Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI
FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP
SISWA SMP
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
oleh
Siti Hadijah
NIM 1103973
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI
FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP
SISWA SMP
Oleh
Siti Hadijah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Siti Hadijah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR.………... ii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang ……….. 1
B. Rumusan Masalah ………. 4
C. Tujuan Penelitian ………... 5
D. Batasan Masalah ……… 5
E. Manfaat Penelitian ………. 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ……… 6
BAB II PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP ……… 8
A. Pembelajaran Berbasis Inkuiri……… 8
B. Penguasaan Konsep……… 12
C. Hubungan Nilai-Nilai dengan Sikap Siswa……… 15
D. Analisis Materi Pembelajaran tentang Fotosintesis……… 24
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 31
A. Definisi Operasional………... 31
B. Metode Penelitian………... 32
v
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Asumsi……… 33
E. Hipotesis………. 34
F. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 34
G. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 34
H. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya……….. 34
I. Teknik dan Pengumpulan Data……….. 44
J. Pengolahan dan Analisis Data……… 45
K. Alur Penelitian……… 50
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN……….……… 53
A. Temuan………... 53
1. Penguasaan Konsep……… 53
2. Sikap Siswa………. 58
3. Korelasi Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa……….. 63
B. Pembahasan……… 64
1. Penguasaan Konsep……… 64
2. Sikap Siswa………. 69
3. Korelasi Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa……….. 74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI……….. 76
A. Simpulan………. 76
B. Implikasi dan Rekomendasi……… 77
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik, pada suatu lingkungan yang bertujuan membantu peserta didik untuk
memperoleh ilmu dan pengetahuan. Pembelajaran yang baik yaitu dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam setiap kegiatannya, sehingga siswa akan
lebih bersungguh-sungguh dalam mencapai target belajar. Salah satu cara agar
siswa terlibat langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu dengan
melakukan kegiatan praktikum.
Pada kegiatan praktikum siswa dilibatkan langsung dalam menggunakan
peralatan, melakukan observasi, membuat kesimpulan tentang objek nyata, dan
perilaku siswa. Beberapa penelitian pada tahun 1970 dan awal 1980 melaporkan
bahwa siswa menyenangi kegiatan praktikum dan pengalaman di laboratorium
telah menghasilkan dampak positif bagi siswa. Kegiatan praktikum merupakan
media penting untuk meningkatkan sikap siswa, minat dalam sains, meningkatkan
hubungan sosial yang konstruktif, dan kemampuan kognitif (Hofstein dan
Lunetta, 2004).
Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan dari peneliti lain. Menurut
Hodson, 2001; Hofstein dan Lunetta, 2004; Johnstone dan Al-Shuaili, 2001;
Lunetta, 2007; Millar, 2004 (dalam Hogstrom, Ottander dan Benckert, 2009)
kegiatan praktikum dapat membantu siswa mempelajari konsep-konsep ilmiah,
meningkatkan minat siswa, motivasi, keterampilan praktis, dan kemampuan
memecahkan masalah. Hal ini juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pemahaman tentang sains, tentang karya ilmiah, dan hubungan sains dengan
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan praktikum sering dipandang sebagai suatu kegiatan yang penting
bagi siswa. Menurut Hodson, 1998; Millar, 2004 (dalam Hogstrom, Ottander dan
Benckert, 2009) pentingnya kegiatan praktikum juga tertuang dalam kurikulum,
2
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan praktikum untuk diterapkan dalam pembelajaran karena penting untuk
mengembangkan pengetahuan ilmiah siswa dan pengetahuan tentang sains.
Namun, pada kenyataannya banyak kendala yang terjadi dalam kegiatan
praktikum. Menurut Tobin (dalam Hofstein dan Lunetta, 2004) salah satu kendala
dalam kegiatan praktikum yaitu kesulitan untuk menyesuaikan kebutuhan siswa
yang beragam, sehingga beberapa guru menghindari kegiatan praktikum, terutama
ketika bekerja dengan siswa yang memiliki motivasi dan keterampilan yang
rendah. Kendala lain yang muncul pada kegiatan praktikum yaitu keterbatasan
waktu, sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dan
melakukan refleksi dalam kegiatan diskusi.
