• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

32 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Toray merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar di Jepang yang bergerak dalam berbagai bidang industry, salah satu diantaranya adalah Industri Tekstil yang merupakan cikal bakal dari Toray Industri. Nama Toray berasal dari Toyo yaitu nama perusahaan Rayon yang merupakan produk awal dari perusahaan tersebut, dari keduanya digabung yang kemudian dikenal dengan nama Toray.

Toray telah memperluas usahanyan di berbagai Negara seperti: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, China, Vietnam, USA. Di Indonesia Toray bergerak dalam bidang serat sintetis dan Tekstil dengan membuka beberapa perusahaan misalnya di Tangerang PT ITS, PT ISTEM, PT ACTEM, PT OST, PT PNR, PT TEXFIBRE (Purwakarta), PT CENTEX (Cibinong), PT EASTERNTEX (Surabaya) dan di Jakarta PT JABATO (Jakarta Bali Tokyo) yang merupakan jasa transportasi untuk melayani orang-orang Jepang, PT ITS merupakan yang tersebar diantara perusahaan yang ada di luar Jepang.

PT ITS didirikan pada tanggal 11 Oktober 1971 dengan Surat Ijin Presiden NO.

1329/Pres/2/1971/ tanggal 26 Februaru 1971 dan Surat Keputusan Menteri No.

331/M/SK/VI/71 tanggal 13 Juli 1971 dakan rangka dikeluarkannya undang-undang No, 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Modal dasar yang dipakai sebesar 54,8 juta USD dengan kepemilikan saham terdiri dari Toray Industries Inc.

(65,5%), Mitsui & Co ltd (19,9%), PT EASTERNTEX (14,6%).

(2)

Produksi awal perusahaan ini dimulai pada tanggal 15 Agustus 1973 seesar 184 ton/bulan Nylon Filament dan Staple Fibre, kemudian bertambah menjadi: Nylon Filament 610 ton/bulan dan Polyester Fibre 1220 ton/bulan pada tanggal 1 November 1974, jumlah produksi tersebut di atas sudah sesuai dengan kapasitas mesin terpasang pada waktu itu.

PT ITS diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 4 Agustus 1976, peresmian ini dilakukan setelah 5 (lima) tahun didirikan dan melakukan kegiatan produksi.

Untuk memudahkan kegiatan operasional PT ITS mendirikan kantor pusat di Summitmas Tower lantai 3 (tiga) no. 61-62 jalan Jendral Sudirman Jakarta, baik di kantor pusat Jakarta maupun di pabrik Tangerang dipimpin oleh Presiden Direktur.

Tetapi di dalam segi operasional produksi di pabrik dipimpin oleh Kepala Pabrik.

4.1.2. Misi dan Tujuan Perusahaan

Sebagai perusahaan yang mempelopori produksi benang dan serat sintetis (Synthetics Fibre) PT Indonesia Toray Synthetics merupakan perusahaan pionir untuk hasil produksinya, dalam rangka mengisi pembangunan lima tahun pemerintah Indonesia. Dengan berdirinya dan berproduksinya pabrik tersebut maka benang Nylon (Nylon Filament Yarn) dan serat Polyester (Staple Fibre) yang tadinya biasanya di import dari luar negeri secara berangsur-angsur pembelian dari luar negeri dapat dikurangi. Sehingga produksi pabrik ini merupakan penghematan devisa bagi negara.

Sebagaiman diketahui bahwa untuk sekarang ini produksi serat alam mengalami kendala yang besar dikarenakan adanya keterlibatan iklim, dimana untuk menghasilkan serat alam yang baik diperlukan kondisi iklim tertentu dan membutuhkan media pengembang biakan area pertanian yang luas, dengan adanya kendala tersebut maka kebutuhan bahan bakar tekstil baik kuantitas maupun kualitas jelas tidak akan terpenuhi.

PT ITS dalam hal ini berusaha untuk memenuhi kekurangan kebutuhan bahan tekstil, khususnya di dalam negeri dan umumnya di luar negeri, disamping untuk membuka lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran yang

(3)

menjadi masalah besar di Indonesia. Ini merupakan kebanggaan bagi perusahaan yang telah dapat memberikan sahamnya dalam rangka pembangunan Indonesia dan turut serta dalam usaha-usaha pemerintah melaksanakan delapan jalur pemerataan bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dan negara Indonesia.

4.1.3. Hasil Produksi dan Sasarannya

PT ITS secara terus-menerus menerima melakukan pengembangan baik dari segi jumlah produksi maupun jenis produksi.

Mengikuti situasi dan perkembangan pasar (market), sehingga hasil produksi saat ini adalah:

Nylon Filament Yarn : 1.350 ton/bulan Polyester Staple Fibre : 6.000 ton/bulan Polyester Filament Yarn : 1.250 ton/bulan

Dari hasil produksi ini diutamakan untuk kebutuhan konsumen pabrik-pabrik tekstil di dalam negeri sedangkan sekitar 10-20% untuk kebutuhan luar negeri.

Bahan baku utama untuk membuat Nylon (Nylon Filament Yarn) adalah Caprolactam, dan untuk membuat serat Polyester (Synthetics Fibre) dan benang Polyester (Polyester Filament Yarn) adalah Pure Terephtalic Acid dan Ethyline Glylcol.

4.1.4. Lokasi dan Layout Pabrik

PT ITS terletak di jalan Moh. Toha Pasar Baru Tangerang ini sangat tepat untuk daerah industry karena beberapa pertimbangan antara lain:

1. Lokasi tanah yang luas yang terletak di daerah industri, sehingga mudah untuk melakukan pengembangan pabrik.

2. Bahan baku mudah diperoleh karena dekat dengan pusat perekonomian.

3. Transportasi mudah dan cepat karena tersedianya jalan-jalan bebas hambatan dan dekat dengan Pelabuhan Laut maupun Bandara Internasional.

(4)

4. Pasar yang baik, karena konsumen PT ITS sekitar 80% berada di Jawa Barat dan sekitarnya.

5. Mudah mendapatkan tenaga kerja yang terdidik maupun terlatih, karena berada di kawasan kota industry maupun dekat dengan pusat pemerintahan.

6. Tersedianya sumber air yang cukup karena terletak di sepanjang aliran sungai Cisadane.

7. Fasilitas listrik maupun gas mudah didapat meskipun saat ini PT ITS memakai diesel sendiri.

PT ITS terletak di atas tanah seluas 521.310 m2 dengan luas bangunan 176.023 m2 adapun layout pabrik tertera pada gambar 4.1

(5)

Gambar 4.1. Layout Pabrik PT. Indonesia Toray Synthetics

4.1.5. Struktur Organisasi

Banyak pendapat yang berlainan tentang rumusan dari organisasi, akan tetapi secara umum organisasi rumusan dari organisasi dapat dirumuskan sebagai struktur

(6)

pembagian kerja dan tata hubungan kerja antara kelompok orang untuk pembagian dan tata hubungan kerja antara kelompok orang untuk bekerja satu sama lain dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Bagi perusahaan besar seperti PT ITS, masalah pengelolaan manajemen merupakan suatu hal yang sangat memegang peranan dalam kelancaran produksi serta penyaluran (distribusi) hasil produksinya kepada konsumen.

Oleh karena itu PT ITS memerlukan struktur organisasi yang khusus bentuk dan tujuannya. Struktur organisasi PT ITS merupakan struktur organisasi dan staff yang dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang membawahi pengelolaan Administrasi dan Produksi.

A. Pengelolaan Administrasi 1) Divisi General/Purchase:

a. Departement Personel/General b.Departement Raw M/T Fuel c. Departement Stock Control 2) Divisi Finance/Accounting

a. Departement Finance b.Departement Accounting 3) Divisi Computer/Information

a. Departement Computer/Information 4) Divisi Sales

a. Departement Fibre b.Departement Filament c. Departement Sales ADM d.Departement Logistics B. Produksi

1) Departement Technical

2) Departement Nylon Filament Yarn 3) Departemen Polyester

4) Departement Engineering

(7)

ITS Organization 2013

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. Indonesia Toray Synthetics

Presdir

General/

Purchase

Personel/

General

Personel

General

Purchase/

R/M

Raw M/T Fuel

Purchase

Stock Control

Finance/

Accounting

Finance/

Accounting

Finance

General Acc

Tax Acc

Comp.Info

Comp./Info

Sales

Domestic

Fiber

Filament

Export

Export

Marketing &

Control

Marketing &

Control

Logistics

Factory

Safety &

Environt. Technical

Technical

Quality Assurance

Nylon

Polimerization

Filament

Polyester

Polimerization

Staple Fiber

Filament

Engineering

Mechanic

Electric

Utility / BTG

(8)

1.1. Pengumpulan Data

Pada suatu penelitian, data merupakan kunci untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan metode pengumpulan data sangat berpengaruh untuk mendapatkan data yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian kualitas Polyester Staple Fibre (PSF) dengan syarat mutu kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dan kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip pada Pabrik PSF PT. Indonesia Toray dari bulan Januari 2013 s/d bulan Agustus 2013. Spesifikasi mutu yang diinginkan dari PSF adalah :

1. Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip : 0,001-0,010 % 2. Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip : 0,631-0,647 %

Data hasil pengujian laboratorium kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dan kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.

adalah:

(9)

Tabel 4.1. Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip (%)

