• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Sri Andriani SDN 2 Bendorejo, Pogalan, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Sri Andriani SDN 2 Bendorejo, Pogalan, Trenggalek"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI DI KELAS V SEMESTER II SDN 2

BENDOREJO KECAMATAN POGALAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

Oleh: Sri Andriani

SDN 2 Bendorejo, Pogalan, Trenggalek

Abstrak. Dunia pendidikan dapat berjalan beriringan dengan dinamika pembangunan yang ada jika didukung dengan adanya perubahan dalam metode pembelajaran di kelas. Salah satunya dengan menerapkan model belajar kooperatif. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Semester II SDN 2 Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa. Penerapan model belajar kooperatif pada siswa Kelas V dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari kenaikan tes hasil belajar yang mengalami peningkatan yaitu dari pra tindakan nilai rata-rata 69.09 siklus I sebesar 74,85 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 88.48 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 90.91%. Hasil ini dipertegas dengan respon siswa yang sangat positif dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran siswa dengan nilai 3.71.

Kata Kunci: model belajar kooperatif, PKn, kebebasan berorganisasi

Model belajar kooperatif adalah pem-belajaran yang berdasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah terse-but dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok 4 orang untuk membantu memecahkan masalah yang komplek (Nurkancana: 1992).

Unsur-unsur Dasar Kooperatif, (a) Sis-wa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. (b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, se-perti milik mereka sendiri. (c) Siswa harus-lah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. (d) Siswa haruslah mendapat tujuan dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. (e) Siswa diminta memper-tanggung jawabkan secara individu materi atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya di dalam kelompok. (f) Siswa mendapat hadiah/penghargaan bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kelompoknya.

Ciri-ciri Model belajar kooperatif, (a)

Siswa bekerja dalam kelompok secara ko-operatif untuk memutuskan materi belajar-nya. (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. (c) Kelompok dapat dibentuk ber-dasarkan perbedaan ras, budaya, suku dan jenis kelamin. (d) Kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. (e) Menerima perbedaan indi-vidu menurut ras, budaya, kelas sosial, ke-mampuan atau ketidakke-mampuan. (f) Peng-hargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.

Model Penerapan Model belajar ko-operatif, diantaranya Model STAD, Model Investivigasi Kelompok dan Model Pende-katan Struktural.

Model belajar kooperatif sangat rele-van dengan 4 pilah pendidikan seumur hi-dup yang dirumuskan dalam konferensi In-ternasional kemudian diratifikasi UNESCO tahun 1996. (a) Learn to Know: Belajar un-tuk berpengetahuan. (b) Learn How to Le-arn: Belajar bagaimana anak didik belajar dengan baik dan benar. (c) Learn to do: Belajar untuk berbuat. (d) Learn to be: Berbuat untuk membentuk jadi diri

(2)

(kepri-badian). (e) Learn to live together: Belajar untuk dengan hidup bersama (Marsetio Dono Seputro: 2002).

Ada tiga tujuan (nilai penting) yang ingin dicapai dan perlu ditanamkan yaitu siswa akan lebih sukses jika belajar dalam kelompok. (a) Hasil belajar secara akade-mik, (b) penerimaan terhadap keragaman, (c) pengembangan keterampilan sosial (Slameto: 1998).

Model belajar kooperatif menanamkan nilai-nilai perbedaan sebagai akibat latar belakang yang berbeda untuk dihadapkan pada realitas untuk bekerja saling tergantung yang positif satu sama lain atas dasar kesamaan tugas bersama, sekaligus menanamkan sikap saling menghargai satu sama lain. Belajar kelompok sekaligus juga mengajarkan kepada siswa keterampilan untuk beroganisasi yang diciptakan melalui kompetensi dalam kelompok. Nilai penting belajar kelompok adalah menanamkan kemampuan kerja sama dalam mengatasi masalah dan kemampuan membantu teman dalam pemecahan masalah.

Setiap siswa dalam satu kelompok yang ingin dicapai sangat berhubungan dengan motivasi yang dianggap sama dengan tujuan dan maksudnya yaitu satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih siswa yang mengadakan kontak untuk satu tujuan mereka mempertimbangkan hubung-an yhubung-ang bermakna.

Pada tahun 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kuri-kulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersen-diri. Tim Pembina PKn Departemen Pendi-dikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa:

Pendidikan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus yang terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan

antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan ada-nya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983 :24).

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Panca-sila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disamping se-cara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif).

Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan per-kembangan PKn terutama tentang Pendi-dikan Masalah Moral.Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan.Perintah yang ada dalam Panca-sila yang berdasarkan UUD 1945 oleh setiap peserta didik dalam kehidupan bermasyara-kat dan bernegara.

Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksa-naan program pengajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan kete-rampilan, terutama pengembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai - nilai yang terkandung dalam UUD 1945.

Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas yang diajar-kan oleh Bapak Pendididiajar-kan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal, yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”.

Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PKn karena berciri-kan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam membangun pendidikan yang ada di Indonesia.

(3)

Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Dalam pada itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempela-jari PKn adalah untuk mengerti dan mema-hami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah ne-gara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7). Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: “Pendidikan Kewarga-negaraan bertujuan meneruskan dan menge-mbangkan jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Pengha-yatan dan GBHN kepada generasi muda, de-ngan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang il-ham dan menyeimbangkan kepribadian pe-serta didik”. (Depdikbud, 1984: 3). Dengan demikian PKn juga membentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewaji-bannya. Sebagai peserta didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan per-aturan lainnya.

Tujuan penyusunan penelitian tinda-kan ini dimaksudtinda-kan untuk: (1) Untuk me-ngetahui langkah-langkah untuk mening-katkan prestasi belajar bidang studi PKn di Kelas V dengan menggunakan model bela-jar kooperatif. (2) Untuk mengetahui pe-ningkatan prestasi belajar siswa Kelas V pa-da pembelajaran PKn setelah peneliti mene-rapkan model belajar kooperatif

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian yang akan diguna-kan adalah SDN 2 Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Peneliti da-lam hal ini adalah kepala sekolah di SDN 2 Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, dan guru kelas V sebagai subyek dalam penelitian ini. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Semester II SDN 2 Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek Tahun

Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa.

Instrumen yang digunakan untuk me-ngumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari: instrumen Lembar Observasi Guru dalam PBM, instrumen Lembar Observasi Kerja Siswa dalam PBM, kuesioner untuk siswa, soal tes kinerja siswa.

Prosedur Penelitian, dalam tahap per-siapan yang dilakukan: (1) Menentukan to-pik yang akan didiskusikan. (2) Merumus-kan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). (3) Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelom-pok-kelompok yang lebih kecil. (4) Mer-umuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang me-nyimpang, dan sebagainya).

Pada tahap pelaksanaan yang dilaku-kan: (1) Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). (2) Mengkomunikasikan to-pik diskusi. (3) Memberikan pengarahan diskusi. (4) Bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. (5) Masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris atau-pun pelapor. (6) Siswa berdiskusi dalam ke-lompoknya. Guru berkeliling mendatangi ti-ap-tiap kelompok untuk menjaga ketertiban atau membantu kegiatan diskusi, misalnya mengarahkan diskusi, membantu menjawab pertanyaan dan sebagainya. (7) Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah didiskusikan. Hasil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan jawaban. (8) Hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam laporan. (9) Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pimpinan diskusi atau pelapor.

Pada tahap penutup: (1) Guru me-nyimpulkan hasil penelitian dan mengu-mumkannya kepada siswa. (2) Guru mem-berikan latihan yang akan dikerjakan di ru-mah (PR).

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang

(4)

ma-sing-masing meliputi: planning (perencana-an), acting (pelaksana(perencana-an), observing (penga-matan) dan reflection (refleksi). Masing-ma-sing siklus terdiri dari 1 pertemuan.Tiap sik-lus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum da-pat dipecahkan dalam siklus pertama diref-leksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penye-babnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterap-kan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu si-klus ke sisi-klus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tun-tas, pada siklus dalam penelitian ini tinda-kan yang diberitinda-kan berupa penggunaan mo-del belajar kooperatif dalam proses belajar mengajar. Untuk mendapatkan hasil peneli-tian maka digunakan instrumen sebagai be-rikut: (1) Lembar perencanaan pembelajaran mata pelajaran PKn materi Kebebasan ber-organisasi. (2) Lembar kisi-kisi dan lembar soal ulangan harian. (3) Lembar analisis penilaian formatif. (4) Lembar pelaksanaan program perbaikan/pengayaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal

Pada tahap ini peneliti bersama kola-borator penelitian yaitu guru kelas V mem-berikan pertanyaan apresiasi untuk menge-tahui sejauh mana pengetahuan siswa ter-hadap mata pelajaran PKn materi “Kebe-basan Berorganisasi” di kelas. Setelah itu peneliti melakukan kegiatan pembelajaran.

Guru juga memberi tes kemampuan tentang materi PKn kepada siswa melalui “tes tertulis” atau pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sesuai pokok bahasan di atas. Selama proses pengamatan siswa kurang merespon guru sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah, dan siswa terlihat bosan selama proses pembelajaran. Sementara itu dari hasil “Pre-Test” yang dilakukan terhadap siswa guna mendapatkan data awal, dengan hasil sebagaimana terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 1 Nilai Pre-Test siswa Kelas V

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas 1 Ananda Akbar Ramadhan 70 - TT 2 Alzilzou Maulana Diop 80 T - 3 Aryoga Attala Py 90 T -

4 Ari Adi Putra 90 T -

5 Askih Signifikan 80 T - 6 Aland Yaafi Atmaja 70 - TT 7 Brilyan Asyarico 60 - TT 8 Bagas Aditya P. 80 T - 9 Clarida Cahya A. 70 - TT 10 Dimas Arsal Abima 30 - TT 11 Dheka Rpp. 60 - TT 12 Danu Faizal R. 80 T - 13 Ema Rahma Wati 70 - TT 14 Endah Sarima Perba 80 T -

15 Elli Eka Pratiwi 80 T - 16 Ema Tri Susanti 80 T - 17 Finandi Dwi Laksana 50 - TT 18 Firdausi Zs. 40 - TT 19 Hengki Irawan 80 T - 20 Hamzah Ip. 80 T - 21 Husna Ms. 60 - TT 22 Hendra Dr. 90 T - 23 Ilham A. 70 - TT 24 Kurnia Ap. 50 - TT 25 Marlina 70 - TT 26 Marsanda 50 - TT 27 Maysela 60 - TT 28 Natasya Ds. 60 - TT 29 Ota Budi P. 70 - TT 30 Anggi Dwi O. 70 - TT 31 M. Anggie Prayoga 50 - TT 32 Bayu Aji S. 80 T - 33 Angga Eka P. 80 T - Jumlah 2280 14 19 Rata-Rata 69.09 42.42 57.58

(5)

Dari data di atas, terlihat jelas bahwa kemampuan siswa terhadap penguasaan ma-teri sebelum diterapkan model belajar ko-operatifmasih rendah dibawah KKM (75), yaitu rata-rata hanya sebesar 69.09. Di sam-ping itu, dilihat dari jumlah siswa yang bela-jarnya mencapai ketuntasan atau mencapai standar ketuntasan minimal yang ditentukan (nilai 75), prosentasenya tergambar sebagai-mana dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2 Data ketuntasan belajar siswa Kelas V

No

Jumlah Ketuntasan Prosentase Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1 14 19 42.42 57.58

Dari data di atas, terlihat jelas bahwa ketuntasan individual siswa terhadap pe-nguasaan materi sebelum diterapkan metode model belajar kooperatifmasih sangat ren-dah, yaitu hanya 14 dari 33 anak atau hanya 42.42%.

Siklus I

1. Planning (perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: menentukan topik yang akan didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, merumuskan butir-butir pengarahan, petun-juk dan tindakan-tindakan lain untuk kelan-caran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).

2. Action (pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswamelaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan 1

a. Kegiatan Awal, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang apa yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, siswa berkelompok dalam kelompok diskusi, siswa menyiapkan bahan yang akan

didiskusikan

b. Kegiatan Inti, siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan pe-ngertian dan unsur-unsur organisasi, siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan kelompoknya masing-masing, siswa menyiapkan hasil diskusi kelom-poknya dan kelompok lain menyimak serta perlu menyanggahnya apabila tidak sesuai dengan pendapat kelompok terse-but, siswa menganalogikan atau member contoh yang berkaitan dengan kehidupan beroragnisasi dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang hasil diskusi dari masing-masing kelompok.

c. Kegiatan Akhir, siswa dibimbing guru membuat rangkuman hasil diskusi yang telah disempurnakan jawabannya, siswa menjawab penjelasan dari guru tentang hasil diskusi dari masing-masing kelom-pok.

Pertemuan 2

a. Kegiatan Awal, siswa menyimak penje-lasan guru tentang indicator yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran, siswa aberkelompok dalam diskusi ma-sing-masing, siswa menyiapkan materi diskusi tentang pentingnya/manfaat ber-organisasi.

b. Kegiatan Inti, siswa mencermati materi dalam buku tentang pentingnya.manfaat organisasi, siswa melakukan kegiatan diskusi tentang pentingnya/manfaat ber-organisasi, siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain memperhatikan sert aperlu menyanggah apabila tidak sesuai dengan pendapat kelompok mereka, siswa menyimak pen-jelasan dari guru tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi sesuai dengan pendapat kelompok masing-masing.

c. Kegiatan Akhir, siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi manfaat berorganisasi, siswa mendapat

(6)

tugas individu sebagai bahan pendalaman materi.

Pertemuan 3

a. Kegiatan Awal, siswa menyimak penje-lasan guru tentang indicator yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran, siswa berkelompok dalam kelompok dis-kusi masing-masing, siswa menyiapkan materi diskusi tentang cirri-ciri organisasi dan macam-macam organisasi

b. Kegiatan Inti, siswa melakukan kegiatan diskusi tentang ciri-ciri organisasi dan macam-macam organisasi, siswa menda-ta dan mencamenda-tat hasil diskusi yang me-nunjukkan sikap positif dalam mencapai tujuan bersama, siswa menyiapkan hasil diskusi kelompoknya dan eklompok lain menyimak serta perlu menyanggah apa-bila tidak sesuai dengan pendapat kelom-pok tersebut, siswa bertanya dan menge-luarkan rasa ingin tahu mereka dengan materi-materi yang belum jelas dan guru memberikan nilai tanbahan bagi siswa yang berani mengutarakan pertanyaan maupun pendapat, siswa menyimak pen-jelasan dari guru tentang hasil diskusi, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi yang disempurnakan jawabannya.

c. Kegiatan Akhir, siswa menjawab beberapa pertanyaan dari guru tentang cirri-ciri organisasi, siswa mendapat tugas individu sebagai bahan pendalaman materi

3. Observation (pengamatan)

Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian siswa, hasil post test dan lembar observasi.Untuk penilaian kiner-ja hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas 1 Ananda Akbar Ramadhan 70 - TT 2 Alzilzou 50 - TT

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas Maulana Diop 3 Aryoga Attala Py 80 T -

4 Ari Adi Putra 90 T -

5 Askih Signifikan 60 - TT 6 Aland Yaafi Atmaja 90 T - 7 Brilyan Asyarico 50 - TT 8 Bagas Aditya P. 60 - TT 9 Clarida Cahya A. 70 - TT 10 Dimas Arsal Abima 60 - TT 11 Dheka Rpp. 100 T - 12 Danu Faizal R. 50 - TT 13 Ema Rahma Wati 80 T - 14 Endah Sarima Perba 80 T -

