LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN
Fitri Rahayu, S. Farm 063202055
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 28 BELAWAN - MEDAN
Disusun Oleh: Fitri Rahayu, S. Farm
NIM: 063202055
Apotek Kimia Farma No. 28 Pembimbing,
Sartika M. Sinaga, S. Si, Apt
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP: 131 283 716
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, penulis mampu menyelesaikan Praktik Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No. 28 Belawan dan menyusun laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Hendra Farma Johar MSi, Apt, sebagai Bisnis Manager apotek Kimia Farma Medan dan Ibu Sartika M. Sinaga, S.Si, Apt, selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma No. 28 Belawan, staf serta karyawan PT Kimia Farma Apotek Medan yang telah berkenan memberikan fasilitas selama melaksanakan Latihan Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No. 28 Belawan.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra Apt sebagai Dekan Fakultas Farmasi USU dan Bapak Drs Wiryanto, MS, Apt, sebagai koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU.
3. Seluruh Teman seperjuangan yang melakukan Latihan Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No. 28 Medan atas bantuan dan kerja sama yang diberikan.
Semoga Tuhan menbalas Budi baik Bapak, Ibu dan teman seperjuangan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Medan, 5 juli 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN... .ii
KATA PENGANTAR ... .iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... v
BAB I KIMIA FARMA ... 1
1.1Sejarah Kimia farma ... 1
1.2Bisnis Kimia Farma ... 1
1.2.1 Holding... 1
1.2.2 Anak Perusahaan... 4
1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan ... 7
1.3.1 Bisnis manager ... 7
1.3.2 Store Manager Apotik Kimia Farma... 7
II MANAJEMEN PENGADAAN... 9
2.1 Arti Pengadaan ... 9
2.2 Syarat-syarat Di Dalam Fungsi pengadaan ... 9
2.3 Sistem Pengadaan Barang ... 10
2.4 Penetapan Kebijaksanaan Pembeli... 10
2.5 Sistem Pembelian ... 15
III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 18
3.1 Pelayanan Resep... 18
3.2 Pelayanan Swamedikasi ... 33
IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39
V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1Kesimpulan... 42
5.2Saran ... 42
Daftar Pustaka ... 43
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2.2 Apotek Kimia Farma... .6
Tabel 2.3 Pareto Analysis ... .13
Tabel 3.1.1. Spesialite ObatResep I ... .19
Tabel 3.1.1. Spesialite ObatResep I ... .19
Tabel 3.1.2. Spesialite Obat Resep II... .22
Tabel 3.1.3. Spesialite Obat Resep III... .26
Tabel 3.1.4. Spesialite Obat Resep IV ... .28
Tabel 3.1.5. Spesialite Obat Resep V... .31
Tabel 3.2.1 Spesialite Obat Swamedikasi I... .33
Tabel 3.2.2 Spesialite Obat Swamedikasi I... .33
Tabel 3.2.2 Spesialite Obat Swamedikasi III ... .34
Tabel 3.2.4 Spesialite Obat Swamedikasi IV... .35
Tabel 3.2.5 Spesialite Obat Swamedikasi V ... .36
Tabel 3.2.6 Spesialite Obat Swamedikasi VI... .36
Tabel 3.2.7 Spesialite Obat Swamedikasi VII ... .37
Tabel 3.2.8 Spesialite Obat Swamedikasi VIII ... .37
Tabel 3.2.9 Spesialite Obat Swamedikasi IX... .38
BAB I KIMIA FARMA
1.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding
PT Kimia Farma Tbk
Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : a. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.
b. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.
c. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.
d. Pabrik (Industri Farmasi)
Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini
telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati (bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam.
Laboratorium Klinik
Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati pengakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu : pemeriksaan atas permintaan sendiri (APS), pemeriksaan atas permintaan dokter (APD), medical check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri, pemeriksan rujukan.
Klinik
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan.
Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.
1.2.2 Anak Perusahaan
A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Traiding & Distribution (KFTD) sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu
tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.
Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karena nya perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.
Jalur Usaha :
Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipak Kimia Farma dan prinsipal Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari :
• Consumer Health Product : - OTC Chemical - OTC Herbal - Kosmetik - Body Care - Food Supplement • Ethical • Generik • Lisensi • Narkotika • Kontrasepsi • Bahan Baku • Alat Kesehatan
• Jasa Perdagangan atau Trading
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.
B. PT Kimia Farma Apotek Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi
PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.Apotek kimia farma yang ada di Indonesia :
No. Provinsi No. Provinsi
1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung
2. Banten 17. Lampung
3. Bengkulu 18. Maluku
4. DIY 19. Maluku Utara
5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam
7. Irian Jaya 22. NTT
8. Jambi 23. Riau
9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara Tabel 1.2.2 Apotek kimia farma yang ada di Indonesia
1.3 PT Kimia farma Apotek Bisnis Manager Medan 1.3.1 Bisnis Manager
A. Visi dan Misi
Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global
Misi : Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk meenuhi kebutuhan masyarakat.
Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance.
Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.
1.3.2 Store Manager Apotik Kimia Farma
Apotik Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu :
Kimia Farma 2 R.S. Inalum Kimia Farma 14 R.S. Pirngadi
Kimia Farma 27 Palang merah ( pusat) Kimia Farma 27 M3 Palang merah Kimia Farma 28 Belawan
Kimia Farma 29 P. Siantar 1
Kimia Farma 30 Tebing Tinggi Kimia Farma 39 Sei Kambing Kimia Farma 41 Kaban Jahe
Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat Kimia Farma 84 Tanjung Balai Kimia Farma 85 P. Siantar 2 Kimia Farma 90 Kisaran Kimia Farma 106 Aksara
Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Kimia Farma 160 Setia Budi
Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan Kimia Farma Basri
BAB II
MANAJEMEN PENGADAAN
2.1 Arti Pengadaan
Pengadaan barang dalam sehari-hari disebut juga pembelian dan merupakan titik awal dari pengendalian persedian. Jika titik awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit dikontrol.
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan (dengan peramalan yang baik), mau pun penganggaran. Di dalam pengadaan dilakukan proses pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran. Pelaksanaan dari fungsi pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian.
Pembelian harus menyesuaikan dengan hasil penjualan, sehingga ada keseimbangan antara penjualan dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya antara pembeliaan dengan penjualan total, tetapi harus diperinci yaitu antara penjualan dan pembelian dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras harus terbeli dalam jumlah relatif banyak dibanding obat yang laku lambat.
2.2 Syarat-Syarat di dalam Fungsi Pengadaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam fungsi pengadaan, antara lain : 1. Doelmatig, artinya sesuai tujuan/sesuai rencana
2. Rechmating, artinya sesuai hak/sesuai kemampuan.
3. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaannya haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Untuk Pengadaan Obat, WHO memperkenalkan sistem VEN (Vital, Essensial, Non Essensial), dengan mengatur pengadaan dari hanya item-item “V”, kemudian item-item “E”, yang apabila diperlukan, tentukan dengan tepat prioritas di antara item-item tersebut dan akhirnya apabila dana yang tidak dialokasikan tersisa/tersisa, untuk diatur untuk pengadaan item-item “N”. VEN untuk tiap negara akan berbeda penggolongannya.
2.3 Sistem Pengadaan Barang
Sistem pengadaan barang dikatakan baik apabila pembelian memenuhi ketentuan, yaitu :
a. komposisi produk sesuai dengan kebutuhan
b. mampu melayani jenis produk yang diperlukan pasien
c. jumlah pembelian untuk keperluan rutin sebulan telah menunjukkan keseimbangan dengan penjualan secara proporsional.
Berapa banyak kebutuhan setiap produk produk dalam satuan waktu tertentu (misalnya seminggu atau sebulan) dapat dilihat dari kartu barang atau kartu stok. Barang yang harus dibeli perlu disiapkan daftar harga produk suatu pabrik farmasi yang diedarkan oleh distributor dalam menawarkan barangnya.
Dalam pembelian harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain : a. Harga yang kompetitif
b. Pelayanan yang cepat
c. Pemberian kredit yang menguntungkan dengan tingkat harga yang kompetitif. 2.4 Penetapan Kebijaksanaan Pembelian
Semua pertimbangan harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan (pengadaan) barang yaitu :
a. Keseimbangan persediaan dan permintaan barang b. Semua permintaan konsumen dapat dipenuhi c. Tidak terjadi kelebihan persediaan
Kebijaksanaan yang diambil harus sesuai dan cukup ekonomis dilihat dari segi penggunaan dana yang tersedia, efisien, dan efektif. Faktor yang harus diperhatikan adalah :
a. Waktu pembelian
Waktu pembelian adalah kapan suatu produk harus dibeli. Hal tersebut bukan mengenai tanggal, hari dan bulan, tetapi mengenai keadaan persediaan barang untuk menetapkan waktu pembeliaan.
b. Lokasi
Lokasi apotek di mana banyak terdapat PBF seperti di kota-kota besar sangat memudahkan untuk melakukan pembelian dibanding dengan lokasi apotek di daerah terpencil. Perbedaannya terletak pada lamanya waktu yang diperlukan
antara pesanan dan diterimanya barang. Bagi apotek yang lokasinya jauh dari PBF perlu diperhitungkan stok obat yang ada dengan lamanya pesanan sampai barang itu dapat diterima, agar jangan sampai kehabisan sebelum pesanan barang datang. Oleh karena itu perlu menetapkan keadaan persediaan barang yang aman.
c. Frekuensi dan volume Pembelian
Makin kecil volume barang yang dibeli waktu pembelian, maka makin tinggi frekuensinya dalam melakukan pembelian. Sebaliknya bila volume pembelian barang besar maka frekuensi pembelian jadi rendah.
Bila frekuensi pembelian tinggi akan menyebabkan makin banyak volume pekerjaan seperti dalam :
a. Menerima barang yang datang b. Memeriksa barang yang datang
c. Pencatatan perincian barang atau pembelian d. Mengatur barang di lemari gudang
e. Mencatat dalam kartu barang f. Peningkatan pekerjaan administrasi
g. Peningkatan frekuensi pembayaran tagihan.
