ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus untuk segala berkat dan anugerah yang melimpah sehingga Skripsi yang berjudul “Tindak Tutur Pemberian Ulos Pada Upacara Kematian Ncayur Ntua Adat Batak Pakpak ”dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur yang tidak terkira pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesi,
4. Sayral Fahmy Dalimunthe. S.Sos., M.I. Kom, Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
5. Dr. Wisman Hadi, S.Pd, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia dan sekaligus sebagai dosen penguji II,
6. Drs. James Silalahi., Dosen Pembimbing Skripsi,
7. Drs. Syahnan Daulay, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, 8. Dra. R. Simaremare., Dosen Penguji I,
9. seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
10.Marison Solin, Kepala Desa Tinada yang telah memberikan izin di Desa Tinada untuk dijadikan lokasi penelitian,
11.R.Maibang, B.A. selaku narasumber
12.Teristimewa untuk orang tua tercinta, Darmo Padang dan Taruli Sihombing yang selalu berusaha memberikan yang terbaik, yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberikan semangat dan motivasi yang luar biasa.
iii
14.Orang yang penulis sayangi Mester Cibro dan Tasya Cibro yang selalu memotivasi dan memberi semangat.
15.Teman-teman terbaik penulis, Iren Rajagukguk, Yenni Yuvita Siregar, M.Ruliansyah, Listi Arini, dan Teman seperjuangan Wesoil
16.Teman-teman seperjuangan dari IMPASIS ( Ikatan Mahasiswa Pakpak Silima Suak).
17.Semua orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis tidak dapat membalas semua yang telah diberikan dalam bentuk apapun, semoga Tuhan membalas setiap kebaikan yang diperoleh. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
i
ABSTRAK
Formanty Padang. NIM 2112210002. Tindak Tutur Pemberian Ulos pada Upacara Kematian Ncayur Ntua Adat Batak Pakpak. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini membahas tentang tindak tutur yang digunakan dalam Pemberian Ulos Pada Upacara Kematian Ncayur Ntua Adat Batak Batak Pakpak, bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis tindak tutur yang digunakan pada upacara Kematian Adat Batak Pakpak dan maknanya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini ialah Perkata-kata dalam upacara Kematian Adat BatakPakpak. Adapun kajian yang digunakan adalah kajian Tindak tutur dalam Pragmatik. Sebagai teori yang membahas bagaimana konteks mempengaruhi penafsiran kalimat
Dari hasil perolehan data ditemukan 29 tuturan ilokusi. Dalam acara kematian Ncayur Ntua Adat Batak Pakpak yang paling dominan adalah tindak tutur Asertif/representatife sebanyak 12 tuturan (41.37%), selanjutnya tindak tutur Ekspresif sebanyak 4 tuturan (13.79%), tindak tutur direktif sebanyak 7 tuturan (24.13%), tindak tutur deklaratif sebanyak 2 tuturan (6.89%). dan yang terakhir tindak tutur komisif sebanyak 4 tuturan, (13.79%).
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1:Tabel Hasil Temuan Data ... 48
Lampiran2:Peta Lokasi Penelitian ... 60
Lampiran3:Dokumentasi ... 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Batak Pakpak merupakan salah satu sub-etnis dari masyarakat Batak Toba, Simalungun, Karo, dan Mandailing. Salah satu yang menjadi cirri pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.
Ahimsa (dalam Sobur, 2001:23) mengemukakan,bahasa merupakan bagian dari budaya, hubungan antara kebudayaan dan bahasa saling mempengaruhi, bahasa mempengaruhi kebudayaan atau sebaliknya kebudayaan mempengaruhi bahasa. Bahasa Batak Pakpak merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih digunakan oleh masyarakat pendukungnya dalam kehidupan berinteraksi sehari-hari.Namun bahasa ini dapat dikatakan sebagai bahasa pertama dalam komunikasi social dari berbagai lapisan masyarakat Batak Pakpak.Komunikasi dengan menggunakan bahasa merupakan pemahaman dan pemberian respon yang kita berikan dapat berupa kalimat perintah, berita, pertanyaan, dan jawaban.
Dalam tradisi upacara kematian dalam Batak Pakpak orang yang mati akan mengalami perlakuan khusus, terangkum dalam sebuah upacara adat kematian. Upacara adat kematian tersebut diklasifikasikan berdasarkan usia dan status yang meninggal dunia. Dapat dikatakan kematian Ncayur Tua ( meninggal sudah tua) apabila semua anak sudah berumah tangga dan tidak ada lagi hutang piutang kepada kula-kulanya, dan juga sudah mempunyai cucu dan cicit.
Upacara adat kematian Ncayur ntua bagi masyarakat Batak Pakpak tidak terlepas dari pemberian ulos. Menurut sejarahnya, ulos adalah sebuah tanda yang bisa mengayomi dan memberikan kehangatan bagi pemakainya.Tetapi dalam hal ini, ulos diartikan sebgai sebuah sarana pelindung yang mampu memberikan perlindungan, kasih sayang oleh si pemberi kepada si penerima ulos. Saat pemberian ulos tersebut, maksud dan tujuan si pemberi memberikan ulos tersebut terucapkan.
Tindak tutur pemberian ulos pada acara kematian Ncayur tua adat Batak Pakpak tidak terlepas dari maksud yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pendengar (penyimak). Dalam menelaah tindak tutur harus benar-benar disadari betapa pentingnya konteks ucapan atau ungkapan.Teori tindak tutur adalah bagian dari pragmatik, dan pragmatik itu sendiri merupakan bagian dari performasi linguistik.
hukum, adat, budaya). Adapun yang menjadi tugas seorang perkata-kata ialah memandu jalannya acara upacara kematian ncayur ntua. Perkata-kata inilah yang bertugas menyampaikan atau bertutur dalam bahasa Pakpak berupa petuah atau wejengan kepada peserta pesta sepanjang pesta kerja njahat berlangsung.
Percakapan dianggap satu komunikasi yang wajar apabila pembicara dan pendengar saling memahami topik pembicaraan, dalam kenyataannya tidak semua percakapan berjalan lancar seperti yang dikehendaki karena terkadang suatu pertanyaan tidak ditanggapi wajar oleh pendengar.
Percakapan yang dilakukan sehari-hari baik formal maupun informal mengikuti aturan yang sudah disepakati oleh kedua pihak pembicara dan pendengar untuk mencapai satu tujuan. Percakapan pada hakikatnya tindak bahasa lisan antara dua orang partisipan atau lebih.
Petuah yang disampaikan perkata-kata lewat tindak tutur kepada seluruh peserta acara upacara kematian tidak semua maksudnya ditanggapi maknanya sesuai maksud dari perkata-kata tersebut, sehingga tidak jarang terjadi kesalahpahaman.
Tindak tutur perkata-kata yang terjadi dalam pesta ncayur tua menunjukan rasa hormat sesama perkata-kata, sehingga dapat dijaga kesopanan kekerabatan, karena terkait oleh struktur sosial dalam adat istiadat Batak Pakpak. Struktur social yang dikenal dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Pakpak disebut dengan
sangkp nggeluh atau dalihan natolu dalam Batak Toba, yaitu kula-kula, dengan
sibelltek dan berru, yang disebut kula-kula ialah pihak perempuan, sedangkan
Sibeltek ialah keluarga masing-masing. Sehingga sangatlah penting tindak tutur
dalam hal apapun terkhusus ketika upacara besar atau sakral. Tindak tutur dalam hal ini masuk dalam wacana lisan, Pragmatik mengkaji maksud yang secara tersurat maupun tersirat sesuai dengan konteks pembicaraan, Pragmatik focus pada bagaimana penutur atau penulis menggunakan pengetahuan mereka untuk menyatakan suatu makna kepada pendengar sehingga komunikasi berjalan wajar.
Menurut Leech (1983:19) Pragmatik sangat berhubungan erat dengan tindak tutur bahasa, karena pragmatic menelaah makna dengan kaitannya terhadap kontek atau disebut situasi tuturan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih pesta kerja njahat Kematian Ncayur Ntua Adat Batak Pakpak sebagai objek penelitian, mengingat dalam upacara kematian ncayur ntua salah satu pesta terbesar bagi masyarakat Pakpak yang memiliki nilai dan makna bagi masyarakat Pakpak, masih dipertahankan dan menggunakan bahasa Batak Pakpak sebagai bahasa utama. Penulis merasa tertarik untuk meneliti ini karena pernah mengikuti acara Kematian Ncayur Tua di lingkungan sekitarnya, dan ingin mengetahui bagaimana sebenarnya adat Pakpak itu sendiri serta ingin melestarikan budaya Adat Batak Pakpak.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Tindak tutur Ilokusi pada upacara kematian Ncayur Ntua adat Batak Pakpak
2. Tindak tutur Lokusi pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak
3. Tindak tutur Perlokusi pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak
4. Makna dari tindak tutur lokusi, ilokusi pada upacara kematian Ncayur
ntua adat Batak Pakpak
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dalam menentukan masalah yang diteliti, perlu adanya pembatasan masalah, agar hasil penelitian ini mengarah pada hasil yang lebih baik. Merujuk pada bagian tersebut, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah seperti apa tindak tutur Ilokusi yang terdiri dari lima bagian yaitu, Representatif/Asertif, Ekspresif, Deklaratif, Direktif, dan Komisif berdasarkan maksud penutur ketika pemberian ulos pada upacara kematian Ncayur tua adat Batak Pakpak.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
2. Tindak tutur apa yang paling dominan dalam pemberian ulos pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak.
E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti ada tujuan yang ingin dicapai.Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis tindak tutur dalam pemberian ulos pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak.
2. Mengetahui tindak tutur yang paling dominan dalam pemberian ulos pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoretis
1. Menambah khazanah informasi tentang tindak tutur pemberian ulos pada upacara kematian Ncayur ntua adat Batak Pakpak.
2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin membicarakan tindak tutur pemberian ulos pada upacara kematian
Ncayur ntua adat Batak Pakpak.
b. Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan inventarisasi dalam usaha melestarikan kebudayaan daerah khususnya kebudayaan Batak Pakpak.
2. Sebagai referensi-referensi di perpustakaan daerah.
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Austin. 1962. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung
Austin, J.L. 1962. How Do Things with Words. NewYork: Oxford University Press.
Berutu, Lister & Nurbani Padang. 2006. Pertuturan Pakpak: Istilah Adat Sopan
Santun Kekerabatan Pada Masyarakat Pakpak. Salak: PT. Grasindo
Monoratama
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Leech. 1983. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung
Levinson. 1980. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Leech, Geoffry N. 1983. Principles of Pragmatics. London, New York: Longman.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,Jakarta
Manik, Mansehat. 2011. Seni dan Budaya Pakpak. Medan: Penerbit Mitra
Manik, Mansehat. 2010. Kerja Njahat Mate NcayurTua Dekket Kerja Mende
46
Manik, Mansehat. 2008. Adat Dekket Budaya Pakpak. Salak: Penerbit Mitra
Maibang. 2012. Hatoren Adat Pakpak Terenget Kalak Ncayur Ntua Dekket
Mengkurak Tulan. Medan: Penerbit Mitra
Maibang. 2009.Mengenal Etnis Pakpak Lebih Dekat. Medan: Penerbit Mitra
Moleong, lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sobur. 2001. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung
Searle.1993. Dalam leech yang diIndonesiakan Oka. Jakarta: Penerbit Erlangga
Spradley. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Searle, John R. (et all). 1980. Speech Acts Theoryand Pragmatics. Dordrecht, Boston, London: D. Reidel Publishing Company