Sumber: Pabrik Polyester Stable Fibre PT. Indonesia Toray Synthetics

No Tanggal X No Tanggal X No Tanggal X No Tanggal X

1 22-Jan-13 0,004 26 27-Mar-13 0,005 51 13-May-13 0,006 76 2-Jul-13 0,006

2 28-Jan-13 0,002 27 28-Mar-13 0,008 52 14-May-13 0,002 77 4-Jul-13 0,005

3 29-Jan-13 0,005 28 1-Apr-13 0,002 53 15-May-13 0,005 78 8-Jul-13 0,003

4 4-Feb-13 0,005 29 2-Apr-13 0,004 54 16-May-13 0,003 79 9-Jul-13 0,007

5 5-Feb-13 0,003 30 3-Apr-13 0,006 55 21-May-13 0,006 80 10-Jul-13 0,005

6 6-Feb-13 0,003 31 4-Apr-13 0,003 56 22-May-13 0,003 81 15-Jul-13 0,004

7 7-Feb-13 0,006 32 8-Apr-13 0,004 57 23-May-13 0,007 82 17-Jul-13 0,004

8 11-Feb-13 0,005 33 9-Apr-13 0,005 58 27-May-13 0,004 83 18-Jul-13 0,007

9 12-Feb-13 0,005 34 10-Apr-13 0,003 59 29-May-13 0,002 84 24-Jul-13 0,003

10 13-Feb-13 0,007 35 11-Apr-13 0,008 60 30-May-13 0,007 85 25-Jul-13 0,007

11 14-Feb-13 0,002 36 15-Apr-13 0,004 61 3-Jun-13 0,004 86 30-Jul-13 0,004

12 18-Feb-13 0,004 37 16-Apr-13 0,003 62 4-Jun-13 0,003 87 31-Jul-13 0,002

13 19-Feb-13 0,004 38 17-Apr-13 0,009 63 6-Jun-13 0,005 88 5-Aug-13 0,005

14 20-Feb-13 0,009 39 18-Apr-13 0,006 64 10-Jun-13 0,007 89 6-Aug-13 0,009

15 25-Feb-13 0,006 40 22-Apr-13 0,006 65 11-Jun-13 0,008 90 8-Aug-13 0,006

16 26-Feb-13 0,003 41 23-Apr-13 0,007 66 12-Jun-13 0,004 91 12-Aug-13 0,007

17 5-Mar-13 0,008 42 24-Apr-13 0,003 67 13-Jun-13 0,004 92 15-Aug-13 0,004

18 7-Mar-13 0,005 43 25-Apr-13 0,005 68 17-Jun-13 0,003 93 19-Aug-13 0,004

19 12-Mar-13 0,008 44 29-Apr-13 0,004 69 18-Jun-13 0,006 94 20-Aug-13 0,005

20 13-Mar-13 0,003 45 1-May-13 0,005 70 19-Jun-13 0,007 95 21-Aug-13 0,006

21 14-Mar-13 0,002 46 2-May-13 0,009 71 20-Jun-13 0,008 96 22-Aug-13 0,003

22 18-Mar-13 0,006 47 6-May-13 0,002 72 24-Jun-13 0,007 97 27-Aug-13 0,003

23 20-Mar-13 0,004 48 7-May-13 0,004 73 25-Jun-13 0,005 98 28-Aug-13 0,005

24 25-Mar-13 0,004 49 8-May-13 0,005 74 26-Jun-13 0,009 99 29-Aug-13 0,002

25 26-Mar-13 0,007 50 9-May-13 0,003 75 27-Jun-13 0,004 100 30-Aug-13 0,006

(10)

Tabel 4.2. Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip (%)

Sumber: Pabrik Polyester Stable Fibre PT. Indonesia Toray Synthetics

No Tanggal X No Tanggal X No Tanggal X No Tanggal X

1 22-Jan-13 0,644 26 27-Mar-13 0,645 51 13-May-13 0,641 76 2-Jul-13 0,645

2 28-Jan-13 0,644 27 28-Mar-13 0,647 52 14-May-13 0,644 77 4-Jul-13 0,645

3 29-Jan-13 0,646 28 1-Apr-13 0,646 53 15-May-13 0,644 78 8-Jul-13 0,642

4 4-Feb-13 0,641 29 2-Apr-13 0,642 54 16-May-13 0,647 79 9-Jul-13 0,647

5 5-Feb-13 0,644 30 3-Apr-13 0,647 55 21-May-13 0,645 80 10-Jul-13 0,643

6 6-Feb-13 0,643 31 4-Apr-13 0,645 56 22-May-13 0,642 81 15-Jul-13 0,645

7 7-Feb-13 0,645 32 8-Apr-13 0,641 57 23-May-13 0,645 82 17-Jul-13 0,646

8 11-Feb-13 0,645 33 9-Apr-13 0,646 58 27-May-13 0,647 83 18-Jul-13 0,646

9 12-Feb-13 0,644 34 10-Apr-13 0,643 59 29-May-13 0,647 84 24-Jul-13 0,643

10 13-Feb-13 0,646 35 11-Apr-13 0,644 60 30-May-13 0,644 85 25-Jul-13 0,642

11 14-Feb-13 0,647 36 15-Apr-13 0,645 61 3-Jun-13 0,642 86 30-Jul-13 0,644

12 18-Feb-13 0,647 37 16-Apr-13 0,645 62 4-Jun-13 0,645 87 31-Jul-13 0,652

13 19-Feb-13 0,646 38 17-Apr-13 0,647 63 6-Jun-13 0,646 88 5-Aug-13 0,647

14 20-Feb-13 0,644 39 18-Apr-13 0,644 64 10-Jun-13 0,644 89 6-Aug-13 0,641

15 25-Feb-13 0,645 40 22-Apr-13 0,644 65 11-Jun-13 0,645 90 8-Aug-13 0,641

16 26-Feb-13 0,644 41 23-Apr-13 0,647 66 12-Jun-13 0,650 91 12-Aug-13 0,646

17 5-Mar-13 0,649 42 24-Apr-13 0,646 67 13-Jun-13 0,647 92 15-Aug-13 0,647

18 7-Mar-13 0,647 43 25-Apr-13 0,647 68 17-Jun-13 0,644 93 19-Aug-13 0,646

19 12-Mar-13 0,645 44 29-Apr-13 0,644 69 18-Jun-13 0,646 94 20-Aug-13 0,644

20 13-Mar-13 0,646 45 1-May-13 0,642 70 19-Jun-13 0,647 95 21-Aug-13 0,641

21 14-Mar-13 0,646 46 2-May-13 0,646 71 20-Jun-13 0,644 96 22-Aug-13 0,646

22 18-Mar-13 0,647 47 6-May-13 0,645 72 24-Jun-13 0,646 97 27-Aug-13 0,647

23 20-Mar-13 0,645 48 7-May-13 0,646 73 25-Jun-13 0,647 98 28-Aug-13 0,645

24 25-Mar-13 0,644 49 8-May-13 0,647 74 26-Jun-13 0,647 99 29-Aug-13 0,644

25 26-Mar-13 0,645 50 9-May-13 0,644 75 27-Jun-13 0,645 100 30-Aug-13 0,643

(11)

1.2. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengujian kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dan kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip dari sampel-sampel yang diambil saat hari tertentu, selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 sampel dalam 1 subgroup dan kemudian dicari nilai rata-rata serta nilai range untuk masing-masing subgroup. Data perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.

