• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Pegawai Perpustakaan Umum, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kinerja Pegawai Perpustakaan Umum, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kinerja Pegawai

2.1.1 Pengertian Kinerja

Menurut Bernardian dan Russel dalam Sedermayanti (2008 :260) kinerja (performance) is defined as the record of outcomes produced on a specific job fungsion or activity during a specific job fingction or activity during a specific

time period (kinerja didefinisikan sebagai catatan mengenai autcome yang

dihasilkan dari suatu aktivitas tertentu selama kurun waktu tertentu pula). Menurut Veithzal dan Ella (2009 : 548) “ kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu “. Kesediaan dan keterampilan seorang pegawai tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya didalam organisasi.Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya organisasi untuk mencapai tujuan.

(2)

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dan pendapat beberapa ahli diatas seperti Bernardian dan Russell dalam Sedarmawati (2008 :260), Veithzal dan Ella (2009 :548) dan mahsun (2006 :25) dapat diketahui bahwa yang dimaksud kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai dalam suatu organisasi sesuatu dengan wewenang dan tanggang jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

2.1.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja unggul dicirikan oleh pekerjaan yang efektif dan efisien sekaligus. Efektif berarti ukuran keberhasilan dalam memilih dan mencapai tujuan yang tepat. Efisien ukuran tingkat penggunaan sumberdaya dalam suatu proses pencapaian dan tujuan kinerja. Semakin sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya semakin efisien. Proses efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih mudah dan cepat. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pencapaian kinerja pegawai.

(3)

Sedangkan davis yang dikutip oleh mangkunegara (2006, 13) menyatakan bahwa: Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor kemampuan (ability)

Secara psikologis, kemampuan ( ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan relity (knowledge + skill). Yang maksudnya pimpinan dan pegawai harus memiliki (IQ) diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

2. Faktor motivasi (motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pemimpin dan pegawai terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Situasi kerja yang dimaksud mancakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan, kerja dan kondisi kerja.

Ada tiga yang mempengaruhi kinerja ( performance ) (mangkunegara, 2006 : 14) yaitu :

a. Faktor Individual yang terdiri dari : 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang

3) Demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari : 1) Presepsi

2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari : 1) Sumber daya

2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job design

(4)

motivasi kerja, semangat kerja juga mempengaruhi, dan kepemimpinan menjadi kesatuan faktor mempengaruhi kinerja seorang pegawai disamping tanggung jawab seorang pegawai juga harus mampu menggali potensi dalam dirinya sebagai pembelajaran dalam menjalankan pekerjaan sesuai job design dan tanggung jawab.

2.1.3 Aspek-Aspek Standar Kinerja

Kinerja yang baik dapat tercapai apabila seseorang mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya.Dalam penentuan kinerja pegawai dapat lihat dari beberapa aspek.

Mangkunegara ( 2006: 17) menyatakan bahwa aspek-aspek yang dinilai kinerja yang mencakup sebagai berikut :

1) Kesetian 2) Hasil kerja 3) Kejujuran 4) Kedisplinan 5) Kreativitas 6) Kerjasama 7) Kepemimpinan 8) Kepribadian 9) Prakarsa

10) Kecakapan, dan tanggung jawab.

Selain pendapat diatas, Umar yang dikutit oleh mangkunegara (2006 : 18) Mengenai aspek-aspek kinerja pegawai sebagai berikut :

1) Mutu pekerjaan 2) Kejujuran pegawai 3) Inisiatif

4) Kehadiran 5) Sikap 6) Kerjasama 7) Keandalan

(5)

10) Pemanfaatan waktu kerja.

Adapun aspek-aspek standar pekerjaan menurut Mangkunegara (2006 : 18) terdiri dari dua aspek yaitu kuantitatif dan aspek kualitatif dengan rincian sebagai berikut :

a. Aspek kuantitatif meliputi :

1) Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2) Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan 3) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

4) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam pekerjaan b. Aspek kualitatif meliputi :

1) Ketepatan waktu kerja dan kualitas kerja 2) Tingkat kemampuan dalam pekerjaan

3) Kemampuan menanalisis data informasi, kemampian / kegagalan menggunakan mesin / peralatan

4) Kemampuan mengevaluasi (keluhan keberatan komsumen)

Menurut Rivai (2005 : 324) aspek-aspek kinerja dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kemampuan teknis, yaitu menggunakan pengetahuan, metode, teknik peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan penelitian yang diperolehnya.

b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit menyeluruh, yang pada intinya memahami tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

c. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk berkerjasama dengan orang lain, memotivasi satf, melakukan negoisasi dan lain-lain

Menurut Tsui et al dalam Fuad (2004 :2013) “kinerja dapat diukur dengan menggunakan indicator yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, efisiensi, standart kinerja, kemampuan pegawai, pengetahuan pegawai.”

(6)

1. Quality of work (kualitas kerja) 2. Capability (kemampuan

3. Promtness (ketepatan) 4. Initiative (inisiatif)

5. Communication (komunikasi)

Berikut penjelasan dari lima indikator yang menjadi alat ukur kinerja pegawai sebagai berikut :

1. Kualitas kerja.

Kualitas kerja yaitu presepsi terhadap kualitas kinerja yang dihasilkan berhubungan dengan baik tidaknya hasil pekerjaan yang telah dicapai.Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu atau hasil pekerjaan.Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. 2. Ketepatan waktu

Berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang telah direncanakan dan pemanfaatan waktu yang seefisien mungkin. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan lain. 3. Inisiatif.

Inisiatif ini adalah cara berpikir dan kretifitas dalam membentuk ide dan tujuan organisasi, berupa wujud pengambilan keputusan yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahannya aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiritugas-tugasnya.Maksudnya agar bawahan menjadi aktif berusaha tidak tergantung pada atasannya.

4. Kemampuan.

Kemampuan pegawai yaitu kecakapan, sikap mental dan unsur fisik yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.Setiap pegawai harus benar-benar mengetahui bidang pekerjaan yang ditekuninya.Serta mengetahui arah yang diambil organisasi, sehingga jika telah menjadi keputusan, mereka tidak ragu-ragu lagi untuk melaksanakannya dalam mencapai tujuan organisasi.

5. Komunikasi.

(7)

mengajak para bawahannya untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang dihadapai, keputusan terakhir tetap berada ditangan pimpinan.Akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan hubungan baik sesama pegawai juga mempengaruhi kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa aspek kinerja merupakan kemampuan dalam menggunakan suatu medote dalam menyelesaikan pekerjaan, penyelesaian pekerjaan dan hasil kualitas pekerjaan. Kemampuan dalam menyesuaikan bidang opersional dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan kemudian didukung komunikasi yang baik sesama pegawai, bawahan dengan pimpinan serta memiliki inisiatif yang besar dimana mampu mengeluarkan ide, dan gagasan untuk pencapaian organisasi, kemudian penyelesaian tugas sesuai dengan waktu telah disepakatin secara konsisten.

2.1.4 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dalam pengembangan sumber daya manusia adalah sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa dalam kehidupan organisasi setiap orang/pegawai ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpin organisasi yang bersangkutan

Menurut Sondang P. Siagian (2003:41) menekankan bahwa “Penilaian merupakan upaya pembanding antara hasil yang nyata dicapai setelah satu tahap tertentu selesai dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk tahap tersebut”. Definisi tersebut menunjuk kepada lima hal yaitu :

(8)

2) Penilaian menghasilkan informasi tentang tepat tidaknya semua komponen dalam proses manajerial, mulai dari tepat tidaknya tujuan hingga pelaksanaan kegiatan pengawasan.