Sebaliknya bila volume pembelian besar akan menurunkan pekerjaan, tetapi besarnya volume pembelian akan menimbulkan masalah :
a. Diperlukan ruangan penyimpanan barang yang besar
b. Resiko barang yang rusak, kadaluarsa obat menjadi lebih tinggi
c. Pengaruh pada keuangan cukup besar karena banyak tagihan hutang cepat. Besarnya volume pembelian ditetapkan berdasarkan kebutuhan dalam satuan waktu dan unit masing-masing obat. Berhasil tidaknya tujuan usaha tergantung pada kebijaksanaan dalam pembelian.
Cara melakukan pembelian dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Hand to mouth buying, yaitu pembelian dalam jumlah terbatas. 2. Pembelian secara spekulasi
3. Cara intuisi
4. Cara defekta yang sistematis 5. Pembelian berencanaan
Cara ini erat hubungannya dengan pengendalian persedian barang. Pengawasan stok obat/barang dagangan adalah penting untuk mengetahui mana obat/barang yang laku keras dan mana yang laku lambat. Selanjutnya dapat dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan kebutuhan per item.
Pengendalian dan pengawasan barang dapat dilakukan dengan : a. Membandingkan jumlah pembelian dengan penjualan tiap bulan. b. Kartu gudang, untuk mencatat mutasi obat atau beberapa item.
Beberapa cara dalam sistem pengendalian persediaan (pengadaan) sebagai berikut :
1. Two and bag account system (Two Bin system)
Dengan menggunakan 2 kantong (bin), di mana kantong pertama merupakan tempat persediaan pada tingkat reorder point dan berfungsi sebagai persediaan cadangan (reverse inventories). Persediaan selebihnya (sisanya) ditempatkan pada kantong kedua. Cara penggunaannya adalah mula-mula dipakai persediaan di kantong kedua sampai habis. Pada saat habis maka pemesanan kembali harus dilakukan sebelum barang/obat yang dipesan tiba di gudang, kantong pertama digunakan. Apabila obat yang dipesan tiba di gudang, kantong pertama diisi kembali sesuai jumlah semula (sebagai cadangan) dan sisanya dimasukkan dalam kantong kedua, begitu seterusnya. Cara atau sistem ini cukup sederhana, mudah pengendaliannya mau pun pencatatannya.
2. One storage bin system (One Bin System)
Dengan menggunakan satu kantong persediaan. Di dalam kantong persediaan (storage bin) ini diadakan pembagian terhadap persediaan menjadi dua bagian :
Bagian I = untuk memenuhi kebutuhan rutin
Bagian II = untuk memenuhi kebutuhan selama periode pengisian kembali. 3. Fixed Order Period System (Reorder Cycle System = Sistem Waktu Pesanan
Tetap)
Dengan memesan pada waktu-waktu tertentu, misal setiap awal bulan tanpa mengindahkan tingkat persediaan yang tergantung pada pemakaian selama interval waktu tersebut. Jumlah yang dipesan tidak boleh melebihi suatu batas
maksimum yang telah ditentukan. Pada sistem ini, ada dua nilai yang harus ditentukan yaitu :
• interval waktu pemesanan
• batas maksimum persediaan pada setiap kali diadakan pemesanan. Oleh karena jarak atau interval waktu antara pesanan-pesanan tersebut tetap, maka pengendalian lebih mudah dilakukan tetapi apabila terjadi ketidaktepatan di dalam penentuan batas maksimum persediaan dapat mengakibatkan persediaan yang berlebihan atau pun kehabisan persediaan.
4. Fixed Order Quantity System (Sistem Jumlah Pesanan Tetap)
Yaitu untuk suatu barang/obat tertentu, jumlah yang dipesan dari pemasok adalah tetap pada titik kritis.
Jumlah ini adalah suatu jumlah yang paling ekonomis ditinjau dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Untuk sistem jumlah pesanan tetap, ada dua nilai yang harus ditentukan untuk setiap jenis barang/obat, yaitu:
• berapa jumlah yang harus dipesan • kapan harus dilakukan pemesanan
5. Economic Order Quantity (Jumlah Pemesanan yang Ekonomis)
Jumlah pesanan hendaknya mengeluarkan biaya-biaya yang ditimbulkannya dari adanya pesanan tersebut dan penyimpanannya minimal. Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis, harus diusahakan untuk memperkecil biaya-biaya pemesanan (order cost) dan biaya-biaya penyimpanan (carrying cost/holding cost)
6. ABC Analysis Method (Metode Analisis ABC)
Metode ini menekankan pada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi/mahal. Dalam persediaan terdiri dari berbagai jenis obat yang mempunyai nilai penggunaan yang berbeda-beda.
Tabel 2.4Pareto Analysis
Kelompok Jumlah Item Jumlah Nilai
20% 30% 50% 75% 20% 5% A B C 100% 100%
7. Kombinasi antara EOQ dengan analisa ABC
Kombinasi ini ditekankan pada jumlah persediaan pengaman (safety stock) dan periode pesanan/frekuensi pesanan per periode tertentu (N kali pesan), terutama untuk kelompok A dengan persediaan pengaman yang sedikit dengan periode pesanan sesering mungkin. Untuk kelompok C sebaliknya
8. Safety Stock (Persediaan Pengaman)
Adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stock out) yang disebabkan karena adanya permintaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau karena keterlambatan barang yang dipesan sampai di gudang penyimpanan (lead time yang lebih lama dari perkiraan semula), dengan menentukan/menghitung besarnya persediaan pengaman yang kemudian diikuti dengan sistem jumlah pesanan tetap atau EOQ.
Sistem jumlah pesanan tetap dan waktu pesanan tetap didasarkan pada stastistik yang akhirnya dengan membuat jadwal waktu pengadaan untuk semua jenis barang/obat yang diperlukan dan jumlah untuk masing-masing item yang akan dipesan.
Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu :
a. Penggunaan bahan baku rata-rata. b. Faktor waktu
c. Biaya-biaya yang digunakan. 9. Komputerisasi
Dari cara-cara pengendalian persediaan tersebut di atas, dapat dipadukan, digabungkan dan dikembangkan di dalam program komputer, dengan bantuan program komputer dan System Analyst Computer yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk penggunaannya, antara lain :
- jenis organisasi (apotek, PBF, dsb) - besar kecilnya organisasi
- beban kerja - fasilitas
2.5Sistem Pembelian
a. Standar Sistem Prosedur Operasional Tahap I : Pengiriman daftar kebutuhan
Petugas penjualan membuat daftar kebutuhan barang melalui dokumen daftar permintaan barang apotek (order list-OL)
Mengirim OL ke fungsi gudang Tahap II : Penyiapan defecta
Petugas gudang berdasarkan OL menginventarisir saldo persediaan barang di gudang dan mencatat di defecta barang
Mengirim defecta ke fungsi pembelian Tahap III : Perencanaan dan pembelian
Petugas pembelian menyiapkan surat pesanan (SP), memilih supplier
yang dapat memberikan harga relatif lebih murah dibanding dengan
supplier lainnya
Melakukan negosiasi mengenai harga, diskon, masa tenggang pembayaran (tunai atau kredit) dan melaksanakan pembelian
Mengirim SP yang telah disetujui oleh APA ke supplier melalui fax, telepon atau diambil sendiri oleh salesman supplier
Tahap IV : Pemeriksaan dan penerimaan barang
Petugas gudang memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier
sesuai dengan SP, faktur barang
Membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda tangan) berdasarkan fisik barang yang diterima
Tahap V : Pemeriksaan faktur
Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier
Mengirim seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi TU
Tahap VI : Pembukuan
Petugas TU berdasarkan faktur yang ada tanda terima gudang mencatat sebagai barang pembelian apotek
Membukukan pembelian barang di kartu hutang sebagai hutang dagang apotek
Membuat laporan pembelian dan saldo hutang setiap bulannya kemudian melaporkannya ke APA
b. Sasaran
1. Memperoleh harga barang yang lebih murah (lebih efesien) 2. Dapat melayani kebutuhan konsumen (masuk resep-keluar obat) c. Kualifikasi (persyaratan) nya antara lain yaitu memiliki :
Likuiditas yang baik
Petugas yang :
9 Pandai membaca situasi mengenai gejolak harga barang, kapan menimbun barang harus dilakukan
9 Pandai dalam bernegosiasi dengan supplier
9 Memiliki data pareto kebutuhan barang
9 Memiliki data pareto pemasok dan sumber pemasok lainnya
9 Memiliki form record supplier pareto dan kondisi diskonnya d. Indikator
1. Harga pokok penjualan (HPP)
Bila HPP yang diperoleh < dari HPP tahun lalu (HPP apotek pesaing), maka pembelian berfungsi dengan baik
Bila HPP yang diperoleh > dari HPP tahun lalu (apotek pesaing), maka pembelian tidak berfungsi dengan baik
2. Jumlah resep yang ditolak
Bila jumlah resep yang ditolak < dari jumlah penolakan tahun lalu, maka pembelian berfungsi dengan baik
Bila jumlah resep yang ditolak > dari jumlah penolakan tahun lalu, maka pembelian tidak berfungsi dengan baik
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu : 1. Kondisi keuangan
3. Untuk menentukan jumlah yang akan dibeli, ditentukan berdasarkan data histories jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan.
4. Jarak apotek dengan pemasok 5. Kondisi sosial politik
6. Kondisi gudang 7. Tanggal daluarsa
BAB III
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1 PELAYANAN RESEP Resep 1
Resep 1 Dr. Mangatas Silaen R/ Cyprofloxacin 500 mg X S 3 ddt I R/ Asam Mefenamat 500 mg X S 3 ddt I R/ Iberet 500 mg X S 1 dd tab I Pro : Irene
1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri akibat infeksi.
2. Spesialite Obat pada Resep
Tabel 3.1 Spesialite Obat Resep 1No Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. 2. 3 Cyprofloxacin (Kimia Farma) Asam Mefenamat (Kimia Farma) Iberet (Abbot) Siprofloxacin Asam mefenamat Besi(II)sulfat, Vit C, Vit B1, Vit B6, nicotinamide, Vit B12, Vit B2, Ca. Pantotenat Ciproxin® ponstan® Ferolat® K K B Antibiotik Analgesik dan Antiinflamsi Anemia dan kekurangan Vit B komplex
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk nyeri karena infeksi. 4. Pelayanan Informasi
1. Cyprofloxacin(Siproflokxacin500 mg/kapsul)
Kegunaan : untuk antibakteri. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : Obat harus dimakan sampai habis, jangan dihentikan walaupun merasa telah sembuh. Obat ini harus dimakan secara teratur, jangan sampai ada yang terlupakan. Harus diberikan hati-hati pada penderita gangguan SSP, pada penderita fungsi ginjal dosis harus disesuaikan.
Keterangan :
Siprofloxacin adalah antibiotik yang efektif terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.
2. asam Mefenamat(Asam Mefenamat 500mg/tablet)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : Jangan digunakan pada penderita bronkospasma, alergi, dan ibu hamil dan menyusui.
Keterangan :
Asam Mefenamat bekerja menghambat aksi siklooxigenase yang berperan dalam biosintesa prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam menghilangkan rasa sakit , inflamasi.
Resep 2
Resep 2
Dr. Hj. Dosia S.
R/ Amoxsan 500 mg No. X S 2 dd tab I
R/ Asam Mefenamat 500 mg No. X S 2dd tab I R/ CTM No. X S 2 dd tab I R/ Becom C No. V S 1 dd tab I Pro: Asim 1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberiakan dalam resep tersebut disimpulkan pasien menderita demam.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.2 Spesialite Obat Resep 2
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. 2. 3. 4. Amoxsan (Sanbe Farma) Asam Mefenamat (Sanbe Farma) CTM (Kimia Farma) Becom C (Sanbe Farma) Amoksisilina Asam Mefenamat KlorFeniramina Maleat
Vit B1, Vit B2, Vit
B6, Vit B12, Vit C, Vit E, Ca.Pantotenat, Nicotinamid Lapimox® Omestan® Alleron® Becefort® K K K B Antibiotik Anti inflamasi dan analgesik Antihistamin Masa pertumbuhan dan kekurangan vitamin B
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi demam. 4. Pelayanan Informasi
1. Amoxsan (Amoksisilina 500 mg)
Kegunaan : untuk mengobati infeksi saluran pernafasan atas. Bentuk obat : kapsul. Cara pakai : 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang diinformasikan : obat harus dimakan secara teratur sampai habis walaupun sudah merasa sembuh, obat diminum setelah makan, kadang-kadang obat ini akan menyebabkan diare dan bila diarenya berkepanjangan segeralah ke dokter, bila sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal segeralah konsultasi ke dokter, simpan di bawah suhu 25oC, hindarkan dari kelembaban dan cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan :
Amoksisilin adalah antibiotik turunan penisilin semi sintetik, mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, bekerja secara bakterisid dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga plasma sel bakteri keluar dan kemudian pecah.
2. Aam Mefenamat (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan: Jangan digunakan pada penderita bronkospasma, alergi, dan ibu hamil dan menyusui.
Keterangan :
Asam Mefenamat bekerja menghambat aksi siklooxigenase yang berperan dalam biosintesa prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam menghilangkan rasa sakit, inflamasi.
3. CTM (Klorfeniramina maleat 4 mg)
Kegunaan : Antihistamin. Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : Jangan digunakan pada wanita hamil dan menyusui karena resiko efek samping pada bayi, jangan diberikan pada anak-anak pada usia dibawah 2 tahun tanpa petunjuk dokter, jangan mengendarai kendaraan dan menghidupkan mesin setelah minum obat ini karena menyebabkan ngantuk.
Keterangan :
Klorfeniramina maleat merupakan antihistamin H1 bekerja secara antagonis kompetitif terhadap efek anti histamin pada reseptor H1
Resep 3
Resep 3
Dr. Fransiskus Anjasrin R/ Ponstan 500 mg No X S 3 dd tab 1
Pro : Fauzy Herlina 1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan pasien menderita sakit gigi
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.3 Spesialite Obat Resep 3
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. Ponstan (Pfizer)
Asam Mefenamat Anastan® K Analgesik dan anti inflamasi
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena semua obat yang diberikan bertujuan untuk mengatasi sakit gigi.
4. Pelayanan Informasi
1. Ponstan (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik adn anti inflamasi.Bentuk obat : larutan. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : sebaiknya diminum sesudah makan, hati-hati jika digunakan pada wanita hamil damam menyusui, hati-hati pada pasien yang menderita hipersensitifitas terhadap golongan obat NSAID.
Keterangan :
Asam mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi, bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik.
Resep 4
Resep 4
Drg. Irwan Amin
R/ Clindamicin 150 mg No. X S 3 dd tab I
R/ Asam Mefenamat 500 mg No. X S 3 dd tab I
Pro: Marniati 1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep tersebut disimpulkan pasien mengalami sakit gigi.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.4 Spesialite Obat Resep 4
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. 2. Clindamicin (Kimia Farma) Asam Mefenamat (Sanbe Farma) Klindamisin HCl Asam mefenamat Clinoma®, Albiotin® Omestan® K K Antibiotik Analgesik dan antiinflamasi
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi sakit gigi.
4. Pelayanan Informasi
1. Clindamicin (Klindamisin HCl 150 mg)
Komposisi: klindamisin HCl 150 mg. Kegunaan: untuk infeksi serius yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive terhadap klindamisin terutama bakteri gram (+). Bentuk sediaan: Tablet. Cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang perlu diinformasikan: Selama penggunaan jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan hematology, fungsi hati dan ginjal, Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super infeksi dengan bakteri dan jamur, simpan pada temperatur kamar, terlindung dari panas dan cahaya, jauhkan dari jangkauan anak.
Keterangan :
Klindamisin merupakan antimikroba yang spektrumnya menyerupai likomisin namun aktivisnya lebih besar terhadap organisme yang sensitive. Klindamisin diabsorpsi hampir lengkap pada pemberian per oral, dan kadar puncak 2-3 mcg/ml dicapai dalam 1 jam setelah pemberian 150 mg. Adanya makanan dalam lambung tidak mempengaruhi absorpsinya. Waktu paruhnya 2,7 jam. Klindamisin didistribusikan secara baik ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang kecuali ke cairan serebsorpsi dan diekskresi melalui urin dan feses.
2. Asam Mefenamat (Asam Mefenamat 500 mg)
Kegunaan : analgesik dan anti inflamasi.Bentuk obat : tablet. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet. Hal-hal yang diinformasikan : sebaiknya diminum sesudah makan, hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui, hati-hati pada pasien yang menderita hipersensitifitas terhadap golongan obat NSAID.
Keterangan :
Asam mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi, bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik.
Resep 5 Dr. H. Nurhayati Hamid, Sp. A R/ Lapimox Syrup Fls I S 3 dd CI R/ Pasetamol Syrup Fls I S 3 dd CI R/ Apialys Syrup Fls I S 2 dd CI Pro: Rizky 1. Kasus
Berdasarkan obat-obat yang diberiakn dalam resep tersebut disimpulkan pasien mengalami demam tifoid.
2. Spesialite Obat pada Resep Tabel 3.5 Spesialite Obat Resep 5
No. Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
1. 2. 3. Lapimox syrup (Lapi) Parasetamol syrup (Mutifa) Apialys syrup (Lapi) Amoksisilin trihidrat setara dengan amoksisilin Asetaminofen
Vit A, Vit B1, Vit
B2, Vit B6, Vit B12, Vit C, Vit D, Glisin, Asam glutamat Lactamox® Panadol Extra Biolysin K K B Antibiotik Antipiretik Defisiensi Vitamin
3. Rasionalitas Komposisi Obat
Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi demam tifoid 4. Pelayanan Informasi
1. Lapimox Syrup (Amoksisislin trihidrat 250 mg)
Kegunaan : untuk mengobati infeksi saluran pernafasan atas. Bentuk obat : suspensi. Cara pakai : 3 kali sehari 1sendok makan. Hal-hal yang diinformasikan : obat harus dimakan secara teratur sampai habis walaupun sudah merasa sembuh, obat diminum setelah makan, kadang-kadang obat ini akan menyebabkan diare dan bila diarenya berkepanjangan segeralah ke dokter, bila sehabis minum obat ini timbul rasa mual dan gatal-gatal segeralah konsultasi ke dokter, simpan di bawah suhu 25oC, hindarkan dari kelembaban dan cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan :
Amoksisilin adalah antibiotik turunan penisilin semi sintetik, mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, bekerja secara bakterisid dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga plasma sel bakteri keluar dan kemudian pecah.
2. Parasetamol syrup (Asetaminopen 120 mg/5ml)
Kegunaan : sebagai antipiretik dan analgetik yaitu untuk menurunkan demam dan meringankan rasa nyeri. Bentuk sediaan :suspensi. Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal-hal yang perlu diinformasikan: obat disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari cahaya dan kelembaban, segeralah ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau kulit, jauhkan obat dari jangkauan anak.
Keterangan :
Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan menghambat pembentukan prostaglandin di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi sehingga memperbanyak pengeluaran panas dengan meningkatkan peredaran darah perifer dan berkeringat sehingga digunakan sebagai antipiretik dan analgetik.
3.2 PELAYANAN SWAMEDIKASI
KASUS I
I. KELUHAN
Seorang Ibu mengeluhkan anaknya berusia 5 tahun yang ingin berpergian, tapi khawatir karena anaknya mabuk dalam perjalanan, oleh apoteker diberi obat ANTIMO ANAK.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Antiom anak
(Phapros)
Dimenhidrinat - B Obat mabuk, muntah
dalam perjalanan
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Mengatasi gejala mabuk, muntah dalam perjalanan; Bentuk Obat : Suspensi; Cara Pakai : 1 – 2 sachet setiap 6-8 jam (tidak lebih dari 75 mg/hari) pada anak 2-6 tahun; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan, Obat diminum ½ jam sebelum berpergian, Simpan pada suhu kamar di bawah 300C, Jangan diberikan pada bayi
KASUS II
I. KELUHAN
Seorang remaja datang ke apotek dengan keluhan gatal di tenggorokan dan batuk hal yang diinformasikan maka diberi obat WOOD’S.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Wood’s (Kalbe farma) Dextromethorphan, Diphenhydramin Vicks B Meringankan gejala batuk karena alergi
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengatasi gejala batuk karena alergi; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai : 3 kali 1 hari 1 sendok makan; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Sirup dikocok terlebih dahulu sebelum diminum, Simpan pada suhu kamar di bawah 300, Jauhkan dari jangkauan anak-anak, Hindari makanan yang berminyak dan es
KASUS III
I. KELUHANSeorang pria dewasa datang keapotik dengan keluhan, nyeri ulu hati, kembung dan mual, disimpulkan pria tersebut menderita maag maka obat yang diberikan MYLANTA
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Mylanta (Pfizer) Magnesium hidroksida Aluminium hidroksida dan simetikon Progmag (Kalbe farma) B Obat maag
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari dengan gejala seperti mual nyeri lambung, nyeri ulu hati; Bentuk Obat : Tablet; Cara Pakai : 1 – 2 Tablet 3 – 4 kali 1 hari 15 ml; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan, Obat harus digunakan saat perut kosong yaitu 20 menit sebelum makan atau 1 – 2 jam setelah makan, Istirahat yang cukup, Makan secara teratur dan tepat waktu, hindari makanan yang dapat merangsang lambung seperti yang pedas atau asam terutama sebelum makan.
KASUS IV
I. KELUHANSeorang remaja putri datang ke apotik dengan keluhan mata merah, perih karena iritasi yang disebabkan oleh debu saat mengendarai sepeda motor, maka diberikan INSTO.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat INSTO (Sterling) Tetrahidrozolina HCl 0,05% Benzalkonium Klorina 0,01 % Asam Borat 1,5% Braito (Konimex) B Mengatasi iritasi ringan pada mata
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengatasi mata lelah, mata merah, mata perih dan mata gatal karena iritasi, debu, asap angin, banyak membaca, setelah berenang, menonton TV, lama mengemudi dan sebagainya; Bentuk Obat : Tetes mata steril; Cara Pakai : 2-3 tetes pada sudut mata, 3-4 kali sehari; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat tetes mata harus disimpan di tempat yang dingin dan terhindar dari cahaya, Cuci tangan sebelum meneteskan obat pada mata, Obat yang telah dibuka dan dipakai jangan disimpan lebih dari 30 hari karena sudah tidak bebas kuman.
KASUS V
I. KELUHAN
Seorang ibu membawa anaknya keapotik yang berusia 5 tahun mengalami demam. Obat yang diberikan SANMOL.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Sanmol
(Sanbe farma)
Parasetamol Tempra B Anal getik dan Antipiretik
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Meringankan rasa sakit, yang disertai demam; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai : 3-4 kali sehari 2 sendok teh (10 ml); Hal – hal yang perlu diinformasikan : Kocok dahulu sebelum diminum, Simpan ditempat kering dan sejuk, Jika selama 3 hari sakit berlanjut hubungi dokter.
KASUS VI
I. KELUHANSeorang ibu datang keapotik dengan keluhan, luka bakar (tersiram air panas) maka diberi obat Bioplacenton.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Bioplacenton (Kalbe Farma) Neomycin Sulphat Bioplacenton Jelly Base Lavetren (Multifa)
K Luka Bakar, tukak kronik, tukak dekubaital, ekzem, pioderma,
impeligo dan infeksi kulit lain.
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk mengobati luka bakar, tukak kronik, tukak dekubaital, ekzim dan infeksi kulit yang lain; Bentuk Obat : Salap; Cara Pakai : 4-6 kali sehari oleskan tipis pada kulit; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Simpan ditempat kering dan sejuk, Jauhkan dari jangkauan anak-anak, Bersihkan luka sebelum diberi obat, Hindari makanan yang gatal agar luka cepat sembuh.
KASUS VII
I. KELUHANSeorang ibu datang ke apotik dan bertanya obat apa yang cocok untuk bayinya yang berusia 8 bulan mengalami demam, obat yang diberikan TEMPRA DROF.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Tempra drof
(Drsitol)
Paracetamol Termorex drof (Konimex) Sanmol drof (Sanbe)
B Penurun panas, rasa sakit dan nyeri ringan, sakit kepala, sakit gigi, demam setelah imunisasi
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Menurunkan panas, mengredakan rasa sakit pada gigi, kepala dan demam setelah imunisasi; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai : 3-4 kali sehari 0,8 ml; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Jika sakit tidak berkurang segera hubungi dokter, Simpan ditempat kering dan sejuk, Jauhkan dari jangkauan anak-anak, Beri anak minum yang banyak.
KASUS VIII
I. KELUHANSeorang ibu datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan demam. Dari keluhan dapat disimpulkan pasien menderita demam maka diberi obat PANADOL.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Panadol
(Sterling)
Parasetamol Paracetol (Prafa) B Sakit kepala, nyeri dan deman
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Untuk sakit kepala, nyeri dan demam; Bentuk Obat : Tablet; Cara Pakai : 3-4 kali sehari; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, Istirahat yang cukup, Banyak mengkonsumsi air putih, Simpan ditempat kering dan sejuk, Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
KASUS IX
I. KELUHANSeorang Pemuda mengeluhkan gatal pada kulitnya, berwarna merah maka dapat disimpulkan terdapat jamur pada kulit obat yang diberikan CANESTEN
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Canesten
(Bayer)
Clotrimazole Bernesten (Berliko mulia)
B Dermatofit ragi, jamur dan fungi lain.
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Dermatofit ragi, jamur dan fungi lain; Bentuk Obat : Krim; Cara Pakai : 3-4 kali sehari oleskan pada tempat yang sakit; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis, Jaga kebersihan terutama kebersihan tubuh, Simpan ditempat kering, Jauhkan dari jangkauan anak-anak, Obat di oleskan tipis pada tempat yang sakit setelah mandi.
KASUS X
I. KELUHAN
Seorang Ibu membawa anaknya ke apotik yang berusia 6 tahun mengalami, mata cekung, anus gatal, perut buncit, hidung gatal, dan diare berkala, juga kurang nafsu makan. Dari keterangan sang Ibu dapat disimpulkan pasien mengalami cacingan maka obat yang diberikan combantrin sirup.
II. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Combantrin (Prizer) Pyrantel Pamoate Konvermex (Konimex) Pyrantin (Mecosin) W Antelminitikum
III. INFORMASI OBAT
Kegunaan : Infeksi askariasis, oxyriasis; Bentuk Obat : Sirup; Cara Pakai : 10 mg / kg BB dosis tunggal; Hal – hal yang perlu diinformasikan : Kocok sebelum digunakan, Pakailah dosis yang dianjurkan, Jaga kebersihan terutama pada makanan dan tubuh.
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahan dari PT. Kimia Farma Tbk., merupakan perusahaan milik Negara (BUMN). Sebagai perusahaan retail, PT. Kimia Farma Apotek selain memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat juga mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan/laba. Pelayanan terbaik yang dilakukan antara lain dengan cara menyediakan obat-obatan dengan lengkap, bermutu dan terjamin kualitasnya, memiliki pegawai/karyawan/petugas yang ramah dan terampil, menyediakan ruang tunggu yang nyaman, selalu menjaga kebersihan dan kerapian apotek dan sebagainya.
Apotek Kimia Farma No. 28 terletak di Jalan Sumatera No. 8 Belawan. Letak Apotek Kimia Farma No. 28 berada di daerah yang strategis karena terletak diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma No. 28 juga bekerja sama dengan dokter untuk praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.
Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas juru racik (Non A. A ). Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.
Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian
shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul.
Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 28 dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.
Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan tidak terjadi kelebihan persediaan.
Apotek Kimia Farma juga menggunakan metode analisis ABC dengan pareto untuk pengendalian pengadaan. Dimana pemesanan dilakukan dengan menganalisis jenis barang yang mendapat prioritas dan dengan metode ini dapat diklasifikasikan seluruh jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya sehingga dalam melakukan pengadaan kita dapat meminimalkan biaya dalam persediaan (pengadaan).
Pengaturan penyajian/pemajangan barang (store lay out) sangat penting dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.
Pengaturan rancangan lay out di Apotek Kimia Farma No. 28 sudah cukup baik, namun untuk produk-produk OTC (Over The Counter) penataan letaknya masih kurang baik. Hal ini dikarenakan letak obat-obatnya berada di belakang kasir sehingga konsumen tidak dapat secara leluasa melihat dan memilih produk yang diinginkannya.
Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya. Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke Apotek Kimia Farma di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau keluarganya. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta. Namun pelayanan khusus ini akan menambah biaya operasional dari apotek sehingga harus diperhitungkan sebagai biaya tetap. Oleh karena itu, mau tidak mau omset apotek harus ditingkatkan.
Apotek Kimia Farma No. 28 tidak mempunyai petugas kebersihan. Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek Kimia Farma No.28 sendiri di setiap pergantian shift.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma metode analisis ABC dengan pareto untuk pengendalian pengadaan. Dimana pemesanan dilakukan dengan menganalisis jenis barang yang mendapat perioritas sehingga dalam melakukan pengadaan dapat meminimalkan biaya dalam persediaan.
2. Apotek Kimia Farma dapat menyediakan obat-obatan yang bermutu dan terjamin kualitasnya, sehingga memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen/mayarakat.
5.2 Saran
1. Apotek Kimia Farma lebih memperhatikan akan kelengkapan obat yang ada sehingga tidak membuang waktu untuk menelepon ke apotek lain untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, M 1995, Manajemen Farmasi, Cetakan Pertama, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
2. Seto, S., dkk, 2004, Manajemen Farmasi Lingkup : Apotek, Farmasi rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, Cetakan Pertama. Airlangga University Press, Surabaya.
3. Umar, M. 2005, Manajemen Apotik Praktis, Cetakan I, CV. Ar-Rahman, Solo.
4. “Informasi Spesialite Obat Indonesia”, 2006, ISFI, Volume 41, Jakarta
5. Tan, H. C., 2002, Obat-obat Penting, Penerbit PT. Gramedia Elek Komputindo, Jakarta.
6. WWW. Kimia Farma co.id, PT. Kimia Farma Apotek. (diakses tanggal 3 Mei 2007).
7. WWW. BUMN Online.com., PT. Kimia Farma (diakses tanggal 3 Mei 2007).