• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uu nomor 8 tahun 1999 perlindungan konsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Uu nomor 8 tahun 1999 perlindungan konsu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOM OR 8 TAHUN 1999

TENTAN G PERLINDUNGAN KONSUM EN

DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

M enimbang :

1. bahw a pembangunan nasional bert ujuan unt uk m ew ujudkan suat u masyarakat adil dan makm ur yang merat a mat eriil dan spirit ual dalam era dem okrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. bahw a pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi harus dapat m endukung t umbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang dan/ at au jasa yang memiliki kandungan t eknologi yang dapat m eningkat kan kesejaht eraan masyarakat banyak dan sekaligus m endapat kan kepast ian at as barang dan/ at au jasa yang diper oleh dari perdagangan t anpa mengakibat kan kerugian konsum en;

3. bahw a semakin t erbukanya pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi ekonomi harus t et ap menjamin peningkat an kesejaht eraan masyarakat sert a kepast ian at as mut u, jumlah, dan keamanan barang dan/ at au jasa yang diperolehnya di pasar;

4. bahw a unt uk meningkat kan harkat dan mart abat konsum en perlu m eningkat kan kesadaran, penget ahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen unt uk melindungi dirinya sert a menum buh kem bangkan sikap pelaku usaha yang bert anggung jaw ab;

5. bahw a ket ent uan hukum yang m elindungi kepent ingan konsumen di Indonesia belum memadai; 6. bahw a berdasarkan pert imbangan t ersebut di at as diperlukan perangkat perat uran perundang-undangan

unt uk m ew ujudkan keseimbangan perlindungan kepent ingan konsum en dan pelaku usaha sehingga t ercipt a per ekonomian yang sehat ;

7. bahw a unt uk it u perlu dibent uk Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsum en;

M engingat :

Pasal 5 Ayat (1), Pasal 21 Ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;

Dengan perset ujuan

DEW AN PERW AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA M EM UTUSKAN :

(2)

BAB I KETEN TUAN UM UM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Perlindungan konsum en adalah segala upaya yang m enjamin adanya kepast ian hukum unt uk memberi perlindungan kepada konsum en.

2. Konsumen adalah set iap orang pemakai barang dan/ at au jasa yang t ersedia dalam masyarakat , baik bagi kepent ingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan t idak unt uk diperdagangkan.

3. Pelaku usaha adalah set iap orang perseorangan at au badan usaha, baik yang berbent uk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan at au melakukan kegiat an dalam w ilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiat an usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

4. Barang adalah set iap benda baik berw ujud maupun t idak berw ujud, baik bergerak maupun t idak bergerak, dapat dihabiskan maupun t idak dapat dihabiskan, yang dapat unt uk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, at au dimanfaat kan oleh konsum en.

5. Jasa adalah set iap layanan yang berbent uk pekerjaan at au prest asi yang disediakan bagi masyarakat unt uk dimanfaat kan oleh konsum en.

6. Prom osi adalah kegiat an pengenalan at au penyebarluasan inf ormasi suat u barang dan/ at au jasa unt uk menarik minat beli konsum en t erhadap barang dan/ at au jasa yang akan dan sedang diperdagangkan. 7. Im por barang adalah kegiat an m emasukkan barang ke dalam daerah pabean.

8. Im por jasa adalah kegiat an penyediaan jasa asing unt uk digunakan di dalam w ilayah Republik Indonesia. 9. Lem baga Perlindungan Konsum en Sw adaya M asyarakat adalah lem baga non-Pem erint ah yang t erdaft ar

dan diakui oleh Pemerint ah yang mempunyai kegiat an menangani perlindungan konsumen.

10. Klausula Baku adalah set iap at uran at au ket ent uan dan syarat -syarat yang t elah dipersiapkan dan dit et apkan t erlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dit uangkan dalam suat u dokumen dan/ at au perjanjian yang m engikat dan w ajib dipenuhi oleh konsumen.

11. Badan Penyelesaian Sengket a Konsumen adalah badan yang bert ugas menangani dan m enyelesaikan sengket a ant ara pelaku usaha dan konsum en.

12. Badan Perlindungan Konsum en Nasional adalah badan yang dibent uk unt uk m em bant u upaya pengem bangan perlindungan konsum en.

13. M ent eri adalah ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggung jaw abnya meliput i bidang perdagangan.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Perlindungan konsum en berasaskan manfaat , keadilan, keseim bangan, keamanan dan keselamat an ko nsum en, sert a kepast ian hukum .

Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah penyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengket a (pelaku usaha dan konsum en) t anpa m elalui pengadilan at au badan penyelesaian sengket a konsumen dan t idak bert ent angan dengan Undang-undang ini.

Pasal 46 Ayat (1) Huruf b

Undang-undang ini m engakui gugat an kelom pok at au class act ion.

Gugat an kelompok at au class act ion harus diajukan oleh konsumen yang benar -benar dirugikan dan dapat dibukt ikan secara hukum, salah sat u diant aranya adalah adanya bukt i t ransaksi.

Huruf d

Tolok ukur kerugian mat eri yang besar dan/ at au korban yang t idak sedikit yang dipakai adalah besar dam paknya t erhadap konsumen.

Pasal 47

Bent uk jaminan yang dimaksud dalam hal ini berupa pernyat aan t ert ulis yang m enerangkan bahw a t idak akan t erulang kembali perbuat an yang t elah merugikan konsum en t ersebut .

Pasal 49 Ayat (3)

Unsur konsum en adalah lembaga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat at au sekelom pok konsum en.

Pasal 54 Ayat (3)

Yang dimaksud dengan put usan majelis bersifat final adalah bahw a dalam badan penyelesaian sengket a konsum en t idak ada upaya banding dan kasasi.

Pasal 65 Cukup jelas

(3)

Pasal 30 Ayat (2)

Yang dimaksud dengan m ent eri t eknis adalah m ent eri yang bert anggung jaw ab secara t eknis menur ut bidang t ugasnya.

Ayat (3)

Pengaw asan yang dilakukan oleh masyarakat dan lem baga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat dilakukan at as barang dan/ at au jasa yang beredar di pasar dengan cara penelit ian, pengujian dan/ at au survei.

Aspek pengaw asan meliput i pemuat an infor m asi t ent ang risiko penggunaan barang jika diharuskan, pemasangan label, pengiklanan, dan lain-lain yang disyarat kan berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan dan kebiasaan dalam prakt ik dunia usaha.

Pasal 34 Huruf e

Keberpihakan kepada konsum en dimaksudkan unt uk meningkat kan sikap peduli yang t inggi t erhadap konsumen (w ise consumerism).

Pasal 35 Ayat (1)

Jumlah w akil set iap unsur t idak harus sama. Pasal 36

Huruf d

Akademisi adalah mereka yang berpendidikan t inggi dan anggot a perguruan t inggi. Huruf e

Tenaga ahli adalah mereka yang berpengalaman di bidang perlindungan konsumen. Pasal 38

Huruf d

Sakit secara t erus menerus sehingga t idak mam pu melaksanakan t ugasnya. Pasal 40

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan dengan keput usan Ket ua Badan Perlindungan Konsum en Nasional adalah keput usan yang dit et apkan berdasarkan m usyaw arah anggot a.