3) Hasil penilaian menggambarkan apakah hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang telah ditentukan, melebihi sasaran atau malah kurang dari sasaran

4) Informasi yang diperoleh dari kegiatan penilaian diperlukan untuk mengkaji ulang semua komponen proses manajerial sehingga perumusan kembali berbagai komponen tersebut dapat dilakukan dengan tepat.

5) Orientasi penilaian adalah masa depan yang pada gilirannya memungkinkan organisasi meningkatkan kinerjanya.

Menurut Bambang Wahyudi (2002:101) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.Menurut Henry Simamora (2004 :338) “penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu pegawai”.

Berdasarkan uraiandiatas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja merupakan suatu rangkaian yang dilakukan oleh lembaga / organisasi untuk mengetahui tingkat kelebihan atau kekurangan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan organisasi. Sehingga perbaikan kesalahan dapat dilakukan dengan efektif .

2.1.5 Kinerja Pegawai Perpustakaan

(9)

baik dalam kantor maupun di luar kantor. Apa yang dialami pegawai dalam proses peningkatan dan kemampuan dalam bekerja akan memperoleh hasil yang seimbang. Pengelaman tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : kualitas kerja pegawai serta karakteristik kinerja pegawai yang merupakan cerminan profesional pegawai.

Para pakar banyak yang berbeda pendapat dalam hal memberikan pengertian kinerja.Hal ini terjadi karena adanya perbedaan latar belakang dan pandangan dari masing-masing pakar tentang kata kinerja.Bahkan dari segi terminologi sendiri banyak istilah yang selalu digunakan selain dari segi terminologi tersendiri banyak istilah yang selalu digunakan selain dari kinerja tersebut juga untuk kerja, hasil kerja dan karya maupun prestasi kerja.

Pada dasarnya seorang pegawai perpustakaan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukkan suatu performance yang terbaik yang bisa ditunjukkan oleh pegawai tersebut, selain itu performance yang ditunjukan oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai fakor yang penting artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau instansi dimana pegawai tersebut bekerja.

Performance atau kinerja ini perlu diukur oleh pimpinan agar dapat

(10)

Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan” (2004:67), yang menyatakan bahwa :Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Pengertian kinerja pegawai perpustakaan Sutarno (2006, 116) menyatakan bahwa “kinerja atau performance“ suatu perpustakaan adalah gambaran atas keberhasilan maupun kegagalan penyelenggara perpustakaan.

Sedangkan Ricard dikutip oleh Sudarmanto (2009, 116) mengemukakan bahwa kinerja pegawai perpustakaan adalah “tindakan-tindakan dan prilaku yang relevan dengan tujuan perpustakaan, kinerja bukan konsenkuensi atau hasil tindakan tetapi tindakan itu sendiri.

Menurut Harinandja (2002, 195) kinerja atau sering disebut” unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai perpustakaan atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perananya dalam perpustakaan.

(11)

2.2 Evaluasi

2.2.1 Pengertian Evaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut Crawford (2000 : 13) “mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui / menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan”. Dari pendapat diatas evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.

Beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Umar (2002 : 36) evaluasi adalah suatu proses umtuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegitan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Arikunto (2002 : 1) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

(12)

alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information)

dan alternatif keputusan (decision alternatives)”. Menurut sedarmanyanti (2008 :263) tujuan evaluasi adalah :

1) Membantu meningkatkan kinerja

2) Menetapkan sasaran bagi kinerja perorangan

3) Menilai kebutuhan pelatihan dan pengembangan SDM

4) Menyepakati rencana untuk pengembangan pegawai di masa depan. 5) Menilai potensi di masa depan untuk kenaikan pangkat

6) Member umpan balik kepada pegawai mengenai kinerja pegawai 7) Mendorong pimpinan untuk berfikir cermat mengenai kinerja pegawai

pada umumnya dan faktor yang mempengaruhinya.

Keuntungan dan kerugian evaluasi kinerja pegawai Menurut mangkunegara ( 2007 -22) keuntungan evaluasi kinerja pegawai adalah :

1) Mempermudah hubungan antara tujuan perorangan dan tujuan init kerja.

2) Mengurangi terjadinya ketidaksepakatan selama pertemuan evaluasi berjalan sesuai proses perencanaan kinerja.

3) Lebih menempatkan pimpinan dan pegawai dipihak yang sama, tidak seperti sistem penilaian maupun peringkat.

4) Merupakan pendekatan terhadap evaluasi kinerja yang paling mudah dibela secara umum.

Menurut mangkunegara (2007 :22) kerugian evaluasi kinerja :

1) Menekan waktu yang relative banyak karena perlunya menginvestasikan waktu di muka untuk melakukan perencanaan kerja. 2) Meminta pimpinan dan pegawai mengembangkan keahlian dalam

menuliskan tujuan serta stndar yang penting dan dapat diukur.

3) Dapat menimbulkan lebih banyak pekerjaan administrasi ketimbang sistem penilaian maupun sistem prangkat lunak

(13)

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Menurut sunyoto dalam mangkunegara (2007 :10) tujuan evaluasi kinerja adalah :

1. Meningkatkan saling pengertian antara pegawai tentang persyaratan kinerja.

2. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan khususnya rencana diklat.

Menurut sedarmanyanti (2008 :263) tujuan evaluasi adalah : 1. Membantu meningkatkan kinerja

2. Menetapkan sasaran bagi kinerja perorangan

3. Menilai kebutuhan pelatihan dan pengembangan SDM

4. Menyepakati rencana untuk pengembangan pegawai di masa depan. 5. Menilai potensi di masa depan untuk kenaikan pangkat

6. Member umpan balik kepada pegawai mengenai kinerja pegawai 7. Mendorong pimpinan untuk berfikir cermat mengenai kinerja pegawai

pada umumnya dan faktor yang mempengaruhinya

Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut Ivancevich dalam Darma (2009:14) antara lain:

1. Pengembangan. 2. Pemberian Reward. 3. Motivasi.

4. Perencanaan SDM. 5. Kompensasi. 6. Komunikasi

(14)

Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.

Berdasarkan uraian diatas tujuan evaluasi dapat diketahui adalah menilai seluruh lapisan elemen bertujuan untuk peningkatan SDM, perencanaan kedepanya serta perbaikan sistem, mulai dari managemen, pemberian tugas yang dibebankan, dan potensi dimasa depan. Pada hakekatnya dilakukan evaluasi bertujuan untuk perbaikan dan perencanaan.

2.2.3 Alat Penilaian Evaluasi

Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas / seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait / atribut pendidikan, pengetahuan dan psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau kesatuan yang dianggap benar. Menurut Riduwan (2006 :37 ) tes sebagai instrumenta pengumpulan data adalah “serangkaian pertanyaan/ latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki indivudu /kelompok”.

(15)

dan tes perbuatan.Alat yang berupa non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Penggunaan alat evaluasi tergantung pada apa yang dievaluasi (Umar, 2002: 45).

2.2.4 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002 : 40) yaitu:

a. Utility (manfaat) Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.

b. Accuracy (akurat) Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat tingkat ketepatan tinggi.

c. Feasibility (layak) Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

Evaluasi hasil penilaian kinerja dalam manajemen strategis diarahkan pada:

1. Evaluasi pencapaian indikator kinerja kegiatan, berisi analisis atau penjelasan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan.

2. Evaluasi tingkat efisiensi, berisi analisis tingkat efisiensi yang dicapai dengan cara membandingkan antara masukan dengan keluaran.

3. Evaluasi tingkat efektivitas, menjelaskan tingkat kesesuaian capaian tujuan dan sasaran dengan hasil, manfaat, dan dampak.

4. Evaluasi kinerja nyata tahun ini dengan tahun sebelumnya, menggambarkan perkembangan atau kemajuan yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan.

(16)

2.3 Perpustakaan Umum

2.3.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum (Syarial-Pamuntjak 2000, 3). Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunaannya oleh seluruh lapisan masyarakat.

