BAB III METODOLOGI
Perancangan Kantor Sewa Kuala Namu menggunakan beberapa pendekatan dan metodologi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti studi literatur, studi banding, dan survei lapangan.
Diagram 3.1 Alur Metodologi
Sumber: Pengelolaan Data Primer
2.6 Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu rangkaian kegiatan yang akan dilakukan sebelum memulai pengumpulan data. Kegiatan tahapan persiapan yaitu:
a. Studi pustaka
b. Penentuan kebutuhan data c. Survei pada instansi yang terkait d. Perencanaan jadwal pembuatan desain
Tahap Persiapan
Analisa
Desain Pengumpulan Data
2.7 Pengumpulan Data
Data dibagi menjadi 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Tabel 3.1 Pengumpulan Data
No. Jenis Data Metodologi
1
Data Primer
Data lokasi perancangan Survei dan literatur Regulasi lokasi perancangan Literatur
Analisa perancangan Survei Data fungsi bangunan yang Studi banding tema sejenis Survei dan literatur Studi banding kawasan
sejenis
Literatur
Sumber: Pengolahan data primer
Penjabaran metode pengumpulan data yaitu: a) Studi Literatur
Studi literatur berisi tentang sumber pustaka atau teori yang berkaitan dengan judul dan tema untuk digunakan sebagai bahan literatur yang memperkuat fakta secara ilmiah. Studi literatur yang dilakukan yaitu:
Kantor sewa secara umum Kantor sewa di area aerotropolis Peraturan pada kantor sewa
Mencari data-data dan peraturan mengenai Kawasan Kuala Namu dan Kecamatan Beringin dari instansi yang terkait.
b) Studi Banding
Studi banding yang dilakukan yaitu studi banding terhadap proyek dan tema sejenis untuk memperoleh data-data dengan fungsi bangunan kantor sewa, seperti program ruang, aktivitas, sirkulasi, serta tema bangunan.
c) Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan di Jalan Bakaran Batu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang merupakan kawasan yang didominasi oleh persawahan, lahan kosong, dan permukiman. Survei lapangan dilakukan pada lokasi yang dipilih untuk mengetahui kondisi lahan, iklim, luas lahan, dan mencari potensi pada lahan yang dianalisa.
2.8 Analisa
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data yang diperlukan, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan identifikasi tujuan permasalahan, sehingga analisa menjadi efektif.
Tabel 3.2 Analisa
No. Jenis Analisa Keterangan
1
Kondisi tapak & lingkungan
Lokasi, kondisi, & potensi lahan Regulasi
Tata guna lahan
Sirkulasi & pencapaian Iklim dan vegetasi View
Sarana & prasarana Orientasi
Struktur dan konstruksi Utilitas
Tata lingkungan
4 Penerapan tema Deskripsi tema yang digunakan
2.9 Desain
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Lokasi, Kondisi dan Potensi Lahan
Lokasi perancangan Kantor Sewa Kuala Namu terletak di Jl. Bakaran Batu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang merupakan wilayah Mebidangro. Lokasi ini dianggap berpotensi karena salah satu fungsi peruntukan lahan sebagai daerah pengolahan perdagangan dan jasa.
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Beringin
Batas-batas lokasi perancangan: Sebelah Timur : Jalan Bakaran Batu Sebelah Selatan : RS Patar Asih Sebelah Barat : Lahan Kosong Sebelah Utara : Persawahan
1. 4.
RS Patar Asih Rumah Tinggal 2. 5.
Persawahan Lahan Kosong 3. 6.
Ruko Kantor Polsek Beringin
Gambar 4.2 Peta Lokasi Perancangan
4.1.2 Regulasi
Regulasi yang dibahas pada Kecamatan Beringin yaitu mengenai RUTRK yang menjadi peraturan dasar pada perancangan Kantor Sewa Kuala Namu. RUTRK Tahun 2007-2027 mengatur ketinggian maksimal bangunan sebesar 28,5 m, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 50%, Koefisien Luas Bangunan (KLB) adalah 8, dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) Jalan Bakaran Batu sebesar 5 meter. Sebagian besar fungsi lahan di Kecamatan Beringin sebagai area permukiman dengan kepadatan penduduk 1104/km2.
Luas lahan : 29000 m2
KDB : 40% x 29000 = 11600 m2
KLB : 8 x luas lahan = 8 x 29000 = 232000 m2
Gambar 4.3 GSB Lokasi Perancangan
Sumber: RDTR Kuala Namu dan sekitarnya
4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan
Bangunan di sekitar lokasi perancangan didominasi oleh area permukiman dan persawahan. Selain area permukiman dan persawahan, terdapat bangunan komersil seperti ruko. Dengan adanya ruko di sepanjang jalan Bakaran Batu, maka kawasan komersil di sekitar lokasi perancangan cukup tinggi. Sehingga penambahan bangunan komersil seperti Kantor Sewa Kuala Namu akan meningkatkan area komersil di kawasan tersebut.
Gambar 4.4 Peta Tata Guna Lahan
Sumber: Pengolahan Data Primer
4.1.4 Analisa Sirkulasi dan Pencapaian
Sirkulasi di kawasan perancangan adalah sirkulasi dua arah. Lebar jalan Bakaran Batu sebesar 8 meter. Jalan Bakaran Batu merupakan jalan arteri sekunder. Kepadatan kendaraan di Jalan Bakaran Batu tergolong sedang, sehingga polusi suara maupun udara di lokasi perancangan sangat rendah.
Gambar 4.5 Peta Sirkulasi
Sumber: Pengolahan Data Primer
Gambar 4.6 Peta Pencapaian
Sumber: Pengolahan Data Primer
Lokasi dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti taksi, ojek, dan becak. Jalan utama lokasi perancangan adalah Jalan Bakaran Batu. Lokasi perancangan dapat dicapai dari Bandara Kuala Namu yang berjarak 6,6 km dari tapak, dan dari Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Medan, dll. Sehingga lokasi perancangan sangat berpotensi untuk dibangun kantor sewa.
Di lokasi perancangan tidak terdapat pedestrian untuk pejalan kaki, sehingga diperlukannya perencanaan pedestrian di pinggir Jalan Bakaran Batu.
Gambar 4.7 Jalan Bakaran Batu
4.1.5 Analisa Iklim dan Vegetasi
Pada lokasi perancangan memiliki 2 iklim, yaitu musim hujan di Bulan Nopember-Juni dan musim kemarau di Bulan Juni-Oktober. Arah angin berasal dari arah Tenggara menuju ke arah Barat Laut. Suhu rata-rata tahunan adalah 26.8ºC. Bulan terkering/terpanas adalah bulan Maret dengan curah hujan 86 mm. Bulan dengan curah hujan yang besar adalah bulan Oktober dengan rata-rata 278 mm. Suhu terhangat sepanjang tahun yaitu pada bulan Mei dengan suhu rata-rata 27.5ºC. Pada bulan Desember, suhu rata adalah 26.1ºC. Ini adalah suhu rata-rata terendah sepanjang tahun. Perbedaan dalam presipitasi antara bulan terpanas dan bulan dengan curah hujan tinggi adalah 192 mm.
Gambar 4.8 Tabel iklim
Matahari terbit dari depan site dan terbenam ke belakang site, sehingga bagian yang banyak terkena panas matahari adalah bagian belakang site. Bagian depan tapak berpotensi untuk menjadi fasad depan bangunan karena tidak terlalu panas dan mendapatkan cahaya matahari, dan bagian belakang bangunan akan di desain untuk ruang yang intensitas aktivitas rendah.
Vegetasi yang terdapat di tapak perancangan yaitu di depan dan samping tapak terdapat pohon, sedangkan tapak dipenuhi dengan rumput liar. Sehingga pohon-pohon yang ada di tapak dapat berfungsi sebagai buffer polusi udara dan kebisingan.
Gambar 4.9 Peta Iklim dan Vegetasi
Sumber: Pengolahan Data Primer
4.1.6 Analisa View View ke luar
Keterangan gambar: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Gambar 4.10 Peta View ke Luar
View ke dalam
View ke dalam tapak memperlihatkan lahan kosong dengan pepohonan dan rumput liar yang dilihat dari beberapa sisi.
Keterangan gambar: 1. 4.
2. 5.
3.
Gambar 4.11 Peta View ke Dalam
4.1.7 Analisa Sarana dan Prasarana
Sarana yang terdapat pada kawasan perancangan yaitu sebagai berikut: 1. Pendidikan
Terdapat 1 TK, 1 SD, 1 SMP, dan 1 SMA yang berada di Kecamatan Beringin.
2. Kesehatan
Hanya terdapat 1 rumah sakit di Kecamatan Beringin, yaitu RS Patar Asih.
Gambar 4.12 Rumah Sakit Patar Asih
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Bangunan peribadatan
Terdapat 1 mesjid dan tidak ada gereja di Kecamatan Beringin. Prasarana yang terdapat pada kawasan perancangan yaitu sebagai berikut:
1. Fasilitas drainase
Terdapat fasilitas drainase/saluran air kotor di sebelah kanan dan kiri jalan Bakaran Batu, sehingga fasilitas riol kota kantor sewa terpenuhi.
Gambar 4.13 Fasilitas Drainase
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Fasilitas listrik
tapak. Sehingga kebutuhan listrik dari kantor sewa yang direncanakan akan terpenuhi.
Gambar 4.14 Fasilitas listrik
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Fasilitas Telepon
Terdapat tiang telepon di lokasi perancangan, sehingga fasilitas untuk berkomunikasi dengan menggunakan telepon dapat dilakukan.
Gambar 4.15 Fasilitas Telepon
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Fasilitas Lampu Jalan
Terdapat lampu jalan di jalan Bakaran Batu sebagai penerang jalan pada saat malam hari.
Gambar 4.16 Fasilitas Lampu Jalan
4.1.8 Analisa Orientasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi bangunan adalah pencapaian bangunan. terdapat 2 orientasi bangunan karena terdapat 2 jalan umum di depan dan samping tapak. Entrance utama direncanakan menghadap jalan utama yaitu Jalan Bakaran Batu agar orang yang melewati Jalan Bakaran Batu dapat melihat langsung entrance utama dan akses masuk ke bangunan Kantor Sewa Kuala Namu lebih mudah.
Gambar 4.17 Orientasi Bangunan
Sumber: Pengolahan Data Primer
4.1.9 Analisa Kebisingan
Sumber kebisingan pada lokasi perancangan berasal dari kendaraan yang melewati jalan Bakaran Batu dan dari aktivitas penduduk sekitar. Lokasi perancangan berada dekat dengan Bandara Internasional Kuala Namu. Jarak lokasi dengan bandara adalah 6.6 km, sehingga suara pesawat yang berasal dari bandara tidak menjadi sumber kebisingan.
Keterangan:
Gambar 4.18 Peta Analisa Kebisingan
Sumber: Pengolahan Data Primer
4.2 Analisa Fungsional 4.2.1 Analisa Skema Kegiatan
Analisa skema kegiatan kantor sewa adalah sebagai berikut: a. Alur kegiatan penyewa
Diagram 4.1 Alur kegiatan penyewa
Sumber: Pengolahan Data Primer
b. Alur kegiatan pengelola
Diagram 4.2 Alur kegiatan pengelola
Sumber: Pengolahan Data Primer
c. Alur kegiatan pengunjung
Diagram 4.3 Alur kegiatan pengunjung
Sumber: Pengolahan Data Primer
4.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa kebutuhan ruang pada kantor sewa adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Program Ruang
A. KANTOR PENGELOLA
C. FASILITAS PENDUKUNG
No Nama
Ruang
Zoning Standar m2/orang
Sumber Kapasitas Unit Total (m2)
Keterangan:
NAD : Neufert Architect’s Data
TS : Time Saver Standards for Building Types DM : Dimension Matrix
SBT : Sistem Bangunan Tinggi
Tabel 4.2 Rekapitulasi Luas Total
No Nama Ruang Luas Total (m2)
1 Kantor Pengelola 290.3
2 Kantor Sewa 16720
3 Fasilitas Pendukung 4615.8
4 Ruang Servis 340
5 Sirkulasi Vertikal 84.88
7 Parkir 1902
Jumlah (m2) 23952.98
Sirkulasi (20%) 4790.596
4.2.3 Analisa Ruang
Adapun standar ruang kantor (The Office Act tahun 1963) antara lain:
Kebersihan, meliputi bangunan, peralatan, dan perabotan yang harus dipelihara dengan bersih
Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai, dengan luas lantai 3,7 m2 / setiap pegawai.
Suhu udara, minimum 16ºC = 61ºF
Ventilasi, peredaran udara segar harus diusahakan pada ruang kerja. Penerangan cahaya, cahaya harus cukup dan perlengkapan penerangan
dirawat dengan semestinya.
Fasilitas kesehatan, seperti toilet dan sejenisnya harus disediakan Fasilitas cuci, seperti ruang cuci muka/tangan harus disediakan. Air minum, untuk keperluan minum pekerja.
Tempat pakaian, yaitu tempat untuk menggantungkan pakaian pekerja sewaktu bekerja.
Tempat duduk, harus disediakan.
Lantai, gang, dan tangga, harus dijaga agar tidk tergelincir. Mesin, harus diberi pelindung.
Beban berat, pekerja tidak boleh membawa beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan.
Pertolongan pertama, terdapat kotak/lemari obat.
Penjagaan kebakaran, alat pemadam kebakaran dan sarana menyelamatkan diri dari kebakaran harus disediakan.
4.2.4 Analisa Suasana Ruang
Ruang kantor sewa memiliki prinsip tata ruang kantor. Terdapat 4 asas pokok tata ruang kantor (Richard Muther), yaitu:
Asas jarak terpendek, yaitu menata letak meja dengan jarak tidak terlalu lebar sehingga pergerakan para karyawan lebih cepat.
Asas rangkaian kerja, yaitu penempatan para pegawai dan peralatan kerja menurut urutan pekerjaan, sehingga pekerjaan lebih cepat karena pengaturan meja sudah teratur.
Asas penggunaan segenap ruangan, yaitu tidak ada ruangan yang tidak dimanfaatkan.
Asas perubahan susunan tempat kerja, yaitu apabila ada perkembangan kantor baik pada pekerjaan maupun pegawai, maka tata ruang dapat diubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tata ruang:
Perencanaan cahaya, jika pencahayaan baik, maka kualitas pekerjaan lebih baik.
Perencanaan warna, sehingga kantor menjadi menarik. Perencanaan udara, agar terdapat kenyaman saat bekerja.
Perencanaan suara, agar tidak terdapat gangguan dan lebih konsentrasi dalam bekerja.
4.2.5 Bentuk
Bentuk-bentuk tata ruang kantor yaitu: Tata ruang tertutup
Keuntungan: Menghindari gangguan pekerja satu ke yang lain, pekerja akan merasa lebih tenang dalam bekerja.
Kelemahan: Pengawasan lebih sulit, cahaya sulit masuk. Tata ruang terbuka
Keuntungan: Pengawasan lebih mudah dan efektif, hubungan antar pegawai lebih mudah.
Berikut ini adalah tata ruang kantor:
Tabel 4.3 Tata Ruang Kantor No
.
Tata Ruang Tertutup Tata Ruang Terbuka Tata Ruang Kombinasi 1
Gedung Garrick, Chicago
Gedung Leiter 1,
Chicago Zender & Ingstrom 2
Gedung Administrasi
BASF AG Edding AG, Ahrensburg
3
Henkel
Sirkulasi yang digunakan adalah double loaded.
4 adalah bentuk tata ruang tertutup, agar tidak mengganggu penyewa ruangan yang lain.
4.3 Analisa Teknologi
4.3.1 Struktur dan Konstruksi Kriteria pemilihan struktur yaitu:
Kriteria teknik, sistem struktur harus memenuhi syarat esensial, seperti: kekakuan, kekuatan, kestabilan dan tahan terhadap api.
Kriteria fungsi, sistem struktur harus memenuhi fungsi ruang dalam bangunan.
Kriteria estetika, sistem struktur harus mengekspresikan estetika/keindahan bangunan.
Struktur dan konstruksi terdiri atas:
a. Upper structure (Badan dan atap bangunan)
maupun horizontal. Pada umumnya, struktur rigid frame berbentuk grid persegi teratur yang terdiri dari balok vertikal dan horizontal yang dihubungkan pada suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku. Penggunaan struktur rigid frame pada Kantor Sewa Kuala Namu karena fungsi kantor sewa yang besaran luasnya dibuat dari beberapa grid/modul. Keuntungan dari struktur rigid frame adalah:
Dapat mendistribusikan beban secara merata pada kedua arah bentang.
Memiliki sifat fleksibilitas ruang dan sederhana, sehingga lebih efisien dalam penyusunan ruang.
Bentuknya yang seragam dan cetakan dapat digunakan beberapa kali.
Gambar 4.19 Sistem struktur rigid framed
Sumber: dimasseptiyanto.wordpress.com
b. Sub structure (Pondasi bangunan)
Tabel 4.4 Jenis Pondasi
Jenis Pondasi Tanah Keras Bahan Keterangan
Pondasi tiang
Beton bertulang cor di
tempat Tanah mudah di bor Pondasi tiang
Franky 10 m-40 m
Beton bertulang cor di tempat
Lubang dibuat dengan penumbuk Pondasi tiang bor 10 m-40 m Beton bertulang cor di
tempat
Besar lubang seluas penampang dasar Pondasi sumuran < 4 m Batu pecah/beton Sumur seluas pondasi
setempat Pondasi terapung ± 15 m Beton bertulang Fungsi sebagai
dinding basemen Berdasarkan pada tabel, maka pondasi yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah pondasi tiang pancang karena sesuai dengan kondisi tanah lokasi perancangan.
4.3.2 Utilitas
Penggunaan utilitas dipertimbangkan terhadap:
Kenyamanan dan keamanan pengguna bangunan terhadap cahaya, suhu, kebisingan, dan bahaya kebakaran.
Kegiatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan kantor dari kerusakan dan bahaya kebakaran.
Sistem utilitas yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah: Jaringan air bersih
Sumber air bersih pada Kantor Sewa Kuala Namu berasal dari PDAM. Sistem air bersih yang digunakan adalah sistem downfeed, yaitu dengan menyimpan air di dalam tangki yang berada di atas bangunan.
Sanitasi
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan selanjutnya disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Drainase
Sistem aliran air hujan dialirkan dari atap ke talang, kemudian dialirkan ke tangki penampungan air hujan yang akan didistribusikan untuk air pembuangan closet.
Jaringan listrik
Sumber listrik pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu berasal dari PLN, genset dan Solar Panel.
Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah sistem terpusat yang terdapat satu ruang operator peralatan komunikasi. Penanggulangan kebakaran
Peralatan penanggulangan kebakaran yang terdapat pada bangunan adalah: sprinkler, detektor, alarm kebakaran, hydrant box, fire extinguisher, dan hydrant eksterior.
4.3.3 Tata Lingkungan
Tata lingkungan yang direncanakan adalah penataan lansekap yang sesuai dengan fungsinya. Perencanaan peletakan vegetasi yang sesuai dengan tempatnya, sehingga vegetasi dapat menjadi buffer polusi udara dan suara, area teduh, dan estetika lansekap (taman). Perencanaan jalur pedestrian dari Jalan Bakaran Batu menuju bangunan harus sesuai dengan peletakannya dan tidak boleh mengganggu sirkulasi masuk/keluar kendaraan.
4.4 Analisa Dan Penerapan Tema
Penerapan tema yang digunakan pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu yaitu:
Penggunaan cahaya matahari untuk penerangan alami
Penggunaan rainwater harvesting untuk menghemat penggunaan air. Pada lansekap bangunan, banyak ditanami pohon untuk mengurangi polusi
dan mencegah banjir.
Gambar 4.20 Konsep Penerapan Tema Pada Bangunan
Sumber: Jerry Yudelson. Green Building revolution. PDF, Ch.2 (17)
4.5 Kesimpulan
Berdasarkan analisa, maka perancangan Kantor Sewa Kuala Namu berada di kawasan yang berpotensi untuk pembangunan kantor sewa dengan lokasi yang strategis yaitu berada di dekat Bandara Internasional Kuala Namu, Kota Medan, dan tempat wisata.
Jalan Bakaran Batu agar akses ke kantor sewa lebih mudah. Besaran ruang Kantor Sewa Kuala Namu mengikuti standar yang telah ditentukan.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar bangunan Kantor Sewa Kuala Namu menerapkan tema Arsitektur Hijau. Penerapan tema Arsitektur Hijau pada bangunan yaitu penggunaan air hujan (rainwater harvesting) yang digunakan untuk menyiram tanaman dan flushing water. Penggunaan air hujan kembali cocok diterapkan di bangunan Kantor Sewa Kuala Namu karena curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan yang menonjol di Kecamatan Beringin berada pada bulan November sampai Juni. Penggunaan air hujan dapat menghemat penggunaan air tanah.
5.2 Konsep Perancangan Tapak
Konsep perancangan tapak yaitu konsep perancangan yang diterapkan pada bangunan. Konsep perancangan tapak meliputi:
a. Permintakatan (zoning)
Peletakan area parkir berada di depan dan samping bangunan agar pengguna bangunan mudah mencapai bangunan. Agar terdapat perbedaan antara zoning bangunan dengan area parkir, maka elevasi bangunan dinaikkan.
Gambar 5.1 Zoning Ruang Luar
Keterangan: : Parkir
b. Gubahan Massa
Gubahan massa dibentuk dengan konsep tipologi ruang kantor sewa dan sirkulasi. Konsep awal gubahan massa adalah perkantoran dengan sistem cluster yang kemudian disatukan kembali.
Gambar 5.2 Perspektif Massa
Gambar 5.3 Konsep Gubahan Massa
c. Pencapaian dan Sirkulasi ruang luar
e. Utilitas
Air bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM. Untuk flushing toilet dan menyiram tanaman menggunakan air hujan.
Air kotor
Pembuangan air kotor disalurkan ke Septic Tank, lalu melalui proses kimia biofilter, dan diteruskan ke Riol Kota
Diagram 5.2 Konsep Air Kotor Listrik
Sumber listrik berasal dari PLN, Genset, dan Panel Surya. f. Tata Hijau
Tata hijau terdapat pada bagian depan, samping, belakang, dan tengah tapak. Terdapat pohon pada masing-masing sisi tapak sebagai buffer udara dan kebisingan dari luar dan juga sebagai estetika lansekap. Selain taman dan pohon, terdapat elemen air seperti air mancur pada tapak sehingga memunculkan kesan tenang.
Gambar 5.5 Konsep Tata Hijau
Toilet STP Riol Kota
Keterangan: : Air
5.3 Konsep Perancangan Bangunan a. Permintakatan (Zoning)
Zoning ruang dalam pada Kantor Sewa Kuala Namu yaitu unit kantor sewa dan fasilitas pendukung pada depan bangunan, workshop dan kantor pengelola pada bagian belakang, dan servis yang berdekatan dengan loading dock.
Gambar 5.6 Zoning Ruang Dalam b. Tata Ruang Dalam dan Suasana Ruang
Unit kantor sewa berada pada setiap lantai, sedangkan workshop berada pada lantai 1 dan 2.
Gambar 5.7 Konsep Denah Lantai 1 Keterangan:
: Kantor Sewa : Workshop
Gambar 5.8 Konsep Denah Lantai 2
Gambar 5.9 Konsep Denah Lantai 3 & 4 c. Sirkulasi
Gambar 5.10 Konsep Sirkulasi
d. Bentuk dan Estetika Bentuk
Gambar 5.11 Konsep Bentuk Massa
Bentuk Kantor Sewa Kuala Namu terdiri dari empat cluster yang berbentuk segi delapan yang dihubungkan. Dengan bentuk tersebut, pembagian unit kantor sewa dan workshop lebih mudah. Pada lantai dasar, massa bangunan masuk ke dalam agar terdapat selasar pada tiap sisi bangunan. selasar tersebut digunakan untuk jalur pedestrian. Selain itu, juga menambah fasad bangunan.
Keterangan:
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan 5.4.1 Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi
Struktur bangunan terdiri dari Upper Structure (badan dan atap bangunan) dan Sub Structure (pondasi bangunan). Kantor Sewa Kuala Namu menggunakan struktur rigid frame. Bahan kolom adalah baja komposit. Struktur ini dapat menahan gaya vertikal maupun horizontal. Penggunaan struktur rigid frame pada Kantor Sewa Kuala Namu karena fungsi kantor sewa yang besaran luasnya dibuat dari beberapa grid/modul. Sedangkan struktur pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi tiang pancang karena keadaan tanah pada tapak.
5.4.2 Konsep Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi
Struktur komposit dipilih karena lebih kuat dan lebih kaku dari pada struktur non-komposit. Kolom komposit yang dipakai yaitu kolom baja yang terbungkus beton.
Gambar 5.12 Kolom Komposit
Gambar 5.13 Steel Deck Floor
Struktur pondasi yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal kesumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang puncak dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Gambar 5.14 Pondasi Tiang Pancang
5.4.3 Konsep & Metoda Membangun dan Tahapan Pembangunan Metoda pemasangan Steel Deck Floor:
1. Pemasangan end stop dilakukan sebelum Steel deck floor tersebut dipasang ke lantai/ bidang kerja. End stop dipasang dengan menggunakan sekrup wafer bead 10x16 atau yang setara. Pemasangan sekrup cukup pada lembah dan puncak gelombang masing-masing satu buah.
3. Pada saat pemasang steel deck floor bidang kerja digunakan proping untuk menahan steel deck floor dan beban kerja.
4. Untuk menambah kekuatan pada bagian sambungan harus dilakukan penjepitan dengan tang penjepit.
5. Untuk arah memanjang apabila akhiran sambungan terjadi pada puncak gelombang steel deck floor maka bagian akhirnya tersebut dilakukan penambahan tinggi papan berkisting sampai pada puncak gelombang.
Metoda pemasangan pondasi tiang pancang
Konstruksi pondasi tiang pancang dimulai dengan memobilisasi tiang pancang fabrikasi menuju lokasi proyek. Setelah itu menentukan titik as peletakan tiang pancang menggunakan theodholit atau waterpass. Siapkan alat berat sebagai pelatuk untuk memukul tiang pancang kedalam bumi. Tiang pancang dipukul dengan kedalaman tertentu lalu tiang pancang ditutup dengan pile cap.
Langkah pelaksanaan tiang pancang:
Diagram 5.3 Pelaksanaan Tiang Pancang Mengatur lalu lintas dan jalan
akses untuk mobilisasi alat
Mengatur posisi
Pancang tiang
Produksi tiang pancang
Membawa tiang pancang ke lokasi
Penyambungan tiang
5.4.4 Perhitungan Umum Dimensi Struktur dan Konstruksi
Ukuran modul/grid bangunan adalah 8 m x 8 m untuk memudahkan pembagian unit kantor sewa dan workshop.
5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
Utilitas yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah air bersih, air hujan dan drainase, penanggulangan kebakaran, elektrikal, transportasi vertikal, penangkal petir, AC, dan telepon.
5.5.1 Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih
Cara pendistribusian air bersih yaitu dengan menampung air pada ground reservoir tank yang terbuat dari beton. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk diteruskan ke tangki di atas bangunan. Dari tangki tersebut air dialirkan ke tempat yang memerlukan air dengan menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara langsung.
Diagram 5.4 Sistem Air Bersih
5.5.2 Konsep Sistem Air Hujan dan Drainase
Sistem air hujan yang diterapkan yaitu pengolahan air hujan dengan membuat tangki penampung air hujan dimana air hujan akan digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan flushing toilet. Air hujan yang turun ke bangunan akan dialirkan ke talang air, kemudian di filter lalu dialirkan ke tangki penampungan air hujan. Jika air di tangki penampungan air hujan penuh, maka air yang berlebih disalurkan ke riol kota.
