ABSTRAK
EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM-1 DAN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia)
TERHADAP UREUM DAN KREATININ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK
Penyusun : Angellia Pangelah
NRP : 1310014
Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat,dr., M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra,dr., SpPK., M.Kes.
Latar Belakang Kombinasi kedelai varietas Detam-1 dan daun Jati Belanda
terbukti dapat menurunkan berat badan dengan penggunaan jangka panjang. Paparan zat/obat secara terus menerus dapat memengaruhi fungsi ginjal yang merupakan organ ekskresi sehingga diperlukan pemeriksaan dengan parameter ureum dan kreatinin.
Tujuan Penelitian Mengetahui efek pemberian dosis efektif kombinasi
ekstrak etanol biji kedelai (Glycine max L.merr) Detam-1 dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) terhadap fungsi ginjal dengan parameter ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang diinduksi PTL.
Metode Penelitian Eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak
Lengkap. Menggunakan 36 ekor tikus Wistar betina, yang dibagi secara acak ke
dalam 6 kelompok, kombinasi EEKD : EEJB 10mg : 20mg (P1), 20mg : 40mg (P2), 40mg : 80mg (P3), Orlistat (KP), Kontrol Standar (KS), dan
Kontrol Negatif (KN). Semua perlakuan diberikan selama 28 hari. Parameter yang diamati adalah kadar ureum dan kreatinin serum tikus. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji LSD dengan
α < 0.05.
Hasil Pada kadar ureum didapatkan hasil yang sangat bermakna antara kelompok P1, P2, P3 terhadap KS; pada kreatinin didapatkan hasil yang berbeda sangat bermakna pada kelompok P1, P2, P3 terhadap KS.
Simpulan Efek pemberian dosis efektif kombinasi ekstrak etanol biji kedelai
(Glycine max L.merr) Detam-1 dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) tidak meningkatkan ureum dan kreatinin tikus Wistar yang diinduksi PTL.
ABSTRACT
PROTECTION EFFECT OF DETAM-1 VARIETY SOYBEAN (Glycine max L.merr) ETHANOL EXTRACT AND JATI BELANDA LEAVES (Guazuma ulmifolia) COMBINATION ON UREUM AND CREATININE WISTAR MICE
INDUCIBLE FEED HIGH FAT
Compiler : Angellia Pangelah
Serial number : 1310014
Tutor 1 : Dr. Meilinah Hidayat,dr., M.Kes.
Tutor 2 : Adrian Suhendra, dr., SpPK., M.Kes.
Background The combination of Detam-1 variety soybean and Jati Belanda
leaves proven to lose weight with long term use. Exposure to substances / drugs continuously can affect kidney function is an excretory organs so that the necessary checks with the parameters of ureum and creatinine.
Objectives Knowing the effects of a combination of an effective dose of ethanol
extract of Detam-1 variety soybean (Glycine max L.merr) and Jati Belanda leaves (Guazuma ulmifolia) on Wistar mice’s kidney function inducible feed high fat assessed by the levels of urea and creatinine serum.
Methods True experimental research with completely randomized design.
Using 36 Wistar mice females, then were randomly divided into 6 groups, the
combination EEKD: EEJB 10mg: 20mg (P1), 20mg: 40mg (P2), 40mg: 80mg (P3), orlistat (KP), Standard Control (KS), and Negative Control
(KN). All treatments were given for 28 days. The parameters measured were the ureum and creatinine mice’s serum. Data were analyzed by one-way ANOVA
followed by LSD test with α≤ 0.05.
Results At urea levels showed a highly significant between group P1, P2, P3
against KS; in creatinine results obtained was significantly different in the group P1, P2, P3 against KS.
