• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOLPUT, PILIHAN PALING RASIONAL.doc 32KB Jun 13 2011 06:28:18 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GOLPUT, PILIHAN PALING RASIONAL.doc 32KB Jun 13 2011 06:28:18 AM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

GOLPUT, PILIHAN PALING RASIONAL

Simalakama politik sedang disajikan di hadapan ummat. Mau tidak mau pilihan yang tersedia dalam putaran final pemilihan presiden tanggal 20 September 2004 nanti hanya menghadapkan Susila Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri. Dua sosok yang terlalu banyak memiliki nilai minus lengkap dengan berbagai kekurangan dan trackrecordnya yang juga terlalu jauh dari ideal. Tetapi salah satu dari dua sosok yang serba kurang itulah yang kelak harus kita terima sebagai presiden, pemimpin kita selama lima tahun mendatang. Dan kitalah yang harus memilih satu diantara dua kandidat yang ada.

Keadaan yang ada memang sangat sulit, andaikan derajat keidealan seorang presiden kita turunkan sampai lima tingkat ke bawah kedua kandidat yang tersisa ini masih jauh dari harapan. Sangat sulitnya menentukan pilihan minimal ini oleh Ketua Partai Bintang Reformasi, Zainudin MZ diibaratkan seperti memilih antara “Babi” dan “Anjing”. Pengibaratan mantan da’i sejuta ummat ini memang terlalu kasar sehingga mendatangkan banyak kritik. Namun di luar kekasaran pengibaratan itu, substansi masalah yang ada tetaplah sama. Rakyat dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama pahit dan menyakitkan.

Megawati jelas tidak pantas sebagai presiden, karena kapasitas dia sebenarnya hanya cocok sebagai anak presiden, selalu minta dilayani dan bukan melayani. Sedangkan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono tidak kalah payah, sosok dan figur orang-orang yang mengelilinginya sangat nampak sebagai kekuatan anti demokrasi dan anti kritik, belum lagi sentimen agama yang sangat kental melingkupi orang-orang terdekatnya.

Lantas ummat harus memilih yang mana? Sesunguhnya masih ada satu pilihan lain di atara dua pilihan itu yaitu. Memilih untuk tidak memilih. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sekjend MUI Dien Samsudin dalam silaturahmi Forum umat islam beberapa hari setelah pemilihan presiden tahap I. Memilih untuk tidak memilih atau Golput adalah salah satu alternatif yang yang bisa dipilih ummat saat ini.

Tidak Memilih Sebagai Satu Alternatif Pilihan

Pilihan untuk tidak memilih, menurut Dr. Drajat Trikarkoro dapat dikatakan sebagai tindakan melawan sebuah kelaziman, karena di dalam sistem demokrasi, perundang-undangan yang ada memberikan keluasan selebar-lebarnya kepada rakyat untuk menentukan pilihannya masing-masing. Apalagi saat ini untuk pertama kalinya rakyat Indonesia berkesempatan memilih presidennya secara langung, maka yang memilih untuk tidak memilih dapat dikatakan telah mensia-siakan hak pilihnya. Akan tetapi karena adanya kesenjangan pada sebuah pilihan, misalnya tidak ada calon yang diangap ideal, atau karena tata aturan pemilihannya tidak jujur sehingga dukungan terhadap calon yang dikehendaki menjadi sia-sia atau justeru menjadi sesuatu yang menguntungkan pada calon yang tidak dikehendaki, maka keputusan tidak memilih merupakan hal yang juga sangat logis dan tidak dapat disalahkan.

(2)

dalam konteks tidak adanya calon yang ideal atau karena tidak jujurnya prosesi pemilihan sehingga dukungan pada calon yang diangap ideal itu menjadi sia-sia, harus diakui sebagai sebuah keputusan yang sederajat dengan keputusan yang memutuskan untuk memilih calon tertentu. Daripada memilih yang tidak berkualitas maka saya sendiri juga tidak akan ikut memilih”

Pendapat Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat UNS di atas mendapat dukungan dari dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya, Pinky Saptandari, MA, “Sejauh dilakukan dengan dasar satu kesadaran politik, sikap untuk memilih tidak memilih itu harus dihormati dan tidak boleh dipandang secara negatif”

Bahkan dalam pandangan Yasraf Amir Piliang MA, untuk kasus pilpres putaran II nanti, golput dapat dikatakan sebagai pilihan yang paling rasional, “Rasionalitas itu kita punya tujuan dalam menentukan pilihan dan tujuan itu ingin kita capai dengan memilih seorang capres agar tujuan kita itu tercapai. Kalau kita memilih dan tidak dikaitkan dengan itu, kita bukan pemilih rasional, tetapi ikut-ikutan. Sehingga menurut saya, katakan dalam kondisi sekarang kita punya dua pilihan, tetap kita kaitkan dengan tujuan saya. Di antara dua pilihan ini, mana yang kira-kira lebih memenuhi tujuan saya ini, kalau di antara dua capres ini tidak ada yang memenuhi tujuan saya, saya tidak akan ikut memilih. Itu rasional, kalau kita tetap memilih kendati tanpa tujuan itu namanya ikut-ikutan”

Argumen rasionalitas dosen Program Magister Desain Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung di atas didukung oleh Dr. Drajat Trikarkoro, “Ketika menentukan satu pilihan di antara lima calon pada putaran I yang dulu saya telah mempertimbangkan dan berkompromi dengan aneka keidealan yang diturunkan standarnya, sehingga saya bisa menerima dialah satu-satunya pilihan terbaik saya, tetapi ternyata dia tidak lolos ke putaran II, maka ketika saya harus mengalihkan dukungan dalam waktu 3 hari itu jelas tidak rasional. Orang-orang yang bisa mengalihkan dukungan itu jelas hanya pemilih pragmatis”

Harus Diorganisir

Sebagai satu sikap politik, walau tidak memilih, bukan berarti tindakan golput terbebas dari konsekwensi politik tertentu. Karena golput itu di luar sistem, maka menurut Direktur Magister Administrasi Public Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dr.Warsito Utomo, orang yang telah memilih untuk golput berarti dia itu harus siap pula untuk diam dan harus bisa menghormati serta menerima seluruh hasil pemilhan itu dengan tanpa ada rasa penyesalan.

Dalam koridor ini pilihan untuk golput dapat dikatakan sebagai tindakan yang menguntungkan status quo, artinya mengukuhkan sesuatu pada keadaan sebelum pemungutan suara dilakukan karena suara-suara yang menetukan hasil itu pada dihanguskan dengan sikap golput.

(3)

Walau demikian, sikap golput ini tidak bisa semata-mata dimaknai sebagai tindakan yang menguntungkan status quo, karena menurut Dr. Mujiono Abdillah, golput ini apabila dimenej dengan baik akan sangat bagi kesehatan demokrasi yakni sebagai amunisi bagi kelompok penekan.

“Golput memang menguntungkan status quo tetapi, kalau jumlahnya sangat siginfikan tetap saja akan mengurangi “legitimasi” pemerintah yang terpilih. Maka sekali lagi harus dimenej oleh para tokoh yang sadar sehingga daya tekannya terhadap pemerintah menjadi semakin kuat. Bermanfaat atau tidaknya golput tergantung pada tindak lanjutnya. Kalau ada tindak lajutnya gerakan itu jelas sangat bemanfaat bagi sehatnya demokrasi tetapi kalau tidak ya akan hilang begitu saja seperti buih. Melihat angka-angka potensi golput yang tampaknya akan naik cukup signifikan dalam putaran II pemilhan presiden nanti, maka hukum memenej gerakan ini dapat dikatakan sebagai fardlu kifayah, karena kalau tidak ada yang memenej semua dari kita akan berdosa, karena mensia-siakan potensi yang ada. Artinya memang harus ada satu atau beberapa tokoh yang siap jadi pelopor dan martirnya”

Khusus tentang martir-martiran ini pengamat politik dari Solo, MT. Arifin mengingatkan supaya Muhammadiyah berhati-hati agar tidak sekedar menjadi martir yang hanya dijadikan korban kelompok kelompok-kelompok pro golput yang sebenarnya mempunyai hiden agenda (agenda tersembunyi) untuk tujuan dan kepentingan pragmatis pribadi masing-masing.

“Golput memang bisa menjadi faktor tidak legitimatenya si capres terpilih. Ini terjadi kalau jumlah golput besar dan menang. Kalau golput yang besar ini tidak diakomodasi bisa muncul revolusi. Biarpun sepertinya tidak populer, golput yang jumlahnya banyak ini harus didengar aspirasinya”. Tutur Budayawan Emha Ainun Najib.

Dengan besarnya angka golput, pemerintah akan menyadari dukungan publik terhadapnya itu kecil, maka pemerintahan yang baru nanti akan dipaksa mencari dukungan lagi dengan cara membuat kebijakan yang populis, yang sudah pasti harus sesuai dengan kehendak rakyat banyak

Pendapat yang memposisikan golput sebagai langkah awal beropisi secara elegan ini juga dikemukakan oleh Kuni Khairun Nisa’, yang mana alumnus International Islamic University Islamabad Pakisatan ini menyatakanya sebagai berikut, “Dalam konteks insder dan outsider, jelas oposisi akan lebih elegan apabila sudah diniati sedari awal, dengan tidak mendukung salah satu calon yang akan memenangi pemilihan jelas akan lebih mudah melakukan kontrol pada pemerintah terpilih”

Dr. Mujiono Abdillah yang merupakan calon guru besar Fakultas Syari’ah IAIN Walisanga Semarang ini juga menyatakan, “Golput memang harus dimulai saat ini juga karena mengharapkan partai-partai yang tidak berkuasa akan mengambil peran opisisi itu sangat kecil kemungkinannya untuk ada, lihat saja kelakuan para elite partai itu, semua sudah siap-siap berdagang sapi dapat apa dan di posisi mana”.

(4)

seharusnya mulai mengajari pendidikan politik yang benar bagi rakyatnya dengan beroposisi secara elegan. Dan saat inilah momentum yang tepat untuk itu, ketika golput sangat besar angkanya, ketika ummat tidak lagi melihat manfaat sebuah koalisi,

“Seandainya umat Islam nanti berkoalisi, itupun sangat riskan. Sebab, perolehan posisi kursi menteri misalnya, hanya akan menjebak umat Islam untuk diperalat dan dimanfaatkan kelompok lain, atau lebih parahnya lagi akan menjadi bumerang bagi umat Islam sendiri”

{tulisan :Isma ; bahan : rif, fik, nafi, k”ies} Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Tugas selengkapanya antara lain Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan wajib pajak, melalui pemanfaatan data dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) atau

Abstrak— Perancangan interior Gedung pernikahan dengan konsep budaya Tionghoa merupakan sebuah karya desain yang dirancang sebagai alternatif bagi masyarakat Tionghoa agar

Peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satker Pengembangan LLASDP Jawa Barat dalam

[r]

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satker Pengembangan LLASDP Jawa Barat telah melakukan Evaluasi Penawaran meliputi Evaluasi Administrasi, Evaluasi Teknis (dengan ambang

Studi pustaka adalah melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi di perpustakaan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk perancangan cafe salon seperti

Melalui desain perancangan Daycare Center , tempat ini merupakan tempat yang tepat untuk digunakan wanita karir yang memiliki balita dan sibuk bekerja sehingga

Melalui konsep Identity, perancangan souvenir shop akan mencerminkan identitas yang sesuai dengan kondisi di Ekowisata Mangrove Surabaya seperti suasana alami