• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG

TAHUN AJARAN 2007/2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Nama : Arny Pramadianti NIM : 011114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

baik dan lebih bahagia. Jadilah ekspresi hidup dari kebaikan Tuhan : kebaikan pada wajahmu, kebaikan pada matamu, dan kebaikan pada

senyummu”

(Ibu Teresa)

Ku p e rs e m ba h ka n karya in i

u n tu k :

v Ora n gtu a ku te rc in ta ,

v Ad ikku , ta n te ku , ke d u a

ke p o n a ka n ku ,

v Se s e o ra n g ya n g te la h

m e n d u ku n gku .

v S a h a b a tku ya n g s e la lu

(5)
(6)

Nama :

Arny Pramadianti

Nomor Mahasiswa :

011114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun

memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Maret 2008

Yang menyatakan

(7)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG

TAHUN AJARAN 2007/2008

Arny Pramadianti

Universitas Sanata Dharma,2008

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan korelasi. Penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara konsep diri dan hasil

belajar dalam mata pelajaran matematika. Masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah konsep diri para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran

2007/2008 dan apakah ada hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar

matematika para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran 2007/2008.

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun

ajaran 2007/2008 sebanyak 114 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

kuesioner yang terdiri dari 60 item pertanyaan, terbagi menjadi lima aspek konsep

diri, yaitu fisik, sosial, moral, psikis dan keluarga yang masing-masing yang terdiri

dari 12 item.

Teknik analisis da ta yang digunakan adalah melakukan skoring dan tabulasi

data, menghitung total skor kuesioner konsep diri, menghitung total skor hasil belajar

matematika, dan menghitung hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika

dengan rumus korelasi serial dengan 3 kategori, yaitu ”

tinggi”,

”sedang”,

dan

rendah

”.

(8)

vii

ACADEMIC PERIOD OF 2007/2008 Arny Pramadianti

Sanata Dharma University 2008

This research was descriptive research by correlation. This research purposed to gain a description on the relation between self-concept and learning result in mathematics lesson. The problem case of this research were how the self-concept of III grade of Vocational Scool Adipura Magelang is in academic period of 2007/2008 and whether there is any positive relaiti’on between the self-concept and the result of mathematic learning of the III grade students in Vocational School Adipura Magelang in academic period of 2007/2008.

The sample in this research was III grade students in Vocational School Adipura Magelang in academic period of 2007/2008 as much 114 students. The instrument in this research used questioners which comprised of 60 items of questions, dividied into five aspects of self -concepts, i.e. physic, social, moral, psychic, and family which each of them comprises of 12 items.

The technique of data analysis used was by conducting scoring and data tabulation, calculating the total score of questioners on self-concept, calculating the total score of the learning result in mathematic, and calculating the relation of self-concept with the learning result of mathematic by the formulation of serial correlation by 3 categories, i.e. “high”, “moderate”, and “low”.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Penulis sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena melalui

Kuasa-Nya skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan dan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma telah peneliti

selesaikan.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu secara khusus peneliti menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan kerelaan

dan kerendahan hati telah memberikan masukan, bimbingan, saran, dan

perbaikan skripsi ini.

2. Ibu. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program studi Bimbingan

dan Konseling atas bimbingan selama kuliah.

3. Kepala Sekolah SMK Adipura Magelang, yang telah memberikan Ijin

ujicoba dan penelitian skipsi ini.

4. Kedua Orangtuaku tersayang, yang selalu mendo’akan dan memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skpripsi ini.

5. Teman-teman kos Arimbo 6 D : Nita, Noer, Monic, Vila , kalian selalu

dalam kenanganku.

6. Teman-teman BK 2001, terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan

(10)

ix diberikan selama ini.

9. Bang Mayear dan Bang Aries di Saumlaki, terimakasih semuanya.

10.Teman-teman ku : Emil, Nanik, Fajar, Widi, Budi, Cris, terimakasih

semuanya kalian sahabatku yang baik.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.

Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca

pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Terima kasih.

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN . . . ii

HALAMAN PENEGASAHAN . . . iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN . . . iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA . . . v

ABSTRAK . . . vi

ABSTRACT . . . vii

KATA PENGANTAR . . . viii

DAFTAR ISI . . . x

DAFTAR TABEL . . . xiii

DAFTAR LAMPIRAN . . . xiv

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Perumusan Tujuan . . . 2

C. Tujuan Penelitian . . . 2

D. Manfaat Penelitian . . . 2

E. Definisi Operasional . . . 3

F. Hipotesis Penelitian . . . 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA . . . 4

(12)

xi

4. Perkembangan Konsep Diri . . . 8

B. Belajar Matematika . . . 10

1. Pengertian Belajar . . . 10

2. Faktor-faktor yang Mampengaruhi Belajar . . . 10

3. Pelajaran Matematika . . . 13

4. Hasil Belajar Matematika . . . 14

5. Hubungan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika . . 14

C. Hipotesis . . . 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN . . . 16

A. Jenis Penelitian . . . 16

B. Populasi Penelitian . . . 16

C. Sampel Penelitian . . . 16

D. Instrumen Penelitian . . . 17

1. Kuesioner Konsep Diri . . . 17

2. Dokumen Hasil Akademik Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika kelas II SMK Adipura Magelang Tahun A jaran 2006/2007 semester II . . . 19

3. Validitas . . . 19

(13)

xii

E. Prosedur Pengumpulan Data . . . 22

F. Teknik Analisis Data . . . 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . 25

A. Hasil Penelitian . . . 25

B. Pembahasan . . . 31

BAB V PENUTUP . . . 36

A. Kesimpulan . . . 36

B. Saran-saran . . . 37

DAFTAR PUSTAKA . . . 39

(14)

xiii

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2007/2008 . . . 17

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Konsep Diri . . . 18

Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas . . . 21

Tabel 4. K lasifikasi Koefisien reliabilitas dan Validitas Suatu Tes . . . 22

Tabel 5. Urutan Peringkat Keseluruhan Aspek-aspek Konsep Diri

Siswa Kelas III SMK Adipura Magelang . . . 26

Tabel 6. Pengelompokan Konsep Diri Siswa Kelas III SMK Adipura

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kuesioner Konsep Diri . . . 40

Lampiran 2. Data hasil Tryout . . . 45

Lampiran 3. Hasil Uji Realibilitas . . . 50

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Ujicoba (Tryout) Validitas Item

Angket Konsep Diri . . . 55

Lampiran 5. Data Skor Konsep Diri dengan Hasil Belajar

Matematika . . . 59

Lampiran 6. Data Hasil Penelitian Konsep Diri . . . 62

Lampiran 7. Data Konsep Diri dan Hasil Belajar Matematika . . . 80

(16)

1

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis.

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika hampir selalu menjadi momok bagi siswa dari

tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena pelajaran

matematika dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan rumit sehingga lebih

banyak memberikan pengalaman negatif bagi siswa. Materi pelajaran ini sangat

membutuhkan ketekunan dan ketelitian.