Conclusion Providing effective dose combination of ethanol extract of Detam-1 variety soybean (Glycine max L.merr) and Jati Belanda leaves (Guazuma ulmifolia) didn’t increased on ureum and creatinine in Wistar rats
induced Feed High Fat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 4
1.4 Manfaat Karya Tulis ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran ... 4
1.6 Hipotesis ... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1 Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill ... 7
2.1.1 Taksonomi Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) ... 8
2.1.2 Morfologi Tanaman ... 8
2.1.3 Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) varietas Detam-1 ... 9
2.2 Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 10
2.2.1 Taksonomi Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 11
2.2.2 Morfologi Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 11
2.3 Tikus Putih Galur Wistar (Rattus norvegicus L.)... 12
2.3.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) ... 13
2.4 Anatomi Ginjal ... 13
2.5 Nefron Ginjal ... 16
2.6 Fisiologi Hepar ... 19
2.6.1 Filtrasi, Reabsorpsi, dan Sekresi Berbagai Zat ... 20
2.6.1.1 Filtrasi Glomerulus ... 20
2.6.1.2 Reabsorpsi Tubulus ... 21
2.6.1.3 Sekresi Tubulus ... 21
2.7 Evaluasi Klinik Fungsi Ginjal ... 22
2.8 Ureum ... 24
2.9 Kreatinin ... 25
2.10 Uji Toksisitas ... 27
2.10.1 Keabsahan Uji Toksisitas ... 27
2.10.2 Uji Toksisitas Akut Oral ... 27
2.10.3 Dosis Efektif ... 28
2.11 Pemberian EEJB dan EEKD terhadap Fungsi Ginjal ... 28
BAB III : BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Bahan, Alat dan Objek Penelitian ... 30
3.1.1 Bahan Penelitian ... 30
3.1.2 Alat Penelitian ... 30
3.1.3 Objek Penelitian ... 31
3.1.4 Ukuran Sampel ... 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Prosedur Penelitian... 32
3.3.1 Penyajian Hewan Uji ... 32
3.3.2 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 33
3.4 Rancangan Penelitian ... 34
3.4.2 Variabel Penelitian ... 34
3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 34
3.5 Prosedur Pengambilan/Pemilihan Sampel dan Penentuan Unit Analisis ... 35
3.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 36
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.2 Analisis Statistik ... 38
4.3 Pembahasan ... 40
4.4 Uji Hipotesis ... 41
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 43
5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Biji Kedelai ... 8
Gambar 2.2 Tanaman Kedelai... 9
Gambar 2.3 Tanaman Jati Belanda ... 11
Gambar 2.4 Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) ... 13
Gambar 2.5 Struktur Internal Ginjal ... 15
Gambar 2.6 Vaskularisasi Ginjal ... 16
Gambar 2.7 Pembuluh Darah Utama pada Ginjal dan Skema Mikrosirkulasi Setiap Nefron ... 17
Gambar 2.8 Susunan Umum Ginjal dan Sistem Kemih ... 18
Gambar 2.9 Percabangan Tubulus Dasar Nefron ... 19
Gambar 2.10 Proses Filtrasi, Reabsorbsi, Sekresi, dan Ekskresi ... 22
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran biji (bobot 100 biji) dan komposisi kimia beberapa
varietas/galur kedelai ... 10
Tabel 2.2 Laju Filtrasi, Reabrobsi, dan Ekskresi Berbagai Zat oleh Ginjal ... 26
Tabel 4.1 Rerata Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Wistar Betina
pada Setiap Kelompok ... 37
Tabel 4.2 Uji LSD Ureum Tikus Wistar ... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kadar Ureum dan Kreatinin Tikus Wistar ... 50
Lampiran 2. Hasil Uji Anava Kadar Ureum Tikus Wistar ... 51
Lampiran 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Ureum Tikus Wistar... 52
Lampiran 4. Hasil Uji Anava Kadar Kreatinin Tikus Wistar ... 53
Lampiran 5. Hasil Uji Beda Rata-Rata Kreatinin Tikus Wistar... 55
Lampiran 6. Perhitungan Dosis ... 56
Lampiran 7. Dokumentasi penelitian ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Obesitas merupakan masalah dunia dan terus meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2014 lebih dari 600 juta penduduk dunia mengalami obesitas dan 13%
remaja berusia 18 tahun mengalami obesitas. Prevalesi obesitas di Indonesia
menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 meningkat jika dibandingkan
dengan Riskesdas 2010. Angka obesitas pada laki-laki tahun 2010 sekitar 15%
dan sekarang meningkat menjadi 20% (Riskesdas, 2013). Obesitas dan overweight
merupakan faktor risiko mayor beberapa penyakit, contohnya
penyakit jantung koroner, diabetes melitus, stroke, osteoarthritis,
kesulitan bernapas, dan kanker (WHO, 2015). Obesitas dapat dicegah dengan
mengontrol asupan makanan, olahraga, dan dapat juga dengan menggunakan
obat-obatan herbal sebagai alternatif lain (Depkes, 2000).
Obat herbal atau herb medicine adalah bahan baku atau sediaan berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh manusia; komposisinya berupa bahan mentah atau bahan yang
telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau
lebih (WHO, 2000). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 007 tahun 2012, obat herbal atau obat tradisional merupakan semua bahan
atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun
digunakan untuk pengobatan secara pengalaman (Permenkes, 2012).
Penggunaan obat herbal di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun
lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Hal itu tercermin antara
lain pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep tanaman obat yang ditulis
dari tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali (Pringgoutomo S, 2007).
di dunia setelah Brazil mempunyai sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman yang
merupakan 80% dari jenis tanaman di dunia dan 90% dari jenis tanaman di Asia
(Pramono, 2002).
Saat ini di tengah banyaknya jenis obat modern di pasaran dan munculnya
berbagai jenis obat modern yang baru, terdapat kecenderungan global untuk
kembali ke alam (back to nature). Alasan masyarakat lebih memilih obat herbal
adalah mahalnya harga obat modern/sintetis dan banyaknya efek samping
(Pramono, 2002). Oleh karena itu obat herbal menjadi semakin populer dan
penggunaannya meningkat tidak saja di negara berkembang seperti Indonesia,
tetapi juga pada negara maju seperti Jerman dan Amerika Serikat(Dewoto, 2007).
Obat herbal di Indonesia perlu dilestarikan, diteliti, dan dikembangkan karena
merupakan warisan budaya bangsa. Penelitian mencangkup penelitian obat herbal
tunggal maupun dalam bentuk ramuan. Namun uji klinik terhadap obat herbal
masih sangat kurang dilakukan, sehingga data mengenai khasiat dan keamanan
obat herbal masih sangat jarang. Hal tersebut yang menyebabkan adanya
kepercayaan di masyarakat bahwa obat herbal lebih aman dibandingkan
obat modern/sintetis (Dewoto, 2007).
Obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh akan diproses dan dieksresikan,
antara lain melalui ginjal. Ginjal adalah organ yang berfungsi untuk ekskresi
sekitar 20-30% dari total darah yang beredar didalam tubuh manusia. Pada ginjal
terjadi proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi zat dari tubulus renalis ke dalam
darah, dan sekresi zat dari darah ke tubulus renalis. Proses reabsorpsi
mengakibatkan peningkatan konsentrasi bahan beracun seratus hingga lima ratus
kali lebih banyak dalam tubulus dibandingkan dalam sirkulasi darah
(Guyton dan Hall, 2011).
Tanaman obat yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya adalah
kedelai Detam-1 dan Jati Belanda. Kedelai varietas Detam-1 lebih unggul
dibandingkan varietas lainnya, karena mempunyai kadar protein lebih tinggi dan
kadar lemak yang lebih rendah (Balitkabi, 2008). Kedelai Detam-1 mengandung
fenolik, flavonoid H2SO4,triterpenoid, steroid, saponin, namun tidak mengandung
Jati Belanda dapat mendegradasi lemak dan menurunkan kadar kolesterol
karena mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, musilago, saponin, karotenoid,
asam fenol, dan damar. Kandungan alkaloid Jati Belanda memiliki kemiripan
struktur kimia dengan Orlistat, obat sintesis yang dapat menekan nafsu makan
dengan cara menghambat kinerja enzim lipase sehingga absorpsi lemak dalam
tubuh berkurang (Rahardjo, 2006). Jati Belanda yang digunakan dalam penelitian
ini adalah varietas Bumi Herbal Dago (BHD) dengan kandungan fenolik,
flavonoid H2SO4, triterpenoid, kuinon, dan tannin, tetapi tidak mengandung
alkaloid steroid, saponin (Hidayat et al., 2011).
Kombinasi kedelai dan Jati Belanda akan digunakan sebagai terapi obesitas.
Penelitian menunjukkan pemberian kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam-1
(EEKD) dan Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) dengan perbandingan 1:2
mempunyai efek penghambatan kenaikan berat badan yang lebih baik
dibandingkan ekstrak tunggalnya (Hidayat et al., 2015). Kombinasi EEKD dan
EEJB bertujuan agar terjadi sinergisme sehingga hasil penurunan berat badan
akan lebih baik dan efek toksisitas yang dihasilkan terhadap ginjal akan
berkurang. Ginjal sebagai organ ekskresi yang banyak terpapar zat toksik
dikhawatirkan mengalami gangguan.
Penelitian ini akan melihat efek proteksi dari EEKD dan EEJB terhadap fungsi
ginjal dengan parameter ureum dan kreatinin pada tikus yang diinduksi pakan
tinggi lemak (PTL). Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
belum menggunakan dosis efektif dan pakan tinggi lemak (PTL).
1.2Identifikasi Masalah
Apakah efek pemberian dosis efektif kombinasi ekstrak etanol biji kedelai
(Glycine max L.merr) Detam-1 dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)
meningkatkan ureum dan kreatinin tikus Wistar yang diinduksi pakan tinggi
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian
dosis efektif kombinasi ekstrak etanol biji kedelai (Glycine max L.merr) Detam-1
dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) terhadap fungsi ginjal dengan parameter
ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang diinduksi PTL.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademik adalah untuk menambah wawasan mengenai efek samping
kedelai Detam-1 dan Jati Belanda terhadap fungsi ginjal.
Manfaat praktis adalah agar mengetahui efek samping kedelai Detam-1 dan
Jati Belanda terhadap fungsi ginjal sehingga dapat lebih waspada.
1.5Kerangka Pemikiran
Kedelai varietas Detam-1 merupakan kedelai dengan kualitas unggul.
Kandungan protein sebesar 45,40% dan kandungan lemak yang rendah sebesar
13,10% membuat kedelai Detam-1 lebih unggul dibandingkan kedelai dengan
varietas lainnya (Balitkabi, 2008). Kedelai varietas Detam-1 terbukti mengandung
fenolik, flavonoid H2SO4, triterpenoid, steroid, saponin, kuinon, dan tanin, namun
tidak mengandung alkaloid (Hidayat, et al., 2012). Asam amino pada kedelai
dapat memengaruhi aliran darah pada ginjal dan laju filtrasi ginjal (Viberti, et
al.,1987). Kandungan peptida pada kedelai yang memiliki ukuran empat sampai
dua puluh asam amino dapat memberikan efek penting pada rekativitas vaskuler,
tekanan darah, dan kadar lipid dalam darah (Imura, et al.,1993). Isoflavon yang
terkandung dalam kedelai bekerja sinergis bersama peptida untuk meningkatkan
fungsi ginjal (Stephenson TJ, 2005). Antioksidan pada isoflavonoid dapat bersifat
sebagai protektor pada ginjal (Maddox DA, et al.,2002), karena dapat mencegah
kacang kedelai pada tikus model fibrosis ginjal yang diinduksi Streptokinase
menunjukkan perbaikan pada sel ginjal dan dengan peningkatan konsentrasi
memberikan hasil yang semakin baik (Wandatira, et al., 2012). Saponin dapat
menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah serta meningkatkan ekskresi
ureum dan kreatinin dalam urin (Kim, et al.,2003).
Kandungan Jati Belanda yang sudah diteliti sebelumnya adalah
fenolik, flavonoid H2SO4, triterpenoid, kuinon, dan tanin, namun tidak
mengandung alkaloid steroid dan saponin (Hidayat, et al., 2012). Pada penelitian
sebelumnya, pemberian tanin dapat menurunkan kadar urea, kreatinin
dalam darah, dan kadar protein serta glukosa dalam urin (Yokozawa, et al., 1999).
Hal ini menunjukkan bahwa tanin dapat memperbaiki fungsi ginjal. Salah satu
senyawa dari flavonoid adalah proantocyanidine. Proantocyanidine dapat
meningkatkan fungsi ginjal dengan mengurangi stress oksidatif, dan
meningkatkan fungsi antioksidan (Yanarates, et al.,2008). Proantocyanidine akan
membentuk antocyanidine yang memiliki efek inhibisi terhadap angiotensin II.
Angiotensin dapat menyebabkan kontraksi sel mesangeal pada ginjal sehingga
dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke kapiler glomerulus. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah dan akhirnya dapat melindungi ginjal
(Caballero, et al., 2002). Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan model
hewan, proantocyanidine dapat mengurangi apoptosis tubular dan sel intersisial
(Shi, et al.,2003).
Kombinasi dua bahan yang digunakan bersifat sinergis. Hal ini dibuktikan
dalam percobaan pemberian subkronis kombinasi EEKD dan EEJB berefek baik
terhadap fungsi ginjal, tidak menyebabkan perubahan berat organ dan pada dosis
rendah tidak menyebabkan gangguan histopatologi ginjal (Hidayat, et al., 2016).
Fungsi ginjal dapat dapat diketahui dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin
pada darah. Ureum dan kreatinin akan meningkat saat terjadi gangguan pada
ginjal. Ureum dan kreatinin sangat bergantung pada filtrasi glomerulus untuk
ekskresinya dan tidak direabsorpsi sebanyak elektrolit. Kreatinin tidak
direabsorpsi sama sekali dan laju ekskresinya sebanding dengan laju filtrasi,
menurun yang menyebabkan akumulasi kreatinin pada cairan tubuh dan plasma
(Guyton dan Hall, 2011).
Penggunaan kombinasi EEKD dan EEJB pada terapi dalam jangka pendek
perlu dilakukan penelitian keamanannya terutama pada fungsi ginjal.
1.6 Hipotesis Penelitian
Efek pemberian dosis efektif kombinasi ekstrak etanol biji kedelai (Glycine
max L.merr) Detam-1 dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) tidak meningkatkan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Efek pemberian dosis efektif kombinasi ekstrak etanol biji kedelai (Glycine
max L.merr) Detam-1 dan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) tidak meningkatkan
ureum dan kreatinin tikus Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak.
5.1.2 Simpulan Tambahan
1. Semua dosis yang diberikan berefek baik terhadap fungsi ginjal dengan
parameter kadar ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang diinduksi
pakan tinggi lemak.
2. Dosis rendah (dosis I) dan dosis tengah (dosis II) memiliki potensi yang
tidak berbeda.
3. Konversi dosis rendah (dosis I) untuk manusia adalah 1680 mg/70kgBB
(EEKD : EEJB = 10 : 20 mg/kgBB). Konversi dosis tinggi (dosis III)
untuk manusia adalah 6720 mg/70kgBB (EEKD : EEJB = 20 : 40
mg/kgBB).
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
adalah:
Perlu dilakukan pengujian dosis efektif kombinasi EEKD dan EEJB terhadap histopatologi ginjal.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan hewan coba lainnya.
EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL
BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM-1 DAN
JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia)
TERHADAP
UREUM DAN KREATININ TIKUS WISTAR YANG
DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ANGELLIA PANGELAH
1310014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
hikmat dan penyertaanNya telah membuat saya dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan baik dan lancar.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “EFEK PROTEKSI KOMBINASI
EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM-1 DAN
JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) TERHADAP UREUM DAN
KREATININ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK”
disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran ( S.Ked ) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung.
Banyak pihak yang telah membantu dan mendukung saya untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dalam kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Meilinah Hidayat,dr., M.Kes selaku dosen pembimbing pertama yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Adrian Suhendra,dr., SpPK., M.Kes selaku dosen pembimbing kedua yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Prof. Dr. Andreanus Andaja Soemardji yang telah memberikan ilmu dan
membantu dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Mba Dewi, Mba Ayha, Mba Wulan, Pa Warsidin, Pa Abas yang telah
membantu dalam proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
5. Papa, Mama, dan Koko Albert yang selalu mendukung dan memberikan
6. Karina Kristie dan Ellen Muliati Nagawijaya sebagai teman seperjuangan
dalam melakukan penelitian sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Megan Graciella, Valerie, Clara Dwi, Liasisca Setiawati, Melly Anggreini
yang telah banyak mendukung dan memberikan perhatian dan semangat
agar dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Semoga Tuhan membalas dengan segala kebaikanNya.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membantu dan berguna.
Bandung, November 2016
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I., Safitri, D., & Christopher, W. (2016). Preventive Effect of Jasmine Flower Ethanol Extract on MSG-High Fat Diet Induced in Male Wistar Rats. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical
Research , 8 (7), 1066-1070.
Andriani, Y. (2005). Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) Terhadap Bobot Badan Kelinci Yang Diberi Pakan Berlemak. Jurnal Jurusan Kimia FMIPA, h.1-2.
Bagchi, D., Bagchi M, Stohs, S., Das, D., Ray, S., Kuszynski, C., et al. (2007). Free radicals and grape seed proanthocyanidin extract: importance in human health and disease prevention. Toxicology, 148(2-3), 187-97.
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Balitkabi. (2008). Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan
umbian. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian.
Berenguer, Trabadela, Fidalgo, Quilez, M., & Puerta, D. (2007). The Aerial Parts of Guazuma ulmifolia Lamk. Protect Against NSAID-Induced Gastric Lesions. Journal of Ethnopharmacology vol 2, 153-160.
BPOM RI. (2014). Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo. In
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No 7 Tahun 2014.
Bumi Herbal Dago. (2015, Oktober 23). Retrieved from http://bumi-herbal.com/
Caballero GC, Vanderheyden, De Bruyne, Shahat T, & Vanden H. (2002). In Vitro Inhibition of Angiotensin II Binding on the Human AT1 Receptor by Proanthocyanidins from Guazuma ulmifolia bark. Departement of
Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp.
Coll, E., Botey , A., Alvarez, L., Poch, E., Quinto, L., Saurina, A., et al. (2000). Serum cystatin C as a new marker for noninvasive estimation of
glomerular filtration rate and as a marker for early renal impairment. Am J
Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat
Gizi DepKes RI. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Departemen Kesehatan RI, D. J. (2000). Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat
Tradisional.
Dewonto, H. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi Fitofarmaka. Majalah kedokteran indonesia, 57 (7), 205-211.
Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2012). Gray's Anatomy. Singapore: Elsevie. h 190-93.
Erdelen WR, A. K. (1999). Biodiversity, traditional medicine and the sustainable
use of indigenous medicinal plants in Indonesia (Vol. 7).
Febrandy, D. (2006). Karakterisasi Sifat-Sifat Tanah dan Lahan Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Bogor: IPB.
Ginting, E., Antarlina, S. S., & Widowati, S. (2009). Varietas Unggul Kedelai untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 28 (3).
Guyton , A. L., & Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (12 ed.). Jakarta: EGC. h 387-404.
Guyton, A. L., & Hall, J. E. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapura: Elsevie. h 307-385.
Haliza, P. T. (2007). Pemanfaatan Kacang-Kacangan Lokal Sebagai Substitusi Bahan Baku Tempe dan Tahu. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian,
3.
Haliza, Purwani, & Thahir. (2007). Pemanfatan Kacang-Kacangan Lokal Sebagai Substitusi Bahan Baku Tempe dan Tahu. Buletin Teknologi Pascapanen
Pertanian.
Hidayat, M. S. (2014). Aktivitas Antioksidan dan Antigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Daun Jati Belanda Serta Kombinasinya. Bionatura-Jurnal
Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 89-93.
Hidayat, M., Kurnia, D., Sujatno, M., Sutadipura, N., & Setiawan. (2010).
Hidayat, M., Soeng, S., & Prahastuti, S. (2012). Characteristics of Combination of Ethanol Extract Detam 1 Soybean (Glycine max L.merr) and Ethanol Extract Jati Belanda Leaves (Guazuma ulmifolia) in Potential Inhibition of Pancreas Lipase Enzyme. Poster in International Seminar on Natural
Products Medicines.
Hidayat, M., Soeng, S., Wahyudianingsih, R., Ladi, J. E., Krisetya, Y. A., & Elviora, V. (2015). Ekstrak Kedelai Detam 1, Daun Jati Belanda Serta Kombinasinya Terhadap Berat Badan dan Histopatologis Hepar Tikus Wistar. JKKI, 6.
Hidayat, M., Prahastuti, S., Chikita, V., Safitri, D., Rahmawati, S. F., &
Soemardji, A. A. (2016). Subchronic Treatment of Combination Extract Detam 1 Soybean and Jati Belanda Leaves has No Toxic Effect on Functin, Weight, and Histopatological of Wistar Rat Kidney. Journal of
Medicine and Health, 1 (4), 341-50.
Hidayat, O. D. (1985). Morfologi Tanaman Kedelai. Bogor: Puslitbangtan.
Husaeni, H. (2008). Efek Ekstrak Air Buah Tin (Ficus carica L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus
L.) yang Diinduksi Aloksan Monohidrat. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Imura, T., Kanazawa, T., Watanabe, T., Fukushi, Y., Kudou, S., Uchida, T., et al. (1993). Hypotesive effect of soy protein and its hydrolysate. Ann N Y Acad
Sci, 676, 327-30.
Jibani, M., Bloodworth , L., Foden, E., Griffiths, K., & Galpin, O. (1991). Predominately Vegetarian Diet in Patients With Incipient and Early Clinical Diabetic Nephropathy: Effects on Albumin Excretion Rate and Nutrition Status. Diabet Med, 949-953.
Kher, K. (1992). Evaluation of renal function Clinical Pediatric Nephrology. New York: McGraw-Hill Inc.
Kim, E., Hyun, A., Park, J., & Kim, D. (2013). Heat Processed Ginseng Saponin
Ameliorates the Adenine Induced Renal Failure in Rats (Vol. 1).
Lee, Y., Kim, Y., Cho, E., & Yokozawa, T. (2007, November 14). Ameliorative effects of proanthocyanidin on oxidative stress and inflamation in
Leeson C Roland, L. T. (1996). Buku Ajar Histologi (Textbook of histology). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lewis, T. G., Heitkemper, D. S., & Dirksen, C. R. (2000). Medicare Provider
Directories. Retrieved from http://www.google.co
m/url?sa=D&q=http://www.univ hc.com/docs/Medicare/Provider_ Directories/2013/2013_Provider_ Directory_Medicare_South_OH. pdf&usg=AFQjCNFytuleKlJQAJ PSoS37ajTADjWg-A
Maddox, D., Alavi, F., Silbernick, E., & Zawada, E. (2002). Protective effects of a soy diet in preventing obesity-linked renal disease. Kidney Int, 61, 96-104.
Muchtadi, D. (1989). Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Pangan. In
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Bogor: IPB.
Noer, M. S. (2006). Evaluasi Fungsi Ginjal Secara Laboratorik (Laboratoric Evaluation on Renal Function). Universitas Airlangga.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Registrasi Obat
Tradisional.
Pramono, E. (2002). The commercial use of traditional knowledge and medicinal plants in Indonesia. Submitted for multi-stakeholder dialoque on trade,
intellectual property and biological resources in Asia.
Pramono, S. (2002). Kontribusi bahan obat alam dalam mengatasi krisis bahan obat di Indonesia. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 18-20.
Prawiroharsono, S. (1999). The Complete handbook of tempe: The unique soyfood
of Indonesia. Singapore: The American Soybean Association Southeast
Asia.
Price, S. A. (2005). Patofisiologi, konsep klinis penyakit-penyakit. Jakarta: EGC. h 867-75.
Pringgoutomo, S. (2007). Riwayat perkembangan pengobatan dengan tanaman obat di dunia timur dan barat. Buku ajar Kursus Herbal Dasar untuk
Dokter. Jakarta, Balai Penerbit FKUI.h 1-5.
Rahardjo, S., Ngatidjan, & Pramono, S. (2005). Aktivitas Lipase Pankreas Rattus Novergicus Akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.). Berkala Ilmu Kedokteran.
Setyaningsih, A., Puspita, D., & Rosyidi, M. I. (2013). Perbedaan Kadar Ureum & Creatinin pada Klien yang Menjalani Hemodialisa dengan Hollow Fiber Baru dan Hollow Fiber Re Use di RSUD Ungaran. Jurnal Keperawatan
Medikal Bedah, 1, 15-24.
Shi, S., Zheng, S., Zhu, Y., Jia, C., & Xie, H. (2003). Inhibitory effect of tea polyphenols on renal cell apoptosis in rat test subjects suffering from cyclosporine-induced chronic nephrotoxicity. Chin Med J (Engl), 116(9), 1345-50.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (3 ed., Vol. 2). Jakarta: EGC. h 5-10.
Smith, J., & Mangkoewidjojo, S. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan, dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. In Tikus Laboratorium
(Rattus norvegicus) (pp. 37-57). Penerbit Universitas Indonesia.
Stephenson, T., Setchell, K., Kendall, C., Jenkins, D., Anderson, J., & Fanti, P. (2005). Effect of soy protein-rich diet on renal function in young adults with insulin-dependent diabetes mellitus. Clin Nephrol, 64, 1-11.
Sulaksana, J., & Jayusman, D. (2005). Kemuning dan Jati Belanda. Jakarta: Penebar Swadaaya. h 23-25.
Surat Keputusan Menteri Pertanian 2008. (2008). Lampiran keputusan Menteri
Pertanian Nomor 240/Kpts/SR 120/3/2008.
Timmermans, K. (2001). ASEAN Workshop on the TRIPS agreement and
traditional medicine. Retrieved from http://www.-
who.or.id/eng/products/ow5/sub1/ display. asp?id=4.
Viberti, G., Bognetti, E., Wiseman, M., Dodds, R., Gross, J., & Keen, H. (1987). Effect of protein-restricted diet on renal respone to a meat meal in humans.
Am J Physiol, 87, F393.
Wandatira, Nintia, Aulanni'am, Oktavianie AP, Dyah, & Ayu. (2012). Uji
Ekspresi Ecadherin Ginjal dan Profil Protein Jejunum pada Tikus (Rattus) . Jurnal Teknologi Industri dan Hasil pertanian Vol 13, No.2, 126-136.
WHO. (2000). General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of Traditional Medicine (Document WHO/EDM/TRM/2000.1).
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier. h 419-23.
Yanarates, O., Guven, A., Sizlan, A., Uysal, B., Akgul, O., Atim, A., et al. (2008). Ameliorative effects of proanthocyanidin on renal ischemia/reperfusion injury. Ren Fail, 30(9), 931-8.
Yokozawa, T., Nakagawa, T., Lee, K., Cho, E., Terasawa, K., & Takeuchi, S. (1999). Effects of green tea tannin on cisplatin-induced nephropathy in LLC-PK1 cells and rats. J Pharm Pharmacol, 51(11), 1325-31.