• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pas"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 9 772338 741009 Volume 1 • No.2 • Mei-Agus 2013

Diterbitkan oleh : Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Email: ina-nrj@hotmail.com l Relationship Of Knowledge, Interpersonal Communication, and Technical Skills with the Nursing Process Application | Misrah Panjaitan,

Sutomo Kasiman, Wardiyah Daulay

l Development Of Nursing Documentation In Pediatric Unit, Langsa Regional General Hospital | NurhafniHarahap, Setiawan, Farida Linda Sari

l Implementasi Standar Pendidikan Keperawatan Dalam Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran di Akademi Keperawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. | Pipin Sumantrie, Bustami Syam, Rika Endah Nurhidayah

l Efektivitas Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. | Putro Simeulu, R.Kintoko Rochadi, Siti Zahara Nasution

l Stres Kerja Perawat Intensive Care Unit (Icu) Rsud Arifin Achmad Pekanbaru: Pendekatan Fenomenologi | Ririn Muthia Zukhra, Setiawan, Roxsana Devi Tumanggor

l Pengembangan Metode Penugasan Primary Nursing Di Ruangan Raflesia Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan | Roslina, Setiawan, Diah Arruum

l Pengembangan Program Ronde Klinis Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan | Rosmadani Hasibuan, Setiawan, Salbiah

l The Attitude Of Nurses And Specialists Toward Nurse-Physician Collaboration And Specialists’ Work Satisfaction At Rsup H. Adam Malik Medan. | Sabarina Sitepu, Setiawan, Achmad Fathi

l The Correlation between Caring Behavior and the Leadership Style of Ward Heads in RSU Cut Nyak Dhien (RSUCND) Meulaboh. | Sri Gustini, Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M., Ikhsanuddin A Harahap\

l Analisis Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pendidik Di Universitas Sari Mutiara Indonesia | Aisyah, Kintoko Rochadi, Siti Saidah Nasution

l Perbedaan Gaya Manajemen Konflik Berdasarkan Karakteristik Demografi Kepala Ruangan Rumah Sakit di Medan. | Dewi Frintiana Silaban, Albiner Siagian, Diah Arruum

l Pengaruh Aplikasi Modern Dressing Terhadap Kepuasan Pasien Dalam Perawatan Luka Diabetes Di Klinik Perawatan Luka Mandiri. Indra Hizkia P, Setiawan, Rosina Tarigan

l Development Of Nursing Documentation Audit In Intensive Care Room Santa Elisabeth Hospital: An Action Research. | Lilis Novitarum, Setiawan, Achmad Fathi

l Perilaku Caring Perawat Dan Kepuasan Pasien Rawat Inap. | Rahmad Gurusinga, Wiwik Sulistyaningsih, Mula Tarigan

(2)

PELINDUNG Rektor USU PENASEHAT

Dekan Fakultas Keperawatan USU PIMPINAN EDITOR (Editor in Chief)

Setiawan,SKp,MNS,PhD SEKRETARIS (Secretary)

Nunung Febriany Sitepu, S.Kep. Ns, MNS Ikram, Skep. Ns. M.Kep

Yopa Kartika,SP BENDAHARA (Treasure)

Farida Linda Sari S., S.Kep,Ns, M.kep TIM EDITOR (Editorial Members)

Achmad Fathi, S.Kep,Ns, MNS Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, MNurs

Rosina Tarigan, SKp,M.Kep, Sp.KMB MITRA BESTARI (External Reviewer)

Kusman Ibrahim, Ph.D Muh. Mardiyono, Ph. D Asniar Isfani, Ph.D (c) Kusrini Kadar, Ph.D (c) Dr. Yati Afiyanti, SKp. MN

International Editorial Advisory Board

(3)

Pengantar Redaksi

Jurnal Riset Keperawatan Indonesia

| ii

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Jurnal

Riset

Kepera-watan Indonesi

a, Volume I Nomor 2 ini dapat diselesaikan dan

diterbitkan.

Penerbitan Jurnal ini, diharapkan dapat memberikan informasi

melalui publikasi karya ilmiah kepada mahasiswa, dosen dan perawat

peneliti untuk berupaya terus menerus meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan perilakunya.

Semoga jurnal ini secara terus menerus meningkatkan kinerjanya,

ditinjau dari kuantitas, maupun kualitas penelitian yang dimuat.

Kepada rekan-rekan pengelola Jurnal

Keperawatan Indonesia

, kami

ucapkan terima kasih banyak atas kerja kerasnya, sehingga jurnal

keperawatan ini dapat terbit, sesuai harapan sivitas Fakultas

Kepera-watan Universitas Sumatera Utara.

Harapan kami terbitan jurnal ini dapat menjadi wadah berbagi

ilmu bagi teman-teman sejawat sehingga kita dapat menjadi perawat

yang profesional sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah dan

masyarakat.

(4)

Sistimatika Penulisan Jurnal

a. INA-NRJ merupakan suatu bentuk publikasi untuk umum yang disampaikan dalam bentuk Naskah artikel ilmiah. Penulis dalam jurnal berasal dari kalangan mahasiswa keperawatan, dosen/staf pengajar dalam bidang keperawatan ataupun keilmuan lain yang berkaitan dengan kesehatan.

b. Tulisan yang akan dipublikasikan dalam jurnal merupakan naskah yang belum pernah dipublikasikan mengandung unsur ilmiah dan data base terkini dari beberapa hasil penelitian.

c. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Huruf Times New Roman (TNR), font 11. Isi naskah diketik 1 spasi pada kertas A4, dua kolom, margin 3cm (top dan bawah), 4 cm (left), 2.5cm (right). Jumlah lembar naskah minimal 8 halaman dan maksimal 10 halaman ( termasuk lampiran dan daftar pustaka). d. Naskah dan manuskrip dikirim kepada tim jurnal minimal dua sebelum diterbitkan, (terbit setiap 4 bulan). e. Manuskrip yang akan di tulis meliputi judul, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan,

simpulan dan saran, daftar pustaka, ucapan terima kasih.

Rincian penulisan naskah artikel ilmiah adalah sebagai berikut : Hasil Penelitian

1. Judul 2. Abstrak

3. Isi naskah/makalah:

a. Pendahuluan dan tinjauan pustaka b. Metodologi

c. Hasil dan pembahasan d. Simpulan dan Saran

e. Ucapan terima kasih (apabila diperlukan) 4. Daftar Pustaka.

Artikel

1. Judul 2. Abstrak

3. Isi naskah/makalah:

a. Pendahuluan dan tinjauan pustaka

b. Pembahasan dibuat sesuai dengan jenis artikel dan disesuaikan dengan sub-sub yang diperlukan dalam naskah d. Simpulan dan Saran

e. Ucapan terima kasih (apabila diperlukan) 4. Daftar Pustaka.

Judul

- Judul ditulis dengan huruf kapital, singkat, jelas, informatif, dan mudah dipahami, jumlah kata 12-15 kata. - Judul ditulis dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris, diketik dengan dihitamkan (Bold) kecuali untuk

nama latin, dan judul font 14, ditulis satu kolom.

- Nama penulis ditulis tanpa gelar (khusus pada penulis kedua). Untuk penulis pertama diberi tanda (*) dan penulis kedua ditulis tanda (**). Nama penulis font 12, Bold, TNR. Nama Instansi, phone, email ditulis dengan font 10, TNR.

- Judul harus mencerminkan isi dan ditulis dengan menarik. - Tidak ada singkatan, rumus, jargon.

- Tidak ada metafora seperti puisi, peribahasa,

- Tidak ada kata “pengaruh”, “studi”, “beberapa”, “pengamatan pada”, ... dan tidak mengandung unsur kata kerja

Abstrak

- Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris.

(5)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| iv

- Abstrak harus ringkas mudah dipahami berisi tentang latar belakang, tujuan, metode, hasil temuan, simpulan dan saran.

- Tidak mengulang judul dalam abstrak

- Tidak mengacu kepada ke tabel, ilustrasi maupun rujukan.

- Kata kunci (keyword) terdiri dari 3-5 kata, untuk keyword ditulis Bold, 11, TNR.

Pendahuluan (introduction)

- Jumlah paragraf pada pendahuluan terdiri dari 3-4 paragraf berisi latar belakang permasalahan. - Tinjauan pustaka dituliskan sebagai bagian dalam pendahuluan, menguraikan permasalahan/ konsep/hasil

penelitian sebelumnya secara jelas dan ringkas sebagai dasar penelitian. - Ulasan pustaka tidak terlalu luas, terfokus pada tema penelitian.

- Tidak diperkenankan mengutip kutipan dari data skunder, (orang kedua).

- Cantumkan Hipotesis (kalau ada), cara pendekatan atau pemecahan masalah yang utama. - Pada akhir pendahuluan uraikan tujuan penelitian dan manfaat penelitian tidak perlu ditampilkan.

Metode (methods)

- Metode penelitian harus diuraikan secara jelas, rinci agar orang lain mendapatkan informasi tentang hasil penelitian yang diperoleh.

- Kurang baik menguraikan Penelitian ini merupakan penelitian bersifat “deskriptif”. Penelitian deskriptif ialah ...

- Metode yang dimaksud terdiri dari jumlah responden, desain penelitian, teknik pengambilan sampel, dan analisa data.

- Metode yang tidak umum digunakan harus dilampirkan dengan referensi.

Hasil dan pembahasan (results and discussion) Hasil

- Hasil penelitian dibuat untuk menginformasikan hasil temuan dari penelitian. - Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan ilustrasi dan narasi.

- Ilustrasi yang digunakan dapat berupa tabel atau gambar (grafik, diagram, bagan, foto, peta atau denah serta gambar lainnya).

- Ilustrasi yang dibuat harus dapat dipahami dan juga dapat diterjemahkan oleh penulis dalam bentuk narasi sehingga orang dapat paham dengan membaca hasil-hasil penelitian. Narasi ditulis setelah tabel atau gambar. - Hasil yang dikemukakan dalam bentuk ilsutrasi harus relevan dengan tujuan penelitian atau hipotesis. - Penulis harus dapat menghindari menarasikan angka dalam tabel atau ilustrasi tetapi nyatakan dengan kalimat

yang memberi penguatan temuan penelitian.

- Penulis harus dapat menyederhanakan tabel yang terlalu besar & rumit. - Data yang ditampilkan tidak boleh berulang.

- Hasil didukung oleh olahan data dan ilustrasi yang baik (beri nomor dan diacu dalam teks) Contoh: Tabel 1, tabel 2 dst...

Pembahasan

- Pada pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan teori, perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lainnya yang sudah dipublikasi.

- Pembahasan menguraikan implikasi dari hasil temuan yang diperoleh bagi ilmu keperawatan dasar maupun keperawatan klinis.

- Penulis tidak mengulang hasil secara luas dan tidak sekadar menarasikan hasil.

- Pembahasan yang dibuat menunjukkan hubungan yang ada di antara fakta-fakta selama pengamatan, berargumentasi secara logis dalam menafsir dan memberi implikasi.

Simpulan dan saran (conclusion and suggestion)

- Simpulan merupakan penegasan penulis tentang hasil penelitian dan pembahasan, hendaknya diuraikan secara singkat dan jelas.

- Penulis tidak mengulang hasil secara verbatim

(6)

- Implikasi temuan dapat ditulis

- Saran harus berkait dengan pelaksanaan atau hasil penelitian (tidak mengada-ada), dan saran diuraikan berdasarkan hasil temuan, implikasi,

- Apabila penelitian harus dilanjutkan, yang mana? bagaimana?

Daftar rujukan (references)

- Sumber data primer dan kemutakhiran > 80%.

- Penulis harus memeriksa terlebih dahulu kelengkapan nama pengarang (nama depan dan nama belakang) - Penulis memeriksa kelengkapan identitas artikel jurnal (volume, nomor halaman).

- Penulis memeriksa nama penerbit dan satu nama kota: contoh: New York: Academic Press.

- Penulis menggunakan daftar rujukan pustaka dengan mengikuti format APA (American Psychological Association). - Unsur-unsur daftar pustaka terdiri dari nama pengarang, tahun terbitan publikasi, judul publikasi, tempat terbit

dan penerbit.

- Dalam sistem penulisan nama dipergunakan sistem penulisan nama penulis secara internasional yaitu nama keluarga sebagai entry.

- Penggunaan et al, atau dkk hanya digunakan jika jumlah penulis lebih dari 3 orang - Terbitan lima tahun terakhir.

- Apabila nama keluarga penulis tidak jelas, maka dituliskan nama penulis secara lengkap.

- Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya yang benar-benar disebutkan dalam naskah artikel.

- Bahan rujukan yang terdiri dari skripsi, tesis, disertasi, abstrak, in press, perlu diminimalkan. - Bahan rujukan berbahasa asing ditulis sesuai dengan aslinya.

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA: Buku:

Arwani & Supriyatno (2006). Manajemen bangsal keperawatan. (Cetakan Pertama). Jakarta: EGC Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

____(2007). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Kozier, B. E. G. & Blais, K. (1997). Professional nursing, practice, concept dan perspectives. (3th Edition). Canada: Addison-Wesley.

Polit, D. F. & Hungler, B. P. (1999). Nursing research. principles and methods. (6th ed). Philadelphia: Lipincott.

Terbitan berkala (jurnal, makalah, karya ilmiah):

Baldrige, V.J. (1999). Organizational characteristics of colleges and universities. Management and Decision-Making in Higher Education Institutions, 8, 133-152.

Terbitan tidak berkala (Buku, laporan, brosur, risalah, buku petunjuk)

Fullan, M.D. & Stiegelbauer, S. (1991). The new meaning of educational change. New York: Teachers College Press.

Artikel dari terbitan tidak berkala

Jahr, V., & Teichler, U. (2002). Employment andwork of former mobile students. In U. Teichler(Ed). ERASMUS in the SOCRATES programme, finding of anevaluation study (pp.117-135). Bonn: Lemmens

Naskah yang tidak diterbitkan

Patria, B. (2007). Problem-based learning and graduates'competencies. Unpublished manuscript, University of Kassel, Kassel Germany.

Organisasi sebagai penulis

(7)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| vi

Jurnal Online

Manojlovich, M. (2007). Power and empowerment in nursing: looking backward to inform the future. The Online Journal of Issues in Nursing. A Scholarly Journal of The American Nurses Association, 12(1), 1-16. Februari 17, 2010.

http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeriodicals/OJIN/TableofContents/V olume122007/No1Jan07/LookingBackwardtoInformtheFuture.aspx.

Doran, D., McCutcheon, A.S., & Evans, M.G., (2008). Impact of the manager's span of control on leadership and performance. canadian health services research foundation. Final research reports open grants competition. Februari 27, 2010. from http://www.chsrf.ca/final_research/ogc/doran2_e.php.

Artikel Non-English, judul ditranslate ke English

Suhasbagyo (2007). Hubungan gaya kepemimpinan dan struktur organisasi rumah sakit pelabuhan Cirebon terhadap kepuasan kerja perawat dan bidan. [Relationship leadership style and organization structure………… ]. Retrieved Maret 4, 2010. from: ttp://arc.ugm.ac.id/ files/Abst_ (3946-H-2007).

Sistimatika Penulisan Tabel dan Gambar

1. TABEL

a. Tabel dibuat dengan cara garis horizontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga yaitu dua pada bagian atas (judul kolom), dan satu pada penutup tabel.

b. Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan, tabel kotak-kotak yang dihasilkan oleh komputer harus diedit agar sesuai dengan format penulisan tabel ilmiah.

c. Judul tabel ditempatkan diatas tabel, ditulis ditengah.

d. Angka-angka dalam tabel diformat menurut titik desimal agar angka tersusun menurut besarannya. Jumlah angka dibelakang koma harus diperhatikan sesuai dengan makna angkat tersebut. Kalau tidak perlu tanda koma maka tidak selalu dicantumkan.

e. Hasil penelitian yang ditemukan apakah ada pengaruh atau interaksi, dapat diberi symbol (*) atau (**) untuk p<0.05 atau p<0.01

f. Jika ada singkatan yang digunakan dalam tabel, selalu beri catatan kaki untuk penjelasan singkatan g. Sebaiknya dalam menyusun data pada tabel sesuai dengan urutan penyajian dan pembahasan teks.

II. GAMBAR

- Gambar yang dibuat dapat berupa grafik, foto, diagram, bagan, peta, denah, dan gambar lainnya. - Gambar yang dibuat harus dapat diinformasikan secara jelas oleh penulis dalam bentuk narasi.

- Simbol-simbol yang digunakan dalam gambar sebaiknya dijelaskan dalam judul jangan dimasukkan ke dalam gambar itu sendiri

- Gambar jangan dibuat dalam kotak. Sumbu yang digunakan cukup satu sumbu X dan satu sumbu Y, serta memberikan judul sumbu.

- Grafik dibuat tidak berwarna, cukup hitam putih.

(8)

Daftar Isi

ii iii vii

66-72

73-81

82-88

89-93

94-99

100-106

107-113

114-120

121-127

128-133

134-137

138-142

143-149

150-155

156-159

DAFTAR ISI

No Judul Halaman

1 Relationship of Knowledge, Interpersonal Communication, and Technical Skills with the Nursing Process Application

Misrah Panjaitan, Sutomo Kasiman, Wardiyah Daulay

2 Development of Nursing Documentation in Pediatric Unit, Langsa Regional General Hospital

NurhafniHarahap, Setiawan, FaridaLindaSari

3 Implementasi Standar Pendidikan Keperawatan Dalam Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran di Akademi Keperawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

Pipin Sumantrie, Bustami Syam, Rika Endah Nurhidayah

4 Efektivitas Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.

Putro Simeulu, R.Kintoko Rochadi, Siti Zahara Nasution

5 Stres Kerja Perawat Intensive Care Unit (ICU) Rsud Arifin Achmad Pekanbaru: Pendekatan Fenomenologi

Ririn Muthia Zukhra, Setiawan, Roxsana Devi Tumanggor

6 Pengembangan Metode Penugasan Primary Nursing di Ruangan Raflesia RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Roslina, Setiawan, Diah Arruum

7 Pengembangan Program Ronde Klinis Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

Rosmadani Hasibuan, Setiawan, Salbiah

8 The Attitude of Nurses and Specialists Toward Nurse-Physician Collaboration and Specialists’ Work Satisfaction at RSUP H. Adam Malik Medan.

Sabarina Sitepu, Setiawan, Achmad Fathi

9 The Correlation between Caring Behavior and the Leadership Style of Ward Heads in RSU Cut Nyak Dhien (RSUCND) Meulaboh.

Sri Gustini, Kintoko Rochadi, Ikhsanuddin A Haraha

10 Analisis Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pendidik di Universitas Sari Mutiara Indonesia

Aisyah, Kintoko Rochadi, Siti Saidah Nasution

11 Perbedaan Gaya Manajemen Konflik Berdasarkan Karakteristik Demografi Kepala Ruangan Rumah Sakit di Medan.

Dewi Frintiana Silaban, Albiner Siagian, Diah Arruum

12 Pengaruh Aplikasi Modern Dressing terhadap Kepuasan Pasien dalam Perawatan Luka Diabetes di Klinik Perawatan Luka Mandiri.

Indra Hizkia P, Setiawan, Rosina Tarigan

13 Development of Nursing Documentation Audit in Intensive Care Room Santa Elisabeth Hospital: An Action Research.

Lilis Novitarum, Setiawan, Achmad Fathi

14 Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap.

Rahmad Gurusinga, Wiwik Sulistyaningsih, Mula Tarigan

15 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan

(9)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 66

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, INTERPERSONAL

COMMUNICATION, AND TECHNICAL SKILLS WITH

THE NURSING PROCESS APPLICATION

(*) Misrah Panjaitan. (**) Prof. dr. Sutomo Kasiman,

(***) Wardiyah Daulay,

E-mail : hj.misrahpanjaitan@yahoo.com

Master of Nursing Program, Faculty of Nursing University of Sumatera Utara

ABSTRACT

Nursing proses is a cycle whose purpose, in general,is to prepare the conceptual fromework based on the condition of individual ( client , family and community in order to meet their needs, Nursing process is a stage of action design intended to the client as optimal as possible,

The purpose of this explanatory study with cross- sectional design conducted in the in patient wards of H,Adam Malik General Hospital was to analyze the relationship between knowledge, interpersonal communication, and technical skills and the aplication of nursing process.the population of this study was 362 nurse190 of them were selected to be the samples for this study through proportionate stratified rendom sampling technigue. The data for this study were obtained through observation and questionnarire distribution. The data obtained were analyzed through univariate analysis,bivariate analysis with Chi- square test ,and multivariate analysis with multiple logistic regression tests.

The result of multiple logistic regression test showed that the variables of interpersonal communication and technical skill had influence on the aplication of nursing process. If the nursing have good interpersonal communication and good technical skill, the value of nurse ‘ probability to apply nursing process is 91.26%. On the contary if the interpersonal communication and technical skill of the nurse are poor, the probability of nurses to apply the nursing process is 11.69 %..the risult of questionnaire distribution was on the contrary to the result of observation. The average result of questionnaire about the nurse applying nursing process was good ( 84.2 % ) while the result of observation was still far from what expected ( 39.5 % )

All of the nursing administrators at H.Adam Malik General Hospital are suggested to do continuous observastion of the perfoirmance of nurse in their respective units.

Keywords: Knowledge, Interpersonal Communication, Technical Skill, Nursing process Aplication

ABSTRAK

Proses keperawatan merupakan sebuah siklus yang mempunyai tujuan secara umum untuk menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan, yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien secara optimal.

Jenis penelitian ini adalah explanatory study dengan desain cross sectional yang bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan. Penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Populasi sebanyak 362 orang, dan sampel diperoleh 190 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional (proportionate stratified random sampling) yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan variabel komunikasi interpersonal dan variabel keterampilan teknik, merupakan variabel yang berpengaruh terhadap penerapan proses keperawatan. Probabilitas perawat melakukan penerapan proses keperawatan yaitu jika komunikasi interpersonal baik, dan memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses keperawatan sebesar 91,26%. Sebaliknya komunikasi interpersonal kurang baik, dan kurang terampil maka perawat menerapkan proses keperawatan sebesar 11,69%. Hasil kuesioner bertolak belakang dengan hasil observasi, dimana hasil kuesioner rata-rata menunjukkan baik (84,2%) sementara hasil observasi masih jauh dari yang diharapkan (39,5%) yang melakukan penerapan proses keperawatan.

Disarankan pada seluruh administrator keperawatan di RSUP H. Adam Malik agar dapat melakukan observasi secara kontiniu terhadap kinerja pelaksana di unitnya masing–masing.

(10)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penerapan proses keperawatan membutuhkan keterampilan analisa dan komunikasi yang baik. terutama pada tahap implementasi dari proses keperawatan seseorang perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai, mempunyai kemam-puan komunikasi interpersonal, dan menguasai keterampilan teknis. Langkah-langkah kegiatan pada proses keperawatan yang digambarkan oleh Gillies dan Smith (1996) mirip dengan langkah-langkah yang dilakukan pada proses manajemen dimana setiap pasien adalah unik dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda dengan demikian bila proses keperawatan dilakukan dengan baik, maka akan mengatasi sebagian masalah manajemen pada ruang rawat inap.

Di RSUP Haji Adam Malik Medan sendiri belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan pengetahuan komunikasi interpersonal, keterampilan tehnik dengan penerapan proses keperawatan. Namun bila dilihat dari banyaknya keluhan masyarakat yang masuk ke Instalasi pengaduan masyarakat di RSUP.H.Adam Malik tentang ketidakpuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemerintah ini, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan proses Keperawatan di rumah sakit ini belum terlaksana dengan maksimal Bila ditinjau dari latar belakang pendidikan tenaga keperawatan yang dimiliki rumah sakit ini memang memungkinkan keluhan itu akan muncul karena di rumah sakit ini masih rata-rata memiliki pendidikan D-III Keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda, maka tentu saja akan memiliki pengetahuan, keterampilan komunikasi interperso-nal, dan keterampilan tehnik yang tentunya berbeda-beda pula, dan hal tersebut akan mempenga-ruhi terhadap pelaksanaan penerapan proses kepera-watan pada pasien, sehingga banyak keluhan ketidakpuasan dari masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit ini..

METODE PENELITIAN

Penelitian adalah explanatory study dengan desain cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh perawat di Ruang Rindu Inap Terpadu A dan B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 362 orang. Sampel diperoleh 190 orang. Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.

HASIL PENELITIAN Identitas Responden

Mayoritas responden berumur -'3d40 tahun yaitu 98 orang (51,6%). Jenis kelamin perempuan yaitu 187 orang (98,4%). Berpendidikan D-III Kepera-watan yaitu 146 orang (76,8%). Lama bekerja responden mayoritas -'3d15 tahun yaitu 100 orang (52,6%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Identitas Responden di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2013

Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interper-sonal, Keterampilan Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Adam Malik Medan, p = 0,809>0,05. Tidak ada perbedaan antara perawat yang berpengetahuan baik dan kurang, mayoritas penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang. Sedangkan variabel komunikasi interper-sonal dan keterampilan teknik berhubungan sig-nifikan dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Adam Malik Medan, p = 0,000<0,05.

Perawat dengan komunikasi interpersonal dan keterampilan teknik yang baik cenderung melakukan penerapan proses keperawatan dengan baik, sebaliknya perawat dengan komunikasi interpersonal

Identitas Responden Umur (tahun)

< 40 tahun > 40 tahun

Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

Pendidikan Keperawatan

D-III Keperawatan S-1 Keperawatan

Lama Bekerja

< 15 tahun > 15 tahun

Jumlah (orang)

98 92

187 3

146 44

100 90

No 1.

2.

3.

(11)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 68

Relationship of Knowledge, Interpersonal Communication, and Technical Skills With the Nursing Process Application

dan keterampilan teknik kurang cenderung melakukan penerapan proses keperawatan kurang baik.

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, Keterampilan Teknik dengan Penerapan Proses Keperawatan

Analisis Multivariat

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa variabel yang berpengaruh signifikan adalah variabel komunikasi terapeutik (koefisien regresi (B) = 2,088, sig.= 0,000, Exp(B)=8,070), dan variabel keterampilan teknik (koefisien regresi(B)= 2,280, sig.= 0,000, Exp(B)=9,777) dengan nilai konstanta yaitu -2,022. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa 2 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penerapan proses keperawatan yaitu komunikasi interpersonal dan keterampilan teknik. Dari dua variabel tersebut, variabel yang paling besar pengaruhnya adalah variabel keterampilan teknik (Exp(B)=9,777), kedua pengetahuan (Exp(B)= 8,070).

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda

Model regresi logistik dari uji multivariat ini yaitu:

Nilai probabilitas individu dalam penerapan proses keperawatan yaitu:

Dengan model persamaan regresi, dapat dibuat ramalan tentang probabilitas individu dalam penerapan proses keperawatan bahwa jika perawat memiliki nilai variabel prediktor, sebagai berikut: 1. Jika komunikasi interpersonal baik, dan memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses kepe-rawatan sebesar 91,26%.

2. Jika komunikasi interpersonal kurang baik, dan tidak memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses keperawatan sebesar 11,69%.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan Proses Keperawatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian pada analisis bivariat dengan menghubungkan antara variabel pengeta-huan berdasarkan jawaban kuesioner dan penerapan proses keperawatan berdasarkan observasi menun-jukkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan de-ngan penerapan proses keperawatan (p=0,809>0,05). Responden dengan pengetahuan baik cenderung melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang, demikian juga responden dengan pengetahuan kurang melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang.

Berbeda dengan hasil penelitian Ariyani (2009), di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta memperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan sikap mendukung pe-nerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta (X2 : 76,00

p = 0,000). Responden yang mempunyai penge-tahuan kurang baik, proporsi sikap mendukung ren-dah. Pada pengetahuan baik, proporsi sikap mendu-kung tinggi.

Pengetahuan merupakan aspek penting yang sangat vital dalam keperawatan. Setiap hal yang dilakukan oleh perawat harus dilandasi oleh penge-tahuan yang diwujudkan dalam praktik keperawatan (Basford, 2006). Menurut Peter F. Drucker dalam The New Realities, pengetahuan adalah informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu, dimana pengetahuan itu menjadi dasar dalam bertindak, atau pengetahuan itu menjadikan seorang individu atau suatu institusi memiliki kecakapan dalam

f

γi = In 1-pp = -2,022+2,088(komunikasi inerpersonal)+2,280(keterampilan teknik)

(12)

melakukan tindakan yang benar.

Bila dilihat dari hasil kuesioner pada penelitian ini mayoritas perawat sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang proses keperawatan, dimana seharusnya dengan pengetahuan yang baik akan dapat memberikan penerapan proses keperawatan yang baik pula. Namun, jika dilihat dari penerapan proses keperawatan mayoritas perawat tidak melakukan sesuai dengan apa yang diketahuinya tersebut, jadi dapat dinyatakan bahwa penerapan proses keperawatan yang dilakukan perawat tidak didasarkan oleh pengetahuannya. Dari 15 item observasi proses keperawatan hanya pengkajian pada saat klien masuk rumah sakit yang dilakukan oleh sebagian besar perawat. Selain itu, lebih banyak yang tidak dilakukan oleh sebagian besar perawat. Tetapi hal kesalahan tersebut tidak dapat ditimpakan kepada perawat semata karena beban kerja perawat yang berlebihan menyebabkan perawat tidak dapat menerapkan seluruh proses keperawatan dengan baik.

Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan Penerapan Proses Keperawatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa komu-nikasi interpersonal berhubungan signifikan dengan penerapan proses keperawatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan (p=0,000<0,05, Exp (B)=8,070). Responden dengan komunikasi interpersonal yang baik mayoritas melakukan penerapan proses kepe-rawatan dalam kategori baik sebaliknya responden dengan komunikasi interpersonal kurang baik mayoritas melakukan penerapan proses keperawatan juga kurang baik.

Hasil penelitian Nugroho (2009), melalui studi deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang diterapkan RSUD Dr. Moewardi mampu menjalin hubungan perawat dan pasien yang terbina dengan baik, perawat dan pasien bekerja sama untuk mencapai tujuan pengobatan. Dengan menjalin komunikasi interpersonal tersebut dapat membantu pasien dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien. West and Turner (2011) mendefenisikan komuni-kasi interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Definisi komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito (2007)

dalam bukunya The Interpersonal Communication Book adalah komunikasi yang terjadi antar dua orang untuk membentuk sebuah hubungan, komu-nikasi interpersonal tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu. Menurut Effendy (2003), dibanding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, keperca-yaan, opini dan perilaku komunikan. Hal ini dise-babkan komunikasi interpersonal umumnya berlang-sung secara tatap muka (face to face). Pada saat tatap muka antara pembicara dengan pendengar terjadi kontak pribadi (personal contact). Pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika pesan disampaikan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback), pada saat itu komu-nikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

Devito (Thoha, 2007) dan Kumar (Wiryanto, 2005) menyatakan efektivitas komunikasi interper-sonal mempunyai lima ciri sebagai berikut: 1. Keterbukaan (Openness) adalah kemauan

me-nanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan inter-personal

2. Empati (Empathy) adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain;

3. Dukungan (Supportiveness) adalah situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlang-sung efektif;

4. Rasa positif (Positiveness), seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif;

5. Kesetaraan (Equality) adalah pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghar-gai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Pada observasi kegiatan komunikasi interper-sonal mayoritas responden tidak melakukan butir pernyataan komunikasi interpersonal.

(13)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 70

untuk melakukan komunikasi interpersonal yang kurang baik, beban kerja perawat yang tinggi di RSUP. Haji Adam Malik Medan menyebabkan piki-ran dan tenaga mereka harus terbagi untuk melayani pasien, karena untuk melakukan komunikasi inter-personal dibutuhkan waktu khusus dan pengetahuan yang memadai dari perawat tentang masalah yang dihadapi klien dan keluarganya.

Hubungan Keterampilan Teknik dengan Pene-rapan Proses Keperawatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa keteram-pilan teknik berhubungan signifikan dengan pene-rapan proses keperawatan (p=0,000<0,05, Exp(B) = 9,777). Keterampilan teknik merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya dibandingkan komu-nikasi interpersonal. Responden dengan keteram-pilan teknik kategori terampil mayoritas melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori baik. Responden dengan keterampilan teknik kategori kurang terampil mayoritas melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang baik. Suryawati (2010) yang meneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta yang menunjukkan bahwa hasil penghitungan hubungan antara keteram-pilan teknik dengan penerapan proses keperawatan rho = 0,343 dan p = 0,015. Nilai-nilai tersebut me-nunjukkan bahwa ada hubungan positif dan bermak-na antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.

Keterampilan teknik perawat berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar dari Virginia Hen-derson (1966) dalam Tomey (2002), meliputi: meme-nuhi kebutuhan oksigen, memememe-nuhi kebutuhan nu-trisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, memenuhi kebutuhan eliminasi, memenuhi kebutuhan keama-nan, memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyama-nan fisik, memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani, memenuhi kebutuhan spiritual, memenuhi kebutu-han emosional, memenuhi kebutukebutu-han komunikasi, mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis, memenu-hi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan, memenuhi kebutuhan penyuluhan, memenuhi kebutuhan rehabilitasi.

Hasil observasi pada variabel keterampilan tek-nik, menurut jumlah kegiatan yang dilakukan dan tidak dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas kegiatan keterampilan teknik tidak dilakukan pera-wat yaitu 65,8%, sedangkan yang dilakukan hanya

34,2%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dirasakan perlu ada pemantauan khusus dari Pimpinan rumah sakit khususnya pengelola keperawatan RSUP Haji Adam Malik Medan untuk memberikan motivasi atau solusi agar pelayanan keperawatan dapat benar-benar dilakukan sesuai standart. dengan menghitung beban kerja perawat atau penempatan SDM sesuai job dan keahlian mungkin juga memberikan kesem-patan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan keperawatan untuk mening-katkan kemampuan perawat dalam penerapan proses keperawatan yang benar.

Penerapan Proses Keperawatan di RSUP. Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner tentang hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal dan keterampilan tehnik dengan penerapan proses keperawatan pada perawat di unit Instalasi Rawat Inap terpadu A dan B RSUP. Haji Adam Malik Medan berdasarkan jawaban perawat pada kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penerapan proses keperawatan kategori baik (84,2%), minoritas dalam kategori kurang (15,8%).

Namun hal tersebut tidak sama dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa penerapan proses keperawatan oleh perawat dalam kategori kurang sebesar 60,5%, yang melakukan penerapan proses keperawatan dengan baik sebesar 39,5%. Ketika penulis mencoba menelusuri mengapa hal tersebut terjadi beberapa responden menyatakan sebenarnya mereka mengerti yang mereka lakukan belum sesuai standart, tapi dengan tegas mereka mengatakan mereka tidak sempat karena pasien banyak sedang-kan sumber daya manusia (SDM) sedikit atau masih kurang. Bahkan responden mengatakan mereka bukan saja mengerjakan tugas keperawatan tapi juga merangkap sebagai tenaga farmasi dan administrasi, seperti mengurus kelengkapan rekam medis, dan keabsahan status bayar pasien (pengab-sahan jaminan resep serta lembar pemeriksaan) ditambah fasilitas di unit ruang rawat masih sangat minim hal tersebut menyita banyak waktu sehingga waktu yang seharusnya dapat dilakukan untuk mengkaji dan mengobservasi pasien menjadi ber-kurang.

Pemberian asuhan keperawatan secara holistik sangat bermanfaat bagi pasien, keluarga, dan masyarakat Oleh sebab itu seorang perawat dituntut untuk terampil dalam memberikan asuhan

(14)

watan pada pasien. SDM dan Fasilitas sangat diper-lukan dalam mendukung pelaksanaan asuhan kepe-rawatan, Perencanaan keperawatan yang tersusun dengan baik akan memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara kontinu, aman, dan menciptakan lingkungan yang terapeutik. Keadaan tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan klien dan memungkinkan klien untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Penerapan Asuhan keperawatan yang baik bukan saja mening-katkan kepuasan pada pasien juga akan dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan mening-katkan perkembangan profesional.

Hasil observasi yang dilakukan penulis pada penerapan proses keperawatan kegiatan dilakukan dan tidak dilakukan sebanyak 115 orang (60,5%) yang tidak dilakukan penerapan proses keperawatan dengan baik dan hanya 75 orang (39,5%) yang melakukan.

Dari kelima proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi) terlihat bahwa perawat di Rawat Inap terpadu A dan B RSUP H. Adam Malik Medan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat yaitu melakukan pengkajian saat klien masuk ke rumah sakit. namun pengkajian awal yang dilakukan responden tidak ditindaklanjuti dengan analisa masalah sehingga dalam laporan keperawatan di rekam medis klien hanya terlihat implementasi saja. Sementara penerapan proses keperawatan dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi bertujuan untuk pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah yang dihadapi klien. Tujuan penerapan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien adalah untuk menyelesaikan masalah. Proses kepera-watan juga dapat dipergunakan untuk menyusun suatu intervensi yang bertujuan mengubah suatu situasi yang lebih kondusif dalam membantu mem-percepat menyelesaikan masalah klien yang sangat kompleks. Melalui pendekatan proses keperawatan masalah-masalah dapat diidentifikasi secara tepat dan pengambilan keputusannya dapat dilaksanakan dengan akurat.

Dalam melaksanakan proses keperawatan seo-rang perawat harus memiliki kemampuan antara lain :

1. Kecakapan intelektual (pengetahuan), yang me-mungkinkan perawat mampu untuk membuat keputusan dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah klien;

2. Kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia (komunikasi interpersonal), memudah-kan perawat dalam menciptamemudah-kan hubungan baik dengan klien, keluarga, dan anggota tim keseha-tan lainnya.(Komunikasi efektif) Disini sangat dituntut pada kemampuan berkomunikasi secara terapeutik dan berkolaborasi

3. Kecakapan dalam kemampuan teknis keperawa-tan (keterampilan teknis), merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan asuhan kepera-watan, mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana kepe-rawatan, melaksanakan tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh meliputi kebu-tuhan bio-psiko-sosio-spiritual klien serta menge-valuasi hasil tindakan keperawatan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Variabel komunikasi interpersonal dan variabel keterampilan teknik, merupakan variabel yang ber-pengaruh terhadap penerapan proses keperawatan. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap penerapan proses keperawatan adalah variabel keterampilan teknik, kedua variabel komunikasi interpersonal.

Probabilitas perawat melakukan penerapan proses keperawatan jika komunikasi interpersonal baik, dan memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses keperawatan sebesar 91,26%. Sebaliknya jika komunikasi interpersonal kurang baik, dan kurang terampil maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses keperawatan sebesar 11,69%.

Saran

Mengacu kepada hasil penelitian ini maka saran disampaikan kepada beberapa pihak terutama kepada Pihak manajemen RSUP H. Adam Malik, untuk mengadakan perbaikan pada kualitas pelayanan ke masyarakat, memberikan dorongan dan motivasi pada seluruh staf untuk lebih mementingkan kesela-matan pasien dan agar dapat bekerja sesuai standart, melengkapi SDM dan fasilitas.

(15)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 72

dengan melakukan teknik observasi atau wawancara mendalam (indepth interview) sebab mengacu pada hasil penelitian ini bahwa jawaban responden pada kuesioner tidak dapat menggambarkan hal atau masalah yang sebenarnya.

DAFTAR RUJUKAN

Basford, Lynn. (2006). Teori dan Praktik Kepera-watan: Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Devito, Joseph A. (2007). The Interpersonal Communication Book. New York: McGraw-Hill.

Effendy, Onong Uchyana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Gillies, D.A. & Smith. (1996). Manajemen Kepe-rawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi Kedua. Illionis: W.B. Saunders Company. Nugroho, A.W. (2009). Komunikasi Interpersonal Antara Perawat Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Terapeutik Antara Perawat Terhadap Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Sura-karta). Abstrak. Universitas Negeri Sebelas Maret.

Nursalam, (2007). Proses & Dokumentasi Kepera-watan: Konsep dan Praktek, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.

Riduwan, (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta. RSUP Haji Adam Malik Medan, (2011). Profil RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun (2010). Medan: Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Suryawati, (2010). Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, Dan Keterampilan Teknik Dengan Penerapan Proses Kepera-watan Di RSUD Yogyakarta. Abstrak. Thoha, M. (2007). Perilaku organisasi. Konsep dan Aplikasinya. Cetakan Sembilan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tomey, A.M. dan Martha R.A. 2002. Nursing Theorists. Sixth Edition. USA: Mosby Elsevier.

West, R. dan Lynn H. Turner. (2011). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

Wiryanto, (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wirasarana Indonesia.

(16)

DEVELOPMENT OF NURSING DOCUMENTATION

IN PEDIATRIC UNIT, LANGSA REGIONAL

GENERAL HOSPITAL

ABSTRACT

Nursing documentation is an evidence that the legal and ethical responsibility of nurses to clients are met and the client has received the quality of nursing care. The purpose of this study was to develop a format for documentation of nursing care in a pediatric unit general hospital with an approach ofAction Research (AR). Data collection took place during 22 April 2013 - June 15, 2013, with in-depth interviews (in-depth interview), self-report, observation and FGD. Self-report questionnaires conducted using knowledge of nurses and nurse satisfaction questionnaires on the documentation of nursing care. The data were analyzed qualitatively and quantitatively. Qualitative data were analyzed by content analysis and found that the results have improved knowledge of nurses and nursing care documentation formats facilitate children in a working nurse. Quantitative data were analyzed with the Wilcoxon test at a significant level with the calculations, the value Sig = 0.002 which showed no difference in nurses' knowledge before and after the implementation of child nursing care documentation format. T-test results of calculations performed with the Sig = 0,000 nurses showed that there was no difference in satisfaction before and after implementation. Implementation of the action research cycle approach in the development of nursing care documentation showing how the child care room nurse identify the problem, develop a plan and contribute to implement measures in making changes. This study shows the results of completion of documentation formats in pediatric nursing care, there is increasing nurses' knowledge of documentation of nursing care and nurse satisfaction improved the documentation of nursing documentation. Based on the success in the use of action research approach to make changes, the researchers suggest that nurse educators and nurse practitioners can use the study action research approach as an effective way to make change.

Keywords : nursing documentation, caregivers for children, action research

ABSTRAK

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah bukti bahwa tanggung jawab hokum dan etik perawat terhadap klien sudah dipenuhi dan klien telah menerima asuhan keperawatan yang bermutu.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan format dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak rumah sakit umum daerah Langsa dengan menggunakan pendekatan Action Research (AR). Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 – 15 Juni 2013 dengan metode wawancara mendalam(in-depth interview), self-report, observasi dan FGD. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisa secara content analysis menemukan hasil bahwa telah meningkatkan pengetahuan perawat dan format dokumentasi asuhan keperawatan anak mempermudah perawat dalam bekerja. Data kuantitatif dianalisa dengan uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi. Penelitian ini menunjukkan hasil tersusunnya format dokumentasi asuhan keperawatan anak, terdapat peningkatan pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan peningkatan kepuasan perawat terhadap dokumentasi dokumentasi asuhan keperawatan. Berdasarkan keberhasilan dalam penggunaan penelitian dengan pendekatan action research untuk melakukan perubahan, peneliti menyarankan bahwa perawat pendidik maupun perawat praktisi dapat menggunakan pendekatan penelitian action research sebagai cara yang efektif untuk membuat perubahan.

Kata kunci

: dokumentasi asuhan keperawatan, perawat anak

, action research

(*) Nurhafni Harahap, (**) Setiawan, (***) Farida Linda Sari,

E-mail: afniali.harahap73@gmail.com Master of Nursing Program

(17)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 74

Development of Nursing Documentation in Pediatric Unit, Langsa Regional General Hospital

PENDAHULUAN Latar Belakang

Industri kesehatan sedang mengalami transformasi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah seperti persai-ngan antar rumah sakit baik dalam maupun luar negeri, tuntutan mutu pelayanan kesehatan, tuntutan hukum ter-hadap tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit serta tuntutan kesejahteraan dari karyawan rumah sakit. Pim-pinan rumah sakit harus peka terhadap perubahan tersebut dengan berupaya meningkatkan mutu pelayananrumah sakit termasuk pelayanan keperawatan anak.

Pelayanan keperawatan anak yang bermutu akan memberikan kepuasan kepada pasien dan bagi perawat itu sendiri. Perawatan yang berkualitas tinggi terhadap anak-anak memberikan dorongan untuk pengembangan inisiatif layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan anak (Julie,1999).

Untuk menghadapi tanta-ngan saat berespons terhadap kebutuhan anak, rumah sakit melengkapi fasilitas asuhan kesehatan dengan unit pediatrik sehingga perawat dan staf asuhan kesehatan profesional lainnya dapat memberikan terapi berdasarkan kebutuhan individual (Speer, 2007).

Pendokumentasian catatan kesehatan klien yang akurat merupakan salah satu aspek terpenting dari pembe-rian pelayanan keperawatan.Rumah sakit Umum Daerah Langsa merupakan Rumah Sakit tipe B non pendidikan dan pusat rujukan dari 5 Puskesmas di Kota Langsa, dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Timur dan rujukan dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Tamiang. Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa (RPA RSUD Langsa) adalah salah satu ruang rawat inap yang melayani pasien yang berumur 1 hari – 15 tahun.

Penulisan ke dalam format dokumentasi asuhan kepe-rawatan pada setiap tahapan asuhan kepekepe-rawatan adalah masih menggunakan cara manual. Hasil survei awal pada bulan Januari 2013 di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RPA RSUD) Langsa diperoleh hasil bahwa kelengkapan pengisian dalam pencatatan asuhan keperawatan masih rendah yaitu 22%.

Hasil wawancara terhadap tiga orang perawat RPA diperoleh hasil bahwa perawat menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan dengan cara menulis-kan pada semua tahapan asuhan keperawatan dan format dokumentasi asuhan keperawatan yang digunakan adalah format dokumentasi asuhan keperawatan untuk pasien dewasa. Perawat kurang mengerti dan kesulitan dalam menulis dokumentasi asuhan keperawatan, karena belum pernah mengikuti pelatihan tentang dokumentasi asuhan keperawatan.

Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengembangan format dokumentasi asuhan keperawatan anakdi Ruang Perawatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan sebuah format dokumen-tasi asuhan keperawatan anak yang dapat digunakan oleh perawat RPA dan dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan yang melaksanakan belajar lapangan di RPA.

Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan anak.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Action Research (AR). Partisipan dalam penelitian ini adalah perawat RPA berjumlah 15 orang. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, dengan metode in-depth interview, self-report, focus group discussion (FGD) dan observasi. Tahapan penelitian AR diuraikan menjadi 2 tahap yaitu reconnaisance phase (tahap persiapan) dan siklus action research mulai dari tahap planning, action dan observation serta reflection. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisa secara content analysis. Data kuantitatif dianalisa dengan uji Paired t – Test dan uji Wilcoxon.

HASIL PENELITIAN

Kegiatan action research satu siklus berlangsung selama delapan minggu. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang karakteristik demografi partisipan, proses pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan di RPA

RSUD Langsa, outcome action researchdan dampak

action research.

Karakteristik Demografi Partisipan

Perawat yang bertugas di RPA berjumlah 15 orang dipimpin oleh seorang kepala ruangan dengan pendidikan terakhir sekolah perawat kesehatan (SPK) dan sedang mengikuti pendidikan S1 Keperawatan.

Perawat yang bekerja di RPA adalah mayoritas memiliki umur dalam kategori 25-40 tahun yaitu sebanyak 13 orang (86%).

(18)

Proses Pengembangan Dokumentasi Asuhan Kepe-rawatan di Ruang PeKepe-rawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Proses pengembangan dokumentasi asuhan kepera-watan akan diuraikan menjadi 2 tahap penelitian action research. Tahap pertama menjelaskan tentang tahap reconnaissance yaitu mulai dari pendekatan kepada lokasi penelitian sampai dengan mendapatkan masalah yang akan diteliti. Pada tahap dua akan diuraikan tentang siklus action research mulai dari tahap planning, action dan observation serta reflection.

A. Tahap reconnaissance

Tahap ini telah dilaksanakan dalam rentang waktu 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013. Pendekatan dilakukan dengan cara berbaur dengan partisipan di lahan penelitian untuk mencari data awal dan masalah yang akan diteliti. Pendekatan dengan pihak manajemen juga dilakukan terkait dengan upaya mendapatkan izin penelitian dan dukungan dalam penelitian ini.

Tahap reconnaissance dilakukan untuk mendapat data tentang :

1. setting tempat penelitian dan partisipan,

2. persepsi perawat tentang dokumentasi asuhan kepe-rawatan,

3. kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan kepera-watan

4. pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan

5. kepuasan perawat tentang dokumentasi asuhan kepe-rawatan.

Setting tempat penelitian dan partisipan

Ruang perawatan anak (RPA) merupakan salah satu ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Langsa dengan kapasitas 24 tempat tidur dan 1 inku-bator. Ruang perawatan anak terdiri dari enam kamar dengan ukuran bervariasi.

Secara keseluruhan ruang perawatan anak memiliki 9 tempat tiduryang berukuran besar sementara 15 yang lainnya adalah tempat tidur kecil untuk pasien BALITA. RPA RSUD Langsa memberi pelayanan kepada seluruh pasien dengan berbagai jenis asuransi kesehatan yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri sipil (ASKES PNS), asuransi kesehatan masyarakat miskin (ASKESKIN), jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) dan jaminan kesehatan Aceh (JKA).

Pasen yang dirawat di RPA adalah rujukan dari puskesmas dalam wilayah kerja pemerintahan Kota Langsa, rujukan dari Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan rujukan dari Rumah Sakit Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang. Pelayanan yang diberikan adalah kepada pasien yang berumur satu hari sampai anak berusia lima belas tahun.

Sepuluh penyakit terbanyak di RPA adalah gastro-enteritis, typhus abdominalis, bronchopnoemonia,

thalassemia, trauma capitis, dengue haemoragic fever (DHF), encephalitis, tetanus neonatorum, marasmus dan combustio. Pada empat tahun terakhir yaitu tahun 2009 s/d tahun 2012, penyakit yang menempati urutan nomor satu adalah gastroenteritis.

Bed occupancy rate (BOR) ruang perawatan anak adalah 75% dan average length of stay (Av LOS) ruang perawatan anak adalah 4 – 5 hari. Jumlah perawat di ruang perawatan anak sebanyak 15 orang, 1 orang kepala ruangan dan 2 orang ketua Tim dan 12 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan 10 orang adalah Diploma III keperawatan, 1 orang Sarjana keperawatan dan 1 orang lulusan SPK. Metode penugasan di RPA adalah metode Tim yang terdiri dari dua Tim yaitu Tim satu yang dipimpin oleh seorang ketua Tim dengan anggota tim sebanyak 6 orang dan Tim dua yang dipimpin oleh seorang ketua Tim dan beranggotakan 6 orang perawat pelaksana. Pelaksanaan dinas di ruang perawatan anak terbagi dalam 3 shift dinas.

Perawat ruang perawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien anak juga melaksa-ecara manual dengan menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan yang belum memiliki pedoman dalam pengisian pada tahapan diagnosa keperawatan dan tahap intervensi keperawatan.

Persepsi perawat tentang dokumentasi asuhan kepe-rawatan

Persepsi perawat tentang dokumentasi asuhan kepe-rawatan diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu : (1) persepsi tentang dokumentasi asuhan kepera-watan, (2) pelaksanaan dokumentasi sekarang ini (3) manfaat dokumentasi (4) hambatan dokumentasi, dan (5) harapan terkait dokumentasi.

1. Persepsi tentang dokumentasi asuhan keperawatan Partisipan mengungkapkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan adalah sistem pencatatan segala macam tindakan perawat yang diaplikasikan ke pasien. Definisi ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini: “…… dokumentasi asuhan keperawatan merupakan suatu bentuk aplikasi yang nyata dan tertulis” ( P3, L12).

2. Pelaksanaan dokumentasi sekarang ini

Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak memang sudah berjalan, tetapi karena waktu yang dimiliki perawat RPA lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasien sehingga menyebabkan tindakan yang dilakukan tidak langsung ditulis. Dokumentasi asuhan keperawatan baru dilakukan ketika ada waktu renggang.Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini: “…. dokumentasinya sampai ke pasien pulang, terkadang

itu pun belum juga di tulis” (P2, L77). 3. Manfaat dokumentasi

(19)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 76

keperawatan sangat bermanfaat untuk perawat yaitu dapat memberi kemudahan bagi perawat dalam melaksanakan tugas.

Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini:

“…. dokumentas jelas sangat mempermudah perawat bekerja”(P3, L214).

4. Hambatan dokumentasi

Kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan adalah perawat RPA sering dihadapkan dengan situasi kritis sehingga lebih berfokus dalam memberikan tindakan kepada pasien dibandingkan dengan mencatat pada status pasien dan kesulitan dalam menegakkan diagnosa keperawatan karena pada format diagnosa keperawatan masih kosong. Kendala dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini: “…… kita lakukan implementasi dulu, baru kita melakukan pencatatan”(P2, L45).

5. Harapan terkait dokumentasi.

Harapan perawat RPA adalah tersedianya sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang di dalam tahapan diagnosa keperawatan sudah dileng-kapi dengan pilihan semua diagnosa keperawatan yang akan muncul pada pasien anak sesuai dengan diagnosa medis yang dialaminya.

Demikian juga pada tahapan intervensi keperawatan sudah dilengkapi dengan seluruh intervensi kepera-watan baik intervensi mandiri perawat maupun inter-vensi yang dilakukan perawat secara kolaborasi pada setiap diagnosa keperawatan. Harapan perawat ruang perawatan anak terhadap dokumentasi asuhan kepera-watan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini:

“…… kan dibuat berbentuk yang sudah ada semua, tabelnya udah ada perencanaan…”(P1, L332).

Kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan kepera-watan

Peneliti juga melakukan observasi terhadap 15 catatan asuhan keperawatan di RPA dan mendapatkan hasil kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan mencapai rata-rata 22%.

Pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan

Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan (KPP-DAK) maka diperoleh hasil bahwa skor rata-rata adalah 87 pengetahuan perawat tentangdokumentasi asuhan keperawatan.

Kepuasan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan perawat (KKP) didapatkan data bahwa 53% perawat merasa puas terhadap dokumentasi asuhan keperawatan dan 47% menunjukkan perawat kurang puas.

Pada tahap reconnaissance yang sudah dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan yang ada di ruang perawatan anak terkait dengan dokumentasi asuhan keperawatan. Secara garis besar ada beberapa masalah

yang muncul pada tahap reconnaissance, yaitu :

1. Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak belum berjalan dengan baik. 2. Perawat ruang perawat anak membutuhkan format pencatatan asuhan keperawatan yang memudahkan perawat dalam mendokumentasikan asuhan kepe-rawatan.

3. Kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan kepera-watan 22%

4. Pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan menunjukkan hasil skor rata-rata 87. 5. Kepuasan perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan ditemukan 47% kurang puas. Dari permasalahan yang ditemukan maka disusunlah tahap planning untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.

B. Tahap Planning, Action dan Observation serta

Reflection

Pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan anak dilaksanakan dengan pendekatan action research

melalui tiga tahapan yaitu planning, action dan

observation serta reflection.Pada setiap tahapan action research peneliti melakukan beberapa kegiatan.

1. Tahap Planning.

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah pertemuan dengan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, pembentukan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak, mengadakan pertemuan rutin dengan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak sebanyak tiga kali pertemuan yaitu: 1) perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif, 2) revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 3) revisi 2 format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Selain itu peneliti juga merencanakan pelaksanakan kegiatan seminar dan workshop tentang dokumentasi asuhan keperawatan anak terhadap seluruh partisipan, merencanakan finalisasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak dan merencanakan aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

(20)

2.TahapAction.

Pada tahapactionada 9 kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1. Pertemuan dengan tim manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Pada tanggal 22 April 2013 diadakan pertemuan dengan kepala staf medis fungsional anak, kepala bidang keperawatan, kepala seksi asuhan keperawatan dan kepala ruangan perawatan anak. Peneliti menyampaikan keinginan perawat ruang perawatan anak memiliki format dokumentasi asuhan keperawatan anak dan mendeskripsikan siklus action research yang akan dijalankan di ruang perawatan anak dengan selalu berkolaborasi dengan partisipan. Kepala bidang keperawatan juga merekomendasikan nama-nama anggota tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak terdiri dari delapan orang yaitu kepala seksi asuhan keperawatan,kepala ruangan RPA, ketua Tim I, ketua Tim II, dua orang perawat pelaksana dari Tim I dan dua orang perawat pelaksana dari Tim II.

Kepala seksi asuhan keperawatan selalu mendampingi kegiatan penelitian dengan tujuan hasil dari perumusan format asuhan keperawatan anak mencapai finalisasi sesuai dengan kebutuhan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak dan memiliki desain yang paling efisien sehingga memiliki peluang besar disetujui pihak manajemen untuk diadopsi di ruang perawatan anak.

2. Pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Pada tanggal 07 Mei 2013 peneliti menjumpai Bapak DirekturRumah Sakit Umum Daerah Langsa dalam kaitannya mendeskripsikan kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapat dukungan terkait dengan pelaksanaan siklus action research terhadap kurang optimalnya dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan anak di ruang perawatan anak.

3. Pembentukan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak

Pembentukan tim ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2013 di hadiri oleh delapan orang partisipan dan peneliti. Tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak terdiri dari delapan orang yaitu kepala seksi asuhan keperawatan, kepala ruangan RPA, ketua Tim I, ketua Tim II, dua orang perawat pelaksana dari Tim I dan dua orang perawat pelaksana dari Tim II.

Tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan sepakat untuk mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang akan disusun sampai mencapai finalisasi sebanyak tiga kali pertemuan. 4. Perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan

anak tentatif

Perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 di ruang diskusi ruang perawatan anak yang dihadiri oleh peneliti dan 5 orang partisipan. Setelah memper-kenalkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif, peneliti dan partisipan mendiskusikan bersama-sama, membahas inovasi penting terkait kesulitan yang dirasakan dan merevisi tentatif sehingga dapat dihasilkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak sesuai kebutuhan perawat ruang perawatan anak.

Format dokumentasi asuhan keperawatan tentatif adalah sebuah format dokumentasi asuhan kepera-watan anak modifikasi dari Model Sistem Neuman, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik (Wong, 2003),

Diagnosis Keperawatan North American Nursing

Diagnosis Association (NANDA), intervensi Nursing Intervention Classification (NIC) dan kriteria hasil Nursing Outcome Classification (NOC) (Wilkinson & Ahern, 2011).

Partisipan memberikan koreksi terhadap format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif, dirasakan oleh partisipan sangat banyak pengisian yang harus dilakukan terutama dalam tahapan peng-kajian keperawatan. Pada diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan, partisipan masih merasa kesulitan dalam pengisiannya dikarenakan harus memilih opsi dari etiologi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang harus dipilih, kalimatnya terlalu panjang dan terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami.

Pada akhir diskusi ditemukan kesimpulan bahwa format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif perlu direvisi dengan rekomendasi diagnosa kepera-watan dan intervensi keperakepera-watan yang dimasukkan dalam format dokumentasi asuhan keperawatan anak adalah murni dari keperawatan anak tanpa dimodi-fikasi dengan intervensi Nursing Intervention Classi-fication (NIC) dan kriteria hasil Nursing Outcome Classification (NOC).

Hasil diskusi juga mendapatkan kesepakatan dari tim perumus bahwa format dokumentasi asuhan kepera-watan anak harus disesuaikan dengan sepuluh penya-kit terbanyak di ruangan perawatan anak terkait diag-nosa keperawatan yang akan dicantumkan. Demikian juga pada tahapan pengkajian, perlu direvisi dalam hal mengurangi banyaknya pengisian yang harus dilakukan.

5. Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak

(21)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

| 78

memiliki daftar diagnosa keperawatan berdasarkan sepuluh penyakit terbanyak di ruang perawatan anak dan dilengkapi daftar rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan.

Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak ini lebih mengarah kepada content dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak yaitu kalimat-kalimat dalam intervensi keperawatan yang terlalu panjang dan sulit di pahami maknanya. Tahapan pengkajian juga masih menjadi sasaran dalam revisi, termasuk tabel analisa data tidak digunakan oleh partisipan dengan alasan sulit dan menyita waktu dalam mengisi tabel tersebut.

6. Revisi 2 format dokumentasi asuhan keperawatan anak

Revisi 2 format asuhan keperawatan anak dilak-sanakan peneliti dan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak pada tanggal 16 Mei 2013 di ruang diskusi ruang perawatan anak yang dihadiri oleh peneliti dan 8 orang partisipan.

Partisipan tidak banyak melakukan koreksi terhadap format dokumentasi asuhan keperawatan anak revisi 2 karena format dokumentasi tersebut sudah sesuai dan dianggap mendekati sebagaimana format doku-mentasi asuhan keperawatan anak yang diinginkan untuk digunakan di ruang perawatan anak.

7. Melaksanakan seminar dan workshop tentang dokumentasi asuhan keperawatan

Seminar keperawatan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013 pukul 11.00 – 12.30 WIB di ruangan dis-kusi RPA dengan tema “Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan”. Seminar dihadiri oleh 8 orang partisipan.

Pembicara dalam seminar ini adalah peneliti sendiri dengan waktu presentasi 45 menit. Selama pemberian materi peserta tampak memperhatikan penjelasan dari narasumber.

Workshop implementasi format dokumentasiasuhan keperawatan anak dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013 pukul 13.00-15.00 WIB di ruangan diskusi ruang perawatan anak. Pelaksanaan workshop ini dibimbing langsung oleh peneliti. Workshop ini bertujuan mengorientasikan partisipan format dokumentasi asuhan keperawatan anakdan berlatih mempraktikkan langsung pendokumentasian asuhan keperawatan dengan menggunakan format dokumen-tasi asuhan keperawatan anak. Workshopdihadiri oleh 8 orang partisipan

Peserta workshop dibagi menjadi tiga kelompok dan diberikan ketetapan terhadap pelaksanaan doku-mentasi asuhan keperawatan anak kepada pasien yang sedang di rawat saat ini di RPA sehingga para partisipan dapat memberikan secara nyata asuhan keperawatan dan langsung mengaplikasikan

pendokumentasiannya.

Kegiatan workshop dilakukan dalam empat tahap yaitu workshop II dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 jam 19.30 WIB terhadap tiga partisipan shift jaga sore, tahap ketiga dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 jam 22.00 WIB terhadap tiga partisipan shift jaga malam. Sedangkan tahap empat dilakukan pada tanggal 24 Mei 2013 jam 17.15 WIB terhadap dua partisipan shift jaga sore. Hal ini dikarenakan partisipan yang hadir pada waktu yang ditentukan hanya 8 orang partisipan.

8. Finalisasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak

Setelah selesai seminar tentang dokumentasi asuhan keperawatan anak danworkshop terhadap imple-mentasi format dokuimple-mentasi asuhan keperawatan anak, peneliti juga menyampaikan bahwa mulai hari ini RPA sudah mulai menjalankan pengisian doku-mentasi asuhan keperawatan menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Format dokumentasi asuhan keperawatan anak sudah mencapai finalisasi yaitu lahirnya sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Format dokumentasi asuhan keperawatan anak terdiri dari tiga bagian yaitu :

1) bagian pertama terdiri dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang menguraikan pendokumentasian pada tahapan pengkajian, 2) bagian kedua adalah format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang terdiri dari tahapan diag-nosa keperawatan yang sudah disediakan daftar diagnosa keperawatan dan dilengkapi dengan daftar rencana tindakan keperawatan sebagai dasar pengisian dokumentasi asuhan keperawatan anak pada tahapan intervensi keperawatan dan 3) bagian ketiga terdiri dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak tahapan implementasi keperawatan dan diikuti dengan format doku-mentasi asuhan keperawatan anak tahapan eva-luasi.

9. Aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak dilaksanakan selama lima belas hari kerja yaitu sejak tanggal 24 Mei 2013 sampai dengan tanggal 13 Juni 2013.Peneliti menvalidasi kepada partisipan, masing-masing bagian dari format dokumentasi asuhan keperawatan anakyaitu bagian pertama dan bagian ketiga format dokumentasi asuhan kepera-watan anak dapat dilihat langsung pada status pasien dan untuk bagian kedua dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak berada pada map dengan judul yang berbeda berdasarkan masing-masing diagnosa medis.

Sepuluh map disusun dalam dua buah box file yang

Gambar

Tabel 2 : Distribusi Frekwensi karakteristik respondenberdasarkan masa kerja (n=51)
Tabel 5 : Distribusi Frekwensi kategori supervisi klinikkepala ruangan sesudah pelatihan supervisi klinik (n=51)
Tabel 1. Karakteristik Demografi Partisipan
Tabel 1. Pengembangan Outcome Pre dan Post Action Research MetodePrimary Nursing di ruang Raflesia lantai
+7

Referensi

Dokumen terkait

CTEV adalah salah satu anomali ortopedik kongenital yang paling sering terjadi seperti dideskripsikan oleh Hippocrates pada tahun 400 SM dengan gambaran

Didasarkan pada saluran pemasaran yang dilalui, jumlah anggur yang dipasarkan, jumlah lembaga pemasaran yang turut berperan aktif dalam pemasaran, jarak petani ke konsumen,

Hitunglah perbandingan udara/bahan bakar teoritis dalam kilogram udara perkilogram bahan bakar untuk bahan bakar berikut:.. Batubara Schuykill

data Pangan Olahan dalam aplikasi e-Registration Pangan Olahan yang telah mendapatkan persetujuan pendaftaran. (2) Perubahan data Pangan Olahan sebagaimana dimaksud pada ayat

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... Lirik lagu “Rindu” yang dibawakan penyanyi Agnes

Data yang penulis gunakan untuk mengukur PDRB yakni berasal dari beberapa sektor. sesuai dengan perhitungan PDRB berdasarkan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan karuniaNya, sehungga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur

Sumber stres pada aspek tekanan dan aspek tekanan diri tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecanduan video game pada mahasiswa Universitas Surabaya