• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH

RAPAT KONSULTASI KOMISI DPR-RI

DENGAN

MENTERIKEUANGAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Hari/Tanggal Pukul Tern pat Acara Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir 2002-2003 I Senin, 26 Februari 2002 10.00-DR. JR. BENNY PASARIBU USIJANA~ S.H.

(Lihat Daftar Hadir)

(2)

KETUA RAPAT (DR. IR. BENNY PASARIBU, M. EC) :

Saudara-Saudara Anggota Dewan yang terhormat dan Saudara Menteri Keuangan kil Pemerintah berserta seluruh jajaran yang kami hormati, mohon maaf ini agak terlambat ;na sampai sekarang saya Iihat bam 5 Fraksi yang hadir dari 10 Fraksi. Kalau soal rumnya memang tidak terlalu masalah karena ini skorsing.

Bagaimana rekan-rekan apa bisa kita mulai atau kita tunggu satu Fraksi lagi, ini sudah beberapa fraksi yang hadir.

ANGGOTA F. PG (H. ABDULLAH ZAINIE, S.H.): :

Ketua, saya kira minta pendapat kita. Jadi biar sambil menunggu kita jalan saja. Tetapi slum rapat ini dibuka Ketua, saya punya usul tentang mekanisme pembahasan ini. Jadi kira-kira kalau kita lihat kesibukan-kesibukan kita yang cukup besar sekarang ini, di mana menghadapi 3 Undang-undang, lalu ada lagi Pansus BLBI dan sebagainya. Saya kira di tm pembahasan RUU ini untuk masing-masing point yang diajukan oleh masing-masing ssi itu cukup satu round saja, cukup satu putaran saja Nanti kalau satu putaran itu kita ah bicarakan, kalau putus ya kita putus, kalau tidak ya kita serahkan dengan Panja atau igkin ada yang bisa langsung ke Timmus. Jadi itu bisa mempersingkat kita. Karena ipaknya kehadiran Anggota-anggota Komisi pun 75% tidak pemah tercapai. Jadi hatannya nanti Panja yang banyak berperan. Saya kira demikian, terima kasih.

KETUA RAP AT : Terima kasih.

Ini masih belum dibuka. Saya pikir ini Rapat Komisi saja hanya begini, bagaimana gan Rapat Panja, kadang-kadang tidak terpikir oleh saya.

ANGGOTA F. PG (H. ABDULLAH ZAINIE, S.H.): Justru Panja-nya ya ini juga.

KETUA RAP AT :

Tetapi kalau Panja dilakukan di tempat tertentu, kosentrasi di sana akan mudah lagi gan semangat itu barangkali ... .

(3)

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi):

Jadi begini Pak Ketua, saya tidak memotong ini. Tetapi terdapat satu kesulitan untuk rapat di suatu tempat yang lain itu. Jadi selama ini kita sulit sekali untuk memperoleh izin Pimpinan DPR, rapat di luar gedung. Jadi saya kira saya tafsirkan pengertian rapat di ipat lain itu adalah di luar gedung. Ada satu modifikasi yang kita laksanakan selama ini, imencuri waktu satu hari dari Fraksi dan kita mempergunakan waktu hari-hari libur kita, Jum'at, Sabtu, Minggu. lni yang barn bisa dilegalkan itu. Tetapi kalau dari Senen dan :rusnya itu rasa-rasanya kita tidak memperoleh ijin untuk itu, tetapi kalau memang kita itu tiap minggu kita pakai Jum'at, Sabtu, Minggu. Ini seperti Undang-undang Peradilan ak sangat-sangat intensif sebab kita rapatnya pagi mulaijam 08.00 WIB, selesai jam 13.00 WIB, jam 14.00 WIB kita masuk lagi, jam 17.00 kita selesai, jam 19.00 WIB kita masuk, jam 00 WIB selesai, sangat intensif. Memang sangat intensif.

KETUA RAP AT : Pakai ini Pak Danial.

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi) : Dari saya Pimpinan.

Jadi kami dukung yang usul dari Pak Abdullah Zaini tersebut. Kalan mau lebih fokus ikami mengusulkan dengan Menteri Keuangan saja kita berhadapan dengan beberapa undang-undang. Tiga Undang-undang di bidang Keuangan, Undang-undang Perpajakan, dang-undang Surat Utang Negara, Revisi Undang-undang No. 23 semua itu berhubungan, berhadapan dengan Menteri Keuangan. Kami mengusulkan, karena masa sidang kita ini terbatas mana yang bisa kita selesaikan, biar yang lain-lain itu bisa kita selesaikan. Jadi kita minta prioritasnya dari Pemerintah yang mana? Sehingga kalau kita dapat prioritas itu, kita selesaikan itu. Jadi ini akan kelihatannya kan lebih efisien. Pertama fokus kita terkonsentrasi begitu.

Sekarang ini kan masalahnya pagi ini kita SUN, nanti siang kita Undang-undang Bl, malam kita ini. Pikiran saya bercabang macam-macam. Kita minta pendapat Pemerintah mana yang diprioritaskan, itu yang kita utamakan. Bukan yang lain-lain tidak penting, sama penting begitu. Tetapi kalau ini akan lebih efektif, kita betul-betul terfokus. Apalagi kita arnbil seperti usulan Abdullah Zainie. Jadi kalau misalnya di luar kita konsentrasi, kita juga punya tempat di Kopo yang bosnya di sini Pak Danial sama Pak Asep. Itujuga kita bisa manfaatkan karena itu juga lingkungan dari DPR, walaupun tempat di luar.

(4)

seperti ini saya minta pada orang pertama yang dipercaya oleh Pak Menteri yang mesti haras hadir dan sebagainya. Waktu itu Pak Dirjen Pajak masih Pak Mahfud. Teras secara intensif dan sebagainya, nyatanya dalam tempo kurang lebih 21 hari. Ya, tetapi semuanya sekarang lebih banyak lagi kalau nanti kehadiran Pak Menteri, ada 4 RUU yang semua minta prioritas. Ini mesti juga istilahnya berea bang 4 sekaligus. Jadi sudah dikatakan Pak Dirman, RUU mengenai RUU soal BLBI, soal BI, soal Surat Utang Negara dan sebagainya, itu semuanya minta prioritas dan sebagainya. Itu memang mesti kewalahan Pak Menteri sendiri, tern1asuk kita bercabang-cabang. Maka mohon Pimpinan berempat, Pak Ketua, dan Wakilnya yang 3 ini, adjustment kembali jadwal-jadwal supaya tidak ''dumpyuk" atau double-double tidak karuan, ini Pimpinan. Jadi sekali lagi Pak Pimpin~n dan Wakilnya 3, kemudian Ketua Pansusnya ini, siapa? Dirembuk bersama. Saya kira bisajadi adjusment kembali, tidak apa-apa. Istilahnya jadwal yang. relatif fleksibel, begitu. Silahkan untuk merenungkan usul kami.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Silahkan Pak Soetrisno.

ANGGOTA F. PDIP (DR. IR. SOETRISNO, MSc) : Terima kasih Pak.

Kita itu menurut saya bekerja dengan kecepatan normal saja, kenapa burn-burn. Ini temyata setelah saya baca di LOI No. 19 ini yang buat celaka ini, hams buru-buru bahwa first quarter tahun 2002. Ini sudah haras selesai, ini LOI, untuk amortisasi dan pembelian kembali bon rekap yang sudah keluar. Kalau kita disuruh mengikuti LOI, waktu buat LOI DPR tidak diajak berembuk, sekarang di faith a comple haras siang malam kerja. Marilah kita berpikir dengan kecepatan berpikir normal saja ini.

Ini kita terima dari mana LOI No.9 ini? Dari Menkeujuga ini. Jadi sudah jelas ini, ini yang membuat kita seperti dikejar-kejar maling.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Itu kalau komandannya ya begitu Pak Trisno ini. Saya pikir saya setuju kalau normal saja ya. Memang prioritas mana yang hams kita selesaikan dalam masa periode sidang ini, hari ini pagi RUU SUN, siang nanti sudah

(5)

RUU Amandemen BI, malam RUU Keuangan Negara. Ini sudah abnomal. Dan ini saya takutnya Pale Menterinya alean habis di sini saja nanti. Dan saya karena jadwamya begini-begini, tadi saja malam ternan sudah bilang ''hebat sekali badan Pale Beni ini, dari pagi sudah mimpin sidang". Tetapi sampai berapa lama kita tahan begitu. Jadi saya malah mungkin pikir RUU Keuangan Ketua Pansusnya itu Pale Ratal saja. Saya tidak main-main, artinya memang kemampuan manusiawi kita begitu. Jadi memangjadwal ini saya senang Pak diangkat kembali ini, tetapi kalau bisa kita prioritas yang manalah kita cari, belum lagi RUU Perkreditan yangjustru ada hubunganya dengan rakyat kecil,

RUU Perkreditan ini. Semua memang penting, tetapi kita putuskan sajalah yang mana yang kita selesaikan. Mudah-mudahan April dan Mei ini ada kawan-kawan Panja, itu paling tidak masa reses pun bisa dipakai supaya bisa Iebih mantap. Ini saya kira Pak Menteri sebelum kita buka sambil menunggu dari Fralesi lain yang belum datang, silahkan Pak Menteri.

PEMERINT~NTERI KEUANGAN (DR. BOEDIONO) : Terima kasih Saudara Pimpinan, walaupun ini bel urn dibuka. Jadi kalau dari sisi sudut pandang Pemerintah, itu memang RUU Surat Hutang Negara ini yang cukup penting untuk kita selesaikan. Itu bukan kerena LOI Pale, saya kira LOI itu memang program Pemerintah. Jadi bukan program Menteri Keuangan atau Menken, tetapi sudah disampaikan kepada Presiden. Jadi ini komitmen dari kita semua, memang itu yang membuat sebetulnya Pemerintah. Kita mengatakan demikian karena Juli itu sudah jatuh waktu, jadi perlu masa persiapan. Jadi kalau tanggalnya apakah hams first quarter, itu sebetulnya hanya kita ingin memacu diri kita sendiri. Tetapi intinya yang kita inginkan Juli kita sudah siap, benar-benar siap dari segi operasional, kalau tidak lalu nanti gejolak ada surat hutang yangjatuh kita tidak siap, lalu kita tidak punya cash untukmenutupnya, hal-hal seperti ini yang kita khawatirkan. Tetapi yang kita sebutkan kita harusfirst quarter dan sebagainya itu sebetulnya program Pemerintah sendiri. Yang kita inginkan supaya aman. Kita memberikan semacam target yang aman, cukup ada waktu untuk mempersiapkan aspek-aspek operasionalnya selama 2-3 bulan ini. Jadi ini tentunya terserah kita, kita sendiri yang ingin menentukan ini. Jadi kalau pendapat kami Pak, ini

dengan dukungan Dewan saya kira Pemerintah sangat mengharapkan ini bisa kita selesaikan dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga ada waktu untuk mempersiapkan dari segi aspek operasionalnya.

Prioritas yang berikutnya itu saya kira kita melihat kemampuan kita selama masa sidang ini. Saya kira kalau kami karena sudah ditugaskan oleh

(6)

Presiden untuk duduk di DPR, saya siap saja, kapan saja. Memang lalu pekerjaan yang rutin hams kita geser ke hari Sabtu dan Minggu, saya hams masuk kantor. ltu bukan masalah bagi kami, hanya memang itikad kami adalah untuk berusaha menyelesaikan Undang-undang yang sangat penting ini. Kalau dilihat dari prioritas yang berikutnya dari segi Pemerintah memang ada 2 (dua) ini yang barangkali yang perlu diselesaikan dalam waktu yang juga semoga tidak terlalu lama yaituAmandemen RUU Bank Indonesia, dan yang kedua adalah yang besar lagi adalah RUU Keuangan Negara. Ada 3 RUU di sana yang ini saya kira bisa kitascedule sesuai dengan kemampuan dan kemauan kita untuk menyelesaikan ini Pak. Secara garis besar demikian Bapak Pimpinan.

KETUA RAP AT :

Kita semua sudah dengar, kern bali SUN ini yang diusulkan Pak Menteri, oleh Pemerintah RUU SUN ini yang menjadi urutan yang paling top (atas), terns kemudian RUU Amandemen Undang-undang BI yang kedua, yang ketiga adalah RUU Keuangan Negara.

ANGGOTA F. PDIP (H. DUD IDE MAKMUN MUROD, MBA): Boleh usul Ketua.

Begini, kita kan paling tidak sekarang ini ada 5 Pansus, Pimpinan. Saya rasa apa yang diusulkan Pak Menteri tadi bagus secara sistimatis. Memang kita harus menyelesaikan ini secara sistimatis, karena saya rasa semua itu kait mengait. Mana yang diselesaikan dulu, tetapi bisa kita prioritaskan. Mana yang sudah mendekati hampir selesai, seperti Undang-undang Bl, Peradilan Pajak, itu kan sudah di atas 7 5% semua. Kalau kita selesaikan itu berarti kita tetap punya 5 Pansus, terns saja mengambang. Kalau kita 'selesakan 2 dulu selesai, kita tinggal3.' Kita konsenterasi lagi, konsenterasi lagi. Tetapi kalau ini kita ambangkan semuanya, kita buat bersamaan, saya rasa lima-limanya tidak ada yang selesai. Akhir masa sidang ini lima-lima tidak ada yang selesai, tidak ada basil apa-apa kita. Paling tidak mungkin kita dengan bijaksana, dengan kita sedikit mengalah di sana-sini. Marilah coba kita selesaikan mana yang diprioritaskan seperti SUN ini, dan juga mana yang sudah mendekati akhir. Mari kita selesaikan, konsenterasikan ini. Ini untuk kepentingan kita bersama juga. Dengan sangat bijaksana kita lihat secara sistematis dan juga secara skala proritas mana yang sudah mendekati akhir, mari kita selesaikan, yang belum bisa menunggu. Dan mungkin saya juga minta kepada Pemerintah, to long kita jangan terlalu banyak dibebani dengan bermacam-macam ini.

(7)

Karena ini kan bebannya sudah banyak sekali Pak Menteri, sudah 5. Kalau kita diberi lagi, harus selesaikan surat ini lagi dan ininya tidak sistematis menyelesaikannya, sekaligus bersamaan, saya yakin lima-limanya tidak ada yang selesai, tidak ada yang selesai sama sekali. Jadi saya minta sekali skala prioritasnya. Oke kita setuju menurut Pak Menteri Surat Utang Negara, tetapi kita lihat mana yang sudah setengah jalan ini kita kebutkan, kita seleSaikan supaya beban kita tinggal 2 apa 3. Jangan lima-limanya kita jalan bersama, tidak ada yang selesai Pak. Terima kasih.

ANGGOTA F. PDIP (DANIEL BUDI SETIAWAN) : Saudara Ketua.

KETUA RAP AT :

Ya Pak Daniel, nanti Pak Poltak.

ANGGOTA F. PDIP (DANIEL BUDI SETIAWAN):

Saudara Pimpinan, saya kira dulu kita buat tekad kita bahwa sebelum reses ini kita berusaha keras supaya Undang-undang ten tang SUN ini selesai. Kalau kita bertekad begitu, maka kita mencari jalan yang sangat praktis. Saya setuju apa yang dikatakan Pimpinan tadi dan ternan-ternan yang lain. Kalau kita ini pagi kita bicara SUN, nanti malam bicarakan BLBI. Jadi ini campur adYlf, .. §upaya ada konsentrasi untuk Jum 'at, Sabtu, dan Minggu kita khusus menyelesaikan ini. Hari-hari lain baru kita bicarakan yang lain, tetapi konsentrasi kita bertekad supaya sebelum reses Undang-undang ini hams sudah selesai. Kalau kita punya tekad begitu, saya kira baik. Dan tidak bisa kita konsentrasikan pada suatu tempat, tidak mungkin Pak. Coba saja kita rencanakan jam 09.00 WIB, sekarang sudah jam 11.00 WIB. Sebentar lagi jam 12.00 WIB kita istirahat. Nantijam 13.00 WIB nanti kita bicara

Undang-undang yang lain. Jadi saya kira untuk praktisnya kita mulai Jum 'at, Sabtu, dan

Minggu, 3 hari full sampai malam pun karena kita terkonsentrasi pada suatu tern pat insya Allah Undang-undang sebelwn reses bisa kita selesaikan.

Terima kasih.

ANGGOTA F. PDIP (Drs. POLTAK SITORUS) : Pimpinan.

KETUA RAPAT : Pak Poltak dulu Pak.

(8)

ANGGOTA F. PDIP (Drs. POLTAK SITORUS) : Terima kasih Pimpinan.

Kalau kita melihat dari awal urutannya sebenamya adalah pada waktu itu Pemerintah sudah merencanakan bahwa RUU Keuangan Negara itu menjadi yang pertama untuk bisa diselesaikan, barangkali anak -anaknya barn menyusul kemudian. Akan tetapi kita sebenamya tidak salah, ini sebenamya lobi dari pihak Pemerintah yang barangkali terlalu lama.

Kita pun di sini sebagai Anggota mempertanyakan masalah tersebut mengapa terlalu lama, sehingga lobi-lobi yang dilakukan Pemerintah antara lain terhadap RUU Keuangan menyangkut adanya penyesuaian kesepakatan antara Menteri Keuangan dengan BPK.

Oleh karena itu kita sekarang ini komulasi dari RUU ini, sekarang itu SUN. RUU SUN ini datang, diminta mendesak begitu. Tadi malam ada rekan-rekan juga yang di Pansus, yang Pansus RUU Keuangan, tetapi bukan dari Komisi IX. Justru mempertanyakan, Iho mestinya keuangan dulu induknya setelah kalian selesaikan, bam kalian bahas SUN. Oleh karena itu Pak Ketua memang kalau kita melihat ada 3 RUU, tetapi sebenamya RUU Pembendaharaan dan RUU Pertanggungjawaban sebenamya kan itu anaknya saja, induknya RUU Keuangan Negara. Jadi saya pikir itu juga bisa secara terpisah untuk diselesaikan.

Oleh karena itu menurut hemat kami Pak Ketua memang usulan dari rekan-rekan tadi memang dari antara RUU, RUU Keuangan Negara ini saya kira perlu kita selesaikan mendesak, lebih terkonsentrasi. Sehingga dengan demikian barangkali SUN ini walaupun kita lakukan pembahasannya, tetapi setidaknya dapat kita dahului RUU Keuangan Negara itu dapat kita selesaikan. Kita perlu mengingat Pak Ketua, nantinya ini kita reses April, Mei barn masuk. Setidaknya kita harapkan satu RUU Keuangan Negara ini dapat kita selesaikan pada masa persidangan ini, sehingga pada persidangan berikutnya RUU yang lain dapat kita selesaikan. Konsentrasi kita pada RUU yang penting adalah pada RUU Keuangan Negara, menurut hemat kami.

Demikian Pak Ketua, terima kasih. KETUA RAP AT :

Silahkan Pak Mardiono. ·

(9)

ANGGOTA F. TNIIPOLRI (MARDIONO) : Terima kasih · Bapak Pimpinan.

Mungkin kami pada kesempatan ini menyarankan kita tetap seperti biasa saja bekerja sesuai jadwal yang sudah kita susun dan ini semua sudab ada jadwalnya. Mengenai mana yang prioritas atau tidak prioritas saya kira kita sama saja semua. Mungkin kalaukita bicam mana induk:, manaanak, mungkin Pemerintah lebih tabu dia, sejanbmana RUU SUN ini terkait dengan RUU Keuangan Negara misalnya. Kalau memang ada hal-hal yang prinsip~ hal-hal yang substansi akan mempengamhi, ito mungkin bisa ya, itu yang pertama

Kemudian yang kedua, tingkatan yang akan atau tingkat pembicarnan yang kita laksanakan pada pembabasan RUU ini adalab tingkat Komisi Artinya Pemerintah harus hadir Bapak Menteri, kemudian kita, kita 3kan menyaring 120 DIM tadi untuk mana yang sudah bisakita sepakati, mana yang belum kita serahkan ke Panja dan ito relatif lebih sedikit orangnya Dan untuk ini kami mohon dengan sangat Fraksi-fraksi untuk Tmt Panja mengirimkan mereka-mereka yang memang benar-benar bisa hadir, ini yang paling penting. Di

samping Pemerintah tentunya kalau Pemerintah yang hadir hams benar-benar bisa memberikan kontribusi, keputusan, ~ Jadi jangan saya tanya Menteri dulu, ini susah kalau begini dan ini terjadi pada waktu kami RUU Pajak dulu. Jadi sampai jam 02.00 WIB hanya untuk tanya kepada Menteri, kan susah kalau begini

Jadi mohon diberikan otoritas kepada yang akan mewakili di Panja Dan untuk Fraksi-fraksijuga demikian, mengirimkan mereka-mereka atau beliau-beliau yang benar-benar memang bisa hadir. Kalau memang orangnya ini

juga ya tidak apa-apa Bahkan lebih jauh lagi apabila Tunci~ Trmsin, maupun Timmus orangnya ini ya tidak: apa-apa.. Karena memang it:U barns runtot. Kita tidak boleh memisah-misahkan TlDlcil hanya membahas penjelasan dan

keterangan, dan yang lain membahas substansi, itu tidak: boleh demikian karena itu hams senafas, ito yang kedua.

Kemudian yang ketiga Saya agak binggung ini~ nanti siang ada undangan

penyerahan usulan bam RUU atasAmandemen Undang-undang No. 23 tentang Bank Indonesia. Ini jelas akan menambah, bobot atau beban. Jadi iiii menurut hemat kami ini boleh-boleh saja Namun kalau demikian terns terjadi kita tidak akan selesai-selesai Pak Menteri. Pada hakekatnya Tun Kecil sudah menyelesaikan tugasnya pada priode yang lalu, dengan adanya tambahan beban ini jelas, saya tidak mengatakan itu mentah lagi, ya "merongkol lagi" artinya setengah matang dia Karena barimg bam lagi kita akan masuk ini,

(10)

dan saya lihat materinya cukup banyak Bapak Ketua. Dan ini jelas akan lebih tidak memungkinkan kita menyelesaikan materi ini pada masa sidang Ke-111 ini.

Demikian Bapak Pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT:

Jadi memang makin ... .

ANGGOTA F. PG (Drs. MOH. YAMIN TAWARY) : Ketua.

KETUA RAPAT: Silahkan.

ANGGOTA F. PG (Drs. MOH. YAMIN TAWARY) :

Saya kira yang pertama memang suka atau tidak suk:a beban ini barns kita terimalah, dan memang tugas kita untuk itu.Yangjadi soal sekarang ini

dari sekian banyak Undang-undang yang masuk itu skala prioritasnya saja Kita mau pilih skala prioritas itu menurut apa? Menurut prioritas seperti diungkapkan Menteri Keuangan, apakah seperti itu? Kalau itu kita tetapkan. Ataukah memang seperti yang diusulkan Saudara Anggota yang terhormat Pak Dudhie ini. Mana yang duluan masuk itu yang kita bahas. Kalau memang skala prioritas itu satu-satu kita lakuk:an, saya kira insya Allah bulan ini kita bisa selesai 2 atau 3. Kalau memang sampai masa reses ini tidak selesai, ya sisanya kita selesaikan pada priode berikutnya~Ja,.d,i sayakira ya senang dan tidak senang kita hams menyelesaikan"'S''Undang-undang ini, begitu. Sebenamya su'dah sederhana lagi, sekarang sudah tidak Pansus, kita bahas di

Komisi kita. Ya tinggal pengaturan kita di Komisi ini saja, mana yang mau kita pilih. Karena itu menurut saya tinggal2 pilihan itu Ketua Kita tetapkan mana lebih duluan masuk itu yang kita bahas, selesai dan kalau Iebih cepat selesai lebih bagus. Ataukah dengan pertimbangan Menteri Keuangan supaya kita lebih sederhana melihat masalahnya supaya cepat kita putuskan soal

teknis ini.

Terima kasih Ketua. KETUA RAP AT :

Dan kelihatannya. sambil ngobrol juga ini tetap saja 5 Frak:si ini yang

ada, 5 Fraksi lain tidak kelihatan, jadi ini sudah tanda-tanda juga. Jadi lebih

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(11)

realitis kita ya. Ini semangat kelihatannya di Dewan ini, faktaJm.ya ya begini sekarang ini karena memang sidang itu overloaded artinya di 111D:lB111ml-llllll2lll3.. ·

Belum lagi PAH makin ramai karena ingin merubah Undang-tmdaumg Das3r

194 5 dan juga Pansus-pansus lain.

Kalau bisa Pemerintah konsisten bahwa ini tanggung jawab benama.. Jadi ini simpatik juga usulnya Pak Yamin tadi, mana yang dulwm ittu yang duluan kita selesai, semua kita tinggalkan gantung-gantun& Undalmg-undang BI gantung, Undang-undang Keuangan Negara gantung, ini Undamg..:undang Peradilan Pajak tinggal sedikit saya kira sudah hampir seiesai. Dan. ini memang pengaturannya sangat-sangat sulit kalau tidak bersama-sam:a dengcm Pemerintah. Saya takutnya .. ,

Ini sebenarnya bisa lebih mudah kalau kita tidak terlalu-capan sa:nua. Terns terang saya hams mengakui di belakang saya sudah begini-begini ~ ini hams saya akui ini. Ya jadi saya bukan alasan apa- apa begitu. Dan makamn

pun begini kualitas apa? Jadi tidak mendukung, apalagi kalau napat malam seperti apa, memang kita ini kuda apa? Jadi ini semua barns kita perbihmgkan juga apa yang in take kalori yang masuk dan juga energi yang kelua1r.

Dan kalau tiap hari begini-begini terns defisit kita, hokan

hmJamggarcm

defisit, badan kita pun juga negative sphreat juga ini. Dan otak mmakin lama makin Ielah ini. Ya untung Pak Menterinya masih kuat pagi, siang, malam,

karena tugas. Nab kita ingin satu pihak Undang-undang ini Jtmus bagus, Undang-undang yang kita _buat. Tetapi semua ini perlu waktu.. Jadi ya iJmi ada

juga yang simpati, Pak Yamin, yang duluan masuk tadi Pak Dudllnie agaknya cocok, tetapi Pale Dudhie lebih mengatakan yang sudah hampirfilmisb. mi. mari kita tendangkan, jebolkan dulu, gol Bam di sini mau Jum "~ Sab1tu, Minggu

atau apa yang lain-lain ini kita selesaikan. Tetapi tiba-tiba saya hcuu dengar

ini 22 pasal RUU BI lagi menambah boban (bobot dan beban). Halma Mas sama saja boban dan beban.

ANGGOTA F--···<---) :

Kehadiran Fraksi hams semua itu.

KETUA RAP AT:

Lab itu kehadiran Fraksi juga. Jadi morialistik begitu meliliat IDmi btTbn DPR-nya cari excuse. faktanya memang begini. Kita hanya

mgm

rea~ yang mana? Saya kira tinggal ini pilihannya Kalau berdasatbn yang daluan

masuk saya khawatir itu RUU Keuangan dengan RUU BI itu yauDg

1lli!JCIIjadi

hams didahulukan, Undang-undang Peradilan Pajak anggap SDb1ln

llw••*•

(12)

selesai, mungkin · tinggal butuh satu dua hari lagi, satu hari lagi. Ya sudah selesai. Kita ingin tepuk tanganlah kalau selesai itu, tinggal RUU BI dan

RUU Keuangan Negara, terns ini mungkin bagaimana pun akan, kita akan juga kerjakan hanya dari segi bobot waktunya. Kalau tidak ini semua Pak Menteri, ini yang ingin disampaikan oleh kawan-kawan saya kira. Saya bisa memahami ini karena setiap hari ketemu saya dengan beliau-beliau ini, dan saya sudah tidak bisa lagi mendorong, sampai saya bicara makanan dan harlan apa semua ini, karena ini saya mengatakan ini representasi juga Pak yang bukan hanya saya yang saya bicarakan ini.

ANGGOTA F. PDIP (DANIEL BUDI SETIAWAN): Saya Saudara Ketua.

KETUA RAPAT:

Apalagi Pak Daniel ini sudah jam 10.00 WIB. Jangan malam sekali, dua malamlah. Silahkan Pak Daniel.

ANGGOTA F. PDIP (DANIEL BUDI SETIAWAN):

Begini Saudara Ketua, saya kira ada alasan Menteri Keuangan minta prioritas membicarakan SUN ini. Berhubung karena beberapa yang obligasi itu yang akan jatuh tempo. Karena mengejar itu maka diminta supaya kita prioritaskan. Dan juga kalau lihat pasal-pasalnya dan saya mempelajari DIM ini, tidak begitu banyak yang krusial hanya tentang nama kemarin. Karena Fraksi PDIP minta hutang Pemerintah, saya setuju juga supaya Pemerintah nanti bertanggungjawab. Jadi menurut saya kita lihat dari urgensinya, penggunanya, sedang Undang-undang BI saya tidak katakan tidak urgensi sebab sudah masukjuga penggantian lagi. Sedangkan penggantian-penggantianini dalam Pasal-pasal itu ada juga peru bah an. Siapa yang mengusulkan? Kalan sekarang ini misalnya hak dari Presiden bukan dari Gubemur, nab itu suatu masalah, itu urgensi juga, dan waktunya kalau tidak salah yang akhir itu bulan Mei, penggantinya.Jadi bukan saya katakan bahwa BI itu tidak urgen, tetapi masih bisa kita geser, kalau kita bertekad sebelum reses ini selesai dan saya yakin ini bisa. Karena saya melihat semalam tidak begitu banyak yang krusiaL

Dernikian.

ANGGOTA F. PDIP (H. DUDHIE MAKMUN MUROD, MBA): Pak Beni saya ingin menanggapi sedikit, ini saya bukan karena Ketua Pan sus Bl. Tetapi ini ada usulan bam dari Pemerintah, ini bisa saya katakan

(13)

di sini usulan itu boleh-boleh saja tinggal kita menirima atau tidak. Kita kan sudah menyelesaikan 4 7 pasal, tinggal 1 pasal. Nanti disampaikan, kita yang menanggapi.

Kedua, menurut saya Undang-undang BI paling tidak tinggal3 kali rapat. Pertama Rapat Intern Pansus, mungkin Pak Dirman tahu kita menerima resmi,

kita lempar ke Panja, Panja menyerahkan kepada Tim Kecil merumuskan, selesai. Dan itu tidak akan lama, ini kan sesuatu yang sudah berjalan, yang sudah baku. Perubahan-perubahan itu saya juga sudah baca, berubah tetapi tidak substansi. Perubahan-perubahan itu yang memang sudah pernah diusulkan dan pernah dibicarakan di an tara kita juga, itu yang saya inginkan. Jadi kenapa saya minta Undang-undang BI ini selesai, sangat-sangat lucu sekali kalau Undang-undang BI sesuatu ini tinggal 90%, terns kita mau "obrak-abrik'' atau kita mau mundurkan lagi sayang. Kalau Pak Daniel, kalau kita selesai satu ini Pak, paling tidak beban kita sudah berkurang, Peradilan Pajak sudah selesai, itu pun sudah berkurang, tinggal kita konsentrasi. Saya rasa kalau kita benar-benar konsentrasi, Undang-undang BI paling tidak I minggu atau I 0 hari selesai, saya yakin. Nanti kita rapat intern Pan sus, habis itu kita rapat Panja, Panja menyerahkan kepada Tim Kecil untuk merumuskan, selesai. Jadi saya rasa ini salah satu prioritas, sudah yang paling lama bersama-sama,juga dari tingkat prosentasenya sudah mendekati selesai, begitu. Terima kasih.

ANGGOTA F. PG (H. AZHAR MUCHLIS) : Pak Ketua.

KETUA RAPAT : Silahkan.

ANGGOTA F. PG (H. AZHAR MUCHLIS) : Terima kasih.

Apa yang disampaikan Pak Dudhie memang benar bahwa itu bisa cepat hams diselesaikan. Tetapi syarat-syarat harus dipenuhi.

Pertama Pemerintah pada saat menyampaikan itu, 9 Fraksi itu harus ada, mutlak itu. Itu tatanan yang kita buat sepakat bersama, bukan materinya, kita belum bicara mated. Temyata salah satu orang ini pergi Haji, ini maaf saya peringatkan saja, bukan saya tidak setuju. Saya sepakat dan benar apa yang dikatakan Pak Dudhie. Tetapi kalau tidak, ya tetap tidak bisa. Kalau Haji, salah satu, ada yang lain tidak saya sebutlah dan satu-satunya, ini permasalahan. Dia hams hadir pada saat penyampaian itu, Tatib bam

(14)

kehadirannya hams. lni yang perlu kita bincangkan. Tetapi kalau materinya sama dengan Pak Dudhie, memang bisa juga cepat, tetapi kalau tatanan ini hams juga dipenuhi. Saya hanya mengingatkan bukan tidak setuju, dan sangat setuju.

Terima kasih.

WAKIL KETUA KOMISIIX (H. FAISAL BAASIR, S.H.):

Pak Benny. Terima kasih.

Saya melihat bahwa soal ketidakhadiran Fraksi itu. Itu kalau umpamanya Fraksi itu katakan lah sakit Anggotanya hanya satu orang sakit atau berpergian, izin. Jadi seperti sekarang Soemitro sakit, jadi berarti izin dianggap sudah quorum. Lalu kemudian Abdullah Wahdi juga. Jadi tinggal hanya dua Fraksi PBB dan Fraksi Reformasi, saya kira itu saja. Tetapi tidak bisa kalau dikatakan, walaupun berangkat Haji kemudian tidak bisa, kita semua tidak bisa berkerja, reses saja DPR ini. Karena apa? Karena kalau seseorang tidak hadir karena sakit, atau berhalangan atau izin terns kemudian itu menghambat, itu bisa secara manuver politik bisa dilakukan, bisa dipakai untuk menggagalkan sesuatu dia tidak hadir saja, ini kan sesuatu yang tidak logik. Jadi oleh karena itu tentu pengertian dan penafsiranya kalau tidak hadir karena berhalangan katakanlah izin, itu bisa saja kita jalan terns.

KETUA RAPAT:

Silahkan Pak Dirman.

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi) : Terima kasih.

Kelihatannya kita sudah rnengkristal, apakah kita menyelesaikan Undang-undang Amandemen BI dulu atau SUN dulu. Kemudian lain-lain yang kami tangkap belum tentu benar, ini bagus sekali. Kalau kami di Peradilan Pajak tinggal satu kali saja lagi Pansus setelah itu Tingkat IV Tetapi itu kami tempuh dengan konsentrasi tadi, itu bisa diselesaikan. Karena sebelum diberikan konsentrasi itu bam seperlima, seperlima itu menghabiskan waktu 6 bulan. Tetapi dengan konsentrasi itu enipat per lima itu bisa kita selesaikan.

Jadi kalau bisa antara dua itu kita pertimbangkan mungkin sudah tidak masalah, kita konsentrasi sehingga bisa selesai. Jadi kami dalam

(15)

undang Surat Utang Negara ini yang dikatakan ya tempo hari sebagai induk dan

sebagainya. Sebetulnya kalau menurut kami cakupan Sistem Pola Keuangan Negara, yang melahirkan seharusnya Sistem Pola Keuangan Negara ito, jadi anaknya itu tidak SUN ini saja. Setidaknya adanya di bidang Fiskal, Moneter, kekayaan negara yang dipisahkan. Kalau di Fiskal ini anak-anaknya sudab lahir semua, baik APBN, Undang-undang Pajak, kemudian Undang-undang Bea Cukai dan sebagainya. Sekarang Surat Utang Negara. Sektor Moneter Undang-undang No. 23, Undang-undang Lalu Lintas Devisa dan sebagainya Sektor Kekayaan Negara dipisahkan, itu di BUMN Undang-undang Listrik, Migas, Pertamina, Asuransi, itu sudah. undang yang terkait Undang-undang No. 25 juga sudah.

Jadi say'a melihat kepentingan Undang-undang Surat Utang Negara ini disamping yang disampaikan Pemerintah, obligat direkap akan jatuh catatan saya, tepatnya 24 Juli 2002, itu tidak yang bisa ditoreh atau ditukar dengan obligasi bam. Sehingga memang ini bahan pertimbangan kita, karena ini juga untuk kita semuanya. Di samping itu saya melihat ini juga langkah-langkah untuk mengurangi secara bertahap ketergantungan kita kepada utang luar negeri. Dan kemudian juga kita harapkan dengan keluamya SUN ini, · SBI itu sudah tidak di BI lagi, nanti akan bisa ditukar dengan treasury bills oleh Pemerintah karena memang tidak logis kalau BI itu sebagai otoritas moneter, dia juga pemain di SBI, itu juga tidak menunjukkan independen terhadap BI itu sendiri. Dan kalau ini tetap di BI, di mana kita ketahui bersama bahwasanya Bl menaikkan 1% saja suku bunga SBI, itu sekitar Rp 2,3 triyun beban bagi APBN. Sehingga di sini Pemerintah gigit jari, kalau ini kita tolerir terus-terus demikian. Dan yang lebih mengkhawatirkan kami, kalau ini tidak segera diselesaikan, kalau nanti Paris Club III gagal, ini akan jauh lebih buruk lagi efeknya karena proporsi membayar utang kita nanti sudah, hitung-hitungan kami sudah mencapai Rp 53,7 triliun dari pada APBN. Ini yang melatari kami, bukan kami minta cepat-cepat tidak. Tetapi kami minta cepat dengan reasoning yang konkrit.

Terima kasih. KETUA RAP AT : Silahkan Pak Sofwan.

ANGGOTA FRAKSI KB (DRS. SOFWAN CHUDHORIE, M.Si): Terima kasih.

(16)

Saya tertarik pada apa yang disampaikan Pak Dudhie, bahwa kita tidak menentu ini memang akibat konsentrasi kita yang terlalu terpecah-pecah. Kita masih ingat kesepakatan kita pada awal Januari, bahwa pada akhir Januari kita sudah ada gambaran bahwa Amandemen Undang-undang BI itu sudah selesai. Tetapi kita tabu persis bahwa handicap-nya itu ada di Pasal 75 yang tinggal itu saja, yang kita berpikir memang terombang-ambing. Saya kira perlu menghargailah bahwa kita ingin kesepakatan yang bulat dan sebagainya,

tetapi Tata Tertib kita sebetulnya sudah menyediak:anjalan keluar yang jelas. Kalau lobi dan lain sebagainyatidak bisa ditempuh mengapa kita tidak voting saja supaya pekerjaan itu tetap selesai. Dan basil voting nanti kita akan lihat kalau sudah selesai jadi bagaimana, apa lebih baik mudah-mudahan. Andainya tidak lebih baik toh kita bisa berpikir lagi untuk melakukan amandemen lagi, Undang-undang Dasar 1945 saja diamandemen berulang kali juga tidak problem.

Jadi berpikir yang maju mundur inilah yang kebetulanjuga prioritas pun terpengaruh. Dulu waktu membicarak:an Undang-undang BI itu prioritasnya tinggi, tetapi setelah SUN masuk itu tergeser menjadi prioritas barn. Ini kalau berpikir kita begitu terns, saya kira kita tidak bisa menertibkan cara berpikir kita sendiri. Jadi atas dasar itu saya kira, yang sudah jelas memang Undang-undang BI itu tinggal finalnya saja dan kita sekarang sungguh-sungguh bemiat saja. Jadi nanti di dalam lobi dan lain sebagainya tidak ada kesepakatan, kita voting saja.

Mengenai Fraksi yang tidak ada, kalau halangannya adalah halangan tetap semacam itu. Jadi misalnya sakit, lalu sekarang masih pergi Haji, datangnya kapan dan lain sebagainya masih belum menentu, saya kira dengan segala kerendahan hati bisa ditinggalkan kalau yang datang sudah mayoritas, artinya sudah lebih dari separuhlah. Yaitu konsekuensi dari berdemokrasi kita memang hams berbesar hati semacam itu.

Dengan segala itu saya konkrit saja Pak Beni,jadi saya kira kita selesaikan yang itu supaya kita ada semacam jaminan bahwa dengan dengan berkurangnya Undang-undang Amandemen BI ini, kita konsentrasi pada Undang-undang SUN ini lebih baik lagi, apalagi ini masalah barn saya kira. Kita tidak yakin terhadap apa yang disampaikan Pak Daniel bahwa krusialitasnya rendah, belum tentu itu saya kira. Jadi kita perlu memahami betul. Jadi atas dasar itu saya kira kalau berkurang satu saja dengan Undang-undang Amandemen BI, itu saya kira beban itu sudah berkurang, saya kira saya sepakat dengan Pak Dudhie. Saya kira demikian, terima kasih.

(17)

ANGGOTA F. PDIP (H. DUD HIE MAKMUN MUROD, MBA) : Maaf, tadi bukan Pak Didi tetapi Pak Dudhie.

KETUA RAP AT :

Ya Pak Dudhie, Pak Willeim dulu.

ANGGOTA F. PDIP (WILLEIM M. TUTUARIMA, S.H.) :

Ya, terima kasih. jadi sebenarnya kita sudah mualijelas karena kabarnya sudah mulai mengerucut Pak. Jadi kalau menumt saya tinggal kita sepakati saja sekarang mana yang prioritas yang mau kita buat bersama, misalnya dari masing-masing Fraksi. Karena kalau pola kita masih terpotong-potong, hari ini kita ingin ini, itu yang didahulukan prioritasnya, kita tidak akan pemah selesai pekerjaan ini. Saya sepakat juga aspek khusus untuk Undang-undang Surat Utang Negara ini saya mohon perhatian bahwa konsiderannya itu yang masih menjadi persoalan. Mana mungkin kita membuat suatu Undang-undang, konsideran hams Hukum Positiftetapi temyata belum ada. Nanti yang mana dulu yang akan selesai akan juga menjadi persoalan karena di dalam masing Undang-undang itu ada tanggal masa berlakunya Pak, ini juga teknis yang juga hams diselesaikan, tidak semudah itu saja. Jangan sampai kita sudah menetapkan undang Surat Utang Negara, bam kemudian Undang-undang Keuangan Negara keluar tanggalnya belakangan, ini terns jadinya bagaimana? Itu yangjadi masalah untuk kita.

Terima kasih Pak. KETUA RAP AT :

Jadi usul konkrit terakhir-akhir ini kelihatannya RUU BI diselesaikan, , kalau perlu voting ya voting supaya selesai, geser. Kemudian lalu RUU Keuangan, bam kemudian, kalau RUU Perdilan Pajak kita anggap satu hari saja kita anggap selesai, jadi 3 selesai kan hebat. Lalu kemudian RUU SUN ini yang keempatnya, kalau mungkin ini yang ... Dan saya mau menjelaskan jangan kita meng-considerate persoalan. Kalau RUU SUN ini dikatakan hams segera karena dikatakan Rp 3 triliun jatuh tempo, kita harus paham benar persoalan ini. Dari dulu pun mengeluarkan ini obligasi tidak perlu Undang-undang. Jadi sekarang mengganti itu apakah dengan uang cash ataukah diterbitkan yang baru. Saya kira datang ke Komisi IX, kita ketuk bersama apa pilihan kita. Saya kira masik oke selama Undang-undangnya tidak ada. Jadi misalnya Rp 3 triliun kita kasih cash untuk bayar itu dan menurut saya tidak logik. Kalan yang jatuh tempo disobek saja diganti dengan yang bam,

(18)

yang barn itu bunganya berapa? Tinggal itu saja yang dibicarak:an. Toh institusi yang memegang itu ialah institusi Pemerintah, Direksinya Direksi Pemerintah, tidak ada saya kira yang menjadi persoalan. Apa hams Undang-undang itu? Kita lebih baik bicarakan Rp 500 triliun, bagaimana kita mengelola ini dari pada hanya Rp 3 triliun. Jadi kembali ternan-ternan sudah rnengerucut karena rnemang begitu urutan-urutan pembahasan ini. RUU BI barangkali kita dahulukan lebih cepat, lebih bagus. Kedua itu adalah RUU Keuangan dan RUU Peradilan Pajak itu saya kira akan selesai. Baru yang keempat itu

adalah RUU SUN. Saya kira mungkin itu urutan-urutannya. Ya, silahkan Pak Dinnan.

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi) :

Saya menangkapnya malah RUU BI dulu diselesaikan, kernudian RUU SUN ini, barn RUU Keuangan, saya menangkapnya dernikian.

KETUA RAP AT:

Pak Willeim coba jelaskan dulu.

ANGGOTA F. PDIP (WILLEIM M. TUTUARIM~ S.H.) :

Justru tidak, saya ingat sepakat pada urutan-urutan rnasuk. Kedua, kernudian praktisnya saat ini. Yang mau selesai itu yang mana? Jadi supayakita

berpikir secara sistematis. Kemudian Undang-undang ini rnasih krusial, rnasih banyak persoalan ini di Undang-undang nantinya. Jangan hanya dilihat ini supaya cepat jadi, oh nanti dulu. Karena di sini menyangkut Rp 600 triliun tadi itu, bahan juga untuk kita, sudah barang tentu.

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi) :

Pimpinan, jadi yang saya tangkap tadi dari Pak Willeim adalah bagaimana bisa anaknya keluar dulu induknya belum, itu yang dikatakan. Jadi ini sebetulnya RUU Keuangan ini, anaknya ini bukan SUN ini saja, begitu. ltu kita sudah keluarkan Undang-undangAPBN tiap tahun, 5 Undang-undang Perpajakan, Undang-Undang-undang Bea Cukai, Undang-Undang-undang SUN ini kalau kita akan keluarkan, di sektor rnoneter kita sudah undangkan Undang-undang No. 23, Undang-Undang-undang Lalu Lintas Devisa. Kekayaan Negara sudah dikeluarkan Undang-undang tentang Listrik, Migas, Pertarnina, Asuransi yang lain-lain sudah. Posisinya itu sama dengan RUU Surat Utang Negara ini. Dulu itu tidak menunggu Surat Utang Negara itu dulu,jadi itu yang kami tangkap. Sekarang ini kita tidak masalah hanya dengan reasoning Pemerintah tadi, mintanya Pemerintah ini tadinya dengan reasoning, karena resiko itu

(19)

kita sernua juga. Dan kalau saya melihat seperti Pak Daniel, kalau materinya Undang-undang Keuangan Negara ini, kalau kita mau seperti Pak Dudhie katakan ini cepat selesai tidak bincang-bincang kita, pikiran ini? Ya, saya rasa ini bisa akan lebih bisa kita selesaikan dulu menurat saya. Karena Keuangan itu complecated sekali. Karena complecated itu, barn sekarang. Dari jaman ICW ')aman bahela" sampai sekarang barn dilaksanakan karena complecated itu. Tetapi kalau ini tidak begitu masalah, jadi kami malah menangkap malah sebaliknya Undang-undang BI diselesaikan dulu, baru Undang-undang SUN, bam Undang-undang Keuangan Negara itu.

ANGGOTA F. PDIP (WILLEIM M. TUTU A RIMA, S.H.): Saya intempsi sedikit.

Jadi begini Pak persoalannya. Bisa tcrjadi Undang-undang yang lalu itu ada sebelum Undang-undang Keuangan. Persoalannya sekarang pada saat Undang-undang Keuangan Negara ini barn dibuat, ada usulan Undang-undang Surat Utang Negara yang konsiderannya jelas menunjuk kepada Undang-undang Keuangan Negara. Kalau yang lalu, tolong lihat konsiderannya. Konsiderannya silahkan dilihat, sekarang ini konsiderannya jelas-jelas menunjuk kepada Undang-undang Keuangan Negara. Oleh karena itu bagaimana kita bisa berbuat kalau nanti ternyata Undang-undang Keuangan Negara itu jelas-jelas dihadapan kita mau diganti, rnasa kita tidak sabar menunggu sebentar. Undang-undang Keuangan Negara diselesaikan dulu Pak, kita berpola berpikimya secara makro bam ke mikro.

Terima kasih.

KETUA RAP AT :

Jadi dari pada panjang-panjang bisa kita putuskan bersama saja. Kalau bisa, ini kebetulan mitra kita terus-terusan Menteri Keuangan mewakili Pernerintah. Jadi memang benar kita bisa diskusi mengenai ini. Nah kalau dari kita kelihatannya makin mengemcut.

Pertama Undang-undang BI, kalau perlu voting, kita voting yang penting selesai. Saya kira itu sudah tidak terlalu substansial hanya rnasalah-masalah politiknya yang dibicarakan di sana.

Yang kedua, RUU Keuangan Negara bersamaan Peradilan Pajak, saya kira bisa selesai. Treasury dan pembendaharaan barangkali itu akan menyusul juga ya. Jadi memang sekaligus itu berarti ada 6 yang bisa selesai. RUU SUN ini saya kira kita tetap lanjutkan tetapi rnenjadi prioritas yang agak

(20)

KETUA RAPAT:

Ya, jadi kembali lagi kalau memang Undang-undang BI ini sudah disepakati menjadi prioritas paling pertama karena memang substansinya sudah sedikit

Yang kedua, memang Undang-undang BI menurut Surat Pemerintah pengantamya ke DPR itu ditulis di situ sangat prioritas Undang-undang BI itu kalau tadi itu sangat prioritas. Kemudian mengenai SUN ini menjadi prioritas berikutnya, semen tara ya RUU Keuangan Negara ini sudah .... Tidak masalahnya begini, RUU Keuangan ini kelihatannya bukan dari Pemerintah yang menjadi tuntutan berat ini, karena ini menyangkut transparansi, good

government dan seniua itu- sudah masyarakat menuntut segera. Karena kalau

pakai ICW ini menganggap sudah jebol terns kita, BPKP itu sudah dituduh melegalisir korupsi, bukan menangkap kornptor. Jadi kelihatannya memang tekanan itu justru dari bawah, jadi bukan dari Pemerintah. Bagi Pemerintah itu tidak ada prioritas memang sudah benar-benar saja, masyarakat ini yang meminta supaya ini lebih cepat dikeluarkan. Dan pengorganisasian, pengawasan, kontrolnya ini kalau lebih cepat lebih bagus. Jadi kita ini wakil siapa? itu kadang-kadang faith a comple-nya begitu. Jadi kalau kita wakil masyarakat, wakil rakyat kalau aspirasinya good government, transparasi, dan semuanya ini, ICW bagaimana pun prioritas untuk diganti, direvisi. Jadi bukan hanya Pemerintah yang menganggap itu tidak prioritas, tetapi kita juga hams melihat ini secara jujur, secara jemih bahwa RUU Keuangan Negara ini mernpakan bagian dari good government yang diminta oleh masyarakat. Jadi kembali lagi tinggal an tara SUN dengan RUU Keuangan. Kalan lagi-lagi saya lihat, ini isu yang berkembang mengenai SUN ini ada yang menyebut ini ~ipakai untuk melegalisir dan semua ini, saya kira mari kita lihat lagi. Kal~ persoalan Rp 3 triliun itu saya kira satu kali kita Rapat Kerja sambilan saja pun saya melihat gampang untuk mengambil keputusannya. Karena sebelumnya kita sudah di fait accompli bernlang kali. Ya, jadi masa masalah Rp 3 triliun kita melongok semua, sementara sudah ratusan triliun sudah kita lakukan baik kepada BII dan macam-macam. Saya kira memang, pertanyaan ini dari awal saya lihat ini perkembangannya ada keinginan kita reprioritase Undang-undang ini. Terns terang kalau seperti hari menjadi contoh ya juga dengan kemarin, pagi ini saya mimpin di sini, siang nanti saya ikut di RUU Bl, nanti malam saya mimpin lagi RUU Keuangan, itu hanya Superman yang bisa begitu.

(21)

Jadi memang kalau tidak reprioritase ini saya pikir memang sulit untuk continued begini habis-habisan. Tetapi ini tidak rnengurangi maksud kita pengabdian terhadap Bangsa, hanya reprioritase saja mana yang bisa kita reprioritase. Jadi kalau saya tetap meminta kawan-kawan bagaimana supaya kita RUU BI ini seperti yang berkembang di Floor menjadi utama, terus kemudian itu ya sudahlah RUU Keuangan dengan RUU SUN kita coba tetapi slower, dengan sedikit lebih slow, lebih tenang,jangan sampai satu hari semua ini. Tetapi kita reschedule saja RUU SUN dengan RUU Keuangan. Jadi mungkin sehari dua kali seperti yang dimaksud Pak Danial itu jadi lebih masuk nanti, tetapi RUU BI diloaded saja, kita sekarang mengalah dengan RUU BI, supaya Bl yang membuat jadwal, jadwal intensif untuk RUU BI, ini kita sedikit perlambat. Ya, setuju semua? Setuju semua, oke.

(RAPAT SETUJU)

Jadi RUU BI segera membuat jadwal, nanti kan jam 14.00 WIB kita membuatjadwal, saya itu saja kira kita loaded di mana saja, tabrakan dengan RUU SUN yang sudah kita susun tidak apa-apa, RUU SUN-nya mundur mengalah, RUU Keuangan mengalah. RUU SUN dan RUU Keuangan mengalah bam setelah itu nanti setelah RUU BI ini kita masukkan lagi buat jadwal untuk Keuangan dan RUU SUN. Cocok ya? Yang penting kita dulu, oke Pak Danial.

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E.,MSi) :

Ya, jadi ini kami setuju sekali RUU BI diprioritaskan. Kemudian lagi hanya informasi saja, dihadapkan antara RUU SUN dan RUU Keuangan itu. Kalau menurut kami yang bisa selesai, bukan mana prioritas tetapi mana yang bisa selesai cepat dikerjakan. RUU SUN itu menurut kami akan bisa lebih cepat diselesaikan, karena di RUU Keuangan itu cukup complecated. Antara lain di situ akan memuat, di situ akan ada Dewan Pengawas di situ. Nanti di situ dalam PU kami itu mempertanyakan bagaimana dia dengan BAPPENAS. Belum lagi di Bendahara itu, mengenai Bendaharawan yang membuat lama di BPK. Sehingga itu memakan waktu yang lama sekali dan lain-lain sebagainya. Jadi semua itu kita sudah komitmen hanya mungkin efektifnya mana yang mungkin kita bisa selesaikan. Catatan sedikit tadi mengenai Pak Willei1n tentang mengacu apa, sebetulnya dulu pernah dijawab Pe1nerintah. Karena dalam membuat ini asumsinya Undang-undang Keuangan itu sudah selesai, sehingga dia dicantolkan di situ. Sudah dijawab oleh Pemerintah dulu, mengenai itu.

(22)

Jadi saya rasa itu saja, terima kasih. KETUA RAPAT:

Pak Yamin silahkan.

ANGGOTA F. PG (Drs. MOH. YAMIN TAWARY):

Ya, saya kira yang RUU BI sudah, tinggal RUU Keuangan dan SUN mana yang prioritas kedua. Saya khawatir nanti dalam pembahasan kita berdebat ulang karena saya lihat dari materi_ DIM ini, itu ternyata PDIP menginginkan RUU Keuangan lebih dulu, Partai Golkar meminta lebih RUU Keuangan dulu, tetapi PPP meminta penjelasan Pemerintah, tetapi saya kira semangatnya tidak akan berbeda dari PDIP, kalau PPP itu. Jadi kalau sampai pada DIM itu kita kern bali kepada pembahasan ini, saya kira kita akan bolak: -balik begitu. Karena dalam konsideran itu ada Undang-undang Keuangan yang harus ditetapkan tanggal, tahun dan lain sebagainya. Dari pada kita nanti masuk ke RUU SUN kemudian sampai di DIM ini kita balik lagi, kita terkesan bolak-balik, kita tetapkan sudahlah kalau rnemang DIM-nya seperti ini, RUU Keuangan No. 2, RUU SUN No. 3 dan seterusnya. Sehingga kita sekaligus menetapkan jadwal itu tidak bolak-balik.

Saya kira demikian, terima kasih.

ANGGOTA F. PPP (DRS. H. NU'MAN ABDUL HAKIM):

Menambah Pak Ketua. Saya kira memperkuat pendapat Pak Yamin, sejak awal Fraksi Partai Persatuan Pembangunan sejak awal sudah mempertanyak:an prioritas ini. Dan nampaknya memang kita sepakat dengan Fraksi Golongan Karya bahwa yang prioritas adalah Undang-undang tentang Keuangan, karena DIM yang kami susun juga mempertanyakan itu sebetulnya, begitu masuk pada konsideran kita akan mintakan penjelasan, dari perdebatan itu terjadi mana yang sebetulnya prioritas. Jadi ketimbang nanti terjadi perdebatan yang agak panjang, baru masukjudul barn konsideranjuga tidak selesai, lebih baik Undang-undang Keuangan dulu selesaikan baru ke sini. Saya kira, terima kasih.

KETUA RAPAT: Silahkan Pak Hatta.

ANGGOTA F. REFORMASI (Drs. H. M. HATTA TALIWANG, BSW):

Ada dua hal, saya. Yang pertama Undang-undang BI itu ada semacam

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(23)

be ban batin karena sudab bampir 2 tabun ini kok sepertinya tidak ada kemajuan. Ini jadi saya minta juga kita selesaikan lah, masa tidak bisa sib, begitu loh, yang pertama.

Yang kedua, saya sepakat dengan kawan-kawan bahwa supaya Undang-undang Keuangan Negara itulah yang kita prioritaskan dulu, karena saya pikir itu induknya, nanti banyak benturan. Jadi dua itu dulu saya pikir yang harus kita prioritaskan, ini terserah Pimpinan bagaimana menjabarkan itu. Terima kasih.

KETUA RAP AT : Terima kasih.

Saya kira sudab jelas Pak, dari Fraksi-fraksinya sudah kencang ini, Fraksi Golkar, PPP, Reformasi, PDIP, demikianlab kiranya yang dicoba untuk diajukan kepada Pemerintah. Jadi ini kitajadwalkan kembali lagi, kesepakatan Rapat Internal kita pun m·emang demikian, RUU BI ini yang kita prioritaskan selesai. Ya kalau satu hari selesai syukur, dua hari selesai syukur, tergantung kemauan Pemerintah bersama kita ini saja. Mau diperbanyak, diperlama-lama Undang-undang Bl-nya; soalnya kita sudah memutuskan itu prioritas, kalau itu tidak selesai yang lain ini juga terkatung-katung. Lebih baik kita selesaikan RUU BI, kemudian nanti kita melangkah RUU Keuangan, RUU SUN ini apa dua-duanya sekaligus, tetapi barangkali kita reschedule ulang lagi sehingga schedule yang sudah kita susun mengenai RUU SUN dan RUU Keuangan ini akan disusun kembali oleh kita.

Barangkali itu Pak Menteri.

PEMERINTAH/MENTERI KEUANGAN (DR. BOEDIONO) : Terima kasih Saudara Pimpinan.

Memang kami dari Pemerintah, kami akan mencoba untuk mengimbangi ini apa yang menjadi pemikiran di Dewan. Jadi kira kami akan mencoba untuk melaksanakan sebaik-baiknya sebagai tugas di bidang Eksekutif. Jadi nanti kalau ada hal-hal yang memang terpaksa harus kita mintakan sesuatu yang lebih awal, itu kami memang memerlukan ini Pak, bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk Pemerintaban ini yang memang nampaknya harus kita upayakan untuk memberikan basil. Jadi dukungan Dewan sangat kita butuhkan. Kami juga memberikan catatan saja Pak, bahwa masalah menyelesaikan RUU Keuangan Negara nanti memang akan cukup panjang, karena itu sangat-sangat mendasar.

(24)

Jadi kalau sebab itu kami usnlbn kalau Sum: Utang Negam ini barangkali tidak hams menunggu penyelesaian secata tuntas dari RUU Keuangan Negara. Jadi barangkali bisa dilaksanakan sambil ini dilaksanakan pembabasan RUU Keuangan Negara~ Karni tidak ingin ngotot Pak: sama sekali, kami ingin beketja dengan Dewan sebaik-bailmya, dengan ik:lim sebaik-bailmya Tetapi kami mohon kalau bisa RUU Surat Utang Negarn ini juga kita bahas sambil bersama-sama dengan RUU Keuangan Negarn tadi tanpa hams menunggu sampai tuntas sama sekali RUU Keuangan Negara ihl. Ini sekali lagi hanya untuk: kepentingan togas Eksekutif~ Saya tadi sudah menangkap apa yang dikatakan Bapak Pimpinan, Pak Benny. Bisa saja kita melakukan i~ tetapi ada ramifikasi yang barangkali nanti kita sampaikan secara informaL Kalau kita melakukan refinancing tanpa didasari Undang-undang bam ini. Tetapi ada hal-hal yang barangkali kami sampaikan formal saja, adanegatif side-nya yang saya kira kita bisa sampaikan bersama-sama dengan pelaksanaan yaitu Bank Indonesia, karena mereka yang tabu di pasar.

Demikian Pak, terima kasih. KETVA RAPAT: . · ..

Jadi ini sudah kristas betuL Jadi lagi~lagi kita bisa mengambil kesepakatan bahwa RUU BI kita selesaikan terlebih dulu sampai tuntas, kemudian setelah itu RUU Keuangan dan RUU SUN pittalel kita lakukan sambil jalan. Saya kira itu bolak..:balik antara payung dengan anak payung, saya kim tidak ada masalah. Tetapi pada intinya kita hams reschedule agenda kita untuk RUU SUN dan untuk RUU Keuangan, sehingga barangkali nanti malam kita juga bicara yang sama saja Kita minta ini lebih dibelakangkan dan mudah-mudahan kita konsisten terns sehingga Rapat jam 14.00 WIB ini RUU BI, kita membuat jadwal yang intensif saja. ltu pennohonan kami Pak, jadi supaya itu sampai selesai. Kalau itu 2-3 hari selesai, kalau Jum'at, Sabtu, Minggu barns ketja, ya berarti Minggu ini juga selesai RUU Keuangan dan RUU SUN bisa kita jadwal ulang. Jadi bagus sekali jam 14.00 Wffi ini kita jadwalkan RUU BI

ini. Kalau dengan demikian kita anggap ....

ANGGOTA F. TNIIPOLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E., Msi) : Sedikit saja.

KETUA RAPAT: Ya bagaimana?

(25)

ANGGOTA F. TNI/POLRI (Drs. SUDIRMAN, S.E., Msi) :

Jadi kita setuju itu, jadi konkritnya kita fokus kepada RUU BI. dulu, sehingga waktu-waktu kita ini mungkin kita reschedule setelah RUU BI kita nanti ini kita ganti dengan RUU BI dulu.

KETUA RAP AT :

Jadi dengan demikian ini bsai kita sebut Rapat Konsultasi saja ya? Karena tadi kita belum buka mengenai SUN. Setuju ya ini Rapat Konsultasi, ya Pak?

(RAPAT SETUJU)

Oke ini Rapat Konsultasi, dibuka dan kesimpulannya adalah mereschedule pembahasan RUU, Nomor satu RUU Bf yang menjadi prioritas dan itu diselesaikan terlebih dahulu sampai selesai, kemudian itu RUU Keuangan dengan RUU SUN paralel dilakukan bersama-sama. Karena itu rescheduling, agenda-agenda pembahasan ini akan segera dilakukan. Setuju keputusannya?

(RAP AT SETUJU) ltu kesimpulannya.

Jadi dengan demikian Rapat Konsultasi ditutup, terima kasih.

Jadi sekarang ini RUU SUN, mungkin barangkali kita take time istirahat sedikit, nantijam berapa kita RUU BI Pak? Jam 14.00WIB. Bisajam 14.00 WIB kira-kira Pak Menteri? Barangkali itu kita samakan agendanya menyusun RUU SUN, tetapi setelah ini selesai Bapak Menteri.

Dengan demikian pertemuan ini tidak dibuka dan tidak ditutup, sampai ketemu, selamat siang.

Jakarta, 26 Februari 2002 a. n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT

ttd

U S I JAN A. S. H.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Referensi

Dokumen terkait

Mereka adalah bagian dari masyarakat yang terkena dampak sosial ekonomi paling parah karena keterbatasan kemampuan dalam menghadapi banjir.(Media Indonesia, 25 Februari

sel negatif terhadap Annexin V dan pewarna vital tidak mengalami apoptosis: translokasi PS belum terjadi dan membran masih utuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM.. Peningkatan tersebut antara lain adalah untuk belanja pegawai pusat dan daerah otonom serta belanja barang. Meningkartnya pengeluaran rutin

Dengan demikian undang-undang yang baru disahkan ini benar-benar berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh beserta keluarganya serta

Djadi umpamanja didalam dari pada rapat jang sah tadi, maka .keputusan jang diambil hal kita tadi, kalau jang setudju atau jang tidak setudju hanja 40 atau zelfs hanja 59,

Kami memberikan apresiasi yang setinggi -tingginya atas perhatian Pimpinan dan anggota Pansus DPR RI yang terhormat, yang dengan segala kesabarannya telah mendengarkan

Tidak, itu kan berkembang di Tim Perumus, sementara yang kita bahas ini adalah rekap hasil dari Panja. Panja yang kita putuskan di Pansus. Nah kalau usulan baru Timus silakan

1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD mengamanatkan kepada MPR untuk memasyarakatkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia