ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O DENGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O DENGAN GANGGUAN
GANGGUAN
SISTEM URINARIA: BENIGNA PROSTAT
SISTEM URINARIA: BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
HIPERPLASIA
DI RUANG BEDAH RSUD KOTA BANDUNG
DI RUANG BEDAH RSUD KOTA BANDUNG
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Anton Furqon Fathoni
Anton Furqon Fathoni
PK. 03. 001
PK. 03. 001
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
KENCANA
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
BANDUNG
2010
2010
1
1..
P
Peen
ng
gk
ka
ajjiia
an
n
a
a..
P
Peen
ng
gu
um
mp
pu
ulla
an
n D
Da
atta
a
1
1))
D
Daatta
a
B
Biio
og
grraaffii
aa))
IId
deen
nttiittaas
s
K
Klliieen
n
Nama
Nama
: Tn. O
: Tn. O
U
Um
mu
urr
:
:
7
73
3
ttaah
hu
un
n
JJeen
niis
s K
Keellaam
miin
n
:
: L
Laak
kii--llaak
kii
A
Ag
gaam
maa
:
:
IIssllaam
m
Pendidikan
Pendidikan
:
: SD
SD
P
Peek
keerrjjaaaan
n
:
: T
Tiid
daak
k b
beek
keerrjjaa
S
Su
uk
ku
u /
/ B
Baan
ng
gssaa
:
: S
Su
un
nd
da
a /
/ IIn
nd
do
on
neessiiaa
S
Sttaattu
us
s M
Maarriittaall
:
: M
Meen
niik
kaah
h
Tanggal
Tanggal Masuk
Masuk RS
RS
:
: 04
04 Juli
Juli 2010
2010 Pukul.
Pukul. 17.00
17.00 WIB
WIB
Ta
Tang
ngga
gal p
l pen
engk
gkaj
ajia
ian
n
: 0
: 05 J
5 Jul
uli 2
i 201
010 P
0 Puk
ukul
ul. 1
. 16.
6.30
30 WI
WIB
B
D
Diiaag
gn
no
ossa
a M
Meed
diik
k
:
: B
Been
niig
gn
na
a P
Prro
ossttaat
t H
Hiip
peerrp
pllaassiiaa..
No. Medrec
No. Medrec
: 837350
: 837350
A
Allaam
maatt
:
: JJaattiih
haan
nd
daap
p,
, C
Ciiccaah
heeu
um
m,
, B
Baan
nd
du
un
ng
g
b)
b)
Identitas
Identitas Penanggung
Penanggung
jawab
jawab
Nama
Nama
: Ny. E
: Ny. E
U
Um
mu
urr
:
:
6
68
8
ttaah
hu
un
n
JJeen
niis
s K
Keellaam
miin
n
:
: P
Peerreem
mp
pu
uaan
n
A
Ag
gaam
maa
:
:
IIssllaam
m
P
Peen
nd
diid
diik
kaan
n
:
: S
SD
D
P
Peek
keerrjjaaaan
n
:
: W
Wiirraassw
waassttaa
H
Hu
ubu
bung
ngan
an dg
dgn K
n Kli
lien
en
: Ia
: Iatr
trii
A
Allaam
maatt
:
: JJaattiih
haan
nd
daap
p,
, C
Ciiccaah
heeu
um
m,
, B
Baan
nd
du
un
ng
g
2
2))
R
Riiw
waay
yaat
t K
Keesseeh
haattaan
n S
Seek
kaarraan
ng
g
aa))
R
Riiw
waay
yaat
t
K
Keesseeh
haattaan
n
Sekarang
Sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit
Sejak 1 tahun yang lalu klien merasakan BAKnya tidak lancar dan ± 1
bulan yang lalu klien merasakan nyeri dan panas pada daerah sekitar
kandung kemihnya, lalu klien berobat ke Poliklinik Bedah RSUD Kota
Bandung. Sejak itu yang lalu klien dijadwalkan untuk operasi tanggal 5
juli 2010.
(2) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat dikaji tanggal 05 Juli 2010, klien mengeluh nyeri pada
kandung kemihnya terutama area bekas operasi, nyeri dirasakan klien
bertambah jika daerah tersebut ditekan dan berkurang jika klien tiduran
dan beristirahat, nyeri dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk benda tajam
dan terasa panas, nyeri tersebut dirasakan klien sewaktu-waktu dan
menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan, skala nyeri 3
dari 0-5.
b)
Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut pengakuan klien dan keluarga (istri klien), sejak + 1 tahun yang
lalu klien sering merasa bila buang air kecil tidak lampias, bila sudah BAK
masih ada keinginan untuk BAK lagi, klien juga mengatakan tidurnya
kadang terganggu karena harus bangun untuk BAK. Klien mengatakan
saat itu tidak memeriksakan diri ke dokter ataupun rumah sakit.
Pengobatan yang klien jalani saat itu yaitu dengan pengobatan alternative
yaitu dengan meminum jamu-jamuan, namun penyakit klien hanya
sembuh beberapa bulan saja dan kemudian sering kambuh lagi. Klien tidak
mempunyai riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan juga alkohol.
c)
Riwayat
Kesehatan
Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarga bahwa didalam anggota
keluarganya tidak ada yang mempunyai dan tidak pernah ada yang
mengalami penyakit keturunan maupun penyakit menular.
3)
Pola Aktifitas Sehari-hari
No Jenis Aktifitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1 2 3 4
1 2 3 4
a. Makan
b. Minum
Nasi, lauk pauk dan sayur, kadang klien makan buah- buahan. Tidak ada pantangan makanan dan klien biasa makan 2-3 porsi/hari dan tidak ada
keluhan.
Klien minum + 7-8 gelas / hari (+ 1400-1600 cc / hari) dengan jenis air yang diminum yaitu air putih dan air teh dan kopi.
Nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. Klien makan 3x/hari dengan porsi makan habis 1 porsi.
Jumlah minum klien + 1 ½ botol Aqua besar / hari (+2000-2500 cc / hari), jenis air yang diminum
klien hanya air putih. 2. Eliminasi
a. BAB
b. BAK
Kebiasaan klien BAB 1-2 kali/hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning serta tidak ada keluhan BAB.
Klien mengatakan BAK + 7-8 x/hari dengan warna kuning jernih dan merasa tidak lampias. Klien mengatakan bila sudah BAK masih ada keinginan untuk BAK lagi.
Klien BAB 1 x/hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning. BAB klien dibantu oleh keluarga. Pada saat dikaji klien terpasang dower kateter dan bertanya apakah BAKnya bisa kembali normal. Jumlah urine klien saat dikaji sekitar + 1000cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 06.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.00 ). 3. Personal Hygiene
(mandi, gosok gigi, keramas, gunting kuku)
Klien biasa mandi dengan cara diguyur 1-2 x/hari dengan menggunakan sabun, gosok gigi setiap 1-2X/hari (tiap mandi) dengan menggunakan pasta gigi, keramas 1x/ minggu dengan menggunakan shampo dan gunting kuku kalau sudah panjang saja. Dalam melakukan personal hygiene klien melakukannya sendiri.
Selama di rumah sakit klien mengatakan belum pernah dimandikan, belum pernah gosok gigi, dan juga belum pernah keramas serta gunting kuku. Dalam memenuhi personal hygiene klien dibantu oleh keluarga.
4. Pola istirahat tidur Klien biasa tidur malam mulai jam 21.00
-05.00
WIB. Klien mengatakan tidurnya kadang terganggu karena ada keinginan utnuk BAK.
Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasakan nyeri pada kandung kemihnya. Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa semalam klien hanya tidur + 2 jam saja. Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. Klien tidur siang mulai jam 14.00 –
15.30
WIB. 5. Kegiatan/Aktifitas
sehari-hari
Klien jarang berolah raga dan menghabiskan waktunya di rumah saja bersama cucu-cucunya.
Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur
dan kadang-kadang klien tampak terduduk.
4)
Pemeriksaan Fisik
a)
Sistem
Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak terdapat
sianosis pada bibir, jari tangan ataupun jari kaki, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat sekret, tidak
terdapat penggunaan otot-otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris,
perbandingan antara diameter anteroposterior dengan diameter transversal
1:2, tidak terdapat adanya retraksi dada ataupun retraksi epigastrium, tidak
terdapat adanya nyeri tekan pada dada, ekspansi paru simetris,
pengembangan maksimal, getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri,
suara perkusi paru terdengar resonan, pada auskultasi terdengar suara
vesikuler di semua area paru, frekuensi nafas 18 x/menit.
b)
Sistem
Kardiovaskuler
Konjungtiva palpebra warna merah muda, Jugular Venous Pressure(JVP)
tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger, CRT (Capilarry
Refilling Time) kembali dalam 2 detik, akral teraba hangat, iktus kordis
teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut nadi teraba kuat,
irama denyut nadi teratur, denyut nadi 76 kali/menit. Tekanan darah
120/70 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar dullness, S
1dan S
2terdengar murni reguler.
c)
Sistem
Perkemihan
Tidak terdapat adanya oedem pada palpebra dan juga daerah ekstremitas
atas dan bawah, tidak terdengar adanya bruits sign pada percabangan aorta
abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan), tidak terdapat adanya nyeri
tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi ginjal, dan pada saat palpasi ginjal,
tidak teraba. Tidak terdapat adanya nyeri ketuk pada saat perkusi ginjal
pada daerah Costae Vertebral Angel , terdapat distensi kandung kemih dan
klien mengeluh nyeri saat kandung kemih ditekan. Klien mengatakan
terpasang dower kateter sejak masuk RS (tgl 5 Agustus 2005), klien
mengatakan sekarang BAKnya melalui selang dan klien mengatakan
merasa tidak nyaman dengan dipasangnya selang kateter. Jumlah urine
klien saat dikaji sekitar + 1000 cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 06.
00sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.
00). Daerah tempat pemasangan dower
kateter dan selang kateter tampak kotor.
d)
Sistem
Endokrin
Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hiper / hipopigmentasi
kulit, tidak tampak adanya keringat yang berlebihan (diaforesis), tidak
teraba adanya massa, nyeri tekan, dan pembesaran saat palpasi kelenjar
tiroid dan paratiroid. Klien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit kencing manis.
e)
Sistem
Pencernaan
Warna bibir kecoklatan, mukosa bibir kering, gigi tampak kotor, jumlah
gigi tidak lengkap (20 buah),
tidak ada keluhan nyeri
mengunyah dan menelan, tidak ada pembesaran tonsil, tidak terdapat
halitosis, sklera tidak ikterik, lidah berwarna merah muda dan tampak
bersih. Abdomen datar dengan kontur lembut, tidak terdapat ascites, bising
usus 8 x/menit, tidak teraba adanya pembesaran hati dan limpa, tidak
terdapat adanya nyeri tekan dan lepas pada daerah abdomen, pada anus
tidak terdapat haemorroid.
f)
Sistem
Integumen
Rambut dan kulit kepala klien tampak bersih, rambut klien tidak mudah
dicabut, kulit tubuh klien tampak kotor dan kering, tidak terlihat lesi pada
permukaan kulit klien, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik, kulit
teraba hangat, suhu 36,7
0C.
g)
Sistem
Persyarafan
(1)
Test Fungsi Serebral
2 2 - - - - 2 2
2 1 1 2 2 1 2 1
(a)
Status
mental
(i)
Orientasi : orientasi klien terhadap waktu, orang, dan
tempat baik, terbukti klien dapat menyebutkan bahwa ia
sekarang berada di rumah sakit, ditunggui oleh anaknya, dan
dapat menyebutkan hari ini dengan benar. Nilai : 5.
(ii)
Daya ingat
Jangka panjang : klien dapat mengingat tahun anaknya yang
terakhir lahir yaitu pada tahun 1982.
Jangka pendek : klien dapat menyebutkan tiga buah benda
yang ditunjukan pada klien, dan klien dapat mengulanginya
dengan tepat yaitu, arloji, senter, dan ballpoint. Nilai : 6.
(iii)
Perhatian dan perhitungan : klien dapat menghitung
dengan pengurangan serial tiga yaitu, 20-3 = 17, 17-3 =14,
14-3 = 11, 11-14-3 = 8, dan 8-14-3 = 5. Nilai : 5.
(iv)
Fungsi bahasa : klien dapat menyebutkan nama benda
yang ditunjukan oleh perawat, seperti arloji, senter, dan
ballpoint. Klien dapat mengulangi kata-kata “akan tetapi” atau
“jika tidak” dan klien mengerti perintah saat klien diminta
untuk menyebutkan benda yang berada didekatnya yaitu,
handuk, bantal. Nilai : 9
Jumlah total nilai tes fungsi cerebral yaitu 25 (normal).
(b)
Tingkat
kesadaran
(i)
Kualitas
: compos mentis.
(ii)
Kuantitas
: nilai GCS 15 (E4, V5, M6).
(c)
Pengkajian
bicara : proses bicara klien lancar.
(2)
Test Fungsi Nervus Kranial
(a)
Nervus
I
(Olfaktorius)
Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan dua
bau-bauan familier seperti bau kopi dan kayu putih.
(b)
Nervus
II
(Optikus)
Fungsi ketajaman penglihatan klien baik yang ditandai dengan
klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
(c)
Nervus
III
(Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen)
Klien mampu menggerakan bola matanya kesegala arah yaitu
kearah bawah, atas, dan samping. Pupil kontriksi saat diberi
cahaya, bentuk pupil isokor, klien dapat membuka dan menutup
matanya, lapang pandang klien tidak mengalami penyempitan.
(d)
Nervus
V
(Trigeminus)
Fungsi mengunyah klien baik, pergerakan otot masetter dan
temporalis saat mengunyah simetris. Klien dapat merasakan
sentuhan pilinan kapas yang diusapkan pada daerah maksilaris dan
mandibula dengan kedua mata tertutup, klien mengedip secara
spontan saat diberi rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua
kelopak mata tanpa diketahui oleh klien. Klien dapat menggerakan
rahangnya kearah belakang, depan, samping kiri, dan kanan.
(e)
Nervus
VII
(Facialis)
Klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum dengan kedua bibir
simetris. Klien dapat membedakan rasa manis dan asin pada 2/3
anterior lidah.
(f)
Nervus
VIII
(auditorius)
Fungsi pendengaran klien tidak terganggu yang ditandai dengan
klien dapat mendengar gesekan rambutnya sendiri dan klien dapat
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat secara
spontan tanpa harus minta diulang.
(g)
Nervus
IX
Klien dapat merasakan rasa pahit pada kopi di 1/3 posterior lidah,
terdapat refleks muntah saat pangkal lidah ditekan dengan
menggunakan tongue spatel.
(h)
Nervus
X
(Vagus)
Refleks menelan klien baik, uvula terletak ditengah antara palatum
mole dengan arkus faring, dan bergerak saat klien bilang “ach”.
(i)
Nervus
XI
(Assesorius)
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, serta dapat
melawannya ketika diberikan tahanan ringan pada kedua bahu.
(j)
Nervus
XII
(Hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya kearah
samping kiri, kanan, belakang, dan depan.
(3)
Test Fungsi Sensoris
(a)
Rasa
sakit
Klien merasa sakit saat ditusuk didaerah bahu, lengan, badan, dan
kaki dengan menggunakan sensasi tajam.
(b)
Sentuhan
Klien dapat merasakan sentuhan kapas pada lengannya dengan
kedua mata tertutup.
(c)
Diskriminasi
(i)
Stereognosis
Klien dapat menebak ballpoint dan arloji yang digenggam kan
pada telapak tangannya dengan kedua mata tertutup.
(ii)
Graphestesia
Klien dapat menebak huruf O yang dituliskan ditelapak
tangannya dengan kedua mata tertutup.
(iii)
Two point stimulation
Klien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat ditelapak
tangannya dengan kedua mata tertutup.
h)
Sistem
Reproduksi
Bentuk penis normal, skrotum tampak membesar, bentuk testis kanan
tampak lebih besar, tampak adanya saluran sperma (vasdeferens) berwarna
kemerahan. Klien dan istrinya mengatakan semenjak klien sakit sudah
jarang melakukan hubungan seksual karena melihat kondisi klien yang
kurang baik. Namun klien dan istrinya menerima keadaan tersebut
sepenuhnya dan tidak akan menjadikan beban bagi dirinya.
i)
Sistem
Muskuloskeletal
a)
Ekstremitas
atas
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas simetris, pergerakan (ROM)
kedua ekstremitas atas bebas ke segala arah, tidak terdapat adanya nyeri
pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya deformitas
tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak terdapat
adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem pada kedua
ekstremitas, klien terpasang infus NaCl 0,9 % 20 gtt/mnt pada lengan
kiri, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, refleks biceps ++/++, triceps ++/
++, brakhioradialis ++/++.
b)
Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran kedua ekstrimitas bawah simetris, pergerakan
(ROM) kedua ekstrimitas bawah terbatas, tidak terdapat adanya nyeri
pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya deformitas
tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak terdapat
adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem pada kedua
ekstremitas, kekuatan otot kedua ekstremitas bawah 5/5, refleks patela
++/++, achiles ++/++.
5)
Data
Psikologis
a)
Status
emosi
Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara dengan
perawat.
(i)
Body
image
/
gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota tubuhnya
klien memperlakukannya dengan sama. Klien mengatakan bahwa
semua anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah SWT
yang patut di syukuri.
(ii)
Identitas
diri
Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas karena dapat
memberikan keturunan dan dapat menjadi kepala rumah tangga
untuk mendidik anak dan istrinya dengan baik.
(iii)
Ideal
diri
Harapan klien terhadap penyakitnya adalah ingin cepat sembuh,
serta dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah.
(iv)
Peran
diri
Klien seorang ayah bagi anaknya, sebagai seorang suami bagi
istrinya dan sebagai seorang kakek bagi cucunya. Klien tidak
merasa perannya terganggu karena klien yakin semua keluarga
dapat menerima keadaan klien sekarang.
(v)
Harga
diri
Klien tidak merasa malu ataupun rendah diri terhadap penyakit
yang dideritanya sekarang. Klien menerima keadaan dirinya
sekarang baik sehat maupun sakit.
c)
Pola
koping
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu
menceritakannya kepada istrinya, karena menurut klien itu lebih baik
daripada memendam sendiri masalahnya.
d)
Gaya
komunikasi
Klien berbicara cukup jelas, volume suara klien cukup keras, klien
sehari-hari menggunakan bahasa sunda. Klien mampu berkomunikasi dengan
baik secara verbal maupun non verbal.
Klien tidak tampak gelisah walaupun saat ini sedang sakit. Klien
menerima keadaannya dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.
6)
Data
Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik, terbukti klien selalu ditunggui oleh
istri dan anaknya secara bergantian. Klien sangat kooperatif dalam proses
perawatan dan pengobatan penyakitnya.
7)
Data
Spiritual
a)
Falsafah
hidup
Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat, karena itu sudah
merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
b)
Sense
of
transendense
Klien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang akan
sembuh dengan perawatan dan pengobatan, serta dibarengi dengan berdo’a
kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya.
c)
Konsep
ketuhanan
Klien percaya adanya Tuhan dan segala sesuatu yang tidak dapat dilihat
oleh dirinya. Sebelum dirawat klien mengatakan selalu melaksanakan
ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat ini klien mengatakan tidak
menjalankannya karena kondisinya yang sedang sakit, namun klien
mengatakan tetap selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
8)
Data
Penunjang
a)
Data
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan 05 Juli 2010 I. Hematologi • HB • Leukosit • Hematokrit • Trombosit 9,4 8500 14 413000 13 – 18 3,8–10,6 40 – 52 150-440 gr/dl ribu/mm3 % ribu/mm3
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan II. Kimia Klinik
• Ureum • Kreatinin • Natrium • Kalium • Glukosa sewaktu 65 1,60 141 4,9 90 15–50 0,6–1,1 135–145 3,6–5,5 < 140 mg/dl mg/dl Meq/L Meq/L mg/dl
b)
Radiologi
Tanggal 07 Juni 2010
Klinis : Benign Prostat Hiperplasi.
(1)
Thorax
foto
Kesan :
Tidak tampak pembesaran jantung
Tidak tampak TB paru aktif
Sinus dan diafragma (N)
(2)
USG
Kesan :
Volume prostat 44,37 cc
PSA 4,18
PSAD 0,09
Terdapat pembesaran prostat.
c)
Therapy
(1)
Infus NaCl 0,9 % 20 gtt/menit.
(2)
Ceftriaxon 1 x 1 gram
per IV
(3)
Tradosik folat
2 x 1 ampul
per
IM
b.
Analisa
Data
Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah
1 2 3
DS :
• Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih
• Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran
dan beristirahat
• Klien mengatakan nyeri
BPH ↓
Pembesaran prostat menyebabkan tersumbatnya saluran perkemihan
↓
Terakumulasinya urine di vesika urinaria ↓
Mendesak sel-sel syaraf di vesika urinaria ↓
Gangguan rasa nyaman : nyeri
1 2 3 seperti ditusuk-tusuk benda
tajam dan terasa panas
• Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah
kemaluan. DO :
• Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan
• Terdapat distensi kandung kemih
• Skala nyeri 3 (dari 0-5)
Merangsang noci reseptor sebagai reseptor nyeri
↓
Dihantarkan oleh serabut delta A dan C ↓
Dilairkan dalam bentuk elektrokimia, impuls ganglia radiks menuju dorsal horn
dimedulla spinalis bagian posterior ↓
Ditransfer melalui traktus spinothalamikus ↓
Thalamus ↓
Cortex cerebri lobus parietalis ↓
Nyeri dipersepsikan ↓
Gangguan rasa nyaman : nyeri DS :
Keluarga dan klien mengatakan infus dan kateter telah terpasang sejak klien masuk RS (tgl. 05/08/2005) DO :
Klien terpasang kateter Klien terpasang infus NaCl
0,9 %
Daerah pemasangan dower kateter dan selang kateter tampak kotor. Hb : 9, 4 gr/dl Leukosit : 8500/mm3 BPH ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Resiko tinggi terjadinya infeksi
Resiko tinggi terjadinya infeksi
DS :
Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter.
Klien mengatakan sekarang
BAK-nya tidak melalui genetalia lagi melainkan melalui selang.
Klien bertanya kepada perawat apakah BAKnya
akan kembali normal. DO :
Klien terpasang dower
BPH ↓
Tersumbatnya saluran perkemihan ↓
Akumulasi urine di vesika urinaria ↓
Dilakukan pemasangan dower kateter ↓
Urine keluar melalui selang kateter ↓
Klien tidak bisa BAK secara normal ↓
Perubahan pola eliminasi: BAK
Perubahan pola eliminasi: BAK Daya tahan tubuh
menurun
Media yang baik untuk masuknya mikroorganisme Dilakukan pemasangan kateter dan infus Anemia ↓ ↓ Penurunan Imunoglobulin
Adanya benda asing yang masuk ke tubuh
1 2 3 kateter
Jumlah keluaran urine klien
saat dikaji yaitu : 1000cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 06.00
sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.00
) dengan karakteristik kuning jernih. DS :
• Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga.
• Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak
masuk RS.
• Klien mengatakan belum pernah gosok gigi sejak
masuk RS.
• Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk
RS. DO :
• Rambut dan kulit kepala klien bersih
• Gigi klien kotor
• Kulit tubuh klien kotor dan kering.
• Kebutuhan sehari-hari klien terlihat dibantu oleh keluarga.
BPH ↓
Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih
dan mendesak sel-sel syaraf sekitar ↓
Nyeri ↓
Keterbatasan aktivitas ↓
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien dibantu
↓
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene
Gangguan
pemenuhan ADL : Personal Hygiene
DS :
• Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasa nyeri.
•
Klien mengatakan semalam hanya tidur selama + 2 jam saja, sedangkan tidur siangnya mulai jam 14.00 – 15.30 WIB.DO :
• Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. • Tanda-tanda vital : - TD : 120/70 mmHg - R : 18 x/menit - N : 76 x/menit
-
S : 36,7o C. BPH ↓Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih
dan mendesak sel-sel syaraf sekitar ↓
Nyeri ↓
Merangsang aktivasinya RAS (Reticulo Activity System) sebagai pusat jaga di
formatio retikularis ↓
Klien sering terjaga ↓
Pemenuhan istirahat tidur klien t erganggu
Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur
1 2 3
•
Klien dan keluargamengatakan khawatir dengan kondisi klien.
• Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien. DO :
•
Klien dan keluarga tampak sering bertanya pada perawat tentang keadaan klien.↓
Kompleksnya perawatan dan pengobatan yang diperlukan
↓
Kurangnya informasi bagi klien dan keluarga
↓
Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur pengobatan dan
atau perawatan ↓ Stressor ↓ Stress psikologik ↓
Gangguan rasa aman : cemas sedang
aman : cemas sedang
c.
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme akibat dari pemasangan kateter dan infus.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS diformatio retikularis.
5. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
6. Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien.
2.
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
1 2 3 4 5 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
Tupan
Rasa nyaman klien terpenuhi
Tupen
Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria evaluasi : Klien mengatakan nyerinya berkurang Klien dapat beradaptasi dengan nyerinya Skala nyeri men-jadi 1 (dari 0-5)
1. Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan keinginan klien.
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi : nafas dalam ketika rasa nyeri timbul.
4. Lakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien ngobrol ketika klien merasa nyeri.
5.
Lanjutkan pemberian obat analgetik : Tradosik 2 x 1 ampul per IM.6. Kaji ulang tingkat nyeri klien. 1. Memberikan rasa kenyamanan bagi klien. 2. Untuk mengetahui perkembangan dan keadaan klien. 3. Teknik relaksasi akan menghambat reseptor nyeri di dorsal horn sehingga nyeri berkurang. 4. Distraksi
bekerja di corteks cerebri dengan cara mengalihkan
perhatian persepsi nyeri kepada persepsi dengar.
5. Dengan
memberi-kan obat analgetik, efek obat akan menekan reseptor nyeri di dorsal horn.
6. Dengan
mengkaji tingkat nyeri klien, dapat diketahui dan ditentukan langkah selanjutnya. 2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan dengan adanya port de entry mikro organisme akibat dari pemasangan kateter dan infus.
Tupan :
Infeksi tidak terjadi Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari tidak terdapat tanda-tanda infeksi, dengan kriteria evaluasi :
Tidak
terdapat tanda-tanda infeksi dari tempat
pemasangan kateter dan infus.
Tanda-tanda vital dalam batas normal Daerah genetalia dan selang kateter dalam kedaan 1. Monitor tanda-tanda peradangan dan infeksi. 2. Observasi tanda-tanda vital tiap shif.
3.Kolaborasi untuk pemberian tranfusi
4.Lakukan perawatan kateter dengan menggunakan teknik aseptic dan anti septic.
5. Ganti alat tenun setiap hari.
6. Lanjutkan pemberian
1.
Observasi tanda-tandaperadangan dapat mengenal lebih dini bila terjadi infeksi. 2. Mengetahui
fluktuasi tanda-tanda vital bila terjadi infeksi.
3. Tranfusi membantu
meningkatkan Hb sehingga diharapkan daya tahan tubuh meningkat.
4. Kateter yang sudah terpasang lama dan kotor merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. 5. Dengan
mengganti alat tenun diharapkan dapat
1 2 3 4 5 bersih. analgetik sesuai order
yaitu Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV. meminimalkan terjadinya infeksi. 6. Ceftriaxon berfungsi sebagai bakterisida sehingga kuman yang ada dapat terbunuh/ diminimalisasi. 3. Gangguan peme nuhan kebutuhan sehari-hari : personal hygiene berhubungan dgn adanya keterba-tasan aktivitas. Tupan : Kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi. Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi: Kulit klien dalam keadaan bersih. Gigi klien dalam keadaan bersih. Keluar ga terlibat dalam pemenuhan personal hygiene klien. 1. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene yaitu: Mandi seka Gosok gigi 2. Libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene klien 3. Observasi tanda-tanda vital klien setelah melakukan aktivitas personal hygiene. 4. Beri reinforcement positif bila klien mampu
melakukan personal hygiennya secara mandiri sesuai dengan kemampuan-nya. 1. Bantuan yang diberi-kan dapat memudah-kan terpenuhinya kebutuhan personal hygiene tanpa mem- buat klien lemah. 2. Keluarga merupakan
support system bagi klien sehingga klien termotivasi untuk melakukan personal hygine. 3. Tanda-tanda vital merupakan indikator terjadinya perubahan status kesehatan. 4. Reinforcment positif dapat meningkatkan harga diri klien dan memotivasi klien untuk melakukan kembali aktivitas sehari-harinya. 4. Gangguan peme nuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS diformatio retikularis. Tupan : Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi. Tupen :
Klien dapat tidur cukup dalam waktu 3 x 24 jam, dengan kriteria : • Tidak tampak lingkaran hitam pada daerah periorbital.
• Klien dapat tidur dengan nyenyak. • Klien tidak
sering terbangun dari tidurnya. • Jumlah jam tidur
klien cukup 7-8 jam/hari. • Lingkungan
1.
Jelask an pada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi klien.2.
Kura ngi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur denganmenciptakan
lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur.
1. Mena mbah wawasan pengetahuan kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi kesem-buhan klien. 2. Deng an lingkungan tenang, aman, dan nyaman akan merangsang aktivasi BSR (bulbar synchronizing region) sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi
1 2 3 4 5 sekitar klien
tenang, aman, dan nyaman
untuk klien tidur.
3.
Aturposisi klien yang nyaman untuk tidur dgn berikan posisi semifowler 30–450.
4. Anjur
kan klien untuk minum susu hangat sebelum klien tidur.
5.
Anjurkan dan bimbing klien untuk berdo’a sebelum tidur. lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman akan mendukung klien untuk tidur 3. Posisi yang nyaman dapat menstimulasi klien untuk tidur.
4. Susu mengandung triptofan yang dapat merangsang BSR sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi untuk tidur. 5. Deng an berdo’a dapat menenangkan klien secara psiko-logis dan spiritual saat akan menjelang tidur. 5. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter. Tupan :
Pola eliminasi BAK klien kembali normal. Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat beradaptasi dengan pemasangan kateter, dengan criteria evaluasi : Klien mengung-kapkan secara verbal dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter. Aliran
urine dari kateter lancar Selang kateter tidak terlipat/dalam keadaan 1. Berikan penjelasan kepada klien tentang indikasi dilakukan pemasangan selang kateter. 2. Posisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine. 3. Observasi keluaran urine pada urine bag
4. Jelaskan kepada klien bahwa pemasangan kateter tidak untuk selamanya. 1. Pengetahuan klien tentang indikasi dipasangnya kateter akan mendorong penerimaan
peruba-han pola berkemih.
2.
Hambatan aliran memungkinkan urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menyebab-kan klien merasa lebih tidak nyaman. 3. Diharapkan dapatdiketahui kelancaran aliran urine dan dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan pada fungsi filtrasi.
4.
Diharapkanklien dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter.
1 2 3 4 5 terfiksasi dengan baik. 6. Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. Tupan:
Rasa aman klien terpenuhi Tupen: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari, diharapkan
pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan klien bertambah, dengan
kriteria:
- Kl
ien dan keluarga tidak mengeluh merasa khawatir tentang penyakit klien.
- Kl
ien dan keluarga secara verbal mengatakan mengerti tentang penjelasan dari perawat. - Ek spresi wajah klien tenang. 1. Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien
dan keluarga.
2. Bantu klien untuk menyesuaikan
dirinya dengan kehidupan di RS.
3. Diskusikan
bersama klien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, proses penyembuhan dan perawatan klien. 4. Beri penjelasan
pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS.
5. Kaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.
6. Kaji ulang tingkat kecemasan klien.
7. Beri reinforcement positif bila klien dan keluarga mampu mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan 1. Dengan adanya hubungan saling percaya klien mau
mengungkapkan masalah dan perasaannya pada perawat. 2. Dengan penyesuaian kehidupan di RS klien akan terbiasa dengan keadaan lingkungan di RS demi kesembuhannya. 3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien dan keluarga sehingga mengurangi kecemasan. 4. Diharapkan dapat menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan klien dan dapat membantu mengurangi kecemasan pada klien.
5.
Dapat diketahui sejauh mana pemahaman klien dan keluarga sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya.6.
Diharapkan dapat diketahui tingkat kecemasan klien setelah diberikan penjelasan tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.7.
Diharapkan motivasi klien bertambah dan meningkatkan semangat klien sehingga mengurangi kecemasan.1 2 3 4 5 perawatan.
3.
Pelaksanaan
Tanggal Waktu Pelaksanaan dan Eevaluasi No.DP Paraf
1 2 3 4 5
06 Juli 2010 07.45
Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan keluarga dengan cara perawat memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan. Hasil :
Perawat memperkenalkan diri, klien dan keluarganya tampak mau berinteraksi dengan perawat seta mau menerima kehadiran perawat.
6
07.55
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien Hasil :
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.
2 08.00
Mempertahankan posisi semi fowler Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o
.
1 08.10
Mengkaji tingkat nyeri klien Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
1 08.15
Mengukur tanda-tanda vital klien Hasil : TD : 120/70 mmHg Nadi 76 x/mnt R : 18 x/mnt S : 36,7oC 1 & 2
1 2 3 4 5 09.00
Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV.
Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
2
09.05
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik 1 ampul per IM.
Hasil :
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
1
10.00
Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan kateter dan infus seperti bengkak, kemerahan, dll.
2
10.25
Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien ngobrol ketika klien mengeluh nyeri pada daerah kandung kemihnya.
Hasil :
Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri teralihkan karena klien terfokus dengan topik yang sedang dibicarakan antara klien dan perawat.
1
11.10 Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan
tidak terhambatnya aliran urine, yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar.
5
13.05 Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan rumah sakit. Hasil :
Perawat mengorientasikan pada klien tentang keadaan lingkungan sekitar & keadaan lingkungan rumah sakit.
6
13.10
Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien dan keluarga untuk membahas pengetahuan klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan bagi klien.
6
13.20
Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat dirumah sakit.
Hasil :
Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan dari perawat tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan pearwatan.
1 2 3 4 5 13.25
Mengkaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
6
13.30
Mengkaji ulang tingkat kecemasan klien. Hasil :
Klien terlihat tampak tenang dan exspresi muka terlihat lebih bahagia.
6
13.35
Memberikan reinforcement positif pada klien dan keluarga setelah klien dan keluarga mengungkapkan kembali pemahamannya tentang keadaan klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengungkapkan kembali tentang keadaaan klien seperti yang telah dijelaskan oleh perawat.
6
07 Juli 2010 07.10
Mengobservasi keluaran urine pada urine bag. Hasil :
Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran urine sebanyak + 2400 cc / 24 jam (tgl.
8-8-2005 jam 07.00
s/d tgl. 9-8-2005 jam 07.00
WIB).
5
07.15
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien Hasil :
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.
2 07.30
Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien yaitu : Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat tidur dengan menggunakan sabun.
Hasil :
Klien mengatakan badannya lebih segar setelah mandi seka, tubuh klien bersih dan tercium harum, gigi klien bersih dan tidak tercium bau mulut.
3
08.00 Memberikan reinforcement positif pada klien karena
telah memenuhi kebutuhan personal hygienenya meskipun dibantu oleh perawat.
Hasil :
Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri.
3
08.05 Anjurkan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
tubuh klien. Hasil :
Keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan tubuh klien.
3
08.10 Mempertahankan posisi semi fowler
Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o
.
1 08.20
Mengkaji tingkat nyeri klien Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
1 2 3 4 5 08.30
Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
Daerah tempat pemasangan infus terdapat bengkak dan kemerahan serta saat ditekan klien mengeluh nyeri, sementara pada daerah tempat pemasangan kateter tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi.
2
08.40
Mengukur tanda-tanda vital klien Hasil : TD : 120/80 mmHg Nadi 82 x/mnt R : 22 x/mnt S : 37,8oC 1, 2 dan 3 08.55
Meng-aff infus pada lengan kiri klien yang mengalami phlebitis
Hasil :
Infus pada lengan kiri klien telah dilepas dan daerah tempat pemasangan difiksasi dengan kapas alkohol dan plester.
2
09.05
Memasang infus pada klien dilengan sebelah kanan. Hasil :
Infus telah terpasang dilengan sebelah kanan klien, terfiksasi dengan baik, tetesan infus lancar dan tidak ada keluhan apapun dari klien setelah pemasangan.
2
09.20 Mengompres dengan kassa alkohol pada lengan
sebelah kiri klien yang bengkak akibat pemasangan infus.
Hasil :
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyerinya berkurang.
2
09.40 Mengajarkan pada klien teknik relaksasi nafas dalam
yang dapat dipergunakan apabila klien merasa nyeri Hasil :
Klien dapat mengerti penjelasan perawat dan dapat memperagakan teknik relaksasi nafas dalam.
1
10.00 Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon
1 x 1 gr per IV. Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
2
10.05
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik 1 ampul per IM.
Hasil :
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
1
10.20
Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tujuan dari pemasangan selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan yang berada didalam kandung kemih.
Hasil :
Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan pemasangan selang kateter.
1 2 3 4 5 10.25
Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa pemasangan selang kateter tidak untuk selamanya.
Hasil :
Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan dari perawat.
5
11.00
Melakukan perawatan pada daerah genetalia dan selang kateter dengan teknik aseptik dan antiseptik. Hasil :
Daerah genetalia telah dilakukan perawatan, begitupun dengan selang kateter. Tempat pemasangan kateter terbungkus kassa bethadine.
2
11.10
Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar.
5
12.20
Berkolaborasi untuk memberikan tranfusi pada klien. Hasil :
Klien mendapatkan tranfusi sebanyak 1 labu dan selama tranfusi klien tidak tampak menggigil.
2
13.05
Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya tidur bagi klien.
Hasil: klien mengerti dan faham terhadap pentingnya tidur bagi klien.
4
13.10
Menganjurkan pada klien untuk meminum susu hangat sebelum tidur.
Hasil :
Klien mengatakan saat ini tidak mempunyai susu dan akan membelinya nanti.
4
13.15
Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur, seperti; menganjurkan klien dan anggota keluarga lainnya untuk tenang selama diruang perawatan, menjauhkan klien dari kemungkinan terjadinya injury, dan mengatur posisi tidur klien semifowler untuk klien tidur.
Hasil:
Lingkungan perawatan klien tenang, klien terhindar dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur, dan posisi klien saat akan tidur berada pada posisi semifowler.
4
13.18
Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler. Hasil :
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o
.
1 & 4 13.20
Membimbing dan menemani klien berdo’a sebelum tidur.
Hasil: klien berdo’a sebelum dirinya tidur.
4
4.
Evaluasi
Tanggal DP Catatan Perkembangan Paraf
1 2 3 4
07 Juli 2010 3 S :
1 2 3 4 pentingnya perawatan diri bagi klien.
•
Klien mengatakan merasa lebih segar setelah hari ini menggosok gigi dan dimandikan dengan cara dilap oleh perawat.• Klien mengatakan kukunya telah digunting dengan gunting kuku.
• Klien dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan diri klien.
O:
• Klien mampu melakukan aktifitas sendiri diatas tempat tidur. • Kuku klien pendek dan bersih.
•
Badan klien tampak bersih dan tercium harum.•
Gigi klien tampak bersih dan tidak tercium bau mulut. • Rambut klien tampak rapih.A :
Masalah teratasi. 07 Juli 2010 6 S :
• Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
•
Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah tidak terlalu khawatir lagi dengan kondisi klien setelah diberi penjelasan oleh perawat.O :
• Ekspresi wajah klien tampak tenang
• Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien.
A :
Masalah teratasi 08 Juli 2010 1 S :
• Klien mengatakan nyerinya masih terasa meskipun saat ini sudah terasa berkurang.
• Klien mengatakan masih merasa nyeri apabila kandung kemihnya ditekan.
O :
• Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan merasakan sedikit nyeri.
• Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
• Skala nyeri turun dari skala 3 menjadi skala 2 (skala 0-5). A :
Masalah teratasi sebagian. P :
Lanjutkan intervensi No. 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 I :
• Menganjurkan klien untuk tetap melakukan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul
• Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien ngobrol saat nyeri timbul
• Melanjutkan pemberian obat analgetik : Tradosik 2 x 1 ampul per IM.
1 2 3 4 • Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul
• Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri klien teralihkan.
08 Juli 2010 4 S:
• Klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak dan tidak sering terbangun karena nyeri.
• Klien dan keluarga mengatakan jumlah tidurnya ± 8-9 jam sehari.
O:
• Klien tampak segar dan tidak sayu.
• Tidak terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. • Klien tampak tidur siang dengan nyenyak.
•
Lingkungan ruang perawatan klien tenang. A :Masalah teratasi. 08 Juli 2010 2 S :
• Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena daerah pemasangan kateter dan selang kateter telah dibersihkan oleh perawat
• Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan.
O :
• Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih • Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien masih
terlihat bengkak walaupun sudah berkurang dibandingkan hari sebelumnya
•
Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.A : Masalah teratasi sebagian P :
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6 I :
• Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi • Mengobservasi tanda-tanda vital klien
•
Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada lengan sebelah kiri dengan kassa alkohol• Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV • Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb
E :
•
Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah daerah bekas pemasangan infus dikompres dengan kassa alkohol.• Tanda-tanda vital klien :
- Tekanan Darah : 110/70 mmhg - Nadi : 80 kali/menit
-
Respirasi : 20 kali/menit-
Suhu : 37,20C
• Hasil laboratorium tanggal 10 Agustus 2005 :
-
Hb : 10,2 gr/dl-
Ht : 31 %-
Leuko : 9.900 /mm31 2 3 4
•
Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftrizxon 1 x 1 gr perIV yang diberikan pada jam 10.00WIB.
08 Juli 2010 5 S :
•
Secara verbal klien mengatakan telah menerima perubahan pola berkemihnya.•
Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah posisi walaupun selang kateter masih terpasang.• Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman dengan terpasangnya selang kateter.
O :
•
Selang kateter masih terpasang.•
Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien.•
Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaranurine + 2300 cc / 24 jam (tgl. 9-8-2005 jam 07.00
WIB s/d tgl. 10-8-2005 jam 07.00WIB).
A :
Masalah teratasi sebagian P :
Lanjutkan intervensi no 2 I :
•
Memposisikan selang kateter agar tidak terlipat dan memfiksasinya dengan baik.E :
•
Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik.•
Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang kateter.•
Aliran keluaran urine dari kateter lancar.09 Juli 2010 1 S :
• Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
•
Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya. O :•
Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa nyeri.• Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya ditekan.
• Tidak terdapat distensi kandung kemih
• Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
•
Skala nyeri turun menjadi skala 1 (skala 0-5). A : Masalah teratasi.09 Juli 2010 2 S :
• Klien mengatakan hari ini kassa bethadine ditempat pemasangan kateter belum diganti
•
Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah berkurang.O :
• Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter belum diganti
•
Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien bengkaknya tampak berkurang dibanding hari sebelumnya • Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi1 2 3 4 pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
A :
Masalah teratasi sebagian P :
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6 I :
• Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik & antiseptik • Mengompres daerah bekas pemasangan infus dengan alkohol • Mengobservasi tanda-tanda vital klien
• Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV E :
• Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan kateter • Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri setelah
perawat mengompresnya dengan kassa alkohol
•
Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV yang diberikan pada jam 09.30• Tanda-tanda vital klien :
-
Tekanan Darah : 120/70 mmhg-
Nadi : 76 kali/menit-
Respirasi : 18 kali/menit-
Suhu : 370 C 09 Juli 2010 5 S :•
Secara verbal klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan pemasangan selang kateter dan perubahan pola berkemihnya.• Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu dengan terpasangnya selang kateter.
•
Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran urine + 2500 cc / 24 jam (tgl. 10-8-2005 jam 07.00WIB s/d tgl. 11-8-2005 jam 07.00WIB).
O :