PDAM
Ground Reservoir
Tank Pompa
Gambar 5.15 Sistem Rainwater Harvesting Sumber: Pengolahan data primer
5.5.3 Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran
Tapak Kantor Sewa Kuala Namu sudah dirancang agar mobil pemadam kebakaran dapat diakses menuju bangunan. Selain itu, tersedia hydrant eksterior yang berada di samping dan depan bangunan. Di dalam bangunan juga terdapat hydrant interior.
Gambar 5.16 Hydrant Box
Gambar 5.17 Jarak dan Detail Detektor
Tipe sprinkler yang digunakan untuk bangunan Kantor Sewa Kuala Namu adalah Sprinkler Pendant, yaitu sprinkler yang aliran air mengarah ke bawah.
Gambar 5.18 Sprinkler Pendant
Diagram 5.5 Sistem Kebakaran
5.5.4 Konsep sistem Elektrikal
Konsep sumber listrik berasal dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang berasal dari panel surya, PLN, dan Genset.
Jarak detektor pada koridor Jarak detektor pada ruangan
Detail Detektor Asap
Diagram 5.6 Sistem Distribusi Listrik
APP (Alat Pengukur dan Pembatas) merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab PLN. Terdiri dari alat ukur KWH meter dan pembatas arus. PHB (Panel Hubung Bagi) adalah panel berbentuk almari (Cubicle). PHB yang digunakan pada Kantor Sewa Kuala Namu adalah:
Panel Utama / MDP (Main Distribution Panel) Panel Cabang / SDP (Sub Distribution Panel)
5.5.5 Konsep Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang terdapat pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu adalah tangga dan lift
5.5.6 Konsep Sistem Penangkal Petir
Instalasi penangkal petir dipasang pada lantai bangunan tertinggi atau pada dak bangunan tersebut, pemasangan konstruksi tiang harus menggunakan plat logam atau sejenisnya yang berfungsi sebagai pondasi tiang penyangga. Ukuran plat tersebut biasanya 40 cm x 40 cm, kemudian di setiap sudut di lubangi untuk baut pondasi.
Pemasangan penangkal petir adalah sebagai berikut:
Mengerjakan sistem grounding terlebih dahulu dengan mempertimbangkan keamanan dan kemudahan. Kemudian melakukan pengukuran resistansi tanah menggunakan Earth Testermeter. Jika hasil menunjukkan < 5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan. Setelah membuat grounding, berikutnya memasang kabel penyalur dari
titik grounding sampai ke atas bangunan. kabel penyalur yang dapat digunakan yaitu BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat tertentu sebaiknya diberi pipa pelindung agar lebih aman dan rapi.
Setelah kabel terpasang, selanjutnya memasang head terminal petir yang harus terhubung dengan kabel penyalur sampai ke sistem grounding.
Gambar 5.20 Penangkal Petir
5.5.7 Konsep Sistem AC
Sistem AC yang digunakan adalah sistem AC sentral. Sistem kerja AC sentral:
Dalam refrigerator terjadi proses pendinginan air. Air panas dari AHU masuk ke chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin yang kemudian air dingin tersebut di sirkulasikan kembali ke dalam AHU dimana AHU digunakan untuk mengkondisikan udara panas menjadi dingin.
Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui inlet grill yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan oksigen.
Udara segar dari ahu ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan tekanan berkecepatan yang cukup.
5.5.8 Konsep Sistem Telepon
Sistem telepon menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange). PABX adalah alat penyambung (switch) untuk mengatur komunikasi telepon masuk dan keluar secara efisien dan efektif. Pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu menggunakan tipe Analog PABX (votel PABX). Jenis ini memakai kabel telepon 2 kawat dan pesawat telepon extension yang juga analog. Sistem telepon menggunakan model tc-8000 series dengan kapasitas sambungan 8 line telepon dan 8 sampai 128 telepon extension (bisa di upgrade).
Keunggulan dari votel PABX adalah:
Mudah instalasinya karena semua sambungan ke port line telepon dan port line extension memakai konektor standar rj-11
Semua model votel PABX sudah dilengkapi fitur disa-ogm recording yang setiap saat dapat diaktifkan bila dihendaki.
Bila listik padam setup/program yang sudah dilakukan tidak akan terhapus. Setup/program akan otomatis aktif kembali setelah listrik menyala.
Diagram 5.7 Sistem Distribusi Telepon
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
2.10 Perancangan Ruang Luar/Eksterior
Kantor Sewa Kuala Namu adalah bangunan komersial yang berfungsi untuk menyediakan ruang kegiatan perkantoran maupun bisnis bagi pengguna regional maupun internasional. Kantor sewa dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Potensi Kantor Sewa Kuala Namu sebagai kantor cabang perusahaan perindustrian sangat besar karena adanya perencanaan Pelabuhan Kuala Tanjung yang berfungsi untuk ekspor & impor barang dari negara asing. Kantor Sewa Kuala Namu berlokasi di Jalan Bakaran Batu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Lokasi ini sangat strategis karena dekat dengan lokasi penting seperti 6,6 km menuju Bandara Internasional Kuala Namu dan 3,5 km ke Lubuk Pakam. Luas lahan Kantor Sewa Kuala Namu adalah ±2.9 Ha (±29.000 m2) dan luas bangunannya adalah ±11.450 m2 dengan daya tampung sebanyak ± 1726 orang. Tema yang diterapkan adalah Arsitektur Hijau agar bangunan kantor sewa menjadi bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan sehingga mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
Gambar 6.1 Site Plan
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Konsep ruang luar yang diterapkan pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu yaitu akses masuk dan keluar yang terhubung langsung dengan Jalan Bakaran Batu, taman yang berada di depan jalan yang berfungsi sebagai buffer zone, dan disetiap sisi bangunan terdapat taman. Selain itu, area parkir dirancang berada dekat dengan bangunan sehingga pengguna kantor sewa yang parkir tidak perlu berjalan jauh ke bangunan. Konsep bentuk bangunan kantor sewa yaitu empat buah cluster bangunan yang saling dihubungkan. Pada puncak atap, terdapat skylight untuk pencahayaan alami ruang dalam kantor.
Gambar 6.2 Perspektif Eksterior 1
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.3 Perspektif Eksterior 2
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.3 memperlihatkan suasana ruang luar yang diambil dari arah Timur Laut yang menunjukkan alur sirkulasi keluar kendaraan, taman yang berada di depan bangunan, dan area parkir yang berada di depan bangunan. Area parkir di depan bangunan dipakai oleh pengguna kantor sewa bagian depan. Sama seperti Gambar 6.2, pada area parkir juga terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai buffer polusi dan kebisingan.
Gambar 6.4 Perspektif Eksterior 3
Sumber: Pengelolaan Data Primer
dapat mengakses kantor sewa langsung dengan jalur pedestrian yang telah disediakan. Landmark Kantor Sewa Kuala Namu juga berfungsi sebagai daya tarik/view, sehingga akan menarik perhatian.
Gambar 6.5 Perspektif Eksterior 4
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.5 menunjukkan suasana ruang luar taman yang berada di depan bangunan yang berdekatan dengan Jalan Bakaran Batu. Taman memiliki jalur pejalan kaki, lampu taman, dan tanaman yang ada di taman. Selain berfungsi sebagai buffer zone, taman juga berfungsi sebagai view bagi penggunanya agar pengguna kantor sewa tidak jenuh dengan suasana perkantoran. Pada taman juga terdapat vegetasi sebagai peneduh, tempat duduk agar pengguna kantor sewa dapat menikmati taman, serta lampu taman sebagai penerang dimalam hari.
Gambar 6.6 Perspektif Eksterior 5
Gambar 6.6 menunjukkan suasana ruang luar yang diambil dari di depan bangunan. Terdapat area parkir di depan bangunan yang digunakan oleh pengguna kantor sewa bagian depan bangunan. terdapat vegetasi untuk buffer polusi dan kebisingan dari kendaraan yang parkir di area tersebut.
Gambar 6.7 Perspektif Eksterior 6
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.8 Perspektif Eksterior 7
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.9 Perspektif Eksterior 8
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.9 menunjukkan eksterior bangunan dari arah Selatan. Selain itu pada Gambar 6.9 memperlihatkan jalur Loading Dock melalui bawah bangunan. Jalur Loading Dock berada di bawah bangunan agar tidak mengganggu jalur kendaraan lain, agar tidak terlihat oleh pengguna kantor sewa, serta agar terlindung dari panas matahari.
Gambar 6.10 Perspektif Eksterior 9
Sumber: Pengelolaan Data Primer
2.11 Perancangan Ruang Dalam/Interior
Gambar 6.11 Perspektif Interior 1
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.12 Perspektif Interior 2
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.13 Perspektif Interior 3
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.14 Perspektif Interior 4
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.15 Perspektif Interior 5
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.16 Perspektif Interior 6
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.17 Perspektif Interior 7
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.18 Perspektif Interior 8
Sumber: Pengelolaan Data Primer
2.12 Tampak Bangunan
Gambar 6.19 Tampak Depan
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.20 Tampak Samping Kanan
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.21 Tampak Samping Kiri
Sumber: Pengelolaan Data Primer
Gambar 6.22 Tampak Belakang