Hofstein dan Lunetta (dalam Sesen dan Tarhan, 2011) mengungkapkan
bahwa dalam kegiatan praktikum model resep, siswa hanya mengikuti instruksi
langkah demi langkah untuk menyelesaikan percobaan. Hal ini menyebabkan
mereka hanya berkonsentrasi pada penyelesaian langkah demi langkah percobaan,
sehingga mereka tidak memiliki pemahaman yang mendalam dari rancangan
percobaan tersebut.
Menurut Wu dan Hsieh (dalam Sesen dan Tarhan, 2011) kegiatan praktikum
model resep dapat mengajarkan beberapa teknik laboratorium atau berfungsi
sebagai alat bantu visual untuk konsep yang telah dipelajari, namun sebagian
besar tidak efektif untuk mengajarkan konsep IPA. Oleh karena itu, praktikum
model resep bekerja dengan baik sebagai ilustrasi dari konsep yang sudah
dipelajari dan dipahami, tetapi tidak menyebabkan siswa untuk menemukan
konsep yang baru, sehingga sulit untuk dapat meningkatkan penguasaan konsep
siswa.
Dreyfus (dalam Hofstein dan Lunetta, 2004) membuat sesuatu upaya baru
untuk merancang ulang kegiatan praktikum IPA yang selama ini sering
digunakan. Dreyfus menyarankan agar guru bisa merancang kegiatan praktikum
untuk digunakan secara efektif dalam kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan kognitif siswa yang berbeda. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan laboratorium berbasis
3
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbasis inkuiri laboratorium ini berbeda dengan kegiatan praktikum biasa. Pada
inkuiri laboratorium akan lebih banyak membuat siswa aktif dalam
mengembangkan data dan melaksanakan perencanaan percobaan serta
pengumpulan data secara bebas.
Ting (dalam Rustaman, 2005) mengungkapkan bahwa inkuiri merupakan
proses intelektual yang rasional dan menyenangkan dalam mendeskripsikan sains.
Lebih jelasnya diungkapkan oleh Rustaman (2005) bahwa inkuiri merupakan
suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan dan
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Jadi dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa terlibat secara mental
dan fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru dengan kata lain para
siswa akan menjadi terbiasa berperilaku sebagai saintis yaitu bersifat objektif,
jujur, kreatif, dan menghargai orang lain. Tujuan utama inkuiri adalah
penyelidikan yang aktif, baik untuk pengetahuan maupun pemahaman untuk
memenuhi keingintahuan siswa.
Hofstein (dalam Sesen dan Tarhan, 2011) menjelaskan bahwa laboratorium
berbasis inkuiri memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan siswa, seperti mengajukan pertanyaan berorientasi ilmiah,
mengumpulkan dan menganalisis data, membentuk hipotesis, merancang dan
melakukan penyelidikan ilmiah, merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah,
berkomunikasi dan mempertahankan argumen ilmiah. Oleh karena itu, kegiatan
laboratorium berbasis inkuiri harus dibangun dan digunakan secara luas dalam
pembelajaran IPA.
Salah satu materi yang sesuai dalam pembelajaran IPA di SMP menggunakan
inkuiri laboratorium adalah fotosintesis. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan
proses penyusunan senyawa organik dari senyawa anorganik dengan
menggunakan energi matahari. Matahari merupakan sumber energi utama bagi
kehidupan di Bumi, namun tidak semua organisme mampu secara langsung
menggunakannya. Hanya golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri saja
4
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di dunia baik
secara langsung atau tidak langsung (Campbell et al., 2002).
Pembelajaran materi fotosintesis di SMP menghendaki siswa untuk dapat
melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki proses fotosintesis pada
tumbuhan hijau. Proses fotosintesis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu cahaya, konsentrasi CO2, suhu, kadar air, dan kadar klorofil. Siswa dituntut
untuk mampu menguji bahwa cahaya, konsentrasi CO2, suhu, kadar air, dan kadar
klorofil dapat mempengaruhi laju fotosintesis, selain itu siswa dituntut juga untuk
mampu membuat kesimpulan tentang fotosintesis. Kompetensi siswa tersebut
dapat tercapai jika pembelajaran yang dilakukan tidak hanya untuk membuktikan
konsep yang sudah ada, tetapi berusaha membantu siswa untuk menemukan
konsep baru dan membantu proses penyesuaian antara konsep yang sudah ada
dengan konsep baru yang ditemukan siswa, salah satu pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk menemukan konsep baru adalah pembelajaran berbasis
inkuiri laboratorium, karena pada pembelajaran inkuiri laboratorium siswa akan
lebih aktif dalam melakukan penyelidikan untuk memenuhi keingintahuannya,
seperti yang diungkapkan oleh National Research Council (dalam Rustaman,
2005) bahwa inkuiri melibatkan observasi, melakukan pengukuran, berhipotesis,
interpretasi, membangun teori, merencanakan penyelidikan, bereksperimen, dan
refleksi. Hal ini dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa
tentang gagasan ilmiah dan mempelajari gejala alam. Pembelajaran berbasis
inkuiri laboratorium juga dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan
sikap siswa, seperti yang diungkapkan oleh Amien (dalam Rustaman, 2005)
bahwa inkuiri dapat menumbuhkan sikap ilmiah (objektif, jujur, rasa ingin tahu,
dan berfikiran terbuka).
Berdasarkan uraian di atas serta beberapa penelitian terdahulu, terutama yang
berkaitan dengan pembelajaran berbasis inkuiri laboratorium, serta kepedulian
terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa, maka penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai pembelajaran berbasis inkuiri dengan judul: “Pengaruh
5
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri pada materi fotosintesis terhadap penguasaan
konsep dan sikap siswa SMP?”
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa SMP dengan
pembelajaran berbasis inkuiri pada materi fotosintesis dibandingkan kelas
kontrol?
2. Bagaimanakah peningkatan sikap siswa SMP dengan pembelajaran berbasis
inkuiri pada materi fotosintesis dibandingkan kelas kontrol?
3. Bagaimanakah korelasi antara penguasaan konsep dengan sikap siswa SMP
dalam kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri pada materi fotosintesis?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh
pembelajaran berbasis inkuiri terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa SMP
serta hubungan penguasaan konsep dan sikap siswa SMP pada materi fotosintesis.
D.Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan cakupan yang diteliti tidak terlalu luas, maka
pokok permasalahan yang akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1
Lembang, sebanyak 2 kelas.
2. Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pembelajaran inkuiri laboratorium.
Level inkuiri yang diterapkan pada penelitian ini adalah guided inquiry
6
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar pada dimensi proses kognitif C1-C6 taksonomi Bloom Revisi yang
mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural.
4. Pembentukan sikap dari 18 karakter yang dijaring lewat skala Likert (1-2-3-4)
dan difokuskan pada sikap intelektual (sikap ilmiah).
5. Pembelajaran berbasis inkuiri dibatasi pada kegiatan praktikum tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis.
6. Empat nilai: religi, sosial-politik, pendidikan, dan intelektual (sikap ilmiah) dan
relevansinya dengan implementasi 18 karakter yang dicanangkan oleh
pemerintah.
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan bermakna pada siswa
SMP.
b. Mengembangkan penguasaan konsep siswa SMP pada materi fotosintesis.
c. Menumbuhkan sikap ilmiah pada diri siswa SMP, sehingga siswa
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang lingkungan sekitar.
2. Bagi guru
a. Memberikan rekomendasi dalam memilih model pembelajaran yang dapat
menunjang materi pelajaran.
b. Memberikan informasi tentang penguasaan konsep dan sikap siswa SMP
melalui pembelajaran berbasis inkuiri.
3. Bagi peneliti lain
a. Memberikan sumber rujukan untuk peneliti lainnya yang serupa agar dapat
lebih dikembangkan.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan peneliti
7
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku pedoman penulisan karya tulis
ilmiah UPI yang terdiri dari V Bab. Uraian struktur organisasi skripsi tersebut,
yaitu sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab I, terdapat pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab II, terdapat pembahasan tentang pembelajaran berbasis inkuiri,
penguasaan konsep, hubungan nilai-nilai dengan sikap siswa, dan analisis materi
pembelajaran tentang fotosintesis.
