspek penting dalam memilih metode yaitu bukti yang dikumpulkan haruslah bukti yang sesuai dengan tanggung jawab professional auditor dan biaya pengumpulan bukti harus diminimalkan. Terdapat pilihan antara keefektivan dan keefisienan dalam mengumpulkan bukti audit. Oleh karena itu, dalam proses audit diperlukan proses perencanaan audit agar kegiatan audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam perencanaan audit perlu diperhatikan 3 aspek, yaitu:

a. Obtain and understanding of the Entity and Its Environment

Di tahapan ini, seorang auditor harus melakukan pemahaman lingkungan industri klien agar dapat mengukur seberapa besar risiko salah saji dari laporan keuangan dan auditor juga harus paham perlakuan akuntansi yang berbeda di industri klien.

b. Understand Internal Control and Assess Control Risk

Di tahapan ini, seorang auditor harus memahami pengendalian internal klien. Kemudian, auditor harus menilai keefektivan pengendalian internal klien.

c. Assess Risk of Material Misstatement

Setelah penilaian pengendalian internal klien, auditor juga harus menilai seberapa besar risiko klien melakukan salah saji di laporan keuangan.

2. Perform Test of Controls and Substantive Test of Transactions

Di tahapan ini, seorang auditor harus melakukan pengujian terhadap pengendalian internal klien dan pengujian substantif. Pengujian internal adalah penilaian auditor terhadap tingkat keefektivan pengendalian internal klien. Pengujian substantif adalah penilaian auditor mengenai terdapat kesalahan saji yang material di laporan keuangan sesuai dengan tujuan audit yang terkait.

3. Perform Analytical Procedures and Test of Detail of Balances

Di tahapan ini, seorang auditor harus melakukan prosedur analisis dan pengujian atas detail saldo. Prosedur analisis adalah prosedur audit dengan

(29)

Universitas Indonesia melihat perubahan kinerja klien. Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan saldo dengan data lain yang relevan, misalnya seorang auditor mendapatkan kenaikan yang signifikan terhadap penjualan di bulan Juli maka auditor harus mencari data penjualan bulan Juli tahun lalu untuk memastikan kewajaran dari kenaikan di bulan Juli. Tes detail saldo adalah prosedur audit yang dimaksudkan untuk melihat kesalahan saji yang material dari laporan keuangan, misalnya mengirimkan konfirmasi kepada pemasok untuk melihat nilai hutang selanjutnya dicocokkan dengan jumlah hutang kepada pemasok tersebut.

4. Complete the Audit and Issue an Audit Report

Tahapan ini adalah tahapan terakhir dalam proses audit. Di tahapan ini, auditor harus memberikan memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh klien. Berdasarkan Pernyataan Standar Auditing (PSA) nomor 29 seksi 508 dan Standar Professional Akuntan Publik seksi 508, terdapat empat jenis opini audit, yaitu:

a. Unqualified

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal, seperti posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas sama dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, tetapi terdapat penambahan paragraf penjelasan dalam laporan auditor. Terdapat keadaan tertentu yang membuat auditor harus menambahkan paragraf penjelasan, seperti:

1. Kurang konsistennya dalam menerapkan standar akuntansi umum yang berlaku di Indonesia

Standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengisyaratkan bahwa setiap perubahan prinsip akuntansi atau aplikasi metode harus diungkapkan. Jadi auditor harus

(30)

menambahkan paragraf penjelasan yang menerangkan perubahan dari penerapan standar akuntansi tersebut.

2. Keraguan mengenai kelangsungan hidup perusahaan

Meskipun auditor tidak mengevaluasi kesehatan keuangan bisnis, auditor memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi kelangsungan hidup perusahaan sehingga auditor harus menambahkan paragraf penjelasan yang menerangkan kelangsungan hidup perusahaan.

3. Persetujuan auditor untuk tidak mengikuti prinsip akuntansi umum Berdasarkan kode etik IAPI, di dalam situasi yang tidak biasa, ketidakpatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku umum tidak dapat diberikan opini wajar dengan pengecualian dan tidak wajar. Auditor harus menyajikan kejadian tersebut dengan menambahkan paragraf penjelasan.

4. Penekanan suatu masalah

Untuk beberapa masalah, auditor harus memberikan penjelasan dalam opininya, seperti terdapat transaksi berelasi, kejadian penting yang terjadi selama periode akuntansi yang diaudit, dan lain-lain.

5. Keterlibatan auditor lain dalam pelaporan

Hal ini terjadi ketika KAP mengaudit klien yang memiliki jaringan cabang yang luas, sehingga perusahaan klien perlu melibatkan auditor dari KAP lain. KAP yang mengudit klien tersebut memiliki tiga pilihan, yaitu memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan menyebutkan auditor lain atau tidak menyebutkannya; atau memberikan opini wajar dengan pengecualian atau tidak wajar terhadap laporan keuangan klien.

c. Qualified

Pendapat Wajar dengan Pengecualian (WDP) muncul ketika auditor merasakan terbatasnya cakupan dalam mengaudit atau klien dirasakan menyimpang dari standar akuntansi yang berlaku secara umum walaupun laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

(31)

Universitas Indonesia d. Adverse

Pendapat Tidak Wajar diberikan ketika auditor merasakan bahwa terdapat salah saji yang material terhadap laporan keuangan dan tidak disajikan secara wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

e. Disclaimer

Auditor tidak memberikan pendapatnya ketika auditor tidak merasakan kepuasan mengenai penyajian laporan keuangan. Beberapa alasan mengapa auditor tidak memberikan pendapat yaitu ketika auditor menghadapi keraguan mengenai kelangsungan hidup klien atau terdapat relasi hubungan antara auditor dengan klien.

2.3.4 Bukti Audit

Berdasarkan Elder et al (2009:4), bukti audit adalah segala informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesuaian informasi yang sedang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang telah dibuat. Selama proses audit, auditor harus mengumpulkan bukti audit yang cukup untuk menentukan kewajaran dari laporan keuangan. Berdasarkan Elder et al (2009:118), terdapat delapan tipe bukti audit yang dapat digunakan auditor, yaitu:

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau penghitungan atas tangible assets oleh auditor. Pemeriksaan fisik ini biasanya digunakan sebagai bukti untuk akun persediaan, kas, dan aset tetap, tetapi juga dapat dilakukan pada akun lainnya. Dalam pemeriksaan fisik, tujuan audit yang terpenuhi adalah

existence dan completeness.

2. Konfirmasi

Konfirmasi adalah respon tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen untuk membuktikan akurasi informasi yang diminta oleh auditor. Dalam standar audit, konfirmasi memiliki dua bentuk, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalah konfirmasi dalam berbagai kondisi. Apabila auditor tidak mendapatkan respon, auditor dapat mengirim konfirmasi yang kedua atau yang ketiga.

(32)

Kemudian, konfirmasi negatif adalah konfirmasi yang diberikan pada pihak ketiga ketika informasi yang diberikan adalah salah. Karena prosedur ini tidak memiliki prosedur alternatif untuk menggantikan jenis konfirmasi ini, tingkat keandalan dari konfirmasi negatif lebih rendah dibandingkan dengan konfirmasi positif.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah inspeksi auditor atas dokumen dan pencatatan klien untuk memastikan informasi yang terdapat atau seharusnya terdapat dalam laporan keuangan. Dokumen diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang hanya dipersiapkan dan digunakan untuk organisasi klien dan tidak untuk pihak luar. Dokumen eksternal adalah dokumen yang dipersiapkan oleh pihak luar, tetapi klien memegang dokumen tersebut. 4. Prosedur analisis

Prosedur analisis adalah prosedur audit dengan membandingkan dan mencari hubungan data laporan keuangan telah sesuai dengan ekspektasi auditor. Auditing Standard Boards menyatakan bahwa prosedur analisis dibutuhkan untuk seluruh tahapan audit.

5. Inquiries of the Client

Inquiry adalah mengumpulkan informasi tertulis maupun lisan dari klien

dengan mengajukan pertanyaan. Biasanya bukti audit ini digunakan oleh auditor dalam memahami kebijakan akuntansi klien atau memahami pengendalian internal dari klien.

6. Penghitungan ulang

Penghitungan ulang adalah prosedur audit dengan memeriksa kembali penghitungan klien. Dalam perhitungan ulang, tujuan audit yang dipenuhi adalah accuracy.

7. Reperformance

Reperformance adalah pengujian atas prosedur akuntansi atau kontrol

klien, seperti pengujian atas informasi jurnal penjualan. 8. Observasi

(33)

Universitas Indonesia Observasi adalah bentuk prosedur audit yang dilakukan dengan melakukan pengamatan atas aktivitas klien. Observasi dapat dilakukan dengan melakukan pabrik tur untuk mencari informasi fasilitas klien.

2.3.5 Proses Audit Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah proses perpindahan kepemilikan produk dari produsen sampai kepada konsumen. Berdasarkan Elder et al (2009: 397), terdapat lima kelas transaksi antara lain:

1. Penjualan 2. Penerimaan kas

3. Retur penjualan dan allowances 4. Write-off atas piutang tak tertagih 5. Estimasi bad debt expense

Berdasarkan Elder et al (2009: 397), terdapat delapan fungsi bisnis, yaitu: 1. Memproses Pesanan Konsumen

Tahapan ini dimulai ketika konsumen telah memesan dengan dibuatkannya customer order. Customer order adalah permintaan formal konsumen kepada perusahaan. Customer order dapat diterima dalam bentuk telepon, surat, email, salesperson, atau dokumen biasa. Kemudian, perusahaan mencatat pesanan itu sebagai sales order. Sales order adalah dokumen yang berisikan informasi seperti halnya deskripsi barang yang dipesan, jumlah dan informasi lain. Sales order ini dipakai sebagai bukti untuk credit approval dan otorisasi pengiriman barang.

2. Pemberian Kredit

Sebelum barang dikirimkan, perlu dilakukan suatu otorisasi atas pemberian kredit untuk penjualan kredit. Dalam praktiknya, pemberian kredit dengan sistem pengendalian yang lemah dapat berdampak pada tinggi beban atas piutang tak tertagih.

3. Pengiriman Barang

Pada tahapan ini, barang dikirimkan kepada konsumen. Pengiriman barang merupakan suatu proses yang sangat penting karena biasanya perusahaan mengakui penjualan pada saat barang telah dikirimkan. Terdapat dokumen

(34)

dalam proses pengiriman barang, yaitu shipping document, dokumen yang berisi mengenai deskripsi barang, jumlah barang dan segala informasi yang relevan.

4. Penagihan konsumen dan Mencatat Pendapatan

Terdapat tiga aspek penting dalam penagihan konsumen, yaitu: a. Semua pengiriman telah dilakukan penagihan

b. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali c. Tiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang sesuai

Pada tahapan ini, penjual menyiapkan sales invoice, yaitu dokumen yang menginformasikan mengenai deskripsi, jumlah, harga, biaya kirim dan informasi relevan lain mengenai barang.

5. Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas

Tahapan ini meliputi penerimaan, penyimpanan dan pencatatan kas. Kas dapat berupa uang tunai, cek, dan dana transfer elektronik. Perusahaan harus memperhatikan proses ini karena proses ini rawan akan pencurian. Dokumen dalam proses ini adalah remittance advice, yaitu dokumen yang dikirimkan kepada konsumen, kemudian dikembalikan bersama pembayaran kas.

6. Memproses dan Mencatat Retur Penjualan

Proses ini terjadi ketika konsumen melakukan pengembalian barang. Dokumen yang terkait dengan proses ini adalah credit memo, yaitu dokumen yang menyatakan pengembalian barang dari konsumen.

7. Penghapusan atas Piutang Tak Tertagih

Proses ini dilakukan ketika perusahaan telah menentukan jumlah piutang yang tidak dapat tertagih, maka perusahaan menghapus piutang tersebut. 8. Menyiapkan Akun Beban Piutang Tak Tertagih

Akun ini muncul karena perusahaan tidak dapat menjamin keseluruhan piutang dapat tertagih sehingga mereka melakukan penyisihan dengan pencatatan atas akun beban piutang tak tertagih.

Kemudian, terdapat tahapan dalam mendesian pengujian pengendalian internal dan pengujian substantif berdasarkan Elder et al (2009: 402), yaitu:

(35)

Universitas Indonesia 1. Memahami pengendalian internal penjualan

Untuk memahami pengendalian internal dari suatu perusahaan, auditor harus melakuan pembelajaran mengenai flowchart klien, memberikan kuisioner, dan melakukan walktrough terkait siklus pendapatan.

2. Menilai Planned Control Risk Penjualan

Dalam menilai Planned Control Risk, terdapat empat tahapan penting, yaitu:

a) Auditor membutuhkan framework untuk menilai control risk

b) Auditor harus mengidentifikasi kunci dari pengendalian internal dan defisiensi penjualan

c) Menghubungkan antara kontrol dan defisiensi dengan tujuan audit d) Auditor menilai control risk dengan cara mengevaluasi tiap kontrol

dan defisiensi untuk tiap tujuan audit.

Untuk menyelesaikan empat tahapan di atas, auditor harus memeriksa aktivitas kontrol utama dari perusahaan yang di antaranya pemisahaan tanggung jawab, otorisasi, proses dokumentasi dan pencatatan yang cukup,

prenumbered document, laporan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.

3. Menentukan Tingkat Pengujian Kontrol

Setelah mengindentifikasi key internal control dan defisiensi kontrol auditor menilai control risk yang ada. Penilaian rendah terhadap control

risk akan menghasilkan peningkatan pada pengujian internal dan akan

mengurangi pengujuan substantif. 4. Mendesain Pengujian Kontrol

Untuk tiap key control, satu atau lebih dari pengujian pengedalian dapat disusun untuk menguji seberapa efektif kontrol tersebut.

Di dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan prosedur yang ada dalam tiap audit dimana bergantung pada keandalan kontrol dan hasil pengujian control yang didapat. Pengujian substantif pada penjualan menilai kesesuaian dengan tujuan audit atas transaksi, seperti penjualan tersebut benar terjadi, semua penjualan yang terjadi telah dicatat, penjualan telah benar dicatatnya, trasaksi penjualan telah dimasukkan dengan

(36)

benar ke dalam master file, penjualan telah diklasifikasi dengan benar, dan penjualan telah dicatat pada waktu yang benar.

2.3.6 Proses Audit Piutang

Menurut Elder, et al (2009:482), di dalam mendesain test of details of

balances piutang, auditor harus memenuhi delapan tujuan audit, yaitu:

1. Piutang di trial balance harus sesuai dengan master file dan total piutang di general ledger. (Detail tie-in)

2. Piutang yang tercatat benar keberadaannya. (Existence) 3. Piutang telah dicatat semuanya. (Completeness)

4. Piutang dicatat dengan akurat. (Accuracy)

5. Piutang telah diklasifikasikan dengan benar. (Classification) 6. Pemisahan periode piutang telah benar. (Cutoff)

7. Piutang disajikan pada nilai yang dapat direalisasi. (Realizable Value) 8. Klien memiliki hak atas piutang. (Rights)

Ada beberapa fase dalam mendesain test of details of balances piutang, yaitu fase yang pertama adalah mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi piutang. Risiko bisnis dapat diindentifikasi oleh auditor dengan memahami bisnis, industri klien, tujuan manajemen serta proses bisnis. Setelah itu, auditor harus menentukan tingkat salah saji dan menilai inherent risk. Auditor menentukan materialitas dari keseluruhan laporan keuangan. Kemudian materialitas tersebut dialokasi ke akun neraca, salah satunya piutang. Piutang termasuk akun neraca yang material untuk perusahaan yang menjual dengan sistem kredit. Auditor juga menilai inherent risk piutang dengan mempertimbangkan risiko bisnis dan nature dari klien. Kemudian, auditor harus menilai control risk pada siklus penjualan. Tiga aspek yang diperhatikan dalam menilai pengendalian internal adalah pengendalian yang mencegah dan mendeteksi pencurian, pengendalian atas cutoff, dan pengendalian yang berkaitan dengan jumlah piutang tak tertagih.

Fase kedua adalah mendesain dan melakukan tes pengendalian dan tes substantif atas transaksi. Tes pengendalian dilakukan untuk melihat seberapa efektif pengendalian internal klien dan tes substantif digunakan untuk menentukan kesesuaian akun piutang dengan tujuan audit.

(37)

Universitas Indonesia Fase ketiga adalah mendesain dan melakukan prosedur analisis dan pengujian details atas piutang. Biasanya prosedur analisis dilaksanakan selama setelah tanggal neraca, tetapi sebelum dilakukannya test of detail balance. Prosedur analisis dilakukan untuk keseluruhan siklus penjualan termasuk akun piutang. Prosedur analisis piutang dilakukan dengan membandingkan angka pada tahun ini dengan tahun lalu, anggaran dan tren industri. Dalam prosedur analisis piutang, auditor juga memperhatikan piutang dalam jumlah besar yang belum tertagih dalam jangka waktu yang lama, piutang pihak afiliasi, dan lain-lain. Setelah melakukan prosedur analisis, auditor harus mendesain dan melakukan pengujian details atas piutang.

Konfirmasi merupakan salah satu bentuk pengujian detail piutang yang penting. Di dalam pengujian detail piutang, auditor harus melihat kesesuaian piutang dengan tujuan audit. Dalam pengujian detail piutang, auditor harus dapat menjawab terkait dengan tujuan audit, di antaranya:

1. Apakah piutang telah dicatat ke dalam master file dan buku besar dengan benar?

2. Apakah piutang yang telah dicatat benar keberadaannya? 3. Apakah semua piutang yang ada telah dicatat semua? 4. Apakah piutang telah dicatat dengan benar?

5. Apakah piutang diklasifiasikan dengan benar?

6. Apakah piutang telah dicatat pada periode yang benar?

Dalam menjawab pertanyaan ini, biasanya auditor melakukan pengujian pisah batas (Cutoff). Pengujian ini dilakukan dengan mengambil transaksi yang berada pada sebelum tutup buku akuntansi dengan periode setelah tutup buku akuntansi klien.

7. Apakah piutang dicatat pada nilai yang dapat direalisasi. 8. Apakah benar terdapat hak klien atas piutang tersebut.

Beberapa tahapan dalam pengujian details piutang, yaitu penentuan ukuran sampel yang akan digunakan dan jumlah sampel yang akan dipilih, kemudian pengiriman konfirmasi berdasarkan sampel yang dipilih, membuat

control untuk setiap konfirmasi yang dikirim tersebut, melakukan follow up atas

(38)

analisis terhadap perbedaan atas konfirmasi dan terakhir menarik kesimpulan atas prosedur yang telah dilakukan auditor.

(39)

24

Universitas Indonesia PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil KAP XYZ

KAP XYZ adalah KAP baru yang didirikan pada tahun 2010. KAP XYZ berada di bawah naungan Grup ABC. Meskipun tergolong baru, KAP XYZ telah memiliki banyak klien yang berasal dari berbagai macam sektor di antarnya sektor industri dan jasa.

KAP XYZ menjalin kerja sama dengan salah satu firma global akuntan independen, konsultan bisnis dan penasehat hukum yang berkantor pusat di London, Inggris dan memiliki lebih dari 250 cabang yang tersebar di 105 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Asia Pasifik dan Afrika. KAP XYZ menawarkan berbagai macam jenis jasa, baik assurance maupun non assurance. Berikut jasa yang ditawarkan oleh KAP XYZ:

1. General Audit

Jasa untuk memeriksa dan memberikan opini terhadap laporan keuangan dan kewajaran laporan keuangan karena sesuai dengan PSAK atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles).

2. Internal Audit Advisory Services

Jasa ini membantu manajemen dalam membuat sistem pengendalian yang efektif, prosedur dan kebijakan pelaporan, dan membuat sistem tata kelola perusahaan. Jasa yang terkait dengan advisory meliputi: Corporate

Governance Advisory Internal Audit Advisory & Outsourcing Internal Control & Sarbanes-Oxley Advisory Sistem & Procedures Development.

3. Special Audit

Jasa untuk memverifikasi dan memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan menerapkan prosedur yang telah disepakati pada laporan keuangan. Jasa ini juga dilakukan untuk memastikan kesesuaian praktik dengan praktik akuntansi yang berlaku.

(40)

4. Review dan Compilation

Jasa review untuk menjaminan laporan keuangan dengan menyediakan review laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan menunjukkan jaminan terbatas untuk kesesuaian laporan keuangan. Jasa Kompilasi ditawarkan untuk membantu dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar profesional.

5. Jasa assurance lain-lain meliputi:

a. Menyiapkan laporan keuangan prospektif, perkiraan dan proyeksi b. Peninjauan pengendalian internal perusahaan

c. Membantu dalam studi fisibilitas

d. Menyediakan pengukuran kinerja, termasuk pembuatan benchmark e. Menganalisis laporan keuangan dan memberikan saran akuntansi f. Menyediakan jasa assurance terkait kepatuhan terhadap regulasi g. Membuat laporan khusus pada hal-hal yang ada pada laporan

keuangan

h. Menyediakan prosedur due diligence pada proses akuisisi bisnis 6. Jasa IFRS diantaranya:

a. Jasa evaluasi dampak transisi IFRS b. Due diligence IFRS

c. Jasa audit laporan keuangan IFRS d. Rekonsiliasi antara PSAK dan IFRS e. Pelatihan IFRS yang disesuaikan 3.2 Profil PT SH

PT SH adalah perusahaan dagang dan jasa yang bergerak di bidang pemasangan dan perawatan lift, escalator, mesin parkir, dan travelator. Perusahaan ini didirikan pada 30 Juni 2008. Perusahaan ini memiliki dua divisi utama, yaitu divisi instalasi dan divisi perawatan. Divisi instalasi sendiri memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemasangan lift, escalator dan lain-lainnya. Kemudian, divisi perawatan memiliki tanggung jawab untuk melakukan jasa perawatan untuk lift dan escalator.

(41)

Universitas Indonesia PT SH memiliki tiga sumber pendapatan, yaitu pendapatan jasa atas instalasi lift dan escalator yang dilakukan oleh divisi instalasi. Sumber pendapatan ini adalah pendapatan dari pengerjaan atas pemasangan lift dan

escalator. Kemudian, pendapatan jasa atas pemeliharaan lift dan escalator yang

dilakukan oleh divisi perawatan adalah pendapatan atas jasa perawatan dan juga perbaikan atas lift dan escalator.

Pendapatan atas penjualan sparepart yang berasal dari divisi perawatan adalah pendapatan yang berasal dari penjualan sparepart yang diimpor dari perusahaan korea AB Co.Ltd. Berdasarkan ketiga sumber pendapatan, pada tahun 2012 pendapatan tertinggi terjadi atas penjualan sparepart, yaitu sebesar Rp 20.047.066.457, kemudian pendapatan atas jasa instalasi sebesar Rp 14.082.935.333 dan terakhir untuk pendapatan atas pemeliharaan sebesar Rp 13.991.537.910. Profit margin untuk divisi perawatan adalah 73,86% dan divisi instalasi sebesar -58,86%. Terdapat proporsi yang sama dari ketiga sumber pendapatan dan ketiga sumber pendapatan itu di atas materialitas sehingga auditor harus memeriksa ketiga sumber pendapatan tersebut.

Perusahaan Korea AB Co. Ltd. ingin memasarkan produknya di Indonesia. Dalam memenuhi keinginannya, perusahaan tersebut melakukan joint venture dengan perusahaan yang dimiliki oleh seorang pribumi. Seiring berjalannya waktu, PT SH berkembang menjadi perusahaan yang menguntungkan. Oleh karena itu, perusahaan Korea AB Co. Ltd memutuskan untuk melakukan penambahan kepemilikan PT SH menjadi pemilik mayoritas. Karena dalam kurun waktu 1--2 tahun terakhir, divisi instalasi mengalami kerugian, maka perusahaan Korea tersebut hanya menambahkan kepemilikanya untuk divisi perawatan saja. Dalam proses penentuan harga saham untuk penambahan kepemilikan tersebut, perusahaan Korea menunjuk KAP XYZ untuk melakukan audit terhadap PT SH.

(42)

4.1 Proses Audit Akun Pendapatan pada PT SH

4.1.1 Memahami proses bisinis untuk akun pendapatan dan akun piutang PT SH PT SH memiliki tiga sumber pendapatan. Setiap sumber pendapatan memiliki siklus pendapatannya masing-masing. Berikut ini adalah siklus pendapatan dari ketiga sumber, yaitu:

1. Siklus pendapatan atas penjualan sparepart digambarkan dengan flow

chart pada gambar 4.1 dan 4.2 yang terbagi ke dalam beberapa aktivitas, yaitu:

a. Proses pemesanan sparepart

Proses pemesanan sparepart biasanya dilakukan oleh orang operasional. Pemesanan ini terjadi ketika PT SH sedang melakukan jasa instalasi dan jasa pemeliharaan. Kemudian, PT SH memberikan daftar harga sparepart yang telah dipesan kepada pelanggan melalui orang operasional.

b. Pembuatan Kontrak

Apabila pelanggan setuju dengan menandatangani daftar harga tersebut, maka PT SH membuatkan kontrak. Kontrak yang dikeluarkan oleh bagian penjualan divisi perawatan ini berisikan mengenai harga dan jumlah sparepart yang dibeli. Kontrak tersebut dibuat menjadi tiga rangkap dan diotorisasi oleh General Manager (GM). Rangkap yang pertama disimpan PT SH sebagai dokumen perusahaan, rangkap kedua diserahkan ke bagian keuangan untuk pembuatan invoice, dan rangkap ketiga diserahkan kepada manajer gudang untuk dibuatkan tanda terima barang gudang.

c. Pembuatan Tanda terima

Deskripsi dari tanda terima, yaitu jenis dan jumlah barang yang akan keluar. Kemudian, dilakukan pengiriman kepada pelanggan beserta tanda terima yang telah diotorisasi manajer gudang. Ketika barang telah sampai di pelanggan, tanda terima tersebut ditandatangani oleh

(43)

pelanggan. Tanda terima yang sudah ditandatangani pelanggan akan diserahkan kepada bagian keuangan yang menjadi dasar pengiriman

invoice kepada pelanggan.

Penjualan Gudang PO Pelanggan PO 3 2 Kontrak 1 N A B Kontrak A 3 Kontrak 3 Memeriksa ketersedian barang Kontrak 3 3 Kontrak 3 Tanda terima N N Mengedit Persediaan Persediaan Tanda terima Tanda

terima (Pelanggan)Otorisasi

C Membuat kontrak Mengotorisasi kontrak (GM) Membuat tanda terima Mengotorisasi tanda terima (Manajer gudang)

Gambar 4.1 – Flowchart penjualan sparepart (1)

d. Pembuatan invoice

Berdasarkan rangkap kedua dari kontrak dan tanda terima, bagian keuangan menyiapkan invoice dalam 3 rangkap dengan otorisasi manajer keuangan. Rangkap yang pertama diserahkan ke bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan atas penjualan sparepart. Bagian yang kedua dikirimkan kepada pelanggan dalam proses penagihan. Sisa invoice akan disimpan untuk dokumen perusahaan.

(44)

e. Proses pengakuan pendapatan

Invoice yang terlebih dahulu diotorisasi oleh manajer keuangan

dikirimkan kepada pelanggan dalam proses penagihan. PT SH baru melakukan pengakuan pendapatan atas penjulan sparepart. PT SH melakukan penjurnalan atas pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:

Dr. Piutang dari A xxx

Cr. VAT out xxx

Cr. Penjualan sparepart xxx

f. Proses pembayaran

Setelah melakukan pengakuan penjualan, setiap harinya bagian kasir memeriksa rekening bank untuk melihat pembayaran atas penjualan

sparepart. Apabila terdapat pembayaran atas penjualan sparepart

tersebut, maka bagian kasir akan melakukan pemeriksaan atas kesesuaian nilai pembayaran dengan nilai invoice. Ketika terjadi pelunasan piutang, PT SH akan menjurnalnya sebagai berikut:

Dr. Bank xxx

Cr. Piutang dari A xxx

g. Retur sparepart

Kemudian, proses pengembalian sparepart (retur) terjadi ketika orang operasional PT SH yang sedang melakukan jasa instalasi dan perawatan menilai sparepart dalam kondisi yang tidak baik. Proses ini dilakukan oleh orang operasional dengan menukar sparepart yang ada di gudang. Pemberitahuan penukaran ini dilakukan secara lisan kepada bagain gudang. Proses pengembalian sparepart sangat jarang terjadi di PT SH. Hal ini disebabkan orang operasional selalu melakukan pemeriksaaan terhadap kondisi barang sebelum dikirim ke pelanggan.

(45)

Keuangan Akuntansi Tanda terima Kontrak B 3 Kontrak 2 C Tanda terima 3 2 1 Invoice 2 1 N Invoice 1 3 2 D Pelanggan D Invoice 2 Menjurnal pendapatan dan piutang 2 Invoice N Mengedit pendapatan dan piutang Pendapatan Piutang Mengotorisasi invoice (Manajer keuangan) Membuat Invoice

Gambar 4.2 – Flowchart penjualan sparepart (2)

2. Siklus pendapatan atas jasa perawatan digambarkan dengan flow chart pada gambar 4.3 dan 4.4 yang terbagi ke dalam beberapa aktivitas, yaitu: a. Proses pemesanan

Proses pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan dimulai dengan mengirimkan purchase order. Atas dasar purchase order itu, PT SH memberikan daftar harga kepada pelanggan.

(46)

b. Pembuatan kontrak

Apabila pelanggan setuju dengan daftar harga tersebut, maka bagian penjualan akan menyiapkan kontrak. Kontrak tersebut diberikan kepada General Manager (GM) untuk dilakukan pengotorisasian. Kontrak ini berisikan mengenai perihal pekerjaan, waktu pelaksanaan, nilai kontrak, cara pembayaran, dan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang bertransaksi.

c. Pembuatan service record

Setelah diotorisasi, kontrak tersebut dibuat menjadi tiga rangkap dimana rangkap yang pertama diserahkan ke pelanggan, rangkap yang kedua diserahkan kepada bagian keuangan untuk membuat invoice, dan sisanya diserahkan ke bagian operasional perusahaan untuk membuat service record.

Operasional Penjualan PO Otorisasi (Pelanggan) Kontrak 3 2 B Kontrak Kontrak 3 C 3 Kontrak 1 3 service record A Pelanggan N service record A PO N Pelanggan Membuat kontrak Mengotorisasi kontrak (GM) Membuat service record

(47)

d. Pembuatan invoice

Setelah pembuatan service record, orang operasional PT SH melakukan jasa perawatan dan pemeliharaan. Dalam melakukan jasanya, orang operasional harus mengisi lembaran service record.

Service record adalah lembaran yang mencatat mengenai perawatan

apa saja yang telah dilakukan. Setiap bulannya, Service record diotorisasi oleh pelanggan dan diserahkan ke bagian estimasi untuk dilakukan penghitungan biaya. Kemudian, service record diberikan ke bagian keuangan untuk dibuatkan invoice.

e. Pengakuan pendapatan

Bagian keuangan merangkap invoice menjadi 3 rangkap. Rangkap pertama diberikan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan, rangkap kedua disimpan oleh bagian keuangan dan rangkap ketiga dikirimkan kepada pelanggan dalam proses penagihan dimana invoice-nya telah otorisasi oleh manajer keuangan. PT SH melakukan pengakuan pendapatan pada saat dikirimkanya invoice kepada pelanggan. Dalam praktiknya, pengiriman invoice tidak dilakukan setiap bulan. Pengiriman invoice biasanya dilakukan dengan mengumpulkan nilai invoice dalam beberapa bulan. Hal ini dilakukan PT SH dengan alasan kepraktisan. PT SH melakukan penjurnalan atas pengakuan pendapatan atas jasa perawatan dan pemeliharaan elevator dan escalator sebagai berikut:

Dr. Piutang dari A xxx

Cr. VAT out xxx

Cr. Pendapatan jasa perawatan xxx

Karena bentuk sumber pendapatan ini adalah jasa, Jumlah piutang PT SH harus dipotong dengan PPh 23 wihtholding. Pemotongan piutang ini dilakukan ketika PT SH menerima bukti potong. PT SH melakukan penjurnalan ketika bukti potong PPH 23 withholding diterima, sebagai berikut:

(48)

Dr. Prepaid PPh 23 xxx

Cr. Piutang dari A xxx

f. Proses pembayaran

Setelah melakukan pengiriman invoice atas jasa perawatan, setiap harinya bagian kasir memeriksa rekening bank dan mencocokkan nilai pembayaran dengan nilai invoice. Ketika terjadi pelunasan piutang

maka PT SH akan menjurnalnya sebagai berikut:

Dr. Bank xxx Cr. Piutang dari A xxx Keuangan Akuntansi Service records Kontrak N 2 Menjurnal pendapatan dan piutang Invoice D Pendapatan service record 2 Pelanggan Invoice 1 Piutang 2 Invoice Invoice Mengedit pendapatan dan piutang 1 N 3 2 Kontrak 3 1 B 3 C D Membuat Invoice Mengotorisasi invoice (Manajer keuangan)

(49)

3. Siklus pendapatan atas jasa perawatan digambarkan dengan flow chart di gambar 4.5 dan 4.6 yang terbagi ke dalam beberapa aktivitas, yaitu:

a. Proses pemesanan

Pemesanan yang dilakukan pelanggan dengan mengirimkan purchase

order. Atas dasar purchase order itu, PT SH mengirimkan orang

operasionalnya untuk meninjau lokasi. b. Pembuatan kontrak

Setelah meninjau kondisi lokasi, orang operasional memberikan informasinya kepada bagian penjualan untuk diestimasi jumlah biaya proyek dan jangka waktu pekerjaannya. Setelah diestimasi, bagian penjualan memberikan daftar harga kepada pelanggan. Apabila pelanggan setuju dengan menandatangani kontrak tersebut, maka bagian penjualan menyiapkan kontrak yang diotorisasi oleh General

Manager (GM).

c. Pembayaran down payment

Kontrak tersebut dibuat 3 rangkap dimana rangkap pertama diberikan kepada pelanggan, rangkap kedua diberikan ke bagian keuangan untuk dibuatkan daftar penerimaan kas dan invoice, rangkap ketiga diberikan kepada bagian operasional untuk menjadi dasar pembuatan berita acara. Daftar penerimaan kas yang disiapkan oleh bagian keuangan diberikan kepada bagian operasional untuk down payment. PT SH menjurnal down payment, sebagai berikut:

Dr. Kas xxx

Cr. Down payment instalasi xxx

Ketika PT SH memulai pekerjaannya, PT SH baru membalik jurnal

down payment, seperti berikut ini:

Dr. Down payment instalasi xxx

(50)

Penjualan Operasional Kontrak Otorisasi (Pelanggan) Berita acara Pelanggan A Kontrak C 3 Berita acara 3 PO 3 N A 3 2 PO Kontrak B Kontrak 1 N Pelanggan Membuat kontrak Mengotorisasi kontrak (GM) Mengerjakan proyek dan membuat berita acara

Gambar 4.5 – Flowchart jasa instalasi (1)

d. Pembuatan invoice

Ketika pekerjaan proyek instalasi telah selesai, orang operasional PT SH memberikan berita acara yang telah diotorisasi oleh pelanggan kepada bagian keuangan. Pemberian berita acara ini menjadi dasar bagian keuangan untuk melakukan penagihan dengan menerbitkan

invoice. Hal ini membuat biaya-biaya yang muncul atas jasa instalasi

(51)

dalam penjurnalan, yaitu working progress. PT SH melakukan penjurnalan pada saat biaya itu muncul adalah sebagai berikut:

Dr. Working Progress xxx

Cr. Kas xxx

e. Pengakuan pendapatan

Kemudian, bagian keuangan merangkap invoice menjadi 3 rangkap setelah diotorisasi terlebih dahulu oleh manajer keuangan. Rangkap pertama diberikan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan, rangkap kedua dikirimkan kepada pelanggan dalam proses penagihan, dan sisanya disimpan. Pengakuan pendapatan atas jasa instalasi ini terjadi ketika invoice dikeluarkan perusahaan. PT SH melakukan penjurnalan atas pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:

Dr. Piutang dari A xxx

Cr. VAT out xxx

Cr. Pendapatan atas jasa instalasi xxx

f. Pengakuan biaya terkait jasa instalasi

PT SH baru membalik akun working progress terkait dengan pengakuan beban terjadi ketika pendapatan instalasi yang baru diakui. Hal ini terkait dengan konsep matching cost against revenue. Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Dr. Biaya xxx

Cr. Working Progress xxx

PT SH juga mencatat transaksi ketika bukti potong atas pajak

(52)

Dr. Prepaid PPh 23 xxx

Cr. Piutang dari A xxx

g. Proses pembayaran

Bagian kasir selalu memeriksa rekening bank setiap bulannya untuk meng-update dan mencocokkan nilai pembayaran dengan nilai invoice. Ketika terjadi pelunasan piutang maka PT SH akan menjurnalnya sebagai berikut: Dr. Bank xxx Cr. Piutang dari A xxx Keuangan Akuntansi Invoice Berita acara Kontrak N C 3 Pendapatan N 2 2 3 D 2 B D Piutang Kontrak 1 1 Pelanggan Invoice Invoice Invoice Menjurnal pendapatan dan piutang 2 Mengedit pendapatan dan piutang Berita acara 3 1 Membuat Invoice Mengotorisasi invoice (Manajer keuangan)

Gambar

Gambar 4.1 – Flowchart penjualan sparepart (1)
Gambar 4.2 – Flowchart penjualan sparepart (2)
Gambar 4.3 – Flowchart jasa perawatan (1)
Gambar 4.4 – Flowchart jasa perawatan (2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pihak Perusahaan Aqua hendaknya terus mempertahankan kualitas produknya karena dari hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas dari produk Aqua yang paling besar

Preferensi makan burung bondol jawa pada pagi hari dan sore hari adalah beras merah yang paling banyak jika dibandingkan dengan kultivar padi yang lain, sedangkan yang paling

33) Mursyiduna, wa rabiituna, wa maulana, Al ‘Arif Billah Sayyidi Syekh Ali Ridha q.s. Ketika meletus perang dunia ke-II di Eropa di sekitar tahun 1937 Ali Ridha

Maka perlunya diadakan ajang Silaturahmi anggota PPS Betako Merpati Putih wilayah Jawa Barat dan Banten, dengan acara Saresehan Keilmuan dan organisasi (Hubungan Pewaris

Studi hubungan antara kenyamanan termal dan visual dengan pengelolahan/penataan ruang luar yang dapat memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami pada

Penggalangan dana yang lain melalui sponsorship kegiatan, selain itu panitia juga membuat buku kenangan 60 tahun SMA Kolese Loyola.. Dalam buku kenangan, kami menyediakan ruang

Pengaruh (influence) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku dan pemikiran orang lain. Pengaruh orangtua dan pengaruh televisi terhadap anak-anak besar

Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran (orbit-orbit) mengelilingi inti atom; gerak elektron tersebut