• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK OPERATOR EXCAVATOR

MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR

UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150%

DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) INA.5220.222.02.03.05

(2)

pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi .

Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) “.

menyadari bahwa modul yang di susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.

Demikian disampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan oleh lembaga pelatihan kerja .

Jakarta, ... 2016 Direktur

Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi

Dr. Ir. H. Masrianto, MT.

NIP.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI... 2

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DAN SILABUS PELATIHAN ... 3

A. Acuan Standar Kompetensi Kerja ... 3

B. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya ... 5

B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 6 LAMPIRAN

1. Buku informasi 2. Buku kerja 3. Buku penilaian

(4)

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Jabatan Kerja Operator Excavator dengan uraian sebagai berikut:

KODE UNIT : INA.5220.222.02.03.05 JUDUL UNIT :

Melaksanakan pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150 % dari waktu siklus standar (standard cycle time)

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan excavator secara benar dan aman sesuai dengan aplikasi dan teknik pengoperasian.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melaksanakan persiapan operasi 1.1 Gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing dicoba sesuai dengan teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat berfungsi dengan baik

1.2 Gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan dicoba untuk meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik

1.3 Gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta

menyeberang parit dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur

2. Menggali material dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus (standard cycle time)

2.1 Excavator ditempatkan pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material (loading

& unloading)

(5)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

2.2 Penggalian material dilakukan dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal

2.3 Level/ Pembuangan material dilakukan dengan mengatur hasil buangan material ke tempatdengan rapih dan efisien

2.4 Produksi galian dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator

3. Membuat parit dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)

3.1 Excavator ditempatkan pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran 3.2 Pembuatan parit dilakukan dengan

mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil produksi pembuatan parit yang optimal

3.3 Hasil galian selalu dipantau secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan rambu operasional

3.4 Produksi pembuatan parit dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator

4. Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)

4.1 Excavator ditempatkan pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump truck

4.2 Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal

4.3 Hasil pemuatan material ke dalam dump selalu dipantau untuk menghasilkan muatan dump truck yang stabil

4.4 Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator

(6)

pemeliharaan.

PANDUAN PENILAIAN

1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang :

a. Penerapan keselamatan kerja b. Pemeliharaan harian excavator

c. Pengoperasian excavator pada jenis pekerjaan tertentu dengan tingkat keterampilan yang sesuai dengan yang ditentukan

2. Konteks penilaian :

a. Unit ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja

b. Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

c. Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi MUK) 3. Aspek penting penilaian

Aspek yang harus diperhatikan :

a. Disiplin dalam melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan

b. Disiplin dalam melaksanakan pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik pengoperasiannya

c. Penerapan keselamatan kerja selama pelaksanaan pengoperasian 4. Kaitan dengan Unit :

Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator excavator yaitu terkait dengan :

(7)

a. Menerapkan keselamatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian excavator

b. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai petunjuk pemeliharaan c. Membuat laporan operasi

d.

KOMPETENSI KUNCI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

KINERJA 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi Mengkomunikasikan ide dan informasi

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok Menggunakan ide dan teknik matematika

Memecahkan masalah Menggunakan teknologi

1 2 2 2 1 2 2

B. Kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya

Adapun kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya sebagai berikut:

- Tidak ada

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi No UNIT / ELEMEN

KOMPETENSI KURIKULUM / SILABUS WAKTU

Teori Praktek Jumlah 3. Melaksanakan

pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu sklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu sklus standar (standard cycle time).

PENGOPERASIAN EXCAVATOR (Operator Kelas II) SESUAI

DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR

3 jpl (135 mnt)

9 jpl (405 mnt)

12 jpl (540 mnt)

3.1 Melaksanakan persiapan operasi

1. Umum 30 mnt 45 mnt 75 mnt

(8)

Lampiran

1. Buku informasi 2. Buku kerja 3. Buku penilaian

maksimal 150%

dari waktu siklus standar (standard cycle time)

30 mnt 180 mnt 210 mnt

3.4 Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150%

dari waktu siklus standar (standard cycle time)

45 mnt 90 mnt 135 t

(9)

BUKU INFORMASI

MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR

UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150%

DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) INA.5220.222.02.03.05

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(10)

B. Tujuan Khusus... 5

BAB II MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI ... 6

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 6

1. Komponen excavator. ... 6

2. Instrumen panel ... 7

3. Tombol/skalar... 9

4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. ... 10

5. Tuas kontrol ... 11

6. Gerakan maneuver. ... 12

7. Gerakan travelling ... 13

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 15

1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat berfungsi dengan baik. ... 15

2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik... 17

3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur. ... 21

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 27

(11)

BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) ... 30 A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu

Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). ... 30 1. Menggali material ... 30 2. Cycle time 150% ... 30 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu

Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). ... 32 1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah

secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan

membuang material (loading & unloading). ... 32 2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan

kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal... 33 3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan

material ke tempatdengan rapih dan efisien. ... 35 4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk

bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator 37 C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time)

Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). ... 37 1. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing ... 37 2. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) 38 3. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket ... 38 4. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan ... 39

(12)

(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ... 40 C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150%

dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) ... 43 BAB V MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE

TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)... 44 A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump

Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time). ... 44 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump

Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time). ... 44 1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah

secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump truck... 44 2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan

simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang

material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal. ... 45 3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan

muatan dump truck yang stabil. ... 46 4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir

pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator. ... 47

(13)

C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard

Cycle Time). ... 48

BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI .... 49

A. Sumber Daya Manusia. ... 49

1. Pelatih ... 499

2. Penilai... 499

3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan ... 49

B. Sumber-sumber Kepustakaan. ... 50

DAFTAR PUSTAKA... 511

A. Buku Referensi ... 51

B. Manual... 51

C. Refernsi Lainnya ... 511

DAFTAR ALAT DAN BAHAN ... 52

A. Peralatan yang digunakan ... 52

B. Bahan yang dibutuhkan ... 522

(14)

pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu sklus (cycle time) maksimal 150%

dari waktu sklus standar (standard cycle time).

B. Tujuan Khusus

Pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Melaksanakan persiapan operasi

2. Menggali material dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus (standard cycle time)

3. Membuat parit dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)

4. Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)

(15)

BAB II

MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.

1. Komponen excavator.

Agar dapat mengoperasikan dan memelihara excavator dengan baik dan benar, operator harus mengetahui letak serta fungsi dari komponen-komponen unit yang akan digunakan, seperti terlihat pada Gambar II.1,II.2 dan II.3

Gambar II.1

Gambar II.2 Arm/Stick

Connecting link/H-Link

(16)

Gambar II.3

2. Instrumen panel

Instrument panel terdiri dari alat monitor dan lampu lampu seperti nampak pada Gambar II.4. Instrument panel berguna untuk memberikan peringatan/petunjuk kepada operator pada saat unit dihidupkan/dioperasikan, agar operator bisa memonitor dan melakukan pemeriksaan dengan benar.

Alat monitor : Menunjukan status operasi alat.

Lampu peringatan : Menunjukan keadaan unit yang tidak normal (merah).

Lampu pilot : Menunjukan status operasi alat.

Monitor yang dipasang pada unit belum sepenuhnya menjamin kondisi dari excavator, pemeriksaan harian harus dilakukan sesuai dengan bab pemeliharaan. Bila unit mengalami masalah maka lampu peringatan akan menyala disertai dengan bunyi buzzer/alarm/stick. Dalam hal ini tekan tombol stop buzzer untuk memberhentikan suara buzzer, tetapi lampu peringatan masih tetap menyala sampai masalah diperbaiki.

(17)

Gambar II.4

b. Tuas dan pedal

Tuas dan Pedal pada excavator digunakan untuk mengoperasikan unit sesuai dengan fungsinya, Gambar II.5 adalah contoh dari

Tuas digerakan dengan tangan dan pedal digerakan dengan kaki.

- Tuas pengontrol kanan digunakan untuk mengontrol gerakan Boom dan Bucket

- Tuas pengontrol kiri digunakan untuk mengontrol gerakan Swing dan Arm/stick

- Tuas Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok kekiri atau kekanan dengan cara mendorong atau menariknya dengan tangan.

- Pedal Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok kekiri atau kekanan dengan cara menginjak bagian depan atau belakang dengan kaki.

(18)

Gambar II.5

3. Tombol/saklar

Tombol/Saklar digunakan untuk mengaktif kan atau non aktifkan sistim pada unit dengan cara diputar, disentuh/tekan (Gambar II.6).

Gambar II.6

(19)

4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket.

Tuas kontrol untuk menggerakkan Boom, arm/stick, bucket dan swing berada diruang kabin operator (Gambar II.7)

• Pastikan bahwa tuas kontrol dan alat kerja dalam kondisi baik.

• Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick.

• Tuas kontrol sebelah kanan untuk gerakan boom dan bucket.

• Bila tuas control dilepaskan, maka tuas kontrol akan kembali ke posisi netral secara otomatis.

Gambar II.7

Suhu yang cocok untuk oli hidraulik siap kerja adalah sekitar 50oC .Jika suhu tersebut belum tercapai dan unit langsung untuk bekerja,maka akan menyebabkan kerusakan pada sistim hidrolik.

• Hidupkan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit.

• Naikan gas secara bertahap keputaran normal.

