51
Kabupaten Batang pada kelas 1 dengan siswa sebanyak 25. Penelitian ini terdiri
dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian yang sudah dilakukan
kemudian dijabarkan sebagai berikut.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terletak di Desa Selopajang Timur Kecamatan
Blado Kabupaten Batang. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus,
setiap siklus meliputi 3 tahapan yakni perencanaan, tindakan dan observasi dan
refleksi. Dengan jumlah siswa yang terdiri dari 25 siswa 11 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Sebelum dilakukannya penelitian, penulis melakukan observasi
pembelajaran terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh siswa dan guru SD Negeri
Selopajang 01.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran belum efektif karena pembelajaran yang dibawakan oleh guru masih
bersifat konvensional yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah dan
berpusat kepada guru, siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru,
sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan banyak siswa yang tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan pembelajaran di depan kelas. Berdasarkan
observasi hasil belajar Bahasa Indonesia di kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
sebelum penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018
menunjukkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari
data ulangan harian tema 1 diriku yang telah berlangsung, masih banyak hasil
belajar siswa yang masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 yaitu 70. Data hasil belajar Bahasa
Tabel 4.1
Hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥70 10 40%
Belum Tuntas < 70 15 60%
Jumlah 25 100%
Rata-rata 61,6
Nilai Minimal 40
Nilai Maksimal 80
KKM 70
Penyebab hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah adalah belum
maksimalnya strategi dan media belajar yang digunakan guru dalam menarik
perhatian siswa pada pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan belum
memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan siswa belum berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I
Pada Siklus I dijelaskan tentang kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus I dilaksanakan
3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga, tiap pertemuan
memiliki waktu selama 60 menit. Berikut ini langkah-langkah kegiatan penelitian
tindakan kelas pada siklus 1.
4.1.2.1Perencanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 akan dilaksanakan dalam
3 pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Sebelum
perencanaan tindakan pada siklus I dimulai peneliti berkonsultasi dengan guru
kelas tentang model pembelajaran PBL. Peneliti juga meminta materi yang akan
Sebelum melaksanakan pertemuan 1, peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Peneliti menetapkan tujuan pembelajaran,
kemudian menyiapkan RPP, model pembelajaran, strategi pembelajaran, alat
peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar
kerja siswa, Peneliti membuat instrumen observasi guru dan siswa untuk
mengamati pencapaian aktivitas pembelajaran. Peneliti membuat instrumen soal
yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus 1.
Pada pertemuan 1, disampaikan materi pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan pokok bahasan cara duduk yang baik saat menulis dan bagaimana
memegang pensil yang baik saat menulis. Setelah melalui persetujuan dengan
kepala sekolah dan guru kelas, maka peneliti yang mengajar dan teman peneliti
sebagai observer selama dalam pembelajaran. Selama pertemuan 1, 2, dan 3 siswa
dibagi dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang diberikan dan
melakukan praktik untuk mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang
muncul sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PBL. Selain itu siswa juga
dituntut untuk mencari dari berbagai sumber belajar untuk mendukung dalam
pemecahan masalah.
4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini akan dijelaskan tentang bagaimana pelaksanaan penelitian
sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan KI dan KD yang sudah peneliti
pilih sebelumnya. Uraian pelaksanaan tindakan dan observasi adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan 1
Pada siklus 1 ini dilaksanakan pada minggu terakhir bulan Juli. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan, peneliti mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan
untuk mendukung berjalannya pembelajaran di pertemuan 1 ini, mulai dari
mempersiapkan perlengkapan pembelajaran seperti lembar kerja siswa, lembar
observasi guru dan siswa, lembar penilaian untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang muncul dan buku materi pembelajaran Bahasa
dilakukan 2 x 30 menit. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama
dilakukan pada tanggal 31 Juli 2017 pukul 7.10-08.10.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam
dan berdoa terlebih dahulu, guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa,
dilanjutkan dengan guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan
adakah yang tidah hadir. Selanjutnya guru memberikan apresepsi berupa
bernyanyi bersama-sama untuk membangkitkan semangat siswa dalam melakukan
pembelajaran, Pertemuan pertama yang di laksanakan guru adalah sesuai dengan
RPP pada materi menulis permulaan. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara
singkat kepada siswa yaitu bagaimana cara duduk yang baik dalam menulis dan
bagaimana memegang pensil yang baik dengan menunjukkan gambar. Guru
memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana cara duduk yang baik dalam
menulis kemudian diikuti dengan mempraktekkan bersama-sama bersama siswa.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok setiap kelompok beranggota 5
orang. Siswa memperagakan sikap duduk yang benar saat menulis bersama teman
satu kelompok, sambil bermain siswa melakukan penilaian sikap duduk
teman-temannya, siswa lain memberi masukan apabila ada posisi duduk pada teman 1
kelompok yang perlu disesuaikan. Guru menginstruksikan setiap siswa memegang
pensil mereka, sebelum memulai menulis guru menjelaskan bagaimana cara
memegang pensil yang baik dalam menulis dan diikuti siswa. Guru membagikan
lembar kerja di setiap kelompok berisikan gambar benda dan bentuk benda
tersebut secara acak. Guru menginstruksikan apa yang akan setiap kelompok
kerjakan, sebelum mengerjakan guru bertanya kepada siswa apa saja gambar yang
ada di lembar kerja tersebut. Setelah selesai guru menginstruksikan untuk
menjodohkan gambar benda dan bentuk benda yang sesuai. Setiap siswa
mendapatkan giliran yang sama dalam menyelesaikan lembar kerja tersebut.
Setelah kelompok menjawab permasalahan dalam lembar kerja tersebut, guru
kelompok mereka, guru membimbing disetiap kelompok jika ada jawaban yang
salah kelompok yang lain menyanggah kemudian di sempurnakan oleh guru jika
belum sempurna, kemudian guru mengajak siswa untuk bermain tebak benda,
guru menyampaikan ciri ciri sebuah benda, kegunaannya, dan posisinya di kelas.
Kemudian siswa menebak dengan berdiskusi terlebih dahulu selama 1 menit
dengan kelompok dan mengacungkan jari, kelompok yang paling cepat
mengangkat tangan, maka diperbolehkan menjawab terlebih dahulu. Kelompok
yang berhasil menebak akan diberikan poin 100, dan kelompok yang paling
banyak mengumpulkan poin akan keluar sebagai pemenang.
Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk bermain tebak benda, guru
menyebutkan ciri-ciri sebuah benda, kegunaan dan posisinya di dalam kelas.
Siswa berdiskusi didalam kelompok mereka masing-masing dan menjawab
pertanyaan guru dengan mengacungkan tangan. Kelompok yang paling cepat
mengangkat tangan dan menebak dengan benar akan mendapatkan poin 100 dan
kelompok dengan poin paling banyak akan keluar sebagai pemenang.
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
bagaimana sikap duduk dan memegang pensil yang baik dalam menulis. Guru
meminta siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan dari materi yang
sudah diajarkan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Kemudian guru
memberikan kesimpulan akhir tentang materi pembelajaran yang sudah dilakukan
secara keseluruhan. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa sesuai
dengan agamanya masing-masing sebelum pulang. Guru mengucapkan salam
sebelum meninggalkan kelas.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama
yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang sudah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2017 pukul 07.10-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
dengan mengajak siswa bermain game sambung huruf untuk membangkitkan
semangat siswa sebelum pembelajaran dimulai. Guru bertanya jawab kepada
siswa tentang pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya tentang cara duduk
dan memegang pensil yang benar dalam menulis, kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan kedua tersebut, guru menyampaikan materi secara singkat tentang
bagaimana menyusun kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar. Guru
membagi siswa kedalam 5 kelompok. Guru membagikan lembar soal berupa
potongan huruf-huruf acak dan gambar kepada setiap kelompok beserta lembar
kerjanya. Guru memberikan instruksi untuk menyusun huruf-huruf acak tersebut
dalam kelompok mereka menjadi nama gambar yang sudah disediakan. Siswa
berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja. Semua siswa dalam kelompok
mendapatkan giliran yang sama dalam mengerjakan lembar soal tersebut. Guru
mengamati dan sesekali ikut berdiskusi di setiap kelompok. Kelompok menulis
hasil laporan masing-masing dan mempresentasikan hasil laporan tersebut. Guru
membimbing disetiap kelompok jika ada jawaban yang salah kelompok yang lain
menyanggah kemudian di sempurnakan oleh guru jika belum sempurna, guru
mengajak setiap kelompok untuk mengamati benda-benda yang mereka bawa,
kemudian siswa berdiskusi dan mencatat .
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
materi yang telah diajarkan. Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman atau
kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri. Kemudian guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi
pembelajaran yang sudah dilakukan secara keseluruhan. Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin doa sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan kedua yang
telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan ketiga ini sesuai dengan RPP yang telah
disisapkan oleh penulis sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
ketiga dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2017 pukul 07.10-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan
siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kembali materi yang sudah dipelajari
pada pertemuan pertama dan kedua yaitu sikap duduk yang baik dalam menulis,
menunjukkan cara memegang pensil yang benar dan menyusun kata berdasarkan
gambar. Kemudian guru menyampaikan materi secara singkat tentang bagaimana
melengkapi kata yang belum lengkap. Guru memberi instruksi kepada siswa
untuk mencari pasangan 2 orang. Guru membagikan lembar kerja berupa kertas
berisi kata-kata tetapi setiap kata memiliki beberapa huruf yang hilang. Guru
menyuruh siswa untuk melengkapi kata tersebut sehingga menjadi bentuk kata
utuh dengan bantuan guru yang mendikte setiap kata. Semua siswa dalam
kelompok mendapatkan giliran yang sama dalam mengerjakan lembar soal
tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil laporan tersebut. Guru
membimbing kelompok dalam mempresentasikan hasil laporan sehingga jika
terjadi miskonsepsi dan guru dapat meluruskan atau membenarkan jawaban.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang sudah
disampaikan untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami materi yang sudah
disampaikan.
Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan guru
oleh siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta salah satu siswa
untuk memimpin doa sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum pulang.
Guru mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas.
Setelah dilaksanakannya kegiatan evaluasi pembelajaran pada akhir
pertemuan 3 dengan menerapkan model pembelajaran PBL hasil evaluasi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada Prasiklus, hasil belajar Bahasa
Indonesia siklus I mengalami peningkatan. Hasil belajar Bahasa Indonesia yang
diperoleh dari 25 siswa terdapat 17 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM
(≥70) dan terdapat 8 orang siswa yang belum tuntas.
Dalam menyusun tabel hasil belajar dilakukan dengan tahapan menentukan
jumlah kelas, selanjutnya menentukan panjang tiap interval. Dibawah ini adalah
cara menentukan frekuensI
1. Urutkan data terlebih dahulu
Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data
diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam siklus I
didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:
55, 60, 60, 60, 60, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 80,
85, 85, 90
2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar dikurangi
nilai yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin
3. Pada siklus 1 range (jangkuan) adalah 90-55= 35
4. Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess. Berikut
adalah rumus Sturgess:
K = 1 + 3,3 log N
dimana K = Banyaknya kelas dan N = Jumlah Data.
Pada siklus 1 banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada siklus 1
terdapat 6 kelas.
Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I =
Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas.
Pada siklus 1 interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah 35/6 =
5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.
6. Menentukan batas kelas dengan nilai terendah sebagai batas bawah kelas dan
nilai tertinggi sebagi batas atas.
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 Semester I/2017-2018
No Interval Frekuensi Persentase
1 55 – 60 5 20%
2 61 – 66 3 12%
3 67 – 72 4 16%
4 73 – 78 4 16%
5 79 – 84 6 24%
6 85 – 90 3 12%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM
meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 68%, sedangkan siswa yang
belum tuntas ada 8 siswa dengan persentase 32% dari sebelumnya ada 15 siswa
yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 61,6 menjadi
72,2. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 90 dan nilai minimalnya 55. Dari
Diagram 4.1
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
Berdasarkan diagram 4.1 hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada siklus I
adalah untuk rentang nilai 85-90 sebanyak 3 siswa, nilai 79-84 ada 6 siswa, nilai
73-78 ada 4, nilai 67-72 adaa 4 siswa dan nilai <70 ada 8 siswa. Dari hasil yang
didapat pada siklus 1 maka akan menjadi bahan perbaikan pada siklus 2.
4.1.2.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tahap observasi siklus I dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Selama pembelajaran, yang mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran adalah teman peneliti. Apakah pembelajaran tersebut sudah
sesuai dengan langkah-langkah PBL atau belum. Observer memberikan penilaian
terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar
untuk pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran
0 1 2 3 4 5 6 7
55 – 60 61 – 66 67 – 72 73 – 78 79 – 84 85 – 90
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
yang dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Dalam pertemuan 1 terdapat 20 indikator observasi kegiatan pembelajaran
guru. Pemberian skor observer dengan memberikan tanda (√) pada tabel yang
sudah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukkan pembelajaran yang
kurang maksimal. Hal ini terlihat dari 20 indikator hanya 14 indikator yang sudah
terlaksana. Pengajar tidak menyuruh siswa dalam melakukan doa sebelum
pembelajaran. Pengajar tidak mengecek kehadiran siswa. Pengajar belum
mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi yang lalu. Pengajar tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pengajar juga belum menggali pengetahuan
awal siswa untuk memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih
kurang dalam menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat
menjadikan pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.
Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 13 indikator untuk
mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari
keaktifan siswa masih menunjukan kekurangan. Hal tersebut terlihat dari indikator
memperhatikan materi yang disampikan oleh pengajar masih belum maksimal.
Masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan mengganggu temannya. Mengambil
keputusan tentang pemecahan suatu masalah juga masih belum terpenuhi. Masih
banyak siswa yang ragu-ragu dengan keputusan mereka. Dan dalam
mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk
maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras.
Dalam pertemuan 2 pembelajaran hampir sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan
dibandingkan dengan pertemuan pertama, namun masih terdapat beberapa
kekurangan seperti pengajar kurang memancing siswa dalam memunculkan
masalah dan dalam indikator guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi masih kurang. Tetapi indikator observasi mengajar sudah hampir
terpenuhi. Hal tersebut manjadikan siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan
lembar kerja. Selain itu siswa masih kesulitan dalam diskusi karena guru kurang
terdapat siswa yang kurang memperhatikan, kurang aktif dan masih kurang
termotivasi dalam pembelajaran. Terjadinya kekurangan tersebut karena pengajar
kurang memperhatikan siswa dan kurang dalam hal memancing siswa untuk
termotivasi dan aktif dalam pembelajaran.
Pada pertemuan 3 guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik.
Pembelajaran sudah dilakukan sesuai langkah-langkah pembelajaran PBL. Akan
tetapi guru belum melakukan apersepsi dengan baik. Akibatnya banyak siswa
yang kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dan siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih banyak dari mereka yang kurang memperhatikan
pelajaran. Selain itu siswa masih kurang dapat mengutarakan pendapat saat
diskusi kelompok maupun menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilaksanakan
dengan bahasa sendiri.
Dari observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Akan tetapi pembelajaran sudah
dilakukan dengan baik dari pertemuan pertama dan kedua. Hasil observasi guru
dan siswa dapat dilihat dari tabel 4.3 dan 4.4 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Selopajang 01 Tahun Pelajaran 2017/2018
No
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3
Pada pertemuan pertama masih terdapat 6 indikator yang belum terpenuhi
dan persentase indikator yang telah terpenuhi adalah 70 %. Dari observasi
pertemuan 1 pengajar memperbaiki cara mengajarnya, penguasaan materi, dan
penguasaan kelas. Pada siklus 2 terjadi peningkatan dibandingkan dengan
pertemuan 1 menjadi 85%. Sudah 15 indikator yang telah tercapai. Dan pada
pertemuan ketiga sudah 16 indikator yang telah terpenuhi. Hal ini dapat dijadikan
refleksi agar siklus II menjadi lebih baik dibandingkan siklus I.
Selain observasi kegiatan guru, juga terdapat observasi kegiatan siswa saat
dalam mengikuti pembelajaran. Observasi kegiatan siswa dilakukan untuk
mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer, berikut data observasi keaktifan siswa:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Selopajang 01 Tahun Pelajaran 2017/2018
No Aspek yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan3
Jumlah Persentase
Masih terdapat kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada
pertemuan 1 masih 5 indikator yang belum tercapai dan pertemuan 2 pengajar
sudah memperbaiki pengajaran yang berakibat siswa menjadi antusias dalam
pembelajaran. Akan tetapi masih terdapat kekurangan-kekurangan. Pada
pertemuan 3 masih terdapat 2 indikator yang belum tercapai. Kekurangan yang
ditemui akan menjadi perbaikan pada siklus II agar menjadi lebih baik.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif dari pembelajaran
dengan menggunakan modelPBL. Selain itu refleksi ini digunakan sebagai bahan
siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam
bentuk diskusi atas kegiatan dalam proses penelitian. Segala kegiatan dalam
proses pembelajaran didiskusikan antara observer dan peneliti. Setelah
melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis permulaan
dengan model pembelajaran PBL pada siklus I dari pertemuan 1, 2, dan 3 penulis
melakukan refleksi atas pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil belajar pada Prasiklus, sebanyak 40% siswa telah tuntas
dengan nilai diatas atau sama dengan KKM (70) dan 60% siswa masih memiliki
nilai dibawah KKM, dengan rata-rata kelas 61,6. berdasarkan hasil belajar
Prasiklus, Siklus I mengalami peningkatan. Akan tetapi pembelajaran belum
berjalan maksimal karena masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Dari observasi yang telah dilakukan oleh observer saat pembelajaran
berlangsung dapat diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Rancangan kegiatan pembelajaran terprogram baik.
2) Siswa lebih antusias untuk belajar.
3) Proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
4) Kegiatan pembelajaran lebih menarik.
5) Guru dalam melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran
PBL sudah baik dan sesuai dengan langkah langkah PBL.
b. Kekurangan (Hambatan)
1. Kurangnya mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi yang
telah lalu.
2. Kurangnya kontrol terhadap siswa yang ribut sendiri.
3. Dalam kegiatan berkelompok, siswa masih ragu-ragu dalam
mengambil keputusan.
4. Banyak siswa yang malu saat mendapat giliran presentasi dan
membuat suara mereka kurang jelas.
6. Pada saat ada kelompok yang menjelaskan di depan kelas masih
terdapat siswa yang mengobrol dengan temannya.
7. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh pengajar.
8. Siswa masih kesulitan dalam mencari informasi.
Berdasarkan refleksi untuk siklus I masih terdapat banyak kekurangan,
peneliti berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan mempelajari materi yang
lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih memotivasi
siswa dalam belajar, dan pengajar akan membimbing siswa dalam mencari
informasi dari berbagai sumber belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar harus
menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam belajar.
Dari perbaikan tersebut diharapkan pembelajaran siklus II dapat dilaksanakan
dengan lebih baik dan kekurangan pada siklus I tidak terualang kembali untuk
siklus II.
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
Pada Siklus II diuraikan tentang kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus II
dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga.
Berikut ini langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II.
4.1.3.1Perencanaan
Perencanaan untuk siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang sudah
dilakukan pada siklus 1. Berdasarkan refleksi pada siklus 1 masih banyak terdapat
kekurangan guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1
sehingga peneliti berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan mempelajari
materi yang lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih
memotifasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga lebih aktif, pengajar
harus menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam
belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar sepandai mungkin harus menjadikan
pembelajaran menjadi lebih menarik agar siswa termotivasi, tertarik dengan
pembelajaran dan aktif ikut serja dalam pembelajaran yang berlangsung. Dari
upaya yang sudah dilakukan peneliti, diharapkan pada siklus II kekurangan yang
Tahap-tahap perencanaan tindakan untuk siklus II dimulai dengan guru
menetapkan tujuan pembelajaran untuk materi yang akan disampaikan yaitu
membaca permulaan. Selanjutnya pengajar mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan pada siklus I dan mengatasi masalah tersebut. Kemudian guru
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL dan juga guru mempersiapkan sumber belajar serta alat peraga
untuk melaksanakan pembelajaran. Peneliti menyusun instrumen observasi guru
dan siswa untuk mengamati pencapaian pembelajaran dengan model PBL. Peneliti
juga menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II.
4.1.3.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II dilakukan berdasarkan RPP
yang telah dibuat dan akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus
2017. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti mempersiapkan apa saja yang
dibutuhkan untuk mendukung berjalannya pembelajaran di pertemuan 1 ini, mulai
dari mempersiapkan perlengkapan pembelajaran seperti lembar kerja siswa,
lembar observasi guru dan siswa, lembar penilaian untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang muncul dan buku materi pembelajaran Bahasa
Indonesia sebagai sumber belajar. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1
dilakukan 2 x 30 menit. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama
dilakukan pada tanggal 3Agustus 2017 pukul 7.10-08.10.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam
dan berdoa terlebih dahulu, guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa,
dilanjutkan dengan guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan
adakah yang tidak hadir. Selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa bermain
game mencocokkan gambar dengan kata untuk membangkitkan semangat siswa
dalam melakukan pembelajaran, Pertemuan pertama yang di laksanakan guru
adalah sesuai dengan RPP pada materi membaca permulaan. Guru bertanya jawab
dengan siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara
singkat kepada siswa yaitu bagaimana cara duduk yang baik dalam membaca dan
bagaimana membaca yang baik. Guru memberikan gambar dan contoh terlebih
dahulu bagaimana cara duduk yang baik dalam membaca kemudian diikuti
dengan mempraktekkan bersama-sama bersama siswa. Guru memberikan sedikit
materi tentang bagaimana posisi duduk yang baik saat membaca dan bagaimana
membaca dengan baik. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok setiap
kelompok beranggota 5 orang. Siswa memperagakan sikap duduk yang benar saat
membaca bersama teman satu kelompok, sedangkat teman satu kelompoknya
menilai sikap duduk teman yang sedang memperagakan. Guru berkeliling dengan
mengamati kegiatan siswa dalam kelompok.
Selanjutnya, guru memberikan lembar kerja di setiap kelompok berupa
sebuah gambar dan kartu kata secara acak. Setiap kelompok diminta untuk
menyusun kata sesuai gambar yang tertera. Guru mengamati dan sesekali ikut
berdiskusi di setiap kelompok. Kelompok menulis hasil laporan masing-masing
dan mempresentasikan hasil laporan tersebut. Guru membimbing disetiap
kelompok jika ada jawaban yang salah kelompok yang lain menyanggah
kemudian disempurnakan oleh guru.
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
bagaimana sikap duduk yang baik saat membaca dan bagaimana cara yang baik.
Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan dari materi
yang sudah diajarkan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Kemudian
guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi pembelajaran yang sudak
dilakukan secara keseluruhan. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum pulang. Guru mengucapkan
salam sebelum meninggalkan kelas.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama
yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang sudah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru memberi apersepsi dengan
mengajak siswa bermain game lembar dadu untuk membangkitkan semangat
siswa sebelum pembelajaran dimulai. Guru bertanya jawab kepada siswa tentang
pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya tentang cara duduk yang baik
saat membaca dan bagaimana membaca yang baik, kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan kedua tersebut, guru menyampaikan materi secara singkat tentang
bagaimana membaca nyaring suku kata dan kalimat dengan kalimat yang tepat.
Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok. Guru membagi lembar kerja kedalam
setiap kelompok berupa kotak yang berisi kata acak, kemudian guru memberi
instruksi tentang kalimat yang harus disusun oleh kelompok tersebut, siswa
menempel setiap kata yang guru sampaikan sebelumnya. Setiap siswa mendapat
giliran yang sama dalam mengerjakan lembar soal dalam kelompok mereka
masing-masing. Guru mengamati dan sesekali ikut berdiskusi di setiap kelompok.
Kelompok menulis hasil laporan masing-masing dan mempresentasikan hasil
laporan tersebut. guru membimbing disetiap kelompok jika ada jawaban yang
salah kelompok yang lain menyanggah kemudian disempurnakan oleh guru agar
menjadi lebih sempurna.
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
materi yang telah diajarkan. Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman atau
kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri. Kemudian guru memberikan kesimpulan akhir tentang materi
pembelajaran yang sudah dilakukan secara keseluruhan. Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin doa sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum
pulang. Guru mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan kedua yang
disisapkan oleh penulis sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
ketiga dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2017 pukul 07.10-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa
dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan
siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kembali materi yang sudah dipelajari
pada pertemuan pertama dan kedua yaitu bagaimana sikap duduk yang baik saat
membaca dan bagaimana membaca dengan baik, kemudian membaca nyaring
suku kata dan kalimat dengan kalimat yang tepat. Kemudian guru menyampaikan
materi secara singkat tentang membaca nyaring dengan menggunakan intonasi
yang tepat. Guru menginstruksikan siswa untuk membuat kelompok setiap
kelompok berisi 5 orang. Guru membagikan lembar kerja. Guru meminta siswa
untuk menyusun kata-kata acak dalam kelompok mereka menjadi kalimat. Semua
siswa dalam kelompok mendapatkan giliran yang sama dalam mengerjakan
lembar soal tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil laporan tersebut
dengan membaca hasil laporan yang sudah mereka kerjakan sebelumnya. Guru
membimbing kelompok dalam mempresentasikan hasil laporan sehingga jika
terjadi miskonsepsi guru dapat meluruskan atau membenarkan jawaban. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang sudah disampaikan
untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami materi yang sudah
disampaikan.
Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Kemudian siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru
bertanya tentang soal yang dianggap siswa sulit dan soal yang dianggap mudah
oleh siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta salah satu siswa
untuk memimpin doa sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum pulang.
Pada evaluasi hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar Bahasa Indonesia yang
diperoleh dari 25 siswa terdapat 21 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM
(≥70) dan terdapat 4 orang siswa yang belum tuntas .
Dari hasil evaluasi didapatkan data hasil belajar siswa siklus II. Dari data
tersebut disusun tabel hasil belajar siswa pada siklus II dapat menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Urutkan data terlebih dahulu
Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data
diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam
siklus I didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:
60, 60, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 85, 85,
90, 90, 90, 95, 95
2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar
dikurangi nilai yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin
Pada siklus II range (jangkuan) adalah 95-60= 35
3. Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess.
Berikut adalah rumus Sturgess:
K = 1 + 3,3 log N
dimana K = Banyaknya kelas dan N = Jumlah Data.
Pada siklus II banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada
siklus 1 terdapat 6 kelas.
4. Menentukan Interval Kelas
Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I =
5. Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas.
Pada siklus II interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah
35/6 = 5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.
6. Menentukan batas kelas dengan nilai terendah sebagai batas bawah kelas
Data dari hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II Siswa Kelas 1
SD Negeri Selopajang 01 Semester II/2017-2018
No Interval Frekuensi Persentase
1. 60 – 65 2 8%
2. 66 – 71 4 16%
3. 72 – 77 5 20%
4. 78 – 83 6 24%
5. 84 – 89 3 12%
6. 90 – 95 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM telah
meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM meningkat dari 17 siswa dengan persentase 68% menjadi 23 siswa dengan
presentase 92%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan
persentase 8% dari sebelumnya ada 8 siswa yang belum tuntas. Rata-rata kelas
juga mengalami peningkatan dari 72,2 menjadi 78,8. Nilai maksimal yang diraih
siswa adalah 95 dan nilai minimalnya 60. Dari tabel 4.5 dapat dibuat diagram
Diagram 4.2
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II
Berdasarkan diagram 4.2 hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada siklus II
adalah untuk rentang nilai 90-95 sebanyak 6 siswa, nilai 84-89 ada 3 siswa, nilai
78-83 ada 5, nilai 72-77 ada 6, nilai 66-71 ada 3 siswa dan nilai <70 ada 2 siswa.
Dari hasil yang didapat pada siklus 1I maka peneliti merasa adanya peningkatan
yang lebih baik dari siklus I.
4.1.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siklus II
Tahap observasi siklus II dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Observasi siklus II dilaksanakan dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Selama pembelajaran, yang mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran adalah teman peneliti. Apakahan pembelajaran tersebut
sudah sesuai dengan langkah-langkah PBL atau belum. Observer memberikan
penilaian terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau
komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan
0 1 2 3 4 5 6 7
60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam pertemuan 1 terdapat 20 indikator observasi kegiatan pembelajaran
guru. Pemberian skor observer dengan memberikan tanda (√) pada tabel yang
sudah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukkan pembelajaran yang
kurang maksimal. Hal ini terlihat dari 20 indikator hanya 17 indikator yang sudah
terlaksana. Pengajar belum mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi
yang lalu. Pengajar juga belum menggali pengetahuan awal siswa untuk
memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih kurang dalam
menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat menjadikan
pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.
Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 13 indikator untuk
mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari
keaktifan siswa sudah menunjukan perubahan. Hal tersebut terlihat dari
tercapainya semua indikator observasi keaktifan siswa. Akan tetapi dalam
mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk
maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras. Hal tersebut menjadikan
pengajar agar lebih memotivasi siswa agar lebih percaya diri.
Dalam pertemuan 2 pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan
dibandingkan dengan pertemuan pertama, indikator dalam observasi kegiatan guru
sudah terpenuhi. Guru juga sudah biasa mengaitkan dengan materi sebelumnya
dan sudah menguasai materi dengan baik. Dalam motivasi guru juga melakukan
dengan baik, hal itu terlihat dari minat siswa dalam pembelajaran.
Dalam segi penguasaan kelas masih terdapat kekurangan. Kekurangan
tersebut adalah siswa yang berebut untuk menjawab pertanyaan dan berebut untuk
maju kedepan dalam mempresentasikan hasil diskusi. Hal tersebut menjadikan
kelas menjadi gaduh. Kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi guru
untuk lebih menguasai kelas agar tidak terjadi kegaduhan lagi.
Dalam pertemuan 3 pembelajaran sudah dilakukan dengan sangat baik,
materi dan kelas guru melakukan dengan baik. Guru juga sudah menggali
pengetahuan awal siswa dengan baik. Hal tersebut terbukti dari semakin
tertariknya siswa dalam mengikuti pelajaran dan memecahkan masalah. Siswa
juga sudah mulai aktif dalam diskusi dan lebih giat dalam memecahkan masalah.
Dari observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua dan
ketiga sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hasil
observasi guru dan siswa dapat dilihat dari tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Selopajang 01 Tahun Pelajaran 2017/2018
No
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3
Jumlah Persentase
tersebut terlihat dari pertemuan pertama hanya 3 indikator yang belum tercapai.
Pada pertemuan 2 hanya 1 indikator yang belum tercapai. Pada pertemuan 3
semua indikator sudah tercapai dengan baik. Dari hasil observasi tersebut
mengartikan bahwa guru telah melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan
Selain observasi kegiatan guru, juga terdapat observasi kegiatan siswa saat
dalam mengikuti pembelajaran. Observasi kegiatan siswa dilakukan untuk
mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer, berikut data observasi keaktifan siswa:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Selopajang 01
Pada tabel 4.7 terlihat peningkatan keaktifan siswa. Pada pertemuan 1 sudah
11 indikator yang tercapai. Pada pertemuan 2 sudah meningkat menjadi 13
indikator yang telah tercapai. Dan pada pertemuan 3 semua indikator telah
terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena guru telah memperbaiki penguasaan kelas
dan lebih memotovasi siswa agar aktif dalam pembelajaran.
4.1.3.4Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan
menggunakan model PBL. Selain itu refleksi ini digunakan sebagai bahan
perbaikan untuk siklus berikutnya. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran
siklus II dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 maka diadakan refleksi
dalam bentuk diskusi dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diskusi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
PBL sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Dalam lembar observasi sudah
tidak ada komentar dari observer. Maka semua indikator pada siklus II telah
tercapai.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 92% siswa telah tuntas,
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8% dengan
KKM 70, dengan rata-rata kelas 78,8. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I dan
siklus II telah mengalami peningkatan. Berikut adalah hasil dari refleksi yang
dilakukan peneliti bersama dengan observer:
1. Kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.
2. Siswa lebih antusias, semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan.
4. Kegiatan pembelajaran lebih menarik siswa.
5. Siswa dapat memecahkan masalah dan saling bertukar pendapat dengan
teman kelompok.
6. Siswa lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat.
7. Siswa lebih berani untuk mengemukakan hasil laporan mereka didepan kelas
karena motivasi guru.
4.2 Analisis Data
Analisis data akan diuraikan dari analisis data perbandingan aktifitas guru
pada siklus I dan siklus II, analisis data siklus I, analisis data siklus II, dan analisis
komparatif. Dari perolehan data saat penelitian maka akan dianalisis dan
dibandingkan antara kondisi siklus I dan siklus II. Berikut analisis data dari siklus
I dan siklus II.
4.2.1 Analisis Data Perbandingan Aktivitas Guru dalam pembelajaran
Hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran yang dilakukan,
diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 indikator untuk lembar
observasi aktivitas guru. Dalam lembar observasi, observer mengisi data dengan
analisis data ini akan diuraikan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada
siklus I.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1
pada siklus I dan II dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diuraikan
pada tabel di bawah ini:
Diagram 4.3
Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II 4.2.2 Análisis Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Selain observasi terhadap aktivitas guru, peneliti juga melakukan observasi
terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Pada lembar
observasi kegiatan siswa terdapat 14 indikator pencapaian yang dijadikan acuan
dalam pembelajaran. Pada setiap pertemuan akan dianalisis untuk mengetahui
peningkatan dari kegiatan siswa. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.8
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran PBLpada Siklus I dan Siklus II
No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
pada siklus I maupun pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus II. Peningkatan aktivitas
siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut.
Diagram 4.4
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pembelajaran PBLpada Siklus I dan Siklus II 4.2.3 Analisis Ketuntasan dan Analisis Komparatif Hasil Belajar Siswa
Analisis ketuntasan diambil dari prasiklus, siklus I, dan siklus II yang
disajikan dalam sebuah tabel dan grafik. Setelah melakukan pembelajaran,
ketuntasan hasil belajar siswa kelas 1 pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.9
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Semester I/2017-2018
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 17 68%
2 Tidak Tuntas 8 32%
Rerata 72,2
Maksimum 90
Minimum 55
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, jumlah siswa yang memiliki nilai diatas
KKM sebanyak 17 siswa sebesar 68% dan siswa yang masih dibawah KKM
sebanyak 8 siswa sebesar 32%. Rata-rata nilai dari pelajaran Bahasa Indonesia
pada siklus I adalah 72,4 dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah
adalah 55. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan dalam diagam berikut:
68% 32%
Tuntas
Diagram 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Berdasarkan diagram 4.5 dapat dilihat perbandingan siswa yang telah
mencapai nilai diatas atau sama dengan KKM dan siswa yang masih dibawah dari
nilai KKM. Ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia siklus I sebanyak 17 siswa
(68%) mencapai nilai diatas atau sama dengan KKM dan termasuk kategori
tuntas, dan 8 siswa (32%) belum tuntas dengan nilai yang masih dibawah KKM.
Tabel 4.10
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Semester I/2017-2018
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 23 92%
2 Tidak Tuntas 2 8%
Rerata 78,8
Maksimum 95
Minimum 60
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa 23 siswa dengan presentase 92%,
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8%. Rata-rata
kelas pada siklus II adalah 78,8. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 95 dan
nilai minimalnya 60. Analisis ketuntasan belajar Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model Pembelajaran PBL dapat dilihat dalam bentuk diagram
Diagram 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Berdasarkan analisis ketuntasan hasil belajar antar siklus maka dapat dibuat
analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus. Analisis dilakukan
dengan menyajikan data perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I,
dan siklus II dalam tabel. Data tersebut dibandingkan dengan indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Berikut data analisis komparatif dapat dilihat pada tabel
4.12 berikut.
Tabel 4.11
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01
Semester I/2017-2018
No Ketuntasan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % f % f %
1 Tuntas 9 40% 17 68% 23 92%
2 Tidak Tuntas 16 60% 8 32% 2 8%
Rerata 61,6 72,3 78,8
Maksimum 80 90 95
Minimum 40 55 60
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PBL mengalami peningkatan dalam setiap siklus. Hal
Tunt as 92% Tidak Tunt as
8%
tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik pada grafik 4.7.
Gambar 4.7
Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan di kelas 1 SD Negeri
Selopajang 01 ditemukan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah, hal
tersebut disebabkan guru kelas masih menggunakan metode konvensional yaitu
metode ceramah dan masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang termotivasi
dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga kurang memanfaatkan media
dan alat peraga yang tersedia, sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi
kurang efektif. Siswa hanya belajar dengan cara menghafal materi tanpa
melakukan percobaan langsung. Akibatnya siswa menjadi malas dalam belajar
sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.
Berdasarkan nilai ulangan harian tema 1 diriku yang telah dilakukan,
rata-rata yang diperolah siswa adalah 61,6. Hanya terdapat 10 siswa yang nilainya di
atas atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dengan persentase 40%
dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa dengan persentase
60%. Nilai tertinggi dari ulangan tengah semester adalah 80 dan nilai terendahnya
adalah 40. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak. Setelah
menerapkan model pembelajaran PBL terjadi peningkatan hasil belajar. Pada 0
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa
SDN Selopajang 01
siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang terlihat dari ketuntasan
belajar siswa dengan 17 siswa mendapat nilai diatas KKM (70) dan 8 orang siswa
masih di bawah KKM. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 72,2 dan nilai tertinggi
90 serta nilai terendah adalah 55. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 23 siswa dan siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa. Rata-rata kelas meningkat
menjadi 78,8 dan nilai tertinggi 95 serta nilai terendah 60.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap siklus hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, 17 siswa telah
mendapatkan nilai di atas KKM dan 8 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Pada
siklus II, siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 23 orang dan hanya 2
orang yang masih dibawah KKM. Rata-rata kelas siklus I adalah 72,2 dan pada
siklus II adalah 78,8. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
1 SD Negeri Selopajang 01.
Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia ini disebabkan karena
pembelajaran dengan model pembelajaran PBL membuat siswa lebih aktif dalam
belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam
pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang
muncul dalam pembelajaran. Langkah-langkah meliputi siswa diberi suatu
pertanyaan dan juga sebuah gambar dan benda. Hal tersebut memunculkan
pertanyaan di pikiran siswa tentang benda tersebut. Kemudian siswa didorong
untuk mencari tahu tentang rasa ingin tahu mereka dengan mencari jawaban dari
berbagai sumber maupun melakukan praktik eksperimen untuk menjawab
pertanyaan dan rasa ingin tahu mereka. Dengan adanya hal tersebut, siswa akan
lebih giat dalam belajar dan dengan itu hasil belajar akan dapat meningkat.
Penerapan model pembelajaran PBL memberikan perubahan yang positif
dilakukan sudah tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran dengan model PBL
menjadikan guru sebagai fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Miftahul Huda (2015: 271) PBL merupakan pembelajaran
yang dapat diperoleh melalui proses pemahaman akan suatu masalah tersebut di
pertemuan pertama dalam proses pembelajaran. Sehingga pusat pembelajaran
adalah siswa bukan pada pengajaran guru. Penerapan model pembelajaran PBL
menjadikan guru sebagai fasilitator atau mengarahkan siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran PBL menjadikan siswa
untuk berfikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Hal
tersebut sesuai dengan Mohammad Jauhar (2011: 86) PBL merupakan model
pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi
siswa sehingga guru mempunyai menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan
kepada siswa dan memfasilitasi penyelidikan serta dialog. Dengan penerapan
model pembelajaran PBL siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran karena
model pembelajaran PBL menjadikan siswa untuk aktif dalam memecahkan
masalah.
Hasil penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian-penelitian yang
terdahulu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Setia Adiyana
(2015) karena didalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan
kemampuan menghitung pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Tunggulrejo
dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Penilitian lain yang dilakukan
oleh Iing Arihuda (2011) dalam meningkatkan hasil belajaran IPA Siswa Kelas 5
SD Negeri 1 Jekawal Tangen Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Linda Rachmawati
menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar
siswa yang meningkat dari rata-rata 67,32 pada siklus I menjadi rata-rata 79,64
pada siklus II. Hal tesebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran PBL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Nila
Erviana (2013) terbukti bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, hal tersebut terbukti karena terdapat peningkatan hasil belajar
yang dilakukan Febriana terlihat dari peningkatan dari rata-rata 76,75 pada siklus
I menjadi rata-rata 80,1 pada siklus II.
Berdasarkan pembahasan diatas, dengan penerapan model pembelajaran
siswa yang semula mendapatkan nilai dibawah KKM setelah dilakukan tindakan
kelas menggunakan model PBL menjadi tuntas melalui 2 siklus yaitu 2 tahap
siklus I dan siklus II. Maka dapat dibuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas