• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Mei 2017 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 104,14; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 90,72; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,12; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 119,13 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 103,94. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 112,28 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 90,47. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,37 yang berarti NTP bulan Mei 2017 mengalami peningkatan 0,34 persen bila dibandingkan dengan bulan April 2017 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,02.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Mei 2017 tercatat 112,11 yang berarti mengalami peningkatan 0,17 persen dibandingkan bulan April 2017 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,93.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Mei 2017, terdapat 12 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 21 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 1,05 persen, , sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,91 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,94 persen.

Pada bulan Mei 2017, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,03 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada kelompok Perumahan 0,35 persen, Transportasi & Komunikasi 0,04 persen, Makanan Jadi 0,03 persen, Sandang 0,01 persen, sedangkan 3 kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, terdiri dari kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,02 persen), Bahan Makanan sebesar (0,02 persen) dan. Kesehatan (0,06 persen)

No. 38/06/52/Th.XI, 2 Juni 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENURUT SUB SEKTOR BULAN MEI 2017

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan Mei 2017 dengan tahun dasar (2012=100) NTP Provinsi Nusa Tenggara Barat berada di atas 100 ( tercatat 104,37 ) yang berarti petani mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.

Grafik 1

NTP Provinsi NTB Januari 2015 – Mei 2017 (2012=100)

NTP bulan Mei 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen bila dibandingkan dengan NTP April 2017 yaitu dari 104,02 menjadi 104,37. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,44 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,10 persen.

Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Mei 2017 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (119,13), sub sektor Tanaman Pangan (104,14) dan subsektor Perikanan (103,94). Sedangkan subsektor lainnya memiliki kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu subsektor Perkebunan Rakyat (93,12) dan sub sektor Hortikultura (90,72).

101,38101,97 102,23 101,15 102,39 103,29 103,86 104,14 104,78 105,97106,43106,22 105,53 104,85 104,38 103,58103,81 104,14 104,71 106,26 106,99107,25 107,32 106,56 105,70 104,58 104,71 104,02 104,37 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 Nilai Tuka r Petani TAHUN

(3)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Mei 2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

April 2017 Mei 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 130.12 131.22 0.85 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125.84 126.01 0.14 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 103.41 104.14 0.71

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 116.16 114.93 -1.06 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126.58 126.68 0.08 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 91.77 90.72 -1.14 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 118.16 118.68 0.44 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127.43 127.44 0.01 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 92.72 93.12 0.43

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 144.75 145.28 0.36 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121.85 121.95 0.08 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 118.80 119.13 0.28

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 124.78 126.14 1.09 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121.17 121.36 0.16 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 102.97 103.94 0.94 5.a. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 137.57 139.24 1.21 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123.81 124.01 0.16 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 111.12 112.28 1.05 5.b. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 105.24 106.14 0.86 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.15 117.32 0.15 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 89.84 90.47 0.71

Gabungan

a. Indeks yang Diterima (It) 130.03 130.60 0.44

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125.01 125.13 0.10

-Konsumsi Rumah Tangga 128.49 128.53 0.03

-BPPBM 116.17 116.49 0.27

(4)

1.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei 2017 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar (0,44 persen) yaitu dari 130,03 menjadi 130,60. Terdapat 4 sub sektor yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima yaitu sub sektor Perikanan 1,09 persen, sub sektor Tanaman Pangan 0,85 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,44 persen, sub sektor Peternakan 0,36 persen, dan hanya sub sektor Hortikultura yang mengalami penurunan yaitu sebesar (1,06 persen).

2.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Mei 2017 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen yaitu dari 125,01 menjadi 125,13. Dimana Indeks konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan 0,03 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan 0,27 persen.

Grafik 2

Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB April – Mei2017 (2012=100) Indeks Diterima; 130,03 Indeks Diterima; 130,60 Indeks Dibayar; 125,01 Indeks Dibayar; 125,13 KRT; 128,49 KRT; 128,53 BPPBM; 116,17 BPPBM; 116,49 100 105 110 115 120 125 130 135 2017 04 2017 05

(5)

3.

NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)

Pada bulan Mei 2017 NTPP mengalami peningkatan sebesar 0,71 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,85 persen lebih tinggi dari peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,14 persen.

Indeks harga yang diterima petani sub kelompok padi dan Palawija mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,51 persen dan 1,67 persen yang disebabkan karena meningkatnya harga kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon, jagung, gabah/padi, ubi jalar dan kacang kedelai. Indeks yang dibayar (Ib) mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan Indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,44 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya pupuk kandang/kompos, sewa traktor tangan, upah perontokan, sewa garu dan ternak, upah penyemprotan, arit/sabit, herbisida, karung, biaya service motor, cangkul, ban luar motor, ongkos angkut.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Nilai Tukar Petani Sub sektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Mei 2017 mengalami penurunan sebesar (-1,14 persen). Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar (-1,06 persen) sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,08 persen.

Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran mengalami penurunan sebesar (-1,97 persen) yang disebabkan karena menurunnya harga buncis, bawang merah, cabe rawit, petsai/sawi, kol/kubis, cabe merah, kacang panjang. Indeks yang diterima (It) sub kelompok buah-buahan mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen sedangkan tanaman obat tidak mengalami perubahan/tetap. Peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) hortikultura disebabkan oleh peningkatan indeks IKRT sebesar 0,10 persen sedangkan Indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar (0,02 persen) dimana penurunan Indeks BPPBM disebabkan menurunnya harga bibit ketimun, urea, bamboo, TSP/SP36, ban luar motor, sewa lahan sawah, NP/NPK, biaya pengairan lahan, insektisida.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Mei 2017 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,43 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,44 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,01 persen.

Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan karena meningkatnya harga hasil produksi perkebunan rakyat antara lain cengkeh, kemiri, kopi, kelapa, kakao dan jarak.. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani perkebunan rakyat disebabkan oleh meningkatnya indeks BPPBM sebesar 0,16 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga sewa lahan lading, parang, karung, sprayer, insektisida, herbisida.

(6)

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Mei 2017, NTPT mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen, hal ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,36 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,08 persen.

Indeks harga yang diterima (It) peternak pada sub kelompok ternak besar, sub kelompok ternak kecil dan sub kelompok hasil ternak mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,36 persen, 0,77 persen dan 0,78 persen yang disebabkan oleh peningkatan harga kerbau, sapi potong, babi, telur ayam ras, telur itik,. Sedangkan sub kelompok unggas mengalami penurunan sebesar (0,33 persen) yang disebabkan karena menurunnya harga ayam ras pedaging. Penurunan Indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh meningkatnya indeks Konsumsi Rumah Tangga dan Indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,20 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan oleh meningkatnya tarif listrik, harga jagung pipilan, ember, sewa alat-alat peternakan, sewa lahan penggembalaan, dedak, seng plat, konsentrat, jerami, konsentrat swine, ban luar motor, oli, gas LPG.

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Mei 2017 NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,94 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,09 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,16 persen.

Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan dan budidaya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,21 persen dan 0,86 persen yang disebabkan meningkatnya harga produksi perikanan antara lain lele, rumput laut, ikan mas, pari, cakalang, rajungan, kerang, julung-julung, cumi-cumi, kerapu, biji nangka, tongkol, layur, baronang, selar, teri, kuniran, kurisi, tenggiri. Peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,13 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan oleh meningkatnya harga dedak, benih bandeng, oli, cip, jarring insang, jarring angkat.

(7)

Tabel 2

Indeks yang Diterima dan Indeks yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Mei 2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

April 2017 Mei 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 130.12 131.22 0.85

- Padi 131.41 132.08 0.51

- Palawija 127.06 129.19 1.67

b. Indeks Dibayar Petani 125.84 126.01 0.14

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.09 128.11 0.02

- Indeks BPPBM 120.26 120.80 0.44

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 116.16 114.93 -1.06

- Sayur-sayuran 128.99 126.45 -1.97

- Buah-buahan 101.70 101.93 0.22

- Tanaman Obat 136.70 136.70 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 126.58 126.68 0.08

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.01 129.14 0.10

- Indeks BPPBM 115.84 115.82 -0.02

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 118.16 118.68 0.44

- Tanaman Perkebunan Rakyat 118.16 118.68 0.44

b. Indeks Dibayar Petani 127.43 127.44 0.01

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.33 130.31 -0.02

- Indeks BPPBM 114.12 114.30 0.16

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 144.75 145.28 0.36

- Ternak Besar 148.59 149.13 0.36

- Ternak Kecil 143.48 144.59 0.77

- Unggas 118.43 118.03 -0.33

- Hasil Ternak 120.67 121.61 0.78

b. Indeks Dibayar Petani 121.85 121.95 0.08

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.85 127.88 0.03

- Indeks BPPBM 111.32 111.54 0.20

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 124.78 126.14 1.09

- Penangkapan 137.57 139.24 1.21

- Budidaya 105.24 106.14 0.86

b. Indeks Dibayar Petani 121.17 121.36 0.16

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.85 128.07 0.18

- Indeks BPPBM 112.39 112.53 0.13

Gabungan

a. Indeks Diterima Petani 130.03 130.60 0.44

b. Indeks Dibayar Petani 125.01 125.13 0.10

- Konsumsi Rumah Tangga 128.49 128.53 0.03

(8)

Perbandingan antar Provinsi

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Mei 2017, hanya 12 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 21 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat 1,05 persen, diikuti oleh Provinsi Jateng 0,90 persen, Gorontalo 0,49 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel (1,91 persen) diikuti oleh Sumbar (1,67 persen ) dan Jambi (1,62 persen).

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya Mei 2017 (2012=100) Kode Provinsi IT IB NTP Indeks persen Perb Indeks persen Perb Indeks persen Perb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 11 NAD 118.16 -0.20 124.96 0.33 94.56 -0.52 12 SUMUT 127.16 -0.18 128.35 0.31 99.07 -0.49 13 SUMBAR 121.84 -1.20 125.52 0.48 97.07 -1.67 14 RIAU 129.50 -0.90 126.98 0.19 101.98 -1.09 15 JAMBI 124.80 -1.26 125.58 0.37 99.38 -1.62 16 SUMSEL 117.18 -0.52 125.11 0.44 93.66 -0.96 17 BENGKULU 119.75 -0.85 128.09 0.78 93.48 -1.61 18 LAMPUNG 130.52 1.10 124.81 0.63 104.58 0.47 19 BABEL 117.06 -0.94 122.20 0.99 95.80 -1.91 21 KEPRI 117.60 -1.12 121.26 0.04 96.99 -1.16 31 DKI 118.47 -0.68 120.56 0.28 98.26 -0.96 32 JABAR 135.78 1.56 130.63 0.51 103.94 1.05 33 JATENG 126.85 1.89 128.52 0.98 98.70 0.90 34 YOGYAKARTA 129.19 0.90 127.40 1.14 101.41 -0.23 35 JATIM 133.21 1.11 130.39 0.79 102.16 0.31 36 BANTEN 125.71 0.69 127.16 0.52 98.86 0.17 51 BALI 130.29 0.27 124.59 0.67 104.57 -0.39 52 NTB 130.60 0.44 125.13 0.10 104.37 0.34 53 NTT 127.25 0.07 126.05 0.30 100.95 -0.23 61 KALBAR 119.60 -0.84 126.11 0.44 94.84 -1.27 62 KALTENG 121.84 -0.93 124.46 0.17 97.90 -1.09 63 KALSEL 117.96 0.11 122.02 0.16 96.67 -0.06 64 KALTIM 121.00 -0.58 125.65 0.35 96.30 -0.94 71 SULUT 116.44 0.34 125.97 0.04 92.43 0.30 72 SULTENG 119.66 -0.74 127.36 0.13 93.96 -0.88 73 SULSEL 127.68 0.49 127.16 0.19 100.41 0.30 74 SULTRA 119.05 0.30 125.38 0.26 94.95 0.05 75 GORONTALO 132.34 0.52 125.32 0.04 105.60 0.49 76 SULBAR 129.24 -0.12 122.35 0.23 105.63 -0.35 81 MALUKU UTARA 129.34 0.80 128.46 0.54 100.69 0.26 82 MALUKU 127.03 0.55 125.48 0.18 101.24 0.36 91 PAPUA BARAT 127.00 -0.31 126.73 0.04 100.22 -0.35 94 PAPUA 121.15 0.02 126.84 0.28 95.52 -0.26 Nasional 128.02 0.73 127.82 0.59 100.15 0.14

(9)

4.

Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Mei 2017 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,03 persen.

Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada kelompok Perumahan 0,35 persen, Transportasi & Komunikasi 0,04 persen, Makanan Jadi 0,03 persen, Sandang 0,01 persen, sedangkan 3 kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, terdiri dari kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,02 persen), Bahan Makanan sebesar (0,02 persen) dan. Kesehatan (0,06 persen)

Tabel 4

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mei 2017 (2012=100)

Sub Kelompok April 2017 Mei 2017 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumahtangga 128.49 128.53 0.03

- Bahan makanan 135.84 135.81 -0.02

- Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 124.42 124.46 0.03

- Perumahan 122.12 122.54 0.35

- Sandang 123.42 123.43 0.01

- Kesehatan 120.51 120.43 -0.06

- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 113.26 113.24 -0.02

- Transportasi dan Komunikasi 125.53 125.58 0.04

Inflasi perdesaan yang terjadi pada bulan Mei 2017 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga bawang putih, ketimun, bawal, piring makan, papan (20x2x400) cm, gelas minum biasa, daging ayam ras, tomat sayur, lada/merica, kembung, kemiri, cabe merah, daging ayam buras, ember plastik, kelapa tua, anggur, gula merah, kaos kaki, tisu, rajungan, tongkol, telur ayam ras, jeruk, kompor, tauge/kecambah, katamba, cumi-cumi, wortel, kakap merah, salak, kacang kedelai, ketela pohon, mujair, korek api gas, sabun cuci piring, bandeng, pisau, apel.

(10)

Grafik 3

Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia

Mei 2017 (2012=100)

-0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 YOGY A KARTA JATEN G B

ABEL JATIM BENGKU

LU LAM PU NG B ALI MAL U KU JABAR SU MBA R B ANTE N SU MSEL KAL BAR

DKI JAMBI KAL

TIM NTT PAPUA NAD SU MUT SU LBA R RIAU SU LTRA MAL U KU U TA RA KAL SEL SU LSEL SU LTE NG KAL TEN G NTB GOR ONTALO PAP U A B A RAT KEPR I SU LU T NAS IONA L 1 ,4 2 1,3 4 1 ,1 6 1,0 4 0 ,8 0 0 ,7 9 0,76 0,6 9 0,6 1 0,57 0 ,5 5 0 ,5 4 0,51 0,44 0 ,4 0 0 ,3 8 0 ,3 7 0,3 6 0 ,3 2 0,3 1 0 ,2 5 0,2 3 0 ,2 3 0,20 0,1 8 0 ,1 7 0 ,1 4 0,13 0,0 3 -0 ,0 1 -0 ,0 1 -0 ,0 2 -0 ,0 6 0,74

(11)

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Jalan Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id

Contact person : Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi

Gambar

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya  Mei  2017 (2012=100) Kode  Provinsi  IT  IB  NTP  Indeks  persen  Perb  Indeks  persen Perb  Indeks  persen Perb  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  11  NAD  118.16  -0.20  124.96  0.33  94.56  -0.52  12  SUMUT  127.16  -0.18  128.35  0.31  99.07  -0.49  13  SUMBAR  121.84  -1.20  125.52  0.48  97.07  -1.67  14  RIAU  129.50  -0.90  126.98  0.19  101.98  -1.09  15  JAMBI  124.80  -1.26  125.58  0.37  99.38  -1.62  16  SUMSEL  117.18  -0.52  125.11  0.44  93.66  -0.96  17  BENGKULU  119.75  -0.85  128.09  0.78  93.48  -1.61  18  LAMPUNG  130.52  1.10  124.81  0.63  104.58  0.47  19  BABEL  117.06  -0.94  122.20  0.99  95.80  -1.91  21  KEPRI  117.60  -1.12  121.26  0.04  96.99  -1.16  31  DKI  118.47  -0.68  120.56  0.28  98.26  -0.96  32  JABAR  135.78  1.56  130.63  0.51  103.94  1.05  33  JATENG  126.85  1.89  128.52  0.98  98.70  0.90  34  YOGYAKARTA  129.19  0.90  127.40  1.14  101.41  -0.23  35  JATIM  133.21  1.11  130.39  0.79  102.16  0.31  36  BANTEN  125.71  0.69  127.16  0.52  98.86  0.17  51  BALI  130.29  0.27  124.59  0.67  104.57  -0.39  52  NTB  130.60  0.44  125.13  0.10  104.37  0.34  53  NTT  127.25  0.07  126.05  0.30  100.95  -0.23  61  KALBAR  119.60  -0.84  126.11  0.44  94.84  -1.27  62  KALTENG  121.84  -0.93  124.46  0.17  97.90  -1.09  63  KALSEL  117.96  0.11  122.02  0.16  96.67  -0.06  64  KALTIM  121.00  -0.58  125.65  0.35  96.30  -0.94  71  SULUT  116.44  0.34  125.97  0.04  92.43  0.30  72  SULTENG  119.66  -0.74  127.36  0.13  93.96  -0.88  73  SULSEL  127.68  0.49  127.16  0.19  100.41  0.30  74  SULTRA  119.05  0.30  125.38  0.26  94.95  0.05  75  GORONTALO  132.34  0.52  125.32  0.04  105.60  0.49  76  SULBAR  129.24  -0.12  122.35  0.23  105.63  -0.35  81  MALUKU UTARA  129.34  0.80  128.46  0.54  100.69  0.26  82  MALUKU   127.03  0.55  125.48  0.18  101.24  0.36  91  PAPUA BARAT  127.00  -0.31  126.73  0.04  100.22  -0.35  94  PAPUA  121.15  0.02  126.84  0.28  95.52  -0.26  Nasional  128.02  0.73  127.82  0.59  100.15  0.14

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Linieritasnya : Sensor kecepatan berupa rangkaian elektronik yang terdiri dari optocoupler jenis U dan schmitt trigger MC74LS14 yang menghasilkan frekuensi keluaran yang

Apakah anda mengamalkan ajaran dari Tuanku Keramat syekh

Kenaikan IKRT Maluku Utara tertinggi terjadi pada Juli 2013, yaitu sebesar 3,20 persen yang disebabkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran terutama kelompok bahan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah : (1) memberikan pelatihan singkat penggunaan teknologi informasi dengan media internet untuk kegiatan