Menurut (Sutarno 2006, 43) pengertian perpustakaan umum adalah: “lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat”. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan.Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku, bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.

(17)

melaksanakan pengembangan perpustakaan diwilayah kabupaten atau kotamadya” serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2003, 3) menyatakan bahwa: “Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan umum adalah lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dikelolah oleh pemerintah daerah yang didanai oleh masyarakat dan dikembalikan kepada masyarakat dengan menyediakan berbagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang sosial, umur, dan pendidikan.

Lebih lanjut, dalam undang-undang perpustakaan RI. No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, pada Bab VII mengenai jenis-jenis perpustakaan pada bagian kedua menyatakan:

1. perpustakaan umum diselenggarakan oleh pemerintah,pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa, serta dapat diselenggarakan oleh masyarakat.

2. Pemerintah propinsi dan kabupaten/kota menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

(18)

4. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. 5. Pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau kabupaten/kota

melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau olah layanan perpustakaan menetap.

Kemudian pada Bab VIII tentang Tenaga Perpustakaan, Pendidikan, Dan Organisasi profesi menyebutkan :

1. Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2. Pustakawan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar perpustakaan nasional.

3. Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustkaan yang bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhantian tenaga perpustakaan yang bersatatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

5. Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhantian tenaga perpustakaan yang bersatatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan.

2.3.2 Tujuan Perpustakaan Umum

(19)

Adapun Manifesto Perpustakaan Umum, Unesco menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu:

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakt terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bangtuan bahan pustaka.

4. Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya (Pengantar Ilmu Perpustakaan 1992, 44-5).

2.3.3 Peranan Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum sangat strategis ditengah-tengah masyarakat.Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang ada dibawah lembaga yang mengawasinya.Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunaya.

Menurut Sutarno (2006 ;68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain :

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

(20)

3. Perpustakaan mempunyai peran sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

Sedangkan meurut Sutarno (2003:55), menjelaskan bahwa beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain :

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara semua pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya. 3. Perpustakaan dapat berbperan aktif sebagai lembaga untuk

mengembangkan minat baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan

motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamanya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan umum dapat diketahui sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin mancari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuanya dan pengalamanya.

2.3.4 Tugas Pokok Jabatan Perpustakaan

Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.

(21)

Pendapat lain yang mengemukakan bahwa tugas merupakan suatu kegiatan spesifik yang dijalankan dalam organisasi adalah John& Mary Miner dalam Moekijat (1998, 10), yang menyatakan bahwa “Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang dilakukan untuk suatu tujuan khusus”. Sedangkan menurut (Moekijat 1998, 11), “Tugas adalah suatu bagian atau satu unsur atau satu komponen dari suatu jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur (elemen) atau lebih sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap”

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui yang dimaksud dengan tugas pokok perpustakaan adalah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang paling utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai dalam sebuah organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan

2.3.5 Fungsi Perpustakaanumum

Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin kompleks. Standard Nasional Indonesia (SNI 7495) Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (2009 : 3) menetapkan bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan koleksi.

2. Menghimpun koleksi muatan lokal. 3. Mengorganisasi materi perpustakaan. 4. Mendayagunakan koleksi.

(22)

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. 7. Melestarikan materi perpustakaan.

8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya. Menurut Sulistyo Basuki (1993 : 112) tujuan lain dari perpustakaan umum juga “berfungsi sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan utama budaya masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat”.

Pendapat tentang fungsi perpustakaan umum juga dikemukakan oleh Sutarno (2006 : 43) bahwa “fungsi perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan”. Perpustakaan umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (ibukota kabupaten/kota), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988, mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2) Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.

3) Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestarian bahan pustaka lokal atau dengan istilah lain sebagai pusat deposit lokal.