3. Bab III Metode Penelitian
Pada bab III, terdapat pembahasan tentang definisi operasional, metode
penelitian, desain penelitian, asumsi, hipotesis, lokasi dan waktu penelitian,
populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian dan pengembangannya,
teknik dan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, dan alur penelitian.
4. Bab IV Temuan dan Pembahasan
Pada bab IV, terdapat pembahasan tentang dua hal utama, yaitu temuan
penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta pembahasan
temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
5. Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Pada bab V, terdapat pembahasan tentang garis besar dari skripsi yang telah
dibuat serta implikasi dan rekomendasi untuk pembelajaran dan penelitian lebih
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, S. (2006). Pembelajaran sains berbasis inkuiri. [Online]. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19580126198 7032SRI_ANGGRAENI/Pembelajaran_Sains_inkuirix.pdf.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. (2009). Sikap manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Campbell, N.A., Reece, J.N., dan Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Edisis Kelima. Jakarta: Erlangga.
Dahar, R.S. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Dharmawan, Ny.S. (2014). Implementasi pendidikan karakter bangsa pada
mahasiswa di perguruan tinggi. [Online]. Diakses dari: http://www.fkh.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/2014/09/PnddknKarakter-Bngs-NS-Dharmawan-2014.pdf. Diakses 9 November 2014.
Fajrin, D.K.G. (2015). Pengaruh pembelajaran kontekstual berbasis nilai pada
konsep ekosistem terhadap penguasaan konsep dan sikap peduli lingkungan siswa. (Skripsi). Pendidikan Biologi FPMIPA, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Hake, R. (1991). Analizyng change/gain scores. [Online]. Diakses dari: http://lists.asu.edu.
Hofstein, A. & Lunetta, V. (2004). The laboratory in science education: foundations for the twenty-first century. Science Education. 88(1), hlm. 28-54.
Hogstrom, P., Ottander, C. & Benckert, S. (2009). Lab work and learning in secondary school chemistry: the importance of teacher and student interaction. Research in Science Education. 40(4), hlm. 505-523.
Krathwohl, D. R. (2002). A revision of bloom’s taxnonomy: an overview. College of Education. 41(4), hlm. 212-218.
Kurniasih, W. (2013). Pengaruh pembelajaran inquiry lab terhadap peningkatan
79
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekosistem. (Skripsi). Pendidikan Biologi FPMIPA, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Puskurbuk. (2011). Panduan pendidikan karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Rustaman, et al. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Surabaya: Universitas Negeri Malang.
Rustaman, N. (2005). Perkembangan penelitian pembelajaran berbasis inkuri
dalam pendidikan sains. [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19501231197 9032NURYANIRUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf.
Salisbury, F.B. & Ross, C.W. (1995). Fisiologi tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sesen, B.A. & Tarhan, L. (2011). Inquiry-based laboratory activities in electrochemistry: high scool students’ achievements and attitude. Research in Science Education. 43(1), hlm. 413-435.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wellington, J. (2000). Teaching and learning secondary science contemporary
issues and practical approaches. London and New York: Routledge Taylor
and Francis Group.
Wenning. (2004). Level of inquiry: hierarcies of pedagogical practeces and
inquiry processes. [Online]. Diakses dari:
http://www.dlsu.edu.ph/offices/document/Level_of_Inquiry.pdf.
Wenning. (2006). A generic model for inquiry-oriented labs in postsecondary introductory physics. Journal of Physics Teacher Education. 3(3), hal 24-33.
Wenning. (2011). The level of inquiry model of science teaching. Journal of
Physics Teacher Education. 6(2), hlm. 2-9.
Widodo. A. (2006). Taksonomi bloom dan pengembangan butir soal. Buletin
80
Siti Hadijah , 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yudianto, S.A. (2011). Dimensi pendidikan karakter/nilai dalam sains biologi