• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS

SKRIPSI

Oleh :

Indradi Dhany Sutopo K3105007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Wiyanti, M.Si Drs. Edy Legowo, M.Pd

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan di terima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. R. Indianto, M.Pd. .

Sekretaris : Dra. Siti Mardiyati, M.Si.

Anggota I : Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

Anggota II : Drs. Edy Legowo, M.Pd.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

Indradi Dhany Sutopo, Perilaku Merokok Pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Selogiri Wonogiri : Studi Kasus. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Desember 2011.

Fokus Penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri, 2) Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri melakukan merokok di sekolah, 3) Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri.

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1) Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah, 2) Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri merokok di sekolah, 3) Menjelaskan akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan.

(5)

commit to user

v

MOTTO

tetapi membuat dirinya berkualitas,sehingga Allah akan memilihnya daripada

Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan hanya kepada (QS. Al-Insyirah: 6-8)

Belajarlah dari pengalaman masa lalu, karena pengalaman mengajarkan arti

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Kepada:

1. Orang tuaku tercinta.

2. Adikku yang tersayang.

3. Seseorang yang selalu

memberiku semangat

4. Teman-teman prodi BK yang

selalu mendukungku.

5. Orang-orang yang menyayangiku

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hanya kepada-Nya manusia

memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama. Semoga

keselamatan dan kesejahteraan selalu di limpahkan kepada Rasulullah SAW,

keluarganya, dan para pengikut semua.

Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan Ibu

pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

baik. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan menjadikan

bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak

pihak-pihak yang memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga pada

kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dalam rangka

menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

(8)

commit to user

viii

3. Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si selaku Ketua Program Bimbingan dan

Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si dan Bapak Drs. Edy Legowo, M.Pd selaku

Dosen pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh

keikhlasan membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam

menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. Suroso Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Selogiri

Wonogiri yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri.

6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri yang telah memberikan

bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan.

7. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan

doanya.

8. Teman-temanku yang telah memberi motivasi.

semoga amal dan kebaikan Bapak, Ibu dan

(9)

commit to user

ix

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

BK disekolah dan sebagai pembelajaran bagi siswa-siswa SMP untuk berperilaku

sesuai tata tertib sekolah.

Surakarta, Desember 2011

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

ABSTRAK iv

HALAMAN MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

BAB II. LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka 9

(11)

commit to user

xi B. Perilaku Merokok Sebagai Pelanggaran

Tata Tertib

C. .. 15

D. Faktor-Fakt .. 17

1. Faktor alasan remaja merokok 17

2. Lingkungan yang mempengaruhi

remaja merokok 18

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian 20

B. Metode Penelitian 20

C. Sumber Data 21

D. Teknik Pengumpulan Data 22

E. Validitas Data 23

F. Analisis Data 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian 26

1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri 26

2. Tempat ... 26

3. Analisis Data Perilaku Merokok 30

a. Bentuk Perilaku Merokok Di Sekolah 31

b. Faktor Penyebab Merokok Di Sekolah 33

(12)

commit to user

xii

B. Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok

Sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Di Sekolah

Oleh Subjek Penelitian Yaitu Dona dan Arif

di SMP 37

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 42

B. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Bagi Subjek

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru BK

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Bagi Ketua Kelas

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua

Lampiran 6 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 1

Lampiran 7 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 2

Lampiran 8 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Guru BK

Lampiran 9 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek 1

Lampiran 10 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek2

Lampiran 11 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek1

Lampiran 12 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek2

Lampiran 13 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Subjek 1

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di bidang informasi yang sangat pesat

menimbulkan berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang

bersifat negatif. Pengaruh yang bersifat positif antara lain terbukanya jendela

informasi di berbagai ilmu pengetahuan dari dalam maupun luar negeri,

munculnya bermacam-macam media masa dan film yang sifatnya menambah

pengetahuan. Pengaruh yang bersifat negatif antara lain munculnya tayangan

di media cetak maupun elektronika yang tidak sesuai dengan perkembangan

anak dan budaya bangsa Indonesia contohnya segi negatif di internet anak

dapat dengan mudah bisa melihat gambar dan film porno, di jejaring sosial

anak dengan mudah berkenalan dengan orang lain dan tayangan televisi yang

sebagian tidak tidak mendidik dan tidak sesuai perkembangan anak.

Anak-anak remaja sangat rentan terhadap pengaruh dari luar misalnya

lingkungan bermain, lingkungan masyarakat yang terkadang membawa

pengaruh buruk bagi perkembangan anak yakni lingkungan dengan adanya

dewasa yang suka merokok, berjudi bahkan minum-minuman keras, selain itu

juga pengaruh dari berbagai macam media cetak maupun elektronika,

(15)

commit to user

2

Anak sangat mengharapkan peranan positif dan kewibawaan orang tua,

guru serta lingkungan yang dibanggakan, karena anak masih bersikap

mencari-cari atau seringkali ragu-ragu dan kurang pengalaman. Penilaian anak

tentang masalah kebaikan, kesucian, keindahan, dan kebenaran masih belum

lengkap dan mantap. Penilaian itu sangat dipengaruhi oleh sikap yang belum

dewasa yang ditandai sifatnya yang berpusat pada kepentingan diri sendiri. Di

samping itu adanya kecenderungan untuk menentang atau trotzalter ke dua

(Atkinson, 1999: 55). Pada masa ini bercirikan ekspresi-ekspresi khas seperti:

suka mogok, tidak patuh, keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak

kritik, sombong, merasa sudah dewasa, acuh tak acuh, suka berlagak, agresif,

cepat marah dan suka besar mulut. Pada umumnya anak remaja memiliki

kecenderungan suka melanggar tata aturan di rumah dan suka menentang

peraturan-peraturan, meremehkan arti pendidikan, melanggar disiplin dan

ketertiban di rumah maupun di sekolah serta meremehkan lingkungan (Kartini

Kartono, 1999:162).

Peraturan sekolah oleh anak dianggap tidak sesuai dengan

keinginannya, sehingga muncul niat untuk melanggar peraturan tersebut

seperti tidak ikut pelajaran sekolah malah nongkrong di kantin sekolah dan

sering bolos sekolah karena tidak suka dengan guru dan mata pelajarannya.

Hal ini didukung adanya tindakan guru yang kurang tegas menghadapi anak

yang berperilaku nakal sehingga guru dituntut memberikan prioritas lebih agar

siswa mengikuti tata tertib di sekolah maupun tata tertib lingkungan pergaulan

(16)

commit to user

3

pembentukan pribadi anak, bahkan memberi ciri pola tingkah laku dalam

pergaulan yang menunjukkan adanya sikap sopan santun atau kurang santun

dalam pergaulan sehari-hari.

Hasil penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Gajah Mada

Yogyakarta ( Sastriyani, dalam Suaramedia.com: 2008) menyatakan bahwa

sebanyak 29,1% remaja usia sekolah merupakan perokok aktif. Di antara

sejumlah perokok, 93% pada umumnya adalah pria dan 7% lainnya

perempuan. Perilaku merokok telah menjadi suatu hal yang biasa dilakukan

diberbagai tempat bahkan tempat umum. Perilaku merokok di kalangan

remaja hingga kini masih menjadi masalah yang cukup serius, dimulai dari

usia yang sangat relatif muda yaitu tingkat SMP.

Pengamatan di lapangan terdapat dua siswa SMP yang sering

melanggar tata tertib yaitu khususnya kebiasaan merokok bagi siswa SMP

disekolah. Menurut warga sekitar sekolah dan pemilik warung kebiasaan

merokok dilakukan pada saat jam istirahat dan pulang sekolah, kebiasaan

merokok dilakukan pada saat berkumpul dengan teman-temannya di warung.

Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh siswa SMP adalah kebiasaan

berperilaku yang tidak sehat yaitu bahaya merokok dapat menimbulkan

berbagai berbagai macam jenis penyakit, merugikan siswa karena merokok

adalah salah satu larangan disekolah dan kebiasaan merokok dapat

mempengaruhi siswa yang lain untuk merokok.

Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di

(17)

commit to user

4

macam bahan kimia. Sebanyak 3000 macam bahan kimia, baru 700 macam

yang di kenal diantaranya hanya 20 macam bahan kimia yaitu acrolein,

carbon monoxide, nicotine, amonia, formic acid, hydrogen cyanide,nitrous

oxide, formaldehyde, phenal, acetaldehyde,hydrogen disulfide, pyridine,

methyl chloride, acetronitrile,propionaldethyde, methanoi, tar, polonium,

arsenic trioxide, nickel carbonyl.

Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu

yang di derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa

jenis-jenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit

kanker, penyakit jantung, bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit

pencernaan, radang lambung, serta kelumpuhan otak. Kematian karena

penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang perokok di bandingkan

dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada rokok

menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok

dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan

kesehatan menurun bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang

bisa menyebabkan kematian.

Bahaya merokok dalam bidang kesehatan dan pendidikan sangat

merugikan dan merokok tidak ada manfaatnya. Apabila sejak usia dini atau

usia sekolah anak tidak diberikan pengarahan dan pendidikan dikhawatirkan

akan berdampak yang buruk lagi seperti pergaulan yang menyesatkan, anak

terjerumus narkoba dan perbuatan kriminal. Pendidikan selain mengemban

(18)

commit to user

5

ini adalah peraturan tata tertib yang ada di sekolah, yang mengharuskan

peserta didik untuk mengikutinya. Pelanggaran tata tertib sekolah oleh peserta

didik umumnya didorong atau dimotivasi oleh pengaruh pergaulan,

lingkungan pergaulan dan film-film kekerasan. Para pendidik diharapkan

dapat menjadi contoh terdepan dalam hal ketaatan terhadap tata tertib yang

dikembangkan di sekolah.

Guru sebagai pendidik yang menyelenggarakan pendidikan formal,

bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan kepada anak peserta didik.

Semua mata pelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan itu sudah ditetapkan

dalam kurikulum pembelajaran. Materi pembelajaran secara keseluruhan

termuat di dalam kurikulum, sedangkan tata tertib sekolah termuat didalam

peraturan sekolah. Berbagai bentuk pelanggaran tata tertib dapat terjadi dan

berbagai sangsipun telah direncanakan.

Salah satu bentuk pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah yang

dilakukan oleh anak sekolah tingkat SMP adalah merokok di sekolah.

Meskipun pihak sekolah sudah melakukan tindakan preventif, berupa

informasi dan pemberian pengarahan yang mendidik, namun kenyatannya

merokok yang dilakukan anak sekolah tetap berlangsung dan dengan cara

sembunyi-sembunyi. Pihak sekolah nampaknya tidak henti-hentinya

melakukan pembinaan, meskipun disadari bahwa di luar sekolah faktor

pengaruh merokok sudah menjadi kebiasaan bagi anak yang merokok. Jika

tidak ada pendekatan yang tepat, maka diduga kebiasaan merokok di kalangan

(19)

commit to user

6

negatif bagi sekolah, bagi penyelenggaraan pendidikan dan berdampak buruk

bagi kesehatan anak dan memberi pengaruh terhadap anak-anak lain yang

tidak merokok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan siswa

pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) perlu ditingkatkan melalui

kewajiban siswa mengikuti seluruh kegiatan di sekolah meliputi proses

belajar mengajar, kegiatan sekolah non kurikuler dan kegiatan ekstra

kurikuler. Jika siswa SMP lepas dari pengawasan guru dalam mengikuti

kegiatan sekolah, maka pelanggaran tata tertib akan terjadi di setiap kegiatan

dan pergaulan. Dapat dipahami bahwa merupakan salah satu tata tertib di

sekolah adalah larangan merokok bagi siswanya, apalagi dilakukan

dilingkungan sekolah. Melihat hal yang demikian berarti perlu adanya upaya

menegakkan tata tertib sekolah mengingat siswa SMP merupakan masa

praremaja yang mudah terpengaruh oleh perilaku dan situasi yang negatif .

Merokok pada siswa SMP memang perlu mendapat perhatian khusus

baik dari guru maupun orang tua, karena dapat menjadikan kebiasaan merokok

yang berdampak negatif pada kebiasaan pelanggaran tata tertib yang lain yang

akan menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu

diadakan tindakan penelitian yang akan mempelajari secara mendalam tentang

gejala-gejala merokok, sebab-sebab siswa melakukan pelanggaran tata tertib

dengan merokok, bahaya merokok dan akibat dari merokok terhadap prestasi

belajar siswa. Kebiasaan merokok pada saat berkumpul dengan

(20)

commit to user

7

berperilaku yang tidak sehat dan bisa berdampak ke tingkat kriminal.

Penelitian tersebut adalah studi kasus yang mempelajari kasus merokok

sebagai pelanggaran tata tertib di sekolah yang difokuskan kepada dua siswa

kelas VIII yang sudah mendapatkan sanksi skor 50, karena apabila sudah

mendapat sanksi skor 100 siswa akan dikembalikan ke orang tua. Penelitian

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan fokus penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Selogiri.

2. Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Selogiri melakukan merokok di sekolah.

3. Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Selogiri.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang :

1. Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah

2. Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri

(21)

commit to user

8

3. Menjelaskan akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Selogiri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Kajian studi ini diharapkan memberi kontribusi akademik pada

pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penanganan kasus tentang

kebiasaan merokok disekolah.

b. Sebagai kajian perkembangan teori-teori tentang perilaku merokok di

sekolah.

c. Menjadi reflektor terhadap penemuan/kajian terdahulu terhadap masalah

sejenis sekaligus memperkaya khasanah keilmuan Bimbingan dan

Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan kepada sekolah tentang cara-cara menjelaskan bahaya

merokok bagi siswa SMP

b. Dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi para guru SMP dalam

pembinaan perilaku siswa SMP.

c. Sebagai referensi bagi guru dan guru BK upaya pembimbingan dan

pengawasan terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah khususnya

(22)

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Merokok

Perilaku lebih dikenal oleh kalangan awam sebagai suatu kecenderungan

memberikan respon terhadap objek tertentu. Sebenarnya perilaku lebih tepat

diartikan sebagai realisasi dari sikap seseorang untuk melakukan tindakan sebagai

bentuk respon terhadap objek tertentu. Memperjelas mengenai pengertian perilaku

dapat di paparkan beberapa pengertian mengenai perilaku. Saifuddin azwar (1995

: 11) menjelaskan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses

pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dampaknya terbatas pada tiga

hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap

yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh

sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku

bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk

berperilaku tertentu. Pengertian diatas menunjukkan bahwa perilaku memiliki

unsur penilaian terhadap objek tertentu. Misalnya perilaku merokok, dalam hal ini

individu menilai merokok baik atau tidak sehingga dapat memunculkan perilaku

yang menunjukkan setuju atau tidak setuju.

Sugeng Hariyadi (1997:77) menambahkan bahwa perilaku merupakan

kesiapan (predisposisi) individu untuk merespon/bertindak terhadap objek sebagai

(23)

commit to user

10

lebih memandang perilaku pada sistem penilaian yang bersifat dapat berubah

bergantung pada pengaruh dari luar atau sistem norma yang dapat membentuk

moral yang dimiliki. Perilaku dapat juga diartikan sebagai landasan untuk

bersikap terhadap objek atau kesiapan merespon terhadap objek yang disebabkan

dari adanya sistem nilai tersebut. Beberapa definisi tersebut dapat terlihat bahwa

terdapat beberapa hal yang sama dari beberapa pengertian mengenai perilaku.

Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa perilaku itu tidak terlepas dari

adanya penilaian, perasaan, dan predisposisi. Berdasarkan pengertian-pengertaian

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku merupakan kesiapan

(predisposisi) untuk merespon terhadap objek baik dalam bentuk respon positif

maupun negatif.

Perilaku merupakan suatu bentuk kepercayaan, keyakinan, perasaan, dan

kecenderungan bertindak yang ditunjukan pada objek tertentu yang sedang

dihadapi. Selanjutnya perilaku juga bergantung pada penilaian, yaitu diterima atau

ditolaknya oleh objek tertentu. Jika seseorang menilai baik terhadap suatu objek,

maka akan berperilaku menyetujuinya terhadap objek tersebut, sedangkan bila

suatu objek tersebut dinilai negatif menurut dirinya, maka seseorang berperilaku

tidak menyetujuinya. Jika individu menerima suatu objek yang positif berarti

memiliki suatu perilaku yang positif dan jika individu tidak menerima suatu hal

yang negatif berarti seseorang akan berperilaku positif. Begitu pula sebaliknya,

jika individu berperilaku menerima terhadap suatu hal yang negatif maka

(24)

commit to user

11

Perilaku negatif dalam hal ini adalah perilaku kebiasaan merokok.

Kebiasaaan merokok dapat dijumpai di mana-mana, peringatan bahaya merokok

serta akibat-akibatnya telah disosialisasikan oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh

agama di Indonesia. Meskipun demikian selalu saja ada mekanisme mental yang

mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut

menentukan kecenderungan perilaku kebiasaan merokok. Menurut penyelidikan

Charles Gilbert Wernn dan Shirley Schwarzrock (dalam Nainggolan, 2006 : 17)

menjelaskan bahwa di kalangan remaja mulai merokok karena ikut-ikutan dengan

teman, untuk iseng, agar lebih tenang pada waktu berpacaran, berani ambil resiko,

karena bosan tidak ada yang dilakukan, dan supaya kelihatan seperti orang

dewasa. Kebanyakan perokok mulai mengisap rokok waktu umur belasan tahun

dan seseorang jarang dapat menikmati rokoknya yang pertama, pada umumnya

rokok pertama membuat seseorang merasa mual dan pening. Perilaku yang

dimiliki oleh para remaja disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap orang yang

merokok akibat selanjutnya diduga membentuk sebuah pengalaman baru yang

mewarnai perasaan yang menyebabkan ikut menentukan kecenderungan

berperilaku bahwa remaja akan ikut merokok atau menghindarinya. Fenomena

perilaku itulah yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang

sedang dihadapi, melainkan juga oleh kaitannya dengan pengalaman-pengalaman

masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan untuk masa yang akan

datang.

Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku

(25)

commit to user

12

kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di

jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang

merokok. Sitepoe (2000:20) mengemukakan bahwa merokok adalah membakar

tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun

menggunakan pipa. Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi

terlihat dan terdengar asing. Disetiap tempat banyak sekali ditemui orang-orang

yang melakukan akitivitas merokok yang disebut sebagai perokok. Seseorang

dikatakan sebagai perokok sangat berat atau biasa saja dapat diketahui dari

banyaknya batang rokok yang dihabiskan setiap harinya. Dikatakan perokok

sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan

selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok

sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara

6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang

waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok

sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000: 17) menyatakan bahwa

seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan

fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk

menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan dan

menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat

menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok. Di Indonesia

(26)

commit to user

13

temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh

teman-temannya.

Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan

agar menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Pada umumnya mereka bermulai

dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) selanjutnya

menjadi perokok aktif. Pada awalnya hanya mencoba-coba kemudian menjadi

ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat

berkumpul remaja atau usia anak sekolah menengah sedang menikmati rokok.

Sitepoe (2000: 20), menduga bahwa rokok tetap menjadi pilihan bebas dari

setiap individu dalam menentukan perilaku menjadi perokok atau tidak. Apabila

dilihat dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok dari segi kesehatan tidak ada

yang bermanfaat tetapi sampai saat ini jumlah perokok tidak semakin berkurang

melainkan selalu bertambah. Asap adalah hasil yang diperoleh dari membakar

rokok, ada dua jenis asap rokok yaitu : Asap rokok yang dihisap melalui mulut

disebut main stream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung

rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan keudara oleh perokok

disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.

Berdasarkan uraian diatas perilaku merokok yaitu kebiasaan merokok yang

(27)

commit to user

14

B. Perilaku Merokok sebagai Pelanggaran Tata Tertib Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdiri

dari berbagai unsur yaitu siswa, guru, kepala sekolah dan staf tata usaha sarana

prasarana sekolah. Suharsimi Arikunto (1990:122) menjelaskan bahwa peraturan

dan tata tertib adalah sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi

pada siswa dan tata tertib menunjuk pada patokan atau standar yang harus

dipenuhi oleh siswa. Perilaku merokok merupakan tingkah laku yang melanggar

tata tertib sekolah, karena semua sekolah menengah menjadikan larangan

merokok di lingkungan sekolah. Merokok sebagai tindakan pelanggaran tata tertib

sepantasnya mendapat sanksi bagi siswa yang melakukannya. Banyak para ahli

berpendapat bahwa anak sekolah yang merokok memiliki kecenderungan

melakukan tindakan yang bersifat tidak baik seperti, kurang menghargai guru,

teman dan orang-orang yang lebih tua (pantas dihormati), bahkan ada

kecenderungan terlibat dalam penggunaan narkoba, dan minum-minuman keras.

Tindakan-tindakan itu umumnya mengandung risiko yang dapat merugikan diri

sendiri dan orang lain, atau bahkan dapat menghilangkan nyawa baik diri sendiri

maupun orang lain.

Anak remaja sebagai tunas harapan bangsa dan negara pada masa

akhir-akhir ini menarik perhatian sebagai orang tua atau pendidik. Di media cetak dan

informasi seperti televisi sering membaca, mendengar, dan melihat tentang

perkelahian pelajar antar sekolah, pelecehan seksual, dan masalah remaja morfinis

(28)

commit to user

15

adalah anak yang sering meninggalkan bangku sekolah dan berperilaku santai

merokok bersama temannya, dan minum-minuman keras.

Di sekolah apabila tidak ingin penuh dengan siswa yang berperilaku merokok dan

berperilaku melanggar tata tertib sekolah dan menjadi terkenal karena memiliki siswa

yang berperilaku melanggar norma atau hukum diluar sekolah maupun berbuat asusila di

lingkungan masyarakat, maka perlu diadakan tindakan untuk menanganinya. Tindakan

penanganannya perlu dilakukan dengan banyak tindakan edukatif, yakni memfungsikan

bimbingan konseling di sekolah, mengaktifkan kegiatan ekstra kurikuler, seperti

pramuka, UKS, pecinta alam dan kegiatan lain yang mendidik rasa tanggung jawab anak.

Peraturan tata tertib di SMP Negeri 2 Selogiri antara lain :

1. Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa yang bersangkutan mendapatkan angka

hukuman.

2. Bila siswa melakukan pelanggaran akan ditangani sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3. Jenis pelanggaran dan angka hukuman diatur sebagai berikut :

a. Jenis pelanggaran ringan.

Datang terlambat, membuang sampah disembarang tempat, berkuku panjang,

makan didalam kelas, merusak tanaman dan meninggalkan pelajaran.

b. Jenis pelanggaran sedang.

Meninggalkan sekolah tanpa ijin, mengenakan pakaian diluar ketentuan

sekolah, merusak sarana dan prasarana disekolah, berambut gondrong,

mewarnai rambut dan membuat gaduh dikelas.

(29)

commit to user

16

Berpacaran disekolah, membawa HP ke sekolah, mengancam sesama teman,

berkelahi di sekolah, bertingkah laku tidak sopan, mengompas disekolah,

membawa senjata tajam, berjudi, membawa buku atau kaset porno dan

membawa, mengedarkan atau mengkonsumsi rokok, miras dan narkoba.

C. Bahaya Merokok

Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di dalam sebatang

rokok yang di hisap terdapat kurang lebih sebanyak 3000 macam bahan kimia. Sebanyak

3000 macam bahan kimia, baru 700 macam yang di kenal diantaranya hanya 20 macam

bahan kimia yaitu acrolein, carbon monoxide, nicotine, amonia, formic acid, hydrogen

cyanide,nitrous oxide, formaldehyde, phenal, acetaldehyde,hydrogen disulfide, pyridine,

methyl chloride, acetronitrile,propionaldethyde, methanoi, tar, polonium, arsenic trioxide,

nickel carbonyl.

Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang di

derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa jenis-jenis penyakit yang

sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit kanker, penyakit jantung,

bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit pencernaan, radang lambung, serta

kelumpuhan otak. Kematian karena penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang

perokok di bandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada

rokok menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok dapat

menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan kesehatan menurun

bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang bisa menyebabkan kematian

Perokok tidak terlalu banyak mengetahui bahwa rokok juga sangat membahayakan

(30)

commit to user

17

kimia dari tembakau dengan cara yang sama seperti urat nadi jantung dan apabila terjadi

penyempitan pada pembuluh darah atau urat nadi maka dapat menyebabkan kelumpuhan.

Merokok juga mempengaruhi otak seseorang yang menyebabkan kurang efisiensinya

mental seseorang. Menurut perhitungan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Royal

College di Inggris menyatakan bahwa rata-rata perokok kehilangan 5,5 menit umurnya

dengan setiap kali menghisap sebatang rokok dan sebenarnya merokok itu memendekkan

umur seseorang. Seorang ibu yang merokok pada waktu hamil akan melahirkan bayi 8

ons (200 gr) lebih ringan dari bayi ibu-ibu yang bukan perokok, yang disebabkan

terputusnya perbekalan kebutuhan darah bagi bayi sewaktu di dalam kandungan

(Nainggolan, 2006:41). Sitepoe (2000:17) menambahkan bahwa di Indonesia anak-anak

berusia muda mulai merokok disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu karena

kemauan sendiri, melihat temannya, dan diajari atau dipaksa merokok oleh

teman-temannya. Merokok juga merupakan salah satu yang dilakukan oleh para remaja untuk

menyatakan bahwa dirinya diterima dan teridentifikasi menjadi suatu kelompok tertentu.

Bahaya merokok bagi siswa SMP yaitu dapat menjadikan suatu kebiasaan berperilaku

yang tidak sehat sehingga menjadikan ketergantungan terhadap rokok, dapat

mempengaruhi siswa-siswa yang lain untuk merokok dan mendapatkan sanksi angka skor

dari guru karena merokok merupakan salah satu pelanggaran tata tertib sekolah.

D. Faktor-Faktor Penyebab Merokok

Abu Al-Ghifari (2003: 113) menanggapi perilaku merokok pada remaja, yaitu bagi

remaja modern merokok merupakan satu jenis pilihan aktifitas yang populer dilakukan

untuk memanfaatkan waktu senggang. Merokok bukanlah suatu hal yang tabu tetapi

(31)

commit to user

18

Untuk kebiasaan merokok pada remaja sendiri akan ditinjau beberapa hal mengapa

remaja memiliki kebiasaan merokok, di antaranya:

1) Faktor alasan remaja merokok.

Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan para remaja mengapa

melakukan aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok

dikarenakan ingin terkesan dewasa, atau gagah. Faktor pendorong menurut PMI

(1996: 41) bahwa remaja mulai melakukan aktivitas merokok antara lain : rasa ingin

tahu sampai menjadi ketergantungan, untuk meningkatkan kesan kejagoan, hasrat

berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya, adanya stress atau konflik batin

atau masalah yang sulit diselesaikan, dorongan sosial dari lingkungan yang

mendesak remaja untuk merokok kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan

lingkungan sosialnya, ketidak tahuan akibat bahaya merokok

Menurut Sitepoe (2000: 17) bahwa merokok pada anak-anak karena

kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa dirinya dewasa.

Alasan-alasan yang menyebabkan seseorang merokok dan membuat merokok menjadi

sesuatu yang menggairahkan bisa bermacam-macam dan bersifat pribadi. Alasan

remaja laki-laki merokok adalah membayangkan bahwa dengan merokok maka

dianggap sudah dewasa, tidak lagi anak kecil, dan bisa memasuki kelompok teman

sebaya sekaligus kelompok yang mempunyai ciri gaya tertentu yaitu merokok.

Alasan utama lainnya remaja merokok adalah karena ajakan atau paksaan teman

atau pengaruh lingkungan yang sulit ditolak. Bergabung dengan suatu kelompok

tertentu bagi remaja masa kini merupakan hal yang penting.

(32)

commit to user

19

Merokok pada remaja tidak begitu saja disebabkan oleh faktor remaja itu

sendiri, selain itu juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi. Hal

ini, ada dua lingkungan yang dapat mempengaruhi remaja merokok adalah :

a). Lingkungan keluarga.

Tidak sedikit remaja yang merokok dikarenakan di dalam lingkungan

keluarganya ada yang merokok. Misalnya saja seorang remaja laki-laki merokok

dikarenakan melihat ayahnya suka merokok. Remaja laki-laki mengidolakan

ayahnya sehingga ingin seperti ayahnya dan remaja tersebut suka memperhatikan

tingkah ayahnya sampai pada kebiasaan buruk ayahnya yaitu merokok. Selain hal

tersebut, ada juga orang tua yang tidak keberatan anak remaja laki-lakinya

merokok.

b). Lingkungan pergaulan remaja.

Lingkungan pergaulan remaja ini adalah lingkungan yang sangat menentukan

pada remaja. Remaja cenderung mendengarkan atau melakukan yang dibenarkan

dalam kelompoknya dan remaja cenderung melawan pada orang dewasa dan

orang tua. Meskipun orang tua melarang remaja tersebut merokok, tetapi bila

dirinya bergaul dengan sekelompok remaja yang merokok, maka kemungkinan

(33)

commit to user

20

BAB III

METODE PENELITIAN

Hal-hal yang berhubungan dengan metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah: (1) tempat penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) teknik

pengumpulan data, (5) validitas data, (6) teknik analisis data.

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Sekolah ini

dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan: (1) di SMP Negeri 2 Selogiri

Wonogiri banyak siswa yang memiliki kebiasaan merokok disekolah, (2) Warga

sekitar sekolah menilai banyak siswa berperilaku merokok yang dilakukan di

sekitar sekolah.

B. Metode Penelitian

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini menekankan pada usaha

pengumpulan informasi secara kualitatif tentang siswa yang mempunyai

kebiasaan merokok pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul

berupa bukti-bukti atau penjelasan-penjelasan.

Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari fakta yang nyata di

(34)

commit to user

21

dan akibat melakukan merokok disekolah. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang

mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek

penelitian. Melalui penelitian studi kasus di harapkan akan dapat di ketahui

mengenai karakteristik siswa yang melakukan pelanggaran berperilaku merokok

di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri, selain itu penelitian studi kasus ini adalah

untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku merokok di sekolah,

serta akibat pelanggaran perilaku merokok di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri.

C. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah subjek penelitian kedua siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri yang dapat memberikan informasi. Sumber data

primer dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu

Deri dan Anton yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu perilaku merokok di

sekolah.

Sumber data sekunder adalah teman-teman dekat subjek penelitian, wali

kelas, guru BK dan orang tua subjek. Sumber data sekunder di gunakan karena

guru merupakan orang yang mengetahui segala perilaku subjek selama mengikuti

pelajaran dalam kelas, teman dekat subjek merupakan sumber data untuk

mengetahui keadaan subjek saat berada di luar kelas dan orang tua adalah sumber

(35)

commit to user

22

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Maman Rahman (1993: 71) observasi adalah mengamati klien secara

sistematik terhadap gejala yang tampak disaat berlangsungnya peristiwa sehingga

observasi berada bersama objek yang diteliti. Observasi dilakukan dengan

pencatatan data yang di temukan di lapangan. Penggunaan teknik observasi dalam

penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui perilaku merokok di sekolah

dengan cara di buat pedoman observasi. Observasi di lakukan untuk mengamati

perilaku subjek di tempat yang biasa merokok. Penelitian ini untuk mengetahui

secara langsung mengenai perilaku siswa yang melanggar tata tertib merokok di

lingkungan sekolah. Observasi dibantu oleh guru dan guru BK.

2. Wawancara/Interview

Marjuki (1982: 163) interview adalah cara pengumpulan data dengan cara

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematika dan berlandaskan pada tujuan

penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung karena

peneliti ingin mendapatkan data yang akurat dan objektif, Tujuan penggunaan

teknik wawancara adalah untuk memperoleh data tentang perilaku dua siswa

merokok di sekolah berdasarkan pedoman wawancara yang di gunakan. Teknik

wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, yaitu pada saat istirahat atau setelah

usai sekolah. Wawancara dilakukan pada subjek penelitian, ketua kelas, wali

(36)

commit to user

23

E. Validitas Data

Validitas data berguna untuk menetapkan keabsahan data yang diperlukan

dalam teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Validitas data diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

menggunakan sumber atau teknik untuk mengecek keakuratan data yang

diperoleh.

Penelitian ini menggunakan teknik Trianggulasi Sumber dan Trianggulasi

Metode. Trianggulasi Sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda

yaitu ketua kelas, guru BK, wali kelas dan orang tua subjek penelitian.

Trianggulasi Metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang

berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang

diperoleh antara hasil wawancara dengan hasil observasi, maka data yang

diperoleh dinyatakan valid.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran

tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan

dilapangan. Penelitian dengan pendekatan fenomenologis dilakukan dengan cara

mendapatkan informasi perilaku merokok yang diperoleh dari observasi,

wawancara dan sumber data dari ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua

(37)

commit to user

24

jalur kegiatan, yaitu mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data dasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik

kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.

2. Penyajian data

Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan,

dibuang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan

selanjutnya data disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai

sumber dan metode. Data yang tersusun dimungkinkan untuk di analisis dan

ditarik kesimpulan sebagai langkah verifikasi.

3.Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Di dalam menarik kesimpulan harus juga diverifikasi makna-makna yang

muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya agar

(38)

commit to user

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri

Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri berada di desa Pule, Selogiri, Wonogiri.

SMP Negeri 2 Selogiri terletak di posisi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan

kantor balai desa Pule kecamatan Selogiri dan di kelilingi oleh sarana umum

lainnya, seperti pasar Pule, pertokoan, mini market dan warnet. Selain itu SMP

Negeri 2 Selogiri juga berdekatan dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu SD

Negeri 1 Pule dan TK Pertiwi 1 Pule. SMP Negeri 2 Selogiri berada dipinggir

jalan utama yang di lalui angkutan umum sehingga memudahkan akses untuk

menuju ke tempat sekolah.

2. Subjek Penelitian

Guru selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing memiliki

karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak

jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib sekolah. Sekolah merupakan

tempat bagi siswa-siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi siswa.

Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat

mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah. Perilaku

(39)

commit to user

26

tertib sekolah, misalnya merokok, berpakaian seragam tidak sesuai dengan

peraturan, sering terlambat sekolah ataupun masuk kelas, membolos, tidak

mengerjakan tugas sekolah, dan tanpa ijin mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka subjek penelitian ini yang dipilih

adalah perilaku siswa yang melanggar tata tertib larangan merokok di SMP Negeri

2 Selogiri. Siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan laporan wali kelas.

guru BK dan teman subjek. Laporan tersebut peneliti ingin mengungkap sebab

perilaku siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib larangan merokok

dalam lingkungan sekolah dan akibat dari perilaku tersebut. Data yang diperoleh

dari observasi, wawancara dan home visit dapat memberikan gambaran yang jelas

dan rinci mengungkap faktor penyebab perilaku siswa melakukan pelanggaran

terhadap tata tertib larangan merokok di SMP Negeri 2 Selogiri.

Adapun subjek penelitian sebagai berikut :

a. Subjek 1

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat

diketahui data pribadi subjek 1 sebagai berikut :

Nama : Deri

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 31 Januari 1998

(40)

commit to user

27

Agama : Islam

Kelas : VIII F

Bahasa Sehari-hari : Bahasa Jawa

Jarak Sekolah : 1 km

Alamat : Kargan, Nglaroh RT 01 RW 02 Pule,

Selogiri, Wonogiri

Data Orang Tua

Nama Ayah : Suyono

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pedagang

Nama Ibu : Suratmi

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pedagang

Deri adalah anak ke dua dari dua bersaudara, yang berada dikelas VIIIF,

Deri memiliki perilaku merokok didalam dan diluar sekolah. Deri mempunyai

hobi olah raga sepak bola, berenang, bermain musik, berkumpul dengan

teman-temannya dan menonton TV. Keluarga Deri tinggal dalam rumah yang sederhana

berdinding tembok kondisinya tidak terlalu bagus. Pengaturan ruangan tidak

(41)

commit to user

28

tidur dan dapur, sedangkan kamar mandi terletak di belakang rumah. Fasilitas

yang dimiliki keluarga Deri juga terbatas. Alat transportasi untuk sehari-hari

tersedia 1 buah sepeda motor tua yang sering dipakai Deri. Keluarga Deri

memiliki sebuah televisi yang berukuran kecil yang diletakkan di ruang tamu.

Menurut neneknya Deri sering berkumpul bersama teman-temannya diluar rumah,

apalagi orang tuanya yang bekerja di Jakarta sebagai pedagang jamu yang tidak

setiap hari ada dirumah. Orang tua Deri terkadang pulang 3 bulan sekali bahkan

lebih tergantung dari cukup tidaknya pendapatan orang tuanya.

b. Subjek 2

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat

diketahui data pribadi subjek 2 sebagai berikut:

Nama : Anton

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : 13 Maret 1998

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Nglaroh, Selogiri, Wonogiri.

Jarak Sekolah : 800 Meter

(42)

commit to user

29

Bahasa Sehari-hari : Jawa

Orang Tua

Nama Ayah : Sukamto

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : TNI

Nama Ibu : Ratih

Pendidikan : S1

Anton adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kedua kakaknya sekolah di

Perguruan Tinggi. Anton berada dikelas VIII C dan memiliki kebiasaan merokok

baik didalam dan luar sekolah. Anton mempunyai hoby bermain musik, sepak

bola, suka berkumpul dengan teman-temannya, bermain PS dan menonton TV

hingga larut malam. Secara ekonomi Anton dari keluarga yang cukup mampu,

ayahnya bekerja sebagai TNI sedangkan ibunya sebagai guru. Keadaan rumah

juga sudah cukup baik berdinding tembok bercat dan lantai sudah keramik.

Fasilitas dalam rumahnya sudah lengkap dan Anton pergi ke sekolah dengan

sepeda motor. Orang tua yaitu ibu Anton biasanya pulang ke rumah pada sore hari

sekitar jam setengah tiga karena sebagi guru SD di Nguntoronadi Wonogiri dan

ayahnya bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang dan malam yaitu di Bulu

(43)

commit to user

30

3. Analisis Data Perilaku Merokok

Perilaku merokok dari subjek 1 dan 2 dipengaruhi oleh banyak hal.

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 13-14 Juli 2011 dan wawancara 17-26

Juli 2011 terhadap subjek maupun informan-informan sebagai sumber data. Data

yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut dapat digunakan untuk mengungkap

perilaku merokok yaitu :

a. Bentuk perilaku merokok di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13-14 Juli 2011 subjek 1

(Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui perilaku merokok dilakukan saat

berkumpul dengan teman-temannya di kantin dan aula sekolah sambil

bercanda tawa dengan sembunyi-sembunyi. Kedua subjek mendapatkan

rokok dengan cara membeli di toko atau warung terdekat lokasi sekolah.

Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah

tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja

di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali

bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek

1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa

sepeda motor. Subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja

sebagai guru SD dan TNI. Dirumah subjek 2 merasa dirinya kesepian

karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi,

sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan

membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari

(44)

commit to user

31

bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu

Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 pada tanggal 17 Juli

2011 dan subjek 2 tanggal 18 Juli 2011 diketahui bahwa merokok

dilakukan pada saat jam istirahat dan jam kosong di kantin dan aula

sekolah bersama teman-temannya. Di samping itu merokok juga dilakukan

pada saat membolos kerumahteman yang sepi dan warnet. Kedua subjek

dalam satu hari menghabiskan rokok 7 batang sampai satu bungkus rokok

bahkan lebih. Rokok yang dikonsumsi kedua subjek bermacam-macam

yaitu berjenis filter dan kretek dengan merk rokok yang berbeda.

Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu kedua

subjek memang sering merokok bahkan membolos, terlambat masuk

sekolah dan berpakaian seragam sekolah tidak rapi. Berdasarkan

wawancara dengan ketua kelas yaitu kedua subjek merupakan anak yang

mudah bergaul dengan teman-temannya baik dalam lingkungan sekolah

maupun diluar sekolah yang rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan

kurang baik seperti merokok, membolos, berpakaian tidak rapi dan

minum-minuman keras. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua

subjek yaitu orang tua sebelumnya tidak mengetahui tentang perilaku

anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui yaitu

subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) merokok dilakukan pada saat jam

(45)

commit to user

32

teman-temannya, rokok didapatkan dengan cara membeli dengan uang

jajannya di warung atau toko dekat sekolah. Subjek merokok bersama

teman-temannya di kantin, aula sekolah dan pada saat membolos yaitu

rumah temannya yang sepi dan warnet. Diluar sekolah subjek lebih

memilih berkumpul dengan teman-temannya.

b. Faktor penyebab merokok di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan subjek 1 dan 2

yaitu keinginan untuk merokok di sekolah dan rasa malas ketika

memperhatikan guru pada saat memberikan materi pelajaran. Kedua

subjek juga merasa kalau orang tua tidak memberikan perhatian dan kasih

sayang, di samping itu merokok karena bujukan teman-temannya yang

merokok baik lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Berdasarkan

home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah tinggal

bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di

Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali

bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek

1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa

sepeda motor. Subjek 2tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja

sebagai guru SD dan TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah

karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi,

sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan

membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari

(46)

commit to user

33

bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu

Sukoharjo.

Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu

Orang tua subjek yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang

mendapatkan perhatian, pengarahan dan pengawasan yang menyebabkan

anak banyak bergaul di luar rumah. Pergaulan yang buruk akan

mempengaruhi perkembangan yang buruk juga terhadap anak.

Berdasarkan wawancara dengan teman subjek atau ketua kelas yaitu

subjek merokok karena terpengaruh pergaulan yang kurang baik dari

teman-temannya. Berdasarkan wawancara dengan orang tua subjek yaitu

orang tua sebelumnya tidak mengetahui kalau kedua subjek sering

melanggar tata tertib sekolah terutama merokok. Orang tua menyadari

yaitu kurangnya perhatian dan pengawasan untuk perkembangan anaknya

sehingga anak banyak bergaul keluarrumah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber

atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) di ketahui

penyebab perilaku merokok dipengaruhi dari teman-temannya yang suka

merokok, kurangnya mengerti dan memahami arti dari pendidikan dan

kesehatan, dan kurangnya perhatian serta pengawasan dari orang tua.

Dilingkungan luar sekolah subjek lebih memilih berkumpul dengan

(47)

commit to user

34

c. Akibat perilaku merokok di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pada subjek 1 dan 2 yaitu kedua

subjek banyak mendapat teguran dari bapak ibu guru karena tidak tertib

sekolah diantaranya berpakaian tidak rapi, tidak memperhatikan pelajaran

pada saat guru mengajar dan terlambat masuk kelas karena merokok

bersama temannya. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2

diketahui di rumah subjek 1 tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut

neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang

pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil

pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek 1 lebih memilih berkumpul

dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Dirumah subjek

2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan

TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah karena kedua kakaknya

sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih

berkumpul dengan teman-temanya dengan membawa sepeda motor. Ibu

biasanya pulang pada sore hari karena tugasnya jauh yaitu di SD

Nguntoronadi Wonogiri dan Bapak bekerja TNI sesuai jadwal piketnya

siang atau malam yaitu di Bulu Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 dan 2 di ketahui

bahwa kedua subjek malas ketika harus membaca buku dan belajar

disamping itu juga banyaknya aturan sekolah dan tugas yang diberikan

guru membuat malas untuk mengerjakan tugas sehingga lebih memilih

(48)

commit to user

35

sambil merokok. Berdasarkan wawancara dengan guru BK diketahui

bahwa subjek 1 dan 2 mendapatkan sanksi dan teguran. Sanksi untuk Deri

dan Anton yaitu berupa skor yang sudah mencapai angka 50 karena

merokok didalam sekolah dan tidak menaati peraturan sekolah sehingga

guru BK mendatangkan orang tua ke sekolah untuk memberikan

pemberitahuan dan pengarahan untuk perkembangan anak. Perilaku

merokok dalam lingkungan sekolah mendapatkan sanksi skor 10,

membolos dan berpakaian tidak tertib mendapatkan sanksi skor 5.

Pemanggilan orang tua/wali ada 4 tahap yaitu tahap 1 pemanggilan orang

tua/wali apabila angka skor siswa mencapai 25, tahap 2 apabila mencapai

angka skor 50, tahap 3 apabila mencapai angka skor 75 dan tahap 4

apabila mencapai angka skor 100 siswa dikembalikan kepada orang tua.

Berdasarkan wawancara dengan teman kelas atau ketua kelas yaitu kedua

subjek tidak memperhatikan pelajaran, malas mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru dan mencontek pada saat ulangan. Berdasarkan

wawancara dengan orang tua subjek 1 dan 2 yaitu orang tua tidak

mengetahui kalau anaknya sering melanggar tata tertib sekolah terutama

merokok. Orang tua subjek baru mengetahui setelah mendapat surat

panggilan dari sekolah karena pelanggaran tata tertib oleh anaknya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber

atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui

akibat perilaku merokok yaitu rasa malas untuk belajar dalam

(49)

commit to user

36

materi pelajaran, mendapatkan sanksi berupa skor yang mencapai angka

50 yaitu bagi siswa yang merokok mendapatkan sanksi skor 10, teguran

dari guru BK dan pemanggilan orang tua ke sekolah untuk diberikan

pengarahan supaya anak-anaknya tidak mengulangi perbuatannya

disekolah, apabila kedua subjek mendapatkan sanksi skor 100, maka akan

dikembalikan orang tua, Kedua subjek malas mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru dan tidak menaati peraturan tata tertib sekolah.

B. Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok sebagai Bentuk

Pelanggaran Tata Tertib Disekolah oleh Subjek Penelitian yaitu Deri

dan Anton di SMP Negeri 2 Selogiri.

Pandangan pihak terkait tentang perilaku merokok sebagai bentuk

pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh Deri dan Anton merupakan

bentuk pernyataan atau ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi dalam hal

ini adalah bentuk pelanggaran perilaku merokok yang dilakukan oleh Deri dan

Anton di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara

langsung mengetahui perilaku merokok sebagai bentuk pelanggaran yang

dilakukan siswa terhadap tata tertib yang berlaku di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak

terkait tersebut meliputi guru BK, wali kelas, orang tua siswa dan warga sekitar

(50)

commit to user

37

1. Guru bimbingan dan konseling (BK)

Guru bimbingan dan konseling sebagai pihak sekolah yang secara

langsung menangani suatu permasalahan dalam lingkungan sekolah,

termasuk siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah yaitu

merokok dalam lingkungan sekolah. Pelanggaran perilaku merokok yang

dilakukan oleh Deri dan Anton tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena

dapat mengganggu proses belajar mengajar siswa yang terlambat masuk

kelas, membolos untuk merokok bersama dengan siswa yang lain dapat

mengakibatkan citra sekolah kurang baik. Pandangan guru bimbingan dan

konseling terhadap Deri dan Anton tentang perilaku merokok yaitu

merokok ditinjau dari bidang kesehatan dapat mengakibatkan berbagai

macam jenis penyakit dan membuat ketergantungan berperilaku merokok.

Apabila sejak usia SMP anak sudah terbiasa berperilaku merokok dapat

mengakibatkan suatu kebiasaan buruk yang bisa mempengaruhi siswa

yang lain untuk berperilaku merokok. Disekolah Khususnya kasus

pelanggaran merokok memiliki banyak faktor yang menyebabkan yaitu

dari diri sendiri dan lingkungan luar yang mempengaruhinya serta

kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk melakukan suatu

pelanggaran dari peraturan yang ada disekolah. Guru BK mengadakan

pembimbingan secara rutin kepada siswa yang melanggar tata tertib

sekolah termasuk merokok. Hal tersebut sebagai pola penanganan yang

tepat baik secara preventif maupun kuratif agar tidak berpengaruh kepada

(51)

commit to user

38

2. Wali kelas

Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung

perilaku siswa ketika di dalam kelas. Wali kelas bekerja sama dengan guru

BK untuk menangani permasalahan yang terjadi pada anak didiknya.

Perilaku merokok yang dilakukan siswa SMP dapat menjadikan suatu

kebiasaan yang kurang baik. Apabila sejak SMP kebiasaan berperilaku

merokok tidak diberikan penanganan yang tepat, siswa bisa terjerumus

ketingkat kriminal seperti narkoba, minum-minuman keras bahkan

pelecehan seksual karena pengaruh pergaulan dan kebiasaan perilaku

merokok yang dilakukan bersama dengan teman-teman bermainnya baik

di dalam maupun di luar sekolah. Wali kelas merasa kewalahan

memberikan pengarahan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah,

sehingga sanksi diberikannya sebagai peringatan keras kepada anak-anak

tersebut.

3. Orang tua siswa

Peran orang tua menjadi faktor yang penting dalam perkembangan

mental anak-anaknya termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan

dalam lingkungan sekolah. Perhatian, pendidikan dan kasih sayang yang

diberikan orang tua kepada anak-anaknya sangatlah diperlukan karena

mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anaknya. Orang tua tidak

melihat atau mengawasi secara langsung perilaku yang dilakukan oleh

anak-anaknya. Khusus masalah perilaku kebiasaan merokok, pada

(52)

commit to user

39

anak-anaknya, seperti orang tua kurang dalam memberikan perhatian, anak

terlalu di manja dan kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering melanggar tata

tertib di sekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua untuk

menanganinya dengan memberikan teguran, pengarahan, pengawasan dan

hukuman yang sesuai diharapkan dapat mengubah perilaku anak menjadi

lebih disiplin.

4. Warga sekitar sekolah

Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat

perilaku para siswa khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku

pelanggaran yang di lakukan siswa tidak hanya terjadi dalam sekolah akan

tetapi juga terjadi pada saat diluar sekolah bahkan bentuk pelanggarannya

dapat lebih banyak diluar sekolah. Pelanggaran perilaku kebiasaan

merokok banyak terjadi pada saat pulang sekolah. Bentuk pelanggaran

lainya yaitu seperti berpakaian sekolah tidak rapi, berkelahi, menonton

film porno, membolos dan minum-minuman keras. Warga menilai bahwa

perilaku tersebut termasuk perilaku yang tidak pantas dicontoh oleh siswa

yang lain termasuk remaja sekitar sekolah, karena sangat merugikan bagi

diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang

memiliki usaha warung yang tempatnya sering di jadikan tempat

berkumpul para siswa sehingga warga sekitar sekolah sering kali melihat

Referensi

Dokumen terkait

Identitas etnik Tionghoa golongan peranakan didalam penelitian ini merupakan suatu refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnik dan proses

Data yang telah terkumpul diatas kemudian dihitung untuk menghasilkan nilai total calon karyawan untuk setiap kriteria utama (MC1, MC2, MC3 dan MC4) dengan mengkalikan skor dari

Situs web PT ASKOTAMA INTI NUSANTARA memberikan informasi baik informasi perusahaan maupun informasi produk yang ditawarkannya, sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengakui

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Unir.ersitas Sebelas \'Iaret, scgala bentuk tuntutan hukum yang timbrrl atas pelanggaran

Petua Uteun ( Pawang Hutan) sebagai benteng utama dalam menjaga dan mengelola menejemen hutan dengan mengaitkan kearifan budaya lokal merupakan salah satu adat

Untuk mengumpulkan data empirik sebagai bahan merumuskan konsep teoritik berkenaan dengan paradigma yang berkembang dalam rangka. memahami Bagaimana gagasan

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu terntu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. Keunggulan dari deposito berjangka adalah Perpanjangan otomatis pada saat

Di Pondok Pesantren Roudlotul Qurro lingkungan dan hari berbahasa Arab diberlakukan pada setiap hari sabtu dan untuk sanksi bagi santri yang tidak menggunakan