15 Elli Eka Pratiwi 80 T - 16 Ema Tri Susanti 80 T - 17 Finandi Dwi Laksana 80 T - 18 Firdausi Zs. 90 T - 19 Hengki Irawan 80 T - 20 Hamzah Ip. 80 T - 21 Husna Ms. 60 - TT 22 Hendra Dr. 60 - TT 23 Ilham A. 80 T - 24 Kurnia Ap. 60 - TT 25 Marlina 80 T - 26 Marsanda 90 T - 27 Maysela 60 - TT 28 Natasya Ds. 60 - TT 29 Ota Budi P. 80 T - 30 Anggi Dwi O. 90 T - 31 M. Anggie Prayoga 90 T - 32 Bayu Aji S. 90 T - 33 Angga Eka P. 90 T - Jumlah 2470 20 13 Rata-Rata 74.85 60.61 39.39

Dari tabel di atas diketahui bahwa ni-lai rata-rata siswa memang sudah meningkat menjadi 74.85 akan tetapi ketuntasan belajar siswa masih kurang dari 85% (ketuntasan klasikal) yaitu 60.61 sehingga dibutuhkan

(7)

siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selama pengamatan juga diketahui bahwa aktivitas guru dalam mene-rapkan model belajar kooperatif sebesar 65.83% sedangkan untuk aktivitas siswa yaitu 64.17%. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus I penerapan model belajar kooperatifdalam pembelajaran siklus I kurang sempurna, jadi diharapkan adanya perbaikan pada siklus II.

4. Reflection (refleksi)

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun men-jelaskan suatu fenomena masih sangat ren-dah. (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.

Dalam hasil temuan di atas akan di-pergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Planning (perencanaan)

Secara garis besar perencanaannya ma dengan siklus I dengan materi yang sa-ma pada siklus I. Berdasar pada temuan si-klus I maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut: (a) Meningkat-kan perbaiMeningkat-kan teknik bertanya. (b) Mening-katkan pemberian motivasi kepada siswa. 2. Action (pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Langkah pembelajaran pada siklus II peneliti sajikan berikut ini: Pertemuan 1

a. Kegiatan Awal, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang apa yang akan

dicapai dalam proses pembelajaran, siswa berkelompok dalam kelompok diskusi, siswa menyiapkan bahan yang akan didiskusikan

b. Kegiatan Inti, siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan pe-ngertian dan unsur-unsur organisasi, sis-wa mendiskusikan hasil pengamatan de-ngan kelompoknya masing-masing, siswa menyiapkan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menyimak serta perlu menyanggahnya apabila tidak sesuai de-ngan pendapat kelompok tersebut, siswa menganalogikan atau member contoh ya-ng berkaitan deya-ngan kehidupan beror-agnisasi dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang hasil diskusi dari masing-masing kelompok.

c. Kegiatan Akhir, siswa dibmbing guru membuat rangkuman hasil diskusi yang telah disempurnakan jawabannya, siswa menjawab penjelasan dari guru tentang hasil diskusi dari masing-masing kelom-pok.

Pertemuan 2

a. Kegiatan Awal, siswa menyimak penje-lasan guru tentang indikator yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran, siswa aberkelompok dalam diskusi ma-sing-masing, siswa menyiapkan materi diskusi tentang pentingnya/manfaat ber-organisasi

b. Kegiatan Inti, siswa mencermati materi dalam buku tentang pentingnya.manfaat organisasi, siswa melakukan kegiatan diskusi tentang pentingnya/manfaat ber-organisasi, siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain memperhatikan sert aperlu menyanggah apabila tidak sesuai dengan pendapat kelompok mereka, siswa menyimak pen-jelasan dari guru tentang hasil diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi sesuai dengan pendapat kelompok masing-masing.

(8)

c. Kegiatan Akhir, siswa menjawab perta-nyaan dari guru mengenai mateir manfaat berorganisasi, siswa memdapat tugas in-dividu sebagai bahan pendalaman materi Pertemuan 3

a. Kegiatan Awal, siswa menyimak penje-lasan guru tentang indicator yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran, siswa berkelompok dalam kelompok dis-kusi masing-masing, siswa menyiapkan materi diskusi tentang cirri-ciri organisasi dan macam-macam organisasi

b. Kegiatan Inti, siswa melakukan kegiatan diskusi tentang cirri-ciri organisasi dan macam-macam organisasi, siswa men-data daan mencatat hasil diskusi yang menunjukkan sikap positif dalam men-capai tujuan bersama, siswa menyiapkan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menyimak serta perlu menyanggah apabila tidak sesuai dengan pendapat ke-lompok tersebut, siswa bertanya dan me-ngeluarkan rasa ingin tahu mereka de-ngan materi-materi yang belum jelas dan guru memberikan nilai tanbahan bagi siswa yang berani mengutarakan perta-nyaan maupun pendapat, siswa men-yimak penjelasan dari guru tentang hasil diskusi, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi yang disempurnakan jawabannya c. Kegiatan Akhir, siswa menjawab

beberapa pertanyaan dari guru tentang cirri-ciri organisasi, siswa mendapat tugas individu sebagai bahan pendalaman materi

3. Observation (pengamatan)

Hasil observasi selama proses belajar mengajar pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas 1 Ananda Akbar Ramadhan 90 T - 2 Alzilzou 90 T -

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Belajar Tuntas Tidak Tuntas Maulana Diop 3 Aryoga Attala Py 90 T -

4 Ari Adi Putra 100 T - 5 Askih Signifikan 80 T - 6 Aland Yaafi Atmaja 80 T - 7 Brilyan Asyarico 80 T - 8 Bagas Aditya P. 100 T - 9 Clarida Cahya A. 100 T - 10 Dimas Arsal Abima 90 T - 11 Dheka Rpp. 90 T - 12 Danu Faizal R. 90 T - 13 Ema Rahma Wati 100 T - 14 Endah Sarima Perba 90 T -

15 Elli Eka Pratiwi 100 T - 16 Ema Tri Susanti 90 T - 17 Finandi Dwi Laksana 90 T - 18 Firdausi Zs. 90 T - 19 Hengki Irawan 100 T - 20 Hamzah Ip. 90 T - 21 Husna Ms. 50 - TT 22 Hendra Dr. 80 T - 23 Ilham A. 80 T - 24 Kurnia Ap. 70 - TT 25 Marlina 100 T - 26 Marsanda 80 T - 27 Maysela 100 T - 28 Natasya Ds. 90 T - 29 Ota Budi P. 50 - TT 30 Anggi Dwi O. 90 T - 31 M. Anggie Prayoga 100 T - 32 Bayu Aji S. 100 T - 33 Angga Eka P. 100 T - Jumlah 2920 30 3 Rata-Rata 88.48 90.91 9.09

Dari tabel di atas diketahui bahwa ni-lai rata-rata siswa sudah mengalami pening-katan yang signifikan menjadi 88.48, se-dangkan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan menjadi 90.91%,

(9)

sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini pengembangan kegiatan penga-jaran menggunakan kooperatif dapat me-ningkatkan prestasi belajar siswa. Selama pengamatan juga diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan model belajar kooperatif mengalami peningkatan dari pada siklus I yaitu sebesar 81.67% sedangkan untuk aktivitas siswa juga mengalami pe-ningkatan yaitu 80.00%. Hal ini membuk-tikan bahwa penerapan model belajar ko-operatif dalam pembelajaran siklus II telah mengalami perbaikan dan dapat mening-katkan hasil belajar siswa.

4. Reflection (refleksi)

Dari hasil observasi ditemukan perbai-kan-perbaikan sebagai berikut: (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas men-jadi hidup sehingga siswa menmen-jadi semangat dan termotivasi untuk belajar. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru sudah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab perta-nyaan yang sifatnya memprediksi, mengob-servasi maupun menjelaskan suatu fenome-na sudah sangat baik. (c) Dalam forum dis-kusi semua siswa sudah terlibat dengan aktif.

Setelah kegiatan pembelajaran ber-akhir, maka peneliti memberikan angket

ke-pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon, sikap dan minat siswa setelah me-ngikuti pembelajaran PKn dengan meng-gunakan model belajar kooperatif. Dari hasil rekapitulasi angket siswa dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori “sangat positif” dengan per-olehan rata-rata nilai respon siswa sebesar 3,71. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan model belajar kooperatif mendapat respon yang sangat positif.