A. Pengolahan Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

Hasil pengukuran dan pengujian kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dapat dilihat pada tabel 4.3. adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Pengolahan Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

No

Kadar Moisture Content

(MC) Dry Chip Jumlah Rata-rata

( X ) X2 Range

X1 X2 X3 X4 (R)

1 0,004 0,005 0,006 0,006 0,021 0,005 0,00003 0,002 2 0,002 0,008 0,002 0,005 0,017 0,004 0,00002 0,006 3 0,005 0,002 0,005 0,003 0,015 0,004 0,00001 0,003 4 0,005 0,004 0,003 0,007 0,019 0,005 0,00002 0,004 5 0,003 0,006 0,006 0,005 0,02 0,005 0,00003 0,003 6 0,003 0,003 0,003 0,004 0,013 0,003 0,00001 0,001 7 0,006 0,004 0,007 0,004 0,021 0,005 0,00003 0,003 8 0,005 0,005 0,004 0,007 0,021 0,005 0,00003 0,003 9 0,005 0,003 0,002 0,003 0,013 0,003 0,00001 0,003 10 0,007 0,008 0,007 0,007 0,029 0,007 0,00005 0,001 11 0,002 0,004 0,004 0,004 0,014 0,004 0,00001 0,002 12 0,004 0,003 0,003 0,002 0,012 0,003 0,00001 0,002 13 0,004 0,009 0,005 0,005 0,023 0,006 0,00003 0,005 14 0,009 0,006 0,007 0,009 0,031 0,008 0,00006 0,003 15 0,006 0,006 0,008 0,006 0,026 0,007 0,00004 0,002 16 0,003 0,007 0,004 0,007 0,021 0,005 0,00003 0,004 17 0,008 0,003 0,004 0,004 0,019 0,005 0,00002 0,005 18 0,005 0,005 0,003 0,004 0,017 0,004 0,00002 0,002 19 0,008 0,004 0,006 0,005 0,023 0,006 0,00003 0,004 20 0,003 0,005 0,007 0,006 0,021 0,005 0,00003 0,004 21 0,002 0,009 0,008 0,003 0,022 0,006 0,00003 0,007 22 0,006 0,002 0,007 0,003 0,018 0,005 0,00002 0,005 23 0,004 0,004 0,005 0,005 0,018 0,005 0,00002 0,001 24 0,004 0,005 0,009 0,002 0,02 0,005 0,00003 0,007

(12)

25 0,007 0,003 0,004 0,006 0,02 0,005 0,00003 0,004

Jumlah 0,494 0,124 0,00064 0,086

B. Pengolahan Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

Hasil pengukuran dan pengujian kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip dapat dilihat pada tabel 4.4. adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Pengolahan Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

No

Kadar Intrinsic Viscosity

(IV) Dry Chip Jumlah Rata-rata

( X ) X2 Range

X1 X2 X3 X4 (R)

1 0,644 0,645 0,641 0,645 2,575 0,644 0,414 0,004

2 0,644 0,647 0,644 0,645 2,580 0,645 0,416 0,003

3 0,646 0,646 0,644 0,642 2,578 0,645 0,415 0,004

4 0,641 0,642 0,647 0,647 2,577 0,644 0,415 0,006

5 0,644 0,647 0,645 0,643 2,579 0,645 0,416 0,004

6 0,643 0,645 0,642 0,645 2,575 0,644 0,414 0,003

7 0,645 0,641 0,645 0,646 2,577 0,644 0,415 0,005

8 0,645 0,646 0,647 0,646 2,584 0,646 0,417 0,002

9 0,644 0,643 0,647 0,643 2,577 0,644 0,415 0,004

10 0,646 0,644 0,644 0,642 2,576 0,644 0,415 0,004 11 0,647 0,645 0,642 0,644 2,578 0,645 0,415 0,005 12 0,647 0,645 0,645 0,652 2,589 0,647 0,419 0,007 13 0,646 0,647 0,646 0,647 2,586 0,647 0,418 0,001 14 0,644 0,644 0,644 0,641 2,573 0,643 0,414 0,003 15 0,645 0,644 0,645 0,641 2,575 0,644 0,414 0,004

16 0,644 0,647 0,65 0,646 2,587 0,647 0,418 0,006

17 0,649 0,646 0,647 0,647 2,589 0,647 0,419 0,003 18 0,647 0,647 0,644 0,646 2,584 0,646 0,417 0,003 19 0,645 0,644 0,646 0,644 2,579 0,645 0,416 0,002 20 0,646 0,642 0,647 0,641 2,576 0,644 0,415 0,006 21 0,646 0,646 0,644 0,646 2,582 0,646 0,417 0,002 22 0,647 0,645 0,646 0,647 2,585 0,646 0,418 0,002 23 0,645 0,646 0,647 0,645 2,583 0,646 0,417 0,002 24 0,644 0,647 0,647 0,644 2,582 0,646 0,417 0,003 25 0,645 0,644 0,645 0,643 2,577 0,644 0,415 0,002

Jumlah 64,503 16,126 10,402 0,090

(13)

1.2.1. Tahap Pendefinisian (Define)

Define merupakan fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan- persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality). Tujuan dilakukan tahap pendefinisian ini adalah untuk menentukan permasalahan yang ada dalam perusahaan.

Permasalahan pada pabrik Polyester Staple Fibre PT. Indonesia Toray Synthetics adalah masih terdapatnya mutu PSF yang belum memenuhi spesifikasi standar kualitas yang ditetapkan perusahaan dan PSF yang dihasilkan sering mengalami berbagai variasi kualitas serta kadang-kadang berada diluar standar yang ditetapkan.

Hal ini tentu saja merugikan perusahaan karena perusahaan mengharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan kualitas PSF yang ditetapkan.

Dengan kualitas PSF yang tidak memenuhi standar sesuai dengan spesifikasi (syarat mutu) yang ditetapkan juga menyebabkan penurunan harga jual dipasaran. Pada tahap ini juga ditentukan permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas PSF.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas PSF adalah kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dan kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip.

1.2.2. Tahap Pengukuran (Measurement)

Measure adalah fase mengukur tingkat kinerja saat ini, sebelum mengukur tingkat kinerja biasanya terlebih dahulu melakukan analisis terhadap sistem pengukuran yang digunakan. Pengukuran dilakukan terhadap tingkat kualitas proses pembuatan PSF yang dihasilkan oleh PT. Indonesia Toray Synthetics. Pengukuran akan dilakukan pada kadar Moisture Content (MC) Dry Chip dan kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip yang merupakan faktor penentu dalam keberhasilan perusahaan. Faktor penentu tersebut disebut dengan Critical to Quality (CTQ).

(14)

1.2.3. Uji Kecukupan Data

1.2.3.1. Uji Kecukupan Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

Uji kecukupan data ini dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah cukup atau belum. Rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data kadar Moisture Content (MC) Dry Chip adalah dengan menggunakan rumus Bernauli.

Uji kecukupan data dilakukan dengan Nilai distribusi normal standar untuk tingkat kepercayaan α/2 adalah -1,645 (Tabel wilayah luas di bawah kurva normal) dan tingkat ketelitian 10 %. Adapun rumus Bernauli adalah sebagai berikut :

karena n ≥ 0, maka data yang diambil dapat dianggap cukup untuk keperluan pengolahan data.

1.2.3.2. Uji Kecukupan Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

Uji kecukupan data ini dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah cukup atau belum. Rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip adalah dengan menggunakan rumus Bernauli.

Uji kecukupan data dilakukan dengan Nilai distribusi normal standar untuk tingkat kepercayaan α/2 adalah -1,645 (Tabel wilayah luas di bawah kurva normal) dan tingkat ketelitian 10 %. Adapun rumus Bernauli adalah sebagai berikut :

(15)

karena n ≥ 0, maka data yang diambil dapat dianggap cukup untuk keperluan pengolahan data.

1.2.4. Uji Kenormalan Data

1.2.4.1. Uji Kenormalan Data Kadar Angka Asam

Tujuan melakukan uji kenormalan data adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, sehingga dilakukan uji normalitas dengan menggunkan Uji Chi-Square (X2).

Penyajian Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip yang diperoleh dari pabrik PSF PT. Indonesia Toray Synthetics dapat dilihat pada tabel 4.5. yaitu:

Tabel 4.5. Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip No Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip (%)

X1 X2 X3 X4

1 0,004 0,005 0,006 0,006

2 0,002 0,008 0,002 0,005

3 0,005 0,002 0,005 0,003

4 0,005 0,004 0,003 0,007

5 0,003 0,006 0,006 0,005

6 0,003 0,003 0,003 0,004

7 0,006 0,004 0,007 0,004

8 0,005 0,005 0,004 0,007

9 0,005 0,003 0,002 0,003

(16)

10 0,007 0,008 0,007 0,007

11 0,002 0,004 0,004 0,004

12 0,004 0,003 0,003 0,002

13 0,004 0,009 0,005 0,005

14 0,009 0,006 0,007 0,009

15 0,006 0,006 0,008 0,006

16 0,003 0,007 0,004 0,007

17 0,008 0,003 0,004 0,004

18 0,005 0,005 0,003 0,004

19 0,008 0,004 0,006 0,005

20 0,003 0,005 0,007 0,006

21 0,002 0,009 0,008 0,003

22 0,006 0,002 0,007 0,003

23 0,004 0,004 0,005 0,005

24 0,004 0,005 0,009 0,002

25 0,007 0,003 0,004 0,006

Sumber : Pabrik Polyester Stable Fibre PT. Indonesia Toray Synthetics

Setelah data dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kenormalan data. Uji kenormalan data ini dimaksudkan untuk menguji apakah data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan dan penelitian mengikuti sebaran normal atau tidak.

Untuk mempermudah dalam melakukan pengujian kenormalan data, maka data hasil kadar Moisture Content (MC) Dry Chip yang telah dikumpulkan diurutkan dari angka yang paling rendah sampai angka yang paling tinggi.

