I. Bagaimana Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Kemampuan Utuh Sarjana atau Profesional?
Bab ini membahas esensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk sarjana dan profesional yang memiliki kepribadian Indonesia, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air. Diuraikan pentingnya PKn bagi pengembangan kemampuan utuh individu sebagai warga negara yang baik dan terdidik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis. Diskusi mencakup konsep sarjana dan profesional, definisi kewarganegaraan, serta analisis etimologis, yuridis, dan teoritis PKn, yang meliputi berbagai perspektif ahli dan peraturan perundang-undangan. Gambar I.1 dan I.3, yang menggambarkan hubungan antara PKn dan Keindonesiaan serta karakteristik WNI, menjadi ilustrasi kunci dalam memahami materi ini.
1.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pencerdasan Kehidupan Bangsa
Bagian ini menelaah konsep PKn secara etimologis, yuridis, dan teoritis, melibatkan analisis UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ia mengkaji definisi pendidikan dan kewarganegaraan dari berbagai sumber, termasuk UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan pandangan ahli seperti M. Nu'man Somantri. Perbandingan berbagai definisi dan analisis hubungan antara warga negara, kewarganegaraan, dan pendidikan kewarganegaraan menjadi inti pembahasan. Gambar I.2 dan I.3, yang menyajikan pertanyaan tentang TNI sebagai warga negara dan karakteristik WNI yang perlu dipenuhi, berfungsi sebagai titik refleksi bagi pembaca.
1.2 Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan
Bagian ini mendorong refleksi kritis tentang urgensi PKn, khususnya di Indonesia. Diskusi mencakup dampak PKn bagi warga negara, sejarah penyelenggaraan PKn di Indonesia, dan perbandingan dengan model pendidikan kewarganegaraan di negara lain. Pertanyaan-pertanyaan kunci diajukan, seperti sumber historis, sosiologis, dan politis PKn di Indonesia, serta peran PKn dalam membentuk 'good citizen'. Analisis ini menyelidiki pengaruh tradisi Barat terhadap PKn Indonesia dan menggali kemungkinan model PKn asli Indonesia.
1.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Bagian ini menelusuri sejarah PKn di Indonesia dari berbagai perspektif. Dimulai dengan pergerakan nasional sebelum kemerdekaan, kemudian membahas perkembangan PKn dalam berbagai kurikulum (Kurikulum 1975, Kurikulum 1968, dll.), termasuk perubahan nama mata pelajaran (PMP, PPKn). Analisis mencakup peran pidato-pidato pemimpin, pondok pesantren, dan buku-buku teks dalam membentuk rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Gambar I.4 dan I.5, yang membandingkan buku pelajaran PPKn dan Civic Education, memperkaya pemahaman perkembangan PKn. Perbandingan antara kurikulum 2006 dan 2013 didorong sebagai tugas untuk pembaca.
1.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan
Bagian ini membahas dinamika dan tantangan yang dihadapi PKn di Indonesia, menghubungkan perubahan-perubahan tersebut dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia dan berbagai periode UUD. Diskusi mencakup pengaruh berbagai konstitusi terhadap profil warga negara yang ideal dan bagaimana PKn harus beradaptasi. Pandangan Aristoteles tentang hubungan antara konstitusi dan profil warga negara yang baik digunakan sebagai acuan. Gambar I.9, yang menggambarkan kontribusi PKn terhadap dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, menunjukkan relevansi PKn dalam konteks isu kontemporer.
1.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan
Bagian ini merangkum esensi dan urgensi PKn untuk masa depan, menekankan pentingnya membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Ini meliputi kemampuan berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bagian ini juga menyoroti pentingnya adaptasi PKn terhadap perkembangan zaman dan tantangan global, memastikan relevansi PKn dalam konteks Indonesia saat ini dan masa depan. Ini meliputi kemampuan beradaptasi terhadap isu-isu kontemporer dan kemampuan untuk terus relevan dalam konteks perubahan yang dinamis.
1.6 Rangkuman Hakikat dan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Bagian ini memberikan rangkuman singkat dari keseluruhan Bab I, menekankan kembali pentingnya PKn dalam membentuk karakter dan kemampuan utuh sarjana dan profesional. Ringkasan ini merefleksikan pemahaman menyeluruh tentang konsep, urgensi, dinamika, dan tantangan PKn. Ia menggarisbawahi pentingnya PKn tidak hanya sebagai mata kuliah, tetapi sebagai fondasi untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.7 Praktik Kewarganegaraan 1
Bagian ini menyediakan kegiatan praktis untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi yang telah dibahas. Ini dapat berupa studi kasus, diskusi kelompok, atau tugas individu yang dirancang untuk mengaplikasikan konsep dan prinsip PKn dalam konteks nyata. Tujuannya adalah untuk menghubungkan teori dengan praktik dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan reflektif tentang peran mereka sebagai warga negara.
Referensi Dokumen
- Kalah dan Menang: Fajar Menyingsing di Bawah Mega Mendung Pat ahnya Pedang Sam urai ( Alisjahbana, ST. )
- Sumbangan Ilmu Sosial Terhadap Konsepsi Ketahanan Nasional ( Amal, Ichlasul & Arm aidy Ar mawi )
- Negara Maritim Nusantara, Jejak Sejarah yang Terhapus ( Anshory, HM. Nasruddin Ch. & Arbaningsih )
- Integrasi Nasional dan Hak Azasi Manusia ( Arf ani, RN. )
- Karakter Sebagai Unsur Kekuatan Bangsa ( Arm awi, A. )