• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KABUPATEN TABANAN - DOCRPIJM 1504702343Bab4 Profil KabKota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROFIL KABUPATEN TABANAN - DOCRPIJM 1504702343Bab4 Profil KabKota"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KABUPATEN

TABANAN

Bab ini menguraikan secara ringkas kondisi fisik,sosial dan ekonomi wilayah Kabupaten/Kota Katagori Strategis Nasional

3.1.

GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADIMNSTRATIF WILAYAH

Kabupaten Tabanan, salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, yang terletak di bagian tengah Pulau Bali (pada arah timur barat) dan berada pada bagain selatan pegunungan Pulau Bali. Secara geografis terletak diantara 08O14’30” – 08o30’07” LS dan 114o54’52” –

115o12’57” BT.

Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan, meliputi :

˗ Sebelah Utara Kabupaten Buleleng;

˗ Sebelah Timur Kabupaten Badung;

˗ Sebelah Selatan Samudera Indonesia;

˗ Sebelah Barat Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Buleleng.

Luas wilayah Kabupaten Tabanan 83.933 ha atau sekitar 14,89% dari luas daratan Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 133 desa. Luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan disajikan pada Tabel 4.1; dan Peta Wilayah Adminstrasi Kabupaten Tabanan disajikan pada Gambar 4.1

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN JML DESA LUAS WILAYAH (KM2)

(2)
(3)

3.2.

GAMBARAN DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 431.162 jiwa mencakup 214.264 laki-laki dan 216.898 perempuan. Persebaran penduduk terkonsentrasi cukup besar di Kecamatan Kediri (17,40 %), Tabanan (14,73 %), Baturiti (11,85 %), dan Penebel (11,62 %). Sedangkan di kecamatan yang lain jumlah penduduknya dibawah 10 %. Persebaran penduduk di Kecamatan Selemadeg Barat dengan jumlah penduduk yang paling sedikit yakni hanya 5,16% dari total jumlah penduduk Kabupaten Tabanan. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabanan dari 410.162 jiwa pada tahun 2006 menjadi 431.162 jiwa pada tahun 2010. Tingkat pertumbuhannya antara 0,99 % sampai dengan 2,21 % per tahun atau rata-rata 1,26 % per tahun. Secara rinci jumlah, distribusi, dan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Jumlah, distribusi, dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabanan Tahun 2006-2010

Rata-rata pertumbuhan per tahun (%) 1,26

Sumber : BPS Kabupaten Tabanan (diolah)

Berdasarkan data Program Perlindungan Sosial (PPLS), jumlah dan persebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel 4.3. Pada tahun 2011 jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Tabanan sebanyak 23.162 RTM, dengan persebaran konsentrasi tertinggi berda di Kecamatan Pupuan 3.622 RTM, kmudian disusul di Kecamatan Baturiti 3.483 RTM, di Kecamatan Kediri 3.442 RTM dan terkecil berada di Kecamatan Selemadeg Barat dengan 1.353 RTM.

(4)

Tabel 4.3 Jumlah RTM di Kabupaten Tabanan Tahun 2011

Sumber data PPLS Provinsi Bali 2011

3.3.

GAMBARAN TOPOGRAFI

Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 – 2.276 m diatas permukaan laut (dpl), dimana lahan tertinggi berada di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dimana terdapat beberapa gunung yaitu Gn. Batukaru (2.276 m), Gn. Sangiang (2.097 m), Gn. Pohen (2.055 m), dan Gn. Adeng (1.811 m). Sebaran lahan menurut ketinggiannya disajikan pada Gambar 4.2.

Ditinjau dari ketinggian lahannya, sebanyak 44,81 % atau 378,58 km2 lahan Kabupaten Tabanan didominasi oleh lahan bergelombang sampai berbukit yang berada pada ketinggian 100-500 m dpl. Lahan dengan ketinggian ini tersebar di hampir seluruh kecamatan. Lahan dataran rendah dekat pantai dengan ketinggian 0 – 25 m dpl luasnya 16,39 km2 atau 1,95 % tersebar pada kecamatan berpantai yaitu Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Kerambitan, Tabanan dan Kediri. Lahan dataran rendah dengan ketinggian 25-100 m dpl luasnya 107,90 km2 atau 12,86 % juga tersebar di Kecamatan berpantai. Lahan dengan ketinggian 500 – 1000 dpl yang merupakan wilayah perbukitan luasnya 265,29 km2 atau 31,61 % tersebar di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel, Baturiti, Selemadeg Barat dan Selemadeg Timur. Lahan dengan ketinggian diatas 1000 m dpl dengan luas 76,17 km2 atau 9,08 % tersebar di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Penebel dan Baturiti.

(5)

Sebagai salah satu untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan dengan kemiringan di bawah 40 % pada umumnya dapat diusahakan asalkan persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40 % perlu mendapatkan perhatian bila akan disajikan usaha budidaya.

(6)
(7)

Gambar 4.4 P eta Mofologi Wilayah Kabupaten Tabanan

3.4.

GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air tanah.

A. SUNGAI

(8)

1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa Sudimara dan Pangkung Tibah.

2. Daerah aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2. Semua daerah aliran sungai ini terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan.

3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Surabrata, Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat.

Gambar 4.5 Peta Sungai di Wilayah Kabupaten Tabanan

(9)

Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004. Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing sub SWS, maka dapat dihitung potensi air permukaan di Kabupaten. Total ketersediaan air permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3/tahun.

B. DANAU DAN WADUK

Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat danau yang ada di Provinsi Bali, yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2 dan luas daerah tangkapan air 13,4 km2. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8 m dan kedalaman maksimum 20 m, serta volume airnya 49,22 juta m3.

Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk 81,50 km2, volume tampungan efektif 1.159.640 m3, dan luas genangan waduk 16,50 km2. Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih.

C. MATA AIR DAN SUMUR GALI

Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali (2000), sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan debit 3,26 m3/dt atau 102,81 juta m3/tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22 buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3/tahun.

D. POTENSI AIR TANAH

(10)

Gambar 4.6 Potensi Air Tanah di Kabupaten Tabanan

3.5.

GAMBARAN GEOLOGI

Ditinjau dari sudut geologi berdasarkan Peta Geologi Bali (Purbo-Hadiwidjojo, 1971), wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi geologi yang beragam, seperti yang disajikan pada Gambar 4.7

Batuan tertua yang yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api Jembrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, dan Gunung Patas yang terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir, Munduk, Tinggading hingga Surebrata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur yang terbentuk pada era Kwarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama daerah bagian Selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut–kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang, dan Gunung Lesong.

Jenis-jenis batuan menurut luasnya di wilayah Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :

a. Batuan Gunung Berapi Batukaru, luasnya 120,79 km2 / (14,39%).

b. Tufa endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur, luasnya 453,57 km2 / (54,04%). c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiyang, luasnya 136,50 km2/ (16,26%). d. Batuan Gunung Api Jembrana, Breksi, Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan e. tergabung, luasnya 118,42 km2/(14,11%).

f. Endapan Alluvial pada Danau Beratan, luasnya 0,38 km2 /(0,05%).

KE

(11)

g. Formasi Palasari, luasnya 9,67 km2/(1,15%).

Berdasarkan formasi geologi di atas maka Kabupaten Tabanan merupakan wilayah yang subur untuk pertanian karena sebagian besar berupa endapan dari serentetan Gunung Api yang terletak di sisi bagian utara memanjang dari ujung barat sampai ujung timur wilayah Kabupaten Tabanan.

Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan uraian tanah tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2010) terdiri dari tanah alluvial, regosol, andosol dan latosol, gambaran persebarannya disajikan pada Gambar 4.8

(12)

Gambar 3.8 Peta Jenis Tanah

3.6.

GAMBARAN KLIMATOLOGI

(13)

Pengaruh iklim, topografi dan pertemuan arus angin sangat mempengaruhi tingkat curah hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Tabanan. Disamping itu perbedaan suhu yang terjadi juga mempengaruhi tingkat curah hujan. Tingkat curah hujan yang terjadi pada tahun 2010 di wilayah Kabupaten Tabanan rata-rata sebesar 3.669 mm/tahun, dimana curah hujan terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan. Kecamatan Pupuan memiliki tingkat curah hujan yang paling tinggi sebesar 5.462 mm/tahun dan terendah di Kecamatan Kediri sebesar 1.478 mm/tahun seperti disajikan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Banyaknya Curah Hujan di Kabupaten Tabanan per Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Curah Hujan (mm)

1 Selemadeg 3.259

8 SelemadegTimur 3.633

Rata-rata 3.669

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Tabanan

Adanya perubahan cuaca yang terjadi belakangan ini menyebabkan adanya pergeseran waktu curah hujan yang terjadi. Pada tahun 2010 curah hujan yang frekuensinya tertinggi yaitu terjadi di bulan Februari, September dan November.

3.7.

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

3.7.1. Kondisi Sosial

3.7.2. Perekonomian Wilayah

Perekonomian suatu wilayah dapat digambarkan dari kegiatan usaha basis, PDRB, dan Pendapatan Per Kapita. Meskipun belum tentu kegiatan usaha basis, namun distrbusi persentase PDRB menjadi indikasi suatu lapangan usaha merupakan kegaiatan usaha basis. Data distribusi persentase PDRB Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel III.27. Pertama Kegiatan usaha pertanian dalam arti luas memiliki peran cukup besar (31,50 – 33,74 % ), namun perannya cenderung menurun dari 33,74 % pada tahun 2008 menjadi 31,50 % pada tahun 2010. Diurutan kedua peran kegiatan usaha perdagangan, hotel, dan restoran; kegiatan usaha ini perannya cenderung meningkat dari 22,15 % tahun 2008 menjadi 23,46 % tahun 2010. Selanjutnya urutan ketiga adalah peran jasa-jasa; kegiatan usaha ini perannya cenderung meningkat dari 18,92 % tahun 2008 menjadi 19,67 % tahun 2010. Artinya di Kabupaten Tabanan ada pergeseran kegiatan usaha dari kegiatan usaha pertanian dalam arti luas ke kegiatan usaha perdagangan, hotel dan restoran dan ke kegiatan usaha jasa-jasa. Secara rinci distribusi persentase PDRB Kabupaten Tabanan menurut lapangan usaha disajikan pada Tabel 3.21 sebagai berikut.

(14)

Distribusi Persentase PDRB Kab. Tabanan Menurut lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2008-2010

Lapangan Usaha / 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian 33,74 32,43 31,50

1.1 Tanaman Bahan Makanan 20,23 18,80 17,96

1.2 Tanaman Perkebunan 4,48 4,37 4,28

1.3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 8,50 8,76 8,78

1.4 Kehutanan 0,01 0,00 0,00

6 Perdagangan, Hotel & Restauran 22,15 23,07 23,46

7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,76 5,88 5,82

7.1 Pengangkutan 5,33 5,46 5,41

7.2 Komunikasi 0,43 0,42 0,41

8 Perbankan & Lembaga Keuangan Lainnya 6,87 6,69 6,74

9 Jasa-jasa 18,92 19,32 19,67

Product Domestik Regional Bruto (%) 100,00 100,00 100,00

Product Domestik Regional Bruto (Juta Rp) 4.040.232,89 4.520.833,38 5.054.201,80

Sumber : BPS Kabupaten Tabanan (diolah)

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan melalui laju pertumbuhan PDRB harga konstan. Pada tabel 3.22 disajikan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tabanan berdasarkan harga konstan (2000), tahun 2008 s/d tahun 2010. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabanan 5,43 % per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabanan terutama dipicu oleh pertumbuhan kegiatan usaha listrik dan air minum (8,16 %), perbankan dan lembaga keuangan lainnya (7,86 %), perdagangan, hotel dan restoran (7,71 %), jasa-jasa (6,95%), dan bangunan 6,69 %. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabanan berada dibawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang telah mencapai 5,67 %.

Tabel 3.22

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tabanan Atas Dasar Harga Konstan 2008-2010

Lapangan Usaha / 2008 2009 2010 Rata-rata

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian 1,61 4,14 3,02 2,92

1.1 Tanaman Bahan Makanan 0,07 1,62 -0,35 0,45

1.2 Tanaman Perkebunan -3,30 3,99 4,21 1,63

1.3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 7,25 9,09 8,64 8,33

(15)

Lapangan Usaha / 2008 2009 2010 Rata-rata

Absolut rate PDRB (Juta Rp) 2.221.759,98 2.342.711,28 2.474.758,71

Sumber : BPS Kabupaten Tabanan(diolah)

3.7.3. Keuangan Daerah

Keuangan Daerah Kabupaten Tabanan digambarkan berdasarkan realisasi APBD. Total Penerimaan Kabupaten Tabanan Tahun 2010 berjumlah Rp.784.878.353.910. Realisasi penerimaan tersebut berasal dari Pendapatan Dana Berimbang (65,45 %), lain-lain pendapatan yang sah (19,66 %), dan Pendapatan Asli Daerah hanya 14,89 %. Laju pertumbuhan jumlah penerimaan selama kurun waktu 2006 s/d 2010 meningkat rata-rata setiap tahun sebesar 22,73 %, Peningkatan jumlah penerimaan terbesar terjadi pada tahun 2007 (33,12 %), tahun 2009 (27,57 %), dan terendah tahun 2010, peningkatannya hanya 13,76 %. Secara lebih rinci penerimaan Kabupaten Tabanan Tahu 2010 disajikan pada tabel 3.23 sebagai berikut.

Tabel 3.23

Realisasi Penerimaan Kabupaten Tabanan Tahun2010

Jenis Penerimaan Jumlah (Rp.000) %

1 Pendapatan Asli Daerah 116.860.678,40 14,89

a. Pajak-pajak 23.703.375,43 3,02

b. Retribusi Daerah 16.536.413,40 2,11

c. Bagian Laba Dari Perusahaan Daerah 4.788.026,16 0,61

d. Penerimaan Lain-lain 71.832.863,41 9,15

2 Pendapatan Dana Berimbang 513.683.612,13 65,45 a. Bagian Dari Hasil Pajak / Bukan Pajak 36.121.460,13 4,60 b. Dana Alokasi Umum ( DAU ) 429.919.452,00 54,78 c. Dana Alokasi Khusus ( DAK ) 47.642.700,00 6,07

(16)

Jenis Penerimaan Jumlah (Rp.000) %

c. Bantuan dari Propinsi / Kab. / Kota / Subsidy 4.819.820,00 0,61 Laju Jumlah Penerimaan

2010 784.878.353,91 13,76

2009 689.934.994,10 27,57

2008 540.824.254,88 16,47

2007 464.339.437,00 33,12

2006 348.820.037,32

Rata-rata Peningkatan penerimaan per tahun (%) 22,73

Sumber : Pemda Kabupaten Tabanan(diolah)

Realisasi Belanja Kabupaten Tabanan Tahun 2010 sebesar Rp. 837.391.244.930,- lebih besar dari realisasi penerimaan (Rp.784.878.353.910). Secara garis besar pengeluaran Kabupaten Tabanan dibedakan menjadi belanja dan penerimaan pembiayaan daerah. Pengeluaran terbesar pada belanja diperuntukan bagi belanja operasi (92,39%) termasuk Belanja Pegaawai didalamnya sebesar 60,20%. Belanja langsung yang merupakan belanja pembangunan jumlahnya hanya 22,46 %. Rata-rata peningkatan belanja per tahun sebesar 25,05 %, Tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukup besar mencapai 40,16 %, kemudian turun drastis pada tahun 2010 yakni hanya 10,47 %. Secara rinci realisasi pengeluaran Kabupaten Tabanan Tahun 2010 disajikan pada Tabel 3.24 sebagai berikut.

Tabel 3.24

Realisasi Pengeluaran Kabupaten Tabanan Tahun 2010

Jenis Belanja Jumlah (Rp.000) %

A Belanja 773.701.072,19 92,39

1 Belanja Operasi 585.610.098,54 69,93

a. Belanja Pegawai 504.113.152,18 60,20

b. Belanja Bunga 535.057,16 0,06

c. Hibah 19.358.113,57 2,31

d. Belanja Bantuan Sosial 8.916.500,00 1,06

e. Belanja Bagi Hasil Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa

1.900.000,00 0,23

f. Belanja Bantuan keuangan Kepada Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa

49.908.711,01 5,96

g. Belanja Tidak terduga 878.564,62 0,10

2 Belanja Langsung 188.090.973,65 22,46

a. Belanja Pegawai 12.302.506,28 1,47

b. Belanja Barang Dan Jasa 101.150.933,20 12,08

c. Belanja Modal 74.637.534,17 8,91

B Penerimaan Pembiayaan Daerah 45.934.855,80 5,49 Sisa lebih Penghitungan Anggaran Daerah

(17)

C Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6.578.035,29 0,79

a. Pembiayaan Pokok Utang 6.578.035,29 0,79

D Surplus / Defisit 11.177.281,65 1,33

Laju Jumlah Pengeluaran

2010 837.391.244,93 10,47 2009 758.009.698,75 40,16 2008 540.824.254,88 16,47 2007 464.339.437,00 33,12 2006 348.820.037,32

Rata-rata Peningkatan belanja per tahun (%) 25,05

Gambar

Gambar 4.1  Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tabanan
Tabel 4.2 Jumlah, distribusi,  dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabanan  Tahun 2006-2010
Tabel 4.3 Jumlah RTM di Kabupaten Tabanan Tahun 2011
Gambar 4.2 Peta Topografi Wilayah Kabupaten Tabanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemantapan Kawasan Perkotaan Tabanan sebagai perkotaan di sekitar kawasan perkotaan inti dari PKN Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-

Secara geografis dan geologis Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di provinsi Sumatera barat. Dari segi pembentukan tanah ada

Sementara jika dilihat dari kepadatan penduduk per km2, Kecamatan Lamasi merupakan daerah terpadat yaitu 487,42 penduduk per kilo meter persegi (km2) dengan luas

wilayah Kabupaten Ogan ilir adalah : 2.666,07 Km 2 yang terdiri dari 65%.. daratan dan

Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2013 adalah 1.279.596 orang, yang terdiri dari 633.482 penduduk lakilaki dan 646.114 penduduk perempuan. Dari jumlah penduduk

Jenis tanah di kawasan taman wisata alam ini antara lain Alluvial, Andosol, Kompleks Podsolik Merah Kuning, dan Litosol yang berasal dari bahan induk batuan beku,

Alternatif desa wisata memiliki kriteria yang berbeda antara DM Dinas Pariwisata Provinsi Bali dengan DM Pemerintah Kabupaten Tabanan.. Penilai yang diberikan DM

Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan terdiri dari tahap pemrograman yaitu tahap yang menjelaskan