• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA: Studi pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN REMEDIAL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA: Studi pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI ... DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... BAB I PENDAHULUAN...

(2)

B. Remedial Melalui Tutor Sebaya... 1. Pengertian tutor sebaya... 2. Teori belajar tutor sebaya... 3. Manfaat tutor sebaya... 4. Pemilihan tutor sebaya... 5. Langkah-langkah pembelajaran melalui tutor sebaya... 6. Pemanfaatan tutor sebaya dalam remedial... C. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Arab... D. Karakteristik Siswa ... B. Kemampuan Membaca... 1. Pengertian membaca... 2. Komponen-komponen kemampuan membaca... 3. Aspek-aspek membaca... 4. Meningkatkan kemampuan membaca... BAB III METODE PENELITIAN...

A. Pendekatan dan metode ... 1. Studi pendahuluan... 2. Perencanaan dan Pengembangan Model... 3. Uji Coba Model... B. Lokasi Dan Subyek Penelitian... C. Teknik pengumpulan data... D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... E. Prosedur Penelitian... F. Prasurvey... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Penelitian... 1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Arab Saat Ini... 2. Model Pembelajaran Remedial Tutor Sebaya yang dikembangkan...

(3)

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Remedial Tutor tutor Sebaya... 4. Efektivitas Model Pembelajaran Remedial Tutor Sebaya... B. Pembahasan Hasil Penelitian... 1. Kondisi Pembelajaran bahasa Arab saat ini... 2. Model Pembelajaran Remedial Tutor Sebaya yang dikembangkan... 3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Remedial Tutor Sebaya... 4. Efektivitas Model Pembelajaran Remedial Tutor Sebaya... BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...

A. Simpulan... B. Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

85 88 97 97 100

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Penelitian

Rendahnya kualitas pendidikan merupakan salah satu bentuk permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut misalnya melalui peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan profesionalisme guru, inovasi kurikulum dan manajemen sekolah, mendorong partisipasi masyarakat dan lain sebagainya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi perhatian dan dilaksanakan pada lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah Aliyah sebagai salah satu bagian lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang dikelola oleh Kementerian Agama di Indonesia masih dianggap belum maksimal dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat berdaya saing sebagaimana diungkapkan Menteri Agama Suryadharma Ali tanggal 11 Desember 2009 bahwa:

Sejumlah hal yang dihadapi oleh bidang pendidikan agama dan keagamaan antara lain adalah masih rendahnya kualitas dan daya saing madrasah dan perguruan tinggi agama dalam memberikan layanan pendidikan. Selain itu, masih rendahnya mutu lulusan madrasah dan perguruan tinggi agama dan rendahnya mutu pengelolaan pendidikan agama dan keagamaan.

(5)

kepada siswa yang pada akhirnya berpengaruh pada kualitas dan mutu lulusan yang dihasilkan.

Salah satu bentuk layanan pendidikan yang harus terpenuhi dalam KTSP di Madrasah Aliyah adalah terselenggaranya pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dituangkan dalam Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005. Melalui standar kompetensi lulusan yang dikembangkan oleh BSNP ditentukan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Standar kompetensi lulusan yang ingin dicapai kemudian ditetapkan dalam bentuk kriteria tertentu dan masalah ini berhubungan dengan standar penilaian pendidikan yang menjadi acuan kriteria penilaian bagi setiap satuan pendidikan. Madrasah Aliyah sebagai satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi atau disebut kriteria ketuntasan belajar minimal berdasarkan potensi yang dimiliki dan target yang ingin dicapai. Keinginan Madrasah Aliyah untuk menetapkan kriteria ketuntasan belajar minimal dalam penilaian pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengukur dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

(6)

pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang diajarkan di Madrasah Aliyah. Tujuan pembelajaran bahasa Arab sesuai Peratuan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 yaitu sebagai berikut:

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.

Sesuai Peraturan Menteri Agama di atas dapat diketahui bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah antara lain adalah menumbuhkan kemampuan memahami bacaan sebagai kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Kemampuan memahami bacaan pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah merupakan kemampuan penting untuk dimiliki siswa karena kemampuan ini diharapkan bisa membantu siswa memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-hadis serta kitab-kitab berbahasa Arab. Melalui kemampuan memahami bacaan dalam bahasa Arab diharapkan juga bisa mendukung kemampuan siswa dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) seperti Akidah Akhlak, Fikih, dan Qur’an Hadist di mana materinya selalu berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur’an ataupun hadist yang berbahasa Arab.

(7)

menyusun kurikulum dan hasil belajar bahasa Arab Madrasah Aliyah yang menyatakan bahwa:

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha, dengan memprioritaskan pada kemampuan membaca serta memahami bahan bacaan. Kemampuan berbicara dan menyusun kalimat ditujukan untuk memantapkan kemampuan membaca yang menjadi tujuan utama pembelajaran, sebagai bekal untuk memahami ajaran Islam dari Al-Qur’an dan hadist sebagai sumber aslinya, maupun kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan studi keislaman.

Hidayat (2008) mengungkapkan bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah antara lain keterampilan membaca merupakan tujuan inti sedangkan tiga keterampilan lain merupakan pendukung untuk tercapaianya tujuan inti.

Kedudukan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa Arab yang cukup strategis menutut peran guru bahasa Arab lebih aktif memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran membaca yang telah ditetapkan melalui pendekatan yang sesuai dan metode yang efektif. Adapun standar kompetensi membaca dalam pembelajaran bahasa Arab yang harus dicapai siswa di Madrasah Aliyah sesuai dengan Permenag RI No. 2 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Membaca dan memahami makna wacana tertulis paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, hari-hari besar Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar Islam.