Tabel 4.6. Urutan Data dari Data Minimum Sampai Data Maksimum Hasil Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

No Data No Data No Data No Data

1 0,002 26 0,003 51 0,005 76 0,006

2 0,002 27 0,004 52 0,005 77 0,006

3 0,002 28 0,004 53 0,005 78 0,007

4 0,002 29 0,004 54 0,005 79 0,007

5 0,002 30 0,004 55 0,005 80 0,007

6 0,002 31 0,004 56 0,005 81 0,007

7 0,002 32 0,004 57 0,005 82 0,007

8 0,002 33 0,004 58 0,005 83 0,007

9 0,002 34 0,004 59 0,005 84 0,007

10 0,003 35 0,004 60 0,005 85 0,007

11 0,003 36 0,004 61 0,005 86 0,007

(17)

12 0,003 37 0,004 62 0,005 87 0,007

13 0,003 38 0,004 63 0,005 88 0,007

14 0,003 39 0,004 64 0,005 89 0,007

15 0,003 40 0,004 65 0,006 90 0,008

16 0,003 41 0,004 66 0,006 91 0,008

17 0,003 42 0,004 67 0,006 92 0,008

18 0,003 43 0,004 68 0,006 93 0,008

19 0,003 44 0,004 69 0,006 94 0,008

20 0,003 45 0,004 70 0,006 95 0,008

21 0,003 46 0,004 71 0,006 96 0,009

22 0,003 47 0,005 72 0,006 97 0,009

23 0,003 48 0,005 73 0,006 98 0,009

24 0,003 49 0,005 74 0,006 99 0,009

25 0,003 50 0,005 75 0,006 100 0,009

Dari data Tabel 4.6. diperoleh :

1. Menghitung besarnya range data yaitu : Data Maksimum = 0,009

Data Minimum = 0,002 R = Data Max – Data Min R = 0,009 – 0,002

R = 0,007

Menghitung banyak kelas dimana : K = 1 + 3,3 log (N)

K = 1 + 3,3 log 100 K = 7,6 = 8

Mencari interval kelas dimana:

(18)

Menyusun data-data ke dalam distribusi frekuensi mencari data-data sesuai dengan banyak kelas yang ditentukan.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

No Interval Kelas Batas Kelas xi fi xi.fi

1 0,0020 – 0,0029 0,00195 – 0,00295 0,00245 9 0,02205 2 0,0030 – 0,0039 0,00295 – 0,00395 0,00345 17 0,05865 3 0,0040 – 0,0049 0,00395 – 0,00495 0,00445 20 0,08900 4 0,0050 – 0,0059 0,00495 – 0,00595 0,00545 18 0,09810 5 0,0060 – 0,0069 0,00595 – 0,00695 0,00645 13 0,08385 6 0,0070 – 0,0079 0,00695 – 0,00795 0,00745 12 0,08940 7 0,0080 – 0,0089 0,00795 – 0,00895 0,00845 6 0,05070 8 0,0090 – 0,0099 0,00895 – 0,00995 0,00945 5 0,04725

Jumlah 100 0,539

2. Menghitung nilai rata-rata :

3. Menghitung nilai standar deviasi

Tabel 4.8. Penentuan Standar Deviasi Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip

No Interval Kelas Batas Kelas xi fi xi.fi X (xi - X )2 fi(xi - X )2 1 0,0020 – 0,0029 0,00195 – 0,00295 0,00245 9 0,022 0,005 0,0000065025 0,0000585225 2 0,0030 – 0,0039 0,00295 – 0,00395 0,00345 17 0,059 0,005 0,0000024025 0,0000408425 3 0,0040 – 0,0049 0,00395 – 0,00495 0,00445 20 0,089 0,005 0,0000003025 0,0000060500 4 0,0050 – 0,0059 0,00495 – 0,00595 0,00545 18 0,098 0,005 0,0000002025 0,0000036450 5 0,0060 – 0,0069 0,00595 – 0,00695 0,00645 13 0,084 0,005 0,0000021025 0,0000273325 6 0,0070 – 0,0079 0,00695 – 0,00795 0,00745 12 0,089 0,005 0,0000060025 0,0000720300 7 0,0080 – 0,0089 0,00795 – 0,00895 0,00845 6 0,051 0,005 0,0000119025 0,0000714150 8 0,0090 – 0,0099 0,00895 – 0,00995 0,00945 5 0,047 0,005 0,0000198025 0,0000990125

Jumlah 100 0,539 0,00037885

4. Mencari nilai kritik (z) untuk masing-masing kelas dan luas masing-masing kelas. Untuk mencari luas wilayah ini terlebih dahulu dihitung nilai z-nya.

Setelah itu dicari besarnya dengan menggunakan Tabel Luas Wilayah di bawah Kurva Normal. Untuk mencari nilai z digunakan rumus:

(19)

Untuk kelas pertama:

Bagian atas:

Bagian bawah:

Dari tabel didapat luas wilayah (Pi) untuk z = -1,525 adalah 0,064 Dengan cara yang sama dilakukan untuk perhitungan kelas kedua dan seterusnya dapat dilihat dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Penentuan BKA, BKB dan Luas untuk Masing-masing Interval

No Batas Kelas ZBKB ZBKA Zb Za Za-Zb

1 0,00195 – 0,00295 -1,525 -1,025 0,064 0,153 0,089 2 0,00295 – 0,00395 -1,025 -0,525 0,153 0,300 0,147 3 0,00395 – 0,00495 -0,525 -0,025 0,300 0,490 0,190 4 0,00495 – 0,00595 -0,025 0,475 0,490 0,683 0,193

5 0,00595 – 0,00695 0,475 0.975 0,683 0,835 0,152

6 0,00695 – 0,00795 0.975 1,475 0,835 0,930 0,095

7 0,00795 – 0,00895 1,475 1,975 0,930 0,976 0,046

8 0,00895 – 0,00995 1,975 2,475 0,976 0,993 0,017

5. Mencari nilai frekuensi ekspektasi/harapan (ei) dimana: ei = Pi x N Tabel 4.10. Luas Kurva Chi-kuadrat

No Batas Kelas Oi ei

1 0,00195 – 0,00295 9 8,9

2 0,00295 – 0,00395 17 14,7

3 0,00395 – 0,00495 20 19,0

4 0,00495 – 0,00595 18 19,3

5 0,00595 – 0,00695 13 15,2

6 0,00695 – 0,00795 12 9,5

7 0,00795 – 0,00895 6 4,6

8 0,00895 – 0,00995 5 1,7

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa ada nilai ei lebih kecil dari pada 5 maka dilakukan revisi atau penggabungan data.

(20)

Tabel 4.11. Revisi Luas Kurva

No Batas Kelas Oi ei (Oi-ei)2/ei

1 0,00195 – 0,00295 9 8,9 0,001

2 0,00295 – 0,00395 17 14,7 0,360

3 0,00395 – 0,00495 20 19 0,053

4 0,00495 – 0,00595 18 19,3 0,088

5 0,00595 – 0,00695 13 15,2 0,318

6 0,00695 – 0,00795 12 9,5 0,658

7 0,00795 – 0,00895 11 6,3 3,506

Jumlah 100 92,9 4,984

6. Mencari nilai Chi-Square (χ2) dengan persamaan :

7. Melakukan uji hipotesa dengan Uji Chi-Square.

Untuk uji hipotesis ini digunakan α = 0.1, jadi apabila Chi kuadrat χ2hitung < Chi kuadrat χ2tabel maka Ho diterima. Jika Chi kuadrat χ2hitung > Chi kuadrat χ2tabel

maka Ho ditolak. Derajat kebebasan yang digunakan untuk mencari chi kuadrat tabel adalah :

dk = k – 3 , dimana :

k = jumlah kelas

Angka 3 menunjukkan banyaknya parameter yang digunakan dalam uji chi square yaitu rata-rata, standar deviasi dan jumlah data.

H0 = data berdistribusi normal sedangkan Hi = data tidak berdistrbusi normal.

Pada perhitungan ini : v = 7 – 3 = 4

 Chi kuadrat χ2hitung = 4,984

 Chi kuadrat χ2tabel = 7,779

Kesimpulan : Karena chi kuadrat χ2hitung < chi kuadrat χ2tabel maka Ho diterima dan disimpulkan bahwa data kadar Moisture Content (MC) Dry Chip berdistribusi normal.

(21)

1.2.4.2. Uji Kenormalan Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

Tujuan melakukan uji kenormalan data adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, sehingga dilakukan uji normalitas dengan menggunkan Uji Chi-Square (X2).

Penyajian Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip yang diperoleh dari pabrik PSF PT. Indonesia Toray Synthetics dapat dilihat pada tabel 4.12. yaitu:

Tabel 4.12. Data Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip No Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip (%)

X1 X2 X3 X4

1 0,644 0,645 0,641 0,645

2 0,644 0,647 0,644 0,645

3 0,646 0,646 0,644 0,642

4 0,641 0,642 0,647 0,647

5 0,644 0,647 0,645 0,643

6 0,643 0,645 0,642 0,645

7 0,645 0,641 0,645 0,646

8 0,645 0,646 0,647 0,646

9 0,644 0,643 0,647 0,643

10 0,646 0,644 0,644 0,642

11 0,647 0,645 0,642 0,644

12 0,647 0,645 0,645 0,652

13 0,646 0,647 0,646 0,647

14 0,644 0,644 0,644 0,641

15 0,645 0,644 0,645 0,641

16 0,644 0,647 0,650 0,646

17 0,649 0,646 0,647 0,647

18 0,647 0,647 0,644 0,646

19 0,645 0,644 0,646 0,644

20 0,646 0,642 0,647 0,641

21 0,646 0,646 0,644 0,646

22 0,647 0,645 0,646 0,647

23 0,645 0,646 0,647 0,645

24 0,644 0,647 0,647 0,644

25 0,645 0,644 0,645 0,643

Sumber : Pabrik Polyester Stable Fibre PT. Indonesia Toray Synthetics

Setelah data dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kenormalan data. Uji kenormalan data ini dimaksudkan untuk menguji apakah data yang

(22)

telah dikumpulkan dari hasil pengamatan dan penelitian mengikuti sebaran normal atau tidak.

Untuk mempermudah dalam melakukan pengujian kenormalan data, maka data hasil kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip yang telah dikumpulkan diurutkan dari angka yang paling rendah sampai angka yang paling tinggi.

Tabel 4.13. Urutan Data dari Data Minimum Sampai Data Maksimum Hasil Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

No Data No Data No Data No Data

1 0,641 26 0,644 51 0,645 76 0,646

2 0,641 27 0,644 52 0,645 77 0,647

3 0,641 28 0,644 53 0,645 78 0,647

4 0,641 29 0,644 54 0,645 79 0,647

5 0,641 30 0,644 55 0,645 80 0,647

6 0,641 31 0,644 56 0,645 81 0,647

7 0,642 32 0,644 57 0,645 82 0,647

8 0,642 33 0,644 58 0,645 83 0,647

9 0,642 34 0,644 59 0,646 84 0,647

10 0,642 35 0,644 60 0,646 85 0,647

11 0,642 36 0,644 61 0,646 86 0,647

12 0,642 37 0,644 62 0,646 87 0,647

13 0,643 38 0,644 63 0,646 88 0,647

14 0,643 39 0,645 64 0,646 89 0,647

15 0,643 40 0,645 65 0,646 90 0,647

16 0,643 41 0,645 66 0,646 91 0,647

17 0,643 42 0,645 67 0,646 92 0,647

18 0,644 43 0,645 68 0,646 93 0,647

19 0,644 44 0,645 69 0,646 94 0,647

20 0,644 45 0,645 70 0,646 95 0,647

21 0,644 46 0,645 71 0,646 96 0,647

22 0,644 47 0,645 72 0,646 97 0,647

23 0,644 48 0,645 73 0,646 98 0,649

24 0,644 49 0,645 74 0,646 99 0,650

25 0,644 50 0,645 75 0,646 100 0,652

(23)

Dari data Tabel 4.13. diperoleh :

1. Menghitung besarnya range data yaitu : Data Maksimum = 0,652

Data Minimum = 0,641 R = Data Max – Data Min R = 0,652 – 0,641

R = 0,011

Menghitung banyak kelas dimana : K = 1 + 3,3 log (N)

K = 1 + 3,3 log 100 K = 7,6 = 7

Mencari interval kelas dimana:

Menyusun data-data ke dalam distribusi frekuensi mencari data-data sesuai dengan banyak kelas yang ditentukan.

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

No Interval Kelas Batas Kelas xi fi xi.fi

1 0,641 – 0,642 0,6405 – 0,6425 0,6415 12 7,698

2 0,643 – 0,644 0,6425 – 0,6445 0,6435 26 16,731

3 0,645 – 0,646 0,6445 – 0,6465 0,6455 38 24,529

4 0,647 – 0,648 0,6465 – 0,6485 0,6475 21 13,5975

5 0,649 – 0,650 0,6485 – 0,6505 0,6495 2 1,299

6 0,651 – 0,652 0,6505 – 0,6525 0,6515 1 0,6515

7 0,653 – 0,654 0,6525 – 0,6645 0,6535 0 0

Jumlah 100 64,506

2. Menghitung nilai rata-rata :

(24)

3. Menghitung nilai standar deviasi

Tabel 4.15. Penentuan Standar Deviasi Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip

No Interval Kelas Batas Kelas xi fi xi.fi X (xi - X )2 fi(xi - X )2 1 0,641 – 0,642 0,6405 – 0,6425 0,6415 12 7,6980 0,645 0,00001225 0,000147 2 0,643 – 0,644 0,6425 – 0,6445 0,6435 26 16,7310 0,645 0,00000225 0,0000585 3 0,645 – 0,646 0,6445 – 0,6465 0,6455 38 24,5290 0,645 0,00000025 0,0000095 4 0,647 – 0,648 0,6465 – 0,6485 0,6475 21 13,5975 0,645 0,00000625 0,00013125 5 0,649 – 0,650 0,6485 – 0,6505 0,6495 2 1,2990 0,645 0,00002025 0,0000405 6 0,651 – 0,652 0,6505 – 0,6525 0,6515 1 0,6515 0,645 0,00004225 0,00004225 7 0,653 – 0,654 0,6525 – 0,6645 0,6535 0 0,0000 0,645 0,00007225 0

Jumlah 100 64.506 0,000429

4. Mencari nilai kritik (z) untuk masing-masing kelas dan luas masing-masing kelas. Untuk mencari luas wilayah ini terlebih dahulu dihitung nilai z-nya.

Setelah itu dicari besarnya dengan menggunakan Tabel Luas Wilayah di bawah Kurva Normal. Untuk mencari nilai z digunakan rumus:

Untuk kelas pertama:

Bagian atas:

Bagian bawah:

Dari tabel didapat luas wilayah (Pi) untuk z = -2,25 adalah 0,012 Dengan cara yang sama dilakukan untuk perhitungan kelas kedua dan seterusnya dapat dilihat dalam Tabel 4.16.

Gambar

Gambar 4.1. Layout Pabrik PT. Indonesia Toray Synthetics
Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. Indonesia Toray Synthetics
Tabel 4.2. Data Kadar Intrinsic Viscosity (IV) Dry Chip (%)
Tabel 4.3. Pengolahan Data Kadar Moisture Content (MC) Dry Chip
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standart ISO mengembangkan pemakaian pendekatan proses (process approach) pada masa pembuatan, penerapan, dan peningkatan system manajemen mutu yang efektif. Hal ini dimaksudkan

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas akhir bawah (LCL), Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:. Gambar 4.8

Panggah mengharapkan, dengan berdirinya pabrik PT FBMI di Cikarang, akan dihasilkan produk olahan susu dengan harga yang terjangkau untuk meningkatkan konsumsi

untuk menetapkan setiap bahaya keamanan pangan yang teridentifikasi, apakah terdapat proses pengendalian bahkan penghilangan bahaya sampai pada batas yang dapat diterima

Pada umumnya pengusaha tidak melakukan penstokan bahan baku plat, jikapun ada maksimal hanya 10% dari pesanan yang akan dikerjakan untuk antisipasi jika terjadi hal-hal yang

Komponen selanjutnya adalah Cetakan part (Dies), Secara harfiahnya Dies disebut juga dengan nama cetakan press, dimana dies merupakan salah satu komponen yang penting

Ease for learning, penggunaan NTF sangat mudah untuk digunakan karena dengan adanya content kolom yang saling terkoneksi mulai dari pewarnaan area otomatis,

3 Elemen-Elemen Kerja Di Bagian Pembentukan Dan Dekorasi No Tangan kanan Tangan Kiri 1 Mengambil bahan baku Mengambil bahan baku 2 Mengepuk bahan baku Mengepuk bahan baku 3 Menaruh