• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Siti Fajaria Golu NIM 11108249015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul "PENGGT NAAN

MEDIA

AUDIO-YISUAL (VIDEO)

UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS

IV

SD NEGERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

,,

yang disusun oleh Siti Fajaria Golu,

NIM

11108249015 ini telah disetujui oleh

pembimbing untuk diuj ikan.

Yogyakarta, 07 September 2015 Pembimbing

(3)

PERNYATAAN

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi

ini

benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada karya maupun pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji tersebut adalah palsu, maka saya

bersedia memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 07 September 2015

Siti Fajaria GoIu NIM 11108249015

(4)

PENGESAHAN

:,:rpsi

yang berjudul "PENGGLINAAN

MEDIA

AUDIO-VISUAL (VIDEO)

'TTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

IPA

SISWA KELAS

IV

SD :GERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA" yang disusun oleh Siti Fajaria -':,1u.

NIM

11108249015

ini

telah dipertahankan

di

depan Dewan Penguji pada .:nggal

0l

Oktober 2015 dan dinyatakan lulus.

\ama

DEWAN PENGUJI

Jabatan

tkhlasul Ardi Nugroho, M.

Pd.

Ketua Penguji Sekar Purbarini Kawuryan, M.

Pd.

Sekretaris Penguji

Deni Hardianto, M. Pd. Penguji Utama 11

-10

-2o1,

Yogyakarta, 2 .0. 0[.T. . .2.015. Tanda Tangan

Itas Ilmu Pendidikan itas Negeri Yogyakarta

19600902 198702

I

001
(5)

MOTTO

“Kalau anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku

anda. Tetapi bila anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar,

ubahlah pola pikir anda.”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibu tercinta

2. Keluarga besarku

(7)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Oleh Siti Fajaria Golu NIM 11108249015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar IPA dengan menggunakan media Audio-Visual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalan,

Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD Negeri Bakalan yang berjumlah 23 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan angket.Sementara instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan lembar angket.Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar IPA kelas IV B SD Negeri Bakalan.Peningkatan didasarkan pada hasil penelitian siklus I, dimanaada beberapa siswa yang belum mempunyai minat untuk belajar dan memperhatikan pelajaran.Pada penelitian siklus II sudah mulai terlihat hampir seluruh siswa sudah memiliki minat belajar yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual, dimana pada saat pemutaran video pembelajaran siswa terlihat memperhatikan dan merasa senang dengan proses pembelajaran tersebut, dan siswa terlihat sangat berantusias untuk mengikuti pelajaran dan berani untuk bertanya. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 78,27, ketuntasan ada 19 siswa atau 83% dan belum tuntas 4 siswa atau 18%. Pada siklus ke II hasilnya mengalami kenaikan yaitu rata-rata kelas sebesar 81,31 dan ketuntasan ada 21 siswa atau 92% dan belum tuntas ada 2 siswa atau 9%, dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II. Selain itu minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat.Hal ini ditandai dengan meningkatnya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang kasihnya tidak pilih kasih dan sayangnya tidak pernah terbilang yang telah memberikan nikmat rohani dan jasmani sehingga perkuliahan berlangsung dengan baik, sampai dengan penyusunan skripsi dapat berjalan dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu dikampus FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd, selaku Dekan FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Bapak, Dr. Sugito, MA selaku Wakil Dekan 1 FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Ibu Hidayati, M.Hum, selaku Ketua Jurusan PPSD FIP UNY yang telah memberikan ijin penelitian.

(9)

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PPSD maupun dari Jurusan lain, yang telah banyak memberikan ilmu.

7. Semua Staf dan Karyawan UNY terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. 8. Bapak Jaswabiwantoro, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Bakalan, Yogyakarta

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Kepada Bapak dan Ibu guru SDN Bakalan, Yogyakarta yang sudah memberikan izin tempat penelitian, kerjasama dan dukungannya.

10. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan inspirasi hidup, motivasi, baik moril maupun spiritual.

11. Kepada semua keluarga besar saya, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

12. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang tertinggi.

13. Kepada Bapak dan Ibu asrama yang selalu senantiasa membimbing dan mengingatkan kami pada saat kami membuat kesalahan.

14. Kepada orang terdekat Fherlis Nampira. A.Md. Kl, yang selalu memberikan dukungan, dan motivasi setiap hari.

15. Kepada teman-teman seperjuanganku, PPGT angkatan 2011 tanpa kalian semua saya bukanlah apa-apa.

16. Kepada adik-adik PPGT angkatan 2012, terimakasih sudah banyak membantu. 17. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(10)

, iada apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya doa dan harapan

::-

ig& budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan

,:rg \'Iaha Esa.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya

ini

dapat memberikan manfaat

- ;- i3ir segala kelebihan dan kekuran gafnya. Mohon maaf dan terima kasih'

Yogyakarta, 07 SePtember 2015

a*rW

(11)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

1. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Displin Ilmu... 1

2. Pengertian IPA... 2

3. Media Audio-Visual... 4

4. Minat Belajar... 6

B.Identifikasi Masalah... 8

C.Batasan Masalah... 8

D.Rumusan Masalah... 8

E.Tujuan Penelitian... 9

(12)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Kajian tentang IPA... 10

1. Hakikat IPA... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca... 13

3. Peran Minat Dalam Pembelajaran IPA... 15

a. Pengertian Minat Belajar... 15

b. Faktor-faktor Minat Belajar... 25

c. Fungsi Minat Belajar... 28

d. Indikator Minat Belajar... 31

4. Peran Media Audio-Visual... 33

a. Pengertian Media... 33

b. Pengertian Media Audio-Visual... 35

c. Jenis-jenis Media Audio-Visual... 37

d. Fungsi dan Manfaat Media Audio-Visual... 41

e. Cara Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran... 45

B.Kerangka Berpikir... 46

C.Hipotesis Tindakan... 47

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian... 48

B.Subjek dan Objek Penelitian Penelitian... 49

C.Setting Penelitian... 49

D.Desain Penelitian... 49

E.Metode Pengumpulan Data... 51

F. Instrumen Penelitian... 56

G.Validitas Instrumen... 60

H.Teknik Analisis Data... 60

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Lokasi Penelitian... 63

B.Deskripsi Subyek Penelitian... 64

C.Hasil Penelitian... 65

a. Deskripsi Sebelum Tindakan... 65

b. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus I... 65

c. Observasi/Pengmatan Siklus I... 73

d. Refleksi Siklus I... 74

e. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II... 75

f. Observasi/Pengmatan Siklus II... 81

g. Refleksi Siklus II... 82

D.Pembahasan... 82

E.Keterbatasan Penelitian... 84

BAB V KESIMPULANDAN SARAN A.Kesimpulan... 85

B.Saran... 86

DAFTAR PUSTAKA... 87

(14)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 Kisi-kisi Lembar Observasi Dengan Guru... 57

Tabel 2 Kisi-kisi Lembar Observasi Dengan Siswa... 57

Tabel 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Dalam Penggunaan Media Audio-Visual TerhadapGuru... 58

Tabel 4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Terhadap Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Audio-Visual... 59

Tabel 5 Kisi-kisi Pedoman Angket Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Audio-Visual... 60

Tabel 6 Jumlah Siswa Kelas IV b SDN Bakalan... 64

Tabel 7 Data Hasil Belajar Siklus I... 73

Tabel 8 Refleksi Siklus I... 74

(15)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart... 50

Gambar 2 Siswa MendengarkanPenjelasan Mengenai Pembelajaran Menggunakan Media AudioVisual... 68

Gambar 3 Siswa Menonton Video Pembelajaran... 68

Gambar 4 Siswa Membacakan Hasil Pengamatan di Depan Kelas... 69

Gambar 5 Siswa Mendengarkan Penjelasan Dari Guru Mengenai Materi PelajaranHari Ini... 70

Gambar 6 Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi... 72

Gambar 7 Siswa Menonton Video Pembelajaran... 79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 PerangkatPembelajaran... 90

Lampiran 2InstrumenPenelitian...102

Lampiran 3HasilPenelitian... 121

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

1. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu

Paul Hurd (Usman Samatowa, 2011:7) menyatakan bahwa krisis pada pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian-penelitian yang dihasilkannya. Sebagai dari legitimasi atau terletak pada deskripsi yang lebih cepat mengenai ranah (domain) untuk pendidikan sains. Deskripsi semacam itu bukan hanya harus memberi arti kepada penelitian dan hal-hal yang bersifat praktis, melainkan juga menjalin hubungan dengan ilmu yang lain.

Sains merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita merupakan bagian dari pembelajaran sains, contohnya; ila anak melihat dan mengamati orang menjemur pakaian, kemudian bertanya: “Mengapa,

pakaian yang dijemur itu kering, kemana perginya air?” Interaksi antara

(18)

juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang.

2. Pengertian IPA

Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya Hendro Darmojo (Usman Samatowa, 2011:3).

Selain itu, Nash (Usman Samatowa, 2011:3) dalam bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science

artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science

itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.

(19)

Powler (Usman Samatowa, 2011:3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra (Usman Samatowa, 2011:3) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.

(20)

memperhatikan guru. Berbeda dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media, dimana siswa cenderung merasa bosan dengan pembelajaran tersebut dan perhatiannya tidak mengarah kepada guru, melainkan mengarah keluar. Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA dikelas dipandang sebagai suatu proses aktif, dan sangat dipengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.

3. Media Audio-Visual

Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan pembelajaran melalui bentuk visualisasi.

Menurut Ronald Anderson (1994:99), media video merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.

(21)

a. Untuk tujuan kognitif :

1. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan serasi.

2. Dapat meninjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.

3. Melalui video dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu.

4. Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa.

b. Untuk tujuan afektif :

1. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam mitra afektif.

2. Dapat menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.

c. Untuk tujuan psikomotorik :

(22)

2. Melalui video siswa bisa langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.

Media pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Maka perlu diterapkannya penggunaan media dalam pembelajaran IPA di SDN Bakalan, Bantul, Yogyakarta. Dengan penggunaan media tersebut maka pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan serta penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat (Azhar Arsyad, 2014:25). Melihat kenyataan tersebut, maka perlu adanya pembaharuan dalam pembelajaran IPA yang terkait dengan media audio-visual.

4. Minat Belajar

(23)

oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Di SD Negeri Bakalan belum banyak siswa yang menampakkan minat belajar terhadap suatu obyek, karena dapat dilihat dari proses pembelajaran masih ada banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru sedang memberikan penjelasan didepan kelas, dan ada juga siswa yang asik bermain dan mengganggu teman lainnya.

Pembelajaran IPA yang aktif ternyata masih belum ditemukan di SDN Bakalan, Bantul, Yogyakarta. Pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan guru disaat sedang memberikan penjelasan tentang materi pelajaran, masih terlihat juga siswa yang bermain sendiri dan mengganggu teman-temannya. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan media atau alat bantu lain untuk mendukung proses pembelajaran agar pembelajaran terasa menyenangkan dan dapat membangkitkan minat belajar siswa untuk lebih giat belajar.

Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa minat belajar siswa masih kurang atau rendah, sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan juga rendah. Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari nilai-nilai yang didapatkan.

(24)

Media video pembelajaran merupakan media audio-visual yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi nyata.

Berdasarkan masalah dan latar belakang di atas maka peneliti memformulasikan judul penelitian ini yaitu: “Penggunaan Media Audio

Visual (Video) Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA di Kelas IV SD

Negeri Bakalan, Bantul, Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka beberapa masalah yang dapat di identifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Minimnya penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran IPA 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah

3. Minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada pada diri peneliti maka perlu ada pembatasan masalah. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Bakalan, Bantul, Yogyakarta masih rendah

2. Penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Bakalan Bantul, Yogyakarta masih kurang

D. Rumusan Masalah

(25)

penggunaan media audio-visual untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Bakalan, Bantul, Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan, Bantul, Yogyakarta pada mata pelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

1) Menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar IPA melalui pembelajaran menggunakan media audio-visual.

2) Dengan penggunaan media audio-visual anak akan lebih cepat memahami materi yang diajarkan.

3) Menambah sumber belajar. 2. Bagi guru

1) Menambah sumber untuk kegiatan pembelajaran.

2) Merealisasikan sumber belajar dengan menggunakan media audio-visual.

3. Bagi peneliti

1) Menambah pengalaman bagi peneliti dalam penyusunan skripsi.

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Kajian tentang IPA 1. Hakikat IPA

Kata “Sains” biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam

yang berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Penggunaan kata Sains sebagai ganti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini perlu dipertegaskan untuk membedakannya dari pengertian social science,

educational science, politicalscience, dan penggunaan kata science yang lainnya. Ruang lingkup IPA seperti yang ada dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA (tingkat sekolah dasar), IPA Biologi, IPA Fisika, IPA Kimia, IPA Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah).

Hampir setengah abad yang lalu, Vessel (Patta Bundu, 2006:9)

memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is

what scientistsdo”. IPA adalah apa yang dikerjakan para ahli IPA (saintis).

(27)

Harlen (Patta Bundu, 2006:10) mengemukakan tiga karakteristik utama IPA yakni:

1) Setiap orang mempunya hak dan kewenangan tersendiri untuk menguji suatu prinsip dan teori ilmiah, mekipun sangat logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Prinsip dan teori hanya akan berguna jika sesuai dengan fakta atau kenyataan yang ada.

2) Menjelaskan hubungan yang berkaitan dengan kenyataan-kenyataan yang dilihat untuk memperkirakan/memprediksikan sesuatu sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus sesuai dengan fakta-fakta dan kebenaran yang teruji.

3) Memberi arti bahwa teori IPA bukanlah kebenaran yang ahir tetapi bisa saja berubah atas dasar pendukung teori tersebut. Hal ini akan memberikan suatu tekanan pada kreatifitas dan ide-ide tentang perubahan dimasa lalu dan perubahan di masa depan.

Budi (Patta Bundu, 2006:10) mengutip beberapa pendapat para ahli dan mengemukakan beberapa rincian hakikat IPA, diantaranya:

1) IPA adalah suatu susunan atau sederetan konsep dan skema konseptual (conceptual schemes) yang saling berkaitan, sebagai suatu hasil uji coba/ eksperimen dan mengamati/observasi (Conant, Patta Bundu, 2006:10), 2) IPA adalah suatu susunan pengetahuan yang dapat diperoleh dengan

(28)

3) IPA merupakan suatu sistem tentang alam semesta yang dikumpulkan melalui data dari hasil observasi dan eksperimen (Carin and Sund, Patta Bundu, 2006:10), dan

4) IPA adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah akan rasa keingintahuan tentang alam disekelilingnya, keinginan untuk memahami lingkungan alam, menguasainya, dan mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan (Dawson, Patta Bundu, 2006:10).

Menurut Patta Bundu (2006:49) dalam kurikulum IPA sekolah dasar, pembelajaran IPA sebaiknya memuat tiga komponen yaitu:

1) Pembelajaran IPA seharusnya dapat memancing tumbuhnya kecerdasan (intelektual) dan perkembangan siswa.

2) Pembelajaran IPA yang baik harusnya dapat melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan-kegiatan praktek atau percobaan tentang pembelajaran IPA.

3) Dalam sekolah dasar pembelajaran IPA sebaiknya sikap berpikir kritis dan rasional.dapat mendorong dan memancing sikap ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam penggunaan ketrampilan dalam pembelajaran IPA, menguasai dasar-dasar pengetahuan IPA, dan menumbuhkan sikap berpikir kritis dan rasional.

(29)

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut De Vito, et al (Usman Samatowa, 2011:104) pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun ketrampilan (skills) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran akan memperbanyak pengalaman belajar siswa, membuat siswa menjadi tidak bosan, dan memberikan pengalaman belajar yang menarik kepada siswa, De Vito (Usman Samatowa, 2011:104). Interaksi antara anak dengan lingkungan merupakan ciri pokok dalam pembelajaran IPA. Belajar IPA bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai, Cross (Usman Smatowa, 2011:8). Pendidikan IPA seharusnya bukan saja berguna bagi anak dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang.

(30)

fleksibel. Sebagai contoh, mereka dapat menghafal berbagai konsep dan fakta, tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep tersebut, Santa (Usman Samatowa, 2011:8). Konsekuensinya, untuk memperkecil permasalahan ini, pembelajaran IPA disekolah dasar diharapkan memberikan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, Orlich (Usman Samatowa, 2011:8). Anak juga didorong untuk memberikan penjelasan atas pengamatan mereka dalam diskusi kelas melalui tulisan.

(31)

Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA (Usman Samatowa, 2011: 10) adalah :

1) Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari.

2) Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA,

3) Dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran.

4) Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Setelah melihat beberapa pengertian tentang IPA dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang tepat untuk sekolah dasar adalah yang mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari dilingkungan. Dengan begitu maka akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang lingkungannya.