(8)
[image:8.595.113.527.251.646.2]

yang mudah karena pada kenyataannya cukup banyak siswa yang merasakan kesulitan dan belum mencapai ketuntasan belajar minimal baik siswa yang berasal dari SMP maupun dari MTs seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel I.1

Hasil nilai ulangan harian siswa Madrasah Aliyah Kelas X di Kabupaten Ketapang yang mengikuti pembelajaran bahasa Arab TP 2010/2011

NAMA Siswa dari SMP Siswa dari Mts Total

No MADRASAH

K el as Juml ah Tunta s

% Jum

lah

Tunta

s

% Jum

lah

Tunta

s

%

1 MAN 1 X 144 20 14% 120 96 80% 264 116 44%

2 MAN 2 X 27 3 11% 70 49 70% 97 52 54%

3 MAS ASH- X 76 9 12% 64 46 72% 140 55 39%

SHUFIYAH

Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Arab seperti di atas bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pertama, mereka belum memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Kedua, karakteristik bahasa Arab sebagai bahasa asing berbeda dengan bahasa Indonesia baik dari segi pengucapan, tulisan dan sruktur kalimat sehingga dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Ketiga, minat siswa yang kurang dalam mempelajari bahasa Arab.

(9)

penguasaan kosa-kata dengan kemampuan menerjemah teks bahasa Arab menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan kosa-kata dengan kemampuan menerjemahkan teks bahasa Arab.

Pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa dalam pembelajaran bahasa Arab berkaitan erat dengan latar belakang siswa yang mengikuti pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah. Sebagai contoh, siswa yang berasal dari MTS relatif memiliki latar belakang belajar bahasa Arab yang lebih baik dibanding siswa yang berlatar belakang pendidikan SMP. Mereka yang berlatar belakang SMP belum pernah belajar bahasa Arab padahal pada dasarnya standar kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah merupakan kelanjutan dari pelajaran bahasa Arab yang telah diberikan di level pendidikan sebelumnya yaitu Madrasah Tsanawiyah.

(10)

Thomas Irving (Fathi A. Ibrahim, 1978: 135) mencatat beberapa kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing yaitu pertama, adanya banyak perbedaan dari segi bahasa Ibu (bahasa Indonesia) dengan bahasa Arab. Perbedaan ini mencakup dalam bentuk bunyi bahasa, kosa-kata, susunan kalimat dan maknanya. Kedua, adanya aturan yang kompleks dalam bahasa Arab seperti jenis-jenis kata-kerja (fiil, isim fail, maf”ul, sifat musyabbah bih) dan lain sebagainya.

Zuhriah (2005) menyatakan bahwa salah satu kesulitan para pelajar/mahasiswa dalam pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition) adalah jika bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajarinya itu

memiliki lebih banyak fonem-fonem (bunyi-bunyi) yang tidak dimiliki oleh bahasa ibu (bahasa pertama) dari pelajar bahasa kedua atau bahasa asing tersebut. Kesulitan yang timbul pada umumnya adalah kesulitan dalam pelafalan fonem-fonem bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajari tersebut.

(11)

Ahmad Izzan (2009:63) menyebutkan bahwa proses kemajuan mempelajari bahasa Arab bagi orang Indonesia sangat tergantung pada sejauhmana perbedaan dan persamaan antara bahasa pelajar dan bahasa Arab yang dipelajarinya dan sejauh mana bahasa pelajar itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa arab. Untuk mempelajari bahasa Arab pasti banyak menemui problematika kebahasaan yang harus diatasi yaitu seperti mengenai tata bunyi, kosa-kata, tata kalimat, dan tulisan.

a. Tata bunyi.

Harus diakui bahwa beberapa unsur (fonem) tidak ada persamaannya dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari misalnya huruf-huruf seperti tsa, ha, kha, dza, dha, sha, tha, zha, ‘ain, dan ghin. b. Kosa-kata.

Berkaitan dengan problema kosa-kata perlu diketahui banyak segi-segi morfologi dalam bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia seperti tasrif (perubahan bentuk kata). Perubahan bentuk kata (tashrif) dalam bahasa Arab contohnya fiil madhi (kata kerja bentuk lampau) kataba yang untuk fiil mudhari ( kata kerja sedang dan akan) menjadi yaktubu sedangkan untuk bentuk fiil amar (kata kerja perintah) menjadi uktub. Bentuk masdar (kata benda) dari kata tersebut menjadi kitabah, bentuk isim fail (pelaku) menjadi katib, bentuk isim maful (benda objek) menjadi maktub dan seterusnya. Begitu juga misalnya untuk

(12)

Musanna), dan berubah lagi untuk pria jamak (mudazakar jama) ataupun

perempuan jamak (muannast jamak).

Contoh lainnya adalah masalah pembilangan, dalam bahasa Indonesia yang ada hanya tunggal dan jamak. Sedangkan dalam bahasa Arab terdapat tiga sebutan tunggal (mufrad), dua (mutsana), tiga atau lebih (jamak). Selanjutnya jamak terbagi lagi menjadi tiga yaitu jamak taksir (broken plural), jamak mudzakar salim dan jamak muannas salim. Hal-hal yang diuraikan di atas, dalam morfologi

bahasa Arab tidak ada bandingannya atau persamaannya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu persoalan-persoalan tersebut harus diajarkan secara cermat dengan menjelaskan kedudukannya sebagai hal-hal yang kompleks dan tidak mudah dimengerti.

c. Tata kalimat.

Tata kalimat dalam bahasa Arab biasanya dibahas dalam ilmu nahwu. Dalam definisi tradisional ilmu nahwu dikesankan sebagai sintaksis yaitu ilmu menyusun kalimat sehingga kaidah-kaidahnya mencakup hal lain selain i’rab dan bina seperti al-muthabaqah (kesesuaian bunyi) dan almaqiyah (tata urut kata).

Contoh kata almuthabaqah adalah kata yang berposisi sebagai mubtada (subjek) dan khabar (predikat) dan antara sifat dan mausuf harus ada kesesuaian dalam segi jenis kelamin (gender) yakni tadzkir-ta’nis, segi bilangan (number) yakni

ifrad-tasniyah jama’ dan lain sebagainya. Permasalahan tata kalimat dalam bahasa

(13)

d. Tulisan.

Faktor lain yang dapat menghambat proses pembelajaran bahasa Arab adalah tulisan Arab yang berbeda sama sekali dengan tulisan bahasa Indonesia.

Peran guru bahasa Arab sebagai fasilitator mutlak diperlukan agar para siswa dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam pembelajaran membaca bahasa Arab di Madrasah Aliyah sehingga mereka dapat menguasai kompetensi yang ditentukan. Guru bahasa Arab sangat diharapkan bisa menciptakan pembelajaran yang relevan untuk membantu kesulitan belajar siswanya. Untuk menciptakan pembelajaran yang relevan, guru bahasa Arab dapat menganalisis berbagai kesulitan yang dialami siswanya dalam menerima pembelajaran bahasa Arab yang sedang berlangsung. Apabila berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran membaca bahasa Arab dapat terdeteksi dengan tepat maka guru bahasa Arab bisa lebih mudah menentukan dan memberikan perlakuan (treatment) dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswanya.

(14)

Pemberian pembelajaran remedial atau perbaikan bahasa Arab terhadap siswa perlu dipilih strategi dan langkah-langkah yang tepat sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca bahasa Arab dapat ditingkatkan kemampuannya. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai kemampuan membaca pada mata pembelajaran bahasa Arab adalah melalui pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya dapat diambil dari siswa yang telah memiliki kemampuan belajar bahasa Arab yang lebih baik dibanding rekan mereka yang belum mencapai ketuntasan. Berbagai hasil penelitian menyatakan bahwa tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Sari:2006, Nugroho:2007, Setyaningsih:2008).

Tutor sebaya memiliki beberapa kelebihan antara lain pertama, hubungan antara siswa tutor dengan siswa yang ditutori adalah hubungan pertemanan sehingga memudahkan komunikasi antar mereka dalam proses membantu siswa yang mengalami kesulitan belajarnya. Kedua, tidak semua siswa memiliki kekurangan atau kesulitan yang sama untuk mencapai kompetensi membaca dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu tutor sebaya merupakan bentuk pembelajaran yang bersifat melayani perbedaan individual sehingga masing-masing siswa yang belum mencapai ketuntasan dapat belajar sesuai dengan taraf belajarnya dalam meningkatkan kompetensi yang belum mampu dikuasainya. Ketiga tutor sebaya dalam pembelajaran remedial merupakan program

pembelajaran yang efektif dan efisien karena tidak memerlukan banyak biaya. Keempat, tutor sebaya merupakan bentuk pembelajaran yang berusaha

(15)

mencapai ketuntasan dengan cara memanfaatkan mereka sebagai tutor sehingga siswa kelompok rendah tetap merasa mendapatkan perhatian dari baik dari guru maupun teman sebaya.

Pemberian pembelajaran remedial tutor sebaya terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca bahasa Arab dapat ditingkatkan dan lebih dimaksimalkan apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh karena pada dasarnya pembelajaran remedial bisa dilaksanakan melalui tiga pendekatan sekaligus yaitu preventip atau sebelum dimulainya pembelajaran, development atau saat sedang berlangsungnya pembelajaran, kuratip atau saat sesudah berakhirnya pelajaran.

Pembelajaran remedial tutor sebaya adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam rangka membantu siswa mengatasi kesulitan belajar membaca bahasa Arab. Pengajaran remedial yang menggunakan tutor sebaya diharapkan dapat membuat siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab dapat keluar dari kesulitannya sehingga mereka dapat mencapai dan menguasai kompetensi belajar bahasa Arab yang telah ditetapkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuannya.

(16)

B.Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditentukan bahwa masalah penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran membaca bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah cukup banyak yang mengalami kesulitan untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Selanjutnya permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca materi qira’ah (membaca) pada mata pelajaran bahasa Arab kelas X

Madrasah Aliyah.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah “model pembelajaran apa yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca

pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah?”. Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, permasalahan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Arab siswa kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang saat ini?

2. Model pembelajaran remedial tutor sebaya seperti apa yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa pada pembelajaran bahasa Arab kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang?

(17)

c) Bagaimana evaluasinya?

3. Apa kelebihan (kekuatan) dan kekurangan (kelemahan) model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang?

4. Bagaimana efektivitas model pembelajaran Model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa pada pembelajaran bahasa Arab kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang?

D. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model pembelajaran remedial tutor sebaya yang sesuai, efektif dan efisien bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah. b. Tujuan khusus

1. Diperoleh gambaran situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Arab siswa kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang

2. Diperoleh model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab

(18)

4. Diperoleh gambaran tentang efektivitas model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa pada pembelajaran bahasa Arab kelas X di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada guru bahasa Arab mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam mata pelajaran bahasa Arab sehingga peran guru di Madrasah Aliyah dapat ditingkatkan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa yang pada akhirnya bisa meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab

2. Bagi Kepala Madrasah

(19)

3. Bagi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Ketapang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Kantor Departemen Agama dalam rangka membantu, memfasilitasi dan menetapkan kebijakan bagi Madrasah Aliyah dalam implemetasi KTSP di Madrasah Aliyah sehingga pihak madrasah dapat diberikan bantuan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi terutama dalam implementasi pembelajaran bahasa Arab.

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran remedial tutor sebaya adalah pemanfaatan teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan mencapai kompetensi yang ditentukan melalui langkah-langkah yaitu pertama, persiapan mencakup kegiatan (1) melakukan diagnosis terhadap siswa pada pembelajaran klasikal sebelumnya, (2) menentukan siswa yang mengikuti kegiatan remedial, (3) menentukan siswa yang bisa dijadikan tutor, (4) membuat program pengajaran. Kedua, pelaksanaan mencakup kegiatan (1) guru memberikan penjelasan singkat terhadap materi yang akan diajarkan, (2) melakukan pretest, (3) mengadakan latihan bagi tutor, (4) mengelompokkan siswa, (5) tutor menjelaskan materi sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa berdasarkan langkah-langkah yang diberikan guru, (6) mengadakan penilaiaan.

(20)
(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini akan dibahas tentang (1) pendekatan dan metode penelitian, (2) lokasi dan subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) teknik pengelolaan dan pengumpulan data, (5) prosedur penelitian dan (6) kegiatan prasurvey

A.Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Ada dua pendekatan yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian dan pengembangan (Reseach and Development) yaitu deskriptif dan evaluatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada, sedangkan metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian ujicoba dan setiap uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses selanjutnya terhadap temuan-temuan hasil uji coba tersebut diadakan penyempurnaan.

Konsep dan prinsip Reseach and Development (R&D) secara jelas ditulis oleh Borg dan Gall (1979:624) sebagai berikut: education research and development is a process used to develop and validate education product. Penelitian

(22)

and Development (R&D) yaitu (1) reseach and information collecting, (2)

planning, (3) develop preliminary form product, (4) prelimanary field testing, (5) main product revision, (6) main filed testing, (7) operational product revision, (8) operational product revision, (9) final product revision, (10) dissemination and distribution.

Sukmadinata (2009:169-170) memberikan penjelasan tentang sepuluh langkah Reseach and Development (R&D) yang dikemukakan oleh Borg and Gall dalam proses penelitian pengembangan sebagai berikut:

1) Penelitian pengumpulan informasi (reseach and information collecting) termasuk di dalamnya review literatur, observasi kelas dan persiapan laporan), pengumpulan informasi mengenai data lapangan berdasarkan studi awal dan studi literatur yang menunjang terhadap kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Arab.

2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi termasuk di dalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan, media dan evaluasi.

(23)

pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket dan observasi. Uji coba terbatas dilakukan melibatkan satu sekolah dan kelas tertentu.

5) Merivisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil ujicoba.

6) Ujicoba lapangan luas (Main field testing). Melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Data kuantitatif kemampuan siswa sebelum dan sesudah (post test) menggunakan model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi sesuai tujuan. Uji coba luas akan dilakukan terhadap tiga (3) Madrasah Aliyah dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi 7) Revisi terhadap produk utama atau penyempurnaan produk hasil uji lapangan

(operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan 8) Ujicoba operasional (operasional field testing). Melibatkan sekolah dalam

jumlah yang lebih banyak lagi. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara dan observasi dan analisis hasilnya.

9) Revisi produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan

10) Desiminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

(24)

berdasarkan temuan lapangan. Dari sepuluh langkah tersebut diatas, dapat disederhanakan menjadi tiga langkah dasar (Sukmadinata, 2006: 184) yaitu : 1).Kegiatan pendahuluan

 Kegiatan yang dilakukan adalah studi literatur untuk mendapatkan gambaran

tentang model pengembangan kurikulum.

 Melakukan pra survey ke lapangan untuk mengetahui gambaran pembelajaran

di kelas dan faktor-faktor yang mendukungnya. 2).Rancangan dan penyusunan model

 Menyusun desain model

 Mendiskusikan dengan guru di lapangan

 Menyusun draft awal

 Mendiskusikan dengan pakar dan dosen

3). Ujicoba model

 Melakukan ujicoba terbatas pada lingkup kelas, merupakan implementasi

desain model, evaluasi dan penyempurnaan

 Melakukan ujicoba lebih luas, merupakan implementasi desain model, evaluasi

dan penyempurnaan sampai diperoleh model yang terbaik.

Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan dalam penelitian ini, sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2009:187) bahwa untuk peneliti program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draft final tanpa pengujian final.

(25)

membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di kelas X Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Bagan 3.1.

Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian di atas dapat diuraikan menjadi beberapa kegiatan sebagai berikut.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan studi awal yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi proses pembelajaran bahasa Arab saat ini di Madrasah Aliyah sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran remedial tutor sebaya. Kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan adalah sebagai berikut:

1. Kajian

literatur

2. Pra survey

1. Perencanaan model

2. Perencanaan uji

lapangan

3. penyusunan draft awal

4. uji kelayakan

1. Uji coba

terbatas

2. Uji coba lebih

luas

Uji Coba Model Perencanaan Dan Penyusunan

Model Studi Pendahuluan

Hasil kajian literatur dan Prasurvey

Draft awal model pembelajaran remedial tutor

sebaya

(26)

a) Studi pustaka dan studi dokumentasi ditujukan untuk menghimpun dan mengkaji teori-teori yang mendasari konsep berkaitan dengan pembelajaran remedial tutor sebaya, kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa Arab, standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) mata pelajaran bahasa arab serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya

b) Melakukan kegiatan prasurvey lapangan di Madrasah Aliyah yang ada di Kabupaten Ketapang untuk menghimpun data yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sarana/fasilitas dan evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran bahasa Arab Hasil studi pendahuluan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.

2. Perencanaan dan Pengembangan Model pembelajaran Remedial Tutor Sebaya

Perencanaan dan pengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya dilakukan meliputi beberapa tahap:

(27)

(2) penyusunan skenario pembelajaran, (3) menyiapkan perangkat yang mendukung pelaksanaan pembelajaran remedial tutor sebaya

b) Implementasi pembelajaran

c) Refleksi dan penyempurnaan model d) Evaluasi

3. Uji Coba Model

Pada pelaksanaan penelitian ini dilakukan uji coba model pembelajaran remedial tutor sebaya dengan kegiatan sebagai berikut.

a) Uji Coba Terbatas

Penelitian uji coba model terbatas dilaksanakan pada satu madrasah yang telah ditetapkan yaitu Madrasah Aliyah Ash-Shufiyah Ketapang yang melibatkan 40 siswa dan satu orang guru bahasa Arab dengan pertimbangan bahwa karakteristiknya relatif sama dengan subjek secara keseluruhan.

Penetapan Madrasah Aliyah Ash-Shufiyah Ketapang sebagai tempat dilakukannya uji coba terbatas model pembelajaran remedial tutor sebaya dilakukan melalui teknik purposive sampling. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2009:96) bahwa teknik ini digunakan apabila peneliti punya pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya.

(28)

pembelajaran yang ingin diuji cobakan. Faktor kerjasama dianggap penting karena selama proses uji coba terbatas dilaksanakan dukungan dan bantuan guru sebagai subyek penelitian sangat diharapkan untuk menunjang keberhasilan penelitian.

Pelaksanaan penelitian uji coba model terbatas ini dilakukan dalam bentuk siklus berulang sampai diperoleh hasil nyata terjadinya perubahan kearah yang diharapkan. Aspek-aspek yang akan diteliti pada tahap ini adalah (1) perencanaan pembelajaran, (2) implementasi draft model, (3) refleksi dan penyempurnaan model, dan (4) evaluasi.

Selama uji coba berlangsung peneliti melakukan pengujian dan perbaikan melalui monitoring dengan cermat sampai diperoleh data untuk bahan refleksi. Hasil pengamatan oleh guru dan peneliti ini menjadi bahan untuk dilakukannya revisi pada uji coba berikutnya. Dalam proses uji coba berulang ini dilakukan pretest dan post test yang bertujuan memperoleh bahan pembanding peningkatan kemampuan siswa dalam membaca.

b) Uji Coba Skala Lebih Luas

(29)

B.Lokasi dan Subyek Penelitian

Hasil pengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah pada umumnya dan Madrasah Aliyah yang berada di kabupaten Ketapang pada khususnya. Madrasah Aliyah yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Mengajarkan bahasa Arab minimal selama dua jam pelajaran dalam seminggu 2) Melaksanakan pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan

dalam mencapai kompetensi pembelajaran bahasa Arab

[image:29.595.113.516.230.743.2]

Subyek penelitian berada di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat terdapat 10 Madrasah Aliyah baik negeri maupun swasta. Penelitian ini hanya dilakukan pada empat Madrasah Aliyah dengan memperhatikan karakteristik, homogenitas, dan heteregonitas dan keterbatasan peneliti. Madrasah Aliyah Ash-shufiyah Ketapang sebagai lokasi pengembangan dan uji coba terbatas, sedangkan uji coba luas dilakukan pada tiga Madrasah Aliyah yang berbeda dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi di wilayah kabupaten Ketapang seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Daftar Madrasah Aliyah yang diteliti pada uji lapangan lebih luas

NO NAMA MADRASAH WILAYAH KUALIFIKASI KET

1. MAN 1 Ketapang Tinggi -

2. MAN 2 Ketapang Sedang -

(30)

Penelitian ini secara lebih khusus akan difokuskan pada:

1) Siswa yang diteliti pada uji coba terbatas adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Ash-Shufiyah tahun pelajaran 2010/2011 pada semester genap.

2) Siswa yang diteliti pada uji coba lebih luas adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah tahun pelajaran 2010/2011 dengan mempertimbangkan jenis dan karakteristik madrasah (berkategori tinggi, sedang dan rendah) yaitu MAN 1, MAN 2, dan MAS Ar-Rahman.

3) Guru-guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Arab yang ada di empat Madrasah Aliyah tersebut dan khususnya guru mata pelajaran bahasa Arab di kelas X.

C.Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner, studi dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Penjelasan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

(31)

2) Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data dan literatur yang terkait sebagai bahan untuk menyusun desain. Selain itu dapat diperoleh dokumen-dokumen yang menjadi sumber data dari madrasah yang menjadi subyek penelitian.

3) Wawancara merupakan teknik pemerolehan data melalui tanya jawab dengan pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan terhadap guru-guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Arab. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan kegiatan siswa dalam rangka mendapatkan data tentang keadaan di lapangan dalam pembelajaran remedial bahasa Arab di Madrasah Aliyah dan mengetahui berbagai masalah yang dihadapi.

4) Observasi digunakan untuk menggali kemampuan guru dan kondisi yang ada serta program yang dijalankan dalam pembelajaran bahasa arab baik sebelum penelitian maupun saat berlangsungnya penelitian.

5) Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran remedial tutor sebaya. Selain itu juga untuk melihat keefektifan desain yang diujicobakan.

(32)

atas empat komponen yaitu (1) variabel dan sub variabel, (2) aspek yang diukur, (3) responsden dan (4) teknik pengumpul data. Selanjutnya berdasarkan teknik pengumpulan data, instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu (1) kuesioner berstruktur, (2) pedoman wawancara, (3) lembar observasi, dan (5) tes.

D.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini difokuskan pada tiga tahap penelitian yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan model, dan uji coba draft model yang mencakup uji coba lapangan terbatas dan uji lapangan skala lebih luas. Sesuai dengan data yang diperoleh, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Deskriftif

a) Data tentang kondisi siswa dan pandangan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab

b) Data tentang kondisi guru dan pandangan guru dalam pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Arab

c) Data tentang pelaksanaan pembelajaran remedial pada mata pelajaran bahasa Arab

d) Data tentang faktor pendukung dan penghambat kegiatan remedial

(33)

f) Data tentang pandangan dan kegiatan guru setelah dilaksanakan pengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa

g) Data tentang kelebihan (kekuatan) dan kekurangan (kekurangan) model pembelajaran remedial tutor sebaya

Adapun pengolahan data tersebut dilaksanakan sebagai berikut:

a) Pemeriksaan terhadap hasil pengumpulan data berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan

b) Melakukan verifikasi data penelitian c) Membuat tabulasi data hasil penelitian d) Menghitung frekuensi jawaban atau data

e) Melakukan analisis dan kajian data yang telah dilakukan secara statistik deskriftif seperti teknik persen, frekuensi dan tabel.

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial dipergunakan untuk memperoleh data hasil kemampuan membaca siswa. Pengujian terhadap kemampuan membaca siswa dilakukan dengan menganalisis antara pretest satu, pretest dua, pretest tiga, pretest empat dan post test satu, post test dua, post test tiga, post test empat pada Madrasah Aliyah yang menjadi sampel penelitian. Untuk memperoleh hasil maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata atau uji t.

Uji perbandingan dua rata-rata dilakukan terhadap skor hasil test kemampuan membaca siswa dengan ketentuan sebagai berikut:

(34)

b) Uji perbandingan dua rata-rata terhadap skor hasil pretest 2 dan post test 2. c) Uji perbandingan dua rata-rata terhadap skor hasil pretest 3 dan post test 3. d) Uji perbandingan dua rata-rata terhadap skor hasil pretest 4 dan post test 4. e) Uji pembandingan dua rata-rata terhadap skor hasil antar post test.

Uji t tersebut dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17 (stastical package for social science 17). Apabila nilai t hitung > t tabel pada taraf

signifikansi 95% berarti ada perbedaan yang signifikan antara dua nilai rata-rata yang diuji. Adapun prosedur pengolahan datanya terdiri atas (a) pemeriksaan data (b) tabulasi data, (c) pengujian

E.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut.

1) Orientasi dan administrasi yakni melakukan observasi awal tentang kondisi dan situasi penerapan produk tertentu. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, memilih lokasi dan mengurus perizinan

2) Tahap penilaian dan uji coba instrument, menyusun instrument studi pendahuluan berdasarkan kisi-kisi

3) Tahap pelaksanaan studi pendahuluan

4) Pengembangan model pembelajaran remedial tutor sebaya pada mata pelajaran bahasa Arab dan pelaksanaan uji coba

(35)

F. Kegiatan Pra Survey

Kegiatan pra survey atau studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Arab sehingga dapat dideskripsikan dan diidentifikasi pola pembelajaran remedial bahasa Arab yang yang berlangsung saat ini termasuk didalamnya kegiatan guru, siswa, metode pembelajaran yang dipakai, faktor pendukung dan penghambat.

Hasil studi pendahuluan diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap 170 orang siswa kelas X tahun pelajaran 2010/2011 yang tersebar pada empat Madrasah Aliyah yaitu MAN 1, MAN 2, MAS Ar-Rahman, dan MAS Ash-Shufiyah. Selain itu juga dilakukan pembagian kuesioner terhadap lima guru bahasa Arab. Hasil studi pendahuluan ini dijadikan dasar pertimbangan dalam merancang pembelajaran remedial tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab.

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung saat ini

Dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Arab cukup banyak yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab sehingga berpengaruh terhadap ketuntasan belajar bahasa Arab. Kesulitan belajar bahasa Arab ini bisa berasal dari faktor linguistik maupun non linguistik di antaranya siswa yang mengikuti pembelajaran membaca bahasa Arab tidak memiliki pengetahuan prasyarat yang cukup, karakteristik bahasa Arab sebagai bahasa asing berbeda dengan bahasa Indonesia baik dari segi pengucapan, tulisan dan struktur kalimat sehingga dapat membuat siswa mengalami kesulitan mempelajarinya, serta minat siswa yang kurang dalam mempelajarinya.

(37)

metode dan teknik lain yang sesuai dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Arab.

2. Model pembelajaran remedial tutor sebaya

Model pembelajaran remedial tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Tahap Persiapan terdiri atas:

1) melakukan diagnosis terhadap siswa pada pembelajaran klasikal 2) menentukan siswa yang mengikuti kegiatan remedial

3) menentukan siswa yang menjadi tutor

4) membuat program pengajaran mencakup tujuan, materi, metode dan penilaiaan sesuai hasil diagnosis

(b) Tahap Pelaksanaan

1) guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan 2) melakukan pretest

3) melaksanakan kegiatan inti yang mencakup mengadakan latihan bagi tutor, mengelompokkan siswa, tutor menjelaskan materi sesuai kesulitan yang dialami siswa berdasarkan langkah-langkah yang diberikan guru

(38)

3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran remedial tutor sebaya Model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa Arab memiliki beberapa kelebihan (kekuatan) dan kekurangan (kelemahan) ketika dilaksanakan. Adapun kelebihannya antara lain yaitu pertama, hubungan antara siswa tutor dengan siswa yang ditutori adalah hubungan pertemanan sehingga memudahkan komunikasi antar mereka dalam proses membantu siswa yang mengalami kesulitan belajarnya. Kedua, tidak semua siswa memiliki kekurangan atau kesulitan yang sama untuk mencapai kompetensi membaca dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu tutor sebaya merupakan bentuk pembelajaran yang bersifat melayani perbedaan individual sehingga masing-masing siswa yang belum mencapai ketuntasan dapat belajar sesuai dengan taraf belajarnya dalam meningkatkan kompetensi yang belum mampu dikuasainya. Ketiga tutor sebaya dalam pembelajaran remedial merupakan program pembelajaran yang efektif dan efisien karena tidak memerlukan banyak biaya. Keempat, meningkatkan kepedulian dan patisipasi teman sebaya yang telah lebih dahulu mencapai ketuntasan.

(39)

pembelajaran klasikal supaya tidak mengganggu jatah waktu yang disediakan bagi pembelajaran secara klasikal.

4. Efektivitas Model Pembelajaran Remedial tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan membaca

Efektivitas model pembelajaran remedial tutor sebaya didasarkan pada beberapa indikator yakni:

a) Berdasarkan hasil uji perbedaan terhadap kemampuan siswa dengan menggunakan model pembelajaran remedial tutor sebaya yang dilakukan pada uji coba skala terbatas dan ujicoba skala luas dapat diketahui bahwa model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa (kemampuan membaca dan memahami bacaan) secara signifikan. Dengan kata lain model ini dapat dikatakan efektif meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah.

b) Tanggapan siswa selama pembelajaran remedial tutor sebaya berlangsung yang menyatakan bahwa model pembelajaran remedial tutor sebaya dapat membantu siswa yang ditutori mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan ketuntasan belajarnya. Model pembelajaran remedial tutor sebaya dapat memotivasi dan memperkuat pengetahuan yang dimiliki siswa yang menjadi tutor.

(40)

membimbing siswa secara individual sesuai kesulitan yang dihadapi siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca

B. Rekomendasi

Sesuai hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran bahasa Arab pada umumnya dan guru mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah kabupaten Ketapang khususnya diharapkan dapat memanfaatkan model pembelajaran remedial tutor sebaya dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pada mata pelajaran bahasa Arab

2. Bagi Kepala sekolah sebagai pihak yang memegang peranan penting dalam pengelolaan pembelajaran di Madrash Aliyah di Kabupaten Ketapang diharapkan dapat memotivasi dan memberikan pelatihan bagi guru-guru bahasa Arab dalam penggunaan model pembelajaran remedial tutor sebaya agar menjadi guru yang professional dalam melaksanakan pembelajaran.

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi A, Supriyono,W. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka cipta

Ali, S. (2009). Kualitas Pendidikan di Madrasah. Tersedia [online] http://buntetpesantren.org/index.php

Angela. M, Donnell. (1999). Cognitive Persfektif On Peer Learning. Mahwah, New Jersey London: Lawrence Erlbaum Assocites

Assuud. (1994). Thuruq Ammah Fi Tadris Lughah. Mamlakah Arabiyah

Ash-Suudiyah Jamiah Imam Muhammad Bin Suud Islamiyah Ma’had Al Ulum

Islamiyah Wal Arabiyah Fi Indonesia

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Tidak diterbitkan.

Borg.W, Gall. M. (1979). Educational Research. New York and London: Longman

Chrinajanti, W. (2009). Pengaruh Program Remedial terhadap Ketuntasan Belajar Siswa. Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/.../Hal.81

Daniels, H. (1996). An Introduction to Vygotsky. London and New York: Routledge

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah umum. (2003). Kurikulum Dan Hasil Belajar Bahasa Arab Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia

Fiddaroini. (2010). Mengidentifikasi persoalan bahasa arab. Tersedia (online): http://saidunfiddaroini.blogspot.com/2010/07/bahasa-arabmengidentifikasi-problem.html

Gordon, E. (2009). 5 Ways to Improve Tutoring Programs. [online] tersedia: http://search.epinet.com

Gordon, Edward E, (2005). Peer Tutoring; A Teacher’s Resource Guide. Lanham:Rowman & Littlefield Pubshing

Hanifa, U. (2007). Diagnosis kesulitan belajar matematika siswa kelas X semester 1 SMA Ardjuna Malang pokok bahasan bentuk pangkat dan bentuk

akar serta pengajaran remedialnya. Tersedia (online)

(43)

Harris, A. Sipay, E. (1980). How to increase reading ability: A guide to developmental and remedial methodes. Newyork & London: Longman.

Hasman. (2008). Penerapan Remedial Dengan Pendekatan Kooperatif Dalam Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pembahasan Nilai Dan Norma Sosial Siswa Kelas X2 SMA Negeri 4 Kendari. http://tekno-pen.blogspot.com/2009/08/penerapan-remedial-dengan-pendekatan.html Herman. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:Rosdakarya Hidayat, D. (2008). Ta’limullughah arabiyah; pelajaran bahasa arab Madrasah

Aliyah kelas X. Semarang: Karya Toha Putra

Hidayat. (1986). Mukhtashar Thuruq Fi Tadris Lughah Arabiyah Li Thulab Al Madaris wal Ma’ahad Indonesia. Jakarta:Qismu lughah arabiyah bi kuliyati Tarbiyah Bi Jamiah Syarif Hidayatullah Al-Islamiyah Al-hukumiyah Jakarta.

Hurlock, E. (1991). Psikologi Perkembangan; suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga

Istiarini, E (2008). Upaya peningkatan minat belajar matematika melalui pembelajaran remedial kerja kelompok. (PTK Pembelajaran Matematika

Kelas V SD Negeri 1 Bangsalan). Tersedia (online):

http://etd.eprints.ums.ac.id

Izzan, A. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora. Jhonshon, M. (2004). A Philosophy of Second language Acquestion. London:

Yale University Press.

Kartika, M. (2006). Hubungan penguasaan kosa kata dengan kemampuan menerjemah teks bahasa arab (studi deskriptif terhadap siswa kls XI s 3 semester 2 SMA Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII) 1 tahun ajaran 2005/2006). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (skripsi tidak diterbitkan).

Karwono. (2007). Efektifitas pemberian rangkuman dan advance organizer dalam remedial teaching terhadap tingkat ketuntasan belajar bidang studi fisika

SMA di Kota Metro. Tersedia (online):

http://karwono.wordpress.com/2007/11/15/

(44)

Lvykh, M. (2008). The Affective Establishment and maitenance of Vygotsky’s zone of proximal development. [online] tersedia:http: //search.epinet.com

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bangung : PT Remaja Rosdakarya.

Natawidjaja, R. (1980). Pengajaran Remedial. Jakarta: P.D. Andreola Jakarta Noorhayati. R. (2009). Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal cerita operasi bilangan pecahan dengan menggunakan tutor sebaya pada kelas VII SMP Negeri 3 Palangga. Tersedia: http://www.pendidikan-matematika.blogspot.com.

Nugroho, A. (2007). Model pembelajaran tutor sebaya dengan memanfaatkan LKS dan alat peraga papan berpaku sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika pada pokok bahasan simetri lipat dan pencerminan bagi peserta didik kelas V SD Rejosari 03 Semarang Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/

Nurhadi. (2005). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca:suatu Teknik Memahami Literatur Yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: sinar Baru Algesindo Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purnomo, D. (2009). Pembelajaran Remidi Melalui Tutor Sebaya Kegiatan Kelas

Yang Menyenangkan Siswa. Tersedia:

dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com/.../pembelajaran-remidi-dengan-tutorsebaya-kegiatan-kelas1.doc

Sa’diyah, S (2006). Analisis kemampuan membaca teks bahasa arab siswa

Madrasah Aliyah Alhusna Cisalak. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (skripsi tidak diterbitkan).

Sari, I (2006). keefektifan model pembelajaran remedial tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan persamaan garis lurus siswa kls

viii smp negeri 36 semarang. Tersedia: (online)

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/.../doc.pdf

(45)

Sudjana, N. & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaiaan Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algesindo

Sudrajat. A. (2009). Pembelajaran Remedial Dalam KTSP. Tersedia: (online) http://www. Akhmadsudrajat. wordpress.com

Sugiyono, B. (2005). Pengaruh Pengajaran Remedial Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Se Gugus Kalijaya Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2004/2005. Tersedia (online):

http://library-ump.org/index.php

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Suteja. (2008). Pembelajaran remedial. Tersedia (online): http://trieelangsutajaya wordpress.com/2008/11/08/

Sutikno. S. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.

Thaimah. R. (1989). Ta’lim Arabiyah li Ghairi Nathiqina Biha. Mesir: Manshurat munazamatul islamiyah li Tarbiyah Wa Ulum Wa Tsaqafah

Topping, K & Ehly, S. (1998). Peer Assisted Learning. Mahwah, New Jersey London: Lawrence Erlbaum Assocites

Vandenburg. R. (2006). Reviewing research on teaching writing based on

vygotsky’s theories:what we can learn. [online]

tersedia:http://search.epinet.com

Wahab, M. (2009). Tantangan Dan Prospek Pendidikan Bahasa Arab Di Indonesia. Tersedia [online]: http://www.atida.org/melayu/index.php

Wijaya, C. (1999). Pendidikan Remedial. Bandung:Rosdakarya.

Woolfolk. A. (2009). Educational Psychology (alih bahasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yildirim, O. (2008). Vygotsky’s sociocultural theory and dynamic assessment in language learning. Tersedia [online] http://www. search.epnet.com

Yunus, F. (1978). Curriculum For teaching of arabic as a second language at begining level. Kairo: Darussaqafah.

(46)

Zakiyati, T. (2009). Peran Variasi Mengajar dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri Bangil Pasuruan. Tersedia; http://digilib.sunan ampel.ac.id/gdl.php

ZaretsKii, V. (2010). The Zone of Proximal Development: What Vygotsky Did Not Have Time to Write. [online] tersedia: http://search.epinet.com

Gambar

Tabel  I.1 Hasil nilai ulangan harian  siswa Madrasah Aliyah Kelas X di Kabupaten
Tabel 3.1 Daftar Madrasah Aliyah yang diteliti pada uji lapangan lebih luas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan adalah sarana latihan fisik yang terfokus pada bagian kaki untuk golongan lanjut usia yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis usahatani padi organik dan non organik dan untuk mengetahui besarnya tingkat risiko produksi, risiko harga dan risiko

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial,

Penggunaan FMA berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, persentase kolonisasi akar, dan berat kering total tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap

Deskripsi hasil penelitian sebelum diberikan tindakan permainan book scavenger hunt atau pra-siklus, tingkat kemampuan berhitung anak dari seluruh jumlah anak yaitu

Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (life skills) yang dilakukan di LKP Tisaga Caterias, didasarkan pada identifikasi dari peserta didik pelatihan di antaranya:

Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah merancang dan membangun sebuah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode ID3 untuk menguji kelayakan jalan

[r]