• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS IX SMP AL-AZHAR MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS IX SMP AL-AZHAR MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN

KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIDATO SISWA KELAS IX

SMPAL-AZHAR MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

MAYA INDAH SARI NIM. 8136121016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Maya Indah Sari. NIM. 8136121016. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas IX SMP Al-Azhar Medan. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung dan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi, (2) mengetahui kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, (3) mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP kelas Al-Azhar Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 181 siswa (7 kelas). Pemilihan sampel dilakukan dengan cluster

random sampling dan diperoleh kelas IX B sebagai kelompok eksperimen model

pengajaran langsung dan kelas IX C sebagai kelompok eksperimen model simulasi. Penelitian menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan rancangan penelitian faktorial 2 x 2. Variabel terikat yaitu kemampuan berpidato, variabel moderator yaitu kepercayaan diri dan variabel bebas yaitu model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) mengukur kepercayaan diri dengan skala psikologi kepercayaan diri, (2) melaksanakan pembelajaran dengan kedua model pembelajaran, dan (3) mengobservasi kemampuan berpidato siswa dengan instrumen observasi kemampuan berpidato. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dan inferensial. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Varians (Anava) dua jalan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian hipotesis diperoleh (1) Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung lebih tinggi (82,65) daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajar dengan model simulasi (79,38) dengan Fhitung (9,60) >

Ftabel (4,08). (2) Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memilki

kepercayaan diri tinggi lebih tinggi (87,68) daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah (73,95) dengan Fhitung

(116,62) > Ftabel (4,08). (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato dengan Fhitung (2,63) < Ftabel

(4,08).

(6)

ii

ABSTRACT

Maya Indah Sari. NIM. 8136121016. The Effect Model of Teaching and Self Confidence Against Students Speaking Ability Class IX SMP Al-Azhar Medan. Thesis. Postgraduate Program in Education Technology State University of Medan. 2015.

This study aims to (1) determine the ability of speech students taught by direct instruction models and speech abilities of students who are taught by the simulation model, (2) determine the ability of speech students who have high self-confidence and the ability of speech students who have low self-esteem, ( 3) determine the interaction between teaching model and confidence in the ability of speech. This study was an experimental study. The study population was all students of class IX Al-Azhar junior class field in the school year 2014/2015, amounting to 181 students (grade 7). Sample selection is done by cluster random sampling and obtained IX class B as direct instruction model experimental group and class IX C as the experimental group simulation model. Research using quasi-experimental research design with factorial 2 x 2. The dependent variable is the ability of speech, namely confidence moderator variables and independent variables that model of teaching. This research was conducted in three phases: (1) measure of confidence to the scale of the psychology of self-confidence, (2) conduct a second study with teaching model, and (3) the ability to observe the observation instrument addressing students with speech capability. Data analysis technique used is descriptive and inferential statistical techniques. Hypothesis testing is done by using Analysis of Variance (ANOVA) two roads at significance level of 0.05. Hypothesis testing results obtained (1) The average value of speech abilities of students who are taught by direct instruction models higher (82.65) than the average value of speech abilities of students who are taught by the simulation model (79.38) with Fcount (9, 60)> Ftable (4.08). (2) The average value of

speech abilities of students who have high self-esteem is higher (87.68) than the average value of speech abilities of students who have low confidence (73.95) with Fcount (116.62)> Ftable ( 4.08). (3) There is no interaction between learning

model and confidence in the ability of speech with Fcount (2.63) <Ftable (4.08).

(7)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa

Kelas IX SMP Al-Azhar Medan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi

Pendidikan Pascasarjana Unimed Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang

senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan

tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis

mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak

Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd. selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Prof.

Dr. Asih Menanti, M.S., S.Psi. selaku dosen pembimbing IIyang dengan sabar

telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan

waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yaitu Prof. Dr. Rosmawaty,

M.Pd, Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, dan Dr. R. Mursid, M.Pd. yang telah

memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak

dan ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama

menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini

juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pasacasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul

(8)

ii

3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.,

yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.

4. Kepala SMPAl-Azhar Medan, Bapak Drs. H. Agustono, M.A, dan seluruh guru

di SMP Al-Azhar Medan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

5. Ayahanda Edy Susanto dan Ibunda Ida Paulina beserta kakak dan ketiga

adik-adik (Lily Ayu Prihatin, M.Pd., Lisma Zahara, Desi Puspita dan Ramadhona

Ananda Putri Anggun) yang telah mendukung serta memberikan do’a kepada

penulis.

6. Teman-teman Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XXIII Kelas TP

A2.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna

penyempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya

khasanah berpikir bagi pembaca, khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(9)

i

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 11

A.KajianTeoretis ... 11

1. Kemampuan Berpidato ... 11

a. Faktor Kebahasaan dan Faktor Nonkebahasaan dalam Berpidato ... 12

b. Retorika dalam Berpidato ... 19

c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato ... 20

d. Perasaan Takut dan Cemas dalam Berpidato ... 26

2. Model Pembelajaran ... 27

a. Model Pengajaran Langsung ... 32

b. Model Simulasi ... 42

3. Kepercayaan Diri (Self Confidence) ... 48

4. Penelitian yang Relevan ... 53

(10)

ii

C.Hipotesis Penelitian ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 61

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 61

B. Populasi dan Sampel ... 61

C. Metode Penelitian ... 62

D. Desain Penelitian ... 62

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 63

F. Pengontrolan Perlakuan ... 67

G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 71

H. Teknik Pengumpulan Data ... 72

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 73

J. Uji Coba Instrumen ... 73

K. Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Deskripsi Data ... 79

B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 89

1. Uji Normalitas ... 89

2. Uji Homogenitas ... 90

C. Uji Hipotesis Penelitian ... 93

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

E. Keterbatasan Penelitian ... 102

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 104

A. Simpulan ... 104

B. Implikasi ... 105

C. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

i

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar Nilai Rata-rata Kemampuan Berpidato

Siswa SMP Al-Azhar Medan Tahun 2011-2013 ... 3

Tabel 2 Karakteristik Model Pengajaran Langsung

dan Karakteristik Model Simulasi ... 56

Tabel 3 Distribusi Jumlah Siswa Kelas IX SMP

Al-Azhar Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 61

Tabel 4 Desain Penelitian Kemampuan Berpidato ... 62

Tabel 5 Tahapan Pembelajaran dengan Model

Pengajaran Langsung dan Model Simulasi ... 65

Tabel 6 Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Berpidato ... 75

Tabel 7 Kisi-kisi Skala Likert Kepercayaan Diri ... 76

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung ... 79

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 80

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 81

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 82

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan

Model Pengajaran Langsung... 84

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar

dengan Model Pengajaran Langsung ... 85

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar

(12)

ii

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar

dengan Model Simulasi... 88

Tabel 16 Hasil Pengujian Normalitas Data (Uji Liliefors) ... 90

Tabel 17 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelompok Model Pembelajaran ... 91

Tabel 18 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelompok Kepercayaan Diri ... 91

Tabel 19 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Empat Kelompok ... 92

Tabel 20 Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Varians ... 93

Tabel 21 Perhitungan Reliabilitas Butir Instrumen Kemampuan

Berpidato ... 141

Tabel 22 Perhitungan Validitas Butir Skala Likert

Kepercayaan Diri ... 143

Tabel 23 Perhitungan Reliabilitas Butir Skala Likert

Kepercayaan Diri ... 145

Tabel 24 Nilai Kemampuan Berpidato Siswa yang Diajar dengan

Model Pengajaran Langsung... 148

Tabel 25 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang

Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 149

Tabel 26 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang

Diajar dengan Model Simulasi... 151

Tabel 27 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 152

Tabel 28 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 154

Tabel 29 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan

(13)

iii

Tabel 30 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan

Model Pengajaran Langsung ... 156

Tabel 31 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan

Model Simulasi ... 158

Tabel 32 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan

Model Simulasi ... 159

Tabel 33 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 162

Tabel 34 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Diajar dengan Model Simulasi... 162

Tabel 35 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 163

Tabel 36 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 164

Tabel 37 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar

dengan Model Pengajaran Langsung ... 164

Tabel 38 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar

dengan Model Pengajaran Langsung ... 165

Tabel 39 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar

dengan Model Simulasi... 165

Tabel 40 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang

Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar

dengan Model Simulasi... 166

Tabel 41 Ringkasan Statistik Dasar Uji Homogenitas ... 167

Tabel 42 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Dua Kelompok

(14)

iv

Tabel 43 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Dua Kelompok

Kepercayaan Diri ... 169

Tabel 44 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Empat

Kelompok antara Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri. 170

Tabel 45 Hasil Perhitungan Statistik Dasar Analisis Varians

Dua Jalan ... 172

(15)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung ... 80

Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 81

Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 82

Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 83

Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan

Model Pengajaran Langsung ... 84

Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan

Model Pengajaran Langsung ... 86

Gambar 7 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan

Model Simulasi ... 87

Gambar 8 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa

yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan

Model Simulasi ... 88

Gambar 9 Grafik Interaksi Model Pembelajaran dan Kepercayaan

Diri Terhadap Kemampuan Berpidato ... 96

Gambar 10 Pembelajaran Model Pengajaran Langsung pada

Tahap Presentasi (Penyajian Contoh) ... 177

Gambar 11 Pembelajaran Model Pengajaran Langsung pada

Tahap di Bawah Bimbingan Guru ... 177

Gambar 12 Berbagai Ekspresi Siswa ketika Berpidato dengan Model

Pengajaran Langsung ... 178

Gambar 13 Berbagai Ekspresi Siswa ketika Berpidato dengan Model

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 110

Lampiran 2 Pembelajaran denganModel Pengajaran Langsung... 111

Lampiran 3 Pembelajaran denganModel simulasi ... 120

Lampiran 4 Skala Psikologi Kepercayaan Diri... 129

Lampiran 5 Lembar Penilaian Kemampuan Berpidato ... 132

Lampiran 6 Pedoman Pelaksanaan Model Pengajaran Langsung dan Model Simulasi ... 137

Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Butir Instrumen Kemampuan Berpidato ... 139

Lampiran 8 Perhitungan Validitas Butir Skala Likert Kepercayaan Diri ... 142

Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Butir Skala Likert Kepercayaan Diri ... 144

Lampiran 10 Hasil Pengukuran Kepercayaan Diri Siswa yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung... 146

Lampiran 11 Hasil Pengukuran Kepercayaan Diri Siswa yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 147

Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Data Penelitian dan Perhitungan Statistika Dasar ... 148

Lampiran 13 Pengujian Normalitas Data dengan Liliefors... 161

Lampiran 14 Pengujian Homoenitas Varians Sampel ... 167

Lampiran 15 Pengujian Analisis Varians Dua Jalan ... 172

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ... 177

Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 21 ... 180

Lampiran 18 Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 21 ... 183

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan

anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang

berguna bagi diri sendiri, agama dan masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan dari keseluruhan satuan,

jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan

nonformal dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional

Indonesia adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tercapainya tujuan pendidikan nasional merupakan tanggung jawab setiap

institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat

sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga

pendidikan memiliki tujuan institusionalnya masing-masing yang pada dasarnya

tidak terlepas dari tujuan nasional itu sendiri yang bertujuan mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(18)

2

Tujuan institusional ini dapat dicapai melalui tujuan kurikuler setiap

bidang studi. Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional

sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggambarkan tujuan

institusional. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada pada suatu lembaga

pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan

sesuai dengan kurikulum melalui tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, salah satu tujuan

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk meningkatkan keterampilan

siswa dalam berbicara.

Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IX

SMP/MTs, terdapat standar kompetensi berbicara, yaitu mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi, dengan kompetensi dasar:

berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta

volume suara yang jelas. Berpidato merupakan bagian dari pembelajaran

keterampilan berbicara. Dalam pembelajaran berpidato, siswa harus mampu

berbicara dengan baik, komunikatif dalam mengemukakan ide yang ada di dalam

pikirannya. Indikator keberhasilan pembelajaran kemampuan berpidato dapat

dilihat dari nilai KKM yang telah ditentukan, yakni 83,00.

Merujuk pada keberhasilan pembelajaran kemampuan berpidato,

tampaknya kondisi di sekolah belum menunjukkan hasil yang ideal, khususnya di

SMP Al- Azhar Medan menunjukkan bahwa kemampuan berpidato siswa belum

sesuai dengan yang diharapkan dalam KKM 83,00. Hal ini diketahui dari hasil

(19)

3

SMP Al-Azhar Medan yang dapat dilihat dari daftar nilai rata-rata kemampuan

berpidato siswa SMP Al-Azhar Medan kelas IX selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Tabel 1. Daftar Nilai Rata-rata Kemampuan Berpidatosiswa SMP Al-Azhar Medan Kelas IX Tahun 2011-2013

No Tahun Nilai Rata-rataKemampuan berpidato

1 2011/2012 6,10

2 2012/2013 6,25

3 2013/2014 6,45

Sumber: Data kumpulan nilai Bahasa Indonesia SMP Al-Azhar Medan

Pembelajaran kemampuan berpidato menuntut adanya latihan-latihan dan

praktik-praktik yang dilakukan setahap demi setahap dari keseluruhan rangkaian

kemampuan berpidato. Selama ini guru kurang memberikan kesempatan kepada

siswa dan membimbing siswa dalam melakukan praktik atau latihan berpidato

sehingga siswa kurang terampil dalam berpidato. Selain itu guru juga hanya

menjelaskan aspek kognitif dari pembelajaran berpidato dan tidak memberikan

contoh atau model kemampuan berpidato sehingga siswa masih kurang

memahami bentuk kemampuan berpidato yang harus dikuasai siswa yang

mengakibatkan kemampuan berpidato siswa rendah.

Selain itu, Tarigan dalam Larasati (2002: 2) menyatakan bahwa kondisi

pembelajaran kemampuan berpidato selama ini masih belum memuaskan. Hal ini

juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan Larasati (2002: 2) yang

menyatakan bahwa kemampuan berpidato belum menunjukkan hasil yang ideal

karena minimnya kreativitas guru dalam menentukan model pembelajaran yang

tepat dalam mengajarkan kemampuan berpidato yang mengakibatkan kemampuan

berpidato siswa rendah. Kreativitas guru merupakan salah satu faktor eksternal

yang mempengaruhi keberhasilan siswa berpidato. Guru diharapkan memiliki

(20)

4

tepat dengan materi pembelajaran agar tujua pembelajaran dapat tercapai. Selama

ini guru membelajarkan kemampuan berpidato hanya dengan metode ceramah dan

menugaskan siswa berpidato tanpa memberikan contoh berpidato dan tidak

melatih siswa secara terbimbing sebelum siswa melakukan pidato.

Rendahnya kemampuan berpidato siswa tidak hanya disebabkan oleh

minimnya kreativitas guru dalam menentukan model pembelajaran, tetapi juga

disebabkan oleh faktor internal, yakni kurangnya minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran berpidato. Siswa merasa pembelajaran berpidato

merupakan pembelajaran yang sulit dilakukan. Selain minat dan motivasi, faktor

internal lain yang mempengaruhi kemampuan berpidato adalah kepercayaan diri.

Percaya diri adalah kondisi psikologis seseorang dalam mengevaluasi keseluruhan

dirinya sehingga memberi keyakinan bahwa ia mampu berpidato.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Al-Azhar

Medan kelas IX, terdapat gejala siswa kurang percaya diri untuk berpidato,

misalnya siswa mengalami kecemasan, gugup, takut, dan tidak percaya diri, sehingga

tidak siap tampil berpidato di depan kelas. Hal ini juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kusmintayu (2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbicara

di sekolah belum dilakukan dengan baik. Pada kenyataannya, masih banyak siswa

yang kurang mampu menyampaikan ide dan gagasannya melalui komunikasi secara

lisan dalam situasi formal. Dalam proses belajar mengajar khususnya kegiatan

berbicara, siswa sering kali malu, gugup, dan cemas ketika diminta berbicara atau

bercerita di depan kelas.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan suatu

pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpidato.

(21)

5

yang tepat untuk pembelajaran berpidato sehingga kemampuan berpidato siswa

dapat meningkat diperlukan model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukan praktik-praktik berpidato yang membuat siswa

siap berpidato. Hal ini sesuai dengan hukum kesiapan teori belajar Thorndike

yang menyatakan bahwa seseorang tidak bisa dipaksakan melakukan kegiatan

belajar jika belum memiliki kesiapan mental. Oleh karena itu diperlukan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

latihan agari siswa siap berpidato, yakni model pengajaran langsung.

Model pembelajaran yang menekankan penjelasan guru mengenai suatu

keterampilan dan contoh kepada siswa yang dilanjutkan dengan menguji

pemahaman siswa dan melakukan latihan atau praktik yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

dan diajarkan secara bertahap, yakni orientasi, presentasi, praktik terstruktur,

praktik di bawah bimbingan guru, dan praktik mandiri. Sesuai dengan namanya,

inti dari model pengajaran langsung adalah aktivitas praktik. Peran guru dalam

praktik terstruktur yakni menuntun siswa dengan contoh praktik dan memberikan

koreksi kesalahan serta memberikan penguatan terhadap praktik yang telah benar.

Kemudian setelah melaksanakan praktik terstruktur, siswa melaksanakan praktik

di bawah bimbingan guru dan guru mengamati serta memberikan tanggapan balik

berupa pujian maupun petunjuk. Setelah itu siswa melakukan praktik mandiri.

Dengan model pengajaran langsung, diharapkan kemampuan berpidato siswa

akan meningkat karena semakin sering siswa mempraktikkan pidato, maka

(22)

6

Selain model pengajaran langsung, model simulasi juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan berpidato melalui simulasi,

sehingga diharapkan siswa terampil berpidato. Model simulasi merupakan model

pembelajaran yang memperagakan atau mempraktikkan suatu bentuk

keterampilan baik dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya

melalui mekanisme umpan balik dan siswa memodifikasi perilakunya sesuai

dengan umpan balik yang diterima dari guru yang memiliki empat tahap, yakni

orientasi, latihan partisipan, simulasi, dan wawancara. Pada tahap orientasi, guru

meyajikan topik yang akan dibahas dan konsep yang akan digunakan dalam

simulasi. Pada latihan partisipan, guru menyusun skenario yang memaparkan

aturan dan tujuan simulasi serta memimpin praktik latihan. Pada tahap simulasi,

siswa berpartisipasi dalam simulasi dan guru memimpin simulasi dan memberikan

umpan balik dan mengevaluasi penampilan siswa serta menjelaskan kesalahan

konsepsi. Pada tahap terakhir guru melakukan wawancara kepada siswa dan

menyimpulkan kejadian atau persepsi, menyimpulkan kesulitan dan

pandangan-pandangan, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia

nyata, menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi pelajaran, serta menilai

dan merancang simulasi kembali. Dengan model simulasi ini diharapkan

kemampuan berpidato siswa meningkat.

Dengan diterapkannya kedua model pembelajaran ini, yakni model

pengajaran langsung dan model simulasi yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan latihan dan praktik berpidato diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan berpidato siswa karena semakin sering siswa

(23)

7

semakin baik. Peneliti tertarik untuk menerapkan kedua model pembelajaran ini

untuk mengetahui kemampuan berpidato yang diajarkan dengan model pengajaran

langsung dan kemampuan berpidato yang diajarkan dengan model simulasi,

kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan

kemampuan berpidatosiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, serta

interaksi antara model pembelajaran dengan kepercayaan diri terhadap

kemampuan berpidato.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasi masalah-masalah penelitian ini yakni: Apakah minat dan motivasi

mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah siswa mengalami kesulitan

untuk berpidato karena kurangnya percaya diri yang menyebabkan siswa merasa

cemas, gugup, takut, dan tidak siap tampil berpidato? Apakah kepercayaan diri

mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah minimnya kreativitas guru

dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berpidato

menyebabkan kemampuan berpidato siswa rendah? Apakah model pembelajaran

yang tepat digunakan guru mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah

model pengajaran langsung mempengaruhi kemampuan berpidato siswa?

Bagaimana kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran

langsung? Apakah model simulasi mempengaruhi kemampuan berpidato siswa?

Bagaimana kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi?

Apakah kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran

(24)

8

model simulasi? Apakah ada interaksi antara model pengajaran langsung dan

model simulasi dengan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato?

C.Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian dapat dijelaskan dengan lebih efektif dan

efisien, maka masalah dalam penelitian ini diberi batasan, yaitu:

1. Kemampuan berpidato siswa dibatasi pada ranah psikomotorik taksonomi

Bloom (peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan), yang

lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana

sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai lewat kognitif dan

diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan

dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini. Kemampuan berpidato

diukur dengan menggunakan lembar observasi kemampuan berpidato.

Adapun tema pidato dalam penelitian ini adalah lingkungan.

2. Lokasi dan subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas IX (sembilan) SMP

Al-Azhar Medan yang belum diajarkan kemampuan berpidato pada jenjang

pendidikan sebelumnya.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pengajaran langsung dan

model simulasi.

(25)

9

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model

pengajaran langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang

diajarkan dengan model simulasi?

2. Apakah kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi

lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang memiliki

kepercayaan diri rendah?

3. Adakah interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap

kemampuan berpidato?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model

pengajaran langsung dan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan

model simulasi.

2. Mengetahui kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri

tinggi dan kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri

rendah.

3. Mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri

(26)

10

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoretis

a. Menambah khasanah pengetahuan tentang model pengajaran langsung,

model simulasi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpidato.

b. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian mengenai model pengajaran

langsung, model simulasi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpidato.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan berpidato melalui melalui

model pengajaran langsung dan model simulasi.

b. Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukan bahwa model pengajaran

langsung dan model simulasi dapat meningkatkan kemampuan berpidato

serta sebagai alternatif pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar

(27)

104

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran

langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan

dengan model simulasi. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang

diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada nilai

rata-rata dengan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model

simulasi.

2. Kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih

tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri

rendah. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan

diri tinggi lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa

yang memiliki kepercayaan diri rendah

3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri

terhadap kemampuan berpidato. Hal ini menunjukkan bahwa model pengajaran

langsung tidak lebih unggul jika diajarkan pada siswa yang memiliki

kepercayaan diri rendah, begitu juga dengan model simulasi tidak lebih unggul

jika diajarkan pada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi.

(28)

105

B.Implikasi

Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini bahwa kemampuan berpidato

siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada

kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi. Dengan

demikian diharapkan agar guru-guru Bahasa Indonesia memiliki pengetahuan dan

pemahaman dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa maksimal.

Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, faktor yang harus

diperhatikan guru dalam meningkatkan kemampuan berpidato adalah kepercayaan

diri siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan memiliki

kemampuan berpidato yang tinggi karena siswa yang memiliki kepercayaan diri

tinggi yakin pada kemampuan sendiri dalam berpidato, memiliki rasa positif atau

optimis terhadap diri sendiri/lingkungan/situasi dalam berpidato, berani

mengungkapkan pendapat ketika berpidato, dan berpikir realistis tentang kekuatan

dan kelemahan diri.

C.Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka

disarankan beberapa hal berikut:

1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpidato, diharapkan guru dapat

memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, kondisi dan karakteristik siswa. Model

(29)

106

model pengajaran langsung dan model simulasi yang menekankan aktifitas

praktik atau latihan agar siswa menguasai keterampilan berpidato.

2. Faktor lain yang harus diperhatikan selain model pembelajaran adalah

kepercayaan diri. Guru harus mengetahui dan memilih model pembelajaran

yang tepat untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri yang berbeda.

3. Kepada peneliti lainnya diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini untuk

dapat menguji adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan

(30)

107

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. 2012. Pengantar Retorika. Bandung: Pustaka Setia.

Arifuddin. 2009. Penerapan Metode Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri No.1 Banjar Tegal Singaraja. Artikel. Banjar Tegal Singaraja.

Butar butar, Apoloso Parningotan. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI IA SMAN 1

Rantau Utara.Tesis. Medan: Unimed.

Burton & Platts. 2006. Building Self Confidence for Dummies.John Wiley & Son,

Ltd, England.

Cahyono. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Motivasi Beprestasi pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Volume 03

Nomor 03 Tahun 2014 381-388. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Joyce, Bruce. 2009. Models of Teaching. USA: Pearson Education.

Kusmintayu, Norma. dkk. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan

Pengajarannya Volume 1 Nomor 1, Desember 2012, ISSN I2302-6405. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Luxori, Yusuf. 2004. Percaya Diri. Jakarta: Khalifa.

Larasati. 2002. Upaya Meningkatkan Kemampuan berpidato dengan Paket

Belajar Mandiri pada Kelas IX Siswa SMPN 2 Semarang.Artikel.

Semarang: IKIP PGRI.

Malik, Muhammad Nasir. 2010.Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Model

Simulasi Mata Kuliah Rangkaian Listrik Terhadap Hasil Belajar

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM. Jurnal

MEDTEK Volume 2 Nomor 1. Makassar: UNM.

(31)

108

Nuraeni, Diah. 2010. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas VII & VIII di SLTPN I

Lumbang Pasuruan.Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Pocket Power Guide. 2013. Self Confidence, Unleash Your Confidence, Turn Your Life Around. Iland Bussiness Pages.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana.

Setaya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Pemodelan

untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Renang. e-journal

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi Teknologi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Setiawan, Pongky. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri? Yogyakarta:

Parasmu.

Siska, dkk, 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 2003, NO. 2, 67 – 71. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Sitorus, Hadi Purwono. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris di SMPN 16

Medan. Tesis. Medan: Unimed.

Soenarno, Adi. Dkk. The Dynamics of Human Resources. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suharianta. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi Berbasis Budaya

Lokal Terhadap Hasil Belajar IPS.Jurnal Mimbar PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

Bandung: IMTIMA Grasindo.

Tracy, Brian. 2012. The Gift of Self Confidence. USA: Career Press.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:

Kencana.

(32)

109

Wahyuni, Sri. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri denganKecemasan

Berbicara di Depan UmumPada Mahasiswa Psikologi. eJurnal Psikologi

Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64. Fisip-Unmul.

Wright, Judy H. 2008. Building Self-Confidence with Encuoraging Words. Texas:

TotalRecall Publication.

Yuliana. 2011.Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Swasta Meranti. Tesis: Medan:

Pascasarjana Unimed.

Yoehana. 2013. Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Kuantum

dan Model Instruksi Langsung Berdasarkan Minat Belajar Sastra Peserta

Didik Sekolah Dasar. Journal of Primary Education. Semarang:

Gambar

Tabel 43 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Dua Kelompok
Tabel 1. Daftar Nilai Rata-rata Kemampuan Berpidatosiswa SMP Al-Azhar Medan Kelas IX Tahun 2011-2013

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis ditemukan : (1) terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru PNS pada SMP Negeri di Kecamatan Tabanan, (2)

Bila pada tahap persalinan ibu mengalami gangguan pada kehamilannya yang menyebabkan terjadinya kegawatan pada janin, maka harus dilakukan tindakan sesegera mungkin yaitu

Interaksi sosial Majikan dan PRT baik yang asosiatif maupun yang disasosiatif sebagaimana dikemukakan oleh Soekamto, S (2004) adalah sebuah realitas dan penyebabnya diduga

Lembaga pendidikan dianggap sebagai institusi yang paling efektif dalam penanaman tentang nilai-nilai karakter peserta didik karena dianggap mampu memberi kontribusi yang

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang

Titik P berada pada jarak a dari kawat yang dialiri arus listrik I seperti gambar.. Arah induksi magnetik di titik P

Berdasarkan identifikasi terha- dap imago betina kutu putih yang di- kumpulkan dari tanaman nenas di desa Bunihayu diperolah hasil bahwa spesies kutu putih tersebut