Pasal 41

Yang dimaksud dengan dengan keput usan Ket ua Badan Perlindungan Konsum en Nasional adalah keput usan yang dit et apkan berdasarkan m usyaw arah anggot a.

Pasal 44 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan m emenuhi syarat , ant ara lain, t erdaft ar dan diakui sert a bergerak di bidang per lindungan konsum en.

Ayat (2)

Penyelesaian sengket a konsum en sebagaimana dimaksud pada ayat ini t idak m enut up kemungkinan penyelesaian damai oleh para pihak yang bersengket a. Pada set iap t ahap diusahakan unt uk menggunakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang bersengket a.

Pasal 3

Perlindungan konsumen bert ujuan :

1. meningkat kan kesadaran, kemam puan dan kemandirian konsum en unt uk melindungi diri;

2. mengangkat harkat dan mart abat konsum en dengan cara menghindarkannya dari ekses negat if pemakaian bar ang dan/ at au jasa;

3. meningkat kan pemberdayaan konsumen dalam m emilih, menent ukan, dan menunt ut hak-haknya sebagai konsum en;

4. mencipt akan sist em perlindungan konsum en yang mengandung unsur kepast ian hukum dan ket erbukaan informasi sert a akses unt uk mendapat kan inf ormasi;

5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pent ingnya perlindungan konsum en sehingga t umbuh sikap yang jujur dan bert anggungjaw ab dalam berusaha;

6. meningkat kan kualit as barang dan/ at au jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/ at au jasa, kesehat an, kenyamanan, keamanan, dan keselamat an konsumen.

BAB III

1. hak at as kenyamanan, keamanan, dan keselamat an dalam mengkonsumsi barang dan/ at au jasa;

2. hak unt uk memilih barang dan/ at au jasa sert a m endapat kan barang dan/ at au jasa t ersebut sesuai dengan nilai t ukar dan kondisi sert a jaminan yang dijanjikan;

3. hak at as inf ormasi yang benar, jelas, dan jujur m engenai kondisi dan jaminan barang dan/ at au jasa; 4. hak unt uk didengar pendapat dan keluhannya at as barang dan/ at au jasa yang digunakan;

5. hak unt uk m endapat kan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengket a perlindungan konsum en secara pat ut ;

6. hak unt uk m endapat pembinaan dan pendidikan konsum en;

7. hak unt uk diperlakukan at au dilayani secara benar dan jujur sert a t idak diskriminat if;

8. hak unt uk m endapat kan kom pensasi, gant i rugi dan/ at au penggant ian, apabila barang dan/ at au jasa yang dit erima t idak sesuai dengan perjanjian at au t idak sebagaimana m est inya;

9. hak-hak yang diat ur dalam ket ent uan perat uran perundang-undangan lainnya.

Pasal 5

Kew ajiban konsum en adalah :

a. membaca at au m engikut i pet unjuk informasi dan prosedur pemakaian at au pemanfaat an barang dan/ at au jasa, demi keamanan dan keselamat an;

b. berit ikad baik dalam m elakukan t ransaksi pem belian barang dan/ at au jasa; c. membayar sesuai dengan nilai t ukar yang disepakat i;

(4)

Bagian Kedua Hak dan Kew ajiban Pelaku Usaha

Pasal 6

Hak pelaku usaha adalah :

a. hak unt uk menerima pem bayaran yang sesuai dengan kesepakat an m engenai kondisi dan nilai t ukar barang dan/ at au jasa yang diperdagangkan;

b. hak unt uk m endapat perlindungan hukum dari t indakan konsum en yang berit ikad t idak baik; c. hak unt uk m elakukan pembelaan diri sepat ut nya di dalam penyelesaian hukum sengket a konsum en; d. hak unt uk rehabilit asi nama baik apabila t erbukt i secara hukum bahw a kerugian konsum en t idak

diakibat kan oleh barang dan/ at au jasa yang diperdagangkan;

e. hak-hak yang diat ur dalam ket ent uan perat uran perundang-undangan lainnya.

Pasal 7

Kew ajiban pelaku usaha adalah :

a. berit ikad baik dalam m elakukan kegiat an usahanya;

b. memberikan inf ormasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ at au jasa sert a memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pem eliharaan;

c. memperlakukan at au melayani konsum en secara benar dan jujur sert a t idak diskriminat if;

d. menjamin mut u barang dan/ at au jasa yang diproduksi dan/ at au diperdagangkan berdasarkan ket ent uan st andar mut u barang dan/ at au jasa yang berlaku;

e. memberi kesempat an kepada konsum en unt uk m enguji, dan/ at au m encoba barang dan/ at au jasa t ert ent u sert a m emberi jaminan dan/ at au garansi at as barang yang dibuat dan/ at au yang diperdagangkan; f. memberi kom pensasi, gant i rugi dan/ at au penggant ian at as kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan

pemanfaat an barang dan/ at au jasa yang diperdagangkan;

g. memberi kompensasi, gant i rugi dan/ at au penggant ian apabila barang dan/ at au jasa yang dt erima at au dimanfaat kan t idak sesuai dengan perjanjian.

BAB IV

PERBUATAN YANG DILARANG BAGI PELAKU USAHA

Pasal 8

(1) Pelaku usaha dilarang mem produksi dan/ at au memperdagangkan barang dan/ at au jasa yang :

a. t idak m emenuhi at au t idak sesuai dengan st andar yang dipersyarat kan dan ket ent uan perat uran perundang-undangan;

b. t idak sesuai dengan berat bersih, isi bersih at au net t o, dan jumlah dalam hit ungan sebagaimana yang dinyat akan dalam label at au et iket barang t ersebut ;

Pasal 3 Huruf g

Hak unt uk diperlakukan at au dilayani secara benar dan jujur sert a t idak diskriminat if berdasarkan suku, agama, budaya, daerah, pendidikan, kaya, miskin dan st at us sosial lainnya.

Pasal 7 Huruf c

Pelaku usaha dilarang mem beda-bedakan konsum en dalam m emberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mut u pelayanan kepada konsumen.

Huruf e

Yang dimaksud dengan barang dan/ at au jasa t ert ent u adalah barang yang dapat diuji at au dicoba t anpa mengakibat kan kerusakan at au kerugian.

Pasal 8 Huruf g

Jangka w akt u penggunaan/ pemanfaat annya yang paling baik adalah t erjem ahan dari kat a best bef ore yang biasa digunakan dalam label produk makanan.

Ayat (2)

Barang-barang yang dimaksud adalah barang-barang yang t idak mem bahayakan konsumen dan sesuai dengan ket ent uan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3)

Sediaan farmasi dan pangan yang dimaksud adalah yang membahayakan konsum en menurut perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (4)

M ent eri dan m ent eri t eknis berw enang m enarik barang dan/ at au jasa dari peredaran. Pasal 11

Huruf d

Yang dimaksud dengan jumlah t ert ent u dan jumlah yang cukup adalah jumlah yang m emadai sesuai dengan ant isipasi permint aan konsum en.

Pasal 18 Ayat (1)

Larangan ini dimaksudkan unt uk m enempat kan kedudukan konsumen set ara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip kebebasan berkont rak.

Pasal 22

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk m enerapkan sist em beban pem bukt ian t erbalik.

Pasal 27 Huruf b

Cacat t imbul di kem udian hari adalah sesudah t anggal yang m endapat jaminan dari pelaku usaha sebagai mana diperjanjikan, baik t ert ulis maupun lisan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan kualifikasi barang adalah ket ent uan st andarisasi yang t elah dit et apkan pemerint ah berdasarkan kesepakat an sem ua pihak.

Huruf e

(5)

Demikian juga perlindungan konsum en di bidang lingkungan hidup t idak diat ur dalam Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsum en ini karena t elah diat ur dalam Undang-undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup m engenai kew ajiban set iap orang unt uk m em elihara kelest arian fungsi lingkungan hidup sert a m encegah dan menanggulangi pencemaran dan per usakan lingkungan hidup.

Di kemudian hari masih t erbuka kem ungkinan t erbent uknya undang-undang baru yang pada dasarnya memuat ket ent uan-ket ent uan yang melindungi konsum en. Dengan demikian, Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsumen ini m erupakan payung yang m engint egrasikan dan m em perkuat penegakan hukum di bidang menggunakan suat u produk sebagai bagian dari proses produksi suat u pr oduk lainnya. Pengert ian konsum en dalam Undang-undang ini adalah konsumen akhir.

Angka 3

Pelaku usaha yang t ermasuk dalam pengert ian ini adalah perusahaan, korporasi, BUM N, koperasi, im port ir, pedagang, dist ribut or dan lain-lain.

Angka 9

Lem baga ini dibent uk unt uk m eningkat kan part isipasi masyarakat dalam upaya perlindungan konsumen sert a menunjukkan bahw a perlindungan konsum en m enjadi t anggung jaw ab ber sama ant ara pemerint ah dan masyarakat . Angka 11

Badan ini dibent uk unt uk m enangani penyelesaian sengket a konsumen yang efisien, cepat , m urah dan profesional.

Pasal 2

Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama ber dasarkan 5 (lima) asas yang r elevan dalam pembangunan nasional, yait u :

1. Asas manfaat dimaksudkan unt uk m engamanat kan bahw a segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsum en harus m em berikan manfaat sebesar -besarnya bagi kepent ingan konsum en dan pelaku usaha secara keseluruhan.

2. Asas keadilan dimaksudkan agar part isipasi seluruh rakyat dapat diw ujudkan secara maksimal dan memberikan kesem pat an kepada konsumen dan pelaku usaha unt uk memperoleh haknya dan melaksanakan kew ajibannya secara adil.

3. Asas keseim bangan dimaksudkan unt uk m em berikan keseim bangan ant ara kepent ingan konsum en, pelaku usaha, dan pem erint ah dalam art i mat eriil at aupun spirit ual.

4. Asas keamanan dan keselamat an konsumen dimaksudkan unt uk m em berikan jaminan at as keamanan dan keselamat an kepada konsum en dalam penggunaan, pemakaian dan pem anfaat an barang dan/ at au jasa yang dikonsumsi at au digunakan.

5. Asas kepast ian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsum en m enaat i hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, sert a negara menjamin kepast ian hukum . t ert ent u sebagaimana dinyat akan dalam label at au ket erangan barang dan/ at au jasa t ersebut ;

f. t idak sesuai dengan janji yang dinyat akan dalam label, et iket , ket erangan, iklan at au promosi penjualan barang dan/ at au jasa t ersebut ;

g. t idak mencant umkan t anggal kadaluw arsa at au jangka w akt u penggunaan/ pemanfaat an yang paling baik at as barang t ert ent u;

h. t idak m engikut i ket ent uan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyat aan " halal" yang dicant umkan dalam label;

i. t idak m emasang label at au membuat penjelasan barang yang m em uat nama barang, ukuran, berat / isi bersih at au net t o, komposisi, at uran pakai, t anggal pem buat an, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha sert a ket erangan lain unt uk penggunaan yang menurut ket ent uan harus di pasang/ dibuat ; j. t idak mencant um kan infor masi dan/ at au pet unjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai

dengan ket ent uan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat at au bekas, dan t ercemar t anpa memberikan informasi secara lengkap dan benar at as barang dimaksud.

(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat at au bekas dan t ercemar, dengan at au t anpa mem berikan infor masi secara lengkap dan benar.

(4) Pelaku usaha yang m elakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/ at au jasa t ersebut sert a w ajib m enariknya dari peredaran.

Pasal 9

(1) Pelaku usaha dilarang menaw arkan, m emprom osikan, mengiklan-kan suat u barang dan/ at au jasa secara t idak benar, dan/ at au seolah-olah :

a. barang t ersebut t elah m em enuhi dan/ at au m emiliki pot ongan harga, harga khusus, st andar m ut u t ert ent u, gaya at au m ode t ert ent u, karakt erist ik t ert ent u, sejarah at au guna t ert ent u;

b. barang t ersebut dalam keadaan baik dan/ at au baru;

c. barang dan/ at au jasa t ersebut t elah m endapat kan dan/ at au m emiliki sponsor, perset ujuan, perlengkapan t ert ent u, keunt ungan t ert ent u, ciri-ciri kerja at au aksesori t ert ent u;

d. barang dan/ at au jasa t ersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor, perset ujuan at au afiliasi; e. barang dan/ at au jasa t ersebut t ersedia;

f. barang t ersebut t idak m engandung cacat t ersembunyi; g. barang t ersebut m erupakan kelengkapan dari barang t ert ent u; h. barang t ersebut berasal dari daerah t ert ent u;

i. secara langsung at au t idak langsung merendahkan barang dan/ at au jasa lain;

j. menggunakan kat a-kat a yang berlebihan, sepert i aman, t idak berbahaya, t idak mengandung risiko at au efek sampingan t anpa ket erangan yang lengkap;

(6)

(2) Barang dan/ at au jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang unt uk diperdagangkan.

(3) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran t erhadap ayat (1) dilarang m elanjut kan penaw aran, prom osi, d an pengiklanan barang dan/ at au jasa t ersebut .

Pasal 10

Pelaku usaha dalam m enaw arkan barang dan/ at au jasa yang dit ujukan unt uk diper dagangkan dilarang m enaw arkan, mempr om osikan, mengiklankan at au m em buat pernyat aan yang t idak benar at au menyesat kan mengenai :

a. harga at au t arif suat u barang dan/ at au jasa; b. kegunaan suat u barang dan/ at au jasa;

c. kondisi, t anggungan, jaminan, hak at au gant i rugi at as suat u barang dan/ at au jasa; d. t aw aran pot ongan harga at au hadiah m enarik yang dit aw arkan;

e. bahaya penggunaan barang dan/ at au jasa.

Pasal 11

Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan m elalui cara obral at au lelang, dilarang mengelabui/ menyesat kan konsum en dengan :

a. menyat akan barang dan/ at au jasa t ersebut seolah -olah t elah mem enuhi st andar mut u t ert ent u; b. menyat akan barang dan/ at au jasa t ersebut seolah -olah t idak m engandung cacat t ersem bunyi;

c. t idak berniat unt uk m enjual barang yang dit aw arkan melainkan dengan maksud unt uk m enjual barang lain;

d. t idak menyediakan barang dalam jumlah t ert ent u dan/ at au jumlah yang cukup dengan maksud m enjual barang yang lain;

e. t idak m enyediakan jasa dalam kapasit as t ert ent u at au dalam jumlah cukup dengan maksud menjual jasa yang lain;

f. menaikkan harga at au t arif barang dan/ at au jasa sebelum m elakukan obral.

Pasal 12

Pelaku usaha dilarang menaw arkan, m em promosikan at au mengiklankan suat u barang dan/ at au jasa dengan harga at au t arif khusus dalam w akt u dan jumlah t ert ent u, jika pelaku usaha t ersebut t idak bermaksud unt uk melaksanakannya sesuai dengan w akt u dan jumlah yang dit aw arkan, dipromosikan, at au diiklankan.

Pasal 13

(1) Pelaku usaha dilarang menaw arkan, mempr om osikan, at au m engiklankan suat u barang dan/ at au jasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/ at au jasa lain secara cuma-cuma dengan maksud t idak memberikannya at au memberikan t idak sebagaimana yang dijanjikannya.

(2) Pelaku usaha dilarang menaw arkan, m em promosikan at au mengiklankan obat , obat t radisional, suplemen makanan, alat kesehat an, dan jasa pelayanan kesehat an dengan cara m enjanjikan pem berian hadiah berup a barang dan/ at au jasa lain.

lahirnya perusahaan yang t angguh dalam m enghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan/ at au jasa yang berkualit as.

Di samping it u, Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsumen ini dalam pelaksanaannya t et ap memberikan perhat ian khusus kepada pelaku usaha kecil dan m enengah. Hal it u dilakukan m elalui upaya pem binaan d an penerapan sanksi at as pelanggarannya.

Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsum en ini dirumuskan dengan mengacu pada filosofi pembangunan nasional bahw a pem bangunan nasional t er masuk pem bangunan hukum yang m em berikan perlindungan t erhadap konsum en adalah dalam rangka m em bangun manusia Indonesia seut uhnya yang berlandaskan pada falsafah kenegaraan Republik Indonesia yait u dasar negara Pancasila dan konst it usi negara Undang-Undang Dasar 1945.

Di sam ping it u, Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsum en pada dasarnya bukan m erupakan aw al dan akhir dari hukum yang m engat ur t ent ang perlindungan konsum en, sebab sampai pada t erbent uknya Undang-undang t ent ang Perlindungan Konsumen ini t elah ada beberapa Undang-undang-Undang-undang yang mat erinya melindungi kepent ingan konsumen, sepert i :

a. undang Nomor 10 Tahun 1961 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nom or 1 Tahun 1961 t ent ang Bar ang, m enjadi Undang-Undang-undang;

b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 t ent ang Hygiene;

c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-Pokok Pemerint ahan di Daerah; d. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 t ent ang M et rologi Legal;

e. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 t ent ang Wajib Daft ar Perusahaan; f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian;

g. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan; h. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1987 t ent ang Kamar Dagang dan Indust ri; i. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 t ent ang Kesehat an;

j. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 t ent ang Agreement Est ablishing The World Trade Organizat ion (Perset ujuan Pembent ukan Organisasi Perdagangan Dunia);

k. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 t ent ang Perser oan Ter bat as; l. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 t ent ang Usaha Kecil; m. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 t ent ang Pangan;

n. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 t ent ang Perubahan At as Undang-undang Hak Cipt a sebagaimana t elah diubah dengan Undang-Undang Nom or 7 Tahun 1987;

o. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 t ent ang Per ubahan At as Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 t ent ang Pat en;

p. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 t ent ang Perubahan At as Undang-undang Nomor 19 Tahun 1989 t ent ang M erek;

q. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup; r. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 t ent ang Penyiaran;

s. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 t ent ang Ket enagakerjaan;

t . Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 t ent ang Perubahan At as Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan.

(7)

LEM BARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOM OR 42

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOM OR 8 TAHUN 1999

TENTAN G

PERLINDUNGAN KONSUM EN

I. UM UM

Pem bangunan dan perkem bangan per ekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindust rian dan perdagangan nasional t elah menghasilkan berbagai variasi barang dan/ at au jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping it u, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kem ajuan t eknologi t elekomunikasi dan informat ika t elah memperluas ruang gerak arus t ransaksi barang dan/ at au jasa melint asi bat as-bat as w ilayah suat u negara, sehingga barang dan/ at au jasa yang dit aw arkan bervariasi baik produksi luar negeri mau pun produksi dalam negeri.

Kondisi yang demikian pada sat u pihak m em punyai manfaat bagi konsumen karena kebut uhan konsum en akan barang dan/ at au jasa yang diinginkan dapat t erpenuhi sert a semakin t er buka lebar kebebasan unt uk m em ilih aneka jenis dan kualit as barang dan/ at au jasa sesuai dengan keinginan dan kemam puan konsum en.

Di sisi lain, kondisi dan f enom ena t ersebut di at as dapat m engakibat kan kedudukan pelaku usaha dan konsum en m enjadi t idak seim bang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsum en menjadi objek akt ivit as bisnis unt uk meraup keunt ungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha m elalui kiat prom osi, cara penjualan, sert a penerapan perjanjian st andar yang merugikan konsum en.

Fakt or ut ama yang menjadi kelemahan konsum en adalah t ingkat kesadaran konsum en akan haknya masih rendah. Hal ini t erut ama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsum en. Oleh karena it u, Undang-undang Perlindungan Konsumen dimaksudkan m enjadi landasan hukum yang kuat bagi pem erint ah dan lem baga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat unt uk melakukan upaya pemberdayaan konsu men m elalui pembinaan dan pendidikan konsum en.

Upaya pem berdayaan ini pent ing karena t idak m udah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang pada dasarnya prinsip ekonomi pelaku usaha adalah mendapat keunt ungan yang semaksimal mungkin dengan modal seminimal m ungkin. Prinsip ini sangat pot ensial merugikan kepent ingan konsum en, baik secara langsung maupun t idak langsung.

At as dasar kondisi sebagaimana dipaparkan di at as, perlu upaya pemberdayaan konsumen m elalui pembent ukan undang-undang yang dapat m elindungi kepent ingan konsum en secara int egrat if dan kom prehensif sert a dapat dit erapkan secara ef ekt if di masyarakat .

Pirant i hukum yang m elindungi konsum en t idak dimaksudkan unt uk m emat ikan usaha para pelaku usaha, t et api just ru sebaliknya perlindungan konsum en dapat m endorong iklim berusaha yang sehat yang m endor ong

Pasal 14

Pelaku usaha dalam m enaw arkan barang dan/ at au jasa yang dit ujukan unt uk diper dagangkan dengan m em berikan hadiah m elalui cara undian, dilarang unt uk :

a. t idak melakukan penarikan hadiah set elah bat as w akt u yang dijanjikan; b. mengumumkan hasilnya t idak m elalui m edia masa;

c. memberikan hadiah t idak sesuai dengan yang dijanjikan;

d. menggant i hadiah yang t idak set ara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.

Pasal 15

Pelaku usaha dalam menaw arkan barang dan/ at au jasa dilarang melakukan dengan cara pemaksaan at au car a lain yang dapat m enim bulkan gangguan baik fisik maupun psikis t erhadap konsum en.

Pasal 16

Pelaku usaha dalam m enaw arkan barang dan/ at au jasa melalui pesanan dilarang unt uk :

a. t idak menepat i pesanan dan/ at au kesepakat an w akt u penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan; b. t idak menepat i janji at as suat u pelayanan dan/ at au prest asi.

Pasal 17

(1) Pelaku usaha periklanan dilarang mempr oduksi iklan yang :

a. mengelabui konsum en m engenai kualit as, kuant it as, bahan, kegunaan dan harga barang dan/ at au t arif jasa sert a ket epat an w akt u penerimaan barang dan/ at au jasa;

b. mengelabui jaminan/ garansi t erhadap barang dan/ at au jasa;

c. memuat inf ormasi yang keliru, salah, at au t idak t epat mengenai barang dan/ at au jasa; d. t idak memuat inf ormasi m engenai risiko pemakaian barang dan/ at au jasa;

e. mengeksploit asi kejadian dan/ at au seseorang t anpa seizin yang berw enang at au perset ujuan yang bersangkut an;

f. melanggar et ika dan/ at au ket ent uan perat uran perundang-undangan m engenai periklanan.

(2) Pelaku usaha periklanan dilarang m elanjut kan peredaran iklan yang t elah melanggar ket ent uan pada ayat (1).

BAB V

KETEN TUAN PEN CANTUM AN KLAUSULA BAKU

Pasal 18

(8)

a. menyat akan pengalihan t anggung jaw ab pelaku usaha;

b. menyat akan bahw a pelaku usaha berhak m enolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsum en; c. menyat akan bahw a pelaku usaha ber hak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan at as barang

dan/ at au jasa yang dibeli oleh konsumen;

d. menyat akan pem berian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun t idak langsung unt uk m elakukan segala t indakan sepihak yang berkait an dengan barang yang dibeli oleh konsum en secara angsuran;

e. mengat ur perihal pembukt ian at as hilangnya kegunaan barang at au pem anfaat an jasa yang dibeli oleh konsum en;

f. memberi hak kepada pelaku usaha unt uk m engurangi manfaat jasa at au mengurangi hart a kekayaan konsum en yang m enjadi obyek jual beli jasa;

g. menyat akan t unduknya konsum en kepada perat uran yang ber upa at uran baru, t am bahan, lanjut an dan/ at au pengubahan lanjut an yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsum en memanfaat kan jasa yang dibelinya;

h. menyat akan bahw a konsumen m emberi kuasa kepada pelaku usaha unt uk pembebanan hak t anggungan, hak gadai, at au hak jaminan t erhadap barang yang dibeli oleh konsum en secara angsuran.

(2) Pelaku usaha dilarang m encant umkan klausula baku yang let ak at au bent uknya sulit t erlihat at au t idak dapat dibaca secara jelas, at au yang pengungkapannya sulit dimengert i.

(3) Set iap klausula baku yang t elah dit et apkan oleh pelaku usaha pada dokumen at au perjanjian yang m em en uhi ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyat akan bat al demi hukum.

(4) Pelaku usaha w ajib m enyesuaikan klausula baku yang bert ent angan dengan Undang-undang ini

BAB VI

TANGGUNG JAW AB PELAKU USAHA

Pasal 19

(1) Pelaku usaha bert anggung jaw ab m em berikan gant i rugi at as kerusakan, pencemaran, dan/ at au kerugian konsum en akibat mengkonsumsi barang dan/ at au jasa yang dihasilkan at au diperdagangkan.

(2) Gant i rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang at au penggant ian barang dan/ at au jasa yang sejenis at au set ara nilainya, at au peraw at an kesehat an dan/ at au pemberian sant unan yang sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pem berian gant i rugi dilaksanakan dalam t enggang w akt u 7 (t ujuh) hari set elah t anggal t ransaksi.

(4) Pem berian gant i rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) t idak m enghapuskan kem ungkinan adanya t unt ut an pidana berdasarkan pembukt ian lebih lanjut m engenai adanya unsur kesalahan.

(5) Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) t idak berlaku apabila pelaku usaha dapat membukt ikan bahw a kesalahan t ersebut m erupakan kesalahan konsum en.

BAB XV KETEN TUAN PENUTUP

Pasal 65

Undang-undang ini m ulai berlaku set elah 1 (sat u) t ahun sejak diundangkan. Agar set iap orang m enget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakart a Diundangkan di Jakart a pada t anggal 20 April 1999 pada t anggal 20 April 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA M ENTERI NEGARA SEKEN EG REPUBLIK INDONESIA

(9)

(3) Tat a cara penet apan sanksi administ rat if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diat ur lebih lanjut dalam perat uran perundang-undangan.

Bagian Kedua Sanksi Pidana

Pasal 61

Penunt ut an pidana dapat dilakukan t erhadap pelaku usaha dan/ at au pengurusnya.

Pasal 62

(1) Pelaku usaha yang melanggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 1 3 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, hur uf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) t ahun at au pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar r upiah).

(2) Pelaku usaha yang m elanggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan hur uf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) t ahun at au pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima rat us jut a rupiah).

(3) Terhadap pelanggaran yang m engakibat kan luka berat , sakit berat , cacat t et ap at au kemat ian diberlakukan ket ent uan pidana yang berlaku.

Pasal 63

Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, dapat dijat uhkan hukuman t am bahan, berupa:

a. peram pasan barang t ert ent u; b. pengum uman keput usan hakim; c. pembayaran gant i r ugi;

d. perint ah penghent ian kegiat an t ert ent u yang m enyebabkan t imbulnya kerugian konsumen; e. kew ajiban penarikan barang dari peredaran; at au

f. pencabut an izin usaha.

BAB XIV KETEN TUAN PERALIHAN

Pasal 64

Segala ket ent uan perat uran perundang-undangan yang bert ujuan m elindungi konsumen yang t elah ada pada saat Undang-undang ini diundangkan, dinyat akan t et ap berlaku sepanjang t idak diat ur secara khusus dan/ at au t idak bert ent angan dengan ket ent uan dalam Undang-undang ini.

Pasal 20

Pelaku usaha periklanan bert anggung jaw ab at as iklan yang diproduksi dan segala akibat yang dit imbul kan oleh iklan t ersebut .

Pasal 21

(1) Im port ir barang bert anggung jaw ab sebagai pem buat barang yang di impor apabila import asi barang t ersebut t idak dilakukan oleh agen at au perw akilan produsen luar negeri.

(2) Im port ir jasa bert anggung jaw ab sebagai penyedia jasa asing apabila penyediaan jasa asing t ersebut t idak dilakukan oleh agen at au perw akilan penyedia jasa asing.

Pasal 22

Pem bukt ian t er hadap ada t idaknya unsur kesalahan dalam kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan beban dan t anggung jaw ab pelaku usaha t anpa menut up kemungkinan bagi jaksa unt uk melakukan pem bukt ian.

Pasal 23

Pelaku usaha yang m enolak dan/ at au t idak m em beri t anggapan dan/ at au t idak memenuhi gant i rugi at as t unt ut an konsum en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dapat digugat m elalui badan penyelesaian sengket a konsumen at au m engajukan ke badan peradilan di t em pat kedudukan konsumen.

Pasal 24

(1) Pelaku usaha yang menjual barang dan/ at au jasa kepada pelaku usaha lain bert anggung jaw ab at as t unt u t an gant i rugi dan/ at au gugat an konsum en apabila:

a. pelaku usaha lain menjual kepada konsumen t anpa melakukan perubahan apa pun at as barang dan/ at au jasa t ersebut ;

b. pelaku usaha lain, di dalam t ransaksi jual beli t idak m enget ahui adanya perubahan barang dan/ at au jasa yang dilakukan oleh pelaku usaha at au t idak sesuai degan cont oh, mut u, dan kom posisi.

(2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebaskan dari t anggung jaw ab at as t unt ut an gant i r ugi dan/ at au gugat an konsumen apabila pelaku usaha lain yang mem beli bar ang dan/ at au jasa m enjual kembal i kepada konsumen dengan m elakukan perubahan at as barang dan/ at au jasa t ersebut .

Pasal 25

(1) Pelaku usaha yang mem produksi barang yang pemanfaat annya berkelanjut an dalam bat as w akt u sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun w ajib menyediakan suku cadang dan/ at au fasilit as purna jual dan w ajib mem enuhi jaminan at au garansi sesuai dengan yang diperjanjikan.

(10)

a. t idak menyediakan at au lalai menyediakan suku cadang dan/ at au fasilit as perbaikan; b. t idak memenuhi at au gagal m emenuhi jaminan at au garansi yang diperjanjikan.

Pasal 26

Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa w ajib memenuhi jaminan dan/ at au garansi yang disepakat i dan/ at au yang diperjanjikan.

Pasal 27

Pelaku usaha yang m em produksi barang dibebaskan dari t anggung jaw ab at as ker ugian yang diderit a konsumen, apabila :

a. barang t ersebut t erbukt i seharusnya t idak diedarkan at au t idak dimaksudkan unt uk diedarkan; b. cacat barang t im bul pada kem udian hari;

c. cacat t im bul akibat dit aat inya ket ent uan mengenai kualifikasi barang; d. kelalaian yang diakibat kan oleh konsum en;

e. lew at nya jangka w akt u penunt ut an 4 (empat ) t ahun sejak barang dibeli at au lew at nya jangka w akt u yang diperjanjikan.

Pasal 28

Pem bukt ian t erhadap ada t idaknya unsur kesalahan dalam gugat an gant i r ugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 mer upakan beban dan t anggung jaw ab pelaku usaha.

BAB VII

PEM BINAAN DAN PENGAW ASAN Bagian Pertam a

Pembinaan

Pasal 29

(1) Pem erint ah bert anggung jaw ab at as pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsum en yang m enjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha sert a dilaksanakannya kew ajiban konsumen dan pelaku usaha.

(2) Pem binaan oleh pemerint ah at as penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh M ent eri dan/ at au ment eri t eknis t erkait .

(3) M ent eri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan koor dinasi at as penyelenggaraan perlindungan konsum en.

(4) Pem binaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) m eliput i upaya unt uk :

a. t ercipt anya iklim usaha dan t um buhnya hubungan yang sehat ant ara pelaku usaha dan konsum en; b. berkem bangnya lembaga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat ;

(3) M ahkamah Agung Republik Indonesia w ajib mengeluarkan put usan dalam w akt u paling lam bat 30 (t iga puluh) hari sejak m enerima per mohonan kasasi.

BAB XII PENYIDIKAN

Pasal 59

(1) Selain Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegaw ai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan inst ansi pemerint ah yang lingkup t ugas dan t anggung jaw abnya di bidang perlindungan konsumen juga diberi w ew enang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(2) Penyidik Pejabat Pegaw ai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berw enang:

a. melakukan pem eriksaan at as kebenaran laporan at au ket erangan berkenaan dengan t indak pidana di bidang perlindungan konsumen;

b. melakukan pem eriksaan t erhadap orang at au badan hukum yang diduga m elakukan t indak pidana di bidang perlindungan konsumen;

c. memint a ket erangan dan bahan bukt i dari orang at au badan hukum sehubungan dengan perist iw a t indak pidana di bidang perlindungan konsumen;

d. melakukan pem eriksaan at as pembukuan, cat at an, dan dokum en lain berkenaan dengan t indak pidana di bidang perlindungan konsumen;

e. melakukan pemeriksaan di t em pat t ert ent u yang diduga t er dapat bahan bukt i sert a m elakukan penyit aan t erhadap barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukt i dalam perkara t indak pidana di bidang perlindungan konsum en;

f. memint a bant uan ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak pidana di bidang perlindungan konsum en.

(3) Penyidik Pejabat Pegaw ai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mem berit ahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

(4) Penyidik Pejabat Pegaw ai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) m enyampaikan hasil penyidikan kepada Penunt ut Umum m elalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

BAB XIII SANKSI

Bagian Pertam a Sanksi Administratif

Pasal 60

(1) Badan penyelesaian sengket a konsumen berw enang menjat uhkan sanksi administ rat if t erhadap pelaku usaha yang m elanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25, dan Pasal 26.

(11)

(2) Jumlah anggot a majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ganjil dan sedikit -dikit nya 3 (t iga) orang yang mew akili semua unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (3), sert a dibant u oleh seorang panit era.

(3) Put usan majelis bersifat final dan m engikat .

(4) Ket ent uan t eknis lebih lanjut mengenai pelaksanaan t ugas majelis diat ur dalam surat keput usan ment eri.

Pasal 55

Badan penyelesaian sengket a konsumen w ajib mengeluarkan put usan paling lambat dalam w akt u 21 (dua puluh sat u) hari kerja set elah gugat an dit erima.

Pasal 56

(1) Dalam w akt u paling lambat 7 (t ujuh) hari kerja sejak m enerima put usan badan penyelesaian sengket a konsum en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 pelaku usaha w ajib m elaksanakan put usan t ersebut .

(2) Para pihak dapat mengajukan keberat an kepada Pengadilan Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari kerja set elah menerima pem berit ahuan put usan t ersebut .

(3) Pelaku usaha yang t idak m engajukan keberat an dalam jangka w akt u sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggap menerima put usan badan penyelesaian sengket a konsum en.

(4) Apabila ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) t idak dijalankan oleh pelaku usaha, badan penyelesaian sengket a konsum en m enyerahkan put usan t ersebut kepada penyidik unt uk melakukan penyidikan sesuai dengan ket ent uan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Put usan badan penyelesaian sengket a konsum en sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) M erupakan bukt i per mulaan yang cukup bagi penyidik unt uk m elakukan penyidikan.

Pasal 57

Put usan majelis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) dimint akan penet apan eksekusinya kepada Pengadilan Negeri di t em pat konsumen yang dirugikan.

Pasal 58

(1) Pengadilan Negeri w ajib mengeluarkan put usan at as keberat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) dalam w akt u paling lam bat 21 (dua puluh sat u) hari sejak dit erimanya keberat an.

(2) Terhadap put usan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para pihak dalam w akt u paling lambat 14 (em pat belas) hari dapat m engajukan kasasi ke M ahkamah Agung Republik Indonesia.

c. meningkat nya kualit as sumber daya manusia sert a m eningkat nya kegiat an penelit ian dan pengem bangan di bidang perlindungan konsum en.

(5) Ket ent uan lebih lanjut mengenai pem binaan penyelenggaraan perlindungan konsum en diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Bagian Kedua Pengaw asan

Pasal 30

(1) Pengaw asan t erhadap penyelenggaraan perlindungan konsum en sert a penerapan ket ent uan perat uran perundang-undangannya diselenggarakan oleh pemerint ah, masyarakat , dan lem baga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat .

(2) Pengaw asan oleh pemerint ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh M ent eri dan/ at au ment eri t eknis t erkait .

(3) Pengaw asan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat dilakukan t erhadap barang dan/ at au jasa yang beredar di pasar.

(4) Apabila hasil pengaw asan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) t er nyat a m enyim pang dari perat uran perundang-undangan yang berlaku dan m em bahayakan konsumen, M ent eri dan/ at au ment eri t eknis mengam bil t indakan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(5) Hasil pengaw asan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan dapat disam paikan kepada M ent eri dan ment eri t eknis.

(6) Ket ent uan pelaksanaan t ugas pengaw asan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dit et apkan dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB VIII

BADAN PERLINDUNGAN KONSUM EN NASIONAL Bagian Pertam a

Nama, Kedudukan, Fungsi, dan Tugas

Pasal 31

Dalam rangka m engem bangkan upaya perlindungan konsumen dibent uk Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

Pasal 32

(12)

Pasal 33

Badan Perlindungan Konsumen Nasional m em punyai f ungsi m em berikan saran dan pert im bangan kepada pemerint ah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia.

Pasal 34

(1) Unt uk m enjalankan f ungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Badan Perlindungan Konsumen Nasional mempunyai t ugas:

a. memberikan saran dan rekom endasi kepada pemerint ah dalam rangka penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumen;

b. melakukan penelit ian dan pengkajian t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku di bidang perlindungan konsum en;

c. melakukan penelit ian t erhadap barang dan/ at au jasa yang m enyangkut keselamat an konsum en; d. mendorong berkembangnya lem baga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat ;

e. menyebarluaskan infor masi m elalui media m engenai perlindungan konsum en dan m emasyarakat kan sikap keberpihakan kepada konsumen;

f. menerima pengaduan t ent ang perlindungan konsumen dari masyarakat , lembaga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat , at au pelaku usaha;

g. melakukan survei yang m enyangkut kebut uhan konsum en.

(2) Dalam m elaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Perlindungan Konsumen Nasional dapat bekerja sama dengan organisasi konsumen int ernasional.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi dan Keanggot aan

Pasal 35

(1) Badan Perlindungan Konsum en Nasional t erdiri at as seorang ket ua m erangkap anggot a, seorang w akil ket ua merangkap anggot a, sert a sekurang-kurangnya 15 (lima belas) orang dan sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima) orang anggot a yang mew akili sem ua unsur.

(2) Anggot a Badan Perlindungan Konsumen Nasional diangkat dan diberhent ikan oleh Pr esiden at as usul M ent eri, set elah dikonsult asikan kepada Dew an Perw akilan Rakyat Republik Indonesia.

(3) M asa jabat an ket ua, w akil ket ua, dan anggot a Badan Perlindungan Konsumen Nasional selama 3 (t iga) t ahun dan dapat diangkat kembali unt uk 1 (sat u) kali masa jabat an berikut nya.

(4) Ket ua dan w akil ket ua Badan Perlindungan Konsumen Nasional dipilih oleh anggot a.

Pasal 36

Anggot a Badan Perlindungan Konsum en Nasional t erdiri at as unsur :

1. pemerint ah;

a. ket ua merangkap anggot a; b. w akil ket ua m erangkap anggot a; c. anggot a.

Pasal 51

(1) Badan penyelesaian sengket a konsum en dalam menjalankan t ugasnya dibant u oleh sekr et ariat .

(2) Sekret ariat badan penyelesaian sengket a konsum en t er diri at as kepala sekret ariat dan anggot a sekret ariat .

(3) Pengangkat an dan pem berhent ian kepala sekret ariat dan anggot a sekr et ariat badan penyelesaian sengket a konsum en dit et apkan oleh M ent eri.

Pasal 52

Tugas dan w ew enang badan penyelesaian sengket a konsum en meliput i:

a. melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengket a konsum en, dengan cara melalui m ediasi at au arbit rase at au konsiliasi;

b. memberikan konsult asi perlindungan konsum en;

c. melakukan pengaw asan t er hadap pencant uman klausula baku;

d. melaporkan kepada penyidik um um apabila t erjadi pelanggaran ket ent uan dalam Undang-undang ini; e. menerima pengaduan baik t ert ulis maupun t idak t ert ulis, dari konsumen t ent ang t erjadinya pelanggaran

t erhadap perlindungan konsumen;

f. melakukan penelit ian dan pem eriksaan sengket a perlindungan konsumen;

g. memanggil pelaku usaha yang diduga t elah m elakukan pelanggaran t erhadap perlindungan konsum en; h. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/ at au set iap orang yang dianggap menget ahui

pelanggaran t erhadap Undang-undang ini;

i. memint a bant uan penyidik unt uk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, at au set iap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang t idak bersedia m em enuhi panggilan badan penyelesaian sengket a konsumen;

j. mendapat kan, m enelit i dan/ at au menilai surat , dokumen, at au alat bukt i lain guna penyelidikan dan/ at au pemeriksaan;

k. memut uskan dan m enet apkan ada at au t idak adanya kerugian di pihak konsum en;

l. memberit ahukan put usan kepada pelaku usaha yang m elakukan pelanggaran t erhadap perlindungan konsum en;

m. menjat uhkan sanksi administ rat if kepada pelaku usaha yang m elanggar ket ent uan Undang-undang ini.

Pasal 53

Ket ent uan lebih lanjut m engenai pelaksanaan t ugas dan w ew enang badan penyelesaian sengket a konsum en Daerah Tingkat II diat ur dalam surat keput usan m ent eri.

Pasal 54

(13)

Bagian Kedua

Penyelesaian Sengketa di luar Pengadilan

Pasal 47

Penyelesaian sengket a konsumen di luar pengadilan diselenggarakan unt uk mencapai kesepakat an m engenai bent uk dan besarnya gant i rugi dan/ at au mengenai t indakan t ert ent u unt uk m enjamin t idak akan t erjadi kem bal i at au t idak akan t erulang kembali kerugian yang diderit a oleh konsum en.

Bagian Ketiga

Penyelesaian Sengketa M elalui Pengadilan

Pasal 48

Penyelesaian sengket a konsumen m elalui pengadilan mengacu pada ket ent uan t ent ang peradilan um um yang berlaku dengan m emperhat ikan ket ent uan dalam Pasal 45.

BAB XI

BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUM EN

Pasal 49

(1) Pem erint ah membent uk badan penyelesaian sengket a konsum en di Daerah Tingkat II unt uk penyelesaian sengket a konsumen di luar pengadilan.

(2) Unt uk dapat diangkat m enjadi anggot a badan penyelesaian sengket a konsum en, seseorang harus m emenuhi syarat sebagai berikut :

a. w arga negara Republik Indonesia; b. berbadan sehat ;

c. berkelakuan baik;

d. t idak pernah dihukum kar ena kejahat an;

e. memiliki penget ahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsum en; f. berusia sekurang-kurangnya 30 (t iga puluh) t ahun.

(3) Anggot a sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t erdiri at as unsur pem erint ah, unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha.

(4) Anggot a set iap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berjumlah sedikit -dikit nya 3 (t iga) orang, dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

(5) Pengangkat an dan pemberhent ian anggot a badan penyelesaian sengket a konsum en dit et apkan oleh M ent eri.

Pasal 50

Badan penyelesaian sengket a konsum en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) t erdiri at as :

2. pelaku usaha;

3. lembaga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat ; 4. akademisi; dan

5. t enaga ahli.

Pasal 37

Persyarat an keanggot aan Badan Perlindungan Konsum en Nasional adalah:

a. w arga negara Republik Indonesia; b. berbadan sehat ;

c. berkelakuan baik;

d. t idak pernah dihukum kar ena kejahat an;

e. memiliki penget ahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsum en; dan f. berusia sekurang-kurangnya 30 (t iga puluh) t ahun.

Pasal 38

Keanggot aan Badan Perlindungan Konsum en Nasional berhent i karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri at as permint aan sendiri;

c. bert em pat t inggal di luar w ilayah negara Republik Indonesia; d. sakit secara t erus m enerus;

e. berakhir masa jabat an sebagai anggot a; at au f. diberhent ikan.

Pasal 39

(1) Unt uk kelancaran pelaksanaan t ugas, Badan Perlindungan Konsum en Nasional dibant u oleh sekret ariat .

(2) Sekret ariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang sekret aris yang diangkat oleh Ket ua Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

(3) Fungsi, t ugas, dan t at a kerja sekret ariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diat ur dalam keput usan Ket ua Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

Pasal 40

(1) Apabila diperlukan Badan Perlindungan Konsum en Nasional dapat m embent uk perw akilan di Ibu Kot a Daerah Tingkat I unt uk mem bant u pelaksanaan t ugasnya.

(14)

Pasal 41

Dalam pelaksanaan t ugas, Badan Perlindungan Konsumen Nasional ber kerja berdasarkan t at a kerja yang d iat ur dengan keput usan Ket ua Badan Perlindungan Konsum en Nasional.

Pasal 42

Biaya unt uk pelaksanaan t ugas Badan Perlindungan Konsum en Nasional dibebankan kepada anggaran pendap at an dan belanja negara dan sumber lain yang sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 43

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pem bent ukan Badan Perlindungan Konsumen Nasional diat ur dalam Perat uran Pem erint ah.

BAB IX

LEM BAGA PERLINDUNGAN KONSUM EN SW ADAYA M ASYARAKAT

Pasal 44

(1) Pem erint ah mengakui lem baga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat yang m em enuhi syarat .

(2) Lem baga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat memiliki kesem pat an unt uk berperan akt if dalam mew ujudkan perlindungan konsumen.

(3) Tugas lembaga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat meliput i kegiat an:

a. menyebarkan inf ormasi dalam rangka meningkat kan kesadaran at as hak dan kew ajiban dan kehat i-hat ian konsum en dalam mengkonsumsi barang dan/ at au jasa;

b. memberikan nasihat kepada konsum en yang m emerlukannya;

c. bekerja sama dengan inst ansi t erkait dalam upaya mew ujudkan perlindungan konsum en;

d. membant u konsum en dalam m emperjuangkan haknya, t er masuk m enerima keluhan at au pengaduan konsum en;

e. melakukan pengaw asan bersama pem erint ah dan masyarakat t erhadap pelaksanaan perlindungan konsum en.

(4) Ket ent uan lebih lanjut m engenai t ugas lem baga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diat ur dalam Perat uran Pemerint ah.

BAB X PENYELESAIAN SEN GKETA

Bagian Pertam a Umum

Pasal 45

(1) Set iap konsum en yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha m elalui lembaga yang bert ugas m enyelesaikan sengket a ant ara konsumen dan pelaku usaha at au m elalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan um um .

(2) Penyelesaian sengket a konsumen dapat dit empuh melalui pengadilan at au di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang ber sengket a.

(3) Penyelesaian sengket a di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t idak menghilangkan t anggungjaw ab pidana sebagaimana diat ur dalam Undang-undang.

(4) Apabila t elah dipilih upaya penyelesaian sengket a konsumen di luar pengadilan, gugat an melalui pengadilan hanya dapat dit empuh apabila upaya t ersebut dinyat akan t idak berhasil oleh salah sat u pihak at au oleh para pihak yang bersengket a.

Pasal 46

(1) Gugat an at as pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh:

a. seorang konsumen yang dirugikan at au ahli w aris yang bersangkut an; b. sekelom pok konsum en yang m empunyai kepent ingan yang sama;

c. lembaga perlindungan konsumen sw adaya masyarakat yang memenuhi syarat , yait u berbent uk badan hukum at au yayasan, yang dalam anggaran dasar nya menyebut kan d engan t egas bahw a t ujuan didirikannya organisasi t ersebut adalah unt uk kepent ingan perlindungan konsumen dan t elah melaksanakan kegiat an sesuai dengan anggaran dasarnya;

d. pemerint ah dan/ at au inst ansi t erkait apabila barang dan/ at au jasa yang dikonsumsi at au dimanfaat kan mengakibat kan kerugian mat eri yang besar dan/ at au korban yang t idak sedikit .

(2) Gugat an yang diajukan oleh sekelom pok konsum en, lembaga perlindungan konsum en sw adaya masyarakat at au pem erint ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, hur uf c, at au huruf d diajukan kepada peradilan um um .

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk kehidupan sosial lain yang dilakoni oleh masyarakat Bali di Mataram adalah dalam pelaksanaan berbagai upacara adat seperti sebagaimana tercakup dalam Panca Yadnya, dimana

Universitas Negeri

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja Konstruksi IV (empat) ULP Kabupaten Lampung Tengah menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku,

PT Mandiri Manajemen Investasi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan setiap penawaran produk dilakukan oleh petugas yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas

After starting the month on a weaker tone, declining for 6 days in a row on relatively weak Q3 earnings and prolonged fuel price adjustments, the index rebounded strongly from its

[r]

Yang dimaksud dengan Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki saham lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak