PROPOSAL KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN COPING STRESS CALON PEKERJA MIGRAN INDONESIA
TIM PELAKSANA Adiyo Roebianto, S.Psi., M.Si
NIDN: 8873423419
Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M.Sc NIDN: 9859875554
BIDANG ILMU PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
1. a. Judul Proposal PPM : Pelatihan Coping Stress Calon Pekerja Migran Indonesia b. Judul Penelitian Terdahulu : -
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Adiyo Roebianto, S.Psi., M.Si
b. NIDN 8873423419
c. Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar d. Program Studi : Fakultas Psikologi
e. Nomor Hp 081281630354
f. Alamat Surel : adiyor13@gmail.com 3. Anggota Tim Pelaksana Dosen
a. Jumlah Anggota : 1 orang
b. Nama Anggota : Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M.Sc
c. NIDN 9859875554
4. Anggota Tim Pelaksana Mahasiswa
a. Jumlah Mahasiswa : 2 orang mahasiswa
b. Nama/NIM Mahasiswa 1 : Sigit Prasetyo / 46118010013 c. Nama/NIM Mahasiswa 2 : Nadya Aprilita / 46118010018 5. Lokasi Kegiatan
a. Wilayah Kegiatan : Seminar Online b. Kabupaten/Kotamadya : JABODETABEK
c. Propinsi : DKI Jakarta dan Sekitarnya d. Jarak Lokasi Kegiatan : - KM
6. Luaran Yang Dihasilkan : Perbaikan tata nilai masyarakat 7. Jangka Waktu : Nopember 2020 – Pebruari 2021
8. Biaya yang diperlukan :
a. Sumber dari P2M-UMB : Rp. 3.500.000,- b. Sumber dana dari mitra : -
Jakarta, 28 Nopember 2020 Mengetahui,
Ketua Kelompok PKM, Ketua Pelaksana,
(Dr. Istiqomah, M. Si) NIP/NIK. 112710355
Dekan Fak. Psikologi
(Muhammad Iqbal, PhD) NIP/NIK. 112800354
Menyetujui,
(Adiyo Roebianto, S.Psi., M.Si) NIP/NIK. 719890070
Kepala Pusat PPM
(Dr. Inge Hutagalung, M.Si)
NIK/NIP. 11359 0380
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
RINGKASAN PROPOSAL ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Analisis Situasi. ... 1
1.2 Permasalahan Mitra ... 2
1.3 Target Kegiatan. ... 2
1.4 TujuanKegiatan. ... 2
1.5 Manfaat Kegiatan. ... 2
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN ... 4
3.1 Lokasi Kegiatan... 4
3.2 Khalayak Sasaran. ... 4
3.3 Jenis Kegiatan. ... 4
3.4 Tahapan Kegiatan. ... 4
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 6
4.1 Anggaran Biaya UMB ... 6
4.2 Jadwal Kegiatan ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 7 LAMPIRAN
Biodata
RINGKASAN PROPOSAL
Bekerja di luar negeri, bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah sebuah impian. Harapan untuk memperoleh gaji yang tinggi jika dibandingkan dengan standar gaji di Indonesia dengan tingkat pendidikan dan keterampilan kerja yang sama adalah satu sebab menjadi Calon Pekerja Migran Indonesia.
Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya Indonesia memberangkatkan ratusan ribu tenaga kerja Indonesia ke luar negeri seperti Cina, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, serta beberapa negara di Timur Tengah, Eropa, hingga Afrika. Para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri diberangkatkan melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Pada bulan Januari di awal tahun 2017, Indonesia telah melayani sebanyak 14.845 tenaga kerja ke berbagai puluhan negara dengan berbagai jenis jabatan kerja (BNP2TKI, 2017);
Meski di media massa, seringkali dirilis berita tidak menyenangkan mengenai kehidupan para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, namun angka Calon Pekerja Migran Indonesia terus meningkat.
Terdapat beberapa permasalahan yang ditemui oleh para tenaga kerja Indonesia di luar negeri bahwa para tenaga kerja Indonesia akan melalui tiga tahap, yaitu prapenempatan, penempatan, dan pasca penempatan. Terdapat permasalahan-permasalahan yang sering muncul pada tiap tahap dan stress akulturasi sering menjadi wacana ketika memasuki tahap penempatan. Pada tahap penempatan, para tenaga kerja Indonesia harus melakukan adaptasi terhadap budaya, bahasa, dan lingkungan yang baru. Proses penyesuaian diri tersebut juga meliputi pekerjaan.
Beberapa tenaga kerja menemui permasalahan seperti pekerjaan yang pada kenyataannya tidak seperti yang dijanjikan sebelumnya, majikan yang tidak sesuai ekspektasi, serta gaji yang tidak dibayarkan.
Kata kunci: Coping Stress, Tenaga Kerja Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Bekerja di luar negeri bukanlah sesuatu yang mudah, karena diperlukan berbagai keterampilan khusus, terutama terkait dengan pengetahuan, ketrampilan yang memadai, dan bahasa pengantar di negara tujuan.Hal hal tersebut menimbulkan kecemasan pada calon Calon Pekerja Migran Indonesia yang hendak diberangkatkan ke luar negeri. Optimisme akan masa depan yang akan diraih oleh calon Pekerja Migran Indonesia dapat memberikan harapan yang positif sehingga akan meningkatkan motivasi untuk belajar serta berlatih sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
Penelitian di bidang Psikologi mengungkapkan bahwa self-esteem merupakan faktor penting yang membantu individu dalam melakukan adaptasi di lingkungan baru. Kepercayaan individu atas kemampuannya dalam menghadapi situasi dengan tuntutan tertentu mampu mereduksi stres dan memberikan dampak positif. Individu yang memiliki self-esteem dan optimisme tinggi memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi penuh stres yang lebih baik. Sebaliknya, self-esteem rendah memiliki hubungan dengan stres akulturasi, kecemasan, depresi, ketidakberdayaan, serta kecenderungan bunuh diri baik pada anak-anak dan orang dewasa yang melakukan migrasi.
Para tenaga kerja migran akan mengalami serangkaian proses dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, budaya, dan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang baru. Proses adaptasi tersebut dapat mengarah kepada stres akulturasiyang dapat terjadi ketika para tenaga kerja menemui kesulitan dalam menjalani hidup dengan tingkat ekonomi sangat rendah, kesulitan dalam berbahasa, perbedaan cara pandang, status keimigrasian yang bermasalah, adanya penolakan dari lingkungan sekitar, dan hal-hal baru yang asing berkaitan dengan nilai- nilai dan hukum di negara tersebut. Tinggi rendahnya self-esteem dipengaruhi oleh dukungan sosial dari keluarga, teman, dan kerabat; oleh karena itu faktor budaya kolektif juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan self-esteem, kebahagiaan, dan kesehatan mental pekerja migran wanita (Sanchez & Gaw, 2007 dalam Ujano-Batangan, 2011).
Variabel internal dalam diri, yaitu approach coping atau yang dapat disebut problem-
focused coping efektif juga dinyatakan sebagai faktor yang mampu mencegah timbulnya efekstres. Coping merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan adaptasi
pekerja migran di lingkungan yang baru (Hovey & Magaña, 2000). Para pekerja migran akan
memaknai kesulitan yang dihadapinya terkait dengan proses adaptasi secara berbeda-beda.
Apabila individu memaknai hal yang dihadapinya merupakan sesuatu yang dapat diatasi dan berarti, maka individu akan menggunakan strategi coping secara aktif dan sukses (Antonovsky, 1999 dalam Weishaar, 2010).
Secara umum stress dapat diamati melalui tiga kategori gejala, yaitu gelaja psikologis, fisik dan perilaku. Gejala psikologis stress dapat dirasakan dalam pelbagai bentuk, seperti cemas, keinginan mengurung diri, kebosanan, kehilangan semangat hidup, menurunnya fungsi intelektual atau kognitif, lelah mental, bingung, marah dan sensitif. Gejala fisik stress dapat muncul dalam bentuk gangguan fisik, seperti naiknya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung, kecenderungan mudah merasakan lelah, gangguan pernafasan, ketegangan otot, migrain dan sakit kepala lain, gangguan pada kulit hingga kecenderungan berkeringat yang lebih. Stress juga dapat muncul dalam perilaku yang teramati, seperti menunda atau menghindari pekerjaan, menurunnya kinerja, kecenderungan peningkatan zat adiktif dan psikotropika, perilaku sabotase, kehilangan nafsu makan, kecenderungan melakukan tindakan yang nekat (ngebut dan menantang bahaya), dan meningkatnya agresifitas (Rahardjo, 2005) 1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi di atas, dapat diketahui bahwa permasalahan yang muncul pada calon pekerja migran indonesia adalah bagaimana mereka mengatasi stress terkait dengan pekerjaan yang akan mereka hadapi, ataupun permasalahan yang nantinya akan mereka dapatkan ditempat mereka bekerja, mulai dari gaji yang tidak sesuai dengan harapan, majikan yang tidak baik dan permasalahan lainnya yang dapat menimbulkan stress pada para calon pekerja migran indonesia.
1.3 Target Kegiatan
Kegiatan ini memiliki target agar para calon pekerja migran indonesia mampu mengelola stress mereka dalam bekerja.
1.4 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu calon pekerja migran indonesia untuk mengelola stress sehingga mereka dapat bekerja dengan baik.
1.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah membantu calon pekerja migran Indonesia untuk
mengelola stress, memecahkan masalah yang dihadapi, serta menanggapi masalah dengan
bijak.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
Solusi: melalui pelatihan coping stress calon pekerja migran Indonesia dapat membantu pada pekerja migran untuk mengelola stress mereka selama bekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan produktif.
Target Luaran: setelah mengikuti pelatihan, peserta memiliki pengetahuan mengenai mengelola stress dalam bekerja sehigga pekerja dapat mengatasi masalahnya dengan baik, memiliki coping stress yang baik dapat mempengaruhi kinerja mereka.
.
Tabel 2.1. Rencana Target CapaianLuaran
No JenisLuaran Indikator
Capaian 1 Publikasiilmiahpadajurnalber ISSN/prosiding
1)Tidak Ada 2 Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT
6)Tidak Ada 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, serta
nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya)
4)Tidak Ada
4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen)
4)Belum/Tidak ada
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan)
2)Ada
6 Publikasi di jurnal internasional
1)Tidak ada
7 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang
5)Tidak ada
8 Inovasi baru TTG
5)Tidak ada
9 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit Terpadu)
3)Tidak ada
10 Buku ber ISBN
6)Tidak ada
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan melalui aplikasi Hangout Meet.
3.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah calon pekerja migran Indonesia yang bejumlah 40 orang.
3.3. Jenis Kegiatan
Dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada calon pekerja migran Indonesia, maka dalam Pengabdian Masyarakat ini ditawarkan metode pelatihan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada yaitu dengan melakukan pelatihan coping stress calon pekerja migran Indonesia.
3.4. Tahapan kegiatan
Kegiatan Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap monitoring. Berikut adalah rincian tiap tahapan yang akan dilaksanakan:
1. Tahap Persiapan
Penyusunan program pelatihan
Penyusunan program penyuluhan dan program kerja pelatihan agar kegiatan yang dilaksanakan menjadi lebih teratur dan terarah. Program ini meliputi semua hal-hal yang bersifat teknis, manajerial dan penjadwalan (time schedule).
Penyusunan modul pelatihan
Modul mengenai coping stress.
Persiapan sarana dan prasarana pelatihan.
Persiapan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana tempat pelatihan.
Koordinasi lapangan.
Koordinasi lapangan akan dilakukan oleh Tim dengan BLKLN
2. Tahap Pelaksanaan
Pelatihan dilaksanakan dengan memberikan materi mengenai coping stress yang mencakup:
Resiko dan Keselamatan Kerja
Pengertian tentang stress, sumber stress, bahaya stress
Langkah-langkah dan teknik mengatasi stress
Praktek