3. Peran Minat dalam Pembelajaran IPA a) Pengertian Minat Belajar

(32)

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minta diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Menurut Hurlock (1999:114), suatu “minat” telah diterangkan

sebagai “sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan

pribadinya”. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang

(33)

seharusnya menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh para pendidik, juga orang tua..

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efisien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataannya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minat pun menyertai kita, Dakir (H Makmun Khairani, 2013:136).

Menurut pandangan para ahli, minat itu dimaknai secara beragam, berbeda-beda, sesuai dengan cara dan sudut pandang mereka masing-masing. Sebagian dari pandangan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menurut Kamisa (H Makmun Khairani, 2013:136) Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan.

b) Menurut Gunarso (H Makmun Khairani, 2013:136) Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

(34)

mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

d) Menurut Sutjipto (H Makmun Khairani, 2013:136) bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

e) Menurut Tampubolon (H Makmun Khairani, 2013:137) bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

(35)

g) Jhon Holland (H Makmun Khairani, 2013:137) ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi..

Berdasarkan definisi minat tersebut dapat dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a) Minat adalah suatu gejala psikologis.

b) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.

c) Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.

d) Adanya kemauan atau kecendrungan pada diri subyek untuk melakuakn kegiatan guna mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian minat menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan yang timbul dari dalam diri individu untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai atau yang mereka senangi.

(36)

tekuni. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang menekuninya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut. Minat belajar adalah kecendrungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi dan kreatifitas. Merupakan ketertarikan atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasaan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(37)

tertentu, akan berakibat siswa tersebut mudah mempelajari dan menyimpan materi tersebut serta hasil belajarnya yang bagus.

Minat timbul karena belajar, tidak langsung muncul dengan sendirinya. Minat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa selanjutnya maupun minat belajar yang lain. Biasanya minat timbul karena ada kesesuaian antara keinginan dengan kenyataan yang dihadapi. Biasanya hal-hal yang menarik, merasa ada gunanya dan berhubungan dengan cita-cita siswa akan membuat siswa menjadi berminat terhadap hal tersebut. Sehingga guru harus membantu siswa untuk memunculkan minat-minat tersebut pada siswa.

Pengertian minat menurut Haryanto (2010) adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.

(38)

yang telah dipelajarinya, sehingga dapat dijadikan fondasi seseorang dalam proses pembelajaran dikemudian hari.

Minat merupakan kecendrungan seseorang yang berasal dari luar maupun dalam sanubari yang mendorongnya untuk merasa tertarik pada suatu hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang.

Menurut Hardjana (H Makmun Khairani, 2013:142), minat merupakan kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecendrungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bindang tertentu Lockmono (H Makmun Khairani, 2013:142).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecendrungan hati untuk belajar, untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman Hardjana (H Makmun Khairani, 2013:142).

(39)

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadapbiologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi.motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti, Hasnawiyah (H Makmun Khairani, 2013:142).

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat, Gie (H Makmun Khairani, 2013:143).

Menurut Gie (H Makmun Khairani, 2013:143), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah :

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta b. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi c. Minat mencegah gangguna dari luar

(40)

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut.

(41)

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.

b)Faktor-faktor Minat Belajar

a) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

(42)

a. The factor inner urge

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecendrungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

b. The factor of social motive

Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.

c. Emosianal factor

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

Menurut Milton (H Makmun Khairani, 2013:140) minat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Minat subyektif : perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.

(43)

Menurut Samsudin (H Makmun Khairani, 2013:140) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Minat spontan : minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung. 2. Minat yang disengaja : minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau

ditimbulkan

b) Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat

Minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan menghambat. Minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang menentukan minat seseorang H.Cwetherrington (H Makmun Khairani, 2013:140).

(44)

Menurut H Mukmin Khairani (2013:48) Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat dalam belajar:

1. Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan (psikologis)

2. Faktor motif sosial

Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dan lingkungan ia berada.

3. Faktor emosional

Faktor emosional merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan / objek tertentu.

c) Fungsi Minat Belajar

Menurut H Makmun Khairani (2013:146) tak bisa dibantah bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Peranan dan fungsi penting minat dengan pelaksanaan belajar atau studi, antara lain, ialah:

1. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

(45)

2. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.

3. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Misalnya, jika kita mmbaca suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknay, suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.

4. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri

Segala sesuat yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Bahwa kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal diluar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

(46)

tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Hal ini diterangkan juga oleh Sardiman (Pinarac : 2012) yang menyatakan berbagai fungsi minat, yaitu sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

serasi guna mencapai tujuan.

Fungsi minat dalam kaitannya dengan studi adalah : 1) Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian yang serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian daya kemauan dalam diri seorang.

2) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seorang siswa yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu pelajaran. Jadi tanpa minat maka konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit diperkembangan dan dipertahankan.

3) Minat mencegah gangguan perhatian dari luar

Seorang siswa mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajarannya kepada suatu hal lain kalau minat studinya kecil.

4) Minat memperkuat pelekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

(47)

5) Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri

Kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap suatu hal jua lebih banyak berasal dari dalam diri seorang daripada bersumber dari hal-hal diluar dirinya. Oleh karena itu penghapusan kebosanan dalam studi dari seorang siswa juga hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan minat studi dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

d)Indikator Minat Belajar

Indikator minat ada empat, yaitu : (a) Perasaan senang, (b) Ketertarikan siswa, (c) Perhatian siswa dan, (d) keterlibatan siswa (W. Sri, 2012). Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut :

a) Perasaan senang

Seorang siswa yang memilki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b) Ketertarikan siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik kepada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c) Perhatian siswa

(48)

daripada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d) Keterlibatan siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

e) Cenderung memperhatikan

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau tertarik dengan suatu obyek yang sedang dilihat maka, siswa tersebut akan cenderung memperhatikannya.

Adapun indikator-indikator lain yang menunjukkan minat belajar siswa ialah : (a) siswa aktif, (b) siswa rajin mengerjakan tugas, (c) kehadiran, (d) merasa tertarik dengan media yang digunakan.

1) Siswa aktif

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya terpaku dan mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi siswa ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran tersebut.

2) Siswa rajin mengerjakan tugas

Pada saat siswa diberi tugas oleh guru, maka dengan cepatnya mereka akan menyelesaikannya.

3) Kehadiran

(49)

4) Merasa tertarik dengan media yang digunakan.

Dengan guru menggunakan media dalam pembelajaran maka siswa akan merasa senang, menarik perhatian siswa, dan tidak membosankan, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

Setelah melihat beberapa pegertian menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu dorongan atau keinginan yang timbul dari dalam diri individu sendiri untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.

4. Peran Media Audio-Visual a. Pengertian Media

(50)

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology

(AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National Education Assiciation (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya.

Gagne (Hujair AH Sanaky, 2013:4), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (Hujair AH Sanaky, 2013:4), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Schramm (Hujair AH Sanaky, 2013:4), mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional. Yusuf Hadi Miarso (Hujair AH Sanaky, 2013:4), mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

(51)

dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa), Zainal Aqib (2013:50).

Rossi dan Breidle (Wina Sanjaya, 2011:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.

b. Pengertian Media Audio-Visual

Menurut Hujair AH Sanaky (2013:119), media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio-visual, adalah: televisi, video-VCD, sound slide.

(52)

Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio-visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pembelajaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi, sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Menurut Azhar Arsyad (2014:141) media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali. Disampig itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

(53)

c. Jenis-jenis Media Audio-Visual

Jenis-jenis media audio-visual yaitu: televisi, film, video, sound slide. Menurut Hujair AH Sanaky (2013:119) ada tiga jenis media audio-visual yaitu: televisi, video-VCD, dan sound slide.

a) Televisi

Televisi dalam pengertiannya berasal dari dua kata, yaitu: kata tele (bahasa yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa latin), berarti penglihatan.

Television (bahasa inggris), bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) dapat dilihat di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi set. b) Video-VCD

Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui medium video dan video campact disk (VCD).sama seperti medium audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran.

c) Media sound slide (slide bersuara)

(54)

dengan audio kaset atau juga dapat digunakan secara tunggal tanpa suara.

Menurut Sadiman dkk (2014:67) ada empat jenis media audio-visual yaitu:

1) Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm.

2) Film Gelang

Film gelang atau film loop (loop film) adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan.

3) Televisi

Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong kedalam media massa.

4) Video

(55)

fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional.

Menurut Azhar Arsyad (2014:48), ada tiga jenis media audio-visual yaitu:

a) Slide

Slide (film bingkai) adalah suatu film transparasi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide projector. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu program tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi. Program visual dapat dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai bersuara. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi dan 10 sampai 100 buah lebih. b) Film atau Video

(56)

video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

c) televisi

Televisi adalah sistem elektornik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Dengan demikian, ada dua jenis pengiriman (penyiaran) gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkam diatas pita film atau pita video.

(57)

Berdasarkan pegertian dari beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media audio visual jenis media yang hidup atau yang dapat dilihat dan didengar, seperti: video, film, sound slide, dan televisi.

d. Fungsi dan Manfaat Media Audio-Visual

Hamalik (Azhar Arsyad, 2014:19) mengemukakan bahwa, pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (Azhar Arsyad, 2014:23), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

1) Memotivasi minat atau tindakan, 2) Menyajikan informasi, dan 3) Memberi intruksi.

Hujair AH Sanaky (2013:7), mengemukakan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:

1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah, 2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,

3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, 4) Memberi kesamaan persepsi,

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, 6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan

(58)

Selain fungsi diatas, Livie dan Lents (Hujair AH Sanaky, 2013:7) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, menarik, dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambang visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar. 3) Fungsi kognitf, media visual mengungkapkan bahwa lambang visual

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris, media visual memberikan konteks untuk memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

Dale (Azhar Arsyad, 2014:27-28), mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dan siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasikan:

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas; 2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;

(59)

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;

5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa; 6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan

jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;

7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;

8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan;

9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat; 10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa

butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.

Manfaat media audio-visual menurut M Miranda (2012) pada mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

(60)

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar untuk setiap mata pelajaran.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Sudjana dan Rivai (Azhar Arsyad, 2014:28) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mancapai tujuan pembelajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga ativitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Dapat menumbuhkan minat belajar dan motivasi belajar siswa.

2) Dengan menggunakan media, pembelajaran akan lebih terasa menyenangkan.

(61)

e. Cara Penggunaan Media Audio-Visual dalam Pembelajaran

1) Memberi penjelasan dan pengarahan kepada siswa dalam menggunakan media pembelajaran audio-visual.

2) Mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam menggunakan media audio-visual seperti : televisi, video, kaset, dan DVD yang akan diputar. 3) Menjelaskan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan

menggunakan media audio-visual

4) Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran sehingga menimbulkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.

5) Memutar video dan menyuruh siswa untuk menyaksikannya dengan seksama.

6) Meminta siswa untuk menyimpulkan tentang video IPA yang sedang disaksikannya.

Ratna Juwita Sari. (2012). Media Pembelajaran Audio-Visual. Diakses dari http://ratnajuwitasari08.blogspot.com/2012/12/media-pembelajaran-audio visual-dalam.html.

(62)

1. Bahan yang disajikan harus mengarah langsung pada masalah yang dibicarakan oleh kelompok, dalam artian harus terarah.

2. Bahan seyogianya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.

3. Pimpinan sebaiknya mengetahui cara menjalankan alat bantu.

4. Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menyenangkan sesuatu.

5. Partisipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audio-visual digunakan.

6. Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat bantu lebih efektif.

7. Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan dalam pembelajaran.

8. Alat bantu audio-visual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan dengan baik.

B.Kerangka Berpikir

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dengan segala isinya. Dalam pembelajaran IPA harus merangsang pertumbuhan intelektual dan perkembangan anak, dan harus melibatkan siswa dalam kegiatan praktikum/percobaan tentang hakikat IPA. IPA pada sekolah dasar seharusnya dapat mendorong dan merangsang siswa untuk dapat berpikir kritis dan rasional.

(63)

ditunjang dengan perkembangan dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara mengkaji berbagai informasi, mengambil keputusan, dan mencari berbagai macam bentuk aplikasi yang dapat mereka terapkan dilingkungannya.

Dalam pembelajaran peran minat sangat penting karena minat adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri untuk melakukan apa saja yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran maka pembelajaran tersebut akan terasa menyenangkan. Dengan demikian maka minat siswa untuk belajar akan semakin tinggi/meningkat.

Media adalah sebuah alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah proses komunikasi antara pengajar, pembelajar, dan bahan ajar. Dengan menggunakan media sebagai alat pembelajaran maka siswa akan lebih cepat menangkap pembelajaran tersebut.

C.Hipotesis Tindakan

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi. Kolaborasi atau kerja sama sangat penting dilakukan dalam PTK agar diperoleh hasil yang lebih baik dan mantap serta manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan PTK yang dilakukan secara perseorangan. Sebagaimana ditegaskan Kemmis dan Mc Taggart (Zainal Arifin, 2012:106) bahwa (a) penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (b) PTK kolaboratif dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara kritis, refleksi demokratik dan dialogis, (c) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif dapat mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam situasi terkait, dan (d) pengaruh langsung hasil PTK kolaboratif kepada guru dan peserta didik serta pada situasi dan kondisi yang ada.

(65)

B.Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SDN Bakalan, Bantul, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) yang berjumlah 23 orang, sedangkan objek yang akan diteliti adalah minat belajar IPA siswa kelas IV SDN Bakalan.

C.Setting Penelitian

Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah kelas IV B SDN Bakalan, Bantul, Yogyakarta. Sekolah ini terletak di jalan Bantul, Kecamatan Sewon, Yogyakarta. Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ialah awal bulan Februari 2015 sampai Maret 2015. Jadi diperkirakan peneliti melakukan penelitian di SDN Bakalan, Bantul, Yogyakarta selama 2 bulan, yaitu 1 bulan dipakai untuk meneliti dan waktu 1 bulannya lagi akan dipergunakan untuk mengolah data dan pengurusan administrasi penelitian.

D.Desain Penelitian

(66)

4 Keterangan:

1 Siklus I: 1. Perencanaan

3-2 2, 3. Tindakan dan Pengamatan 4. Refleksi

4

[image:66.595.183.500.92.353.2]

1 3,2

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan dari Kemmis & Taggart

Berdasarkan gambar diatas masing-masing siklus terdiri dari empat tindakan yaitu:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah, dan dari penemuan masalah tersebut kemudian dirancang suatu tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih singkat maka akan disusun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menemukan suatu masalah berdasarkan hasil diskusi atau wawancara dengan guru kelas.

(67)

3. Menyusun sebuah instrumen sebagai pedoman observasi dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan media audio-visual. 1. Tindakan

Pada tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan harus benar-benar diterapkan dan mengacu pada proses tindakan pemecahan masalah sesuai dengan perencanaan tersebut.

2. Pengamatan

Tahap pengamatan/observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

3. Refleksi

Refleksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam suatu proses pembelajaran pada saat melaksanakan observasi. Pada tahap refleksi ini ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu: (1) perencanaan, (2) melakukan tindakan, dan (3) tahap pelaksanaan.

E.Metode Pengumpulan Data

(68)

mengumpulkan data menjadi lebih mudah (Suharsimi Arikunto, 2010:175). Data penelitian ini bersumber dari peneliti dan siswa , dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Bakalan, Bantul, Yogyakarta melalui media audio-visual untuk meningkatka minat belajar IPA. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tiga jenis metode yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode angket terhadap minat belajar siswa.

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:204) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti yang telah berpengalaman dapat diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Selanjutnya Daryanto (2011:80) observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang difokuskan pada perilaku tertentu.

Menurut Mastarmudi (2010) istilah observasi berasal dari bahasa

latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi

(69)

berlangsung dalam konteks laboratorium (experimental) maupun konteks alamiah. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya. Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai (Acep Yoni dkk, 2010:58). Observasi menuntut peneliti untuk secara langsung melihat perilaku siswa. Dalam penelititan ini peneliti menggunakan lembar observasi untuk melihat apakah aktifitas belajar siswa semakin meningkat dengan pembelajaran yang menggunakan media audio-visual.

2. Wawancara

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan dari Kemmis & Taggart
Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Dengan Guru
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Dalam Penggunaan Media
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Terhadap Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan menggunakan Media Audio Visual
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016.. Skripsi, Fakultas Keguruan

Upaya yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan media Audio Visual yang dikarenakan diharapkan siswa dapat tertarik pada materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran

Tujuan dari PTK ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan media visual dalam proses pembelajaran pada kelas VIIA mata pelajaran IPS

Masalah yang diteliti dalam skipsi ini adalah “Apakah dengan menggunakan model Course Review Horay dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audio visual dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

Penggunaan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Singkawang Moad Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 91-105

Dengan demikian, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa program microsoft office power point dapat digunakan untuk menyusun materi pelajaran dalam bentuk

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan