• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Analisis Mikrobiologi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Analisis Mikrobiologi docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration) DAN KOEFISIEN FENOL

Diajukan oleh: AYU MELINDA

15020140081

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

(2)

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration) DAN KOEFISIEN FENOL

Dipersiapkan dan disusun oleh Ayu Melinda

15020140081

telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal ...

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

(3)

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL Ayu Melinda1 dan Asri Monika2

1MahasiswaFakultas Farmasi, UMI.

2Asisten LaboratoriumMikrobiologiFakultasFarmasi, UMI Email: ayumelinda75971@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang : Desinfektan adalah sebagai bahan kimia atau pengaru fisika yang di gunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik merupakan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri dan jamur.Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya terdapat pada udara, tubuh, lantai dan yang lainnya. Pada saat ini telah banyak ditawarkan berbagai macam produk sediaan yang bertujuan untuk membeunuh kuman atau mikroorganisme. Produk tersebut ada yang digunakan pada lingkungan disebut desinfektan dan ada juga yang digunakan untuk makhluk hidup disebut antiseptic. Percobaan ini menggunakan eksperimen dengan rancangan ulang (one group pre and post test design) dengan subjek percobaan yaitu pertumbuhan bakteri terhadap desinfektan. Didapatkan hasil pada uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) desinfektan karbol indomaret hanya menghambat pada pengenceran 1:20 sedangkan, untuk uji koefisen fenol hasil (-) negative didapatkan dimana tidak diapatkan adanya daya hambat dari desinfektan karbol indomaret pada 10 dan 15 menit dari waktu kontak, dibuktikan dengan larutan yang berwarna keruh. Desinfktan karbol indomaret tidak memiliki daya hambat yang cukup baik untuk sebuah desinfektan.

Tujuan : Mengetahui dan menentukan nilai MIC dan koefisien fenol dari sampel So Klin dengan bakteri uji Staphylococcus aureus.

Metode : Menggunakan pengujian Minimal Inhibitory Concentration (MIC) berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada tiap tabung reaksi yang berisi medium Nutrien Broth dan diinkubasikan selama 1x24 jam, pada suhu 37ºC dalam inkubator. Uji koefisien fenol dilakukan dengan mencampurkan disinfektan dengan konsentrasi tertentu dengan bakteri dan Staphyllococcus aureus kemudian membandingkan hasilnya dengan fenol.

Hasil : analisis menunjukkan bahwa pada uji MIC dengan sampel So Klin, pada semua pengenceran terlihat bahwa desinfektan SoKlin® efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan koefisien fenol, uji desinfektan setiap pengenceran pada waktu kontak 5, 10, dan 15 menit terjadi kekeruhan, dan uji fenol setiap pengenceran pada waktu kontak 5, 10, dan 15 menit juga terjadi kekeruhan.

(4)

Kata Kunci:Uji MIC, Koefisien Fenol, Disinfektan, Larutan Fenol penurunan konsentrasi setengahnya misalnya mulai dari 16, 8, 4, 2, 1, 0,5, 0,25 µg/mL konsentrasi terendah yang menunujukkan hambatan pertumbuhan dengan jelas baik dilihat secara visual atau alat semiotomatis dan otomatis, disebut dengan konsentrasi daya hambat minimum atau MIC (Minimum Inhibitory Concentration)3.

Desinfektan adalah bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan atau menghancurkan bakteri baik pathogen atau nonpatogen, terutama bakteri yang membahayakan (pathogen). Istilah ini pada umumnya digunakan dalam proses membebaskan benda-benda mati atau infeksi, dan aman untuk dipakai dalam bidang industry atau pada rumah sakit atau industry makanan atau minuman dan industry farmasi lainnya1.

Persyaratan ideal bagi desinfektan dapat dirumuskan sebagai berikut, berkhasiat mikrobisid yang luas, mulai kerjanya cepat dan bertahan lama, toksisitasinya rendah, daya kerjanya tidak dikurangi, daya adsorbsinya rendah, dan tidak korosif (bereaksi secara kimia)2.

(5)

Senyawa golongan fenol (asam karbolik), kresol, dll. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentan waktu sekitar 10-30 menit dan umumnya digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses desinfektan dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif fan ragi. Adapun keunggulan golongan fenol adalh sifatnya stabil , persisten dan ramah terhadap beberapa jenis material sedangkan, kerugiannya antara lain susah terbiodegredasi, bersifat racyn dan korosif4.

Tes koefisien fenol dilakukan untuk membendingkan aktivitas suatu produk dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba, dicamppur dengan suatu volume tertentu biakan Staphylococcus aureus. Setelah interval selama 5, 10, dan 15 menit suatu jumlah tertentu dari tiap pengenceran diambil dan ditanam pada perbenihan.

Analisis ini bertujuan untuk menentukan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan koefisien fenol dari desinfektan SoKlin®, yang dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus.

METODE PRAKTIKUM

Jenis dan Rancangan Praktikum

Jenis praktikum ini menggunakan jenis praktikum eksperimental dengan Rancangan Penelitian One-shot case study.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest steril, biakan bakeri, fenol 5%, kapas, medium nutrien broth (NB) (Becton, Dickinson, and Company/No.Reg:234000), sampel portex,soklin,supersolldanwipol. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, botol pengencer, inkubator, lampu spiritus, ose bulat, rak tabung, spoit 1mL,5 mL, 10 mL dan tabung reaksi. Sampel Praktikum

Penyiapan Medium NB (Nutrien Broth)

(6)

tersebut dengan kapas dan disterilkan diautoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, kemudian disimpan dalam lemari pendingin.

Pembuatan fenol 5%

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang fenol sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Dicukupkan volumenya sampai 100 ml dengan aquadest.

Pengenceran SoKlin

Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran SoKlin dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 20, 1 : 40, 1 : 80, 1 : 160, dan 1 : 320, 1 : 640, 1 : 1280. Pembuatan larutan uji baku fenol

Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran baku fenol dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100.

Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)

Disediakan 7 buah tabung reaksi steril, dan diisi 9,5 ml medium NB steril ke dalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam tabung lainnya. Ditambahkan ke dalam tabung pertama sampel desinfektan yang akan diuji. Diambil dengan pipet steril 5 ml dari tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung ke dua, dicampurkan sampai homogen. Diperoleh pengenceran pertama yakni 1 : 40. Kemudian diambil lagi 5 ml dari tabung ke dua ini dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga dan seterusnya sampai ada tabung ke tujuh, setelah dihomogenkan, dipipet 5 ml dari tabung terakhir dan dibuang. Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose suspensi biakan bakteri. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37OC dan diamati pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam

Uji Fenol

Desinfektan wipol

(7)

suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dari deret I, kemudian diistirahatkan selama 3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret II, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret III, Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret IV, Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium.

Larutan baku fenol 5%

(8)

kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam.

Alasan

Alasan direndamnya sampel pada air dingin dikarenakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dipengaruhi oleh suhu. Sedangkan mengapa pada uji mutu suatu desinfektan di istirahatkan selama 3 menit dan pada uji koefisien fenol diistirahatkan selama 4 menit, semua itu dikarenakan agar waktu kontak antara uji desinfektan dan uji koefisien fenol sama- sama 5 menit, yang mana pada 5 konsentrasi tabung (2 menit) pada desinfektan, sedangkan pada uji koefisienfenol 3 konsentrasi tabung (1 menit) pada fenol.

Analisis Hasil

(9)

HASIL PRAKTIKUM

Gambar 1. Analisis mutu desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara uji MIC.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2. Analisis mutu desinfektan (a) deret I, (b) deret II, (c) deret III, (d) deret IV.

(10)

Gambar 3. Koefisien fenol (a) deret ke- I, (b) deret ke- II, (c) dret ke- III, (d) deret ke-IV.

Tabel 1. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara uji MIC

Keterangan: + = Menghambat/tidak ada pertumbuhan/Jernih - = Tidak menghambat/ada pertumbuhan/Keruh Tabel 2. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan. Perbandingan pengenceran sampel terhadap fenol

2 (wipol) 1:1180 - + + Shigella disentri

1:1280 - + +

1:1380 - - +

1:1480 - +

-1:1580 - - +

3 (supersoll) 1:1180 - - - Escherichia coli

1:1280 - -

-1:1380 - -

-1:1480 - -

-1:1580 - - X

4 (soklin) 1:1180 - - - Staphylococcus

aureus

1:1280 - -

-1:1380 - -

-1:1480 - -

(11)

-Tabel 3. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan. Perbandingan pengenceran sampel menggunakan medium NB terhadap koefisien fenol

Keterangan: + = Menghambat/tidak ada pertumbuhan/Jernih - = Tidak menghambat/ada pertumbuhan/Keruh PEMBAHASAN menghambat atau membunuh pertumbuhan suatu mikroba.

(12)

toksisitasinya rendah, daya kerjanya tidak dikurangi, daya adsorbsinya rendah, dan tidak korosif (bereaksi secara kimia).

Indikasi yang digunakan utnuk mengetahui apakah desinfektan yang digunakan bekerja adalah dengan melihat kekeruhan dari medium NB yang digunakan atau melihat endapan yang terbentuk.

Koefisien fenol adalah pengenceran tertinggi desinfektan ataupun antiseptik yang mematikan dimana dapat membunuh mikroba dalam waktu 10 menit tetapi tidak dalam masa kontak 5 menit per larutan fenol pada kondisi yang sama .

Fenol adalah jenis desinfektan yang paling kuna dank arena kekuatannya telah diketahui maka kualitas deisnfektan selalu dibandingkan dengan fenol.

Secara umum waktu yang diperlukan oleh bakteri untuk dapat mengadakan kontak dengan desinfektan (lama kontak)adalah 5-10 menit, karena suatu desinfektan yang memiliki koefisien fenol memiliki aktifitas kerja yang optimal pada lama kontak tersebut sehingga pengukuran koefisien dilakukan dengan melihat hasil positif pada setiap pengenceran dalam waktu 5 menit.

Dalam penentuan nilai koefisien fenol ini digunakan sebagai sampel ialah desinfektan SoKlin. Penentuan koefisien ini dilakukan dengan membandingkan daya mematikan atau menghambat desinfektan SoKlin dengan larutan baku fenol 5% dengan menggunakan biakan mikroba Staphylococcus aureus.

Hasil yang diperoleh menunujukan bahwa pada uji MIC dengan sampel SoKlin, pada setiap pengenceran dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga pada pengujian koefisien fenol, digunakan pengenceran 1: 1280 sebagai nilai MIC yaitu konsentrasi terendah desinfektan yang masih mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

(13)

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa desinfektan SoKlin tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan pada medium Nutrien Broth..

SARAN

Hendaknya apa yang akan dilakukan atau dikerjakan saat pengamatan diperjelas agar hasil pengamatan tidak keliru.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym. 2016.” Penuntun Analisis Mikrobiologi Farmasi”. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia: Makassar

2. Tjay dan Rahardja. 2013. “Obat-obat Penting”. PT. Gramedia: Jakarta 3. Tri. 2015.” Uji Kepekaan terhadap Antibiotik. Bagian Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung: Lampung

4. Pria. 2015. “Penentuan Daya Hambat Suatu Sediaan yang Sebagai Antiseptik dan Desinfektan Terhadap bakteri UJi”. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran: Bandung

Gambar

Gambar  1.  Analisis  mutu  desinfektan  yang  dapat  menghambat  pertumbuhanbakteri secara uji MIC.
Tabel 2. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhanbakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan.Perbandingan pengenceran sampel terhadap fenol
Tabel 3. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhanbakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-sampel desinfektan.Perbandingan pengenceran sampel menggunakan medium NB terhadapkoefisien fenol

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak:: Pemahaman konsep matematika merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Tetapi siswa sering mengalami miskonsepsi sehingga berpengaruh terhadap penguasaan

Kadar air pada hasil penelitian ini mula-mula masih rendah kemudian naik hingga masak fisisologis (90 HST) yaitu 24,96% pada ujung malai, 27,21% pada tengah malai, dan 29,93%

Kemudian menyusun pesan dilakukan dengan cara menciptakan slogan/jargon yang juga menjadi pesan kunci yaitu Menyapa Rakyat Mendekat Pada Rakyat, mempersiapkan

Hasil penelitian menunjukkan persepsi Majelis terhadap kepemimpinan pendeta perempuan menduduki posisi ketua dalam struktur, yakni di wilayah Runggun 71% majelis setuju, menjadi

Solusi yang dapat diberikan adalah dengan membangun knowledge management system pada PT Total Prime Engineering agar tidak lagi terjadinya kehilangan knowledge yang

Untuk review dokumen resmi yang digunakan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, seperti Peraturan Daerah (Perda), Surat Keputusan

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pada guru Sekolah Dasar yang telah

Penelitian tentang hubungan overekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara yang melakukan pemeriksaan imunohistokemistri (IHC), dan