Dari hasil data di atas, prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan mengguna-kan model belajar kooperatif menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 2 Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, sebelum siklus: 69.09 siklus I: 74.85 dan si-klus II: 88.48. Hal ini menandakan keber-hasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V Semester II SDN 2 Ben-dorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Tahun Pelajaran 2013/2014, de-ngan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian te-lah berhasil. Untuk dapat lebih jelasnya da-lam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

69,09 74,85 88,48 42,42 60,61 90,91 NILAI RATA-RATA KETUNTASAN

(10)

PENUTUP Kesimpulan

Guru dalam kegiatan pembelajaran se-lalu mengkomunikasikan tujuan pembelaja-ran yang harus dicapai oleh siswa pada ke-giatan pendahuluan. Dalam menjelaskan materi guru senantiasa melibatkan peran sis-wa dalam kegiatan diskusi kelompok mau-pun menarik kesimpulan dalam kegiatan in-ti. Dan di akhir pembelajaran guru mem-berikan reward. Penerapan model belajar kooperatif pada siswa Kelas V dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: (1) Perlu adanya beberapa meto-de atau metometo-de bervariasi dalam penyam-paian materi pada setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan menyenangi materi yang disampaikan. (2) Penulisan penelitian seperti ini perlu waktu yang cukup untuk mempersiapkan instrumen dan perangkat untuk pengambilan data. (3) Hendaknya terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik agar KBM berjalan efektif.

DAFTAR RUJUKAN

Djamal, D. 1979. Pengukuran dan Peni-laian Pendidikan. Jakarta: Balai Pus-taka.

Marsetia, Dono Saputro. 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasi-onal FIS NasiNasi-onal.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Prestasi Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwodarminto, WJS. 1978. Kamus Ba-hasa Indonesia. Jakarta: Balai Pus-taka. Yayasan Penerbit Fak Psikologi Universitas Gajah Mada.

Robert L. Cilstrap dan William R. Martin. Pengertian Kooperatif. Jakarta: Er-langga.

Slameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Ja-karta: Bina Aksara.

Soleh. 1984. Kamus Rakyat Populer. Sura-baya: Karya And.

Gambar

Tabel 1 Nilai Pre-Test siswa Kelas V
Tabel  3  Nilai  Hasil  Belajar  Siswa  Pada  Siklus I
Tabel  4.4  Nilai  Hasil  Belajar  Siswa  Pada  Siklus II
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan inti: penyajian informasi dengan mengajak siswa membuka, membaca, dan memahami buku yang berkaitan dengan materi, guru menjelaskan berkaitan dengan materi pada buku,

Di dalam proses pembelajaran, desain lem- bar kerja siswa dirancang dengan urutan kegiatan yang memperlihatkan video yang berisi tentang diskusi materi campuran. Di awal

Siswa mendengarkan penjelasan materi tentang tujuan dan manfaat koperasi serta menceritakan pentingnya usaha bersama melalui koperasi.. Guru menjelaskan

Di dalam proses pembelajaran, desain lem- bar kerja siswa dirancang dengan urutan kegiatan yang memperlihatkan video yang berisi tentang diskusi materi campuran. Di awal

Kegiatan ini dilakukan sampai karti soal habis; (20) Pukul 08.00 WIB, guru melakukan kegiatan akhir dalam kegiatan ini; (21) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang

Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 68,75%; (c) Hasil Tes Akhir pembelajaran IPA dengan menggunakan metode percobaan/eksperimen pada materi

Inti Guru mengajak siswa membuka buku cetak halaman 72.Kemudian, siswa diajak untuk mencermati gambar yang tertera pada halaman 72 dan menjawab beberapa pertanyaan guru tentang gambar

Questioning  Guru memberikan informasi tujuan dan manfaat mempelajari besaran pokok Kegiatan Inti  Siswa melakukan kegiatan menaksir dan mengukur seperti tercantum pada buku siswa