• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Sundanese Boutique Hotel dengan Konsep Living in sundanese Traditional Village di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Sundanese Boutique Hotel dengan Konsep Living in sundanese Traditional Village di Bandung."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The number of hotel in Bandung at present is increasing significantly and yet

most of them are targeting backpackers with limited budgets and use the hotel simply

for lodging. There are only a few numbers of unique, thematic, creative hotels which

can give their own sales points for domestic and international tourists who come and

visit the city.

Bandung is the capital of East Java province with the Sundanese as the

natives. At present, the Sundanese culture starts to fade away as a result of the modern

global culture. Thus, there has to be a unique and creative hotel that highlights

Sundanese culture as well as showcasing the locality of Bandung people realized in

the form of Sundanese boutique hotel.

The boutique hotel not only serves as place to spend the night in but also offers

educational recreation of Sundanese culture. It also has facilities inspired by the

activities of people living in traditional village of Sunda, which includes craft

workshop of SundaRajapolah, batik and Sundanese traditional game,

ngabeudahkeun,i.e. catching fish with bare hands, rice plants process, restaurant and

Sundanese cafe that serves food and beverage of local Sunda.

The ambience of the hotel focalizes the Sundanese traditional village applied

in each interior of the room with distinct themes achieved through materials, colors

and designs or the furniture. The main goal is for the users to have a new experience

of living in the Sundanese local village while spending the night in a unique hotel.

(2)

ABSTRAK

Pertumbuhan hotel di kota Bandung saat ini semakin meningkat jumlahnya,

namun hotel yang terdapat di pusat kota Bandung pada umumnya merupakan hotel

yang mengejar budget minim dan hanya berfungsi sebagai fasilitas penginapan.

Belum banyak hotel yang unik, tematik, dan kreatif yang tentunya dapat memberikan

nilai jual tersendiri bagi tamu luar kota maupun luar negri yang berkunjung.

Kota Bandung sendiri merupakan ibukota provinsi Jawa Barat dimana suku

asli yang menempati wilayah ini adalah suku Sunda. Saat ini kedudukan budaya

Sunda terasa semakin pudar karena pengaruh arus global modern yang semakin

mengikis kearifan lokal budaya Sunda. Maka dari fenomena tersebut, tercetuslah ide

untuk merancang sebuah fasilitas penginapan yang unik dan kreatif sekaligus

mengusung dan mengangkat keraifan budaya lokal (budaya Sunda) di kota Bandung

dan dikemas dalam Sundanese boutique hotel.

Sundanese boutique hotel selain menawarkan fasilitas penginapan, juga

menawarkan beberapa fasilitas rekreasi dan edukasi mengenai kebudayaan Sunda.

fasilitas-fasilitas ini terinspirasi dari aktivitas kehidupan masyarakat Sunda sehari-hari

di kampung adat Sunda. Fasilitas tersebut antara lain workshop menganyam anyaman

Sunda Rajapolah, workshop membatik, area bermain permainan tradisional Sunda,

area ngabeudahkeun (menangkap ikan dengan tangan), diorama proses pengolahan

padi, restaurant dan warung Sunda yang menjual berbagai macam makanan dan

minuman khas Sunda.

Suasana yang ditampilkan pada hotel ini adalah nuansa kompleks kampung

adat Sunda. Suasana ini diterapkan pada interior setiap ruang secara visual dengan

tema yang berbeda-beda melalui pengolahan material, warna dan desain pada

beberapa furnitur. Hal ini bertujuan agar user dapat merasakan seperti hidup di

kampung adat Sunda dan saat kembali ke tempatnya masing-masing, user telah

mendapatkan pengalaman baru dengan berlibur di hotel yang unik.

(3)

DAFTAR ISI

1.5 Manfaat Perancangan……….... 4

1.6 Ruang Lingkup Perancangan……….... 4

1.7 Sistematika Penulisan………... 5

BAB II SUNDANESE BOUTIQUE HOTEL 2.1 Hotel……….. 6

2.3 Produk, Fasilitas dan Layanan Hotel……… 13

(4)

2.3.2 Standar Room Set Up………. 18

2.4 Standar Material Pada Hotel………. 20

2.5 Sistem Pencahayaan……….. 23

2.6 Sistem Penghawaan………... 24

2.7 Sistem Pengendalian Kebakaran………... 25

2.8 Teori Warna………... 27

2.9 Standar Ergonomi……….. 30

2.10 Kebudayaan Sunda……… 38

2.10.1 Pengertian Budaya………... 38

2.10.2 Suku Sunda……….. 39

BAB III DATA PERANCANGAN SUNDANESE BOUTIQUE HOTEL DI BANDUNG

3.9.2 Kedekatan Ruang per Bangunan (Bubble Diagram)……….. 69

3.9.3 Zoning Blocking……….. 71

3.10 Tema dan Konsep………. 77

BAB IV PERANCANGAN SUNDANESE BOUTIQUE HOTEL DI BANDUNG 4.1 Perancangan Umum……….. 82

4.2 Perancangan Khusus………. 85

(5)

4.2.2 Diorama Padi……….. 89

4.2.3 Restaurant……….. 90

4.2.4 Warung Sunda……… 92

4.2.5 Kamar Suite……… 94

4.2.6 Kamar Deluxe………. 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……… 98

5.2 Saran……….. 100

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lingkaran Warna Brewster……… 28

Gambar 2.2 Standar Ketinggian Meja Resepsionis………... 30

Gambar 2.3 Standar Sirkulasi Area Tunggu……….. 30

Gambar 2.4 Standar Ergonomi Tempat Duduk………. 30

Gambar 2.5 Standar Sirkulasi Area Duduk………... 31

Gambar 2.6 Standar Ketinggian Tempat Duduk………... 31

Gambar 2.7 Standar Sirkulasi Area Kerja Bar……….. 31

Gambar 2.8 Standar Luas Area Meja Makan 6 Orang……….. 32

Gambar 2.9 Standar Ketinggian Area Makan………... 32

Gambar 2.10 Standar Luas Area Meja Makan 4 Orang……… 32

Gambar 2.11 Standar Sirkulasi Area Makan………. 33

Gambar 2.12 Standar Ketinggian Area Makan………. 33

Gambar 2.13 Standar Ukuran Tempat Tidur………. 33

Gambar 2.14 Standar Sirkulasi Kamar Tidur……… 34

Gambar 2.15 Standar Sirkulasi Kamar Tidur (2)……….. 34

Gambar 2.16 Standar Ergonomi Lemari Pakaian………. 34

Gambar 2.17 Standar Ergonomi Lavatory……… 35

Gambar 2.18 Standar Ergonomi Area Shower……….. 35

Gambar 2.19 Standar Ergonomi Kloset……… 35

Gambar 2.20 Standar Ergonomi Bathtub……….. 36

Gambar 2.21 Standar Ergonomi Jarak Pandang Mata……….. 36

Gambar 2.22 Standar Ergonomi Lemari Display……….. 36

Gambar 2.23 Standar Ergonomi Area Penjualan……….. 37

Gambar 2.24 Standar Ergonomi Area Membungkus Kado……….. 37

Gambar 2.25 Rumah Adat Sunda Di Kampung Naga……….. 40

Gambar 2.26 Halaman Rumah Sunda Dengan Beras Yang Dijemur Dalam Nyiru 41 Gambar 2.27 Menganyam Anyaman Dari Bambu Oleh Kaum Wanita………… 41

(7)

Gambar 2.30 Menangkap Ikan Di Kampung Pulo……… 42

Gambar 2.31 Permainan Jajangkungan Khas Sunda……… 43

Gambar 2.32 Permainan Tradisional Gobak Sodor……….. 43

Gambar 2.33 Masyarakat Sunda Yang Bersantai Dan Berbincang-Bincang…... 44

Gambar 2.34 Bangunan Adat Sunda……… 44

Gambar 2.35 Halaman Depan Rumah Di Kampung Naga………... 45

Gambar 2.36 Dinding Bilik Kepang Dan Jendela Di Kampung Naga…………. 45

Gambar 2.37 Perbedaan Kontur Bangunan Di Kampung Naga………... 45

Gambar 2.38 Boboko Perabot Dapur Tradisional Sunda……….. 47

Gambar 2.39 Nyiru Perabot Dapur Tradisional Sunda………. 47

Gambar 2.40 Dapur Tradisional Sunda 1………. 48

Gambar 2.41 Dapur Tradisional Sunda 2………. 48

Gambar 2.42 Ornamen Khas Sunda Diatas Rumah Adat Sunda……….. 48

Gambar 2.43 Struktur Bangunan Rumah Adat Sunda……….. 49

Gambar 2.44 Dapur Tradisional Sunda………. 49

Gambar 3.1 Site Bumi Bandhawa Hotel………... 51

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Boutique Hotel……….. 59

Gambar 3.3 Lobby Hotel St Regis Bali Resort……….. 61

Gambar 3.4 Tangga Hotel St Regis Bali Resort……… 61

Gambar 3.5 Penerapan Corak Atau Langgam Pada Hotel St Regis Bali Resort... 61

Gambar 3.6 Ornamen Patung Bali Pada Hotel St Regis Bali Resort……… 62

Gambar 3.7 Fasilitas Perpustakaan St Regis Bali Resort……….. 62

Gambar 3.8 Fasilitas Mini Villa St Regis Bali Resort………... 62

Gambar 3.9 Restaurant St Regis Bali Resort……… 63

Gambar 3.10 Entrance Hotel Ananta Legian Bali……… 63

Gambar 3.11 Area Transisi Hotel Ananta Legian Bali………. 64

Gambar 3.12 Lorong Kamar Hotel Ananta Legian Bali………... 64

Gambar 3.13 Restaurant Hotel Ananta Legian Bali………. 64

Gambar 3.14 Corak Atau Langgam Hotel Ananta Legian Bali……… 65

Gambar 3.15 Bangunan Kamar Sumber Alam Resort……….. 66

(8)

Gambar 3.17 Ruang Keluarga Sumber Alam Resort……… 66

Gambar 3.18 Kamar Tidur Sumber Alam Resort………. 67

Gambar 3.19 Saung Sumber Alam Resort……… 67

Gambar 3.20 Ruang Makan Sumber Alam Resort……… 67

Gambar 3.21 Area Bermain Sumber Alam Resort……… 68

Gambar 3.22 Flow Activity Tamu Yang Tidak Menginap……… 68

Gambar 3.23 Flow Activity Tamu Yang Menginap……….. 69

Gambar 3.24 Flow Activity Pekerja Hotel………. 69

Gambar 3.25 Diagram Kedekatan Ruang Bangunan Utama………. 69

Gambar 3.26 Diagram Kedekatan Ruang Bangunan L………. 70

Gambar 3.27 Diagram Kedekatan Ruang Kamar Deluxe………. 70

Gambar 3.28 Diagram Kedekatan Ruang Bangunan Restaurant……….. 70

Gambar 3.29 Diagram Kedekatan Ruang Bangunan Owner House………. 71

Gambar 3.30 Denah General Lantai I Hotel Bumi Bandhawa……….. 72

Gambar 3.31 Denah General Lantai II Hotel Bumi Bandhawa……… 72

Gambar 3.32 Zoning Blocking Bangunan Utama Dan Bangunan L Lantai 1…... 73

Gambar 3.33 Zoning Blocking Bangunan Utama Dan Bangunan L Lantai 2…... 73

Gambar 3.34 Zoning Blocking Bangunan Kamar Deluxe Lantai 1………... 74

Gambar 3.35 Zoning Blocking Bangunan Kamar Deluxe Lantai 2………... 75

Gambar 3.36 Zoning Blocking Restaurant……… 76

Gambar 3.37 Zoning Blocking Bangunan Back Office………. 76

Gambar 3.38 Zoning Blocking Panel Room………. 77

Gambar 3.39 Konsep Bentuk……… 78

Gambar 3.40 Konsep Material……….. 78

Gambar 3.41 Konsep Warna………. 79

Gambar 3.42 Konsep Motif……….. 79

Gambar 3.43 Konsep Pencahayaan……….. 80

Gambar 3.44 Konsep Penghawaan………... 81

Gambar 3.45 Konsep Keamanan……….. 81

Gambar 4.1 Denah General Lantai 1……… 83

(9)

Gambar 4.3 Entrance Lobby………. 85

Gambar 4.4 Fasilitas Duduk Di Teras……….. 85

Gambar 4.5 Treatment Dinding Dengan Ornamen Sunda……… 86

Gambar 4.6 Treatment Ceiling Lobby (Lobby Ceiling Plan) ……….. 87

Gambar 4.7 Potongan Lobby……… 87

Gambar 4.8 Denah Pola Lantai Lobby………. 87

Gambar 4.9 Perspektif Lobby………... 88

Gambar 4.10 Diorama Padi……….. 89

Gambar 4.11 Denah Diorama Padi………... 89

Gambar 4.12 Area Makan Restaurant……….. 90

Gambar 4.13 Wastafel Seeng……… 91

Gambar 4.14 Area Lesehan Restaurant……… 91

Gambar 4.15 Perspektif Restaurant……….. 92

Gambar 4.16 Warung Sunda………. 92

Gambar 4.17 Treatment Kayu Stilasi Anyaman Bilik Sasag……… 93

Gambar 4.18 Warung Sunda Outdoor……….. 93

Gambar 4.19 Warung Sunda Treatment Ceiling………... 94

Gambar 4.20 Kamar Suite………. 94

Gambar 4.21 Dapur Dan Ruang Makan Kamar Suite………... 95

Gambar 4.22 Area Tidur Kamar Suite……….. 95

Gambar 4.23 Ruang Keluarga Kamar Suite……….. 96

Gambar 4.24 Kamar Deluxe……….. 96

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Boutique Hotel Dengan Hotel Lainnya……… 12

Tabel 2.2 Standar Intensitas Cahaya (Lux) Dalam Hotel……….. 23

Tabel 3.1 Analisa Site Hotel Bumi Bandhawa……….. 56

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi

Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari

padatnya pintu tol Pasteur sebagai pintu masuk kota Bandung di setiap akhir

pekan dimana semakin bertambah jumlah turis yang memilih kota ini untuk

berlibur. Dalam hasil survei independen dari Facebook, Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kota Bandung Herlan Jurliawan Sumardi pada

(12)

Bandung sebagai daerah wisata terfavorit di Indonesia pada tahun 2014. Di

kawasan Asia, Bandung berada pada posisi ke-4, dan peringkat ke-21 di dunia

(Sumber:

http://travel.tempo.co/read/news/2015/01/31/203638946/Bandung-Kota-Terfavorit-Turis-di-Indonesia).

Dengan meningkatnya jumlah turis, tentunya tempat penginapan akan

bertambah jumlahnya untuk mewadahi pengujung yang berlibur. Namun saat

ini, Bandung memiliki banyak hotel budget dan juga hotel bintang yang

harganya bahkan menyaingi hotel budget menurut Ketua PHRI Jabar Herman

Muchtar (Sumber:

http://industri.kontan.co.id/news/perang-tarif-hotel-di-bandung). Fasilitas yang ditawarkan pun cukup beragam, namun sayangnya di

kota Bandung tidak cukup banyak terdapat hotel yang kreatif dan unik yang

memiliki nilai jual sendiri bagi pengunjung. Selain itu, dalam data BPS Jawa

Barat mengenai tingkat hunian kamar pada hotel non bintang (boutique hotel)

bulan Maret 2014 sampai dengan Maret 2015 menujukkan perkembangan

yang stabil (Sumber:

http://jabar.bps.go.id/new/website/brs_ind/brsInd-20150504132136.pdf/). Maka, dari hal tersebut tersirat adanya peluang untuk

memunculkan sebuah hotel yang memiliki tema dan konsep unik yang

dikemas dalam boutique hotel.

Bandung merupakan ibukota Jawa Barat dengan penduduknya yaitu

suku Sunda. Suku Sunda merupakan salah satu suku yang tertua di Indonesia.

Namun ironinya saat ini beberapa kebudayaan Sunda secara perlahan semakin

hilang seiring dengan masuknya budaya-budaya luar serta perkembangan

zaman. Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat, Nunung Sobari pun

menuturkan bahwa sekitar 10 persen kebudayaan asli Jawa Barat yaitu budaya

Sunda hampir punah karena tidak adanya regenerasi seni dan kebudayaan.

Dari hal yang dipaparkan di atas, kedudukan budaya Sunda terlihat

semakin lemah terutama di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat

dimana pengaruh budaya luar yang semakin marak mengikis kearifan budaya

lokal Jawa Barat. Maka dari itu, perancang tertarik untuk mengangkat budaya

(13)

Di kota Bandung tentunya sudah memiliki beberapa hotel yang

mengangkat kebudayaan Sunda di dalamnya. Namun dari konsep, pelayanan,

dan fasilitasnya terlihat lebih mengarah ke gaya hidup yang kekinian atau

modern. Boutique hotel ditujukan kepada turis lokal maupun asing yang

berlibur ke kota Bandung sebagai sarana rekreasi sekaligus edukasi mengenai

kebudayaan Sunda.

1.2 Ide dan Gagasan Proyek

Pada perancangan tugas akhir ini, perancang ingin membuat boutique

hotel yang mengadaptasi kebudayaan Sunda di dalamnya dengan konsep “Living in Sundanese Tradisional Village”. Target pasar dari hotel ini adalah turis lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kota Bandung untuk berlibur,

memiliki quality time di hotel yang unik dan berbeda dengan yang lain

sekaligus mendapatkan edukasi mengenai kebudayaan Sunda. Suasana yang

ingin diciptakan adalah mengadaptasi kehidupan tradisional orang Sunda yang

dituangkan ke fasilitas hotel, gubahan ruang dan furnitur namun tidak

melupakan fungsi utama yaitu hotel sebagai tempat penginapan.

Fasilitas yang ditawarkan antara lain adalah workshop mengayam, area

membatik (khas Sunda), diorama proses pengolahan padi dimana terdapat area

menumbuk padi dengan lesung (ngaleuseuhan), area bermain permainan khas

tradisional kampung Sunda, warung kopi Sunda dan restaurant yang menjual

makanan khas Sunda. Gaya desain pada hotel ini adalah etnik Sunda yang

dikemas secara modern agar user pun betah dan merasa nyaman berada pada

boutique hotel ini. Pada perancangan ini diharapkan user dapat mengenal

kebudayaan Sunda lebih dalam lagi, dan memiliki quality time satu sama lain

melalui fasilitas hotel yang ditawarkan sehingga semakin akrab antar anggota

(14)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas adalah:

1. Bagaimana merancang boutique hotel dengan penerapan konsep “living in

Sundanese traditional village” di dalamnya dari segi gubahan ruang yang

memberikan identitas budaya Sunda yang kuat dalam boutique hotel.

2. Bagaimana merancang fasilitas pendukung pada boutique hotel yang

menerapkan konsep “living in Sundanese traditional village” sehingga

budaya Sunda dapat terinformasikan kepada user.

1.4 Tujuan Perancangan

1. Merancang boutique hotel dengan penerapan konsep “living in Sundanese

traditional village” di dalamnya dari segi gubahan ruang yang

memberikan identitas budaya Sunda yang kuat dalam boutique hotel.

2. Merancang fasilitas pendukung pada boutique hotel yang menerapkan

konsep “living in Sundanese traditional village” sehingga budaya Sunda

dapat terinformasikan kepada user.

1.5 Manfaat Perancangan

1. Bagi penulis, dapat memahami dan merancang dengan baik boutique hotel

yang mengangkat kebudayaan Sunda di dalamnya.

2. Bagi Program Studi Desain Interior Universitas Kristen maranatha, dapat

menjadi salah satu sumber referensi untuk perancangan yang sama di masa

mendatang

3. Bagi pembaca, dapat menjadi masukan dan inspirasi mengenai

perancangan yang berkaitan dengan boutique hotel dan kebudayaan Sunda

1.6 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup perancangan boutique hotel Sunda ini adalah

mengambil konsep kebudayaan Sunda, khususnya suasana kampung Sunda

(15)

mengkaji lebih dalam kondisi tingkat hunian kamar di kota bandung dan tipe

user yang berkunjung di kota Bandung.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, ide gagasan dan proyek, ruang lingkup perancangan,

rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan dan sistematika

penulisan.

BAB II BOUTIQUE HOTEL SUNDA

Berisi pengertian hotel, pengertian boutique hotel, produk fasilitas dan layanan

hotel, standar material pada hotel, sistem pencahayaan, sistem pengendalian

kebakaran, teori warna, standar ergonomi pada hotel, dan kebudayaan Sunda.

BAB III DATA PERANCANGAN

Berisi deskripsi proyek, deskripsi site, deskripsi fungsi, analisa site, analisa

bangunan, struktur organisasi, identifikasi user, studi banding, programing

ruang, serta tema dan konsep.

BAB IV PERANCANGAN SUNDANESE BOUTIQUE HOTEL DI

BANDUNG

Berisi perancangan umum Sundanese boutique hotel (programming ruang),

dan perancangan khusus Sundanese boutique hotel (lobby, diorama proses

pengolahan padi, warung Sunda, restaurant, kamar suite dan kamar deluxe).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dalam merancang boutique hotel yang menarik tentu dibutuhkan

usaha dan ide-ide yang menarik yang dapat menjadi nilai jual lebih bagi pihak

boutique hotel itu sendiri. Maka dari perancangan boutique hotel diatas,

khususnya boutique hotel yang mengangkat kebudayaan Sunda di dalamnya,

(17)

1. Merancang boutique hotel dengan penerapan konsep “living in Sundanese

traditional village” di dalamnya dari segi gubahan ruang yang

memberikan identitas budaya Sunda yang kuat dalam boutique hotel:

Dalam setiap ruangan memiliki tema yang berbeda-beda. Namun

penerapan konsep pada elemen interior baik ceiling, dinding maupun

lantai disesuaikan dengan tema nya masing-masing yaitu:

a. Pada lobby: elemen ceiling menerapkan treatmen nyiru sebagai elemen

estetis. Dinding pun menggunakan material yang seolah-seolah terlihat

seperti anyaman yang berwarna putih dan lantai menggunakan granite

tile hitam sehingga tema lobby ini mengadaptasi nuansa halaman teras

rumah orang Sunda.

b. Area diorama padi: elemen ceiling menerapkan drop ceiling dan warna

putih untuk memberikan kesan seperti langit yang terbuka. Elemen

dinding pun menggunakan treatment kayu dan pada lantai

menggunakan granite tile berwarna hijau seolah-olah berada di sawah.

c. Area restaurant: elemen ceiling menggunakan treatment atap kayu,

elemen dinding mengunakan treatmen-treatmen kayu vertikal

seolah-olah seperti jendela rumah tradisional Sunda dan sisanya menerapkan

elemen estetis yaitu pendant lamp dari perabot dapur rumah Sunda.

d. Area warung sunda: elemen dinding menerapkan treatmen kayu stilasi

dari anyaman tradisional Sunda yaitu anyaman sasag ganda.

e. Area kamar suite dan deluxe, pada elemen ceiling mengadaptasi

ceiling rumah tradisional orang sunda dengan motif anyaman kepang

dan beberapa treatmen kayu. Pada elemen dinding mengadaptasi

anyaman kepang dan pada elemen lantai mengadaptasi lantai bambu

(18)

2. Merancang fasilitas pendukung pada boutique hotel yang menerapkan

konsep “living in Sundanese traditional village” sehingga budaya Sunda

dapat terinformasikan kepada user:

a. Dengan fasilitas workshop menganyam dan membatik dimana user

dapat merasakan aktifitas yang biasa dijalankan oleh masyaratakat

Sunda tradisional sehingga mendapatkan edukasi lebih dalam lagi.

b. Fasilitas area bermain permainan tradisional Sunda dimana dapat

meningkatkan nilai kebersamaan lebih dan sportivitas lebih baik dan

tentunya mengenal permainan tradisional Sunda.

c. Diorama padi dimana tamu dapat mengerti proses mengolah padi

menurut tradisi masyarakat Sunda dan belajar menumbuk padi.

d. Area ngebeudahkeun (outdoor) dimana user dapat belajar untuk lebih

menyatu dengan alam, dan lingkungannya seperti orang Sunda.

e. Warung Sunda dimana user dapat bersantai dan memiliki quality time

bersama orang yang disayangi seperti masyarakat Sunda yang senang

berkumpul, mengobrol santai sambil menikmati hidangan yang ada.

f. Beberapa fasilitas yang diterapkan dalam furnitur yang mengandung

makna tentang kebiasaan orang Sunda yaitu lesehan di outdoor, area

memasak yang rendah yang membuat user duduk di jojodok dan

memasak, fasilitas duduk pada lobby yang membuat user merasa

seperti duduk di teras rumah Sunda dengan kaki yang menggantung.

5.2 Saran

Perkembangan hotel yang semakin marak di zaman modern ini

membuat nilai jual masing-masing hotel semakin berkurang. Hal ini

dikarenakan setiap hotel mengejar budget pasar yang ada. Namun sebagai

desainer interior, tentunya kita dituntut untuk terus menggali serta

mengembangkan ide-ide kreatif dan mengubah cara pandang kita dimana

dalam hal ini, menurut perancang, tentunya setiap hotel dapat tetap

mempertahankan nilai jual masing-masing dengan menciptakan hotel-hotel

(19)

bidangnya sendiri yaitu mendesain, namun penting untuk melihat dan peka

terhadap hal-hal baru disekitar kita seperti fenomena kebudayaan Sunda yang

semakin pudar sehingga kita dapat mencari cara yang unik dan kreatif untuk

melestarikan dan mengenalkan kepada masyarakat nilai-nilai kebudayaan

tersebut dan dalam hal ini adalah melalui melalui boutique hotel. Perancang

berharap kiranya perancangan Sundanese boutique hotel ini dapat menjadi

inspirasi bagi desainer-desainer muda untuk mengangkat kebudayaan di

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Hendi. 2013. Rumah Etnik Sunda. Griya kreasi: Depok

Ardiyanto, Antonius. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Kanisius: Yogyakarta

Edison, Emron. 2007. Professional Hotel Engineering. Alfabeta: Bandung

Karlen, Mark. 2006. Dasar-Dasar Desain Pencahayaan. Erlangga: Jakarta

Kurdi, Otong. 1995. Materi Dasar Ilmu Budaya Sunda. Lembud Unpas: Bandung

Lawson, fred.2002.hotel and resort: design, planning, refurbishment. London:

Architectural Press

Rumekso.2005. Housekeeping Hotel Floor Section. ANDI:Yogyakarta

Rumekso. 2005. Housekeeping Hotel Public Area. ANDI: Yogyakarta

Sambodo, Agus.2006. Dasar-Dasar Kantor Depan Hotel. Alfabeta: Bandung

Sulastiyono, Agus.2010.Teknik Dan Prosedur Divisi Kamar Pada Bidang Hotel.

Bandung: Alfabeta

Catatan seminar mengenai kebudayaan Sunda (1986) Masyarakat dan kebudayaan

Sunda. Bandung: ITB

Penelitian di Kampung Naga, Tasikmalaya

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Aplikasi Edmodo dengan Motivasi Belajar Mahasiswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media pembelajaran antara lain : (1) media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan

program bimbingan belajar yang diduga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Pemberian layanan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

Memb uat Instrumen Pe neli ti an Menyebarkan Kuesioner dan Melakukan Wawancara Mulai Selesai Melakukan Observasi Di Tempat Kerja Merancang Instrumen Penelitian

Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah sampel wilayah yaitu Desa Selajambe dan sampel penduduk yaitu seluruh penduduk Desa Selajambe yang berprofesi

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh kinerja keuangan perusahaan yaitu economic value added (EVA) dan rasio profitabilitas terhadap harga

Kajian atas aspek operasional, pemasaran, manajemen, lingkungan RSR dasarkan dari dokumen- dokumen yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan, sebagai berikut: Feasibility

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara sense of humor dan penyesuaian diri seminaris di asrama Seminari Menengah Santo Petrus