49
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Siswa merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar, pada perkembangannya siswa bukan hanya sebagai obyek sasaran pendidikan yang dianggap benda tetapi lebih sebagai patner yang dapat diajak berinteraksi dan selalu tumbuh dan berkembang.Keadaan Siswa di SD Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo secara umum dapat dikatakan cukup besar jika dilihat dari kuantitas.Hal ini dapat dilihat dari masing-masing kelas di sekolah tersebut.Berikut ini data siswa SD Gugus DR.Mawardi :
Table 4.1 Data Siswa SDN 1 Krajankulon & SDN 1 Kutoharjo No Nama Sekolah Kls
Kondisi riil di lapangan menunjukkan tenaga/guru yang ada di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo masih kurang dari apa yang diharapkan, yaitu dari 28 guru baru 57 % PNS, 46 % Kualifikasi S1 dan 21 % yang sudah tersertifikasi. Berikut ini daftar guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo dapat dilihat di table berikut.
Table 4.2 Guru Sekolah SD Negeri 1 Krajankulon & SD Negeri 1 Kutoharjo
No Nama Sekolah Jumlah Guru
PNS Kuali fikasi S1
Sudah Sertifi
kasi 1 SDN 1 Krajan Kulon 14 8 7 4
2 SDN 1 Kutoharjo 14 8 6 2
Jumlah 28 16 13 6
Sumber: Dokumen SDN 1 Krajan Kulon & SDN 1 Kutoharjo
Table 4.3Data Jumlah Rombongan Belajar Di
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam kelas tentunya tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama yang ditimbulkan oleh guru sendiri pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Agar dalam pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan maka kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo melakukan kunjungan kelas di sekolah masing-masing. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk :
- Memeriksa, melihat, mendengarkan dan mengikuti kegiatan guru pada saat mengadakan/melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik secara administrasi maupun dalam pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk yang ada.
- Memberikan masukan serta solusi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
namun demikian kurangnya anggaran bukan satu-satunya alasan terhadap gagalnya suatu program.
Guru membantu keberhasilan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidik, pihak sekolah selalu berhubungan dengan masyarakat terutama dengan Komite sekolah dan orang tua murid, diharapkan hubungan ini dapat menghasilkan kerja sama yang baik karena pendidikan bukanlah hanya menjadi tanggung jawab guru dan sekolah tetapi juga orang tua dan masyarakat.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Manajemen Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon & SD Negeri1 Kutoharjo
Peran utama kepala sekolah adalah, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; dan (4) supervisor. Merujuk kepada empat peran kepala sekolah di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
SD Negeri 1 Kutoharjo, misalnya seperti diungkapkan sebagai berikut.
Ka SD 1: “untuk meningkatkan profesionalisme
guru maka kepala sekolah mengadakan kegiatan dan menganjurkan guru supaya mengikuti penataran-penataran, diklat, dan menyarankan untuk segera menyelesaikan studi S1 bagi yang belum selesai, mengikuti program-program yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, serta mengikuti kegiatan yang diadakan oleh gugus serta pembinaan dari pengawas”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SD Negeri 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut.
“untuk meningkatkan profesionalisme guru maka kepala sekolah SD Negeri 1 Kutoharjo,berkomitmen untuk memberikan bimbingan kepada guru diantaranya adalam memberikan bimbingan setelah supervisi secara individual atau kelompok, memberikan kesempatan bagi guru untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yanag lebih tinggi, serta memberikan seminar, diklat dan mengadakan kegiatan KKG”.
Hal ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai educator sudah dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo.Program-program atau kegiatan yang dibuat oleh kepala sekolah dengan tujuan supaya guru dapat meningkatkan kompetensi profesinalnya sehingga dapat meningkat pula kualitas pembelajaran yang dilakukan.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
sekolah memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatanpendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: KKG tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Selain itu peran kepala sekolahsebagai manajer ditunjukkan bahwa kepala sekolah dalam membuat Visi dan Misi sekolah selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.Kepala sekolah selalu membuat langkah-langkah strategis untuk mencapai misi dan tujuan yang sudah ditetapkan.Kepala sekolah juga menyusun RAPBS dengan musyawarah dengan guru, sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian program yang telah ditetapkan, juga dalam hal anggaran dapat disusun dan direncanakan dengan baik. Pernyataan ini diperoleh melalui wawancara kepada masing-maising kepala sekolah SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo, sebagai contoh wawancara dengan kepala sekolah yaitu:
membuat langkah-langkah strategis untuk mewujudkan misi dengan cara memberikan bekal kepada siswa baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang berguna pada masa yang akan dating. Kepala sekolah juga telah menyusun RAPBS dengan musyawarah dengan guru”.
Hal tersebut di atas juga ditegaskan oleh kepala sekolah SDN 1Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
“langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan tersebut, maka kepala sekolah mempersiapkan sarpras yang cukup, sesuai kebutuhan siswa maupun guru untuk memperlancar KBM. Memelihara dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, serta mengembangkan kemampuan siswa dibidang IPTEK, olah raga dan seni budaya”.
Kepala sekolah secara efektif melaksanakan fungsinya sebagai manajer, selalu memahami dan mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam ketiga keterampilan sesuai pendapat Wahjosumidjo (1999: 101) yaitu:
1) Technical skills : merupakan kemampuan kepala sekolah dalam menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik melaksanakan kegiatan khusus. Kepala sekolah selalu memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus.
efektif dan menciptakan kerjasama yang berkualitas serta menunjukkan perilaku yang dapat diterima.
3) Conceptual skills : yaitu Kepala Sekolah memiliki: kemampuan analisis, berpikir rasional, ahli dalam berbagai macam konsep, mampu menganalisis permasalah dan mencari solusi yang bijaksana. Sehingga setiap program yang direncanakan selalu dapat dipahami dan dilaksanakan dengan mudah oleh bawahannya dan meminimalisir adanya kegagalan.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Secara spesifik, kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola adminstrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, danmengelola administrasi keuangan.Kegiatan tersebut dilakukansecara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Hal ini diperoleh melalui waancara dengan masing-masing kepala sekolah , adalah sebagai berikut:
Peran kepala sekolah sebagai administrator dibantu oleh pelaksana program di bawahnya, meliputi wakil kepala sekolah, para guru dan tenaga administrasi lainnya.Kemampuan manajerial kepala sekolah diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan administrasi segala urusan yang ada di sekolah, perwujudan tersebut merupakan indikasi penguasaan kemampuan kepala sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam hal administrasi juga menunjukkan adanya keteraturan dalam pelaksanaan program di sekolah sehingga akan mempermudah dalam pelaksanaan program tersebut.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
dalam melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut diperoleh dari wawancara diantaranya sebagai berikut:
Ka SD1: “melaksanakan kunjungan kelas
minimal 1 smester dua kali, dan juga memberikan bimbingan kepada guru yang membutuhkan dan perlu ada bimbingan apalagi tahun ajaran ini ada tambahan 2 guru CPNS sehingga perlu ada pendampingan dan pada saat rapat ada pembinaan. Pembinaan tidak hanya kepala sekolah tetapi juga guru senior”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SDN 1 Kutoharjo, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
“kepala sekolah selalu melaksanakan
kunjungan kelas misalnya dalam hal supervise, sebagai supervise akademis saya melakukan kunjungan kelas dan juga melakukan pengamatan pada guru-guru di sini”.
b) Manajemen Personalia
Peranan personalia (sumber daya manusia) dalam suatu organisasi, termasuk sekolah, sangat penting. Namun sumber daya manusia akan optimal jika dikelola dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam mengelola personalia di sekolah, sehingga sangat penting bagi kepala sekolah untuk memahami dan menerapkan pengelolaan personalia dengan baik.Dalam menerapkan manajemen personalia ada 4 prinsip dasar yang dipedomani atau dipegang oleh kepala sekolah, yaitu:
1) Dalam mengembangkan sekolah, kepala sekolah menganggap bahwa sumber daya manusia adalah komponen paling berharga.
2) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikeloladengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional.
3) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala sekolah mempengaruhi pencapaian tujuan pengembangan sekolah.
4) Manajemen personalia di kepala sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, staf administrasi, siswa orang tua siswa, dan yang terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Tolok ukur keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari output yang dihasilkan, yaitu melekat pada kualitas lulusan siswa yang dihasilkan dari lembaga tersebut. Agar siswa yang masuk dalam sebuah lembaga pendidikan dapat menguasai kompetensi yang diinginkan oleh orang tua sebagai konsumen dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan sebagai produsen, maka diperlukan manajemen kesiswaan yang aplikatif dan dapat memenuhi tuntutan siswa dan orang tua serta sesuai dengan standar sebuah lembaga pendidikan.Semua kegiatan di masing-masing sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal.Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
d) Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara akuntabel dan transparan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar (pembelajaran) disekolah bersama komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu di kelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
e) Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah
pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penataan.Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan Sekolah-sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping itujuga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid sebagai pelajar.
4.2.2. Profesionalisme Guru di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo dalam
Pembelajaran
tersebut,diwujudkan dalam bentuk standar dan sertifikasi kompetensi guru. Kompetensi pertama ditumbuhkan dan ditingkatkan melalui proses pendidikan akademik dan profesi suatu lembaga pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupakan kristalisasi pengalaman dan pergaulan seorang guru, yang terbentuk dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah tempat melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi, guru-guru di SDN 1 Krajan Kulon dan SDN 1 kutoharjo terkait dengan kompetensinya memiliki lima hal; (1) mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; (2) menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik; (3) bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Kelima hal tersebut dibuktikan dengan kualitas maupun kuantitas kehadiran guru-guru pada proses belajar mengajar, mempunyai kualifikasi pendidikan yang sesuai, pengisian daftar penilaian siswa dan dapat bersosialisasi serta beradaptasi dengan semua komponen sekolah.
pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar kemampuan seorang guru meningkat maka diperlukan upaya-upaya dalam rangka menyempurnakanprofesionalismenya. Peningkatan mutu profesionalisme guru yang diterapkan dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
a) Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
“untuk meningkatkan profesionalisme maka kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk segera menyelesaikan pendidikan S1-nya bagi yang belum selesai, bagi yang sudah menyarankan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yanag lebih tinggi”.
Tidak hanya berhenti sampai jenjang itu saja guru harus dituntut melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 ataupun S3.Fenomena yang terjadi dalam keilmuan pendidikan, terutama permasalahan guru dan murid adalah kurangnya motivasi guru untuk mengadakankajian ataupun penelitian ilmiah dalam konteks pendidikan. Lebih mengena jika guru sendiri yang mengangkat permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi dalam proses pembelajaran menjadi sebuah kajian ilmiah.
Hal tersebut di atas diperoleh dari hasil wawancara dan juga observasi yang dilakukan pada data pendidik dan kependidikan di masing-masing SD di gugus Dr. Mawardi. Adapun sebagai contoh hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:
“kepala sekolah selalu menyarankan kepada guru untuk selalu terloibat aktif dalam organisasi keguruan, ataupun kegiatan-kegiatan kependidikan miaslnya, mengikuti seminar, work shop, bahkan kepala sekolah selalu menyarankan kepada guru untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi”.
Upaya tersebut dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di masing-masing sekolah.Harapan kepala sekolah kedepan guru dapat meningkatkan pula kualitas pembelajaran yang lebih baik.Oleh karena itu siswa dapat memperoleh pembelajaran dari guru yang berkompeten sehingga dapat meningkatkan hasil belajar serta kemandirian dari masing-masing siswa.
b) Aktif dalam Organisasi Keguruan
sekolah tentunya dilakukan oleh guru yang mengajar dalan kelas yang sama,ini dilakukan oleh sekolah yang memiliki rombongan belajar pararel Diprogramkan ditingkat sekolah sebanyak dua kali dalam sebulan, sedangkan di tingkat gugus diadakan setiap hari sabtu pada minggu pertama.
Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan tentang pembelajaran maupun pengetahuan pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk berusaha mengejar ketinggalan dalam rangka meningkatkan kualitasnya. Di samping itu dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan terkait dengan masalah pembelajaran.
c) Uji Kompetensi Guru.
dan tertib, melaksanakan penilian beserta analisisnya, mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan, membuat modul dan media pembelajaran, membuatpower point dan membuatcontoh praktek pembelajaran dan sebagainya (wawancara guru ).
d) Peningkatan Kesejahteraan.
mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah sedikit dari pemerintah daerah.
e) Proses Pembelajaran
Pelaksanaan manajemen sekolah yang dilaksanakan oleh kepala Sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo kecamatan Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah memerankan dua fungsi utama, pertama sebagai Pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua
memberikan pimpinan dalam
manajemen.Pembaharuan pendidikan melalui manajemen sekolah dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua peran tersebut.
Guru 1: “saya selalu menerapkan pendekatan PAIKEM pada setiap pembelajaran, dapat diketahui dari pembuatan perangkat pembelajaran saya selalu membuat sebelum memulai pembelajaran yang diseuaikan dengan silabus dan materi pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran sudah menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, untuk model pembelajaran kadang membuat kadang tidak, tergantung juga materi ajarnya”.
Hal tersebut juga diperkuat oleh salah satu guru SD Negeri 1 Kutoharjo.mawardi:
Guru 2: “sebelum menyampaikan materi saya terlebih dahulu mencari referensi dari buku, internet, dan sumber lain. Kami selalu menciptakan pembelajaran yang menarik,menantang dan menyenangkan bagi kami seorang guru itu adalah konsep kami yang harus kami laksanakan sehingga siswa biar betah dikelas juga menerima pembelajaran sehingga dapat nilai yang baik”.
Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu guru SDN 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut:
Guru 3: “Ya kami selalu melaksanakan pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan, yaitu dengan menampilkan tanyangan-tanyangan gambar yang baik dan menarik. Untuk pembelajaran yang menantang saya memberikan suatu kasus kemudian siswa diharapkan untuk menjawab sendiri dengan teman kelompoknya dan untuk yang menyenangkan kita berikan suasana yang tidak menegangkan tapi siswa diharapkan untuk aktif.
penggunaan media dan alat peraga sehingga pembelajaran tidak membosankan.Hal ini dilakukan oleh guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo.sebagai contoh di SDN 1 Krajan kulon misalnya guru kelas 4 yang bisa menggunakan media proyektor.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Manajemen Kepala Sekolah di Gugus Dr. Muwardi
Peran kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo meliputi peran sebagai Edukator, manajer, administrator, dan supervisor.Keempat peran kepala sekolah tersebut sudah dilaksanakan oleh masing-masing kepala sekolah diSD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo. Peran kepala sekolah sebagai educator ditunjukkan bahwa kepala sekolah dengan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan meningkatkan profesionalitas guru melalui kegiatan penataran, diklat, seminar, dan pembinaan oleh pengawas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2011), mengungkapkan bahwa upaya pengembangan profesionalisme guru dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari dalam dan di luar diri guru.Upaya dari dalam diri bersumber dari penghayatan tanggung jawab guru itu sendiri untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya.Selain itu juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Abdul Mu’min (2011), mengungkapkan bahwa
guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar (peningkatan profesionalisme guru), karyawan, peningkatan sarana pembelajaran,pengawasan terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan cukup baik.
Peran kepala sekolah sebagai manajer sudah dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo, di antaranya kepala sekolah sudah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kempetensi profesionalnya. Selain itu kepala sekolah selalu mencari cara strategis dalam mewujudkan misi yang ditetapkan, serta kepala sekolah selalu melaksanakan tugas administrative dalam hal menyusun RAPBS yang diturunkan menjadi RKAS yang akan diwujudkan ke dalam program-program sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stoner, bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer adalah work with and through other people, responsible and accountable, managers balance competing goals and
set priorities, must think analytically and conceptionally,
mediators, politicians, seorang diplomat, dan kepala sekolah berfungsi make difficult decisions.
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola adminstrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Peran kepala sekolah sebagai administrator juga dibantu oleh pelaksana program di bawahnya, meliputi wakil kepala sekolah, para guru dan tenaga administrasi lainnya. Salah satu peran yang dilaksanakan kepala sekolah sebagai administrator adalah menyusun RAPBS setiap tahun dan selalu dikonsultasikan kepada komite sekolah, dari RAPBS kepala sekolah menurunkan ke dalam RKAS disitu akan diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program karena juga sudah memuat mengenai anggaran untuk melaksanakan program. Hal tersebut sesuai dengan pendapatGorton ( dalam Sagala, 2009), salah satunya menyebutkan bahwa Sebagai administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sestina (sagala 2009) bahwa salah satu peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu guru secara individual dan secara kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran. Selain itu juga
sesuai dengan hasil penelitian Abdul Mu’min (2011),
yang menyebutkan pengawasan terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan cukup baik. Artinya peran kepala sekolah di gugus Dr. Mawardi sudah berjalan dengan baik karena sesuai dengan kriteria-kriteria yang disebutkan oleh ahli tersebut di atas, dan juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abdul Mu’min.
4.3.2.Profesionalisme Guru di SDN 1 Krajankulon
dan SDN 1 Kutoharjo dalam Pembelajaran
4.3.2.1. Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik yang diadakan oleh sekolah, Dikpora maupun LPTK, dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto (2003) bahwa ciri- ciri profesionalisme guru adalah: (1) memiliki landasan pengetahuan yang kuat. Landasan pengetahuan yang kuat salah satunya diperoleh melalui jenjang pendidikan, sementara itu untuk profesi guru jenjang pendidikan yang ditempuh minimal S1 kependidikan yang sesuai dengan bidang yang akan diampu.
4.3.2.2. Aktif dalam Organisasi Keguruan
yang sehat antar sejawat. Dengan adanya kerja sama antar teman sejawat, maka terjadi interaksi positif mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan untuk dilakukan diskusi tentnag permasalahan sehingga akan ditemukan solusi yang dapat mengatasi permasalahan di setiap sekolah masing-masing.
4.3.2.3. Uji Kompetensi Guru.
Guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan pangkat atau golongan.Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan atau kompetensi yang dimiliki masing-masing guru.Hasil dari UKG dijadikan pedoman untuk merefleksikan keadaan real pendidik, yang selanjutnya dilakukan bimbingan dan pembinaan untuk mengatasi permaslahan tersebut. Solusi yang diberikan bias melalui seminar, work shop, bintek, ataupun tindakan-tindakan lain untuk meningkatkan kompetensi guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187) bahwa untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru. 4.3.2.4. Peningkatan Kesejahteraan.
yang statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka hanya mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah sedikit dari pemerintah daerah.Hal tersebut harus dilakukan karena berhubungan dengan motivasi dan etos kerja para guru.Jika guru tidak memiliki permasalahan terutama maslah perekonomian, maka guru dapat fokus dalam bekerja, yaitu membimbing dan mendidik peserta didik di sekolah. Hal tersebut di atas sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa setelah guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga yang ditunjuk pemerintah, maka guru berhak mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji pokok. Dengan adanya tunjangan sertifikasi tersebut diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan yang dapat meningkatkan skill maupun kompetensi setiap guru.
4.3.2.5. Proses Pembelajaran
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan perkembangan fisik serta psikoogis peserta didik.
Pelaksanaan manajemen sekolah yang dilaksanakan oleh kepala Sekolah SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo kecamatan Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah memerankan dua fungsi utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua
memberikan pimpinan dalam