• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 10. MATRIKS DAN DETERMINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 10. MATRIKS DAN DETERMINAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 10. MATRIKS DAN DETERMINAN

1. Pengertian matriks

Matriks  kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur

dalam baris dan kolom yang membentuk suatu persegi

panjang, serta termuat diantara sepasang tanda kurung.

(2)

2. Operasi dasar matriks

Berlaku Kaidah Komutatif : A +B = B+A

Kaidah Asosiatif : A + ( B+C) = (A + B) +C = A+B+C

b. Perkalian Matriks dengan Skalar

 Jika k adalah suatu bilangan skalar dan matriks A=(aij ) maka

matriks kA=(kaij ) adalah suatu matriks yang diperoleh dengan

mengalikan semua elemen matriks A dengan k.

(3)

Berlaku kaidah Komutatif : kA = Ak

Kaidah Distributif : k (A+B) =kA +kB c. Perkalian Antarmatriks

 Syarat perkalian Antarmatriks adalah jumlah banyaknya kolom pada matriks pertama sama dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua.

 Jika matriks A berukuran mxn dan matriks B berukuran nxp maka hasil dari perkalian A*B adalah suatu matriks C=(cij ) berukuran

mxp dimana

Berlaku Kaidah Asosiatif : A (BC) = (AB)C = ABC Kaidah Distributif : A( B+C) = AB + AC

(4)

3. Transpose suatu matriks

adalah baris pertama dari A, kolom keduanya adalah baris kedua dari A, demikian juga dengan kolom ketiga adalah baris ketiga dari A dan seterusnya.

3.1 Transpose Penjumlahan dan Pengurangan

Ubahan dari jumlah atau selisih beberapa matriks adalah jumlah atau selisih matriks-matriks ubahannya

(A

m x n

+ B

m x n

+ C

m x n

)= A

t n x m

+

B

t n x m

+

C

t n x m

kaidah komutatif : (A+B)t = (B+A)t atau At + Bt =Bt + At kaidah Asosiatif : { A + (B+C)}t = {(A+B)+C}t = At +Bt +Ct 3.2 Transpose Perkalian

Ubahan dari perkalian matriks dengan skalar adalah perkalian scalar dengan matriks ubahannya.

(kA)t = kAt

Ubahan dari perkalian antarmatriks adalah perkalian matriks-matriks ubahannya dengan urutan yang terbalik

(Am x n x Bn x p x Cp x q) t = Ctq x p x B t p x n x A t n x m

(5)
(6)

 Matriks Balikan

Matriks balikan (inverse matrix)  matriks yang apabila dikalikan dengan suatu matriks bujursangkar menghasilkan sebuah matriks satuan. Jika A merupakan sebuah matriks bujursangkar, maka balikannya ditulis dengan notasi A-1

(7)

Contoh:

 Matriks Skalar

Suatu matriks diagonal dikatakan sebagai matriks skalar jika semua elemen-elemen yang terletak pada diagonal utamanya memiliki nilai yang sama, misalnya,

5

0

0

0

5

0

0

0

5

9

0

0

9

Referensi :

1. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi

Pengarang : Dumairy

Penerbit : BPFE – Yogyakarta 2. http://p4tkmatematika.org/

(8)

E. TRANSFORMASI ELEMENTER DAN MATRIKS EKUIVALEN Yang dimaksud dengan transformai pada baris atau kolom suatu matriks A adalah sebagai berikut.

1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran kolom ke-i dan kolom ke-j dan ditulis Hij(A) untuk

transformasi baris dan Kij(A) untuk transformasi kolom.

Contoh :

a. Penukaran baris

A= H12(A)

H12(A) berarti menukar baris ke-1 matriks A dengan

baris ke-2

b. Penukaran kolom

A= K23(A)

K13(A) berarti menukar kolom ke-2 matriks A dengan

kolom ke-3

2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h0, ditulis Hi(h)(A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar

k0, ditulis Ki(k)(A). Contoh : A= H2(-2)(A)= K3(1/2)(A)= 1 2 0 2 3 1 0 1 1 2 3 1 1 2 0 0 1 1 1 2 0 2 3 1 0 1 1 1 0 2 2 1 3 0 1 1 1 2 0 -4 -6 -2 0 1 1 1 2 0 2 3 1 0 1 1 1 2 0 2 3 1/2 0 1 1/2

(9)

3. Menambah kolom ke-i dengan k kali kolom ke-j, ditulis Kij(k)(A) dan menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j,

ditulis Hij(h)(A). Contoh : H23(-1)(A) A= H2 + (-1*H3) K31(2)(A) K3 + (2*K1) MATRIKS EKUIVALEN

Dua buah matriks A dan B disebut ekuivalen (A~B) apabila salah satunya dapat diperoleh dari yang lain dengan transformasi-transformasi elementer terhadap baris dan kolom. Kalau transformasi elementer hanya terjadi pada baris saja disebut ELEMENTER BARIS, sedangkan jika transformasi terjadi pada kolom saja disebut ELEMENTER KOLOM.

Contoh :

A= dan B=

A dan B adalah ekuivalen baris karena jika kita mempertukarkan baris ke-1 dengan baris ke-2 pada matriks A atau H12(A), maka akan didapat matriks B.

K12(1) A= K1+(1*K2) H12 1 2 0 2 3 1 0 1 1 1 2 0 2 2 0 0 1 1 1 2 2 2 2 5 0 1 1 2 3 1 4 1 0 4 1 0 2 3 1 3 0 2 1 4 1 3 1 3 0 2 1 5 1 3 1 3 0 2 1 5 1 3 1 5 1 3 1 3 0 2 1

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

6. Matriks persegi yang mempunyai baris atau kolom nol, determinannya adalah nol.

7. Determinan dari suatu matriks persegi yang mempunyai dua baris atau kolom yang sama adalah sama dengan nol.

8. Nilai determinan adalah nol jika semua unsurnya sama

= 8 + 8 + 8 – 8 – 8 – 8 = 0

9. Nilai determinan adalah nol jika unsur-unsur pada salah satu baris atau kolom semuanya nol

= 0 + 0 + 0 – 0 – 0 – 0 = 0

10. Determinan dari suatu matriks diagonal adalah hasilkali unsur-unsur diagonalnya = 2 x 3 x 9 = 54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 5 1 3 4 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 9

(15)

11. Jika nilai determinan dari suatu matriks sama dengan nol, matriksnya dikatakan singular dan tidak mempunyai balikan (invers)

12. Jika nilai determinan dari suatu matriks tidak sama dengan nol, matriksnya dikatakan non-singular dan mempunyai balikan (invers)

G. MINOR DAN KOFAKTOR

MINOR unsur aij determinan yang berasal dari

determinan orde ke-n tadi dikurangi dengan baris ke-i dan kolom ke-j. Minor dinotasikan dengan Mij

Contoh:

KOFAKTOR dari baris ke-i dan kolom ke-j dituliskan dengan            33 32 31 23 22 21 13 12 11 a a a a a a a a a A 33 32 23 22 11

a

a

a

a

M

             44 43 42 41 34 33 32 31 24 23 22 21 14 13 12 11 a a a a a a a a a a a a a a a a A 44 43 42 34 33 32 24 23 22 11

a

a

a

a

a

a

a

a

a

M

(16)

Contoh: A=              1 1 2 4 3 1 1 1 2 C11 = (-1) 1+1 M11 = (-1) 2 1 1 4 3  = 1 (7) = 7 C22 = M22 = 0 C12 = (-1) 1+2 M12 = (-1) 3 1 2 4 1  = (-1) (9) = -9 C23 = - M23 = 0 C13 = (-1)4 M13 = M13 = 1 2 3 1   = 5 C31 = M31 = 7 C21 = (-1)3 M21 = - M21 = - 1 1 1 1   = 0 C32 = - M32 = - 9 C33 = M33 = 5

H. Matriks Singular dan non-singular

Cara menentukan matriks tersebut Singular atau non-singular adalah :

 Jika nilai determinan dari suatu matriks sama dengan nol, matriksnya dikatakan singular dan tidak

mempunyai balikan (invers)

 Jika nilai determinan dari suatu matriks tidak sama dengan nol, matriksnya dikatakan non-singular dan mempunyai balikan (invers)

(17)
(18)

J. Matriks Invers

Matriks invers dari suatu matriks A adalah matriks B yang apabila dikalikan dengan matriks A memberikan satuan I

AB = I

 Notasi matriks invers :

 Sebuah matriks yang dikalikan matriks inversenya akan menghasilkan matrik satuan:

Contoh :

Maka atau

= adj. A = kofaktor yang di transpose kan Det A Det A

K. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier

Penyelesaian system persamaan linier menggunakan matriks dapat melalui metode balikan maupun metode Cramer. 1. Metode Balikan 1 

A

I

A

A

1

d

c

b

a

A

a

c

b

d

bc

ad

A

1

1

1 

A

(19)
(20)

2. Metode Cramer

Untuk menghitung variable x, dapat dilakukan dengan cara membagi determinan-determinannya

Contoh :

Referensi :

4. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi

Pengarang : Dumairy

Penerbit : BPFE – Yogyakarta 5. http://p4tkmatematika.org/

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah matriks yang tidak mempunyai invers disebut.

matriks singular adalah matriks yang tidak mempunyai invers, karena nilai determinannya sama dengan

menjelaskan cara menentukan nilai determinan suatu matriks.. menjelaskan mengenai matriks singular dan

Matriks yang mempunyai invers disebut matriks non singular , sedangkan matriks yang tidak mempunyai invers disebut matriks singular.. Aplikasi Matriks. 1) Sistem

Penyelesaian dari sistem persaman linier tersebut adalah Suatu matriks dikatakan mempunyai invers apabila matriks tersebut nonsingular atau determinan dari matriks

• Mahasiswa mampu menjelaskan Determinan & Invers matriks 4x4. • Mampu menyelesaikan

Dengan demikian jelas bahwa suatu matriks persegi akan mempunyai invers jika determinan dari matriks tersebut tidak sama dengan nol, atau dengan kata lain matriks tersebut

Dokumen berisi materi tentang determinan dan invers matriks yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang metode penyelesaian, sifat-sifat, dan jenis-jenis