• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Standar Perpustakaan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Standar Perpustakaan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga T2 BAB IV"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab IV. Analisis dan Pembahasan

4.1 Profil Sekolah

SD Kristen 04 Eben Haezer terletak di jalan Jendral Sudirman 109 Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan nomor telepon (0298)314 181 dan alamat e-mail [email protected] mulanya sekolah ini merupakan bagian dari SD Kristen 3 Salatiga.Namun,karena jumlah murid pada tahun 1969 mencapai paralel 3 kelas untuk tiap tingkatan kelasnya ,kemudian oleh pemerintah diwajibkan membuka sekolah baru pada tahun 1 Januari 1969.Sekolah baru tersebut diberi nama SD Kristen 04.

SD Kristen 04 pada awal berdirinya berada di bawah naungan Komisi Sekolah Gereja Kristen Indonesia Salatiga. Ketika terjadi perubahan status Komisi Sekolah Gereja Kristen Indonesia menjadi Yayasan Pendidikan Eben Haezer ,maka pada bagian akhir nama SD Kristen 04 ditambahkan kata Eben Haezer sehingga menjadi SD Kristen 04 Eben Haezer dengan Nomor Statistik Sekolah Nasional ( NSSN ) 102036202026.

(2)

2

menjadi tenaga kependidikan di tengah-tengah penelitian ini dilaksanakan.Pada tahun pelajaran 2014/2015 SD Kristen 04 Eben Haezer memiliki murid sejumlah 144 anak.

Visi sekolah SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga yaitu “PRIMA” yang artinya sekolah berupaya menghasilkan peserta didik yang “Produktif, Rajin, Inovatif, Mandiri, Aktif kreatif”. Dengan bekal yang didapat dari sekolah, peserta didik nantinya akan menjadi insan yang benar-benar “PRIMA” bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara, tetapi yang utama adalah bagi Tuhan. Selain itu motto sekolah ini yaitu “Bringing Students to a Brighter Future” tetap menjadi landasan bagi guru-guru untuk terus berjuang membawa peserta didik menuju masa depan yang lebih cerah.

4.2 Potensi dan Masalah

(3)

3 Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Angket

Perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer

Komponen Skala Skor diwujudkan berupa skema pengembangan model awal perpustakaan Sd Kristen 04 Eben sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Pengembangan Model Awal Perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer

(4)

4 4.2 Pengumpulan Data

Setelah mengetahui pengembangan awal yang dilaksanakan oleh perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga,langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data mengenai kekuatan,kelamahan ,peluang dan ancaman yang dihadapi ( SWOT ).Analisis SWOT dilakukan dengan melalui

Focus Group Discussion. Komponen yang dianalisis berdasarkan teori Anthony Giddens dan mengacu pada pasal 23 Undang-undang Perpustakaan nomor 43 tahun 2007 yang meliputi 1) pengembangan koleksi, 2) pengembangan layanan yang mendukung kurikulum, 3) pengembangan perpustakaan berbasis IT, dan 4) penggunaan anggaran minimal 5% dalam mengembangan perpustakaan.

FGD dilaksanakan dengan melibatkan kepala sekolah, dewan pendidik dan petugas perpustakaan. FGD dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kegiatan FGD Pengembangan Perpustakaan

Tahap Kegiatan

1

Mendiskusikan kekuatan,kelemahan, peluang dan tantangan perpustakaan sekolah serta menentukan variabel yang akan dianalisis

2 Skoring analisis SWOT dan menentukan strategi yang akan digunakan

3 Klarifikasi mengenai hasil analisis SWOT

(5)

5

diskusi yang digunakan untuk FGD dan jawaban yang diperoleh sebagai hasil diskusi:

a. Pengembangan koleksi:

1) Bagaimana kondisi koleksi perpustakaan saat ini? Apakah sudah memiliki koleksi lain selain buku teks? (seperti buku referensi, alat peraga, buku bacaan, majalah, dll) Berdasarkan hasil diskusi guru-guru, koleksi perpustakaan terdiri dari buku teks dan koleksi yang lain. Namun, jenis dan jumlahnya masih kurang, sehingga kadang-kadang

anak-anak merasa bosan. Buku-buku

perpustakaan sebagian besar berupa bantuan dari pemerintah melalui DAK tahun 2008. Sampai saat ini belum ada penambahan koleksi yang berupa buku. Penambahan hanya berupa majalah anak-anak. Buku referensi, berdasarkan penjelasan dari petugas Perpustakaan Bapak Catur P, sudah ada masih kurang Belum ada terbitan baru.

(6)

6

3) Apakah rencana pengadaan buku atau koleksi direncanakan dalam RAPBS? Bagaimana realisasinya? Pengadaan buku direncanakan di RAPBS sekolah, dan terelasir sebagian kecil. Realisasi baru untuk pengadaan majalah.

4) Apakah terjadi penambahan buku secara berkala? Apa kendalanya? Penambahan buku yang dilakukan secara berkala adalah majalah. Sedangkan pengadaan koleksi belum terealisir sesuai program tahunan Koleksi non buku belum ada penambahan secara berkala. Kendalanya adalah keterbatasan anggaran, khususnya yang bersumber pada dana BOS, misalnya ketika kebutuhan buku tertentu mendesak, dana BOS belum cair.

(7)

7

2) Apakah sudah melaksanakan layanan bimbingan baik kepada pengguna potensial maupun aktual? Kendala? Layanan pendekatan kepada pemustaka potensial sudah dilaksanakan, namun baru sebatas himbauan, baik oleh guru maupun pustakawan. Guru dan pustakawan menghimbau anak untuk membaca di perpustakaan. Kegiatan pembinaan kepada pemustaka aktual sudah dilaksanakan tapi belum intensif, sebatas himbauan dan ajakan secara lisan secara klasikal. Belum diadakan program khusus untuk pembinaan dan pendekatan kepada pemustaka supaya ke perpustakaan)

3) Kegiatan apa yang dilakukan untuk memperkenalkan keberadaan perpustakaan? Belum pernah diadakan kegiatan untuk memperkenalkan perpustakaan melalui promosi perpustakaan.Yang sudah dilaksanakan adalah beberapa kelas menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas dan mencari informasi dari buku sumber. Kegiatan khusus yang melibatkan siswa dan komite untuk memperkenalkan perpustakaan belum pernah diadakan. Kendalanya adalah belum pernah muncul ide karena keterbatasan informasi.

(8)

8

seorang guru yaitu Ibu Priska Winarni, S.Pd yang mempertanyakan keefektifan hari wajib masuk perpustakaan mengingat waktunya hanya 35 menit/minggu). Menurut para guru, anak-anak senang, namun menurut petugas perpustakaan, anak-anak jenuh karena koleksi yang belum bertambah jenisnya dan terbatas.

5) Apakah kegiatan perpustakaan dikaitkan dan mendukung pembelajaran? Belum semua kelas mengaitkan KMB dengan perpustakaan. Baru kelas 1, 4, dan 5. Kendalanya adalah keterbatasan buku dan pengelolaan waktu. Khususnya kelas 6 untuk persiapan ujian.

c. Pengembangan Berbasis IT

1) Apakah sudah melakukan otomatisasi perpustakaan? Proses otomatisasi sudah dilaksanakan. Input data sedang dijalankan.

Barcode belum tersedia.

2) Kendala apa yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan IT di perpustakaan? Kendalanya adalah keterbatasan waktu dan tenaga.

3) Apakah sarana untuk layanan berbasis IT tersedia? Sarana layanan IT tersedia, kecuali

barcode. Kendalanya adalah komputer yang tersedia hanya ada 2, namun yang satu tidak diaktifkan. Komputer tidak dapat digunakan karena tidak memiliki CD-room .

d. Pengalokasian Dana

1) Apakah pengembangan perpustakaan

(9)

9

belum diuraikan tentang 5 komponen pengembangan perpustakan, namun masih bersifat global.

2) Apakah dana anggaran perpustakaan ada 5%? Rencana anggaran untuk pengembangan perpustakaan Rp6.000.000 dari total keseluruhan anggaran dana BOS Rp28.800.000 atau 20,83%. Namun bila dibandingkan dengan keseluruhan anggaran baik yang bersumber dari yayasan maupun dari dana BOS yang berjumlah Rp39.825.000 maka prosentasenya adalah 15%. 3) Apakah ada kendala dalam realisasi

penganggaran? Realisasi anggaran belum mencapai 100%. Sebagian besar anggaran yaitu sebesar Rp3.000.000 digunakan untuk pembelian buku kurikulum 2013. Sedangkan yang lainnya untuk biaya berlangganan majalah dan surat kabar, Anggaran untuk penambahan koleksi berupa buku dan non buku belum direalisasikan. Berdasarkan FGD kemudian disusun analisis SWOT sebagai berikut:

4.3.1 Kekuatan

a. Memiliki buku teks mata pelajaran sesuai dengan kurikulum.

b. Koleksi sesuai dengan perkembangan siswa c. Guru dilibatkan dalam proses pembelian buku d. Otomatisasi sudah dilaksanakan

(10)

10

g. Sudah diadakan jam wajib wajib perpustakaan, layanan membaca di tempat dan menyediakan bahan bacaan

h. Pustakawan berijasaih D2 Perpustakaan

i. Pustakawan memiliki ketrampilan di bidang teknologi informasi dan komunikasi

j. Sudah melakukan otomatisasi perpustakaan untuk pengadaaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi dan penelusuran

k. Menggunakan komputer untuk mengelola SDP l. Menggunakan sarana elektronik untuk

menyimpan, mengelola dan menyampaikan informasi kepada pemustaka

m.Pengalokasian dana 5% direncanakan dalam RAPBS

4.3.2 Kelemahan

a. Jumlah buku bacaan tidak memadai .Belum mengalamai penambahan sejak pemberian bantuan DAK 2008

b. Bahan-bahan untuk pengembangan profesi guru dan bahan referensi terbatas baik jumlah maupun jenisnya

c. Koleksi audio visual dan elektronik yang lain masih sedikit dan belum diventaris khusus dalam buku inventaris perpustakaan

d. Koleksi buku dan non buku belum diadministrasikan dengan baik

e. Kondisi ruangan belum menarik minat anak dan guru untuk ke perpustakaan karena kalau siang panas

(11)

11

g. Keterbatasan jumlah dan jenis buku menyebabkan siswa bosan membaca di perpustakaan

h. Perangkat administrasi untuk mendukung pelayanan sirkulasi belum memadai

i. Belum diadakan pendekatan untuk pemustaka potensial

j. Pelaksanaan layanan untuk mendukung kurikulum kurang maskimal, baru sebagian kecil kelas

k. Kegiatan pembinaan untuk pengguna aktual belum maksimal

l. Belum ada kegiatan untuk mempromosikan perpustakaan

m.Belum tersedia layanan fotokopi dan internet n. Belum tersedia perangkat komputer yang

memadai dan barkode untuk otomatisasi

o. Penggunaan saluran internet dan komputer untuk layanan belum maksimal

p. Realisasi anggaran sebagian besar untuk pembelian buku teks dan langganan.Sedangkan untuk pembelian koleksi buku bacaan, referensi dan koleksi non buku belum terealisir q. Belum mengalokasikan anggaran untuk akses online dan penggunaan internet dan database perpustakaan

(12)

12

4.3.3 Peluang

a. Bekerjasama dengan sponsor/donatur, yayasan dan komite sekolah untuk pengadaan koleksi baik berupa buku, non buku maupun koleksi audio visual dan elektronik lainnya

b. Mengembanngkan program kerjasama dengan perpustakaan lain

c. Mengembangkan program “Peduli Perpustakaan“ bagi warga sekolah

d. Menata ruang perpustakaan supaya lebih menarik misalnya dengan pengecatan warna yang cerah, menambah dekorasi yang sesuai dan penggunaan AC

e. Merancang pembelajaran dengan memanfaatkan sumber dari koleksi perpustakaan

f. Melibatkan guru dan karyawan untuk

membantu pustakawan dalam

mengadministrasikan koleksi

g. Melibatkan siswa untuk layanan sirkulasi peminjaman dan pengembalian

h. Mengadakan pelayanan bimbingan bagi siswa agar mampu menggunakan berbagai jenis koleksi referensi secara cepat,tepat dan akurat

i. Bekerjasama dengan yayasan dan

memaksimalkan dana BOS untuk pengadaan komputer, barcode dan layanan internet

j. Pelatihan penggunaan internet untuk pemanfaatan perpustakaan

(13)

13

l. Bekerjasama dengan komite dan sponsor untuk mengadakan kegiatan untuk menarik siswa datang ke perpustakaan misalnya lomba

m. Mempromosikan keberadaan perpustakaan kepada warga sekolah dan komite sekolah dengan berbagai kegiatan dalam momen khusus n. Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk

mengadakan layanan fotokopi

o. Memaksimalkan dana BOS untuk

pengembangan potensi perpustakaan ,termasuk untuk penambahan koleksi, pelatihan, akes online dan perawatan perabot

p. Melibatkan yayasan untuk menyediakan anggaran bagi pengembangan potensi perpustakaan, termasuk untuk penambahan koleksi, pelatihan, akes online dan perawatan perabot

4.3.4 Tantangan

a. Keterbatasan waktu dan tenaga pustakawan b. Sifat acuh tak acuh dari warga sekolah

berkaitan dengan penambahan koleksi

c. Kurangnya kepedulian komite sekolah terhadap pengembangan perpustakaan

d. Keterbatasan akses untuk bekerjasama dengan sponsor

e. Guru bertambah banyak tugasnya selain mengajar di kelas, yaitu membantu pengembangan perpustakaan

(14)

14

merancang pembelajaran yang menggunakan sumber dari koleksi perpustakaan

g. Kemungkinan bertambahnya anggaran yang besar untuk perawatan, penambahan koleksi, peningkatan potensi

h. Pemustaka kurang berminat menggunakan internet

i. Sarana prasarana untuk penggunakaan teknologi informasi dan komunikasi kurang memadai

j. Anggaran dana BOS dibatasi 5% untuk pengembangan perpustakaan

k. Memerlukan anggaran besar untuk penambahan sarana komputer ,jasa internet dan sarana pendukung otomatisasi sistem

4.4 Desain Produk

Setelah diperoleh data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer, langkah berikutnya adalah Focus Group Discussion

tahap II. FGD ini dilaksanakan untuk memberikan skoring analisis SWOT berdasarkan analisis faktor internal (Internal Factors Analysis Summary) dan faktor eksternal (Eksternal

(15)

15

Rangkuman hasil analisis SWOT dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis SWOT

NO KOMPONEN POSISI KETERANGAN

1 Pengembangan Koleksi S-O (1,15 : 0,95 ) Posisi kuat dan memiliki peluang 2 Pengembangan layanan

yang mendukung kurikulum

W-O (-3:03 ) Posisi lemah namun memiliki peluang

3 Pengembangan layanan berbasis IT

W-O(-1:0) Posisi lemah namun memiliki peluang

4 Pengembangan Anggaran minimal 5 %

S-T (0,9 :-0,20 ) Posisi kuat namun menghadapi tantangan

Berikut ini diuraikan matriks SWOT untuk tiap-tiap komponen dan strategi yang akan dilaksanakan.

4.4.1. Pengembangan Koleksi

(16)

16

Gambar 4.2 Matriks SWOT Pengembangan Koleksi

Strategi pengembangan koleksi yang direncanakan sebagai berikut:

1. Memberdayakan berbagai pihak untuk terlibat aktif dalam mengembangkan koleksi, diantaranya:

a. Komite sekolah, misalnya dengan mengusulkan kepada komite untuk menyusun program dan kegiatan yang mendukung pengembangan koleksi perpustakaan

b. Para siswa, misalnya dengan program peduli perpustakaan. Hal yang dilakukan misalnya siswa diminta untuk mengumpulkan buku bacaan dan koleksi lain milliknya yang sudah tidak digunakan untuk disumbangkan ke perpustakaan sekolah. c. Dunia industri dan dunia usaha dijajaki untuk

menjadi sponsor dalam pengembangan koleksi 2. Menyelenggarakan sosialisasi pemanfaatan koleksi

perpustakaan secara efekstif bagi warga sekolah dengan mengundang nara sumber pakar perpustakaan misalnya dari kalangan akademisi universitas maupun dari perpustakaan daerah.

S-0 (1.15:0.95)

(17)

17

3. Bekerjasama dengan unit-unit sekolah yang berada dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Eben haezer, misalnya dengan mengadakan tukar menukar koleksi. 4. Menjajaki kemungkinan kerjasama dengan

perpustakaan lain, misalnya perpustakaan sekolah lain maupun perpustakaan umum.

5. Update koleksi baik buku non buku yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Dengan buku-buku terbitan baru dan selalu diupdate diharapkan siswa tidak menjadi bosan.

4.4.2 Pengembangan layanan yang mendukung kurikulum.

Setelah dilaksanakan analisis SWOT berdasarkan faktor internal dan eksternal diperoleh data sebagai berikut :

Gambar 4.3 Matriks SWOT Pengembangan Layanan yang mendukung Kurikulum

Strategi yang dilakukan, yaitu:

a. Mengecat dan mendekor ruangan perpustakaan dengan warna-warni yang menarik siswa.

b. Penataan ulang ruangan supaya pemustaka tertarik datang ke perpustakaan

KEKUATAN KELEMAHAN

(18)

18

c. Penambahan sarana prasarana untuk mendukung layanan perpustakaan, misalnya AC dan barcode

d. Meningkatkan efektifitas pemberian tugas mata pelajaran dengan memanfaatkan koleksi di perpustakaan.

e. Menjadwalkan siswa untuk membantu pelayanan sirkulasi peminjaman dan pengembalian

f. Mengadakan bimbingan kepada para siswa dan guru tentang proses sirkulasi peminjaman dan pengembalian.

g. Menjalin kerjasama dengan komite sekolah sponsor dan masyarakat dalam melaksanakan lomba untuk mendukung pengembangan perpustakaan.

h. Memotivasi siswa untuk rajin membaca di perpustakaan dengan mengadakan pemilihan pembaca paling rajin secara berkala dan pemberian penghargaan.

i. Mengadakan kegiatan promosi perpustakaan dengan melibatkan seluruh warga

4.4.3 Layanan yang Berbasis IT

(19)

19 Gambar 4.4 Matriks SWOT Pengembangan Layanan Berbasis IT

Strategi yang akan dilakukan yaitu:

a. Penambahan komputer dan sarana yang lain untuk memperlancar sirkulasi peminjaman dan pengembalian berbasis IT

b. Penambahan fasilitas dalam komputer,yaitu CD Room

c. Pelatihan kepada warga sekolah tentang

penggunaan internet sebagai sumber belajar secara maksimal

d. Peningkatan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar berbasis IT dengan pemasangan WIFI

e. Meningkatkan kemampuan dan wawasan guru dan pustakawan dalam mengembangkan layana

f. perpustakaan dengan mengadakan studi banding ke perpustakaan yang dijadikan percontohan

KELEMAHAN

(20)

20

1.4.4 Pengembangan Penggunaan Anggaran Minimal 5 %

Setelah dilaksanakan analisis SWOT berdasarkan faktor internal dan eksternal diperoleh data sebagai berikut :

Gambar 4.5 Matriks Pengembangan Penggunaan Anggaran Minimal 5 %

Strategi yang akan dilaksanakan yaitu:

a. Penggalangan dana bekerjasama dengan komite sekolah dan dunia usaha dunia industri

b. Mengalihkan anggaran dalam RKAS yang belum menjadi prioritas ke anggaran pengembangan perpustakaan.

c. Melaksanakan gerakan Peduli Perpustakaan dengan kegiatan menyumbang perpustakaan dalam rangka penghematan anggaran dengan melibatkan warga sekolah dan stakeholder.

KELEMAHAN

(21)

21

d. Memberdayakan peserta didik secara maksimal untuk membantu pengembangan perpustakaan. e. Memanfaatkan peluang bantuan dari pemerintah

dengan mencari akses seluas-luasnya ke dinas pendidikan kota.

4.5

Pengembangan Model Akhir dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis SWOT peneliti mengusulkan tahap

pengembangan model akhir . Skema pengembangan model akhir perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer dijelaskan sebagai berikut :

1) Layanan yang mendukung pelaksanaan kurikulum Berdasarkan analisis SWOT pengembangan layanan yang mendukung kurikulum pada posisi W-O, dalam arti memiliki peluang untuk dikembangkan namun dalam posisi lemah. Menurut peneliti komponen ini perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu karena merupakan “roh” dari perpustakaan supaya tidak hanya berfungsi sebagai gudang buku.

2) Pengembangan koleksi

(22)

22

1) Layanan berbasis IT

Tahap berikutnya adalah pengembangan layanan berbasis IT. Berdasarkan analisis SWOT komponen ini terletak pada W-O, dalam arti posisi lemah dan memiliki peluang yang kecil. Dengan pengembangan layanan berbasis IT diharapkan dapat memperlancar pengembangan layanan untuk mendukung kurikulum

2) Penggunaan anggaran minimal 5%

(23)

23 Gambar 4.6 Skema Pengembangan Model Akhir

SNP 1. LAYANAN

YANG MENDUKUNG KURIKULUM

2. PENGEMBANGAN KOLEKSI

3. LAYANAN YANG BERBASIS IT

Gambar

Gambar 4. 1  Pengembangan Model Awal Perpustakaan SD Kristen
Tabel 4.2 Kegiatan FGD Pengembangan Perpustakaan
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis SWOT
Gambar 4.2 Matriks SWOT Pengembangan Koleksi
+5

Referensi

Dokumen terkait

2 Jika saya kesulitan dalam mengerjakan suatu tugas, saya lebih suka untuk beralih ketugas lain 3 Saya tidak suka melakukan suatu pekerjaan. yang belum pernah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dana yang didapat oleh SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga untuk program pengadaan pembelian sarana prasarana berbasis TIK nya dari pemerintah

Strategi pada sumber daya finansial sekolah meliputi: (1) Peningkatan pengelolaan keuangan melalui perencanaan anggaran secara periodik (tahunan) sebagai dasar

Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen mengenai laporan kegiatan wacana warsa sekolah tahun 2015/206 ditemukan bahwa memang peran orang tua

Perencanaan strategis merupakan kerangka yang dirumuskan oleh sekolah untuk membimbing dan mengendalikan pilihan-pilihan atau keputusan dan aksi yang ditujukan

Perpustakaan sekolah jarang mengadakan lomba menulis resensi buku untuk siswa-siswa. Kegiatan ini tidak dilaksanakan karena belum diprogramkan untuk pengembangan

Ketika program kelas bilingual di SD Kristen 3 Eben Haezer Salatiga dilakukan pertama kali di tahun pelajaran 2003/2004, buku ajar yang digunakan ditulis oleh

Evalusai yang akan dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini program kelas bilingual di SD Kristen 3 Eben Haezer Salatiga, bertujuan untuk mengetahui apakah program