Corresponding Author : [email protected] 263 JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 263 - 288
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017
(Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center)
Tajrian Rahmad, Effendi Hasan
([email protected], [email protected]) Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
ABSTRAK
Hasil survei Media Research Center banyak menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat dan pasangan calon Gubernur dikarenakan disaat merilis hasil surveinya lembaga survei MRC tidak mempublikasikannya secara transparan, seperti jumlah dana, anggaran pelaksanaan survei, apakah dana survei MRC murni berasal dari lembaga itu atau ada pihak tertentu yang jadi sponsor yang turun tangan. Sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap hasil survei
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Independensi
Media Research Center dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh Tahun 2017 serta mengetahui ketidakpercayaan pasangan calon terhadap hasil survei Media Research Center dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh tahun
2017. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian
lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan melalui wawancara informan dari lembaga survei MRC dan para pasangan calon. Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku teks, jurnal, peraturan perundang-undangan dan. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa Independensi dari lembaga survei Media Research Center sudah berjalan baik dengan tidak menjadi konsultan politik, hasil survei berdasarkan fakta dan lembaganya sudah independen dengan bebas pengaruh dari manapun. namun kurang mendapatkan kepercayaan dari pasangan calon dikarenakan tidak ada
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
264 Research Center dalam melakukan survei harus transparan agar lebih diketahui oleh masyarakat dan pasangan calon dan Serta tetap mempertahankan hasil survei yang digunakan sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Kata Kunci: Independensi, Kepercayaan Politik
ABSTRACT
The survey results Media Research Center generated a lot of pros and cons of community and partner candidates for Governor because when releasing results of the survey survey institute MRC does not publish transparent, such as the number of funds, the budget implementation of the survey, whether the funds survey MRC is purely derived from that institution or there are certain parties the sponsor who intervened. Giving rise to mistrust of the results of the survey. This study aims to determine how the independence of the Media Research Center in conducting surveys candidate for Governor of Aceh Year 2017 as well as knowing distrust pair of candidates to the survey findings Media Research Center conducted a survey of candidates for Governor in Aceh in 2017. Data required in this study were obtained through field research and literature. The field research by interviewing informants and important documents of the Media Research Center and researchers from Aceh Governor candidate pairs were surveyed. While the library research done by reading textbooks, journals, legislation and other materials related to this research. The results of the study, indicating that the Independence of the Media Research Center survey agencies already work fine with not being a political consultant, survey results based on facts and institutions are already independent free from any influence. but the lack of confidence of the pair of candidates because there is no transparency when releasing the survey results. Independence of the Institute of Media Research Center survey has been running well with no doubles as a political consultant and neutral. But there is still lack of confidence of the pair of candidates because the
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
265 candidate pairs sighted survey results are usually not of the full results of an election but rather the result of a sampling of some of the respondents, so a couple of candidates did not fully trust the results of the survey. To the Media Research Center survey agencies in conducting surveys to be transparent in order to be known by the public and the candidate pairs and retaining well as survey results were used to obtain the trust of the community.
Keywords: Independence, Politic Trust
PENDAHULUAN
Sejak runtuhnya rezim orde baru pada tahun 1998, sistem pemerintahan Indonesia telah menjadi sistem pemerintahan yang lebih demokratis. Bergulirnya demokrasi tersebut menandakan tahap awal masa transisi demokrasi di Indonesia. Transisi demokrasi merupakan jalan menuju sebuah tatanan negara yang lebih baik berdasarkan kehendak rakyat.
Ketika memilih untuk menempuh jalan demokrasi, Indonesia pada akhirnya memerlukan beberapa pilar guna menyanggah demokrasinya, pilar-pilar tersebut salah satunya adalah lembaga survei. Menurut Eriyanto (1999: 30) lembaga survei merupakan salah satu pendukung dari pilar-pilar demokrasi lainya. Lembaga survei dianggap penting karena digunakan sebagai penyanggah demokrasi, sebab dengan adanya lembaga survei, maka masyarakat dapat mengkritisi kebijakan-kebijakan yang telah diambil pejabat sebelumnya melalui keterlibatan langsung, seperti memberikan pendapatnya dalam survei yang diselenggarakan oleh lembaga survei. Sehingga masyarakat akan memperoleh informasi pendapat publik terhadap kinerja pemerintahan dan isu-isu politik yang lagi hangat dibicarakan.
Survei banyak digunakan oleh berbagai lembaga survei untuk mencari sebuah data atau informasi, seperti tentang pendapat atau sikap, tetapi juga untuk
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
266 membuat deskripsi komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel yang diteliti. Salah satunya munculnya beberapa lembaga survei yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat seperti hasil survei.
Di Indonesia pelaksanaan survei mulai bebas dilakukan sejak bergulirnya era reformasi. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa lembaga survei, antara lain berdiri Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lingkaran Survei Indonesia dan LP3ES. Ketiga lembaga tersebut pernah melakukan survei atau jajak pendapat menjelang pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004 dengan hasil yang sangat akurat (Cangara, 2011: 153).
Di Provinsi Aceh sendiri, menjelang pilkada tahun 2017 banyak lembaga survei yang telah melakukan survei terkait terkait kandidat calon Gubernur. Seperti lembaga survei Jaringan Survei Inisiatif (JSI), Aceh Branding Institute (ABI), Aceh Research Center (ARC), dan Media Research Center (MRC). Hasil survei tersebut menimbulkan pro dan kontra dari para pasangan calon karena pasangan calon banyak menganggap bahwa hasil survei dari lembaga survei merupakan pesanan dari calon tertentu untuk menaikkan popularitas mereka menjelang pilkada. Pasangan calon curiga terhadap hasil survei karena mereka tidak menjelaskan transparansi dari sebuah hasil survei, apakah hasil survei tersebut dilakukan sesuai pesanan calon yang dimenangkan. Sehingga pasangan calon kurang mempercayai hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei. Mereka mempertanyakan independensi dari lembaga survei itu sendiri. Salah satunya adalah lembaga survei Media Research Center (MRC).
Lembaga survei Media Research Center (MRC) merupakan lembaga yang sering melakukan survei setiap ada pilkada di Indonesia, tak terkecuali di Aceh, namun dari hasil survei MRC tentang calon Gubernur Aceh pada pilkada Tahun 2017 terkesan tidak independen dikarenakan disaat merilis hasil surveinya lembaga survei MRC tidak mempublikasikannya secara transparan, seperti jumlah dana, anggaran pelaksanaan survei, apakah dana survei MRC murni berasal dari
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
267 lembaga itu atau ada pihak tertentu yang jadi sponsor yang turun tangan. Termasuk para kandidat yang disurvei. Apakah mereka dibiayai oleh tim sukses dari calon, namun mengesankan seolah-olah independen. Seharusnya sebuah lembaga survei dituntut bersikap independen seperti memberikan keterbukaan informasi yang jelas kepada masyarakat seperti dari mana pendanaan survei itu didapat. Apakah ada campur tangan dari pihak kandidat yang disurvei. Bila dana berasal dari salah satu calon maka lembaga survei tidak lagi bisa dikatakan independen serta netral.
Disisi lain metodologi yang diterapkan oleh lembaga survei MRC pun patut dipertanyakan. Apakah metode yang dipakai oleh MRC untuk melakukan survei sudah sesuai dengan metode yang umumnya lembaga survei lain gunakan. Karena metodologi yang digunakan harus sesuai dengan metode penelitian yaitu memperoleh data yang benar. Karena selama ini etika yang kerap dilanggar oleh lembaga survei adalah menyangkut metodologi, bagaimana mereka mengolah datanya, serta berapa responden yang mereka libatkan dalam melakukan survei tersebut. Sebab, jumlah pemilih yang banyak, wilayah yang luas, bahkan sebagian berada di tempat terpencil, termasuk teknik pengambilan sampel, tentu menjadi tantangan utama bagi lembaga survei. Begitupun dalam merilis hasil surveinya, lembaga survei MRC tidak memberikan pernyataan kepada pasangan calon bahwa hasil survei mereka bukan keputusan resmi dari penyelenggara pemilu. Sehingga pasangan calon beranggapan bahwa hasil survei MRC tersebut mencerminkan hasil akhir pilkada. Padahal sebuah lembaga survei berkewajiban memberikan pernyataan kepada pasangan calon bahwa hasil survei tersebut bukan hasil resmi dari penyelenggara pemilu.
Dari sisi lain kepercayaan pasangan calon terhadap lembaga survei MRC ini pun rendah. Ini dibuktikan dengan pernyataan dari pasangan calon bahwa hasil survei MRC adalah hasil survei yang tidak jelas dan tidak independen. Sehingga pasangan calon tidak sepenuhnya percaya terhadap lembaga survei MRC.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
268 lembaga survei MRC. Misalnya ada yang meragukan metode survei yang dilakukan MRC, sebab dikarenakan menepatkan salah satu calon yaitu Irwandi Yusuf pada urutan pertama, mengalahkan Muzakir Manaf, Tarmizi A Karim(http//www.ajnn.net-news-cagub, diakses pada 28 Mei 2016)
Keputusan dari hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei MRC ini dibantah oleh relawan pemenangan Muzakir Manaf, mereka menilai survei terhadap Cagub Aceh yang dilakukan oleh beberapa pihak adalah survei yang tak jelas karena tidak mempublikasikan sumber dana, meodologi, jumlah responden dan terlihat tidak independen. Hal tersebut disampaikan ketua koordinator pusat relawan pemenangan Muzakir Manaf, Rahmad Agustiar saat Press Conference koordinator pusat relawan pemenangan Muzakir Manaf Cagub Aceh 2017(http://www.goaceh.com, diakses pada 27 September 2016).
Bukannya dengan mengacu pada data yang ada dengan aturan PKPU No 5 Tahun 2015 tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota pada paragraf 5 tentang Lembaga Survei atau Jajak Pendapat dan Perhitungan Cepat yaitu pasal 44, menjelaskan bahwa :
“Pengumuman hasil Survei atau Jajak Pendapat dan Penghitungan Cepat Hasil Pemilihan dilakukan dengan memberitahukan sumber dana, metodologi yang digunakan, jumlah responden, tanggal pelaksanaan Survei, cakupan pelaksanaan Survei dan pernyataan bahwa hasil tersebut bukan merupakan hasil resmi penyelenggara Pemilihan.”
Lembaga survei dituntut harus bersikap netral serta independen dan transparan dalam mengumumkan hasil survei atau jajak pendapat, tidak memihak kepada salah satu calon atau partai politik pendukung calon tersebut. Tapi lembaga survei MRC yang hanya mengumumkan hasil survei namun tidak secara rinci dijelaskan hasil survei tersebut. Sehinga menimbulkan ketidakpercayaan dari pasangan calon. Lembaga survei MRC merupakan lembaga survei nasional
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
269 yang paling sering melakukan survei, sehingga MRC dituntut untuk menjadi lembaga survei yang dipercaya oleh pasangan calon dan harus netral dari pengaruh pihak lain.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik meneliti independensi dari sebuah lembaga survei nasional yang ada di Provinsi Aceh. dalam hal ini peneliti mengambil lembaga survei MRC Aceh.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini akan menggunakan teori kepercayaan politik dimana Kepercayaan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa kepercayaan, kita tidak dapat memasuki lingkungan yang baru atau membentuk relasi dengan orang lain (Ishii, 2007: 282). Kepercayaan merupakan dasar dalam membangun suatu hubungan antar individu, kelompok atau institusi. Dalam konteks kehidupan berdemoraksi, kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik menjadi sangat penting dan vital. Institusi yang mendapatkan kepercayaan masyarakat akan memiliki legitimasi dan kewibawaan untuk menjalankan tugas-tugasnya. Masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap institiusi publik lebih memiliki kemauan untuk terlibat dalam segala aktifitas kehidupan yang diselenggarakan institusi publik (Castillo, dkk, 2011: 132).
Kepercayaan politik merupakan pondasi utama untuk membangun legitimasi politik dan berkelanjutan sistem demokrasi. Didalam teori kepercayaan politik yang menyatakan bahwa tingkat kepercayaan politik dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, adalah faktor budaya dan kedua adalah faktor rasionalitas dengan mengacu pada kinerja kelembagaan ( Ahmad Yani, 2015: 55).
Dalam buku yang berjudul Trust : The Social Virtues and the Creation of Prosperity Fukuyama (1995: 26) mengartikan kepercayaan sebagai harapan yang timbul dalam masyarakat biasa, jujur, perilaku kooperatif, berdasarkan norma-norma komunal bersama bagian dari anggota masyarakat lainnya.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
270 Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepercayaan pada lembaga survei tersebut rendah. Pertama, faktor politik, Menurut Cook College dan Gronke dalam Ahmad Yani (2015: 69) faktor politik lebih mempengaruhi kepercayaan terhadap lembaga survei dari pada faktor psikososial dan demografi. Kedua, kinerja lembaga survei. Lembaga survei yang memiliki capaian kinerja yang bagus, sesuai harapan masyarakat cenderung dipercayai dibandingkan dengan institusi lainnya yang memiliki kinerja buruk. Ketiga, keterbukaan dan keadilan. Menurut Newton (Castillo, dkk 2011: 141) Kepercayaan terhadap lembaga survei berkaitan dengan prinsip demokrasi dan prinsip keadilan. Keempat, pengalaman positif.
Kemudian penulis dalam penelitian ini, juga menggunakan konsep independensi. Independensi merupakan terjemahan kata independence yang berasal dari Bahasa Inggris, yang artinya “dalam keadaan independen” adapun arti kata independen bermakna tidak tergantung atau dikendalikan oleh (orang lain atau benda), tidak mendasarkan pada diri pada orang lain, bertindak atau berpikir sesuai dengan kehendak hati, bebas dari pengendalian orang lain, tidak dipengaruhi oleh orang lain. Menurut (Arens, 1996: 111), Independensi dalam lembaga survei berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Independensi sangat penting bagi lembaga survei untuk dijaga dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Independensi merupakan suatu cerminan sikap dari seorang peneliti survei untuk tidak memilih dan mendukung pihak siapapun dalam melakukan penelitian survei. Independensi adalah sikap mental seorang peneliti survei dimana ia dituntut untuk bersikap jujur dan tidak memihak sepanjang pelaksaan penelitian survei dan dalam memposisikan dirinya dengan auditnya. Independensi dalam survei merupakan pandangan yang tidak berprasangka dan tidak memihak dalam melakukan test-test audit, evaluasi dan hasil-hasilnya, dan penerbitan laporan, dan merupakan alasan utama kepercayaan masyarakat.
Dalam menjalankan tugasnya, peneliti survei harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional Ikatan Surveyor Indonesia. Kode Etik Ikatan Surveyor Indonesia menyatakan bahwasanya hati nurani, yaitu perpaduan kejujuran, keadilan, dan santun merupakan falsafah moral yang dalam kanan kepentingan timbal balik
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
271 antar manusia, wajib menjunjung tinggi UUD dan menjunjung kehormatan profesi surveyor Indonesia dan harus yakin akan kebenaran dan kecukupan data dan informasi yang disajikan kecukupan tentang metoda, Sarana dan tenaga, yang ia gunakan dalam pengumpulan informasi dan pengolahan dan penyajiannya. (http//isi.or.id, diakses pada 16 Maret 2017).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi Menurut Ruchjat Kosasih (2000: 49) faktor-faktor yang mempengaruhi independensi antara lain:
1. Ikatan kepentingan
Lembaga Survei dapat kehilangan independensinya apabila mempunyai kepentingan dan hubungan usaha dengan pasangan calon yang ditelitinya.
2. Jasa-jasa lain selain lembaga survei
Aktivitas kantor lembaga survei selain memberikan jasa penelitiaan juga memberikan jasa-jasa lain. Misalnya, jasa konsultan politik, jasa konsultasi manajemen, pemberian jasa lain ini memungkinkan hilangnya independensi lembaga survei karena lembaga survei akan cenderung memihak kepada kliennya.
3. Ukuran kantor lembaga survei
Kantor lembaga survei yang lebih besar tidak begitu tergantung pada salah satu klien saja. Hilangnya satu klien tidak akan begitu mempengaruhi pendapatnya. Sehingga kantor akuntan publik yang lebih besar dipercaya akan lebih independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang kecil.
4. Persaingan antar kantor lembaga survei
Persaingan antar kantor lembaga survei yang tajam kemungkinan akan berdampak secara signifikan terhadap independensi kantor lembaga survei sebab, setiap kantor lembaga survei mempunyai kekhawatiran akan kehilangan kliennya. Kantor lembaga survei dihadapkan pada dua pilihan. Yaitu, akan kehilangan klien-nya karena klien mencari kantor lembaga survei lain atau mengeluarkan opini sesuai dengan keinginan klien.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
272 Didalam teori kepercayaan politik dijelaskan bahwa untuk menjawab masalah-masalah yang timbul terhadap intitusi-institusi politik seperti kepercayaan dari masyarakat dan pasangan calon terhadap institusi publik seperti lembaga survei dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, adalah faktor budaya yaitu kepercayaan yang timbul berdasarkan norma-norma sosial yang ada pada masyarakat seperti kepercayaan lahir dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang dibentuk oleh budaya sehingga kepercayaan akan ada bila tidak menentang dengan kebudayaan mereka. kedua adalah faktor rasionalitas dengan mengacu pada kinerja kelembagaan apakah lembaga survei itu bisa dipercaya atau tidak yang dilihat dari kinerja dari lembaga tersebut.. Sehingga Teori kepercayaan ini memiliki relasi dan keterkaitan dengan rumusan masalah dalam hal kepecayaan yang berguna menjawab permasalahan dari penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penelitian menggunakan metode Metode kualitatif, metode kualitatif sebagai metode penilaian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Kirk dan Miller (Sudarto, 1996: 62) memberi definisi bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial, yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penentuan informan dilakukan secara purposive, yaitu informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah oranng-orang yang memiliki wawasan dan pengetahuan topik penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya, disamping informasi yang dijadikan subjek penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, purposive sampling adalah teknik penentuan
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
273 sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124). Maka informan dalam penelitian ini yaitu :
1. Koordinator Media Research Center Aceh : Muhajir 2. Surveyor Media Research center : 2 orang
3. Irwandi Yusuf : Calon Gubernur Aceh
4. T. Alaidinsyah : Calon Wakil Gubernur Aceh dari Zakaria Saman 5. Sayed Mustafa Usab : Calon Wakil Gubernur dari Abdullah Puteh
6. M. Fauzan Febriansyah : Juru Bicara Tim Pemenangan Zaini Abdulallah-Nasaruddin
7. H. Zahari. A, ST, SE. AK, M.si. : Ketua Posko Pemenangan Pusat Tarmizi A. Karim-Machsalmina Ali.
8. H. Yusra T. Cut : Kepala Sekretariat DPA-PA 9. Suryadi : Anggota Partai Nasdem
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu, sebagai berikut:
Pertama, data lapangan (Primer) adalah sumber data yang didapatkan selama penelitian ini berjalan yang didapat dari hasil wawancara, observasi yang berasal dari lembaga survei yang terkait dan masyarakat serta para Calon Gubernur.
Kedua, data kepustakaan (Sekunder) merupakan data tentang Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh pada Pilkada Tahun 2017, yaitu peneliti mengambil lembaga survei Media Research Center, dengan mempelajari, mengkaji dan melakukan penelitian terdahulu, buku, buku panduan skripsi, karya ilmiah (Skripsi), dan artikel serta media internet.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
274 1. Observasi, yaitu metode observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomenal-fenomenal yang selidiki. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain yaitu peneliti Media Research Center Provinsi Aceh, masyarakat, dan Calon Gubernur Aceh.
2. Interview,yaitu wawancara interview secara langsung atau face to face dengan informan yang telah ditentukan, dengan klasifikasi informan Lembaga Survei Media Research Center. Adapun yang diwawancara pengurus MRC Provinsi Aceh dan para calon Gubernur Aceh.
3. Dokumentasi, yaitu metode untuk mencari data-data mengenai variable-variable yang berupa catatan, buku, koran, agenda dan sebagainya. Penulis mengumpulkan informasi berupa arsip-arsip, buku-buku, makalah, internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian sebagai berikut :
Dalam buku Unhar Suhar Saputra menyebutkan, menurut Nasution (1992) dan Meleong (1991), analisis data dilakukan meliputi, pertama, meriduksi data, kedua, menyajikan data, ketiga, display data, keempat, menarik kesimpulan dan melaksanakan verifikasi penegasan (Unhar Suhar Saputra, 2012: 216).
Analisis data merupakan memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab permasalahan yang diteliti kemudian ditafsirkan hubungan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan dilakukan dengan meriduksi data, menyajikan data, display dan melakukan penyimpulan dari fenomena tersebut.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
275
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang hasil penelitian yang akan memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti dan membahas mengenai data-data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian lapangan serta kajian perpustakaan. Bab ini juga akan membicarakan tentang independensi Media Research Center dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh tahun 2017, serta beberapa pasangan calon tidak percaya terhadap hasil survei Media Research Center dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh tahun 2017.
Adapun berkaitan dengan hasil penelitian menunjukkan independensi Media Research Center sudah sesuai dan bersikap independen dalam fakta dan penampilan. Hasil survei MRC mereka memberikan fakta yang benar sesuai dengan hasil fakta dilapangan. Dari hasil surveinya tidak berdasarkan pesanan partai politik serta tidak memihak ke salah satu calon tertentu.
Hasil survei MRC berdasarkan dari segi metodologi menunjukkan penggunaan metodologi purpusive sampling berdasarkan pertimbangan tertentu dengan penentuan wilayah dan lokasi tempat survei, sehingga kemudian datanya diacak secara random demi menjaga kualitas survei tersebut dari pemilihan sampel per Kabupaten/Kota diacak lagi per Kecamatan dan hasil akhir di acak lagi berdasarkan pemilihan sampel Gampong dan selanjutnya ditentukan berdasarkan per kartu keluarga untuk di random lagi demi menjaga independensinya.
Sumber dana lembaga survei MRC murni berdasarkan dari lembaga Litbang Media Group untuk keperluan pemberitaan Metro TV yang berdasarkan data yang kuat. Sehingga mereka bersikap netral karena bukan dikontrol pihak luar yang akan mengganggu independensi sebuah lembaga.
Surveyor sendiri juga diseleksi dengan sangat ketat, sehingga mencerminkan sebuah lembaga yang puja kelebihan dan kecilnya error data disaat survei. Surveyor sendiri harus netral dan tidak punya keanggotaan organisasi tertentu yang bisa merusak independensi lembaga MRC itu sendiri.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
276 Berkaitan dengan independensi MRC menurut hasil penelitian sudah sangat independen. Bahkan sudah sesuai aturan Kode Etik Ikatan Surveyor Indonesia yang menyatakan bahwasanya hati nurani, yaitu perpaduan kejujuran, keadilan, dan santun merupakan falsafah moral yang dalam kanan kepentingan timbal balik antar manusia, wajib menjunjung tinggi UUD dan menjunjung kehormatan profesi surveyor Indonesia.
Pada aturan independensi, lembaga survei MRC sudah bersikap netral tanpa memihak kepada pihak manapun dan hasil surveinya tidak bias. Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa MRC sudah independen dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh, bahkan metodologinya sesuai dengan aturan yang ada.
Dari segi konsep, sesuai konsep Independensi lembaga survei MRC bukan lembaga yang merangkap sebagai konsultan politik dan telah bersikap independen dalam segala hal, seperti tidak ada yang memihak kepada kliennya, lembaga survei MRC menggunakan metodologinya yang jelas. Lembaga survei MRC tidak melakukan survei berdasarkan pesanan salah satu calon yaitu tetap berdasarkan kehendak sendiri, tidak bisa dipengaruhi orang lain.
Independensi MRC dalam melakukan survei sudah sesuai ini dibuktikan dengan cerminan sikap dari seorang peneliti survey MRC yang tidak memilih dan mendukung pihak siapapun dalam melakukan penelitian survei. Independensi MRC ditunjukkan melalui sikap jujur dan tidak memihak sepanjang pelaksaan penelitian. Survey yang dilakukan MRC tidak selalu berkaitan dengan pilkada akan tetapi MRC selalu melakukan survei lainnya seperti, survei ekonomi, kebakaran dan lain sebagainya. Independensi lembaga survei MRC dibuktikan dengan tidak berprasangka dan tidak memihak dalam melakukan penelitian survei, evaluasi dan hasil-hasilnya, dan penerbitan laporan, namun kepercayaan masyarakat masih kurang dikarenakan masyarakat menafsirkan lembaga survei umumnya adalah pesanan suatu parpol tertentu sehingga walaupun lembaga survei MRC bersikap independen tapi kepercayaan dari pasangan calon masih
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
277 kurang. Ini dibuktikan dengan banyak yang meragukan hasil survei MRC itu sendiri.
Dengan penjelasan bahwa MRC tidak mementingkan segala intervensi dari pihak luar. Mereka berjalan sendiri dan tidak ada sokongan dana dari pihak luar. MRC memperoleh dana dari Lisbangpol Media Group yang hanya bertujuan hanya untuk keperluan pemberitaan bukan untuk menaikkan popularitas calon.
Surveyor MRC telah bersikap integritas seperti telah bersikap konsistensi dalam tindakan-tindakan yang dilakukan, nilai-nilai yang jujur dan metode-metode yang digunakan sesuai metode-metode penelitian survei umumnya yaitu purposive sampling dengan penentuan lokasi wawancara mempertimbangkan sesuatu dan pengambilan sampelnya secara random dengan mewawancarai masyarakat yang bukan memihak salah satu calon.
Surveyor MRC juga telah bersikap objektif dimana sifat kejujuran diutamakan hal ini tampak dari wawancara dengan surveyor MRC sendiri mereka memberikan data tanpa ditutupi. Surveyor MRC tidak menerima manfaat dari kliennya, mereka hanya melakukan survei untuk keperluan pemberitaan Metro TV dan Media Group saja. Jadi tidak masuk dalam kriteria resiko merusak independensi Self interest risk.
Dalam hal ini hasil survei MRC tidak ada kepentingan sama sekali dengan kliennya. Ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan para calon Gubernur, bahwa mereka tidak memiliki hubungan sama sekali dengan lembaga survei MRC ini. Hasil survei murni berdasarkan fakta dan data yang diperoleh dilapangan.
Sesuai konsep independensi Advocacy risk yaitu yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu erat kaitannya dengan kepentingan klien. Namun para surveyor MRC sendiri adalah para peneliti yang bebas dari pihak luar. Mereka umumnya adalah para surveyor yang memiliki pengalaman langsung dengan pemberitaan media, cetak dll.
Selain itu lembaga survei MRC tidak memiliki hubungan dengan para calon Gubernur, termasuk hubungan pribadi yang dapat mengakibatkan intimidasi oleh
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
278 atau keramahtamahan yang berlebihan dengan klien. Namun surveyor MRC setiap ada penelitian mereka direkrut dari pihak luar biasanya mempertimbangkan hal-hal yaitu klasifikasi yang sangat ketat dimana para surveyor bukan pengurus partai dan tidak ada hubungan sama sekali dengan kliennya.
Independensi lembaga survei MRC dijabarkan sebagai cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan penelitian survei. Sesuai dengan teori kepercayaan politik bahwa sebuah lembaga survei memang harus menunjukkan sikap netralitasnya supaya mendapatkan kepercayaan dari pasangan calon. Sehingga bila tidak mendapatkan kepercayaan dari pasangan calon maka sebuah lembaga tidak bisa masuk dalam ruang lingkup lebih besar lagi. Seperti Sikap mental independen tersebut harus meliputi independensi dalam kenyataan seperti lembaga harus netral dan transparan dan independensi dalam penampilan seperti peneliti tidak memiliki hubungan dengan kliennya. Independensi lembaga survei MRC telah mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Lembaga survei MRC menetapkan survei yang sangat ketat. Menerapkan kriteria bahwa surveyor sendiri dituntut bebas dari pengaruh dan berlaku independen dari pihak luar. Maka pasangan calon tentu akan memiliki kemauan untuk terlibat didalam penelitian survei.
Selain itu dari hasil penelitian lembaga survei MRC dalam menjalankan penelitian secara independen dan objektif. Hal itu dinyatakan melalui laporan pendanaan yang memang murni dari media group saja, tidak dari calon bahkan partai politik.
Adapun berkaitan dengan permasalahan penelitian kedua menunjukkan bahwa beberapa pasangan tidak percaya terhadap hasil survei MRC dikarenakan banyak anggapan dan pemberitaan media bahwa lembaga survei MRC tidak transparan karena tidak menjelaskan secara rinci sumber dana yang mereka peroleh apakah ada dana dari pasangan tertentu untuk menaikkan popularitas
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
279 calon tertentu, dari segi metode juga apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan metode penelitian yang akurat sehingga banyak menimbulkan pro dan kontra dari pasangan calon.
Didalam teori kepercayaan politik dijelaskan bahwa kepercayaan itu dipengaruhi dua faktor yang meliputi faktor budaya dan faktor rasionalitas sehingga pasangan calon mengacu pada kinerja kelembagaan, bila lembaga tidak transparan dalam melakukan survei otomatis kepercayaan dari pasangan calon juga kurang sehingga lembaga survei MRC akan terpengaruh independensinya bila ada ikatan kepentingan dan tidak transparan. Pada faktor kinerja kelembagaan juga MRC adalah lembaga survei yang sudah berpengalaman dalam survei seperti quick count dibeberapa daerah di Indonesia sehingga pasangan calon menuntut agar MRC transparan dalam melakukan survei.
Dari hasil penelitian lembaga survei MRC dari hasil surveinya menimbulkan pro dan kontra dari segi kepercayaannya. Dari pasangan calon Gubernur/wakil Gubernur terdapat 2 pasangan calon saja yang mengungkapkan mempercayai hasil survei yang dirilis oleh MRC dan 4 lainya yang mengungkapkan meragukan hasil survei tersebut. Sehingga hasil survei MRC dari segi kepercayaan pasangan calon banyak yang tidak mempercayainya sehingga hasil survei MRC patut dipertanyakan apakah hasil survei tersebut akurat atau hanya pesanan calon tertentu saja untuk kepentingan menaikkan popularitas.
Dua pasangan calon yang mempercayainya hasil survei MRC dikarenakan kedua pasangan calon tersebut mempunyai alasan tersendiri, seperti pasangan Irwandi Yusuf menganggap bahwa hasil survei MRC memang hasil yang akurat tanpa ada intervensi dan paksaaan dari mereka sehingga murni dari pilihan masyarakat yang menginginkannya.
Sedangkan pasangan Tarmizi A. Karim menganggap bahwa hasil tersebut memang hasil yang benar dilihat dari elektabilitas pasangan Irwani Yusuf memang unggul jauh dengan mereka karena pasangan Irwandi Yusuf lebih banyak dikenal di masyarakat Aceh umumnya.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
280 Dari pasangan yang tidak percaya cenderung memiliki alasan yang sama yaitu dari pasangan Zakaria Saman mengganggap hasil survei tersebut menggiring opini publik semata, bagi pasangan calon Muzakir Manaf menilai bahwa hasil survei MRC tidak mencerminkan independensi dan terlihat tidak transparan dari anggaran dan metodologinya.
Bagi pasangan Abdullah Puteh malah mengganggap hasil survei tersebut bahkan tidak butuh dikarenakan sudah tau arahnya dan pasti memihak salah satu calon, bagi pasangan Zaini Abdullah mereka lebih percaya terhadap hasil survei dari mereka sendiri karena survei lain tidak independen dan tidak transparan.
Didalam teori micro-level cultural menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan kepercayaan bahwa pengalaman sosial berbeda menghasilkan tingkat perbedaan kepercayaan. Faktor sosial demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan latar belakang etnis berasosiasi dengan kepercayaan.
Pertama, usia mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan kepada lembaga survei, yaitu orang yang berumur lebih tua memiliki kepercayaan yang lebih tinggi daripada yang berumur lebih muda. Namun, dari hasil lapangan yang peneliti wawancarai narasumbernya adalah usia yang matang dan berpengalaman. Namun, mereka tidak mempercayai karena mereka menilai dari pemberitaan media bahwa hasil survei MRC itu banyak yang menggugat sehingga mempengaruhi harapan mereka terhadap penilaian mereka. Tidak adanya transparansi dari hasil survei MRC sendiri mengenai anggaran pelaksanaan survei, berapa responden yang mereka gunakan dan survei MRC yang tergolong survei interal sehingga mempengaruhi kepercayaan pasangan calon tertentu.
Kedua, jenis kelamin, mengatakan bahwa perempuan lebih cenderung mempercayai lembaga survei karena perempuan lebih mendukung sektor publik dibandingkan dengan laki-laki.
Ketiga adalah tingkat pendidikan. Hal ini berkaitan dengan faktor kognitif yang berarti seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan mengetahui dan
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
281 memahami lebih banyak mengenai sistem pemerintahan yang seharusnya membuat individu lebih kepercayaan. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa memiliki pengetahuan yang tinggi malah akan membawa kepada pemikiran yang lebih kritis terhadap pemerintahan atau sikap normatif menjadi lebih penting daripada aspek kognitif yang dihasilkan oleh pendidikan yang lebih tinggi.
Keempat adalah latar belakang etnis. Peran etnis dalam mempengaruhi kepercayaan belum terlalu jelas. Sehingga pasangan calon lebih banyak mendapat masukan dan pemberitaan-pemberitaan media yang mereka pastinya mengetahui suhu politik di Aceh sehingga juga bisa mempengaruhi mereka untuk tidak percaya.
Dalam teori kepercayaan politik dimana kepercayaan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa kepercayaan, kita tidak dapat memasuki lingkungan yang baru atau membentuk relasi dengan orang lain. Kepercayaan merupakan dasar dalam membangun suatu hubungan antar individu, kelompok atau institusi. Lembaga survei MRC banyak tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat dikarenakan kepercayaan dari masyarakat kurang akibat perannya dan pemberitaaan medianya kurang menonjolkan sisi positifnya. Sehingga sesuai dengan teori kepercayaan politik masyarakat cenderung mempercayai lembaga survei bila dampaknya juga memuaskan bagi masyarakat.
Dalam buku yang berjudul Trust : The Social Virtues and the Creation of Prosperity dijelaskan bahwa kepercayaan diartikan sebagai harapan yang timbul dalam masyarakat biasa, jujur, perilaku kooperatif, berdasarkan norma-norma komunal bersama bagian dari anggota masyarakat lainnya. Kepercayaan masyarakat disatu sisi sangat tinggi terhadap lembaga survei MRC, namun disisi lain masyarakat tidak mempercayai institusi publik apabila treck record-nya buruk, apalagi anggotanya tidak independen didalamnya. Seperti lembaga survei, merupakan lembaga yang bersifat netral, tidak memihak, dan bersikap independen dalam segala hal.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
282 harapan pasangan calon bahwa pasangan memiliki keraguan terhadap hasil survei MRC dan dapat berupa kinerja dan nilai-nilai normatif yang melekat pada lembaga survei tersebut. Namun, lembaga survei MRC tidak dapat menunjukkan kinerja yang sesuai dengan harapan pasangan calon, maka lembaga survei MRC tersebut kurang dipercaya. Tapi bila pemberitaan medianya negatif akan menyebabkan opini pasangan calon akan mengurangi kepercayaan itu.
Dalam hai ini lembaga survei MRC bagi pasangan calon mungkin masih banyak kekurangan dimana surveinya hanya dilakukan sekali saja, seharusnya beberapa kali dikarenakan dinamika politik di Aceh yang terjadi setiap waktu cepat berubah, dan metodologinya seharusnya lebih dijelaskan kepada pasangan calon supaya tidak ada keraguaan yang timbul dari pasangan calon.
Kepercayaan pasangan calon terhadap lembaga survei MRC masih kurang, itu berarti bahwa pasangan calon menilai lembaga survei MRC tidak memiliki transparansi sesuai dengan kebutuhan mereka. Lembaga survei MRC menurut pasangan calon tidak menjalankan sebagai keyakinan menyeluruh mengenai kompetensi lembaga survei dalam hal komunikasi dan perilaku, dalam hal keterbukaan dan kejujuran, kepedulian, kehandalan, disamping itu individu merasa tujuan, norma serta nilai-nilainya sama sehingga tidak layak untuk dipercayai.
Sehingga kepercayaan terhadap lembaga survei MRC menyatakan bahwa ada yang tidak percaya dengan alasan memang hasil surveinya tidak berdasarkan fakta dilapangan seperti sebagian masyarakat memang mengakuinya. Beberapa pasangan calon juga tidak mempercayainya dengan alasan hasil survei tersebut adalah hasil manipulasi dari lembaga survei yang tidak independen. Kepercayaan pasangan calon terhadap MRC di Aceh juga kurang dipercayai dilihat dari beberapa masyarakat mengungkapkan bahwa lembaga survei itu banyak yang tidak independen dan pasti memihak salah satu calon Gubernur tertentu.
Ada beberapa hal pokok dari lembaga survei MRC yang menimbulkan ketidakpercayaan dari pasangan calon. Pertama, pihak yang mendanai atau
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
283 mensponsori kegiatan survei dari MRC. Sebagaimana lembaga penerbitan atau publikasi media massa lainnya, penyandang dana atau sponsor seringkali bisa mempengaruhi atau bahkan menentukan hasil survei sehingga pasangan calon tidak percaya bila tidak ada transparansi. Semua lembaga survei tentu akan mengklaim bahwa mereka independen.
Selanjutnya, pasangan calon menilai lembaga survei MRC dari segi metode pengambilan sampel yang dilakukan. Representativitas atau keterwakilan dari semua area sampel merupakan pedoman yang objektif untuk menilai akurasi survei. Ada lembaga survei melakukan teknik sampling yang baik, tetapi ada yang bahkan tidak berani mempublikasikannya karena memang metodenya tidak jelas dan tidak menjamin representativitas.
Selain menyangkut sampel, aspek metodologi lain yang harus diperhatikan adalah instrumen yang dipakai dalam jajak-pendapat. Untuk hal ini pun banyak lembaga survei yang ceroboh dalam membuat instrumen atau sengaja memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggiring ke arah opini tertentu. Untuk publikasi angka dari analisis statistik, keterbukaan dan kejujuran sebuah lembaga survei tentang margin of error juga menentukan itikad baik dari lembaga tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan Independensi lembaga survei calon Gubernur Aceh pada Pilkada Tahun 2017 suatu penelitian Media Research Center. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut.
1. Lembaga survei Media Research Center sudah sangat independen. Karena lembaga survei Media Research Center tidak merangkap sebagai konsultan politik dan bersikap netral dalam melakukan survei di Provinsi Aceh dengan
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
284 tidak memihak untuk pasangan calon tertentu.
2. Tidak semua pasangan calon percaya terhadap hasil survei Media Research
Center dalam melakukan survei calon Gubernur Aceh Tahun 2017. Banyak pasangan calon berpandangan bahwa hasil survei Media Research Center semata untuk menaikkan popularitas tertentu terlebih Media Research Center tidak mempublikasikan secara transparan dari mana dana mereka peroleh, metodologi yang yang digunakan apakah metodologi yang bisa mendapatkan data dan fakta akurat dilapangan, serta berapa responden yang mereka libatkan dan bagaimana teknik pengumpulan sampelnya sehingga pasangan calon tidak seutuhnya percaya terhadap hasil survei tersebut.
Berdasarkan uraian mengenai Independensi lembaga survei calon Gubernur Aceh Tahun 2017 suatu penelitian Media Research Center maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Kepada lembaga survei Media Research Center dalam melakukan survei harus transparan agar lebih diketahui oleh masyarakat dan pasangan calon, hasil data dan fakta yang jelas, metodologi yang jelas, serta penggunaan dana yang transparan. Serta tetap mempertahankan hasil survei yang digunakan sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.
2. Kepada pasangan calon agar selalu menjadi pasangan calon yang terus mengikuti dinamika politik yang terjadi, dengan keterlibatan yang aktif dalam berbagai agenda politik seperti mengikuti dan terlibat aktif bila lembaga survei mengadakan survei dengan memberikan informasi yang benar tanpa ada paksaan sama sekali.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
285
DAFTAR PUSTAKA
A . Buku Teks
Arens, A. A. & J. K. Loebbecke. 1996. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Jakarta : Salemba Empat.
Andi Ahmad Yani. 2015. Dinamika Kepercayaan Politik Indonesia Di Paruh Awal Orde Reformasi. Jurnal Penelitian Politik Volume 12 No 1. Unhas Makassar
Ali, M. 2010. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Askvik, S, Jamil, I & Dhakal, T.N. 2011. Citizens' trust in public and political institutions in Nepal. International Political Science Review 2011 32: 417
originally published.Diakses tanggal 10 Mei 2016 dari
http://ips.sagepub.com/content/32/4/417
Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Edisi Revisi: Cetakan keempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Castillo, J.C, D Miranda, D & Pablo Torres, P. 2011. Authoritarianism, Social Dominance and Trust in Public institution. Diakses tanggal Mei 2016 dari http://mideuc.cl/wp-content/uploads/2011/11/1107-castillo-miranda-torres 2011- trust-SDO-RWA-ISPP.pdf
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.Ed 1-11. Jakarta:Grafindo. Rajawali Pers.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
286 Cook, T.E, College, W & Gronke,P. 2001. The Dimensions of Institutional Trust: How Distinct is Public Confidence in the Media? Diakses tanggal 10 Mei 2016 dari http://people.reed.edu/~gronkep/docs/MIDW2001.pdf
Christense, T & Laegreid, P. 2003. Trust in Government – the Significance of Attitudes Towards Democracy, the Public Sector and Public Sector Reforms. Working paper. Diakses tanggal 10 Mei 2016 dari http://www.ub.uib.no/elpub/rokkan/N/N07-03.pdf
Eriyanto. 1999 Metodelogi Polling : Memberdayakan Suara Rakyat.
Fukuyama, F. 1995. The Social Witnes and The Creations Of Prosperity. New York : Free Press.
Gronlund, K & Setala, M. 2012. In Honest Officials We Trust: Institutional
Confidence in Europe . diakses 10 Mei 2016 dari
:www.abo.fi/student/media/.com
Haryanto. 1998. Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta :Liberty.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:Salemba Empat.
Ishi, K. 2007. Short Report Do differences in general trust explain cultural differences in dispositionism, Japanese Psychological Research.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
287 10 Mei 2016.
Ruchjat Kosasih. 2000. Akuntan Publik Tidak Independen Bila Terlalu Lama Menjadi Auditor Suatu Entitas. Media Akuntansi, pp. 47 – 48.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan:pendekatan kuantitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sudarto. 1996. Metodelogi penelitian filsafat. Jakarta:Rajawali Press
Unhar Suhar Saputra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Tindakan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Wirartha, I. M. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi.
Zulganef,. Nursjanti, F & Garniwa, I. 2009. Hubungan Kepuasan, kepercayaan, dan Komitmen dengan kegiatan Opinian Leaderships Produk Politik Pada Mahasiswa. Jawa Barat. Laporan Penelitian. Fakultas Bisnis dan manajemen Universitas.
Zalabak-Shockley, Pamela. et.al. 2010. Building the High-Trust Organization: Strategies for Supporting Five Key Dimensions of Trust. USA: Jossey-Bass.
Independensi Lembaga Survei Calon Gubernur Aceh Pada Pilkada Tahun 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Hasil Survei Media Research Center) (Tajrian Rahmad, Effendi Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 263-288
288
B . Skripsi & Tesis
Andi Muhammad Abdi. 2014. Pendapat Politisi Terhadap Kredibilitas Lembaga Survei Tentang Elektabilitasnya Dalam Pemilihan Legislatif DPRD Sulsel 2014. Tesis. Fisip Universitas Hasanuddin Makassar.
Ballian Siregar. 2009. Fenomena Profesionalisme Lembaga Survei Pendapat Publik Pada Pemilu Presiden 2009. Tesis. Fisip Universitas Indonesia
Dian Purnama Sari Nur Najm. 2012. Dinamika Lembaga Survei Pada Pemilihan Walikota Makassar Tahun 2008. Skripsi. FISIP Universitas Hasanuddin Makassar
C . Internet
http//www.ajnn.net-news-cagub, diakses pada 28 Mei 2016.
http://www.goaceh.co/berita/baca/2016/04/07/relawan-pemenangan-mualem-nilai-survei-cagub-abalabal, diakses pada 27 September 2016
http//isi.or.id, diakses pada 16 Maret 2017
D . Undang-Undang