(23)

juga memiliki fungsi yang harus dilaksanakan. Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992 : 2), dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi untuk ;

1. Menyediakan bahan pendidikan (educating).

2. Menyediakan dan menyebar luaskan informasi (informatif). 3. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).

4. Menyediakan bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif).

5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif).

6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

Dari pernyataan diatas dapat dilihat fungsi perpustakaan dibagi menjadi enam bagian umum fungsi perpustakaan umum.

Sedangkan menurut Yusuf (1996 : 21), fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.Fungsi Edukatif Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

2.Fungsi Informatif Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan pembaca

3.Fungsi Kultural Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

(24)

Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki empat fungsi yang umum yaitu fungsi edukatif, informatif, kultural, dan fungsi rekreasi.Akan tetapi pada pernyataan dalam buku pedoman perlengkapan perpustakaan umummenambahkan fungsi perpustakaan sebagai tempat layanan riset dan penyediaan bahan rujukan.

2.3.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Perpustakaan

Kepala perpustakaan mempunyai tugas dan kinerja memimpin, mengkoordinasikan, mengendalikan serta melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perpustakaan. Dengan melaksanakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis perpustakaan;

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas perpustakaan dan ketatausahaan kantor;

c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan. Kepala perpustakaan memiliki rincian kinerja sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan di bidang layanan pustaka, pengembangan dan pengolahan bahan pustaka, serta pengelolaan arsip.

b. Membina dan mengarahkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya;

c. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan pegawai dalam lingkup perpustakaan;

d. Melakukan upaya pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup perpustakaan;

e. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan dan penerimaan perpustakaan;

f. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan perlengkapan dan peralatan perpustakaan;

g. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait; h. Menilai prestasi kerja Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dalam

(25)

2.3.7 Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Tata Usaha

Tugas pokok Sub bagian tata usaha pada umumnya adalah memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua satuan organisasi di bidang ketatausahaan meliputi perencanaan dan pelaporan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, keprotokoleran, dan perlengkapan serta peralatan perpustakaan. Dengan melaksanakan fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, perlengkapan dan aset, serta keuangan;

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, perlengkapan dan aset, serta keuangan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, perlengkapan dan aset, serta keuangan; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Perpustakaan

sesuai dengan tugas dan fungsinya. (kpadwajo_cintailah perpustakaan 2012) http://kpadwajo.blogspot.com/2012/05/tugas-pokok-dan-fungsi-tupoksi-kantor.html

Sub bagian tata usaha perpustakaan memiliki rincian kinerja sebagai berikut:

a. Menyusun program dan rencana kerja Sub Bagian Tata Usaha sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Melaksanakan surat menyurat untuk kepentingan perpustakaan;

c. Menerima, meneliti, mengagendakan, dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat keluar;

d. Melakukan pengarsipan surat-surat dinas dan dokumen lainnya; e. Mengelola urusan rumah tangga dan keprotokolan;

f. Mengelola urusan administrasi keuangan; g. Mengelola urusan administrasi kepegawaian;

h. Mengelola urusan administrasi perlengkapan dan peralatan;

i. Mengoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program/ kegiatan;

Referensi

Dokumen terkait

• OA dimaksudkan untuk membentu pekerja sekretarial dan administrasi, tetapi kemampuannya untuk memudahkan komunikasi formal dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari

Sistem ini merupakan bagian dari computer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu..

Tujuan penyusutan dan amortisasi komersial dimaksudkan untuk mengalokasikan nilai perolehan ke masa manfaat aktiva tetap dan harta tak berwujud tersebut untuk dapat dibebankan

[r]

[r]

Azhar, Abdul Rahman, Yahya Azlan Mohd, and Nasir Mohd Herry Mohd, “Islamic Norms for Stock Screening: A Comparison between the Kuala Lumpur Stock Exchange Islamic Index and the

Kesimpulan: Curcuminoid dapat bekerja sebagai antioksidan dalam keadaan stres oksidatif akibat diabetes melitus melalui peningkatan.. ekspresi SOD pada fibroblas