• Gerakan bucket sekitar 5 menit,dan jangan mengoperasikan yang lain selain bucket.

(20)

Gambar II.8

Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick. (Gambar II.9)

• Tuas digerakkan ke arah no.1 (kedepan) Arm/stick keluar atau menjauh

• Tuas digerakkan kearah no. 2 (kebelakang) Arm/stick masuk atau mendekat

• Tuas digerakkan kearah no. 3 (kekanan) Swing kekanan atau memutar kekanan

• Tuas digerakkan kearah no. 4 (kekiri) Swing kekiri atau memutar kekiri

Gambar II.9

Tuas kontrol sebalah kanan untuk gerakan Boom dan Bucket. (Gambar II.10)

• Tuas digerakkan ke arah no.5 (kedepan) Boom turun atau kebawah

• Tuas digerakkan kearah no. 6 (kebelakang) Boom naik atau keatas

(21)

• Tuas digerakkan kearah no. 7 (kekanan) Bucket membuka atau membuang

• Tuas digerakkan kearah no. 8 (kekiri) Bucket menutup atau memuat

Gambar II.10

6. Gerakan maneuver.

Gerakan travel/jalan dapat dioperasikan dengan menggerakan tuas dan pedal (Gambar II.11). Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan mendorong tuas atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan tuas/pedal travel posisi netral/ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali keposisi netral/tengah. Pada posisi ini rem aktif.

Gambar II.11

a. Posisi Travel/Jalan

Posisikan perlengkapan kerja dekat ke unit, buatlah bentuk se-stabil mungkin (seperti Gambar II.12). Pastikan travel motor dibagian belakang dan front idler dibagian depan

• Jangan berjalan terus menerus terlalu lama.

(22)

Gambar II.12

7. Gerakan travelling

Gerakan travel / jalan dapat dioperasikan dengan menggerakkan tuas dan pedal.

Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan menggerakk an tuas atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan tuas/pedal travel ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali keposisi tengah. Pada posisi ini rem aktif. Pilih route jalan yang dituju serata mungkin. Kendalikan unit selurus mungkin danbila berbelok buatlah sedikit perubahan berangsur -angsur pada arah yang diinginkan. Apabila unit harus berjalan jarak jauh, maka roller komponen undercarriage akan kontak terus menerus, yang akan mengakibatkan panas. Oleh karena itu untuk menghindari over heat pada travel motor dan komponen undercarriage , maka setiap berjalan 2 jam berhenti 30 menit (disesuaikan dengan Operation and Maintenance Manual) (Gambar II.13).

Gambar II.13

(23)

Sebelum melintasi jembatan ketahuilah kekuatan pada jembatan -tersebut dan berat operasi alat. Bila melintasi jalan beraspal gunakan kayu agar supaya tidak merusak jalan aspal. Bila menyeberangi rel kereta api, gunakan balok kayu agar tidak merusak rel. Dilarang menyentuh kabel-kebel listrik dan tebing jembatan dengan unit.

Bila excavator melewati rintangan seperti batu yang besar atau tunggul pohon, excavator akan mengalami kejutan yang besar. Untuk meredam kejutan tersebut, turunkan kecepatan jalannya dan jalankan melalui rintangan pada tengah-tengah track.

Sedapat mungkin, singkirkan rintangan tersebut atau hindari rintangan ketika menjalankan excavator (Gambar II.14).

Gambar II.14

Pada dasar jalan yang tidak rata terdiri dari batu alam yang besar atau jalan berbatu besar, jalankan excavator dengan kecepatan rendah (low speed). Bila menjalankan dengan kecepatan tinggi (high speed) dasar jalan harus dalam kondisi rata atau tidak berbatu. (Gambar II.15).

Gambar II.15

Saat menjalankan excavator keluar dari air dan kelian pendakian melebihi 150 (26%), maka bagian belakang upperstructure akan terendam dan air akan dihempaskan oleh

(24)

Gambar II.16

Jangan membenamkan excavator dalam air melebihi kedalaman yang diizinkan, yaitu dibawah titik pusat carrier roller. Perlu diketahui bahwa untuk semua parts yang terbenam dalam air dalam waktu lama, harus dilakukan penggemukan sampai gemuk yang lama keluar dari bantalan (bearing), yaitu pada bucket pin dan yang lainnya sekitar bucket pin (Gambar II.17).

Gambar II.17

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.

1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat berfungsi dengan baik.

(25)

Gambar II.18

Gerakan tuas control sebelah kiri untuk kombinasi/simultan Swing dan Arm/stick (Gambar II.18)

• Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekanan depan) terjadi gerakkan Swing kekanan, Arm/stick kedepan

• Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekanan belakang) terjadi gerakkan Swing kekanan, Arm/stick kebelakang

• Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekiri belakang) terjadi gerakkan Swing kekiri, Arm/stick kebelakang

• Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Swing kekiri, Arm/stick kedepan

(26)

Gambar II.19

Gerakan tuas control sebelah kanan untuk kombinasi/simultan boom dan bucket.

(Gambar II.19)

• Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekiri bawah) terjadi gerakkan Boom naik, Bucket masuk

• Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Boom turun, Bucket Masuk

• Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekanan atas) terjadi gerakkan Boom turun, Bucket membuka

• Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekanan bawah) terjadi gerakkan Boom naik, Bucket membuka

2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.

(27)

a. Berjalan maju lurus

Untuk menjalankan unit maju lurus, doronglah kedua tuas atau injaklah kedua bagian pedal depan secara berasamaan/seimbang pada arah yang sama (Gambar II.20).

Gambar II.20

b. Berjalan mundur lurus

Untuk menjalankan unit mundur lurus, tariklah kedua tuas atau injaklah kedua bagian pedal belakang secara berasamaan/ seimbang pada arah yang sama (Gambar II.21)

Gambar II.21

c. Berbelok kekanan maju

Untuk menjalankan unit membelok kekanan maju, doronglah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri (Gambar II.22)

(28)

Gambar II.22

d. Berbelok kekiri maju

Untuk menjalankan unit membelok kekiri maju, doronglah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian depan pedal sebelah kanan (Gambar II.23)

Gambar II.23

e. Berbelok kekanan mundur

Untuk menjalankan unit membelok kekanan mundur, tariklah tuas sebelah kiriatau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri (Gambar II.24).

Gambar II.24

(29)

f. Berbelok kekiri mundur

Untuk menjalankan unit membelok kekiri mundur, tariklah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan (Gambar II.25)

Gambar II.25

g. Berbelok kekanan (360o) putaran pendek

Untuk menjalankan unit membelok kekanan putaran pendek, doronglah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri dan tariklah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.26).

Gambar II.26

h. Berbelok kekiri (360o) putaran pendek

Untuk menjalankan unit membelok kekiri putaran pendek, tariklahlah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri dan doronglah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian depan pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.27).

(30)

Gambar II.27

3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur.

a. Gerakan Travelling pada jalan mendatar

Untuk menggerakan/travelling unit pada jalan mendatar, posisikan motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit, buatlah bentuk sestabil mungkin arm/stick terlipat ke dalam dan angkat boom sampai posisi bucket sekitar 40 – 50 cm diatas tanah (Gambar II.28)

Gambar II.28

b. Gerakan travelling pada jalan mendaki

Sebelum excavator bergerak keatas lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk pengaman sudah benar-benar dikencangkan.

Posisikan sprocket (penggerak) berada dibelakang. selama excavator mulai menaiki lereng boom perlu diturunkan dan bucket dapat digunakan untuk menjaga bila terjadi

(31)

slip atau tergelincir dari lereng. Posisikan arm/stick dan boom membentuk sudut 90 0 - 110 0 dan angkatlah bucket kirakira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar II.29)

Ketika unit di lereng dan tebing, operator perlu memantau setiap jalur traksi dan pastikan unit tersebut berjalan dalam garis lurus ke atas lereng. Jika salah satu track memiliki traksi kurang , unit akan cenderung membelok ke satu sisi, menyebabkan track akan turun /mundur yang mana membuat unit tidak stabil. Pada tanah yang lembek, track excavator cenderung untuk slip sehingga unit akan mundur kebelakang. Posisikan motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit.

Gambar II.29

Jika kemiringan terlalu curam dan material lepas, bagian belakang unit dapat turun memungkinkan excavator untuk mundur ke belakang. Menjaga boom dan arm/stick diperpanjang akan membantu mendistribusikan beban pada track lebih merata yang meningkatkan traksi.(Gambar II.30).

(32)

Gambar II.31

Ketika bucket mendekat ke unit, maka bucket perlu diperpanjang sampai lereng untuk ditancapkan lagi, seperti yang dilakukan sebelumnya. Operator perlu memperhatikan unit untuk memastikan tidak akan geser ke bawah bukit. Pada lereng curam, penancapan bucket perlu dibuat lebih sering sehingga boom dan bucket menahan berat untuk traksi yang lebih baik dan stabilitas (Gambar II.32).

Gambar II.32

ketika excavator sampai dekat dengan bagian atas lereng, menggapai dengan arm/stick dan boom dan tancapkan tooth bucket ke tanah di depan alat Lanjutkan untuk menarik unit maju sampai ujung. Menurunkan bagian depan unit dengan boom dan terus maju melewati dari lereng (Gambar II.33).

(33)

Gambar II.33

c. Gerakan travelling pada jalan menurun

Gerakan travelling pada jalan menurun, operasikan tuas kendali untuk menjaga agar kecepatan tetap rendah. Apabila menjalankan menurun lebih dari 15o(26%), Posisikan arm/stick dan boom membentuk sudut 90o- 110odan angkatlah bucket kira-kira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar II.34)

Gambar II.34

Sebelum menjalankan excavator menuruni lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk pengaman benar dikencangkan. Ketika menjalankan excavator mendekati puncak lereng, Hentikan excavator sebelum berat unit cenderung turun ke lereng.

Panjangkan arm/stick dan turunkan boom serta letakan bucket ketanah untuk menahan berat excavator turun kelereng (Gambar.II.35).

(34)

Gambar II.36

Setelah unit bergerak turun ke arah lereng Excavator turun pelan-pelan dengan hati- hati sambil boom diangkat sampai track menyentuh rata dengan permukaan tanah (Gambar II.37)

Gambar II.37

angkat bucket dari tanah sampai bebas dari permukaan lereng (Gambar II.38)

Gambar II.38

(35)

d. Gerakan Travelling menyeberang parit

Jalankan unit maju sampai sedikit melewati parit (Gambar II.39)

Gambar II.39

Turunkan boom dan letakkan bucket ketanah dengan memperhitungkan jarak dengan unitnya (agak jauh) (Gambar II.40) Bergeraklah maju sambil diimbangi gerakan arm/stick masuk, boom turun dan kedudukan bucket tetap sampai track menapak diseberang parit.

Gambar II.40

Lakukan swing ke kiri atau ke kanan dengan sudut putar 180o.(Gambar II.41)

Gambar II.41

(36)

Gambar II.42

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi.

Utamakan Keselamatan. Dalam keadaan bekerja, kenakan APD sesuai keperluan kondisi kerja (Gambar II.43). Hampir semua kecelakaan disebabkan karena tidak dipatuhinya petunjuk keselamatan kerja.

Gambar II.43

Pastikan bahwa memahami sepenuhnya isi dalam buku petunjuk sebelum mengoperasikan alat (Gambar II.44) Diperlukan keperdulian penuh akan hal tersebut.

Pahami sepenuhnya keterangan dan proses kontruksi sebelum memulai pekerjaan. Jika menemukan sesuatu

Gambar II.44

(37)

yang berbahaya pada pekerjaan, berkonsultasilah dengan pengawas untuk melakukan tindakan

pencegahan sebelum

mengoperasikan unit (Gambar II.45).

Gambar II.45

Jangan mengoperasikan unit ketika lelah atau setelah meminum minuman

keras,atau obat-

obatan.(GambarII.46)

Gambar II.46

Lakukan pemeriksaan harian sesuai dengan petunjuk pengoperasian.

Perbaiki bagian-bagian yang rusak dan kencangkan baut baut yang

longgar (Gambar II.47) Gambar II.47

Periksa untuk melihat apakah ada kebocoran pada oli engine, oli hidraulik, bahan bakar dan pendingin.

Jaga kebersihan unit dan bersihkan

unit setiap hari (Gambar II.48) Gambar II.48

(38)

Gambar II.49

Waspadalah jika terjadi kebakaran.

Pastikan selalu alat pemadam kebakaran berfungsi dengan baik dan nomor telpon darurat dinas pemadam kebakaran dekat telpon (Gambar II.50)

Gambar II.50

(39)

BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL

150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).

1. Menggali material

Menggali material adalah fungsi utama dari Excavator, walaupun dalam aplikasinya dapat untuk memuat dan mengangkat beban sesuai dengan ketentuan. Pekerjaan menggali meliputi :

- Menggali untuk meratakan

- Menggali untuk membuat kolam/pondasi - Menggali untuk membuat parit/saluran - Menggali untuk membuat slope

- Menggali untuk memuat material

Berikut ini proses excavator melaksanakan penggalian (Gambar III.1)

(40)

Gambar III.1

Posisi 1. Rentangkan/panjangkan arm/stick dan buka bucket sampai jangkauan pengambilan material yang paling jauh dengan memperhatikan posisi bucket untuk menganbil material

Posisi 2. Turunkan boom sampai bucket menyentuh material yang akandiambil Posisi 3. Tariklah arm/stick untuk menggalimaterial dengan diimbangi boom naik dan

bucket masuk untuk memuat material hingga posisi arm/stick tegak lurus Posisi 4. Tarik arm/stick untuk mengisi material ke bucket dengan diimbangi boom

naik.

Posisi 5. bucket memuat material dan diposisikan sejajar sehingga material yang dimuat tidak tumpah sehingga muatannya maksimum.

Posisi 6. angkatlah boom sampai posisi bucket terbebas dan material siap untuk dibuang atau dimuat sesuai dengan rencana kerja.

(41)

2. Cycle time 150%

Untuk mencapai cycle time 150% harus mengetahui syarat-syarat sebagai berikut:

a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi b. Sudut putar (swing) maksimum 90o c. Tinggi bench sepanjang arm/stick

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).

1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material (loading &

unloading).

Posisikan unit pada tempat yang rata dan sproket berada dibelakang, dengan posisi ini penggalian akan lebih stabil dari pada sproket berada didepan

Gambar III.2

Posisi menggali dapat dilakukan dari depan dan samping dengan sudut swing kurang dari 90o. Penggalian dari depan, panjang track diatas permukaan tanah (A) adalah lebihpanjang dari pada track (B), sehingga bekerja dari depan akan lebih stabil.

(Gambar 4.52) Usahakan bekerja dari depan apabila keadaan memungkinkan.

(42)

Gambar III.3

Gambar III.4

2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal.

Lakukanlah pekerjaan menggali dengan menggunakan lengan (arm/stick). Gunakan tenaga tarik dari lengan (arm/stick) untuk menggali dan diimbangi dengan boom gunakan bersama-sama dengan tenaga gali dari bucket, jika perlu (Gambar III.5)

Gambar III.5

(43)

Gunakan tenaga gali yang efisien. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal menggali, arm/stick silinder dan silinder bucket harus diletakkan di 90 derajat satu sama lain.

(Lihat gambar) ini memberikan tenaga dorong yang maksimum dari kedua silinder Dan punggung bucket membentuk sudut 30 derajat (Gambar III.6).

Gambar III.6

Horisontal menggali

Perluas Arm/stick dan Bucket, lalu turunkan boom dan meletakkan Bucket ke dalam tanah. Tariklah Arm/stick sambil diimbangi dengan mengangkat boom Ketika arm/stick menjadi vertikal ke boom, selanjutnya bucket digerakkan untuk memuat tanah secara bertahap. Angkat bucket untuk meraup tanah ketika lengan dan boom berada di sudut 30 derajat satu sama lain (Gambar III.7) (untuk mencapai cycle time 150% maka tinggi bench sepanjang arm/stick)

Gambar III.7

(44)

Gambar III.8

Pencegahan mengoperasikan silinder sampai ujung langkah

Bila silinder dioperasikan sampai ujung langkah selama pengoperasian, tenaga akan menekan stopper didalam silinder dan hal ini akan mempercepat kerusakan, dan untuk menghindarkannya harus disisakan sedikit bagian (Gambar III.9)

Gambar III.9

3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan material ke tempatdengan rapih dan efisien.

Membuang material bisa ditempatkan disisi kiri atau kanan dari unit, ini bila penggalian dilakukan dari arah depan (Gambar III.10).

(45)

Gambar III.10

Dan membuang material dapat juga ditempatkan didepan unit bila dilakukan penggalian dari arah samping (Gambar III.11). Membuang material yang paling jauh yaitu pada posisi 180o. Untuk mengoptimalkan tempat buangan material sehingga dicapai efisiensi pembuangan yang tinggi, maka untuk membuang material doronglah material buangan yang telah ada dan diikuti dengan gerakan membuang material dari bucket

Gambar III.11

Membuang material dapat juga ditempatkan didalam dump truck sehingga dapat dibuang dilokasi yang jauh dari unit (Gambar III.12)

(46)

Contoh menghitung hasil galian adalah : - Panjang (P) = 20 m

- Lebar (L) = 10 m - Kedalaman (T) = 2m Volume galian adalah :

= P x L x T

= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli/bank )

Gambar III.13

C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).

1. Teknik dasar operasi yang benar

a. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing

Tidak boleh meratakan, menggali, menggeser material dengan tenaga swing. Hal ini akan menyebabkan puntiran dan bengkok. (Gambar III.14)

(47)

Gambar III.14

b. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel)

Jangan mengoperasikan dengan menancapkan bucket pada tanah dengan dan menggunakan kekuatan mundur (travel) untuk menggali tanah. Cara ini akan mengakibatkan travel motor bermasalah.(Gambar III.15)

Gambar III.15

c. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket

Jangan menggunakan tumbukan seperti beliung, breaker atau penumbuk tiang pancang, tumbukan tersebut akan kelebihan tenaga yang menekan pada bagian belakang unit, dan tidak saja akan merusak tapi juga sangat berbahaya (Gambar III.16)

(48)

Gambar III.17

e. Tidak boleh mengoperasikan dengan sistem jack swing

Dilarang memutar posisi excavator dengan menekan bucket dan menggunakan swing dalam waktu bersamaan menggunakan gerakan track saling berlawanan arah (opposite). Hal ini bisa mengakibatkan komponen swing gear lebih cepat rusak dan mengakibatkan konstruksi boom bucket arm/stick retak.

(49)

BAB IV MEMBUAT PARIT DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) 150% DARI

WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).

Posisikan unit peralatan di tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (Full Contact) dan luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan ( Gambar IV.1)

Gambar IV.1

Tempatkan unit parallel dengan galian parit, sprocket berada dibelakang dan ikuti pada batas ukuran yang telah ditentukan

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).

1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran.

Unit pada posisi yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full contact), luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan (Gambar IV.2) Pengalian parit dapat dilakukan dari arah depan atau parallel dan dari arah sampingatau melintang sesuai dengan rencana pembuatan parit (Gambar IV.3).

(50)

Gambar IV.2

Gambar IV.3

2. Melakukan pembuatan parit dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil produksi pembuatan parit yang optimal.

Penggalian parit dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar (Gambar IV.4)

Gambar IV.4

(51)

Penggalian parit dapat dilaksanakan dengan efisien bila lebar parit/saluran sesuai dengan lebar bucket Posisikan track sejajar dengan parit/ saluran yang akan digali.Bila menggali parit/ saluran yang lebar, dimulai dengan menggali pada ke dua sisi parit/

saluran dan kemudian diakhiri dengan penggalian bagian tengah (Gambar IV.5).

Gambar IV.5

3. Memantau hasil galian secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan rambu operasional.

Hasil pembuatan parit dapat dipantau dengan cara mencek hasil fisik apakahsudah sesuai dengan ukuran yang telahditentukan dalam gambar kerja/ spesif ikasidan bila mana tidak sesuai, agar di adakan pembetulan (Gambar IV.6)

Gambar IV.6

4. Menghitung produksi pembuatan parit pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.

Hasil produksi pembuatan parit dapat dihitung dengan menghitung volume hasil galian

(52)

Dimana : L1= L2

X Volume parit= (PxL1x T ) m³

Gambar IV.7

C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time)

Penggalian parit harus dilakukan dengan cermat dan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar.

(53)

BAB V MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS

(CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time).

1. Penilaian area tempat unit bekerja dipilih yang rata dan track menyentuh tanah (full Contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pemuatan material ke dump truck.

Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar.

2. Syarat pemuatan material untuk mencapai cycle time 150%

a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi b. Sudut putar (swing) maksimum 90o c. Tinggi bench sepanjang arm/stick

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time).

1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump truck.

(54)

mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar. (Gambar V.1). Pemuatan akan lebih mudah dan kapasitasnya akan lebih besar bila pemuatan dimulai dari samping dengan tinggi bench sesuai dengan tinggi dump body (vessel) truck jika dibandingkan dengan pemuatan dimulai dari sisi sejajar dump body (vessel) dari dump truck.

Gambar V.1

2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal.

Posisikan dump truck dimana operator dapat dengan mudah melihat tempat material yang akan dimuat. Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (swing, boom, arm/stick dan bucket) sesuai dengan gerakanteknik aplikasi

(55)

pembuangan material yang benar. Letakkan material kedalam dump truck dari mulai yang paling jauh sampai mendekat. Sehingga muatan dump truck menjadi stabil.

(Gambar V.2)

Gambar V.2

3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan muatan dump truck yang stabil.

Apabila mengisi material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck.

Material yang dimuat jangan sampai berlebihan, agar tidak tercecer dijalan dan posisinya harus seimbang anatara kanan dan kirinya. Agar dump truck ketika membawa material menjadi stabil. (Gambar V.3)

Gambar V.3

(56)

Gambar V.4

4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.

a. Hasil akhir dari produksi material/tanah dapat dihitung dengan dua cara yaitu Menghitung volume profil hasil galian

b. Menghitung folume material/ tanah yangdihasil dari pembuangan dump truck (Gambar V.5)

Gambar V.5

Contoh perhitungan:

Menghitung profil hasil galian, menghasilkan profil hasil galian adalah - panjang ( P) = 20 m

- lebar ( L ) = 10 m - kedalaman ( T ) = 2 m Volume galaian adalah

= p x L x T

(57)

= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli / bank) dan bilamana, a. Volume provil galian

= 400m³/ BCM (Bank cubic meter)

Faktor pengembangan/ Sweel 25%

volume = 1,25x 400 m³ = 500 m³ / loose

b. Volume hasil pembuangan dump truk

= 500 m3/ LCM (louse cubic meter) ( Gambar V.6)

Gambar V.6

C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time).

Pengisian material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck sehingga membahayakan saat bekerja

(58)

1. Pelatih

Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan mengenai proses belajar .

d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

2. Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.

Penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya.

b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.

c. Mencatat pencapaian / perolehan

3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini

(59)

akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar .

B. Sumber-sumber Kepustakaan.

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja

3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber - sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

(60)

2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan

B. Manual

1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5 2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7

C. Refernsi Lainnya

1. Pusat Pembinaan Peralatan – Departemen PU, PEDOMAN TEKNIK PENGOPERASIAN PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, Pusbinal – Departemen PU – Jakarta.

2. Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi – Departemen PU, PEMELIHARAAN ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat – Puslatjakons Departemen PU – Jakarta.

3. Komatsu, OPERATION & MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC-6 HYDRAULIC EXCAVATOR, Komatsu – Japan.

4. Komatsu, SPECIFICATION AND APPLICATION HANDBOOK, EDITION 14, Komatsu – Japan.

5. Caterpillar, PERFORMANCE HANDBOOK, EDITION 31, Caterpillar, USA.

(61)

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Peralatan yang digunakan 1. Peralatan (excavator).

2. APD.

3. Rambu-rambu operasi dan K3.

4. Standard tools.

B. Bahan yang dibutuhkan

1. Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian excavator.

2. Standard Operating Prosedure (SOP).

3. Surat Perintah Kerja.

4. Form Laporan.

5. Bahan bakar.

6. Bahan pelumas.

(62)

BUKU KERJA

MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR

UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150%

DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) INA.5220.222.02.03.05

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI

(63)

PENJELASAN UMUM

Pelatihan berbasis kompetensi mengharuskan proses pelatihan memenuhi unit kompetensi secara utuh yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Dalam buku informasi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan telah disampaikan informasi apa saja yang diperlukan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki untuk melakukan praktik/keterampilan terhadap unit kompetensi tersebut. Setelah memperoleh pengetahuan dilanjutkan dengan latihan-latihan guna mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki tersebut. Untuk itu diperlukan buku kerja Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan ini sebagai media praktik dan sekaligus mengaplikasikan sikap kerja yang telah ditetapkan karena sikap kerja melekat pada keterampilan.

Adapun tujuan dibuatnya buku kerja ini adalah:

1. Prinsip pelatihan berbasis kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan konsep yang telah digariskan, yaitu pelatihan ditempuh elemen kompetensi per elemen kompetensi, baik secara teori maupun praktik;

2. Prinsip praktik dapat dilakukan setelah dinyatakan kompeten teorinya dapat dilakukan secara jelas dan tegas;

3. Pengukuran unjuk kerja dapat dilakukan dengan jelas dan pasti.

Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI. Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja.

(64)

A. Langkah-langkah/Tahapan Belajar. ... 3 1. Penyajian ... 3 2. Isi perencanaan ... 3 BAB II TUGAS TEORI DAN PRAKTEK ... 4 A. Tugas Teori... 4 B. Pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh peserta ... 4 C. Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas Teori ... 144 D. Tugas-tugas Praktek ... 14 E. Daftar Cek Tugas Praktek ... 17

(65)

BAB I TAHAPAN BELAJAR A. Langkah-langkah/Tahapan Belajar.

1. Penyajian

Penyajian bahan, pengajaran, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.

2. Isi perencanaan

Isi perencanaan merupakan kaitan antara Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dengan pokok- pokok keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja, yang merupakan persyaratan kompetensi yang harus dicapai pada setiap KUK yang dijabarkan dalam Indikator Unjuk Kerja (IUK).

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk menginstalasi dan mengkonfigurasi protokol TCP / IP pada suatu workstation yang terhubung dengan

a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pengoperasian attachment loader pada backhoe loader oleh Operator Backhoe

LAPORAN HARIAN OPERASI, MEMUAT INFORMASI TENTANG PELAKSANAAN PE- KERJAAN PENGOPERASIAN MESIN YANG DIBUAT OPERATOR DENGAN BENAR, LENGKAP DAN DISAMPAIKAN TEPAT WAKTU.

Diskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan pengetahuan, Keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk Menerapkan UUJK, Keselamatan dan

1.6 Menyimpan perkakas tangan dengan aman dan tepat yang tepat menurut prosedur operasi standar dan rekomendasi pabrik pembuat.. 3.2 Unit Kompetensi : Menggunakan

Pelatihan berbasis kompetensi mengharuskan proses pelatihan memenuhi unit kompetensi secara utuh yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Dalam buku

Buku penilaian untuk unit kompetensi Mencegah Terjadinya Kecelakaan pada Bayi dibuat sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh

Prosedur menerapkan komunikasi secara lisan dan tertulis di tempat kerja Asesmen * coret yang tidak perlu 2.3 Unit Kompetensi : Melakukan Presentasi Kode Unit : PAR.JK02.009.01