Pembelajaran matematika sering kali membangun konsep diri yang negatif

pada siswa. Untuk materi pelajaran yang rumit seperti halnya mata pelajaran

matematika pembelajaran yang membangun konsep diri positif sangat penting.

Konsep diri menjadi penentu yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar.

Siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggi akan menunjukan hasil belajar

yang baik, sebaliknya siswa yang mempunyai konsep diri yang rendah akan

menunjukan hasil belajar yang kurang baik.

Peningkatan konsep diri supaya hasil belajar meningkat, siswa

membutuhkan pendampingan yang penuh kesabaran, penuh ketelatenan dan

kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar di kelas. Suasana belajar yang

sehat dan kondusif untuk materi terutama mata pelajaran matematika dibutuhkan

(17)

2

Bila guru maupun siswa mampu menciptakan suasana tersebut besar

kemungkinan konsep diri siswa terhadap pelajaran matematika menjadi positif.

Dengan demikian diharapkan jika konsep diri siswa terhadap pelajaran

matematika positif maka hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika juga

meningkat.

Pentingnya meneliti konsep diri dengan hasil belajar matematika adalah

untuk mengetahui apakah siswa yang memiliki konsep diri positif maka hasil

belajar matematika baik atau sebaliknya bila siswa memiliki konsep diri negatif

maka hasil belajar matematika akan buruk.

B. Perumusan Masalah

Ada dua masalah penelitian ini dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep diri para siswa kelas III SMK Adipura Magelang

tahun ajaran 2007/2008 ?

2. Apakah ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan hasil belajar

matematika para siswa kelas III SMK Adipura Magelang tahun ajaran

2007/2008 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang hubungan antara

konsep diri dan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk

mengembangkan program bimbingan belajar siswa dalam rangka hasil belajar

(18)

E. Definisi Operasional a. Konsep Diri

Menurut Sinurat (Handout 2002) konsep diri adalah keseluruhan

gambaran, pandangan, keyakinan dan penghargaan, perasaan seseorang tentang

dirinya.

b. Pelajaran Matematika

Pelajaran matematika adalah pelajaran yang bertujuan melatih berfikir

dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif

dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan.

c. Belajar

Menurut Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap siswa dalam

menyelesaikan tugas dalam mata pelajaran tertentu.

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah “Ada hubungan yang positif antara konsep diri

siswa dengan hasil belajar matematika siswa kelas III SMK Adipura Magelang

(19)

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat kajian pustaka mengenai masalah yang akan diteliti,

dalam bab ini meliputi konsep diri, belajar matematika, hipotesa.

A. Konsep Diri 1. Pengertian

Konsep diri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran

kita sebagai pribadi. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya

sendiri, mengenai siapa dia, apa peranannya dalam lingkungan dan apa yang ia

inginkan (Mulyati, 1999). Sinurat (1991) mengemukakan bahwa konsep diri

diartikan sebagai sikap terhadap diri sendiri. Sikap adalah kecenderungan atau

kesiapan seseorang untuk bereaksi atau bertindak menurut cara tertentu

terhadap suatu objek. Menurut Paul. J. Centi (1993) konsep diri adalah

gagasan tentang diri sendiri yang terdiri dari bagaimana kita melihat diri

sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri dan

bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita

harapkan.

Menurut Saad (1999) konsep diri adalah kesadaran atau pengertian

tentang diri sendiri, yang mencakup pandangan tentang dunia, kepuasan

tentang kehidupan, dapat menghargai, mampu mengevaluasi kemampuan

sendiri dan persepsi mengenai diri sendiri.

Perkembangan konsep diri ditentukan juga oleh interaksi yang

(20)

dibelikan orang-orang di lingkungannya menunjukan penolakan, maka akan

membentuk konsep diri yang negatif. Sebaliknya jika umpan balik yang

diberikan orang-orang di lingkungannya menujukan penerimaan, maka akan

membentuk konsep diri yang positif.

Konsep diri positif adalah keyakinan atau pandangan kita tentang diri

sendiri yang baik dan menyenagkan. Konsep diri positif membuat kita

cenderung memusatkan perhatian pada yang positif-positif pada diri kita.

Untuk memperoleh konsep diri positif siswa membutuhkan kasih sayang,

penghargaan, penerimaan diri dan penerimaan dalam hidupnya.

Konsep diri negatif adalah keyakinan atau pandangan kita tentang diri

sendiri yang negatif dan tidak menyenagkan. Konsep diri negatif membuat

kita peka terhadap apa saja yang mengungkit atau mengangkat ketidak

berhargaan kita.

2. Aspek-aspek Konsep Diri

Aspek-aspek konsep diri yaitu:

a. Aspek Fisik

Menurut Hurlock aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang

penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam

hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya dimata

(21)

6

b. Aspek Sosial

Menurut Benzonsky (Indraningsih, 1987) aspek sosial meliputi bagaimana

peran sosial yang dimainkan individu dan penilaian individu terhadap peran

tersebut.

c. Aspek Moral

Menurut Benzonsky (Indraningsih, 1987) aspek moral meliputi nilai dan

prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang.

d. Aspek Psikis

Menurut Hurlock aspek psikis terdiri dari konsep individu tentang

kemampuan dan ketidak mampuan, harga dirinya dan hubungan dengan orang

lain. Aspek psikis mencakup pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki

individu terhadap dirinya sendiri.

e. Aspek Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang menanggapi perilaku individu, baik

orangtua, saudara kandung, orang lain yang tinggal satu atap dengan individu.

3. Penggolongan Konsep Diri

Konsep diri dapat digolongkan atas beberapa cara sejalan dengan

banyaknya gambaran atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan, atau

sikap orang terhadap dirinya.

Konsep diri dapat digolongkan menjadi dua yaitu konsep diri yang

(22)

a. Konsep Diri Positif

Burns (1993) mengartikan konsep diri positif sebagai evaluasi diri yang

positif, penghargaan diri yang positif dan penerimaan diri yang positif. Oleh

karena itu, konsep diri positif sama artinya dengan gambaran diri yang

menyenangkan, konsep diri yang baik atau harga diri yang tinggi.

Seseorang memiliki konsep diri yang positif jika seseorang itu

mempunyai penilaian, penghargaan, dan penerimaan diri yang positif pada diri

sendiri. Seseorang memiliki konsep diri positif jika mampu mengembangkan

kemampuan-kemampuannya, ide-idenya, tidak mencemaskan banyak hal,

berpenampilan menarik dan bertingkah laku yang sesuai dengan harapan

dirinya dan harapan orang lain.

Orang yang mempunyai konsep diri positif mampu mengembangkan

kelebihan yang dimilikinya dan tetap menerima kelemahan dalam dirinya.

Orang yang mempunyai konsep diri positif lebih mudah menjalin relasi dengan

orang lain dan bersikap optimis dalam kompetisi.

b. Konsep Diri Negatif

Konsep diri negatif dianggap sama artinya dengan konsep diri yang

rendah, gambaran diri yang rendah, harga diri yang rendah. Burns (1993)

mengartikan konsep diri yang negatif sebagai evaluasi diri negatif, membenci

diri, perasaan rendah diri dan penolakan diri.

Seseorang memiliki konsep diri negatif jika seseorang mempunyai

penilaian, penghargaan, dan penerimaan diri yang negatif pada dirinya sendiri.

(23)

8

mengembangkan kemampuan-kemapuannya, ide-idenya, mencemaskan

banyak hal, berpenampilan kurang menarik dan bertingkah laku tidak sesuai

dengan harapan dirinya dan harapan orang lain.

Orang yang memiliki konsep diri yang negatif cenderung hanya melihat

kelemahan dirinya sehingga selalu merasa diri rendah, tidak berguna, dan

kurang memberikan perhatian terhadap kelebihan dirinya, sehingga cara

pandang dirinya menjadi rendah.

4. Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan konsep diri ditentukan oleh interaksi yang dibentuk

antara individu dengan lingkungan sekitarnya yang terbentuk melalui proses

belajar selama masa pertumbuhan sejak kecil. Umpan balik yang diberikan

orang-orang di lingkungannya, pengalaman dan pola asuh orang tua atau orang

dewasa lain akan mempengaruhi konsep diri anak.

Anak mulai belajar tentang sikap dan peran yang menuntut tanggung

jawab sesuai dengan usianya di dalam keluarga, oleh karena itu setiap anggota

keluarga mempunyai peran yang sangat pentin g untuk proses belajar tersebut.

Pola asuh orang tua yang keliru dan negatif, atau anak yang tumbuh dan

dibesarkan dalam lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai

konsep diri yang negatif. Bila orang tua atau pendamping anak suka bersikap

tidak adil, menghina, melecehkan, suka menghukum jika berbuat salah atau

bertingak bodoh, maka anak akan cenderung menilai dirinya negatif, tidak

(24)

Perkembangan konsep diri dibagi menjadi dua yaitu; konsep diri primer

dan konsep diri sekunder (Hurlock,1996).

1. Konsep diri primer:

Konsep diri primer dibentuk dalam hubungan anak dalam keluarga.

2. Konsep diri sekunder:

a. Konsep diri sekunder dibentuk melalui pengalamannya dengan

teman sebaya.

b. Konsep diri sekunder dibentuk melalui pengalamannya di sekolah

(guru dan hasil belajar).

Konsep diri anak terbentuk melalui bagaimana perlakuan orang-orang

sekeliling (keluarga, teman, guru) terhadap anak. Bila perlakuan orang-orang

sekeliling menghargai akan menghasilkan konsep diri positif, dan bila

perlakuan orang-orang sekeliling tidak menghargai akan menghasilkan konsep

diri negatif.

Pengalaman pendidikan, pergaulan dengan teman sebaya, guru serta

orang dewasa lainnya, akan memberikan kesempatan kepada anak untuk

melihat konsep diri yang telah dibentuk dalam keluarganya. Dengan demikian

anak akan memperoleh konsep dirinya atau anak dapat mengubah konsep

dirinya karena meningkatnya pergaulan anak dengan orang di luar

(25)

10

B. Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Belajar oleh Sudarmanto (1993) diartikan sebagai

usaha menggunakan setiap sarana dan sumber, baik di dalam maupun di luar

pranata pendidikan guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Menurut

James. O. Whittaker (Soemanto, 1983) belajar adalah proses dimana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses dasar dari pada perkembangan hidup

manusia. Winkel (1983) belajar adalah suatu proses mental yang mengarah

kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang

semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan

tingkah laku yang progresif dan adaptif.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin (1995) ada tiga faktor yang mempengaruhi belajar

yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan factor pendekatan belajar.

Masing-masing faktor diuraikan sebagai berikut ini:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmania h) dan aspek

(26)

1) Aspek Pisiologis

Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ

tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya

kurang atau tidak berbekas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun

di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih

esensial itu adalah: tingkat kecerdasan/inteligensi siswa (kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat), sikap siswa (sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons

dengan cara yang reaktif tetap terhadap objek orang, barang, dan se bagainya,

baik secara positif maupun negatif), bakat siswa (bakat adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang), minat siswa (minat adalah kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu), motivasi siswa

(motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan

(27)

12

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa) yaitu kondisi lingkungan

di sekitar siswa. Faktor dari luar siswa terdiri atas dua macam, yaitu: faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan

memperhatikan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,

misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang

positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar

ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik

pengolahan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat

memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang

dicapai oleh siswa.

3) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Contohnya:

kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu

(28)

voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang

sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti

itu jelas berpengaruk buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang

meliputu stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran. Stategi dalam hal ini berarti seperangkat

langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

3. Pelajaran Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu

pengetahuan alam. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang bertujuan

supaya siswa mampu menghadapi perubahan keadaan kehidupan dalam dunia

yang selalu berkembang, melalui bertindak cermat, jujur, efisien dan efektif

atas dasar pemikiran secara logis, kritis.

Tujuan pengajaran matematika di Sekolah Menengah (SMU) adalah

siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke

pendidikan tinggi, siswa memiliki keterampilan matematika sebagai

peningkatan matematika pendidikan dasar untuk dapat digunakan dalam

kehidupan yang lebih luas (di dunia kerja) maupun dalam kehidupan

sehari-hari, siswa mempunyai pandangan yang luas serta memiliki sikap menghargai

(29)

14

inovatif, siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui

kegiatan matematika di SMU (Depdikbud, 1995).

4. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan tingkat pencapaian atau penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dalam kurun waktu tertentu

dalam suatu program pelajaran atau mata pelajaran tertentu. Hasil belajar

matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran

matematika berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Keberhasilan siswa dalam belajar pada mata pelajaran matematika

diketahui dengan cara mengadakan evaluasi. Evaluasi belajar ini bertujuan

untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa sehingga dapat diketahui kemajuan

siswa dalam bidang studi yang ditempuh.

5. Hubungan Konsep Diri Dengan Hasil belajar Matematika

Konsep diri yang positif dan sehat merupakan faktor penting bagi

seorang siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru terutama

pelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir kompleks seperti halnya

pelajaran matematika.

Konsep diri menjadi penentu yang sangat penting dalam menentukan

hasil belajar. Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan memandang

pelajaran matematika sebagai pelajaran yang tidak menakutkan, pelajaran yang

mudah dan mengasyikan. Dengan konsep diri yang positif dan sehat itu, siswa

(30)

matematika setelah sampai di rumah, tenang dalam menghadapi ulangan

matematik, dan akan memperoleh hasil belajar yang sangat memuaskan.

Siswa yang memiliki konsep diri yang rendah akan memandang pelajaran

matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, pelajaran yang sulit. Dengan

konsep diri yang negatif dan rendah itu, siswa akan menjadi malas belajar, dan

akan memperoleh hasil belajar yang sangat tidak memuaskan.

C. Hipotesa

Sejalan dengan masalah penelitian tentang Hubungan Kons ep Diri dengan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SMK Adipura Magelang Tahun

Ajaran 2007/2008, hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: “A da

hubungan ang positif antara konsep diri siswa dengan hasil belajar

(31)

16 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, populasi penelitian, alat

pengumpulan data, dan teknik analisa data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode studi korelasi.

Studi korelasi ini bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan

variabel-variabel. Studi korelasi memungkinkan seorang peneliti memastikan sejauh mana

satu variabel berhubungan dengan variabel yang lain. “Besarnya hubungan itu

ditetapkan melalui koefisien korelasi” (Furchan,1982). Penelitian ini

menggambarkan hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika siswa

para siswa kelas III SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Populasi Penelitian

“Populasi adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian atau obyek

yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan,1982). Populasi penelitian ini

adalah semua siswa kelas III SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2007/2008

yang berjumlah :156 orang siswa.

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dite liti, jika hanya

akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian ini disebut penelitian

sampel (Arikunto, 1997). Sampel penelitian diambil dari jumlah populasi

(32)

siswa yang terdiri dari siswa kelas III / E, III / OA, III/ OB, dan III / OC yang

diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sedangkan

sisanya kelas III M sebagai uji coba yang berjumlah 37 siswa. Jumlah siswa

masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Jumlah siswa

III / M 37

III / E 21

III / OA 35

III / OB 29

III / OC 34

Total 156 Siswa

D. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Konsep Diri

Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat

pernyataan yang menunjukkan gambaran akan aspek fisik, aspek sosial,

aspek moral, aspek psikis, dan aspek keluarga yang sangat berpengaruh

terhadap konsep diri. Responden siswa kelas III SMK diminta untuk

mengungkapkan penghayatannya melalui kuesioner ini bagaimana ia

memandang dirinya selama ini dan bagaimana tanggapan orang lain

terhadap dirinya seperti yang mereka alami saat ini. Kuesioner konsep diri

diambil dari alat yang digunakan Laurentia Vonny Tunjung Sari dalam

rangka penelit iannya mengenai hubungan pola pengasuhan orang tua

dengan konsep diri siswa.

Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu : (1) Bagian penjelasan dan

(33)

18

Adapun kuesioner aspek konsep diri dan nomer pernyataan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Aspek Pernyataan

positif Pernyataan negatif Jumlah positif Jumlah negatif Jumlah

Aspek Fisik 1, 2, 3, 4, 5,

6

7, 8, 9, 10,

11,12

6 6 12

Aspek Sosial 13, 14, 15,

16, 17, 18

19, 20, 21,

22, 23, 24

6 6 12

Aspek Moral 25, 26, 27,

28, 29, 30

31, 32, 33,

34, 35, 36

6 6 12

Aspek Psikis 37, 38, 39,

40, 41, 42

43, 44, 45,

46, 47, 48

6 6 12

Aspek

Keluarga

49, 50, 51,

52, 53, 54

55, 56, 57,

58, 59, 60

6 6 12

Jumlah total 30 30 30 30 60

Kuesioner dapa t dilihat pada lampiran 1.

Skoring item Kuesioner penelitian memakai Skala Likert. Item

Kuesioner menggunakan opsi jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju. Skoring item kuesioner dilakukan sebagai berikut: untuk

penskoran pernyataan positif dengan jawaban sangat setuju: 4; skor jawaban

setuju: 3; skor jawaban tidak setuju 2; skor jawaban sangat tidak setuju : 1.

Sebaliknya untuk penskoran pernyataan negatif dengan jawaban sangat

setuju: 1; skor jawaban setuju: 2; skor jawaban tidak setuju 3; skor jawaban

(34)

2. Dokumen Hasil Akademik Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas II SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2006/2007 Semester II

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah pencatatan dokumen.

Data diperoleh dari dokumen sekolah yang bersangkutan. Data yang diperoleh

adalah nilai rapor semester II mata pelajaran matematika para siswa kelas II

SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2006/2007. dokumen hasil akademik

siswa dapat dilihat dalam lampiran 2.

3. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap obyek yang

diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.Validitas

adalah sejauh suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh

alat tersebut (Furchan,1982). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan

adalah validitas konstruk atau konsep yaitu validitas yang menunjukan

sampai dimana isi suatu konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau

konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukuran

tersebut.

Teknik yang di gunakan untuk menganalisis item-item dari penelitian

ana adalah teknik karelasi Product Moment Pearson (Arikunto,2002).

Dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

− } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:
(35)

20

N = jumlah subyek

X = skor setiap item

Y = skor total peraspek

XY= hasil kali antara nilai X dan nilai Y

Sebagai kriteria penilaian item berdasarkan korelasi skor setiap

item dan skor total skala digunakan batasan minimal 0,30. jadi, item yang

memiliki koefisien = 0,30 dianggap valid atau sahih.

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi

skor pada masing-masing item dan mentabulasi data uji coba dapat dilihat

pada lampiran 3. Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan

komputer melalui program SPSS. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 4. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 60

item kuesioner diperoleh 60 item yang taraf validitasnya = 0,30.

4. Reliabilitas

“Reliabilitas adalah keajegan hasil pengukuran suatu alat ukur”

(Furchan,1982). Menurut Masidjo (1995), reliabilitas suatu alat ukur

adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu menunjukkan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan

dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur tingkat reliabilitas

menggunakan metode belah dua atau sering disebut juga metode

gasal-genap. Skor hasil uji coba diubah menjadi skala deskrit yaitu sekor 1 dan 2

(36)

dibagi dua, yaitu skor yang berasal dari item bernomor gasal dan skor yang

berasal dari item bernomor genap.

Hasil uji coba penelitian menunjukkan besarnya koefisien

reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner seperti yang disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan koefisien validatas

Kuesioner Uji coba

Konsep diri rtt =0,99 = ∞

t

r 0,99

Koefisien reliabilitas dinyatakan dengan bilangan koefisien antara

– 1,00 sampai +1,00 yang dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi

dari sangat rendah sampai sangat tinggi.

Taraf reliabilitas suatu alat ukur diperoleh dengan menggunakan

rumus Spearman-Brown sebagai berikut (Garrett,1967)

xy xy tt

r xr r

+ =

1 2

Keterangan:

tt

r = Koefisien reliabilitas

=

xy

r Koefisien korelasi item belahan ganjil-genap

Garrett (1967) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran

(37)

22

Tabel 4. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes

Koefisien korelasi Klasifikasi

± 0,70 - ±1,00

± 0,40 - ± 0,70

± 0,20 - ± 0,40

± 0,00 - ± 0,20

Tinggi-Sangat tinggi

Cukup

Rendah

Tidak ada atau Sangat Rendah

Berdasarkan tabel klasifikasi tersebut disimpulkan bahwa

reliabilitas kuesioner konsep diri dengan hasil belajar matematika

termasuk tinggi.

E. Prosedur Penggunpulan Data 1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha seperti:

menyusun kuesioner, pelaksanaan uji coba kuesioner dan pengumpulan data

hasil belajar siswa. Dalam menyusun kuesioner peneliti terlebih dahulu

menentukan variabel yang digunakan, kemudian menentukan aspek dan

indikator untuk dijadikan item-item konsep diri, terakhir melakukan uji coba

kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap para siswa kelas II SMK

Adipura Magelang Tahun Ajaran 2006/2007 pada tanggal 23 Juni 2007

de ngan jumlah responden 37 siswa.

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan terhadap para siswa kelas III

SMK Adipura Magelang Tahun Ajaran 2007/2008 dilaksanakan pada hari

(38)

mengerjakan kuesioner, membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data:

a. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian.

b. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada siswa.

c. Peneliti menjelaskan tentang petunjuk pengisian dan memberikan

kesempatan kepada responden untuk menanyakan hal yang belum jelas.

d. Selama pengisian kuesioner berlangsung, peneliti memberikan kesempatan

kepada responden untuk menanyakan item-item kuesioner yang tidak

dipahami maksudnya.

e. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan lembar kuesioner setelah

terkumpul.

F. Teknik Analisis Data

1. Melakukan skoring dan tabulasi data yang berasal dari kuesioner konsep

diri.

2. Menghitung total skor dari kuesioner konsep diri.

3. Menghitung total skor dari hasil belajar matematika.

4. Menghitung hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika

dengan rumus korelasi dengan teknik korelasi serial dengan rumus ;

(39)

24

dalam mana :

rser = koefisien korelasi serial

Or = ordinat yang lebih rendah

Ot = ordinat yang lebih tinggi

M = mean

SDtot = standar Deviasi Total

(40)

25

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

yang telah dilakukan, yaitu tentang hubungan konsep diri dengan hasil belajar

matematika siswa.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang hubungan konsep diri dengan hasil belajar

matematika siswa kelas III SMK Adipura Magelang dianalisis dengan

menggunakan rumus korelasi dengan teknik korelasi serial. Rumus korelasi

serial :

=

                                          

P

O

O

SD

M

O

O

r

t r t r serial tot

2

Pengelompokan dari hasi penelitian juga dapat dirumuskan

aspek-aspek konsep diri siswa kelas III SMK Adipura Magelang. Hasil perhitungan

aspek-aspek konsep diri siswa dari yang tinggi sampai rendah tersaji pada

tabel di bawah ini:

(41)

26

Tabel 5

Urutan Peringkat Keseluruhan Aspek-Aspek Konsep Diri

Siswa Kelas III SMK Adipura Magelang.

Aspek konsep diri Score Peringkat

Aspek Fisik 1213 2

Aspek Sosial 1157 3

Aspek Moral 1129 5

Aspek Psikis 1147 4

Aspek Keluarga 1237 1

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa aspek konsep diri yang

paling tinggi adalah keluarga dan aspek konsep diri rendah pada siswa kelas

III SMK Adipura Magelang adalah aspek moral.

Selanjutnya dari hasil penelitian konsep diri terhadap 114 orang siswa

dapat digolongkan dala m tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah yang

(42)

Tabel 6

Pengelompokan Konsep Diri

Siswa kelas III SMK Adipura Magelang

Konsep diri Frekuensi %

T 41 - 60 86%

S 21 – 40 11%

R 0 – 20 3%

Berdasarkan tabel di atas dapat dirumuskan bahwa konsep diri siswa

kelas III SMK Adipura Magelang sebagai berikut:

1. Kategori konsep diri siswa tinggi : 98 siswa ( 86%)

2. Kategori konsep diri siswa sedang : 13 siswa ( 11%)

3. Kategori konsep diri siswa rendah : 3 siswa (3%)

Selanjutnya untuk menghitung dengan rumus korelasi serial diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mendaftar nilai tiap kelompok

a. Kelompok tinggi (T)

56, 51, 60, 58, 60, 49, 59, 59, 59, 53, 60, 57, 58, 54, 59, 46, 55, 56, 57, 41,

54, 58, 58, 51, 60, 60, 59, 56, 54, 46, 55, 51, 55, 50, 60, 58, 59, 47, 58, 59,

58, 51, 60, 56, 57, 53, 58, 43, 54, 54, 57, 54, 58, 58, 50, 59, 60, 59, 55, 52,

44, 53, 51, 55, 50, 60, 58, 59, 47, 58, 59, 58, 51, 60, 56, 57, 53, 58, 43, 54,

(43)

28

b. Kelompok sedang (S)

38, 32, 35, 32, 36, 29, 34, 28, 39, 29, 34, 28, 39

c. Kelompok rendah (R)

19, 17, 17

2. Menentukan proporsi individu dalam kelompok

3. Menghitung banyaknya subyek tiap kelompok

0,96 114

98 )

(T = =

P

0,11 114

13 )

(S = =

P

0,03 114

3 )

(R = =

P

4. Menghitung nilai rata-rata (mean) tiap kelompok

55,07

98 5397 )

(T = =

M

33,31 13

433 )

(S = =

M

17,67 3

53 ) (R = = M

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang

(44)

Tabel ordinat kurva normal

P P Ordinat

0,860 0,140 0,22258

0,865 0,135 0,21712

.

.

.

0,030 0,970 0,06804

6. Membuat tabel ker ja

Tabel kerja untuk menghitung korelasi serial

Kelompok nk p O(ordinat) (Or-Ot) (Or-Ot)2 (Or-Ot)2

p

M (Or-Ot).M

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Rendah 3 0,03 0

-0,06804

4,62944 154,31467 17,67 -1,20227

0,06804

Sedang 13 0,11 0,14908

-0,02222

-0,202 33,31 +4,96585

0,21712

Tinggi 98 0,86 0 +0,21712 0,04714 0,05481 55,07 +11,95679

(45)

30

Kelompok rendah adalah 0 – 0,06804 = -0,06804 karena ”ordinat yang

lebih rendah” adalah 0, ”ordinat yang lebih tinggi” adalah 0,06804

Kelompok sedang adalah 0,14908 karena ”ordinat yang lebih rendah”

adalah 0,06804 dan ”ordinat yang lebih tinggi” adalah 0,2171

7. Mencari standar deviasi total

= 1 N

X2−

(

X

)

2 N S

(

)

93 , 9 9 9257050842 , 9 53037961 , 1131 114 1 1280361 114 1 34609689 35890050 114 1 5883 314825 114 114 1 2 = = = = − = − = x x

8. Menghitung korelasi serial

=

                                           

P

O

O

SD

M

O

O

r

t r t r serial tot

2

9,93 154,16748 72037 , 15

x =

Maka rtriser 0,010268824 0,01

883076 , 1530 72037 , 15 = = =

Setelah dikonsultasikan dengan tabel nilai r, termasuk kategori sangat

rendah (Tak berkorelasi) artinya tidak ada hubungan yang positif antara

(46)

B. Pembahasan

Penelitian ini bersifat deskriptif artinya memaparkan apa adanya

tentang konsep diri siswa yang terjadi dalam lingkup pendidikan di SMK

Adipura Magelang. Penelitian ini menggunakan aspek-aspek konsep diri yang

terdiri dari fisik, sosial, moral, psikis, dan keluarga.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan konsep diri siswa

kelas III SMK Adipura Magelang berdasarkan Aspek fisik, sosial, moral,

psikis, dan keluarga berada pada kategori tinggi, yait u sebesar 86%.

Sedangkan berdasarkan aspek-aspek konsep diri diperoleh hasil untuk aspek

fisik (1213), sosial (1157), moral (1129), psikis (1147), dan keluarga (1237).

Konsep diri siswa dengan kategori tinggi sebanya k 98 siswa (86%).

Hal ini membuktikan sebagian besar siswa kelas III SMK Adipura Magelang

mempunyai konsep diri yang tinggi. Dari hasil penelitian ini, dapat

menjelaskan bahwa siswa memiliki konsep diri yang tinggi jika siswa itu

mempunyai penilaian, penghargaan, dan penerimaan diri yang positif pada

dirinya sendiri sehingga siswa itu mampu untuk mengembangkan dirinya.

Dari 98 siswa yang mendapatkan nilai matematika 8 ada 17 siswa, yang

mendapatkan nilai matematika 7 ada 46 siswa, dan yang mendapatkan nilai

matematika 6 ada 35 siswa. Masih ada siswa kelas III SMK Adipura

Magelang yang konsep dirinya tinggi dan nilai matematikanya sedang dan

(47)

32

tinggi belum menjamin bagi siswa untuk mendapat nilai matematika 8. Siswa

yang mendapat nilai matematika 7 dan 6 disebabkan karena siswa didalam

mengikuti pelajaran maupun ulangan matematika siswa itu sedang tidak serius

yang disebabkan siswa sedang mempunyai permasalahan sehingga siswa itu

tidak siap dan mendapatkan nilai yang sedang atau rendah.

Konsep diri siswa dengan kategori sedang, sebanyak 13 siswa (11%).

Hal ini menunjukan bahwa secara umum masih ada siswa kelas III SMK

Adipura Magelang mempunyai konsep diri yang stabil. Hasil penelitian

terse but dapat diartikan bahwa tidak semua siswa kelas III mempunyai konsep

diri yang tinggi. Siswa yang mempunyai konsep diri sedang mempunyai

kemampuan untuk menjaga, baik fisik, sosial, moral, psikis, dan keluarga,

sehingga dapat berperan aktif dalam setiap kegiatan. Mereka juga mempunyai

motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah khususnya belajar

matematika. Dari 13 siswa yang mendapatkan nilai matematika 8 ada 1 siswa,

yang mendapatkan nilai matematika 7 ada 1 siswa, dan yang mendapatkan

nilai matematika 6 ada 11 siswa. Masih ada siswa kelas III SMK Adipura

Magelang yang konsep dirinya sedang dan nilai matematikanya 8, 7, dan 6.

Konsep diri siswa dengan kategori rendah sebanyak 3 siswa (3%). Hal

ini membuktikan bahwa masih ada siswa kelas III SMK Adipura Magelang

mempunyai konsep diri rendah. Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat

menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa yang ditandai dengan

berbagai perubahan baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Konsep

(48)

siswa akan menganggap bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk

melakukan aktifitas sesuai dengan apa yang diinginkan. Dari 3 siswa yang

mendapatkan nilai matematika 8 ada 0 siswa, yang mendapatkan nilai

matematika 7 ada 1 siswa, dan yang mendapatkan nilai matematika 6 ada 2

siswa. Masih ada siswa kelas III SMK Adipura Magelang yang konsep dirinya

rendah mendapat nilai matematika 7 disebabkan karena siswa yang

mempunyai konsep diri rendah siswa juga dapat berprestasi dan dapat serius

dalam mengikutin pelajaran sehinnga nilai matematikanya 7.

Berdasarkan uraian di atas, maka konsep diri siswa untuk kategori

tinggi ada 98 siswa (86%) dengan nilai matematika 8 ada17 siswa, nilai 7 ada

46 siswa, dan nilai 6 ada 35 siswa, kategori sedang ada 13 siswa (11%)

dengan nilai matematika 8 ada 1 siswa,nilai 7 ada 1 siswa, dan nilai6 ada 11

siswa, kategori rendah ada 3 siswa (3%) dengan nilai matematika 8 ada 0

siswa, nilai 7 ada 1 siswa, dan nilai 6 ada 2 siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan aspek-aspek konsep

diri diperoleh hasil bahwa aspek moral merupakan aspek konsep diri yang

paling sedikit, yaitu 1129. sebagai siswa yang ingin mencoba hal-hal yang

baru sesuai dengan apa yang mereka inginkan, ketika diberi beberapa pilihan,

maka mereka akan memberikan respon yang beragam, ada yang merespon

positif dan ada pula yang merespon negatif. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa konsep diri siswa berdasarkan aspek moral pada siswa kelas III SMK

Adipura Magelang adalah peringkat rendah dibandingkan dengan aspek-aspek

(49)

34

Aspek keluarga merupakan aspek yang sangat penting karena keluarga

adalah lingkungan pertama yang menanggapi perilaku individu, baik orang

tua, saudara kandung, orang lain yang tinggal satu ata p dengan individu. Hasil

penelitian menunjukan bahwa aspek keluarga pada siswa kelas III SMK

Adipura Magelang adalah paling tinggi, yaitu 1237.

Aspek fisik merupakan konsep diri siswa yang meliputi penampilan,

bentuk tubuh, ukuran tubuh, pakaian, potongan rambut dan sebagainya. Hal

ini diartikan bahwa arti fisik seorang siswa dalam hubungannya, dengan

prilakunya dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Hasil

penelitian menunjukan bahwa konsep diri berdasarkan aspek fisik pada siswa

adalah 1213. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dengan penampilan

fisik atau tubuh yang dimilikinya, siswa kelas III SMK Adipura Magelang

mempunyai konsep diri yang positif, baik dari segi penampilan fisik, bentuk

tubuh, ukuran tubuh, pakaian dan sebagainya.

Aspek sosial merupakan konsep diri yang berhubungan dengan

peranan individu dalam lingkup peran sosial dan penilaian individu terhadap

peran tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek sosial pada siswa

adalah sebesar 1157. kondisi tersebut merupakan bagian dari konsep diri siswa

yang pada usia tersebut membutuhkan pergaulan dan teman untuk berbagi

cerita dan bertukar pikiran tentang berbagai hal.

Aspek psikis merupakan konsep diri siswa tentang kemampuan dan

ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.

(50)

siswa terhadap dirinya sendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri

berdasarkan aspek psikis pada siswa adalah sebesar 1147. kondisi ini dapat

diperkuat dengan hasil observasi penulis di lapangan bahwa memang secara

psikis konsep diri siswa kelas III SMK Adipura Magelang adalah sebagaimana

kondisi psikis siswa pada umumnya, mereka bersikap sopan, ramah,

menghargai orang lain, saling membantu, mempunyai prinsip dalam hidup.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri

siswa kelas III SMK Adipura Magelang yang paling rendah adalah aspek

moral, yaitu 1129 dan paling tinggi adalah aspek keluarga, yaitu sebesar 1237.

sehingga adanya pe nelitian ini dapat memberikan suatu gambaran yang jelas

bagaimana sebaiknya peranan guru, lingkungan sekolah dan terutama guru

pembimbing dalam menghadapi permasalahan siswa yang sangat berbeda dan

kompleks.

Sejalan dengan masalah penelitian tentang Hubungan Konsep Diri

dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SMK Adipura magelang

Tahun Ajaran 2007/2008, setelah dikonsultasikan dengan tabel nilai r,

termasuk kategori sangat rendah (tak berkorelasi) artinya tidak ada hubungan

(51)

36 BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

1 . Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang

hubungan antara konsep diri dan hasil belajar dalam mata pelajaran

matematika siswa kelas III SMK Adipura Magelang.

2 . Hasil Penelitian

Intrumen penelitian ini berupa kuesioner tentang konsep diri.

Kuesioner konsep diri terdiri dari aspek fisik, sosial, moral, psikis, dan

keluarga berjumlah 60 item.

Prosedur pengumpulan data meliputi (1) tahap persiapan yaitu

menyusun kuesioner dan melakukan uji coba. (2) tahap pelaksanaan

yaitu melakukan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan

adalah melakukan skoring dan tabulasi data, menghitung total skor

konsep diri, menghitung total skor hasiol belajar matematika, serta

menghitung hubungan konsep diri dengan hasil belajar matematika

dengan rumus korelasi dengan teknik korelasi serial. Dari hasil

(52)

a. Kelompok konsep diri tinggi sebanyak 98 siswa atau (86%) dengan

mendapatkan nilai matematika 8 ada 17 siswa, yang mendapatkan

nilai 7 ada 46 siswa, dan yang mendapatkan nilai 6 ada 35 siswa.

b. Kelompok konsep diri sedang sebanyak 13 siswa atau (11%)

dengan mendapatkan nilai matematika 8 ada 1 siswa, yang

mendapatkan nilai 7 ada 1 siswa, da n yang mendapatkan nilai 6 ada

11 siswa.

c. Kelompok konsep diri rendah sebanyak 3 siswa atau (3%) dengan

mendapatkan nilai matematika 8 ada 0 siswa, yang mendapatkan

nilai 7 ada 1 siswa, dan yang mendapatkan nilai 6 ada 2 siswa.

B. Saran -saran 1. Untuk Siswa

Konsep diri bagi siswa merupakan hal yang penting dalam

meningkatkan kemampuan diri dalam menghadapi berbagai permasalahan,

baik masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah,

dengan teman, orang tua, guru dan lingkungan. Untuk itu disarankan agar

siswa itu mampu mengembangkan kelebihan yang dimilikinya dan tetap

menerima kelemahan dalam dirinya, karena orang yang mempunyai konsep

diri positif lebih mudah menjalin relasi dengan orang lain dan bersikap

(53)

38

2. Untuk Guru Pembimbing

Guru dan guru pembimbing mempunyai peranan yang sangat

penting dalam meningkatkan konsep diri dan prestasi belajar siswa atau

anak didiknya, umpan balik yang diberikan, pengalaman dan pola asuh

yang menyenangkan akan sangat mempengaruhi konsep diri siswa. Untuk

itu disarankan agar guru dan guru pembim bing mencari metode yang

kreatif dan inovatif dan memberikan umpan balik yang menunjukan

penerimaan.

3. Untuk Sekolah

Sekolah merupakan tempat pembelajaran siswa, sehingga

hendaknya sekolah mampu memberikan dukungan, meliputi sarana dan

prasarana yang memberikan ruang untuk siswa mengaktualisasikan minat

dan bakatnya, yang akhirnya jika siswa sudah merasa senang dan betah di

sekolah, maka siswa akan terhindar dari hal-hal negatif yang dapat

merugikan dan menjerumuskan sisw a kedalam kehancuran dan yang

(54)

39

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Burns, R. B., 1993,Konsep DiriTteori, Pengukuran, Perkembangan dan perilaku, Jakarta: Arcan

Centi, J. Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Erlangga.

Furchan, Arief. 1982. Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Hurlock, e. B., 1996, Perkembangan Anak. Edisi Keenam, Alih bahasa Med. Meitasari Tjandra, Jakarta: Erlangga.

.

Hurlock. 2002. Perkembangan Anak 2. Jakarta: Erlangga.

Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Masidjo. Ign. 1995. Penilaian pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Mulyani, 1988. Kurikulum Pengajaran. Depdikbud.

Muhibbin, Syah., 1995 Psikologi Pendidikan Remaja. Posdakarya. .

Saat, M. Hasballah. 1999. Perkelahian Pelajar Potret Siswa SMU di DKI Jakarta:

Galang Press.

Sinurat, R. H. Dj.1991. Konsep Diri dan Perkembangannya. Makalah. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan: Bima Aksara.

Syah, Muhibin. 1997. Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

(55)
(56)

LAMPIRAN 1

(57)

40

Kuesioner Konsep Diri

Kata Pengantar

Pada kesempatan ini, saya memohon kesediaan Anda untuk menjawab

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Melalui kuesioner ini saya ingin

memperoleh gambaran tentang Konsep Diri Anda.

Identitas

Umur : th

Jenis kelamin :

Kelas :

Petunjuk

1. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian

tentukan seberapa sering maksud dari pernyataan tersebut Anda alami.

Alternatif jawaba :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

2. Berilah tanda centang (V) pada alternative jawaban yang Anda pilih

ditempat yang tersedia.

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya puas dengan bentuk badan saya saat ini ü

Keterangan: karena penjawab merasa “Sangat Setuju” mengalami hal yang dimaksudkan dengan pernyataan tersebut, maka penjawab

(58)

3. Jawablah semua pernyataan berikut dan periksalah kembali jawaban Anda

sebelum dikumpulkan.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa bangga dengan penampilan saya.

2. Saya merasa puas dengan bentuk tubuh saya.

3. Saya merasa penampilan saya cukup menarik.

4. Saya sangat percaya diri dengan penampilan saya.

5. Bentuk tubuh saya menambah kepercayaaan diri

saya.

6. Saya menyukai warna kulit saya.

7. Terkadang saya merasa cemas dengan penampilan

saya.

8. Saya merasa tubuh saya tidak menarik.

9. Bentuk tubuh saya berpengaruh negatif terhadap

pergaulan saya dengan teman lawan jenis.

10. Saya tidak menyukai bentuk tubuh saya.

11. Saya malu dengan penampilan saya.

12. Saya membenci salah satu bagian tubuh saya.

13. Saya merasa dipercaya oleh teman-teman saya.

14. Saya merasa dicintai oleh t eman-teman saya.

15 Saya merasa diperhatikan oleh teman-teman saya.

16. Saya membina persahabatan baik dengan teman

pria maupun wanita.

17. Pujian dari teman bagi saya menambah rasa

percaya diri.

18. Saya merasa bangga karena banyak teman

19. Saya merasa dijauhi teman.

20. Saya merasa tidak dipercaya oleh teman.

(59)

42

22. Bergaul dengan teman-teman hanya membuat saya

menjadi minder.

23. Saya merasa tidak nyaman apabila teman-teman

mengabaikan saya.

24 Saya kurang dapat bersosialisasi sehinga saya tidak

memiliki banyak teman.

25. Bila saya melanggar aturan yang berlaku saya siap

menerima hukuman.

26. Saya sangat menjunjung tinggi pada kejujuran.

27. Saya selalu berkata sopan kepada siapa saja.

28. Saya selalu mematuhi peraturan di sekolah

29. Saya selalu mematuhi peraturan-peraturan yang ada

di rumah.

30. Saya sering membantu teman-teman yang sangat

membutuhkan.

31. Terkadang saya ber buat tidak jujur.

32. Saya sering mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh

agama.

33. Saya berkata dusta atau berbohong.

34. Terkadang saya kurang taat dalam menjalankan

ibadah agama.

35. Terkadang saya sukar membedakan hal yang

dianggap baik atau buruk.

36. Saya mengalami masalah karena takut berdusta

melanggar aturan.

37. Keberhasilan yang saya capai menumbuhkan rasa

percaya diri saya.

38. Saya merasa bangga atas prestasi yang saya miliki.

39. Saya merasa optimis atas keberhasilan yang saya

(60)

40. Saya dapat mengambil keputusan dengan tepat

untuk setiap masalah yang saya hadapi.

41. Keinginan dan harapan saya akan saya perjuangkan

agar menjadi kenyataan.

42. Saya selalu berusaha menjadi diri sendiri dalam

segala hal.

43 Saya merasa hidup ini tidak ada gunanya.

44. Saya merasa tidak berdaya dalam mengatasi

kesulitan yang sedang saya hadapi.

45. Bila menghadapi masalah saya cepat putus asa

46. Saya merasa minder atas kegagalan yang saya

alami.

47. Saya mudah capek dan tersinggung.

48. Saya sangat jarang memusatkan sendiri pilihan

hidup saya.

49. Saya merasa dipercaya orang tua untuk mengatur

diri saya sendiri.

50. Saya merasa optimis dan bersemangat karena

dukungan orang tua.

51. Kepercayaan dari orang tua menumbuhkan sikap

tanggung jawab saya.

52. Orang tua selalu mendukung kegiatan saya di

sekolah.

53. Saya merasa dimengerti oleh orang tua saya.

54. Saya merasa dicintai oleh orang tua dan

saudara-saudara saya.

55. Saya merasa kurang dipercaya oleh orang tua saya.

56. Saya merasa kurang dimengerti oleh orang tua

saya.

(61)

44

58. Saya merasa kurang dicintai oleh orang tua saya.

59. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya.

60. Saya merasa tidak diperhatikan oleh orang tua saya.

(62)

LAMPIRAN 2

(63)

Tabulasi skor-skor kuesioner konsep diri

No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 No siswa

1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 33 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 34 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3

3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 37 1 1 2 1 3 2 3 3 4 3 2 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4

5 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 35 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 1 2

6 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3

8 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 34 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1

9 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 3

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

11 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3

12 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

13 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 37 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

14 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 31 1 3 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2

15 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 38 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3

16 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4

17 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 28 2 2 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4

19 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 39 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3

20 3 2 1 3 2 1 4 3 3 3 3 3 31 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 3

21 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

23 3 2 2 3 3 3 1 4 3 2 3 3 32 2 1 4 2 3 1 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 38 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

25 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 35 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3

26 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3

28 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3

29 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 4 3 34 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2

30 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

31 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 38 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

32 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3

34 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

35 3 2 1 4 1 2 2 3 3 3 3 3 30 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3

36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3

37 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 33 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3

38 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 35 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3

39 3 3 3 3 4 2 1 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

40 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 36 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3

41 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

42 3 1 4 4 2 2 1 3 3 3 3 29 3 2 2 4 2 3 3 3 3 1 2 2

43 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

44 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

45 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 33 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2

46 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

(64)

53 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

54 3 4 1 3 2 3 2 1 2 2 2 2 27 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3

55 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3

56 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 40 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

57 3 2 2 2 1 1 2 4 3 3 3 3 29 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3

58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

59 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

60 3 2 1 3 2 4 1 3 3 2 4 3 31 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

62 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 35 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3

63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

65 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 38 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4

66 3 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 34 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2

67 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

69 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 38 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

70 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

72 3 2 1 2 2 1 1 3 4 3 3 4 29 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3

73 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

74 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4

75 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 32 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3

76 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 36 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3

77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

78 3 2 3 4 3 1 2 2 3 3 3 3 32 4 1 1 3 1 3 3 3 3 2 2 2

79 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3

80 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

81 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 4 3 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1

82 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

83 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

84 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

85 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

87 3 3 3 2 3 2 3 3 1 4 2 2 31 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1

88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 37 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

90 3 3 2 3 2 3 1 2 2 1 2 2 26 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3

91 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 38 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3

92 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 40 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

93 3 2 1 2 2 1 2 3 4 3 3 3 29 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3

94 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

96 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 30 2 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3

97 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 43 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

98 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 37 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 1 3

(65)

100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3

101 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 34 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3

102 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 34 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2

103 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

104 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

105 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

106 3 4

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2007/2008
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan koefisien validatas
Tabel 4. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi

Seluruh guru BK SMA di Sleman sudah sepakat menggunakan Panduan Operasional Pelaksanaan BK (POP BK) sebagai arah penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan loyalitas pada teman sebaya akan sangat berperan penting jika tidak seimbang dengan kontrol diri yang baik maka dari itu untuk

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta

Efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam konteks belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri siswa SMP kelas IX dan yang

Pernyataan “Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang yang sulit dalam merangkai kata” menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan