• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK TEN CHI KEN (JURUS) DAI SANKEI DENGAN GAYA MELATIH SECARA OTORITER PADA ATLET KEMPO KYU II (SABUK BIRU) DOJO BPKP MEDAN TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK TEN CHI KEN (JURUS) DAI SANKEI DENGAN GAYA MELATIH SECARA OTORITER PADA ATLET KEMPO KYU II (SABUK BIRU) DOJO BPKP MEDAN TAHUN 2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK TEN CHI KEN ( JURUS )

DAI SANKEI DENGAN MENGGUNAKAN GAYA

MELATIH SECARA OTORITER PADA

ATLET KEMPO KYU II (SABUK BIRU)

DOJO BPKP MEDAN TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat- Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

Arti Kurniaty Bangun Nim. 081266210009

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei Dengan Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada Atlet Kempo Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012 “.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK UNIMED 3. Bapak Drs. Suharjo M.Pd selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED 4. Bapak Drs. Mesnan M.Kes selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED 5. Bapak Dr. Budi Valianto M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED 6. Bapak Drs. Zulfan Heri M.Pd selaku Ketua Jurusan PKO FIK UNIMED 7. Bapak Drs. Nono Hardinoto M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PKO FIK

UNIMED

8. Bapak Drs. H.Bakti Sitepu selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu serta kesempatan yang begitu banyak kepada penulis 9. Ibu Dr. Rahma Dewi M.Pd selaku Pengarah Skripsi yang telah banyak

memeberikan waktu, arahan dan saran-saran kepada penulis

10. Bapak/Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini

(5)

12. Seluruh civitas akademik FIK Universitas Negeri Medan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

13. Teristimewa kepada Ibundaku Hj.Delviana H Sembiring dan Ayahandaku H. Parte (John Party) Bangun orangtua yang telah bersusah payah untuk membesarkan, membimbing dan membiayai serta mendo’akan penulis hingga dapat menyelesaikan studi ini. Juga untuk abang dan kakakku Hendra Bangun S.Si, Nala Sanata Bangun ST, Mestha Bangun AMD, Iwan Rakitta Bangun, dan Indah Kharina Bangun S.Pi yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk selalu tetap optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Sajali S.Pd selalu memberikan semangat dan motivasi yang tiada henti serta kesabaran dalam menghadapi sikap yang kurang baik yang telah dilakukan selama penyelesaian skripsi ini.

15. Terima kasih juga buat rekan-rekan mahasiswa (PKO REGULER - A 2008) dan My Friend (Fadly Anwar, Rafika Ardilla dan Laila Ajizah) yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan.

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah yang Insya Allah dapat diterima oleh Allah SWT. Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan prestasi pada khususnya. Amin... Ya... Rabbal’alamin.

Medan, Agustus 2012 Wassalam

(6)

ABSTRAK

ARTI KURNIATY BANGUN. Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei Dengan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada Atlet Kempo Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012

(Pembimbing : Drs. H. BAKTI SITEPU).

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan latihan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei terhadap gerakan teknik Kempo melalui gaya melatih secara otoriter pada atlet Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah atlet Kyu II Dojo BPKP Medan yang berjumlah 8 atlet yang akan diberikan tindakan berupa gaya melatih secara otoriter. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Olahraga (Sport Action Research).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan tes hasil latihan di akhir siklus yang berbentuk aplikasi penilaian teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei dalam teknik Kempo.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan I siklus selama 1 minggu dengan frekuensi latihan 4 kali dalam seminggu atau sebanyak 4 kali pertemuan dalam I siklus. Dalam 4 pertemuan terdiri dari 9 gerakan dalam latihan, dimana gerakan tersebut diberikan selama 2 pertemuan. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data dan paparan data.

Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Dari data awal atlet, sebelum pelatih menggunakan gaya melatih secara otoriter diperoleh hasil dari teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei atlet adalah Noval (65), Lutvi (45), Tiara (62,5), Mazaya (75), Lovita (62,5), Ekky (75), Indri (62,5), dan Suroto (75). (2) Dari hasil tes teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei setelah diberikan perlakuan pada siklus I yaitu dengan menggunakan gaya melatih secara otoriter diperoleh hasil yaitu Noval (80), Lutvi (80), Tiara (80), Mazaya (85), Lovita (80), Ekky (85), Indri (80), dan Suroto (85). Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan gaya melatih secara otoriter dapat meningkatkan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil teknik Ten Chi Ken (Jurus)

(7)

DAFTAR ISI

3. Hakikat Gaya Melatih Secara Otoriter ... 14

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Deskripsi Data Penelitian. ... 29

B. Hasil Penelitian ... 31

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan. ... 36

B. Saran.. ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(9)
(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shorinji Kempo merupakan seni beladiri yang menggunakan tendangan,

pukulan, tangkisan, kuncian, dan bantingan. Shorinji Kempo adalah

keseimbangan antara kekuatan dan moral. Oleh karena itu, belajar kempo harus

memadukan keduanya untuk dikuasai. maka kenshi (pemain Kempo) dilarang

menyerang terlebih dahulu sebelum diserang, sehingga dalam ajaran Shorinji

Kempo dikenal Doktrin: “ Taklukkan Dirimu Sebelum Menaklukkan Orang Lain”

Pemain Kempo (kenshi) tidak dibenarkan hanya mempelajari atau

mendalami Ilmu Shorinji Kempo saja, tetapi harus seimbang dengan pembekalan

jiwa dan rohaninya. Sehingga Shorinji Kempo tidak hanya diciptakan untuk

membuat orang menjadi kuat secara fisik dan menjadikan mereka petarung

dengan teknik tinggi dalam kompetisi, ataupun kenshi jangan sampai terobsesi

hanya untuk mengalahkan lawan. Namun, berlatih untuk menjadikan manusia

menjadi berkekuatan sejati dan menjadi manusia seutuhnya yang kuat rohani dan

raga sehingga dapat melindungi dirinya sendiri maupun orang lain serta

masyarakat dan lingkungannya. Sehingga lahirlah falsafah Shorinji Kempo :

“Kekuatan Tanpa Kasih Sayang Adalah Kejaliman, Kasih Sayang Tanpa

Kekuatan Adalah Kelemahan ”.

Shorinji Kempo dilandasi prinsip BUDO, yaitu secara harfiah

menghentikan pertarungan, dalam arti sebenarnya adalah sebuah seni beladiri

(11)

2

dimaksudkan bukan untuk berkelahi, berperang atau membunuh manusia, tetapi

dimaksudkan untuk menghentikan konflik antar manusia dan membentuk sebuah

budaya damai, dalam hal ini Budo memerankan peran moral yang lebih baik

dalam masyarakat dan bukan sebagai alat pemusnah. Dalam hal ini tujuan berlatih

kempo merupakan modal dasar pembangunan moral dalam lingkungan,

masyarakat, berbangsa bertanah air.

Shorinji Kempo diciptakan oleh So Doshin pada tahun 1947 di kota

Todatsu pulau Shikoku

Provinsi Kagawa yang (sekarang orang-orang menyebutnya dengan Pulau

Kempo) di Jepang. So Doshin adalah seorang tentara Jepang yang di kirim ke

Tiongkok dalam expedisi Tentara Jepang ke Manchuria/ Kore pada tahun 1928.

So Doshin yang tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian

melarikan diri dari pasukannya dan mengembara di daratan Tiongkok. Dalam

pengembaraannya So Doshin bertemu dengan Wen Tayson, Maha Guru (sihang)

ke 20 dari Kuil Siaw Liem Sie, kemudian selama kurang lebih 17 tahun So

Doshin belajar ilmu beladiri di bawah bimbingan Sihang Wen Tayson.

Seusai Perang Dunia II Agustus 1945 dimana Jepang Takhluk dari Sekutu.

So Doshin melihat kelemahan mental yang terjadi pada bangsa Jepang, sehingga

So Doshin bertekad untuk memulihkan semangat hidup bangsanya terutama

generasi mudanya So Doshin mulai mengembangkan ilmu beladiri baru yang

diramunya dari ilmu beladiri yang didapatnya dari Sihang Wen Tayson di Cina,

dan ilmu beladiri asli Jepang yang pernah dipelajarinya sehingga lahirlah ilmu

(12)

3

Shorinji Kempo Organitation (WSKO) adalah di kota Todatsu pulau Shikoku,

Jepang atau disebut Honbu.

Di Indonesia kempo didirikan tahun 1962 dan resmi dijadikan salah satu

cabang olahraga di Indonesia dan resmi menjadi bagian KONI pada tahun 1966.

Beladiri Kempo sangat cepat perkembangan di Indonesia maupun di kawasan

Asia khususnya Jepang, hal ini ditandai dengan banyaknya berdirinya

cabang-cabang beladiri Kempo. Olahraga Kempo merupakan salah satu cabang-cabang olahraga

prestasi yang dapat di pertandingkan baik di arena Regional maupun

Internasional.

Perkembangan olahraga beladiri Kempo di Sumut pada tahun 80-an sangat

pesat, ini dapat dilihat banyak berdiri cabang-cabang Kempo di wilayah Sumut

salah satunya Dojo BPKP. Dojo BPKP berdiri pada tahun 1986, prestasi dojo

tersebut telah banyak melahirkan kenshi-kenshi yang berpotensi dan berbakat di

tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Dojo BPKP juga merupakan dojo yang

selalu aktif.

Di dalam olahraga beladiri Kempo tingkatan dimulai dari Minarai Kenshi-

DAN VIII, di Indonesia paling tinggi tingkatannya baru DAN VII yang disebut

dengan sebutan adalah Senshai (Guru). Setiap Kenshi (Pemain Kempo) untuk

naik tingkatan tersebut harus menguasai pelajaran kempo sesuai tingkatannya

masing-masing teori maupun praktek, seperti yang tertera di kurikulum Sorinji

Kempo. Di dalam pelajaran Kempo ada 2 teknik yaitu: Goho (metode keras) dan

Juho (metode lembut) dan ada juga jurus yaitu Ken seperti Ten Chi Ken, Giwa

(13)

4

Ten Chi Ken merupakan gerakan atau jurus yang wajib dikuasai oleh

seluruh kenshi (pemain Kempo) yang mana pada waktu kenaikan tingkat Ten Chi

Ken ini akan diujikan oleh para penguji. Di dalam jurus Ten Chi Ken terbagi atas

6 pola hokei/ single fram yaitu, Ten Chi Ken Dai- Ikkei, Ten Chi Ken Dai- Nikei,

Ten Chi Ken Dai- Sankei, Ten Chi Ken Dai- Yonkei, Ten Chi Ken Dai- Gokei,

dan Ten Chi Ken Dai- Rokkei (World Shorinji Kempo Organization, 2008. )

Di dalam jurus Ten Chi Ken, Ten Chi Ken Dai- Sankei adalah bagian Ten

Chi Ken yang ke tiga. Berikut cara pelaksanaannya :

1. Kaki kiri maju dengan mae chidori ashi, tangan kiri melakuakn jodan yoko furi

zuki kearah depan.

2. Tangan kanan chudan gyaku zuki kearah 30° kanan. Tangan kiri didepan dada.

3. Kaki kanan mawashi geri kearah 60° kanan, letakkan kaki setelah menendang

di posisi 90° (1/4 putaran) dari posisi awal, dan seluruh badan menghadap 90°

4. Maju kedepan dengan mae chidori ashi kanan, tangan kanan melakukan shuto kiri.

Tangan kiri didepan dada.

5. Tangan kiri melakukan chudan gyaku zuki. Tangan kanan didepan dada.

6. Mundur kebelakang dengan jun sagari kiri, shita uke dengan tangan kanan.

7. Kaki kanan melakukan keri age dan kembali keposisi awal.

8. Hadapkan kepala untuk melihat arah berlawanan, lalu melangkah menyeberang

dengan yoko kagi ashi kanan dan melakukan zen tenkan. Hidari ichiji gamae.

Zanshin.

(14)

5

Berikut ini merupakan data-data yang diperoleh peneliti dari hasil

observasi langsung dilapangan dan wawancara dengan pelatih (3 Juni 2012)

sebagai berikut : Bahwa atlet remaja tersebut masih baru berlatih ± 1 tahun, dan

juga kenshi (pemain kempo) masih dalam proses pembinaan maka dari itu atlet

tersebut belum berlatih maksimal melakukan gerakan yang sesuai dengan

kehendak pelatih dan ketentuan standar nasional. Jikalau pelatih memakai gaya

melatih dengan secara otoriter, kenshi tersebut akan malas untuk berlatih bahkan

bisa mengakibatkan kenshi tersebut keluar, karena di dojo BPKP Medan atlet kyu

II (sabuk biru) umumnya masih anak-anak dan remaja. Sehingga belum bisa di

paksa dan juga belum bisa dikeraskan karena masih labil. Tetapi jika atlet remaja

tersebut sudah menuju tingkat kejuaraan Nasional, maka pelatih melakukan

Teknik Kempo yang memakai gaya melatih secara otoriter.

Dari keseluruhan atlet tersebut memiliki kekurangan dalam hal melakukan

teknik Kempo yang benar. Khususnya pada atlet kyu II (sabuk biru) Sehingga,

perlu dilakukan observasi mengenai teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei yang

dilihat dari gerakan jurus yang dilatih dengan menggunakan gaya melatih secara

otoriter.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap kenshi-kenshi

(pemain Kempo) di Dojo BPKP Medan, atlet kyu II di tes melakukan teknik Ten

Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan salah satu pelatih dojo BPKP Medan. Dan

hasil dari tes Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei yang dilakukan atlet tersebut secara

(15)

6

pelatih Dojo BPKP dan juga memiliki kekuasaan sebagai Sekum di Provinsi ini

khususnya pada cabang Kempo.

Menurut H. Parte Bangun ( wawancara 3 Juni 2012) Penyebab dari

kesulitan atlet dalam melakukan Tenchi Ken (jurus) Dai Sankei adalah salah satu

dikarenakan gerakan Kempo itu tidak mudah untuk dilakukan (sulit), ditambah

lagi atlet tersebut masih terlalu muda untuk menguasai semua teknik dan jurus

Shorinji Kempo. Maka dari itu, pelatih tidak menggunakan gaya melatih secara

otoriter saat pelaksanaan latihan. Pelatih juga tidak menuntut atlet melakukan

jurus tersebut dengan benar yang penting kenshi tersebut bisa faham dan bisa

melakukan gerakan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu cara agar atlet dapat

melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan baik dan benar. Jika

selama ini pelatih Kempo Dojo BPKP Medan melatih dengan cara tidak

menggunakan sikap otoriter, maka pada kesempatan kali ini pelatih mencoba

melakukan gaya melatih secara otoriter kepada atlet Kyu II (sabuk biru). Dengan

menggunakan gaya melatih secara otoriter, diharapkan atlet remaja tersebut dapat

melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan benar sesuai teknik

Shorinji Kempo.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi Ken ( jurus ) Dai Sankei

Dengan Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada Atlet Kempo Kyu II

(16)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang masalah maka dapat di

identifikasi yang menjadi masalah :

1) Faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan teknik Ten Chi Ken (jurus)

Dai Sankei ?, 2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi atlet kesulitan

pada saat melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei ?, 3) Berapa

besarkah manfaat gaya melatih secara Otoriter pada atlet dojo BPKP Medan

dalam upaya meningkatkan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei tersebut

dengan efektif?

C.Pembatasan Masalah

Melihat dari banyaknya identifikasi masalah di atas maka perlu kiranya

menentukan pembatas masalah. Untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai

maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai

Sankei dengan menggunakan gaya melatih secara otoriter pada atlet Kempo kyu II

( sabuk biru ) Dojo BPKP Medan 2012.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatas masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

“Seberapa Besar Pengaruh Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Dalam

Melakukan Teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei Terhadap Atlet Kempo Kyu II

(17)

8

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penjelasan dari permasalahan

dikemukakan di atas, yaitu : “ Untuk mengetahui pengaruh menggunakan gaya

melatih secara otoriter dalam melakukan teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei

Terhadap Atlet Kempo Kyu II (sabuk biru) Dojo BPKP Medan 2012”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan suatu pembinaan dalam

menigkatkan prestasi pada cabang Kempo. Adapun manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan atau bahan pemikiran bagi pelatih dan pembina

olahraga dalam melatih.

2. Sebagai bahan masukan dalam memperoleh data-data tentang teknik Ten Chi

Ken (jurus) Dai Sankei.

3. Untuk menambah pengetahuan didalam melakukan penelitian ini agar dapat

menambah masukan atau sumbangan kepada semua pihak dalam

mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga Kempo serta pembuatan

karya ilmiah di bidang olahraga.

4. Memberikan informasi tentang pentingnya teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai

(18)

33 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimulan

Berdasarkan dari data awal atlet sebelum menggunakan gaya melatih

secara otoriter, teknik Ten Chi Ken Dai Sankei atlet, Noval (57,5), Lutfi (37,5), Tiara (60), Mazaya (72,5), Lovita (62,5), Ekky (50), Indri (55), Suroto dan (75).

Sedangkan pada saat perlakukan diberikan yaitu menggunakan gaya melatih

secara otoriter pada siklus I selama 6 kali pertemuan terjadi peningkatan terhadap

hasil tes Ten Chi Ken Dai Sankei menjadi Noval (97,5), Lutfi (80), Tiara (80), Mazaya (95), Lovita (85), Ekky (82,5), Indri (80), Suroto dan (85).

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Disarankan kepada Pelatih Kempo Dojo BPKP Medan khususnya untuk

dapat memberikan metode gaya melatih secara otoriter kepada atlet, karena

bentuk gaya melatih ini dapat memberikan pengaruh terhadap teknik Ten Chi Ken Dai Sankei.

2. Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba

melakukan Penelitian Tindakan Olahraga (PTO) dengan melalui

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniya yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniya yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji dan syukur pertama kali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji dan syukur pertama kali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Alhamdulillahirabbil’alamin , segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat iman, Islam, rahmat, anugerah dan karunia-Nya yang telah

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan segala kemudahan, kelancaran serta seluruh nikmat

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul Rancang Bangun